Tanah atau wilayah merupakan unsur utama dari suatu negara. Dalam kenyataan
sehari-hari permasalahan tanah (sengketa tanah) muncul dan dialami oleh seluruh lapisan
masyarakat. Salah satu alternatif penyelesaian sengketa (tanah) adalah melalui upaya
intervensi. Intervensi adalah ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri, maupun karena
ditarik masuk oleh salah satu pihak untuk ikut menanggung dalam pemeriksaan sengketa
perkara perdata. Salah satu jenis intervensi yang sering dilakukan adalah intervensi
tussenkomst. Dalam Intervensi Tussenkomst ada pihak ketiga yang atas kemauannya sendiri
ikut serta dalam pemeriksaan perkara perdata antara penggugat dan tergugat, dimana pihak
ketiga ini tidak memihak baik kepada penggugat maupun kepada tergugat, karena jika ia
tidak ikut serta dalam proses pemeriksaan perkara itu maka kepentingan dan kerugiannya
dapat terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Putusan Pengadilan
terhadap upaya Intervensi pihak ketiga (Tussenkomst) dalam penyelesaian sengketa tanah.
Penelitian ini bersifat normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka
dan data sekunder yang berkaitan dengan putusan pengadilan terhadap upaya intervensi pihak
ketiga (Tussenkomst) dalam penyelesaian sengketa tanah dengan menganalisis peraturan
perundang-undangan maupun terhadap Putusan-putusan pengadilan, MA, maupun
yurisprudensi. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
Perundang-undangan, analisa konsep hukum, dan pendekatan kasus. Lama waktu yang
diperlukan untuk penelitian ini adalah 90 hari. Untuk menganalisis bahan hukum dalam
penelitian ini digunakan langkah-langkah yang terjadi secara bersamaan yaitu pengumpulan
bahan hukum, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan kasus dalam penelitian, pada perkara pokok ada pihak penggugat dan
tergugat yang meperebutkan tanah yang terletak di Jln. Amabi, RT 07/RW 03 Kelurahan
Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Dalam perjalanan kasusnya, ada pihak
penggugat Intervensi yang menyatakan bahwa tanah sengketa tersebut adalah milik para
penggugat intervensi sebagai tanah warisan. Pada akhir kasus tersebut Majelis Hakim
berdasarkan berbagai pertimbangan memutuskan menolak tuntutan provisi penggugat,
menolak eksepsi tergugat I dan penggugat intervensi untuk seluruhnya, menolak gugatan
penggugat dalam perkara pokok untuk seluruhnya, menghukum penggugat awal untuk
membayar biaya perkara, menyatakan gugatan intervensi penggugat intervensi nebis in idem,
dan tidak dapat diterima (niet ontvanklijkeverklaard), serta menyatakan Tergugat I sebagai
pemenang dalam perkara ini. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam
menyelesaikan suatu sengketa tanah, ada alternatif Intervensi yang bisa di ambil apabila ada
pihak ketiga yang merasa di rugikan dengan adanya sengketa tanah antara pihak penggugat
dan tergugat. Apabila permohonan intervensi ditolak maka putusan tersebut merupakan
putusan akhir yang dapat dimohonkan banding, namun apabila permohonan intervensi
dikabulkan, maka putusan tersebut merupakan putusan sela, yang di catat dalam Berita Acara,
dan selanjutnya pemeriksaan perkara diteruskan dengan menggabung gugatan intervensi ke
dalam perkara pokok.
Martinus M. Beis, Yosef Rama, SH., M. Hum, Petrus Kia Gelu, SH., M. Hum
Faculty of Law University of Nusa Cendana Kupang
2
PENDAHULUAN jaminan kepastian hukum terhadap hak atas
tanah itu walaupun hak itu tidak bersifat
Tanah atau wilayah merupakan unsur mutlak karena dibatasi oleh kepentingan
utama dari suatu negara. Bagi bangsa orang lain, masyarakat dan negara. Dalam
Indonesia yang merupakan suatu negara kenyataan sehari-hari permasalahan tanah
yang disebut sebagai bangsa agraris atau pun muncul dan dialami oleh seluruh lapisan
kepulauan, tanah mempunyai kedudukan masyarakat. Sengketa pertanahan merupakan
yang sangat penting dalam rangka isu yang selalu muncul dan selalu aktual dari
penyelenggaraan hidup dan kehidupan masa ke masa, seiring dengan bertambahnya
manusia. Disisi lain, bagi negara dan penduduk, perkembangan pembangunan, dan
pembangunan, tanah juga menjadi modal semakin meluasnya akses berbagai pihak
dasar bagi penyelenggaraan kehidupan untuk memperoleh tanah sebagai modal
bernegara dalam rangka integritas Negara dasar dalam berbagai kepentingan (Sutedi
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan 2009 : 5).
untuk mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Oleh karena Masalah pertanahan merupakan suatu
kedudukannya yang demikian itulah permasalahan yang cukup rumit dan sensitif
penguasaan, pemilikan, penggunaan maupun sekali sifatnya, karena menyangkut berbagai
pemanfaatan tanah memperoleh jaminan aspek kehidupan baik bersifat sosial,
perlindungan hukum dari pemerintah ekonomi, politis, psikologis dan lain
(Wibowo 2010 : 2). sebagainya, sehingga dalam penyelesaian
masalah pertanahan bukan hanya
Dengan konsep Negara Kesatuan memperhatikan aspek yuridis akan tetapi
Republik Indonesia yaitu Negara hukum juga harus memperhatikan berbagai aspek
yang berorientasi kepada kesejahteraan kehidupan lainnya supaya penyelesaian
umum sebagaimana yang tersurat didalam persoalan tersebut tidak berkembang menjadi
Undang-undang Dasar Republik Indonesia suatu keresahan yang dapat mengganggu
Tahun 1945, maka tidak akan terlepas dari stabilitas masyarakat.
sengketa hukum atas tanah yang merupakan
permasalahan mendasar dalam masyarakat Munculnya berbagai masalah
khususnya dibidang pertanahan. Dalam mengenai tanah menunjukkan bahwa
bentuk negara yang demikian, pemerintah penggunaan, penguasaan dan pemilikan
akan memasuki hampir seluruh aspek tanah di negara kita ini belum tertib dan
kehidupan dan penghidupan rakyat, baik terarah. Masih banyak penggunaan tanah
sebagai perorangan maupun sebagai yang saling tumpang tindih dalam berbagai
masyarakat. Warga masyarakat ingin selalu kepentingan yang tidak sesuai dengan
mempertahankan hak-haknya, sedangkan peruntukannya. Disamping itu, fakta juga
pemerintah juga harus menjalankan menunjukkan bahwa penguasaan dan
kepentingan terselenggaranya kesejahteraan pemilikan tanah masih timpang. Ada
umum bagi seluruh warga masyarakat sekelompok kecil masyarakat yang memiliki
(Achmad 2004 : 4). tanah secara liar dan berlebihan, dan ada juga
sekelompok besar masyarakat yang hanya
Agar tata kehidupan masyarakat memiliki tanah dalam jumlah sangat terbatas.
dapat berlangsung secara harmonis, Bahkan banyak pula yang sama sekali tidak
diperlukan suatu perlindungan terhadap memiliki, sehingga terpaksa hidup sebagai
penyelenggaraan kepentingan masyarakat. penggarap. Tidak jarang pula, dan bukan
Hal ini dapat terwujud apabila terdapat suatu barang aneh, timbul penguasaan tanah oleh
pedoman, kaidah atau pun standar yang oknum-oknum tertentu secara sepihak
dipatuhi oleh masyarakat. Sebagai hak dasar, (Sumardjo 2009 : 101).
hak atas tanah sangat berarti sebagai tanda
eksistensi, kebebasan, dan harkat diri Dapat dikatakan sengketa di bidang
seseorang. Di sisi lain, negara wajib memberi pertanahan tidak pernah surut, bahkan
3
mempunyai kecenderungan untuk meningkat melawan penggugat dan tergugat (Galih,
di dalam kompleksitas permasalahan maupun 2010 : 161).
kuantitasnya seiring dinamika di bidang
ekonomi, sosial dan politik. Pengaduan- Berdasarkan pra penelitian maka
pengaduan masalah pertanahan pada calon peneliti menemukan permasalahan,
dasarnya merupakan suatu fenomena yang yaitu putusan Hakim dengan Nomor Perkara
mempersoalkan kebenaran suatu hukum 191/PDT.G/2013/PN.KPG tanggal 23
yang berkaitan dengan pertanahan. Hal ini Februari 2015, dengan Penggugat atas nama
dapat berupa produk-produk pertanahan Tarsan FR. Foenay, Tergugat I atas nama P.
tersebut, riwayat perolehan tanah, M. Tisera selaku Kepala Stasiun Lembaga
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
pemanfaatan tanah, pembebasan tanah dan (LPP RRI), Tergugat II para ahli waris dari
sebagainya. Pendek kata, hampir semua almarhum Drs. Piter erasmus amalo, masing-
aspek pertanahan dapat mencuat menjadi masing M.S.E. amalo messakh, CHR.V.
sumber sengketa pertanahan, seperti halnya amalo dan Yoan Amalo, Tergugat III atas
keliru akan batas-batas tanah maupun keliru nama Marcel Abineno, Tergugat IV atas
akan pemberian warisan (Hitagalung 2005 : nama Gerson Tanuab, SH, Penggugat
12). Intervensi I atas nama Laazar Tabelak,
Penggugat Intervensi II atas nama Beci
Salah satu alternatif penyelesaian Tabelak-Nautu, Penggugat Intervensi III atas
sengketa (tanah) adalah melalui upaya nama Thomas Tabelak, Penggugat Intervensi
intervensi. Intervensi adalah : “Ikut sertanya IV atas nama Mikael Tabelak, Penggugat
pihak ketiga atas inisiatif sendiri, maupun Intervensi V atas nama Mariana Taroci Nifu-
karena ditarik masuk oleh salah satu pihak Tabelak, Penggugat Intervensi VI atas nama
untuk ikut menanggung dalam pemeriksaan Paulius Tabelak, Penggugat Intervensi VII
sengketa perkara perdata.” Proses atas nama Maike Herawati Tiran-Tabelak,
penyelesaian ini dimungkinkan akan lebih Penggugat Intervensi VIII atas nama
dari satu pihak (kumulasi subyektif), paling Melkisedek Tabelak, Penggugat Intervensi
sedikit yang terlibat harus dua pihak yaitu IX atas nama Yusvita Karolina Mone-
pihak penggugat dan pihak tergugat. Tetapi Tabelak, Penggugat Intervensi X atas nama
kadang-kadang ada pihak ketiga yang ikut Thobias Mesakh Tabelak, Penggugat
serta di dalam proses pemeriksaan sengketa Intervensi XI atas nama Chatarian Suan-
dalam perkara perdata, ikut sertanya pihak Tabelak, Penggugat Intervensi XII atas nama
ketiga tersebut dapat atas inisiatif sendiri, Soleman Lapenangga, Penggugat Intervensi
dapat juga karena ditarik masuk oleh salah XIII atas nama Agustin Nabunome
satu pihak untuk ikut menanggung dalam Lapengga, Penggugat Intervensi XIV atas
pemeriksaan sengketa perkara perdata. Pihak nama Carolina Malo - Lapenangga,
ketiga inilah yang di sebut sebagai pihak Penggugat Intervensi XV atas nama
intervensi. Salah satu jenis intervensi yang Kostantin Zakarias-Lapenangga, Penggugat
sering dilakukan adalah intervensi Intervensi XVI atas nama Thomas
tussenkomst. Tussenkomst ada pihak ketiga Lapenangga, Penggugat Intervensi XVII atas
yang atas kemauannya sendiri ikut serta nama Elen Sandra Irene Kause -Tabelak,
dalam pemeriksaan perkara perdata antara Penggugat Intervensi XVIII atas nama
penggugat dan tergugat, dimana pihak ketiga Cornelis Tabelak. Dalam kenyataan kasus
ini tidak memihak baik kepada penggugat tersebut, penggugat menyatakan bahwa tanah
maupun kepada tergugat, karena jika ia tidak yang terletak di Jln. Amabi, RT 07/RW 03
ikut serta dalam proses pemeriksaan perkara Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa,
itu maka kepentingan dan kerugiannya dapat Kota Kupang adalah tanah milik penggugat
terganggu. Dalam hal ini pihak ketiga yang sebagai ahli waris yang sah dari Eben
ikut serta dalam pemeriksaan sengketa Cornelis Foenay (almarhum) dan Laazar
(tanah) tersebut dapat mengajukan gugatan Cornelis Foenay (almarhum, juga ayah dari
kepada Ketua Pengadilan Negeri, untuk penggugat) yang merupakan penguasa tanah
4
adat Foenay, dimana tanah tersebut telah Penelitian ini bersifat normatif, yakni
dihibahkan oleh kedua alamarhum kepada penelitian yang dilakukan dengan cara
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik meneliti bahan-bahan pustaka dan data
Indonesia di Kupang (LPP RRI Kupang), sekunder yang berkaitan dengan putusan
yang dalam kasus ini kepala LPP RRI pengadilan terhadap upaya intervensi pihak
Kupang sebagai tergugat I. Namun tanah ketiga (Tussenkomst) dalam penyelesaian
tersebut tidak dimanfaatkan untuk sengketa tanah dengan menganalisis
membangun fasilitas Studio RRI Kupang peraturan perundang-undangan maupun
sesuai tujuan penghibahan tanah sengketa terhadap Putusan-putusan pengadilan, MA,
tersebut, namun Tergugat I membiarkan maupun yurisprudensi. Pendekatan yang
Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV digunakan dalam penelitian ilmiah yang
untuk melakukan proses sertifikasi tanah peneliti lakukan terdiri atas : Pendekatan
sengketa atas nama tergugat II, III,dan IV. Perundang-Undang (The Statute Approach),
Disisi lain pihak penggugat intervensi, CS Pendekatan Analisis Konsep Hukum
menyatakan bahwa tanah sengketa tersebut (Analitical and Conceptual Approach), dan
adalah milik para penggugat intervensi Pendekatan Kasus (The Case Approach).
sebagai tanah warisan dari nenek Carolina Pada penelitian ini, data-data yang
Hetmina, dimana tanah ini pun telah menjadi dibutuhkan di ambil dari beberapa sumber,
tanah sengketa sebelumnya antara Carolina yaitu : Sumber bahan hukum primer
Hetmina melawan Fini Isa Bistolen alias merupakan bahan hukum yang mengikat,
Frans Hetmina, selanjutnya Carolina meliputi peraturan perundang-undangan
Hetmina dinyatakan sebagai pemilik yang seperti HIR, RBG, BW, RV dan putusan
sah atas tanah tersebut berdasarkan bukti- yang berkaitan dengan hukum acara perdata
bukti yang berkekuatan hukum pasti dan sumber bahan hukum sekunder adalah
termasuk gambar tanah sengketa perkara semua publikasi tentang hukum yang
nomor 74/1958/Pdt/PN.KPG tanggal 24 membrikan penjelasan mengenai bahan
Februari 1958. Pada akhir kasus tersebut hukum primer misalnya buku-buku teks,
Majelis Hakim memutuskan menolak kamus, jurnal-jurnal atau karya ilmiah
tuntutan provisi penggugat, menolak eksepsi dalam bidang hukum.
tergugat I dan penggugat intervensi untuk
seluruhnya, menolak gugatan penggugat Pengumpulan bahan hukum dalam
dalam perkara pokok untuk seluruhnya, suatu penelitian merupakan hal yang sangat
menghukum penggugat awal untuk penting dalam penulisan. Dalam penelitian
membayar biaya perkara sejumlah Rp. ini penulis menggunakan teknik
4.421.000,00 (Empat juta empat ratus dua pengumpulan bahan hukum berupa studi
puluh satu ribu rupiah), menyatakan gugatan kepustakaan, yaitu mempelajari peratura
intervensi penggugat intervensi nebis in perundang-undngan maupun
idem, dan menyatakan gugatan intervensi literaturliteratur yang berkaitan dengan
tidak dapat diterima (niet masalah yang diteliti.
ontvanklijkeverklaard).
Penelitian ini menggunakan metode
Berdasarkan uraian di atas, maka Analisa Kualitatif yaitu suatu analisa bahan
penulis tertarik untuk menelitinya dalam hukum yang dilakukan berdasarkan pada
skripsi dengan judul: “Putusan Pengadilan penemuan asas-asas dan informasi yang
Terhadap Upaya Intervensi Pihak Ketiga diuraikan secara induksi dengan mengambil
(Tussenkomst) Dalam Penyelesaian Sengketa kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum.
Tanah”. Penelitian ini menggunakan model analisis
bahan hukum yaitu komponen reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan
dilaksanakan dengan proses pengumpulan
METODE PENELITIAN bahan hukum. Setelah bahan hukum
terkumpul, maka ketiga komponen analisis
5
(reduksi, sajian, dan penarikan kesimpulan nama Agustin Nabunome Lapengga,
atau verifikasi) saling berinteraksi. Untuk Penggugat Intervensi XIV atas nama
menganalisis dalam penelitian ini digunakan Carolina Malo - Lapenangga, Penggugat
langkah-langkah yang terjadi secara Intervensi XV atas nama Kostantin Zakarias-
bersamaan yaitu pengumpulan bahan hukum, Lapenangga, Penggugat Intervensi XVI atas
reduksi, penyajian dan penarikan nama Thomas Lapenangga, Penggugat
kesimpulan. Intervensi XVII atas nama Elen Sandra Irene
Kause -Tabelak, Penggugat Intervensi XVIII
atas nama Cornelis Tabelak. Dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN kenyataan kasus tersebut, penggugat
menyatakan bahwa tanah yang terletak di
A. Dasar Intervensi Pihak Ketiga Dalam Jln. Amabi, RT 07/RW 03 Kelurahan Oepura,
Penyelesaian Sengketa Tanah Kecamatan Maulafa, Kota Kupang adalah
tanah milik penggugat sebagai ahli waris
Intervensi atau ikut sertanya pihak yang sah dari Eben Cornelis Foenay
ketiga harus didasarkan bahwa pihak ketiga (almarhum) dan Laazar Cornelis Foenay
tersebut sangatlah mempunyai kepentingan, (almarhum, juga ayah dari penggugat) yang
artinya kepentingannya akan terganggu, merupakan penguasa tanah adat Foenay,
jikalau ia tidak mencampuri proses atau dimana tanah tersebut telah dihibahkan oleh
dengan mencampuri itu ia dapat kedua alamarhum kepada Lembaga
mempertahankan hak-haknya (Pasal 279 Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
Reglement Recht Vordering [RV]). Sesuai di Kupang (LPP RRI Kupang), yang dalam
dengan kasus dalam putusan Hakim dengan kasus ini kepala LPP RRI Kupang sebagai
Nomor Perkara 191/PDT.G/2013/PN.KPG tergugat I. Namun tanah tersebut tidak
tanggal 23 Februari 2015, dijelaskan bahwa : dimanfaatkan untuk membangun fasilitas
“Penggugat atas nama Tarsan FR. Foenay, Studio RRI Kupang sesuai tujuan
Tergugat I atas nama P. M. Tisera selaku penghibahan tanah sengketa tersebut, namun
Kepala Stasiun Lembaga Penyiaran Publik Tergugat I membiarkan Tergugat II,
Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Tergugat III, dan Tergugat IV untuk
Tergugat II para ahli waris dari almarhum melakukan proses sertifikasi tanah sengketa
Drs. Piter Erasmus Amalo, masing-masing atas nama tergugat II, III,dan IV. Disisi lain
M.S.E. Amalo Messakh, CHR.V. Amalo dan pihak penggugat intervensi, CS menyatakan
Yoan Amalo, Tergugat III atas nama Marcel bahwa tanah sengketa tersebut adalah milik
Abineno, Tergugat IV atas nama Gerson para penggugat intervensi sebagai tanah
Tanuab, SH, Penggugat Intervensi I atas warisan dari nenek Carolina Hetmina,
nama Laazar Tabelak, Penggugat Intervensi dimana tanah ini pun telah menjadi tanah
II atas nama Beci Tabelak-Nautu, Penggugat sengketa sebelumnya antara Carolina
Intervensi III atas nama Thomas Tabelak, Hetmina melawan Fini Isa Bistolen alias
Penggugat Intervensi IV atas nama Mikael Frans Hetmina, selanjutnya Carolina
Tabelak, Penggugat Intervensi V atas nama Hetmina dinyatakan sebagai pemilik yang
Mariana Taroci Nifu-Tabelak, Penggugat sah atas tanah tersebut berdasarkan bukti-
Intervensi VI atas nama Paulius Tabelak, bukti yang berkekuatan hukum pasti
Penggugat Intervensi VII atas nama Maike termasuk gambar tanah sengketa perkara
Herawati Tiran-Tabelak, Penggugat nomor 74/1958/Pdt/PN.KPG tanggal 24
Intervensi VIII atas nama Melkisedek Februari 1958.
Tabelak, Penggugat Intervensi IX atas nama
Yusvita Karolina Mone-Tabelak, Penggugat Berdasarkan kasus di atas, telah
Intervensi X atas nama Thobias Mesakh terjadi suatu sengketa pertanahan dimana
Tabelak, Penggugat Intervensi XI atas nama pihak penggugat atas nama Tarsan FR.
Chatarian Suan-Tabelak, Penggugat Foenay menyatakan bahwa tanah yang
Intervensi XII atas nama Soleman terletak di Jln. Amabi, RT 07/RW 03
Lapenangga, Penggugat Intervensi XIII atas Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa,
6
Kota Kupang adalah tanah milik penggugat XIV atas nama Carolina Malo -
sebagai ahli waris yang sah dari Eben Lapenangga, Penggugat Intervensi XV atas
Cornelis Foenay (almarhum) dan Laazar nama Kostantin Zakarias-Lapenangga,
Cornelis Foenay (almarhum, juga ayah dari Penggugat Intervensi XVI atas nama
penggugat) yang merupakan penguasa tanah Thomas Lapenangga, Penggugat Intervensi
adat Foenay, dan melaporkan pihak tergugat XVII atas nama Elen Sandra Irene Kause
yakni Tergugat I atas nama P. M. Tisera -Tabelak, Penggugat Intervensi XVIII atas
selaku Kepala Stasiun Lembaga Penyiaran nama Cornelis Tabelak menyatakan bahwa
Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), tanah sengketa tersebut adalah milik para
Tergugat II para ahli waris dari almarhum penggugat intervensi sebagai tanah warisan
Drs. Piter Erasmus Amalo, masing-masing dari nenek Carolina Hetmina, dimana tanah
M.S.E. Amalo Messakh, CHR.V. Amalo dan ini pun telah menjadi tanah sengketa
Yoan Amalo, Tergugat III atas nama Marcel sebelumnya antara Carolina Hetmina
Abineno, Tergugat IV atas nama Gerson melawan Fini Isa Bistolen alias Frans
Tanuab, kepada Pengadilan Negeri Kupang, Hetmina, selanjutnya Carolina Hetmina
dimana tanah tersebut menurut pihak dinyatakan sebagai pemilik yang sah atas
tergugat I telah dihibahkan oleh kedua tanah tersebut berdasarkan bukti-bukti yang
alamarhum kepada Lembaga Penyiaran berkekuatan hukum pasti termasuk gambar
Publik Radio Republik Indonesia di Kupang tanah sengketa perkara nomor
(LPP RRI Kupang). Ini sesuai dengan 74/1958/Pdt/PN.KPG tanggal 24 Februari
pernyataan Rusmadi Murad (1991:22), yang 1958.
menyatakan bahwa timbulnya sengketa
hukum mengenai tanah berawal dari Berdasarkan kasus ini, ada pihak
pengaduan suatu pihak (orang atau badan ketiga (Intervensi) yang ikut serta dalam
hukum) yang berisi keberatan-keberatan dan proses pemeriksaan sengketa dalam perkara
tuntutan hak atas tanah baik terhadap status perdata tersebut. Ikut sertanya pihak ketiga
tanah, prioritas maupun kepemilikannya tersebut atas inisiatif sendiri, dan tidak
dengan harapan dapat memperoleh memihak pada salah satu pihak pengugat
penyelesaian secara administrasi sesuai maupun tergugat, tetapi demi membela
dengan ketentuan peraturan yang berlaku. kepentingannya sendiri. Ini sesuai dengan
yang tertuang dalam pasal 279 Reglement
Dalam perjalanan kasusnya, ada Recht Vordering (RV), bahwa Intervensi
pihak penggugat Intervensi, yaitu berarti ikut sertanya pihak ketiga yang
Penggugat Intervensi I atas nama Laazar didasarkan bahwa pihak ketiga tersebut
Tabelak, Penggugat Intervensi II atas nama sangatlah mempunyai kepentingan, artinya
Beci Tabelak-Nautu, Penggugat Intervensi kepentingannya akan terganggu, jikalau ia
III atas nama Thomas Tabelak, Penggugat tidak mencampuri proses atau dengan
Intervensi IV atas nama Mikael Tabelak, mencampuri itu ia dapat mempertahankan
Penggugat Intervensi V atas nama Mariana hak-haknya (Pasal 279 Reglement Recht
Taroci Nifu-Tabelak, Penggugat Intervensi Vordering [RV]). Pihak ketiga dalam kasus
VI atas nama Paulius Tabelak, Penggugat ini termasuk dalam pihak Intervensi
Intervensi VII atas nama Maike Herawati Tussenkomst, sebab pihak ketiga tersebut
Tiran-Tabelak, Penggugat Intervensi VIII atas kemauannya sendiri ikut serta dalam
atas nama Melkisedek Tabelak, Penggugat pemeriksaan perkara perdata antara
Intervensi IX atas nama Yusvita Karolina penggugat dan tergugat dan tidak memihak
Mone-Tabelak, Penggugat Intervensi X atas baik kepada penggugat maupun kepada
nama Thobias Mesakh Tabelak, Penggugat tergugat, karena jika ia tidak ikut serta
Intervensi XI atas nama Chatarian Suan- dalam proses pemeriksaan perkara itu maka
Tabelak, Penggugat Intervensi XII atas kepentingannya dapat terganggu (Pasal 282
nama Soleman Lapenangga, Penggugat RV) (Endarto 2010 : 160).
Intervensi XIII atas nama Agustin
Nabunome Lapengga, Penggugat Intervensi
7
B. Akibat Hukumnya Permohonan pemeriksaan perkara perdata No.
Intervensi (Tussenkomst) Diterima Atau 191/pdt.G/2013/PN.Kpg; (4) Menangguhkan
Ditolak Oleh Majelis Hakim biaya perkara sampai dengan putusan akhir;