Anda di halaman 1dari 13

190

ANALISIS HUKUM TERHADAP TUNTUTAN MASYARAKAT ATAS


TANAH YANG DIKUASAI OLEH PT. LONDON SUMATERA DI DESA
BONTO MANGIRING KECAMATAN BULUKUMPA KABUPATEN
BULUKUMBA

Oleh :
NUNUNG YULIANI
Mahasiswa Jurusan PPKn FIS Universitas Negeri Makassar
MUSTARING
Dosen PPKn FIS Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Dasar hukum


Tuntutan masyarakat atas tanah yang dikuasai oleh PT. London Sumatera
(Lonsum). 2). Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dalam memperjuangkan
hak kepemilikan tanah yang di kuasai PT. London Sumatera.Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang
di gunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Dalam penelitian ini tekhnik
pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu teknik trigulasi, teknik analisis
data dilakukan dengan analisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa 1. Dasar hukum tuntutan masyarakat atas tanah yang di kuasaioleh PT.
London Sumatera meliputi: 1) Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960
Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria, 2) Peraturan Daerah No 9 Tahun
2015 tentang Pengukuhan, Pengakuan Hak dan Perlindungan Hak Masyarakat
Adat Ammatoa Kajang, serta 3) adanya Keputusan Pengadilan Negeri Bulukumba
Nomor : 17/K/1982/BLK. 2. Upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam
memperjuangkan hak kepemilikan tanah yang dikuasai oleh PT. London sumatera
ialah melakukan musyawarah bersama dengan kepala Desa Bonto Mangiring agar
mendapat titik terang penyelesaian konflik antara masyarakat dan PT. London
Sumatera sehingga mendapat suatu kesepakatan untuk melakukan gugatan ke
Pengadilan Negeri Bulukumba dengan dalil gugatan meminta gantirugi atas tanah
yang dikuasai PT. London Sumatera.

Kata Kunci : Tuntutan Masyarakat, Tanah


191

ABSTRACT: This study aims to determine: 1). Legal basis Public demand for
land controlled by PT. London Sumatera (Lonsum). 2). Efforts made by the
community in fighting for land ownership rights controlled by PT. London
Sumatera. In this study the authors use qualitative research methods. Data source
in this research is primary data source and secondary data. Data collection
methods used are interviews and documentation. In this research tekhnik
examination of the validity of the data used is the technique of stimulation, data
analysis techniques conducted with descriptive analysis. The results of this study
indicate that 1. Legal basis of community demands on land controlled by PT.
London Sumatra includes: 1) Agrarian Basic Law no. Law No. 5/1960 on Basic
Regulations on Agrarian Principles, 2) Regional Regulation No. 9 of 2015
concerning Inauguration, Recognition of Rights and Protection of Indigenous
Peoples Ammatoa Kajang, and 3) the Decision of the District Court of
Bulukumba Number: 17 / K / 1982 / BLK. 2. Efforts that can be done by the
community in fighting for land ownership rights controlled by PT. London
Sumatra is conducting a joint consultation with the head of Bonto Mangiring
Village to get a bright spot of conflict resolution between the community and PT.
London Sumatera so as to get an agreement to file a lawsuit to the District Court
of Bulukumba with the argument of lawsuit requesting gantirugi on land
controlled by PT. London Sumatra.

Keywords: Community Demands, Land


192

PENDAHULUAN Konflik antara masyarakat dengan


Tanah merupakan aset ekonomi PT Lonsum merupakan konflik yang
yang memiliki nilai tinggi dan merupakan sudah terjadi berlarut-larut tanpa adanya
salah satu kebutuhan umat manusia serta penyelesaian yang optimal bagi kedua
merupakan bagian dari aset bangsa belah pihak bahkan dalam konflik ini,
Indonesia. Hal ini kemudian menjadi putusan pengadilan yang seharusnya
dasar filosofis bagi pengaturan masalah dapat menjadi instrument penyelesaian
tanah oleh Negara. Dalam Pasal 33 ayat konflik justru sebalikny asemakin
(3) Undang-undang Dasar Negara menyebabkan besarnya konflik antara
Republik Indonesia Tahun 1945 kedua belah pihak pada penyelesaian
menegaskan bahwa dalam“Bumi, air dan damai pun ternyata tidak memberikan
kekayaan alam yang terkadung di hasil yang signifikan, akibatnya objek
dalamnya dikuasai oleh Negara dan konflik menjadi objek yang tidak
dipergunakan untuk sebesar-besarnya produktif dan tidak memberikan manfaat
kemakmuran rakyat”. bagi kedua belah pihak sebaliknya
Keruwetan masalah pertanahan sering menimbulkan korban baik materi maupun
berujung pada sengketa (perselisihan) non materil bagi kedua belah pihak.
hukum yang membuat situasi menjadi Penyelesaian konflik antara
tidak aman/nyaman bagi pihak yang masyarakat dengan PT Lonsum yang
mengalaminya karena menimbulkan sangat lambat dan tidak efektif
kecemasan akibat “ketidakpastian menunjukkan bahwa penanganan
hukum” atas kepemilikan tanahnya masalah tersebut cenderung lambat dan
apalagi hukum sering kali tidak dapat tidak memiliki metode pendekatan dan
memberikan keadilan sebagaimana strategi yang efektif, efisien dan
maksud dari tujuan hukum itu di berkeadilan sehingga upaya-upaya yang
ciptakan. telah dilaksanakan selama ini ternyata
Dampak sosial dari konflik tidak dapat diterima dengan baik oleh
pertanahan adalah terjadinya kedua belah pihak. Hal ini menarik untuk
kerenggangan social antara warga negara, dikaji dan diteliti mengingat bahwa
warga masyarakat dan hambatan bagi penyelesaian konflik yang efektif dan
terciptanya kehidupan yang harmonis di efisien akan membawa dampak positif
antara mereka. Konflik atas tanah bahkan yang berkelanjutan bagi para pihak.
memberikan pengaruh terhadap Berdasarkan permasalahan yang telah
kepercayaan masyarakat terhadap di paparkan sebelumnya maka penulis
pemerintah berkenaan dengan peran tertarik untuk meneliti masalah tersebut
pemerintah dalam memberikan keamanan dengan judul: “Analisis Hukum
dan kepastian hukum bagi rakyat. Di Terhadap Tuntutan Masyarakat Atas
samping, itu selama terjadinya konflik, Tanah Yang Di Kuasai Oleh PT.
ruang di atas tanah yang menjadi objek London Sumatera Di Desa Bonto
konflik berada dalam keadaan status quo Mangiring Kecamatan Bulukumpa
sehingga ruang atas tanah tersebut tidak Kabupaten Bulukumba.”
dapat dimanfaatkan, akibatnya terjadi
penurunan kualitas sumber daya
lingkungan yang dapat merugikan TINJAUAN PUSTAKA
kepentingan orang banyak.
193

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tugaskan kepada Negara Republik


Tentang Peraturan Dasar Pokok- Indonesia,harus dipergunakan sebesar-
Pokok Agraria. besar untuk kemakmuran rakyat.UUPA
Undang-undang Pokok Agraria di menciptakan hukum agraria nasional
tetapkan pada tanggal 24 September 1960 berstruktur tunggal, berdasarkan atas
oleh Presiden pertama Indonesia, hukum adat tentang tanah, sebagai
Soekarno dan di undangkan dalam hukum aslinya sebagian besar rakyat
lembaran Negara R.I No.104 Tahun 1960 Indonesia.
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Peraturan Daerah Kabupaten
Agraria (UUPA). Hingga saat ini pada Bulukumba Nomor 9 Tahun 2015
tanggal tersebut di peringati sebagai hari Tentang Pengukuhan, Pengakuan
Tani Nasional.Dengan mulai berlakunya Hak, dan Perlindungan Hak
UUPA terjadi perubahan Fundamental Masyarakat Adat Ammatoa Kajang.
pada Hukum Agraria di Indonesia, Komunitas masyarakat Adat
terutama di bidang hukum Kajang adalah komunitas adat yang
pertanahan.Perubahan tersebut bersifat terletak di bagian Timur Kab.Bulukumba,
mendasar atau fundamental karena cikal bakal adat masyarakat Kajang dan
berubahnya struktur perangkat hukum, wilayahnya tergambar dalam mitologi
konsepsi yang mendasari dan isinya asal mula kemunulan To Manurung, Tau
dinyatakan UUPA harus sesuai dengan Mariolo, manusia pertama d kajang da
kepentingan rakyat Indonesia serta manjadi Ammatoa pertama, di
memenuhi pula keperluannya menurut masyarakat kajang. Keberadaan
permintaan zaman. masyarakat Adat Kajang sangat terkenal
Sebelum UUPA berlaku sejak dahulu kala, pada tahun 1931,
bersamaan berbagai perangkat hukum Abraham Canse, ahli bahasa Kolonial
Agraria, ada yang bersumber dari hukum melakukan studi Entografis tentang
Adat “Konsepsi Komunalistik Religius”, masyarakat adat kajang dan menemukan
Hukum Perdata Barat “Konsepsi fakta bahwa masyarakat adat kajang
Individualistik-Liberal”, dan bekas memiliki keistimewaan dibandingkan
Pemerintahan Swapraja “Konsepsi masyarakat pada umumnya diantaranya
Feodal”. Hukum Agraria tersebut di atas adalah mengenai keperayaan, budaya,
hampir seluruhnya terdiri atas peraturan dan gaya hidup mereka, masyatrakat adat
perundang-undangan yang memberikan kajang memiliki filosofis hidup, yakni
landasan hukum bagi pemerintah jajahan “Tallasa Kamase-mase” Hidup dalam
dalam melaksanakan politik Agrarianya, kesederhanaan.
Agrarische Wet 1870. Cahaya kecil di tengah kegelapan,
Dalam hukum Agraria UUPA gagasan pengakuan hukum masyarakat
dimuat tujuan, konsepsi, asas-asas, adat kajang di mulai sejak tahun 2008
lembaga hukum, dan garis-garis besar oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
yang memuat ketentuan pokok hukum Bulukumba dengan menyusun rancangan
Agraria Nasional. Tujuan UUPA adalah Perda tentang Penetapan Hutan Adat
untuk mewujudkan apa yang di gariskan Kajang, tetap inisiatif ini gagal di
dalam pasal 33 ayat (3) UUD N.R.I tetapkan karena pembahasan yang
Tahun 1945, bahwa bumi, air, dan dilakukan bersama dengan pihak DPRD,
kekayaan alam yang terkandung mayoritas fraksi berpandangan bahwa
didalamnya, yang penguasaanya di
194

penetapan hutan adat belum memiliki dalam lingkungan wilayahnya. Dalam


dasar hukum yang cukup kuat. sebuah buku berbahasa Belanda Terhar
Kemenangan Aliansi Masyarakat Beginselen En Stelsel Van Het Adatrecht
Adat Nusantara (AMAN) terhadap menyebutkan bahwa di Indonesia
Judicial Review Undang-Undang No.41 masing-masing daerah memiliki nama-
Tahun 1999 tentang kehutanan nama tertentu untuk lingkungan
selanjutnya di kenal dengan putusan wilayahnya, nama untuk wilayah yang di
MK.35/PUU-X/2012 yang mengeluarkan batasi, di Kalimantan di sebut dengan
hutan adat dari hutan Negara memberikan nama Pewatasan, di Jawa dikenal dengan
semangat baru bagi CSO dan Pemerintah nama Prabumian, dan di Maluku pada
Daerah untuk kembali mendorong umumnya tanah wilayah biasa disebut
lahirnya kebijakan tentang pengakuan dengan nama Petuanan.
hukum bagi masyarakat adat di Hukum adat tentang tanah
Kabupaten Bulukumba. Keseriusan memiliki kedudukan yang istimewah
pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam UUPA, karena sebagian besar
ditandai dengan di keluarkannya putusan rakyat Indonesia menganut hukum adat
Bupati Bulukumba nomor 760/VII/2013 sehingga hukum adat menjadi dasar
tentang pembentukan tim penyusun pembentukan hukum tanah
rancangan peraturan daerah masyarakat nasional.Hukum tanah ialah suatu sistem
adat di Kabupaten Bulukumba. dari cabang hukum yang mandiri yang
Tim ini dikepalai oleh kepala mengatur aspek yuridis dari sebuah tanah
dinas Rancangan Peraturan Daerah yang disebut hak-hak penguasaaan atas
Masyarakat Adat di Kabupaten tanah.Ketentuan-ketentuan hukum yang
Bulukumba. Tim ini di ketuai oleh kepala mengatur hak-hak penguasaan atas tanah
dinas pariwisata dengan anggota adalah dapat disusun menjadi satu kesatuan yang
kepala bagaian hukum Setda Kab. merupakan satu sistem. Ketentuan-
Bulukumba, kepala Dinas Kehutanan dan ketentuan yang mengatur tersebut
Perkebunan, kepala BPN, Camat Kajang, menjadikan hukum adat menjadi suatu
AMAN, CIFOR, CIFOR, AGFOR, dasar pembentuk. Santoso Urip dalam
Balang Institute, dan perwakilan dari tulisannya berjudul Hukum Agraria dan
masyarakat adat Kajang. Hak-Hak Atas Tanah, mengemukakan
Adapun landasan yuridis yang mengatur bahwa Hukum Adat menjadi dasar utama
mengenai masyarakat hukum adat di dalam pembentukan Hukum Agraria
kabupaten Bulukumba ialah Perda Nasional dapat disimpulkan dalam
Kabupaten Bulukumba Nomor 9 Tahun Konsideran UUPA yang menyatakan:
2015 tentang Pengukuhan, Pengakuan “Bahwa berhubung dengan apa yang
Hak, dan Perlindungan Hak Masyarakat disebut dalam pertimbangan-
Adat Ammatoa Kajang pertimbangan perlu adanya Hukum
 Masyarakat Adat Dalam Tanah Agraria Nasional, yang berdasarkan atas
Adat. hukum adat tentang tanah, yang
Masyarakat hukum adat mengenal sederhana, dan menjamin kepastian
juga adanya hak ulayat, ulayat artinya hukum bagi seluruh rakyat Indonesia
wilayah, atau tanah yang merupakan dengan tidak mengabaikan unsure-unsur
serangkaian wewenang dan kewajiban yang bersandar pada hukum agama”
suatu masyarakat hukum adat yang  Tuntutan
berhubungan dengan tanahyang terletak
195

Tuntutan dalam hukum acara pidana Maaschappijh yang didirikan pada tahun
dapat berupa surat tuntutan atau dalam 1906, kemudian perusahaan perkebunan
bahasa lain disebut Rekuisitor adalah Belanda tersebut melakukan ekspansi
surat yang memuat pembuktian surat perkebunan ke Kabupaten Bulukumba
dakwaan berdasarkan alat-alat bukti yang pada tahun 1919, dan pada tahun 1968
terungkap di persidangan dan kesimpulan perusahaan perkebunan NV. Celebes
penuntut umum tentang kesalahan Landbouw Maaschappijh berganti
terdakwa disertai dengan tuntutan pidana. namamenjadi PT London Sumatera
Agar supaya surat tuntutan tidak mudah (selanjutnya disebut PT. Lonsum). Di
untuk disanggah oleh terdakwa atau awal pembukaan perkebunan PT
penasehat hukumnya, maka surat tuntutan Lonsum, PT Lonsum mendatangi Desa
harus di buat dengan lengkap dan benar. Bonto Mangiring sekaligus meminta
Apabila analisis hukum sudah lahan untuk usaha perkebunan dan
dibuat dan semua unsure delik yang pembukaan lahan usaha perkebunan. PT
didakwakan dapat dibuktikan sesuai Lonsum lalu mengusai dua wilayah, yaitu
dengan perbuatan materil yang dilakukan Ballobassi dan Pallangisang seluas 200
terdakwa berdasarkan fakta-fakta dari hektar (ha) dengan menanam kopi dan
hasil pembuktian di dalam sidang, baru kapuk, dan kini PT. Lonsum menguasai
penuntut umum menuntut terdakwa dan tanah seluas 5.784,46 ha yang ditanami
berat atau ringannya tuntutan tergantung karet.
kualifikasi tindak pidana yang dilakukan. Priyatna Abdulrasyid mengemukakan
Suatu tindak pidana diancam dengan bahwa dalam setiap sengketa, salah satu
piadana berat apabila mengandung pihak mungkin merupakan pihak yang
unsure melawan hukum yang benar, juga kemungkinan memiliki
memberatkan pidana, dimana dalam pasal elemen hak hukum, satu pihak mungkin
tersebut sudah di tentukan bentuk dan benar dalam satu masalah dan pihak lain
cara melakukan perbuatan serta jenis benar dalam masalah lainnya, atau kedua
barang yang menjadi objek tindak pidana tuntutan pada dasarnya bermanfaat untuk
sehingga dinilai memberatkan, maka keduanya, atau salah satu pihak mungkin
perlu ancaman pidana yang berat dari benar secara hukum namun pihak lainnya
tindak pidana yang biasa. benar secara moral. Oleh karena itu
Dalam menentukan berat sengketa pada dasarnya merupakan
ringannya tuntutan pidana, penuntut perbedaan mendasar menyangkut suatu
umum juga harus mempertimbangkan persepsi atau konsep yang membuat
hal-hal yang meringankan dan juga hal- kedua pihak benar jika ditinjau dari sudut
hal yang memberatkan, karena itu perlu yang berbeda. Sengketa merupakan suatu
disampaikan atau di tuliskan dalam surat situasi di mana ada pihak yang merasa
tuntutan tentang hal-hal yang dirugikan oleh pihak lain pihak yang
memberatkan dan hal-hal yang merasa dirugikan menyampaikan
meringankan. ketidakpuasan ini kepada pihak kedua
 Sengketa Tanah dan apabila pihak kedua tidak
Tuntutan Masyarakat atas tanah menanggapi dan memuaskan pihak
yang di kuasai PT. London Sumatera pertama, serta menunjukkan perbedaan
bermula sejak jaman penjajahanBelanda pendapat, maka terjadilah apa yang
ketika salah satu perusahaan Belanda dinamakan dengan sengketa
dengan namaNV.Celebes Landbouw
196

Peraturan Kepala BPN RI No. 3  Perumusan dan pelaksanaan


Tahun 2011 tentang Pengelolaan kebijakan di bidang pengadaan
Pengkajian dan Penanganan Kasus tanah;
Pertanahan  Perumusan dan pelaksanaan
Badan Pertanahan Naasional atau kebijakan di bidang pengendalian
disingkat dengan BPN adalah lembaga dan penanganan sengketa dan
pemerintah non kementrian yang perkara pertanahan;
mempunyai tugas melaksanakan tugas  Pengawasan atas pelaksanaan tugas
pemerintahan di bidang pertahanan sesuai di lingkungan BPN;
dengan ketentuan peraturan perundang-  Pelaksanaan kordinasi tugas,
undangan. BPN dahulunya dikenal pembinaan dan pemberian dukungan
dengan sebutan kantor Agraria. BPN administrasi kepada seluruh unit
diatur dalam peratiran Presiden Nomor organisasi di lingkungan BPN
20 tahun 2005. Pada masa pemerintahan  Pelaksaan pengelolaan data
Presiden Joko Widodo fungsi dan tugas informasi lahan pertanian pangan
dari organisasi Badan Pertanahan berkelanjutan dan informasi di
Nasional dan Direktoat Jendral dan Tata bidang pertanahan;
Ruang Kementrian Pekerjaan Umum di  Pelaksanaan penenlitian dan
gabung dalam satu lembaga Kementrian pengembangan di bidang pertanahan,
yang bernanama Kementrian Agraria dan dan
Tata Ruang. Sejak perubahan ini sejak 27
 Pelaksanaan pengembangan sumber
Oktober 2014 Jabatan kepala BPN di daya manusia di bidang pertanahan;
jabat oleh Mentri Agraria dan Tata Ruang
Landasan Yuridis tentang Pengelolaan
Ferry Mursyidan Baldan
Pengkajian dan Penanganan Kasus
 Tugas dan Fungsi Pertanahan
Badan Pertanahan Nasional mempunyai Adapun beberapa pasal yang
tugas dalam pertanahan, yakni mengatur tentan g Pengelolaan dan
melaksanakan tugas pemerintahan di Pengkajian Kasus Pertanahan ialah
bidang pertanahan sesuai dengan sebagai berikut:
ketentuan peraturan perundang-
Perlindungan Hukum Bagi
undangan. Dalam melaksanakan tugas,
Masyarakat
BPN menyelenggarakan fungsi sebagai Perlindungan hukum bagi rakyat
berikut: atas perbuatan melawan hukum yang
 Penyusunan dan penetapan kebijakan dilakukan oleh penguasa dapat dilakukan
dibidang pertanahan; oleh beberapa badan:
 Perumusan dan pelaksanaan  Badan Tata Usaha Negara melalui
kebijakan di bidang survei, upaya administratif dan melalui
pengukuran, dan pemetaan; gugatan.
 Perumusan dan pelaksanaan Berdasarkan ketentuan Pasal 48 Undang-
kebijakan di bidang penetapan hak Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang
tanah, pendaftaran tanah, dan Peradilan Tata Usaha Negara
pemberdayaan masyarakat; (UUPTUN), upaya administratif ada
 Perumusan dan pelaksanaan 2(dua) bentuk, yaitu:
kebijakan pertanahan;  Upaya Keberatan
 Banding administratif.
 PeradilanTataUsahaNegara;
197

Berdasarkan ketentuan Pasal 47 dimana peneliti merupakan instrument


UUPTUN yang menyebtkan bahwa kunci. (Sugiyono,2005).
Pengadilan Tata Usaha Negara Dalam penelitian ini peneliti
mempunyai wewenang memeriksa, menggunakan jenis Penelitian Sosio-
memutus, dan menyelesaikan sengketa Yuridis, yakni penelitian lapangan yang
tata usaha negara. diperkuat dengan penelitian kepustakaan.
 PeradilanUmum Penelitian ini dilakukan di
Berdasarkan ketentuan Pasal 50 Undang- Kabupaten Bulukumba lebih khususnya
undang Nomor 2 Tahun 1986, yang di kantor Pengadilan Negeri Kelas 1 B
menyebutkan bahwa Pengadilan Umum Bulukumba Jl. Nangka No 2.
berwenang memeriksa, memutus, dan Adapun yang menjadi deskripsi fokusnya
menyelesaikan perkara perdata, adalah
Sedangkan alasan menggugat pejabat tata  Analisis hukum yang dimaksud adalah
usaha negara didasarkan pada ketentuan tentang Keputusan Pengadilan Negeri
Pasal 1365 BW tentang onrechtmatige Bulukumba Perkara Perdata Nomor
daad yang memuat unsur-unsur: :17/K/1982/BLK.
 Perbuatan melawan hukum;  Dasar hukum tuntutan masyarakat atas
 Menimbulkan kerugian bagi orang tanah yang di kuasai PT. London
lain; Sumatera.
 Adanya hubungan kausalitas antara  PT. Lonsum begitu leluasa
perbuatan dan kerugian; melakukan pencaplokan serta
 Adanya unsur kesalahan. pengrusakan ratusan rumah dan
Gugatan yang didasarkan pada Pasal lahan-lahan pertanian milik
1365 BW hanya menyangkut tuntutan petani/masyarakat adat dibeberapa
ganti kerugian. Hal ini disebabkan bahwa Desa di Kabupaten Bulukumba.
menurut ketentuan Peraturan Pemerintah  Brigjen Kusnadi dan kepala staf
Nomor 43 Tahun 1991 tentang Ganti kolonel Andi Oddang, merampas
Rugi dan Tata Cara Pelaksanaannya pada tanah rakyat seluas 150 ha di
Pengadilan Tata Usaha Negara Dusun Balihuko (Desa Bonto
disebutkan bahwa besarnya tuntutan ganti Mangiring).
rugi yang dapat diperoleh penggugat  Penggusuran, rumah, sawah, dan
paling sedikit Rp 250.000,00 dan paling kebun di beberapa desa
banyak Rp 5.000.000,00 diantaranya Desa Balong, Desa
METODE PENELITIAN Bonto Biraeng, dan Desa Jojolo.
Adapun pendekatan yang  Adanya perjanjian antara PT.
digunakan dalam penelitian ini adalah London Sumatera dengan
pendekatan kualitatif. Pendekatan masyarakat Dikatakan dalam
kualitatif mengkaji perspektif partisipan perjanjian tersebut PT. Lonsum
dengan strategi-strategi yang bersifat tidak akan menambah areal atau
interaktif dan fleksibel. Penelitian perluasan perkebunan, namun PT.
kualitatif ditujukan untuk memahami Lonsum melanggar perjanjian
fenomena-fenomena sosial dari sudut tersebut dan sekarang PT. Lonsum
pandang partisipan. Dengan demikian memperluas areal perkebunan
pengertian pendekatan kualitatif tersebut lebih dari 1000 ha.
adalah penelitian yang digunakan untuk  Upaya yang
meneliti pada kondisi objek alamiah dapatdilakukanolehmasyarakatdala
198

m memperjuangkan hak  Data Sekunder yaitu data yang


kepemilikan tanah yang dikuasai diperoleh berupa sumber-sumber
PT. London Sumatera.Salah satu tertentu, seperti dokumen-dokumen
upaya hukum yang telah dilakukan termasuk juga literature bacaan
masyarakat adalah meminta lainnya yang sangat berkaitan dengan
kepada Badan Pertanahan pembahasan penelitian ini.
Nasional untuk melakukan Instrumen penelitian adalah alat
pengukuran ulang ataupun bantu yang dipilih peneliti dalam
pengambilan batas atas Hak Guna kegiatan mengumpulkan data agar
Usaha PT. Lonsum dengan alasan kegiatannya menjadi sistematis dan lebih
bahwa masyarakat menduga telah mudah. Terdapat satu instrumen yang
terjadi perbedaan luas antara dibuat peneliti, yaitu lembar pedoman
penguasaan dengan luas dalam wawancara.
sertipikat Hak Guna Usaha. Suatu karya ilmiah membutuhkan
Ada 3 tahap dalam penelitian ini sarana untuk menemukan dan
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan dan mengetahui lebih mendalam mengenai
laporan penelitian. gejala-gejala tertentu yang terjadi di
Tahap Perencanaan masyarakat sebagai tindak lanjut dalam
Langkah-langkah penelitian yang memperoleh data-data sebagaimana yang
termasuk dalam perencanaan adalah: diharapkan, maka penulis melakukan
 Penentuan atau pemilihan masalah teknik pengumpulan data yang berupa :
 Latar belakang  Observasi.
 Perumusan masalah Observasi adalah seluruh kegiatan
 Tujuan dan manfaat penelitian pengamatan terhadap objek yang diteliti.
 Tinjauan pustaka dan kerangka Dalam hal ini penulis melakukan
konsep observasi sistematis yaitu observasi yang
 Perumusan metode penelitian dilakukan oleh penulis dengan memakai
Tahap Pelaksanaan instrument pengamatan.
Dalam tahap pelaksanaan ada empat  Wawancara.
langkah yang harus dilakukan; Wawancara adalah dialog yang dilakukan
 Pengumpulan data oleh penulis kepada responden untuk
 Pengolahan data menggali informasi. Dalam hal ini
penulis melakukan wawancara tidak
 Analisis data dan
terstruktur yaitu wawancara yang
 Penafsiran hasil analisis
dilakukan secara bebas, namun tetap
Tahap Penulisan Laporan Penelitian
mengacu pada data atau informasi yang
Penulisan harus memperhatikan beberapa
diperlukan dengan menggunakan
hal seperti: pembaca, bentuk dan isi, serta
pedoman yang hanya merupakan garis
cara penyusunan laporan.
besar tentang hal-hal yang perlu
Terdapat 2 (dua) jenis data yang
ditanyakan.
diperlukan dalam penelitian ini yaitu:
 Dokumentasi
 Data Primer yaitu data empiris yang Data-data yang didapatkan melalui
diperoleh secara langsung dari sumber dokumen, dokumentasi ini berisi data-
pertama (responden) pada lokasi
data yang berbentuk profil , file dan foto
penelitian. untuk memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data.
199

Teknik keabsahan data yang datanya. Triangulasi dapat juga dilakukan


digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengecek hasil penelitian,
teknik triangulasi sebagaimana dijelaskan dari tim peneliti lain yang diberi tugas
olehSugiyono (2012), sebagai berikut: melakukan pengumpulan data.
 Triangulasi Sumber Data yang diperoleh baik primer
Triangulasi sumber dilakukan dengan maupun sekunder dianalisis secara
cara mengecek data yang telah diperoleh kualitatif kemudian disajikan secara
melalui beberapa sumber. Dalam hal ini deskriptif yaitu menjelaskan,
peneliti melakukan pengumpulan dan menguraikan, dan menggambarkan sesuai
pengujian data yang telah diperoleh dengan permasalahan yang erat kaitannya
melalui hasil pengamatan, wawancara dengan penelitian ini.
dan dokumen-dokumen yang ada. HASIL PENELITIAN
Kemudian peneliti membandingkan hasil Dasar Hukum Tuntutan Masyarakat
pengamatan dengan wawancara, dan Atas Tanah Yang Di Kuasai PT. ondon
membandingkan hasil wawancara dengan Sumatera.
dokumen yang ada. Dasar hukum merupakan norma
 Triangulasi Teknik hukum yang menjadi landasan bagi setiap
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara tindakan hukum oleh subyek hukum baik
mengecek data kepada sumber yang sama orang perseorangan ataupun yang
dengan teknik yang berbeda. Dalam hal berbentuk badan hukum. Berdasarkan
ini data yang diperoleh dengan hasil wawancara adapun Analisis peneliti
wawancara, lalu dicek dengan observasi bahwa dasar hukum tuntutan masyarakat
dan dokumen. Apabila dengan tiga teknik atas tanah yang di kuasai oleh PT.
pengujian kredibilitas data tersebut, London Sumatera meliputi: Undang-
menghasilkan data yang berbeda-beda, Undang Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960
maka peneliti melakukan diskusi lebih Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
lanjut kepada sumber data yang Agraria, Peraturan Daerah No 9 Tahun
bersangkutan atau yang lain, untuk 2015 tentang Pengukuhan, Pengakuan
memastikan data mana yang dianggap Hak dan Perlindungan Hak Masyarakat
benar atau mungkin semuanya benar Adat Ammatoa Kajang, serta Keputusan
karena sudut pandangannya berbeda- Pengadilan Negeri Bulukumba Nomor
beda. :17/K/1982/BLK.
 Triangulasi Waktu Untuk mempertegas data analisis
Waktu juga sering mempengaruhi penelitian tentang dasar/alasan sehingga
kredibilitas data. Data yang dikumpulkan masyarakat menuntut atas tanah yang di
dengan teknik wawancara di pagi hari kuasai oleh PT. London Sumatera dapat
pada saat narasumber masih segar, belum diketahui dari hasil wawancara Ibu
banyak masalah, akan memberikan data Rosmarini Tole, S.T, S.H yang
yang lebih valid sehingga lebih kredibel. merupakan salah satu perwakilan dari
Untuk itu dalam rangka pengujian Kepala Sub bagian Kepegawaian,
kredibilitas data dapat dilakukan dengan Organisasi, dan Tata laksana Pengadilan
cara melakukan pengecekan dengan Negeri Bulukumba. Berdasarkan
wawancara, observasi atau teknik lain pernyataan Ibu Rosmarini bahwa tanah
dalam waktu atau situasi yang berbeda, yang di kuasai PT. Lonsum merupakan
maka dilakukan secara berulang-ulang tanah milik masyarakat yang dikuasai
sehingga sampai ditemukan kepastian selama kurang lebih 28 tahun secara terus
200

menerus dan turun temurun dengan luas Agraria No.5/1960 mengenai hak milik
350 ha. sesuai dengan pasal 20-27.
Selanjutnya Berdasarkan pernyataan Ibu Upaya Yang Dilakukan Oleh
Lenny, S.H bahwa yang masyarakat Masyarakat Dalam Memperjuangkan
lakukan dalam menuntut PT. London Hak Kepemilikan Tanah Yang Di
Sumatera ialah melakukan gugatan ke Kuasai PT. London Sumatera.
Pengadilan Negeri Bulukumba pada Upaya hukum merupakan suatu
tanggal 2 April 1982 dengan dalil upaya yang diberikan oleh undang-
gugatan meminta ganti rugi atas tanah undang bagi seseorang maupun badan
yang dikuasai PT. Lonsum dengan luas hukum dalam hal tertentu untuk melawan
350 ha. Berdasarkan pernyataan- putusan hakim sebagai suatu tempat bagi
pernyataan yang ada analisis peneliti pihak-pihak yang tidak puas atas adanya
mengenai bukti-bukti yang di perlihatkan putusan hakim yang dianggap tidak
masyarakat dalam tuntutan kepada PT. memenuhi rasa keadilan, tidaklah sesuai
Lonsum bahwa Masyarakat tidak dengan apa yang diinginkan, karena
memiliki bukti yang tertulis tetapi hakim itu juga seorang manusia yang bisa
masyarakat membuktikan menurut secara tidak sengaja melakukan
hukum adat yang diatur dalam Peraturan kesalahan yang dapat menimbulkan salah
Daerah No. 9 Tahun 2015 tentang mengambil keputusan atau memihak
Pengukuhan, Pengakuan Hak, dan kepada salah satu pihak.
Perlindungan Hak Masyarakat Adat `Berdasarkan hasil wawancara
Ammatoa Kajang, sebagai mana yang dengan masyarakat yang ada di Desa
telah dipertimbangkan dalam putusan Bonto Mangiring Kecamatan Bulukumpa
pengadilan bahwa masyarakat telah Kabupaten Bulukumba. Adapun yang
membuka, mengelolah area lokasi tanah dilakukan oleh masyarakat dalam
sengketa sebagai tanah garapan, kebun, memperjuangkan hak kepemilikan tanah
sawah, dan tempat tinggal mereka secara yang di kuasai PT. London Sumatera
turun temurun hingga masyarakat patut di memutuskan untuk membawa hal
pandang telah mempunyai atau memiliki tersebut ke pengadilan negeri bulukumba.
tanah sengketa sebagai hak atas tanah Analisis peneliti adalah semenjak adanya
dan/atau sebagai hak pakai atau hak milik PT. London Sumatera sebagai penguasa
menurut Undang-undang Pokok Agraria terhadap tanah yang ada di Desa Bonto
No. 5/1960. Mangiring, tentunya akan merugikan
Berdasarkan hasil analisis peneliti diatas masyarakat yang tidak lagi dipekerjakan
peneliti menyimpulkan bahwa sebagai buruh perkebunan dan sudah ada
masyarakat memiliki bukti-bukti sebagai tanaman yang sudah ditanami ditebang
hak pakai atau hak milik sesuai dengan oleh PT. London Sumatera tanpa adanya
hukum adat dan Undang-undang Pokok ganti rugi. Sementara tanah yang menjadi
Agraria No.5/1960 serta adanya sengketa oleh PT. London Sumatera
Keputusan Pengadilan Negeri merupakan tanah milik masyarakat yang
Bulukumba Nomor telah di huni/digarap secara terus
:17/K/1982/BLK.Menurut pengamatan menerus dan turun temurun selama
peneliti adapun undang-undang yang kurang lebih 28 tahun menurut peraturan
mendasari masyarakat sehingga berhak daerah no 9.Tahun 2015 pasal 11 bahwa
memiliki tanah yang dikuasai PT. system penguasaan dan pemanfaatan
Lonsum ialah undang-undang Pokok lahan di wilayah masyarakat hukum adat
201

ammatoa kajang ditetapkan berdasarkan dalil gugatan meminta ganti rugi atas
pasang. tanah yang dikuasai PT. London
Berdasarkan analisis peneliti Sumatera.
upaya yang dilakukan masyarakat dalam Berdasarkan kesimpulan diatas
memperjuangkan hak kepemilikan tanah maka yang menjadi saran dari penulis,
yang dikuasai PT. Lonsum ialah yaitu sebagai berikut:
melakukan gugatan ke Pengadilan Negeri  PT. London Sumatera semestinya
Bulukumba dengan dalil gugatan memperhatikan kepentingan
meminta ganti rugi atas tanah yang di masyarakat setempa tmengenai
kuasai PT. Lonsum. hal ini merupakan perbuatan melanggar hukum yang
perbuatan melanggar hukum dimana telah dilakukannya karena perbuatan
beberapa masyarakat kehilangan tersebut sangat merugikan masyarakat
keuntungan yang tidak jadi di peroleh, sehingga masyarakat tidak jadi
yakni berupa hasil panen yang menikmati keuntungan panen yang
diharapkan keuntungan mana tidak dapat diinginkan.
dinikmati dan sangat merugikan  Seharusnya pemerintah lebih
masyarakat. mendukung dan membrikan solusi
PENUTUP dengan mengedepankan saling
Berdasarkan hasil penelitian yang pengertian antara kedua belah pihak
telah dibahas dan diuraikan dalam yang bersengketa. Dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini maka dapat diambil sengketa tidak semata-mata
kesimpulan sebagai berikut: didasarkan pada siapa yang memiliki
 Dasar hukum tuntutan masyarakat bukti kepemilikan, tapi bisa membawa
atas tanah yang di kuasai oleh PT. kemanfaatan untuk semua. Misalnya
London Sumatera meliputi: 1) PT. London Sumatera
Undang-Undang Pokok Agraria No. 5 memberdayakan masyarakat sebagai
Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar petani penggarap diatas tanah konflik
Pokok-Pokok Agraria, 2) Peraturan dengan catatan tanah tersebut tidak
Daerah No 9 Tahun 2015 tentang untuk dijual.
Pengukuhan, Pengakuan Hak dan DAFTAR PUSTAKA
Perlindungan Hak Masyarakat Adat A.Suriyaman Mustari Pide,
Ammatoa Kajang, serta 3) adanya 2014.HukumAdatDulu, Kini, dan
Keputusan Pengadilan Negeri Akan Datang; Prenada Media
Bulukumba Nomor :17/K/1982/BLK. Group; Jakarta
 Upaya yang dapat dilakukan oleh Bernhard Limbong. 2012.
masyarakat dalam memperjuangkan KonflikPertanahan; RafiMaju : Jakarta
hak kepemilikan tanah yang dikuasai Darwain Ginting. Penyelesaian Sengketa
oleh PT. London sumatera ialah Tanah di Indonesia, disampaikan
melakukan musyawarah bersama dalam Seminar Nasional tentang
dengan kepala Desa Bonto Mangiring Penyelesaian Sengketa dan Konflik
agar mendapat titik terang Pertanahan dalam perspektif
penyelesaian konflik antara Pembaharuan Pertanahan
masyarakat dan PT. London Sumatera Nasional, Kamis tanggal 7
sehingga mendapat suatu kesepakatan November 2011, Hotel Galarry :
untuk melakukan gugatan ke Bandung
Pengadilan Negeri Bulukumba dengan
202

Erwin Kallo. 2008. Peraturan Presiden Nomor 10


PerspektifHukumDalamDuniaProp Tahun 2006 Tentang Badan
erti; Minerva Athena Pressindo; Pertahanan Nasional
Jakarta Undang-undang No.5 Tahun 1960
Maria SW Sumardjono. 2009. Tentang Peratuan Dasar Pokok-
KebijakanPertanahanantaraRegula pokok Agraria Presiden Republik
sidanImplementasi.Kompas : Indonesia
Jakarta Undang-ndang Dasar 1945
Maria D. Muga. 2010. Undang-undang No. 2 Tahun 2012
PerananKepalaAdatdalamPenyelesa Tentang Nilai Ganti Rugi
ianSengketa Tanah
UlayatMelaluiMediasi.Universitas
Diponegoro : Semarang
PriyatnaAbdulrasyid . 2002.
ArbitrasedanAlternatifPenyelesaian
Sengketa;FikahatiAneska : Jakarta.
Rusmadi Murad. 1991. Hak-hak atas
Tanah dan Penyelesaian secara
Administrasi dan Hukum. Makalah
yang disampaikan dalam
Penerimaan Mahasiswa Baru
Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional, Yogyakarta tanggal 10
Juli 1991.
Supriyadi. 2011. Aspek Hukum Tanah
Aset Daerah, Menemukan
Keadilan, Kemanfaatan dan
Kepastian atas Eksistensi Tanah
Aset Daerah; Prestasi Pustaka :
Jakarta
Suyud Margono, Op. Cit, h.
Dokumen putusan Pengadilan Negeri
Bulukumba Perdata No.
17/K/1982/BLK
Perda Kabupaten Bulukumba No. 9
Tahun 2015 Tentang Pengukuhan,
Pengakuan Hak, dan Perlindungan
Hak Masyarakat Adat Ammatoa
Kajang
Peraturan Kepala BPN RI No. 3 Tahun
2011 Tentang Pengelolaan,
Pengkajian, dan Penanganan Kasus
Pertanahan
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 85 Tahun 2012 Tentang
Perubahan atas Perubahan

Anda mungkin juga menyukai