http://www.consensus.stihpada.ac.id/
e-issn : 2962-2395
Volume 1 Nomor 3 Februari 2023 Page : 101 - 110
Abstrak
Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia, tanah merupakan
tempat pemukiman, tempat melakukan kegiatan manusia bahkan pada waktu matipun
masih memerlukan tanah. Menyadari pentingnya nilai dan arti penting tanah, Pasal 33 Ayat
(3) Undang-Undang Dasar 1945 merumuskan tentang tanah dan sumber daya alam di
dalam konstitusi, sebagai berikut : “Bumi dan air dan kekayaanalam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.” Kesadaran akan kedudukan istimewa tanah dalam alam pikiran bangsa Indonesia
juga tertuang dalam Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun1960. Salah
satu penyebab terjadinya kejahatan penggelapan hak atas tanah karena dilatar belakangi
oleh faktor ekonomi, dimana pelaku melakukan hal ini karena terdorong oleh kebutuhan
materi yang membuat seseorang ataupun pelaku tindak pidana melakukan kejahatan
penguasaan tanah tanpa izin pemiliknya. Adapun salah satu penyebab terjadinya kejahatan
tersebut dikarenakan dari faktor pekerjaan pelaku dimana pelaku tindak pidana melakukan
pengelolaan atas tanah tersebut tanpa sepengetahuan pemilik sebenarnya karena ingin
melakukan usaha diatas tanah tersebut karena pelaku tidak memiliki pekerjaan yang tetap
sehingga ingin melakukan uasaha diatas tanah tersebut. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang aturan hukum khususnya dalam hal ini mengenai kejahatan dibidang
pertanahan. Hal ini disebabkan karena tingkat pendidikan dari pelaku kejahatan
penggelapan hak atas tanah tersebut masih rendah, sehingga pelaku dari kejahatan tersebut
tidak mempertimbangkan akibat hukum atau sanksi hukum yang akan diterima pelaku
apabila melakukan perbuatannya tesebut. Agar tidak terjadinya tindak pidana pengrusakan
tanah dan penyerobotan tanah masyarakat seharusnya memiliki sertifikat hak (milik) atas
tanah untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak
atas suatu bidang tanah agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang
hak atas tanah yang bersangkutan.
Abstract
Land is one of the important factors in human life, land is a place of settlement, a place to
carry out human activities, even when they die, they still need land. Recognizing the
importance of the value and importance of land, Article 33 Paragraph (3) of the 1945
Constitution defines land and natural resources in the constitution as follows: "Earth and
water and the natural resources contained therein are controlled by the state and used for
as much as -the great prosperity of the people." Awareness of the special position of land
in the minds of the Indonesian people is also contained in the Basic Agrarian Law (UUPA)
Number 5 of 1960. One of the causes of the crime of embezzlement of land rights is due to
economic factors, where the perpetrators do this because they are motivated by material
needs that make a person or perpetrator of a crime commit a crime of land tenure without
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
which permits unrestrict-ed use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original works are properly cited.
101
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 3, Februari 2023, hal. 111-110
the owner's permission. As for one of the causes of the occurrence of this crime due to the
work factor of the perpetrator where the perpetrator of the crime managed the land
without the knowledge of the real owner because he wanted to do business on the land
because the perpetrator did not have a permanent job so he wanted to do business on the
land. Lack of public knowledge about the rule of law, especially in this case regarding
crimes in the land sector. This is because the level of education of the perpetrators of the
crime of embezzlement of land rights is still low, so that the perpetrators of these crimes do
not consider the legal consequences or legal sanctions that will be received by the
perpetrators if they commit these actions. In order to prevent criminal acts of land
destruction and land grabbing, the community should have a title (property) certificate
over land to provide legal certainty and legal protection to the holders of rights to a plot of
land so that they can easily prove themselves as the holder of the rights over the land in
question.
102
Sanksi Hukum Pelaku Menguasai Tanah Milik Orang Lain ... Roni, Sukma Andi Wijaya,
Satrio Margo Utomo,
M. Deri Okta Pratama, Boy Santosa
Tanah tidak lagi sekedar dipandang sih banyak kasus pertanahan atau sengketa
sebagai masalah agraria semata yang selama pertanahan di Indonesia .
ini diidentikkan sebagai pertanian belaka, Hal tersebut bisa terlihat ketika
melainkan telah berkembang, baik manfaat adanya keputusan pengadilan atas kasus
maupun kegunaannya, sehingga terjadi dam- pidana tentang penyerobotan tanah, belum
pak negatif yang semakin kompleks, bahkan bisa digunakan untuk mengeksekusi lahan
tanah sering menimbulkan guncangan dalam yang disengketakan atau yang diserobot,
masyarakat serta sendatan dalam pelaksanaan karena keputusan pidana yaitu menghukum
pembangunan. Ketimpangan antara pening- atas orang yang melakukan penyerobotan
katan kebutuhan manusia akan tanahdengan tanah, sehingga hak penguasaan atas tanah
keterbatasan ketersediaan tanah berakibat ersebut pada umumnya masih harus di-
banyaknya tindak pidana maupun pelangga- selesaikan melalui gugatan secara perdata.5
ran terhadap tanah terjadi, salah satunya Penegakan hukum terhadap kasus
penguasaan tanah tanpa izin pemiliknya. tindak pidana penguasaan tanah, harus pula
Dalam kehidupan sehari-sehari tentu mengutamakan nilai-nilai keadilan, selain
banyak penguasaan tanah milik orang lain, kepastian hukum dan kemanfaatan. Tanah
baik di sengaja maupun tidak di sengaja. yang tidak digunakan oleh negara, yang
dengan hak penguasaan atas tanah adalah kemudian dimanfaatkan oleh warga, sehi-
hak penguasaan yang didasarkan pada suatu ngga tanah tersebut tidak menjadi tandus
hak maupun suatu kuasa yang pada ke- dan rusak, tentunya apa yang dilakukan
nyataannya memberikan wewenang untuk oleh warga harus pula dihargai, dan tidak
melakukan perbuatan hukum sebagaimana dapat dikesampingkan begitu saja.
layaknya orang yang mempunyai hak.4 Penegakan hukum dan keadilan da-
Adapun pasal-pasal dalam Kitab lam proses hukum yang adil atau yang
Undang-undang Hukum Pidana (selanjut- berkeadilan adalah penegakan yang dijamin
nya disingkat KUHP) yang berkenaan ten- oleh Undang-Undang Dasar Negara Repub-
tang tindak pidana pertanahan diantaranya lik Indonesia Tahun 1945 yang memberikan
yaitu pasal 385 KUHP, yang terdapat pada perlindungan dan manfaat bagi setiap warga
buku ke II, bab XXV tentang kejahatan negara dalam rangka tegaknya supremasi
penipuan. konstitusi sebagai hukum dasar negara.
Di samping KUHP, masih terdapat Oleh karena itu, rangkaian asas-asas proses
beberapa instrumen hukum lain yang dapat hukum yang adil dan lengkap, baik dan
dikaitkan dengan kejahatan terhadap tanah, sempurnanya Undang-Undang Dasar Nega-
seperti; Undang-Undang Nomor 51 Tahun ra Republik Indonesia Tahun 1945 dan
1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah peraturan perundang-undangan tidak ba-
Tanpa Izin, Undang-Undang Nomor 31 nyak berarti bagi warga negara atau masya-
Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 rakat siapapun, kalau tidak ditegakkan atau
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak diterapkan secara benar dan adil, serta akan
Pidana Korupsi, serta yurisprudensi yang menimbulkan citra buruk bagi Indonesia
berkaitan dengan kejahatan terhadap tanah, sebagai negara hukum yang demokratis
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Ten- (rechtstaaten democratische).6
tang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
atau yang lebih dikenal dengan UUPA.
Namun demikian walaupun sudah ada 5
Robert L. Weku, Kajian Terhadap Kasus
substansi perlindungan terhadap rakyat ma- Penyerobotan Tanah Ditinjau Dari Aspek Hukum
Pidana dan Hukum Perdata, Jurnal, Lex Privatum
Vol. 1 No. 2, April-Juni 2013, hlm. 167
6
Abdul Latif, Hukum Administrasi Dalam
4
Boedi Harsono,Hukum Agraria Indonesia Praktik Tindak Pidana Korupsi, Cetakan Kesatu,
Himpunan Peraturan-Peraturan. Hukum Tanah, Edisi Pertama, Kencana Prenada Media, Jakarta,
Djambatan, Jakarta, 2008, hlm. 23 2014, hlm. 180
103
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 2, November 2022, hal. 111-120
104
Sanksi Hukum Pelaku Menguasai Tanah Milik Orang Lain ... Roni, Sukma Andi Wijaya,
Satrio Margo Utomo,
M. Deri Okta Pratama, Boy Santosa
Sengketa-sengketa tersebut di atas selalu hak dan juga secara melawan hukum. Ke-
mewarnai sistem peradilan dan juga lem- nyataan menunjukkan bahwa hampir semua
baga peradilan di Indonesia. kasus yang berkaitan dengan pertanahan
Dalam hal suatu bidang tanah sudah merupakan suatu perbuatan melawan hu-
diterbitkan sertipikat secara atas nama ora- kum yaitu dengan menguasai tanah milik
ng atau badan hukum yang memperoleh ta- orang lain secara tanpa hak.
nah tersebut dengan itikad baik dan secara Adapun faktor-faktor penyebab ter-
nyata menguasainya, maka pihak lain yang jadinya penguasaan tanah tanpa izin pe-
merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak miliknya adalah sebagai berikut :
dapat lagi menuntut pelaksanaan hak ter- 1. Faktor Ekonomi
sebut apabila dalam waktu 5 (lima) tahun Salah satu penyebab terjadinya keja-
sejak diterbitkannya sertipikat dan kepala hatan penggelapan hak atas tanah karena
kantor yang bersangkutan, ataupun tidak dilator belakangi oleh faktor ekonomi, di-
mengajukan gugatan kepengadilan menge- mana pelaku melakukan hal ini karena ter-
nai penguasaan tanah atau penerbitan serti- dorong oleh kebutuhan materi yang mem-
pikat tersebut. Juga penguasaan tanah seca- buat seseorang ataupun pelaku tindak pida-
ra adat adalah sah apabila belum ada pera- na melakukan kejahatan penguasaan tanah
turan khusus mengenai hak milik atas tanah tanpa izin pemiliknya.
dan terhadap tanah itu dapat disamakan de- 2. Faktor Pekerjaan
ngan hak milik sebagaimana diatur dalam Adapun salah satu penyebab terja-
pasal 20 UUPA. dinya kejahatan tersebut dikarenakan dari
Sehubungan dengan hal di atas faktor pekerjaan pelaku dimana pelaku tin-
penguasaan atas tanah merupakan suatu hal dak pidana melakukan pengelolaan atas ta-
yang sering terjadi dalam kehidupan sehari- nah tersebut tanpa sepengetahuan pemilik
hari, dimana penguasaan tanah merupakan sebenarnya karena ingin melakukan usaha
suatu tindakan menguasai tanah hak milik diatas tanah tersebut karena pelaku tidak
maupun bukan hak miliknya, untuk meng- memiliki pekerjaan yang tetap sehingga i-
gunakan atau menikmati tanah tersebut un- ngin melakukan uasaha diatas tanah ter-
tuk kepentingan dirinya. Namun pada ke- sebut.
nyataannya penguasaan tanah bukan hanya 3. Faktor Pendidikan
terjadi pada tanah yang belum memiliki ser- Kurangnya pengetahuan masyara-
tipikat atau tanah terlantar atapun pada ta- kat tentang aturan hukum khususnya dalam
nah milik adat yang belum dibuat sertipi- hal ini mengenai kejahatan dibidang per-
kat. namun juga dapat terjadi pada tanah ya- tanahan. Hal ini disebabkan karena tingkat
ng telah memiliki sertipikat. pendidikan dari pelaku kejahatan penggela-
Penguasaan seseorang atas tanah ya- pan hak atas tanah tersebut masih rendah,
ng bukan hak miliknya namun mendudu- sehingga pelaku dari kejahatan tersebut ti-
kinya dengan itikad baik dan selama dalam dak mempertimbangkan akibat hukum atau
kurun waktu tertentu tidak ada yang meng- sanksi hukum yang akan diterima pelaku
ganggu gugat atau keberatan atas pengua- apabila melakukan perbuatannya tesebut.
saan itu, maka tanah tersebut dapat menjadi B. Sanksi Hukum Pelaku Yang Me-
hak miliknya. Namun yang menjadi perma- nguasai Tanah Milik Orang Lain
salahan sekarang adalah pengu-asaan tanah Tanpa Izin Berdasarkan Undang-
tanpa hak. Undang Nomor 51 PRT Tahun
Penguasaan tanah tanpa hak meru- 1960 Tentang Larangan Pemakai-
pakan suatu penguasaan tanah yang dilaku- an Tanah Tanpa Izin Yang Ber-
kan oleh seseorang atau badan hukum un- hak Atau Kekuasaan-nya.
tuk menikmati atau menggunakan tanah ter- Negara Republik Indonesia corak
sebut yang bukan tanah miliknya tanpa alas kehidupannya masih bersifat agraris, sehi-
105
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 2, November 2022, hal. 111-120
ngga tanah memiliki fungsi dan peranan Adapun sanksi pidana terhadap pe-
yang meliputi berbagai aspek kehidupan nguaan tanah tanpa izin pemiliknya terda-
masyarakat. Berbagai pengalaman historis pat di dalam Pasal 2 Undang-Undang No-
telah membuktikan bahwa tanah tidak bisa mor 51 PRP Tahun 1960 tentang Larangan
dipisahkan dalam kehidupan manusia, se- Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak
hingga kelompok-kelompok masyarakat Atau Kuasanya menyatakan bahwa pema-
memiliki aturan-aturan atau norma-norma kaian tanah tanpa izin dari yang berhak
tertentu dalam masalah pertanahan. Bertam- maupun kuasanya yang sah adalah perbua-
bahnya penduduk mendorong perkemba- tan yang dilarang, dan dapat diancam de-
ngan pemikiran manusia secara tidak lang- ngan hukuman pidana kurungan selama-
sung berkembang pulalah sistem, pola, lamanya 3 (tiga) bulan, atau denda seba-
struktur dan tata cara manusia bersikap de- nyak-banyaknya Rp 5.000 (lima ribu Ru-
ngan permasalahan tanah. piah) sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UU
Berdasarkan kenyataan ini, tanah No 51 PRP 1960.
bagi penduduk merupakan harta kekayaan Adapun tindakan yang dapat dipi-
yang paling tinggi nilainya serta merupakan dana sesuai dengan Pasal 6 UU No 51 PRP
sumber kehidupan, maka dari itu masyara- 1960 adalah
kat akan membela tanah yang dimilikinya (i) Barangsiapa yang memakai tanah
sampai titik darah penghabisan ketika ta- tanpa izin yang berhak atau ku-
nahnya diganggu. Oleh karena itu Pemerin- asanya yang sah,
tah membuat peraturan-peraturan yang da- (ii) barangsiapa yang menggangu pihak
pat dipergunakan dalam menyelesaikan yang berhak atau kuasanya yang
konflik pertanahan yang dialami masya- sah di dalam menggunakan suatu
rakat, salah satunya penguasaan ttanah bidang tanah,
tanpa izin pemiliknya.Tindakan penguasaan (iii) Barangsiapa menyuruh, mengajak,
atastanah secaratidak sah merupakan per- membujuk atau menganjurkan de-
buatan yang melawan hukum, yang dapat ngan lisan maupun tulisan untuk
digolongkan sebagai suatu tindak pidana memakai tanah tanpa izin dari
dan dikenakan sanksi pidana. yang berhak atau kuasanya yang
Sanksi Pidana adalah suatu huku- sah, atau mengganggu yang berhak
man sebab akibat, sebab adalah kasusnya atau kuasanya dalam mengguna-
dan akibat adalah hukumnya, orang yang kan suatu bidang tanah, dan
terkena akibat akan memperoleh sanksi (iv) Barangsiapa memberi bantuan de-
baik masuk penjara ataupun terkena huku- ngan cara apapun untuk memakai
man lain dari pihak berwajib. Sanksi Pidana tanah tanpa izin dari yang berhak
merupakan suatu jenis sanksi yang bersifat atau kuasanya yang sah, atau me-
nestapa yang diancamkan atau dikenakan ngganggu pihak yang berhak atau
terhadap perbuatan atau pelaku perbuatan kuasanya dalam menggunakan su-
pidana atau tindak pidana yang dapat atu bidang tanah.
menggangu atau membahayakan kepenting- Selain itu ada pasal-pasal lain yang
an hukum. Sanksi pidana pada dasarnya juga sering dipergunakan dalam tindak pi-
merupakan suatu penjamin untuk merehabi- dana penguasaan tanah tanpa izin pemi-
litasi perilaku dari pelaku kejahatan ter- liknya adalah Pasal 385 Kitab Undang-
sebut, namun tidak jarang bahwa sanksi Undang Hukum Pidana (KUHP),yang ber-
pidana diciptakan sebagai suatu ancaman bunyi :
dari kebebasan manusia itu sendiri.33 Diancam dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun :
33
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana (1) barangsiapa dengan maksud me-
bagian I, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. nguntungkan diri sendiri atau ora-
81
106
Sanksi Hukum Pelaku Menguasai Tanah Milik Orang Lain ... Roni, Sukma Andi Wijaya,
Satrio Margo Utomo,
M. Deri Okta Pratama, Boy Santosa
107
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 2, November 2022, hal. 111-120
2. Sanksi Hukum Pelaku Yang Me- miliknya adalah Pasal 385 Kitab Undang-
nguasai Tanah Milik Orang Lain Undang Hukum Pidana (KUHP) yang ber-
Tanpa Izin Berdasarkan Undang- bunyi :
Undang Nomor 51 PRT Tahun Diancam dengan pidana penjara
1960Tentang Larangan Pemakai- paling lama 4 (empat) tahun :
an Tanah Tanpa Izin Yang Ber- (1) barangsiapa dengan maksud me-
hak Atau Kekuasaannya nguntungkan diri sendiri atau
Adapun sanksi pidana terhadap pe- orang lain secara melawan hu-
nguaan tanah tanpa izin pemiliknya terda- kum, menjual, menukarkan atau
pat di dalam Pasal 2 Undang-Undang No- membebani dengan crediet ver-
mor 51 PRP Tahun 1960 tentang Larangan band sesuatu hak tanah Indone-
Pemakaian Tanah Tanpa Izin Yang Berhak sia, sesuatu gedung, bangunan,
Atau Kuasanya menyatakan bahwa pema- penanaman atau pembenihan di
kaian tanah tanpa izin dari yang berhak atas tanah dengan hak Indonesia,
maupun kuasanya yang sah adalah perbua- padahal diketahui bahwa yang
tan yang dilarang, dan dapat diancam de- mempunyai atau turut mempuny-
ngan hukuman pidana kurungan selama- ai hak atasnya adalah orang lain ;
lamanya 3 (tiga) bulan, atau denda seba- (2) barangsiapa dengan maksud yang
nyak-banyaknya Rp 5.000 (lima ribu Ru- sama menjual, menukarkan atau
piah) sebagaimana diatur dalam Pasal 6 UU membebani dengan crediet ver-
No 51 PRP 1960. band sesuatu hak tanah Indonesia
Adapun tindakan yang dapat dipi- yang telah dibebani crediet ver-
dana sesuai dengan Pasal 6 UU No 51 PRP band, atau sesuatu gedung, bang-
1960 adalah : unan, penanaman atau pembeni-
(i) Barang siapa yang memakai ta- han di atas tanah yang juga telah
nah tanpa izin yang berhak atau dibebani demikian, tanpa mem-
kuasanya yang sah, beritahukan tentang adanya be-
(ii) barang siapa yang menggangu pi- ban itu kepada pihak yang lain ;
hak yang berhak atau kuasanya (3) barangsiapa dengan maksud yang
yang sah di dalam menggunakan sama mengadakan crediet ver-
suatu bidang tanah, Barang siapa band mengenai sesuatu hak tanah
menyuruh, menga-jak, membujuk Indonesia, dengan menyembu-
atau menganjur-kan dengan lisan nyikan kepada pihak lain, bahwa
maupun tulisan untuk memakai tanah yang berhubungan dengan
tanah tanpa izin dari yang berhak hak tadi sudah digadaikan.
atau kuasanya yang sah, atau (4) barangsiapa dengan maksud yang
mengganggu yang berhak atau sama, menggadaikan atau menye-
kuasanya dalam me-nggunakan wakan tanah dengan hak Indo-
suatu bidang tanah, dan nesia, padahal diketahui bahwa
(iii) Barang siapa memberi bantuan orang lain yang mempunyai atau
dengan cara apapun untuk me- turut mempunyai hak atas tanah
makai tanah tanpa izin dari yang itu.
berhak atau kuasanya yang sah, (5) barangsiapa dengan maksud yang
atau mengganggu pihak yang sama, menjual atau menukarkan
berhak atau kuasanya dalam me- tanah dengan hak Indonesia yang
nggunakan suatu bidang tanah. telah digadaikan, padahal tidak
Selain itu ada pasal-pasal lain yang diberitahukan kepada pihak yang
juga sering dipergunakan dalam tindak lain, bahwa tanah itu telah diga-
pidana penguasaan tanah tanpa izin pe- daikan.
108
Sanksi Hukum Pelaku Menguasai Tanah Milik Orang Lain ... Roni, Sukma Andi Wijaya,
Satrio Margo Utomo,
M. Deri Okta Pratama, Boy Santosa
(6) barangsiapa dengan maksud yang rikan kepastian hukum dan per-
sama, menjual atau menukarkan lindungan hukum kepada peme-
tanah dengan hak Indonesia un- gang hak atas suatu bidang tanah
tuk suatu masa, padahal diketa- agar dengan mudah dapat mem-
hui, bahwa tanah itu telah dise- buktikan dirinya sebagai pemega-
wakan kepada orang lain untuk ng hak atas tanah yang bersang-
masa itu juga. kutan.
B. Saran 2. Kepada pemerintah agar melaku-
Berdasarkan penelitian yang telah kan penyuluhan tentang pertana-
dilaksanakan maka beberapa saran yang han yang bertujuan agar dapat
diajukan adalah sebagai berikut: meningkatkan kesadaran hukum
1. Agar tidak terjadinya tindak pi- pada masyarakat.
dana pengrusakan tanah dan pe- 3. Kepada penegak hukum agar
nyerobotan tanah masyarakat se- menindak pelaku yang menuasai
harusnya memiliki sertifikat hak tanah tanpa izin dengan tidak
(milik) atas tanah untuk membe- pandang bulu.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku :
Abdul Latif, Hukum Administrasi Dalam Praktik Tindak Pidana Korupsi, Cetakan Kesatu,
Edisi Pertama, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2014
Achmad Chulaemi, Pengadaan Tanah Untuk Keperluan Tertentu Dalam Rangka
Pembangunan, Majalah Masalah-Masalah Hukum, Nomor 1, FH. Undip, Semarang
1992
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002
Arie.s. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, (Lembaga
Pemberdayaan Hukum Indonesia, Jakarta, 2005
Bambang Sunggono, Penelitian Hukum ,Radja Grafindo, Jakarta, 2012
------------, Hukum dan Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika, Jakarta, 2002
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan. Hukum
Tanah, Djambatan, Jakarta, 2008
Herman Hermit, Cara Memperoleh Sertifikat Tanah, Maju mundur, Bandung, 2009
Lutfi Ibrahim Nasoetion, Evaluasi Pelaksanaan UUPA Selama 38 Tahun dan Program
Masa Kini dan masa Mendatang Dalam Menghadapi Globalisasi, termuat dalam
Buku Reformasi Pertanahan, CV. Mandar Maju, Bandung, 2002
Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implmentasi,
Kompas, Jakarta, 2005
Ronny Hanityo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1980
Suratman dan Philisp Dillah, Metode Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, 2012
Jurnal
Robert L. Weku, Kajian Terhadap Kasus Penyerobotan Tanah Ditinjau Dari Aspek
Hukum Pidana dan Hukum Perdata, Jurnal, Lex Privatum Vol. 1 No. 2, April-Juni
2013
109
Consensus : Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 1 No 2, November 2022, hal. 111-120
110