ATR/BPN: rosiana@gmail.ac.id
Abstrak
Sengketa tanah terjadi karena tanah mempunyai kedudukan yang sangat penting, yang dapat
membuktikan kemerdekaan dan kedaulatan pemiliknya. Tidak semua masalah harus
diselesaikan lewat persidangan atau pengadilan. Saat ini telah lahir penyelesaian sengketa
non litigasi, yaitu Alternative Dispute Resolution (selanjutnya disebut dengan ADR), salah
satunya dengan menggunakan mediasi di mana keberpihakan seorang mediator tidak terjadi
dalam persoalan mediasi. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini
adalah;pertama, bagaimana peranan Kantor Pertanahan dalam penyelesaian tanah secara
mediasi;kedua, Bagaimana prosedur peneyelesaian sengketa pertanahan melalui jalur
mediasi di Kantor Pertanahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan sebagai
mediator pada saat mediasi yaitu memimpin diskusi, memelihara atau menjaga aturan-aturan
perundangan, mendorong para pihak untuk menyampaikan masalah dan kepentingan secara
terbuka, mendorong para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukan pertarungan yang
harus dimenangkan tetapi diselesaikan, mendengar, mencatat dan mengajukan pertanyaan,
membantu para pihak mencapai titik temu dan Prosedur dalam penyelesaian sengketa
pertanahan melalui jalur mediasi yaitu adanya pengaduan oleh para pihak yang bersengketa
ke Kantor Pertanahan dan melewati proses menelaah, negoisasi akhir, kesepakatan Jika para
pihak mencapai kata sepakat maka dituangkan dalam perjanjian tertulis, sedangkan yang
tidak mencapai kata sepakat maka para pihak mempunyai hak untuk mengajukan
permasalahan sengketa tersebut ke pengadilan.
A. Pendahuluan
Pada dasarnya pilihan penyelesaian sengketa
Tanah bagi kehidupan manusia dapat dilakukan dengan 2 (dua) proses. Proses
mempunyai kedudukan yang sangat penting. Hal penyelesaian sengketa melalui litigasi di dalam
ini disebabkan hampir seluruh aspek pengadilan, kemudian berkembang proses
kehidupannya terutama bagi bangsa Indonesia penyelesaian sengketa melalui kerja sama
tidak dapat terlepas dari keberadaan tanah yang (kooperatif) di luar pengadilan. Proses litigasi
sesungguhnya tidak hanya dapat ditinjau dari menghasilkan kesepakatan yang bersifat
aspek ekonomi saja, melainkan meliputi segala adversial yang belum mampu merangkul
kehidupan dan penghidupannya kepentingan bersama, cenderung menimbulkan
Sebagai hak dasar, hak atas tanah sangat masalah baru, lambat dalam penyelesaiannya.
berarti sebagai tanda eksistensi, kebebasan, dan Sebaliknya, melalui proses di luar pengadilan
harkat diri seseorang. Di sisi lain, negara wajib menghasilkan kesepakatan kesepakatan yang
memberi jaminan kepastian hukum terhadap hak bersifat “win-win solution dihindari dari
atas tanah itu walaupun hak itu tidak bersifat kelambatan proses penyelesaian yang
mutlak karena dibatasi oleh kepentingan orang diakibatkan karena hal prosedural dan
lain, masyarakat dan negara.1 administratif, menyelesaikan komprehensif
Permasalahan pertanahan merupakan isu dalam kebersamaan dan tetap menjaga hubungan
yang selalu muncul dan selalu aktual dari masa baik.4
ke masa, seiring dengan bertambahnya Tidak semua masalah harus diselesaikan
penduduk, perkembangan pembangunan, dan lewat persidangan atau pengadilan. Saat ini telah
semakin meluasnya akses berbagai pihak yang lahir penyelesaian sengketa non litigasi, yaitu
memperoleh tanah sebagi modal dasar dalam Alternative Dispute Resolution (selanjutnya
berbagai kepentingan.2 Sengketa tanah terjadi disebut dengan ADR), salah satunya dengan
karena tanah mempunyai kedudukan yang sangat menggunakan mediasi di mana keberpihakan
penting, yang dapat membuktikan kemerdekaan seorang mediator tidak terjadi dalam persoalan
dan kedaulatan pemiliknya.Tanah mempunyai mediasi. Hal mana telah diatur secara implisit
fungsi dalam rangka integritas negara dan fungsi dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999
sebagai modal dasar dalam rangka mewujudkan Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.3 Sengketa.
1
Darwin Ginting, Hukum Kepemilikan Hak Atas Tanah
Bidang Agribisnis, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hal 2 B. Rumusan Masalah
2
Pahlefi, Analisis Bentuk-Bentuk Sengketa Hukum atas 1. Bagaimana peranan Kantor Pertanahan
Tanah Manurut Peraturan Perundang-Undangan di
dalam penyelesaian tanah secara mediasi?
Bidang Agraria, “Majalah Hukum Forum Akademika,
Vol.25, (Maret 2014), hal.137
3 4
Abdurrahman, Kedudukan Hukum adat dalam Felix MT. Sitorus, Lingkup Agraria dalam Menuju
Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Jakarta: Keadilan Agraria, Bandung:Yayasan Akatiga:2002. hal.
Akademik Persindo, 1992, hal 7 11
2. Bagaimana prosedur peneyelesaian sengketa perbedaan atau perselisihan antara dua pihak
pertanahan melalui jalur mediasi di Kantor atau lebih terhadap sumber daya tanah.
Pertanahan? Berdasarkan dimensi dampak, konflik memiliki
dampak yang lebih luas bila dibandingkan
C. Pembahasan dengan istilah sengketa. Konflik pertanahan
1. Peranan Kantor Pertanahan dalam yang sudah dan sedang berlangsung dan
penyelesaian tanah secara mediasi mungkin tetap akan berlangsung bila tidak
dicairkan jalan keluarnya yang obyektif, maka
Peraturan Kepala BPN No.3 Tahun 2011 akan selalu menjadi topik yang menarik untuk
tentang Pengelolaam Pengkajian dan dibahas dan diselesaikan dalam konteks
Penanganan Kasus pertanahan merumuskan penyelengaraan ke depan.6
bahwa yang dimaksud dengan sengketa Menurut Mudjono, Ada beberapa faktor
pertanahan menurut pasal 1 angka 2 perka BPN yang menyebabkan timbulnya sengketa tanah.
No.3 Tahun 2011 yang selanjutnya disingkat Pertama, peraturan yang belum lengkap; Kedua,
sengketa adalah perselisihan pertanahan anatara ketidaksesuian peraturan;ketiga, pejabat
orang perseorangan, badan hukum, atau pertanahan yang kurang tanggap terhadap
lembaga yang tidak berdampak luas secara kebutuhan dan jumlah tanah yang tersedia;
sosio-politis, sedangkan konflik pertanahan keempat, data yang kurang akurat dan kurang
menurut pasal 1 angka 3 perka BPN No.3 Tahun lengkap;kelima, data tanah yang
2011 adalah perselisihan pertanahan anatar keliru;keeenam, keterbatasan sumber daya
orang perseorangan, kelompok, golongan, manusia yang bertugas menyelesaikan sengketa
organisasi, badan hukum, atau lembaga yang tanah; ketujuh, transaksi tanah yang keliru; dan
mempunyai kecenderungan atau sudah kedelapan, adanya penyelesaiaan dari instansi
berdampak luas secara sosio-politis. Artinya, lain, sehingga terjadi tumpang tindih
BPN berwenang.5 Menyelesaikan perselisihan kewenangan7.
pertanahan, baik dalam bentuk sengketa Sengketa merupakan kelanjutan dari adanya
maupun konflik pertanahan. Pengertian masalah. Sebuah masalah akan berubah menjadi
sengketa tanah juga dapat dilihat dalam sengketa bila masalah tersebut tidak
peraturan Menteri Agraria/KBPN No.1 Tahun
1999 tentang Tata Cara Penanganan Sengketa
Pertanahan.
2. Keinginan yang bebas dari pihak yang bersengketa, misalnya apabila terjadinya
bersengketa terhadap objek yang sengketa antara rekan kerja dan teman usaha.
disengketakan. Tipe mediator hubungan sosial ini sering ditemui
dalam masyarakat, alim ulama. Orang-orang
Sebagai mediator, seksi ini mempunyai tersebut pada umunya memiliki wibawa atau
peran sebagai pihak ketiga yang tidak memihak karisma serta disegani oleh masyarakat
kepada para pihak yang bersengketa dan setempat, semua nasehat atas perkataanya
membantu para pihak dalam memahami dipercaya atau dituruti oleh masyarakat sehingga
pandangan masing - masing dan membantu hal - kadangkala terselesainya konflik terlalu
hal yang dianggap penting bagi mereka. dilatarbelakangi adanya rasa segan atau bahkan
Penyelesaian sengketa pertanahan ini, rasa takut.
Kantor Pertanahan sebagai mediator sangat
berperan mulai sebelum dilakukannya 2. Mediator Autoriatif (Autoriatif mediators)
perundingan dan pasca perundingan dengan para
pihak yang bersengketa. Peran mediator pada Mediator ini berusaha membantu pihak - pihak
saat mediasi yaitu memimpin diskusi, yang bersengketa untuk menyelesaiakan
memelihara atau menjaga aturan - aturan perbedaan - perbedaan dan memiliki posisi yang
perundangan, mendorong para pihak untuk kuat sehingga mereka memiliki potensi atau
menyampaikan masalah dan kepentingan secara kapasitas untuk mempengaruhi hasil akhir dari
terbuka, mendorong para pihak agar menyadari sebuah proses mediasi. Mediator autoritatif
bahwa sengketa bukan pertarungan yang harus dalam menjalankan perannya tidak
dimenangkan tetapi diselesaikan, mendengar, menggunakan kewenangan atau pengaruhnya,
mencatat dan mengajukan pertanyaan, karena didasari pada keyakinan atau pandangan
membantu para pihak mencapai titik temu. bahwa pemecahan yang terbaik terhadap sebuah
kasus bukanlah ditentukan oleh dirinya selaku
Penyelesaiaan sengketa pertanahan ini, pihak yang berpengaruh, melainkan harus
Kantor pertanahan mempunyai tipe mediator dihasilkan oleh upaya pihak - pihak yang
yaitu mediator authoritative. Ada beberapa bersengketa.
tipologi mediator yaitu:9
2.Prosedur peneyelesaian sengketa
1. Mediator Hubungan Sosial (social Network) pertanahan melalui jalur mediasi di Kantor
Mediator ini berperan dalam sebuah Pertanahan
sengketa atas dasar adanya hubunngan sosial Pelaksanaan mediasi di Kantor
antara mediator dan para pihak yang Pertanahan setiap permasalahan yang masuk
semuanya harus dengan prosedur atau proses
9
Abdul Hakim, Penyelesaiaan Sengketa (alternatif
Dispute Resolution) Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010,
yang sudah ditetapkan oleh Kantor Pertanahan.
hal 63-66 Proses tersebut diharapkan semua sengketa yang
masuk dibagian sengketa, konflik dan perkara Pengaduan tersebut diregister dalam buku
pertanahan dapat terselesaikan dengan baik dan register induk selanjutnya diserahkan kepada
dapat memuaskan semua pihak yang Kepala Kantor Pertanahan untuk mendisposisi
bersengketa. Kantor Pertanahan Kota Medan kepada Kepala Subseksi Penanganan Sengketa,
menetapkan proses yang harus dilalui oleh Konflik dan Perkara untuk mempelajari
semua pihak yang akan menggunakan mediasi kelengkapan administrasi atas pengaduan yang
dalam penyelesaian sengketa pertanahan. dimaksud.
Melalui Keputusan Kepala BPN RI
Nomor 34 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis b. Menelaah
Penangan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan Pengaduan yang telah diadministrasikan maka
Nomor 05/JUKNIS/D.V/2007 tentang Tahapan selanjutnya ditangani oleh pejabat yang
Mediasi jo PERMEN Nomor 11 Tahun 2016 bertanggung jawab dalam menangani sengketa,
tentang Penyelesaian Kasus Pertanahan. Adapun konflik dan perkara pada Kantor Pertanahan
prosedur atau proses mediasi yang ada di Kantor Kota Medan. Subseksi Penangan Sengketa,
Pertanahan Kota Medan yaitu dilakukannya: Konflik dan Perkara selanjutnya melakukan
a. Pengaduan pengumpulan data. Adapun data yang
dikumpulkan yaitu berupa
Pengaduan yang disampaikan ke Kantor
Pertanahan Kota Medan dapat berupa pengaduan a) Data fisik data yuridis
secara tertulis, melalui loket pengaduan, kotak b) Putusan peradilan, berita acara
surat, atau website kementrian. Pengaduan pemeriksaan dari Kepolisian Negara RI,
tersebut harus dilampiri dengan fotokopi Kejaksaan RI, Komisi Pemberantas
identitas pengadu, fotokopi penerima kuasa dan Korupsi atau dokumen lainnya yang
surat kuasa apabila dikuasakan, serta data dikeluarkan oleh lembaga/instansi
pendukung atau bukti - bukti yang terkait penegak hukum
dengan pengaduan. Pengaduan ini paling sedikit c) Data yang dikeluarkan atau diterbitkan
memuat identitas pengadu dan uraian singkat oleh pejabat yang berwenang;
kasus. d) Data lainnya yang terkait dan dapat
Setelah pengaduan diterima oleh petugas mempengaruhi serta memperjelas duduk
yang bertanggung jawab dalam menangani persoalan sengketa dan konflik dan/atau;
pengaduan, maka petugas melakukan pemeriksa e) Keterangan Saksi
berkas pengaduan tersebut. Pengaduan yang Setelah pelaksanaan kegiatan
telah memenuhi syarat diterima langsung pengumpulan data tersebut dikumpulkan pejabat
melalui loket pengaduan maka kepada pihak yang bertanggung jawab dalam menangani
pengadu akan diberikan surat tanda penerimaan sengketa, konflik dan perkara melakukan
pengaduan. analisis.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui untuk mengetahui pokok masalah, penyebab
pengaduan tersebut merupakan kewenangan terjadinya, potensi dampak, alternatif
kementrian atau bukan kewenangan kementrian. penyelesaian dan rekomendasi penyelesaian
Sengketa atau konflik yang menjadi kewenangan sengketa atau konflik. Melakasanakan
kemetrian yaitu meliputi: pengkajian dilakukan pemeriksaan lapangan.
Pengkajian ini dilakukan terhadap kronologi
1) Kesalahan prosedur dalam proses sengketa atau konflik dan data yuridis, data fisik
pengukuran pemetaan dan/atau dan data pendukung lainnya.
perhitungan luas; Setelah menerima hasil pengumpulan
2) Kesalahan prosedur dalam proses data dan hasil analisis Kepala Kantor Pertanahan
pendaftaran penegasan dan/atau Kota Medan memerintahkan pejabat yang
pengakuan hak atas tanah bekas milik bertanggungjawab dalam menangani sengketa,
adat; konflik dan perkara untuk menindaklanjuti
3) Kesalahan prosedur dalam proses proses penyelesaian
penetapan dan/atau pendaftaran hak
tanah; c. Pemanggilan
4) Kesalahan prosedur dalam proses
penetapan tanah terlantar; Selanjutnya pemanggilan para pihak
5) Tumpang tindih hak atau sertifikat hak yang bersengketa untuk melakukan proses
atas tanah yang salah satu alas haknya mediasi yang akan dilaksanakan di Kantor
jelas terdapat kesalahan; Pertanahan Kota Medan. Pemanggilan para
6) Kesalahan prosedur dalam proses pihak dilakukan dengan mengirim undangan
pemeliharaan data pendaftaran tanah; kepada para pihak. Jika salah satu pihak
7) Kesalahan prosedur dalam proses menolak untuk dilakukannya mediasi atau
penerbitan sertifikat pengganti; mediasi batal karena sudah 3 (tiga) kali tidak
8) Kesalahan dalam memberikan informasi memenuhi undangan atau telah melampaui
data pertanahan; waktu 30 hari, maka Kepala Kantor Pertanahan
9) Kesalahan prosedur dalam proses Kota Medan membuat surat pemberitahuan
pemberian izin; kepada pihak pengadu bahwa pengaduan atau
10) Penyalahgunaan pemanfaatan ruang;atau mediasi telah selesai disertai dengan penjelasan
11) Kesalahan lain dalam penerapan d. Upaya mediasi
peraturan perundang-undangan.
Apabila para pihak bersedia melalukan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan mediasi maka mediasi dilaksanakan berdasarkan
analisis tersebut pejabat yang bertanggung jawab prinsip musyawarah untuk mufakat bagi
dalam mengani sengketa, konflik dan perkara kebaikan semua pihak.
melakukan pengkajian. Pengkajian dilakukan
Para pihak melakukan negosiasi final Berdasarkan uraian dan analisa yang
yaitu klarifikasi ketegasan mengenai opsi - opsi dilakukan maka penulis menarik kesimpulan
yang telah disepakati bagi penyelesaian sengketa sebagi berikut
dimaksud. Hasil dari tahap ini adalah putusan
penyelesian sengketa yang merupakan 1. Peranan Kantor Pertanahan dalam
kesepakatan para pihak yang bersengketa. menyelesaikan sengketa pertanahan melalui
Kesepakatan tersebut pada pokoknya berisi opsi jalur mediasi adalah sebagai mediator.
yang diterima, hak dan kewajiban para pihak. Adapun peranan sebagai mediator pada saat
mediasi yaitu memimpin diskusi,
f. Kesepakatan memelihara atau menjaga aturan-aturan
perundangan, mendorong para pihak untuk
Setiap kegiatan mediasi dituangkan menyampaikan masalah dan kepentingan
dalam Berita Acara Mediasi. Kesepakatan para secara terbuka, mendorong para pihak agar
pihak dituangkan dalam perjanjian tertulis, dan menyadari bahwa sengketa bukan
ditandatangani oleh para pihak dan mediator. pertarungan yang harus dimenangkan tetapi
Jika para pihak diwakili kuasa hukum harus ada diselesaikan, mendengar, mencatat dan
pernyataan tertulis dari para pihak yang berisi mengajukan pertanyaan, membantu para
persetujuan atas kesepakatan tersebut. pihak mencapai titik temu. Dalam
Kesepakatan perdamaian dapat dikuatkan menyelesaikan sengketa pertanahan melalui
dengan akta perdamaian sehingga mempunyai jalur mediasi ini tipe mediatornya yaitu
kekuatan hukum mengikat para pihak. Akta mediator Authoritative. Tipe mediator
perdamaian ini dibuat dihadapan notaris. authoritative ini hanya berusaha membantu
Perjanjian perdamaian didaftarkan pada pihak-pihak yang bersengketa untuk
Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat menyelesaiakan perbedaan-perbedaan dan
sehingga mempunyai kekuatan hukum memiliki posisi yang kuat sehingga mereka
mengikat.93 Setiap mediasi perlu dibuat laporan memiliki potensi atau kapasitas untuk
hasil mediasi yang berlangsung.Jika pada proses mempengaruhi hasil akhir sebuah proses
mediasi yang telah dilakukan tidak mencapai mediasi
kata sepakat, maka para pihak mempunyai dan 2. Prosedur dalam penyelesaian sengketa
diberikan hak untuk mengajukan permasalahan pertanahan melalui jalur mediasi yaitu
sengketa tersebut kemuka pengadilan. adanya pengaduan oleh para pihak yang
bersengketa ke Kantor Pertanahan
Selanjutnya pengaduan diserahkan kepada
Kepala Kantor Pertanahan untuk
mendisposisi kepada Kepala Seksi