SKRIPSI
DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
UNTUK MEMENUHI SEBAGAI SYARAT–SYARAT
MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU
DALAM ILMU HUKUM
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD FAHMI AKMAL
NIM: 13340111
DOSEN PEMBIMBING:
1. DR. EUIS NURLAELAWATI, M. A.
2. DR. SRI WAHYUNI, M. HUM
ii
MOTTO
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
(pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.” (Q.S Al-Baqarah 216)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (Q.S
Al-Insyirah 6-7)
HALAMAN PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
الحود هلل رب العالوين والصلة والسالم علي اشرف االنبياءوالورسلين سيد نا هحود وعلي اله وصحبه
اجوعين اهبعد
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umatnya dari
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan serta arahan dari berbagai pihak.
Penulis juga merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan. penulis
1. Prof. Drs. KH Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam
ix
2. Dr. Agus Moh. Najib, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
3. Ibu Lindra Darnela, S.Ag. M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kalijaga Yogyakarta.
5. Abi dan Ummiku yaitu Ahmad Najib Umar dan Dwi Indiastuti yang telah
Septifanny Akhmad Asa Yakhdian, Ivan Yusuf Faisal, serta Hafitz Ahmad,
Zola Cholida Rizka Ari dan lain-lain yang tidak bisa saya sebutkan satu
Raka Handika, Egi Prayoga, Rifa’i Shodiq Fathoni, Dinar Afif Atifah Hadi,
Ifah Afifah Dayyanah Al-Rahmah, Mayala Ulfa Elzahra, dan Siti Nikmatul
Azizah, terima kasih kalian adalah keluarga dalam rumah tak berpintu.
x
9. Teman-teman di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yaitu Azmi, Arya,
Yusril, Fauziah, Kartika, Iqbal, Iman, Tifana dan lain-lain. Terima kasih
10. Buat temanku yang telah berkontribusi banyak atas tersusunnya skripsi ini
yaitu Ahmad Tosirin Anaessaburi yang telah membimbing saya dari awal
sampai akhir.
Hidayat yang tidak dapat penulis sebut satu persatu. Terima kasih atas
kontribusinya.
12. Terima kasih juga kepada Muazzim Thoyyir dan Nur Anwar yang telah
13. Semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini khususnya Ibu Sari Sudarmi
atas kerja sama yang baik dalam tugas penulisan karya ilmiah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik
semua yang telah dilakukan menjadi amal shaleh dan bernilai ibadah serta
xi
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya
pihak yang menekuni bidang Hukum Tata Negara, serta menjadi sumbangsih
Penulis,
13340111
xii
DAFTAR ISI
Halaman
xiii
BAB III PRAKTIK PERKAWINAN BEDA AGAMA DI WILAYAH
HUKUM PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA ................. 60
A. Bentuk dan Praktik Perkawinan Beda Agama Pasca
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan .......................................................... 60
B. Praktik Perkawinan Beda Agama di Yogyakarta ...................... 67
1. Data Perkawinan Beda Agama di Yogyakarta ........................ 67
2. Contoh Kasus Perkawinan Beda Agama di Yogyakarta ......... 70
xiv
Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 142
A. Kesimpulan……. ........................................................................ 142
B. Saran ............... ....................................................................... 145
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hanya terdapat ikatan lahir akan tetapi juga terdapat ikatan rohani yang
mendasarkan pada Tuhan Yang Maha Esa, maksudnya ialah bahwa suatu
perkawinan tidak hanya sekadar hubungan lahiriah saja, melainkan lebih dari
itu, yaitu suatu ikatan hubungan lahir batin beda seorang laki-laki dengan
perempuan yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
Indonesia telah dibentuk hukum perkawinan yang berlaku bagi seluruh rakyat
dalam tambahan lembaran negara Republik Indonesia No. 3019. Pada bagian
umum penjelasan tersebut telah dimuat beberapa hal mendasar yang berkaitan
1
Sution Utsman Adji, Kawin Lari dan Kawin Beda Agama, (Yogyakarta: Liberti,
1989), hlm. 21.
2
Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 1.
1
2
agama, perkawinan beda laki-laki dan perempuan yang tunduk pada hukum
secara khusus sejak zaman kolonial, hingga pasca kemerdekaan. Namun sejak
agamanya dan kepercayaannya itu”. Asas ini berlaku untuk semua pernikahan
hukum negara. Oleh karena itu diharapkan tidak akan ada perkawinan yang
di Indonesia.5
yaitu apabila ada dua orang yang berbeda agama akan mengadakan
3
Maria Ulfa dan Martin Lukito Sinaga, Tapsir Ulang Pernikahan Lintas Agama,
Prespektif Perempuan dan Pluralisme, (Jakarta: Kapal Perempuan, 2004), hlm. 92.
4
Ichtiyanto, Pernikahan Campuran dalam Negara Republik Indonesia, (Jakarta:
Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Departemen Agama RI, 2003), hlm. 81.
5
Eoh,O.S, Perkawinan Beda Agama Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: Srigunting,
1996), hlm. 12.
3
Indonesia diakui adanya berbagai agama dan kepercayaan yang dianut oleh
sah.8 Sedangkan peraturan lama yang digunakan sebagai dasar hukum untuk
No. 158, dir dan dit. Dengan Staadblad 1901/349, 1902/311, 1907/205,
1918/30, 159, 160 dan 161, 1919/81 dan 816, 1931/168 jo. 423 pasal 7, (2):
“Perbedaan agama, bangsa atau asal itu sama sekali bukanlah terjadi halangan
6
Ibid., hlm. 12.
7
Ibid., hlm. 12.
8
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
9
Muhamad Noor-Matdawam, Pernikahan Kawin Beda Agama Keluarga Berencana
Ditinjau Dari Hukum Islam Dan Peraturan Pemerintah RI, (Yogyakarta: Bina Karier, 1990),
hlm. 101.
4
laki dengan perempuan yang seagama. Hal ini dapat dipahami karena agama
merupakan dasar atau fondasi yang utama dalam kehidupan rumah tangga,
rumah tangga menjadi kuat sehingga tidak akan roboh kendati hanya dengan
sedikit goncangan. Bila rumah tangga kuat, maka negara akan kuat, demikian
pernyataan seorang ulama dan sekaligus umaroh yaitu Prof. Dr. H. A Ali
Mukti “kalau orang bertanya bagaimana cara membangun negara yang kuat,
maka jawabannya ialah terdiri dari rumah tangga yang kuat. Negara yang adil
tersusun dari rumah tangga yang adil. Dan negara yang makmur terdiri dari
rumah tangga yang makmur. Jadi kalau ingin membangun negara yang sebaik-
baiknya, maka keluarga (yang menjadi isi rumah tangga) harus kita bangun
pembangunan negara”.10
Selain itu juga dalam Al-Qura’n juga secara tegas melarang perkawinan
10
Bismar Siregar. Aspek Hukum Perlindungan Atas Hak-Hak Anak” Suatu Tinjauan
dalam Hukum dan Hak-Hak Anak, (Jakarta: Rjawali, 1986), hlm 9.
5
larangan itu dengan tegas dijelaskan dalam al-qura’n surat al-Baqarah, surat
jelas baik dalam prespektif hukum positif maupun hukum agama, namun
membuat kedua pasangan jera, usaha terus mereka lakukan, salah satunya
usaha mereka tidak sia-sia, pihak KCS Kota Yogyakarta memberikan surat
11
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: Universitas Indonesia,
1986), hlm. 47-48.
6
tersebut dengan alasan perkawinan beda agama tidak diatur dalam peraturan
pada akhirnya mengajukan surat permohonan kepada pihak Catatan Sipil Kota
menarik untuk dikaji lebih lanjut dalam prespektif hukum positif di Indonesia.
Untuk itu dalam penyusunan skripsi ini penulis akan melakukan penelitian
7
B. Rumusan Masalah
pemecahan atas isu hukum yang timbul dari tujuan penelitian sebagai mana
disebut di atas, diharapkan penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat dari
a. Tujuan Penelitian:
b. Manfaat Penelitian:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
di Indonesia.
D. Telaah Pustaka
Skripsi yang ditulis oleh Theresia Anna Prodi Ilmu Hukum, Fakultas
agama, alasan tersebut dapat terbagi ke dalam dua kategori, yaitu aspek sosial
Skripsi yang ditulis oleh Fanny Fadlina, Program Studi Ilmu Hukum
12
Theresia Anna, “Studi Tentnng Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan
Penetapan Permohonan Perkawinan Bega Agama (Studi Kasus di Pengadilan Negeri
Surakarta)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
2008.
10
perilaku asusila dalam masyarakat. Pasal 29 ayat (2) UUD 1945, Pasal 28B
ayat (1) UUD 1945, Pasal 8 UU Perkawinan, Pasal 6 ayat (2) Stbl 1898 No.
158 dan Pasal 10 ayat (3) PP No. 9 Tahun 1975. Sedangkan alasan menolak
permohonan perkawinan beda agama adalah berdasar pada Pasal 2 ayat (1)
Skripsi yang ditulis oleh Aditia Dwi Pamungkas, Program Studi Ilmu
13
Fanny Fadlina, “Analisis Yuridis Permohonan Penetapan Perkawinan Beda Agama
(Studi Kasus Penetapan No: 14/Pdt.P/2008/ PN. Ska dan Penetapan No: 01/ Pdt.P/ 2009/
PN.Ska)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Hukum, Universitas Sebelas Maret, Surakarta,
1010.
11
yang dilangsungkan beda umat yang berbeda agama dimana syarat untuk
Kota Magelang.
merupakan hak konstitusi dan hak asasi manusia yang dimiliki oleh warga
hukum.14
Skripsi yang ditulis oleh Wahyu Boga Oktawa Program Studi Ilmu
perkawinan beda agama yang tidak selaras dengan asas lex spesialis derogate
legi generalis.15
14
Aditia Dwi Pamungkas, “Pelaksanaan Pencatatan Perkawinan Beda Agama di Kota
Magelang (Tinjauan Yuridis Penetapan No: 04/Pdt.P/2012/PN.MGL)”, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Hukum, Universitas Jenderal Soedirman Purwokorto, 2013.
15
Wahyu Boga Oktawa, “Tinjauan Yuridis Terhadap Eksistensi Ketentuan Pasal 2
ayat (1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi Penetapan Hakim
Tentang Perkawinan Beda Agama di Provinsi Jawa Tengah)”, Skripsi tidak diterbitkan,
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013.
13
Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum
agama serta tinjauan hukum Islam dan hukum positif terhadap penetapan PN
dan hukum positif dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat (1) serta KHI
Pasal 40, Pasal 44 serta Pasal 60 Ayat (2) dan Pasal 61 yang melarang
penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada objek penelitian, jika
16
M. Andy Chafid Anwar MS, “Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap
Penetapan Pengadilan Negeri Magelang Tentang Perkawinan Beda Agama (Penetapan PN
Magelang No 04/PDT.P/2012/PN.MGL)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014.
14
E. Kerangka Teoretik
kepastian hukumnya serta the rule of law dengan rasa keadilannya secara
hakim, karena ada keharusan agar penetapan atau putusan hakim didasarkan
1. Teori Keadilan
Kata keadilan berasal dari kata adil. Dalam Bahasa Inggris disebut
17
Syarif Mappiase, Logika Hukum Pertimbangan Putusan Hakim, (Jakarta:
Renadamedia, 2015), hlm. 71.
18
Ibid., hlm. 72.
19
Algra dkk, Mula Hukum, (Jakarta: Binacipta, 1983), hlm. 3.
15
mungkin, tetapi bukan harus dari suatu tatanan sosial yang menuntun
dasarnya manusia itu adil bila mana perilakunya sesuai dengan norma-
norma tatanan sosial yang seharusnya memang adil. Makna tatanan sosial
yang adil adalah bahwa peraturan itu menuntun perilaku manusia dalam
lain bahwa supaya semua orang bisa merasakan bahagia dalam peraturan
tersebut.20
hanya norma hukum, akan tetapi juga meliputi norma lain, seperti norma
Jhon Stuart Mill keadilan adalah nama bagi kelas-kelas aturan moral
20
Hans Kelsen, Dasar-Dasar Hukum Normatif, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm.
2.
16
memberikan kepada diri sendiri dan orang lain apa yang semestinya, apa
justice), keadilan bertaat atau legal (legal justice) dan keadilan komutatif
(komutative justice).22
Keduanya menunjukkan apa yang harus kita lakukan dan menentukan apa
21
Karen Lebacqz, Six Theories Of Justice (Teori-Teori Keadilan), penerjemah Yudi
Santoso, (Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 23.
22
Notonegoro, Pancasila Secara Ilmiah Populer, (Jakarta: Pancoran Tujuh Bina
Aksara. 1971), hlm. 98.
17
rasa sakit.25
23
Ahmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 273.
24
Ahmad Ali, Menguak Teori Hukum ....., hlm 273.
25
John Stuart Mill, Utilitarianism (Newyork: Bobbs-Merrill, 1957), hlm 10.
18
mengenai hak dan kewajiban mengenai apa yang menurut hukum boleh
penting dari kepastian hukum adalah bahwa penetapan atau putusan hakim
merupakan nilai lebih dari peraturan tertulis daripada yang tidak tertulis.
26
N. E. Algra et al, Mula Hukum, terjemahan J. C. T Simorangkir dari
Rechtsaanvang, (Jakarta: Binacipta, 1983), hlm. 44.
27
Donald Albert Rumokoy dan Frans Maramis, Pengbeda Ilmu Hukum, (Jakarta:
Rajawali, 2014), hlm. 141.
19
adanya Pasal 1576 KUH Perdata, orang dapat membaca bahwa dengan
barang. Jual beli tidak memutuskan sewa menyewa sehingga, orang dapat
umum dengan mengingat akan peristiwa konkrit (das sein) tertentu, jadi
dapat dilakukan oleh hakim dalam praktik peradilan, yaitu antara lain:
apabila terdapat pengertian ganda atau tidak jelas dan para pihak
tidak dapat memberikan arti apa pun terhadap istilah tersebut. Tujuan
28
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
Liberty, 2001), hlm. 37-38
20
mengelilinginya.29
Salah satu metode yang akan digunakan oleh hakim pada saat ia
dengan dalih hukumnya tidak ada atau belum mengaturnya (asas ius
29
Yudha Bhakti Ardhiwisastra, Penafsiran dan Konstruksi Hukum, (Bandung:
Alumni, 2000), hlm. 19
30
Jazim Hamidi, Hermenutika Hukum, Teori Penemuan Hukum Baru dengan
Interpretasi Teks, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 58
21
F. Metode Penelitian
peneliti untuk menyusun data.31 Esensi dari metode penelitian dalam setiap
peneliti dapat berjalan sesuai dengan prosedur dan sistematika penelitian yang
berlaku, maka penulis akan menyajikan beberapa hal yang terkait dengan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
penelitian.33
2. Pendekatan Penelitian
31
Rachmat Kriantono, Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis
Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,
(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), hlm. 160.
32
Bambang Waluyo, Penelitian dalam Praktik, (Jakarta: Sinar Grafika, 1996), hlm.
17.
33
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2004), hlm. 3.
22
peneliti mengkaji tentang “apa yang ada di balik yang tampak dari
merupakan pendekatan yang berbasis pada fakta sosial yaitu cara – cara
34
Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, Desain Penelitian Hukum Normatif
dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 46-47
35
Soleman B. Taneko, Pokok-Pokok Studi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta, Raja
Grafindo Persada, 1993), hlm. 5-8
23
3. Sifat Penelitian
pelaksanaan hukum dan teori hukum yang telah diatur dalam berbagai
a. Sumber Data
36
Zaenuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm.
105-106.
37
Zaenuddin Ali, Metode Penelitian Hukum hlm. 106.
24
internet.40
yang berupa data, fakta, gejala ataupun informasi yang bersifat Valid.
38
Ibid.
39
Amiruddin, Pengbeda Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), hlm. 32.
40
Ibid.
25
a. Observasi
b. Wawancara
41
Winarno Surahman, Pengbeda Ilmiah, (Bandug: CV Tarsito, 1982), hlm. 132.
42
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori dan Praktik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 179.
43
Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Remaja
Rosda Karya, 1993), hlm. 7.
26
c. Dokumentasi
d. Kepustakaan
44
Masri Singaribun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Surve, (Jakarta: LP3ES,
1989), hlm. 193.
45
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1991), hlm. 161.
46
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 107.
27
5. Analisis Data
tujuan utama dari analisis data adalah untuk meringkaskan data dalam
47
Rusdi Pohan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Lanarka Publiser,
2007), hlm. 93.
28
G. Sistematika Pembahasan
Pembahas dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, pada setiap bab
akan berisi beberapa sub pembahasan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
Bab pertama, merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari sub bab
latar belakang yang menjadi alasan dalam penelitian ini. Rumusan masalah
kemudian juga terdapat tinjauan pustaka yang merupakan karya sarjana yang
penelitian ini. Setelah itu terdapat juga metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
beda agama, syarat sah dan batalnya perkawinan, definisi perkawinan beda
perdata.
undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, dan praktik perkawinan beda
agama di Yogyakarta.
Yogyakarta.
dengan saran-saran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemohon.
142
143
yang mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang
menafsirkan Pasal 8 huruf f yang pada intinya tidak mengatur mengenai hal
hukum, oleh sebab itu perlu dicari jalan keluar agar persoalan ini tidak
pemohon.
B. Saran
menjauhi adanya rekayasa dari pihak lain yang justru dapat mencemarkan
menyeluruh agar putusan kasasi yang di ambil tidak terkesan prematur dan
yang ada di Indonesia serta harus lebih tegas dengan mencantumkan Pasal-
Pasal yang memuat larangan perkawinan beda agama yang selama ini
146
A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar 1945
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Undnag-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2013
B. BUKU
Abdurrahman, Masalah-masalah Hukum Perkawinan Di Indonesia, (Bandung:
Alumni, 1978)
Adji, Sution Utsman, Kawin Lari dan Kawin Antar Agama, (Yogyakarta: Liberty,
1989)
Al-Jaziri, Abdurrahman, Kitab Al-Fiqih „Ala Al-Madzahib Al-Arba‟ah, (Beirut: Dar
Al-Kutub Al-„Ilmyyyah, 1987)
Algra, dkk, Mula Hukum, (Jakarta: Binacipta, 1983)
Ali, Ahmad, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan
(Judicialprudence) (Jakarta: Kencana, 2010)
Ali, Zaenuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010)
Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Ibn Katsir Al-Yamamah, 1987)
Ar-Rifa‟i, Muhammad Nasib, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani,
2011)
Amiruddin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004)
Anshary, H.M., Hukum Perkawinan di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010)
Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum, terjemahan Oetarid Sadino dari “Inleiding tot de
studie van het Nederlandse recht”, (Jakarta: Pradnya Paramita, cet.ke 29,
2001)
Arrasjid, Chainur, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006)
Dewata, Mukti Fajar Nur dan Yulianto Achmad, Desain Penelitian Hukum Normatif
dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010)
Kriantono, Rachmat, Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset
Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Pemasaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008)
Rumokoy, Donald Albert, dan Frans Maramis, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta:
Rajawali, 2014)
Rusli dan R. Tama, Perkawinan Beda agama dan Masalahnya, (Bandung: Shantika
Dharma, 1984)
Rusli, dan R. Tama, Perkawinan Antar Agama Dan Masalahnya, (Bandung: Pionir
Jaya, 1986)
Sadi, Muhammad, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Kencana, 2015)
Sairin, Weinata, dan J. M. Pattiasina, Pelaksanaan Undang-Undag Perkawinan
Dalam Perspektif Kristen, (Jakarta: Gunung Mulia, 1994)
Salim, Perkembangan Teori dalam Ilmu Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2009)
Salim, dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Desertasi dan Tesis Buku Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
Siddik, Abdullah, Hukum Perkawinan Islam, (Jakarta: Tinta Mas Indonesia, 1983)
Singaribun, Masri, dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Surve, (Jakarta: LP3ES,
1989)
Siregar, Bisma, Aspek Hukum Perlindungan Atas Hak-Hak Anak” Suatu Tinjauan
dalam Hukum dan Hak-Hak Anak, (Jakarta: Rajawali, 1986)
Utrecht, Ernst, dan Moh. Saleh Djindan, pengantar Dalam hukum Indonesia, (Jakarta:
PT Ikhtiar Putra, 1989)
MS, M. Andy Chafid Anwar, “Tinjauan Hukum Islam Dan Hukum Positif Terhadap
Penetapan Pengadilan Negeri Magelang Tentang Perkawinan Beda Agama
(Penetapan PN Magelang No 04/PDT.P/2012/PN.MGL)”, Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
2014.
Oktawa, Wahyu Boga, “Tinjauan Yuridis Terhadap Eksistensi Ketentuan Pasal 2 Ayat
(1) Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Studi
Penetapan Hakim Tentang Perkawinan Beda Agama di Provinsi Jawa
Tengah)”, Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Hukum Universitas Negeri
Semarang, Semarang, 2013.
D. SUMBER WEBSITE
http://www.jpnn.com/news/walubi-bila-berjodoh-pernikahan-beda-agama-tak-bisa-
dihindari, diakses pada tanggal 29 januari 2018 pukul 23.50.
E. SUMBER WAWANCARA
Wawancara dengan Sari Sudarmi S. H, Hakim Pengadilan Negeri Yogyakarta, Ruang
Mediasi Pengadilan Negeri Yogyakarta, Tanggal 27 Oktober 2017.
Curriculum Vitae