PENIPUAN
(Studi Kasus Putusan No. 337/PID.B/2013/PN. Mtr)
SKRIPSI
OLEH
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM
2017
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA
PENIPUAN
(Studi Kasus Putusan No. 337/PID.B/2013/PN. Mtr)
Abdul Tayib,SH.,MH
NIDN. 0831126016
i
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TINDAK PIDANA
PENIPUAN
(Studi Kasus Putusan No. 337/PID.B/2013/PN. Mtr)
Mataram, 21 Agustus
2017
Pembimbing Utama, Pembimbing
Pendamping,
ii
PENYELESAIAN PEMBIMBINGAN OLEH:
1.Dr.H. Hirsanuddin.SH.,MH. (
)
2.Zihnul Musfi.SH (
)
3. (
)
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 013.04.0015
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi yang saya tulis ini tidak
Suatu perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ter-
dapat karya atau pendapat serupa yang pernah ditulis orang lain.
dalam karya tulis/skripsi yang saya tulis ini, maka saya bersedia untuk menerima
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan tanpa ada
Mataram, ..........................................2017
Pembuat Pernyataan,
Abdul Halid
NIM. 013.04.0015
iv
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Agung dan Maha
Kuasa dan atas segala kuasanya dan atas segala limpahan Rahmat,
muka bumi.
itu Penulis selalu menyediakan ruang untuk saran dan kritikan dari semua
2. Bapak Abdul Tayib, SH.,MH., Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Al-
skrepsi ini.
3. Bapak Arya Sosman, SH.,MH., Selaku Wakil Dekan Satu Fakultas Hukum
terselesaikan.
7. Isteri yang memberikan dorongan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
terselesaikan.
Abdul Halid
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
E. Pertimbangan Hakim
1. Pertimbangan Yuridis ..................................................................... 37
2. Pertimbangan Sosiologis .............................................................. 41
BAB III METODE PENELITIAN
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………….. 69
B. Saran ………………………………………………………. 70
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 71
LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
dalam pergaulan hidup bersama. Hukum itu mengisi kehidupan yang jujur
pondasi utama yang sekaligus juga menjadi tiang penyangga dari negara.
menjadi hal yang amat penting maka diperlukan adanya aparat penegak
1
hukum dalam menjamin keadilan dalam masyarakat menjadi tugas berat
ini yang semakin terpuruk, tidak hanya mengalami krisis ekonomi saja
kejahatan.
2
polisi yang sejatinya adalah penegak hukum, pengayom dan pelindung
yang baru-baru ini terjadi, bahkan lebih parah, seorang ketua Mahkamah
Jadi apa yang terjadi di Indonesia benar-benar jauh dari harapan bahwa
penegak hukum. Hal ini dapat menjadi gambaran bagi kita mengenai
Ada hal yang menarik dari uraian di atas, bahwa penipuan yang
terjadi sekarang ini bukan hanya dilakukan oleh masyarakat biasa pada
umumnya, tetapi juga polisi yang sejatinya adalah aparat penegak hukum.
Hal ini bukan lagi menjadi rahasia bahkan dapat dikatakan hal yang biasa.
3
pidana yang mengakibatkan tercederainya nama institusi Kepolisian
itu sendiri. Bukan hanya sampai disitu, bahkan polisi akan kehilangan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
penelitian yaitu:
D. Kegunaan penelitian
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tindak Pidana
hal.33.
Teguh Prasetyo merumuskan bahwa :4
dirumuskansebagai berikut :
yaitu :
1. Subjek;
2. Kesalahan;
4Teguh Prasetyo,2011, Hukum Pidana Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.49.
5
P.A.F. Lamintang 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
hal.182.
6
Adami Chazawi, 2001, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.75.
perbuatan yang telah dilakukannya. Akan tetapi, sebelum itu mengenai
dalam buku II dan pelanggaran yang dimuat dalam buku III Alasan
formil dan tindak pidana materil. Tindak pidana formil adalah tindak
7
Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana, Rangkang Education, Makassar, hal. 28.
akibattertentu dari perbuatan sebagai syarat penyelesaian tindak
pidana aktif dan dapat juga disebut tindak pidana komisi dan tindak
KUHP adalah tindak pidana aktif. Tindak pidana pasif ada 2 (dua),
yaitu tindak pidana pasif murni dan tindak pidana pasif yang tidak
Sementara itu, tindak pidana pasif yang tidak murni berupa tindak
dapat dilakukan dengan cara tidak berbuat aktif atau tindak pidana
timbul.
antara tindak pidana terjadi seketika dan tindak pidana terjadi dalam
hukum pidana materil (Buku II dan Buku III). Sementara itu, tindak
kodifikasi KUHP.
semua orang. Akan tetapi, ada perbuatan yang tidak patut yang
mengajukan pengaduan.
dan lain-lain;
negeri;
8Unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri pelaku atau yang berhubungan dengan
pelaku dan termasuk ke dalamnya segala sesuatu yang terkandung di dalam hatinya.
9Unsur objektif adalah unsur-unsur yang ada hubungannya dengan keadaan-keadaan, yaitu didalam
193-194.
Selain itu, unsur-unsur tindak pidana dapat dilihat menurut beberapa
pidana adalah :
11
Adami Chazawi, 2001, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 79.
12
Adami Chazawi, 2001, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.80.
Dari unsur yang ketiga, kalimat diadakan tindakan penghukuman
paham dualistis tersebut tidak ada perbedaan, yaitu bahwa tindak pidana
perbuatannya.
a. Perbuatan (yang);
d. Dipertanggung jawabkan.
13
Ibid,hal.81.
14
Ibid.
4. Cara Merumuskan Tindak Pidana
tindak pidana pada kenyataannya memang tidak seragam. Dalam hal ini
akan dilihat dari 3 (tiga) dasar pembedaan cara dalam merumuskan tindak
pidana dalamKUHP.15
perumusan, yaitu:
unsur ini dapat dirinci secara jelas dan untuk menyatakan seseorang
tanpa
15
Ibid, hal. 115-121.
menyebutkan kualifikasi dalam praktik kadang-kadang terhadap suatu
dengan cara ini merupakan yang paling sedikit. Terdapat pada pasal-
Penganiayaan.
tertentu. Jadi, yang menjadi pokok larangan dalam rumusan ini adalah
dilakukan, tindak pidana itu selesai pula tanpa bergantung pada akibat
namun akibat belum timbul tindak pidana itu belum selesai, maka yang
pokok dan dalam bentuk yang diperberat dan atau yang lebih ringan.
lengkap.
Diperberat
menyebut saja pasal dalam bentuk pokok (Pasal 364, 373, 379) atau
1. Pengertian Penipuan
pihak, yaitu orang yang menipu disebut dengan penipu dan orang yang
segi hukum sampai saat inibelum ada, kecuali yang dirumuskan dalam
atau orang lain atau orang lain secara melawan hukum, dengan
penjara paling lama empat Tahun.” Pidana bagi tindak pidana penipuan
khusus. Keseluruhan pasal pada BAB XXV ini dikenal dengan sebutan
bedrog atau perbuatan orang. Bentuk pokok dari bedrog atau perbuatan
yaitu:
adalah tujuan utama pelaku dengan jalan melawan hukum, pelaku masih
16
Andi hamzah, 2010, Delik-Delik Tertentu (Speciale Delicten) di dalam KUHP, Sinar Grafika,
Jakarta, hal. 112.
membutuhkan tindakan lain, maka maksud belum dapat terpenuhi.
melawan hukum.
1) Nama Palsu
sama dengan nama dan dengan dia sendiri, maka penipu dapat
2) Tipu Muslihat
atau tindakan.
4) Rangkaian Kebohongan
penggerak. Hal ini dipertegas oleh Hoge Raad dalam Arrest 8 Maret
1926, bahwa : 17
17
Bastian Bastari, 2011, Analisis Yuridis Terhadap Delik Penipuan, Makassar, hal. 40.
18
Ibid.
alat-alat tersebut menciptakan suatu situasi yang tepat untuk
Marpaung adalah:19
adalah:
terbuka yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur
19
Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara Pidana; Normatif, Teoretis, Praktik, dan Permasalahannya,PT
Alumni, Bandung, hal. 202.
Pengertian “Putusan Pengadilan” menurut Lilik Mulyadi
hukum.
20
Ibid, hal. 203.
bahwa putusan bebas apabila Majelis Hakim setelah memeriksa
kesalahan tersebut.
terdakwa.
alle Rechtsvervolging)
redaksional bahwa :
21
Ibid, hal. 218.
Penuntut Umum memang terbukti secara sah dan meyakinkan
pidana".
Tahun atau lebih, atau apabila tindak pidana itu termasuk yang
a. Pertimbangan Yuridis
masing.
22
Lilik Mulyadi, 2007, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana; Teori, Praktik, Teknik
Penyusunan,dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 193.
delicti), dan modus operandi tentang bagaimana tindak pidana
23
Lilik Mulyadi, 2007, Putusan Hakim dalam Hukum Acara Pidana; Teori, Praktik,Teknik
Penyusunan,dan Permasalahannya, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 196.
pidana dari penuntut umum dan pledoi terdakwa atau
penasihat hukum.
hukum.
b. Pertimbangan Sosiologis
memberatkan terdakwa.
pergaulan hidup.
kesalahannya).
g. Kepentingan umum.
c. Pertimbangan Subjektif
merupakan peristiwa.
hukum.
tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Negeri Mataram.
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
42
2. Sumber Data
penulisan ini.
pembahasan ini.
penulisan ini. Dalam hal ini data yang diperoleh dari penelitian
43
b. Peraturan perundang-undangan dan konvensi-konvensi
D. Analisis Data
Data yang diperoleh baik secara primer maupun sekunder
44
BAB IV
kasus, dakwaan JPU, tuntutan Penuntut Umum, dan Amar Putusan, yaitu
sebagai berikut:
1. Posisi Kasus
Oktober 2013, bertempat di jalan Panjitilar, No. 82, Kota Mataram atau
atas dengan maksud hendak merental mobil Honda New CR-V sambil
45
membuktikan kebenaran identitas terdakwa tersebut. Selanjutnya saksi H.
pimpinan terdakwa yaitu AKBP MUSA untuk keperluan wasrik tiap Polsek
dengan biaya rental perharinya sebesar Rp. 1.000.000’- (satu juta rupiah)
sehingga total keseluruhan yang akan dibayar oleh terdakwa sebesar Rp.
4.000.000,- (empat juta rupiah) akan tetapi terdakwa dengan alasan tidak
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) dan hal tersebut kemudian
46
pembayaran akan dilaksanakan pada saat itu juga sebelum Maghrib.
47
selama 4 (empat) hari dengan biaya rental perharinya sebesar Rp.
1.000.000’- (satu juta rupiah) sehingga total keseluruhan yang akan
dibayar oleh terdakwa sebesar Rp. 4000.000,- (empat juta rupiah)
akan tetapi terdakwa dengan alasan tidak membawa uang sebesar
tersebut terdakwa kemudian meminta kepada saksi H. ABDUL
HAKIM agar terdakwa terlebih dahulu membayar fee sebesar Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah) dan hal tersebut kemudian disetujui
oleh saksi H. ABDUL HAKIM dengan ketentuan pembayaran akan
dilaksanakan pada saat itu juga sebelum Maghrib.
- Bahwa setelah tercapai adanya kesepakatan tersebut, terdakwa
kemudian membawa mobil tersebut, akan tetapi hingga saat
pembayaran yang telah ditentukan, terdakwa tidak juga kunjung
datang membawa mobil dan melakukan pembayaran terhadap
mobil tersebut.
MENUNTUT
48
4. Amar Putusan
MENGADILI
5. Analisis Penulis
membuktikan satu pasal saja, yaitu Pasal 378 KUHP. Selanjutnya dalam
49
proses persidangan dan sampai pada pengambilan keputusan, akhirnya
KUHP.
dilakukan oleh Mejelis Hakim bahwa terdakwa terbukti secara sah dan
dalam Pasal 378 KUHP, maka semua unsur-unsur tentang tindak pidana
1. Unsur barangsiapa;
1. Unsur barangsiapa
50
saja yang tunduk dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai
hukum.
melawan hukum
51
selalu bersifat harta kekayaan, setidak-tidaknya mempunyai
dapat diperoleh.
52
Berdasarkan uraian di atas, maka unsur dengan maksud
hukum.
- Bahwa unsur ini terdiri dari beberapa sub unsur yang bersifat
53
tersebut hanya akan dipakai oleh terdakwa. Bahwa karena
tepat atau dengan kata lain pasal yang didakwakan oleh JPU dan
54
keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa
Adapun alat bukti yang sah berdasarkan Pasal 184 KUHAP adalah
sebagai berikut:
a. Keterangan saksi;
b. Keterangan ahli;
c. Surat;
d. Petunjuk;
e. Keterangan terdakwa.
yang sah berdasarkan Pasal 184 KUHAP telah terpenuhi yaitu dengan
Hakim , dan AKBP Musa), surat (surat pernyataan), petunjuk (mobil) dan
55
dengan melihat bukti-bukti yang ada (fakta persidangan) dan disertai
sosiologis.
1. Pertimbangan Yuridis
56
sepeda motor Suzuki Spin No. Pol DR 5708 AH, guna untuk
meyakinkan korban. Hal tersebut diketahui oleh Yusrin dan
Rasyid karena pada saat kejadian berada ditempat kejadian,
serta BRIGPOL Muchtar setelah disampaikan kejadian tersebut
tidak membenarkan alasan tersangka karena bermasalah di
kantor. Kemudian saksi korban AKBP Musa tidak pernah
memerintahkan tersangka untuk merental mobil guna
kepentingan dinas kepolisian. Melainkan tersangka merental
mobil guna kepentingan pribadi.
3. Bahwa benar tersangka melakukan penipuan yang
mengatasnamakan AKBP Musa dengan menambahkan materai
6.000 berstempel Polsekta Ampenan namun tanpa tanda
tangan untuk merentalkan 1 (satu) unit mobil CRV DR 777 MZ,
sampai adanya perikatan berupa surat perjanjian rental, namun
korban H. Abdul Hakim tidak mengetahui jika surat pernyataan
yang dibuat benar adanya karena korban tidak pernah bertemu
dengan AKBP Musa. Setelah korban mengetahui dari BRIGPOL
Muchtar bahwa Ahmad Ridwan adalah polisi yang bermasalah
dan sampai sore tidak kembali maka mobil tersebut dijemput
sekitar jam 19.30 wita di Jl.Arif Rahman Hakim Mataram.
Kemudian mobil sudah digunakan lebih dari 6 (enam) jam
sehingga kerugian korban senilai Rp 1.000.000,- (satu juta
rupiah). Sedangkan AKBP Musa keberatan dengan
mengatasnamakan diri saksi di surat pernyataan, karena
merusak nama baik dan sempat membuat saksi jengkel.
Kemudian tersangka mengakui bahwa jika tidak ada surat
pernyataan yang dibuat mengatasnamakan AKBP Musa maka
korban tidak akan merentalkan mobil kepada tersangka.
4. Bahwa telah diperhadapkan 5 (lima) orang saksi dan terdakwa
yang telah didengar keterangannya dibawah sumpah yang
saling menunjukkan kesesuaian yang didukung pula dengan
barang bukti yang ada, sehingga melahirkan kesimpulan bahwa
terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
atas tindak pidana penipuan.
5. Bahwa tersangka AR dalam perkara ini sudah dilakukan
penahanan.
6. Bahwa karena terdakwa telah terbukti bersalah maka terdakwa
akan dijatuhi pidana yang setimpal dengan perbuatannya.
Berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah disebutkan di atas,
57
kepadanya, maka keseluruhan dari unsur-unsur pasal yang didakwakan
1. Unsur barangsiapa
hukum.
58
Berdasarkan uraian di atas, maka unsur barangsiapa telah
melawan hukum
dapat diperoleh.
59
saksi maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai cerminan dari
hukum.
- Bahwa unsur ini terdiri dari beberapa sub unsur yang bersifat
60
memisahkan suatu benda dengan cara bagaimanapun dan
61
Oleh karena unsur-unsur Pasal 378 KUHP di atas telah terpenuhi
penambahan pidana.
perbuatannya.
2. Pertimbangan Sosiologis
62
dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dalam menjatuhkan
1. Kesalahan terdakwa;
2. Motif dan tujuan melakukan tindak pidana;
3. Cara melakukan tindak pidana;
4. Sikap batin membuat tindak pidana;
5. Riwayat hidup dan keadaan sosial ekonomi pelaku;
6. Sikap dan tindakan pembuat setelah melakukan tindak pidana;
7. Pengaruh tindak pidana terhadap masa depan pelaku;
8. Pandangan masyarakat terhadap tindak pidana, terhadap
korban atau keluarga.
hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Artinya, dalam
sosiologisnya.
63
pidana penjara selama 3 (tiga) bulan dan 20 (dua puluh) hari dikurangkan
3. Analisis Penulis
bagi semua pihak, baik itu bagi terdakwa, korban ataupun penilaian-
Ada hal yang menarik dalam perkara ini, yaitu yang melakukan
tindak pidana dalam hal ini tindak pidana penipuan adalah seorang
anggota Polri yang sejatinya memberi rasa aman dan nyaman bagi
64
a. Melanggar suatu kewajiban khusus dari jabatannya.
lalu ia sendiri mencuri uang ini. Dari sinilah Pasal 52 KUHP ini sangat sulit
unsur tersendiri. Oleh karena itu seorang yang menangani masalah ini
wawancara dengan salah satu hakim yang menangani perkara ini, beliau
menyatakan bahwa:
bahwa Pasal 52 KUHP tidak serta merta diterapkan pada Pegawai Negeri
65
Sipil (PNS) yang melakukan tindak pidana, jadi harus dilihat terlebih
Sama halnya dengan kasus yang Penulis angkat, apakah tindak pidana
terdakwa merugikan orang lain. Menurut Penulis itu sudah pasti setiap
tindak pidana pasti ada yang dirugikan. Ini artinya hakim tidak
66
mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup
apalagi hanya masyarakat biasa yang sama sekali tidak mengerti hukum
yang tinggi, tegas dan harus jeli dalam memberikan sanksi kepada pelaku
keadilan.
Penulis itu sangat ringan. Dimana sanksi pidananya yang hanya 3 (tiga)
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasal 378 KUHP sudah tepat, hal itu sesuai dan telah didasarkan
keterangan terdakwa.
masa penahanannya.
68
B. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Lilik Mulyadi, 2007, Hukum Acara Pidana; Normatif, Teoretis, Praktik, dan
Permasalahannya, PT Alumni, Bandung
70
Teguh Prasetyo. 2011. Hukum Pidana – Edisi Revisi. PT RajaGrafindo
Persada: Jakarta.
Wirjono Prodjodikoro, 2003, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia,
Refika Aditama, Bandung.
Peraturan Perundang-Undangan:
71