Disusun oleh :
Herda Aditya Pamungkas
31601601289
Arrenged by:
Herda Aditya Pamungkas
31601601289
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Nuzulia Khoiriyah
2021.08.20
14:17:29 +07'00'
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik indsutri
Nuzulia Khoiriyah
2021.08.20
14:18:24 +07'00'
NuzuliaKhoiriyah,ST.,MT.
NIK.210603029
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Semarang,
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin…
Sembah sujud dan rasa syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan kasih sayangnya terhadap saya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Sholawat serta salam saya haturkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW semoga kita semua mendapat syafa’at
beliau di hari kiamat nanti aamiin.
Laporan Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :
kepada kedua orang tua yang saya cintai dan sayangi
(Bapak Herlambang Toto Susilo – Ibu Purwati)
Sebagai wujud rasa terimakasih ku atas doa, motivasi, dukungan, dan materi yang
tiada henti untuk kesuksesan saya yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan
tugas akhir ini. Selesainya tugas akhir ini merupakan capaian awal yang bisa saya
berikan untuk mengukir senyum di wajah Bapak dan Ibu.
Dan terakhir saya persembahkan karya tulisku untuk kedua pembimbing yang
selama ini telah membantu dan membimbingku untuk menyelesaikan tugas akhir
ini teruntuk Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST.,MT dan Wiwiek Fatmawati ST.,MEng
dan saya ucapkan banyak terimakasih.
vii
HALAMAN MOTTO
viii
KATA PENGANTAR
ix
8. Terima kasih kepada pihak CV. Panca Gemilang terutama Bapak wirya dan
Ibu Sofie masih banyak lagi yang tidak bias disebutkan satu persatu yang telah
memberikan izin untuk saya melakukan penelitian.
9. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Teknik Industri 2016 terutama
Teman – teman kelas B yang sering menghibur dalam setiap candaanya .
Dan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dan memberi
semangat pada saat penyelesaian laporan tugas akhir ini
x
DAFTAR ISI
xi
2.2.8 Tahapan Quality Control Circle .................................................................... 20
2.2.9 Metode Quality Loss Fuction .............................................................. 21
2.3 Hipotesis dan Kerangka teoritis......................................................................... 23
2.3.1 Hipotesis ................................................................................................ 23
2.3.2 Kerangka Teoritis................................................................................ 24
BAB III ................................................................................................................. 25
METODE PENELITIAN ................................................................................... 25
3.1 Objek Penelitian ................................................................................................ 25
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 25
3.3 Diagram Alir Penelitian ..................................................................................... 27
BAB IV ................................................................................................................. 29
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 29
4.1 Pengumpulan Data............................................................................................. 29
4.1.1 Sejarah Perusahaan............................................................................. 29
4.1.2 Proses Produksi ................................................................................... 30
4.2 Pengolahan Data .............................................................................................. 34
4.2.1 Rekapitulasi Data ................................................................................... 34
4.3 Metode Quality Control Circle ........................................................................ 36
4.3.1 Tahap Penentuan Tema QCC ................................................................. 36
4.3.2 Tahap Pemeriksaan ............................................................................... 38
4.3.3 Tahap Analisa Penyebab Masalah ......................................................... 46
4.3.4 Tahap Mencari Ide-Ide dan Rencana Perbaikan.................................... 50
4.4 Metode Quality Loss Function .......................................................................... 72
BAB V .................................................................................................................. 77
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 77
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 77
5.2 Saran .................................................................................................................. 79
Daftar Pustaka .................................................................................................... 80
LAMPIRAN ......................................................................................................... 81
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
ABSTRAK
Kata kunci : CV.Panca gemilang, cacat produk, Quality Control Circle,Quality Loss
Function.
xv
ABSTRACT
CV Panca Gemilang is a manufacturing company engaged in the production of plastic
packaging in Mranggen sub-district, Demak district. Quality Control that has been carried
out by CV Panca Gemilang has experienced problems in the production process, resulting
in the level of product defects so far still exceeding the predetermined tolerance limits.
There are several types of plastic packaging product defects at CV Panca Gemilang,
including width defects, surface defects, folding defects, color defects and brittle defects.
To solve this problem, a research was conducted using the Quality Control Circle Method
and the Quality Loss Function Method. The Quality Control Circle method is used to
calculate and analyze the probability of product defects that occur in each of the critical
activities that have the potential for product defects. While the Quality Loss Function
method is used to calculate the losses suffered by the company due to product defects. After
processing the results obtained in the Quality Control Circle method, namely product
defects caused by several main factors, including human factors, machine factors, material
factors, environmental factors, method factors. While the results of the Quality Loss
Function method are the losses earned in January amounting to Rp.103,752/kg orRp
2.527.398 day, while the losses obtained in February are Rp.99,310/kg or 2.498.639/day.
.
Keywords: CV.Panca Gemilang, Defect Product, Quality Control Circle,Quality Loss
Function.
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Yang keempat yaitu cacat warna merupakan jenis kecacatan dimana tingkat
kecerahan warna pada plastik tidak sama atau tidak rata. Dan yang terakhir yaitu
cacat getas merupakan jenis kecacatan dimana tingkat kekuatan plastik yang kurang
atau plastik sangat mudah sobek apabila ditarik. Masing-masing jenis cacat produk
memiliki jumlah kecacatan yang berbeda-beda, yang dihitung dalam satuan ton.
Berikut ini merupakan data terkait jenis kecacatan produk kemasan plastik jenis
HDPE.
Tabel 1. 1 Data Jenis Kecacatan Produk Kemasan Plastik Jenis HDPE
Berdasarkan pada data tersebut, pada bulan Januari, cacat lebar sebesar
27,25 ton, cacat permukaan sebesar 16,03 ton, dan sebagainya dengan total
kecacatan pada bulan Januari sebesar 131,2 ton. Dengan jumlah produksi pada
bulan Januari sebesar 560,3 ton, maka presentase kecacatan produk pada bulan
Januari sebesar 23%. Sedangkan pada bulan Februari, cacat lebar sebesar 29,4 ton,
cacat permukaan sebesar 19,65 ton, dan sebagainya dengan total kecacatan pada
bulan Februari sebesar 110,2 ton. Dengan jumlah produksi pada bulan Februari
sebesar 503,2 ton, maka persentase kecacatan produk pada bulan Februari sebesar
21%. Sedangkan berdasarkan informasi dari Manager Produksi, dikatakan bahwa
dalam sehari jumlah produksi dengan rata-rata sebesar 25 ton produk, perusahaan
memberikan batas standar kecacatan sebesar 5 ton. Sehingga diperoleh persentase
batas kecacatan produk sebesar 20%. Sehingga bisa dikatakan kecacatan pada
bulan-bulan tersebut sudah melebihi batas standar kecacatan, karena pada bulan
Januari terdapat kecacatan sebesar 23% dan pada bulan Februari terdapat kecacatan
sebesar 21%.
Seluruh kecacatan-kecacatan yang terjadi diatas menyebabkan biaya
produksi yang membengkak dan berakibat pada kerugian pabrik. Meskipun
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
6
7
No Penulis Judul & Sumber Permasalahan dan Metode Tujuan penelitian Hasil
Penyelesaian
1. (Riadi & Pengendalian Jumlah Cacat Permasalahannya dalam proses Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengendalikan mutu produk dan
Haryadi, 2020) Produk Pada Proses Cutting pembuatan produk kursi mobil terseTbut mengetahui jenis cacat produk terbesar mengurangijumlah produk yang
Dengan Metode Quality sering terjadi produk cacat atau kurang yang dihasilkan mesin cuting, mengalami cacatadalah dengan
Control Circle (QCC) Pada sempurna. mengetahui faktor utama penyebab cacat menggunakan metode Quality Control
PT.Toyota Boshoku Indonesia pada mesin cuting, dan menentukan cara Circle (QCC), karena Quality Control
(Tbina) agar produk yang dikirim ke proses Circle lebih memfokuskan pada perbaikan
selanjutnya merupakan produk yang (improving), menekan kesalahan, dan
Sumber: Journal Industrial bermutu. meminimalisir produk-produk yang cacat.
Manufacturing Vol. 5, No. 1,
Februari 2020, pp. 57-70 P-
ISSN: 2502-4582, E-ISSN:
2580-3794 Metode: Quality Control Circle (QCC)
9
2. (Fachry Hafid Analisis Penerapan Quality Permasalahannya melalui proses tujuan dari penelitian ini adalah untuk Salah satu dari KPI Receiving yaitu Quality
& Muh Syukur Control Circle untuk brainstorming antara tim QCC dan dilakukan upaya perbaikan terus menerus Receiving dimana salah satu yang menjadi
Yusuf, 2018) meminimalkan binning loss manajemen perusahaan. Kami untuk mengurangi tingkat kesalahan masalah yaitu Binning Loss, dari
pada bagian receiving pt. hadji menemukan bahwa penyebab paling yang telah terjadi dalam proses. sebelumnya 4 item/bulan dan setelah
kalla toyota depo part logistik dominan dari kesalahan kerja adalah diterapkan QCC sudah menjadi 0
makassar kurangnya operator ketelitian dan item/bulan atau tidak terjadi lagi. Dengan
kurangnya alat bantu kerja yang diterapkan Quality Control Circle dapat
Sumber: Journal Of Industrial menyebakan KPI Receiving tidak sampai memperbaiki masalah Leadtime proses ON
Engineering Management ( target di Pareto diagram. nampak bahwa Hand, yang sebelum penerapan QCC proses
JIEM Volume 3.No 2, tahun persentase kesalahan kerja terbesar, ON Hand sangat lama, setelah Penerapan
2018) QCC proses ON Hand menjadi lebih cepat.
Metode: Quality Control Circle (QCC)
3. (Yulianto, meminimalkan return Masalah kerusakan kemasan packaging Mengidentifikasi jenis kerusakan Dengan melakukan perbaikan kualitas
2018) customer dengan metode yang rusak saat di terima di tangan produk., Menganalisa faktor terbesar dengan metode quality control circle rata –
Quality control circle dan customer yang dapat mengakibatkan yang menyebabkan tingginya tingkat rata produk rusak dapat diminimalkan dari
Quality loss fuction return material dari customer kecacatan produk. Menganalisa 295,45 kg/ bulan sebelum perbaikan
pengendalian kualitas serta memberikan menjadi 50 kg/bulan setelah dilakukan
sumber: Metode: Quality control circle dan hasil perbaikan yang relevan. proses perbaikan.
Skripsi_universitas%20muha Quality loss fuction
mmadiyah%20sidoarjo_2017
10
4 (Muhammad Evaluasi Supplier Bahan Baku Bagaimana melakukan evaluasi supplier Mengetahui bobot dari kriteria evaluasi Dari Hasil penelitiannya diperoleh nilai
Yanu Asdidi, Kalsium Dengan Menggunakan dengan memberikan nilai kerugian supplier. Mengevaluasi supplier kerugian yang dihasilkan oleh masing-
2017) Metode Analytical Hierarchy terkecil bagi perusahaan berdasarkan nilai kerugian terkecil dari masing supplier, nilai kerugian dari
Process dan Taquchi Loss masing-masing supplier dengan metode masing-masing supplier tersebut
Function (Studi Kasus pada AHP dan Taguchi Loss Function. digunakan untuk menentukan supplier
PT.Fronte Classic Indonesia) Metode : Analytical Hierarchy Process yang terbaik dengan berdasarkan hasil nilai
dan Taquchi Loss Function kerugian yang paling kecil.
sumber:
http://eprints.umm.ac.id/3756
3/
5 (David pengendalian kualitas untuk PT Restomart sering terjadi banyak tujuannya adalah untuk mengendalikan hasil dari perbaikan dengan sop yang baru
Andriatna mengurangi jumlah cacat komplain konsumen terhadap produk mutu produk dan mengurangi jumlah terbukti bisa menurunkan persentase total
Kusuma, Tita produk dengan metode quality yaitu dalam 1 tahun terakhir sebesar produk yang mengalami defect terkait komplain konsumen dari 1,63% turun
Talitha, 2015) control circle (qcc) pada 1957 komplain konsumen dari 96177 banyaknya komplain konsumen. menjadi 1,20% dari jumlah komplain
pt.restomart cipta usaha total produk yang datang. konsumen.
(pt.nayati group) semarang
Metode: Quality Control Circle (QCC)
sumber:
eprints.dinus.ac.id/17539
11
6 (Wardhana Penerapan Quality Control permasalahan yang terjadi di dalam Tujuan dari penelitian ini selain untuk didapatkannya solusi dalam meminimalisir
Wahyu Circle Pada Proses Produksi lingkungan kerja. Dalam mendapatkan solusi guna pemborosan dengan cara evaluasi
Dharsono, Wafer Guna Mengurangi implementasinya sering terdapat meminimalisir pemborosan dan pembobotan masalah guna menetukan
2017) Cacat produksi (Studi kasus beberapa kelemahan atau kekurangan menentukan besarnya penghematan prioritas penyelesaian masalah dengan
di PT.XYZ ) yang dapat mengakibatkan hasil yang yang didapat, tetapi bisa dijadikan dampak hasil terbesar di departemen
dicapai kurang optimal referensi bagi anggota gugus dalam hal produksi.
Sumber: penyajian data, metode pengambilan
jurnalfateksa:Jurnal Metode : Quality Control Circle data dan penentuan circle time baru.
Teknologi dan Rekayasa.
Volume2,No1 Januari 2017
7 (Januariza kajian kualitas minyak variasi karakteristik minyak goreng Tujuannya untuk menetapkan nilai maka dihasilkan pengurangan biaya
Hidayati, goreng sawit dengan metode sawit yaitu variasi warna, bau, bilangan optimum dari toleransi karakteristik sebesar 18,65% atau Rp 50.252.400/
Sukaria taguchi quality loss function asam dan kadar air yang dihasilkan teknis minyak goreng sawit dan tahun. Kerugian yang mencapai 18,65%
Sinulingga, masih tergolong besar disebabkan oleh rancangan perbaikan proses untuk menunjukkan kerugian yang dialami
2015) Sumber: kondisi mesin yang berubah-ubah menurunkan variasi karakteristik teknis perusahaan selama ini cukup besar,
Hidayati, Sinulingga, Hadi minyak goreng sawit tersebut. sehingga perlu diupayakan perbaikan
92 – 101. Jurnal OE, metode : Quality Loss Function proses produksi untuk meminimalisir
Volume VII, No. 1, Maret kehilangan biaya produksi.
2015
12
4. Estetika (esthetics)
Merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan
bagaimana supaya dapat merasakannya.
Sebagai konsep yang sudah lama dikenal kemunculan kualitas juga memiliki
peran manajemen. Dari pendekatan modern tentang kualitas ada tiga bagian yaitu
sebagai berikut:
1. Inspeksi
Pengendalian kualitas terdiri dari berbagai macam produk yang berperan
untuk mengukur kinerja yang sebenarnya. Dari berbagai macam produk itu bisa
berupa proses manufaktur yang meliputi pengembangan alat atau mesin-mesin
produksi agar dapat menunjang oprasi. Penerapan inspeksi terhadap produk
keluaran (output) dapat dilakukan secara langsung oleh pegawai, ataupun
menggunanakan alat bantu inspeksi yang sudah diatur dengan ketentuan produk
yang sudah sesuai dengan perusahaan. Secara formal kegiatan inspeksi selalu
dihubungkan dengan kegiatan pengendalian kualitas.
2. Pengendalian kualitas statistik
Untuk pertama kalinya di tahun 1931 dengan pendekatan ilmiah gerakan
pengendalian kualitas diglobalkan oleh seorang peneliti kualiatas yang berasal dari
Bell Telephone Laboratories yaitu W.A Shewart. Beliau memberikan pernyataan
bahwa variabilitas adalah sebuah fakta di dunia industri dan hal tersebut dengan
prinsip probabilitas dan statistik dapat dipahami. Peranutamanya yaitu sebagai alat
pengendalian untuk merencanakan nilai produksi sebagai penentu apakah nilai
tersebut sesuai atau tidak dengan ketentuan yang sudah ditetapkan.
3. Biaya kualitas
Biaya kualitas adalah seseorang yang telah menciptakan istilah biaya kualitas.
biaya dengan tingkat kualitas tertentu dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya yang
dapat untuk dihindari dan biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya yang dapat
dihindari adalah biaya kegagalan produk yang diakibatkan karena rusaknya bahan
baku, banyaknya waktu untuk perbaikan ulang, dan kerugian karena kecewanya
konsumen. Sedangkan biaya yang tidak dapat dihindari adalah biaya yang sengaja
dibuat atau dianggarkan untuk mencegah terjadinya kegagalan atau kerusakan
14
kesesuain dari suatu alur proses suatu produk yang sesuai terhadap kebutuhan dan
persyaratan tertentu..
2.2.6 Struktur Kegiatan Quality Control Circle
Kegiatan Quality Control Circle harus memiliki struktur yang solit agar
semua individu bekerja secara efektif dan efisien. Kegiatan ini juga harus diberi
nama dan yel-yel untuk memotivasi dan membuat kegiatan ini lebih menyenangkan
yang diharapkan akan memunculkan ide dan kreatifitas anggota Quality Control
Circle. Struktural kegiatan Quality Control Circle sebagai berikut:
1) Panitia pembimbing Panitia
pembimbing adalah panitian ini biasanya dari departemen QA (Quality
Assurance) yang menjadi inisiator, perumus dan kebijakan untuk 5 implementasi
kegiatan Quality Control Circle, antara lain memutuskan usulan yang disampaiakan
kelompok Quality Control Circle untuk mencari solusi dari suatu permasalahan.
Tugas dan kewenangan ini diantaranya sebagai berikut :
a. Membuat kebijakan tentang proses dan struktur kerja
b. Menentukan metode pelaporan
c. menetapkan jumlah kelompok Quality Control Circle yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan
d. Menetapkan metode pemilihan dan keanggotaan Quality Control Circle
e. Menetapkan pertemuan Quality Control Circle dalam jam operasional
perusahaan
f. Menjamin saran pekerja dapat diminta dan dilaksanakan.
g. Membuat aturan sistem balas jasa dari kegiatan Quality Control Circle
(Reward)
2) Fasilitator
Fasilitator diperlukan apabila dalam sebuah perusahaan terdapat lebih dari
satu kelompok kegiatan Quality Control Circle. Fasilitator adalah penghubung
antara panitia pembimbing dan ketua kelompok kegiatan Quality Control Circle.
Jumlah fasilitator tergantung dari jumlah kelompok Quality Control Circle dalam
suatu bagian kerja. Tugas Fasilitator adalah mengkoordinasikan agar memperlancar
kegiatan kelompok Quality Control Circle. Fasilitator biasanya dipilih dari
18
terjadi. Selain itu, dengan penggunaan diagram ini mampu diketahui akar
penyebab masalah terbesar untuk mencari solusi pemecahan masalah yang
pada umumnya klasifikasi penyebab-penyebab yang muncul dikategorikan
kedalam 5 faktor kategori yaitu konsep 4M 1E (Man, Machine, Material,
Method dan Environment). (Yulianto, 2018)
2. Diagram Pareto, diagram ini merupakan penggabungan antara grafik balok
dan grafik garis yang menggambarkan perbandingan masing- masing jenis
data terhadap keseluruhan. Dalam menganalisis kecacatan, diagram ini
perlu digunakan karena berdasarkan sumber dari Yulianto (2018), diagram
pareto berfungsi untuk melihat dan mengetahui masalah mana yang lebih
dominan sehingga dapat diketahui prioritas masalah yang akan diselesaikan
terlebih dahulu. (Yulianto, 2018)
3. Diagram Scatter, adalah sebuah tipe grafik yang digunakan untuk
menggambarkan suatu data dengan menggunakan koordinat cartesian. Data-
data yang ditampilkan dengan titik yang terletak di antara 2 axis. Untuk
melakukan analisis kecacatan, diagram ini perlu digunakan karena
berdasarkan sumber dari Yulianto (2018), diagram scatter berfungsi untuk
melihat korelasi atau hubungan antar 2 variabel dan digunakan pula untuk
melihat trend jumlah suatu data lebih besar di variabel mana. (Yulianto,
2018)
4. Histogram, adalah tampilan bentuk grafis untuk menunjukkan distribusi
data secara visual. Tool atau alat ini perlu digunakan dalam menganalisis
kecacatan karena berdasarkan sumber dari Yulianto (2018), histogram
berfungsi untuk memberikan informasi mengenai variasi data yang nantinya
dapat digunakan sebagai input upaya peningkatan proses yang
berkesimbungan (Continous Process Improvement). (Yulianto, 2018)
5. Diagram kontrol (peta kendali), berdasarkan sumber dari sangat perlu
digunakan untuk menganalisis kacacatan, karena diagram ini dapat
dipergunakan untuk memonitor atau memantau stabilitas dari suatu proses
serta mempelajari perubahan proses dari waktu ke waktu yang tujuan
20
akhirnya untuk mengurangi variasi dalam kecacatan dan tidak melebihi dari
batas standar. (Yulianto, 2018)
a. Upper Control Limit ( UCL ) / Batas kendali atas merupakan batas
kendali atas untuk jumlah penyimpangan yang masih diijinkan.
𝑐𝑙(1−𝑐𝑙)
UCL = cl + 3𝑥√ (2.1)
𝑛𝑖
Keterangan :
cl : Garis pusat
ni : rata- rata pengiriman dalam satu bulan
b. Central Line (CL) / Garis pusat atau tengah merupakan garis yang
menggambarkan tidak ada penyimpangan dari karakteristik sample.
∑np
p= (2.2)
∑𝑛
Keterarangan
∑np :Total reject dalam satu bulan
∑n :Total Kirim produk dalam satu bulan
c. Lower Control Limit / Batas kendali bawah
Merupakan garis bawah untuk suatu penyimpangan karakteristik dari
sample
𝑐𝑙(1−𝑐𝑙)
LCL = cl – 3 𝑥√ (2.3)
𝑛𝑖
Keterangan :
cl : Garis pusat
ni : rata- rata pengiriman dalam satu bulan
Berdasarkan pada seluruh uraian diatas, maka pada penelitian kali ini menerapkan
metode yang sama pada kajian penelitian yang berjudul “Analisis Penyebab
Kecacatan Produk Kemasan Plastik dengan menggunakan Metode Quality Control
Circle dan Quality Loss Fuction (studi kasus. CV Panca Gemilang)”. Metode yang
digunakan diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal dan memberikan solusi
bagi CV Panca Gemilang untuk meminimalisir kecacatan produk sehingga bisa
mengurangi kerugian yang dialami oleh perusahaan.
2.3.2 Kerangka Teoritis
Dibawah ini merupakan kerangka teoritis atau dari penelitian ini, yaitu
sebagai berikut :
Objek Permasalahan
adanya kecacatan produk pada bagian proses produksi karena tidak
memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan pada CV Panca Gemilang,
sehingga produk mengalami Reject dan produsen mengalami kerugian
Langkah-langkah penelitian :
Berikut merupakan langkah – langkah menggunakan metode quality
control circle:
Hasil Akhir:
25
26
2. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Pada
metode observasi dilakukan pengamatan secara langsung terhadap cacat produk
yang terjadi. Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan Tanya jawab terhadap
pihak – pihak yang terkait.
Adapun data – data yang diperlukan adalah :
a. Data jumlah produksi
b. Data produk cacat
c. Data Proses produksi.
d. Data biaya bahan baku
c. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil pengolahan data, serta pembahasan analisa dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian, sedangkan rekomendasi atau saran
ditujukan bagi CV Panca Gemilang maupun bagi penelitian selanjutnya.
26
27
Mulai
Pengumpulan Data
Data jumlah produksi Proses produksi Data produk Data biaya bahan
cacat baku
Pengolahan Data
Menentukan Akar Penyebeb Masalah dengan diagram Fishbone
Selesai
29
30
Mulai
Pengecekan,
sesuai
spesifikasi ? Tidak
Ya
Pengemasan sementara
pemotongan
Pengemasan akhir
Selesai
Gambar 4. 2 Flowchart Proses produksi Kemasan Plastik pada CV. Panca Gemilang
30
31
4. Pengecekan Spesifikasi
Pada saat proses pembentukan sedang berlangsung, operator akan
melakukan pengecekan pada plastik yang telah dibentuk dengan cara
memotong sedikit untuk sampel dan akan disesuaikan dengan spesifikasi
yang telah tersedia.
6. Pemotongan
Plastik kemudian dilanjutkan ke tahap pemotongan agar menjadi
kemasan plastik siap guna, pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan
mesin potong, baik itu mesin manual ataupun otomatis.
Gambar 4. 8 Pemotongan
7. Pengemasan Akhir
Kemasan plastik yang telah di potong kemudian di kemas dalam
plastik lalu di kemas menjadi satu kedalam karung yang siap untuk
diletakkan kedalam gudang atau langsung didistribusikan kepada
33
34
konsumen.
Yang ketiga yaitu cacat lipat merupakan jenis kecacatan dimana produk
memiliki dimensi lebar atas dan bawah yang berbeda serta lebar kanan dan kiri yang
berbeda sehingga jika dilipat akan tidak pas dan tidak rapi.
Dari data jumlah hasil produksi yang reject dapat diketahui jumlah reject
pada setiap jenis reject. Secara rinci akan ditampilkan pada grafik dibawah
dapat di lihat pada gambar 4.13
Januari
35,0
20,0 22,4
15,0
15,1
10,0
5,0
0,0
minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4 minggu 5
Dari grafik histogram diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Januari tepatnya
pada minggu ke-1 kecacatan produk terjadi sebesar 15,1 ton dikarenakan
produksi minggu ini hanya produksi selama 3 hari saja. Kemudian pada minggu
ke-2 kecacatan produk naik menjadi sebesar 31,9 ton, pada minggu ke-3
kecacatan produk turun menjadi sebesar 22,4 ton. Lalu pada minggu pada
minggu ke-4 kecacatan produk naik menjadi sebesar 29,4 ton serta pada minggu
ke-5 kecacatan produk naik menjadi sebesar 32,4 ton. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan pada bulan Januari, sebaran data atau distribusi kecacatan produk
40
Februari
35,0
30,0
30,5 31,2
25,0
24,1 24,4
20,0
15,0
10,0
5,0
0,0
minggu 1 minggu 2 minggu 3 minggu 4
Dari grafik histogram diatas dapat dilihat bahwa pada bulan Februari
tepatnya pada minggu ke-1 kecacatan produk terjadi sebesar 30,5 ton. Kemudian
pada minggu ke-2 kecacatan produk turun menjadi sebesar 24,1 ton. Lalu pada
minggu pada minggu ke-3 kecacatan produk naik menjadi sebesar 24,4 ton serta
pada minggu ke-4 kecacatan produk naik menjadi sebesar 31,2 ton. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan pada bulan Februari, sebaran data atau distribusi
kecacatan produk selalu mengalami fluktuasi atau naik turun secara tidak
menentu.
B. Diagram Pencar (Scatter Diagram)
Scatter diagram dapat digunakan untuk memetakan jumlah produk reject
setiap bulannya. Pada scatter diagram dibawah ini produk reject dibedakan pada
tiap jenis reject-nya. Scatter diagram pada penelitian ini dirancang dalam kurun
waktu 2 bulan yaitu bulan Januari dan bulan Februari 2020, yaitu sebagai
berikut:
41
Scatter Diagram
y
10,0
9,0
8,0
Reject Produk (Ton)
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0 x
23,0 23,5 24,0 24,5 25,0 25,5 26,0 26,5 27,0
Jumlah Produksi (Ton)
Dari diagram pencar diatas dapat dilihat bahwa titik terpencar tidak
beraturan seperti contohnya pada tingkat jumlah produksi sebesar 23,2 ton,
terjadi reject produk sebesar 6,3 ton. Dan pada tingkat jumlah produksi sebesar
26,3 ton, terjadi reject produk sebesar 6,5 ton. Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan antara variabel X (Jumlah Produksi) dengan variabel Y
(Reject Produk).
C. Diagram Pareto
Berdasarkan data reject dari bulan januari samapai februari maka dapat
dihitung presentase jenis produk reject. Hasil prosentase jenis produk reject
dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4. 2 Presentase reject
%, untuk urutan keempat getas sebesar 17,09 % dan terakhir cacat permukaan
sebesar 14,78 %. Diagram pareto dari prosentase jumlah reject yang dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
100,00%
85,22%
68,13%
48,23%
80
60 24,76%
40
20
0
warna cacat lebar lipat getas cacat permukaan
Dari diagram pareto di atas dapat dilihat bahwa reject warna menjadi yang
terbesar dari penyebab reject pada Cv. Panca Gemilang selama periode januari
sampai februari 2020 dengan jumlah cacat sebesar 59,77 ton dan persentase
24,76%. Setelah itu reject terbesar kedua yaitu cacat lebar dengan jumlah cacat
sebesar 56,65 ton dan persentase sebesar 23,47%. Lalu reject terbesar ketiga
yaitu cacat lipat dengan jumlah cacat sebesar 48,05 ton dan persentase sebear
19,90%. Dan reject terbesar keempat yaitu cacat getas dengan jumlah cacat
sebesar 41,25 ton dan persentase sebesar 17,09%. Selain itu, reject terbesar
kelima yaitu cacat permukaan dengan jumlah cacat sebesar 35,68 ton dan
persentase sebesar 14,78%.
Dengan menggunakan aturan 80:20, jenis kecacatan produk yang nantinya
akan dianalisa lebih lanjut adalah jenis cacat dengan kumulatif sebesar 80%.
Oleh karena itu, jenis cacat yang terpilih yang perlu dilakukan analisa lebih
lanjut diantaranya yaitu cacat warna, cacat lebar, cacat lipat dan cacat getas.
43
Keterangan
45
np : Jumlah reject
n : Jumlah produksi
Contoh perhitungan datanya sebagai berikut :
𝑛𝑝 7,3
P= = = 0,302
𝑛 24,2
Keterangan
Σ𝑛𝑝 : Total reject dalam satu bulan
Σ𝑛 : Total produksi dalam satu bulan
Contoh perhitungan datanya sebagai berikut :
Σ𝑛𝑝 131,2
CL = = 560,3 = 0,234
Σ𝑛
Keterangan
cl : Garis Pusat
Ni : Rata-rata produksi dalam satu bulan
Contoh perhitungan datanya sebagai berikut
𝑐𝑙 (1−𝑐𝑙) 0,234 (1−0,234)
UCL = 𝑐𝑙 + 3 𝑥√ = 0,234 + 3 x √
𝑛𝑖 24,36
= 0,023
d). Menghitung batas kendali bawah / Lower Control Limit (LCL)
𝑐𝑙 (1−𝑐𝑙)
LCL = 𝑐𝑙 − 3 𝑥√
𝑛𝑖
Keterangan
cl : Garis Pusat
ni : Rata-rata produksi dalam satu bulan
Contoh perhitungan datanya sebagai berikut
= 0,023
Dari hasil perhitungan tabel 4.9 dan 4.10 diatas dapat dibuat peta kendali p yang
dapat dilihat pada diagram 4.18
0,600
0,500
0,400
0,300
0,200
0,100
0,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
-0,100
P LCL CL UCL
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
-0,10
P LCL CL UCL
mudah dan efektif dalam mendeskripsikan masalah. Berikut ini hasil analisa
fishbone diagram :
A. Penyebab Masalah Cacat Lebar
Cacat lebar plastik merupakan jenis kecacatan dimana produk memiliki
dimensi lebar yang berbeda dengan keinginan atau order dari konsumen. Ccacat
lebar disebabkan karena 4 faktor yaitu faktor manusia, faktor metode, faktor
mesin dan faktor lingkungan.pada faktor manusia terdapat beberapa penyebab
kecacatan diantaranya yaitu Operator kurang disiplin dalam menerapkan SOP
yang berlaku, Kurangnya tenaga kerja yang mengakibatkan
kelelahan.sedangkan pada faktor metode terdapat kecacatan diantaranya yaitu
SOP perawatan mesin belum terpampang jelas. Sementara itu pada faktor mesin
terdapat penyebab kecacatan diantaranya yaitu setting ring venturi pada proses
blow film kurang sesuai. Dan pada faktor lingkungan terdapat beberapa
kecacatan yaitu Karena suhu ruangan terlalu panas, Bising karena mesin.
4 faktor yaitu faktor manusia, faktor metode, faktor mesin dan faktor
lingkungan.pada faktor manusia terdapat beberapa penyebab kecacatan
diantaranya yaitu Operator kurang disiplin dalam menerapkan SOP yang
berlaku, Kurangnya tenaga kerja yang mengakibatkan kelelahan.sedangkan pada
faktor metode terdapat kecacatan diantaranya yaitu SOP perawatan mesin belum
terpampang jelas. Sementara itu pada faktor mesin terdapat penyebab kecacatan
diantaranya yaitu mesin pemotongan kurang tajam. Dan pada faktor lingkungan
terdapat beberapa kecacatan yaitu Karena suhu ruangan terlalu panas, Bising
karena mesin.
Cacat lipat
Mesin
pemotongan
kurang tajam
SOP perawatan
Material Mesin mesin belum
methode
terpampang
jelas
Gambar 4. 23 Diagram Fishbone cacat lipat
panas, Bising karena mesin dan faktor material kecacatannya yaitu kualitas tinta
warna kurang bagus.
methode
Manusia Kurangnya tenaga SOP perawatan
kerja yang mesin belum
Operator kurang mengakibatkan terpampang jelas
disiplin dalam kelelahan
menerapkan
Kurangnya SOP Cacat
jumlah mesin Kualitas tinta
warna
mixing Bising karena
warna kurang mesin
Mesin bagus
Karena suhu
blowfilm Material ruangan terlalu
terlalu panas Mesin Lingkungan
panas
karena alarm
penanda rusak
lingkungan Manusia
Karena suhu
ruangan terlalu Operator kurang
Ketidak ketelitian
panas disiplin dalam
operator dalam
menerapkan SOP
memberi takaran
Bising karena mesin yang berlaku
biji plastik
Cacat getas
Mesin
blowfilm SOP perawatan
terlalu panas mesin belum
karena alarm terpampang
penanda rusak Kualitas biji plastik
jelas
mesin kurang baik
methode Material
Dari tabel 4.2 diatas diperoleh analisis penyebab masalah cacat lebar
yang disebabkan karena 4 faktor utama yaitu faktor manusia,faktor mesin,
faktor methode dan faktor lingkungan. keempat faktor ini merupakan faktor
yang harus segera diperbaiki.
53
Dari tabel 4.4 diatas diperoleh analisis penyebab masalah cacat lipat
yang disebabkan karena 4 faktor utama yaitu faktor mesin ,faktor
manusia,faktor methode dan faktor lingkungan. keempat faktor ini
merupakan faktor yang harus segera diperbaiki.
Dari tabel 4.5 diatas diperoleh analisis penyebab masalah cacat warna
yang disebabkan karena 5 faktor utama yaitu faktor mesin, faktor
material,faktor lingkungan,faktor manusia dan faktor methode. kelima
faktor ini merupakan faktor yang harus segera diperbaiki.
60
61
Dikarenakan mesin
tersebut masih bisa
berfungsi meskipun tidak
Mesin
bisa digunakan secara Agar sisa sisa bahan baku dari proses
maksimal dan sering sebelumnya tidak ikut bercampur maka
Kurangnya jumlah Saat Proses Para Operator Proses
terjadi kemacetan. Selain Mesin Mixing alangkah baiknya perusahaan
mesin mixing Mixing Mixing
itu, jumlah mesin mixing melakukan penambahan jumlah mesin
masih sangat terbatas mixing
sehingga benar-benar
perlu dilakukan
penambahan.
62
Dikarenakan belum
adanya upaya
Melakukan upaya maintenance untuk
Mesin blow film maintenance untuk
Mesin Blow Saat Proses Para Operator Proses memperbaiki atau mengganti alarm
terlalu panas karena memperbaiki atau
Film Blow Film Blow Film penanda yang rusak pada setiap mesin
alarm penanda rusak mengganti alarm penanda
mixing.
yang rusak pada setiap
mesin mixing.
Dikarenakan belum
adanya upaya
maintenance untuk Melakukan upaya maintenance untuk
Mesin pemotongan Mesin Saat Proses Para Operator Proses
memperbaiki atau memperbaiki atau mengganti alat
kurang tajam Pemotongan Pemotongan Pemotongan
mengganti alat pemotongan pada mesin pemotongan.
pemotongan pada mesin
pemotongan.
Dikarenakan para tenaga
Melakukan penambahan tenaga kerja
Kurangnya tenaga kerja memperoleh tugas
agar para pekerja mendapatkan tugas
kerja yang atau pekerjaan yang Pada saat proses Para Operator Proses
Manusia Lini Produksi atau pekerjaan tidak terlalu banyak
mengakibatkan terlalu banyak sehingga produksi Produksi
sehingga diharapkan tidak mudah lelah
kelelahan mudah mengalami
dan lebih teliti.
kelelahan.
63
Pada tabel diatas terdapat ada 3 usulan perbaikan yaitu Usulan pertama
yaitu Melakukan upaya pengawasan yang ketat kepada operator yang
melakukan pengawasan bahan baku saat akan memasuki area produksi dan
65
66
saat bahan baku sampai dipabrik yang dikirim dari supplier. Usulan
perbaikan ini dilakukan untuk mengatasi masalah Pemeriksaan bahan baku
kurang ketat yang berakibat pada Bahan baku yang memiliki kualitas yang
tidak sesuai standar akan masuk ke area produksi yang pada akhirnya akan
mengakibatkan hasil produk menjadi cacat.
Usulan kedua yaitu Melakukan evaluasi supplier agar mampu
meningkatkan kualitas supplier dalam menyediakan tinta warna yang sesuai
dengan keinginan perusahaan. Usulan perbaikan ini dilakukan untuk
mengatasi masalah Kualitas tinta warna kurang bagus yang berakibat pada
Warna produk plastik menjadi memudar karena kualitas tinta warna kurang
bagus.
Usualan ketiga yaitu Melakukan evaluasi supplier agar mampu
meningkatkan kualitas supplier dalam menyediakan biji plastik yang sesuai
dengan keinginan perusahaan. usulan perbaikan ini dilakukan untuk
mengatasi masalah Kualitas biji plastik kurang bagus yang berakibat pada
Produk plastik yang dihasilkan menjadi kurang kuat atau cacat getas.
2. Faktor Mesin
Berikut ini usulan perbaikan untuk faktor mesin, yakni:
Tabel 4. 11 Usulan Perbaikan Untuk Faktor Mesin
bahan baku dari proses sebelumnya ikut bercampur pada bahan baku yang
sedang diproses sehingga warna plastik yang dihasilkan menjadi kurang
sesuai.
Usulan perbaikan yang ketiga yaitu melakukan upaya maintenance
untuk memperbaiki atau mengganti alarm penanda yang rusak pada setiap
mesin mixing. Usulan perbaikan ini untuk mengatasi masalah mesin
blowfilm terlalu panas karena alarm penanda rusak yang berkaibatkan pada
mesin yang terlalu panas menybabkan campuran bahan baku juga ikut
menjadi panas sehingga warna plastik menjadi berubah dan plastik menjadi
kurang kuat atau getas.
Usulan perbaikan yang keempat yaitu melakukan upaya maintenance
untuk memperbaiki atau mengganti alat pemotongan pada mesin
pemotongan. Usulan perbaikan ini untuk mengatasi masalah mesin
pemotongan kurang tajam yang berakibatkan pada Alat pemotong mesin
yang tidak tajam mengakibatkan pemotongan plastik menjadi kurang tepat
dan tidak sesuai dengan keinginan perusahaan.
3. Faktor Manusia
Berikut ini usulan perbaikan untuk faktor manusia, yakni:
Tabel 4. 12 Usulan Perbaikan Untuk Faktor Manusia
69
4. Faktor Lingkungan
Berikut ini usulan perbaikan untuk faktor lingkungan, yakni:
Tabel 4. 13 Usulan Perbaikan Untuk Faktor Lingkungan
penting di lini produksi agar mampu mengurangi suhu agar tidak terlalu
panas. Usulan perbaikan ini untuk mengatasi masalah karena suhu ruangan
terlalu panas, akibatnya karena Suhu ruangan produksi yang terlalu panas
menyebabkan para operator menjadi kurang fokus dalam melakukan
pekerjaan.
Usulan kedua yaitu Memberikan dan menyediakan tambahan alat bantu
kepada para operator berupa earplug agar mampu mengurangi kebisingan
pada mesin, usulan perbaikan ini untuk mengatasi masalah bising karena
mesin, akibatkanya karena para operator menjadi kurang fokus karena suara
mesin yang beroperasi secara bersamaan.
5. Faktor Metode
Berikut ini usulan perbaikan untuk faktor methode , yakni :
Tabel 4. 14 Usulan Perbaikan Untuk Faktor Methode
4.11.
Tabel 4. 15 Data Produksi Perusahaan
110,2 𝑡𝑜𝑛
= 𝑥 Rp 238.210.000=Rp 52.167.611
503,2 𝑡𝑜𝑛
Keterangan:
k = Biaya Bahan Baku
p = Rata – Rata Produk Defect Perbulan (%)
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penulisan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
yakni sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan proses analisa dengan metode Quality Control Cirlce,
diperoleh beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecacatan produk
(diklasifikasikan menjadi 5 faktor) yaitu faktor manusia, mesin, material,
metode dan lingkungan. Pada faktor material, penyebabnya yaitu karena
pemeriksaan bahan baku kurang ketat, kualitas tinta warna kurang bagus dan
kualitas biji plastik kurang bagus. pada faktor mesin, penyebabnya yaitu
setting ring venturi pada proses blowfilm kurang sesuai, kurangnya jumlah
mesin mixing, mesin blowfilm terlalu panas karena alarm penanda rusak dan
mesin pemotongan kurang tajam. pada faktor manusia, penyebabnya yaitu
kurangnya tenaga kerja yang mengakibatkan kelelahan, operator kurang
disiplin dalam menerapkan SOP yang berlaku. Pada faktor lingkungan, salah
satu penybebanya yaitu bising karena mesin dan karena suhu ruangan terlalu
panas. Pada faktor metode, salah satu penyebabnya yaitu SOP perawatan mesin
belum terpampang jelas dan SOP perawatan mesin belum terpampang jelas
menyebabkan para pekerja terkadang lupa dalam melakukan setting mesin
yang benar di cacat permukaan
2. Setelah dilakukan proses perhitungan dengan metode Quality Loss Function,
kerugian yang didapatkan oleh perusahaan akibat kecacatan produk pada bulan
Januari yaitu Rp 103,752/kg. (loss function per kilogram) atau sekitar Rp.
Rp 2.527.398/perhari(loss function per hari), sementara pada Februari yakni
sebesar Rp 99,310/kg (loss function per kilogram) atau sekitar Rp 2.498.639
(loss function per hari).
3. Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir timbulnya
kecacatan pada produk yang dihasilkan yakni, pada faktor material, salah satu
rekomendasi perbaikan yang diusulkan yaitu Melakukan upaya pengawasan
77
78
yang ketat kepada operator yang melakukan pengawasan bahan baku saat akan
memasuki area produksi dan saat bahan baku sampai dipabrik yang dikirim
dari supplier. Pada faktor mesin, salah satu rekomendasi perbaikan yang
diusulkan yaitu Melakukan upaya maintenance secara berkala jika perlu
membuat penjadwalan maintenance. Pada faktor manusia, salah satu
rekomendasi perbaikan yang diusulkan yaitu melakukan pengawasan yang
lebih maksimal lagi terhadap para operator agar pekerjaan yang dilakukan bisa
lebih teliti dan mengurangi tingkat kesalahan termasuk kecacatan produk.pada
faktor lingkungan , salah satu rekomendasikan perbaikan yang diusulkan yaitu
memberikan dan menyediakan tambahan alat bantu kepada para operator
berupa earplug agar mampu mengurangi kebisingan pada mesin. Pada faktor
metode , salah satu rekomendasikan perbaikan yang diusulkan yaitu dengan
memasang poster SOP perawatan mesin pada lokasi-lokasi penting di lini
produksi terutama didekat mesin produksi agar para operator mampu
melakukan perawatan dengan benar sesuai SOP yang berlaku
79
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
1. CV Panca Gemilang dapat meningkatkan kualitas produk kemasan plastik
dengan menurunkan presentase produk defect sebaiknya menggunakan
rekomendasi perbaikan yang diusulkan oleh peneliti yang meliputi perbaikan
pada faktor mesin, ,manusia, metode, lingkungan, dan material sesuai dengan
masing-masing jenis kecacatan
2. untuk penelitian dimasa yang akan datang, sebaiknya dilakukan Analisa
dengan lebih banyak metode dengan penambahan satu atau dua metode lagi
agar hasil yang diperoleh menjadi semakin baik.
3. hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan evaluasi bagi
pihak perusahaan agar mampu mengatasi problem terkait kecacatan produk
4. diharapkan kedepannya perusahaan melakukan evaluasi terhadap hasil
perbaikan yang dilakukan agar mampu menjaga kualitas produk dan
presentase produk defect selalu kecil.
Daftar Pustaka
80
81
LAMPIRAN
82