SKRIPSI
Disusun oleh :
Nunuk Sulisrudatin, S.H., S.IP., M.Si. Aria Caesar Kusuma Atmaja, S.H., M.H.
NIDN : 9990207287 NIDN : 0318058107
Mengetahui,
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
ii
PROGRAM STRATA SATU (S-1) ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
iii
PROGRAM STRATA SATU (S-1) ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS DIRGANTARA MARSEKAL SURYADARMA
PENGESAHAN SKRIPSI
Diajukan oleh:
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan Sidang Tim Penguji Skripsi
Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma pada tanggal 11
Februari 2022 dan dinyatakan LULUS
Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma
iv
KATA PENGANTAR
1. Marsda TNI (Purn) Dr. Potler Gultom, S.H., M.M., selaku rektor
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta;
2. Dr. Niru Anita Sinaga, S.H.,M.H., selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma;
3. Selamat Lumban Gaol, S.H., M.Kn., selaku Ketua Program Studi
Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Dirgantara
Marsekal Suryadarma, Jakarta;
4. Lasmauli Noverita Simarmata, S.H., M.H., Selaku Sekretaris
Program Strata Satu (S1) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas
Marsekal Suryadarma, Jakarta;
5. Nunuk Sulisrudatin, S.H.,M.Si., selaku Sekretaris Program Strata
Dua (S2) Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Dirgantara
v
Marsekal Suryadarma, Jakarta juga sebagai Pembimbing I dalam
Penulisan Skripsi ini;
6. Aria Caesar Kusuma Atmaja, S.H., M.H., sebagai Pembimbing II
dalam Penulisan Skripsi ini, yang telah meluangkan banyak waktu
untuk membimbing dan membantu mengarahkan penulis dalam
penyesuaian Skripsi ini serta memberikan pesan moral, memberikan
motivasi dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengembangkan potensi baik akademik maupun non akademik;
7. Civitas Akademik Fakultas Hukum yang telah membantu selama
perkuliahan berlangsung;
8. (Bapak Ngadimin, Ibu Sukarni, dan Malika Fitria Azzahra), ayah, ibu,
adik dan keluarga penulis yang selalu memberikan doa, perhatian,
kasih sayang, cinta, kesabaran, dan dukungan selama penulis
menjalani Pendidikan sampai pada akhirnya penulis menyelesaikan
Skripsi ini;
9. Rekan-rekan serta sahabat-sahabat Fakultas Hukum Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma juga Rekan-rekan LKBH FH
Unsurya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu
memberikan bantuan, motivasi dan cintanya selama penulis
menyelesaikan Skripsi ini.
vi
ABSTRAK
vii
Pembimbing II : Aria Caesar Kusuma Atmaja, S.H., M.H.
DAFTAR ISI
SKRIPSI............................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI UNTUK DI UJI..................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..........................................................iii
PENGESAHAN SKRIPSI..............................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................................viii
BAB I................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................8
E. Sistematika Penulisan Skripsi.........................................................................9
BAB II.............................................................................................................................11
A. Tinjauan Pidana secara Umum......................................................................11
B. Teori Pemidanaan Secara Umum..................................................................32
C. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pencurian.................................38
D. Tinjauan Singkat Tentang Tindak Pidana Kekerasan..............................48
BAB III............................................................................................................................51
A. Jenis Penelitian.................................................................................................51
B. Pendekatan Penelitian.....................................................................................52
C. Jenis Data Penelitian........................................................................................53
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................54
E. Sumber Bahan Hukum.....................................................................................55
F. Sistematika Penulisan Skripsi.......................................................................56
BAB IV............................................................................................................................58
A. Pengaturan terhadap tindak pidana pencurian dengan kekerasan
dalam perspektif hukum pidana di Indonesia..................................................58
viii
B. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim dalam menetapkan putusan
pidana kepada para terdakwa pada Putusan Pengadilan Negeri Depok
No. 128/Pid.B/2018/PN Dpk...................................................................................79
BAB V.............................................................................................................................97
A. Kesimpulan.........................................................................................................97
B. Saran....................................................................................................................98
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................99
DAFTAR RIWAYAT HIDUP..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................1
ix
BAB I
PENDAHULUAN
tindakan tersebut.
1
yang pelaksanaan ketatanegaraanya dilaksanakan berdasarkan
kejadian pada tahun 2018 dan menurun pada tahun 2019 menjadi
113 tahun 2018, dan menjadi 103 tahun 2019. Crime rate merupakan
3
Endrik Safudin, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Ed. 1, (Malang: Setara Press, 2017), hlm 45.
2
angka yang dapat menunjukkan tingkat kerawanan suatu kejahatan
pada suatu kota tertentu dalam waktu tertentu. Semakin tinggi angka
6 kejadian.5
3
masyarakat akan mempengaruhi motif tindak pidana. Salah satu hal
yang sering terjadi dan cukup banyak menarik perhatian adalah tindak
tindakan yang dilakukan oleh Geng Motor semakin marak terjadi dan
liar tetapi telah berkembang kearah tindak pidana kriminal yang lebih
yatim & piatu, maupun hanya sekedar agenda kopi darat (lebih
7
Geng motor adalah bagian dari suatu kultur (subkultur) masyarakat yang terbentuk dari
umumnya remaja putra atau pemuda dengan latar belakang sosial, daerah, ataupun sekolah yang
sama, yang mengasosiasikan diri dengan bersepeda motor sebagai wujud ekspresi. (diakses
melalui “Geng Motor” https://id.wikipedia.org/wiki/Geng_motor pada hari Selasa, tanggal 11 Mei
2021, pukul 14.35 WIB).
4
dikenal dengan kopdar) ataupun touring8 dan tidak mengganggu
Depok ini, salah satu contoh kasus kriminal yang dilakukan geng
Salah satu tindak pidana yang dilakukan oleh salah satu Geng
8
Touring merupakan kegiatan berkendara dengan perjalanan jarak jauh, tidak jarang
kegiatan touring ini berkendara dari satu kota ke kota yang lain sampai satu provinsi ke provinsi
yang lain dengan menggunakan motor atau mobil pada Club Motor/Club Mobil tertentu.
5
Hukum Pidana9 tindak pidana pencurian dengan kekerasan diatur
dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP10 jo. Pasal 55 ayat (1) KUHP.11
128/Pid.B/2018/PN Dpk.).”
B. Rumusan Masalah
9
Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, untuk selanjutnya disebut/ditulis
“KUHP.”
10
Lihat, Pasal 365 ayat (1) KUHP berbunyi: “Diancam dengan pidana penjara paling lama
sembilan tahun pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian,
atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta
lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicuri.”
11
Lihat, Pasal 55 ayat (1) KUHP berbunyi: “(1) Dihukum sebagai orang yang melakukan
peristiwa pidana: 1e. Orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan, atau turut melakukan
perbuatan itu; 2e. Orang yang dengan pemberian, perjanjian, salah memakai kekuasaan atau
pengaruh, kekerasan, ancaman atau tipu daya atau dengan memberi kesempatan, daya upaya
atau keterangan, sengaja membujuk untuk melakukan sesuatu perbuatan.”
6
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Subjektif
2. Tujuan Objektif
Dpk.
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Kekerasan;
Kekerasan.
2. Manfaat Teoritis
kekerasan.
8
yang dihasilkan oleh penelitian ini, sehingga dapat
dimana dalam tiap-tiap bab dibagi sub bab dibagi menjadi beberapa
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Sistematika Penulisan.
Kekerasan.
9
Bab ini menjelaskan tentang Jenis Penelitian, Pendekatan
128/Pid.B/2018/PN Dpk.
BAB V PENUTUP
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
larangan tersebut.
11
c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu
sendiri.
12
Moeljatno (1), Asas-asas Hukum Pidana , (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 1
12
b. Hak dari Negara untuk mengaitkan pelanggaran dengan
diberikan arti:
bagian Subjektif.
13
ancaman pidana atas pelanggarannya. sedangkan bagian
dari dua sudut pandang, yaitu (1) dari sudut pandang teoritis dan
15
Adami Chazawi (2), Pelajaran Hukum Pidana II, (Jakarta: Rajawali Pers, 2002), hlm. 78.
14
orang yang dapat), dipertangungjawabkan. E.Y.Kanter dan SR.
Ke-1 Subjek
Ke-2 Kesalahan
pidana
1) Melawan hukum
2) Merugikan masyarakat
16
E.Y. Kanter & S.R. Sianturi, Azas-azas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya,
(Jakarta: Storia Grafika, 2002), hlm. 211.
17
K. Wantjik Saleh, Kehakiman dan Keadilan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 11.
18
Mustafa Abdullah dan Ruben Achmad, Intisari Hukum Pidana, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1983), hlm. 26-27.
15
1) Handeling, perbuatan manusia, dengan hendeling
(wederrechtelijk)
UU
jawab (toerekeningsvatbaar).
16
Dari rumusan-rumusan tindak pidana tertentu dalam
pidana, yaitu:
hukumnya.
17
pada undang-undang (melawan hukum formil) dan dapat
3) Unsur kesalahan
dipidananya pembuat.
18
d) Mengenai subyek tindak pidana;
19
Bellefroid dikutip dari Eddy O.S. Hiariej dalam bukunya “Asas
berikut :21
20
Eddy O.S. Hiariej, Asas Legalitas dan Penemuan Hukum Dalam Hukum Pidana, (Jakarta:
Erlangga, 2009), hlm. 19.
21
Dewa Gede Atmadja, “Asas-Asas Hukum dalam Sistem Hukum,” Kertha Wicaksana,
(Vol. 12, No. 2, Agustus 2018),hlm. 146.
20
Eksistensi dari asas-asas hukum itu sendiri, yakni ada pada
22
Ibid
21
perundang-undangan, maka peraturan yang konkret itu dapat
a. Asas Legalitas
23
Mahrus Ali, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 59.
22
Ketentuan pasal 1 (1) KUHP di atas mengandung
diberlakukan.24
24
Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan,
(Malang: UMM Press, 2008),hlm 45.
25
Moh Khasan, Prinsip-Prinsip Keadilan Hukum Dalam Asas Legalitas Hukum Pidana
Islam, Jurnal RechtsVinding Media Pembinaan Hukum Nasional, (Vol. 6, No. 1, April 2017), hlm.
23.
23
persepsi yang berlebihan dengan menganggap bahwa
hukum adalah undang-undang dan undang-undang sama
dengan hukum. Paradigma formalistik dalam melihat hukum
ini telah berakibat semakin sulitnya menemukan keadilan
sejati. Yang ada adalah keadilan yang formal, sempit dan
kaku, yakni keadilan yang tidak mewakili semua hak dan
kepentingan, baik hak korban, pelaku, negara, dan
masyarakat.”
b. Asas Teritorial
24
atau teritorial negara, dengan mengesampingkan siapa yang
negara Indonesia.
c. Asas Perlindungan
26
Ibid, hlm. 69.
27
Ibid, hlm. 71.
25
Tempat terjadinya tindak pidana yang dimaksud dalam
yang diatur dalam tiga pasal, yaitu Pasal 4 ke-1, ke-2, ke-3,
berupa :28
pemerintah Indonesia;
pemerintah Indonesia;
28
Ibid, hlm. 72.
26
5) Terjaminnya keadaan, bahwa nahkoda dan atau
d. Asas Personalitas
Indonesia.
27
“(1) Ketentuan pidana dalam undang-undang Indonesia
berlaku bagi warga negara Indonesia yang melakukan di
luar Indonesia :
a) Salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan II
Buku Kedua, dan dalam pasal-pasal 160, 161, 240, 279,
450, dan 451;
b) Suatu perbuatan terhadap suatu yang dipandang
sebagai kejahatan menurut ketentuan pidana dalam
undang-undang negeri, tempat perbuatan itu dilakukan.
(2) Penuntutan terhadap suatu perbuatan yang dimaksudkan
pada huruf b boleh juga dilakukan, jika tersangka baru
menjadi warga negara Indonesia setelah melakukan
perbuatan itu.”
Lebih lanjut terkait dengan pasal 5 KUHP ini, R. Soesilo
hukuman.29
29
Sovia Hasanah, Arti Asas Personalitas atau Asas Nasionalitas Aktif dalam Hukum Pidana,
dipublikasikan pada 28 Mei 2018,
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5b07770d798f2/arti-asas-personalitas-atau-
asas-nasionalitas-aktif-dalam-hukum-pidana, diakses 11 Desember 2020.
28
Asas personalitas atau asas nasional aktif ini, merupakan
Indonesia.
e. Asas Universal
hukum dunia.
KUHP.30
30
Tongat, 2008, Op.Cit, hlm. 78.
29
materai yang dikeluarkan dan merek yang digunakan oleh
Pemerintah Indonesia”,
berlaku atau hukum pidana positif, yang juga sering disebut jus
31
Jan Remmelink, Hukum Pidana Komentar atas Pasal-pasal Terpenting dari KUHP
Belanda dan Padanannya dalam KUHP Indonesia, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama, 2003),
hlm. 1.
30
pelanggaran norma- norma itu; hukum penitensier atau lebih
norma.
perbuatan-perbuatan tertentu.32
larangan tersebut.
32
Ibid
33
Moeljatno (1), Op.Cit, hlm. 1.
31
c. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu
d. Pidana Mati
praktis, maka tiap kejahatan harus disusul oleh suatu pidana. Oleh
32
penderitaan, karena pidana hendak memaksa. Menurut Leo Polak,
Maha Esa.
33
merangsang ke arah sifat-sifat sadistis, sentimentil. Oleh
34
mereka yang sudah merencanakan melakukan suatu kejahatan
lainnya.
berikut :36
ditakutkannya.
bagi terpidana.
36
G.W. Bawengan, Masalah Kejahatan Dengan Sebab dan Akibat, (Jakarta: Pradnya
Paramita, 1977), hlm. 68.
35
d. Tujuan satu-satunya dari pemidanaan adalah
atau tidak.
36
a. Teori menggabungkan yang menitikberatkan pembalasan,
tertib masyarakat;
38
Djoko Prakoso dan Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-Pendapat Mengenai Efektivitas
Pidana Mati Di Indonesia Dewasa Ini, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hlm. 13.
37
suatu undang-undang pidana, sehingga kemudian dikenal ada
1. Pengertian Pencurian
artinya mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak
Kamus Hukum adalah mengambil milik orang lain tanpa izin atau
adalah mengambil milik orang lain tanpa izin atau dengan tidak
unsur-unsur subyektif.
38
akibat konstitutif. Unsur subyektif dapat berupa; unsur kesalahan,
2. Unsur-Unsur Pencurian
a. Objektif
41
Lihat, Pasal 362 KUHP.
39
(wegnemen) dalam arti sempit terbatas pada menggerakan
kekuasaannya.
42
Ibid, hlm. 115-116
40
menjadi selesainya suatu perbuatan pencurian yang
sempurna.
2) Unsur Benda
41
sepeda motor tersebut telah berada dalam kekuasaannya
b. Subjektif:
44
Ibid hal. 117-118
42
dalam diri pelaku sudah terkandung suatu kehendak (sikap
2) Melawan Hukum
ini;
45
Moeljatno (2), Asas-Asas Hukum Pidana, Cet- VIII, Ed. Rev., (Jakarta:RinekaCipta,
2009), hlm 69.
43
2) Teori ablasi (ablatie theorie)
nyata.46
3. Jenis-Jenis Pencurian
a. Pencurian Biasa
46
Zainal Abidin, Op.Cit, hlm. 347.
47
Lihat, Pasal 362 KUHP
44
b. Pencurian Pemberatan
a) Pencurian ternak,
perang,
dengan bersekutu.
45
Pencurian dalam pasal ini dinamakan “pencurian dengan
c. Pencurian Ringan
tahun :
46
rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau
dengan bersekutu.
menentukan bahwa :
dalam bab ini adalah suami (istri) dari orang yang terkena
47
2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan ranjang
pidana.
51
Lihat, Pasal 367 KUHP.
52
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai
Pustaka, 2013), hlm. 550.
48
cedera atau matinya orang lain dan menyebabkan kerusakan fisik
tujuan, dan masalah bersama dalam periode waktu yang lebih lama.54
53
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka,
2014), hlm. 425.
54
Topo Santoso, Kriminologi, (Jakarta: Grafindo Persada, 2012), hlm. 24.
55
Yesmil Anwar, Saat Menuai Kejahatan: Sebuah Pendekatan Sosio Kultural Kriminologi
Hukum, (Bandung: UNPAD Press, 2014), hlm. 5.
56
Lihat, Pasal 89 KUHP.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
skripsi ini maka metode yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang
A. Jenis Penelitian
57
Saefullah Wiradipradja, Penuntun Praktis Metode Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah
Hukum, Cet. 2, (Bandung: CV. Keni Media, 2015), hlm. 5.
58
Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi, Penelitian Hukum (Legal Research), Cet. 1,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2014), hlm. 11.
50
prediksi perkembangan suatu aturan hukum tertentu pada masa
mendatang.59
B. Pendekatan Penelitian
approach).62
51
undangan dan regulasi yang berkaitan dengan pengaturan KUHP
128/Pid.B/2018/PN. Depok.
manakala peneliti tidak beranjak dari aturan hukum yang ada. Hal itu
dilakukan karena memang belum ada atau tidak ada aturan hukum
64
Ibid., hlm. 177.
65
Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi, Op. Cit., hlm. 115.
66
Bahan penelitian, dibedakan ke dalam data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh langsung dari responden dan dapat disebutkan penentuan lokasi dan subjek penelitian
(populasi dan sampel) secara rinci. Sedang jika data yang dikumpulkan adalah data sekunder,
maka bahan hukum dapat diperoleh melalui instansi-instansi tertentu, misalnya pengadilan,
DPR/Kementerian, buku-buku atau hasil laporan penelitian, berbagai data statistik, dan lain-lain.
Instrumen (alat) penelitian dapat menggunakan misalnya: observasi, wawancara, kuesioner, studi
dokumen, dan sebagainya. Lihat: Saefullah Wiradipradja, Op. Cit., hlm. 18.
52
1. untuk memperoleh latar belakang atau pemahaman yang
tiga jenis alat pengumpulan data, yaitu studi dokumen atau bahan
67
Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi, Op. Cit., hlm. 89.
53
dipergunakan masing-masing, maupun secara bergabung untuk
data sekunder.
sebagai berikut:
1945;
b. KUHP;
c. KUHAP;
Republik Indonesia.
Dpk.
68
Soerjono Soekanto, Op.Cit., hlm. 66.
69
Ibid., hlm. 52.
54
2. Bahan hukum sekunder,70 merupakan bahan pustaka berupa hasil
pamflet, leafleat.
website.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan Skripsi
70
Bahan hukum sekunder, yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer,
seperti misalnya, rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, hasil karya dari kalangan
hukum, dan seterusnya. Lihat Loc. Cit.
71
Bahan hukum tertier, yakni bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan sekunder; contohnya adalah kamus, ensiklopedia, indeks
kumulatif, dan seterusnya. Lihat Loc. Cit.
55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Jenis Data Penelitian
D. Alat Pengumpul Data
E. Sumber Bahan Hukum
F. Metode Analisis Data
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
56
BAB IV
adalah bahwa korban tidak ingat atau tidak sadar akan dirinya
72
Lihat, Pasal 89 KUHP.
57
karena diberi (umpanya) minum racun kecubung, racun tikus, dan
(obat) atau makanan, lebih dari itu juga bisa membuat seseorang
365 KUHP.
58
Pengaturan tindak pidana pencurian sebagaimana yang diatur
dalam KUHP terdapat dalam Buku II Bab XXII Pasal 362 sampai
ini harus dilakukan pada orang bukan kepada barang atau harta
yang diatur dalam Pasal 365 KUHP ini, sebab kekerasan merusak
73
Lihat, Pasal 365 ayat (1) KUHP.
59
itu tidak dikenakannya kepada orang melainkan pada benda-
malam hari”, ayat (2) ke-2 “pencurian itu dilakukan oleh dua orang
kematian”, ayat (4) “menyebabkan ada orang lain luka berat atau
mati yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersama-
sama”.
Policy” terdapat dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP, yang objek
60
Peristiwa seperti ini tidak termasuk dalam pasal ini karena seperti
atas. Ancaman sanksi dalam Pasal 365 ayat (1) KUHP adalah 9
atau lebih;
61
d. Jika perbuatan pencurian itu menyebabkan ada orang
baik salah satu, dua unsur atau lebih, maka dikategorikan sebagai
belas) tahun penjara. Jika dikaji lebih dalam ketentuan ayat ini
76
Lihat, Pasal 90 KUHP.
62
secara bersama-sama, atau karena kepalsuan, rasional sekali
(tujuh) tahun, Pasal 365 ayat (2) KUHP maksimal 12 (dua belas)
tahun. Perlu diketahui bahwa delik dalam Pasal 363 KUHP adalah
pencurian biasa, sedangkan delik dalam Pasal 365 ayat (2) KUHP
sama lain.
77
Lihat, Pasal 363 KUHP.
78
Lihat, Pasal 365 ayat (3) KUHP.
63
Sedangkan untuk jumlah pelaku pencurian dengan kekerasan
pengenaan sanksi yang cocok untuk delik ini adalah Pasal 365
mati yang dilakukan oleh lebih dari satu orang atau secara
Kematian yang dimaksud dalam Pasal 365 ayat (3) KUHP adalah
Pasal 365 ayat (4) KUHP yakni ancaman hukuman seumur hidup
79
Lihat, Pasal 365 ayat (4) KUHP.
80
Lihat, Pasal 90 KUHP.
81
Lihat, Pasal 339 KUHP.
82
Lihat, Pasal 368 KUHP.
64
barangnya kepada orang yang mengancamnya, maka hal ini
milik orang tersebut, maka hal ini masuk dalam kategori pencurian
dengan kekerasan.
arti, yaitu unsur-unsur tindak pidana dalam arti sempit dan unsur-
65
obyektif antara lain terdapat pada tindak pidana yang berbentuk
a. Unsur obyektif
pelaku.
tempat lain.
b. Unsur subyektif
dalam bentuk pokok, akan tetapi pencurian itu ditambah unsur lain
66
yang telah tercantum pada pasal 363 KUHP yang bersifat
jika harga barang yang di curi tidak lebih dari dua puluh lima
lama tiga bulan atau piana denda dua ratus lima puluh rupiah
tentang nilai benda yang dicuri itu semula ditetapkan tidak lebih
telah di ubah dua ratus lima puluh rupiah, pencurian dengan unsur
pembantu dari pencurian dari pasal 362, 364, dan 365 adalah
relatif.
84
Lihat, Pasal 367 ayat (2) KUHP.
67
a. Delik formil ialah delik yang dianggap telah terlaksana apabila
perbuatannya.
seperti yang tertera pada Pasal 365 ayat 1, 2,3 dan 4 KUHP maka
68
pelaku pencurian ini dapat dikenakan pencabutan hak seperti
stabil(stable), tetapi dia tidak boleh diam (still) atau kaku (rigid),
69
prediktabilitas sehingga dia harus stabil. Tetapi di lain pihak
KUHP.
70
ke-3 pencurian di waktu malam hari dalam sebuah rumah atau
dengan bersekutu;
71
tertangkap tangan supaya ada kesempatan bagi dirinya sendiri
melarikan diri atau supaya barang yang dicuri itu tetap ada di
tahun.
atau lebih.
72
3) Jika Si tersalah masuk ke tempat melakukan kejahatan itu
jabatan palsu.
berat.
atau lebih dan disertai pula oleh salah satu hal yang
berikut:
1) Obyektif:
seseorang.
2) Subyektif:
73
a) Dengan maksud untuk
dicurinya.
1) Kekerasan
2) Ancaman Kekerasan
dengan pencuriannya.
74
Kekerasan atau ancaman kekerasan dilakukan setelah
melakukan pencurian.
6) Tertangkap Tangan
Semua unsur yang terdapat dalam Pasal 365 ayat (2) KUHP
sudah terdapat dalam Pasal 363 ayat (1), kecuali unsur di jalan
pencurian tersebut.
75
3) Disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam
Nomor 1:
berjalan.
Nomor 2:
dengan jalan:
a) Membongkar,
b) Memanjat,
76
tujuan dilakukannya tindak pidana itu sendiri. Selanjutnya,
tertentu;
85
Lihat, Pasal 366 KUHP.
77
ke-5 hak menjalankan kekuasaan bapak, menjalankan
1. Kasus Posisi
Muhtyas Prasetya alias Bogel bin Tasdik86, Ahmad Baqir bin Abu
Bakar87, Alpin Pratama alias Caong bin Somad Padil 88, Habibi Albar
alias Bibi bin Winarno Albar89, Renaldi Alvares alias Kribi bin
86
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa I”
87
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa II”
88
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa III”
89
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa IV”
78
Ismail90, Dhimas Cahyo Pandita Hadiawan alias Karto 91, Aldi
Nasution Bin M. Hawani101, dan saksi Wildan Bin Indra (Alm) 102
saksi Dewa, saksi Gifahry, saksi Yuvita, saksi Bella, saksi Exter
90
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa V”
91
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa VI”
92
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa VII”
93
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Terdakwa VIII”
94
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Faturahman (Alm)”
95
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Dewa”
96
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Gifahry”
97
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Buchori (Alm)”
98
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Yuvita”
99
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Bella”
100
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Exter”
101
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Muhammad Alwi”
102
Untuk Selanjutnya disebut/ditulis “Saksi Wildan (Alm)”
79
VIII, dan saksi Muhammad Alwi langsung mengacungkan senjata
ke arah saksi Nendi dan saksi Robi selaku penjaga Toko Frinando
Yuvita, saksi Bella, saksi Exter, saksi Muhammad Alwi, dan saksi
80
Faturahman (Alm), saksi Dewam, saksi Gifahry, saksi Buchori
(Alm), saksi Yuvita, saksi Bella, saksi Exter, saksi Muhammad Alwi,
MENGADILI
a. Menyatakan Terdakwa I, Terdakwa II, Terdakwa III,
TerdakwaIV, Terdakwa V, Terdakwa VI, Terdakwa VII dan
Terdakwa VIII terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “turut serta melakukan pencurian
dengan kekerasan”;
b. Menjatuhkan Pidana kepada Para Terdakwa oleh karena itu
dengan pidana penjara masing-masing selama 8 (delapan)
tahun;
c. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan dan
penangkapan yang telah dijalani para Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
81
d. Menetapkan agar para Terdakwa tetap berada dalam
tahanan ;
e. Menetapkan barang bukti berupa :
- 1 (satu) buah celurit;
- 1 (satu) buah parang;
- 1 (satu) buah rekaman CCTV;
- 12 (dua belas) potong celana panjang jeans;
- 1 (satu) potong celana pendek jeans;
- 3 (tiga) potong kaos;
- 3 (tiga) potong jaket parasut;
dipergunakan dalam berkas perkara lain yakni anak
Faturahman bin Muhammad Rusdi;
- 1 (satu) unit sepeda motor merk Honda Revo No. Pol.
B6176ETK warna hitam tahun 2010;
dikembalikan kepada pemiliknya yang sah, melalui
Terdakwa VI.
kekerasan;
82
celana pendek ada 6 (enam) potong, yang mana
83
Saksi Bella kehabisan bensin, selanjutnya Saksi
curian;
hasil curian;
curian;
84
d. Terdakwa IV, ikut melakukan pencurian dan turun
hasil curian;
hasil curian;
alternatif, yaitu:
85
Kesatu, melanggar Pasal 365 ayat (1) KUHP jo Pasal
86
melarikan diri atau supaya barang yang dicuri itu
87
Kesembilan Bahwa dalam perkara ini terhadap para Terdakwa
88
tersebut disita dari Terdakwa VI, maka perlu
hukum;
perbuatannya;
89
- Para Terdakwa berjanji tidak akan mengulangi
perbuatannya lagi;
perkara;
bersangkutan;
terdakwa;
90
pemeriksaan di sidang yang menjadi dasar penentuan
kesalahan terdakwa;
tuntutan;
terdakwa;
dijatuhkan;
barang bukti;
atau dibebaskan;
91
Tidak dipenuhinya atau pengabaian terhadap ketentuan Pasal
KUHAP.103
berikut:
adalah Pasal 365 ayat (1) KUHPJo Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP dan Dakwaan kedua adalah Pasal 368 ayat (1) KUHP
Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dalam hal ini yang lebih
103
Lihat, Putusan MK Nomor 69/PUU-X/2012 Jo Nomor 68/PUU-XI/2013.
92
memiliki barang itu dengan melawan hak dengan
turut melakukan.
93
didalam pencurian tersebut yaitu Muhammad Alwi, maka
melawan hukum.
hukuman pidana.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam hal ini penulis menarik kesimpulan dari penulisan ini adalah
sebagai berikut:
tersebut.
95
penjatuhan Pidana Penjara terhadap semua Terdakwa dianggap
B. Saran
dalam hal ini yang memeriksa setiap perkara pidana yang terjadi
96
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abdullah, Mustafa. dan Ruben Achmad, Intisari Hukum Pidana, Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1983.
Abidin, Zainal. Hukum Pidana I, Jakarta,Sinar Grafika, 2007.
Hiariej, Eddy O.S., Asas Legalitas dan Penemuan Hukum Dalam Hukum Pidana,
Jakarta, Erlangga, 2009.
Kanter, E.Y. dan S.R. Sianturi, Azas-azas Hukum Pidana di Indonesia dan
Penerapannya, Jakarta, Storia Grafika, 2002.
Lamintang. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung, Citra Aditya Bakti,
1997.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, Ed. Rev, Cet. 12. Jakarta: Kencana,
Prenadamedia Group, 2016.
Moeljatno (1). Asas-asas Hukum Pidana , Jakarta, Rineka Cipta, 2008.
Moeljatno (2), Asas-Asas Hukum Pidana, Cet- VIII, Ed. Rev., Jakarta,RinekaCipta,
2009.
Poerwadarminta, W.J.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai
Pustaka, 2014.
Prakoso, Djoko, dan Nurwachid, Studi Tentang Pendapat-Pendapat Mengenai
Efektivitas Pidana Mati Di Indonesia Dewasa Ini, Jakarta, Ghalia
Indonesia, 1984.
Prasetya, Teguh. Hukum Pidana, Yogyakarta, Raja Grafindo Persada, 2011.
Remmelink, Jan, Hukum Pidana Komentar atas Pasal-Pasal Terpenting dari KUHP
Belanda dan Padanannya dalam KUHP Indonesia, Jakarta, PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Safudin, Endrik. Dasar-dasar Ilmu Hukum, Ed. 1, Malang, Setara Press, 2017.
Saleh, K. Wantjik. Kehakiman dan Keadilan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm.
11.
Santoso, Topo.Kriminologi, Jakarta, Grafindo Persada, 2012.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3. Jakarta, Universitas
Indonesia, UI-Press, 1986.
Subdirektorat Statistik Politik dan Keamanan, Statistik Kriminal 2020, Jakarta,
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2020.
Susanti, Dyah Ochtorina dan A’an Efendi. Penelitian Hukum (Legal Research), Cet.
1. Jakarta: Sinar Grafika, 2014.
Tongat, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia Dalam Perspektif Pembaharuan,
Malang, UMM Press, 2008.
Wiradipradja, Saefullah. Penuntun Praktis Metode Penelitian dan Penulisan Karya
Ilmiah Hukum, Cet. 2. Bandung: CV Keni Media, 2015.
Zuleha, Dasar-dasar Hukum Pidana, Cet. 1, Ed. 1, Yogyakarta, Deepublish, 2017.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
C. Putusan Pengadilan
D. Artikel, Jurnal
Perihal Tandatangan
No Tanggal
Bimbingan/Konsultasi Pembimbing
1
9
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Perihal Tandatangan
No Tanggal
Bimbingan/Konsultasi Pembimbing
1
9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Kemudian menempuh Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 126 Jakarta,
Lulus pada Tahun 2011, dilanjut dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 64
Jakarta, Lulus pada tahun 2014, dan melanjutkan ke Jenjang Strata Satu (S1) di Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA) lulus pada tahun 2022, Pengalaman
Organisasi aktif di Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum Unsurya, Pernah berpartisipasi
sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Kota Madya Jakarta Timur Pada Tahun 2013.
Pengalaman Kerja dari Tahun 2015 sampai dengan sekarang Aktif bekerja sebagai Aparatur
Sipil Negara pada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Karier Pertama setelah
melaksanakan Pendidikan Pembentukan Brigadir Polri Tugas Umum Tahun Angkatan
2015/2016, berdinas di Dit Samapta Polda Metro Jaya Tahun 2016 s/d 2018, Satsabhara
Polres Metro Depok Tahun 2018 s/d 2021, Satresnarkoba Polres Metro Depok Tahun 2021
s/d Sekarang.