Anda di halaman 1dari 110

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT


PLANNING (MRP) (Studi Kasus : UD Sumber Jati Kab. Pati)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :

MUHAMMAD NUR KAMIN


NIM 31601800064

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2023
ANALYSIS OF PLANNING AND CONTROL OF RAW MATERIAL
INVENTORY USING THE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
(MRP) METHOD (Case Study: UD Sumber Jati, Pati Regency)

FINAL PROJECT

This Report was Prepared to Fulfill One of the Requirements for Obtaining a
Bachelor Degree (S1) in the Industrial Engineering Study Program, Faculty of
Industrial Technology, Sultan Agung Islamic University, Semarang

Arranged by :

MUHAMMAD NUR KAMIN


NIM 31601800064

INDUSTRIAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


INDUSTRIAL TECHNOLOGY FACULTY
SULTAN AGUNG ISLAMIC UNIVERSITY
SEMARANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS PERENCANAAN DAN


PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (Studi Kasus : UD Sumber
Jati Kab. Pati)” ini disusun oleh :
Nama : Muhammad Nur Kamin
NIM : 31601800064
Program Studi : Teknik Industri
Telah disahkan oleh dosen pembimbing pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Novi Marlyana, S.T., M.T., IPU Wiwiek Fatmawati, S.T., M.Eng.
ASEAN Eng. NIK. 060 012 8601
NIK. 000 503 6501

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Nuzulia Khoiriyah, ST, MT.


NIK. 210 603 029
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Muhammad Nur Kamin
Nim : 31601800064
Judul Tugas Akhir : ANALISIS PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) (Studi Kasus : UD
Sumber Jati Kab. Pati)

Dengan bahwa ini saya menyatakan bahwa judul dan isi Tugas Akhir yang
saya buat dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Teknik
Industri tersebut adalah asli dan belum pernah diangkat, ditulis ataupun
dipublikasikan oleh siapapun baik keseluruhan maupun sebagian, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, dan
apabila di kemudian hari ternyata terbukti bahwa judul Tugas Akhir tersebut
pernah diangkat, ditulis ataupun dipublikasikan, maka saya bersedia dikenakan
sanksi akademis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuk
tanggung jawab.

Semarang, 2023
Yang Menyatakan

Muhammad Nur Kamin


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Muhammad Nur Kamin
NIM : 31601800064
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
Alamat Asal : Desa Bumiayu Luboyo rt : 04 / rw : 05 Kecamatan Wedarijaksa
Kabupaten Pati
Dengan ini menyatakan Karya Ilmiah berupa Tugas Akhir dengan Judul :
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT
PLANNING (MRP) (Studi Kasus : UD Sumber Jati Kab. Pati)

Menyetujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak bebas Royalti Non-Eksklusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap menyantumkan nama penulis debagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam karya ilmiah ini, maka
segala bentuk tuntutan hokum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi
tanpa melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 2023
Yang Menyatakan

Muhammad Nur Kamin


HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin…
Sembah sujud dan rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan kasih sayangnya terhadap saya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Sholawat serta salam saya haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga kita semua mendapat syafa’at
beliau di hari kiamat nanti aamiin.
Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :
kepada orang tua yang saya cintai dan sayangi
(Ibu Ngatini & Bapak Alm.Wasirin)
Sebagai wujud rasa terimakasih saya atas doa, motivasi, dukungan, dan materi
yang tiada henti untuk kesuksesan saya yang sangat luar biasa dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Selesainya tugas akhir ini merupakan capaian awal
yang bisa saya berikan untuk mengukir senyum di wajah Ibu.
Dan terakhir saya persembahkan karya tulis ini untuk kedua pembimbing yang
selama ini telah membantu dan membimbing saya untuk menyelesaikan tugas
akhir ini teruntuk Ibu Dr. Ir. Novi Marlyana, S.T., M.T., IPU ASEAN Eng. dan
Ibu Wiwiek Fatmawati, S.T., M.Eng saya ucapkan banyak terimakasih telah
menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan skripsi ini

ix
HALAMAN MOTTO

“Tetap Semangat Walaupun Rintangan Menghadang”


(Muhammad Nur Kamin)

x
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbilala’min puji dan syukur penulis haturkan atas kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan laporan tugas akhir dengan “Analisis Perencanaan Dan
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Material Requirement
Planning (MRP) (Studi Kasus : UD Sumber Jati Kab. Pati)” dengan lancar
tanpa ada halangaan sedikitpun dan tidak lupa pula sholawat serta salam kami
tujukan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabatnya semoga kita
mendapat manfaatnya kelak di Yaumul Kiamat Amin.
Adapun tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah sebagai bentuk syarat
untuk mendapatkann gelar sarjana Strata Satu ( S1 ) Program Studi Teknik
Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Penulis menyadari adanya banyak kekurangan dalam penyusunan Tugas
Akhir ini, mengingat keterbatasan Infomasi dan pengalaman. Kritik dan saran
yang bersifat objektif dan rasional sangat penulis harapkan agar penulis dapat
menjadi lebih baik di kesempatan selanjutnya.
Dalam penulisan dan penyelesaian laporan ini, penulis mendapatkan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapakan
terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Novi Marlyana, S.T., M.T., IPU ASEAN Eng. selaku Dosen
Pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
2. Ibu Wiwiek Fatmawati, S.T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan fikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan
skripsi ini.

xi
3. Para Dosen Penguji atas masukan saran dan kritiknya sangat membantu proses
pengerjaan laporan.
4. Dosen-dosen di FTI, khususnya dosen teknik industri FTI UNISSULA yang
telah membimbing dan mengajar materi selama perkuliahan.
5. Seluruh karyawan dan pemilik UD Sumber Jati Kab. Pati, antara lain : Mas
Santoso, dan seluruh Karyawan, yang sudah direpotkan pada saat pengambilan
data.
6. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan loving kindness, do’a,
dan dukungan baik moral kepada penulis.
7. Teman-teman Teknik Industri angkatan 2018 yang menjadi tempat cerita dan
mendukung saya dalam proses pengerjaan skripsi.
Akhir dari laporan ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan seluruh mahasiswa Fakultas Teknologi Industri pada umumnya.

Wassalamualaikum Warrahmatullah Wabarakattuh.

Semarang, 2023
Yang Menyatakan

Muhammad Nur Kamin

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL….i
HALAMAN COVER………………………………………………..…………...ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGiii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR…………………….…
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHvi
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………..vii
HALAMAN MOTTO……………………………………………...…………..viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ix
DAFATR ISI………………………………………………………………...…...xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..….xiv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xv
ABSTRAK……………………………………………………………......…….xvi
ABSTRACT……………..…………………………………...…...……………xvii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Pembatasan Masalah4

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Mannfaat Penelitian

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI


2.1 Tinjauan Pustaka

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Persediaan
2.2.2 Tujuan Persediaan

xiii
2.2.3 Fungsi Persediaan
2.2.4 Jenis-Jenis Persediaan
2.2.5 Biaya-Biaya Persediaan
2.2.6 Definisi Material Requirement Planning (MRP)
2.2.7 Tujuan dan filosofi MRP
2.2.8 Komponen MRP
2.2.9 Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)
2.2.10 Peramalan
2.2.11 Time series
2.2.12 Moving Average
2.2.13 Exponential Smoothing
2.2.14 Regresi Linear
2.2.15 Perhitungan Error Peramalan
2.2.16 Daftar Material (Bill Of Material)
2.2.17 Catatan Persediaan (inventory master file)
2.2.18 Proses MRP
2.2.19 Output MRP
2.2.20 Model-Model Penentuan Ukuran Lot (Lot Sizing)38
2.2.21 Teknik Lot For Lot
2.2.22 Teknik Economic Order Quantity (EOQ)
2.2.23 Teknik Period Order Quantity (POQ)
2.2.24 Assembly Chart
2.3 Hipotesis Dan Kerangka Teoritis

2.3.1 Hipotesis
2.3.2 Kerangka Teoritis
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Melakukan Studi Pustaka dan Lapangan


3.2.2 Mengidentifikasi Permasalahan Perusahaan

xiv
3.2.3 Menentukan Batasan Penelitian
3.3 Pengolahan Data

3.4 Metode Analisa

3.5 Pengujian Hipotesa

3.6 Penarikan Kesimpulan

3.7 Diagram Alir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN47


4.1 Deskripsi Tempat Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan


4.1.2 Jam Kerja Karyawan
4.1.3 Alur Proses Pembuatan
4.1.4 Data Permintaan
4.1.5 Bill Of Material (BOM) Almari Kayu
4.1.6 Data Persediaan
4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Kebutuhan Bahan Baku


4.2.2 Data Biaya
4.2.3 Data Peramalan (forecasting)
4.2.4 Eksponensial Smooting
4.2.5 Linier Progression0
4.2.6 Agregate Planning
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Studi Literatur……………………………..……….………………….


Tabel 2.2 Studi Literatur............................................................................................
Tabel 2.3 Studi Literatur............................................................................................
Tabel 2.4 Studi Litertur..............................................................................................
Tabel 2.5 Studi Litertur..............................................................................................

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Studi Literatur........................................................................................


Gambar 2.3 Studi Literatur........................................................................................
Gambar 2.4 Studi Litertur..........................................................................................
Gambar 2.5 Studi Litertur..........................................................................................
Gambar 2.2 Studi Literatur
Gambar 2.3 Studi Literatur
Gambar 2.4 Studi Litertur
Gambar 2.5 Studi Litertur

xvii
ABSTRAK

UD Sumber Jati adalah perusahaan furnitur yang memproduksi barang barang


seperti almari, lokasi perusahaaan di Desa Bumiayu Luboyo, Kec. Wedarijaksa,
Kab. Pati, Jawa Tengah. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi yaitu
kayu jati berasal dari pegepul kayu jati. Menanggapi fluktuasi permintaan produk,
perusahaan ini belum melakukan kapasitas manajemen untuk menentukan jumlah
bahan baku atau komponen produk serta perusahaan masih kurang memenuhi
permintaan pesanan konsumen serta tidak tepatnya waktu penyelesaian pesanan
produk yang mana ini akan membuat kekecewaan konsumen kepada perusahaan
serta menghambat produksi dalam pembuatan produk sehingga mengurangi
tingkat efisiensi biaya, keuntungan dan waktu pada perusahaan. Berdasarkan
konteks yang dijelaskan, ketidakpastian permintaan pelanggan/konsumen
memaksa perusahaan untuk mengatur tingkat persediaan bahan baku dan produk
jadi serta penjadwalan dalam meyelesaikan suatu produk yang dipesan oleh
konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jumlah bahan baku serta
penjadwalan dalam pembuatan produk agar bisa memenuhi permintaan konsumen
pada UD Sumber Jati untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan baku
mebel, dan cara pengendalian bahan baku mebel serta penjadwalan dalam
pembuatan produk agar bisa memenuhi permintaan konsumen yang berdampak
kepuasan konsumen terhadap perusahaan.

Kata Kunci : Metode Material Requirement Planning (MRP), UD Sumber Jati


Kab. Pati, Perencanaan Dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku.

xviii
ABSTRACT

UD Sumber Jati is a furniture company that produces goods such as cupboards,


the company location is in Bumiayu Luboyo Village, Kec. Wedarijaksa, Kab.
Pati, Central Java. The raw material used in the production process, namely teak
wood, comes from teak wood collectors. Responding to fluctuations in product
demand, this company has not yet implemented the management capacity to
determine the amount of raw materials or product components and the company
still does not fulfill consumer order requests and the time for completing product
orders is inaccurate, which will make consumers disappointed with the company
and hamper production in making products so that reducing the level of cost,
profit and time efficiency in the company. Based on the context explained,
uncertainty in customer/consumer demand forces companies to regulate inventory
levels of raw materials and finished products as well as scheduling in completing
a product ordered by consumers. The purpose of this research is to determine the
amount of raw materials and scheduling in making products so that they can meet
consumer demand at UD Sumber Jati to avoid shortages and excesses of raw
materials for furniture, and how to control raw materials for furniture and
scheduling in making products so that they can meet consumer demand which
impacts satisfaction. consumers towards the company.

Keywords: Material Requirement Planning (MRP) Method, UD Sumber Jati Kab.

Pati, Planning and Controlling Raw Material Inventory.

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu Pertumbuhan ekonomi di Indonesia menyebabkan
perkembangan industri di Indonesia. Industri yang semakin berkembang
ditandai dengan semakin berkem - bangnya perusahaan, sehingga tingkat
persaingan menjadi semakin ketat, sehingga membutuhkan inovasi baik
dari segi kualitas produk maupun kinerjanya. Dengan peningkatan kualitas
diharapkan konsumen akan percaya dan loyal terhadap produk perusahaan
Wahyono et al., (2014).

Peningkatan kualitas saja tidak cukup, adanya permintaan yang tidak


menentu menyebabkan perusahaan menyesuaikan persediaan bahan baku
atau komponen untuk membuat produk tersebut. Menurut Taylor (2004),
persediaan adalah sejumlah barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Tingkat persediaan harus
dipertahankan, kapan persediaan harus dipasok dan jumlah pesanan apa
yang harus dipasok dan jumlah pesanan waktu yang baik. Tentunya
pelanggan akan merasa puas jika kebutuhan pelanggan akan produk
terpenuhi, dan secara tidak langsung akan tidak senang jika perusahaan
tidak dapat memenuhi ketersediaan produk yang diinginkan atau bahkan
akan beralih ke perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Yang
sering terjadi adalah kuantitas yang diminta oleh konsumen tidak sesuai
dengan kuantitas yang diproduksi oleh perusahaan. Hal ini mendorong
berbagai perusahaan menerapkan pengaturan persediaan baik bahan baku
maupun jumlah produk jadinya Wahyono et al., (2014).

Hampir semua perusahaan manufaktur memiliki persediaan.


Menurut Murdifin dan Mahfud (2007), persediaan dibagi menjadi dua
kategori, independen dan dependen. Inventaris independen adalah bentuk
inventaris di mana penentuan kuantitas bahan baku tidak dibatasi oleh
2

kuantitas produk akhir, inventaris dependen dibatasi, dan persediaan bahan


didasarkan pada kuantitas produk jadi. Produk yang dihasilkan. atau
diproduksi sebagian besar perusahaan yang menggunakan persediaan
dependen adalah perusahaan yang memproduksi produknya dengan
merakit atau menyortir bahan baku atau komponen produk Wahyono et al.,
(2014)

Furnitur adalah salah satu industri manufaktur yang mengubah kayu


menjadi barang-barang seperti lemari, tempat tidur, meja, kursi, dll.
Furnitur tergolong industri dependen karena dalam menghasilkan produk,
bahan atau komponen produk yang dibuat dengan cara perakitan. Bahan
baku atau komponen produk tersebut saling bergantung dalam arti bahan
baku tertentu tidak dapat diubah atau diproduksi tanpa bahan baku lain
untuk waktu tertentu dan dalam jumlah tertentu Wahyono et al., (2014).

UD Sumber Jati merupakan industri yang bergerak di bidang


pembuatan mebel yang terletak di kecamatan Wedarijaksa - kabupaten
Pati. Menanggapi fluktuasi permintaan produk, perusahaan ini belum
melakukan kapasitas manajemen untuk menentukan jumlah persediaan
bahan baku atau komponen produk serta sering kelebihan bahan baku di
gudang yang mana ini akan menghambat produksi dalam pembuatan
produk sehingga menimbulkan penumpukan bahan baku di gudang
sehingga menyebabkan kerugian pada perusahaan.

Berdasarkan konteks yang dijelaskan, menanggapi fluktuasi


permintaan produk, memaksa perusahaan untuk mengatur tingkat
persediaan bahan baku atau komponen produk agar tidak kelebihan bahan
baku supaya tidak menimbulkan penumpukan di gudang yang mana ini
berakibat kerugian pada perusahaan. Bahan baku adalah input untuk
produksi beberapa output. Perencanaan persediaan bahan baku penting
untuk mencegah kelebihan bahan baku agar tidak terjadi kerusakan atau
keusangan bahan baku.
3

Pada periode Mei sampai Oktober 2023 perusahaan melakukan pembelian


bahan baku yang didatangkan ke gudang selalu melebihi kapasitas produksi
sehingga menimbulkan biaya simpan pada sistem inventory. Jika pada periode
Mei sampai Oktober 2023 kebutuhan bahan kaca tebal 5 mili P x L 145cm x 33cm
sebesar 1408, perencanaan bahan baku mendatangkan bahan baku sebesar 1690.
Berikut data-data yang ada di UD Sumber Jati pada tabel dibawah ini.

Tabel 1. 1 Rekapitulasi pengadaan bahan baku Almari kayu

Mei - Oktober Kebutuhan 352(unit) Persediaan Sisa


Kaca tebal 5 mili P x L
4 1408 1690 282
145cm x 33cm
Papan kayu tebal 3 cm 6 2112 2535 423
Papan kayu tebal 1,5 cm 9 3168 3802 634
Secrup 3 cm 35 12320 14784 2464
Secrup 5 cm 15 5280 6336 1056
Paku 3 cm 50 17600 21120 3520
Kunci 4 1408 1690 282
Handle alumunium 8 2816 3380 564
Engsel 20 7040 8448 1408
Lem isi 1 kg 1 352 423 71
Poksi isi 1 kg 1 352 423 71
Cat isi 2 kg 1 352 423 71
Pernis isi 1 liter 1 352 423 71

Sumber : UD Sumber Jati Kab. Pati

Berdasarkan tabel 1.1 UD Sumber Jati juga mengalami masalah


terkait pasokan bahan baku yang berlebih sehingga menyebabkan
penumpukan di gudang yang berakibat kerugian pada perusahaan serta
menimbulkan biaya simpan pada sistem inventory. selama ini perusahaan
belum memberikan solusi apapun untuk keadaan ini sehingga perlu untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut, agar persediaan bahan baku tidak
berlebih atau sesuai yang diinginkan perusahaan dengan pemilihan metode
perhitungan biaya yang paling efisien untuk mengoptimalkan inventory
dan proses produksi di UD Sumber Jati Kab. Pati.
4

1.2 Perumusan Masalah


Dari permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana cara mendapatkan penjadwalan pengadaan bahan baku almari
kayu yang sesuai dengan kebutuhan produksi ?
2. Bagaimana cara mengefisienkan proses produksi ?

1.3 Pembatasan Masalah


Agar tidak melenceng dari tujuan penelitian semula, maka batasan
masalah adalah sebagai berikut :

1. Periode penelitian tugas akhir dilaksanakan selama 6 bulan pada bulan Mei
2023 sampai Oktober 2023.

2. Data yang digunakan adalah data penelitian lapangan yang meliputi


dokumentasi, observasi dan wawancara yang dilakukan di UD Sumber Jati
Kab. Pati.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian diatas yaitu :
1. Untuk menciptakan penjadwalan pengadaan bahan baku yang sesuai dengan
kebutuhan produksi untuk mendapatkan biaya yang efisien.
2. Untuk menciptakan proses produksilyang efisien dan optimal.

1.5 Manfaat Penelitian


Berikut merupakan manfaat penelitian dalam tugas akhir ini :
a. Untuk Perusahaan
Dapat digunakan sebagai mitra bahan baku untuk perusahaan dalam
referensi untuk menyempurnakan sistem perencanaan dan pengendalian
bahan baku untuk perusahaan.
b. Untuk Peneliti
5

Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menerapkan teori-teori yang


diteliti dan berpikir sistematis tentang pemecahan masalah dalam
perencanaan dan pengendalian bahan baku produk almari kayu.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam0memberikan0gambaran0yang0lebih0jelas mengenai isi
laporan maka0perlu0diberikan rangkaian bab-bab yang berisikan tentang
uraian secara umum, teori-teori0yang0diperlukan dalam0penelitian0serta
analisis permasalahan kedalam0suatu0sistematika0sebagai0berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari lima sub bab, yaitu latar belakang, pembatasan
masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian. Pada bab ini diharapkan pembaca bisa mendapatkan
gambaran tentang0apa0saja0yang0akan0dibahas didalam skripsi
ini, 0atau0dengan
kata0lain0bab0ini0merupakan0pengantar0untuk bab-
bab0selanjutnya.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi beberapa pustaka yang menjadi acuan untuk
menetapkan0hipotesis0penelitian. Pustaka-pustaka tersebut
berasal dari jurnal internasional, jurnal nasional, prosiding
konferensi0internasional0dan0prosiding0konferensi nasional.
Dan materi-materi metode yang berhubungan dengan fakta dan
menjadi landasan untuk meganalisa data.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab0ini berisi gambaran tentang metode penelitian yang


digunakan oleh penulis dalam penelitian skripsi. Bab ini terdiri
dari penelitian lapangan, pengumpulan data, teknik
pengumpulan data, pengujian hipotesa, metode analisis,
pembahasan, kesimpulan, diagram alir, dan tahapan dalam
pengolahan data dengan menggunakan metode Material
6

Requipment Planning.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis melakukan pengolahan data yang
dikumpulkan, menganalisa, menafsirkan dikaitkan dengan
kerangka teoritis0atau0kerangka0analisa pada0landasan0teori,
dan membahas0hasil0output0yang di dapat dan terkait dengan
landasan teori yang telah dimiliki. Materi-materi0yang0akan
dibahas0dan0dianalisa0didalam0bab0ini terdiri dari pengumpulan
data, pengolahan0data0serta0analisa0dan pembahasannya.
BAB V : PENUTUP
Pada0bab0ini0adalah bagian penutup dari semua yang telah
dicapai0didalam0masing-masing bab0skripsi ini. Kesimpulan
diambil0dari0hasil penelitian dan pembahasan0yang dianalisa
berdasarkan0kenyataan0dilapangan, 0landasan teori dan peraturan
yang0ada. Saran-saran0dari0penulis0disertakan0pada bab0ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Tinjauan Pustaka merupakan referensi referensi yang berisi tentang
teori temuan dan penelitian terdahulu yang diperoleh dari berbagai macam
bahan referensi sehingga dapat dijadikan untuk landasan kegiatan
penelitian dan penyusunan kerangka teoritis dari penelitian ini.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Wahyono et al., (2014) dengan


judul Analisis Metode Material Requirement Planning (MRP) Pada Usaha
Mebel Soedirman Kabupaten Jember. Permasalahan yang terjadi selama
ini Usaha Mebel Soedirman dalam memenuhi permintaan produk
perusahaan ini belum mempunyai manajemen yang cukup dalam
menentukan jumlah bahan baku atau komponen produknya, hanya
berdasarkan perkiraan saja tanpa adanya perencanaan yang tepat, sehingga
masalah yang selalu dihadapi oleh perusahaan tersebut adalah biaya yang
dikeluarkan baik untuk membeli bahan baku maupun biaya penyimpanan
masih sangat tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Usaha
Mebel Soedirman dengan menggunakan metode MRP dengan teknik Lot
For Lot. Pada tahap pertama dengan membuat Jadwal Produksi Induk
yaitu dengan meramalkan besarnya jumlah unit untuk bulan Maret 2014
dengan metode rata-rata bergerak (Moving Average) dan penghalusan
eksponensial (Eksponential Smoothing). Kedua metode peramalan tersebut
dibandingkan dan dipilih berdasarkan kesalahan rerata (Average Error)
terkecil. Dengan menggunakan Material Requirement Planning (MRP)
dengan teknik Lot For Lot dapat ditentukan berapa besar jumlah
komponen yang dibutuhkan dalam membuat produk lemari Usaha Mebel
Soedirman tersebut.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi & Hasibuan, (2020)


dengan judul Perencanaan persediaan bahan baku amoxicillin
8

menggunakan Metode Material Requirement Planning : studi kasus


perusahaan Farmasi. Permasalahan yang terjadi perusahaan belum mampu
mengantisipasi laju pertumbuhan permintaan, saat ini perusahaan masih
belum memiliki perencanaan yang baik dalam menentukan ukuran
pemesanan bahan baku. Pemesanan yang dilakukan oleh perusahaan hanya
berdasarkan peramalan dari periode sebelumnya tanpa melihat stock yang
tersisa di gudang. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menangani
permasalahan tersebut yaitu Metode MRP untuk menentukkan besarnya
lot pemesanan pada masing-masing bahan baku dan menekan biaya
simpan. Teknik lot size yang digunakan meliputi Lot for Lot (LFL),
Economic Order Quantity (EOQ), dan Fixed Periode Requirement (FPR).
Dari ketiga teknik lot size yang digunakan, metode LFL memberikan total
biaya persediaan terendah.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Alfayyad et al., (2014) dengan


judul Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Daging Dan Ayam
Dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada
Restoran Steak Ranjang Bandung. Permasalahan yang terjadi di
perusahaan tersebut yaitu Restoran Steak Ranjang merupakan salah satu
restoran steak di Bandung yang mengalamai perkembangan bisnis yang
cukup pesat tetapi tidak memiliki sistem manajemen atau metode dalam
melakukan pembelian atau pemesanan bahan baku sehingga restoran ini
mengalami keadaan kelebihan atau bahkan kekurangan bahan baku pada
saat oprasionalnya. Hasil menggunakan metode EOQ yaitu mengetahui
dan menentukan kuantitas pemesanan dan frekuensi pemesanan bahan
baku yang optimal serta mengetahui besar nilai total biaya persediaan
bahan baku sebelum dan sesudah menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Hertanto, (2020) dengan judul


Metode Min-Max Dan Penerapannya Sebagai Pengendali Persediaan
Bahan Baku Pada PT. Balatif Malang. Permasalahan yang ada di
9

perusahaan tersebut yaitu tanpa perhitungan persediaan yang tepat ,


perusahaan akhirnya dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan tidak
dapat memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu. Perusahaan
manufaktur diharuskan dapat melakukan pengendalian persediaan dengan
baik karena dapat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi.
menerapkan metode Min-Max dalam pengendalian persediaan bahan baku
yang terdapat di PT. Balatif Malang. Metode ini merupakan metode
pengendalian bahan baku yang berasumsi bahwa persediaan bahan baku
terdapat pada dua tingkatan , yaitu tingkat maksimum dan tingkat
minimum. Jika tingkat maksimum dan tingkat minimum telah ditetapkan,
maka pada saat persediaan sampai ke tingkat minimum pemesanan bahan
baku harus dilakukan untuk menempatkan persediaan pada tingkat
maksimum. Sehingga perusahaan akan dapat terhindar dari kelebihan
persediaan yang menyebabkan pemborosan. Disatu sisi persediaan bahan
baku yang terlalu kecil dapat menghambat kelancaran proses produksi.

Dari penelitian yang dilakukan oleh widianto, (2021) dengan judul


Analisis Pengendalian Persediaan Pakan Udang Dengan Metode Min-Max
Stock Pada CV. Ikhsan Jaya. Permasalahan yang terjadi di CV. Ikhsan
jaya yaitu pernah terjadi kekurangan stok pakan udang dimana apabila
terjadi kekurangan pakan pada bulan maret, sepember dan oktober tahun
2018, sedangkan apabila terjadi kelebihan stok pakan hal ini akan
menambah biaya penyimpanan dan apabila pakan di simpan di dalam
gudang dengan waktu yang lama maka kualitas pakan akan menurun
karena pakan udang hanya boleh di simpan di dalam gudang penyimpanan
tidak lebih dari 10 hari setelah masa pemberian pakan jenis tersebut
berakhir. Dalam metode ini, kuantitas maksimum dan minimum untuk
setiap jenis variabel sudah ditentukan. Tingkatan minimum merupakan
batas pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kekurangan
dalam variabel tersebut, dari tingkat minimum ini sekaligus merupakan
titik untuk melakukan pemesanan kembali, dimana kuantitas bahan baku
yang dipesan adalah sebesar kebutuhan untuk menjadikan persediaan pada
10

tingkat yang maksimum. Pelaksanaan metode Min-Max Stock ini


didasarkan pada observasi fisik atau melalui pencatatan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Apriyani & Muhsin, (2017)
dengan judul Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Metode Economic Order Quantity Dan Kanban Pada PT Adyawinsa
Stamping Industries. Permasalahan yang terjadi yaitu Dalam menjalankan
produksinya, PT Adyawinsa Stamping Industries sering terjadi kondisi
jumlah persediaan bahan baku mendekati stockout terutama pada material
bagian mobil dengan nomor seri AA-437 (58371-BZ130). Hal ini
dikarenakan adanya ketidakpastian dalam menentukan jumlah pembelian
bahan baku yang optimal dan keterlambatan pemesanan bahan baku
dengan menggunakan Metode EOQ memberikan kuantitas pemesanan
yang paling optimal dengan mengeluarkan biaya per periode pada bahan
baku produk AA-437 sebesar Rp 1.377.668.782,00 sedangkan untuk
metode Kanban sebesar Rp 1.396.108.693,00. Persediaan pengaman
apabila menggunakan metode EOQ sebesar 1582 unit sedangkan
menggunakan metode Kanban sebesar 110 unit.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Susmita & Cahyana, (2018)
dengan judul Pemilihan Metode Permintaan Dan Perencanaan Kebutuhan
Bahan Baku Dengan Metode MRP Di PT. XYZ. Permasalahan yang
terjadi pada PT. XYZ bergerak dibidang manajemen pemeliharaan
pesawat terbang. Perusahaan ini masih mempunyai permasalahan
berkenaan dengan tidak terkoordinasinya bahan-bahan yang diperlukan
untuk pemeliharaan badan pesawat. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, perlunya suatu metode yang tepat untuk melakukan pengadaan
bahan. Hasil penelitian dengan Material requirements planning (MRP)
adalah metode penjadwalan untuk purchased planned dan manufactured
planned orders. Dengan objek penelitian pada bagian placarding.
Penelitian ini mengambil data dari jumlah penggunaan material selama 1
tahun terakhir dimulai dari oktober 2016 hingga september 2017.
Peneltitan dimulai dari pemilihan metode peramalan terbaik dengan 3
11

metode, kemudian setelah didapatkan metode terbaik dilakukan


perhitungan nilai kesalahan peramalan. Jika didapatkan data terkendali
kemudian dilakukan perhitungan biaya persedian dengan lot sizing.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Salam & Mujiburrahman,
(2018) dengan judul Analisis Perencanaan Bahan Baku Perakitan Lemari
Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP) Pada Bengkel
Furniture. Permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya perencanaan
persediaan bahan baku untuk mengurangi lead time dalam produksi
perakitan lemari serta pencatatan penyimpanan bahan baku yang
berantakan sehingga membuat pemborosan dalam biaya penyimpanan.
Maka Pengolahan Data sekunder yakni IMF,BOM dan MPS untuk
menyusun Material Requirement Planning (MRP) Serta menentukan
metode teknik Lot Sizing untuk membandingkan hasilnya sehingga
diperoleh kombinasi pengadaan bahan baku yang optimum.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyani et al., (2017) dengan
judul Perencanaan Bahan Baku Kayu Jati Pada CV. Roda Jati Dengan
Metode Material Requirement Planning (MRP). Permasalahan yang di
hadapi stok kayu jati yang dimiliki perusahaan terlalu banyak dari pada
kebutuhan perusahaan. Material Requirement Planning (MRP) yang
diterapkan untuk produksi bulan Mei, Juni dan Juli tahun 2017. Teknik lot
for lot dalam menentukan jumlah kayu jati yang harus dipesan
memberikan keuntungan bagi CV. Roda Jati karena dapat menghemat
biaya.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Mahmudi et al., (2019) dengan
judul Rancang Bangun Sistem Persediaan Gudang Pada PT Abadi Jaya
Manunggal Menggunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity).
Permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam mengelola barang gudang
yang begitu banyak PT Abadi Jaya Manunggal masih menggunakan cara
manual, seperti dalam pendataan bahan baku ketika bahan baku sampai ke
gudang perusahaan, terdapat karyawan khusus yang bertugas mencatat
data bahan baku berdasarkan jumlah dan ukuran, kemudian di salin
12

dengan menggunakan aplikasi Ms Excel untuk tahap pembuatan laporan.


Dengan kegiatan pencatatan persediaan secara manual, dapat
mengakibatkan proses rekapitulasi laporan menjadi lambat dan tidak tepat
waktu. keterlambatan penerbitan laporan persediaan bisa mengakibatkan
terlambatnya bagi manajemen untuk mengambil keputusan, seperti
informasi jumlah stok terbaru saat ini. Dengan menggunakan metode
perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) penulis berharap bisa
membantu perusahaan untuk mengubah pola dan budaya bekerja
perusahaan dalam upaya mengurangi pembiayaan yang tidak terduga
selama ini.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Ulur Rosyad et al., (2019)
dengan judul Sistem Inventory Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Dengan Metode DES Dan EOQ Pada CV. Barokah Jaya. Permasalahan
yang dihadapi selama ini CV. Barokah Jaya dalam kebijakan pengadaan
bahan baku belum menerapkan sistem pengendalian persediaan khususnya
metode EOQ (Ekonomic Order Quantity), yaitu menentukan jumlah
pembelian yang optimal sehingga biaya persediaan menjadi minimum.
Pembelian bahan baku hanya berdasarkan intuisi manager. Seringkali
perusahaan membeli bahan baku dalam jumlah yang relatif besar dan tidak
menyesuaikan tingkat kebutuhan produksi. Oleh karena itu pada penelitian
ini, dikembangkan suatu aplikasi untuk menghitung kebutuhan bahan baku
untuk bulan berikutnya berdasarkan data penjualan dan kebutuhan bahan
baku di bulan sebelumnya, penghitungan menggunakan metode double
exponential smoothing dan economic order quantity. Setelah dibuatnya
aplikasi ini penyetokan bahan baku menjadi lebih optimal dan tidak terjadi
lagi penumpukan bahan baku karena over stock.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Agustrimah et al., (2020)
dengan judul Perencanaan kebutuhan bahan baku dengan metode material
requirement planning (MRP) pada proses produksi jas almamater di home
industry Kun Tailor Tulungagung. Permasalahan yang terjadi Hasil
observasi menunjukkan temuan masalah manajemen rantai pasok kurang
13

baik dan jadwal produksi tidak sistematis sehingga terjadi kekurangan


bahan baku proses produksi. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata
kebutuhan bahan baku perbulan untuk bahan baku kain sebanyak 171,46
meter, bahan baku puring sebanyak 118,25 meter, bahan baku benang
sebanyak 4.493,5 meter dan bahan baku kancing sebanyak 946 pcs.
Jumlah produksi jas almamater rata-rata perbulan 118 pcs. Teknik lot
sizing yang paling efisien adalah Wagner-Whitin dengan penghematan
total sebesar 51%.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Wibisono et al., (2017) dengan


judul Analisis Penerapan MRP Terhadap Perencanaan Dan Pengendalian
Persediaan Bahan Baku Pada PT. Latif Di Kediri. Masalah dalam
penelitian ini mengenai persediaan bahan baku dengan menggunakan
sistem made in order. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem informasi
yang diharapkan dalam pemenuhan kebutuhan bahan baku dapat dilakukan
dengan tepat dan penentuan biaya persediaannya dapat ditetapkan
seoptimal mungkin yaitu melalui penerapan MRP. Dari hasil penghitungan
kedua lot sizing dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode Lot
Sizing Lot for Lot untuk setiap bahan baku SH-15 pada PT. Latif dapat
meminimalkan biaya total persediaan sebesar Rp 60.000,- apabila
dibandingkan dengan metode Lot Sizing Part Period Balancing.
14

Berikut ini studi literature penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:


Tabel 2.1 Literature Review
No. Penelitian Judul Sumber Metode Permasalahan Hasil
1. Winarko, Hadi Analisis Metode Artikel Ilmiah Metode MRP Usaha Mebel Soedirman dalam Berdasarkan penelitian yang
Wahyono, Material Requirement Mahasiswa 2014 memenuhi permintaan produk dilakukan pada Usaha Mebel
Handriyono Planning (MRP) Pada (https://repository.une belum mempunyai manajemen Soedirman dengan menggunakan
Usaha Mebel j.ac.id/bitstream/hand yang cukup dalam menentukan metode MRP dengan teknik Lot For
Soedirman Kabupaten le/123456789/63800/ jumlah bahan baku atau Lot. Pada tahap pertama dengan
Jember Winarko.pdf?sequen komponen produknya, hanya membuat Jadwal Produksi Induk yaitu
ce=1&isAllowed=y) berdasarkan perkiraan saja tanpa dengan meramalkan besarnya jumlah
diakses 14-6-2022 adanya perencanaan yang tepat, unit untuk bulan Maret 2014 dengan
sehingga masalah yang dihadapi metode rata-rata bergerak (Moving
oleh perusahaan tersebut adalah Average) dan penghalusan
biaya yang dikeluarkan baik eksponensial
untuk membeli bahan baku (Eksponential Smoothing). Kedua
maupun biaya penyimpanan metode peramalan tersebut dipilih
masih sangat tinggi. berdasarkan kesalahan rerata (Average
Error) terkecil. Dengan menggunakan
metode MRP dengan teknik Lot For
Lot dapat ditentukan berapa besar
jumlah komponen yang dibutuhkan
dalam membuat produk lemari Usaha
15

Mebel Soedirman tersebut.


2. Firda Pratiwi, Perencanaan Operations Excellence, Metode MRP perusahaan belum mampu Metode MRP untuk menentukkan
Sawarni persediaan bahan 2020, 12(3): 344-354 mengantisipasi laju besarnya lot pemesanan pada masing-
Hasibuan baku amoxicillin pertumbuhan permintaan, saat masing bahan baku dan menekan
menggunakan metode ini perusahaan masih belum biaya simpan. Teknik lot size yang
material requirement memiliki perencanaan yang baik digunakan meliputi Lot for Lot (LFL),
planning: studi kasus dalam menentukan ukuran Economic Order Quantity (EOQ), dan
perusahaan Farmasi pemesanan bahan baku. Fixed Periode Requirement (FPR).
Pemesanan yang dilakukan oleh Dari ketiga teknik lot size yang
perusahaan hanya berdasarkan digunakan, metode LFL memberikan
peramalan dari periode total biaya persediaan terendah.
sebelumnya tanpa melihat stock
yang tersisa di gudang.
3. Gema Lestari Analisis Pengendalian e-Proceeding of Metode EOQ Restoran Steak Ranjang Hasil menggunakan metode EOQ
Saragi, Retno Persediaan Bahan Management : Vol.1, merupakan salah satu restoran yaitu mengetahui dan menentukan
Setyorini, Baku Daging Dan No.3 Desember 2014 | steak di Bandung yang kuantitas pemesanan dan frekuensi
ST.,MM Ayam Dengan Page 542 mengalamai perkembangan pemesanan bahan baku yang optimal
Menggunakan bisnis yang cukup pesat tetapi serta mengetahui besar nilai total
Metode Economic tidak memiliki sistem biaya persediaan bahan baku sebelum
Order Quantity manajemen atau metode dalam dan sesudah menggunakan metode
(EOQ) Pada Restoran melakukan pembelian atau Economic Order Quantity (EOQ).
Steak Ranjang pemesanan bahan baku sehingga
Bandung restoran ini mengalami keadaan
16

kelebihan atau bahkan


kekurangan bahan baku pada
saat oprasionalnya.
4. Ronny Hendra Metode Min-Max Dan Jurnal Administrasi Metode Min- Tanpa perhitungan persediaan, PT. Balatif Malang menerapkan
Hertanto Penerapannya dan Bisnis, Vol.14, No. Max perusahaan akhirnya dihadapkan metode Min-Max dalam pengendalian
Sebagai Pengendali 2, Desember 2020, resiko bahwa perusahaan tidak persediaan bahan baku, metode ini
Persediaan Bahan ISSN 1978-726X, dapat memenuhi permintaan merupakan metode pengendalian
Baku Pada PT. Balatif eISSN 2715-0216 tepat waktu. Perusahaan bahan baku yang berasumsi bahwa
Malang manufaktur diharuskan persediaan bahan baku terdapat pada
melakukan pengendalian dua tingkatan , yaitu tingkat
persediaan dengan baik karena maksimum dan tingkat minimum. Jika
dapat berpengaruh terhadap tingkat maksimum dan tingkat
kelancaran proses produksi. minimum telah ditetapkan, maka pada
saat persediaan sampai ke tingkat
minimum pemesanan bahan baku
harus dilakukan untuk menempatkan
persediaan pada tingkat maksimum.
Sehingga perusahaan dapat terhindar
dari kelebihan persediaan yang
menyebabkan pemborosan . Disatu
sisi persediaan bahan baku yang
terlalu kecil dapat menghambat
17

kelancaran proses produksi.


5. Ahmad Condro Analisis Pengendalian Jurnal PENA Vol.35 Metode Min- permasalahan yang terjadi di Dalam metode ini, kuantitas
Widiyanto Persediaan Pakan No.1 Edisi Maret 2021 Max CV. Ikhsan jaya yaitu terjadi maksimum dan minimum untuk setiap
Udang Dengan kekurangan stok pakan udang jenis variabel sudah ditentukan.
Metode Min-Max dimana terjadi kekurangan Tingkatan minimum merupakan batas
Stock Pada CV. pakan pada bulan maret, pengaman yang diperlukan untuk
Ikhsan Jaya sepember dan oktober tahun mencegah terjadinya kekurangan
2018, sedangkan apabila terjadi dalam variabel tersebut, dari tingkat
kelebihan stok pakan hal ini minimum ini sekaligus merupakan
akan menambah biaya titik untuk melakukan pemesanan
penyimpanan dan apabila pakan kembali, dimana kuantitas bahan baku
di simpan di dalam gudang yang dipesan adalah sebesar
dalam waktu lama maka kualitas kebutuhan untuk menjadikan
pakan menurun karena pakan persediaan pada tingkat yang
udang hanya boleh di simpan di maksimum. Pelaksanaan metode Min-
dalam gudang penyimpanan Max Stock ini didasarkan pada
tidak lebih dari 10 hari setelah observasi fisik atau melalui
masa pemberian pakan jenis pencatatan.
tersebut berakhir.
6. Noor Apriyani, Analisis Pengendalian Jurnal OPSI Vol 10 No Metode EOQ Dalam menjalankan Metode EOQ memberikan kuantitas
Ahmad Muhsin Persediaan Bahan 2 Desember 2017 dan Kanban produksinya, PT Adyawinsa pemesanan yang paling optimal
Baku Dengan Metode Stamping Industries sering dengan mengeluarkan biaya per
Economic Order terjadi kondisi jumlah periode pada bahan baku produk AA-
18

Quantity Dan Kanban persediaan bahan baku 437 sebesar Rp 1.377.668.782,00


Pada PT Adyawinsa mendekati stockout terutama sedangkan untuk metode Kanban
Stamping Industries pada material bagian mobil sebesar Rp 1.396.108.693,00.
dengan nomor seri AA-437 Persediaan pengaman apabila
(58371-BZ130). Hal ini menggunakan metode EOQ sebesar
dikarenakan adanya 1582 unit sedangkan menggunakan
ketidakpastian dalam metode Kanban sebesar 110 unit.
menentukan jumlah pembelian
bahan baku yang optimal dan
keterlambatan pemesanan bahan
baku.
7. Aprillia Pemilihan Metode Website: Metode MRP PT. XYZ bergerak dibidang Hasil penelitian dengan MRP adalah
Susmita,Babay Permintaan Dan jurnal.umj.ac.id/ manajemen pemeliharaan metode penjadwalan untuk purchased
Jutika Cahyana Perencanaan index.php/semnastek pesawat terbang. Perusahaan ini planned dan manufactured planned
Kebutuhan Bahan masih mempunyai permasalahan orders. Dengan objek penelitian pada
Baku Dengan Metode berkenaan dengan tidak bagian placarding. Penelitian ini
MRP Di PT. XYZ terkoordinasinya bahan-bahan mengambil data dari jumlah
yang diperlukan untuk penggunaan material selama 1 tahun
pemeliharaan badan pesawat. terakhir dimulai dari oktober 2016
Untuk mengatasi permasalahan hingga september 2017. Penelititan
tersebut, perlunya metode yang dimulai dari pemilihan metode
tepat untuk melakukan peramalan terbaik dengan 3 metode,
pengadaan bahan. kemudian setelah didapatkan metode
19

terbaik dilakukan perhitungan nilai


kesalahan peramalan. Jika didapatkan
data terkendali kemudian dilakukan
perhitungan biaya persedian dengan
lot sizing.
8. ASHABUL Analisis Perencanaan https://journal.univer Metode MRP Permasalahan yang dihadapi Pengolahan Data sekunder yakni
KAHFI1 , BUDI Bahan Baku Perakitan sitassuryadarma.ac.id adalah tidak adanya IMF,BOM dan MPS untuk menyusun
SUMARTONO2 Lemari Dengan /index.php/jtin/article/ perencanaan persediaan bahan Material Requirement Planning
, DAN BASUKI Metode Material viewFile/486/452 baku untuk mengurangi lead (MRP) Serta menentukan metode
ARIANTO1 Requirement (14 Juni 2022) time dalam produksi perakitan teknik Lot Sizing untuk
Planning (MRP) Pada lemari serta pencatatan membandingkan hasilnya sehingga
Bengkel Furniture penyimpanan bahan baku yang diperoleh kombinasi pengadaan bahan
berantakan sehingga membuat baku yang optimum.
pemborosan dalam biaya
penyimpanan.
9. Aries Fifty Perencanaan Bahan AGRISTA : Vol. 5 No. Metode MRP stok kayu jati yang dimiliki Metode Material Requirement
Sulistiyani, Baku Kayu Jati Pada 3 September 2017 : 47- perusahaan terlalu banyak Planning (MRP) yang diterapkan
Agustono, CV. Roda Jati Dengan 58 daripada kebutuhan perusahaan. untuk produksi bulan Mei, Juni dan
Erlyna Wida Metode Material Juli tahun 2017. Teknik lot for lot
Riptanti Requirement dalam menentukan jumlah kayu jati
Planning (MRP) yang harus dipesan memberikan
keuntungan bagi CV. Roda Jati karena
20

dapat menghemat biaya.


10. Wildana Lathif Rancang Bangun Prosiding Metode EOQ Permasalahan yang dihadapi Dengan menggunakan metode
Mahmudi1) , Sistem Persediaan KONFERENSI perusahaan dalam mengelola perhitungan Economic Order Quantity
Dedy Kurniadi, Gudang Pada PT ILMIAH barang gudang yang begitu (EOQ) penulis berharap bisa
ST., M.Kom2) , Abadi Jaya MAHASISWA banyak PT Abadi Jaya membantu perusahaan untuk
Ir. Agus Adhi Manunggal UNISSULA (KIMU) 2 Manunggal masih menggunakan mengubah pola dan budaya bekerja
Nugroho, M.T., Menggunakan Universitas Islam cara manual, seperti dalam perusahaan dalam upaya mengurangi
IPM 3) Metode EOQ Sultan Agung pendataan bahan baku ketika pembiayaan yang tidak terduga
(Economy Order Semarang, 18 Oktober bahan baku sampai ke gudang selama ini.
Quantity). 2019 ISSN. 2720-9180 perusahaan, terdapat karyawan
khusus yang bertugas mencatat
data bahan baku berdasarkan
jumlah dan ukuran, kemudian di
salin dengan menggunakan
aplikasi Ms Excel untuk tahap
pembuatan laporan.
11 Faiz Ulur Sistem Inventory Prosiding Metode DES selama ini CV. Barokah Jaya Oleh karena itu pada penelitian ini,
Rosyad 1), Dedy Pengendalian KONFERENSI Dan EOQ dalam kebijakan pengadaan dikembangkan suatu aplikasi untuk
Kurniadi 2), Persediaan Bahan ILMIAH bahan baku belum menerapkan menghitung kebutuhan bahan baku
Bagus Satrio Baku Dengan Metode MAHASISWA sistem pengendalian persediaan untuk bulan berikutnya berdasarkan
WP 3) DES Dan EOQ Pada UNISSULA (KIMU) 2 khususnya metode EOQ data penjualan dan kebutuhan bahan
CV. Barokah Jaya. Universitas Islam (Ekonomic Order Quantity), baku di bulan sebelumnya,
Sultan Agung yaitu menentukan jumlah penghitungan menggunakan metode
21

Semarang, 18 Oktober pembelian yang optimal double exponential smoothing dan


2019 ISSN. 2720-9180 sehingga biaya persediaan economic order quantity. Setelah
menjadi minimum. Pembelian dibuatnya aplikasi ini penyetokan
bahan baku hanya berdasarkan bahan baku menjadi lebih optimal dan
intuisi manager. tidak terjadi lagi penumpukan bahan
baku karena over stock.

12 Yuli Agustrimah Perencanaan TEKNIKA: JURNAL Metode Hasil observasi menunjukkan Hasil penelitian menunjukkan rata-
a,1 , Agustin kebutuhan bahan baku SAINS DAN MRP temuan masalah manajemen rata kebutuhan bahan baku perbulan
Sukarsono a , dengan metode TEKNOLOGI VOL 16 rantai pasok kurang baik dan untuk bahan baku kain sebanyak
Sukarni Sukarni material requirement NO 01 (2020) 53–60 jadwal produksi tidak sistematis 171,46 meter, bahan baku puring
a planning (MRP) pada sehingga terjadi kekurangan sebanyak 118,25 meter, bahan baku
proses produksi jas bahan baku proses produksi. benang sebanyak 4.493,5 meter dan
almamater di home bahan baku kancing sebanyak 946
industry Kun Tailor pcs. Jumlah produksi jas almamater
Tulungagung rata-rata perbulan 118 pcs. Teknik lot
sizing yang paling efisien adalah
Wagner-Whitin dengan penghematan
total sebesar 51%
13 Gunawan Analisis Penerapan JATI UNIK, 2017, Metode MRP Masalah dalam penelitian ini Dari hasil penghitungan kedua lot
Wibisono1* , Sri MRP Terhadap Vol. 1, No. 1, Hal. 40- mengenai persediaan bahan sizing dapat diambil kesimpulan
Rahayuningsih2 Perencanaan Dan 46 baku dengan menggunakan bahwa penerapan metode Lot Sizing
, Heribertus Pengendalian sistem made in order. Oleh Lot for Lot untuk setiap bahan baku
22

Budi Santoso3 Persediaan Bahan karena itu dibutuhkan suatu SH-15 pada PT. Latif dapat
Baku Pada PT. Latif sistem informasi yang meminimalkan biaya total persediaan
Di Kediri diharapkan dalam pemenuhan sebesar Rp 60.000,- apabila
kebutuhan bahan baku dapat dibandingkan dengan metode Lot
dilakukan dengan tepat dan Sizing Part Period Balancing.
penentuan biaya persediaannya
dapat ditetapkan seoptimal
mungkin yaitu melalui
penerapan MRP.
23

Dari beberapa penelitian terdahulu tentang perencanaan dan persediaan


bahan baku ada macam macam metode yaitu :

- Metode Economic Order Quantity (EOQ) yaitu mengetahui dan


menentukan kuantitas pemesanan dan frekuensi pemesanan bahan baku
yang optimal serta mengetahui besar nilai total biaya persediaan bahan
baku.
- Metode Min-Max merupakan metode pengendalian bahan baku yang
berasumsi bahwa persediaan bahan baku terdapat pada dua tingkatan,
yaitu tingkat maksimum dan tingkat minimum. Jika tingkat maksimum
dan tingkat minimum telah ditetapkan, maka pada saat persediaan
sampai ke tingkat minimum pemesanan bahan baku harus dilakukan
untuk menempatkan persediaan pada tingkat maksimum. Sehingga
perusahaan akan dapat terhindar dari kelebihan persediaan yang
menyebabkan pemborosan.
- Metode MRP yaitu merancang suatu sistem yang mampu menghasilkan
informasi untuk mendukung aksi yang tepat baik berupa pembatalan
pesanan, pesan ulang, atau penjadwalan ulang. Aksi ini sekaligus
merupakan suatu pegangan untuk melakukan pembelian dan/ atau
produksi.

Maka dapat disimpulkan bahwa penulis memilih analisis perencanaan dan


pengendalian persediaan bahan baku dengan metode Material Requirement
Planning (MRP) dengan alasan metode tersebut paling tepat dan paling optimal
dalam mengatasi permasalahan tersebut dikarenakan metode Material
Requirement Planning (MRP) sesuai dengan masalah yang ada di perusahaan dan
membahas lengkap permasalahan yang ada di UD Sumber Jati dari perencanaan
persediaan bahan baku yang optimal.

2.2 Landasan Teori


Berikut ini adalah landasan teori dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Persediaan
24

Persediaan adalah stok dari berbagai barang atau sumber daya yang
digunakan dalam organisasi. Sistem persediaan adalah seperampat kebijakan dan
pengontrolan yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat mana
yang harus terjaga, kapan stok harus diisi ulang dan seberapa besar pesanan yang
harus dilakukan. Pengertian persediaan menurut Syakur (2009;125) sebagai
berikut:“Persediaan meliputi segala macam barang yang menjadi objek pokok
aktivitas perusahaan yang tersedia untuk diolah dalam proses produksi atau
dijual”.

Menurut Rangkuti (2004:1) mengatakan bahwa persediaan merupakan suatu


aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang barang yang masih
dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang
menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Menurut Prawirosentono
(2005:83) berdasarkan jenis operasi perusahaan, arti persediaan dapat
diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam yakni sebagai berikut :

- Pada perusahaan manufaktur yang memproses bahan dari input menjadi


output. Persediaan adalah simpanan bahan baku dan barang setengah jadi
(work in proses) untuk diproses menjadi barang jadi (finished goods) yang
mempunyai nilai tambah lebih besar secara ekonomis untuk di jual ke
pihak ketiga (konsumen).

- Pada perusahaan dagang. Persediaan adalah sejumlah barang jadi yang


siap untuk didagangkan atau dijualkan kepada pihak ketiga (konsumen).

Dengan melihat beberapa definisi persediaan oleh beberapa para ahli di


atas maka dapat dikatakan bahwa perusahaan akan selalu mengadakan atau
melakukan persediaan sebelum memulai aktivitasnya. Pengadaan persediaan ini
bertujuan untuk antisipasi terhadap pemenuhan permintaan.

2.2.2 Tujuan Persediaan


Menurut Yamit (2008) dan Febian (2011:8) tujuan manajemen persediaan
untuk menyediakan jumlah material yang tepat dan biaya yang rendah.
25

Manajemen persediaan sangat berkaitan dengan sistem persediaan didalam suatu


perusahaan yang bertujuan untuk menciptakan efisiensi dalam proses konversi.
Didalam persedian pastinya terdapat hal-hal yang perlu diketahui termasuk tujuan
dari persediaan itu sendiri.
Menurut pendapat Anggarini (2007:163) yang mengutarakan bahwa tujuan
kebijakan persediaan adalah untuk merencanakan tingkat optimal investasi
persediaan, dan mempertahankan tingkat optimal tersebut melalui persediaan.

2.2.3 Fungsi Persediaan


Nasution dan Prasetyawan (2008:116) menjelaskan bahwa fungsi utama
persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan
barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat
mencapai kinerja (performance) yang optimal. Dan hal-hal lain yang perlu
diketahui juga di dalam persediaan yakni fungsi dari persediaan itu sendiri.
Menurut Tampubolon (2004:190) yang mengatakan bahwa mengefektifkan
sistem persediaan bahan. Efisiensi operasional perusahaan dapat ditingkatkan
melalui persediaan pada mengefektifkan fungsi-fungsi dibawah ini:
- Fungsi Decoupling adalah merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan
persediaan Decouple dengan mengadakan pengelompokkan operasional
secara terpisah-pisah.
- Fungsi Economic Size merupakaan penyimpanan persediaan dalam jumlah
besar dengan mempertimbangkan adanya diskon atas pembelian bahan,
diskon atas kualitas untuk dipergunakan dalam proses konversi, serta
didukung kapasitas gudang yang memadai.
- Fungsi Antisipasi merupakan penyimpanan persediaan bahan yang
fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya
pesanan bahan dari pemasok. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses
konversi tetap berjalan lancar.

2.2.4 Jenis-Jenis Persediaan


26

Persediaan mempunyai jenis-jenis sesuai karakteristik tersendiri dan cara


pengelolaan yang berbeda. Adapun menurut Handoko (1999:334) berdasarkan
bentuk fisiknya, persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni :
- Persediaan bahan mentah (raw material) artinya adalah persediaan barang
berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang
digunakan dalam proses produksi.
- Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/ componen)
artinya adalah persediaan barang barang yang terdiri dari
komponenkomponen yang diperoleh dari perusahaan lain secara langsung
dapat dirakit menjadi suatu produk.
- Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) artinya adalah
persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi
bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
- Persediaan dalam proses (work in process) artinya adalah persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses
produksi
atau telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih
lanjut menjadi barang jadi.
- Persediaan barang jadi (finished goods) artinya adalah persediaan barang-
barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual
atau dikirim kepada pelanggan.

2.2.5 Biaya – Biaya Persediaan


Persediaan tentunya memiliki macam-macam biaya yang wajib disediakan
oleh pabrik atau perusahaan dan lain sebagainya. Menurut Handoko (1999:336),
dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya (jumlah)
persediaan, biayabiaya variabel berikut ini harus dipertimbanngkan.
Biaya Penyimpanan (Holding Cost atau Carrying Cost) Artinya adalah
biaya persediaan terdiri dari atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kuantitas persediaan. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli,
tetapi diproduksi sendiri (didalam pabrik) perusahaan. Perusahaan tersebut
27

menghadapi biaya penyiapan (set-up cost) untuk memproduksi komponen


tertentu.
Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs). Biaya yang timbul
apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya kekurangan
bahan sangat sulit untuk diukur dalam praktik, hal ini tersebut terutama
dikarenakan bahwa kenyataannya biaya ini sering merupakan opportunity cost
yang sulit diperkirakan secara objektif.

2.2.6 Definisi Material Requirement Planning (MRP)


Dalam penyelesaian masalah atau persoalan,biasanya diperlukan dasar yang
dapat membantu mengantarkan ke pokok atau arah pemecahannya. Dasar yang
digunakan umumnya adalah penjelasan umum mengenai pengertian
permasalahan, dan penjelasan metode atau teori yang telah ada. Dalam persoalan
pengendalian bahan baku untuk sebuah produk agar tidak terjadinya kecacatan
dalam produksi, maka diperlukan adanya metode atau teori yang akan
menanggulanginya. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teori Material
Requirement Planning atau yang biasa disingkat menjadi MRP.
Material Requirement Planning (MRP) adalah suatu tekhnik yang
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian bahan baku,item barang
(komponen) yang tergantung(dependen) pada tingkat (level) yang lebih tinggi.
MRP pertama kali ditemukan oleh Joseph Orlicky dari J.I Case company(1960).
Material Requirement Planning (MRP) itu sendiri adalah sistem yang
dirancang untuk kepentingan perusahaan manufaktur baik besar maupun kecil.
Alasannya adalah karena MRP merupakan pendekatan yang logis dan mudah
dipahami untuk memecahkan masalah yang terkait dengan penentuan jumlah
bahan, komponen dan material yang akan digunakan dalam proses produksi.

Menurut Haming dan Najmuddin (2014:32) Material Requirement Planning


(MRP) atau perencanaan kebutuhan material merupakan suatu metode yang
dimulai dengan kegiatan peramalan terhadap permintaan produk yang jadi
independen,menentukan kebutuhan permintaan terkait untuk :
28

a. kebutuhan terhadap tiap jenis komponen (material,part atau ingrediants)


b. jumlah pasti yang benar benar diperlukan
c. waktu membuat peramalan secara bertahap yang diperlukan untuk memenuhi
pesanan guna mencukupi suatu rencana produksi.

Haming dan Najmuddin (2014:32) menyimpulkan beberapa unsur penting


yang dapat dijumpai dari pergantian MRP dari para ahli tersebut,yaitu :

a. Jadwal induk produksi sebagai landasan untuk menyusun rencana dan


jadwal pengadaan. Jadwal produksi ini lazim disebut master production
scheduling (MPS).

b. Status persediaan yang akan menjadi landasan penentuan jumlah unit yang
harus dipesan,lazim disebut inventory record.

c. Struktur produk yang akan menjadi landasan untuk menghitung jumlah unit
bahan yang dibutuhkan untuk setiap jenis bahan yang dibutuhkan, lazim
disebut sebagai bill of material (BOM)

d. Waktu tenggang anatara pemesanan dan penerimaan pesanan yang


dimaksud,lazim disebut sebagai lead time.

2.2.7 Tujuan dan filosofi MRP


Sistem MRP digunakan untuk mengendalikan tingkat persediaan dengan
prioritas utamanya pada persediaan item– item dan menentukan kapasitas sistem
produksi. Dalam MRP terdapat tiga prisip yaitu:

a. Dalam penentuan persediaan dengan prinsip pemesanan komponen yang


tepat, pemesanan dalam jumlah yang tepat dan pemesanan pada waktu yang
tepat.

b. Dalam menentukan prioritas meliputi pesanan dengan jatuh tempo yang


tepat dan menjaga jatuh tempo yang valid.
29

c. Dalam penentuan kapasitas meliputi: menentukan muatan yang lengkap,


menentukan muatan yang akurat dan menentukan waktu yang cukup untuk
muatan di masa yang akan datang.

Tujuan MRP adalah untuk memperbaiki layanan pelanggan, meminimalkan


investasi persediaan dan memaksimalkan efisiensi operasi produksi. Sedangkan
filosofi MRP adalah material dipercepat pada saat penundaan jadwal produksi
menguntungkan dan ditunda pada saat jadwal ditunda. Herjanto (2008:276-277)
menyebutkan bahwa sistem MRP di maksudkan untuk mencapai tujuan sebagai
berikut:

a. Meminimalkan persediaan sistem MRP menentukan berapa banyak dan


kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan jadwal induk
produksi. Dengan menggunakan metode ini, pengadaan (pembelian)
komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat
dilaksanakan sebatas yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan
biaya persediaan.

b. Mengurangi resiko karena keterlambatan produksi atau pengiriman;MRP


mengindentifikasi banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik
dari segi jumlah dan waktunya dengan memperhatikan waktu tenggang
produksi maupun pengadaan (pembelian) komponen.

c. Komitmen yang realistis dengan MRP jadwal produksi diharapkan dapat


dipenuhi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sehingga komitmen
terhadap pengiriman barang dapat dilakukan secara lebih realistis. Hal ini
mendorong meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.

Suatu sistem pada umumnya terdapat input dan output. Input dari sistem
MRP itu sendiri adalah master production schedule (MPS) atau jadwal produksi
induk, inventory status file (berkas status persediaan dan bill of material (BOM)
atau daftar material sedangkan outputnya adalah order release requirement (ORR)
atau kebutuhan material yang akan dipesan,Order scheduling (jadwal pemesanan
material) dan planned order (rencana pesan yang akan datang).
30

2.2.8 Komponen MRP


Komponen dasar MRP terdiri dari atas jadwal induk produksi, daftar
kebutuhan material,dan catatan persediaan. Berdasarlkan informasi dari jadwal
induk produksi dapat diketahui permintaan dari suatu produk akhir itu, status
persediaan dan waktu tenggang yang diperlukan untuk memesan bahan atau
merakit komponen yang diperlukan (Herjanto 2008:277). Masing masing
komponen dasar MRP tersusun sebagaimana terjadi pada gambar dibawah ini.

Gambar 2. 2.8 Sistem Material Requirement Planning (MRP)

(Sumber: Herjanto,2008:277 )

2.2.9 Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)


Menurut Eunike dkk (2018), jadwal induk produksi Master Production
Schedule/MPS) merupakan suatu perencanaan definitif tentang jenis produk akhir
yang direncanakan perusahaan untuk diproduksi, yang menyatakan berapa banyak
dari tiap item direncanakan, waktu yang dibutuhkan untuk produksi, dan waktu
produk itu selesai diproduksi dalam horizon perencanaan tertentu. MPS
menunjukkan jumlah yang harus diproduksi bukan yang dapat diproduksi
(kapasitas) dan yang mungkin diproduksi (peramalan). MPS diolah dengan input
dari perencanaan aggregat yang mempertimbangkan kombinasi peramalan
permintaan dan pesanan permintaan konsumen yang telah diterima.
31

Dalam perusahaan yang bergerak dibidang manufakturing, salah satu


penjadwalan yang terpenting adalah jadwal induk produksi atau dalam bahasa
inggris dikenal dengan istilah Master Production Schedule (MPS). Master
Production Schedule (MPS) merupakan penjadwalan lanjutan setelah perencanaan
agregat. Jadi dapat dikatakan bahwa agregat palnning atau perencanaan agregat
adalah dasar dari master production schedule (MPS).

Gasperz (2005) dalam Febian (2011:10) menyebutkan bahwa sebagai suatu


aktivitas proses,penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan lima input
utama seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 kelima input utama MPS adalah
sebagai berikut:

Gambar 2.2.9 Proses Penjadwalan Produksi Induk

(Sumber: Gasperz,2005 dalam Febian 2011:10)

2.2.10 Peramalan
Menurut Eunike dkk (2018), peramalan adalah prediksi, proyeksi, atau
estimasi terjadinya suatu kejadian atau aktivitas yang tidak pasti di masa depan.
Karena masa depan sangat sulit dipastikan, maka diperlukan sistem forecast, baik
secara implisit ataupun eksplisit. Tujuan dari peramlan (forecasting) adalah
menggunakan informasi terbaikyang tersedia saat ini sebagai panduan aktivitas
diwaktu ke depan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Tujuan tersebut
umumnya sangat penting jika terkait dengan alokasi sumber daya.
32

2.2.11 Time Series


Menurut Herjanto (2009), Analisis serial waktu dimulai dengan memplot
data pada suatu skala waktu (membuat diagram pencar/scatter diagram) kemudian
memplejari plot tersebut, dan akhirnya mencari suatu bentuk atau pola yang
konsisten atas data. Pola dari serangkaian data dalam serial waktu dapat
dikelompokkan ke dalam pola dasar sebagai berikut :

- Kecenderungan atau trend (T), yaitu apabila data mempunyai


kecenderungan, baik yang arahnya meningkat atau menurun dari waktu ke
waktu. Pola ini disebabkan antara lain oleh bertambahnya populasi,
perubahan pendapatan, dan pengaruh budaya.
- Musiman atau seasonal (S), yaitu apabila polanya merupakan gerakan
yang berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode tertentu, misalnya
tahunan, triwulan, bulanan atau mingguan. Pola ini biasanya berhubungan
dengan faktor iklim/cuaca atau faktor yang dibuat oleh manusia, seperti
liburan dan hari besar.
- Siklus atau cyclical (C), yaitu apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangaka panjang, seperti daur hidup bisnis. Perbedaan utama
antara pola musiman dengan siklus adalah pola musiman mempunyai
panjang gelombang yang tetap dan terjadi pada jarak waktu (durasi) yang
tetap, sedangkan pola siklus memiliki jarak waktu yang lebih panjang dan
bervariasi dari satu siklus ke siklus lainnya.
- Residu atau erratic (E), yaitu apabila data tidak teratur sama sekali. Data
yang bersifat residu tidak dapat digambarkan.

2.2.12 Moving Average


Moving average menghasilkan peramalan untuk periode berikutnya dengan
merata-rata permintaan aktual sejumlah n periode terakhir (Heizer & Render,
2014). Penentuan jumlah n didasarkan pada percobaan atau simulasi dengan
33

mempertimbangkan situasi riil dilapangan. Perhitungan moving average berubah


seiring dengan perubahan waktu, data baru ditambahkan dan data lama dihapus.
Berikut rumus matematika perhitungannya :

………….………..(8.12)

Keterangan :
Yt = peramalan permintaan periode t
Yt-1 = peramalan aktual n periode terbaru
t = periode terbaru
n = jumlah periode moving average

2.2.13 Exponential Smoothing


Exponential smoothing umum digunakan pada peramalan penjualan
produk secara individu (Heizer & Render, 2014). Pada exponential smoothing
seluruh data historis diperhitungkan dan permintaan aktual terakhir diberi bobot
lebih besar (α, faktor smoothing). Selain penyimpanan data lebih kecil, proses
perhitungan juga menjadi lebih efisien. Model ini sering pula disebut sebagai
simple exponential smoothing. Berikut rumus matematika perhitungannya :

………...(8.13)

Keterangan :

Yt = Xt = peramalan permintaan periode t


α = konstan parameter dasar permintaan (0 ≤ α ≤ 1)
Yt-1 = permintaan aktual periode (t-1)
Xt-1 = peramalan permintaan periode (t-1)
t-1 = satu periode sebelum periode t
34

2.2.14 Regresi Linear


Model regresi linear sederhana adalah model probabilistik yang
menyatakan hubungan linear antara dua variabel dimana salah satu variabel
dianggap mempengaruhi variabel yang lain. Variabel yang mempengaruhi
dinamakan variabel independen dan variabel yang dipengaruhi dinamakan
variabel dependen. Model probabilistik untuk regresi linear sederhana adalah
sebagai berikut:

………………...……….(8.14)

Keterangan :
Y = variable dependen
𝛽0 = intercept
𝛽1= koefisien
X = variable independent
2.2.15 Perhitungan Error Peramalan
Perhitungan eror peramalan digunakan pada dua jenis keputusan.
Keputusan pertama adalah untuk membandingkan akurasi dan memilih metode
peramalan yang paling optimal diantara metode-metode peramalan yang ada.
Keputusan kedua adalah untuk mengevaluasi seberapa mendekati kenyataan.
Penguji eror digunakan dengan membandingkan hasil peramalan dengan data
aktual, sehingga eror hanya dapat diketahui jika data aktual diperoleh (Heizer dan
Render, 2014).
a. MAD (Mean Absolute Deviation), tepat digunakan jika analisa eror
dilakukan dengan satuan yang sama dengan permintaan aktual. Berikut
model matematika perhitungannya :

…………………………(8.15)
35

b. MSE (Mean Square Error), perhitungan eror ini memberikan pinalti pada
selisih yang besar dibandingkan selisih yang kecil melalui perhitungan
kuadrat. Berikut model matematika perhitungannya :

……….………….……….(8.15)

c. MAPE (Mean Absolute Percent Error), pada beberapa situasi lebih


memudahkan jika nilai eror ditampilkan dalam bentuk persentase
dibandingkan dalam satuan unit. Pengukuran ini tepat digunakan jika
ukuran variable yang diramalkan sangat menentukan akurasi peramalan.
Berikut model matematika perhitungannya :

………….…………………(8.15)

Keterangan :
Yi = permintaan aktual periode i
𝑌̂ 𝑖 = nilai forecast periode i
i = periode ke-1 (1,2,3,....,n)
n = jumlah periode yang dibandingkan

2.2.16 Daftar Material (Bill Of Material)


Definisi yang lengkap tentang suatu produk akan meliputi,daftar barang,
atau material yang diperlukan bagi perakitan, pencampuran, atau pembuatan
produk akhir tersebut. Setiap produk mungkin memeiliki sejumlah komponen
sendiri dapat terdiri atas sebuah barang atau berbagai jenis barang
(Herjanto,2008:278).
36

Hubungan antara suatu barang dan komponennya dijelaskan dsalam suatu


struktur produk. Secara konvensi, produk akhir atau par item disebut sebagai level
(jenjang) 0, sedangkan komponen pembentuk produk akhir disebut sebagai level
1, bagian rakitan berikutnya disebut level 2 dan seterusnya (Herjanto,2008:279).

Aplikasi MRP dimulai dengan mengetahui komponen dari produk yang


akan diproduksi dengan mengetahui komponen dari yang akan diproduksi atau
dirakit. Daftar dan komponen yang diperlukan disebut daftar material (bill of
material (BOM)). BOM dibuat sebagai bagian dari proses desain dan kemudian
digunakan untuk menentukan barang mana yag harus dibuat, BOM disimpan
dalam suatu BOM files, yaitu basis data yang dibuat oleh suatu BOM
processor,yang menyusun BOM dalam berbagai format yang dikehendaki
perusahaan (Herjanto,2008:278-279).

2.2.17 Catatan Persediaan (inventory master file)


Heizer dan Render (2015:646) menyebutkan bahwa agar sebuah MRP
dapat bekerja dengan baik dibutuhkan suatu manajemen persediaan yang baik.
Jika perusahaan belum mencapai seridaknya 99% ketelitian catatan maka
perencanaan kebutuhan material tidak akan bekerja dengan baik.

Sistem MRP harus memiliki dan menjaga suatu data persediaan yang up to
date untuk setiap komponen barang. Data ini, harus menyediakn informasi yang
akurat tentang ketersediaan komponen dan seluruh transaksi persediaan baik yang
sudah terjadi maupun yang masih direncanakan. Data itu mencakup nomor
identitas, jumlah barang yang terdapat di gudang, jumlah yang dialokasikan,
tingkat persediaan minimum (safety stock level), komponen yang sedang dipesan
dan waktu kedatangan serta waktu tenggang (procurement lead time) bagi setiap
komponen. (Herjanto,2008:280).

Data persediaan bisa merupakan catatan manual selama di-up date dari
hari ke hari. Namun, dengan berkembangnya teknologi dan semakin murahnya
harga komputer maka kini banyak perusahaan sudah menggunakan jaringan
37

sistem informasi melalui komputer sehingga apabila masuk atau barang


terpakai/terjual datanya dapat langsung diakses di semua unit terkait.(Herjanto
2008:281).

2.2.18 Proses MRP


Russel dan Taylor dalam Aulia (2011:13) menyebutkan bahwa penerapan
suatu MRP memiliki proses yang terdiri atas empat langkah utama yaitu (1)
menyusun BOM (2) menghitung kebutuhan bersih bahan baku (3) melakukan lot
sizing (4) menyusun time phasing requirement. Proses dilakukan berulang kali,
terperinci setiap struktur produk hingga semua komponen dibuatkan jadwalnya.

Orlicky dalam Rasto (1996) dan Adhihartati (1997) dalam Aulia (2010:14)
juga menyebutkan bahwa logika proses dalam system MRP terdiri dari 4 langkah
penting.

Langkah–langkah dasar dalam penyusunan MRP, yaitu antara lain:

a. Eksplosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk komponen


pada tingkat yang lebih bawah. Dasar untuk menentukan kebutuhan material
ini dalam tahap,langsung atau tidak langsung, diturunkan dari jadwal induk
produksi dan tergantung pada posisinya dalam struktur produk.

b. Netting adalah merupakan proses perhitungan untuk menetapkan jumlah


kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antar kebutuhan kotor
dengan kekuatan pesediaan,baik persediaan yang ada (on hand inventory)
maupun yang direncanakan akan diterima dalam suatu periode tertentu.
Dalam perhitungan kebutuhan bersih dapat dilakukan perbaikan dengan
menambahkan factor-faktor lain seperti memasukkan faktor persediaan
pengaman (safety stock) atau faktor kerusakan komponen. Persediaan
pengaman (safety stock) hanya digunakan untuk permintaan produk akhir
yang independen. Data yang harus diketahui untuk menentukan kebutuhan
bersih pada setiap periode adalah persediaan yang masih di punyai pada
awal perencanaan dan jadwal penerimaan untuk setiap periode perencanaan.
38

c. Lotting adalah proses ini merupakan suatu proses untuk menentukan


besarnya jumlah pemesanan yang optimum berdasarkan hasil perhitungan
kebutuhan bersih. Terdapat banyak alternatif untuk menghitung ukuran lot.
Berbagai teknik ukuran lot diarahkan untuk menyeimbangkan biaya
pemesanan (set up cost) dan biaya persediaan (holding cost) sehingga dapat
dicapai total biaya persediaan yang minimal tanpa mengganggu jadwal
induk.

d. Offsetting bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat bagi perencanaan


pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan
diperoleh dengan cara mengurangkan kebutuhan awal bersih yang
diinginkan dengan biaya waktu tunggu (lead time).

2.2.19 Output MRP


Output MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari
MRP, yaitu :

a. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah


kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan
datang.

b. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli


yang akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga
bagi manajer manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses
produksi.

c. Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah


direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan
pesanan dan pengubahan jumlah pesanan.

d. Performance Report (Laporan Penampilan), suatu tampilan yang


menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan kekosongan
stok dan ukuran yang lain.
39

2.2.20 Model-Model Penentuan Ukuran Lot (Lot Sizing)


Lot sizing merupakan kegiatan menentukan jumlah unit yang akan dipesan
(Haming dan Nurnajamuddin, 2014:36). Keputusan penentuan ukuran lot adalah
proses atau teknik yang digunakan untuk menentukan ukuran lot. (Heizer dan
Render,2015:654).

Heizer dan Render (2015:654) menyebutkan bahwa keputusan penentuan lot


sizing adalah keputusan yang dibuat tentang berapa banyak yang harus dipesan
atau dibuat. Ada berbagai jalan untuk menentukan ukuran lot di dalam sistem
MRP, diantaranya teknik Lot for Lot, teknik Economic Order Quantity, serta Part
Period Balancing, dan Period Order Quantity (POQ). Teknik Lot for Lot
merupakan teknik yang membantu menentukan ukuran lot tepat sebesar net
requirement. Sedangkan teknik yang lain didasarkan pada kapasitas dan biaya
optimum dengan tujuan optimalisasi.

2.2.21 Teknik Lot for Lot


Teknik ini memproduksi secara tepat berapa kebutuhan bahan baku yang
diperlukan. Teknik ini konsisten dengan sasaran MRP yaitu memenuhi kebutuhan
permintaan yang bersifat terikat. Bila pesanan yang sering terjadi ekonomis dan
teknik persediaan just in time diterapkan, maka teknik ini menjadi sangat efisien.
Sebaliknya, jika biaya set up cukup besar atau menajemen tidak mampu untuk
menerapkan just in time, maka teknik ini menjadi mahal. (Heizer dan Render,
2015:654)

2.2.22 Teknik Economic Order Quantity (EOQ)


Teknik EOQ merupakan teknik statistik yang menggunakan rata-rata
(seperti permintaan rata-rata untuk satu tahun). Jadi teknik EOQ merupakan
teknik statistik yang sebenarnya lebih cocok digunakan pada saat permintaan
bebas, sementara MRP lebih disukai pada saat permintaan terikat. Manajer
produksi harus memanfaatkan informasi permintaan ketika informasi ini
diketahui, daripada mengasumsikan permintaan tetap. Pendekatan dengan teknik
ini menggunakan persamaan sebagai berikut. (Heizer dan Render, 2015:655).
40

Model EOQ adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan sebagai
teknik penentuan ukuran lot (Gonzalez & Gonzalez, 2010; Ghosh et al., 2011).
EOQ lebih mudah dipakai dengan asumsi jumlah permintaan diketahui, cukup
konstan, dan independen. Dalam metode ini menciptakan adanya persediaan di
gudang, sehingga menimbulkan biaya simpan bagi perusahaan, tetapi dengan
menggunakan metode EOQ perusahaan dapat meminimalkan biaya kirim yang
dikeluarkan, karena jumlah pesanan menggunakan rata-rata. EOQ secara
matematis adalah pertemuan dua fungsi titik yang terbentuk karena perpotongan
dari dua garis yang memotong antara fungsi biaya variable barang dengan biaya
penyimpanan barang yang saling berbanding terbalik.

Gambar 8. 22 Proses Penjadwalan Produksi Induk

(Sumber: Operations Excellence, 2020, 12(3): 344-354)

Untuk mendapatkan nilai EOQ ada suatu rumus pendekatan yang dapat digunakan
untuk melakukan perhitungan, yaitu :

……………………………...….(8.22)

Keterangan :

Q* = Jumlah pemesanan ekonomis tiap pesan (EOQ)


41

D = Jumlah kebutuhan barang dalam satu periode tertentu

A = Biaya pemesanan tiap pesan (Ordering Cost)

H = Biaya penyimpanan tiap satuan barang (Carrying Cost)

2.2.23 Teknik Period Order Quantity (POQ)


Teknik POQ sering disebut juga sebagai metode Uniform Order Sycle,
merupakan pengembangan dari metode EOQ untuk jumlah permintaan yang tidak
sama dalam beberapa periode. Rata-rata permintaan digunakan dalam model EOQ
untuk mendapatkan rata-rata jumlah permintaan per periode dan hasilnya
dibulatkan kedalam angka integer. Angka terakhir menunjukkan jumlah periode
waktu yang dicakup dalam setiap kali pemesanan. (Herjanto, 2018:292).

Rumus yang digunakan :

.……………………....(8.26)

Dimana :

D : demand rata-rata per periode

S : biaya pesan

H : biaya penyimpanan

2.2.24 Assembly Chart


Assembly Chart adalah merupakan diagram yang mengambarkan hubungan
antara komponen-komponen yang akan dirakit menjadi sebuah produk. Assembly
chart bermanfaat untuk menunjukkan komponen penyusun suatu produk dan
menjelaskan ururtan perakitan komponenkomponen tersebut. Berikut adalah
gambar Assembly chart pada perakitan lemari.
42

2.3 Hipotesis Dan Kerangka Teoritis


Adapun Hipotesa dan Kerangka teoritis dari penelitian ini adalah :
2.3.1 Hipotesis
Menanggapi fluktuasi permintaan produk, memaksa perusahaan untuk
mengatur tingkat persediaan bahan baku atau komponen produk agar tidak
kelebihan bahan baku supaya tidak menimbulkan penumpukan di gudang yang
mana ini berakibat kerugian pada perusahaan. Bahan baku adalah input untuk
produksi beberapa output. Perencanaan persediaan bahan baku penting untuk
mencegah kelebihan bahan baku agar tidak terjadi kerusakan atau keusangan
bahan baku. UD Sumber Jati juga mengalami masalah terkait pasokan bahan baku
yang berlebih sehingga menyebabkan penumpukan di gudang yang berakibat
kerugian pada perusahaan serta menimbulkan biaya simpan pada sistem
inventory. selama ini perusahaan belum memberikan solusi apapun untuk keadaan
ini sehingga perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, agar persediaan bahan
baku tidak berlebih atau sesuai yang diinginkan perusahaan dengan pemilihan
metode perhitungan biaya yang paling efisien untuk mengoptimalkan inventory
dan proses produksi di UD Sumber Jati Kab. Pati.

2.3.2 Kerangka Teoritis


Kerangka teoritis penelitian ini bertujuan untuk memastikan perencanaan
pengendalian persediaan bahan baku yang optimal agar pasokan bahan baku tidak
berlebih sehingga tidak menimbulkan penumpukan bahan baku digudang dan
tidak menimbulkan biaya simpan pada system inventory supaya tercapai hasil
yang maksimal serta menjaga ketersediaan bahan baku berdasarkan kebutuhan
dengan menggunakan metode MRP (Material Requirement Planning) ditunjukkan
pada gambar berikut.

Identifikasil masalah

UD Sumber Jati juga mengalami masalah terkait pasokan bahan baku yang berlebih sehingga menyebabkan penumpukan di
gudang yang berakibat kerugian pada perusahaan serta menimbulkan biaya simpan pada sistem inventory. selama ini
perusahaan belum memberikan solusi apapun untuk keadaan ini sehingga perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, agar
persediaan bahan baku tidak berlebih atau sesuai yang diinginkan perusahaan dengan pemilihan metode perhitungan biaya
yang paling efisien untuk mengoptimalkan inventory dan proses produksi di UD Sumber Jati Kab. Pati.
43

Tahap penelitian l

- Pengumpulan data l

Data Persediaan (Inventory Record)


Data Permintaan (Demand)
Bill Of Material (BOM)

Pengolahan Data dan Analisa l l l

- Lakukan pengolahan data melalui tahap peramalan, pembuatan jadwal iduk


l l l l l l l l l

produksi, netting, dan lotting dengan metode:


l l l l l

a. Lot untuk lot atau Lot for Lot (LFL).


l l l l l l l

b. Jumlah pesanan periode atau Period Order Quantity (POQ).


l l l l l l l

c. Jumlah pesanan ekonomi atau Economic Order Quantity (EOQ)


l l l l l l l

- Selanjutnya pilih metode yang menghasilkan biaya terkecil untuk digunakan


l l l l l l l l

dalam penyusunan MRP.


l l

Solusi

- Optimasi waktu produksi sesuai target jadwal.


- Memenuhi pesanan konsumen dengan meningkatkan tingkat layanan
kepada konsumen dan berjanji untuk menyediakan konsumen dengan
produk yang realistis.
- Peningkatan efisiensi biaya saat memesan bahan baku
- Perbaikan untuk pengendalian sistem inventory
l l l l

- Pemilihan metode MRP terbaik untuk perencanaan pengendalian persediaan


l l l l l

bahan baku yang optimal

Gambar 2. 3 Kerangka Teoritis


44

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data


Padal penelitianl inil penulisl membutuhkanl beberapal datal yangl perlul
dipenuhil terlebihl dahulu,l yaitul sebagail berikut :

a. Bill Of Material (BOM)


b. Data Permintaan (Demand)
c. Data Persediaan (Inventory Record)

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknikl pengumpulanl datal yangl dilakukanl adalahl observasil lapanganl
danl studil literaturl ataul pustaka,l mengidentifikasil permasalahanl dalaml
perusahaan,l danl menetapkanl tujuanl penelitian.

3.2.1 Melakukan Studi Pustaka dan Lapangan


Untukl datal yangl diperlukan,l makal metodel yangl akanl dilakukanl
adalahl sebagail berikut :

a. Observasi
Yaitul melakukanl pencatatanl danl pengamatanl secaral langsungl padal
obyekl penelitianl dalaml hall inil bagianl perencanaanl persediaan bahan
baku untukl mendapatkanl datal sertal informasil yangl dibutuhkan.
b. Wawancara
Yaitul denganl melakukanl tanyal jawabl denganl pihakl yangl terkaitl dil
obyekl l penelitianl dalaml hall inil denganl bagianl perencanaanl
persediaan bahan baku untukl mendapatkanl informasil selainl datal
tertulis.
c. Studil Pustaka
Metodel inil berupal pengumpulanl datal daril beberapal referensi,l sertal
tulisanl ilmiahl yangl mendukungl terbentuknyal suatul landasanl teori.
d. Studil Lapangan
45

Studil lapanganl dilakukanl denganl metodel observasil danl wawancara.l


Padal metodel observasil dilakukanl pengamatanl pada UD Sumber Jati
Kab. Pati

3.2.2 Mengidentifikasi Permasalahan Perusahaan


Padaltahaplpenelitianlstudi pendahuluan untuk menentukan topik yangl
diteliti dalam Tugas Akhir.lDari hasil studi pendahuluanlyang telah dilakukan,l
maka penelitian ini akan membahaslpenerapan sistem MRP pada perusahaanl
untuklmendapatkanlperencanaanlpersediaan bahan baku yang optimal.

3.2.3 Menentukan Batasan Penelitian


Setelahl mengetahuil permasalahanl yangl adal dil lapangan,l selanjutnyal
dapatl dilakukanl batasanl penelitianl yaitul penelitianl inil dilakukan di bagian
perencanaanl persediaan bahan baku di UD Sumber Jati Kab. Pati. Penelitian ini
akan mengusulkan penerapan sistem MRP pada perusahaan untuk mendapatkan
perencanaan persediaan bahan baku yang optimal.

3.3 Pengolahan Data


Disinil akanl dilakukanl serangkaianl prosesl perhitunganl datal datal yangl
telahl dikumpulkanl penelitil untukl mendapatkanl hasill yangl optimall makal
dilakukanlahl prosesl perhitunganl yangl sistematisl mulail daril peramalan
permintaan untuk periode berikutnya, pembuatanl jadwall indukl produksi,
perhitungan kebutuhan kotor, perhitungan kebutuhan bersih dan penyusunanl
MRP.

3.4 Metode Analisa


Setelah dilakukan pengolahanl datal selanjutnya akan dilakukanl analisal
terhadapl hasill pengolahanl datal yangl telahl dilakukan.l Setelahl diketahuil
nettingl danl lotl sizingl untukl kebutuhan bahan baku makal akanl dilakukanl
perbandinganl anataral hasil-l hasill daril pengolahanl datal tersebutl untukl
dipilihl biayal yangl palingl minimunl denganl hasill yangl maksimuml untukl
mengoptimalkanl kinerjal inventory.
46

3.5 Pengujian Hipotesa


Pengujianl hipotesal adalah suatul caral yangl digunakanl untukl
mengetahuil apakahl hasill penelitianl inil dapatl diterimal ataul tidak,l sesuail
denganl harapanl hasill akhirl yangl inginl dicapai olehl penelitil denganl tujuan
tercapainya usulanl perbaikanl padal bagianl penyediaanl bahan baku agarl
kinerjanyal lebihl optimal.l Denganl tujuanl yangl demikianl makal hasill
penelitianl inil harusl bisal meminimalisirl biayal simpan bahan baku daril
adanyal sisal materiall prosesl produksi,l kemudianl denganl metodel MRPl inil
diharapkanl koordinasil operasionall perusahaanl bisal berjalanl secaral sistematis
untukl memudahkanl perencanaanl penyediaan bahan baku.

3.6 Penarikan Kesimpulan


Setelahl pengolahanl datal danl analisisl hasill pengolahanl datal selesai,l
makal dapatl dihasilkanl beberapal kesimpulanl untukl akhirl penelitianl ini,l danl
kemudianl akanl diberikanl beberapal saranl ataupunl usulanl perbaikanl kepada l
perusahaan.

3.7 Diagram Alir


Langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah selama penelitian dapat
dilihat pada flowchart penelitian diagram alir.
47

MULAI

DATA PRIMER l DATA SEKUNDER l

1. Observasi Lapangan l 1. Jurnal l

2. Wawancara l 2. Artikel Ilmiah l

RUMUSAN MASALAH l

1. Bagaimana cara mengoptimalkan waktu produksi.


l l l l

2. Bagaimana cara membuat waktu produksi yang optimal.


l l l l l l

3. Bagaimana cara mengefisienkan biaya pemesanan bahan baku.


l l l

TUJUAN

1. Optimalisasi waktu produksi sesuai target jadwal


2. Meningkatkan tingkat pelayanan kepada pelanggan dengan berjanji memberikan
produk yang realistis kepada pelanggan.
3. Meningkatkan efisiensi biaya pemesanan bahan baku.

PENGUMPULAN DATA l

1. Data Persediaan (Inventory Record)


l l

2. Data Permintaan (Demand)


3. BOM (Bill Of Material)
l l l

PENGOLAHAN DATA l

1. Peramalan
2. Penentuan Gross Requirement
3. Penentuan Netting l

4. Penentuan lotting l

 Jumlah pesanan ekonomi atau Economic Order Quantity (EOQ)


l l l l l l l

 Lot untuk lot atau Lot for Lot (LFL).


l l l l l l l

 Jumlah pesanan periode atau Period Order Quantity (POQ).


l l l l l l l

5. Selanjutnya pilih metode Lotting yang menghasilkan biaya terkecil


6. penyusunan MRP.

ANALISIS DATA dan IMPLEMENTASI

pemilihan metode terbaik dengan cara menganalisa pengaruh dari setiap metode
l l l l l l l l l l

terhadap penerapannya diperusahaan. l ll

KESIMPULAN dan SARAN l l

SELESAI
48

Gambar 10. 1 Flowchart penelitian diagram alir


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Tempat Penelitian


4.1.1 Profil Perusahaan
UD. Sumber Jati Kab Pati merupakan sebuah badan usaha yang bergerak di
bidang usaha industry mebel. Pemilik UD. Sumber Jati Kab Pati ini bernama Mas
Santoso, Perusahaan ini berdiri sejak Tahun 2009 dan berlokasi di Ds. Bumiayu
Luboyo RT 01 RW 04 Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati, produk yang di
hasilkan adalah almari dengan bahan baku utama yaitu kayu jati.

Gambar 4.1 Produk Almari

Dengan memilih produk Almari pada penelitian ini, memaksa perusahaan


untuk mengatur tingkat persediaan bahan baku atau komponen produk agar tidak
kelebihan bahan baku supaya tidak menimbulkan penumpukan di gudang yang
mana ini berakibat kerugian pada perusahaan. Perencanaan persediaan bahan baku
penting untuk mencegah kekurangan dan kelebihan bahan baku agar tidak terjadi
kerusakan atau keusangan bahan baku.
50

Pada periode Mei sampai Oktober 2023 perusahaan melakukan pembelian


bahan baku yang didatangkan ke gudang yaitu selalu melebihi kapasitas produksi
sehingga menimbulkan biaya simpan pada sistem inventory.

4.1.2 Jam Kerja Karyawan

Waktu kerja karyawan pada UD. Sumber Jati Kab Pati pada hari Senin –
Kamis dan Sabtu - Minggu. Diasumsikan dalam perbulan 26 hari kerja.

Tabel 4.1 Jam Kerja Karyawan


Hari Jam Masuk Istirahat Selesai

Senin
s/d 07.30 12.00-13.00 16.30
Kamis

Sabtu
s/d 07.30 12.00-13.00 16.30
Minggu

4.1.3 Alur Proses Pembuatan


Adapun alur pembuatan mebel UD. Sumber Jati Kab Pati berawal dari
pilih kayu yang tua dan kualitas bagus, pemotongan kayu gelondong menjadi
lembaran papan, pengeringan kayu, pembuatan pola, merangkai bagian-bagian
menjadi barang yang utuh, pengecekan, finishing. Dapat dilihat pada diagram alir
berikut ini :

Pilih kayu yang tua dan kualitas pemotongan kayu gelondong


bagus menjadi lembaran papan

pengeringan kayu

pembuatan pola
51

merangkai bagian-bagian menjadi


barang yang utuh

pengecekan

finishing

Gambar 4.4 Alur Proses Pembuatan

Berikut merupakan penjelasan mengenai tahapan alur proses produksi


dalam pembuatan produk Mebel :
a. Pilih kayu yang tua dan kualitas bagus
Tahap pertama adalah mendapatkan bahan utama yaitu kayu yang sudah tua
dan kualitas bagus yang masih berbentuk kayu gelondongan, ditahap ini
kayu masih berbentuk batangan besar karena baru saja ditebang.
b. Pemotongan kayu gelondong menjadi lembaran papan
Untuk bisa dibentuk menjadi barang furniture, kayu gelondong dipotong
terlebih dahulu menjadi lembaran papan yang tebalnya disesuaikan dengan
barang yang akan dibuat.
c. Pengeringan kayu
Supaya kayu tidak menyusut dan mengalami kerusakan, sebelumnya
dilakukan pengeringan pada kayu untuk mengurangi kadar air dalam kayu.
Ada beberapa cara untuk mengeringkan kayu, yakni menggunakan oven
pengering kayu dan bisa juga dengan dijemur.
d. Pembuatan pola
Langkah selanjutnya ialah membuat pola pada kayu yang sudah kering,
kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan pola. Pola-pola tersebut
merupakan bagian-bagian dari kesatuan bentuk barang furniture.
e. Merangkai bagian-bagian menjadi barang yang utuh
52

Dari semua bagian yang ada dan sesuai dengan pola, disusun menjadi
bentuk barang furniture yang utuh. Seperti almari kayu.
f. Pengecekan
Setelah terbentuk barang yang utuh, dilakukan pengecekan barang.
Pengecekan barang dilakukan untuk memperbaiki atau menambal bagian-
bagian yang belum sempurna. Seperti kayu yang berlubang, kayu yang
retak, dan kerusakan-kerusakan yang lain.
g. Finishing.
Tahap terakhir sebelum nantinya bisa dipergunakan ialah finishing.

4.1.4 Data Permintaan


Data permintaaan merupakan data historis yang diperoleh dari catatan
hasil penjualan produk selama 6 bulan kebelakang yang disajikan untuk
mengetahui berapa tingkat permintaan tiap bulannya dan untuk syarat melakukan
peramalan permintaan produk pada bulan-bulan selanjutnya melalui proses
forecasting.
Berikut data penjualan produk almari kayu UD Sumber Jati Kab. Pati daril bulan
Mei sampai Oktober 2023 : l

Tabel 4.1.4 Data Penjualan Produk Almari Kayu Bulan Mei – Oktober 2023
No Periode Penjualan (unit)
1 Mei 70
2 Juni 65
3 Juli 63
4 Agustus 56
5 September 50
6 Oktober 48
Sumber : UD Sumber Jati Kab. Pati
53

Penjualan Almari
80

60

40

20

0
May-2023 Jun-2023 Jul-2023 Aug-2023 Sep-2023 Oct-2023
Month

Gambar 4.1.4 Grafik Penjualan Almari bulan Mei – Oktober 2023

Berdasarkan hasil tabel 4.1.4 kebutuhan almari membuktikan bahwa dari


data permintaan selama 6 bulan terdiri dari bulan Mei sampai bulan Oktober 2023
dengan kesimpulan bahwa permintaan produk jadi almari kayu ini memiliki pola
data yang cenderung menurun selama kurun waktu di bulan Mei sampai bulan
Oktober 2023. Pada bulan Mei permintaan sebesar 70 unit, Pada bulan Juni
menurun di angka 65 unit, Pada bulan Juli menurun di angka 63 unit, Pada bulan
Agustus menurun di angka 56 unit, Pada bulan September menurun di angka 50
unit, kemudian bulan Oktober permintaan terhadap almari kayu turun sampai 48
unit.

4.1.5 Bill Of Material (BOM) Almari Kayu


Bill of Material mengidentifikasi material tertentu yang digunakan untuk
l l l l l l l l l

membuat setiap item dan jumlah yang diperlukan yang dapat disusun dalam bentuk
l l l l l l l l l l l l

pohon produk (product structure tree). Bill of material ini merupakan sebuah daftar
l l l l l l l l l l l l

jumlah komponen, campuran bahan dan bahan baku yang diperlukan untuk membuat
l l l l l l l l l l l

suatu produk. Bill of material tidak hanya menspesifikasikan produksi, tetapi juga
l l l l l l l l l l l

berguna untuk pembebanan biaya, dan dapat dipakai sebagai daftar bahan yang harus
l l l l l l l l l l l l

dikeluarkan untuk karyawan produksi atau perakitan. Bill of material digunakan


l l l l l l l l l l

dengan cara ini biasanya dinamakan daftar pilih.


l l l l l l

Pohon Struktur Produk (Product Structure Tree) adalah salah satu item
l l l l l l l l l l

informasi yang ada dalam Bill of Material. Pohon Struktur Produk (Product Structure
l l l l l l l l l l l l

Tree) didefinisikan sebagai bagan informasi tentang hubungan antara produk akhir
l l l l l l l l l l
54

dengan komponen-komponen penyusun produk akhir. Struktur produk merupakan


l l l l l l l l

suatu informasi tentang hubungan antara komponen dalam suatu perakitan, juga
l l l l l l l l l l

memberikan informasi tentang semua item, seperti nomor komponen dan jumlah yang
l l l l l l l l l l l

dibutuhkan pada setiap pembelian.


l l l

Dari penjelasan yang disajikan BOM produk almari kayu di atas, maka
dapat disimpulkan rekapitulasi dari struktur produk almari kayu yaitu sebagai
berikut :

Gambar 4.1.5 Produk Almari Kayu


55

Almari
1

Rangka Pintu
1 8

Papan kayu Papan kayu Poksi isi 1 kg Cat isi 2 kg Pernis isi 1 Lem isi 1 kg Secrup 3 cm Secrup 5 cm Paku 3 cm
tebal 3 cm tebal 1,5 cm (1 pcs) (1 pcs) liter (1 pcs) (1 pcs) (35 pcs) (15 pcs) (50 pcs)
(6 pcs) (9 pcs)

Kaca tebal 5 mili P Engsel Handel alumuniu m Kunci


x L 145 cm x 33 cm (8 pcs) (4 pcs)
( 20 pcs)
(4 pcs)

Gambar 4.2 BOM (Bill Of Materials) Almari Kayu


l l l l
l Dari informasi yang disajikan BOM Almari Kayu diatas, maka dapat diketahui
l l l l l l l l l l

rekapitulasi dari struktur produk Almari Kayu sebagai berikut :


l l l ll l l

Tabel 4. 2 Rekapitulasi BOM


l l l l

Level
Kompone Item Jumlah (Pcs)
n
0 Almari 1
Kaca tebal 5 mili P x L 145cm x
1 4
33cm
1 Papan kayu tebal 3 cm 6
1 Papan kayu tebal 1,5 cm 9
2 Secrup 3 cm 35
2 Secrup 5 cm 15
2 Paku 3 cm 50
2 Kunci 4
2 Handle alumunium 8
2 Engsel 20
3 Lem isi l kg 1
3 Poksi isi 1 kg 1
3 Cat isi 2 kg 1
3 Pernis isi 1 liter 1

4.1.6 Data Persediaan


l

Data persediaan merupakan data yang berisi tentang jumlah komponen


atau unit yang masih ada di dalam gudang penyimpanan, dan berbagai perubahan
penyimpanan yang bearakibat kerugian akibat sisa bahan, pesanan yang batal, dan
sebagainya. Intinya file catatan keadaan persediaan (inventory status) memberikan
informasi semua status komponen item yang ada dalam gudang persediaan,
dimana semua item persediaan harus diidentifikasikan untuk menjaga kekeliruan
perencanaan.

Tabel 4.1.6 Daftar Persediaan (Inventory)


Persediaan Lead Time
No Nama Barang
(Pcs) (hari)
Kaca tebal 5 mili P x L 145cm x
1 12 6
33cm
2 Papan kayu tebal 3 cm 18 6
3 Papan kayu tebal 1,5 cm 27 6
4 Secrup 3 cm 115 6
5 Secrup 5 cm 45 6
6 Paku 3 cm 250 6
57

7 Kunci 15 6
8 Handle alumunium 30 6
9 Engsel 60 6
10 Lem isi l kg 3 6
11 Poksi isi 1 kg 4 6
12 Cat isi 2 kg 5 6
13 Pernis isi 1 liter 2 6

UD Sumber Jati Kab.Pati melakukan belanja untuk bahan inti seperti Kaca
tebal 5 mili P x L 145cm x 33cm, partikel dilakukan 6 hari sekali. Untuk bahan
seperti secrup karena jumlahnya sekali beli 1 dus bersisi 1000 maka belanja
dilakukan 2 minggu sekali ketika barang sudha habis. Engsel, handel karena
bahannya mudah dicari disekeitar UD Sumber Jati Kab.Pati sendiri maka biasanya
setiap 6 hari melakukan pemenuhan stok yang ada. Bahan untuk membuat lemari
setiap harinya diupdate sehingga untuk mengetahui bahan yang kurang. Hal ini
karena metode yang digunakan untuk menyetok masih manual sehingga
terkadang sering sisa berlebihan ketika dibelikan dengan jumlah yang banyak. Hal
ini menjadikan untuk menghitung keuntungan setiap bulannya tidak pasti karena
menyisakan barang bahan lemari yang cukup banyak.

4.2 Pengolahan Data


4.2.1 Kebutuhan Bahan Baku
Dalam membuat almari kayu perusahaan harus memenuhi kebutuhan
bahan baku untuk pembuatan almari kayu seperti dibawah ini :

Tabel 4.2.1 Daftar Kebutuhan Bahan Baku

No Nama Barang Jumlah (Pcs)


Kaca tebal 5 mili P x L 145cm x
1 4
33cm
2 Papan kayu tebal 3 cm 6
3 Papan kayu tebal 1,5 cm 9
4 Secrup 3 cm 35
5 Secrup 5 cm 15
6 Paku 3 cm 50
7 Kunci 4
8 Handle alumunium 8
58

9 Engsel 20
10 Lem isi l kg 1
11 Poksi isi 1 kg 1
12 Cat isi 2 kg 1
13 Pernis isi 1 liter 1

Berdasarkan tabel 4.2.1 diketahui bahwa untuk membuat 1 unit lemari yang akan
dijual setidaknya membutuhkan material sebanyak 13 jenis. Material atau bahan-
bahan tersebut dibutuhkan sekali pakai untuk membuat 1 buah lemari. Bahan
tersebut minimal tercukupi untuk terbentuk 1 buah unit lemari. 1 bahan saja
kurang maka lemari tidak bisa terbentuk sempurna seperti yang diharapkan.
semisal jumlah paku dikurangi maka hal itu akan menurunkan kualitas dari
produk yang mudah rusak akibat kekurangan paku dalam penghubung antar
sambungan kayu yang ada.

4.2.2 Data Biaya

Untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan perusahaan dalam melakukan


proses pengadaan bahan baku, dibawah ini telah di sertakan rincian biaya
pemesanan dan penyimpanan bahan baku sesuai dengan kebutuhan bahan baku
pembuatan lemari yang telah disepakati peneliti dan perusahaan untuk dilakukan
pengolahan data berikutnya.
Tabel 4.2.2 Daftar Biaya Bahan Baku

Biaya Pesan Biaya Simpan


No Nama Barang Harga (IDR)
(IDR) (IDR)
Kaca tebal 5 mili P x L
1 IDR 75,000.00
145cm x 33cm IDR 10,000.00 IDR 3,750.00
2 Papan kayu tebal 3 cm IDR 150,000.00 IDR 10,000.00 IDR 7,500.00
3 Papan kayu tebal 1,5 cm IDR 115,000.00 IDR 10,000.00 IDR 5,750.00
4 Secrup 3 cm IDR 12,000.00 IDR 10,000.00 IDR 600.00
5 Secrup 5 cm IDR 15,000.00 IDR 10,000.00 IDR 750.00
6 Paku 3 cm IDR 22,000.00 IDR 10,000.00 IDR 1,100.00
7 Kunci IDR 15,000.00 IDR 10,000.00 IDR 750.00
8 Handle alumunium IDR 15,000.00 IDR 10,000.00 IDR 750.00
9 Engsel IDR 5,000.00 IDR 10,000.00 IDR 250.00
59

10 Lem isi l kg IDR 40,000.00 IDR 10,000.00 IDR 2,000.00


11 Poksi isi 1 kg IDR 60,000.00 IDR 10,000.00 IDR 3,000.00
12 Cat isi 2 kg IDR 140,000.00 IDR 10,000.00 IDR 7,000.00
13 Pernis isi 1 liter IDR 50,000.00 IDR 10,000.00 IDR 2,500.00

Keterangan :

Biaya Pemesanan = Rp. 10.000 per pesanan

4.2.3 Data Peramalan (forecasting)

Adal dual aspekl ukuranl keakuratanl peramalanl yangl memilikil nilail


signifikansil yangl potensiall padal saatl dilakukanl teknikl peramalan.l Pertamal
performansil kesalahanl historiesl peramalan,l danl kedual kemampuanl
peramalanl untukl menanggapil adanyal perubahan.l Dual nilail keakuratanl yangl
umuml untukl menghitungl jumlahl kesalahanl historiesl adalahl MADl (Meanl
Absolutel Deviation),l MSEl (Meanl Squaredl Error)l danl MAPEl (Meanl
Absolutel Percentl Error).
1. Moving Average

Ft 1+ FT 2+ Ft 3 …
AktUal Ft =
n

Dimanal :l
Aktuall ft =l Ramalanl permintaanl reall untukl periodel tl
Ft l =l Permintaanl aktuall padal periodel tl
nl ll =l Jumlahl periodel yangl dipergunakanl sebagail dasarl
peramalan
Perhitungan Moving Average :

70+65+63+56+ 50+48 …
Aktual Ft =
6

352
Aktual Ft =
6
60

Aktual Ft = 58 , 67

Tabel 4.2.3 Hasil Pengolahan Moving Average

Absolute Squared
Month Sales Forecast Error |Pct Error|
Error Error
May-2023 70
Jun-2023 65
Jul-2023 63
Aug-2023 56 58.95 -2.95 2.95 8.68 1.00
Sep-2023 50 52.21 -2.21 2.21 4.88 1.00
Oct-2023 48 43.54 4.46 4.46 19.86 -1.00
Total 352 -0.70 9.61 33.42 1.00
Averaage 58.67 -0.23 3.20 11.14 0.33
Next Period
42 (bias) (MAD) (MSE) (MAPE)
Forecast

Tabel 4.2.4 Hasil Pengolahan Moving Average

Measure Value
Errorl Measures
Biasl (Meanl Error) -0,23
MADl (Meanl Absolutel Deviation) 3,20
MSEl (Meanl Squaredl Error) 11,14
Standardl Errorl (denom=n-2=1)
MAPEl (Meanl Absolutel Percentl Error) 0,33
Forecast
nextl period 42

Tabel diatas merupakanl tabel yang berisi informasi nilai error yang dihasilkan
daril peramalan permintaan untuk bulan berikutnya yaitu Juli menggunakan
metode Movingl Average.

4.2.4 Eksponensial Smooting

Eksponential Smoothing adalah suatu metode peramalan rata-rata bergerak


yang memberikan bobot secara eksponensial atau bertingkat pada data-data
terbarunya sehingga data-data terbaru tersebut akan mendapatkan bobot yang
lebih besar. Dengan kata lain, semakin baru atau semakin kini datanya, semakin
besar pula bobotnya. Hal ini dikarenakan data yang terbaru dianggap lebih relavan
61

sehingga diberikan bobot yang lebih besar. Parameter penghalusan (smoothing)


biasanya dilambangkan dengan α (alpha).

𝐹𝑡 + 1 = 𝐹𝑡 + 𝛼(𝑌𝑡 − 𝐹𝑡)
𝐹𝑡 + 1l = Peramalan baru
𝛼 = Konstanta penghalusan peramalan (0 ≤ 𝛼 ≤ 1)
𝑌𝑡 = Permintaan actual sebelumnya
𝐹𝑡 = Peramalan sebelumnya
Contohl perhitungan :
𝐹𝑡 + 1 = 𝐹𝑡 + 𝛼𝑙(𝑌𝑡 − 𝐹𝑡)
𝐹𝑡 + 1 = 548 + 1𝑙(466 − 548)
= 46
Tabel 4.2.5 Hasil Pengolahan Eksponensial Smooting

Absolute Squared
Month Sales Forecast Error |Pct Error|
Error Error
May-2021 70
Jun-2021 65 70 -5.00 5.00 25.00 1.00
Jul-2021 63 65 -2.00 2.00 4.00 1.00
Aug-2021 56 63 -7.00 7.00 49.00 1.00
Sep-2021 50 56 -6.00 6.00 36.00 1.00
Oct-2021 48 50 -2.00 2.00 4.00 1.00
Total 352 -22.00 22.00 118.00 -0.06
Averaage 58.67 -4.40 4.40 23.60 -0.08
Next Period
43 (bias) (MAD) (MSE) (MAPE)
Forecast

Tabel 4.2.6 Hasil Pengolahan Eksponensial Smooting

Measure Value
Errorl Measures
Biasl (Meanl Error) -4,40
MADl (Meanl Absolutel Deviation) 4,40
MSEl (Meanl Squaredl Error) 23,60
Standardl Errorl (denom=n-2=1)
MAPEl (Meanl Absolutel Percentl Error) -0,08
Forecast
62

nextl period 43

Tabel diatas merupakan tabel yang berisi informasi nilai error yang
dihasilkan dari peramalan permintaan untuk bulan berikutnya yaitu November
menggunakan metode eksponensial smoothing.
4.2.5 Linier Progression
Model peramalan yang menggambarkan hubungan fungsional antara
variabel bebas dan terikat.
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
y : besarnya nilai peramlan
a : persilangan sumbu
b : kemiringan garisl regres
x : variabel bebas
Contohl perhitunganl :
𝑦 = 𝑎 + 𝑏𝑥
∑y
𝑎=
n
∑x y
b= 2
∑x
Tabel 4.2.7 Hasil Pengolahan Linier Progression
Month y x xy x^2
May-2023 70 -5 -350 25

Jun-2023 65 -3 -195 9

Jul-2023 63 -1 -63 1
0
Aug-2023 56 1 56 1

Sep-2023 50 3 150 9

Oct-2023 48 5 240 25
Total 352 -162 70
a=
Tabel 4.2.8 Hasil Pengolahan Linier Progression
63

Abs
Month demand (y) Time x^2 xy Forecast Error sqr Error Pct Error
Error
May-2023 70 1 1 70 70,24 -0,24 0,24 0,06 0,00
Jun-2023 65 2 4 130 65,61 -0,61 0,61 0,37 0,01
Jul-2023 63 3 9 189 60,98 2,02 2,02 4,08 0,03
Aug-2023 56 4 16 224 56,35 -0,35 0,35 0,12 0,01
Sep-2023 50 5 25 250 51,72 -1,72 1,72 2,97 0,03
Oct-2023 48 6 36 288 47,10 0,90 0,90 0,82 0,02
Total 352 21 91 1151
Average 59 4 15 192 0 0,97 1,40 1,74%
Next Periode 42,47 Bias MAD MSE MAPE
Forecast
Inteercept 74.86666667 stderr 1,45
Slope -0.1512

Tabel 4.2.9 Hasil Peramalan Linier Progression


Future
Measure Value Period Forecast
7 42,47
Error Measure 8 37,84
Bias 0 9 33,21
MAD 0,97 10 28,58
MSE 1,40 11 23,95
Standard Error 1,45 12 19,32
MAPE 1,74% 13 14,70
Regression Line 14 10,07
Demand (y) 15 5,44
Statistics 16 0,81
Correlation coefficient 0,989 17 -3,82
Coefficient of
Determination 0,978 18 -8,45
Forecast 19 -13,08
x=7 20 -17,70

Tabel diatas merupakan tabel yang berisi informasi nilai error yang
dihasilkan dari peramalan permintaan untuk bulan berikutnya yaitu Juli
menggunakan metod Linier Regresion.
Tabel 4.2.10 Rekapitulasi Error Peramalan
MAD MSE MAPE
Moving
3.20 11.14 0.33
Average
Eksponential 4.40 23.60 -0.08
Linier 0,97 1,40 1,74
64

Regresion

Daril rekapitulasil diatasl dapat diketahuil MAD, MSE, dan MAPE dari
masing-masing metode peramalan yang dibandingkan untuk menentukan metode
mana yang akan terpilih maka diacari nilai MAD, MSE dan MAPE yang terkecil.
Dengan begitu terpilihlah metode linear regression dengan MAD 0,97, MSE 1,40,
dan MAPE 1,74%.
Tabel 4.2.11 Hasil Permalan Linear Progression
November 43
Desember 38
Januari 33

4.2.6 Agregate Planning


Sebuah perencanaan untuk menghitung ataupun memperkirakan
kebutuhan yang harus dipenuhi dengan korelasi ketersediaan bahan baku, maupun
komponen lainnya
Safety
Production Production
Tas carrier 1 2 3 4 stock
forecast requirement
20%
November 12,90 12,90 12,90 12,90 8,6 43 51,6
Desember 11,40 11,40 11,40 11,40 7,6 38 45,6
Januari 9,60 9,60 9,60 9,60 6,4 33 38,4

4.2.7 Pembuatan MPS (Master Production Schedules)


MPS (Master Production Schedules) mewakili sebuah rencana untuk
pelaksanaan produksi. MPS dibuat berdasarkan hasil forecasting dan pesanan
konsumen. Berikut Jadwal Induk Produksi untuk bulan November, Desember, dan
Januari.
Tas carrier PTF
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Forecast 12,90 12,90 12,90 12,90 11,40 11,40 11,40 11,40 9,60 9,60 9,60 9,60
Production
forecast
Actual
demand
Mps 12,90
Project
available -12,9 -25,8 -38,7 -50,1 -61,5 -72,9 -84,3 -93,9 -103,5 -113,1 -122,7
balanced
65

Available to
promise
Planned order 12,90 12,90 12,90 11,40 11,40 11,40 11,40 9,60 9,60 9,60 9,60

4.2.8 Netting
Dari data MPS mingguan yang juga merupakan kebutuhan kotor dapat diketahui
kebutuhan bersih (netrequirement) dengan mengurangi kebutuhan kotor (gross
requirement) dengan persediaan yang dimiliki (on hand). Kebutuhan bersih ini
merupakan banyaknya produk, part atau item yang harus diproduksi setiap
periode untuk memenuhi pesanan konsumen. Dengan mengasumsikan bahwa
dalam 1 bulan terdapat 4 minggu, maka dapat dibuat kebutuhan bersih untuk
produk maupun untuk part atau item. Dengan melihat BOM kita dapat
menghitung kebutuhan bersih untuk produk tas carrier dan setiap bahan bakunya.
Penghitungan kebutuhan bersih tersebut dilakukan dengan perhitungan manual
melalui excel. Berdasarkan data persediaan awal dan jumlah kebutuhan kotor,
maka dapat dihitung berapa jumlah kebutuhan bersih per minggu. Hasil
perhitungan kebutuhan bersih nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk
menghitung jumlah lot setiap kali pembelian dilakukan. Hasil akhir penghitungan
jumlah kebutuhan bersih untuk tas carrier dapat dilihat pada tabel berikut :

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross
requirement 77,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement 59,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
pland order
recipt 59,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
plan order
release 59,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6

NR = GR – OH l l l l

NR = 77,4 – 18 l l l l

lllllll = 59,4
l

Keterangan : l

NR = jumlah kebutuhan bersih bahan baku


l l l l l l

GR = jumlah kebutuhan kotor bahan baku


l l l l l l

OH = Jumlah bahan baku yamg masih dimiliki dalam inventory


l l l l l l l l l
66

Bahan baku kaca tebal papan kayu tebal 3 cm disetiap periodenya yaitu pada
l l l l l l

setiap minggu produksi. Dengan cara mengaktualisasi jumlah kebutuhan bersih dari
l l l l l l l l l l

jumlah kebutuhan kotor pada minggu 1 (pertama) sebesar 77,4 dikurangi dengan
l l l l l l l l l l l

persedian yang tersedia pada periode bulan sebelumnya yaitu sebesar 18, sehingga
l l l l l l l l l l l

didapatkan project on hand sejumlah 0, karena digunakan pada periode 1 dan


l l l l l l l l l l l l

menyebabkan net requirement sebesar 59,4 untuk memenuhi kebutuhan diawal


l l l l l l l l l

periode. Kemudian untuk period ke 2 (dua) didapat project on hand 0 kosong sehingga
l l l l l l l l l l l l l l

net requirementnya menjadi 77,4 sesuai dengan jumlah gross requirement dan begitu
l l l l l l l l l l l

seterusnya.
NR = GR – OH l l l l

NR = 77,4 – 0 l l l l

lllllll = 77,4
l

Keterangan : l

NR = jumlah kebutuhan bersih bahan baku


l l l l l l

GR = jumlah kebutuhan kotor bahan baku


l l l l l l

OH = Jumlah bahan baku yamg masih dimiliki dalam inventory


l l l l l l l l l

Behitu juga yang berlaku pada penentuan net requirement untuk bahan baku yang
lainnya seperta tabel yang sudah dilampirkan

4.2.9 Lotting
Setelah diketahui jumlah unit kebutuhan bersih untuk tiap-tiap bahanl
baku, maka perlu direncanakan pembelian bahan baku tersebut. Perencanaan
pembelian bahan baku dilakukan dengan cara menentukan jumlah dan waktu
pembelian yang optimal untuk tiap-tiap pembelian. Pada penelitian ini, penentuan
jumlah dan waktu pembelian masing-masing bahan baku akan dihitung dengan
menggunakan ketiga metode lot sizing yang dijadikan acuan, yaitu Lot for lot,
Period Order Quantity dan Eqonomic Order Quantity. Pemilihan metode yang
akan diterapkan nantinya berdasarkan pada metode yang menghasilkan jumlah
biaya yang paling minimal diantara ketiga metode yang digunakan.
1. Lot for Lot
Pada penghitungan Lot for lot, pembelian bahan baku dilakukan sesuai
dengan jumlah kebutuhan bahan baku tiap minggu. Biaya yang timbul pada
67

metode ini hanya biaya pemesanan, karena bahan baku tidak sampai pada
tahap penyimpanan. Hasil akhir penghitungan Lot for lot untuk tiap-tiap bahan
baku dapat dilihat pada tabel di lampiran.
a. Lot for Lot Papan kayu tebal 3 cm

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross
requirement 77,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement 59,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
pland order
recipt 59,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
plan order
release 59,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6

Dapat diketahui plan order recipt yaitu rencana penerimaan pesanan


disini menyesuaikan dengan kebutuhan net requirement yaitu sebesar 59,4
pada minggu pertama, dan untuk plan order release menyesuaikan dengan
leadtime dari masing-masing item bahan baku, sedangkan untuk Papan kayu
tebal 3 cm memiliki ledtime 6 hari jadi dalam perencanaan pemesanannya
dilakukan seminggu sebelum perencanaan penerimaaan bahan baku.
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan Almari dapat dihitung biaya pesan dan
biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar
Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 12
pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. dikali 0 hasilnya
Rp. 0.

b. Lot for Lot kaca tebal 5 mm


68

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 3.750 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan kaca tebal 5 mm dapat dihitung biaya pesan
dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x
12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 3.750 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 3.500
dikali 0 hasilnya Rp. 0.
c. Lot for Lot Papan kayu Tebal 3 cm

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 1785, 1497, 146,
requirement 1785,6 6 1785,6 1785,6 6 1497,6 1497,6 1497,6 146,6 6 146,6 146,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement

pland order 1767, 1767,6 1767,6 128,


recipt 1767,6 6 149,6 149,6 149,6 149,6 128,6 6 128,6 128,6

plan order 1767,6 1767,6 1767, 1767,6 128,


release 6 149,6 149,6 149,6 149,6 128,6 128,6 6 128,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 7.500 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 3 cm dapat dihitung biaya
pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
69

sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x


12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 7.500 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 7.500
dikali 0 hasilnya Rp. 0.
d. Papan Kayu Tebal 1,5 cm

Papan kayu 7 8 9
PD
tebal 3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
gross 4039,6 4039,6 4039,6 4039,6 3249,6 3249,6 3249,6 3249,6 3249,6 3249,6 3249,6 3249
requirement
scedule recipe
project on
hand 18
net
requirement
pland order 23291,6 23291,6 23291,6 23291, 27225 27225 27225 27225 2212,4 2212,4 2212,4 2212
recipt 6
plan order 23291,6 23291,6 23291,6 23291,6 27225 27225 27225 27225 2212,4 2212,4 2212,4 2212,4
release

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 5.750 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 1,5 cm dapat dihitung
biaya pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya
pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi
Rp. 10.000 x 12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya
simpannya sebesa Rp. 5.750 dikali jumlah inventory per item, sehingga
Rp. 5.750 dikali 0 hasilnya Rp. 0.
e. Lot for Lot Secrup 3 cm

Papan kayu tebal 3 7 8 9


PD
cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12339, 12339, 12339, 12339, 4349, 4349, 4349, 4349, 2349, 2349, 2349,
gross requirement 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
32291, 32291, 32291, 32291, 4225 4225 4225 4225 2212, 2212, 2212,
pland order recipt 6 6 6 6 4 4 4
32291, 32291, 32291, 32291, 4225 4225 4225 4225 2212, 2212, 2212, 2212,
plan order release 6 6 6 6 4 4 4 4
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. 600 X0 Rp. 0
70

Untuk lot for lot bahan Secrup 3 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp
10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x 12
pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 600 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp.600 dikali 0
f. Lot for Lot Secrup 5 cm

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 3029, 3029, 3029, 3029, 2949, 2949, 2949, 2949, 1949, 1949, 1949, 1949,
requirement 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 212,4
plan order
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 212,4

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 750 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan Secrup 5 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp
10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x 12
pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 750 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 750 dikali 0
g. Lot for Lot Paku 3 cm

Papan kayu 7 8 9
PD
tebal 3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 3209, 3209,6 3209, 3209,6 2149,6 2149, 2149,6 2149,6 2149, 2149,6 2149, 2149,6
requirement 6 6 6 6 6
scedule
recipe
project on
hand 18
net
requirement
pland order 2191, 2191,6 2191, 2191,6 3225 3225 3225 3225 2712, 2712,4 2712, 2712,4
recipt 6 6 4 4
plan order 2191,6 2191, 2191,6 2191, 3225 3225 3225 3225 2712,4 2712, 2712,4 2712,
release 6 6 4 4
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. 1.100 X0 Rp. 0
71

Untuk lot for lot bahan Paku 3 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp
10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x 12
pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 1.100 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 1.100
dikali 0
h. Lot for Lot Kunci

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 750 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan Kunci dapat dihitung biaya pesan dan biaya
simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp
10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x 12
pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 750 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 750 dikali 0
i. Lot for Lot Handle Almumunium

Papan kayu 7 8 9
PD
tebal 3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
gross 5309, 5309, 5309, 5309, 3749, 3749, 3749, 3749, 2549, 2549, 2549, 25
requiremen 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
t
scedule
recipe
project on
hand 18
net
requiremen
t
pland order
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 21
plan order
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 212,4
72

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 750 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan Handle Almunium dapat dihitung biaya pesan dan
biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar
Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x 12
pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 750 dikali jummah inventory per item, sehingga Rp. 750 dikali
0
j. Lot for Lot Engsel

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. 250 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 1,5 cm dapat dihitung biaya
pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x
12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 250 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 250 dikali 0
k. Lot for Lot Lem

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


73

Biaya Simpan Rp. 2.000 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 1,5 cm dapat dihitung biaya
pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x
12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 2.000 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 2.000
dikali 0
l. Lot for Lot Poksi

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. 3.000 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 1,5 cm dapat dihitung biaya
pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x
12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 3.000 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 3.000
dikali 0

m. Lot for Lot Cat


Papan kayu tebal PD 7 8 9
74

3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. 7.000 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 1,5 cm dapat dihitung biaya
pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x
12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 7.000 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 7.000
dikali 0

n. Lot for Lot Pernis

Papan kayu tebal 7 8 9


PD
3 cm 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 249, 249,
requirement 309,6 309,6 309,6 309,6 249,6 249,6 6 249,6 249,6 249,6 6 249,6
scedule recipe
project on hand 18
net requirement
pland order 212,
recipt 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 4 212,4
plan order 212,
release 291,6 291,6 291,6 291,6 225 225 225 225 212,4 212,4 212,4 4
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. 2.500 X0 Rp. 0

Untuk lot for lot bahan papan kayu tebal 1,5 cm dapat dihitung biaya
pesan dan biaya simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya
sebesar Rp 10.000 dikali dengan jumlah pemesananya, jadi Rp. 10.000 x
12 pemesanan hasilnya Rp. 120.000. sedangkan untuk biaya simpannya
sebesa Rp. 2.500 dikali jumlah inventory per item, sehingga Rp. 2.500
dikali 0

4.2 Economic Order Quantity


75

l l l l l l l l l l l

Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Ford Harris dari Westinghouse pada
l l l l l l l l l l l

tahun 1915. Metode ini merupakan inspirasi bagi para pakar persediaan untuk
l l l l l l l

mengembangkan metode-metode pengendaliaan persediaan lainnya. Metode ini


l l l l l l l l l l l l

dikembangkan atas fakta adanya biaya variabel dan biaya tetap dari proses produksi
l l l l l l l l l l l l

atau pemesanan barang. Teknik EOQ ini besarnya ukuran lot adalah tetap, melibatkan
l l l l l l l l l l

ongkos pesan dan ongkos simpan. Pemesanan dilakukan apabila jumlah persediaan
l l l l l l l l l l l

tidak dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Teknik ini biasa dipakai untuk
l l l l l l l l l l l

horison perencanaan selama satu tahun (12 bulan atau 52 minggu), sedangkan
l l l l l l l l l l l

keefektifannya akan bagus jika pola kebutuhan bersifat kontinu dan tingkat kebutuhan
l l l l l l l l

konstan. Ukuran kuantitas pemesanan (lot sizing) ditentukan dengan :

l l
Q=l
√ 2. R . S
C
Dimana :
l l l l l l

Q = Kuantitas pemesanan yang optimal


l l l l l l

R = Rata – rata permintaan


l l l l

S = Biaya Pesan
l l l

C = Biaya Simpan

Q=l
2. R . S
C× √
Q=l
2 × 4014 , 4 × 20.000
1265
Q=l √ 126937,5494

Q=l 356

a. Economic Order Quantity Almari

Tabel Lotting EOQ


76

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross
requirement 77,4 77,4 77,4 77,4 68,4 68,4 68,4 68,4 57,6 57,6 57,6 57,6
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 57,4 78,4 48,4 67,6 57,6 57,6
plan order
release 59,4 57,4 78,4 48,4 67,6 57,6 57,6

Untuk mendapatkan jumlah pessanan ekonomis pada EOQ dilakukan


perhitungan seperti diatas untuk mendapatkan nilai perencanaan pemesanan bahan
baku dan didapatkan jumlah pesanan ekonomis sebesar 357, jadi untuk plan order
recipt akan direncanakan menerima sejumlah 357 dan untuk plan order release
akan dilakukan pemesanan 1 minggu sebelum perencanaan penerimaan bahan
baku.
Biaya Pesan Rp. 10.000 X7 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Almari dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l l l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

b. Economic Oeder Quantity Kaca Tebal 5 mm


77

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 277,4 277,4 277,4 277,4 368,4 368,4 368,4 368,4 257,6 257,6 257,6 257,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 157,4 168,4 428,4 267,6 267,6 267,6
plan order
release 157,4 157,4 168,4 428,4 267,6 267,6 267,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Kaca Tebal 5 mm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

c. Economic Order Quantity Papan Kayu tebal 3 cm

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 657,4 657,4 657,4 657,4 443,4 443,4 443,4 443,4 367,6 367,6 367,6 367,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 481,4 568,4 568,4 627,6 627,6 627,6
plan order
release 481,4 481,4 568,4 568,4 627,6 627,6 627,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.
78

Untuk EOQ bahan Kayu tebal 3 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

d. Economic Order Quantity Papan Kayu tebal 1,5 cm

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 542,4 542,4 542,4 542,4 346,4 346,4 346,4 346,4 347,6 347,6 347,6 347,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 472,4 234,4 234,4 627,6 627,6 627,6
plan order
release 472,4 472,4 234,4 234,4 627,6 627,6 627,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Kayu tebal 5 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

e. Economic Order Quantity Secrup 3 cm

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 434,2 434,2 434,2 434,2 522,4 522,4 522,4 522,4 232,6 232,6 232,6 232,6
requirement
scedule
79

recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 431,4 463,4 442,4 612,6 521,6 521,6
plan order 431,4 431,4
release 463,4 442,4 612,6 521,6 521,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Secrup 3 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

f. Economic Order Quantity Secrup 5 cm

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 578,4 578,4 578,4 578,4 518,4 518,4 518,4 518,4 517,6 517,6 517,6 517,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 421,4 433,4 433,4 631,6 631,6 631,6
plan order
release 421,4 421,4 433,4 433,4 631,6 631,6 631,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.
80

Untuk EOQ bahan Secrup 5 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

g. Economic Order Quantity Paku 3 cm

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 537,4 537,4 537,4 237,4 638,4 638,4 638,4 638,4 787,6 787,6 787,6 787,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 432,4 468,4 468,4 639,6 639,6 639,6
plan order
release 432,4 432,4 468,4 468,4 639,6 639,6 639,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Paku 3 cm dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

h. Economic Order Quantity Kunci

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 638,4 638,4 638,4 638,4 578,4 578,4 578,4 578,4 337,6 337,6 337,6 337,6
requirement
scedule
recipe
project on 18
81

hand
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 367,4 368,4 368,4 223,6 223,6 223,6
plan order 367,4 367,4
release 368,4 368,4 223,6 223,6 223,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan kunci dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l l l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

i. Economic Order Quantity Handle Alumunium

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 417,4 417,4 417,4 417,4 238,4 238,4 238,4 238,4 127,6 127,6 127,6 127,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order 163,6 163,6
recipt 357,4 188,4 188,4 163,6
plan order 357,4 357,4 163,6 163,6
release 188,4 188,4 163,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.
82

Untuk EOQ bahan Handle Alumunium dapat dihitung biaya pesan dan biaya
l l l l l l l l l

simpannya seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali


l l l l l l l l l l l

dengan jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000.


l l l l l l l l l l l l

sedangkan untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item,
l l l l l l l l l l l

sehingga Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ
l l l l l l l l l l l l

untuk bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518.


l l l

j. Economic Order Quantity Engsel

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 433,4 433,4 433,4 433,4 327,4 327,4 327,4 327,4 257,6 257,6 257,6 257,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 357,4 238,4 238,4 179,6 179,6 179,6
plan order 357,4 357,4
release 238,4 238,4 179,6 179,6 179,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Engsel dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l l l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

k. Economic Order Quantity Lem

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 667,4 667,4 667,4 667,4 528,4 528,4 528,4 528,4 347,6 347,6 347,6 347,6
requirement
scedule
83

recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 468,4 418,4 418,4 235,6 235,6 235,6
plan order 468,4 468,4 235,6 235,6
release 418,4 418,4 235,6
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Lem dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l l l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

l. Economic Order Quantity Poksi

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 567,4 567,4 567,4 567,4 328,4 328,4 328,4 328,4 257,6 257,6 257,6 257,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 257,4 238,4 238,4 127,6 127,6 127,6
plan order 257,4 257,4 127,6 127,6
release 238,4 238,4 127,6
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. X0 Rp.
84

Untuk EOQ bahan Poksi dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l l l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

m. Economic Order Quantity Cat

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 317,4 317,4 317,4 317,4 248,4 248,4 248,4 248,4 198,6 198,6 198,6 198,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
requirement
pland order
recipt 217,4 128,4 128,4 217,6 217,6 217,6
plan order 217,4 217,4
release 128,4 128,4 217,6 217,6 217,6
Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000
Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Cat dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l lCa l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

n. Economic Order Quantity Pernis

7 8 9
PD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
gross 367,4 367,4 367,4 367,4 234,4 234,4 234,4 234,4 247,6 247,6 247,6 247,6
requirement
scedule
recipe
project on
hand 18
net 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49 11,49
85

requirement
pland order
recipt 238,4 128,4 128,4 159,6 159,6 159,6
plan order 159,6 159,6
release 238,4 238,4 128,4 128,4 159,6

Biaya Pesan Rp. 10.000 X 12 Rp. 120.000


Biaya Simpan Rp. X0 Rp.

Untuk EOQ bahan Pernis dapat dihitung biaya pesan dan biaya simpannya
l l l l l l l l l l

seperti berikut, diketahui biaya pemesanannya sebesar Rp 10.000 dikali dengan


l l l l l l l l l l l

jumlah pemesananya, jadi Rp 10.000 x 3 pemesanan hasilnya Rp. 60.000. sedangkan


l l l l l l l l l l l l

untuk biaya simpannya sebesar Rp 1.265 dikali jumlah inventory per item, sehingga
l l l l l l l l l l l

Rp. 1.265 dikali 2354,56 hasilnya Rp. 2.978.518. Sehingga total biaya EOQ untuk
l l l l l l l l l l l l

bahan Almari sebesar Rp. 3.038.518. l l

No Bahan Baku LFL EOQ POQ


Kaca tebal 5 mili P
1
x L 145cm x 33cm Rp 24.133.172 Rp 20.941.234 Rp 24.113.231
Papan kayu tebal 3
2
cm Rp 7.121.860 Rp 8.217.219 Rp 4.123.345
Papan kayu tebal
3
1,5 cm Rp 11.253.566 Rp 22.872.249 Rp 13.262.211
4 Secrup 3 cm Rp 3.288.530 Rp 3.329.032 Rp 2.289.220
5 Secrup 5 cm Rp 1.589.032 Rp 3.238.232 Rp 1.823.125
6 Paku 3 cm Rp 2.123.222 Rp 4.230.126 Rp 2.193.230
7 Kunci Rp 903.161 Rp 1.212.741 Rp 1.233.121
8 Handle alumunium Rp 1.962.511 Rp 3.129.032 Rp 2.011.006
9 Engsel Rp 2.621.412 Rp 4.641.121 Rp 2.122.116
10 Lem isi l kg Rp 1.128.129 Rp 1.371.231 Rp 902.121
11 Poksi isi 1 kg Rp 1.283.312 Rp 2.211.011 Rp 2.313.114
12 Cat isi 2 kg Rp 3.124.221 Rp 5.124.821 Rp 4.240.217
13 Pernis isi 1 liter Rp 1.292.121 Rp 2.326.611 Rp 2.923.119
TOTAL BIAYA Rp 61.824.249 Rp 82.844.660 Rp 63.549.176
86

4.3 Period Order Quantity


Periode 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(GR) 0 32750 30250 40200 38750 40000 39000 39850 38000 37000 39750 38250
Kebutuha
n Bersih

(OHI) 32750 0 40200 0 40000 0 39850 0 37000 0 38250 0


Persedian
Awal
(NR) 30250 38750 39000 38000 39750
Kebutuha
n Bersih
(Por) 70450 78750 78850 75000 78000
Perencan
aan
Penerima
(Porel) 70450 78750 78850 75000 78000
Rencana
Pemesana
n

4.4 Pembuatan MRP

Lead Persedia Persedia Kode


Time (mi an di an Level 1 2 3 4 5 6 7 8
GR 239 239
SR
IOH 0
1 0 - 0 NR 239 239
POR 239 239
POL 239 239
GR 359 359
SR
IOH 240 240 240
1 240 - 1 NR 119 359
POR 359 359
POL 359 359
GR 48 48
SR
IOH 50 50 50 2 2 2
1 50 - 1 NR 46
POR 48
POL 48
GR 239 239
SR
IOH 0
1 0 - 1 NR 239 239
POR 239 239
POL 239 239
GR 239 239
SR
IOH 0
1 0 - 1 NR 239 239
POR 239 239
POL 239 239
GR 5 5
SR
IOH 5 5
1 5 - 2 NR 5
POR 5
POL 5
GR 8 8
SR
IOH 7 7 7
1 7 - 2 NR 1 8
POR 8
POL 8 8
GR 239 239
87

SR
IOH 200 200 200
NR 39 239
1 200 - 2 POR 239 239
POL 239 239
GR 239 239
SR
IOH 600 600 600 361 361 361 112 112
1 600 - 2 NR
POR
POL

4.5 Analisa Data

4.6 Pembuktian Hepotesa

Berdasarkan pada pengolahan data diatas, permasalahan yang terdapat pada PT


l l l l l l l l l l

CLAW Mranggen Demak yaitu terjadinya pembelian bahan baku produksi yang tidak
l l l l l l l l l l l

sesuai dengan kebutuhan produksi sehingga menimbulkan resiko tinggi terhadap


l l l l l l l l l

overstock maupun stockout, pada periode ini bahan baku banyak tersisa diakhir
l l l l l l l l l l l

periode yang mengakibatkan bertambahnya biaya simpan dalam sistem inventory


l l l l l l l l l

perusahaan. Resiko inii dapat diminimalisir dengan menggunakan perhitungan


l l l l l l l l

metode MRP (Material Requirement Planning). Hal tersebut dapat dibuktikan


l

melalui perbandingan biaya total perencanaan pengadaan bahan baku dari hasil
pengolahan data menggunakan sistem MRP dengan kondisi biaya total
perencanaan pengadaan bahan baku konvensional yang digunakan perusahaan
pada saat ini. Hasil akhir perhitungan biaya pesan dan biaya simpan yang
diperoleh dari perhitungan MRP (Material Requirement Planning). Dari
perhitungan MRP menghasilkan total biaya perencanaan persediaan bahan baku
sebesar Rp. 87.878.837, dapat dilihat perbandingannya seperti berikut:
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Perbandingan Biaya MRP
l l l l l l

MRP Metode Lama


Total Rp. 87.878.837 Rp 110.129.183

l Dari rekapitulasi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan persediaan


l l l l l l l l

bahan baku tas carrier PT CLAW Mranggen Demak akan lebih optimal dengan
l l l l l l l l l l l l
88

menggunakan sistem perhitungan MRP karena memberikan hasil perhitungan biaya


l l l l l l l l l

akhir yang paling rendah sejumlah Rp 87.878.837.


l l l l l

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
89

Berikut merupakan kesimpulan dan saran dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang sudah disimpulkan maka akan mendapatkan hasil
yang dijadikan tujuan sebelumnya pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
90

Agustrimah, Y., Sukarsono, A., & Sukarni, S. (2020). Perencanaan kebutuhan


bahan baku dengan metode material requirement planning (MRP) pada
proses produksi jas almamater di home industry Kun Tailor Tulungagung.
Teknika: Jurnal Sains Dan Teknologi, 16(1), 53.
https://doi.org/10.36055/tjst.v16i1.7590

Alfayyad, G., Pengendalian, A., Bahan, P., Makanan, B., Rest, D., Hot, O., Bora,
X. M. A., & Nugroho, V. (2014). PADA RESTORAN STEAK RANJANG
BANDUNG Related papers. E-Proceeding of Management, vol 1 no 3.
http://bandung.go.id/rwd/index.php?fa

Apriyani, N., & Muhsin, A. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan


Baku Dengan Metode Economic Order Quantity Dan Kanban Pada Pt
Adyawinsa Stamping Industries. Opsi, 10(2), 128.
https://doi.org/10.31315/opsi.v10i2.2108

Hertanto, R. H. (2020). Pengendali Persediaan Bahan Baku. Jurnal Administrasi


Dan Bisnis, 161–167.

Mahmudi, W. L., Kurniadi, Dedy, ST., M. K., & Ir. Agus Adhi Nugroho, M.T., I.
(2019). RANCANG BANGUN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG PADA PT.
ABADI JAYA MANUNGGAL MENGGUNAKAN METODE EOQ
(ECONOMY ORDER QUANTITY). 47(1), 11–21.

Pratiwi, F., & Hasibuan, S. (2020). Perencanaan persediaan bahan baku


amoxicillin menggunakan metode material requirement planning: studi
kasus. Operations Excellence: Journal of Applied Industrial Engineering,
12(3), 344. https://doi.org/10.22441/oe.2020.v12.i3.007

Salam, A., & Mujiburrahman. (2018). Pengendalian Persediaan Bahan Baku


menggunakan Metode Min- Max Stock pada Perusahaan Konveksi Gober
Indo. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen Teknologi, 2(1), 47–54.

Sulistiyani, A. F., Agustono, & Riptanti, E. W. (2017). Perencanaan Bahan Baku


91

Kayu Jati pada CV. Roda Jati dengan Metode Material Requirement
Planning (MRP). Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9),
1689–1699.

Susmita, A., & Cahyana, B. J. (2018). PEMILIHAN METODE PERMINTAAN


DAN PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU DENGAN
METODE MRP DI PT. XYZ. Umj.Ac.Id Semnastek Teknik Industri.

Ulur Rosyad, F., Kurniadi, D., & Satrio WP, B. (2019). Sistem Inventory
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode DES dan EOQ Pada
CV Barokah Jaya. 463–470.

Wahyono, H., Jurusan Manajemen, H., Ekonomi, F., & Jember Jln Kalimantan, U.
(2014). Analisis Metode Material Requirement Planning (MRP) Pada Usaha
Mebel Soedirman.

Wibisono, G., Rahayuningsih, S., & Santoso, H. B. (2017). 70-148-1-Pb. 1(1),


40–46.

widianto, condro ahmad. (2021). Jurnal PENA Vol.3 5. 3(1), 1–10.


92

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai