SKRIPSI
OLEH:
FAJAR MUHAROM
NIM:11340088
PEMBIMBING:
1. Dr. EUIS NURLAELAWATI, MA
2. Dr. SRI WAHYUNI, S.Ag, M.Ag, M.Hum
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALI JAGA
YOGYAKARTA
2016
ABSTRAK
Pertimbangan hakim merupakan salah satu aspek terpenting dalam
menentukan terwujudnya nilai dari suatu putusan hakim yang mengandung
keadilan (exaequoetbono), mengandung kepastian hukum, keadilan dan
kemanfaatan, disamping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak. Apabila
ada benturan antara kepastian hukum, maka keadilanlah yang lebih
dikedepankan. Realitanya hakim ketika memutuskan perkara permohonan
dispensasi perkawinan menghadapi masalah dilematis. Satu sisi sebagai lembaga
yudikatif, harus menegakan hukum. Di sisi lain hakim harus melindungi hak anak
untuk mencegah semakin meningkatnya perkawinan dini dengan memperhatikan
Pasal 26 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan
Anak. Angka permohonan dispensasi perkawinan sendiri di Kabupaten Bantul
cukup tinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dengan jumlah mencapai 717
kasus dan menduduki urutan kedua setelah Kabupaten Gunung Kidul.
Penyusun menggunakan dua objek penetapan yakni Penetapan Nomor
0093/Pdt.P/2015/PA.Btl dengan Penetapan Nomor 0036/Pdt.P/2011/PA.Btl
sebagai bahan penelitian dalam karya ilmiah ini di Pengadilan Agama Bantul.
Penulis lebih memilih dengan menggunakan penelitian lapangan (field research)
agar bisa mendapatkan data yang lebih konkrit salah satunya dengan melakukan
wawancara dengan hakim sekaligus menggunakan pendekatan normatif dalam
penyusunan karya ilmiah ini.
Berdasarkan Penetapan Nomor 0093/Pdt.P/2015/PA.Btl Majelis Hakim
berpendapat lebih mengutamakan meraih kemaslahatan dan menolak
kemafsadatan. Terlebih calon suami anak pemohon sudah berpenghasilan Rp.
1.200.000,-. Sehingga dapat dipandang memadai untuk modal awal berumah
tangga dengan calon istrinya Sebaliknya berdasarkan pertimbangan Majelis
Hakim dalam Penetapan Nomor 0036/Pdt.P/2011/PA.Btl, adalah kemaslahatan
atau kepentingan terbaik bagi anak pemohon dan calon suami anak pemohon.
Majelis Hakim lebih mengedepankan kemaslahatan jangka panjang dan
konsekuensi-konsekuensi kedepanya, hakim juga memperhatikan dua hal, yaitu
hak-hak anak dan kesejahteraan. Kepentingan hak anak dan kesejahteraan anak
baik yang bersifat lahiriyah maupun batiniyah juga menjadi bahan pertimbangan
hakim, baik fisik maupun psikis. Terlebih calon suami anak pemohon bekerja
sebagai Buruh dengan penghasilan yang tak menentu. Sehingga Majelis Hakim
memandang menolak lebih baik dari pada mengabulkan permohonan dispensasi
perkawinan tersebut.
Kata kunci : Pertimbangan Hakim, Dispensasi Perkawinan
ii
MOTTO
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ibu Dr. Euis Nurlaelawati, MA. dan Ibu Sri Wahyuni, S.Ag,
M.Ag, M.Hum, selaku Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dan tenaganya demi penyusunan skripsi
ini
viii
KATA PENGANTAR
. .
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan petunjuknya sehingga
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah, dan yang kita
persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu
Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, penyusun
ix
ingin mempergunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima kasih dan
Yogyakarta.
3. Bapak Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kalijaga Yogyakarta.
Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
6. Ibu Dr. Euis Nurlaelawati, MA., dan ibu Dr. Sri wahyuni, S.Ag, M.Ag,
x
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan pengarahan,
7. Seluruh Bapak dan Ibu Staf Pengajar/Dosen yang telah dengan tulus ikhlas
Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
keponakan kecilku Alya Naufa Farzani dan Talitha Fairuz Syahada, Mas
penyusun.
9. Bapak Drs. Abdur Rasyid, S.H., MHI dan Bapak Fathurrahman, S.H.,
selaku Hakim Pengadilan Agama Bantul dan Panitera Muda yang sedia
10. Keluarga besar Ilmu Hukum angkatan 2011 UIN Sunan Kalijaga
yang baik dan telah banyak memberikan masukan selama proses kuliah.
xi
11. Teman-temanku dekatku Emha Mujtaba Ad-Dakhil, Intan Nur Fauziyah,
tidak dapat penyusun sebutkan satu per satu yang telah memberikan
12. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam penyusunan skripsi
berikan kepada penyusun. Meskipun skripsi ini merupakan hasil kerja maksimal
ini. Maka dari itu penyusun dengan senang hati sangat mengharapkan kritik dan
penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi
perdata khususnya.
Penyusun
Fajar Muharom
NIM. 11340088
xii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. ii
PENGESAHAN ......................................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................... 1
xiii
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN,
HAKIM ............................................................................................... 23
A. Perkawinan ....................................................................................................... 23
xiv
B. Dasar dan Pertimbangan Hakim Menolak Dispensasi Perkawinan: Kasus
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Terjemahan
Putusan-Putusan
Surat-Surat
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahwa perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seoarang
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.1
ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasrkan Ketuhanan Yang Maha Esa2
Perkawinan terdapat lima unsur didalamya adalah sebagai berikut:
1
Pasal 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
2
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, Undang-Undang Perkawinan di Indonesia,
(Surabaya: Arkola, 1998), hlm. 34.
1
2
merumuskan bahwa ikatan suami istri berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,
tertibnya hubungan seksual tetap pada pasangan suami istri tetapi dapat
membentuk rumah tangga yang bahagia, rumah tangga yang rukun, aman dan
harmonis antara suami istri. Perkawinan salah satu perjanjian suci antara seorang
laki-laki dengan seorang perempuan untuk membentuk keluarga bahagia. Hal ini
sesuai dengan falsafah Pancasila serta cita-cita untuk pembinaan hukum nasional,
perlu adanya Undang-undang tentang perkawinan yang berlaku bagi semua warga
negara .4
kepada Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, maka perkawinan
bukan saja mempunyai unsur lahir jasmani tetapi juga memiliki unsur batin/rohani
Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 telah menetapkan dasar dan syarat yang harus
3
Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia,
(Jakarta: PT Bina Aksara, 1987), hlm. 8.
4
Ibid.
5
Djoko Prakoso dan I Ketut Murtika, Azas-azas Hukum Perkawinan di Indonesia.,
hlm. 8.
3
dipenuhi dalam perkawinan. Salah satu diantaranya adalah ketentuan dalam pasal
7 ayat (1) Perkawinan hanya diizinkan jika pria sudah mencapai umur 19
(Sembilan belas) tahun dan pihak wanita mencapai umur 16 (enam belas) tahun.6
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, lunturnya moral value atau nilai-
nilai ahklak yaitu pergaulan bebas di kalangan remaja dan hubungan zina di
masyarakat menjadi hal biasa sehingga terjadi kejadian hamil di luar nikah,
ditambah lagi seiringnya tuntutan zaman serta desakan ekonomi. Akibatnya orang
Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini dapat minta
dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain yang diminta oleh
kedua orang tua pihak pria atau pihak wanita.7
Dalam Pasal tersebut menjelaskan bahwa hakim memberikan dispensasi
umur. Apabila anak perempuan hamil diluar nikah ataupun akibat desakan orang
tua.
6
Andi Hakim Nasution, Membina Keluarga Bahagia, Cetakan Keempat (Jakarta : PT.
Pustaka Antara), hlm. 28.
7
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
4
tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Usia dan kedewasaan
menjadi hal yang harus dipehatikan dalam perkawinan bagi pria dan wanita yang
karena melanggar hak anak, tapi bisa menjadi alternatif terakhir dengan
Anak, yang meliputi hak tumbuh dan berkembang, hak perlindungan, hak sipil
dan hak kebebasan, hak pengasuhan dan perawatan, hak bermain dan hak
perlindungan hak anak jika dijadikan sebagai subjek dalam perkwinan usia dini,
dilihat dari sisi hukum nasional sendiri, melihat sisi sejarah peraturan perundang-
undangan tersebut lahir adalah sebagai alat bukti dari implementasi ratifikasi
Konvensi Hak Anak yang bertujuan melindungi kepetingan dan pemenuhan hak
di Indonesia.
8
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tentang Perlindungan Anak Tahun 2002.
5
kekawatiran orang tua itu yang sering menjadi alasan nikah dini.9 Realitanya
menegakan hukum. Di sisi lain hakim harus melindungi hak anak untuk
yang menyatakan bahwa orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
Bantul cenderung tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dari angka
tersebut kebanyakan yang meminta dispensasi kawin adalah pihak orang tua.10
Karena pada umunya karena si anak sudah hamil terlebih dahulu atau karena
Yuniati Faizah mengatakan11 bahwa tahun 2014 lalu Bantul menduduki urutan
kedua setelah Gunungkidul diikuti Sleman, Kota Yogyakarta dan Wates dalam hal
perkawinan dini. Pada tahun 2014 lalu, angka dispensasi kawin di PA sebanyak
9
Wawancara pada tanggal 12 Agustus 2015 dengan Panitera Muda Pengadilan Agama
Bantul , Ahmad Fatkhurohman, S.H.
10
Nur Lailah Ahmad, Angka Perkawinan Dini di Bantul, dalam
http://www.bantulkab.go.id di akses pada tanggal 11 Agustus 2015 pukul 21.00 WIB.
11
http://www.jogja.tribunews/bantul.com di akses pada tanggal 11 Agustus 2015 pukul
21.05 WIB.
6
132 kasus. Dalam kurung waktu tahun 2014 ada 204 perkara permohonan yang
masuk. Khusus dispensasi kawin ada 132 dari 204 perkara permohonan tersebut.
Berdasarkan data yang dimiliki Pengadilan Agama Bantul, pada tahun 2010
terdapat 115 perkara dispensasi kawin, 2011 sebanyak 145, tahun 2012 sebanyak
151 dan tahun 2013 mencapai 174 perkara. Dari tahun 2013 ke 2014 memang
mengalami penurunan, hanya saja angka sebesar itu masih cukup tinggi untuk
bukan dalam keadaan terpaksa melainkan memang murni keinginan dari para
sebuah skripsi yang berjudul Pertimbangan Dan Diskresi Hukum Hakim Dalam
B. Rumusan Masalah
0036/Pdt.P/2011/PA.Btl?
C. Tujuan Penelitian
yaitu :
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoretis :
dibawah umur.
2. Secara Praktis :
perkawinan.
dibawah umur.
E. Telaah Pustaka
(1) yang menyatakan tentang umur sebagai salah satu syarat yang perlu dipenuhi
dispensasi kawin.Untuk membantu dan sebagai referensi dalam kajian ini, tentu
tidak dapat dihindari dan mutlak dilakukan, meskipun objek kajianya berbeda,
ditulis Fauzan Khumasi dengan judul: Dispensasi kawin (Tinjauan Hukum Islam
menurut peneliti hakim dalam memberikan izin dispensasi kawin kurang sesuai
Bagi Pasangan Calon Pengantin Usia Dini Tahun 2001-2004. Penelitian ini
menemukan bahwa sesuai yang tertera dalam Pasal 7 ayat (2) bahwa apabila
terjadi penyimpangan dari hal tersebut (calon mempelai pria belum mencapai
12
Fauzan Khumasi, Dispensasi kawin (Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan
Hakim Pengadilan Agama Bantul Pada Perkara No. 15/Pdt.P/PA.Btl),Skripsi, Fakultas Syariah
dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2010.
10
umur 19 tahun atau calon mempelai wanita belum mencapai umur 16 tahun) maka
dapat meminta dispensasi kawin kepada pengadilan atau pejabat lain yang
ditunjuk oleh orang tua kedua belah pihak. Secara normatif adalah untuk
kemaslahatan semua pihak , baik itu kedua orang tua dari pria maupun wanita,
juga pihak keluarga dan masyarakat umum pada umumnya. Orang tua atau wali
Keduanya sudah saling mencintau dan sulit untuk dipisahkan. Oleh kareni itu,
kawinya.13
Skripsi yang ditulis oleh Hendra Fahrudin Amin dengan judul: Tinjauan
perkawinan. Disisi lain hakim juga tidak mempunyai wewenang untuk mencegah
13
Muslihati Anik Listiarin, Pertimbangan Hukum Dispensasi kawin oleh Pengadilan
Agama Bantul bagi Pasangan Calon Pengantin Usia Dini Tahun 2001-2004, Skipsi, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Tahun 2010.
11
Kawin Dalam Usia Muda dan Akibatnya di Pengadilan Agama Bantul Tahun
lama dilakukan oleh kedua mempelai, yang kemudian dikabulkan oleh Pengadilan
Agama dengan pertimbangan kedua calon mempelai dirasa sudah siap untuk
norma dan agama. Akibat yang paling buruk dengan adanya perkawinan di usia
akhlak, tidak adanya tanggung jawab dan tidak adanya keharmonisan yang
14
Hendra Fahrudin Amin, Tinjauan Hukum Islam terhadap penetapan Dispensasi kawin
di Pengadilan Agama Bantul Tahun 2001-2005, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, Tahun 2010
15
Azharuddin Efendi Uswa, Perkawinan Di Bawah Umur Di Kabupaten Bantul
(Analisis Hukum Islam Terhadap Penetapan Hakim Pengadilan Agama Bantul Tahun 2001-2005)
Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Syariah IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta (2008).
16
Zakky Mahbub, Dispensasi Kawin Dalam Usia Muda dan Akibatnya di Pengadilan
Agama Bantul Tahun 2001-2003. Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Syariah IAIN Sunan Kali
Jaga Yogyakarta (2004).
12
diatas, bedanya disini adalah penetapan yang dibahas. Skripsi yang penyusun
bahas adalah tentang apa dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan dan
F. Kerangka Teoretik
1. Maslahah
mendatangkan kebaikan.
17
Amir Syarifuddin, Ushul fiqh II, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 63.
13
bunyi teks hukum (bunyi ayat al-quran dan hadis}) maupun undang-
pengertian yang lebih umum dan yang dibutuhkan itu ialah semua
18
Azyumardi Azra, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2001), hlm. 183.
19
Ibid.
14
dunia dan terhindar dari berbagai bentuk yang bias membawa kepada
tidak mempunyai dasar dalil, tetapi juga tidak ada pembatalannya jika
suatu kejadian yang tidak ada ketentuan syariat dan tidak ada illat
20
Romli, SA, Muqaranah Mazahib Fil Usul, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), hlm.
158.
15
2. Instrumentalisme Hukum
sebuah nilai dari sifat hukum, sebagai suatu sikap terhadap hukum
undang peraturan. 22
dari individu atau kelompok yang mereka dukung. Saat ini, hukum
21
Romli, SA, Muqaranah Mazahib Fil Usul., hlm. 159.
22
Brian Z. Tamanaha, Law as a Means to an End: Threat to the Rule of Law,
(Cambridge: Cambridge University, 2006), hlm. 1.
16
secara luas dipandang sebagai sebuah kapal kosong untuk diisi sesuai
dipahami memiliki konten atau isi yang diperlukan dan intregitas, yang
kelompok. Ada beberapa versi dari ini, hukum dianggap terdiri dari
23
Brian Z. Tamanaha, Law as a Means to an End: Threat to the Rule of Law., hlm. 1.
17
G. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Metode Penelitian
tentang apa yang seharusnya dari permasalahan diatas.26 Dalam hal ini
Nomor 36/Pdt.P/2011/PA.Btl.
24
Robert S Sumers, Instrumentalism and American legal theory, (Itacha, Cornell
University Press) hlm. 26.
25
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hlm. 1.
26
Ibid, hlm. 79.
18
2. Lokasi Penelitian
3. Sifat Penelitian
yang diperoleh berupa gugatan hak asuh anak dan pembagian harta
4. Sumber Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
penulis.
27
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 141.
28
Ahmad Tanzeh, Metodologi Peneitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 83.
20
a. Studi Pustaka
b. Wawancara
(tatap muka) pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan sebagai
c. Dokumentasi
atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan
29
Ahmad Tanzeh, Metodologi Peneitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 89.
30
Hariwijaya dan Bisri, Panduan Menyusun Skripsi & Tesis, (Yogyakarta: Siklus,
2004), hlm. 45.
21
dasar, sehingga dapat ditemukan tema serta tafsiran tertentu yang sesuai
H. Sistematika Pembahasan
Pembahasan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab dan tiap-tiap bab terdiri
dari sub-sub pahabasan sesuai dengan luasnya materi yang dianggap relavan,
sebagai berikut;
Bab pertama atau pendahuluan pada bab ini akan diuraikan mengenai latar
permasalahan yang akan diangkat menjadi sebuah penelitian, tujuan dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka merupakan karya para sarjana yang berkaitan dengan
perkawinan anak di bawah umur.Pada bab ini juga memuat kerangka teoritik yang
pertimbangan hakim.
Bab kedua, pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teoritis seputar
perkawinan, akan dibahas juga tentang ketentuan umum batasan usia untuk
hakim.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
kepentingan terbaik bagi anak pemohon dan calon suami anak pemohon.
107
11111
108
siap lahir dan batin. Hal ini menjadi dasar pijakan Hakim dalam
harus siap lahir dan batin, apabila disahkan oleh majelis Hakim dengan
kondisi calon anak pemohon dan calon suami nya, kerusakannya atau
lebih besar.
anak pemohon sudah berpenghasilan Rp. 1.200.000,- (satu juta enam ratus
menjadi sunnah mana kala orang yang akan melakukan perkawinan telah
kala kedua calon yang akan melakukan perkawinan tidak cukup untuk
memberi belanja pada istrinya dan juga masih bisa menjaga diri dari
11111
109
bagi anak pemohon dan calon suami anak pemohon. Majelis Hakim lebih
dua hal, yaitu hak anak dan kesejahteraanya baik yang bersifat lahiriyah
maupun batiniyah, baik dari fisik dan psikis dengan maksud kebutuhan
baik yang mencakup hak sipil dan, sosial. Majelis Hakim memandang
pemohon.
11111
110
B. Saran- saran
dispensasi kawin agar di kabulkan oleh hakim dan tetap menikahkan anak
umur dapat dihindari demi mewujudkan kehidupan lebih baik dan sehat.
timbulnya kemudharatan.
11111
111
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Adjie dan Sution Usman , Kawin Lari Dan Kawin Antar Agama, Cetakan
A. Rasyid, Royhan, Hukum Acara Peradilan Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1991
Azra Azyumardi, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2001.
C. Chuzaimah T Yanggo dan HA. Hafiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam
Darmoko Yuti Witanto dan Arya Putra Negara Kutawaringin, Diskresi Hakim
111
11111
112
Dr. Basrowi dan Suwardi, Memahami Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2008.
Hasan, Ahmad, Pintu Ijtihad Sebelum tertutup, Terj. Agah Garnadi, Bandung:
1990.
Hosen Ibrahim, Fiqih Perbandingan dalam Masalah Nikah, Talak dan Rujuk,
Persada,1995
1986.
11111
113
Liberty, 1993.
Liberty, 2001.
:PT.Pustaka Antara.
Nurrudin, Amiur , Ijtihad Umar Ibn Al-Khattab: Studi perubahan hukum dalam
Rahardjo, Satjipto, Hukum Dalam Jagat Ketertiban, Jakarta: UKI Press, 2006.
11111
114
Bandung:Rosdakarya, 1991
Rasjidi, Lili dan Ira Thania Rasjidi, Dasar-Dasar Filsafat dan Teori Hukum,
Rifai, Ahmad, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif,
1999.
Mahasatya, Jakarta.
11111
115
B. Peraturan perundang-undangan:
C. Skripsi:
11111
116
Internet:
http://bocc.ubi.pt/ pag/Aristoteles-nicomachaen.html.
http://bocc.ubi.pt/ pag/Aristoteles-nicomachaen.html.
http://www.bantulkab.go.id
http://www.jogja.tribunews/bantul.com
11111