Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan
rahmat-Nya penyusun dapat menyusun makalah yang berjudul “Pendaftaran Tanah Secara
Nasional Guna Menurunkan Mafia Tanah” dengan sebaik-baiknya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Hukum Agraria.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Kapita Selekta Hukum
Agraria yakni Bapak ….. yang telah membimbing kami dan memberikan banyak ilmu.
Terlepas dari semua itu kami menyadari bahwa maklah ini masih memiliki kekurangan baik
dalam penyusunan kalimat maupun tata bahasa. Kami menerima dengan sepenuh hati apabila
ada kritik dan saran yang bersifat membangun bagi makalah ini. Besar harapan kami agar
makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya.
Kelompok
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...........................................................................................5
A. Pendaftaran Tanah.........................................................................................5
B. Mafia Tanah..................................................................................................7
C. Peranan Pendaftaran Tanah Dalam Menurunkan Mafia Tanah....................8
BAB III..................................................................................................................11
PEMBAHASAN....................................................................................................11
A. Proses Pendaftaran Tanah Secara Nasional dapat Membantu dalam
Penanggulangan Praktik Mafia Tanah Di Indonesia..........................................11
B. Hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendaftaran
tanah secara nasional untuk menurunkan mafia tanah dan cara mengatasinya..12
C. Solusi Menurunkan Mafia Tanah Dilakukan dengan Pendaftaran Tanah. .14
BAB IV..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1
Nurhasan Ismail, “Arah Politik Hukum Pertanahan dan Perlindungan Kepemilikan Tanah
Masyarakat,” Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional Volume 1, no. 1 (2012):
hlm, 33-52
2
Yusriyadi, Industrialisasi dan Perubahan Fungsi Sosial Hak Milik atas Tanah (Yogyakarta:
Genta Publishing, 2010), hlm 23
3
Denico Doly, “Kewenangan Negara dalam Penguasaan Tanah: Redistribusi Tanah untuk
Rakyat,” Jurnal Negara Hukum Volume 8, no. 2 (2017): hlm 195-214
1
2
sengketa tanah dan konflik tanah, baik yang maju ke pengadilan, sudah
P21, maupun sudah penetapan tersangka.
Beberapa contoh keterlibatan mafia tanah dalam kasus pertanahan
yang populer akhirakhir ini antara lain:
A. Keterlibatan mafia tanah pada awal tahun 2019, dengan
korban yakni Indra Hosein pemilik sebidang tanah SHM
Nomor 902 yang berlokasi Jl. Brawijaya III Nomor 12,
Jakarta Selatan. Komplotan atau jaringan mafia tanah ini
dalam menjalankan aksinya bekerja sama dengan notaris
palsu bernama kantor “Notaris/PPAT Idham”. Notaris
Idham tersebut diketahui diperankan oleh tersangka Raden
Handi (alias Adri).
B. Keterlibatan mafia tanah dengan korban yakni Zurni
Hasyim Djalal ibu dari Dino Patti Djalal, Mantan Wakil
Menteri Luar Negeri Indonesia pada era Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Kasus ini bermula tahun 2020,14
yang terjadi ketika SHM Nomor 8516/Cilandak Barat atas
nama Zurni Hasyim Djalal ingin dijual atau disewakan
dengan mempercayakan Yurmisnawita untuk mengurus
segala keperluannya.
Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Himawan Arief Sugoto, hal yang perlu
dipahami bahwa keberadaan kasus mafia tanah di bidang pertanahan
tersebut terjadi karena adanya celah tercipta ruang mafia tanah dari politik
hukum pertanahan nasional di Indonesia yang mengatur sistem
pendaftaran tanah, dimana sistem hukum pendaftaran tanah nasional
menganut publikasi negatif yang terdapat unsur positif.16 Sistem
pendaftaran tanah ini menghasilkan produk yang sah dan resmi, dengan
bukti hak berupa sertipikat hak atas tanah, yang kuat tetapi tidak mutlak,
sehingga memiliki celah yang dapat digugat di kemudian hari.
Berkaitan dengan pendaftaran tanah tersebut, rencana norma Pasal
52 Rancangan Undang-Undang Pertanahan (RUU Pertanahan)
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diuraikan diatas, permasalahannya
dapat diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Bagaimana pendaftaran tanah secara nasional dapat membantu
dalam penanggulangan praktik mafia tanah di Indonesia?
2. Apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam
implementasi pendaftaran tanah secara nasional untuk menurunkan
mafia tanah, dan bagaimana cara mengatasinya?
3. Bagaimana Solusi Menurunkan Mafia Tanah Dilakukan dengan
Pendaftaran Tanah?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pendaftaran tanah secara nasional dapat
membantu dalam penanggulangan praktik mafia tanah di Indonesia.
2. Untuk mengetahui apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi
dalam implementasi pendaftaran tanah secara nasional untuk
menurunkan mafia tanah.
3. Untuk mengetahui solusi menurunkan mafia tanah yang dilakukan
dengan pendaftaran tanah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pendaftaran Tanah
Pendaftaran tanah merupkan kegiatan mendaftarkan suatu hak milik atas
tanah supaya mempunyai kekuatan hukum.Indonesia terdapat tiga periode
sejarah pendaftaran tanah di Indonesia yang dikemukakan oleh C.G Van Huls
yaitu4 :
4
Supriyadi, Hukum Agraria, Sinar grafika, Palu, 2006, hlm. 153.
5
Samun Ismaya, Hukum administrasi pertanahan, Graha Ilmu, Yogyakarta, hlm. 82.
6
Ibid
5
6
7
Urip Santoso , Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Kencana Prenamedia Grup,2010,
hlm. 14.
8
Ibid.
7
B. Mafia Tanah
Mafia tanah adalah individu kelompok dan atau badan hukum yang
melakukan tindakan dengan sengaja untuk berbuat kejahatan yang dapat
menghambat pelaksanaan penanganan kasus pertanahan. Sehingga seringkali
bidang lahan yang sudah bersertifikat belum tentu bebas masalah dari
kejahatan pembuatan sertifikat tanah palsu sehingga menimbulkan konflik di
masyarakat. Sertifikat palsu ini bisa muncul karena praktik mafia tanah yang
memalsukan dokumen.
Kemudian, mafia tanah itu tidak terlihat namun mereka ada. Mereka
berkolaborasi dengan berbagai oknum-oknum pejabat karena praktik mafia
tanah ini tentunya tidak bisa berjalan sendiri. Oleh karena itu untuk
memberantas para mafia tanah ini tidaklah gampang perlu adanya sinergitas
dan komitmen bersama antara pihak kepolisian, kejaksaan, kehakiman, dan
pemerintah.
1. Menerbitkan dan/atau menggunakan lebih dari satu surat alas hak berupa
girik/pipil/kekitir/yasan/letter c/ surat tanah perwatasan/register/surat
keterangan tanah/surat pernyataan penguasaan fisik atau nama lain yang
sejenis, surat keterangan tidak sengketa, atau surat-surat lainnya yang
berhubungan dengan tanah oleh kepala desa/lurah kepada beberapa pihak
terhadap satu bidang tanah yang sama.
3. Melakukan okupasi atau penguasaan tanah tanpa izin di atas tanah milik
orang lain (Hak Milik/HGU/HGB/HP/HPL) baik yang sudah berakhir
maupun yang masih berlaku haknya.
permukaan bumi. Tanah menjadi unsur penting bagi manusia dalam menjadi
landasan dalam membangun sebuah tempat yang akan tercipta infrastuktur
yang akan ditempati oleh seseorang. Begitu pentingnya tanah dalam
kehidupan sehari-hari yang membuat semua orang berpikir bahwa harus
mempunyai tanah demi dapat bertahan hidup. Tanah juga dianggap sebagai
salah satu aset berharga dengan nilai ekonomi yang tinggi karena dapat
mempercepat pembangunan di berbagai belahan negara khususnya Indonesia.
Dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dan banyak, pastinya
masyarakat membutuhkan tanah sebagai tempat untuk membangun tempat
berteduhnya melalui berbagai cara baik cara yang sesuai dengan apa yang
tertulis di undangundang atapun secara illegal berdiri di tanah orang lain.
Pendaftaran tanah yang baik dan efektif memainkan peran kunci dalam
mengurangi praktik mafia tanah dan melindungi hak-hak pemilik tanah yang
sah. Namun, perlu diingat bahwa menangani mafia tanah melibatkan upaya
yang komprehensif, termasuk reformasi hukum, penegakan hukum yang kuat,
serta perbaikan tata kelola dan transparansi di sektor properti.
BAB III
PEMBAHASAN
11
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proses pendaftaran tanah secara nasional dapat membantu dalam
penanggulangan praktik mafia tanah di Indonesia melalui transparansi,
verifikasi dan validasi kepemilikan tanah, perlindungan hukum bagi
pemilik sah, serta peningkatan penegakan hukum. Proses ini
menciptakan basis data yang akurat dan terpercaya mengenai
kepemilikan tanah, sehingga mengurangi celah bagi praktik mafia
tanah. Namun, proses pendaftaran tanah secara nasional bukanlah
solusi tunggal, dan diperlukan upaya komprehensif untuk mengatasi
masalah ini, termasuk peningkatan kesadaran masyarakat, penegakan
hukum yang tegas, dan reformasi dalam sistem pertanahan.
2. Implementasi pendaftaran tanah secara nasional untuk menurunkan
mafia tanah di Indonesia menghadapi beberapa hambatan dan
tantangan, seperti ketidakjelasan kepemilikan tanah, korupsi dan
kolusi, keterbatasan sumber daya, kendala hukum dan regulasi, serta
kurangnya pendidikan dan kesadaran masyarakat. Untuk mengatasi
hambatan ini, diperlukan upaya dalam mengumpulkan dan
memverifikasi data kepemilikan tanah yang akurat, melakukan
reformasi dan peningkatan integritas di lembaga-lembaga terkait,
mengalokasikan sumber daya yang memadai, melakukan reformasi
hukum yang jelas dan transparan, serta meningkatkan edukasi dan
kampanye sosialisasi kepada masyarakat. Implementasi ini
membutuhkan komitmen dan kolaborasi yang berkelanjutan antara
pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait.
B. Saran
1. Untuk mengimplementasikan proses pendaftaran tanah secara nasional
guna menangani praktik mafia tanah di Indonesia salah satunya dengan
cara mengoptimalkan transparansi, memastikan bahwa basis data yang
16
17
DAFTAR PUSTAKA