Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

PUTUSAN PENGADILAN TERHADAP UPAYA INTERVENSI PIHAK


KETIGA (TUSSENKOMST) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
TANAH

Martinus M. Beis, Yosef Rama, SH.,M.Hum, Petrus K. Gelu, SH.,M.Hum


Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang

Tanah atau wilayah merupakan unsur utama dari suatu negara. Dalam kenyataan
sehari-hari permasalahan tanah (sengketa tanah) muncul dan dialami oleh seluruh lapisan
masyarakat. Salah satu alternatif penyelesaian sengketa (tanah) adalah melalui upaya
intervensi. Intervensi adalah ikut sertanya pihak ketiga atas inisiatif sendiri, maupun karena
ditarik masuk oleh salah satu pihak untuk ikut menanggung dalam pemeriksaan sengketa
perkara perdata. Salah satu jenis intervensi yang sering dilakukan adalah intervensi
tussenkomst. Dalam Intervensi Tussenkomst ada pihak ketiga yang atas kemauannya sendiri
ikut serta dalam pemeriksaan perkara perdata antara penggugat dan tergugat, dimana pihak
ketiga ini tidak memihak baik kepada penggugat maupun kepada tergugat, karena jika ia
tidak ikut serta dalam proses pemeriksaan perkara itu maka kepentingan dan kerugiannya
dapat terganggu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Putusan Pengadilan
terhadap upaya Intervensi pihak ketiga (Tussenkomst) dalam penyelesaian sengketa tanah.
Penelitian ini bersifat normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka
dan data sekunder yang berkaitan dengan putusan pengadilan terhadap upaya intervensi pihak
ketiga (Tussenkomst) dalam penyelesaian sengketa tanah dengan menganalisis peraturan
perundang-undangan maupun terhadap Putusan-putusan pengadilan, MA, maupun
yurisprudensi. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
Perundang-undangan, analisa konsep hukum, dan pendekatan kasus. Lama waktu yang
diperlukan untuk penelitian ini adalah 90 hari. Untuk menganalisis bahan hukum dalam
penelitian ini digunakan langkah-langkah yang terjadi secara bersamaan yaitu pengumpulan
bahan hukum, reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan kasus dalam penelitian, pada perkara pokok ada pihak penggugat dan
tergugat yang meperebutkan tanah yang terletak di Jln. Amabi, RT 07/RW 03 Kelurahan
Oepura, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Dalam perjalanan kasusnya, ada pihak
penggugat Intervensi yang menyatakan bahwa tanah sengketa tersebut adalah milik para
penggugat intervensi sebagai tanah warisan. Pada akhir kasus tersebut Majelis Hakim
berdasarkan berbagai pertimbangan memutuskan menolak tuntutan provisi penggugat,
menolak eksepsi tergugat I dan penggugat intervensi untuk seluruhnya, menolak gugatan
penggugat dalam perkara pokok untuk seluruhnya, menghukum penggugat awal untuk
membayar biaya perkara, menyatakan gugatan intervensi penggugat intervensi nebis in idem,
dan tidak dapat diterima (niet ontvanklijkeverklaard), serta menyatakan Tergugat I sebagai
pemenang dalam perkara ini. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam
menyelesaikan suatu sengketa tanah, ada alternatif Intervensi yang bisa di ambil apabila ada
pihak ketiga yang merasa di rugikan dengan adanya sengketa tanah antara pihak penggugat
dan tergugat. Apabila permohonan intervensi ditolak maka putusan tersebut merupakan
putusan akhir yang dapat dimohonkan banding, namun apabila permohonan intervensi
dikabulkan, maka putusan tersebut merupakan putusan sela, yang di catat dalam Berita Acara,
dan selanjutnya pemeriksaan perkara diteruskan dengan menggabung gugatan intervensi ke
dalam perkara pokok.

Kata Kunci : Tanah, Sengketa Tanah, Intervesi, Tussenkomst


1
ABSTRACT

DECISION OF THE COURT OF THE THIRD PERSON INTERVENTIONAL


EQUIPMENT (TUSSENKOMST) IN LAND DISPUTE SETTLEMENT

Martinus M. Beis, Yosef Rama, SH., M. Hum, Petrus Kia Gelu, SH., M. Hum
Faculty of Law University of Nusa Cendana Kupang

Land or territory is a major element of a country. In the everyday reality land


problems (land disputes) arise and are experienced by all levels of society. One alternative
dispute resolution (land) is through intervention efforts. Intervention is the participation of a
third party on its own initiative, as well as being withdrawn by one of the parties to
participate in the civil disputes dispute. One of the most frequent interventions is tussenkomst
intervention. In the Tussenkomst Intervention there is a third party who voluntarily
participates in the examination of civil cases between the plaintiff and the defendant, in which
the third party is impartial to both the plaintiff and the defendant, because if he does not
participate in the hearing proceedings then his interests and losses may Disturbed. The
purpose of this research is to know the Court Decision on the efforts of third party
Intervention (Tussenkomst) in the settlement of land disputes. This research is normative,
conducted by examining library materials and secondary data relating to court decision on
third party intervention (Tussenkomst) in settling land dispute by analyzing laws and
regulations as well as on judgments, jurisprudence. Problem approaches used in this research
are statue approach, analitical and conceptual approach, and the case approach. The length of
time required for this study is 90 days. To analyze the legal material in this study used the
steps that occur simultaneously the collection of legal materials, reduction, presentation and
conclusion. Based on the case in the study, in the main case there is the plaintiff and the
defendant meperebutkan land located on Jln. Amabi, RT 07 / RW 03 Kelurahan Oepura,
Maulafa District, Kupang City. In the course of his case, there was an Intervening Plaintiff
claiming that the disputed land belonged to the plaintiffs of the intervention as an inherited
land. At the end of the case the Panel of Judges based on various considerations decided to
refuse the plaintiff's claim, rejected the plaintiff's and the plaintiff's allegations altogether,
dismissed the plaintiff's claim in the principal case for all, sentenced the original plaintiff to
pay the court fee, declared the plaintiff's intervention pledge of nebis intervention in idem ,
And can not be accepted (niet ontvanklijkeverklaard), and declare. Defendant I as the winner
in this case. From this study it can be concluded that in resolving a land dispute, there is an
alternative intervention that can be taken if there are third parties who feel in disadvantage
with the land dispute between the plaintiff and the defendant. If the request for the
intervention is rejected then the verdict shall be the final verdict that can be appealed, but if
the request for the intervention is granted, then the decision shall be the interlocutory decision
recorded in the Official Report and subsequently the proceeding of the case shall be
proceeded by merging the intervention suit into the principal case.

Keywords: Land, Land Disputes, Intervention, Tussenkomst

2
PENDAHULUAN jaminan kepastian hukum terhadap hak atas
tanah itu walaupun hak itu tidak bersifat
Tanah atau wilayah merupakan unsur mutlak karena dibatasi oleh kepentingan
utama dari suatu negara. Bagi bangsa orang lain, masyarakat dan negara. Dalam
Indonesia yang merupakan suatu negara kenyataan sehari-hari permasalahan tanah
yang disebut sebagai bangsa agraris atau pun muncul dan dialami oleh seluruh lapisan
kepulauan, tanah mempunyai kedudukan masyarakat. Sengketa pertanahan merupakan
yang sangat penting dalam rangka isu yang selalu muncul dan selalu aktual dari
penyelenggaraan hidup dan kehidupan masa ke masa, seiring dengan bertambahnya
manusia. Disisi lain, bagi negara dan penduduk, perkembangan pembangunan, dan
pembangunan, tanah juga menjadi modal semakin meluasnya akses berbagai pihak
dasar bagi penyelenggaraan kehidupan untuk memperoleh tanah sebagai modal
bernegara dalam rangka integritas Negara dasar dalam berbagai kepentingan (Sutedi
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan 2009 : 5).
untuk mewujudkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Oleh karena Masalah pertanahan merupakan suatu
kedudukannya yang demikian itulah permasalahan yang cukup rumit dan sensitif
penguasaan, pemilikan, penggunaan maupun sekali sifatnya, karena menyangkut berbagai
pemanfaatan tanah memperoleh jaminan aspek kehidupan baik bersifat sosial,
perlindungan hukum dari pemerintah ekonomi, politis, psikologis dan lain
(Wibowo 2010 : 2). sebagainya, sehingga dalam penyelesaian
masalah pertanahan bukan hanya
Dengan konsep Negara Kesatuan memperhatikan aspek yuridis akan tetapi
Republik Indonesia yaitu Negara hukum juga harus memperhatikan berbagai aspek
yang berorientasi kepada kesejahteraan kehidupan lainnya supaya penyelesaian
umum sebagaimana yang tersurat didalam persoalan tersebut tidak berkembang menjadi
Undang-undang Dasar Republik Indonesia suatu keresahan yang dapat mengganggu
Tahun 1945, maka tidak akan terlepas dari stabilitas masyarakat.
sengketa hukum atas tanah yang merupakan
permasalahan mendasar dalam masyarakat Munculnya berbagai masalah
khususnya dibidang pertanahan. Dalam mengenai tanah menunjukkan bahwa
bentuk negara yang demikian, pemerintah penggunaan, penguasaan dan pemilikan
akan memasuki hampir seluruh aspek tanah di negara kita ini belum tertib dan
kehidupan dan penghidupan rakyat, baik terarah. Masih banyak penggunaan tanah
sebagai perorangan maupun sebagai yang saling tumpang tindih dalam berbagai
masyarakat. Warga masyarakat ingin selalu kepentingan yang tidak sesuai dengan
mempertahankan hak-haknya, sedangkan peruntukannya. Disamping itu, fakta juga
pemerintah juga harus menjalankan menunjukkan bahwa penguasaan dan
kepentingan terselenggaranya kesejahteraan pemilikan tanah masih timpang. Ada
umum bagi seluruh warga masyarakat sekelompok kecil masyarakat yang memiliki
(Achmad 2004 : 4). tanah secara liar dan berlebihan, dan ada juga
sekelompok besar masyarakat yang hanya
Agar tata kehidupan masyarakat memiliki tanah dalam jumlah sangat terbatas.
dapat berlangsung secara harmonis, Bahkan banyak pula yang sama sekali tidak
diperlukan suatu perlindungan terhadap memiliki, sehingga terpaksa hidup sebagai
penyelenggaraan kepentingan masyarakat. penggarap. Tidak jarang pula, dan bukan
Hal ini dapat terwujud apabila terdapat suatu barang aneh, timbul penguasaan tanah oleh
pedoman, kaidah atau pun standar yang oknum-oknum tertentu secara sepihak
dipatuhi oleh masyarakat. Sebagai hak dasar, (Sumardjo 2009 : 101).
hak atas tanah sangat berarti sebagai tanda
eksistensi, kebebasan, dan harkat diri Dapat dikatakan sengketa di bidang
seseorang. Di sisi lain, negara wajib memberi pertanahan tidak pernah surut, bahkan
3
mempunyai kecenderungan untuk meningkat melawan penggugat dan tergugat (Galih,
di dalam kompleksitas permasalahan maupun 2010 : 161).
kuantitasnya seiring dinamika di bidang
ekonomi, sosial dan politik. Pengaduan- Berdasarkan pra penelitian maka
pengaduan masalah pertanahan pada calon peneliti menemukan permasalahan,
dasarnya merupakan suatu fenomena yang yaitu putusan Hakim dengan Nomor Perkara
mempersoalkan kebenaran suatu hukum 191/PDT.G/2013/PN.KPG tanggal 23
yang berkaitan dengan pertanahan. Hal ini Februari 2015, dengan Penggugat atas nama
dapat berupa produk-produk pertanahan Tarsan FR. Foenay, Tergugat I atas nama P.
tersebut, riwayat perolehan tanah, M. Tisera selaku Kepala Stasiun Lembaga
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
pemanfaatan tanah, pembebasan tanah dan (LPP RRI), Tergugat II para ahli waris dari
sebagainya. Pendek kata, hampir semua almarhum Drs. Piter erasmus amalo, masing-
aspek pertanahan dapat mencuat menjadi masing M.S.E. amalo messakh, CHR.V.
sumber sengketa pertanahan, seperti halnya amalo dan Yoan Amalo, Tergugat III atas
keliru akan batas-batas tanah maupun keliru nama Marcel Abineno, Tergugat IV atas
akan pemberian warisan (Hitagalung 2005 : nama Gerson Tanuab, SH, Penggugat
12). Intervensi I atas nama Laazar Tabelak,
Penggugat Intervensi II atas nama Beci
Salah satu alternatif penyelesaian Tabelak-Nautu, Penggugat Intervensi III atas
sengketa (tanah) adalah melalui upaya nama Thomas Tabelak, Penggugat Intervensi
intervensi. Intervensi adalah : “Ikut sertanya IV atas nama Mikael Tabelak, Penggugat
pihak ketiga atas inisiatif sendiri, maupun Intervensi V atas nama Mariana Taroci Nifu-
karena ditarik masuk oleh salah satu pihak Tabelak, Penggugat Intervensi VI atas nama
untuk ikut menanggung dalam pemeriksaan Paulius Tabelak, Penggugat Intervensi VII
sengketa perkara perdata.” Proses atas nama Maike Herawati Tiran-Tabelak,
penyelesaian ini dimungkinkan akan lebih Penggugat Intervensi VIII atas nama
dari satu pihak (kumulasi subyektif), paling Melkisedek Tabelak, Penggugat Intervensi
sedikit yang terlibat harus dua pihak yaitu IX atas nama Yusvita Karolina Mone-
pihak penggugat dan pihak tergugat. Tetapi Tabelak, Penggugat Intervensi X atas nama
kadang-kadang ada pihak ketiga yang ikut Thobias Mesakh Tabelak, Penggugat
serta di dalam proses pemeriksaan sengketa Intervensi XI atas nama Chatarian Suan-
dalam perkara perdata, ikut sertanya pihak Tabelak, Penggugat Intervensi XII atas nama
ketiga tersebut dapat atas inisiatif sendiri, Soleman Lapenangga, Penggugat Intervensi
dapat juga karena ditarik masuk oleh salah XIII atas nama Agustin Nabunome
satu pihak untuk ikut menanggung dalam Lapengga, Penggugat Intervensi XIV atas
pemeriksaan sengketa perkara perdata. Pihak nama Carolina Malo - Lapenangga,
ketiga inilah yang di sebut sebagai pihak Penggugat Intervensi XV atas nama
intervensi. Salah satu jenis intervensi yang Kostantin Zakarias-Lapenangga, Penggugat
sering dilakukan adalah intervensi Intervensi XVI atas nama Thomas
tussenkomst. Tussenkomst ada pihak ketiga Lapenangga, Penggugat Intervensi XVII atas
yang atas kemauannya sendiri ikut serta nama Elen Sandra Irene Kause -Tabelak,
dalam pemeriksaan perkara perdata antara Penggugat Intervensi XVIII atas nama
penggugat dan tergugat, dimana pihak ketiga Cornelis Tabelak. Dalam kenyataan kasus
ini tidak memihak baik kepada penggugat tersebut, penggugat menyatakan bahwa tanah
maupun kepada tergugat, karena jika ia tidak yang terletak di Jln. Amabi, RT 07/RW 03
ikut serta dalam proses pemeriksaan perkara Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa,
itu maka kepentingan dan kerugiannya dapat Kota Kupang adalah tanah milik penggugat
terganggu. Dalam hal ini pihak ketiga yang sebagai ahli waris yang sah dari Eben
ikut serta dalam pemeriksaan sengketa Cornelis Foenay (almarhum) dan Laazar
(tanah) tersebut dapat mengajukan gugatan Cornelis Foenay (almarhum, juga ayah dari
kepada Ketua Pengadilan Negeri, untuk penggugat) yang merupakan penguasa tanah
4
adat Foenay, dimana tanah tersebut telah Penelitian ini bersifat normatif, yakni
dihibahkan oleh kedua alamarhum kepada penelitian yang dilakukan dengan cara
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik meneliti bahan-bahan pustaka dan data
Indonesia di Kupang (LPP RRI Kupang), sekunder yang berkaitan dengan putusan
yang dalam kasus ini kepala LPP RRI pengadilan terhadap upaya intervensi pihak
Kupang sebagai tergugat I. Namun tanah ketiga (Tussenkomst) dalam penyelesaian
tersebut tidak dimanfaatkan untuk sengketa tanah dengan menganalisis
membangun fasilitas Studio RRI Kupang peraturan perundang-undangan maupun
sesuai tujuan penghibahan tanah sengketa terhadap Putusan-putusan pengadilan, MA,
tersebut, namun Tergugat I membiarkan maupun yurisprudensi. Pendekatan yang
Tergugat II, Tergugat III, dan Tergugat IV digunakan dalam penelitian ilmiah yang
untuk melakukan proses sertifikasi tanah peneliti lakukan terdiri atas : Pendekatan
sengketa atas nama tergugat II, III,dan IV. Perundang-Undang (The Statute Approach),
Disisi lain pihak penggugat intervensi, CS Pendekatan Analisis Konsep Hukum
menyatakan bahwa tanah sengketa tersebut (Analitical and Conceptual Approach), dan
adalah milik para penggugat intervensi Pendekatan Kasus (The Case Approach).
sebagai tanah warisan dari nenek Carolina Pada penelitian ini, data-data yang
Hetmina, dimana tanah ini pun telah menjadi dibutuhkan di ambil dari beberapa sumber,
tanah sengketa sebelumnya antara Carolina yaitu : Sumber bahan hukum primer
Hetmina melawan Fini Isa Bistolen alias merupakan bahan hukum yang mengikat,
Frans Hetmina, selanjutnya Carolina meliputi peraturan perundang-undangan
Hetmina dinyatakan sebagai pemilik yang seperti HIR, RBG, BW, RV dan putusan
sah atas tanah tersebut berdasarkan bukti- yang berkaitan dengan hukum acara perdata
bukti yang berkekuatan hukum pasti dan sumber bahan hukum sekunder adalah
termasuk gambar tanah sengketa perkara semua publikasi tentang hukum yang
nomor 74/1958/Pdt/PN.KPG tanggal 24 membrikan penjelasan mengenai bahan
Februari 1958. Pada akhir kasus tersebut hukum primer misalnya buku-buku teks,
Majelis Hakim memutuskan menolak kamus, jurnal-jurnal atau karya ilmiah
tuntutan provisi penggugat, menolak eksepsi dalam bidang hukum.
tergugat I dan penggugat intervensi untuk
seluruhnya, menolak gugatan penggugat Pengumpulan bahan hukum dalam
dalam perkara pokok untuk seluruhnya, suatu penelitian merupakan hal yang sangat
menghukum penggugat awal untuk penting dalam penulisan. Dalam penelitian
membayar biaya perkara sejumlah Rp. ini penulis menggunakan teknik
4.421.000,00 (Empat juta empat ratus dua pengumpulan bahan hukum berupa studi
puluh satu ribu rupiah), menyatakan gugatan kepustakaan, yaitu mempelajari peratura
intervensi penggugat intervensi nebis in perundang-undngan maupun
idem, dan menyatakan gugatan intervensi literaturliteratur yang berkaitan dengan
tidak dapat diterima (niet masalah yang diteliti.
ontvanklijkeverklaard).
Penelitian ini menggunakan metode
Berdasarkan uraian di atas, maka Analisa Kualitatif yaitu suatu analisa bahan
penulis tertarik untuk menelitinya dalam hukum yang dilakukan berdasarkan pada
skripsi dengan judul: “Putusan Pengadilan penemuan asas-asas dan informasi yang
Terhadap Upaya Intervensi Pihak Ketiga diuraikan secara induksi dengan mengambil
(Tussenkomst) Dalam Penyelesaian Sengketa kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum.
Tanah”. Penelitian ini menggunakan model analisis
bahan hukum yaitu komponen reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan
dilaksanakan dengan proses pengumpulan
METODE PENELITIAN bahan hukum. Setelah bahan hukum
terkumpul, maka ketiga komponen analisis
5
(reduksi, sajian, dan penarikan kesimpulan nama Agustin Nabunome Lapengga,
atau verifikasi) saling berinteraksi. Untuk Penggugat Intervensi XIV atas nama
menganalisis dalam penelitian ini digunakan Carolina Malo - Lapenangga, Penggugat
langkah-langkah yang terjadi secara Intervensi XV atas nama Kostantin Zakarias-
bersamaan yaitu pengumpulan bahan hukum, Lapenangga, Penggugat Intervensi XVI atas
reduksi, penyajian dan penarikan nama Thomas Lapenangga, Penggugat
kesimpulan. Intervensi XVII atas nama Elen Sandra Irene
Kause -Tabelak, Penggugat Intervensi XVIII
atas nama Cornelis Tabelak. Dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN kenyataan kasus tersebut, penggugat
menyatakan bahwa tanah yang terletak di
A. Dasar Intervensi Pihak Ketiga Dalam Jln. Amabi, RT 07/RW 03 Kelurahan Oepura,
Penyelesaian Sengketa Tanah Kecamatan Maulafa, Kota Kupang adalah
tanah milik penggugat sebagai ahli waris
Intervensi atau ikut sertanya pihak yang sah dari Eben Cornelis Foenay
ketiga harus didasarkan bahwa pihak ketiga (almarhum) dan Laazar Cornelis Foenay
tersebut sangatlah mempunyai kepentingan, (almarhum, juga ayah dari penggugat) yang
artinya kepentingannya akan terganggu, merupakan penguasa tanah adat Foenay,
jikalau ia tidak mencampuri proses atau dimana tanah tersebut telah dihibahkan oleh
dengan mencampuri itu ia dapat kedua alamarhum kepada Lembaga
mempertahankan hak-haknya (Pasal 279 Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
Reglement Recht Vordering [RV]). Sesuai di Kupang (LPP RRI Kupang), yang dalam
dengan kasus dalam putusan Hakim dengan kasus ini kepala LPP RRI Kupang sebagai
Nomor Perkara 191/PDT.G/2013/PN.KPG tergugat I. Namun tanah tersebut tidak
tanggal 23 Februari 2015, dijelaskan bahwa : dimanfaatkan untuk membangun fasilitas
“Penggugat atas nama Tarsan FR. Foenay, Studio RRI Kupang sesuai tujuan
Tergugat I atas nama P. M. Tisera selaku penghibahan tanah sengketa tersebut, namun
Kepala Stasiun Lembaga Penyiaran Publik Tergugat I membiarkan Tergugat II,
Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Tergugat III, dan Tergugat IV untuk
Tergugat II para ahli waris dari almarhum melakukan proses sertifikasi tanah sengketa
Drs. Piter Erasmus Amalo, masing-masing atas nama tergugat II, III,dan IV. Disisi lain
M.S.E. Amalo Messakh, CHR.V. Amalo dan pihak penggugat intervensi, CS menyatakan
Yoan Amalo, Tergugat III atas nama Marcel bahwa tanah sengketa tersebut adalah milik
Abineno, Tergugat IV atas nama Gerson para penggugat intervensi sebagai tanah
Tanuab, SH, Penggugat Intervensi I atas warisan dari nenek Carolina Hetmina,
nama Laazar Tabelak, Penggugat Intervensi dimana tanah ini pun telah menjadi tanah
II atas nama Beci Tabelak-Nautu, Penggugat sengketa sebelumnya antara Carolina
Intervensi III atas nama Thomas Tabelak, Hetmina melawan Fini Isa Bistolen alias
Penggugat Intervensi IV atas nama Mikael Frans Hetmina, selanjutnya Carolina
Tabelak, Penggugat Intervensi V atas nama Hetmina dinyatakan sebagai pemilik yang
Mariana Taroci Nifu-Tabelak, Penggugat sah atas tanah tersebut berdasarkan bukti-
Intervensi VI atas nama Paulius Tabelak, bukti yang berkekuatan hukum pasti
Penggugat Intervensi VII atas nama Maike termasuk gambar tanah sengketa perkara
Herawati Tiran-Tabelak, Penggugat nomor 74/1958/Pdt/PN.KPG tanggal 24
Intervensi VIII atas nama Melkisedek Februari 1958.
Tabelak, Penggugat Intervensi IX atas nama
Yusvita Karolina Mone-Tabelak, Penggugat Berdasarkan kasus di atas, telah
Intervensi X atas nama Thobias Mesakh terjadi suatu sengketa pertanahan dimana
Tabelak, Penggugat Intervensi XI atas nama pihak penggugat atas nama Tarsan FR.
Chatarian Suan-Tabelak, Penggugat Foenay menyatakan bahwa tanah yang
Intervensi XII atas nama Soleman terletak di Jln. Amabi, RT 07/RW 03
Lapenangga, Penggugat Intervensi XIII atas Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa,
6
Kota Kupang adalah tanah milik penggugat XIV atas nama Carolina Malo -
sebagai ahli waris yang sah dari Eben Lapenangga, Penggugat Intervensi XV atas
Cornelis Foenay (almarhum) dan Laazar nama Kostantin Zakarias-Lapenangga,
Cornelis Foenay (almarhum, juga ayah dari Penggugat Intervensi XVI atas nama
penggugat) yang merupakan penguasa tanah Thomas Lapenangga, Penggugat Intervensi
adat Foenay, dan melaporkan pihak tergugat XVII atas nama Elen Sandra Irene Kause
yakni Tergugat I atas nama P. M. Tisera -Tabelak, Penggugat Intervensi XVIII atas
selaku Kepala Stasiun Lembaga Penyiaran nama Cornelis Tabelak menyatakan bahwa
Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), tanah sengketa tersebut adalah milik para
Tergugat II para ahli waris dari almarhum penggugat intervensi sebagai tanah warisan
Drs. Piter Erasmus Amalo, masing-masing dari nenek Carolina Hetmina, dimana tanah
M.S.E. Amalo Messakh, CHR.V. Amalo dan ini pun telah menjadi tanah sengketa
Yoan Amalo, Tergugat III atas nama Marcel sebelumnya antara Carolina Hetmina
Abineno, Tergugat IV atas nama Gerson melawan Fini Isa Bistolen alias Frans
Tanuab, kepada Pengadilan Negeri Kupang, Hetmina, selanjutnya Carolina Hetmina
dimana tanah tersebut menurut pihak dinyatakan sebagai pemilik yang sah atas
tergugat I telah dihibahkan oleh kedua tanah tersebut berdasarkan bukti-bukti yang
alamarhum kepada Lembaga Penyiaran berkekuatan hukum pasti termasuk gambar
Publik Radio Republik Indonesia di Kupang tanah sengketa perkara nomor
(LPP RRI Kupang). Ini sesuai dengan 74/1958/Pdt/PN.KPG tanggal 24 Februari
pernyataan Rusmadi Murad (1991:22), yang 1958.
menyatakan bahwa timbulnya sengketa
hukum mengenai tanah berawal dari Berdasarkan kasus ini, ada pihak
pengaduan suatu pihak (orang atau badan ketiga (Intervensi) yang ikut serta dalam
hukum) yang berisi keberatan-keberatan dan proses pemeriksaan sengketa dalam perkara
tuntutan hak atas tanah baik terhadap status perdata tersebut. Ikut sertanya pihak ketiga
tanah, prioritas maupun kepemilikannya tersebut atas inisiatif sendiri, dan tidak
dengan harapan dapat memperoleh memihak pada salah satu pihak pengugat
penyelesaian secara administrasi sesuai maupun tergugat, tetapi demi membela
dengan ketentuan peraturan yang berlaku. kepentingannya sendiri. Ini sesuai dengan
yang tertuang dalam pasal 279 Reglement
Dalam perjalanan kasusnya, ada Recht Vordering (RV), bahwa Intervensi
pihak penggugat Intervensi, yaitu berarti ikut sertanya pihak ketiga yang
Penggugat Intervensi I atas nama Laazar didasarkan bahwa pihak ketiga tersebut
Tabelak, Penggugat Intervensi II atas nama sangatlah mempunyai kepentingan, artinya
Beci Tabelak-Nautu, Penggugat Intervensi kepentingannya akan terganggu, jikalau ia
III atas nama Thomas Tabelak, Penggugat tidak mencampuri proses atau dengan
Intervensi IV atas nama Mikael Tabelak, mencampuri itu ia dapat mempertahankan
Penggugat Intervensi V atas nama Mariana hak-haknya (Pasal 279 Reglement Recht
Taroci Nifu-Tabelak, Penggugat Intervensi Vordering [RV]). Pihak ketiga dalam kasus
VI atas nama Paulius Tabelak, Penggugat ini termasuk dalam pihak Intervensi
Intervensi VII atas nama Maike Herawati Tussenkomst, sebab pihak ketiga tersebut
Tiran-Tabelak, Penggugat Intervensi VIII atas kemauannya sendiri ikut serta dalam
atas nama Melkisedek Tabelak, Penggugat pemeriksaan perkara perdata antara
Intervensi IX atas nama Yusvita Karolina penggugat dan tergugat dan tidak memihak
Mone-Tabelak, Penggugat Intervensi X atas baik kepada penggugat maupun kepada
nama Thobias Mesakh Tabelak, Penggugat tergugat, karena jika ia tidak ikut serta
Intervensi XI atas nama Chatarian Suan- dalam proses pemeriksaan perkara itu maka
Tabelak, Penggugat Intervensi XII atas kepentingannya dapat terganggu (Pasal 282
nama Soleman Lapenangga, Penggugat RV) (Endarto 2010 : 160).
Intervensi XIII atas nama Agustin
Nabunome Lapengga, Penggugat Intervensi
7
B. Akibat Hukumnya Permohonan pemeriksaan perkara perdata No.
Intervensi (Tussenkomst) Diterima Atau 191/pdt.G/2013/PN.Kpg; (4) Menangguhkan
Ditolak Oleh Majelis Hakim biaya perkara sampai dengan putusan akhir;

Permohonan Intervensi dapat di Oleh Karena permohonan


terima (dikabulkan) maupun di tolak oleh bergabung dari penggugat intervensi
pengadilan berdasarkan pertimbangan- dikabulkan oleh Majelis Hakim, maka
pertimbangan oleh Majelis Hakim. Apabila pemeriksaan perkara ini dilanjutkan sampai
permohonan intervensi ditolak maka dengan putusan akhir, di samping itu untuk
putusan tersebut merupakan putusan akhir memperkuat dalil gugatan intervensi dalam
yang dapat dimohonkan banding, tetapi perkara a quo, Penggugat Intervensi telah
pengirimannya ke Pengadilan Tinggi harus mengajukan alat bukti berupa surat dan
bersama-sama dengan perkara pokok. saksi-saksi dalam melegkapi berkas perkara
Apabila perkara pokok tidak diajukan tersebut, maka dalam kasus ini ada dua
banding, dengan sendirinya permohonan perkara yang di periksa bersama-sama,
banding dari intervenient tidak dapat yaitu gugatan asal dan gugatan Intervensi.
diteruskan dan yang bersangkutan dapat
mengajukan gugatan tersendiri. Apabila Dalam Gugatan asal, Majelis Hakim
permohonan dapat dikabulkan, maka menimbang bahwa dalam gugatannya
putusan tersebut merupakan putusan sela, Penggugat Asal telah mengajukan tuntutan
yang di catat dalam Berita Acara, dan Provisi yang pada pokonya berbunyi sebagai
selanjutnya pemeriksaan perkara diteruskan berikut :
dengan menggabung gugatan intervensi ke “ Bahwa untuk melindungi hak dan
dalam perkara pokok. kepentingan hukum Penggugat terhadap
tanah sengketa dari segala tindakan para
Berdasarkan kasus sengketa perdata ini, tergugat atau siapapun di atas tanah
pada perjalan kasus ini pihak intervensi telah sengketa, maka penggugat memohon
memasukkan Permohonan untuk Gugatan kepada Ketua Pengadilan Negeri
Intervensi ke dalam perkara a quo Kupang untuk terlebih dahulu
berdasarkan Surat Tertanggal 03 Maret 2014 memutuskan atau menetapkan dalam
yang diserahkan Panmud Perdata berikut Provisi, yaitu memerintahkan kepada
Surat Gugatan tertanggal 03 Maret 2014, para tergugat atau siapapun di atasnya
kemudian surat gugatan intervensi itu untuk menghentikan segala kegiatan
diajukan sendiri oleh Penggugat Intervensi atau aktifitas pembangunan dalam
dipersidangan tanggal 17 Maret 2014, bentuk apapun di atas tanah sengketa
bermaksud hendak menggabungkan diri hingga putusan perkara ini mempunyai
dalam perkara tersebut. Setelah Majelis kekuatan hukum tetap”.
Hakim melakukan berbagai pertimbangan,
Pengadilan menjatuhkan putusan sela pada Suatu tuntutan Provisi atau
tanggal 12 Mei 20114 Nomor Provisionele eis artinya tuntutan sementara,
191/pdt.G/2013/PN.Kpg yang pada yaitu suatu tuntutan dari salah satu pihak
pokoknya mengijinkan Penggugat Intervensi yang berperkara agar Hakim mengambil
menjadi pihak dalam perkara ini, yang tindakan sementara (voorlopige voorziening)
amarnya berbunyi : (1) Mengabulkan sebelum dijatuhkan putusan akhir, atas suatu
Permohonan Gugatan Intervensi yang perselisihan yang timbul sewaktu proses
diajukan para Pengugat Intervensi untuk berjalan, yang sifatnya sangat mendesak dan
bergabung dalam perkara ini; memerlukan penanganan segera (spoedig
(2) Menetapkan kedudukan Para Tergugat procedure) untuk mengantisipasi timbulnya
Intervensi adalah sebagai pihak ketiga yang insiden, dan menyangkut hal yang tidak
berdiri sendiri (Tussenkomst) dalam perkara merupakan pokok perkara. Profisionele
perdata No. 191/pdt.G/2013/PN.Kpg; vonnis artinya putusan sementara, mengenai
(3) Menetapkan untuk melanjutkan ketetapan sementara dari Hakim selama
8
memeriksa pokok perkara (N.W.O. BRv art merasa perlu untuk mempertimbangkan
51 dsb art 48 dan 53, HIR/RBg Pasal 180 terlebih dahulu eksepsi yang paling
(1)/ pasal 191); Hendaknya sebelum mendasar dan dipandang dominan terhadap
mengajukan tuntutan Provisi penggugat eksepsi yang lain; Semua eksepsi Para
perlu dipenuhi dahulu syarat-syarat sebagai Tergugat dan Penggugat Intervensi tadi
berikut : apabila dikelompokkan meliputi hal-hal yang
1. Tuntutan provisi muncul karena timbul pada intinya adalah sebagai berikut :
peristiwa yang memerlukan penanganan
dan putusan Hakim segera saat proses 1. Penggugat tidak memiliki kedudukan
berlangsung; dan kapasitas untuk mengajukan
2. Tuntutan itu tidak masuk materi pokok gugatan (Diskualifikasi in person) ;
perkara tetapi ada hubungan dengan Bahwa dalil Ekseppsi Tergugat I ini
pokok perkara; adalah karena Penggugat tidak terlibat dalam
persetujuan pembuatan hibah sehingga tidak
Dalam gugatan Penggugat tidak punya kapasitas untuk menggugat
disebutkan dalam dalil positanya tentang merupakan pendapat yang tidak dapat
suatu perselisihan yang timbul sewaktu dipertahankan lagi. Bahwa sesungguhnya
proses berjalan, yang sifatnya sangat apabila dicermati gugatan Penggugat,
mendesak dan memerlukan penanganan penggugat mendalilkan bahwa dirinya adalah
segera (spoedig procedure) untuk merupakan ahli waris dari Eben Cornelius
mengantisipasi timbulnya insiden yang Foenay sebagai pemilik asal tanah sengketa.
memerlukan penangana segera di Majelis Dalam yurisprudensi dinyatakan bahwa
Hakim melalui putusan Provisi, sehingga seorang ahli waris mempunyai hak untuk
syarat pengajuan tuntutan Provisi tidak menggugat antara lain :
terpenuhi; Oleh karena itu tuntutan Provisi
dari penggugat asal harus dinyatakan tidak “Gugatan untuk penyerahan kembali harta
beralasan hukum dan harus di tolak. warisan yang dikuasai oleh seseorang
tanpa hak, dapat diterima walaupun dalam
Bedasarkan gugatan penggugat pada gugatan ini ini tidak semua ahli waris
kasus ini, para Tergugat dan Penggugat turut serta ataupun disertakan (i.c. saudara
Intervensi telah mengajukan eksepsi kandung penggugat tidak ikut serta
(keberatan), oleh karena itu atas eksepsi ataupun diikutsertakan), karena tergugat
tersebut Majelis Hakim akan dalam hal ini tidak dirugikan dalam
mempertimbangkan dan memutusnya pembelaannya”. (Putusan Mahkamah
terlebih dahulu. Apabila eksepsi para Agung tgl. 5 Januari 1959 No. 244
Tergugat dan Penggugat Intervensi K/Sip/1959).
dinyatakan cukup beralasan hukum dan
dikabulkan, maka pokok perkaranya tidak Berdasarkan pertimbangan tersebut,
akan dipertimbangkan dan diputus lebih eksepsi Tergugat I ini dipandang tidak
lanjut. Sebaliknya apabila eksepsi para beralasan hukum dan harus dinayatakan di
Tergugat dan Penggugat Intervensi tolak.
dipandang tidak beralasan hukum dan harus
dinyatakan di tolak, maka pokok perkaranya 2. Exceptio Res Judicate (Exceptie Van
akan dipertimbangkan dan di putus. Gewijsde Zaack)

Dari semua eksepsi Para Tergugat Bahwa dalam eksepsinya Tergugat I


dan Penggugat Intervensi tersebut telah mendalilkan bahwa Gugatan Penggugat telah
terdapat kesimpang siuran penggunaan nebis in idem atau resjudicata karena
istilah, oleh karenanya dipandang perlu didasarkan pada dalil (dasar hukum) yang
untuk dihimpun oleh Majelis Hakim dengan sama, diajukan oleh subjek yang sama (pihak
menggabungkan eksepsi yang serupa, dan yang sama) dengan putusan hakim yang telah
terhadap semua eksepsi tadi, Majelis Hakim berkekuatan hukum tetap dalam perkara
9
yang diputuskan oleh Hakim dari tingkat Penggugat adalah Drs. P. M. Tisera
pertama sampai kasasi dan PK yang sedangkan Pihak Tergugat adalah Laazar
dimenangkan oleh RRI Kupang yaitu Tabelak, sedangkan Pihak Penggugat dalam
Putusan PK MARI Nomor : 644 perkara a quo adalah Tarsan FR. Foenay
K/PDT/2002 tanggal 20 Oktober 2002 jo yang sama sekali tidak ada kesamaan
Putusan MARI Nomor : 2088 K/PDT/1998 identitas, dan tidak pula ada bukti bahwa
tanggal 30 Juni 1999 jo putusan Pengadilan Penggugat dalam perkara a quo punya
Negeri Kupang Nomor : hubungan keluarga atau kekerabatan
42/PDT.G/1996/PN,KPG tanggal 19 April terhadap pihak dalam perkara terdahulu;
1997, dan telah dieksekusi oleh Juru Sita sehingga dapat dipastikan telah berbeda
pada Pengadilan Negeri Kupang berdasarkan subjek antara perkara a quo dengan perkara
berita acara eksekusi PN. Kupang Nomor : terdahulu, dengan demikian tidaklah dapat
42/BA.EKS/1996/PN.KPG tanggal 11 Mei dikatakan bahwa gugatan Penggugat telah
2006; nebis in idem sehingga eksepsi Tergugat I ini
dipandang tidak beralasan hukum dan harus
Suatu gugatan dikatakan nebis in dinyatakan ditolak.
idem haruslah memenuhi 4 syarat yang
apabila salah satu syarat saja tidak terpenuhi 3. Exceptio plutium litis consortium / pihak
maka gugatan ini tidak dapat dikatakan telah penggugat tidak lengkap
nebis in idem. Keempat syarat ini adalah :
1. Telah ada putusan terdahulu yang telah Dalam gugatan pada intinya
berkekuatan hukum tetap; dikatakan pihak penggugat tidak lengkap,
2. Subjek dalam perkara a quo sama dengan karena masih ada ahli waris lain selain
subyek dalam perkara terdahulu; penggugat yang merupakan anak dari salah
3. Objek sengketa perkara a quo sama satu pemberi hibah Almarhum Bpk. Laasar
dengan objek sengketa dalam perkara Cornelius Foenay dan ahli waris dari
terdahulu; almarhum Bpk. Eben Cornelius Foenay,
4. Substansi pokok materi gugatan dalam tidak ikutkan sebagai Pihak Penggugat dalam
perkara a quo sama dengan substansi perkara a quo. Sudah menjadi yurisprudensi
pokok materi dalam perkara terdahulu; tetap bahwa “ walaupun tidak semua ahli
waris turut menggugat, tidaklah menjadikan
Tentang syarat pertama telah ada batalnya atau tidak sahnya surat gugatan
putusan terdahulu yang telah berkekuatan itu ..........”. (Putusan Mahkamah Agung tgl.
hukum tetap tidaklah dapat disangkal 1 Mei 1975 No. 64 K/Sip/1974). Dalam
kebenarannya yaitu putusan kasasi nomor : yurisprudensi lain dikatakan hal yang sama
644/PK/PDT/2002 tanggal 20 Oktober 2002 bahwa “ Tuntutan yang diajukan oleh
(bukti TI/TI.II.2) jo putusan MARI Nomor : sebagian ahli waris terhadap seseorang
2088 K/PDT/1998 tanggal 30 Juni 1999 dengan melawan hukum menduduki tanah
(bukti TI/TI.II.1) jo putusan Pengadilan warisan, tidak dapat ditahan oleh ahli waris
Negeri Kuapng Nomor : lainnya”. (Putusan Mahkamah Agung tgl. 20
42/PDT.G/1996/PN.KPG tanggal 19 April Juni 1959 No. 161 K/Sip/1959).
19977 (bukti TI/TI.II.3).
Berdasarkan yurisprudensi tetap
Syarat kedua apakah benar Pihak tersebut, seorang saja ahli waris yang
dalam perkara a quo sama dengan pihak menggugat dapat dibenarkan dalam rangka
dalam perkara terdahulu ? Bahwa dalam mempertahankan hak waris. Bahwa tentang
perkara terdahulu yaitu putusan kasasi nomor kebenaran apakah Penggugat adalah ahli
: 644/PKK/PDT/2002 tanggal 20 Oktober waris atau bukan adalah merupakan materi
2002 (bukti TI/TI.II.1) jo putusan Pengadilan pokok gugatan yang tunduk pada hukum
Negeri Kupang Nomor : pembuktian; Berdasarkan pertimbangan ini
42/PDT.G/1996/PN.KPG tanggal 19 April maka eksepsi Tergugat I ini dipandang tidak
1997 (bukti TI/TI.II.3); yang menjadi pihak
10
beralasan hukum dan harus dinyatakan waris tidak bersifat mutlak dalam
ditolak. menggugat.

4. Gugatan Penggugat obscuur libel / Dalam yurisprudensi dikatakan


kabur bahwa “ Walaupun tidak semua ahli waris
turut menggugat, tidaklah menjadikan
Inti dalil eksepsi Tergugat I adalah batalnya atau tidak sahnya surat gugatan
Objek sengketa berupa tanah gugatan itu ...........”. (Putusan Mahkamah Agung tgl.
penggugat tidak jelas mengenai luas dengan 1 Mei 1975 No. 64 K/Sip/1974). Dalam
hanya menyebut objek terperkara yakni : yurisprudensi lain dikatakan hal yang sama
10.082 m2 (1.082 ha) sebagaimana bahwa “ Tuntutan yang diajukan oleh
diproyeksikan luasnya dalam lima buah sebagian ahli waris terhadap seseorang yang
sertifikat hak milik sebagaimana dalam dalil dengan melawan hukum menduduki tanah
gugatan penggugat. Menurut Majelis Hakim warisan, tidak dapat ditahan oleh ahli waris
eksepsi ini telah masuk pada substansi materi lainnya”. (Putusan Mahkamah Agung tgl. 20
pokok perkara yang tunduk pada hukum Juni No. 161 K/Sip/1959). Oleh karena itu
pembuktian, sehingga eksepsi Tergugat I sah-sah saja Penggugat dalam perkara a quo
yang demikian harus dinyatakan tidak dapat bertindak untuk dan atas namanya sendiri
diterima. dalam menggugat harta warisan, sehingga
eksepsi Penggugat Intervensi dipandang
5. Penggugat tidak punya standing tidak beralasan hukum dan patut untuk
menggugat; ditolak.

Penggugat Intervensi dalam Pada perkara pokok, Majelis Hakim


eksepsinya mendalilkan bahwa dalam menimbang maksud dan tujuan gugatan
perkara a quo ternyata yang bertindak Penggugat yang pada pokoknya adalah
sebagai Penggugat adalah Tarsan FR. Foenay menggugat harta warisan yang telah
bertindak atas nama dirinya sendiri. Bahwa dihibahkan karena Tergugat 1 telah
didalam gugatan Penggugat mendalilkan wanprestasi dan mohon pembatalan hibah.
bahwa luas tanah sengket ± 10.082 m2 Berdasarkan pasal 283 RBg, “ Barangsiapa
terletak di Jalan Amabi RT 07/RW 03 mengatakan mempunyai suatu hak atau
Keluarahn Oepura, Kecamatan Maulafa, mengemukanan suatu perbuatan untuk
Kota Kupang, dengan batas-batasnya yang meneguhkan haknya itu, atau untuk
disebutkan dalam gugatan menerangkan membantah hak orang lain, haruslah
bahwa tanah sengketa adalah tanah suku membuktikan adanya hak itu atau adanya
Foenay yang dikuasai oleh Eben Cornelius perbuatan itu”. Bahwa berdasarkan bunyi
Foenay dan Laazar Cornelius Foenay. Bahwa pasal itu maka penggugat berkewajiban
ternyata penggugat tidak mendapat kuasa untuk membuktikan dalil posita dan petitum
dari para ahli waris lainnya yaitu ahli waris gugatannya. Pada kenyataannya dalam
dari Eben Cornelius Foenay sebanyak 2 persidangan Penggugat tidak mengajukan
orang dan ahli waris dari Laazar Cornelius alat bukti surat maupun saksi sama sekali
Foenay sebanyak 7 orang. dalam perkara ini, maka Majelis Hakim
berkesimpulan bahwa penggugat telah gagal
Terlepas benar atau tidak Penggugat dalam membuktikan dalilnya posita maupun
sebagai ahli waris, penggugat telah petitum gugatannya, sehingga gugatan
mendalilkan dalam positanya bahwa dirinya penggugat harus dinyatakan ditolak untuk
adalah ahli waris dari Eben Cornelius seluruhnya. Demikian juga halnya dengan
Foenay. Dalam Yurisprudensi seorang ahli Tergugat II, III, dan IV disamping tidak
waris dapat bertindak sendiri-sendiri atau mengajukan jawaban, juga tidak ada
bersama-sama dalam mempertahankan hak mengajukan alat bukti surat maupun saksi
waris, oleh karena itu surat kuasa dari ahli sama sekali, sehingga harus di pandang
sebagai pihak yang kalah. Untuk Tergugat I
11
Kepala LPP—RRI Kupang, dalam 42/BA.EKS/1996/PN.KPG Tanggal 11 Mei
menguatkan dalil sangkalannya telah 2006 (Bukti TI/TI.II.4);
mengajukan bukti berupa TI/TI.II-1 sampai
dengan TI/TI.II-19 dan mengajukan 3 (tiga) Bila dibandingkan dengan Gugatan
orang saksi yaitu 1. Saksi Gerson Leloh Intervensi dari Penggugat Intervensi dalam
Funay, 2. Saksi Kolen Funay, dan 3. Saksi perkara a quo telah ditemukan fakta sebagai
Ignasius Nita. berikut :
1. Subyek perkara terdahulu Penggugat
Oleh karena Penggugat tidak adalah Kepala LPP-RRI Kupang dan
mengajukan alat bukti surat dan saksi, Tergugat adalah Laazar Tabelak, dalam
demikian juga tergugat II,III, dan IV tidak Gugat Intervensi dalam perkara a quo
menjawab dan tidak mengajukan alat bukti Penggugat Intervensi adalah Laazar
surat dan saksi, yang berarti mereka telah Tabelak dan Tergugat I//TI.II adalah
gagal mempertahankan haknya dan kepala LPP-RRI Kupang, ini berarti
dinyatakan kalah, sedangkan dari alat-alat telah ada persamaan subjek antara
bukti yang diajukan oleh Tergugat I di atas perkara terdahulu dengan gugat
yaitu sudah demikian lengkap pembuktian Intervensi dalam perkara a quo;
bahwa tanah sengketa adalah merupakan 2. Objek sengketa dalam perkara terdahulu
haknya, maka Tergugat I LPP-RRI Kupang dengan objek sengketa dalam perkara a
harus di pandang sebagai pemenang dalam quo yang di gugat intervensi adalah
perkara ini, dan dan penggugat yang berada tanah yang sama yaitu tanah yang
di pihak yang kalah harus dihukum untuk terletak di Jln. Amabi, RT. 07/ RW.03
membayar biaya perkara. Kelurahan Oepura, Kecamatan Maulafa,
Kota Kupang seluas ± 10.082 m2 (1,082
Sedangkan dalam Intervensi, sesuai ha) dengan batas-batas sebagai berikut :
dengan pertimbangan Hukum Majelis - Sebelah Utara berbatasan dengan
Hakim menimbang maksud dan tujuan Tanah milik keluarga Foenay
gugatan penggugat Intervensi yang pada - Sebelah Timur berbatasan dengan
pokoknya adalah bergabung dalam perkara a kebun jati milik Welem Lee
quo guna menuntut tanah sengekta yang ( Tamukung Tua Desa Oepura)
dinyatakan sebagai harta warisan - Sebelah Selatan berbatasan dengan
almarhumah Carolina Hetmina adalah Jalan Raya Oepura - Oebufu
merupakan miliknya sebagai ahli waris. - Sebelah Barat berbatasan dengan
Terlepas dari bukti-bukti yang diajukan oleh Tanah milik keluarga Foenay
penggugat intervensi, walaupun belum Ini berarti antara perkara terdahulu
terungkap pada awal masuknya gugatan dengan gugatan intervensi dalam perkara
intervensi, walaupun tidak pula dieksepsi a quo telah terjadi pula persaman objek
oleh para pihak asal, namun Majelis Hakim sengketa;
telah menemukan fakta bahwa adanya 3. Tentang substansi materi pokok perkara
“Perkara terdahulu” berdasarkan bukti surat dalam perkara terdahulu dengan gugat
yaitu berupa Putusan Kasasi Nomor : intervensi dalam perkara a quo juga
644/PK/PDT/2002 tanggal 20 Oktober 2002 sama yaitu tentang keabsahan
(Bukti TI/TI.II.2) jo Putusan MARI Nomor : penghibahan tanah dari keluarga Foenay
2088 K/PDT/1998 tanggal 30 Juni 1999 kepada LPP-RRI Kupang;
(Bukti TI/TI.II.1) jo Putusan Pengadilan
Negeri Kupang Nomor : Oleh karena subjek yang berpekara, objek
42/PDT.G/1996/PN.KPG Tanggal 19 April yang disengketakan dan substansi materi
1997 (Bukti TI/TI.II.3). Ketiga Putusan mana pokok perkara antara perkara terdahulu
telah berkekuatan hukum tetap dan telah dengan gugatan intervensi dalam perkara a
dilakukan eksekusi oleh juru sita pada quo terdapat persamaan, maka berdasarkan
Pengadilan Negeri Kupang berdasarkan Pasal 1917 BW yang berbunyi :
Berita Acara Eksekusi PN. Kupang Nomor :
12
“ Kekuatan suatu putusan Hakim yang penggugat awal untuk membayar biaya
telah memperoleh kekuatan hukum perkara sejumlah Rp. 4.421.000,00 (Empat
yang pasti hanya mengenai pokok juta empat ratus dua puluh satu ribu rupiah),
perkara yang bersangkutan. menyatakan gugatan intervensi penggugat
Untuk dapat menggunakan kekuatan intervensi nebis in idem, dan tidak dapat
itu, soal yang dituntut harus sama; diterima (niet ontvanklijkeverklaard), serta
tuntutan harus didasarkan pada alasan menyatakan Tergugat I LPP-RRI Kupang
yang sama; dan harus diajukan oleh sebagai pemenang dalam perkara ini.
pihak yang sama dan terhadap pihak-
pihak yang sama dalam hubungan yang
sama pula”. KESIMPULAN DAN SARAN

Dihubungkan dengan Yurisprudensi MA Kesimpulan


yang berbunyi :
“Karena perkara ini sama dengan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
perkara yang terdahulu, baik mengenai pembahasan, maka dapat penulis simpulkan
dalil gugatannya maupun objek-objek bahwa : (1) Dasar intervensi pihak ketiga
perkara dan juga penggugat- dalam penyelesaian sengketa tanah yaitu
penggugatnya, yang telah mendapat pihak ketiga tersebut sangatlah mempunyai
keputusan dari Mahkamah Agung kepentingan, artinya kepentingannya akan
(Putusan tanggal 19 Desember 1970 terganggu, jikalau ia tidak mencampuri
No. 350 K/Sip/1970), seharusnya proses atau dengan mencampuri itu ia dapat
gugatan dinyatakan tidak dapat mempertahankan hak-haknya, sesuai kasus
diterima, bukannya ditolak”. (Putusan di atas dimana ada pihak Penggugat
Mahkamah Agung tgl. 3 Oktober 1973 Intervensi yang merasa di rugikan dengan
No. 588 K/Sip/1973). adanya sengketa tanah antara pihak tergugat
dan penggugat, sehingga pihak Penggugat
Yurisprudensi serupa mengatakan : Intervensi masuk dan ikut serta dalam kasus
“Ada atau tidaknya azas nebis in idem perkara sengketa tanah tersebut untuk
tidak semata-mata ditentukan oleh para mempertahankan haknya. (2) Apabila
pihak saja, melainkan terutama bahwa permohonan intervensi ditolak maka putusan
obyek dari sengketa sudah diberi status tersebut merupakan putusan akhir yang dapat
tertentu oleh keputusan Pengadilan dimohonkan banding, namun apabila
Negeri yang lebih dulu dan telah permohonan intervensi dikabulkan, maka
mempunyai kekuatan pasti dan putusan tersebut merupakan putusan sela,
alasannya adalah sama”. (Putusan yang di catat dalam Berita Acara, dan
Mahkamah Agung tgl. 13 April 1976 selanjutnya pemeriksaan perkara diteruskan
No. 6477 K/Sip/1973). dengan menggabung gugatan intervensi ke
dalam perkara pokok, sesuai kasus di atas
Maka gugatan intervensi yang dimana Gugatan Intervensi dikabulkan dan
diajukan Penggugat Intervensi ternyata telah merupakan putusan sela yang di catat dalam
nebis in idem dengan perkara terdahulu, berita acara, selanjutnya pemeriksaan
maka terhadap gugatan intervensi Penggugat perkara diteruskan dengan menggabungkan
Intervensi harus dinyatakan tidak dapat gugatan intervensi ke dalam perkara pokok.
diterima (niet ontvanklijke verklaard); (3) Pada akhir kasus tersebut Majelis Hakim
memutuskan menolak gugatan penggugat
Pada akhir kasus tersebut Majelis dalam perkara pokok untuk seluruhnya,
Hakim memutuskan menolak tuntutan menyatakan gugatan intervensi penggugat
provisi penggugat, menolak eksepsi tergugat intervensi nebis in idem, dan tidak dapat
I dan penggugat intervensi untuk seluruhnya, diterima (niet ontvanklijkeverklaard), serta
menolak gugatan penggugat dalam perkara menyatakan Tergugat I LPP-RRI Kupang
pokok untuk seluruhnya, menghukum sebagai pemenang dalam perkara ini.
13
Saran Herman Soesangobeng, Filosofi, Asas,
Ajaran, Teori Hukum Pertanahan dan
Dari kesimpulan di atas, maka penulis Agraria, Yogyakarta : STPN Press, 2012
memberikan saran berupa : (1) Dalam Maria, SW Sumardjono, Mediasi Sengketa
menghadapi suatu perkara perdata khususnya Tanah, Jakarta : Penerbit Buku Kompas,
sengketa pertanahan, apabila ada pihak yang 2009
merasa mempunyai kepentingan dalam kasus Muchsan, “Politik Hukum” Materi
perdata tersebut, dan merasa jikalau ia tidak Perkuliahan pada Magister Hukum
mencampuri proses pemeriksaan perdata itu UGM, Yogyakarta. 2009
maka kepentingannya akan terganggu dapat Muhammad, Abdulkadir, Metode Penelitian
mengajukan gugatan intervensi untuk dapat Hukum, Bandung : Citra Aditya Bakti,
memperjuangkan kepentingannya tersebut. 1998
(2) Setiap gugatan yang diajukan oleh pihak Puri Galih Endarto, Tinjauan Yuridis
penggugat intervensi harus benar-benar teliti Gugatan Intervensi Tussenkomst
terhadap substansi dan dalil sesuai dengan sebagai Upaya Hukum Alternatif dalam
syarat dan mekanisme yang di ataur dalam Gugatan Hukum Acara Perdata Biasa,
Hukum Acara Perdata, yaitu subjek, objek Pandecta :
dan substansi materi pokok perkara antara http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
perkara terdahulu dengan gugatan intervensi pandecta, Volume 5. Nomor 2. Juli 2010
dalam perkara a quo tidak terdapat Rachmadi Usman, Pilihan Penyelesaian
persamaan (nebis in idem), sehingga bisa Sengketa Di Luar Pengadilan,Bandung:
diterima oleh Majelis Hakim. PT. Citra Aditya Bhakti, 2003
Rayi Wibowo, Skripsi : Penyelesaian
Sengketa Tanah di Kecamatan
DAFTAR PUSTAKA Karanganyar Melalui Mediasi Oleh
Kantor Petanahan Kabupaten
A. Hamzah, Hukum Pertanahan di Karanganyar, Surakarta, 2010
Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta. 1991 Rusmadi Murad, , Penyelesaian Sengketa
A. Partanto, Pius, dan M. Dahlan al-Barry, Hukum Atas Tanah, Mandar Maju,
Kamus Ilmiah Populer, Surabaya : Bandung, 1991
Arkola, 1994 Soepomo. R. Hukum Acara Perdata
A. Parlindungan. 1990. Pendaftaran Tanah Pengadilan Negeri. Pradnya Paramita.
di Indonesia, Mandar Maju, Bandung. Jakarta, 1997
Achmad C, H. Ali., Hukum Agraria Sudikno Mertokusumo.. Hukum dan Politik
Pertanahan Indonesia Jilid I, Jakarta : Agraria, Universitas Terbuka.
Prestasi Pustaka, 2004 Karunia: Jakarta, 1988
Adrian Sutedi, Peralihan Hak atas Tanah Sunindhia dan Widiyanti, Pembaharuan
dan Pendaftaran, Jakarta : Penerbit Hukum Agraria (Beberapa Pemikiran),
Sinar Grafika, 2009 Bina Aksara, Jakarta, 1988
Arie S. Hitagalung, Perlindungan Pemilikan Urip, Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak
Tanah dari Sengketa Menurut Hukum atas Tanah, Jakarta : Prenada Media,
Tanah Nasional, Tebaran Seputar 2005
Masalah Hukum Tanah, Lembaga Undang-Undang Dasar Negara Republik
Pemberdayaan Hukum Indonesia 2005 Indonesia Tahun 1945
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia ; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Sejarah Pembentukan Undang-Undang 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Pokok-Pokok Agraria
Jakarta : penerbit Djambatan, 2002
---------------- Hukum Agraria Indonesia;
Himpunan Peraturan-peraturan Hukum
Tanah, Jakarta : penerbit Djambatan,
2002
14

Anda mungkin juga menyukai