Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN

BERKEDOK PENGOBATAN ALTERNATIF


(STUDI PUTUSAN NOMOR: 85/PID/2011/PTY)

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS


ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI
SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA
STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM

OLEH:

MUHAMMAD NASRUDIN
09340127

PEMBIMBING:

1. MANSUR, S.Ag, M.Ag.


2. AHMAD BAHIEJ, S.H, M.Hum.

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ABSTRAK

Tindak pidana penipuan menjadi salah momok yang menakutkan


dimasyarakat. Dengan modus dan sarana yang beraneka ragam, tindak pidana
penipuan dapat kapan saja dan dimana saja mendapatkan korbannya. Misalnya
praktik pengobatan alternatif menawarkan banyak metode-metode penyembuhan
yang beraneka ragam. Oleh karena itu, selaku salah satu pelaksana dari penegak
hukum, Pengadilan harus mengendalikannya. Tindak pidana penipuan sesuai yang
diatur dalam Pasal 378 KUHP harus dirumuskan, dibuktikan, dan diejawantahkan
menurut perkara yang terjadi. Seperti yang dilakukan Pengadilan Tinggi
Yogyakarta dengan Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY atas Putusan Pengadilan
Negeri Sleman Nomor: 97/Pid.B/2011/PN.Slm tentang Tindak pidana penipuan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji lebih dalam
mengenai proses pembuktian pidana dan dasar pertimbangan hakim dalam
menerapkan unsur-unsur pidana dan menjatuhkan pidana. Penelitian ini termasuk
dalam jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan
pendekatan yuridis normatif.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah bahwa: pertama, putusan hakim
Pengadilan Tinggi Yogyakarta telah sesuai dengan prosedur yang termuat dalam
Pasal 197 KUHAP jo. Pasal 199 KUHAP; kedua, hakim PT Yogyakarta telah
mempertimbangkan tentang pembuktian unsur tindak pidana, namun hanya
menyebutkan kembali penerapan unsur tindak pidana dari PN Sleman tanpa
dicantumkan kembali dalam putusan PT Yogyakarta; ketiga, putusan hakim telah
mencerminkan penalaran yang logis (runtut dan sistematis), namun dalam hal
penafsiran hukum dan konstruksi hukum, hakim harus lebih mengetahui
perkembangan nilai hukum yang hidup dalam masyarkat; keempat, didalam
memutuskan, hakim PT Yogyakarta telah menggali nilai yang hidup dalam
masyarakat yaitu aspek ekonomi, sosial dan moral; kelima, terkait profesionalitas
hakim, hakim PT Yogyakarta kurang rinci dan jelas dalam menerapkan
mencantumkan kembai dalam putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY, hakim harus
juga melihat sumber hukum yang lain selain undang-undang yaitu yurisprudensi
dan doktrin-doktrin hukum. Sudut pandang yang netral juga di perlukan untuk
menghasilkan produk hukum yang sesuai dengan perkembangan nilai hukum
yang hidup dalam masyarakat, sehingga putusan ini dapat dijadikan rujukan,
perhatian dan yurisprudensi.

ii
MOTTO

“Takutlah pada dua hal, yaitu takut pada Allah SWT dan pada kesalahan”. (ach. Bashori).

“witing trisno jalaran songko kulino, witing mulyo jalaran


songko rekoso”. (Ach. Bashori).

vii
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya besarku ini kepada:

 Kedua Orang Tuaku yang selalu mendoakan dan

menjadi inspirator nomor wahid bagi segala sisi

kehidupanku

 kakak serta adikku yang kucintai dan selalu

kurindukan.

 Seluruh keluarga besar “Mbah Jayeng

Joyokusumo”.

 Buat “pujaan hati” yang selalu memberikan

inspirasi dan motivasi untuk tegap meniti

langkah.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

limpahan rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Analisis Terhadap Tindak Pidana Penipuan

Berkedok Pengobatan Alternatif (Studi Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY).”,

penyusun guna melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih penyusun ucapkan kepada :

1. Bapak Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D, selaku Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Udiyo Basuki, S.H., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.

3. Bapak Ach. Tahir, S.H.I., LL.M., M.A, selaku Sekertaris Program Studi Ilmu

Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga.

4. Ibu Lindra Darnella, S.Ag., M.Hum sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

ix
5. Bapak Mansur, S.Ag., M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa

membimbing, mengarahkan dan menuntun dalam menentukan langkah yang

seharusnya dipijak.

6. Bapak Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum selaku dosen pembimbing yang selama

ini selalu membimbing demi tercapainya cita-cita saya.

7. Segenap staf pengajar dan karyawan/wati Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

8. Segenap staf pengajar dan karyawan/wati Program Studi Ilmu Hukum

Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

9. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

10. Segenap Hakim baik secara struktural maupun non-struktural beserta staff

pegawai di Pengadilan Negeri Sleman.

11. Segenap Hakim baik secara struktural maupun non-struktural beserta staff

pegawai di Pengadilan Tinggi Yogyakarta.

12. Sahabat-sahabatku Mahasiswa Ilmu Hukum Kelas D: Khoirul Ari Wafa, M.

Yasin, Kholid Asrofi, A. Nawawi, Khoirul Fuad, Riso, dan yang tidak

mungkin disebut satu persatu yang selalu membantu dan memberi warna

dalam suasana pembuatan skripsi ini.

13. Sahabat-sahabatku jurusan Ilmu Hukum khususnya dan jurusan lain umumnya

dalam lingkup UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

14. Sahabat-sahabat di luar lingkup UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan sahabat

yang di luar wilayah Yogyakarta.

x
15. Segenap keluarga besar Ikamaru Jogja (Ikatan Mahasiswa Raudlatul Ulum

yogyakarta).

16. Sahabat seperjuangan dan segenap penghuni kontrakan Oemah Ijoe Maguwo,

Banguntapan, Bantul: Faiz Nasikhan, I’lani Abu Mujib, Fathurrahman, Dalhar

Zaini, Saiful Arif, Anas Azwar, Ocad, Ali Mudhofar yang selalu member

bantuan yang tidak ternilai.

17. Kepada yang tercinta Ika Ulwiyatul Lutfah, yang senantiasa memberikan

bantuan, dukungan, semangat dan do’a untuk selesainya skripsi ini.

18. Departemen Hukum dan Ham Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya bagian

perpustakaan yang paling membantu dalam penyusunan skipsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang telah diberikan

amin.

Yogyakarta, 15 Juni 2014

Muhammad Nasrudin
NIM. 093401297

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................i

ABSTRAK ..............................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................iii

HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................v

HALAMAN PERNYATAAN ...............................................................vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................ix

DAFTAR ISI ..........................................................................................xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................................1


B. Rumusan Masalah ..........................................................................6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................6
D. Telaah Pustaka ...............................................................................8
E. Kerangka Teoretik .........................................................................12
F. Metode Penelitian ..........................................................................17
G. Sistematika Penulisan ....................................................................20

BAB II TINDAK PIDANA PENIPUAN .............................................22

A. Tindak Pidana Penipuan ................................................................22


1. Pengertian Tindak Pidana .........................................................22
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana .....................................................28
3. Pengertian Tindak Pidana Penipuan .........................................42
4. Unsur-Unsur Tindak Pidana Penipuan ....................................44
5. Cara Merumuskan Tindak Pidana Penipuan .............................49
B. Bentuk-Bentuk Delik Melakukan (Plegen) dan
Penyertaan (Deelneming) ................................................................51
1. Melakukan (Plegen).......................................................................... 51
2. Menyuruh Melakukan (Doen Plegen) .............................................. 52

xii
3. Turut Melakukan (Medeplegen) ....................................................... 53
C. Perbarengan Tindak Pidana (Concursus) ................................................ 54
1. Concursus idealis (Pasal 63 KUHP) ................................................. 55
2. Perbuatan berlanjut (Pasal 64 KUHP................................................ 55
3. Concursus Realis (Pasal 65-71 KUHP) ............................................ 56

BAB III PERTIMBANGAN HAKIM DALAM


MENJATUHKAN PUTUSAN ........................................................58

A. Sekilas Tentang Hakim .............................................................58


B. Dasar Penjatuhan Pidana ...........................................................62
C. Pertimbangan Hakim dalam Putusan ........................................64
D. Metode Penemuan Hukum oleh Hakim ....................................68
E. Alat Bantu bagi Hakim..............................................................74

BAB IV ANALISIS TERHADAP TINDAK PIDANA


PENIPUAN BERKEDOK PENGOBATAN
ALTERNATIF ..................................................................................77

A. Posisi Kasus ...................................................................................77


B. Putusan Hakim ...............................................................................82
1. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Sleman..............................82
2. Putusan Hakim Pengadilan Tinggi Yogyakarta .......................85
C. Pertimbangan Hakim Pengadilan Tinggi Yogyakarta....................87
D. Analisis...........................................................................................91

BAB V PENUTUP .................................................................................98

A. Kesimpulan ....................................................................................98
B. Saran ...............................................................................................100

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................101

LAMPIRAN ............................................................................................105

Curriculum Vitae ......................................................................................xv

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel I. Gambaran Putusan Pengadilan Negeri


Sleman dan Pengadilan Tinggi Yogyakarta. .............................86

Tabel II. Gambaran Umum tentang Dasar-Dasar


Teori dengan Pelaksanaannya di Dalam
Persidangan. ..............................................................................89

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir ini telah santer diperbincangkan dalam berbagai media tentang

kasus dugaan tindak pidana penipuan yang dilakukan oleh Utadz Guntur Bumi

atas praktik pengobatannya. Ustadz yang biasa tampil disalah satu stasiun TV ini

diadukan dengan dugaan penipuan berkedok pengobatan alternatif.1

Dugaan penipuan seperti ini memang sesuatu yang baru dan cukup sulit

untuk diungkap di negara Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa negara adalah

negara hukum yang beraliran hukum positif. Peristiwa tersebut juga akhir-akhir

ini juga mendapat sorotan yang sangat serius dari masyakat. Terbukti dengan

beredarnya pemberitaan dari berbagai media terkait dugaan penipuan tersebut.

Di Indonesia sendiri telah mengatur beragai tindak pidana termasuk tindak

pidana penipuan sendiri. Hukum Indonesia yang telah dikodifikasi, yaitu yang

terbesar dan aturan-aturannya telah disusun dalam satu kitab undang-undang

(wetboek)2, yang dinamakan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).3

Dalam perkara penipuan terdapat pihak yang menipu dan pihak yang

tertipu. Dari fakta yan dapat disaksikan ternyata penipuan banyak merambah

kemana-mana tanpa pandang bulu, dikarenakan tuntutan ekonomi yang sangat

1
Ustad Guntur Bumi Diduga Tipu Pasiennya Puluhan Juta, http://jurnalpatrolinews.com,
diakses tanggal 14 Maret 2014, Pukul 23:40 WIB.
2
Wetboek (Kitab Undang-undang); menurut asas hukum perdata dan hukum dagang,
hukum pidana sipil dan hukum pidana militer, susunan serta kekuasaan kehakiman diatur dalam
kitab undang-undang. (Imam Radjo Mulano, Pembahasan Hukum, (Jakartata atimur: Ghalia
Indonesia, 1982), hlm.232).
3
Moeljatno, Asas-asas hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 17.

1
2

mendesak. Bayak kasus tindak pidana penipuan yang beredar dengan modus yang

bervariasi, baik dengan modus yang rasional dan juga banyak juga yang

irrasional. Praktik-praktik tersebut dirasa sangat merugikan salah satu pihak dan

tidak jarang dipaksakan penyelesaiannya melalui proses pidana.

Tindak pidana penipuan merupakan salah satu kejahatan yang mempunyai

obyek harta benda. Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) tindak pidana ini di atur dalam bab XXV BUKU II4 dan terbentang dari

Pasal 378 s/d 395.5 Dalam Pasal 378 yang berbunyi:6

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau


orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau
martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
atau supaya memberikan hutang maupun menghapus piutang, diancam
karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

Dalam ketentuan Pasal 378 penipuan terdiri dari unsur-unsur obyektif

yang meliputi perbuatan (menggerakkan), yang digerakkan (orang), perbuatan itu

ditujukan pada orang lain (menyerahkan benda, memberi hutang, dan

menghapuskan piutang), dan cara menggerakkan dengan memakai nama palsu,

memakai martabat palsu, memakai tipu muslihat, dan memakai serangkaian

kebohongan. Selanjutnya adalah unsur-unsur subyektif yang meliputi meksud

untuk menguntungkan diri seniri dan orang lain dan maksud melawan hukum.7

4
S.R. Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya, (Jakarta: Gunung Mulia,
1983), hlm. 631.
5
Ibid.
6
Lihat Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
7
Tiyas Pratiwi, Penerapan Sanksi Pidana Penipuan Yang Dilakukan Secara Berlanjut Di
Pengadilan Negeri Karanganyar (Studi Putusan Nomor:284/Pid.B/2009/PN.Kry),
3

Dewasa ini, Indonesia dihadapkan oleh permasalahan yang tergolong baru.

Seiring dengan perkembangan yang ada tindak pidana penipuan juga mengalami

perkembangan yang cukup menguras pikiran. Tindak pidana penipuan yang telah

diatur dalam Kitab Udang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan berbagai

modus yang bermacam-macam telah membuat para penegak hukum semakin

harus memutar otak untuk dapat membuktikannya.

Selain tindak pidana penipuan dengan modus dunia maya, penggandaan

uang palsu, gendam dan sekarang yang masih hangat adalah tentang dugaan

penipuan berkedok pengobatan alternatif.

Ada dua jenis pengobatan alternatif yang ditentukan Organisasi Kesehatan

Dunia (W.H.O.) sebagai jenis yang berdasarkan alat-alat dan jenis lain yang

berdasarkan cara-cara8. Jenis pengobatan yang kedua inilah sering dihubungkan

dengan cara-cara yang irasional, berbau klenis dan berhubungan dengan perkara

metafisis (ghoib). Namun sitem hukum Indonesia adalah sistem hukum yang

formal dan rasional yang hanya berusaha menjaring perbuatan lahiriyah yang

secara empiris dapat diidentifikasikan dan dibuktikan hubungan kausalitasnya.9

Sehingga dalam permasalahan yang irasional kebenaran sulit diketahui. Di sisi

lain, hukum adat sendiri yang telah diakui oleh Negara Indonesia sebagi salah satu

Skripsi,(Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), http://eprints.uns.ac.id, diakses


pada tanggal 4 april 2014, Pukul 00:21 WIB.

8
Esther Walcott, Seni Pengobatan Alternatif (Pengetahuan dan Persepsi), Tugas Studi
Lapangan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004),
http://www.acicis.murdoch.edu.au, Diakses Pada tanggal 13 Maret 2014, Pukul 00:54 WIB.
9
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Penyusunan KUHP Baru), (Jakarta: Kencana , 2010), hlm. 287.
4

hukum Indonesia bahwa alam pikiran tradisional Indonesia bersifat kosmis,

meliputi segala-galanya sebagai kesatuan (totaliter).10 Menurut pikiran aliran ini,

yang paling utama pentingnya bagi masyarakat adalah adanya keseimbangan

antara dunia lahir dan dunia ghoib, antara golongan manusia dan seorang

manusia, antara persekutuan dan teman masyarakat.11 Ini membuktikan

bahwasanya latar belakang masyarakat Indonesia sangatlah berhubungan erat

dengan hal-hal yang berbau ghoib. Sehingga jika terdapat pemasalahan di zaman

sekarang pertimbangan hakim dalam merumus suatu perkara harus

mempertimbangkan dan merasionalisasikan alasan dengan jelas agar dimasa yang

akan datang terciptalah produk-produk hukum yang jelas dan masuk akal. Dan

tentunya tetap berpedoman pada hukum yang berlaku di Indonesia. Karena tidak

dapat dipungkiri bahwa Indonesia masa kini adalah hasil dari Indonesia masa lalu.

Seperti pengobatan alternatif Indonesia sudah terjadi jauh dimasa lalu sebelum

Indonesia merdeka.

Seperti kasus penipuan berkedok (bermodus) pengobatan alternatif yang

telah diputus oleh Pengadilan Negeri Sleman dengan Putusan Nomor:

97/Pid.B/2011/PN.Slmn yang di upayakan banding dan Pengadilan Tinggi

Yogyakarta sependapat dengan putusan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Sleman

sehingga Pengadilan Tinggi Yogyakarta mengeluarkan Putusan Nomor:

85/PID/2011/PTY. Perbuatan-perbuatan terdakwa oleh Hakim Pengadilan Tinggi

dipandang sebagai perbuatan (kejahatan atau pelenggaran) yang telah diatur dalam

10
Soerojo Wingnjodipoero, Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat, (Jakarta: Toko
Gunung Agung, 1995), hlm.232.
11
Ibid.
5

Pasal 378 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP.12 Dan

dijatuhi hukuman 3 (tiga) tahun penjara13 atas perbaikan putusan PN. Sleman

dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan.14 Hal ini terjadi

disparitas15 (disparity atau perbedaan) antara Putusan Pengadilan Negeri Sleman

dan Pengadilan Tinggi Yogyakarta. Disparitas putusan terjadi dengan

pertimbangan khusus oleh hakim yang dimungkinkan melatarbelakangi jatuhnya

putusan tersebut.

Berdasarkan hal yang telah diuraikan di atas, yaitu disparitas putusan

hakim Pengadilan Negeri Sleman dan Pengadilan Tinggi Yogyakarta serta

kekhususan Pertimbangan hakim, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan tindak pidana penipuan yang berkedok

pengobatan alternatif dalam penulisan hukum yang berjudul ANALISIS

TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN BERKEDOK PENGOBATAN

ALTERNATIF (Studi Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY).

12
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor :
85/PID/2011/PTY. Hlm. 26.
13
Ibid. hlm. 27.
14
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, Putusan Nomor :
97/Pid.B/2011/PN.Slmn. Hlm.54.
15
Disparity / kb / disparitas, perbedaan.( John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus
Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), hlm. 187).
6

B. Rumusan Masalah

Berpijak dari latar belakang diatas, penulis mengidentifikasikan rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pertimbangan hakim dalam mengeluarkan putusan Nomor:

85/P ID/ 2011 /PTY tentang tindak pidana penipuan berkedok pengobatan

alternatif ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Mengetahui pertimbangan hakim dalam mengeluarkan putusan Nomor:

85/P ID/ 2011 /PTY tentang tindak pidan penipuan berkedok

pengobatan alternatif.

2. Kegunaan Penelitian

Menjadi harapan penulis bahwa penulisan skripsi ini kiranya dapat

berguna untuk:

a. Manfaat teoritis

1) Penelitian ini hendaknya memberi pengetahuan kepada penulis tentang

pertimbangan hakim dalam menjatuhkan putusan tentang tindak pidana

penipuan yang berkedok pengobatan alternatis dalam Putusan Nomor:

85/P ID/ 2011 /PTY.

2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang pertimbangan hakim dalam Putusan Nomor: 85/PID/

2011 /PTY tentang tindak pidana penipuan khususnya dengan berkedok

pengobatan alternatif.
7

3) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan bagi mahasiswa

ataupun para peneliti dalam mencari referensi dan melakukan penelitian

di waktu mendatang.

4) Hasil penelitian ini juga di harapakan menjadi bahan bacaan yang positif

para praktisi hukum sehingga mampu menghasilkan kebijakan-kebijakan

hukum yang berkualitas dan adil.

b. Manfaat praktis

Penulisan skripsi ini diharapkan juga bermanfaat secara praktis untuk:

1) Penulis

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini, penulis dapat berhati-hati

dalam melakukan aktivitas, khususnya dalam memilih pengobatan.

2) masyarakat

Agar masyaraka mampu memilih dan memilah dalam berobat, oleh karena

itu masyarakat dapat langsung berpartisipasi dalam penanggulangan tindak

pidana dan meminimalisir tingginya angka kriminalitas di Indonesia.

3) Aparat penegak hukum

Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dan evaluasi bagi penegak hukum terutama bagi para hakim

yang menjadi gerbang terakhir dalam penegakan hukum.


8

D. Telaah Pustaka

Untuk menghindari terjadinya kesamaan terhadap penelitian yang telah

ada sebelumnya maka penulis mengadakan penulusuran terhadap penelitian-

penelitan yang telah ada sebelumnya diantaranya adalah sebagai berikut:

Skripsi Tyas Pratiwi, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta, dengan judul “Penerapan Sanksi Pidana Penipuan Yang Dilakukan

Secara Berlanjut Di Pengadilan Negeri Karanganyar, Studi Putusan

Nomor:284/Pid.B/2009/PN.Kry”16 membahas tentang pertimbangan hakim dalam

perkara penerapan sanksi pidana penipuan yang dilakukan secara berlanjut dalam

perkara penipuan diatas. Kemudian juga membahas tentang hubungan sanksi

pidana yang dituntut oleh jaksa penuntut umum dengan sanksi pidana yang

diputus oleh hakim. Perbedaannya adalah pada penipuan itu sendiri. Dalam

sekripsinya Tiyas Pratiwi membahas penipuan yang berlanjut sedangkan

penelitian hukum ini atau skripsi ini membahas tentang modus yang dilakukan

dalam tindak pidana penipuan, yaitu penipuan dengan modus (berkedok)

pengobatan alternatif. Kesamaanya adalah sama dalam pembahasan mengenai

tindak pidana penipuan.

Skripsi Nur Ikhsan Fiandy, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Makassar, dengan judul “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan,

16
Tiyas Pratiwi, Penerapan Sanksi Pidana Penipuan Yang Dilakukan Secara Berlanjut Di
Pengadilan Negeri Karanganyar (Studi Putusan Nomor:284/Pid.B/2009/PN.Kry),
Skripsi,(Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), http://eprints.uns.ac.id, diakses
pada tanggal 4 april 2014, Pukul 00:21 WIB.
9

(Studi Kasus Putusan No.337/Pid.B/2011/PN.Mks)”17 membahas tentang

penerapan hukum pidana terhadap tindak pidana penipuan, khususnya dalam

Putusan No.337/Pid.B/2011/PN.Mks dan membahas pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan putusan tersebut. Perbedaannya adalah pada bentuk penipuan itu

sendiri. Dalam Skripsinya, Nur Ikhsan Fiandy mengambil obyek penelitian kasus

penipuan dalam Putusan No.337/Pid.B/2011/PN.Mks dengan modus tawaran

kerjasama antar dua perusahaan untuk membangun sebuah pusat perbelanjaan.

Namun dalam penulisan skripsi ini penulis akan membahas tindak pidana

penipuan dengan modus pengobatan alternatetif.

Skripsi Akbar Nur Alimuddin, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Makassar, dengan judul “Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Penipuan

Dengan Modus Undian Berhadiah, (Studi Kasus Di Kota Makassar Tahun 2010-

2012)”18 membahas faktor penyebab terjadinya penipuan dengan modus kupon

undian berhadiah dan upaya penanggulangan yang dilakukan oleh aparat penegak

hukum terhadap kejahatan penipuan dengan modus undian berhadian.

Perbedaanya adalah pada analisa yang digunakan. Akbar Nur Alimuddin

menggunakan analisi khusus yaitu analisis kriminologis, sedangkan dalam

penulisan skripsi ini tidak hanya analisis kriminologis namun juga menggunakan

17
Nur Ikhsan Fiandy, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan (Studi Kasus
Putusan No.337/Pid.B/2011/PN.Mks), Skripsi, (Makassar, Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin, 2012), http://repository.unhas.ac.id, diakses pada tanggal 14 Maret 2014, pukul 20:51
WIB.
18
Akbar Nur Alimuddin, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Penipuan Dengan
Modus Undian Berhadia (Studi Kasus Di Kota Makassar Tahun 2010-2012), skripsi, (Makassar,
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, 2013), http://repository.unhas.ac.id, diakses pada
Tanggal 14 Maret 2014, Pukul 21:48 WIB.
10

analais yuridis. Perbedaan juga terdapat dalam metode penelitian. Dalam skripsi

Akbar Nur Alimuddin menggunakan setudi lapangan sedangkan dalam penulisan

skripsi ini menggunakan studi pustaka. Perbedaan juga terletak pasa modus kasus

yang diangkat. Modus dalam skripsi Akbar Nur Alimuddin adalah modus undian

berhadiah, sedangkan dalam skripsi ini adalah modus pengobatan alternatif.

Makalah Ketut Nihan Pundari dan Ketut Tjukup, Fakultas Hukum

Universitas Udayana Bali, dengan Judul “Eksistensi Kejahatan Magis Dalam

Hukum Pidana”19 membahas tentang eksistensi kejahatan magis dalam dalam

hukum pidana dan pendapat para ahli hukum dalam penanganan masalah

kejahatan megis.

Jurnal Firman Firdausi, Masruchin Ruba’i, dan Lucky Endrawati, Magister

Ilmu Hukum (S2) Fakultas Hukum Brawijaya Malang, dengan judul “Penggunaan

Metode Gramatikal dan Sistematis pada Putusan Hakim Terhadap Tindak Pidana

Penipuan dengan Modus Gendam (Studi Kasus di Pengadilan Negeri

Situbondo)”20membahas mengenai dasar pertimbangan hakim menggunakan

interpretasi Gramatikal dengan menggunakan teori psikologi hukum dan

sistematis dalam kasus gendam dan juga membahas urgensi penggunaan metode

19
Ketut Nihan Pundari dan Ketut Tjukup, Eksistensi Kejahatan Magis Dalam Hukum
Pidana, Makalah, (Bali: Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013), http://ojs.unud.ac.id,
diakses pada tanggal 13 Maret 2014, Pukul 20:50 WIB.

20
Firman Firdausi, Masruchin Ruba’I, dan Lucky Endrawati, Penggunaan Metode
Interpretasi Gramatikal dan Sistematis pada Putusan Hakim terhadap Tindak Pidana Pennipuan
dengan Modus Gendam (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Situbondo), Jurnal,(Malang: magister
Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2013, http://hukum.ub.ac.id, diakses pada
tanggal 13 Maret 2014, Pukul 10:14 WIB.
11

gramatikal dan sistematis pada putusan hakim terhadap tindak pidana penipuan

gendam.

Jurnal Hukum Cepi Heru Purnama, Mahasisiwa Fakultas Hukum

Universitas Pdjadjaran dengan judul “Pertanggungjawaban Pidana dengan Cara

Hipnotis di Kaitkan dengan Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana

Tentang Penipuan”.21 Dalalam Jurnal Hukum ini Cepi Heru membahas tentang

perumusan masalah mengenai pengambilan barang orang lain dengan cara

hipnotis dapat dijerat dengan pasal 378 Kitab Undang–Undang Hukum Pidana

Tentang Penipuan dan pertanggungjawaban pidananya.

Tugas Studi Lapangan oleh Esther Walcott, Universitas Muhammadiyah

Malang yang bekerjasama dengan Australian Consortium for In Country

Indonesia Studies (ACICIS), dengan judul “Seni Pengobatan Alternatif

(Pengetahuan dan Persepsi)”.22 membahas tentang peran pengobatan alternatif

dalam kehidupan pada saat ini dan masa depan serta hubungan jenis pengobatan

alternatif dengan pengobatan modern.

Beberapa literatur yang telah disebutkan diatas, belum ada yang

membahas tentang “Analisis terhadap Tindak Pidan Penipuan Berkedok

Pengobatan Alternatif (Studi Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY)”. Perbedaan

dalam penelitian ini adalah pada modus (kedok) yang digunakan dalam

21
Cepi Heru Purnama, Pertanggungjawaban Pidana dengan Cara Hipnotis di Kaitkan
dengan Pasal 378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana Tentang Penipuan, Jurnal
Hukum,(Bandung: Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, 2013). http://
Repository.Jurnal.universitas.Padjadjaran.ac.id, Diakses pada tanggal 3 April 2014, pada Pukul
20:23 WIB.
22
Esther Walcott, Seni Pengobatan Alternatif (Pengetahuan dan Persepsi), Tugas Studi
Lapangan, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2004),
http://www.acicis.murdoch.edu.au, diakses Pada tanggal 13 Maret 2014, Pukul 00:54 WIB.
12

melakukan tindak pidana penipuan. Kemudian juga dalam melakuakan penelitian

ini, penulis akan menggunakan studi kepustakaan dalam menganalis kasus

tersebut yang bersifat preskriptis. Serta penulis dalam melakukan analisis terhadap

kasus tersebut berdasarkan bebrapa teori hukum.

E. Kerangka Teoretik

1. Tindak Pidana Penipuan

Menurut Mr. D. Simons, seorang guru besar ilmu hukum pidana di

Universitas Utrecht baha tindak pidana atau delik berasal dari kata strafbaar feit23

(terjemahan harfiah : peistiwa pidana) ialah perbuatan melawan hukum yang

berkaitan dengan kesalahan seseorang yang mampu bertanggung jawab. Kesalaha

yang dimaksud Simons adalah kesalahan dalam arti luas yang meliputi dolus

(sengaja) dan culpa late (alpa dan lalai).24 Istilah “tindak pidana” timbul karena

sering dipakanya istilah tindak pidana dalam permasalahan pidana di Indonesia.

Istilah ini, tumbuhnya dari pihak kementrian kehakiman dan sering dipaka dalam

perundang-undangan.25

23
Kata strafbaar feit mempunyai arti: peristiwa pidana, tindak pidana, perbuatan pidana,
delik. (Imam Radjo Mulano, Pembahasan Hukum…,hlm.197).
24
Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), hlm. 224.
25
Moeljatno, Asas-asas hukum Pidana…, hlm.60.
13

Unsur-unsur tindak pidana meliputi:26

a. Unsur-unsur subyektif tindak pidana adalah;

1) Kesengajaan atau kealpaan;

2) Niat atau maksud dengan segala bentukannya;

3) Ada atau tidaknya perencanaan, misalnya dalam pembunuhan.

b. Unsur-unsur obyektif tindak pidana adalah;

1) Sifat melawan hukum;

2) Kausalitas sipelaku seperti keadaan sebagai ibu, pegawai negeri, hakim

dan sebagainya;

3) Kausalitas yaitu yang hubungan antara penyebab yaitu tindakan

dengan akibat.

Tindak pidana penipuan termasuk dalam tindak pidana terhadap kekayaan

orang. Bab XXV Buku II Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) berjudul

bedrog27 yang berati penipuan (arti luas), sedangkan Pasal 378 pasal yang pertama

dalam bab ini, yang mengatur mengenai tindak pidan penipuan atau oplichting

(arti sempi).

Tindakan tindak pidana secara lengkap dirumuskan:28

a) menggerakkan orang lain untuk menyerahkan suatu barang, atau

b) menggerakkan orang lain untuk membuat hutang, atau

26
Tiyas Pratiwi, Penerapan Sanksi Pidana Penipuan Yang Dilakukan Secara Berlanjut Di
Pengadilan Negeri Karanganyar (Studi Putusan Nomor:284/Pid.B/2009/PN.Kry),
Skripsi,(Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010).
27
Imam Radjo Mulano, Pembahasan Hukum…,hlm. 28.
28
S.R.Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya…, hlm. 632.
14

c) menggerakkan orang lain untuk meniadakan suatu piutang.

Sarana yang dipakai adalah:

a) Nama palsu,

b) Kedaan (pribadi) palsu,

c) Tipu muslihat, atau

d) Rangkaian kebohongan.

2. Hakim Dalam Mengadili Perkara Pidana

Dalam Pasal 1 bitir 8 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

menjelaskan bahwa:29

“Hakim adalah pejabat peradilan negara yang di beri wewenang oleh


undng-undang untuk mengadili”

Sebagaimana dijelaskan oleh KUHAP pada Pasal 1 butir 9, bahwa yang

dimaksud dengan:

“mengadili dalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa


dan memutuskan perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak
memihak di sidang pengadilan dalam hal dan memnurut cara yang diatur
dalam undang-undang”30

Untuk memberikan telaah pada pertimbangan hakim dalam berbagai

keputusan dapat kita lihat pada dua kategori, yaitu:31

a. pertimbangan yang bersifat yuridis

pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim yang

didasarkan pada fakta-fakta yuridis yang terungkap di dalam persidangan dan oleh

29
Lihat Pasal 1 butir 8 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
30
Lihat Pasal 1 butir 9 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
31
Rusli Muhammad, Hukum Acara Pidana (Kontemporer), (Bandung: Citra Aditya
Bhakti, 2007), hlm. 212.
15

undang-undang ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam persidangan.

Hal-hal yang dimaksudkan tersebut, diantaranya adalah;

1) Dakwaan jaksa penuntut umum;

2) Keterngan saksi dan keterangan terdakwa;

3) Barang-barang bukti;

4) Pasal-pasal dalam peraturan hukum pidana, dan sebagainya.

b. Pertimbangan yang bersifat non-yuridis

Keadaan-keadaan yang digolongkan sebagai pertimbangan yang bersifat

non-yuridis adalah:

1) Latar belakang perbuatan terdakwa;

2) Akibat perbuatan terdakwa;

3) Kondisi diri terdakwa;

4) Kondisi sosial ekonomi terdakwa;

5) Faktor agama terdakwa;

c. Hal-hal yang memberatkan pidana

Ha-hal yang memberatkan pidana berdasarkan fakta yang terdapat dalam

putusan pengadilan, antara lain:32

1) Berbelit-belit dalam memberikan jawaban;

2) Tidak menyesali perbuatannya;

3) Mengingkari perbuatannya;

4) Perbuatan keji dan tidak berkeprikemanusiaan;

5) Berpendidikan/berstatus di masyarakat;

32
Ibid., hlm. 224.
16

6) Perbuatan merugikan dan berbahaya di masyarakat;

7) Melarikan diri setelah melakukan kejahatan;

8) Residivis/berkali-kali melakukan kejahatan;

9) Berbuat dengan sengaja;

10) Telah menikmati hasil.

d. Hal-hal yang meringankan

Hal-hal yang meringankan pidana yang ditemukan dalam persidangan

antara lain:33

1) Usia muda;

2) Belum pernah melakukan kejahatan;

3) Mengaku terus;

4) Menyesali pebuatan;

5) Keluarga dan lingkungan yang rusak;

6) Masih bekerja/kuliah;

7) Berlaku sopan;

8) Usia lanjut dan fisik lemah;

9) Menanggung tanggungan anak.

33
Ibid., hlm. 227.
17

F. Metode Penelitian

Untuk mencapai apa yang diharapkan dengan tepat terarah dalam

penelitian, penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library

research) yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur

(kepustakaan), berupa peraturan perundang-undangan, buku, catatan, maupun

laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu.34 Yaitu dengan melakkukan

penelitian terhadap Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY tentang Penipuan

Berkedok Pengobatan Alternatif yang selanjunya akan dikaji dengan

menggunakan bahan-bahan sekunder untuk merumuskan hasil penelitian serta

mengambil kesimpulan penelitian.

2. Sifat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis mempunyai sifat sebagai ilmu yang

preskritif, ilmu hukum yang mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan,

validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sifat

preskriptif keilmuan hukum ini merupakan suatu yang subtensi di dalam ilmu

hukum. Yang nantinya hasil dari penelitian terhadap Putusan Nomor:

85/PID/2011/PTY tentang Penipuan Berkedok Pengobatan Alternatif ini akan

menjadi peringatan sekaligus teguran untuk para penegak hukum khususnya bagi

hakim dalam menegakkan hukum dan menciptakan produk-produk hukum yang

adil dan berkualitas.


34
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11.
18

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif

yaitu dengan menggunakan bahan primer dan sekunder, bahan primer meliputi

bahan pustaka yang memiliki kekuatan mengikat secara yuridis seperti Putusan

Nomor: 85/PID/2011/PTY, bahan sekunder menjelaskan bahan hukum primer

seperti hasil pemikiran yang relevan, dan buku-buku hukum dan penunjang lain.

4. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dasar berupa

data sekunder. Data sekunder adalalah data yang diperoleh dari buku pustaka yang

ruang lingkupnya sangat luas meliputi data informasi, penelaah dokumen seperti

Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY tentang Penipuan Berkedok Pengobatan

Alternatif, dan bahan kepustakaan seperti buku-buku literatur dan arsip yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas.

5. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah berupa sumber data sekunder adalah

bahan-bahan kepustakaan yang dapat berupa dokumen, buku-buku, laporan, arsip,

literatur yang berkaitan dengan masalah yang di teliti.

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah hukum atau bahan pustaka yang mempunyai

kekuatan hukum mengikat secara yuridis. Adapun penulis yang di gunakan

adalah:

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang

Peraturan Hukum Pidana;


19

2) Undang-Undang Republik Indinesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum

Acara Pidana;

3) Putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta Nomor : 85/PID/ 2011 /PTY;

4) Putusan Pengadilan Negeri Sleman Nomor: 97/PID.B/2011/PN.Slmn.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder adalah bahan yang memberi penjelasan primer,

seperti:

1) Buku-buku hukum penunjang;

2) Hasil-hasil pemikiran yang relevan;

3) Materi-materi seminar maupun pelatihan yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, diantaranya

bahan dari media internet yang relevan dengan penelitian ini.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pencarian data primer berupa peraturan perundang-undangan tentang

Tindak Pidana Penipuan. Juga dari berbagai tulisan yang telah ada, dengan

bersumber pada kepustakaan dan arsip. Pencarian data primer akan dilakukan dua

cara, yaitu :

1) Membaca berbagai tulisan yang berupa laporan-laporan yang biasanya

tidak diterbitkan, dan dapat ditemukan pada tempat penyimpanan arsip.


20

2) Membaca bahan hukum primer, sekunder dan tersier, berupa peraturan

perundang-undangan, hasil penelitian, buku-buku, jurnal, artikel dan

berita-berita dalam surat kabar atau majalah, ensiklopedia dan kamus.

7. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

mudah dibaca dan diinterpretasikan.35 Penulis menggunakan metode analisis

deskriptif, yakni usaha untuk mengumpulkan dan menyusun suatu data, kemudian

dilakukan analisis terhadap data tersebut.36 Data yang telah terkumpul,

selanjutnya dianalisa dengan menggunakan metode deduktif, yaitu cara berfikir

yang berangkat dari teori atau kaidah yang ada.

G. Sistematika Penulisan

Agar penulisan karya ilmiah skripsi ini dapat terarah dan sistematis maka

dibutuhkan sistem penulisan yang baik. Secara singkat penyusun menyampaikan

sistematika skripsi sebagai berikut:

BAB I, berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoretik, metode

penelitian dan sistematika penulisan dalam menyusun skripsi yang berjudul

Analisi Terhadap Tindak Pidana Penipuan Berkedok Pengobatan Alternatif (Studi

Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY).

35
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES,
1989), hlm. 263.

36
Winarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik,
(Bandung: Tarsito, 1990), hlm. 139.
21

BAB II, berisi mengenai tindak pidana penipuan dan penerapan unsur-

unsurnya, dan juga berisi uraian tentang kriteria pelaku dan perbarengan tindak

pidana (concursus) dalam Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY.

BAB III, berisi mengenai teori mengenai pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY.

BAB IV, berisi tentang penyajian kasus tindak pidana penipuan berkedok

pengobatan alternatif beserta analisis dalam Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY.

BAB V, berisi kesimpulan dan saran yang ada hubungannya dengan

masalah yang diteliti yaitu tindak pidana penipuan berkedok pengobatan alternate

dalam Putusan Nomor: 85/PID/2011/PTY.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan di bab-bab sebelumnya

terutama dalam bab analisis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pertimbangan hakim dalam mengeluarkan putusan Pengadilan Tinggi

Yogyakarta sebagai berikut:

a. telah memenuhi syarat-syarat dan prosedur penjatuhan pidana sesuai

Pasal 197 KUHAP jo. Pasal 199 KUHAP.

b. Terkait penerapan hukum pidana materiil, yaitu unsur-unsur tindak

pidana dan kesalahan yang dilengkapi dengan sumber-sumber hukum

diluar undang, penerapan hukum pidana materil tidak disebutkan

kembali dalam pertimbangan, hakim PT Yogyakarta hanya

menyebutkan unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan putusan PN

Sleman. Hakim Pengadilan Tinggi Yogyakarta menggunakan sumber

hukum undang-undang dan tidak engunakan sumber hukum

yurisprudensi dan doktrin. Hakim PT Yogyakarta dala amar

putusannya berbeda dengan PN Sleman dalam hal lebih berat/ringan.

c. Hakim PT Yogyakarta menggunakan penalaran hukum yang logis

yaitu dengan dasar hukum yang digunakan yakni Pasal 378 KUHP jo.

Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo. Pasal 64 ayat (1) yang di

pertimbangkan dengan berkas perkara yang bersangkutan yan menjadi

98
99

fakta di persidangan yang kemudian atas dasar hukum kebiasaan (adat)

dan penafsiran sosiologis dan teleologis dengan kontruksi

pengkonkritan hukum ditarik kesimpulan dalam amar putusan.

d. Hakim telah melakukan penggalian nilai hukum yag hidup dalam

masyarakat degan mempertimbangkan faktor-faktor non-yuridis, yaitu

faktor ekonomi, sosial dan moral yang mengakibatkan bedanya amar

putusan yaitu lamanya pidana dari 1,6 tahun menjadi 3 tahun.

e. Terkait profesionalitas hakim, hakim PT Yogyakarta kurang

professional dalam penerapan kembali unsur-unsur tindak pidana

secara rinci dan jelas. Juga mengenai penalaran terkesan berlebihan,

hal ini terletak pada pertimbangan moril daam putusan. Hakim juga

harus memperhatikan teori hukum, yurisprudensi dan doktrin-doktrin

hukum yang berhubungan dengan perkara tindak pidana penipuan

berkedok pengobatan alternatif. Sehingga akan menciptakan produ-

produk hukum yang sesuai dengan perkembangan nilai hukum yang

hidup dalam masyarkat. Sudut pandang hakim harus netral, sehingga

tidak hanya dari sudut pandang korban, namun juga harus dari sudut

pandang pelaku-pelaku praktik pengobatan alternatif perbaikan di

masa mendatang.
100

B. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan maka saran yang dapat diberikan

yaitu:

1. Diharapkan proses dalam pembuktian yang dilakukan pengadilan tingkat

pertama di Indonesia lebih memperhatikan pentingnya alat bukti

keterangan ahli atau pakar dalam mengungkap fakta-fakta dipersidangan

maupun diluar persidangan. Sehingga tidak ada upaya hukum selanjutnya

(efektif).

2. Diharapkan pertimbangan-pertimbangan hakim harus memperhatikan

dasar-dasar penjatuhan pidana dan faktor-faktornya, pencantuman

pertimbangan, penggunaan metode penafsiran yang tepat.

3. Diharapkan di masa yang akan datang ada peneliti-peneliti yang secara

khusus membahas tentang tindak pidana penipuan khusunya yang

berkedok pengobatan alternatif atau yang menyerupainya. Khususnya

mengenai proses pembuktian, metode interpretasi hakim, dan kebijakan

konstruktif dalam putusan.


101

DAFTAR PUSTAKA

1. Perundang-Undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum


Pidana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum.
Putusan Pengadilan Negeri Sleman Nomor: 97/Pid.B/2011/PN.Slmn.

Putusan Pengadilan Tinggi Yogyakarta Nomor: 85/PID/2011/PTY.

2. Hukum

Alimuddin, Nur Akbar, Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Penipuan Dengan


Modus Undian Berhadiah, Skripsi, Makassar: Fakultas Hukum Univesditas
Hasanuddin, 2013, http://repository.unhas.ac.id, Diakses pada Tanggal 14
Maret 2014, Pukul 21:48 WIB.

Fiandi, Nur Ikhsan, Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penipuan (Studi Kasus
Putusan No.337/Pid.B/2011/PN.Mks), Skripsi, Makassar: Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin, 2012, http://repository.unhas.ac.id, Diakses pada
tanggal 14 Maret 2014, pukul 20:51 WIB.

Firdausi, Firman, dan Masruchan Ruba’I, Penggunaan Metode Gramatikal dan


Sistematis Pada Putusan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan Dengan
Modus Gendam: Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Situbondo, Jurnal,
Malang: Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2013,
http://hukum.ub.ac.id, Diakses pada tanggal 13 Maret 2014, Pukul 10:44
WIB.
102

Pratiwi, Tiyas, Penerapan Sanksi Pidana Yang Dilakukan Secara Berlanjut Di


Pengadilan Negeri Karanganyar : Studi Putusan No. 248/Pid.B/2009/PN.Kry,
Skripsi, http://eprints.uns.ac.id, diakses pada tanggal 4 april 2014, Pukul 00:21
WIB.

Pundari, ketut Nihan dan Ketut Tjukup, Eksistensi Kejahatan Magis Dalam Hukum
Pidana, Artikel, Bali: Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013,
http://ojs.unud.ac.id, diakses pada tanggal 13 Maret 2014, Pukul 20:50 WIB.

Purnama, Cepi Heru, Pertanggungjawaban Pidana Dengan Cara Hipnotis Dikaitkan


dengan Pasal 378 KUHP, Jurnal,Bandung: Fakultas Hukum Universitas
Padjadjaran, 2013, http://Repository.Unpad.ac.id, Diakses pada tanggal 3
April 2014, pada Pukul 20:23 WIB.

Walcott, Ester, Seni Pengobatan Alternatif: Pengetahuan Dan Persepsi, Tugas


Lapangan, Malang: ACICIS Universitas Muhammadiyyah, 2004,
http://www.acicis.murdoch.edu.au, diakses Pada tanggal 13 Maret 2014,
Pukul 00:54 WIB.

Abidin, A. Zainal, Hukum Pidana 1, Jakarta: Sinar Grafika, 2007.

Ali, Achmad, Menguak Tabir Hukum: Suatu kajian filosofis dan Sosiologis, Jakarta:
PT. Gunung Agug Tbk, 2002.
Arief, Barda Nawawi, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana: Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru, Jakarta: Kencana, 2010.
Bahiej, Ahmad, Hukum Pidana, Yogyakarta: Suka Press, 2009.
Chazawi, Adam, Pelajara Hukum Pidana 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2002.
Hartanti, Evy, Tindak Pidana Korupsi, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Mulano, Imam Radjo, Pembahasan Hukum Penjelasan Istilah-Istilah Hukum


Belanda-Indonesia, Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, 1982.
103

Redaksi Sinar Grafika, KUHAP dan KUHP Dilengkapi UU RI No. 27 Th 1999 dan
PP RI No. 58 Th. 2010, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Remmelink, Jan, hukum pidana: Komentara atas Pasal-Pasal Perpenting dari Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Pidananya dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Gramedia
Utama, 2003.

Rusli, Muhammad, Hukum Acara Pidana Kontemporer, Bandung: PT. Citra Aditya
Bhakti, 2007.

Sasangka, Hari, dan Lily Rosita, Hukum Pembuktian Dalam Perkara Pidana,
Bandung: Mandar Maju, 2003.

Sianturi, S.R, Tindak Pidana di KUHP: Berikut Uraiannya, Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1983.

Tim Penyusun Uin Sunan Kalijaga, Pedoman Praktik Peradilan Perdata dan Pidana,
Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press, 2013.
Waluyo, Bambang, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.
Wignjodipoero, Soerojo, Pengantar Dan Asas-Asas Hukum Adat, Jakarta: PT. Toko
Agung, 1995.

3. Lain-Lain

Hasan, M. Iqbal Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,


Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

M. Echols, John dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 2003.

Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES,
1989.

Ustad Guntur Bumi Di Duga Tipu Pasiennya Puluhan Juta,


http://jurnalpatrolinews.com, (Yogyakarta, 14 Maret 2014, Pukul 23:40
WIB).

http://pakarhukum.site90.net, Definisi Penipuan, diakses pada tanggal 19 Mei 2014


Pukul 22:45 WIB.
CURICULUM VITAE

A. Identitas Diri
Nama : Muhammad Nasrudin
Tempat / Tempat Tingggal : Grobogan, 24 September 1990
Nama Ayah : Ach. Bashori
Nama Ibu : Hartini
Asal Sekolah : MA Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil,
Pati.
Alamat Rumah : Desa Jenengan. RT/RW: 02/01, Kec.
Klambu, Kab. Grobogan
Emai : Nadine.shiru@yahoo.com
Facebook : Shiru’s Muhammad Nasrudin
No. HP : 087833811575

B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. SDN 1 Desa Jenengan 1. Lulus 2003.
b. MTS Nasyrul Ulum, Dusun Brakas, Desa Terkesi, Klambu,
Grobogan. Lulus 2006.
c. MA Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati. Lulus 2009.
d. Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.

Yogyakarta, 24 Juni 2014

Muhammad Nasrudin
093400127

Anda mungkin juga menyukai