22/Pdt.G/2019/PN.Atb)
FAKULTAS HUKUM
JAKARTA
2022
2
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
Disetujui oleh,
Mengetahui,
NIDN: 03-2710-6505
i
PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
NIM : 16080090
Yang Menyatakan
Materai 10000
ii
ROHMAT TRI SANTOSO
NIM: 16080090
FAKULTAS HUKUM
PENGESAHAN SKRIPSI
NPM : 16080090
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Sidang Tim Penguji
Skripsi Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
pada ________ 2022 dan dinyatakan LULUS
Mengetahui,
iii
(Dr. Niru Anita Sinaga, S.H., M.H)
NIDN : 0327106505
KATA PENGANTAR
1. Marsma TNI (Purn) Bapak. Dr. Potler Gultom, S.H., MM, selaku
Rektor Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta.
2. Dr. Niru Anita Sinaga, S.H., M.H, selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta
3. Bapak Selamat Lumban Gaol, SH,.Mkn, selaku Ketua Program
Studi Ilmu Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma,
Jakarta.
4. Lasmauli Noverita Simarmata, S.H., M.H., Selaku Sekretaris
Program Studi Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Marsekal Suryadarma, Jakarta
5. Ibu Indah Sari, SH., M.Si, sebagai Pembimbing I dalam Penulisan
Skripsi ini, yang telah meluangkan banyak waktu untuk
membimbing dan membantu mengarahkan penulis dalam
penyelesaian Skripsi ini.
iv
6. Bapak Subhan Zein, SH, MH, sebagai Pembimbing II dalam
Penulisan Skripsi ini, yang telah meluangkan banyak waktu untuk
membimbing dan membantu mengarahkan penulis dalam
penyelesaian Skripsi ini.
7. Tim Penguji Sidang Proposal dan Tim Penguji Sidang Skripsi yang
telah memberikan saran dan masukan untuk menjadikan Skripsi
kami lebih baik.
8. Civitas Akademik Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal
Suryadarma yang telah senantiasa membantu selama perkuliahan
berlangsung.
9. Untuk keluarga tercinta, Bapak ,Ibu, Kakak dan Abang.
10. Rekan Mahasiswa/i satu angkatan dengan saya pada Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta dan Rekan Mahasiswa/i
seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang
selalu menjadi kenangan dan selalu memberikan motivasi serta
dorongan kepada saya untuk menyelesaikan Skripsi ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis berharap
semoga Skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi semua
pihak yang membutuhkan.
NIM: 16080090
v
ABSTRAK
vi
G. Daftar Referensi : 45 (42 Buku (1993 – 2016), 5 Perundang
undangan, 1 Putusan, 7 Jurnal.
H. Pembimbing I : Indah Sari, S.H., M.Si
Pembimbing II : Subhan Zein Sgn,S.H.,M.H.
DAFTAR ISI
Abstrak ------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
vii
A. Jenis Penelitian ----------------------------------------------------
B. Pendekatan Penelitian -------------------------------------------
C. Jenis Data Penelitian ---------------------------------------------
D. Alat Pengumpulan Data -----------------------------------------
E. Sumber Bahan Hukum -------------------------------------------
F. Metode Analisis Data ---------------------------------------------
A. Kesimpulan ---------------------------------------------------------
B. Saran -----------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kehidupan manusia itu sama sekali tidak dapat dipisahkan dari tanah.1
Pokok-pokok Agraria.2
1
G. Kartasaputra, Hukum Tanah Jaminan Bagi Keberhasilan Pendayagunaan Tanah,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1991), hlm. 7.
2
Indonesia, Undang-Undang Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, UU
Nomor 5 Tahun 1960, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 No.104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 2043, untuk selanjutnya dalam penulisan ini cukup
ditulis atau disebut “UU Nomor 5 Tahun 1960” atau “UU No. 5 Tahun 1960” atau “UU
No.5/1960” atau “UU 5/1960” atau “UUPA”.
1
tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan
dan kroninya yang hal ini telah menyebabkan banyak petani yang
kehilangan hak dan akses atas tanah. Akibatnya adalah dalam 20 tahun
sengketa ini sering kali berubah menjadi konflik terbuka antara petani dan
aparat keamanan.5
Konflik tanah tidak mudah untuk diselesaikan. Hal ini dapat difahami
atas sebidang objek fisik berupa tanah secara kasat mata, tetapi juga
sebuah keyakinan bahwa tanah mengandung nilai religi magis yang kuat
3
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Cet.11 (Jakarta: Djambatan, 2007), hlm. 72.
4
Hermayulis, “Penerapan Hukum Pertanahan dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan
Kekerabatan Pada Sistem Kekerabatan Matrilineal Minangkabau Di Sumatera Barat‟, Disertasi,
PPS-UI, 1999. hlm. 4
5
Dianto Bachriadi, dan Anton Lucas, Merampas Tanah Rakyat,Kasus Tapos dan
Cimacan, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2001), hlm. 80
2
di kalangan masyarakat.6 Masuknya investasi yang memandang tanah
dimunculkan dalam bentuk penguasaan atas tanah. Pendek kata ada nilai
pengaturan masyarakat adat dalam hukum Negara dari dulu sampai kini
6
Mukmin Zakie, “Undang-Undang Pengambilan Tanah Di Indonesia Dan Di Malaysia
(Suatu Kajian Perbandingan)”, Desertasi Doktor Falsafah Fakulti Undang-Undang, Universiti
Kebangsaan Malaysia, 2011, hlm. 15
7
Noer Fauzi, Bersaksi untuk Pembaharuan Agraria, dari Tuntutan Lokal hingga
Kecenderungan Global,(Yogyakarta: Insist Press, 2003), hlm.32.
8
Mukmin Zakie, “Perlindungan Hak atas Tanah Masyarakat Hukum Adat dalam
Konstitusi,” Jurnal Konstitusi, PSHK FH UII, Vol. II, No. 2, 2009, hlm. 119-139.
3
Berdasarkan Pasal 19 UUPA adapun ketentuan-ketentuan umum
tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Menteri Agraria.
tetapi tetap terjadi banyak sengketa tanah. Dalam praktek sekarang ini
9
Urip Santoso (2), Pendaftaran Tanah dan Peralihan Hak atas Tanah, (Jakarta:
Pranamedia Group, 2014), hlm. 5.
4
tidak jarang terjadi terbit 2 (dua) atau lebih sertipikat tanah diatas
para pemegang hak, karena dapat merugikan pemegang hak atas tanah
tanah.10
atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai
bukti pemilikan atau suatu kejadian11.Sertifikat hak atas tanah adalah bukti
dapat dilihat dalam Pasal 4 ayat (1) jo. Pasal 3 huruf a Peraturan
yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan
data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data
yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku
10
Bachtiar Effendie, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan Pelaksanaannya,
(Bandung: Alumni, 1993), hlm. 73.
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia selanjutnya dalam penulisan ini disebut KBBI,diakes
pada 24 April 2021 pada pukul 02.27 wib.
12
Indonesia, Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran Tanah, PP Nomor 24 Tahun
1997, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 No. 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3696, untuk selanjutnya dalam penulisan ini cukup ditulis atau disebut
“PP No. 24/1997” atau “PP 24/1997”
5
Apabila dikaitkan dalam kasus berdasarkan Putusan PN Atambua
(pertama) adalah tanah kebun hak milik Hoarama Maufinuk (alm), dimana
secara sah pada tanggal 24 Juni 1991 dari Anderias Bere Malik sesuai
dengan mengetahui Camat Malaka Barat yang bernama: Drs. J.T. Ose
6
Penggugat menitipkan bangunan rumah tinggal yang berada diatas
bidang tanah lain (digugat secara terpisah) dan dua(2) bidang tanah
sengketa dengan pesan yakni : “kamu boleh tinggal dirumah ini untuk
menjaga tanah ini dan dua (2) bidang tanah sengketa dan pohon-pohon
yang tumbuh diatas bidang tanah lain boleh petik buahnya untuk dimakan
00166 tahun 2010 dan sertifikat hak atas tanah nomor: 00100 tahun 2010
nama dan tanggal lahir yang berbeda-beda pada kedua (2) buah sertifikat
dimaksud yaitu : Penulisan nama dan tanggal lahir pada sertifikat hak atas
tanah nomor : 00166 tahun 2010 dengan nama pemegang hak Yoseph
Hale Seran, tanggal 5 juli 1945, penulisan nama dan tanggal lahir pada
sertifikat hak atas tanah nomor : 00100 tahun 2010 dengan nama
7
Berdasarkan penulisan nama dan tanggal lahir yang berbeda-beda
pada kedua (2) buah sertifikat hak milik atas kedua (2) bidang tanah
sengketa, seolah-olah dua (2) nama Yoseph Hale Seran, tanggal 5 Juli
1945 dan nama Yoseph Hale, tanggal 5 Juli 1942 adalah subyek hukum
orang yang berbeda-beda, akan tetapi kedua (2) nama dan tanggal lahir
lanjut dan memilih judul Proposal Skripsi ini dengan judul “Sertipikat Hak
B. Rumusan Masalah
8
Bertolak dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah terdiri dari tujuan Subjektif dan
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan subyektif.
9
2) Untuk dapat menambah pengetahuan yang telah mendalam,
b. Tujuan Objektif.
D. Manfaat Penelitian.
a. Manfaat Teoritis.
10
dihasilkan oleh penelitian ini,sehingga dapat memperkaya Hukum
b. Manfaat Praktis
E. Sistematika Penulisan
BAB II Kerangka Teori yang dibagi lagi menjadi 4 sub bab yaitu
11
BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini penulis akan menguraikan
Nasioanal.
BAB V Penutup terdiri atas 2 (dua) sub bab yaitu Kesimpulan dan
Saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
A. Tinjauan Umum Tentang Hukum Agraria
salah satu aspeknya, yaitu dalam pengertian yuridis yang disebut hak.
Tanah sebagai bagian dari bumi disebut dalam pasal 4 ayat (1) UUPA,
Yaitu “ Atas dasar hak menguasai dari negara sebagai yang dimaksut
bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai
atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang
saja, yaitu hak atas tanah tersebut yang sesuai dengan Undang-Undang
Pokok Agraria Pasal 4 ayat (1). Dimana hak-hak atas tanah/hak atas
dimiliki dan dikuasai oleh sesorang atau lebih dan badan-badan hukum.
13
Urip Santoso, Hukum Agraria,(jakarta: Kencana, 2013),h 9-10
13
tertulis yang mengatur hak-hak pengusaan atas tanah yang merupakan
dimaksut dengan hak pengusaan atas tanah adalah hak yang berisi
yang boleh, wajib atau dilarang untuk diperbuat, yang merupakan isi hak
beraspek puplik dan privat, yang da[at disusun dan kesatuan yang
tanah. Dan yang menjadi objek Hukum Tanah adalah Hak penguasaan
konkret.
14
Ibid,h 10-11
14
Ketentuan-ketentuan Hukum Tanah yang tertulis besumber pada
ketentuan Hukum Tanah yang tidak tertulis bersumber pada Hukum Adat
pelengkapnya.15
Tanah adalah suatu bagian yang ada dibumi ini yang masyarakat
“Atas dasar hak menguasai dari Negara sebagai yang dimaksud dalam
yang disebut tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-
badan-badan hukum.
masa kolonial. Sebagai ganti dari hak-hak berdasar hukum colonial adalah
jenis-jenis hak yang disebut dalam UUPA dan peraturan lainnya. Hak -
15
Ibid,h 11.
15
hak atas tanah tersebut dapat berasal dari konvensi hak, penegasan
dapat dipunyai orang atas tanah (dengan mengingat fungsi sosial). Syarat
– syarat suatu subjek hukum untuk memiliki HM (Subjek Hak) adalah :17
Meskipun Hak Milik merupakan hak terkuat, namun Hak Milik dapat
16
2) Tanahnya musnah, umumnya disebabkan oleh bencana alam
berakhir
5) Diterlantarkan
6) Tanahnya Musnah
dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. Orang atau badan hukum
yang mempunyai Hak Guna Bangunan dan tidak lagi memenuhi syarat-
hukum, kecuali yang ditetapkan oleh Pemerintah termaksud dalam pasal 21 ayat (2), adalah batal
karena hukum dan tanahnya jatuh kepada Negara, dengan ketentuan, bahwa hak-hak pihak lain
yang membebaninya tetap berlangsung serta semua pembayaran yang telah diterima oleh pemilik
tidak dapat dituntut kembali.”
17
syarat pada Pasal 36 UUPA20 dalam jangka waktu 1 tahun wajib
melepaskan atau megalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi
syarat.
d. Hak Pakai
hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik
e. Hak Pengolahan
pemegangnya.
20
Pasal 36 UUPA : “(1) Yang dapat mempunyai hak guna bangunan ialah : a.
warganegara Indonesia; b. badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia. (2) Orang atau badan hukum yang mempunyai hak guna bangunan
dan tidak lagi memenuhi syarat-syarat yang tersebut dalam ayat (1) pasal ini dalam jangka waktu 1
tahun wajib melepaskan atau mengalihkan hak itu kepada pihak lain yang memenuhi syarat.
Ketentuan ini berlaku juga terhadap pihak yang memperoleh hak guna bangunan, jika ia tidak
memenuhi syarat-syarat tersebut. Jika hak guna bangunan yang bersangkutan tidak dilepaskan atau
dialihkan dalam jangka waktu tersebut, maka hak itu hapus karena hukum, dengan ketentuan
bahwa hak-hak pihak lain akan diindahkan, menurut ketentuanketentuan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.”
18
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Republik Indonesia
21
Natalia Runtuwene,’’Pemberian Ganti Rugi terhadap Penguasaan Tanah tanpa Hak’’,
Jurnal Lex Privantum, Vol.2, No. 3(Agustus 2014)
19
swadaya masyarakat dan lembaga keagamaan) yang aktifitas
22
Sarjita, 2005, Teknik dan Strategi Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Yogyakarta,
Tugu Jogja Pustaka, hlm 17
23
Ida Nurlinda, 2009, Prinsip-Prinsip Pembaharuan Agraria Perspektif Hukum, Jakarta,
Rajawali Pers, hlm 169.
24
Ibid, hlm 170.
20
Penyelesaian sengketa pertanahan dapat dilakukan melalui 2
(dua) cara
kepemilikan hak atas tanah atau penguasaan hak atas tanah oleh
orang lain.
oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
dapat ditentukan.
21
lebih dari satu orang, maka tiap-tiap individu harus dicantumkan
yaitu:
dilimpahkan padanya.25
25
Supratman,”Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung, Jurnal Ilmu Hukum Acara
Perdata, Vol. 1, No. 6 (Agustus 2015)
22
Berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang
1) Konsultasi.
2) Mediasi
26
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis (Hukum Arbitrase), (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2001), hlm 28-29.
23
untuk membantu dan menemukan solusi terhadap para pihak
bersengketa.27
3) Arbitrase.
menyelesaikan sengketa.29
4) Negosiasi.
27
Munir Fuady, Arbitrase Nasional, Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisniss, (Bandung
Citra Aditya Bakti, 2000) hlm. 47
28
H. Priyatna Abdurrasyid, Penyelesaian Sengketa Komersial (Nasional dan
Internasional) di luar Pengadilan, Makalah, September 1996. hlm. 3.
29
Agnes Wynona,”Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup”, Jurnal Beraja Niti, Vol. 2
No.8 (2013).
24
Negosiasi adalah perundingan yang diadakan secara
25
1997 tentang Pendaftaran Tanah. Dasar hukum kekuatan
data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada
merupakan tanda bukti yang kuat, dalam arti bahwa selama tidak
Sudah barang tentu data fisik maupun data yuridis yang tercantum
buku tanah dan surat ukur yang bersangkutan, karena data itu
kepada luas, nilai, dan kepemilikan terhadap suatu bidang tanah. Kata ini
berasal dari bahasa Latin yaitu capistratum yang berarti suatu register
atau capita atau unit yang diperbuat untuk pajak tanah Romawi. Cadastre
berarti record pada lahan-lahan, atau nilai dari tanah dan pemegang
34
Budi harsono, Op.Cit., hlm. 32.
26
haknya dan untuk kepentingan perpajakan. Cadastre dapat diartikan
sebagai alat yang tepat untuk memberikan suatu uraian dan identifikasi
27
hak-hak atas tanah, kemudian menggantikan bukti kepemilikan atas
adalah status hak memberikan jaminan dari ketelitian suatu daftar, bahkan
kerugian.37
hak tersebut, pemberian sertifikat hak atas tanah yang berlaku sebagai
28
tanah (maintenance)39. Pendaftaran tanah untuk pertama kali
untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah
menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar
tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertifikat dengan
39
Pasal 11 PP No. 24 Tahun 1997: “Pelaksanaan pendaftaran tanah meliputi kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah”.
29
pasal 36 ayat (2) PP 24/199740 ditentukan, bahwa para pemegang hak
a. Pasal 19 UUPA:
40
Pasal 36 ayat (2) PP No. 24 Tahun 1997 : “Pemegang hak yang bersangkutan wajib
mendaftarakan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kantor Pertanahan.”
41
Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah, Cet. 2, (Jakarta : Kencana,
2010), hlm. 277
30
3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat
b. Pasal 23 UUPA:
a. Pasal 32 UUPA:
dalam Pasal 19
31
guna usaha, kecuali dalam hak-hak itu hapus karena jangka
waktunya berakhir
b. Pasal 38 UUPA:
dalam pasal 19
serta sahnya peralihan hak tersebut, kecuali dalam hal hak itu
tanah yang ditujukan kepada pemerintah. Sedangkan pasal 23, 32, dan 38
dimaksud Pasal 19 ayat (1) sudah dibuat yaitu, Peraturan Pemerintah No.
32
Pasal 65 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, yang berlaku efektif
lanjutan dari Pasal: 12, 23, 32 dan 38 UUPA, yang mengatur hal
bukti yang kuat, dalam arti bahwa selama tidak dapat dibuktikan
sebaliknya data fisik dan data yuridis yang tercantum di dalamnya harus
43
Adrian Sutedi, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, (Jakarta : Sinar Grafika,
2014).Hlm. 112.
44
Urip Santoso,Op.Cit, hlm. 284
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
skripsi ini maka metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang
1. Jenis Penelitian.
45
Penelitian hukum doctrinal (doctrinal research) adalah penelitian yang bertujuan untuk
memberikan eksposisi yang bersifat sistematis mengenai aturan hukum yang mengatur bidang
34
penulisan Proposal Skripsi ini metode penelitian yang dipilih
2. Pendekatan Penelitian
hukum tertentu, menganalisis hubungan antara aturan hukum yang satu dengan yang lain,
menjelaskan bagian-bagian yang sulit untuk dipahami dari suatu aturan hukum, bahkan mungkin
juga mencakup prediksi perkembangan suatu aturan hukum tertentu pada masa mendatang.
Penelitian hukum doktrinal adalah penelitian berbasis kepustakaan, Lihat Peter Mahmud Marzuki,
Penelitian Hukum, Cet. 2, (Jakarta: Kencana,2008), hlm. 35.
46
Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan
terhadap segala permasalahan dengan menerapkan salah satu metode yang relevan terhadap
permasalahan tersebut, lihat Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2004), hlm. 2.
47
Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan adalah penelitian hukum
yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Lihat Soerjono Soekanto
dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Ed.1, Cet. 5, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2001), hlm. 13-14.
48
Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi, Penelitian Hukum (Legal Research), Cet. 1,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm. 11.
49
Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985),
hlm. 106.
50
Pendekatan undang-undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua
undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Bagi
penelitian untuk kegiatan praktis, pendekatan undang-undang ini akan membuka kesempatan bagi
peneliti untuk mempelajari adakah konsistensi dan kesesuaian antara suatu undang-undang dengan
undang-undang lainnya atau antara undang-undang dan Undang-Undang Dasar atau antara
regulasi dan undang-undang. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk
memecahkan isu yang dihadapi. Bagi penelitian untuk kegiatan akademis, peneliti perlu mencari
ratio legis dan dasar ontologis lahirnya undang-undang tersebut. Dengan mempelajari ratio legis
dan dasar ontologis suatu undang-undang, peneliti sebenarnya mampu menangkap kandungan
filosofi yang ada di belakang undang-undang. itu. Memahami kandungan filosofi yang ada di
belakang undang-undang itu, peneliti tersebut akan dapat menyimpulkan mengenai ada tidaknya
benturan filosofis antara undang-undang dengan isu yang dihadapi. Lihat Peter Mahmud Marzuki,
Op.Cit., hlm. 133-134., Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan
perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus
sekaligus tema sentral suatu penelitian., Lihat pula Jhonny Ibrahim, Teori Dan Metodologi
Penelitian Hukum Normatif, Ed. Revisi, Cet. 3, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hlm. 302.
Selamat Lumban Gaol(1), “Penguasaan dan Penghunian Fisik atas Objek Sewa Menyewa oleh
Penyewa yang telah berakhir masa sewa menyewanya sebagai Perbuatan Pelawan Hukum”
(analisis yuridis Putusan PN Jakarta Barat Nomor 152/Pdt.G/2014/PN.Jkt.Brt), (Volume 8 no.1,
September 2017), Jurnal Ilmiah Hukum, Fakultas Hukum Universitas Marsekal Dirgantara
35
dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan
Hal itu dilakukan karena memang belum ada atau tidak ada
Suryadarma. Pendekatan kasus ( case approach ) dilakukan dengan cara melakukan telaah
terhadap kasus kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan
pengadilan yang telah m empunyai kekuatan yang tetap. Kasus itu dapat berupa kasus yang terjadi
di Indonesia maupun di negara lain. Yang menjadi kajian pokok di dalam pendekatan kasus adalah
ratio decidendi atau reasoning, yaitu pertimbangan pengadilan untuk sampai kepada suatu putusan.
Baik untuk keperluan praktik maupun untuk kajian akademis, ratio decidendi atau reasoning
tersebut merupakan referensi bagi penyusunan argumentasi dalam pemecahan isu hukum. Lihat
Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hlm. 134. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach)
dilakukan dengan konsep-konsep hukum tertentu baik menurut doktrin maupun peraturan
perundang-undangan pengaturan perkumpulan dan penyelesaian sengketa penggunaan nama badan
hukum perkumpulan yang terdapat persamaan pada pokoknya dengan perkumpulan lainnya.
Pendekatan konseptual (Conceptual Approach) beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-
doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan peneliti akan menemukan ide-ide yang
melahirkan pengertian-pengertian, konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan
dengan isu yang dimiliki Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin tersebut
merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam
memecahkan isu yang dihadapi. Lihat Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., Hlm. 178. dikutip dari
Selamat Lumban Gaol(2), “Penyelesaian Sengketa Pemakaian Nama Badan Hukum Perkumpulan
yang terdapat persamaan pada Pokoknya Antara Suatu Perkumpulan Dengan Perkumpulan
Lainnya”, (Volume 10 No.2, Maret 2020), Jurnal Ilmiah Dirgantara Hukum Fakultas Hukum
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.
51
Ibid., hlm 177.
36
ditemukan dalam pandangan-pandangan para sarjana hukum
hukum.53
37
Teknik dan alat penumpulan data yang penulis gunakan dalam
yang akan diteliti, bahan-bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang ada
penelitian ini. Juga tentunya di tunjang dengan data tersier yang berisi
54
Abdulkadir, Op. Cit, hlm.29.
38
5. Sumber Bahan Hukum
1945.
4. Undang-Undang yaitu :
ada diatasnya;
Daya Air;
39
b) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah;
Pendaftaran Tanah;
Tanah;
40
Teknik analisis data yang dipergunakan adalah metode
41
bahan-bahan pustaka lazimnya dinamakan data sekunder.
59
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 4.
60
Abdul Kadir Muhammad (2), Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT Citra
Aditya, 2004), hlm. 32.
61
Ibid., hlm. 10.
42
telah terkumpul diolah secara selektif dan sistematis, dan
kualitatif ini bukan hanya menyajikan data apa adanya melainkan juga
data disajikan dalam bentuk kalimat yang konsisten, logis dan efektif serta
62
Ibid., hlm. 29.
63
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009),
hlm.77.
43
sistematis sehingga memudahkan untuk interpretasi data dan kontruksi
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.64
deduktif di mana data yang telah terkumpul diolah secara selektif dan
yang merupakan kristalisasi dari hasil analisis data dari penelitian, tanpa
64
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hlm. 4.
65
Abdulkadir, Op.Cit, hlm. 32.
66
Ibid, hlm. 10.
67
Ibid, hlm. 29.
44
BAB IV
45
gejolak. Pendekatan pemecahan tidak semata-mata bersifat teknis
46
mampu mengatur serta memberikan jaminan kepastian hukum dan
tanah ternyata dari ketentuan dari pasal 23, 32, dan 38, ditunjukan
tersebut.
69
Kitab Undang-Undang Agraria dan Pertanahan hal.15
47
3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku
dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data
data yuridis dan surat ukur yang memuat fisik hak yang
tanda bukti hak yang memuat data fisik dan data yuridis
70
Ibid hal Pasal 19 Ayat 2
71
Undang-Undang Pokok Agraria dan Pertanhan Hal. 14
48
objek yang didaftar untuk hak atas tanah, hak
kepastian hukum.
49
a) Hak milik adalah suatu hak tertinggi bagi seorang atas suatu
benda.
benda lain.72
Subjek hak milik sesuai Pasal 21 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan
72
Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 4 UUPA.
50
Jika sesudah jangka waktu tersebut hapus karena hukum dan
1. Kasus Posisi74
73
Undang-Undang Pokok Agraria Pasal 21.
74
Putusan Atambua Nomor 22/Pdt.G/2019/PN.Atb.
51
Kampung Kabukalaran, Desa Webriamata, Kecamatan Malaka
dan batas-batas.
52
Bahwa setelah membeli bidang tanah sengketa I
tanah sengketa, memiliki pula satu (1) bidang tanah lain (digugat
53
sekarang Dusun Kabukalaran B, Desa Lakulo, Kecamatan
tanah lain digugat secara terpisah dan dua (2) bidang tanah
untuk menjaga tanah ini dan dua (2) bidang tanah sengketa dan
54
melakukan pengukuran atas kedua (2) bidang tanah sengketa di
2010 dan sertipikat hak atas atanh nomor: 00100 tahun 2010
pada kedua (2) buah sertipikat yaitu Penulisan nama dan tanggal
lahir pada sertipikat hak atas tanah nomor: 00166 tahun 2010
Juli 1945. Penulisan nama dan tanggal lahir pada sertipikat hak
lahir yang berbeda-beda pada kedua (2) buah sertipikat hak milik
atas kedua (2) bidang tanah sengketa, seolah-olah dua (2) nama
55
Bahwa berdasarkan dalil-dalil gugatan para penggugat
kepemilikan hak atas kedua (2) bidang tanah sengketa milik para
sawah dan tanah kering dibatasi pagar yang dibuat oleh para
seperti dua (2) bidang tanah yang terdiri dari tanah sawah dan
tanah kering.
56
siapa saja yang mendapat hak daripadanya maka para
YOSEPH HALE.
2. Petitum Pemohon
kesuluruhnya.
Menurut Hukum.
57
Barat, Kabupaten Belu, sekarang Dusun Lakulo
dan batas-batas.
haknya tergugat I.
58
sawah/lahan basah, dimana antara tanah sawah dan tanah kering
(2) bidang tanah sengeketa dan satu (1) bidang tanah lain digugat
59
h. Menyatakan hukum bahwa seripikat hak milik atas
sengketa II (kedua).
60
k. Menyatakan hukum sita jaminan yang diletakkan oleh
yang menyatakan:
II (kedua).
61
Menimbang bahwa terhadap eksepsi pertama Majelis
62
(pertama) dan mengenai Yohanes Seran dan Leoanardus Bria
babi dan dibuat pagar yang terlihat baru saja dipasang dan
dibangun.
63
Menimbang bahwa tidak diikut sertakanya Viktoria Hoar
4. Amar Putusan
Mengadili,
Menyatakan:
64
c) Menyatakan hukum bahwa surat keterangan penyerahan
65
dengan ukuran luas +/- 2.235 m2 dan batas-batas adalah
berikut :
Jalan Desa.
Maria Naet.
66
5. Analisis Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Dalam Putusan PN
biaya ringan.
sebagai berikut:
67
c. Para pihak diperiksa identitasnya (surat kuasanya), demkian
penggugat/kuasanya;
MAHA ESA;
68
l. Sebelum pembuktian ada kemungkinan muncul putusan sela
m. Pembuktian
setempat;
q. Kesimpulan;
s. Pembacaan Putusan;
menerima putusan.
69
Penggugat, langsung dilanjutkan dengan proses jawab
70
penghujung waktu pihak pemohon dan penggugat
71
Dengan ini pihak penggugat menyampakai hal poin-
Hukum.
72
Lakulo, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka
yakni:
haknya tergugat I.
73
c) Perbuatan para tergugat yang telah menebang
74
melawan hukum dan perbuatan melawan hak
75
Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten
sengketa II (kedua).
76
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sertifikat hak atas tanah adalah surat bukti hak atas tanah
buktikan data fisik dan data yuridis dalam sertipikat itu tidak
B. Saran
77
Dari permasalahan sebagaimana telah di uraikan diatas, maka
78
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
79
________(2). Hukum Agraria Indonesia, Sejarah pembentukan
Undang-Undang Pokok Agraria, Cet.11, Jakarta. Djambatan,
2007.
Ibrahim, Jhonny, Teori Dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif,
Ed. 2 (Rev.), Cet. 3, Malang, Bayumedia Publishing, 2007.
Kalo, Syafruddin. Kebijakan Kriminalisasi Dalam Pendaftaran Hak-
Hak Atas Tanah Di Indonesia: Suatu Pemikiran, Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Dalam Bidang Ilmu
Hukum Agraria pada Fakultas Hukum, Universitas Sumatera
Utara, 2006.
Kartasaputra, G. Hukum Tanah Jaminan Bagi Keberhasilan
Pendayagunaan Tanah, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,
1991.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, Ed. Rev, Cet. 12.
Jakarta: Kencana, Prenadamedia Group, 2016.
Mertokusumo, Soedikno. Hukum dan Politik Agraria, Jakarta,
Universitas Terbuka, 1988.
Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2014.
Mustofa, Bachsan. Hukum Agraria Dalam Perspektif, Bandung,
Remadja Karya, 1988.
Nasoetion, Lutfi I. Konflik Pertanahan (Agaria) Menuju Keadilan
Agraria, Bandung, Yayasan AKATIGA, 2002.
Parlindungan, A.P. Hak Pengelolaan Menurut Sistem Undang-
Undang Pokok Agraria, Bandung, Mandar Maju, 1989.
Perangin, Effendi. Hukum Agraria di Indonesia: Suatu Telaah dari
Sudut Pandang Praktisi Hukum, Jakarta, Rajawali, 1989.
Santoso, Urip (1). Hukum Agraria: Kajian Komprehensif, Ed. 1,
Jakarta, Kencana Prenadamedia Group, 2012.
_________(2). Pendaftaran Tanah dan Peralihan Hak atas Tanah,
Jakarta, Pranamedia Group, 2014.
80
Silalahi, Ulber, Metode Penelitian Sosial, Bandung, PT. Refika
Aditama, 2009.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif
Suatu Tinjauan Singkat, Ed.1, Cet, 5, Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2001.
Soemitro, Ronny Hanitijo, Metode Penelitian Hukum, Jakarta,
Ghalia Indonesia, 1985.
Subagyo, Joko, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek,
Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004.
Subekti dan R. Tjitrosoedibio, Kamus Hukum, Jakarta, Pradnya
Paramita, 1983.
Susanti, Dyah Ochtorina dan A’an Efendi. Penelitian Hukum (Legal
Research), Cet. 1. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.
Tauhid, Mochammad. Masalah Agraria Sebagai Masalah
Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia,
Yogyakarta, STPN Press, 2009.
Wiradipradja, Saefullah. Penuntun Praktis Metode Penelitian dan
Penulisan Karya Ilmiah Hukum, Cet. 2. Bandung: CV Keni
Media, 2015.
Zumrokhtun, Siti & Darda Syahrizal, Undang-Undang Agraria &
Aplikasinya, Jakarta, Dunia Cerdas, 2014.
B. Peraturan Perundang-Undangan
81
Indonesia, Undang-Undang Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, UU Nomor 5 Tahun 1960, LNRI Tahun 1960
No.104, TLNRI No. 2043.
________, Undang-Undang Tentang Pencabutan Hak- Hak Atas
Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya, UU Nomor
10 Tahun 1961, LNRI Tahun 1961 No. 28, TLNRI No. 2171.
________, Undang-Undang Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertambangan, UU Nomor 11 Tahun 1967, LNRI No. 22,
TLNRI No. 2831.
________, Undang-Udnang Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pertimbangan, UU Nomor 5 Tahun 1960 Pasal 4 UUPA
________, Peraturan Pemerintah Tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan Dan Hak Atas Tanah, PP Nomor 40
Tahun 1996, LNRI Tahun 1996.
________, Peraturan Pemerintah Tentang Pendaftaran Tanah, PP
Nomor 24 Tahun 1997, LNRI Tahun 1997 No. 50, TLNRI
Nomor 3696.
________, Peraturan Pemerintah Tentang Hak Pengelolaan, Hak
Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
Tanah, PP Nomor 18 Tahun 2021, LNRI Tahun 2021 No.
28, TLNRI Nomor 6630.
Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Tentang Tata Cara Pemberian Dan
Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak
Pengelolaan, PMNA Nomor 9 Tahun 1999.
A. PUTUSAN PENGADILAN
Putusan Pengadilan Atambua Nomor 22/Pdt.G/2019. tanggal 22
Januari 2020
82
B. Jurnal/Artikel/Makalah
Gunawan Wiradi, Masalah Pembaruan Agraria: Dampak Land
Reform terhadap Perekonomian Negara, (Makalah tidak
diterbitkan, 2001), hlm. 4.
Hermayulis, “Penerapan Hukum Pertanahan dan Pengaruhnya
Terhadap Hubungan Kekerabatan Pada Sistem
Kekerabatan Matrilineal Minangkabau Di Sumatera Barat‟,
Disertasi, PPS-UI, 1999.
Mukmin Zakie, “Perlindungan Hak atas Tanah Masyarakat Hukum
Adat dalam Konstitusi,” Jurnal Konstitusi, PSHK FH UII,
Vol. II, No. 2, 2009.
83
Jurnal Ilmiah Dirgantara, Fakultas Hukum Fakultas Hukum
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma.
84