Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH ANTROPOLOGI AGRARIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Antropologi Agraria

Dosen Pengampu Dr. Bakhrul Khair Amal, M.Si

DISUSUN OLEH:

NAMA : HUSNA KHOIRIYAH SITOMPUL

NIM : 3192122002

KELAS : D REGULER 2019

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2022
LEMBAR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
ANTROPOLOGI AGRARIA

A. Pertanyaan!
1. Sebutkan teori antropologi agrarian yang kamu ketahui dan bagaimana implementasinya?
2. Apa kelemahan dan kelebihan dalam mempelajari antropologi agrarian?
3. Apa manfaat dan tujuan mempelajari antropologi agrarian?
4. Sebutkan orang-orang yang berkonflik dalam antropologi agrarian?

B. Jawab
1. Salah satu teori terkait antropologi agraria yaitu permasalahan tanah yang dikatikan
dengan tekanan penduduk yang dibicarkan oleh konsep David Ricardo dalam bukunya
yang berjudul The Principle of Political Economy and Taxation (1921) yang menjelaskan
bahwa adanya keterkaitan antara proses produksi dengan jumlah penduduk yang semakin
banyak. Ia mengatakan bahwa semakin meningkat jumlah penduduk sehingga
membutuhkan sumber produksi yang semakin banyak agar tetap mempertahankan
kehidupannya. Untuk memenuhi kebutuham produksi tersebut dibutuhkan banyak tanah
sedangkan disisi lain tanah sudah mulai semakin terbatas. Tekanan seperti ini menurut
Ricarro disebut tahap akhir yang mampu menyokong kebutuhan hidup minimal.
Kebutuhan hidup minimal menentukan tingkat upah tenaga kerja penggarap. Pihak yang
meguasasi tanah yang mutu lahannya baik maka akan memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Pihak yang menguasai dan memiliki tanah yang bermutu tinggi maka akan
memperoleh keuntungan dari tekanan dan permintaan yang semakin tinggi. Bagi yang
tidak memiliki tanah maka akan mengalami tekanan dalam hidup. Berdasarkan teori
Ricardo ini dapat disimpulkan bahwa tanah itu dijadikan sebagai sebuah modal yang akan
terikat oleh hukum. Modal tersebut akam digandakan terus yang disebut dengan
akumulasi modal dimana proses akumulasi modal ini akan terus-menerus terjadi sampai
terjadi masalah persengkataan tanah bahkan penjajan karena kebutuhan akan tanah
(Rahman, 2019).
Implementasi dari teori diatas yaitu kepemilikan tanah merupakan kepemilikan bagi
orang-orang tertentu yang mampu menguasai tanah. Tanah itu sebagai asset dan identitas
bagi seseorang. Pada sekarang ini, kepadatan penduduk yang sangat tinggi menyebabkan
banyak yang tinggal di daerah-daerah pinggrian atau slum area karena tidak memiliki
tanah. Banyak terjadi kemacetan lalu lintas yang disebabkan karena banyaknya
pengemudi namun lebar jalan yang kecil. Selain itu pula, pada saat ini, pembangunan
tempat tinggal manusia dilakukan berbentuk aparteman atau rumah susun. Infrastruktur
apartemen ini menjadi salah satu solusi untuk mengurangi permasalahn persengkataan
tanah akibat jumlah penduduk yang meningkat dengan jumlah tanah yang semakin
terbatas. Karena penggunaan tanah itu tidak diukur dari atas namun dari bawah tanah
sehingga pembangunan apartemen yang dilakukan hanya menggunakan tanah yang tidak
begitu luas namun dapat menampung jumlah penduduk yang lebih banyak dibandingkan
dengan pembangunan rumah pribadi seperti biasa. Contoh lainnya yaitu tanah kuburan,
penggunaan tanah kuburan pada saat ini sudah mulai terbatas yang dapat digunakan.
Banyak kuburan yang sudah tertimpa satu dengan yang lainnya karena tidak adanya tanah
lain yang bisa digunakan. Hal seperti ini bisa menimbulkan permasalahan, maka biasanya
untuk tanah pemakaman berupa tanah yang sudah diwakafkan oleh individu tertentu.
2. Kelemahan dan kelebihan dalam mempelajari Antropologi Agraria yaitu:
1) Kelemahan
 Kelemahan mempelajari antropologi agararia adalah kurangnya pendalam
terkait hukum adat dalam memandang tanah ulayat.
 Selain itu pula, dalam mempelajari antropologi agraria ini lebih berfokus
pada hukum adat dan penyelesaian sengketa dan konflik tanah dari segi
hukum adat. Hal ini karena memang pada asanya antropologi itu melihat
suatu fenomana dari perpsektif budaya manusia.
 Kelemahan lainnya yaitu, kurangnya literasi atau sumber bacaan terkait
antropologi agrarian yang pas sehingga menyebabkan ketimpangan
pehamaman antara politik agaria, hukum agrarian dan undang-undang
agrarian yang berlaku.
2) Kelebihan
 Dapat menganalisis bagaimana hubungan antara manusia dengan sumber
daya yang ada disekitarnya.
 Dengan mempelajari antropologi agraria dapat mengetahui berbagai konep
dan teori terkait agrarian dan bagaimana implementasinya dalam dunia
nyata atau dalam kehidupaan manusia.
 Dengan mempelajari antropologi agrarian dapat melihat berbagai konflik
dalam masyarakat terkait pertanahan atau agrarian dari sudut pandang
antropologi agrarian.
 Dengan mempelajari antropologi agraria dapat menganalisis bagaimana
hukum adat itu berpengaruh dalam persengketaan tanah atau konflik
agrasia.
3. Tujuan mempelajari antropologi agraria adalah agar dapat mengetahui menganalisis
hubungan manusia dengan bumi, air, dan kekayaan yang ada di dalamnya. Salah satu
contoh yang menarik dari antropologi agraria yaitu kearifan lokal manusia kepada alam.
Seperti yang kita ketahui bahwa antropologi lebih menekankan pada aspek
keanekaragaman fisik dan kebudayaan. Selain itu, mempelajari antropologi agrarian
dapat menambah pengetahuan dalam bidang pertahanan dan mengetahui bagaimana
proses dalam kepemilikan tanah agrarian dari sudut pandang hukum adat. Tujuan
mempelajari antropologi agrarian adalah agar dpat melihat fenomena konflik dan
sengketa tanah pada masyarakat dengan mengggunakan teori antropologia agraria. selain
itu dapat membarikan masukan atau aspirasi dalam hal pembangunan karena pada
dasarnya semua jenis pembangunan bertujuan untuk kesejahteran dan kemaslahatan
rakyat. Pembangunan infrastruktur salah satunya apartemen, menjadi sebuah kajian
antropologi agraria dalam melihat kebermanfaatan pembangunan tersebut bagi
masyarakat. Karena penggunaan lahan tanah yang semakin dibutuhkan tetapi lahan tanah
yang tersedia sedikit maka antropologi agraria menjadi pedoman dalam pengenbangan
tersebut.
4. Terdapat beberapa pihak yang berkonflik dalam antropologi agraria berdasarkan sebuah
contoh yakni pada masyarkaat Dayak terhadap pemulihan dan penegakan hak milik
komunitas adat Dayak atas sumber daya agraria dalam konteks intervensi oleh
perusahaan-perusahaan besar seperti HPH HTI, Perkebunan, Pertembangan ke wilayah
mereka. Berdasarkan peta komunitas, adat Dayak berhasil mengeluarkan perusahaan-
perusahaan yang melanggar batas wilayah berdasakrn peta komunitas. Berdasarkan data
pada tahun 2001, sudah 11 kasus adat Dayak yang berhasil menghukum dan
mengeluarkan perusahaan besar yang masuk ke wilayah mereka dan melanggar batas
peta komunitas (Sitorus, 2004). Berdasarkan sengketa diatas, orang-orang yang terlibat
dalam antropolofi agrarian adalah masyarakat etnis tertentu yang berkonflik, hukum adat
yang berlaku, perusahaan –perusahaan yang terlibat, hukuman dan denda seta adanya
mediasi dalam sudut pandang antropologi hukum.

Daftar Pustaka

Rahman, A. (2019). Politik Agraria.


https://ilmupolitik.unja.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/Buku-ajar-polAG_bab-11.pdf

Sitorus, M. F. (2004). Kerangka Dan Metode Kajian Agraria. Jurnal Analisis Sosial, 9(1), 111–
124.

Anda mungkin juga menyukai