Menyetujui,
Dr. Ir. Rosmalina Hanafi, M.Eng. Dr. Ir. Syarifuddin M. Parenreng, ST., MT.IPU
NIP. 19660128 199103 2 003 NIP. 19761021 200812 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN
Adalah karya tulisan saya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan
orang lain dan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar – benar merupakan hasil
karya saya sendiri.
Semua informasi yang ditulis dalam skripsi yang berasal dari penulis lain telah
diberi penghargaan, yakni dengan mengutip sumber dan tahun penerbitannya.
Oleh karena itu, semua tulisan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penulis. Apabila ada pihak manapun yang merasa ada kesamaan judul dan
atau hasil temuan dalam skripsi ini, maka penulis siap untuk diklarifikasi dan
mempertanggungjawabkan segala risiko.
Segala data dan informasi yang diperoleh selama proses pembuatan skripsi, yang
akan dipublikasikan oleh Penulis di masa depan harus mendapat persetujuan dari
Dosen Pembimbing.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan isi skripsi ini hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
Gowa, Februari 2023
Yang Menyatakan
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT pemiliki semesta alam.
Shalawat serta salam kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, sahabat,
keluarga, serta para pengikutnya.
1. Kedua orang tua tercinta Ibuku (Hj. Mislan) dan Ayahku (H.
Muhammad Yusuf, S.Sos) atas dukungan dan doa yang tak henti-
hentinya selalu diberikan kepada penulis sehingga menyelesaikan
pendidikan sebagai sarjana. Terima kasih juga telah mendidik,
merawat dan membesarkan hingga kini dengan penuh kasih sayang.
2. Ibu Dr. Ir. Rosmalina Hanafi, M. Eng. Selaku Pembimbing I yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan mulai dari awal penelitian hingga terselesaikannya
penulisan Skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Syarifuddin M. Parenreng, S.T., M.T., IPU. Selaku
Pembimbing II yang ditengah kesibukannya telah meluangkan waktu
dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
4. Ibu Ir. Kifayah Amar, S.T., M.Se., Ph.D., IPU. Selaku Ketua
Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
iv
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi sistematika penulisan maupun isinya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
Hormat Saya,
ABSTRAK
Proses aliran rantai pasok dalam sebuah perusahaan akan menghadapi tingkatan
risiko yang berbeda-beda tergantung dari tingkat kompleksitas aliran rantai pasok
yang dimiliki. Risiko yang kerap terjadi dalam aliran distribusi pada rantai pasok
disebabkan oleh adanya vulnerability (kesenjangan) yang dapat menyebabkan
kerugian kecil maupun kerugian besar dalam menghambat operasional
perusahaan. PT Maruki Internasional Indonesia yang bergerak dalam bidang
manufaktur tentunya kerap menghadapi berbagai risiko pada rantai pasokannya.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis risiko pada rantai pasok PT Maruki
Internasional Indonesia dan merancang strategi mitigasi dan pengendaliannya.
Metode yang digunakan adalah GreyFMEA untuk menentukan risiko prioritas dan
RCA jenis 5 Whys untuk menentukan akar penyebab risiko dan merancang
strategi mitigasi dan penanganannya. Data yang digunakan yaitu hasil wawancara
yang dilakukan dengan para ahli perusahaan. Hasil perhitungan terhadap 33 risiko
menggunakan GreyFMEA didapatkan nilai hubungan grey dari yang terkecil ke
terbesar, kemudian berdasarkan prinsip pareto 20:80 yang dimana 20 % risiko
mewakili 80 % risiko sehingga didapatkan 7 risiko yang menjadi prioritas. Hasil
strategi mitigasi dan penanganan masing – masing 7 risiko tersebut, pada
keterlambatan kayu dan hardboard (ES2) yaitu menerapkan metode pengendalian
persediaan yang tepat dan membuat SOP pengadaan barang. Pada kerusakan
mesin hot press (EM16) dan kerusakan mesin girocing (EM17) yaitu membuatkan
jadwal maintenance, melakukan pengecekan berkala pada spare part, dan
menambah mesin. Pada kesalahan input data inventory (ES1) yaitu memperbarui
sistem informasi manajemen gudang dan memberikan pelatihan terkait SIM
kepada karyawan. Pada karyawan yang izin atau sakit (EM2) yaitu memperbarui
fasilitas kerja terutama kursi untuk operator dan melakukan evaluasi kinerja
karyawan. Pada pengembalian produk oleh customer (ER1) yaitu memberikan
batas toleransi kecacatan, memperketan pengawasan pada final inspection, dan
melakukan pengurutan berdasarkan warna dan variasi butsudan pada proses
packaging. Pada perubahan permintaan produksi tipe butsudan (EP4) yaitu
melakukan riset terkait kecenderungan permintaan pasar dan melakukan riset
terhadap produk dari perusahaan lain.
ABSTRACT
MUSTAFA KEMAL ANSYAR. Supply Chain Risk Analysis Using the Gray
Failure Mode And Effect Analysis Method and Root Cause Analysis to Improve
the Company's Operational Performance (supervised by Rosmalina Hanafi and
Syarif M. Parenreng)
The supply chain flow process in a company will face different levels of risk
depending on the level of complexity of the supply chain flow that is owned. The
risks that often occur in the flow of distribution in the supply chain are caused by
vulnerabilities (gaps) that can cause small losses or large losses that hinder the
company's operations. PT Maruki Internasional Indonesia, which is engaged in
the manufacturing sector, often faces various risks in its supply chain. This
research was conducted to analyze risks in the PT Maruki Internasional
Indonesia supply chain and design mitigation and control strategies using
GreyFMEA to determine priority risks and RCA types of 5 Whys to determine the
root causes of risks and design mitigation and handling strategies. The data used
is the result of interviews conducted with company experts. The results of the
calculation of the 33 risks using GreyFMEA obtained the value of the gray
relationship from the smallest to the largest, then based on the 20:80 pareto
principle where 20% of the risk represents 80% of the risk so that 7 risks are
prioritized. The results of the mitigation and handling strategies for each of the 7
risks, on delays in wood and hardboard (ES2), are applying appropriate
inventory control methods and making SOPs for procurement of goods. On
damage to the hot press machine (EM16) and damage to the girocing machine
(EM17), namely making a maintenance schedule, doing periodic checks on spare
parts, and adding machines. In the inventory data input error (ES1), namely
updating the warehouse management information system and providing SIM-
related training to employees. For employees who are sick or sick (EM2), namely
updating work facilities, especially chairs for operators and evaluating employee
performance. In product returns by customers (ER1), namely providing a
tolerance limit for defects, tightening supervision on final inspections, and sorting
based on color and butsudan variations in the packaging process. On changes in
demand for production of the butsudan type (EP4), namely conducting research
related to market demand trends and conducting research on products from other
companies.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Simplikasi model rantai pasok dan 3 macam aliran yang dikelola .... 7
Gambar 2. 3 Supply Chain Risk Management ...................................................... 13
Gambar 2. 4 Empat pendekatan dasar untuk mengelola risiko rantai pasok ........ 14
Gambar 2. 6 Proses Inti Dalam SCOR ...................................................................18
Gambar 3. 1 FlowChart Penelitian ........................................................................38
Gambar 3. 2 Kerangka Pikir Penelitian..................................................................40
Gambar 5. 1 Struktur Organisasi PT Maruki Internasional Indonesia .................. 74
Gambar 5. 2 Model Three Line Defense PT Maruki Internasional Indonesia ...... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. 1 Simplikasi model rantai pasok dan 3 macam aliran yang dikelola
Sumber: (Pujawan & Mahendrawathi, 2010)
2.2 Risiko
sistem-sistem produksi. Dalam penelitian ini penulis juga mengcau pada yang
dikemukakan oleh (Kurniawan & Rinofah, 2016) bahwa Kinerja operasional
berbeda dengan kinerja perusahaan. Kinerja operasional merupakan sebuah
kinerja tentang mutu aktifitas yang berhubungan dengan aliran dan
perpindahan barang, dari bahan mentah dipasok sampai barang jadi sampai di
tangan konsumen akhir. Adapun ukuran kinerja operasional perusahaan
adalah biaya produk per unit, kualitas proses, kualitas produk, kemampuan
menangani perubahan jumlah permintaan, kemampuan memenuhi perubahan
selera pelanggan, pengiriman yang dilakukan tepat waktu, dan kemapuan
pengiriman sebelum waktu yang ditentukan (Leong, et al., 1990).
the customer
1 0-5
Remote
2 6-15
3 16-25
Low
4 26-35
5 36-45
Moderate
6 46-55
7 56-65
High
8 66-75
9 76-85
Very high
10 86-100
(c) Severity
Severity Score
Customer will probably not notice 1
Slight annoyance 2,3
Customer dissatisfaction 4,5,6
High degree of dissatisfaction 7,8
Safety/regulatory consequences 9,10
Sumber: (Ünlükal et al., 2018)
𝑋𝑗 (𝑘 )‖
komparatif series
min 𝑚𝑖𝑛
∆𝑚𝑖𝑥 = ∀𝑗𝑒 𝑖∀𝑘
‖𝑋0 (𝑘) − 𝑋𝑗 (𝑘 )‖ 𝜍 adalah identifier 𝜍 ∈
1
ɼ(𝑋𝑖, 𝑋𝑗 ) = 𝑛 ∑𝑛𝑘=1 𝛾(𝑋𝑖 (𝑘 ), 𝑋𝑗 (𝑘)) (6)
Penelitian terkait supply chain risk bukan lagi menjadi penelitian baru.
Ada banyak penelitian yang berkaitan dengan supply chain risk, berikut
beberapa penelitian yang telah penulis rangkum sebagai berikut:
No. Peneliti Judul Metode Objek Hasil
1 Ilhamdi Analisis House Of Kelapa Nilai ARP tertinggi
Syahputra Risiko Supply Risk (HOR) Sawit dari 11 risk agents
dan Abdul Chain yaitu pada agen
Azis Syarif. Menggunakan risiko gangguan
Metode teknis/stagnasi
House Of pengolahan.
Risk (HOR) Kemudian usulan
Pada PT. mitigasi yang
Sumber Sawit paling efektif
Makmur adalah
coordination.
2 Andi Haifa Manajemen SCOR dan Produk Nilai ARP tertingi
Kania Risiko Rantai HOR Pertanian dari 12 agen risiko
Nadhira, Pasok Produk Kab. yaitu pada kualitas
Teguh Sayuran Malang sayur yang tidak
Oktiarso, Menggunakan sesuai.
dan Titik Metode
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Ada beberapa metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada objek
penelitian oleh penulis. Pada penelitian metode ini digunakan dalam
mengidentifikasi aktivitas supply chain perusahaan.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada pihak perusahaan terutama
para ahli diperusahaan tersebut yang bergelut dalam bidang yang
37
Mulai
Studi Pustaka
Identifikasi masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Analisis GreyFMEA
Analisis RCA
1. Menganalisis akar penyebab terjadinya risiko.
2. Merancang strategi mitigasi dan penanganan
risiko.
Selesai
Gambar 3. 1 FlowChart Penelitian
39
Berdasarkan gambar 3.1 , penelitian ini dilakukan dengan alur penelitian yang
runut mulai dari awal hingga akhir. Berikut penjelasan mengenai alur
penelitian ini:
a. Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan yang dilakukan yaitu dengan melakukan studi pustaka
melalui literatur – literatur yang berkaitan dengan penelitian ini dan
melakukan observasi untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi,
kemudian dari hasil identifikasi dilakukan perumusan masalah dan
penentuan tujuan penelitian. Observasi jua dilakukan untuk melakukan
pemetaan aktivitas rantai pasok.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan
datadata apa saja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah dan
mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara untuk mendapatkan data risiko dan kuesioner untuk
mendapatkan data penilaian risiko.
c. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah mengelola data yang telah dikumpulkan agar
dapat digunakan dalam penelitian. Pengolahan data dilakukan
menggunakan GreyFMEA untuk menentukan risiko prioritas dan RCA
untuk menganalisis akar penyebab risiko dan merancang usulan perbaikan.
40
Analisis GreyFMEA
menentukan risiko prioritas, dan Root Cause Analysis untuk menentukan akar
penyebab risiko sebagai bahan dalam merancang strategi mitigasi dan
penanganan risiko.
Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi aktivitas supply chain
pada perusahaan menggunakan pendekatan Supply Chain Operation
Reference (SCOR) berdasarkan Plan, Source, Make, Deliver, dan Return.
Kemudian dilakukan identifikasi risiko supply chain berdasarkan 4 aspek
yaitu: aspek sumber daya manusia yaitu risiko yang berkaitan dengan
karyawan, seperti banyaknya waktu yang terbuang ketika sementara jam
kerja, karyawan yang izin atau sakit, dan kecelakaan kerja pada karyawan.
Aspek proses internal yaitu risiko yang terjadi karena adanya kesalahan pada
proses internal perusahaan dalam pembuatan produk, seperti keterlambatan
bahan baku yang dibutuhkan. Aspek sistem dan teknologi, yaitu risiko yang
disebabkan karena adanya gangguan sistem dan teknologi, seperti kapasitas
produksi berlebihan, dan teknologi yang tidak mumpuni. Aspek eksternal tak
terduga yaitu risiko yang terjadi dikarenakan faktor eksternal yang tidak dapat
diprediksi kapan terjadinya, seperti bencana alam, adanya aturan pemerintah
yang berkaitan dengan bidangnya perusahaan, dan kondisi perekonomian
tidak stabil. Dari keempat aspek data risiko yang telah diidentifikasi tersebut
dilakukan penilaian berdasarkan severity, occurrence, dan detection.
Setelah itu dilakukan analisis menggunakan metode GreyFMEA dengan
menentukan Risk Priority Number (RPN) yang kemudian selanjutnya di
ranking berdasarkan derajat hubungan grey mulai dari yang terkecil. Dari
hasil tersebut kemudian ditemukan risiko yang menjadi prioritas. Kemudian
akan dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan Root Cause Analysis
(RCA) untuk menentukan akar penyebab terjadinya risiko. Kemudian pada
tahap terakhir dilakukan perancangan strategi mitigasi dan penanganan risiko
berdasarkan akar penyebab terjadinya risiko.
42
BAB IV
PENGUMPULAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini akan membahas mengenai pengumpulan dan pengolahan data yang
terdiri dari beberapa sub bab. Untuk bagian pengumpulan data terdiri dari
pemetaan aktivitas rantai pasok, identifikasi risiko dan penilaian risiko.
Pengolahan data sendiri terdiri dari penentuan risiko prioritas dengan GreyFMEA
dan Analisis Root Cause Analysis.
Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu dengan observasi,
wawancara, dan kuesioner. Adapun data – data yang dikumpulkan yaitu data
aktivitas rantai pasok didapatkan dengan observasi dan wawancara, data risiko
didapatkan dengan wawancara, dan data penilaian risiko didapatkan dengan
kuesioner.
Dahlan
8. Kepala Pabrik 3 24 Tahun
Yusuf
2
18 EM7 Pengecatan tidak merata 1
Pengecatan tidak sesuai dengan spesifikasi
19 EM8 3
gambar
Perakitan tidak sesuai dengan spesifikasi
20 EM9 1
gambar
21 EM10 Cacat produk yang luput dari pengecekan 1
Adanya komponen pelengkap luput
22 EM11 3
dimasukkan dalam packaging
23 EM12 Kesalahan pengepakan 1
24 EM13 Kerusakan mesin NC Router 5
25 EM14 Kerusakan mesin WBS (Wide Belt Sanders) 5
26 EM15 Kerusakan mesin Yokosuri 5
27 EM16 Kerusakan mesin Hot Press 5
28 EM17 Kerusakan mesin Girocing 5
29 ED1 Produk jatuh saat pengangkatan 1
30 ED2 Kelebihan kapasitas produksi 3
31 ED3 Keterlambatan ekspedisi sampai ke tujuan 7
Perubahan aturan pemerintah terkait ekspor
32 ED4 5
impor
33 ER1 Pengembalian produk oleh customer 3
Strategi - Memperbanyak kuantitas pemesanan untuk kayu yang berasal dari luar negeri
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko keterlambatan kayu dan hardboard terdiri dari 2
faktor. Faktor pertama yaitu faktor perencanaan, akar risiko yang didapatkan yaitu waktu perencanaan pengadaan tidak
sesuai target, kesalahan pada perencanaan, perrhitungan yang tidak akurat, dan metode pengendalian persediaan yang
kurang tepat. Kemudian strategi yang dirancang yaitu menerapkan metode pengendalian persediaan yang tepat dan
58
membuat SOP pengadaan barang. Faktor kedua yaitu faktor pengiriman, akar risiko yang didapatkan yaitu kendala saat
perjalanan, jarak tempuh perjalanan jauh, beberapa kayu dipesan dari luar negeri, dan jenis kayu yang dipesan melimpah
dinegara tersebut. Adapun strategi yang dirancang yaitu memperbanyak kuantitas pemesanan untuk kayu yang berasal
dari luar negeri.
2. Kerusakan mesin hot press (EM16)
Tabel 4. 10 Analisis RCA Risiko Kerusakan Mesin Hot Press
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko kerusakan mesin hot press yaitu mesin tidak
berfungsi dengan baik, adanya bagian mesin yang mengalami kerusakan, masa penggunaan bagian mesin tersebut telah
mencapai batas, kurangnya dilakukan maintenance, dan maintenance kurang menjadi perhatian perusahaan. Adapun
strategi yang dirancang yaitu membuatkan jadwal maintenance, melakukan pengecekan berkala pada spare part, dan
menambah mesin.
59
Masa
Adanya Maintenance
Akar Mesin tidak penggunaan Kurangnya
bagian mesin kurang menjadi
penyebab berfungsi bagian mesin dilakukan
Kerusakan mengalami perhatian
risiko dengan baik tersebut telah maintenance
mesin kerusakan perusahaan
mencapai batas
girocing
- Membuatkan jadwal maintenance
Strategi - Melakukan pengecekan berkala pada spare part
- Menambah mesin
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko kerusakan mesin girocing yaitu mesin tidak
berfungsi dengan baik, adanya bagian mesin yang mengalami kerusakan, masa penggunaan bagian mesin tersebut telah
mencapai batas, kurangnya dilakukan maintenance, dan maintenance kurang menjadi perhatian perusahaan. Adapun
strategi yang dirancang yaitu membuatkan jadwal maintenance, melakukan pengecekan berkala pada spare part, dan
menambah mesin.
60
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko kesalahan input data inventory yaitu tidak
akuratnya data inventory, sistem informasi manajemen gudang perusahaan masih belum efektif dan efisien, penginputan
data masih banyak dilakukan secara manual, data belum terintegrasi, dan kurangnya pemahaman perusahaan terhadap
pentingnya sistem informasi manajemen. Adapun strategi yang dirancang yaitu memperbarui sistem informasi
manajemen gudang dan memberikan pelatihan terkait SIM kepada karyawan.
61
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko karyawan yang izin atau sakit yaitu kelelahan
saat bekerja, tidak rileksnya saat melakukan pekerjaan, tidak nyamannya fasilitas kerja, fasilitas kerja tidak dibuat
berdasarkan prinsip kenyamanan, dan kurangnya perhatian perusahaan dalam hal kenyamanan kerja. Adapun strategi
yang dirancang yaitu memperbarui fasilitas kerja terutama kursi operator dan melekukan evaluasi kinerja karyawan.
62
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko pengembalian produk oleh customer terdiri dari
2 faktor. Faktor pertama yaitu faktor kualitas, akar penyebab risikonya yaitu kualitas produk tidak sesuai dengan
keinginan, adanya cacat ditemukan pada produk, kesalahan pada proses pembuatan produk, dan kelalaian karyawan.
Adapun strategi yang dirancang yaitu memberikan batas toleransi kecacatan dan memperketat pengawasan pada final
inspection. Faktor kedua yaitu faktor packaging, akar penyebab risikonya yaitu ketidaksesuaian antara isi dan
63
pembungkus produk, kelalaian oleh karyawan, sulit membedakan tipe butsudan, adanya tipe butsudan yang hampir
mirip, dan perbedaan hanya terletak pada warna dan variasi. Adapun strategi yang dirancang yaitu melakukan
pengurutan berdasarkan warna dan variasi butsudan pada proses packaging.
7. Perubahan permintaan produksi tipe butsudan secara tiba – tiba (EP4)
Tabel 4. 15 Analisis RCA Risiko Perubahan Permintaan Tipe Butsudan Secara Tiba – Tiba
Berdasarkan tabel diatas dapat diliihat bahwa akar penyebab risiko perubahan permintaan produksi tipe butsudan
secara tiba – tiba yaitu perubahan permintaan pasar, tingginya permintaan konsumen pada tipe butsudan tertentu,
harga butsudan yang tidak sesuai dengan kemampuan konsumen, dan adanya perbandingan harga dan kualitas dengan
produk butsudan dari perusahaan lain. Adapun strategi yang dirancang yaitu melakukan riset terkait kecenderungan
permintaan pasar, melakukan riset terhadap produk dari perusahaan lain.
64
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan untuk menjaga kualitas produk, jadi bahan baku yang tidak sesuai
dengan standar perusahaan akan dikembalikan ke supplier untuk dilakukan
penggantian. Kemudian untuk pengeringan kayu dilakukan untuk
mengurangi kadar air yang terdapat pada kayu hingga mencapai 2% dengan
lama pengeringan 1 sampai 2 minggu.
Proses make pada aktivitas rantai pasok terdiri dari beberapa aktivitas
yang meliputi pemotongan awal kayu dan hardboard dan laminating,
pembentukan butsudan, pengecatan atau pewarnaan, perakitan (assembly),
pemeriksaan kualitas produk jadi, dan pengepakan (packaging). Pada proses
make ini bahan baku akan diproses menjadi produk sesuai dengan alur
proses produksinya. Pemotongan awal kayu dan hardboard, dilakukan
berdasarkan ukuran dan gambar butsudan yang akan dibuat, kemudian
setelah pemotongan maka akan dilakukan proses laminating antara kayu
atau hardboard dengan tsukita yang semua proses tersebut dilakukan pada
pabrik 1. Kemudian dilakukan pembentukan butsudan menggunakan mesin
NC Router pada pabrik 2, pembentukan butsudan dilakukan berdasarkan
ukuran dan gambar yang sudah ditentukan mulai dari bagian pintu, atap,
alas, tengah dan dinding. Komponen yang sudah dibentuk kemudian akan
diteruskan ke pabrik 3 untuk dilakukan pengecatan atau pewarnaan, bagian
– bagian komponen yang besar akan dilakukan pengecatan menggunakan
mesin namun untuk komponen pelengkap (aksesoris) dilakukan pengecatan
manual menggunakan kuas. Untuk perakitan (assembly) dilakukan pada
pabrik 4, jadi semua komponen yang sudah diproses pada pabrik 3 akan
disatukan menjadi satu produk butsudan, kemudian dilakukan pemeriksaan
kualitas pada produk sebelum dilakukan pengepakan (packaging).
Selanjutnya untuk proses deliver, aktivitas yang dilakukan meliputi
penyimpanan produk sebelum ekspor dan pengeksporan produk jadi. Untuk
penyimpanan produk sebelum ekspor, produk disimpan di gudang dan
dipisahkan antara bagian atas (uwedai) dan bawah (gedai) butsudan.
Kemudian jika telah mencapai target ekspor, maka akan dilakukan
pengeksporan produk jadi yang biasanya dilakukan dalam rentan waktu 1
66
minggu sekali ekspor. Untuk jumlah produk dalam satu kali pengeksporan
yaitu 150 – 200 unit butsudan dan pengeksporan menggunakan jasa
eskpedisi dan hanya dilakukan ke Jepang karena produk butsudan bersifat
sebagai produk budaya.
Proses return hanya memiliki satu aktivitas yang dilakukan pada rantai
pasok perusahaan yaitu pengembalian produk jadi dari customer. Segala
biaya yang dikeluarkan dalam proses pengembalian produk tersebut
ditanggung oleh perusahaan dan tentunya perusahaan akan mengalami
kerugian.
Model three line defense membagi fungsi dalam penerapan manajemen risiko menjadi 3 bagian. Pada penelitian ini
pembagian lini tersebut berdasarkan bagan struktur PT Maruki Internasional Indoensia yang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Komisaris
Presiden Direktur
Assistant Manager,
Manager General Manager
Kajou, dan SPV
1. Melakukan evaluasi
terhadap
LAPISAN PERTAMA
1. Mengawasi implementasi
LAPISAN KETIGA
LAPISAN KEDUA
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lama
No Nama Jabatan
Bekerja
Dahlan
8. Kepala Pabrik 3 24 Tahun
Yusuf
B. PROFIL PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
PT. Maruki Internasional Indonesia pada awal berdirinya bernama
PT. Tokai Material Indonesia, perusahaan manufaktur furnitur dengan
status PMA. Perusahaan ini mulai dibangun pada bulan Juni tahun 1997
dan secara resmi beroperasi pada bulan april 1998, dengan luas area
kurang lebih 10 hektar. Ekspor perdana pada September 1998 (Oleh
Meninves/Ketua BKPM, Bapak Hamza Has). Sosok penting di awal
perintisan usaha ini yaitu Mr. Kenichi Kobayashi sebagai pernyedia modal
sekaligus owners perusahaan, Mr. Hidehiro Asano sebagai Presiden
Direktur pertama dan Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. yang
menjabat sebagai Vice President.
Proses awal berdirinya perusahaan ini, menemui tantangan yang
cukup berat, karena pada saat itu perekonomian di Asia mengalami krisis
yang cukup dahsyat, tak terkecuali Indonesia. Dengan strategi dan
perencanaan yang tepat oleh para perintisnya maka pembangun Industri ini
tetap berjalan baik ditengah goncangan ekonomi dan krisis moneter yang
melanda negeri ini, hasil pembangunan pabrik jauh lebih besar dan lebih
baik dari yang direncanakan.
Salah satu strategi yang digunakan untuk membangun perusahaan
ditengah krisis ekonomi waktu itu adalah dengan memanfaatkan fasilitas
yang dikeluarkan pemerintah dalam rangka menarik investor asing agar
dapat menjadi penggerak kegiatan usaha yang pada akhirnya akan
berkontribusi pada peningkatan perekonomian Negara. Sebagai
perusahaan yang akan berorientasi ekspor dengan bahan baku sebahagian
diimpor maka pemerintah memberikan fasilitas Kawasan Berikat (Bonded
Area). Suatu fasilitas yang diberikan pemerintah untuk meringankan
perusahaan dari kewajiban membayar bea masuk beserta pajak impor
dengan tujuan untuk memacu peningkatan ekspor.
Pada rapat umum pemegang saham (RUPS) pada tanggal 12 Agustus
2002 menyepakati untuk merubah nama perusahaan dari PT. Tokai
Material Indonesia menjadi PT. Maruki Internasional Indonesia sekaligus
melakukan pergantian Presiden Direktur dari Mr. Hidehiro Asano kepada
Dr. Ir. H. M. Nurdin Abdullah, M.Agr. secara operasional keputusan ini
mulai berlaku pada 14 Januari 2003, sesuai akte.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Maruki Joss adalah budaya yang dilakukan setiap pagi yaitu senam
bersama sebagai upaya untuk membangun semangat kerja, briefing pagi,
dan budaya bersih dimana karyawan bertanggung jawab atas terciptanya
lingkungan perusahaan yang bersih, serta merokok pada titik yang
ditetapkan.
C. HASIL WAWANCARA
INSTRUMEN PENELITIAN
Wawancara
I. Biodata Informan
1. Nama :
Jenis Kelamin :
Jabatan :
kepentingan penelitian
III. Wawancara
INSTRUMEN PENELITIAN
MUSTAFA KEMAL ANSYAR (D071181332)
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
Langkah 2
Berikan penilaian Bapak/ Ibu dengan cara memberikan centang yang sesuai
dengan rating pada setiap risiko pada kolom dibawah ini:
1. Dampak (Severity)
Dampak (Severity)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
dollar AS
Covid – 19 (PPKM)
Dampak (Severity)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
Covid – 19 (PPKM)
Covid – 19 (PPKM)
hardboard
Tertimpa kayu saat pengangkatan
Karusakan mesin
Dampak (Severity)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
kerja
Kecelakaan kerja
Pembentukan tidak sesuai dengan
Kerusakan mesin
spesifikasi gambar
spesifikasi gambar
ekspor
tujuan
Deliver
Keterlambatan ekpedisi sampai ke
b. Pengeksporan produk jadi
tujuan
ekspor impor
Dampak (Severity)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
Kemungkinan (occurrence)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
dollar AS
Covid – 19 (PPKM)
Kemungkinan (occurrence)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
Covid – 19 (PPKM)
Covid – 19 (PPKM)
hardboard
Tertimpa kayu saat pengangkatan
Karusakan mesin
Kemungkinan (occurrence)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
kerja
Kecelakaan kerja
Pembentukan tidak sesuai dengan
Kerusakan mesin
spesifikasi gambar
spesifikasi gambar
ekspor
tujuan
Deliver
Keterlambatan ekpedisi sampai ke
b. Pengeksporan produk jadi
tujuan
ekspor impor
Kemungkinan (occurrence)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
Mendeteksi (detection)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
dollar AS
Covid – 19 (PPKM)
Mendeteksi (detection)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
Covid – 19 (PPKM)
Covid – 19 (PPKM)
hardboard
Tertimpa kayu saat pengangkatan
Karusakan mesin
Mendeteksi (detection)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
kerja
Kecelakaan kerja
Pembentukan tidak sesuai dengan
Kerusakan mesin
spesifikasi gambar
spesifikasi gambar
ekspor
tujuan
Deliver
Keterlambatan ekpedisi sampai ke
b. Pengeksporan produk jadi
tujuan
ekspor impor
Mendeteksi (detection)
Process Aktivitas Kejadian Risiko (Risk Event)
1 3 5 7 9
Produk Butsudan
Unit Kerja NC Router Pabrik 2