Anda di halaman 1dari 84

PENENTUAN ZONA PROSPEK HIDROKARBON DAN

PARAMETER PETROFISIK PADA SUMUR MA03 DAN MA06


LAPANGAN MA DENGAN ANALISA DATA LOG

SKRIPSI

Disusun Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Perminyakan Fakultas Teknologi Kebumian Dan Energi,
Universitas Trisakti

Oleh

Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad


071001700102

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI

UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

2022
DETERMINATION OF HYDROCARBON PROSPECT ZONES
AND PETROPHICAL PARAMETERS AT MA03 AND MA06
WELLS MA FIELD WITH LOG DATA ANALYSIS

FINAL ASSESMENT

Submitted As Requirement To Obtain Undergraduate In Study Of


Petroleum Engineering, Faculty Of Earth Technology And Energy,
Trisakti University

By

Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad


071001700102

PETROLEUM ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF EARTH TECHNOLOGY AND ENERGY

TRISAKTI UNIVERSITY

2022
LEMBAR PENGESAHAN

PENENTUAN ZONA PROSPEK HIDROKARBON DAN


PARAMETER PETROFISIK PADA SUMUR MA03 DAN MA06
LAPANGAN MA DENGAN ANALISA DATA LOG

SKRIPSI
Disususn Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti

Oleh

Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad


071001700102

Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

(Prof. Ir. Asri Nugrahanti, MS, Ph.D, IPU) (Puri Wijayanti, S.T, M,T.)
2027/USAKTI 3198 /USAKTI

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan

Ir. Onnie Ridaliani, M.T


2027 /USAKTI

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENENTUAN ZONA PROSPEK


HIDROKARBON DAN PARAMETER PETROFISIK PADA SUMUR
“X” LAPANGAN “Y” BERDASARKAN DATA LOG oleh
071001700134 (Yeni adela putri), PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK PERMINYAKAN, FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN
DAN ENERGI, telah dipertahankan di depan tim penguji pada hari
Sabtu, tanggal 6 November 2021

KOMISI PENGUJI.

1. Samsol ST., MT Ketua ( ……….......….......)

2 Yusraida khairani dalimunthe, Pembimbing ( ……….......….......)


M,Sc Akademik
3. Ir. Onnie Ridaliani, M.T Pembimbing ( …….....…............)
Utama

4 Puri Wijayanti, S.T , M.T Pembimbing ( …….....…............)


Pendamping

5. Ir. Mulia Ginting, M.T. Anggota Penguji ( …….....…............)

6 Rizki Akbar, ST. MT Anggota Penguji ( …….....…............)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana


Teknik Perminyakan

Ir. Onnie Ridaliani, MT


NIK : 2027/Usakti

ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad


Nim : 071001700102
Program studi :Teknik Perminyakan
Fakultas : Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Trisakti Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Non-exclusive-Royalty-
FreeRight) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Penentuan Zona Prospek dan
Parameter Petrofisik pada sumur MA03 dan MA06 lapangan MA dengan Analisa
Data LOG, beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti Non ekslusif ini Universitas Trisakti berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan menyebarkan skripsi saya sesuai aturan, selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan
ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 23 Juli 2022

(Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad)

iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan, Fakultas


Teknologi Kebumian dan Energi, Usakti yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad


Nim : 071001700102

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi dengan judul:


“PENENTUAN ZONA PROSPEK HIDROKARBON DAN
PARAMETER PETROFISIK PADA SUMUR MA03 DAN MA06
LAPANGAN MA DENGAN ANALISA DATA LOG”.
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bebas dari peniruan
terhadap karya dari orang lain. Kutipan pendapat dan tulisan orang lain ditunjuk
sesuai dengan cara-cara penulisan karya ilmiah yang berlaku.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa dalam
skripsi ini terkandung ciri-ciri plagiat dan bentuk-bentuk peniruan lain yang
dianggap melanggar peraturan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.

Jakarta, 23 Oktober 2021

(Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad)

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim, Segala Puji Bagi Allah Subbahanahuwata’Ala


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan tanpa ada halangan yang signifikan.
Selawat dan Salam senantiasa penulis ucapkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad Sallahualaihiwasallam yang telah menghantarkan manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Dan terima kasih untuk kedua
orang tua penulis kepada ayah Timubala dan ibu Ani atas doa dan dukungan
kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Penyusunan Skripsi ini, yang
berjudul “ Penentuan Zona Prospek dan Parameter Petrofisik pada sumur MA03
dan MA06 lapangan MA dengan Analisa Data LOG” bertujuan untuk memenuhi
persyaratan meraih gelar sarjana teknik dari program studi Teknik Perminyakan
Universitas Trisakti.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis sadar bahwa tanpa


adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik bantuan berupa moril dan
materil penulis tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini secara tepat waktu.
Untuk itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada semua pihak yang
telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada Ibu Prof. Ir. Asri
Nugrahanti, MS, Ph.D, IPU dan ibu Puri wijayanti, S.T, M.T , selaku pembimbing
tugas akhir I dan II yang selalu memberi saran dan masukan dalam pembuatan
skripsi saya. Ibu Lisa Samura, ST, MT,. selaku pembimbing akademik atas
bimbinganya selama saya menjalani perkuliahan, Bapak Dr. Ir. Pri Agung
Rahmanto MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti, Seluruh keluarga tercinta terutama yang selalu memberikan
dukungan dan doa kepada penulis, serta teman-teman Teknik perminyakan trisakti
atas bantuan dalam penyelesaian skripsi saya.

Jakarta 23 Oktober 2022

(Muh. Khalis Khawaritzy Achmad)

v
ABSTRAK
Penentuan Zona Prospek Hidrokarbon dan Parameter Petrofisik
Pada Sumur MA03 dan MA06 Lapangan MA Dengan Analisa
Data Log
Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad
Nim: 071001700102
Program Studi Sarjana Teknik Perminyakan,
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi,
Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia

Analisis petrofisika dengan metode well logging adalah salah satu metode dalam penilaian formasi
yang dipakai untuk mendapatkan informasi serta gambaran tentang suatu reservoir. Metode ini
merupakan salah satu yang digunakan dalam menentukan keberhasilan pada lapangan migas, yang
dilakukan adalah menghitung nilai-nilai petrofisika seperti porositas, saturasi air, dan permeabilitas.
Nilai tersebut yang kemudian digunakan untuk mendapatkan besaran cadangan minyak awal
(OOIP) dan Cadangan Awal Gas (GIIP) pada lapangan MA. Sehingga, menjadi acuan dalam
pengembangan lapangan migas selanjutnya. sehingga, perlu dilakukan Analisis pada lapangan MA.
Pada penelitian ini analisis dilakukan pada lapangan MA yakni pada 2 sumur, sumur MA-03 dan
MA-06 dengan melakukan metode analisis petrofisika secara kualitatif maupun kuantitatif yang
hanya berdasarkan pada data log karena tidak tersedianya data core. analisis secara kualitatif
dilakukan untuk mengetahui kedalaman zona prospek beserta jenis fluida yang terkandung di
formasi. Sedangkan, secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan nilai-nilai petrofisika seperti
volume shale, porositas, saturasi air maupun permeabilitas batuan. Pertama, dari data log lapangan
MA dilakukan analisis dengan interpretasi data log pada triple combo dengan kriteria, Track 1 zona
permeabel ditandai dengan nilai GR log yang rendah, Track 2 terindikasi mengandung hidrokarbon
apabilai memiliki nilai Rt yang tinggi dan pada Track 3 adanya separasi antara nilai log density dan
log neutron sehingga dapat mengetahui jenis fluida yang terkandung. Berdasarkan hal tersebut bisa
ditentukan zona yang terindikasi mengandung hidrokarbon pada sumur MA-03 dan MA-06. Selanjutnya
dari zona hidrokarbon yang ditentukan, dilakukan analisis lanjutan untuk menghitung nilai
petrofisika dengan berbagai metode seperti pada perhitungan volumeshale dihitung dari GR log,
Resistivitas air formasi yang dengan Metode Picket Plot, porositas dari log density dan neutron
porosity, saturasi air dengan metode Simandoux, dan penentuan permeabilitas yang menggunakan
metode wyllie and rose. Sehingga hasil dari analisis yang dilakukan, disimpulkan bahwa pada kedua
sumur tersebut memiliki 4 zona hidrokarbon yaitu zona 1 dikedalaman 3750-3810 feet dan zona 2
dikedalaman 4235-4260 pada sumur MA-03, dan zona 1 dikedalaman 3045-3084 feet dan zona 2
dikedalaman 4246-4266 pada sumur MA-06. Volume Shale yang didapatkan Sumur MA-03 yaitu
sebesar 43.2% pada zona 1 dan 46.8% pada zona 2 , pada sumur MA-06 didapatkan sebesar 36.3%
pada zona 1 dan 45.1% pada zona 2. Nilai porositas yang didapatkan pada sumur MA-03 adalah
16% di zona satu dan 13.9% pada zona 2. Adapun pada sumur MA-06 memiliki nilai porositas
sebesar 18.1% pada zona satu dan 20% pada zona dua. Nilai Sw yang didapatkan sebesar 44.04%
pada zona 1 dan 38.4% pada zona 2 , pada sumur MA-06 didapatkan nilai Sw sebesar 38.9% pada
zona 1 dan 52.7% pada zona 2. Dan nilai permeabilitas yang didapatkan adalah pada sumur MA-03
yaitu sebesar 12.46 mD pada zona 1 dan 148.43 mD pada zona 2 , pada sumur MA-06 didapatkan
nilai permeabilitas sebesar 35.37 mD pada zona 1 dan 25.89 mD pada zona 2. Berdasarkan analisis
yang dilakukan, diketahui bahwa ketebalan lapisan net sand pada sumur MA-03 adalah 106 feet
sedangkan pada sumur MA-06 ketebalan lapisan hidrokarbon atau net sand-nya adalah 62 feet.
Adapun ketebalan lapisan hidrokarbon atau net pay pada sumur MA-03 adalah 106 feet sedangkan
pada sumur MA-06 ketebalan lapisan hidrokarbon atau net paynya adalah 62 feet.

Kata kunci : Analisa Logging, zona prospek, porositas, permeabilitas, netpay

vi
ABSTRACT
Determination of Hydrocarbon Prospect Zones and Petrophysical
Parameters at MA03 and MA06 Wells in MA Field with Log Data
Analysis

Muhammad Khalis Khawaritzy Achmad


Nim: 071001700102
Petroleum Engineering Undergraduate Study Program,
Faculty of Earth and Energy Technology,
Trisakti University, Jakarta, Indonesia

Petrophysical analysis with the well logging method is one of the methods in formation assessment
that is used to obtain information and descriptions of a reservoir. This method is one of the methods
used to determine success in oil and gas fields, which is carried out by calculating petrophysical
values such as porosity, water saturation, and permeability. This value is then used to obtain the
initial oil reserves (OOIP) and initial gas reserves (GIIP) in the MA field. Thus, it becomes a
reference in the development of further oil and gas fields. Thus, it is necessary to do an analysis in
the MA field. In this study, the analysis was carried out in the MA field, namely in 2 wells, MA-03
and MA-06 wells by conducting qualitative and quantitative petrophysical analysis methods based
only on log data due to the unavailability of core data. Qualitative analysis was carried out to
determine the depth of the prospect zone and the type of fluid contained in the formation.
Meanwhile, quantitatively it is carried out to obtain petrophysical values such as shale volume,
porosity, water saturation and rock permeability. First, from the MA field log data, an analysis was
carried out by interpreting the log data on the triple combo with the criteria, Track 1 permeable
zone is characterized by a low GR log value, Track 2 is indicated to contain hydrocarbons if it has a
high Rt value and in Track 3 there is a separation between the values density log and neutron log so
that it can find out the type of fluid contained. Based on this, it can be determined which zones are
indicated to contain hydrocarbons in the MA-03 and MA-06 wells. Furthermore, from the
determined hydrocarbon zone, further analysis was carried out to calculate the petrophysical value
using various methods such as volumeshale calculations calculated from the GR log, formation
water resistivity using the Picket Plot method, porosity from density logs and neutron porosity,
water saturation using the Simandoux method, and determination of permeability using the wyllie
and rose method. So that the results of the analysis carried out, it was concluded that the two wells
had 4 hydrocarbon zones, namely zone 1 at a depth of 3750-3810 feet and zone 2 at a depth of 4235-
4260 in the MA-03 well, and zone 1 at a depth of 3045-3084 feet and zone 2 at a depth of 4246-4266
on well MA-06. The shale volume obtained by the MA-03 well is 43.2% in zone 1 and 46.8% in zone
2, the MA-06 well is 36.3% in zone 1 and 45.1% in zone 2. The porosity value obtained in the MA-
03 well is 16% in zone one and 13.9% in zone 2. Meanwhile, the MA-06 well has a porosity value of
18.1% in zone one and 20% in zone two. The Sw value obtained is 44.04% in zone 1 and 38.4% in
zone 2, in the MA-06 well the Sw value is 38.9% in zone 1 and 52.7% in zone 2. And the
permeability value obtained is in the MA-03 well, namely of 12.46 mD in zone 1 and 148.43 mD in
zone 2, the MA-06 well obtained a permeability value of 35.37 mD in zone 1 and 25.89 mD in zone
2. Based on the analysis carried out, it is known that the thickness of the net sand layer in the MA-
03 well is 106 feet, while in the MA-06 well the thickness of the hydrocarbon layer or net sand is 62
feet. The thickness of the hydrocarbon layer or net pay in the MA-03 well is 106 feet, while in the
MA-06 well the thickness of the hydrocarbon layer or net pay is 62 feet.

key word : well logging, prospect zone, porosity, permeability, cutof

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... ii
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI............................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ............................................................ xi
BAB.1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Dan Deskripsi Permasalahan .............................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian .................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI WELL LOGGING .............................. 4


2.1 Well Logging ................................................................................................ 4
2.2 Analisis Log .................................................................................................. 6
2.2.1 Analisis Kualitatif .................................................................................. 6
2.2.2 Analisis Kuantitatif ................................................................................ 7
A.Gamma Ray Index ................................................................................. 8
B.Volume Shale (Vsh) ................................................................................ 9
C.Porositas (Ø) .......................................................................................... 9

ii
D.Porositas Log Densitas (ØD log) .......................................................... 11
E.Perositas Berdasarkan Log Neutron (ØN log) ....................................... 11
F.Porositas Efektif (Øeff) ........................................................................... 11
G.Suhu Formasi ........................................................................................ 12
H.Resistivitas Mud Filtrate ....................................................................... 12
I.Resistivitas Water ................................................................................... 12
J.Saturasi Air ............................................................................................. 13
K.Permeabilitas (k) ................................................................................... 15
L. Cut Off .................................................................................................. 16
2.3 Jenis – Jenis Log .......................................................................................... 17
2.3.1 Log Untuk Menentukan Zona Pemeabel ............................................ 17
A.Log Spontaneous Potential .................................................................... 17
B.Gamma Ray Log .................................................................................... 19
2.3.2 Calliper Log ........................................................................................ 21
2.3.3 jenis- jenis log resistivity .................................................................... 22
A.Induction Log ........................................................................................ 23
B.Lateral Log ............................................................................................ 24
C.Log Shallow Resistivity (MSFL dan SFL) ............................................ 25
2.3.4 Log Untuk Menentukan Porositas ...................................................... 25
A.Log Density ........................................................................................... 25
B.Log Neutron ........................................................................................... 26
C.Log Sonic ............................................................................................... 28
2.4 Zona Batuan Reservoir ................................................................................. 29
A.Zona Permeable .................................................................................... 29
B.Zona Non Permeable ............................................................................. 29
2.5 Litologi Batuan ............................................................................................. 30
A.Sand ....................................................................................................... 30
B.Shale ...................................................................................................... 30
C.Limestone............................................................................................... 31

iii
D.Coal ....................................................................................................... 31
2.6 Interactive Petrophysics (IP) ........................................................................ 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 34


3.1 Metodologi ................................................................................................... 34
3.2 Jenis Dan Sumber Data................................................................................. 34
3.3 Flowchart ..................................................................................................... 35
3.4 Prosedur Kerja .............................................................................................. 35

BAB IV HASUIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 37

4.1 Kelengkapan Data......................................................................................... 37

4.2 Analisis Kualitatif ......................................................................................... 37


4.3 Analisis Kuantitaif ........................................................................................ 42
`4.3.1 Penentuan Jenis Batuan Pada Sumur Ma-03 ......................................... 42
4.3.2 Penentuan Jenis Batuan Pada Sumur Ma-06 .......................................... 43
4.3.3 Perhitungan Volume Shale Setiap Zona ................................................ 45
4.3.4 Penentuan Temperatur Formasi ............................................................. 47
4.3.5 Penentuan Porositas ............................................................................... 49
4.3.6 Penentuan Resestivitas Air Formasi ....................................................... 50
4.3.7 Penentuan Saturasi Air Formasi ............................................................. 51
4.3.8 Penentuan Premeabilitas ........................................................................ 53
4.3.9 Cut Off .................................................................................................... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 57

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 57

5.2 Saran ............................................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 59

LAMPIRAN A ............................................................................................................ 62

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.2 Well Logging (Erlangga,2014) ................................................................ 5

Gambar II.1 Contoh Hasil Triple Combo Pada Gamma Ray ...................................... 7

Gambar II.14 Contoh Penentuan GRMaxdan GRMin ..................................................... 8

Gambar II.15 Ilustrasi Porositas (Koesomadinata,1980) ............................................. 9

Gambar II.3 Log Spontaneous Potential Log (Almani,2011) ...................................... 19

Gambar II.4 Gamma Ray Log (Rider,2008) ................................................................ 20

Gambar II.5 Caliper Log (Rider,2008) ........................................................................ 22

Gambar II.6 Induction Log (Rider,2008) ..................................................................... 23

Gambar II.7 Prinsip Kerja Density Log (Sclumberger,2020) ...................................... 26

Gambar II.8 Prinsip Kerja Neutron Log (Crain,1999) ................................................. 27

Gambar II.9 Prinsip Kerja Sonic Log (Krygowsky,2004) ........................................... 29

Gambar II.10 Simbol Batuan Sand (De witt,1991)...................................................... 30

Gambar II.11 Simbol Batuan Shale (De Witt,1991) .................................................... 31

Gambar II.12 Simbol Batuan Limestone (De Witt,1991) ............................................ 31

Gambar II.13 Simbol Batuan Coal (Puslitbang tekMIRA,2011) ................................. 32

GAMBAR III.1 Flowchart Pentuan Zona Prospek Sumur MA-03 Dan MA-06 ......... 35

Gambar IV.1 Triple Combo Sumur MA-03 (IP) ......................................................... 38

Gambar IV.2 Indikasi Zona Prospek 1 Sumur MA-03 (IP) ......................................... 39

Gambar IV.2 Indikasi Zona Prospek 2 Sumur MA-03 (IP) ......................................... 40

Gambar IV.5 Triple Combo Sumur MA-06................................................................. 41

Gambar IV.6 Indikasi Prospek Sumur MA-06 Zona I (IP) ......................................... 42


v
Gambar I.V.7 Indikasi Prospek Sumur MA-06 Zona II (IP) ....................................... 42

Gambar IV.8 Cross Plot MA-03 Zona I....................................................................... 43

Gambar IV.9 Cross Plot MA-03 Zona II ..................................................................... 44

Gambar IV.10 Cross Plot Sumur MA-03 Zona I ......................................................... 45

Gambar IV.11 Cross Plot Sumur MA-03 Zona II........................................................ 45

Gambar IV.12 Picket Plot Sumur MA-03.................................................................... 53

Gambar IV.13 Picket Plot Sumur MA-06.................................................................... 53

Gambar IV.14 Porositas Vs Volume Shale .................................................................. 57

Gambar IV.15 Porositas Vs Saturasi Air ..................................................................... 58

vi
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Klasifikasi Kualitas Porositas ..................................................................... 11


Tabel II.2 Kelautan Batuan (Crain,1999)..................................................................... 16
Tabel II.3 Klasifikasi Kualitas Permeabilitas .............................................................. 16

Tabel IV.1 Kelengkapan Data Sumur .......................................................................... 37


Tabel IV.2 Kelengkapan Data Las ............................................................................... 37
Tabel IV.3 Zona Prospek Pada Sumur MA-03 ............................................................ 38
Tabel IV.4 Zona Prospek Pada Sumur MA-06 ............................................................ 41
Tabel IV.5 Volume Shale Zona Prospek 1 Sumur MA-03 .......................................... 47
Tabel IV.6 Volume Shale Zona Prospek 2 Sumur MA-06 .......................................... 47
Tabel IV.7 Volume Shale Zona Prospek 1 Sumur MA-03 .......................................... 48
Tabel IV.8 Temperatur Formasi Pada Zona Prospek 1 Sumur MA-03 ....................... 49
Tabel IV.9 Temperatur Formasi Rata – Rata ............................................................... 50
Tabel IV.10 Nilai Porositas Setiap Zona ..................................................................... 52
Tabel IV.11 Nilai Saturasi Air Pada Sumur MA-03 dan MA-06 ................................ 55
Tabel IV.12 Nilai premeabilitas (K) Pada Sumur MA-03 dan MA-06 ....................... 56
Tabel IV.13 Nilai Batasan Cut-Off .............................................................................. 56
Tabel IV.14 Nilai Petreofisika Pada Sumur MA-03 dan MA-06 ................................ 59

vii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Pemakaian pertama kali


Lambang / Singkatan Nama
pada halaman
ØD Porositas Densitas (fraksi) 10
ρ Densitas (fraksi) 11
ØN Porositas Neutro (fraksi) 23
BHT Suhu Lubang Bor (Co) 37
D Kedalaman yang diinginkan (ft) 37
Grlog Gamma Ray Logging (API) 37
H Ketebalan Lapisan (ft) 36
K Permeabilitas (mD) 57
Rmf Resistivitas Mud Filtrat (Ohm-m) 38
Rw Resistivitas Water (Ohm-m) 38
Rt True Resitivity (Ohm-m) 38
Rxo Resistivitas Kurva MSFL(Ohm-m) 38
Sw Saturasi Oil (%) 39
So Saturasi Hidrokarbon (%) 39
o
Shc Suhu Formasi (C ) 37
o
TF Suhu di Permukaan Lubang (C ) 37
TS Kedalaman Lubang Bor (ft) 37
TDL Volume Shale (%) 38
Vshale

viii
BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan ini akan menjelaskan tentang latar belakang penelitian,


uraian masalah penelitian, rumusan masalah, serta batasan masalah dalam
penelitian, juga manfaat penelitian pemilihan zona prospek hidrokarbon dalam
perencanaan pengembangan lapangan di lapangan MA sumur MA-03 dan MA-06.

I.1 Latar Belakang Dan Deskripsi Permasalahan

Energi sudah menjadi kebutuhan primer dalam berbagai kegiatan manusia


dimana hampir disetiap aspek kehidupan manusia tidak terlepas dari penggunaan
energi. Satu sumber energi yang menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan
manusia adalah minyak bumi. Kegiatan eksplorasi ini menghasilkan data log yang
menyajikan informasi secara vertikal sesuai dengan data rekaman sifat fisis batuan
yang reservoir.

Penilaian formasi adalah salah satu kegiatan penting yang dilakukan dalam
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi. Penilaian formasi merupakan
metode untuk mengetahui karakteristik formasi di dalam sumur. Dengan penilaian
formasi pada tahap eksplorasi, dengan penilaian formasi ini kita dapat mengetahui
zona yang prospek akan hidrokarbon, serta menentukan ukuran seberapa besar
cadangan minyak yang dapat di eksploitasi.

Pada jenis formasi lenses, akan terjadi penurunan produksi yang sangat
cepat. Hal ini mengakibatkan usia produksi pada lapisan yang memiliki formasi
lensa menjadi lebih pendek. Maka karena itu perlu dilakukan upaya yang dapat
menjaga agar sumur-sumur tersebut tetap menghasilkan minyak. Pengerjaan ulang
adalah solusi terbaik dalam kasus ini untuk menjaga tingkat produksi. Dalam hal
ini penilaian formasi dapat memberikan informasi terkait keberhasilan pekerjaan.
Salah satu metode penilaian formasi adalah dengan menginterpretasikan data log.
Metode ini dilakukan dengan cara menurunkan peralatan ke dalam lubang sumur
untuk merekam kondisi dan karakteristik batuan. Dengan cara
menginterprestasikan data log tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan nilai
nilai parameter petrofisika. Nilai-nilai tersebut yang nantinya dapat membantu

1
dalam menentukan karakteristik batuan seperti porositas, lithology, saturasi, dan
besar cadangan minyak.

I.2 Rumusan Masalah

Peneliti akan menjabarkan rumusan masalah yang menjadi dasar dari


kajian ini sebagaimana dibawah ini:

1. Bagaimana menetapkan zona yang terindikasi prospek hidrokarbon?


2. Berapakah besaran parameter petrofisika pada sumur MA-03 dan MA-06?
3. Berapakah ketebalan netsand dan netpay di sumur MA-03 dan sumur MA-
06?
4. Pada kedalaman berapa zona yang terindikasi prospek hidrokarbon?

I.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian


Kajian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisis data log yang tersedia
guna mengidentifikasi zona-zona prospek yang ada pada lapangan MA khususnya
pada sumur MA-03 dan sumur MA-06, selain itu penelitian ini juga bertujuan
untuk menghitung nilai-nilai parameter petrofisik di lapisan prospek hidrokarbon
pada kedua sumur, dengan kata lain dapat menjabarkan rumusan terhadap
rumusan masalah diatas, diantaranya adalah sebagai berikut ;

1. Mengetahui tahap-tahap menentukan zona prospek hidrokarbon.


2. Mengetahui besaran parameter petrofisik berupa volume shale, saturasi
air, porositas, dan permeabilitas di setiap zona pada sumur MA-03 dan
sumur MA-06.
3. Menghitung ketebalan net sand dan net sand pada setiap zona yang
terindikasi prospek di sumur MA-03 dan sumur MA-06.
4. Mengetahui kedalaman zona prospek hidrokarbon pada sumur MA-03
dan sumur MA-06.
I.4 Ruang Lingkup Penelitian Dan Batasan Masalah

Penelitian ini fokus kepada kajian yaitu pada penentuan zona prospek
hidrokarbon dan menghitung parameter petrofisik dengan mengalisis data log dari
kedua sumur. Batasan dalam penelitian ini yaitu, bahwa penelitian ini hanya
difokuskan pada penentuan dan pemilihan zona prospek hidrokarbon serta
2
parameter petrofisik, dengan kata lain penelitian ini tidak melakukan perhitungan
cadangan hidrokarbon pada zona prospek tersebut dan dengan keterbatasan data
seperti tidak tersedianya data core.

I.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi uraian yang menunjukkan faedah yang


diharapkan, baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun dari sisi penerapan, yang
merupakan akibat dari tujuan penelitian. Penulisan Tugas Akhir ini juga
diharapkan dapat memberikan referensi serta gambaran dalam menentukan zona
produktif dan diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan dan
optimalisasi sumur produksi agar sumur dapat terus memproduksikan minyak.

3
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI WELL LOGGING
Pada bab ini dijelaskan mengenai teori dasar yang menjadi landasan
penelitian. Sebagai pemahaman dasar tentang penelitian yang dilakukan, maka
diperlukan adanya teori dasar. Teori dasar yang terdapat pada bab ini yaitu berupa
teori tentang intepretasi logging, peralatan Logging, analisis kualitatif, analisis
kuantitatif, dan metode yang digunakan.
II.1 Well Logging

Ada beberapa cara untuk melakukan evaluasi formasi salah satunya adalah
logging faktor untuk menentukan kualitas sumur adalah dengan melakukan
penilaian formasi , Well logging merupakan suatu teknik untuk memperoleh data
dari bawah permukaan dengan menggunakan alat logging yang dimasukkan
kedalam lubang sumur untuk dilakukan evaluasi formasi serta identifikasi sifat-
sifat fisik batuan dibawah permukaan. Sehingga yang dimaksud dengan
ilmu/keahlian penilaian formasi adalah ilmu atau keahlian untuk dapat “melihat”
atau meneliti keadaan didalam bumi baik unutuk keperluan pengeboran, produksi,
penelitian reservoir ataupun geologi produksi (Nugrahanti, 2015).

Berdasarkan jenis-jenis log yang digunakan pada kegiatan penilaian


formasi, dijabarkan secara singkat beberapa fungsi dan juga tujuan dari setiap
jenis log yang digunakan dalam pengerjaan analisis kualitatif dan kuantitatif. Well
logging adalah teknik metode pengukuran untuk mendapatkan data yang berada
dibawah permukaan agar dapat mengetahui karakteristik suatu formasi
geologi berdasarkan parameter-parameter fisik batuan dengan cara menggunakan
alat ukur yang dimasukkan kedalam lubang sumur atau lubang bor. Untuk
kegiatan logging ini dilakukkan setelah kegiatan pemboran eksplorasi.

Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi merupakan rangkaian kegiatan


yang sistematis, dimulai dari studi geologi permukaan, survey seismik, sehingga
dapat dilakukan pemboran. Terkhusus di dalam kegiatan pemboran, dilakukan
kegiatan pengukuran log atau yang disebut dengan logging, logging adalah
merupakan sebuah proses perekaman serta pengukuran data di bawah permukaan
sepanjang lubang pemboran. Adapun tujuan utama dari kegiatan logging adalah
untuk menentukan keberadaan hidrokarbon, yang dapat terbaca melalui
4
penafsiran/interpretasi secara seismik. Data log inilah yang kemudian dibutuhkan
oleh setiap keahlian dalam petroleum engineering.
Data log yang didapatkan, selanjutnya akan dilakukan evaluasi. Dalam
pandangan yang lebih luas, secara umum analisa data log menggolongkan
beberapa bidang kajian yang saling berhubungan; Geologi, Geofisika, Petrofisika,
Geokimia, Ekonomi, Matematika, dll, dimana dari serangkaian rumit eksplorasi
minyak dan gas bumi yang kemudian membawanya pada kesimpulan berdasarkan
nilai ekonomisnya, dan evaluasi data log menjadi salah satu inti kajiannya.
Identifikasi porositas dan permeabilitas batuan reservoir, perhitungan porositas
dan saturasi air, identifikasi jenis fluida (gas, minyak, air) dan kontak antara
keduanya merupakan studi penting dalam menginterpretasikan data log (Erlangga
2014). Gambar II.1 menggambarkan metode well logging dalam kata-kata dasar.
Secara sederhana proses well logging dapat dilihat pada gambar II.2 dibawah ini:

Gambar II. 1 Well Looging (Erlangga,2014)


Well Logging dilakukan setelah atau bisa juga dilakukan secara bersamaan
dengan proses pemboran untuk membuktikan terdapatnya hidrokarbon pada
cekungan tersebut. Dari pelaksanaan penilaian formasi ini kemudian dapat

5
ditentukan zona mana saja yang prospek untuk di produksi, sehingga keuntungan
dapat diperoleh. Adapun parameter yang dibutuhkan untuk menentukan zona
produktif, antara lain berupa karakteristik batuan seperti litologi batuan,
resistivitas batuan, porositas, permeabilitas, saturasi air dan kemampuan bergerak
dari hidrokarbon tersebut, tipe hidrokarbon, kemiringan juga struktur formasi.
Selain itu, data yang diperlukan untuk membuktikan ada atau tidaknya potensi
hidrokarbon pada suatu area yaitu data permukaan (peta geologi dan measured
stratigrafi / stratigrafi terukur) dan data di bawah permukaan (seismic, logging,
coring dan cutting) (Sitaresmi, 2015)

II.2 Analisis Log

Analisis Log merupakan metode untuk mengkarakterisasi formasi


di bawah permukaan yang dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat petrofisik
batuan meliputi porositas, densitas, dan persentase kandungan serpih dan juga
untuk mengetahui kualitas dari jenis kandungan batuan, saturasi air, dan saturasi
hidrokarbon, sedangkan log adalah hasil rekaman dalam fungsi kedalaman
terhadap proses logging (Serra, 1984). Tujuan utama dari Logging adalah untuk
untuk mengetahui karakteristik batuan sehingga dapat mencari kandungan
hidrokarbon yang dapat diproduksikan secara optimal dan ekonomis di dalam
batuan. Hasil akhir dari sebuah analisa data logging akan digunakan untuk
mengetahui dan menentukan menentukan zona prospek hidrokarbon juga dapat
digunakan untuk menghitungan cadangan hidrokarbon.

II.2.1 Analisis Kualitatif

Analisa kualitatif Pada interpretasi logging digunakan untuk identifikasi


zona permeable, ketebalan dan batas lapisan, litologi dan gas, minyak dan air,
evaluasi shalliness. Analisis kualitatif, secara sederhana diartikan sebagai analisa
karakteristik grafik data log, sebagai langkah pertama dalam proses identifikasi
dan zonasi reservoar hidrokarbon. Di analisa kualitatif, log Gamma Ray
digunakan yaitu yang mencatat radioaktifitas alamiah yang dipancarkan oleh
peluruhan unsur uranium (U), thorium (Th) dan potassium (K) dalam suatu
formasi batuan. Batuan pada reservoir adalah batuan yang permeabel, artian
batuan pada reservoir merupalan batuan yang memiliki pori yang mana pori-pori
6
tersebut saling berhubungan yang kemudian dapat meloloskan fluida yang
memiliki densitas dan viskositas yang berbeda, contohnya pada air dan
hidrokarbon, yang mana pergerakan fluidanya dikarenakan adanya gaya gravitasi
juga tekanan kapiler. Secara umum jenis batuan reservoir kebanyakan merupakan
batuan sandstone dan karbonat .

Hasil akhir gamma ray log adalah gambar yang biasa disebut dengan
triple combo yang berisi informasi tentang indikasi zona permeable pada sumur
yang sedang di teliti. Gambar triple combo dapat dilihat pada Gambar II.1.

Gambar II. 2 Contoh Hasil Triple Combo Pada Log Gamma Ray (IP, 2022)
II.2.2 Analisis Kuantitatif

Analisa secara kuantitatif, yaitu dengan melakukan perhitungan


menggunakan persamaan tertentu untuk identifikasi ke tahap selanjutnya pada
tingkat porositas, permeabilitas, dan saturasi air dari batuan reservoar. Harga
porositas, tahanan jenis air formasi, tahanan air formasi, saturasi air,
permeabilitas. Pemilihan integrasi logging yang tepat sangatlah mendukung
keakuratan data yang didapatkan dalam operasi logging, berikut ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan dalam memilih kombinasi logging yang tepat,
diantaranya adalah faktor fluida pemboran, batuan formasi (reservoir) dan kondisi
lubang bor. Pengumpulan data setelah operasi pemboran yang terdiri dari analisa

7
fluida reservoir, adapun tujuan utamanya adalah menghitung faktor volume
formasi minyak/gas awal (Hendrysman, 2019).

Metode kuantitatif atau interpretasi secara kualitatif terhadap suatu analisa


data log sumur yang meliputi nilai sinar gamma, resistivitas, porositas, saturasi
dan sebagainya

A. Gamma Ray Index


Untuk menentukan nilai dari GRindex berlaku persamaan II.1:

GRindex = (II.1)

Keterangan : .

GRindex = Nilai Index gamma ray (API)

GRread = Nilai gamma ray pada kurva (API)

GRmax = Nilai maksimal gamma ray (API)

GRmin = Nilai Minimum gamma ray (API)

Dalam melakukan interpretasi nilai Grmax dan Grmin dapat dilihat seperti
contoh pada gambar II.14.

Gambar II. 3 Contoh Penentuan GRMax dan GRMin

8
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pembacaan nilai Grmax
ditunjukkan oleh garis yang berwarna merah dengan nilai 150 adapun nilai Grmin
ditunjukkan oleh garis berwarna ungu dengan nilai 18.

B. Volume shale (Vsh)


Untuk menentukan persentase kandungan shale dalam sebuah formasi
dapat dilihat dari kurva Stieber dengan menggunakan data GRindex sebagai
indikatornya atau penentuan Vshale juga dapat menggunakan persamaan II.1.

GRindex = (II.1)

C. Porositas (Ø)

Porositas secara umum diartikan sebagai perbandingan antara volome


batuan yang tidak terisi oleh padatan terhadap volume batuan secara keseluruhan.
Pori merupakan ruang di dalam batuan yang dapat diisi oleh fluida, seperti udara,
air tawar/asin, minyak maupun gas bumi. Dalam eksplorasi dan eksploitasi
porositas suatu batuan sangat penting baik dalam pencarian sumber minyak dan
gas maupun dalam pencarian sumber air tanah. Hal ini karena porositas
merupakan faktor utama dalam penentuan besarnya cadangan hidrokarbon yang
terdapat dalam suatu massa batuan (Koesomadinata, 1980). Gambaran porositas
batuan dapat dilihat dilihat pada gambar II.15.

Gambar II. 4 Ilustrasi Porositas (Koesomadinata, 1980)


Porositas berdasarkan sifatnya terbagi menjadi dua antara lain porositas
yang terhubung dan porositas tidak terhubung. Porositas terhubung dapat
ditentukan dengan menggunakan gas atau cairan yang mengalir ke dalam

9
bebatuan namun fluida tersebut tidak dapat melalui porositas yang tidak
terhubung. Perbandingan antara volume total ruang pori (baik itu terhubung
maupun tidak) dan volume total batuan diartikan sebagai porositas absolut,
adapun perbandingan antara ruang pori yang saling berhubungan terhadap volume
total batuan diartikan sebagai porositas efektif (Koesomadinata, 1980). Persamaan
porositas absolut dan porositas efektif masing-masing dapat dilihat pada
persamaan II.2 dan II.3.

Ø Absolut = x 100% II.2

Ø Efektif = II.3

Pengelompokkan porositas reservoir menurut (Koesomadinata, 1980)


dibagi menjadi seperti pada tabel II.1:

Tabel II.1 Klasifikasi Kualitas Porositas

Nilai Porositas Kualitas


0-5 % Diabaikan
5-10 % Buruk
10-15 % Cukup
15-20 % Baik
20-25 % Sangat Baik
>25% Istimewa
Faktor-faktor yang mempengaruhi porositas adalah atau grain size (ukiran
butir), semakin kecil ukuran butir batuan semakin kecil rongga yang terbentuk,
berlaku sebaliknya apabila ukuran butiran batuan tersebut lebih besar maka
rongga yang terbentuk juga semakin besar. Bentuk butir atau sphericity batuan
dengan bentuk butiran yang buruk akan memiliki porositas yang besar, sedangkan
kalau bentuk butiran batuannya baik maka akan memiliki porositas yang kecil.
Susunan butiran batuan, Apabila ukuran butiran batuannya sama maka susunan
butirannya juga akan sama dengan bentuk kubus dan akan mempunyai porositas
yang lebih besar dibanding bentuk rhombohedral. Pemilahan, apabila pemilahan

10
butiran batuannya baik maka ada keseragaman sehingga porositasnya akan besar.
Pemilahan yang jelek akan menyebabkan butiran kecil dapat menempati rongga
diantara butiran yang besar mengakibatkan porositas batuan rendah. Komposisi
mineral, apabila penyusun batuan terdiri atas mineral-mineral yang mudah larut
seperti golongan karbonat maka porositasnya akan besar karena rongga-rongga
akibat dari proses pelarutan dari batuan tersebut. Sementasi, material semen pada
dasarnya akan mengurangi nilai porositas. Material yang berwujud semen antara
lain silika, oksida besi dan mineral lempung. Kompaksi, adanya kompaksi dan
pemampatan akan menyebabkan nilai porositas rendah.

D. Porositas Log Densitas (ØD log)


Untuk menghitung nilai porositas densitas batuan dapat menggunakan
persamaan II.4 (Ramadhan, 2019):

Ø D log = (II.4)

Keterangan:

Ø D log = Porositas berdasarkan log Densitas

ρmatrix = Densitas batuan (kg/m3)

ρdensitas = Densitas pada kurva RHOB (kg/m3)

ρformasi fluida = Massa jenis fluida yang terkandung (kg/m3)


E. Porositas Berdasarkan Log Neutron (ØN log)
Untuk mendapatkan harga porositas neutron log dapat dilihat dari hasil
interpretasi kurva NPHI (Ramadhan, 2019).
F. Porositas efektif (Øeff)
Untuk menghitung nilai porositas efektif pada batuan dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut (Ramadhan, 2019):

( ) ( )
Ø Eff = (II.7)

Keterangan :
Ø Eff = Porositas efisien batuan (g/cc)

ØN = Porositas berdasarkan Log


11
ØD = Porositas berdasarkan Log densitas efisien
G. Suhu Formasi

Untuk menghitung suhu formasi dapat menggunakan persamaan sebagai


berikut (Ramadhan, 2019):
( )
TF = ( x depth) (II.8)

Keterangan :
TF = Suhu Formasi (Co)
BHT = Suhu Lubang Bor (Co)
TS = Suhu Di Permukaan Lubang Bor (Co)
D = Kedalaman Yang Diinginkan (m)
TD = Kedalaman Lubang Bor (m)

H. Resistivitas Mud Filtrate


Untuk menghitung harga resistivitas mud filtrate dapat ditentukan dengan
persamaan berikut (Ramadhan, 2019):

Rmf= (II.9)

Keterangan :
Rmf = Resistivitas Mud Filtrat (Ohm-m)
TF = Suhu Formasi (Co)
TS = Suhu Dipermukaan Lubang Bor (Co)

I. Resistivitas Water
Diperlukan nilai resistivitas air (Rw) pada tiap formasi sebelum melakukan
perhitungan saturasi air (Sw). Ada beberapa cara untuk menghitung nilai
resistivitas air, antara lain: Metode sample water analysis, Metode Pickett Plot
Zona yang berisi air yaitu yang memiliki angka resistivitas paling rendah
dibandingkan dengan minyak dan gas. Zona reservoir juga dapat diidentifikasi
dengan melihat adanya persilangan (crossover) pada composite log yaitu
persilangan antara grafik NPHI dan grafik RHOB, dimana grafik NPHI memiliki
defleksi yang lebih rendah dibandingkan grafik RHOB (posisi NPHI di sebelah
kiri RHOB). Semakin lebar persilangan antara grafik NPHI dan grafik RHOB

12
maka dapat diidentifikasikan bahwa zona tersebut berisi gas, namun apabila
separasi tersebut lebih sempit, maka dapat diidentifikasikan bahwa zona tersebut
adalah zona air. Adapun persamaan untuk menghitung nilai resistivitas air dapat
menggunakan persamaan II.10 (Ramadhan, 2019):

Rw = (II.10)

Keterangan :

Rw =Resistivitas Air (Ohm-m)

Rmf = Resistivitas Mud Filtrate (Ohm-m)

Rxo = Resistivitas Kurva MSFL (Ohm-m)

Rt = True Resistivity (Ohm-m)

J. Saturasi Air
Saturasi air atau kejenuhan air adalah jumlah dari volume pori dalam
sebuah batuan yang terisi air. Saturasi air dapat diperoleh dari pengukuran tidak
langsung dari well logging. yaitu melalui pengukuran resistivitas dan porositas,
saturasi adalah persentase bagian dari suatu pori yang terisi fluida. Karena saturasi
merupakan perbandingan maka secara matematis saturasi adalah dimensionless
atau tidak memiliki satuan. Saturasi disimbolkan dengan Sw untuk air, So untuk
minyak, dan Sg untuk gas. Sw +So +Sg = 1, Karena tidak mungkin ada pori-pori
yang vakum atau tidak terisi oleh fluida. Ada 2 cara untuk menentukan saturasi
antara lain dengan analisis laboratorium atas sampel core dari reservoir, maupun
dengan menggunakan log.

 Clean formation

Clean formation merupakan suatu formasi yang terbentuk oleh satu jeni
batuan saja, misalkan hanya terbentuk dari batu pasir saja, atau hanyak terbentuk
dari batu gamping saja tanpa adanya kandungan shale (Crain, 2012). Analisis
saturasi air dari jenis formasi ini lebih mudah dilakukan disbanding pada formasi
yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh clean formation yang tidak terpengaruhi
oleh kandungan shale yang dapat menyebabkan perubahan resistivitas, porositas

13
efektif, maupun permeabilitas (Dwiyono & Winardi, 2014). Maka pada formasi
ini digunakan persamaan Archie seperti pada persamaan II.11

Sw Archie = ( )( )
(II.11)

Dimana:
Sw = Saturasi air
Rt = Resistivitas batuan
Rw = resistivitas air formasi
= porositas
a = faktor turtoisitas
m = eksponen sementasi
n = eksponen saturasi
 Shally Formation

Shally formation merupakan suatu jenis formasi batuan yang terdiri dari
satu jenis batuan seperti batu gamping yang merujuk pada formasi yang
terpengaruh oleh adanya shale (Crain, 2012) maka dari itu, pengukuran saturasi
pada jenis formasi ini lebih sulit dilakukan akibat adanya kandungan shale pada
formasi yang dapat merubah porositas, permeabilitas, dan resistivitas (Dwiyono &
Winardi, 2014). Untuk menentukan nilai saturasi air pada formasi Shally dapat
menggunakan persamaan simandoux seperti yang pada persamaan II.12 :

Sw simandoux = *√ ( ) + (II.12)

Keterangan :

Sw = Saturasi Air (%)

Rw = Resistivitas air (Ohm-m)

Øeff = Porositas Effisien batuan (%)

Rt = Trues Resitivity (Ohm-m)

Vsh = Volume shale

14
m = factor sementasi

Rsh = resistivitas pada

C = koefisien litologi, klastik 0.4 dan karbonat 0.45

Untuk menentukan nilai a dan n dapat dilihat dari tabel II.2 kelakuan
batuan dibawah ini:
Tabel II. 1 Kelatuan Batuan (Crain, 1999)
Batuan a m n C
Sandstone 0.62 2.15 2 0.4
Carbonate 1 2 2 0.45

M. Permeabilitas (K)

Permeabilitas diartikan sebagai salah satu parameter petrofisik yang


berupa kemampuan batuan untuk dapat melewatkan fluida. Apabila media
berporinya tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tidak memiliki
permeabilitas. Kualifikasi kualitas dari permeabilitas menurut (Koesomadinata,
1980) dapat dikelompokkan menjadi empat jenis seperti pada tabebl II.3 berikut :

Tabel II.3 Klasifikasi Kualitas Permeabilitas

Nilai Permeabilitas Kualitas


>5 ketat
5-10 Cukup
10-100 Baik
100-1000 Sangat Baik
Didalam sebuah reservoir, biasanya fluida yang mengalir lebih dari satu
macam sehingga permeabilitas dapat dibagi menjadi:

 Permeablitas Absolut, adalah nilai Permeabilitas suatu batuan apabila


fluida yang mengalir melalui pori-pori batuan hanya satu fasa. Contohnya,
fluida yang mengalir hanya gas atau hanya minyak.

15
 Permeabilitas Efektif, adalah permeabilitas yang apabila fluida yang
mengalir lebih dari satu macam. Contohnya, apabila yang mengalir pada
batuan reservoir yaitu minyak, gas dan air.
 Permeabilitas Relatif, adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dan
permeabilitas absolut.

Permeabilitas secara umum digunakan untuk mengetahui kecepatan alir


dari suatu fluida pada batuan (cannon, 2016). Nilai permeabilitas dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan Wyllie and Rose yang ditunjukan oleh
persamaan II.13 berikut.

K=( ) (II.13)

Keterangan:
K = Permeabilitas (mili darcy)
Øeff = Porositas Efektif (fraksi)
Swirr = Irreducible water

Nilai permeabilitas juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


Timur Equation yang ditunjukan oleh persamaan II.14 berikut.

K=( ) (II.14)

Keterangan:
K = Permeabilitas (mili darcy)
Øeff = Porositas Efektif (fraksi)
Swirr = Irreducible water

N. Cut off

Cut off merupakan suatu acuan yang dapat digunakan dalam memangkas
lapisan yang dianggap tidak produktif. Nilai dari cut off ditentukan dari data log,
data core, data produksi maupun pengalaman lapangan (Sitaresmi, 2015)

16
Cut off juga digunakan untuk menentukan ketebalan dari suatu zona
produktif dari suatu reservoir.

Pada dasarnya, data-data dari porositas, saturasi air, permeabilitas maupun


data ketebalan, rasio porositas hidrokarbon-feet ditabulasikan data dengan tiga
jenis estimasi cadangan :

 Total pay, yaitu ketebalan yang dihitung tanpa dilakukan cut off.
 Net Sand, yaitu ketebalan yang dihitung tanpa menggunakan harga
cut off porositas dan volume shale.
 Net Pay, yaitu ketebalan yang dihitung dengan menggunakan
harga cut off porositas dan volume shale.

Penjumlahan ini dilakukan pada zona tertentu secara keseluruhan yang


kemudian dilakukan cut off berdasarkan harga dari porositas, saturasi air, maupun
volume shale-nya, sehingga didapatkan harga dari Net Sand dan Net Pay.

II.3 Jenis-Jenis Log

Well logging merupakan suatu teknik untuk memperoleh data dari bawah
permukaan dengan menggunakan alat logging yang dimasukkan kedalam lubang
sumur untuk dilakukan evaluasi formasi serta identifikasi sifat-sifat fisik batuan
dibawah permukaan. Adapun jenis-jenis alat logging yang digunakan adalah
sebagai berikut.

II.3.1 Log Untuk Menentukan Zona Permeabel

Data log yang digunakan untuk mengetahui zona permeable dan


impermeable adalah data log gamma ray. Respon sinar gamma yang rendah
menunjukkan bahwa pada lapisan tersebut merupakan lapisan yang permeable,
namun jika respon sinar gamma yang tinggi menunjukkan bahwa pada lapisan
tersebut adalah lapisan yang impermeable. Data dari log gamma ray
dikombinasikan dengan data dari log spontaneous potential. Data log gamma ray
dipakai untuk menentukan volume shale (Nugrahanti, 2015)

17
A. Log Spontaneous Potential

Log SP, juga dikenal sebagai log spontaneous potential, adalah salah satu
jenis logging tertua. Perlu diketahui bahwa ini adalah log listrik, perbedaan
potensial antara elektroda yang dipasang di permukaan tanah dan elektroda yang
berjalan di lubang sumur dicatat dalam log spontaneous potential.
Batuan yang terjadi merupakan fungsi perbedaan salinitas. Komponen
yang digunakan dari potensial listrik ini adalah potensi elektrokimia karena dapat
menyebabkan defleksi yang signifikan terhadapat zona permeable (Sitaresmi,
2015). Prosedur pengambilan data log spontaneous potential menggunakan
lumpur untuk memastikan bahwa daya ditransmisikan dari formasi ke alat log. SP
log dapat digunakan untuk menghitung nilai resistivitas air formasi,
mengidentifikasi lapisan permeabel, mendeteksi batas lapisan permeabel dan
korelasi antar sumur berdasarkan lapisan batas dengan menggunakan prinsip.
Adapun sistem kerja dari log spontaneous potential yaitu Artinya, elektroda
diturunkan ke dalam lubang sumur, dan potensial listrik dicatat di berbagai titik
dengan referensi potensial elektroda di tujuh permukaan tanah. Defleksi pada
kurva spontaneous potential terbagi 2 jenis garis, yaitu garis lurus yang disebut
garis dasar serpih (shale base line) jika pada formasi permeable kurva
spontaneous potential menyimpang dari garis dasar serpih dan mencapai garis
konstan pada lapisan permeable yang cukup tebal, yaitu garis pasir (Nugrahanti,
2015). Pengukuran log SP dilakukan dengan cara memasang sebuah alat / tool ke
dalam lubang dan di permukaan, tool SP beroperasi berdasarkan arus listrik
mengalir dan lubang sumur harus berisi lumpur asin/tawar konduktif arus listrik
dapat mengalir. Defleksi positif dan negatif terjadi karena adanya perbedaan
salinitas diantara lumpur dan kandungan dalam formasi.

 Kelebihan dari log spontaneous potential yaitu:


1. Berfungsi hanya kepada lapisan yang permeable.
2. Pengukuran yang lebih mudah.
3. Menjadi indikator lapisan permeable dan non permeable.
4. Untuk menetapkan batas antara lapisan permeable dan non permeable.
 Kekurangan dari log spontaneous potential yaitu:
1. Tidak berfungsi pada oil base mud.
18
2. Tidak bereaksi apabila Rmf = Rw.
3. Dapat dipengaruhi oleh arus listrik.
4. Tidak bekerja baik pada formasi karbonat.
Secara jelas, skema kerja dari spornteneous potenstial log dapat dilihat pada
gambar II.3 dibawah ini:

Gambar II. 5 log spontaneous potential log (Almani, 2011)

B. Gamma Ray Log


Log gamma ray merupakan alat logging yang merekam radioaktivitas
alami yang dilepaskan oleh peluruhan unsur uranium (U), thorium (Th), dan
kalium (K). Adapun prinsip kerja dari Gamma Ray log adalah bahwa alat
dimasukkan terlebih dahulu ke dasar lubang bor untuk memastikan tidak ada
halangan atau hambatan. Detektor kemudian mengambil radiasi radioaktif alami
yang dilepaskan oleh formasi batuan saat alat tersebut semakin diseret ke atas.
19
Sinar gamma tidak dapat diukur secara langsung di dalam detektor sinar radioaktif
dan sebaliknya, mereka harus diukur melalui proses ionisasi (pelepasan elektron
dari atom yang sebelumnya netral, yang menyebabkan arus listrik direkam oleh
peralatan).

Pada lapisan yang memiliki komposisi mineral radioaktif tertentu, kurva


sinar gamma pada lapisan permeabel bersih (clean) menunjukkan intensitas
radioaktif yang sangat rendah. Kurva sinar gamma akan menunjukkan intensitas
radioaktif yang tinggi saat berada di lapisan kotor (shally). Mengenali lapisan
permeabel, mengidentifikasi litologi, korelasi antar formasi, menentukan lapisan
serpih dan non-serpih, dan mendeteksi keberadaan bahan radioaktif adalah semua
fungsi dari Gamma Ray Log. Unsur radioaktif akan banyak terkandung didalam
lapisan shale / clay hal ini disebabkan karena tingkat radiasi pada lapisan serpih
lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat radiasi pada batuan lain karena unsur
radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak permeable, hal
tersebut terjadi selama proses geologi batuan. Oleh sebab itu, log gamma ray
dapat digunakan untuk mengetahui volume shale yang terkandung di dalam
lapisan permeable. Skema kerja gamma ray log dapat dilihat pada ilustrasi pada
gambar II.4 dibawah ini:

Gambar II. 6 Gamma Ray Log (Rider, 2008)

20
Interpretasi kurva gamma ray dilakukan dengan cara menentukan garis
gamma ray yang mempunyai nilai maksimum dan minimum pada suatu
penampang log maka kurva log gamma ray yang jatuh diantara kedua garis
tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale, defleksi kurva log gamma ray
ke arah kanan mengindikasikan adanya zona permeable sedangkan defleksi kurva
ke arah kiri menunjukkan zona non permeable (Hendrysman, 2019).

II.3.2 Calliper Log

Log calliper adalah alat logging sumur yang memberikan informasi


lanjutan yang berfungsi untuk mengukur diameter dan bentuk lubang bor. Alat ini
memiliki dua atau lebih lengan yang dapat bergerak masuk dan keluar dari lubang
bor, dan potensiometer mengubah gerakan ini menjadi sinyal listrik. Dengan
variasi diameter lubang bor, yang sangat dipengaruhi oleh parameter litologi,
penyimpangan kurva kaliper log relatif minimal. Saat mengebor lubang dengan
diameter yang sama dengan ukuran mata bor, yang disebut sebagai on gauge.

Log calliper ada alat logging sumur yang memberikan informasi lanjutan
mengenai pengukuran dari ukuran dan bentuk lubang bor dan dapat digunakan
untuk eksplorasi hidrokarbon saat pengeboran sumur berlagsung.

Pengeboran pada kondisi on gauge adalah tanda pengeboran yang baik.


Hasil pembacaan dari perekaman kurva calliper sangat penting sebagai indikator
pertanda adanya swelling di rongga atau di lapisan shale yang dapat
mempengaruhi hasil perekaman alat logging sumur lainnya. Jika pada skala 0 –
8,5 maka casing lubang bor dinyatakan baik namun jika >8,5 maka casing lubang
bor dinyatakan ada kerusakan (wash out) (Hendrysman, 2019). Adapun hal-hal
lain sebagai caving yang terjadi apabila diameter lubang bor lebih besar dari
ukuran mata bor. Hal ini dapat terjadi di dalam lubang bor karena benturan pipa
pemboran ataupun tergerusnya lumpur pemboran. Namun, washed out juga
menunjukkan jenis litologi batuan serpih, batubara, atau batuan lempung kaya
organic. Selanjutnya, log caliper dapat mengungkapkan ukuran yang lebih kecil
dari ukuran bit. Mudcake adalah istilah untuk kondisi ini, karena hanya lapisan
permeabel yang dapat menghasilkan mudcake, mudcake merupakan indikator

21
zona permeabel. Skema kerja dari calliper log dapat dilihatpada gambar II.5
berikut ini:

Gambar II. 7 Calliper Log ( (Rider, 2008)

II.3.3 Jenis-jenis Log Resistivity

Resistivity logging adalah metode log dengan merekam kualitas hambatan


listrik batuan dan fluida pori (minyak, gas, dan air) di sepanjang lubang bor,
dengan pencatatan nilai resistivitas dan sifat fluida. Prinsip dasar kerja dari log ini
adalah dengan mengukur kemampuan jenis–jenis batuan tersebut dalam
menghantarkan arus listrik. Semakin besar kemampuan batuan tersebut dalam
menghantarkan listrik, maka harga resistivitasnya akan semakin kecil. Nilai
resistivitas sendiri merupakan respon porositas batuan dan fluida yang mengisi
pori-pori batuan tersebut. Butiran dan matriks batuan tidak dapat menghantarkan
arus listrik, maka jenis batuan yang memiliki porositas yang terisi oleh air maka
akan memiliki nilai-nilai resistivitas yang besar dikarenakan jenis minyak ataupun

22
gas relatif nonkonduktif jika dibandingkan dengan air. Ohm Meter digunakan
untuk mengukur besarnya resistivitas batuan, yang biasanya diukur pada skala
logaritmik dengan nilai berkisar antara 0.2 hingga 2000 Ohm Meter. Metode
resistivity logging ini dilakukan karena secara harfiah batuan, fluida dan
hidrokarbon di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu (Nugrahanti, 2015).
A. Induction Log

Log induction merupakan log yang digunakan dalam mencari nilai


resistivitas dengan konduktivitas batuan yang menjadi tolak ukurnya. Log ini
hanya dapat digunakan pada lumpur air tawar (fresh water) dengan resistivitas
formasi < 200 0hmm, dan Rmf / Rw > 2.0. Sistem kerja dari log induction ini
adalah dengan mengukur konduktivitas dari batuan yang kemudian pada
kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik berfrekuensi tinggi dengan
amplitudo konstan yang kemudian akan menimbulkan medan magnet pada
batuan-batuan disekitarnya. Medan magnet ini yang kemudian akan menimbulkan
suatu arus Eddy atau arus Foucoult yang besarnya sebanding dengan
konduktivitas dari batuan. Log induction ini
memiliki transmitter dan receiver pada alat yang digunakan. Cara kerja dari alat
ini adalah dengan transmitter mengalirkan arus bolak-balik, sehingga arus ini
menimbulkan medan magnet yang menembus kumparan receiver lalu
terbentuklah arus listrik yang berganti-ganti. Induksi log hanya dapat digunakan
pada lumpur air tawa, alat ini tidak bekerja apabila lumpur yang digunakan
bersifat konduktif, karena alat ini mengukur konduktivitas induk. Kurva log yang
digunakan dalam induction log ada dua antara lain Induction Log Deep
(ILD) dan Induction Log Shallow (ILS). Skema kerja dari induction log dapat
dilihat pada gambar II.6.

23
Gambar II. 8 Induction Log (Rider, 2008)

Berdasarkan kedalamannya, induction log juga memiliki jenis seperti


Induction Deep Log (ILD) yang digunakan dalam pengukuran resistivitas pada
zona uninvated atau yang tidak terinvasi dan rentangnya adalah berkisar >3 ft, dan
Induction Medium Log (ILM) adalah jenis log medium resistivity Log medium
resistivity adalah log yang digunakan dalam pengukuran resistivitas pada trasition
zone yang rentangnya antara 1.5 hingga 3 ft.

B. Lateral Log

Log lateral adalah alat log yang didesain untuk mengukur resistivitas
batuan yang dibor dengan menggunakan salt water mud yang digunakan untuk
mendeteksi zona-zona yang mengandung hidrokarbon. Selain dengan
menggunakan salt water mud, log Lateral akan bekerja secara sempurna pada
resistivitas formasi yang > 200 ohmm dengan Rmf / Rw < 2.0, dimana besarnya
lubang bor >12 inchi, pada ketebalan lapisan kurang dari 10 feet dan deep
invasion ( > 40 inchi ).

Prinsip kerja dari Log lateral ini yaitu terdapatnya sound pada alat
resistivity yang memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) yang berfungsi
untuk memfokuskan arus survey dan mengalir dengan arah yang tegak lurus
terhadap sound tersebut. Arus yang terfokuskan ini yang membuat pengukuran
dilakukan pada batuan dengan arah yang lebih jelas. Hal ini tercapai karena arus
yang terpacar merupakan arus bulak-balik dengan frekuensi yang berbeda.
24
Kelebihan dari Log latera ini adalah dapat membedakan lapisan perlapisan
dengan baik dan tidak bergantung pada resistivitas formasi disekitarnya.

Berdasarkan kedalamannya, induction log juga memiliki jenis seperti


Lateral Deep Log (LLD) yang digunakan dalam pengukuran resistivitas pada
zona uninvated atau yang tidak terinvasi dan rentangnya adalah berkisar >3 ft, dan
Lateral Medium Log (LLM) adalah jenis log medium resistivity Log medium
resistivity adalah log yang digunakan dalam pengukuran resistivitas pada trasition
zone yang rentangnya antara 1.5 hingga 3 ft.

C. Log Shallow Resistivity ( MSFL dan SFL )

Pada log shallow resistivity pada umumnya yang digunakan adalah jenis
log MSFL, yang berfungsi untuk mengukur resistivitas pada lapisan yang terinvasi
mud filtrate dengan rentang berkisar antara 1 – 6 feet, log ini berfungsi untuk
mencari resistivitas dengan menggunakan metode resistivity logging. Prinsip
kerjanya yaitu dengan melakukan pengukuran pada resistivitas kerak-lumpur dan
formasi yang berada sedikit dibelakang kerak lumpur. ini dilakukan karena pada
dasarnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi mempunyai nilai
resistivitas tertentu.

II.3.4 Log Untuk Menentukan Porositas

Porositas batuan adalah perbandingan volume pori (volume pori-pori yang


ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Porositas dapat diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Dalam penilaian formasi
penentuan porositas dapat dilakukan dengan bantuan beberapa peralatan logging
seperti log density, log neutron maupun log sonic.

A. Log Density

Log density merupakan peralatan logging yang dirancang untuk


menunjukkan porositas suatu batuan dari penentuan massa jenis atau densitas
batuan dengan menggunakan bahan radioaktif dari sinar gamma . Pada log density
25
terdapat kurva yang menunjukkan nilai dari densitas batuan yang ditembus
rangkaian bor. Harga densitas ini yang kemudian digunakan untuk menghitung
nilai porositas batuan tersebut. Tinggi rendahnya nilai densitas batuan selain
dipengaruhi oleh porositas dan jenis lithologi batuannya, juga dipengaruhi oleh
kelompokan batuan dengan derajat kekompakan yang bervariasi. Hal ini
disebabkan karena kekompakan batuan tersebut akan dipengaruh oleh besarnya
porositas, maka semakin tinggi nilai densitas batuan menunjukan kekompakan
batuan yang juga tinggi. Log density bersamaan dengan log neutron digunakan
untuk mendeteksi adanya potensi hidrokarbon, menentukan jenis litologi batuan,
hingga mengidentifikasi adanya mineral evaporit juga untuk mengevaluasi clay.
Tinggi rendahnya nilai densitas batuan selain dipengaruhi oleh porositas dan jenis
lithologi batuannya, juga dipengaruhi oleh kelompokan batuan dengan derajat
kekompakan yang bervariasi. Hal ini disebabkan karena kekompakan batuan
tersebut akan dipengaruh oleh besarnya porositas, maka semakin tinggi nilai
densitas batuan menunjukan kekompakan batuan yang juga tinggi.

Prinsip kerja dari log density yaitu dengan menggunakan sumber radioaktif
yang memancarkan sinar gamma dengan intensitas tertentu yang dapat menembus
formasi, sinar gamma akan berinteraksi dengan elektron batuan (Compton
Scattering) kemudian membentuk awan gamma ray disekitar source, apabila
banyak elektron batuan maka akan semakin sedikit gamma ray yang sampai ke
detektor. Berikut ini adalah skema kerja dari density log pada gambar II.7
dibawah:

26
Gambar II. 9 Prinsip Kerja Density Log (Sclumberger, 2020)

B. Log Neutron

Log neutron merupakan log digunakan untuk mengukur banyaknya


kandungan ion hidrogen yang terdapat dalam suatu formasi yang bertujuan untuk
menentukan primary porosity batuan, yaitu ruang-ruang pori batuan yang berisi
air, minyak bumi, dan gas log neutron menunjukkan banyaknya porositas yang
berisi fuida. Apabila pori-pori batuan lebih banyak terisi gas dari pada minyak
atau air, maka harga log neutron akan menunjukan defleksi yang lebih tinggi,
karena konsentrasi ion hidrogen dalam gas lebih sedikit dibanding air. Kerja dari
Log neutron hampir sama dengan aktivitas nuklir, pada pemancaran partikel-
partikel neutron secara cepat dari sebuah sumber radioaktif yang kemudian
menumbuk kandungan hidrogen dalam batuan. Kemudian partikel-partikel
neutron tersebut terbaca oleh detektor dalam alat pengukurnya kembali ditangkap
dan dihitung. Dengan adanya konsentrasi hidrogen, kecepatan detektor dalam
menghitung partikel-partikel neutron terpengaruh. Dua buah detektor thermal
dipasang 1 hingga 2 feet di atas sumber radioaktif. Ratio antara jumlah-jumlah
pulsa merupakan fungsi porositas, Ratio ini juga mempunyai pengaruh lubang
sumur yang berkurang dan kedalaman penetrasi yang lebih jauh dibanding dengan

27
sistem satu detektor. Skema kerja neutron log dapat dilihat pada gambar II.8
dibawah ini:

Gambar II. 10 Prinsip Kerja Neutron Log (Crain, 1999)


Cara kerja Log neutron yang hampir sama dengan aktivitas nuklir, pada
pemancaran partikel-partikel neutron dengan cepat dari sebuah sumber radioaktif
yang kemudian menumbuk kandungan hidrogen dalam batuan Kemudian partikel-
partikel neutron tersebut dapat terdeteksi oleh detektor pada rangkaian alat
pengukurnya kemudian kembali ditangkap dan dihitung.

C. Log Sonic

Log Sonic atau Log Akuistik merupakan peralatan log yang berfungsi
untuk mengukur perjalanan waktu elastis gelombang melalui formasi. Informasi
yang didapatkan ini juga digunakan untuk mendapatkan kecepatan elastis
gelombang melalui formasi. Adapun fungsi utamanya adalah dapat memberikan
data yang mendukung mengkalibrasi data seismik juga untuk mendapatkan data
porositas dari suatu formasi. Log sonic juga merupakan log yang bekerja untuk
mengukur cepat rambat dari suatu gelombang elastik dalam batuan dengan
pengukuran waktu tempuh dari gelombang bunyi pada suatu jarak tertentu
didalam suatu lapisan batuan. Log sonic mempunyai satuan mikro second per feet,

28
yang mana hasil tersebut adalah berasal dari kecepatan gelombang bunyi yang
mencapai receiver didalam suatu formasi. Waktu tempuh interval tergantung pada
jenis litologi juga porositasnya, sehingga jika lithologinya sudah diketahui, maka
tergantung pada porositasnya. Pada batuan yang porous, nilai kerapatannya lebih
kecil sehingga kurva log sonic akan mempunyai nilai yang besar seperti pada jenis
batuan serpih organik ataupun lignit juga sebaliknya. Log sonic juga berfungsi
untuk mengikat antara data seismik dengan data sumur. Kelebihan dari log sonic
untuk penentuan porositas adalah hasil perekaman tidak terpengaruhi oleh variasi
lubang bor.
Sistem kerja dari log sonic adalah dengan mengukur kecepatan suara
(sonic) didalam formasi, sebuah transmitter memancarkan pulsa dengan frekuensi
tertentu, yang kemudian pulsa tersebut menghasilkan gelombang-gelombang,
gelombang tersebut dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan daerah
rambatnya, sehingga dari detektor gelombang merambat ke formasi kemudian
kembali ke detektor, lalu dipancarkan lagi pulsa kedua dengan prinsip yang sama
dengan pulsa pertama, kemudian dicatat selisih waktu yang didapatkan dari kedua
pulsa tersebut (Nugrahanti, 2015). Adapun gambaran dari prinsip kerja sonic log
dapat dilihat pada gambar II.9. dibawah ini:

29
Gambar II. 11 Prinsip Kerja Sonic Log (Krygowsky, 2004)

II.4 Zona Batuan Reservoir

Zona batuan pada reservoir dibedakan menjadi 2, yaitu batuan reservoir


yang permeable dan zona batuan kedap. Perbedaaan dari kedua jenis batuan
tersebut dapat diketahui dengan melihat bentuk kurva atau log.
A. Zona Permeable
Penentuan zona permeable dapat dilakukan dengan pembacaan defleksi
kurva di beberapa peralatan logging, salah satunya yaitu pembacaan harga kurva
gamma ray yang rendah, yaitu sekitar 2030 API. Hal tersebut disebabkan oleh
tingkat radiasi di lapisan serpih lebih rendah dari pada batuan lainnya. Log gamma
ray disajikan dengan kurva spontaneous potential dan calliper pada track
pertama, apabila nilai gamma ray log rendah maka harga kurva calliper akan
tinggi.

B. Zona Non Permeable


Penentuan zona non permeable dapat dilakukan dengan pembacaan
defleksi kurva di beberapa peralatan logging, salah satunya yaitu pembacaan harga

30
kurva gamma ray yang tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat radiasi lapisan
serpih lebih tinggi di zona ini, unsur radioaktif cenderung mengendap pada lapisan
serpih.

II.5 Litologi Batuan

Jenis litologi batuan pada reservoir dapat ditentukan dengan kenampakan


defleksi log tanpa dilakukan perhitungan. Kenampakan litologi batuan juga bisa
dilihat dari hasil defleksi kurva gamma ray, calliper maupun defleksi log lainnya.

A. Sand
Pembacaan defleksi kurva peralatan logging pada batuan pasir dapat
diketahui dengan ciri-ciri, yaitu memiliki nilai gamma ray log yang rendah,
terdapat mud cake karena diameter lubang bor yang kecil. Batu pasir terbentuk
dengan dua tahap. Pertama, beberapa perlapisan terakumulasi setelah
terjadinya sedimentasi, baik oleh air maupun udara. Secara umum Sedimentasi
terjadi apabila pasir terlepas dari suspensi dimana pasir tersebut akan bergerak di
sepanjang dasar aliran atau di bagian bawah tubuh air ( juga di padang pasir).
Kemudian, ketika telah berakumulasi pasir tersebut akan berubah menjadi batu
pasir pada saat dikompaksi oleh tekanan juga endapan diatasnya dan disementasi
oleh presipitasi mineral-mineral yang ada di dalam pori-pori antar butirannya
(Hendrysman, 2019). Simbol dari batu pasir dapat dilihat pada gambar II.10
dibawah

Gambar II. 12 Simbol Batuan Sand (De Witt, 1991)

31
B. Shale

Pembacaan kurva peralatan logging pada jenis batuan shale dapat ditandai
dengan pembacaan defleksi kurva log gamma ray yang rendah dan nilai
resistivitas yang tinggi. Simbol batuan shale dapat dilihat pada gambar II.11
dibawah.

Gambar II. 13 Simbol Batuan Shale (De Witt, 1991)

C. Limestone

Pembacaan kurva pada limestone dapat ditandai dengan defleksi kurva log
gamma ray yang cenderung rendah, resitivitas yang tinggi, harga porositas
neutron dan porositas densitas cenderung tinggi. Simbol batuan limestone dapat
dilihat pada gambar II.12 berikut.

32
Gambar II. 14 Simbol Batuan Limestone (De Witt, 1991)

D. Coal
Pembacaan kurva pada batuan coal dapat ditandai dengan defleksi kurva log
gamma ray yang rendah dan nilai resistivitas yang tinggi, dengan nilai porositas
neutron tinggi dan harga porositas densitas cenderung lebih rendah. Simbol coal
dapat dilihat pada gambar II.12 berikut.

Gambar II. 15 Simbol Batuan Coal (Puslitbang tekMIRA, 2011)

II.6 Interactive Petrophysics (IP)

IP diterbitkan oleh perusahaan software synergy yang didirikan pada tahun


2005. IP terus berkembang hingga saat ini sampai dengan versi terbarunya, yaitu
IP versi 3.6. IP menyediakan kebutuhan seorang petrofisik yang ingin
menginterpretasikan hasil log dengan pendekatan yang lebih praktis, akurat dan
efektif untuk meningkatkan kinerjanya. Pada software ini memungkinkan
pengguna untuk mendapatkan pendekatan yang lebih maksimal dari hasil data
33
yang ada. Interactive Petrophysic ini juga berfungsi untuk memudahkan pekerjaan
interpretasi dan pembacaan logging. Pengguna IP dapat melakukan interpretasi
seperti minimal curve, menentukan litologi suatu batuan. Perhitungan volume
shale, penentuan porositas batuan, analisa multi zone, analisa multi well,
penentuan Rw, perhitungan cut off maupun penentuan saturasi air (Sw). Adapun
fungsi utama dari software IP adalah:

1. Memberikan gambaran mineral batuan.


2. Sebagai korelasi, untuk mengetahui kesalahan yang terkait dengan alur
interpretasi.
3. Pemodelan yang tinggi dalam saturasi, caliper, dan sebagainya.

Langkah pertama dalam pengoperasian IP adalah membuat database. Yang


kemudian, semua data paroject yang kita kerjakan akan secara otomatis tersimpan
dalam database ini. Database ini juga dapat menyimpan data ASCII, LAS/LBS,
LAS3, LIS, ataupun DLIS yang nanti dapat digunakan untuk memasukkan data
sumur di tahap yang berikutnya.

Input data sumur adalah proses memasukan data sumur yang akan kita
lakukan interpretasi. Pilih input/output kemudian masukan tipe file yang sesuai
dengan data sumur yang kita miliki, seperti data ASCII, LAS / LBS, LAS3.
Penulis memilih LAS/LBS load dikarenakan data sumur yang diberikan berupa
data LAS, kemudian memasukkan data sumur yang telah didapat pada proses
logging berlangsung dilapangan (Sitaresmi, 2015).

II.8.1 American Standard Code for Information Interchange (ASCII)

ASCII adalah proses untuk mengubah suatu informasi menjadi kode-kode,


yang selanjutnya kode-kode tersebut akan dikembalikan ke bentuk yang semula
dengan melakukan proses deskripsi sehingga informasinya dapat diketahui.
(MACHUDOR YUSMAN, 2015)

II.8.2 Log ASCII Standard (LAS)


LAS merupakan format file yang umum digunakan pada industri
perminyakan dan sumur untuk menyimpan informasi dari sumur tersebut. Log
ASCII Standard berisi rekaman parameter fisika dari batuan yang digunakan
34
untuk mengkarakterisasi zona reservoir pada sumur eksplorasi tersebut.
Pengolahan data untuk karakterisasi zona reservoir biasanya menggunakan
program komputer dengan input yang berupa file LAS. (MACHUDOR
YUSMAN, 2015)

35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian pada tugas akhir ini terfokus pada analisis


petrofisik, yang mana penelitian ini dilakukan dengan interpretasi secara kualitatif
maupun interpretasi secara kuantitatif. Pada bagian ini akan dibahas mengenai
metode dan alur proses pengerjaan penelitian sehingga dapat memperoleh hasil
berupa zona prospek hidrokarbon dan parameter petrofisik dengan menggunakan
analisis data log pada setiap sumur dilapangan MA yang menjadi objek dalam
tugas akhir ini. Penelitian ini menggunakan data log yang disediakan oleh pihak
laboratorium penilaian formasi Universitas Trisakti yang bersumber dari
perusahaan yang menjadi rekanan.

III.1 Metodologi

Untuk mendukung efisiensi dari penelitian ini penulis menggunakan


software interactive petrophysics untuk mengubah data LAS menjadi triple combo
dan Microsoft Excel untuk mengolah data secara kuantitatif. Fokus dari penelitian
ini yaitu unutuk menemukan zona prospek hidrokarbon pada sumur MA-03 dan
sumur MA-06 yang berada di lapangan MA. Pada metode kualitatif dilakukan
penentuan zona prospek berdasarkan data log sumur, yaitu identifikasi lapisan
dengan menggunakan log permeable, log resistivitas, dan log porositas. Setelah
mendapatkan data-data tersebut, dapat dilakukan metode kuantitatif yaitu
penentuan nilai nilai sifat fisik batuan pada setiap zona dari dua sumur yang di
analisis kemudian dilanjutkan dengan melakukan cut off untuk mendapatkan
lapisan yang hanya mengandung hidrokarbon.

III.2 Jenis Dan Sumber Data

Data pada penelitian ini adalah berupa data Log ASCII Standard atau data
LAS, yakni data yang berisi informasi perekaman sumur. Data ini juga memiliki
data kepala sumur yang berupa informasi spesifik seperti kedalaman. Temperatur
,hingga alat-alat log yang digunakan. Data tersebut merupakan data sekunder yang
disediakan oleh Lboraturium Penilaian Formasi Universitas Trisakti untuk
dianalisis lebih lanjut dengan metode kualitatif maupun kuantitatif

34
III.3 Flowchart
Dalam pengerjaan tugas akhir ini, haruslah berdasarkan prosedur yang
sesuai dengan kaidah ilmiah guna mendapatkan hasil yang baik, untuk itu secara
singkat alur kerja dari penelitian ini dapat terlihat pada flowchart di gambar III.1:

Gambar III. 1 Flowchart Penentuan zona prospek sumur MA-03 dan MA-06

III.4 Prosedur Kerja

Dalam analisis penentuan zona prospek hidrokarbon dan parameter petrofisik


berdasarkan data log dibutuhkan prosedur kerja penelitian yang tepat. Adapun
prosedur penentuan zona prospek dan parameter petrofisik adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data seperti:

35
a. Header log
b. Data kedalaman sumur
c. Gamma ray log
d. Sonic log
e. Caliper log
f. Resistivity log
g. Neutron log
h. Density log
i. Data core
2. Memeriksa kelengkapan data:
a. Header Log
b. Data LAS
c. Well marker
3. Analisis kualititatif, pada prosedur ini dilakukan dengan menganalisa triple
combo dengan bantuan software interactive petrophysics untuk menentukan
zona terindikasi prospek hidrokarbon serta kedalaman zona tersebut.
4. Analisis Kuantitatif:
a. Penentuan nilai a, m, dan n yang terlebih dahulu dilakukan penentuan jenis
lithologi batuannya sehingga didapatkan nilai dari a, m, dan C dari tabel.
b. Penentuan temperature formasi dengan menggunakan nilai pada header log
serta kedalaman dari setiap zona.
c. Penentuan resistivitas air formasi dengan menggunakan metode picket
plot.
d. Penentuan volume shale dari pembacaan Gamma Ray Log (GR)
e. Penentuan porositas densitas dan neutron yang kemudian dikoreksi
terhadap volume shale. Lalu menghitung porositas efektif
f. Penentuan saturasi air formasi dengan menggunakan metode simandoux
g. Penentuan permeabilitas dengan menggunakan persamaan Wyllie and
Rose.
h. Penentuan cutoff terhadap nilai petrofisik yang didapatkan.

36
37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ke-empat dari penelitian ini, peneliti akan memaparkan serta
menjelaskan mengenai hasil dari penelitian ini untuk mencapai tujuan dari
penelitian yaitu menentukan zona prospek hidrokarbon dari setiap sumur yang
dijadikan objek penelitian yang berdasarkan data log yang tersedia. Sebelumnya,
dilakukan persiapan kelengkapan data demi mendapatkan hasil interpretasi yang
lebih akurat. Apabila seiring dengan berjalannya penelitian ini peneliti mendapati
kendala kekurangan data, peneliti akan melakukan kembali melakukan korelasi
atau analisis menggunakan data yang tersedia.

IV.1 Kelengkapan Data


Sebelum dilakukan analisis secara kualitatif maupun kuantitatif, harus
diketahui terlebih dahulu kesiapan maupun kelengkapan data setiap sumur. Pada
Tabel IV.1 Kelengkapan Data Sumur, dapat dilihat kelengkapan data tiap sumur:

Tabel IV. 1 Kelengkapan Data Sumur

Wells Log LAS Data Well Routine SCAL


Header marker
MA-03 √ √ √ x x
MA-06 √ √ √ x x

Kemudian kelengkapan dari data LAS pada setiap sumur dapat dilihat di
tabel IV.2 .
Tabel IV. 2 Kelengkapan Data LAS
Wells Depth GR CAL SP Resistivity Density Neutron TVD
MA-03 √ √ √ √ √ √ √ √
MA-06 √ √ √ √ √ √ √ √

IV.2 Analisis Kualitatif


Analisis kualitatif merupakan metode analisis yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi mula-mula dari setiap sumur yang menjadi objek penelitian
yang dalam hal ini yaitu sumur MA-03 dan MA-06 dengan interpretasi pada
tampilan triple combo yang di paparkan pada software interactive petrophysics.
Pada Gambar IV.1 Triple Combo, dapat dilihat contoh dari triple combo sumur

37
MA-03. Gambar IV.1 merupakan triplecombo yang menunjukkan interval zona
prospek hidrokarbon yang ada pada sumur MA-03.

Triple combo yang menunjukkan interval zona prospek hidrokarbon yang


berada pada sumur MA-03 dapat dilihiat pada gambar IV.1.

Gambar IV. 1 Triple Combo Sumur MA-03 (IP)

Berdasarkan pengamatan pada triplecombo tersebut dapat kita tentukan


interval pada kedalaman berapa saja yang ditentukan sebagai zona yang prospek.
Dari pengamatan pada triplecombo tersebut ditentukan kedalaman yang prospek
yaitu dapat dilihat pada Tabel IV.3

Tabel IV. 3 Zona Prospek pada Sumur MA-03


Zona Kedalaman (ft)
I 3750-3810

II 4235-4260

Penentuan interval zona prospek berdasarkan informasi yang di dapatkan


pada triplecombo yang berdasarkan kriteria tertentu seperti zona yang permeable
maupun nilai resistivitas yang tinggi, kemudian didukung dengan deviasi grafik
log NPHI dan log RHOB yang bersilangan atau dapat disebut dengan crossover
yang menunjukan kemungkinan adanya gas berdasarkan ukuran separasi yang

38
terlihat. Berdasarkan tabel IV.3 terdapat dua zona interval prospek pada sumur
MA-03.

Pada gambar Gambar IV.2 menunjukkan interval kedalaman zona prospek


1 pada sumur MA-03 yang berada pada kedalaman 3750-3810 feet.

Gambar IV.2 Indikasi Zona Prospek 1 Sumur MA-03 (IP)

Sedangkan pada gambar IV.3 dibawah ini menunjukkan interval


kedalaman zona prospek 2 pada sumur MA-03 yaitu pada kedalaman 4235-4260

39
feet.

Gambar IV.2 Indikasi Zona Prospek 2 Sumur MA-03 (IP)

Pada sumur MA-06, setelah analisis kualitatif yang dilakukan diketahui


bahwa terdapat beberapa interval zona prospek hidrokarbon yang dapat dilihat
pada tampilan triplecombo yang didapatkan dari data LAS seperti pada gambar

IV.5.

Gambar IV. 5 Triple Combo Sumur MA-06

Berdasarkan informasi dari triplecombo tersebut dapat kita interpretasikan


lokasi ataupun interval kedalaman dari zona prospek. Berdasarkan pengamatan
dapat ditentukan kedalaman yang prospek yaitu dapat dilihat pada Tabel IV.4
berikut ini.

Tabel IV. 4 Zona Prospek pada Sumur MA-06

Zona Kedalaman (ft)


I 3045-3084
II 4246-4266

40
Penentuan interval zona prospek berdasarkan informasi yang di dapatkan
pada triplecombo yang bersarakan kriteria tertentu seperti zona yang permeable
maupun nilai resistivitas yang relatif tinggi, kemudian didukung dengan deviasi

grafik log NPHI dan log RHOB yang bersilangan atau dapat disebut dengan
crossover yang menunjukan kemungkinan adanya gas berdasarkan ukuran
separasi yang terbaca, Berdasarkan tabel IV.4 terdapat dua interval zona prospek
hidrokarbon pada sumur MA-06. Pada gambar dibawah ini menunjukan dua
interval zona prospek hidrokarbon yang terbaca pada triplecombo yaitu zona 1 dan
zona 2 sumur MA-06. Secara jelas indikasi zona prospek I yang berada pada
kedalaman 3045-3084 feet dapat dilihat pada Gambar IV.6.

Gambar IV. 6 Indikasi Prospek Sumur MA-06 Zona I (IP)


Berbeda dari jenis lithologi pada zona prospek 1 dan zona prospek 2 pada
sumur MA-03, juga zona prospek 2 pada sumur MA-06 yang memiliki jenis
batuan dolomite, zona prospek 1 sumur MA-06 ini sendiri memiliki jenis lithologi
sandstone. Adapun indikasi zona prospek 2 pada sumur MA-06 yang berada pada
keda
lama
n
4246
-
4266

41
feet Secara jelas dapat dilihat pada Gambar IV.7

Gambar IV. 7 Indikasi Prospek Sumur MA-06 Zona II (IP)

IV.2.1 Penentuan lithologi pada Sumur MA-03


Penentuan jenis batuan pada setiap zona ini memiliki tujuan adalah untuk
menentuan nilai a, m, dan n yang dilakukan dengan analisis grafik crossplot log
neutron dengan log densitas. Hasil dari crossplot untuk sumur MA-03 zona I
dapat dilihat
pada Gambar
IV.8 Cross Plot MA-
03 zona I.

Gambar IV. 8 Cross Plot sumur MA-03 Zona I

Berdasarkan analisis grafik crossplot antara NPHI dan RHOB dapat kita
simpulkan bahwa pada sumur MA-03 zona 1 memiliki formasi yang tersusun
dengan jenis batuan dolomite, sehingga nilai a, m dan n berdasarkan tabel yaitu
nilai a atau faktor turtuositas adalah 0.81, nilai m atau faktor sementasi adalah 2,
adapun nilai n atau faktor saturasi yaitu 2.

42
Kemudian dilakukan kembali crossplot antara NPHI dan RHOB pada
chart, sehingga hasil crossplot antara log neutron dan log densitas sumur MA-03
zona 2 ditunjukkan pada gambar IV.9.

Gambar IV. 9 Cross Plot MA-03 Zona 2

Berdasarkan analisis grafik crossplot antara NPHI dan RHOB dapat kita
simpulkan bahwa pada sumur MA-03 zona 2 memiliki formasi yang tersusun
dengan jenis batuan dolomite, sehingga nilai a, m dan n berdasarkan tabel yaitu
nilai a atau faktor turtuositas adalah 0.81, nilai m atau faktor sementasi adalah 2,
adapun nilai n atau faktor saturasi yaitu 2.

43
IV.2.2 Penentuan Jenis Batuan Pada sumur MA-06
Penentuan jenis batuan pada setiap zona ini memiliki tujuan adalah untuk
menentuan nilai a (faktor tortuosity), m (faktor sementasi), dan n (faktor saturasi)
yang dilakukan dengan analisis grafik crossplot neutron porosity (NPHI) dengan
log densitas (RHOB), yang setiap jenis batuan memiliki nilai a, m, dan n yang
berbeda.

Hasil dari crossplot untuk sumur MA-06 zona I dapat dilihat pada Gambar

IV.10 Cross Plot MA-06 zona I.

Gambar IV. 10 Cross Plot sumur MA-06 Zona I

44
Hasil crossplot antara NPHI dan RHOB sumur MA-06 zona II ditunjukkan

pada gambar IV.11 berikut ini.


Gambar IV. 11 Cross Plot sumur MA-06 Zona II
Berdasarkan analisis grafik crossplot antara neutron porosity dan log
densitas diatas dapat kita simpulkan bahwa pada sumur MA-06 pada zona 2
tersementasi dengan jenis batuan dolomite sama seperti pada zona 1 dan 2 sumur
MA-03, sehingga nilai a, m dan n berdasarkan tabel yaitu nilai a atau faktor
turtuositas adalah 0.81, nilai m atau faktor sementasi adalah 2, adapun nilai n atau
faktor saturasi yaitu 2. Sedangkan dan zona 1 tersementasi dengan jenis batuan
sandstone, sehingga nilai a, m dan n berdasarkan tabel yaitu nilai a atau faktor
turtuositas adalah 1, nilai m atau faktor sementasi adalah 2, adapun nilai n atau
faktor saturasi yaitu 2.

IV.3 Analisis Kuantitatif


Analisis kuantitatif pertama-tama dilakukan dengan menentukan jenis
batuan yang terdapat dalam zona yang diteliti dengan analisis data dan plot antara
log neutron dan log densitas dengan melakukan Sandstone, Limestone dan
Dolomite yang kemudian membentuk kurva. Selanjutnya menentukan nilai
resistivitas air pada formasi. Kemudian setelah nilai resistivitas air didapatkan,

45
kemudian dilakukan perhitungan nilai petrofisika antara lain volume shale,
porositas, saturasi air dan permeabilitas.

Setelah mendapatkan parameter-parameter seperti resistivitas air, volume


shale, saturasi air, porositas dan permeabilitas, kemudian dilakukan perhitungan
cut off sehingga menghasilkan data seperti netsand maupun netpay atau interval
zona prospek hidrokarbon.

IV.3.1 Perhitungan Volume shale setiap zona

Dengan menggunakan Gamma Ray log, dapat ditentukan volume shale


pada formasi yang diteliti. Perhitungan tersebut berdasarkan pembacaan Gamma
Ray log pada lapisan zona prospek di setiap kedalamannya, juga pembacaan nilai
Gamma Ray log maximum dan minimum atau yang disebut dengan Shale baseline
dan Sand baseline. Setelah dilakukan perhitungan volume shale secara manual
menggunakan persamaan II.1, maka didapatkan hasil dari nilai Vshale untuk
setiap zona prospek pada sumur MA-03. Seperti pada tabel IV.5 dibawah ini
menunjukkan nilai volume shale disetiap kedalaman pada zona 1 sumur MA-03.

Tabel IV. 5 Volume shale zona prospek 1 sumur MA-03


Kedalaman Volume
(ft) shale (%)
3750 0.733
3760 0.266
3770 0.266
3780 0.506
3785 0.493
3790 0.453
3795 0.266
3805 0.413
3810 0.546

46
Sedangkan pada sumur MA-06 setelah dilakukan perhitungan volume
shale secara manual menggunakan persamaan II.1, maka didapatkan hasil dari
nilai Volume shale untuk setiap zona prospek pada sumur MA-06. Seperti pada
tabel IV.6 dibawah ini menunjukkan nilai volume shale disetiap kedalaman pada
sumur MA-06 zona 2.

Tabel IV. 6 Volume shale zona prospek 2 sumur MA-06


Kedalaman Volume
(ft) shale (fraksi)
4246 0.431
4250 0.515
4254 0.115
4258 0.105
4262 0.168
4266 0.547
4270 0.757

Pada tabel IV.7 menunjukkan nilai dari volume shale berdasarkan


perhitungan nilai Gamma Ray log disetiap kedalaman dizona prospek pada sumur
MA-03 dan sumur MA-06.

Tabel IV. 7 Volume shale zona prospek 1 sumur MA-03


NO Sumur Zona Vshale
Prospek

1 MA-03 1 0.432

2 2 0.428

3 MA-06 1 0.356

4 2 0.377

47
IV.3.2 Penentuan Temperature Formasi

Setelah menentukan kedua zona prospek pada sumur MA-03, maka tahap
selanjutnya adalah menentukan temperature, dalam penentuan temperatur formasi
dilakukan dengan menggunakan persamaan II.8. perhitungan ini membutuhkan
data seperti Borehole Temperature, Surface Temperature, True Vertical Depth
serta Nilai Measured Depth, yang mana Data tersebut telah tersedia dalam header
log di masing-masing sumur.

Berdasarkan parameter-parameter dari data log itulah dapat diuraikan


bahwa pada kedalaman 3750 feet di Zona Prospek 1 sumur XA-03 memiliki
perhitungan temperatur formasi seperti berikut :

( )
TF = ( )

( )
TF = ( )

TF = ˚F

Berdasarkan parameter-parameter dari data log juga dapat uraikan bahwa pada
kedalaman 4235 feet di Zona Prospek 2 sumur XA-03 memiliki perhitungan
temperatur formasi seperti berikut :

( )
TF = ( )

( )
TF = ( )

TF = ˚F

Maka setelah dilakukan perhitungan pada setiap kedalaman pada zona


prospek 1 sumur MA-03 didapatkan nilai temperature formasi seperti yang di
uraikan pada tabel IV.8 .

48
Tabel IV. 8 Temperature formasi pada zona prospek 1 sumur MA-03
Kedalaman
TF (˚F)
(ft)

3750 148.45

3755 148.54

3765 148.71

3770 148.79

3775 148.87

3780 148.96

3785 149.04

3790 149.13

3800 149.30

3805 149.38

3810 149.47

Sehingga setelah dilakukan perhitungan pada setiap kedalaman pada setiap


zona prospek sumur MA-03 dan sumur MA-06 didapatkan nilai dari temperatur
formasi seperti yang di tunjukkan pada tabel IV.8 berikut ini.

Tabel IV. 9 Temperatur formasi rata-rata


NO Sumur Zona Prospek TF (F)

1 MA-03 1 148.96

2 2 157.04

3 MA-06 1 135.49

4 2 154.01

49
IV.3.3 Penentuan Porositas

Penentuan Porositas dilakukan dengan pembacaan log neutron maupun log


density, yang kemudian nilai-nilai yang didapatkan dikoreksi dengan volume shale
yang mengganggu tingkat produktivitas dari batuan tersebut. Perhitungan
porositas zona prospek 1 pada sumur MA-03 secara manual dapat diuraikan
dengan rumus-rumus yang tertera pada bab II.2 :

Ø D log=

= 0,305
Ø Dcorr = Ø D log-(Ø Dshale x Vshale)
= 0,305 – (0,340 x 0,733)
= 0,055
ØNcorr = ØN - (ØNshale x Vshale)
= 0,397 – (0,465 x 0,733)
= 0,056

( )
Øeff = ( )

( )
=( )

= 0,055
Selain itu, perhitungan porositas zona prospek 2 di kedalaman 4235 pada
sumur MA-03 secara manual dapat diuraikan dengan rumus-rumus yang tertera
pada bab II.2 sebagai berikut:

Ø D log=

50
= 0,287
Ø Dcorr = Ø D log-(Ø Dshale x Vshale)
= 0,287 – (0,340 x 0,80)
= 0,014
ØNcorr = ØN - (ØNshale x Vshale)
= 0,396 – (0,465 x 0,0.80)
= 0,024

( )
Øeff = ( )

( )
=( )

= 0,019

Dalam penentuan nilai porositas di setiap zona pada sumur MA-03 dan
sumur MA-06 maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus yang
sama pada langkah perhitungan yang sudah dijabarkan diatas.

Dari rangkaian perhitungan tersebut didapatkan nilai porositas dari setiap


zona pada sumur MA-03 maupun sumur MA-06 seperti yang ditunjukkan pada
tabel IV.10 berikut ini.

Tabel IV. 10 Nilai Porositas setiap zona


NO Sumur Zona Prospek por (Fraksi)
1 1 0.160
2 MA-03 2 0.093
3 3 0.139
4 1 0.181
MA-06
5 2 0.200

IV.3.4 Penentuan Resistivitas Air Formasi

51
Sebelum penentuan saturasi air, diperlukan nilai dari resistivitas air yang
dapat ditentukan salah satunya dengan menggunakan metode Picket Plot, metode
ini merupakan hasil plot antara nilai dari porositas efektif dan resistivitas batuan .
Salah satu hal penting yang diperlukan dalam menggunakan metode picket plot
adalah dilakukan pada zona air pada setiap sumur. Hal ini diperlukan untuk
mendapatkan nilai Rw yang lebih akurat dan tidak terpengaruh oleh jenis fluida
yang lain seperti gas dan minyak.

Gambar IV.12 Picket Plot Sumur MA-03

Pada gambar IV.12 diatas menunjukkan grafik picket plot dari sumur MA-
03 dan diperoleh nilai resistivitas pada saat porositas 1 adalah sebesar 0.015
ohmm dan pada saat porositas bernilai 0.1, nilai resistivitas airnya adalah 4.5
ohmm. Yang kemudian didapatkan nilai resistivitas pada sumur MA-03 adalah
0.0185 ohmm.

52
Gambar IV.13 Picket Plot Sumur MA-06

Sedangkan pada gambar IV.13 menunjukkan grafik picket plot dari sumur
MA-06 yang mana diperoleh nilai resistivitas pada saat porositas 1 adalah sebesar
0.017 ohmm dan pada saat porositas bernilai 0.1, nilai resistivitas airnya adalah
3.4 ohmm. Yang kemudian didapatkan nilai resistivitas pada sumur MA-03 adalah
0.0209 ohmm.

IV.3.5 Penentuan Saturasi Air Formasi

Penentuan saturasi air pada suatu formasi adalah berdasarkan nilai dari
volume shale yang telah di tentukan sebelumnya pada formasi tersebut. Pada
sumur MA-03 ini saturasi air dihitung dengan menggunakan metode simandoux
dikarenakan kandungan shale yang relative tinggi pada formasi tersebut begitupun
yang dilakukan pada sumur MA-06.

Adapun parameter yang digunakan dalam perhitungan saturasi air formasi


ini adalah Rw, Rt, a, m, dan n. Parameter-parameter ini di dapatkan dari hasil
interpretasi logging dan jenis lithologi batuan pada lapangan tersebut. Pada
mayoritas lapisan yang diteliti yaitu zona prospek 1 dan zona prospek 2 pada
sumur MA-03 dan zona 2 pada memiliki jenis batuan dolomite sehingga nilai dari
a, m, n, dan C yang digunakan adalah berturut turut 0.81, 2, 2, dan 0.45.
Sedangkan pada zona 1 sumur MA-06 dengan jenis batuan sandstone dengan nilai
a, m, n, dan C berturut-turut 1, 2, 2, dan 0.40. Kemudian dengan dukungan data
dari header log, dilakukan perhitungan saturasi menggunakan metode simandoux

53
pada sumur MA-03 kedalaman 3755 feet dengan rumus seperti pada persamaan
II. 11. saturasi air yang didapatkan adalah :

Sw simandoux = * √( ) +

Sw = *√( ) +

Sw = 0.462

Selain itu pada kedalaman 3775 feet pada sumur MA-03 didapatkan nilai
saturasi air sebesar:

Sw simandoux = * √( ) +

Sw = * √( ) +

Sw= 0.394

Dengan perhitungan tersebut kemudian didapatkan hasil berupa nilai


saturasi air pada setiap zona sumur MA-03 dan sumur MA-06 seperti pada tabel
dibawah

Tabel IV.11 Nilai Saturasi Air pada sumur MA-03 dan MA-06
NO Sumur Zona Prospek Sw (%)
1 1 0.440
MA-03
2 2 0.411
3 1 0.377
MA-06
4 2 0.546

IV.3.6 Penentuan Permeabilitas

Untuk mengukur kemampuan dari batuan dalam megalirkan fluida di tiap


zona prospek pada sumur MA-03 dan sumur MA-06, dilakukan analisis
permeabilitas pada setiap zona sumur MA-03 dan sumur MA-06 dengan
perhitungan menggunakan metode Wyllie and Rose, adapun parameter yang

54
digunakan ialah porositas efektif disetiap lapizan zona yang prospek juga nilai
saturasi air Irreducible (Swirr). Adapun nilai dari saturasi air Irreducible (Swirr)
adalah sama dengan nilai dari Sw pada setiap kedalam di lapisan prospek. Hasil
dari perhitungan permeabilitas dengan metode Wyllie and Rose dengan
menggunakan persamaan 11.12 pada kedalaman 3755 feet pada zona prospek 1
sumur MA-03 sebagai berikut:

K=( )

K=( )

K = 16.67 mD

Selain itu pada kedalaman 3760 feet pada sumur MA-03 didapatkan nilai
permeabilitas adalah sebesar:

K=( )

K=( )

K = 37.14 mD
Kemudian untuk mengukur kemampuan batuan dalam mengalirkan fluida
pada setiap zona dilakukan perhitungan permeabilitas dengan metode Wyllie and
Rose dengan persamaan II.12 seperti pada pehitungan diatas. Adapun hasil
analisis permeabilitas pada setiap zona dapat dilihat pada tabel IV.13.

Tabel IV. 12 Nilai Permeabilitas (K) pada sumur MA-03 dan MA-06
NO Sumur Zona Prospek K (mD)

1 1 12.46
MA-03
2 2 79.01
3 1 35.94
MA-06
4 2 30.36

55
IV.3.7 Cut Off

Berdasarkan nilai petrofisik analisis setelahnya dilakukan cut off, atau


menghilangkan sebagian lapisan yang dianggap tidak produktif yang mengacu
pada nilai Batasan reservoir, antara lain volume shale, porositas, dan saturasi air.
Nilai dari parameter yang dijadikan acuan cut off sendiri ditentukan dengan
metode kontemporer dengan mempertimbangkan data log dari sumur MA-03
maupun sumur MA-06 yang kemudian disesuaikan dengan karakter fisik
batuannya. Adapun nilai Batasan cut off yang digunakan adalah pada tabel IV.13:

Tabel IV.13 Nilai Batasan Cut-off

No Parameter Nilai

1 Vsh ≤ 0.5

2 Porositas ≥ 0.08

3 Sw ≤ 0.65

Pada lapangan ini dilakukan dua tahapan cut off , yang pertama-tama nilai
petrofisika di cut off dengan menggunakan nilai volume shale juga porositas
sehingga menghasilkan net sand yang mana lapisan tersebut merupakan lapisan
yang permeable. Kemudian dengan menggunakan cut off saturasi air dan di
dapatkanlah lapisan net pay, artinya lapisan tersebut merupakan lapisan yang

56
permeable dan mengandung fluida hidrokarbon.

Gambar IV.14 Porositas Vs Volume Shale

Dari gambar IV.14, yakni grafik porositas efektif vs volume shale yang
menggambarkan persebaran dari lapisan-lapisan yang telah di cut off terhadap
Batasan cut off lithologi yang pada grafik ini adalah volume shale. Maka dari itu,
didapatkan nilai dari ne sand pada zona hidrokarbon yang tersebar pada kuadran
empat.

Gambar IV.15 Porositas Vs Saturasi Air

Setelah didapatkan nilai dari net sand, nilai net sand dilanjutkan dengan
melakukan cut off saturasi, yakni untuk mendapatkan nilai dari net pay dengan
menggunakan data nilai saturasi air. Sehingga melalui gambar IV.10 yaitu grafik
porositas efektif vs saturasi air, diketahui bahwa titik-titik yang berada pada
kuadran empat merupakan lapisan net pay atau ketebalan bersih pada zona
prospek atau dengan kata lain yang dianggap sebagai lapisan produktif, sehingga
nilai dari net pay tersebut dapat digunakan dalam mencari cadangan awal
hidrokarbon.

Melalui tahapan-tahapan interpretasi kualitatif yang dilakukan, didapatkan


nilai-nilai parameter petrofisika pada sumur MA-03 dan sumur MA-06 lapangan
MA dari analisis yang ditunjukkan pada tabel IV.14

57
Pada tabel IV.14 yaitu data yang menunjukkan nilai petrofisika di sumur MA-03
dan MA-06 pada lapisan net pay atau ketebalan bersih. Melalui data tersebut
dapat kita ketahui bahwa porositas rata-rata dari empat zona yang diteliti adalah
0.178, saturasi air sebesar 0.43, volume shale sebesar 0.31, dan permeabilitas
rata-rata sebesar 36.97 mD.

Tabel IV.14 Nilai Petrofisika Pada Sumur MA-03 dan MA-06

Ketebalan (feet)
Zona K
NO Sumur Net Net Øeff Vsh Sw
Prospek Gross (mD)
Sand Pay
1 1 60 50 50 0.17 0.38 0.40 15.94
MA03
2 2 45 20 20 0.24 0.21 0.35 118.51
3 1 45 42 42 0.18 0.37 0.46 34.95
MA06
4 2 40 20 20 0.18 0.27 0.50 27.46

58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan

Pada bab ini dipaparkan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan
pada Sumur MA-03 dan Sumur MA-06 untuk dapat menentukan nilai petrofisika
pada zona prospek hidrokarbon dan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Cara menentukan zona prospek hidrokarbon adalah yang pertama


dengan metode kualitatif, yaitu dengan interpretasi data log pada
triplecombo dengan menentukan zona permeable pada track 1
kemudian pada track 2 yang menunjukkan nilai dari Rt kemudian
pembacaan pada track 3 yaitu neutron porosity dan log densitas
untuk mengetahui adanya gas dan minyak. Kemudian dengan
metode kuantitatif dengan penentuan jenis litologi pada setiap zona,
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai-nilai petrofisik,
sehingga mengetahui zona mana saja yang memiliki nilai porositas
maupun permeabilitas yang baik sesuai kriteria.
2. Pada Sumur MA-03 terdapat tiga zona prospek hidrokarbon yakni
pada kedalaman 3750-3810 feet (Zona 1) dan 4235-4260 feet (Zona
2). Sedangkan pada Sumur MA-06 memiliki dua zona prospek
yakni zona 1 pada kedalaman 3045-3084 feet dan zona kedua yaitu
pada kedamalan 4246-4266 feet.
3. Volume Shale yang didapatkan Sumur MA-03 yaitu sebesar 43.2%
pada zona 1 dan 46.8% pada zona 2 , pada sumur MA-06
didapatkan sebesar 36.3% pada zona 1 dan 45.1% pada zona 2.
Nilai porositas yang didapatkan pada sumur MA-03 adalah 16% di
zona satu dan 13.9% pada zona 2. Adapun pada sumur MA-06
memiliki nilai porositas sebesar 18.1% pada zona satu dan 20%
pada zona dua. Nilai Sw yang didapatkan sebesar 44.04% pada zona
1 dan 38.4% pada zona 2 , pada sumur MA-06 didapatkan nilai Sw
sebesar 38.9% pada zona 1 dan 52.7% pada zona 2. Dan nilai
permeabilitas yang didapatkan adalah pada sumur MA-03 yaitu

57
sebesar 12.46 mD pada zona 1 dan 148.43 mD pada zona 2 , pada
sumur MA-06 didapatkan nilai permeabilitas sebesar 35.37 mD
pada zona 1 dan 25.89 mD pada zona 2.
4. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa ketebalan
lapisan net sand pada sumur MA-03 adalah 106 feet sedangkan
pada sumur MA-06 ketebalan lapisan hidrokarbon atau net sand-
nya adalah 62 feet. Adapun ketebalan lapisan hidrokarbon atau net
pay pada sumur MA-03 adalah 106 feet sedangkan pada sumur
MA-06 ketebalan lapisan hidrokarbon atau net paynya adalah 62
feet.

V.II Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhitungkan nilai


cutoff perzona dari setiap sumur yang menjadi objek penelitian.

58
DAFTAR PUSTAKA

Crain, E. R. “Petrophysical Handbook. Rocky Mountain House “, AB : Spectrum


2000 Mindware, 2010.
Tarek, Ahmad. “Reservoir Engineering Handbook Second Edition”. Gulf
Professional Publishing. United States.2001
Dewan, John T. “Essentials of Modern Open-Hole Log Interpretation.”, PennWell
Books,PennWell Publishing. Oxford, 2005.

Nugrahanti, Asri dan Sumantri, Penilaian Formasi I, Celakan Mediatama, Bogor,


2011
Nugrahanti, Asri, “Bahan Kuliah Penilaian Formasi”, Universitas Trisakti,
Jakarta, 2013.
Rukmana, Dadang dkk, “Teknik Reservoir Teori dan Aplikasi”, Percetakan Pohon
Cahaya, Yogyakarta, 2012
Schlumberger, Log Interpretation Charts, Schlumberger Ltd, Texas, 2000

Sembodo dan Nugrahanti, Asri, “Penilaian Formasi II”, Universitas Trisakti,


Jakarta, 2012.
Sitaresmi Hendri, Ratnayu, “Diktat Petunjuk Praktikum Penilaian Formasi”.
Universitas Trisakti, Jakarta, 2013.
Wiharjo, Lukas. “ Bahan Kuliah Penilaian Formasi “, Jakarta, 2013

Almani, S. (2011). Spontaneous Potential Log. Doha: Unknown.


Crain, E. R. (1999). Crain Petrophisicals Handbooks. New York: Client List.
De Witt, M. (1991). Petroleum Geology Of The Appalachian Basin. New York:
USA Geological Survey.
Hendrysman, A. (2019). Penilaian Formasi. Jakarta: Unknown.
J, S. (2015). Basic Well Logging And Formation Evaluation. London: BookBoon.
Koesomadinata. (1980). Geologi Minyak Dan Gas Bumi. Bandung : Insitut
Teknologi Bandung.
Krygowsky, G. A. (2004). Basic Well Log Analysis. Tulsa Oklahoma: AAPG.
MACHUDOR YUSMAN. (2015). PENGEMBANGAN APLIKASI ENKRIPSI
DAN DESKRIPSI. DIPA BLU YUNIOR, 4.
Nugrahanti, A. (2015). Penilaian Formasi I. Jakarta: Universitas Trisakti.

59
Puri Wijayanti, R. S. (2020). Evaluation Calculation Of the Water Saturation With
Simandoux And Indonesia Method In P Layer R Field. Jurnal Ilmiah
Teknik Perminyakan, 142-146.
Puslitbang tekMIRA. (2011). PEMBANGUNAN APLIKASI PEMANTAUAN
PRODUKSI TAMBANG BATUBARA DIBAWAH TANAH. Final
Draft, 63.
Ramadhan, N. (2019). ANALISIS PEMILIHAN ZONA PROSPEK
BERDASARKAN DATA LOG DAN PARAMETER PETROFISIKA.
JAKARTA: USAKTI.
Rider. (2008).
Schlumberger. (1997). Log Interpretation Chart. Houston Taxas: Schlumberger.
Sclumberger. (2020). Compensated Density Log . oilfield glossary, 8.
Serra. (1984).
Serra, O. (1988). Fundamentals Of Well Log Interpretation. Amsterdam: Elsevier
Science Publishing Company.
Sitaresmi, R. (2015). ANALISIS PENENTUAN ZONA PRODUKTIF DAN
PERHITUNGAN CADANGAN. Jakarta: Universitas Trisakti.
Almani, S. (2011). Spontaneous Potential Log. Doha: Unknown.
Crain, E. R. (1999). Crain Petrophisicals Handbooks. New York: Client List.
De Witt, M. (1991). Petroleum Geology Of The Appalachian Basin. New York:
USA Geological Survey.
Hendrysman, A. (2019). Penilaian Formasi. Jakarta: Unknown.
J, S. (2015). Basic Well Logging And Formation Evaluation. London: BookBoon.
Koesomadinata. (1980). Geologi Minyak Dan Gas Bumi. Bandung : Insitut
Teknologi Bandung.
Krygowsky, G. A. (2004). Basic Well Log Analysis. Tulsa Oklahoma: AAPG.
MACHUDOR YUSMAN. (2015). PENGEMBANGAN APLIKASI ENKRIPSI
DAN DESKRIPSI. DIPA BLU YUNIOR, 4.
Nugrahanti, A. (2015). Penilaian Formasi I. Jakarta: Universitas Trisakti.
Puri Wijayanti, R. S. (2020). Evaluation Calculation Of the Water Saturation With
Simandoux And Indonesia Method In P Layer R Field. Jurnal Ilmiah
Teknik Perminyakan, 142-146.
Puslitbang tekMIRA. (2011). PEMBANGUNAN APLIKASI PEMANTAUAN
PRODUKSI TAMBANG BATUBARA DIBAWAH TANAH. Final
Draft, 63.
60
Ramadhan, N. (2019). ANALISIS PEMILIHAN ZONA PROSPEK
BERDASARKAN DATA LOG DAN PARAMETER PETROFISIKA.
JAKARTA: USAKTI.
Rider. (2008).
Schlumberger. (1997). Log Interpretation Chart. Houston Taxas: Schlumberger.
Sclumberger. (2020). Compensated Density Log . oilfield glossary, 8.
Serra. (1984).
Serra, O. (1988). Fundamentals Of Well Log Interpretation. Amsterdam: Elsevier
Science Publishing Company.
Sitaresmi, R. (2015). ANALISIS PENENTUAN ZONA PRODUKTIF DAN
PERHITUNGAN CADANGAN. Jakarta: Universitas Trisakti.

61
LAMPIRAN A
A.1 HEADER LOG SUMUR X-04

A.II HEADER LOG SUMUR X-08

62
63

Anda mungkin juga menyukai