oleh
I Made Mandalika
NIM 1215061002
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Pendidikan Teknik Elektro
oleh
I Made Mandalika
NIM 1215061002
i
SKRIPSI
Menyetujui,
ii
Skripsi oleh I Made Mandalika ini
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada
Hari :
Tanggal :
Dewan Penguji,
iii
Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan
Ganesha Singaraja guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan
Pada,
Hari : …………………………
Tanggal : …………………………
Mengetahui,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik dan Kejuruan
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Penerapan Model
Direct Instruction (Pembelajaran Langsung) Berbantuan Media Audio Visual
dalam Pembelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja” beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi
yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran
atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya
saya ini.
I Made Mandalika
NIM 1215061002
v
KATA PERSEMBAHAN
SAHABAT PERJALANAN
Gusti Ayu Ketut Triana Febryaningsih
Yang selalu menemani, mengkritik dan menjadi pendamping saya, sehingga
membuat saya yakin atas diri saya untuk bisa melakukan sesuatu dengan baik.
vi
MOTO
vii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan
Model Direct Instruction (Pembelajaran langsung) Berbantuan Media Audio
Visual dalam Pembelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja” tepat pada
waktunya.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang
Pendidikan Teknik Elektro di Universitas Pendidikan Ganesha. Pada kesempatan
ini disampaikan terima kasih kepada beberapa pihak berikut.
1. Bapak Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., Rektor Universitas Pendidikan Ganesha
(UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
mengikuti pendidikan di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.
2. Bapak Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd.,M.Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Kejuruan yang telah memberikan pengarahan baik selama perkuliahan
maupun penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Nyoman Santiyadnya, S.Si.,M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Elektro Universitas Pendidikan Ganesha sekaligus pembimbing I yang
telah banyak memberikan arahan, motivasi, dan petunjuk selama penyusunan
skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak I Wayan Sutaya, S.T.,M.T., selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan, motivasi, dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
5. Bapak Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd., selaku kepala SMK Negeri 3
Singaraja yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
6. Bapak Drs. I Nyoman Sarjana., selaku guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar
Elektromekanik di Kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja atas segala
bantuan dan kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja, atas semua
kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian.
viii
8. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Disadari sepenuhnya bahwa yang tersaji dalam skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sangat diharapkan
saran dan kritik yang konstruktif guna penyempurnaan karya-karya selanjutnya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Singaraja,
Penulis
ix
PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (PEMBELAJARAN
LANGSUNG) BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM
PEMBELAJARAN PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X TITL1 SMK NEGERI 3 SINGARAJA
oleh
I Made Mandalika, NIM 1215061002
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI.......................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN............................................. iv
PERNYATAAN............................................................................................. v
KATA PERSEMBAHAN.............................................................................. vi
MOTO............................................................................................................ vii
PRAKATA..................................................................................................... viii
ABSTRAK..................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian.......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 7
xi
BAB III METODE PENELITIAN................................................................. 57
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 57
3.2 Subjek dan Objek Penelitian.................................................................... 57
3.3 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas .................................................... 58
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................... 59
3.5 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 85
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................... 96
3.7 Kriteria Keberhasilan .............................................................................. 98
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Siswa Kelas X TITL1 di SMK Negeri 3 Singaraja.................................. 3
2.1 Sintak Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Langsung. ............... 18
2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung. ................. 19
3.1 Materi Pembelajaran dan Alokasi Waktu Pada Tiap Siklus..................... 59
3.2 Rancangan Perlakuan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan
Media Audio Visual Pertemuan 1 Pada Siklus I..................................... 63
3.3 Rancangan Perlakuan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan
Media Audio Visual Pertemuan 2 Pada Siklus I..................................... 67
3.4 Rancangan Perlakuan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media
Audio Visual Pertemuan 1 Pada Siklus II................................................ 74
3.5 Rancangan Perlakuan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Media
Audio Visual Pertemuan 2 Pada Siklus II................................................ 79
3.6 Instrumen Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data............................. 86
3.7 Rubrik Penilaian Kognitif Tes Pilihan Ganda......................................... 86
3.8 Lembar Observasi Penilaian Afektif........................................................ 87
3.9 Rubrik Penilaian Afektif.......................................................................... 87
3.10 Indikator Penilaian Afektif.................................................................... 87
3.11 Kategori Nilai Afektif............................................................................ 89
3.12 Lembar Observasi Penilaian Psikomotor............................................... 90
3.13 Rubrik Penilaian Psikomotor................................................................. 90
3.14 Indikator Penilaian Psikomotor.............................................................. 90
3.15 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pekerjaan Dasar Elektromekanik Siklus I. 92
3.16 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pekerjaan Dasar Elektromekanik Siklus II 92
3.17 Matriks Tabulasi Penilaian Dua Pakar.................................................. 94
3.18 Koefisien Validitas Isi........................................................................... 95
3.19 Hasil Uji Judges..................................................................................... 95
3.20 Kriteria Tingkat Hasil Belajar................................................................ 98
3.21 Indikator Keberhasilan........................................................................... 98
4.1 Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Pekerjaan Dasar Elektromekanik........ 100
xiii
4.2 Hasil Siklus I............................................................................................ 101
4.3 Hasil Siklus II.......................................................................................... 102
4.4 Hasil Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Pekerjaan Dasar
Elektromekanik....................................................................................... 103
4.5 Hasil Dan Pembahasan Nilai Ulangan Akhir Semester 1
Pekerjaan Dasar Elektromekanik............................................................. 103
4.6 Kategori Hasil Belajar Ulangan Akhir Semester 1.................................. 104
4.7 Jadwal Penelitian Siklus I........................................................................ 105
4.8 Hasil Observasi Ranah Afektif................................................................ 106
4.9 Hasil Tes Ranah Kognitif......................................................................... 107
4.10 Hasil Observasi Ranah Psikomotor....................................................... 110
4.11 Kategori Hasil Belajar Siswa Siklus I.................................................... 112
4.12 Jadwal Penelitian Siklus II..................................................................... 120
4.13 Hasil Observasi Ranah Afektif.............................................................. 121
4.14 Hasil Observasi Ranah Kognitif............................................................ 123
4.15 Hasil Observasi Ranah Psikomotor....................................................... 126
4.16 Kategori Hasil Belajar Siswa Siklus II.................................................. 129
4.17 Hasil Pelaksanaan Siklus I Dan Siklus II............................................... 137
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tang Pengelupas Kabel............................................................................ 29
2.2 Tang Pemotong........................................................................................ 29
2.3 Tang Cucut............................................................................................... 30
2.4 Tang Kombinasi....................................................................................... 30
2.5 Tang Kakaktua......................................................................................... 31
2.6 Tang Buaya.............................................................................................. 31
2.7 Tang Multi fungsi .................................................................................... 32
2.8 Tang Sudut............................................................................................... 32
2.9 Tang Snap Ring........................................................................................ 33
2.10 Tang Rivet.............................................................................................. 33
2.11 Tang Slip Joint....................................................................................... 34
2.12 Obeng Plus (+) dan Obeng Pipih (-)...................................................... 35
2.13 Obeng Biasa........................................................................................... 35
2.14 Cara Memegang Obeng......................................................................... 36
2.15 Penggunaan Obeng................................................................................ 37
2.16 Obeng Offset.......................................................................................... 37
2.17 Konstruksi Obeng Ketok (Impact) dan Penggunaannya........................ 38
2.18 Lebar Tip Obeng.................................................................................... 38
2.19 Tebal Tip Obeng.................................................................................... 39
2.20 Palu Besi Paku / Nail hammer).............................................................. 39
2.21 Palu besi kepala bulat (Ball-peen hammer)........................................... 40
2.22 Palu Kepala Lunak................................................................................. 40
2.23 Sengkang dan daun gergaji.................................................................... 40
2.24 Gergaji Besi........................................................................................... 41
2.25 Gergaji Kayu.......................................................................................... 41
2.26 Kabel NYA............................................................................................ 41
2.27 Kabel NYM............................................................................................ 42
2.28 Kabel NYM............................................................................................ 43
2.29 Kabel NYY............................................................................................ 43
2.30 Sambungan ekor babi............................................................................. 45
xv
2.31 Sambungan bell hangers........................................................................ 45
2.32 Sambungan western union..................................................................... 45
2.33 Sambungan mata.................................................................................... 46
2.34 Pipa Paralon / PVC................................................................................ 47
2.35 Kotak sambung 2 cabang/kotak Tarik................................................... 47
2.36 kotak sambung 3 cabang (T – Dus)....................................................... 48
2.37 kotak sambung 4 cabang (Cros Dus).................................................... 48
2.38 Lasdop.................................................................................................... 49
2.39 Tule........................................................................................................ 49
2.40 Bending.................................................................................................. 49
2.41 Cetok...................................................................................................... 50
3.1 Rancangan PTK....................................................................................... 58
4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Setiap Kriteria pada Ranah Afektif...... 107
4.2 Grafik Perbandingan Ranah Kognitif Ulangan Akhir
Semester 1 dengan Siklus I...................................................................... 109
4.3 Grafik Perbandingan Rata-Rata Setiap Kriteria Ranah Psikomotor........ 112
4.4 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Ulangan Akhir Semester 1
Dengan Siklus I........................................................................................ 114
4.5 Grafik Perbandingan Rata-rata Setiap Kriteria Pada Ranah Afektif....... 123
4.6 Grafik Perbandingan Ranah Kognitif Ulangan Akhir Semester 1,
Siklus I, dan Siklus II............................................................................... 125
4.7 Grafik Perbandingan Rata-rata Setiap Kriteria Ranah Psikomotor......... 128
4.7 Perbandingan Ketuntasan Klasikal Ulangan Akhir Semester I
Siklus I, dan Siklus II............................................................................. 130
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan Permohonan Data.......................................................... 142
2. Lembar Diposisi......................................................................................... 143
3. Surat Keterangan Penelitian....................................................................... 144
4. Form Uji Judges Pakar Ahli....................................................................... 145
5. Form Uji Judges Guru Pekerjaan Dasar Elektromekanik.......................... 150
6. Soal Siklus I............................................................................................... 155
7. Soal Siklus II.............................................................................................. 159
8. Nilai Ulangan Akhir Semester 1................................................................ 164
9. Data Siklus I............................................................................................... 166
10.Data Siklus II............................................................................................ 167
11. Lembar Penilaian Afektif Siklus I........................................................... 168
12. Lembar Penilaian Afektif Siklus II.......................................................... 169
13. Lembar Penilaian Psikomotor Siklus I.................................................... 170
14. Lembar Penilaian Psikomotor Siklus II................................................... 171
15. Silabus Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik....................... 172
16. KI dan KD Pekerjaan Dasar Elektromekanik.......................................... 180
17. Rpp Siklus I.............................................................................................. 182
18. Rpp Siklus II............................................................................................ 205
19. Dokumentasi............................................................................................ 231
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan wajib didapatkan oleh
seluruh umat manusia, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Hal
ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal (1) tentang
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajan agar
negara”. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal (3) tentang Sistem
2006:6).
sebagai tenaga profesional pada semua jenjang pendidikan. Guru sebagai salah
satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk
1
2
tamatan sekolah, yaitu pengetahuan, sikap, dan kemampuan siswa untuk dapat
(SMK). Sekolah ini memberikan kemampuan atau skill sesuai dengan jurusan
dimana SMK lebih bersifat praktik dibandingkan teori. Hal ini bertujuan untuk
membentuk skill dari siswa sehingga siswa mampu, terampil dan diterima di dunia
kerja setelah lulus dari SMK. Kemampuan ini tentu saja tidak didapatkan dalam
pendidikan SMA. Salah satu karakteristik tamatan SMK adalah harus memiliki
secara baik. SMK Negeri 3 Singaraja merupakan salah satu Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang bertujuan untuk membentuk skill siswa dari beberapa
bidang keahlian yang berbeda, dimana salah satu jurusannya adalah TITL (Teknik
belum optimalnya hasil belajar siswa pada kelas X TITL1 di SMK Negeri 3
Singaraja. Dapat di lihat dari 31 siswa sebanyak 16 siswa yang nilainya di bawah
3
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yang ditetapkan sekolah sebesar 75. Hal ini
Tabel 1.1 Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Pekerjaan Dasar Elektromekanik siswa
kelas X TITL1 di SMK Negeri 3 Singaraja
Kategori
Jumlah siswa Persentase Ketuntasan secara Klasikal
Nilai
≥ 75 15 48,39 %
< 75 16 51,61 %
Jumlah 31 100,00%
(Guru Pekerjaan Dasar Elektromekanik)
klasikal untuk nilai lebih besar atau sama dengan 75 mencapai 48,39% dan
apabila dikonversi kedalam pedoman acuan patokan (PAP) skala lima maka
termasuk pada kriteria sangat rendah. Hal tersebut dilihat dari nilai Ulangan Akhir
Semester l di kelas X TITL 1 SMK Negeri 3 Singaraja. Siswa yang memiliki nilai
lebih kecil dari 75 mencapai 51,61% dari jumlah siswa. Maka dengan demikian
siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 15 orang dari
jumlah keseluruhan siswa, yaitu 31 orang. Siswa yang memiliki nilai di bawah
kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif dalam upaya mengaplikasikan
Kondisi ini bertujuan untuk mengubah kegiatan belajar mengajar yang teacher
pengamatan peneliti, dari 6 tahapan atau proses yang terkandung dalam model
sedikitnya siswa yang memenuhi KKM, yaitu 15 orang siswa 48,39%, serta
tingginya jumlah persentase siswa yang belum memenuhi KKM, yaitu 16 orang
siswa 51,61%. Hal tersebut dilihat dari aktifitas siswa di kelas yang dimulai
proses stimulasi sampai pengumpulan data, dimana 31 siswa tersebut kurang aktif
dalam merespon stimulasi yang diberikan oleh guru dan melakukan kegiatan lain
di luar aktifitas pembelajaran seperti bercanda dan berinteraksi dengan siswa lain
menunggu dan mencontek hasil dari 3 orang siswa yang tergolong tuntas saat
sangat jarang dihadapkan kepada benda nyata yang terkait dengan materi
sehingga menyebabkan adanya kesenjanga antara teori (hal yang seharusnya) dan
observasi (kenyataan yang terjadi). Proses pengumpulan data adalah hal yang
paling penting karena pada tahapan ini siswa mendapatkan pengetahuan baru.
Siswa yang kurang dalam segi kognitif akan mendapat kesulitan pada saat
melakukan pengumpulan data karena siswa akan merasa kesulitan belajar tanpa
merupakan masalah yang perlu segera diselesaikan. Salah satu cara yang dapat
serta terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga memudahkan siswa untuk
kelas.
6
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
balik, dan fase latihan mandiri. Pada fase presentasi inilah guru memerlukan
media yang tepat guna menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Media
menjadi penting sekali untuk merangsang kegiatan belajar siswa, terutama media
yang dapat mengoptimalkan seluruh indera manusia. Salah satu usaha untuk
memudahkan peserta didik menerima materi ajar perlu diusahakan agar peserta
didik dalam belajar menggunakan sebanyak mungkin alat indera yang dimiliki.
yang lain”.
berbantuan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas X
penelitian ini adalah untuk mengetahui meningkatkan hasil belajar siswa pada
audio visual.
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Siswa
2) Bagi Guru
3) Bagi Sekolah
LANDASAN TEORI
peserta didik. Ciri utama sebuah model pembelajaran adalah adanya tahapan atau
sintaks pembelajaran”.
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
9
10
oleh guru sebagai pedoman dalam merancang dan mendesain pembelajaran untuk
karakteristik dari setiap model pembelajaran tersebut, Joyce dan Weil (dalam
yaitu (1) pencapaian konsep, (2) berpikir induktif, (3) latihan penelitian,
(4) pemandu awal, (5) memorisasi, (6) pengembangan intelek, dan (7)
penelitian ilmiah.
pengajaran tanpa arahan, (2) sinektik, (3) latihan kesadaran, dan (4)
pertemuan kelas.
(1) belajar tuntas, (2) pembelajaran langsung, (3) pelajar kontrol diri, (4)
sebagai berikut : (1) sintaks, yaitu urutan langkah pengajaran yang menunjuk pada
tertentu, (2) prinsip reaksi yang berkaitan dengan pola kegiatan yang
siswa, (3) sistem sosial, yaitu pola hubungan guru dengan siswa pada saat
terjadinya pembelajaran, (4) sistem pendukung, yaitu segala sarana, bahan dan
Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode atau pendekatan bahkan teknik dan taktik pembelajaran. Kardi
dan Nur (dalam Trianto, 2009:23), “Ciri-ciri khusus model pembelajaran tersebut
12
ialah (1) rasional teoretik logis yang disusun oleh para penciptanya atau
belajar tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) tingkah laku mengajar yang
diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan (4)
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai”.
memiliki : (1) sintaks (fase pembelajaran); (2) sistem sosial; (3) prinsip reaksi; (4)
sintaks atau tahapan yang harus dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran
seorang guru akan lebih mudah menetapkan model yang paling sesuai dalam
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan yang baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
terdapat lima fase yang sangat penting. Lima fase model Pembelajaran langsung
a. Menyampaikan tujuan
mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah berperan serta
papan tulis atau menempelkan informasi tertulis pada papan bulletin, yang
b. Menyiapkan siswa
Untuk menjamin agar siswa akan mengamati tingkah laku yang benar
pada setiap tahap demonstrasi ini berarti, bahwa jika guru menghendaki
benar karena mencontoh tingkah laku orang lain yang tidak benar.
15
Menurut Kardi dan Nur (dalam Trianto 2009) ada beberapa hal
tanpa disadari.
guru memberikan beberapa pertanyaan lisan tertulis kepada siswa dan guru
umpan balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat
berikut.
membantu siswa.
“Saya tidak dapat membaca tulisan Anda, karena jarak antara baris
satu dengan yang lain terlalu rapat” dan bukan “Tulisan anda tidak
Kegiatan ini dilakukan oleh siswa secara pribadi yang dilakukan secara
mandiri.
18
Pembelajaran langsung
Kelebihan Kekurangan
1. Guru lebih dapat mengendalikan 1. Sangat tergantung pada gaya
isi materi dan urutan informasi komunikasi guru. Komunikator
yang diterima oleh siswa yang kurang baik cenderung
sehingga dapat mempertahankan menjadikan pembelajaran yang
fokus mengenai apa yang harus kurang baik pula
dicapai oleh siswa 2. Jika materi yang disampaikan
2. Merupakan cara yang paling bersifat komplek, rinci atau
efektif untuk mengajarkan abstrak, model pembelajaran
konsep dan keterampilan- pembelajaran lansung mungikn
keterampilan yang eksplisit tidak dapat memberikan siswa
kepada siswa yang berprestasi kesempatan yang cukup untuk
rendah sekalipun memproses dan memahami
3. Dapat digunakan untuk informasi yang disampaikan
membangun model 3. Jika sering digunakan, model
pembelajaran dalam bidang pembelajaran pembelajaran
studi tertentu. Guru dapat langsung akan memberi tahu
menunjukan bagaimana suatu semua yang perlu diketahui. Hal
permasalahan dapat didekati, ini akan menghilangkan rasa
bagaimana informasi dianalisis, tanggung jawab mengenai
dan bagaimana suatu pembelajaran siswa itu sendiri
pengetahuan yang dihasilkan
4. Menekankan kegiatan (melalui
20
Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai
(siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.
menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan
“Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Secara lebih khusus, pengertian media dalam
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar”.
(1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas; (2) mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan tenaga dan daya indra; (3) menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar; (4)
memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori dan kinestetiknya; (5) memberikan rangsangan yang sama,
22
Dalam suatu pembelajaran, dua unsur yang cukup penting adalah metode
dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Karena guru dan
medianya merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, maka gurulah yang kita
anggap sebagai media juga penyalur informasi kepada siswa (Arsyad, 2006: 15).
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
apapun pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa akan dipahami dan
diterima dengan baik oleh siswa apabila media pembelajaran baik pula”. Hal ini
sejalan dengan pernyataan Munadi (dalam Sari 2014:10) juga menyatakan bahwa,
23
kondusif dimana siswa dapat melakukan pembelajaran secara efisien dan efektif.
visual Aid) bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar
secara signifikan”.
Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke siswa
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa dan
siswa akan lebih memahami suatu materi yang sedang diajarkan dengan
materi yang disampaikan bisa dirasakan seperti nyata. Berdasarkan uraian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah bahan atau alat yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar, dimana alat tersebut dapat membantu
mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu
24
(Kurnia,2007:1.3).
latihan (pengalaman)”.
belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang relatip menetap yang terjadi
Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
“Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 31) menyatakan bahwa, “Hasil
stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pebelajar”.
25
belajar adalah segala sesuatu yang diperoleh setelah pembelajaran yang berlaku
Bloom (dalam Dharma, 2013:11) membagi hasil belajar dalam tiga ranah,
a. Ranah kognitif
Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
1) Pengetahuan (knowledge)
tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang
berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya,
kalimat.
2) Pemahaman
3) Aplikasi
situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi
mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode,
dan lain-lainnya.
b. Ranah afekif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
c. Ranah psikomotoris
keselamatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH), peralatan tangan (hand tools),
dan peralatan bertenaga dalam dunia kerja khususnya dalam pekerjaan instalasi
dalam dunia kerja, peruntukan penggunaan peralatan tangan (hand tools), dan
tang, obeng, palu, kikir, dan peralatan tangan yang digunakan dalam pekerjaan
instalasi listrik.
yang harus dicapai oleh siswa adalah (1) menggunakan peralatan tangan (hand
a) Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif
Elektromekanik.
28
efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai
(K3LH).
pekerjaan elektromekanik.
pekerjaan elektromekanik.
Bentuk dan jenis tang beragam namun umumnya hanya terbagi atas tiga
a) Tang pemotong (Cutting pliers) : Kedua bagian kepala atas dan bawah
(rahang) tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.
capitan. Biasanya gerigi ini sangat rapat dengan ujung rahang runcing. Ini
1) Tang Pengelupas Kabel (Crimping Plier Tool Kit) / Tang penjepit kabel
Jika Anda sedang mengerjakan instalasi kabel listrik, tang ini dapat
membantu. Bagian rahang sebagai penjepit kabel. Di bawah rahang yang tajam
dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik.
Kelemahan tidak mampu memotong ukuran bidang yang besar atau tebal.
30
gergaji oleh karena itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Berfungsi sebagai
penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat memanfaatkan bagian dalam
Ujung rahang yang bergerigi rapat untuk menjepit kawat atau kabel.
tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah antar rahang
kakatua. Fungsinya sebagai pemotong kawat dan kabel. Terbuat dari baja dan
bergagang lapis karet untuk menjaga agar tidak licin ketika digunakan.
Kelemahannya, jika tang digunakan untuk memotong bahan yang tebal dan keras
maka tang ini dikenal dengan sebutan “tang buaya”. Rahangnya yang bergerigi
untuk mengunci dan melepas baut. Jika ukuran baut besar, tang dapat diatur sesuai
ukuran baut. Carannya, lebarkan kedua tungkai, lalu kunci dengan sekrup
pengatur sekaligus pengunci yang ada di ujung atas tungkai. Jika ingin
Kelemahannya, sekrup pengatur dan pengunci agak keras. Ini karena drat mur dan
Mirip dengan tang kombinasi, ada rahang sebagai pemotong dan penjepit
pisau, gergaji, obeng, pembuka tutup botol, dan pembuka tutup makanan kaleng.
Jadi satu tang ini memiliki banyak kegunaan. Kelemahan bagian kelengkapan di
8) Tang Sudut
menjepit kawat dan kabel yang sulit dijangkau, seperti di kolong meja.
Tang ini dikenal juga dengan nama tang spi, yaitu berfungsi untuk menarik
bantalan kecil dan sebagainya. Tang ini ada 2 model yang dibedakan berdasarkan
Terdapat dua tipe, yaitu biasa dan fleksibel, kedua fungsinya sama, yaitu
untuk memasang paku keeling untuk yang fleksibel dapat digunakan untuk bidang
Tang standar bawaan mobil dan motor dimana biasanya menjadi bonus
Obeng dalam satuan set dalam ukuran dan bentuk penggerak yang
berbeda, panjag, pendek, sangat pendek (buntung). Obeng terdiri dari batang yang
terbuat dari baja keras berkualitas tinggi dengan satu mata pada satu ujungnya dan
komponen kendaraan bermotor seperti pada lampu kepala, pelindung radiator, dan
Ada 3 jenis obeng, yaitu obeng biasa, obeng offset, dan obeng tumbuk
yaitu obeng pipih (-/min), obeng sudut dan obeng plus (+/kembang/ bintang/
philip).
1) Obeng Biasa
Obeng biasa terdiri dari tangkai dan bilah obeng. Obeng biasa digunakan
(b) Tahan mata obeng dengan satu tangan dan arahkan ujungnya
pada recess.
(c) Tahan batang obeng dengan satu tangan dan arahkan ujungnya
obeng standar.
(1) Hanya gunakan obeng dengan mata pisaunya yang sesuai ukurannya
(2) Jangan gunakan obeng yang gagangnya belah, atau mata pisaunya
(3) Jauhkan tangan anda dari mata pisaunya bila menggunakan obeng.
37
(4) Jangan pernah menggunakan obeng sebagai palu, pahat atau pengungkit.
(1) Jagalah agar obeng tetap bersih, gunakan lap untuk membersihkan oli
(3) Simpanlah obeng di dalam lemari, kotak alat atau gantungan dinding.
2) Obeng Offset
Tip obeng sudut atau obeng offset ini membentuk sudut terhadap
tangkainya. Ukuran standarnya, 0◦ , 45◦ , 90◦ , 135◦. Obeng sudut ini digunakan
untuk membuka dan mengencangkan baut yang tidak bisa dijangkau oleh obeng
biasa. Obeng offset mempunyai bilah yang sekaligus sebagai tangkainya dan mata
Obeng offset berfungsi untuk mengencangkan baut dengan kepala beralur atau
sekrup yang letaknya tidak dapat dijangkau dengan oleh jenis obeng biasa.
38
3) Obeng Ketok
baut kepala yang beralur atau sekrup yang momen pengencangannya relatif lebih
tinggi. Obeng ini terdiri dari tangkai dan bilah yang dapat dilepas bila digunakan,
pilihlah bilah obeng ketok yang sesuai dengan ukuran dan bentuk sekrup atau
bautnya.
a. Cara penggunaannya
obeng dengan palu sambil tangkai obeng ketok diputar sehingga blade
antara bilah obeng dengan sekrup atau baut diupayakan harus tetap tegak.
39
Memutar blade obeng secara tiba-tiba, maka baut atau sekrup yang kencang
(1) Lebar Tip Lebar ujung ( tip ) harus hampir sama dengan lebar bagian
dalam slot baut yang akan dikencangkan atau yang akan di longgarkan.
Tip yang terlalu lebar dapat merusak benda kerja. Tip yang terlalu tipis
(2) Ketebalan Tip Dalam memilih obeng, ujung/ tip obeng harus sesuai
dengan slot pada baut dimana lebar tip harus hampir sama dengan lebar
Pastikan tangkai dan tangan anda tidak basah atau terkena oli.
Pegang obeng tegak lurus dengan baut. Pegang tangkai obeng dengan satu
tangan. Tekan obeng dengan tangan yang lain dengan tekanan yang cukup
agar tip tetap berada pada slot baut. Putar obeng dengan perlahan.
bentuknya sesuai dengan kebutuhan dan jenis pekerjaannya. Ada tiga jenis
Palu ini digunakan untuk memukul benda-benda yang lunak atau benda
yang mudah pecah. Kepala palu ini biasanya terbuat dari plastik, karet ataupun
kayu.
41
Gergaji adalah alat pemotong benda. Gergaji tangan terdiri dari sengkang
dan daun gergaji. Daun gergaji dibuat bergerigi. Gigi gergaji ada yang dibuat pada
2) Gergaji Besi
3) Gergaji Kayu
1) Kabel NYA
Kabel jenis ini digunakan untuk instalasi rumah dan dalam instalasi rumah
yang sering digunakan adalah NYA dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2, yang
berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC Kode warna isolasi ada warna merah,
kuning, biru dan hitam. Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat,
tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan mudah digigit tikus. Agar aman
jika menggunakan kabel tipe ini lebih baik kabel dipasang di dalam pipa atau
saluran penutup, karena selain tidak bisa diganggu oleh hewan pengerat dan tidak
terkenah air, juga apabila ada isolasi yang terkelupas (terbuka) tidak bisa tersentuh
2) Kabel NYM
ataupun di dalam pipa (conduit). Kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki
lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3
atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat
keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA). Kabel
ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam.
3) Kabel NYAF
kotak distribusi pipa atau di dalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel
instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi. Kabel jenis ini
sangat cocok untuk tempat yang mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan
pada lingkungan yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau
1) Kabel NYY
Kabel ini dirancang untuk instalasi tetap di dalam tanah yang dimana
harus tetap diberikan perlindungan khusus (misalnya duct, pipa PVC atau pipa
besi). Kabel protodur tanpa sarung logam. Instalasi bisa ditempatkan di dalam dan
di luar ruangan, dalam kondisi lembab ataupun kering, memiliki lapisan isolasi
PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4. Dan memiliki lapisan
isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM). Kabel
NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
hasil sambungan yang baik kabel yang telah dikupas dibersihkan terlebih dahulu.
harus kuat, baik mekanis maupun kelistrikanya. Untuk kabel yang berdiameter
berikut.
Menyambung cara ekor babi adalah cara yang paling sederhana dan
beberapa kabel pada satu titik.penyambungan semacam ini sering dijumpai pada
kotak sambung dan umumnya di isolasi dengan lasdop, yang berfungsi sebagai
pengikat dan sekaligus sebagai isolasi. Adapun cara penyambungan kabel adalah
semua kabel yang akan disambungkan dijadikan satu kemudian diputar dengan
sambungnnya.
Ada dua macam penyambungan cara putir, yaitu bell hangers dan western
union. Perbedaan bentuk kedua sambungan itu terletak pada jumlah puntiranya,
3) Sambungan mata
khusus untuk menempatkan sekrup ataupun baut agar kabel melekat sempurna
pada komponen, memang sepeleh namun ini penting untuk pemasangan kabel
menggunakan tang pembulat, tapi untuk membuat bulat usahakan searah jarum
jam karena jika ke arah kiri/berlawanan arah jarum jam, nanti ketika melakukan
pemasangan, bentuk bulat pada kawat akan berubah(melar) dan malah tambah
menyulitkan pemasangan.
Pipa ini dibuat dari bahan paralon / PVC. Jika dibandingkan dengan pipa
union, keuntungan pipa PVC adalah lebih ringan, lebih mudah pengerjaannya
sangat cocok untuk daerah lembab, karena tidak me-nimbulkan korosi. Namun
demikian, pipa PVC memiliki kelemahan, yaitu tidak tahan digunakan pada
H. Kotak sambung
instalasi. Pada pasaran terdapat bermacam ukuran, yaitu: 5/8”, 3/4”, 1” 1 1/4”, 1
hantaran mendatar, turun dan naik. Dan pada pasaran terdapat ukuran 5/8”, 3/4”,
hantaran mendatar, turun dan naik. Dan pada pasaran terdapat ukuran 5/8”, 3/4”,
I. Lasdop
dan untuk mencegah adanya hubungan singkat. Oleh karena itu semua sambungan
kabel yang terdapat di dalam kotak sambung harus ditutup dengan lasdop.
J. Tule
Tule digunakan pada ujung pipa, dan berguna untuk mencegah terjadinya
dilaksanakan. Tuls memiliki ukuran antara lain: 3/4”, 1”, 1 1/2”, 5/8”, dan 2”.
K. Bending
L. Cetok ( trowel )
mengaci tembok. Alat ini juga biasa digunakan untuk mencampur adonan pasir
cetok yang berbentuk persegi dan persegi panjang, besar kecilnya juga lain-lain.
terbuat dari besi biasa karena untuk menjaga kelenturan dan kedinamisan alat ini
saat digunakan. Alat cetok ini banyak digunakan para pekerja bangunan untuk
Untuk lebih jelas mengenai alat cetok ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
salah satu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
dsb).
51
sistematis reflektif terhadap berbagai “aksi” atau tindakan yang dilakukan oleh
pembelajaran.
menumbuhkan sikap mandiri dan kritis guru terhadap situasi dan keadaan di
sebagai berikut.
52
berikut.
Pertama skripsi yang disusun oleh Elvita Sari yang berjudul “Penerapan
penelitian adalah aktivitas belajar siswa dari siklus I skor 25 (kategori cukup) dan
meningkat menjadi 28 pada siklus II (kategori cukup) kemudian pada siklus III
skor 31 (kategori baik). Hasil penilaian hasil belajar melalui tes ditinjau dari
ketuntasan belajar klasikal yang memperoleh nilai ≥ 70 pada siklus I adalah 75,67
% meningkat pada siklus II sebesar 83,78 % dan pada siklus III sebesar 91,89%.
Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,14 (standar deviasi 8,90) dan
meningkat pada siklus II sebesar 76,10 (standar deviasi 6,80) kemudian pada
siklus III sebesar 80,58 (standar deviasi sebesar 5,70). Kesimpulan dari hasil
berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
Kedua Skripsi yang disusun oleh Edi Suhariyono yang berjudul “Penerapan
berbasis TIK dengan dua siklus. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar peserta didik kelas XI A-TKR, XI B-TKR dan XIC-TKR adalah 68, 62
dan 64 serta ketuntasan belajar 52, 34% dan 43%. Rata-rata aktivitas belajar
antara peserta didik dengan guru ditunjukkan oleh kelas XI A-TKR sebesar 58%,
kelas XI BTKR sebesar 65% dan kelas XI C-TKR sebesar 75%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasik Peserta didik belum tuntas
belajar, karena Peserta didik yang memperoleh nilai ≥70 hanya sebesar 52%, 34%
dan 43% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki, yaitu sebesar
75%. Hal ini disebabkan kurangnya apresiasi peserta didik terhadap materi karena
guru berupa power point presentation (ppt) yang sederhana tanpa ada sisipan
animasi gambar atau video. Selain itu pada tahap latihan peserta didik bekerja
dalam kelompok sehingga ada beberapa peserta didik yang tidak aktif. Dengan
motivasi dan revisi format presentasi berbasis TIK dari guru, pada siklus II
didapatkan hasil yang lebih baik, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar peserta
didik berurutan dari kelas XI A-TKR, kelas XI B-TKR dan kelas XI CTKR adalah
80, 78 dan 78, ketuntasan belajar mencapai 89%, 83% dan 90 %. Pada siklus II
54
juga ada peningkatan aktivitas belajar antara peserta didik dengan guru
ditunjukkan oleh kelas XI A-TKR sebesar 80%, kelas XI B-TKR sebesar 79% dan
kelas XI C-TKR sebesar 82% sehingga berdampak pada 75 peserta didik dari 86
peserta didik sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini
ketuntasan belajar secara klasik telah mengalami peningkatan lebih baik dari
mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut berasal dari diri siswa dan guru.
Sebagian besar siswa mengalami kendala karena minat belajar mereka yang
kurang tinggi. Minat belajar yang kurang tersebut salah satunya dipengaruhi oleh
mengajar guru hanya menggunakan media seadanya sehingga minat belajar siswa
menjadi kurang, metode yang digunakan guru juga kurang memberi siswa
pertama, yaitu fase orientasi/ menyampaikan tujuan. Pada fase ini guru
belakang, dan menjelaskan mengapa pelajaran itu penting. Fase kedua, yaitu fase
langkah. Fase ketiga, yaitu fase latihan terbimbing. Pada fase ini guru memberi
Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik. Pada Fase ini guru
mengecek pemahaman siswa untuk mencari tahu apakah siswa telah memahami
konsep dengan benar. Fase kelima, yaitu Fase Latihan Mandiri. Guru
memberikan kesempatan siswa untuk melakukan latihan mandiri. Fase ini dapat
dilalui siswa dengan baik jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85%-
90% dalam Fase latihan terbimbing. Guru memberikan umpan balik bagi
keberhasilan siswa.
kondusif dimana siswa dapat melakukan pembelajaran secara efisien dan efektif.
visual Aid) bagi peserta didik dalam rangka memperoleh pengalaman belajar
secara signifikan”.
Media audio visual merupakan media yang cukup efektif dan efisien apabila
suatu materi yang sedang diajarkan dengan melibatkan pendengaran (audio) juga
bahwa media audio visual adalah bahan atau alat yang mempunyai unsur suara
56
dan unsur gambar, dimana alat tersebut dapat membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Media audio visual juga digunakan untuk media
dimengerti.
kontribusi yang lebih besar dalam pembelajaran, dimana siswa diarahkan untuk
lebih aktif memahami materi dibantu dengan media yang menarik untuk
2.10 Hipotesis
maka dapat diajukan hipotesis, yaitu jika penerapan model pembelajaran langsung
berbantuan media audio visual dapat berjalan dengan baik, maka hasil belajar
meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
Januari 2016 sampai 23 April 2016 pada siswa kelas X TITL1 semester 2 di SMK
Negeri 3 Singaraja.
Singaraja yang berjumlah 31 orang. Terdiri dari siswa laki-laki 30 orang dan
2016 sampai 23 April 2016 pada siswa kelas X TITL1 semester 2 di SMK Negeri
3 Singaraja.
visual.
57
58
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
(PTK) harus melalui empat tahapan, yang terdiri dari : perencanaan, tindakan,
observasi, evaluasi, dan refleksi. Alur tahapan PTK yang akan dilaksanakan dapat
Gambar 3.1 (Modifikasi dari Kemmis dan Mc Tanggart dalam Kurniasih, 2014)
Pada Gambar 3.1, tampak bahwa terdiri dari dua perangkat komponen
Apabila permasalahan terkait belum terselesaikan dalam tiga siklus maka perlu
dilakukan siklus selanjutnya yang disertai dengan tindak lanjut dari penyelesaian
dan wawancara kepada guru mata pelajaran yang terkait. Dari hasil
wawancara dan observasi tersebut akan diperoleh data bagaimana situasi pada
saat siswa menerima pelajaran di kelas sehingga diharapkan penelitian ini dapat
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta refleksi. Siklus II, sama dengan siklus I,
namun pelaksanaannya meninjau dari hasil refleksi pada siklus I. Alur penelitian
hasil belajar siswa. Materi yang disajikan telah disesuaikan dengan Kurikulum
Tabel 3.1 Materi Pembelajaran dan Alokasi Waktu Pada Tiap Siklus
kegiatan refleksi awal, siklus I, dan siklus II, dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 3.2 (Modifikasi dari Kemmis dan Mc Tanggart dalam Kurniasih, 2014)
refleksi awal. Hal-hal yang dilakukan dalam refleksi awal, yaitu menyelidiki hasil
KKM sebesar 75, sedangkan 16 siswa (51,61%) mendapat nilai di bawah KKM.
Hal ini memacu peneliti untuk menyelidiki lebih jauh permasalahan yang dialami
siswa di kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja. Refleksi awal ini sekaligus
tergolong rendah dan dapat diketahui bahwa hasil belajar tersebut muncul karena
61
pembelajaran yang dilaksanakan selama ini belum dikaji secara modern. Model
learning adalah pada proses pengumpulan data yang sangat jarang dihadapkan
kepada benda nyata yang terkait dengan materi pembelajaran, penjelasan langkah-
kesenjangan antara antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi (kenyataan
yang terjadi). Proses pengumpulan data adalah hal yang paling penting karena
pada tahapan ini siswa mendapatkan pengetahuan baru. Siswa yang kurang dalam
segi kognitif akan mendapat kesulitan pada saat melakukan pengumpulan data
karena siswa akan merasa kesulitan belajar tanpa benda nyata yang akan
dipelajari. Disisi lain, guru telah berupaya meningkatkan hasil belajar siswa, tetapi
usaha tersebut belum maksimal. Melalui diskusi, peneliti bersama guru mata
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
62
meningkat.
3.4.2 Siklus I
1) Tahap Perencanaan
e) Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri dari catatan
pertemuan untuk melaksanakan pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes hasil
penerapan konsep
tangan (hand tools). Terdapat 1 indikator yang diajarkan, yaitu (1) menjelaskan
penggunaan peralatan tangan (hand tools). Alokasi waktu yang diperlukan pada
pertemuan ini adalah 90 menit atau selama 2 jam pelajaran. Adapun langkah-
Fase 5. Mengomunikasikan
Memberikan 1. Siswa dalam kelompok diminta
latihan dan secara mandiri mempresentasikan
penerapan konsep pengertian peralatan tangan, jenis-
jenis dan fungsinya.
2. Siswa dalam kelompok diminta
secara mandiri mempresentasikan
cara menggunakan peralatan
tangan.
3. Guru menilai sikap siswa dalam
kerja kelompok dan membimbing /
menilai keterampilan
menganalisis, menggunakan teori
dan menyimpulkan data, serta
menilai kemampuan siswa
memahami pengertian peralatan
tangan, jenis peralatan tangan, cara
menggunakan peralatan tangan dan
manfaat dari penggunaan peralatan
tangan yang baik dan benar.
3 Penutup 1. Guru bersama-sama dengan peserta 15
didik menyimpulkan materi yang Menit
telah dipelajari.
2. Peserta didik merefleksi dari
kegiatan :
o Bagaimana perasaanmu
selama belajar?
o Materi apa yang sudah
kalian pahami dengan
baik?
o Apakah ada hal-hal yang
belum kalian pahami?
3. Guru bersama siswa menyanyikan
Lagu Wajib Nasional atau Lagu
67
(hand tools). Terdapat 3 indikator yang diajarkan, yaitu (1) menjelaskan jenis-
tangan (hand tools). Alokasi waktu yang diperlukan pada pertemuan ini adalah
Alokasi
No
Kegiatan Deskripsi Waktu
.
(Menit)
Alokasi
No
Kegiatan Deskripsi Waktu
.
(Menit)
2 Inti Mengamati
1. Siswa menyimak pendapat dari
beberapa sumber tentang
Fase 2. pengertian “jenis-jenis
Mendemonstrasika sambungan”.
n pengetahuan dan 2. Siswa menyimak video apersepsi
keterampilan cara membuat sambungan mata
dan sambungan puntir.
3. Siswa menyimak berbagai jenis
peralatan tangan.
4. Guru mendemonstrasikan langkah
demi langkah pembuatan
sambungan mata dan sambungan
puntir.
5. Guru menilai sikap siswa
mengamati.
69
Alokasi
No
Kegiatan Deskripsi Waktu
.
(Menit)
Menanya
1. Siswa mendiskusikan dengan teman
sebangku mengenai fungsi dari
jenis-jenis sambungan kabel.
2. Siswa mendiskusikan dengan teman
sebangku mengenai cara membuat
jenis-jenis sambungan kabel.
3. Guru bertanya tentang gambar
peralatan tangan yang ditampilkan.
4. Guru bertanya tentang fungsi dan
cara menggunakan peralatan tangan
untuk membuat sambungan mata
dan sambungan puntir.
60
Mengumpulkan Informasi/ Menit
eksperimen
1. Siswa membaca buku yang
berkaitan dengan Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.
2. Siswa mengamati macam-macam
peralatan kerja secara langsung dan
nyata.
Alokasi
No
Kegiatan Deskripsi Waktu
.
(Menit)
Fase 5. Mengomunikasikan
Memberikan
latihan dan 1. Siswa dalam kelompok diminta
penerapan konsep mempraktikan jenis-jenis
sambungan sesuai dengan job sheet
yang dibagikan.
2. Siswa diminta menggunakan alat
alat tangan sesuai dengan fungsinya
3. Guru menilai sikap siswa dalam
kerja kelompok
4. Guru membimbing / menilai
keterampilan siswa menggunakan
teori , menyimpulkan data,.
5. Guru menilai kemampuan siswa
menjelaskan jenis-jenis peralatan
tangan, cara menggunakan
peralatan tangan dan manfaat dari
penggunaan peralatan tangan yang
baik dan benar.
6. Guru menilai kemampuan siswa
mengunakan peralatan tangan untuk
membuat sambungan mata dan
sambungan puntir
Alokasi
No
Kegiatan Deskripsi Waktu
.
(Menit)
3) Tahap Observasi/Evaluasi I
dengan tes yang sudah dibuat sesuai dengan kisi-kisi yang telah
ditentukan.
siklus berikutnya.
berlangsung.
4) Tahap Refleksi I
72
siklus. Sebagai dasar refleksi siklus I pada setiap akhir pembelajaran adalah
3.4.3 Siklus II
masalah yang timbul pada waktu siklus yang sebelumnya dilakukan revisi untuk
siswa.
Hal-hal yang dilakukan peneliti bersama guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar
penilaian.
kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes hasil belajar
pertemuan I dalam siklus 2, materi yang diajarkan adalah peralatan tangan (hand
sambung. Alokasi waktu yang diperlukan pada pertemuan ini adalah 90 menit
2 Inti
Mengamati
Fase 2. 1. Siswa menyimak pendapat dari
Mendemonstrasika beberapa sumber tentang peralatan
n pengetahuan dan tangan, jenis jenis kabel listrik,
keterampilan kotak sambung dan jenis-jenis pipa
instalasi listrik
2. Siswa menyimak video
apersepsi penggunaan, peralatan
tangan untuk menyelesaikan
instalasi listrik bangunan
sederhana
3. Siswa menyimak berbagai
jenis peralatan tangan, kabel listrik,
kotak sambung dan pipa instalasi
listrik
4. Guru mendemonstrasikan
langkah demi langkah penggunaan
peralatan tangan untuk
pemasangan instalasi listrik
bangunan sederhana
5. Guru mendemonstrasikan
langkah demi langkah penggunaan
kabel instalasi listrik
6. Guru mendemostrasikan cara
membaca kode berbagai jenis
kabel listrik
7. Guru mendemonstrasikan
penggunaan pipa instalasi listrik
8. Guru mendemonstrasikan
penggunaan kotak sambung
9. Guru menilai sikap siswa . 60
Menanya Menit
Mengumpulkan Informasi
1. Siswa membaca buku yang
berkaitan dengan Pekerjaan Dasar
Elektromekanik.
2. Siswa mengamati macam-macam
peralatan tangan kerja secara
langsung dan nyata
3. Siswa mengamati berbagai jenis
kabel instalasi listrik secara
langsung dan nyata.
4. Siswa mengamati berbagai pipa
dan kotak sambung instalasi
listrik secara langsung dan nyata.
77
tangan (hand tools). Terdapat 2 indikator yang diajarkan, yaitu (1) Membuat pipa
bentuk zigzag (Z) menggunakan peralatan tangan (hand tools), (2) membuat pipa
bentuk siku-siku (L) menggunakan peralatan tangan (hand tools). Alokasi waktu
yang diperlukan pada pertemuan ini adalah 360 menit atau selama 8 jam
Alokasi
No Waktu
Kegiatan Deskripsi
. (Menit)
Alokasi
No Waktu
Kegiatan Deskripsi
. (Menit)
”
Fase 1.
Menyampaikan - “doakan ibu kalian, bapak kalian
tujuan dan juga keluarga kalian yang
pembelajaran dan bekerja membanting tulang
mempersiapkan sehingga kalian bisa seperti
siswa sekarang, tanpa orang tua dan
keluarga kalian bukanlah apa apa.
Maka sayangilah mereka.”
3. Guru bersama siswa menyanyikan
lagu Lagu Kebangsaan Indonesia “
Indonesia Raya”
4. Guru melakukan komunikasi
tentang kehadiran siswa
5. Guru memberikan apersepsi
dengan mengajukan beberapa 15
pertanyaan kepada siswa Menit
- “anak-anak apakah kalian masih
ingat jenis-jenis peralatan tangan
untuk pemasangan instalasi listrik?
Coba sebutkan!”
- “Jika kalian sudah paham bapak
lanjutkan materi selanjutnya.
Apakah kalian sudah pernah
menekuk pipa PVC untuk
pemasangan kabel dalam tembok?
- “ pipa apa yang kalian
gunakan”?
- “bagaimana cara membengkok
pipa PVC tersebut?”
6. Motivasi (Memberi contoh tentang
manfaat mempelajari pekerjaan
dasar elektromekanik)
7. Menyampaikan tujuan dan langkah
pembelajaran.
2 Inti Mengamati
1. Siswa menyimak pendapat dari
beberapa sumber tentang cara
81
Alokasi
No Waktu
Kegiatan Deskripsi
. (Menit)
Mengumpulkan Informasi/
eksperimen
1. Siswa membaca buku yang
Fase 3. berkaitan dengan Pekerjaan Dasar
Elektromekanik
Latihan terbimbing 2. Siswa mengamati bentuk pipa
82
Alokasi
No Waktu
Kegiatan Deskripsi
. (Menit)
Alokasi
No Waktu
Kegiatan Deskripsi
. (Menit)
zigzag (Z)
10. Guru bertanya tentang cara
menggunakan peralatan tangan
untuk meneku pipa PVC bentuk
siku-siku (L)
11. Guru bertanya tentang langkah
demi langkah menekuk pipa PVC
bentuk zigzag dan siku-siku
12. Guru memberikan umpan balik
dengan menjelaskan langkah demi
langkah cara penggunaan
peralatan tangan untuk menekuk
pipa PVC
13. Guru memberikan pujiandan
umpan balik ada kinerja syang
benar
Fase 5. Mengomunikasikan
Memberikan
latihan dan 1. Siswa dalam kelompok secara
penerapan konsep mandiri menyiapkan alat dan
bahan sesuai dengan job sheet
yang dibagikan
2. Siswa dalam kelompok diminta
secara mandiri menekuk pipa
PVC sesuai dengan job sheet yang
dibagikan.
3. Siswa diminta menggunakan alat
alat tangan sesuai dengan
fungsinya
4. Guru menilai sikap siswa dalam
kerja kelompok
5. Guru membimbing / menilai
keterampilan siswa menggunakan
teori untuk menekuk pipa PVC
6. Guru menilai kemampuan siswa
menjelaskan jenis-jenis peralatan
tangan, cara menggunakan
peralatan tangan dan manfaat dari
penggunaan peralatan tangan
yang baik dan benar.
7. Guru menilai kemampuan siswa
mengunakan peralatan tangan
untuk menekuk pipa PVC bentuk
siku-siku (L)
84
Alokasi
No Waktu
Kegiatan Deskripsi
. (Menit)
3) Tahap Observasi/Evaluasi II
a) Mengevaluasi hasil tes belajar siswa yang dilakukan pada siklus II, untuk
dilakukan tindak lanjut berupa penilaian dan umpan balik kepada siswa.
4) Tahap Refleksi II
siklus. Dasar refleksi siklus II adalah hasil tes akhir siklus II, dan hasil belajar
tindakan. Hasil refleksi siklus II ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun
digunakan pada penelitian ini adalah tes pilihan ganda (kognitif), observasi
Pada penelitian ini data yang dikumpulkan untuk dianalisis adalah data hasil
penilaian autentik pada proses dan hasil yang mencakup 3 aspek penilaian, yaitu
diberikan di setiap akhir siklus, data dari sikap siswa dikumpulkan dengan
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian seperti Tabel 3.6 berikut.
Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data penilaian kognitif pada penelitian ini menggunakan metode tes
pilihan ganda. Arikunto (2013:179) tes objektif atau pilihan ganda adalah tes yang
dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Tes pilihan ganda terdiri
atas sebuah pernyataan atau kalimat yang belum lengkap, kemudian diikuti oleh
Dari sejumlah “pelengkap” tersebut hanya satu yang tepat, yang lain merupakan
pengecoh.
No Skor Kriteria
87
Jumlah soal tes yang digunakan adalah 20 soal untuk siklus I dan 20 soal
untuk siklus II. Skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 100 dan skor
minimum adalah 0.
Untuk data nilai sikap siswa, dinilai melalui observasi penilaian sikap
siswa pada saat proses belajar mengajar. Bentuk penilaian berupa nontes dapat
digunakan untuk mengukur domain afektif. Dalam penelitian ini, untuk penilaian
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Ada beberapa macam teknik skala
yang bisa digunakan dalam instrumen observasi penilaian afektif, salah satunya
Dalam penilain aspek afektif, pada penelitian ini menggunakan skala rating scale
dengan rentang 1 sampai 4. Lembar observasi penilaian sikap terdiri dari 5 item
NO Indikator Skor
1 DISIPLIN 1-4
2 JUJUR 1-4
3 SANTUN 1-4
4 TANGGUNG JAWAB 1-4
Keterangan
Nilai akhir sikap diperoleh berdasarkan modus (skor yang sering muncul)
Sugiyono,2015:22
Jumlah penilaian afektif yang digunakan untuk siklus I dan siklus II adalah
4. Penilaian sikap maksimum yang dapat diperoleh adalah 16 dan skor minimum
penampilan. Penilaian psikomotor dapat dilakukan dengan tes saat praktik. Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu tes praktik. Tes
praktik adalah penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik
diukur dan yang kekanan menunjukan besarnya skor yang dapat dicapai.
(Arikunto, 2013:198).
b. Kelengkapan bahan
c. Menyiapkan job sheet
d. Menggunakan kelengkapan
pakaian praktik
Keterangan
kriteria. Skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 16 dan skor minimum
memudahkan dalam penyususnan soal-soal. Kisi-kisi tes hasil belajar dalam mata
pada Kurikulum 2013 dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
Tabel 3.15 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Pekerjaan Dasar Elektromekanik Siklus I
Tabel 3.16 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Pekerjaan Dasar Elektromekanik Siklus II
93
instalasi
listrik
sesuai
dengan
peruntukan
.
sesuai dengan kompetensi dasar (KD) dan indikator. Pada pengujian validitas isi,
lingkungan Fakultas Teknik dan Kejuruan dan guru mata pelajaran yang
bersangkutan.
Sebagai ahli isi, peneliti meminta bantuan kepada salah satu dosen jurusan
Teknik Elektro, yaitu Bapak Dr. Nyoman Santiyadnya, S.Si., M.T. dan
Singaraja, yaitu Bapak Drs. I Nyoman Sarjana. Ahli isi akan menguji dua hal dari
instrumen, yaitu
Penilai 1
V= D .
A+B+C+D
Keterangan
V = validitas isi
A = sel yang berisi jumlah butir instrumen yang dinyatakan tidak relevan
oleh kedua pakar
B = sel yang berisi jumlah butir instrumen yang dinyatakan relevan oleh
pakar I dan kurang relevan oleh pakar II
C = sel yang berisi jumlah butir instrumen yang dinyatakan kurang
relevan oleh pakar I dan relevan oleh pakar II
D = sel yang berisi jumlah butir instrumen yang dinyatakan relevan oleh
kedua pakar
Koefisien Validitas
0,80 – 1,00 Validitas Isi Sangat Tinggi
0,60 – 0,79 Validitas Isi Tinggi
0,40 – 0,59 Validitas Isi Sedang
0,20 – 0,39 Validitas Isi Rendah
0,00 – 0,19 Validitas Isi Sangat Rendah
Hasil uji Judges yang dilakukan dengan 40 butir soal yang terdiri dari 20
butir soal post tes siklus I dan 20 soal post tes siklus II didapatkan hasil sebagai
berikut.
Penilai 1
Dr.Nyoman Santiyadnya, S.Si., M.T.
Kurang relevan Sangat relevan
(skor 1-2) (skor 3-4)
Gregory.
39
Validitas isi=
0+ 0+1+39
¿ 0,97
validitas isi sebesar 0,97 dan masuk dalam kategori sangat tinggi, sehingga
instrumen penelitian layak untuk digunakan, yaitu soal post tes siklus I dan siklus
II. Sedangkan, instrument penilaian afektif dan psikomotor hanya divalidasi oleh
pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam
bentuk angka-angka dan atau persentase, mengenai suatu objek yang diteliti,
sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Dalam kegiatan ini, hasil belajar siswa
97
kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja dapat diketahui melalui tes kognitif,
Pada penilaian kognitif, jumlah tes yang digunakan adalah 20 soal. Setiap
soal yang benar akan mendapatkan nilai 1 dan setiap soal yang salah atau tidak
adalah 20 dan skor minimum adalah 0. Rumus yang digunakan utuk menghitung
maksimum yang dapat diperoleh adalah 16 dan skor minimum adalah 4. Rumus
yang digunakan utuk menghitung nilai ranah afektif adalah sebagai berikut.
kriteria. Skor maksimum yang dapat diperoleh adalah 28 dan skor minimum
adalah 7.
a. Untuk mencari nilai akhir hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut.
b. Untuk mencari rata-rata hasil belajar siswa dengan rumus sebagai berikut.
2 80-89 Tinggi
99
3 65-79 Sedang
4 55-64 Rendah
tercapai 85%. Bilamana indikator keberhasilan tersebut telah terpenuhi atau target
tercapai maka siklus penelitian dihentikan. Untuk lebih jelasnya tentang indikator
Indikator
No Deskriptor Target Yang Diinginkan
Tindakan
1. Hasil Belajar Penilaian Hasil 85 % dari 31 jumlah siswa
Belajar kelas X TITL 1 mencapai
skor lebih besar atau sama
dengan KKM, yaitu 75
BAB IV
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua
2016 sampai 23 April 2016 pada siswa kelas X TITL1 semester 2 di SMK Negeri
3 Singaraja.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar Pekerjaan
pembelajaran langsung berbantuan media audio visual. Data hasil belajar yang
telah dikumpulkan kemudian dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang
telah ditetapkan sebelumnya. Rincian hasil penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut.
Nilai Ulangan Akhir Semester 1 dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang
menunjukkan jumlah siswa 31 orang dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 15
99
100
L/ Ket
No Nis Nama Siswa P Nilai (T/BT)
1 14528 Adonia Tonung Bela L 62 BT
2 14543 Anggi Prasetyo L 60 BT
3 14552 Bagus Krishna Rizaldi L 78 T
4 14556 Dandi Satya Anggara Putra L 78 T
5 14598 Daniel Dede Gonsalves L 78 T
6 14598 Gede Agus Bayu Sudibya L 62 BT
7 14614 Gede Andre Yadi L 62 BT
8 14624 Gede Bayu Erlangga Hemakasuta L 78 T
9 14649 Gede Kobin Suarya Putra L 60 BT
10 14680 Gede Sudi Sastrawan L 80 T
11 14717 Gusti Putu Bayu Krisnayasa L 80 T
12 14732 I Gede Bayu Diarta L 66 BT
13 14735 I Gede Darma Yasa L 66 BT
14 14737 I Gede Deva Anggara Putra Kasadi L 80 T
15 14783 I Kadek Deny Mahaputra L 80 T
16 14827 I Komang Sri Sudha Hiswana L 62 BT
17 14885 Ida Bagus Putu Prama Wira L 78 T
18 14892 Indah Safitri P 78 T
19 14907 Kadek Agus Andi L 78 T
20 14943 Kadek Cakra Wibawa L 78 T
21 14964 Kadek Ferry Devantara L 86 T
22 14971 Kadek Joni Purnawan L 80 T
23 14981 Kadek Mertawan L 60 BT
24 15006 Kadek Suardika Yasa L 66 BT
25 15019 Kadek Widiyastawan L 66 BT
26 15028 Kadek Yuda Ariawan L 70 BT
27 15165 Kurniawan L 66 BT
28 15186 Made Adi Wiratama L 70 BT
29 15229 Michael Yosy Lamen L 66 BT
30 15233 Muhamad Ridho Resaldi L 68 BT
31 15292 Putu Aldiasa L 78 T
Jumlah 2220
Rata-Rata 71,6
Data hasil siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2 menunjukkan jumlah siswa
31 orang dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 22 siswa dan jumlah siswa yang
Nilai Siklus I
No NIS L/P Nilai Ket.
A K P
1 14528 L 75 80 81,3 79 Tuntas
2 14543 L 75 75 75 75 Tuntas
3 14552 L 78,1 70 75 74 Belum Tuntas
4 14556 L 75 75 81,3 77 Tuntas
5 14598 L 75 75 68,8 73 Belum Tuntas
6 14598 L 71,9 60 62,5 65 Belum Tuntas
7 14614 L 75 70 81,3 75 Tuntas
8 14624 L 75 80 87,5 81 Tuntas
9 14649 L 81,3 80 81,3 81 Tuntas
10 14680 L 78,1 75 81,3 78 Tuntas
11 14717 L 78,1 80 81,3 80 Tuntas
12 14732 L 81,3 70 81,3 78 Tuntas
13 14735 L 81,3 75 87,5 81 Tuntas
14 14737 L 78,1 75 81,3 78 Tuntas
15 14783 L 84,4 75 87,5 82 Tuntas
16 14827 L 75 70 75 73 Belum Tuntas
17 14885 L 75 80 75 77 Tuntas
18 14892 P 78,1 75 81,3 78 Tuntas
19 14907 L 68,8 75 62,5 69 Belum Tuntas
20 14943 L 84,4 80 81,3 82 Tuntas
21 14964 L 78,1 75 81,3 78 Tuntas
22 14971 L 75 80 75 77 Tuntas
23 14981 L 75 75 75 75 Tuntas
24 15006 L 75 65 81,3 74 Belum Tuntas
25 15019 L 65,6 70 68,8 68 Belum Tuntas
26 15028 L 78,1 75 81,3 78 Tuntas
27 15165 L 75 75 68,8 73 Belum Tuntas
28 15186 L 75 75 81,3 77 Tuntas
29 15229 L 71,9 75 75 74 Belum Tuntas
30 15233 L 78,1 75 75 76 Tuntas
31 15292 L 78,1 80 81,3 80 Tuntas
Jumlah 2368,8 2315 2413,4 2366
102
Data hasil siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang menunjukkan jumlah
siswa 31 orang dengan jumlah siswa yang tuntas adalah 27 siswa dan jumlah
Nilai Siklus II
NO NIS L/P Nilai Ket.
A K P
1 14528 L 78,1 80 81,3 80 Tuntas
2 14543 L 81,3 80 75 79 Tuntas
3 14552 L 81,3 90 62,5 78 Tuntas
4 14556 L 78,1 80 81,3 80 Tuntas
5 14598 L 81,3 80 87,5 83 Tuntas
6 14598 L 65,6 65 68,8 66 Belum Tuntas
7 14614 L 75 70 75 73 Belum Tuntas
8 14624 L 84,4 85 87,5 86 Tuntas
9 14649 L 84,4 85 87,5 86 Tuntas
10 14680 L 87,5 90 87,5 88 Tuntas
11 14717 L 84,4 90 87,5 87 Tuntas
12 14732 L 81,3 75 81,3 79 Tuntas
13 14735 L 84,4 80 87,5 84 Tuntas
14 14737 L 81,3 75 81,3 79 Tuntas
15 14783 L 87,5 90 81,3 86 Tuntas
16 14827 L 84,4 80 75 80 Tuntas
17 14885 L 81,3 85 81,3 83 Tuntas
18 14892 P 90,6 80 81,3 84 Tuntas
19 14907 L 75 70 75 73 Belum Tuntas
20 14943 L 87,5 80 87,5 85 Tuntas
21 14964 L 84,4 85 81,3 84 Tuntas
22 14971 L 78,1 90 75 81 Tuntas
23 14981 L 81,3 80 81,3 81 Tuntas
24 15006 L 75 70 81,3 75 Tuntas
25 15019 L 71,9 70 75 72 Belum Tuntas
26 15028 L 81,3 75 81,3 79 Tuntas
27 15165 L 81,3 80 81,3 81 Tuntas
103
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam mata pelajaran Pekerjaan
Tabel 4.4 Hasil Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Pekerjaan Dasar Elektromekanik
Jumlah Keterangan
KKM Jumlah nilai
Siswa Tuntas Belum tuntas
31 75 2220 15 16
Tabel 4.5 Hasil Dan Pembahasan Nilai Ulangan Akhir Semester 1 Pekerjaan
Dasar Elektromekanik
Jumlah Keterangan
Jumlah Rata- Ketuntasan
KKM nilai akhir
Siswa rata Klasikal Tuntas Belum tuntas
siswa
31 75 2220 71,61 48,39% 15 16
keseluruhan nilai hasil belajar yang diperoleh dari 31 orang siswa adalah 2220
sehingga diperoleh rata-rata nilai Ulangan Akhir Semester 1 sebesar 71,6 dengan
104
Semester 1 tersebut seluruh siswa kelas X TITL1 hanya 15 orang siswa yang
klasikal minimal yang harus dicapai untuk setiap penelitian adalah 85%. Maka
dari itu perlu diadakannya siklus I untuk meningkatkan hasil belajar sehingga
tercapai ketuntasan klasikal 85%. Data hasil Ulangan Akhir Semester 1 terlampir.
konversi PAP sekala lima berada rentangan 0-54 yang dapat dikategorikan sangat
rendah.
1) Tahap Perencanaan
e. Menyusun metode dan alat perekam data yang terdiri dari catatan
2) Pelaksanaan Siklus I
kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016, dan tes hasil belajar
No Hari/Tanggal Kegiatan
Sabtu, 30 Januari 2016 Penilaian Sikap (Afektif)
1
Kamis, 25 Februari 2016 Penilaian Sikap (Afektif)
2
Penilaian Praktik (Psikomotor)
3 Sabtu, 27 Februari 2016 Tes Evaluasi Akhir Siklus I (Kognitif)
3) Observasi/Evaluasi
1. Ranah Afektif
observasi sikap memiliki 4 kriteria penilaian antara lain, disiplin, jujur, santun,
dan tanggung jawab. Perolehan ketuntasan belajar ranah afektif adalah sebagai
berikut.
Analisis hasil ranah afektif siswa kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja
dilihat dari rata-ratanya. Berdasarkan Persamaan 3.2 maka didapatkan nilai afektif
sebagai berikut.
Contoh siswa dengan nomor absen 1 dari Tabel 4.2 memperoleh skor 24 dengan
24
Nilai Afektif = x 100=75
32
berikut.
berbeda tetapi perbedaan nilai setiap kriteria penilaian afektif tidak memiliki
3.08 3.16
2.95 3.03
3
2
Nilai
0
Disiplin Jujur Tanggung jawab Santun
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Setiap Kriteria Pada Ranah Afektif
memiliki 4 kriteri penilaian. Setiap kriterian tersebut memiliki nilai rata-rata yang
tidak terlalu jauh berbeda. Pada kriteria penilaian afektif tidak memiliki selisih
yang besar.
2. Ranah Kognitif
Contoh siswa dengan nomor absen 1 dari Tabel 4.2 memperoleh skor 16 dengan
16
Niai Kognitif = x 100=80
20
Berdasarkan Persamaan 3.5 maka diperoleh nilai rata-rata kognitif adalah sebagai
berikut.
Nilai rata-rata kognitif pada siklus I jika dibandingkan dengan nilai rata-rata
pada siklus I adalah 22 siswa dan yang belum tuntas adalah 9 siswa.
109
30
Jumlah siswa 31 siswa
24
Ulangan Akhir
18 Semester
12
Siklus I
6
0
n < 75 n ≥ 75
Ulangan Akhir Semester 1 dan siklus satu ditunjukkan pada perhitungan sebagai
berikut.
9−16
¿ x 100 %=−22,6 %
31
hasil per tes dengan hasil siklus I. Persentase perbandingan nilai siswa di bawah
75 pada Ulangan Akhir Semester 1 dengan siklus I adalah -22,6%. Tanda min (-)
Siswa yang memperoleh nilai di bawah 75 pada Ulangan Akhir Semester 1 adalah
16 siswa dan pada siklus I adalah 9 orang siswa. Maka siswa yang berada di
Persentase perbandingan jumlah siswa dengan nilai sama dengan lebih dari
75 dari nilai Ulangan Akhir Semester 1 dan siklus I ditunjukkan pada perhitungan
sebagai berikut.
22−15
¿ x 100 %=22,6 %
31
siswa 75 ke atas pada Ulangan Akhir Semester 1 dengan siklus I adalah 22,6%.
1 dengan siklus I. Siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas pada Ulangan Akhir
Semester 1 adalah 6 siswa dan pada siklus I adalah 26 siswa. Maka siswa yang
3. Ranah Psikomotor
Contoh siswa dengan nomor absen 1 dari Tabel 4.2 memperoleh skor 13 dengan
13
Nilai Psikomotor= x 100=81,3
16
berikut.
yang berbeda tetapi perbedaan nilai setiap kriteria penilaian psikomotor tidak
2
Nilai
0
Persiapan Proses kerja Hasil kerja Efisiensi Waktu
112
Nilai akhir siswa adalah penjumlahan dari 3 ranah penilaian yaitu, kognitif,
afektif, dan psikomotor. Berdasarkan Persamaan 3.4 maka diperoleh nilai akhir
sebagai berikut.
2368,8+2315+2413,4
Nilai Akhir= =2366
3
Berdasarkan Persamaan 3.5 maka diperoleh nilai rata-rata kelas adalah sebagai
berikut.
berikut.
Dari 31 siswa yang mengikuti tes siklus I diperoleh 22 siswa yang tuntas
dan 9 siswa belum tuntas dengan jumlah nilai afektif adalah 2368,8, jumlah nilai
kognitif adalah 2315, dan jumlah nilai psikomotor 2413,4 dengan jumlah hasil
113
belajar sebesar 2366 dan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 76,3 serta
Dari 31 orang siswa, 7 orang siswa meraih kriteria tinggi, 24 orang siswa
meraih kriteria sedang. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
adalah 76,3 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 71% dikatagori sedang.
71% yang dalam hal ini belum mencapai standar ketentuan ketuntasan klasikal
yaitu 85%.
4) Refleksi Siklus I
lama untuk mengubah cara belajar mereka agar lebih terbiasa dengan
pembelajaran.
itu saja, seolah-olah hanya siswa yang pintar saja yang ingin
115
5. Pada pukul 11.00 Wita sampai dengan pukul 13.00 Wita beberapa
pembelajaran.
7. Buku ajar yang dimiliki siswa sangat terbatas dan job sheet kurang
siswa.
Hal-hal yang dilakukan peneliti bersama guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar
penilaian.
cara belajar mereka agar lebih terbiasa dengan model yang baru
diterapakan.
117
pembelajaran.
itu saja, seolah-olah hanya siswa yang pintar saja yang mau
sungguh.
5. Pada pukul 11.00 Wita sampai dengan pukul 13.00 Wita beberapa
pembelajaran.
pembelajaran..
7. Buku ajar yang dimiliki siswa sangat terbatas dan job sheet kurang
siswa.
dipelajari.
materi pelajaran.
c) Merancang job sheet dengan lebih rinci dan bahasa yang lebih
kedua dilaksanakan pada tanggal 21 April 2016, dan tes hasil belajar
No Hari/Tanggal Kegiatan
1 12 Maret 2016 Penilaian Sikap (Afektif)
Penilaian Sikap (Afektif)
2 21 April 2016
Penilaian Praktik (Psikomotor)
3 23 April 2016 Tes Evaluasi Akhir Siklus II (Kognitif)
2) Observasi/Evaluasi
1. Ranah Afektif
observasi sikap memiliki 4 kriteria penilaian antara lain, disiplin, jujur, santun,
dan tanggung jawab. Perolehan ketuntasan belajar ranah afektif adalah sebagai
berikut.
Analisis hasil ranah afektif siswa kelas X TITL1 SMK Negeri 3 Singaraja
dilihat dari rata-ratanya. Berdasarkan Persamaan 3.2 maka didapatkan nilai afektif
sebagai berikut.
122
Contoh siswa dengan nomor absen 1 dari Tabel 4.3 memperoleh skor 16 dengan
25
Nilai Afektif = x 100=78,1
32
berikut.
berbeda tetapi perbedaan nilai setiap kriteria penilaian afektif tidak memiliki
2
Nilai
0
Disiplin Jujur Tanggung jawab Santun
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Rata-Rata Setiap Kriteria Pada Ranah Afektif
Gambar 4.5 Grafik perbandingan rata-rata setiap kriteria pada ranah afektif
Gambar 4.5 menerangkan bahwa ranah afektif memiliki 4 kriteria penilaian. Pada
4 kriteria tersebut memiliki nilai rata-rata yang tidak terlalu jauh berbeda. Pada
kriteria penilaian afektif tidak memiliki selisih yang besar. Kriteria santun dan
jujur pada siklus II memiliki nilai terendah karena pada siklus II para siswa masih
lalai kurang santun berbicara dengan temanya dalam melaksanakan tugasnya dan
alasan mereka pakaian praktik basah dan kurang masuk akal. Namun
dibandingkan dengan rata-rata pada siklus I semua kriteria pada siklus II terjadi
peningkatan.
5. Ranah Kognitif
124
Contoh siswa dengan nomor absen 1 dari Tabel 4.3 memperoleh skor 16 dengan
16
Niai Kognitif = x 100=80
20
Berdasarkan Persamaan 2.5 maka diperoleh nilai rata-rata kognitif adalah sebagai
berikut.
Nilai rata-rata kognitif pada siklus II jika dibandingkan dengan nilai rata-rata
Jumlah siswa yang tuntas pada siklus II adalah 31 siswa dan yang belum tuntas
adalah 4 siswa.
125
30 27
Jumlah siswa 31 siswa
24
24
Ulangan Akhir
Semester 1
18 16 15
Siklus I
12
7 Siklus II
6 4
0
n < 75 n ≥ 75
Akhir Semester 1, Siklus I, dan Siklus II. Perbandingan tersebut meliputi siswa
Ulangan Akhir Semester 1 dan siklus satu ditunjukkan pada perhitungan sebagai
berikut.
4−16
¿ x 100 %=−38,7 %
31
hasil nilai Ulangan Akhir Semester 1 dengan hasil siklus II. Persentase
perbandingan nilai siswa di bawah 75 pada nilai Ulangan Akhir Semester 1 adalah
Akhir Semester 1 dengan siklus II. Siswa yang memperoleh nilai di bawah 75
pada Ulangan Akhir Semester 1 adalah 16 siswa dan pada siklus II adalah 4 orang
siswa. Maka siswa yang berada di bawah KKM menurun sebanyak 12 orang
siswa. Perbandingan jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM untuk siklus I
27−15
¿ x 100 %=38,7 %
31
Ulangan Akhir Semester 1 dengan hasil siklus II. Persentase perbandingan nilai
siswa 75 ke atas pada Ulangan Akhir Semester 1 dengan siklus II adalah 38,7%.
1 dengan siklus II. Siswa yang memperoleh nilai 75 ke atas pada Ulangan Akhir
Semester 1 adalah 22 siswa dan pada siklus II adalah 27 siswa. Maka siswa yang
6. Ranah Psikomotor
127
Contoh siswa dengan nomor absen 1 dari Tabel 4.3 memperoleh skor 13 dengan
13
Nilai Psikomotor= x 100=81,3
16
berikut .
berbeda tetapi perbedaan nilai setiap kriteria penilaian psikomotor tidak memiliki
2
1.5
1
0.5 Siklus I
0 Siklus II
Persiapan Proses kerja Hasil kerja Waktu
Nilai akhir siswa adalah penjumlahan dari 3 ranah penilaian yaitu, kognitif,
afektif, dan psikomotor. Berdasarkan Persamaan 3.4 maka diperoleh nilai akhir
sebagai berikut.
Berdasarkan Persamaan 3.5 maka diperoleh nilai rata-rata kelas adalah sebagai
berikut.
berikut.
129
Dari 31 siswa yang mengikuti tes siklus II diperoleh 27 siswa yang tuntas
dan 4 siswa belum tuntas dengan jumlah nilai afektif adalah 2513,1, jumlah nilai
kognitif adalah 2495, dan jumlah nilai psikomotor 2488,3, dengan jumlah hasil
belajar sebesar 2499 dan nilai rata-rata hasil belajarnya adalah 80,6 serta
Dari 31 orang siswa, 20 orang siswa meraih kriteria tinggi, 11 orang siswa
meraih kriteria sedang. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II
adalah 80,6 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 87% dikatagori tinggi.
Ketuntasan belajar di siklus II yang ada sudah melebihi 85% (standar ketuntasan
klasikal), yaitu 87% dengan 27 orang siswa yang mencapai ketuntasan nilai KKM
dan hanya 4 orang siswa yang belum mencapai ketuntasan nilai KKM.
Dari 31 orang siswa, 20 orang siswa meraih kriteria tinggi, 11 orang siswa
meraih kriteria sedang. Dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
adalah 76,3 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 71% dikatagori sedang.
130
75% 71.00%
Presentase
48.40%
50%
25%
0%
Ulangan Akhir Siklus I Siklus II
Semester 1
yang tuntas lebih besar dari siswa yang belum tuntas, jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 27 orang siswa atau 87% dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak
4 orang siswa atau 13%. Ketuntasan klasikal pada siklus I meningkat 22,6%
Ulangan Akhir Semester 1 dengan siklus I cukup pesat yang hal ini disebabkan
oleh antusias siswa yang besar mengakibatkan hasil belajar juga ikut meningkat.
Lain halnya dengan perbedaan peningkatan pada silus I dengan siklus II. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan peningkatan nilai pada afektif dan psikomotor yang
rata-rata afektif siklus I dengan siklus II dan perbedaan rata-rata psikomotor siklus
1) Refleksi Siklus II
Pada hasil observasi dan evaluasi siklus II menunjukkan bahwa, dalam hal
sikap siswa pada saat mengikuti pembelajaran sudah cukup baik namun masih
perlu ditingkatkan lagi dan masih ada beberapa siswa yang belum bisa fokus pada
saat pembelajaran berlangsung, dan pada saat praktikum masih ada beberapa
siswa yang kurang aktif dan bermain-main dengan alat yang digunakan dalam
pelaksanaan job sheet, namun sudah lebih berkurang dibandingkan pada saat
pelaksanaan siklus I. Hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai ketuntasan
4.2 Pembahasan
Pada penelitian ini yang diukur adalah hasil belajar Pekerjaan Dasar
visual dengan materi pada siklus I penggunaan peralatan tangan (hand tools),
jenis-jenis kabel instalasi listrik, penggunaan pipa instalasi dan jenis-jenis kotak
sambung. Penelitian ini dirancang sedemikian rupa melalui dua siklus yang terdiri
dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
ketuntasan yang diinginkan maka akan dilanjutkan ke siklus II yang juga terdiri
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik. Dari
data UAS didapatkan jumlah skor seluruh siswa sebesar 2220 dan nilai rata-rata
hasil belajar sebesar 71.61 dengan ketuntasan klasikal mencapai 48,4%. Dari data
tersebut dapat diketahui bahwa ketuntasan klasikal belum mencapai 85%, maka
langsung) berbantuan media audio visual, dari 31 siswa yang mengikuti tes siklus
I didapatkan jumlah skor sebesar 2366 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 76.3 dengan ketuntasan klasikal sebesar 71%. Karena hasil ketuntasan
klasikal pada siklus I belum mencapai atau melewati 85%, maka dilakukan
lebih antusias mengikuti pembelajaran. Adapun kendala yang dihadapi pada pada
siklus I dan upaya yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut.
depan kelas. Siswa memerlukan waktu relatif lama untuk mengubah cara
belajar mereka agar lebih terbiasa dengan model yang baru diterapakan.
133
pembelajaran.
itu saja, seolah-olah hanya siswa yang pintar saja yang ingin
sungguh.
5. Pada pukul 11.00 Wita sampai dengan pukul 13.00 Wita beberapa
pembelajaran.
pembelajaran..
7. Buku ajar yang dimiliki siswa sangat terbatas dan job sheet kurang
siswa.
dipelajari.
pelajaran.
c. Merancang job sheet dengan lebih rinci dan bahasa yang lebih
1. Situasi belajar siswa pada setiap pertemuan di siklus II lebih kondusif, jika
2. Seluruh siswa sudah mulai aktif dan dominasi siswa-siswa yang lebih
kekeliruan.
beraktivitas. Hal ini karena setiap nilai yang diperoleh siswa yang
nilai siswa.
4. Pada saat pembahasan tes hasil belajar siklus II, terjadi peningkatan
5. Pada saat pelaksanaan praktik masih ada beberapa siswa yang kurang
siklus I.
signifikan. Dari 31 siswa yang mengikuti tes siklus II, didapatkan jumlah skor
2499 dan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80.6 dengan ketuntasan
138
klasikal sebesar 87%. Dari penjelasan tersebut secara umum peneliti telah mampu
menjawab rumusan masalah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian ini
dapat dikatakan berhasil karena semua kriteria yang ditentukan telah terpenuhi.
pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, ditampilkan pada tebel 4.17 berikut.
Ket:
T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
KKM = Kriteria Ketuntasan Minimal
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model direct
diperoleh siswa sebesar 48% dan setelah diterapkan model direct instruction
siswa sebesar 71%, dan pada siklus II ketuntasan klasikal yang diperoleh oleh
siswa sebesar 87%. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil meningkatkan hasil
belajar siswa karena sudah memenuhi target keberhasilan yang sudah ditentukan,
yaitu sebesar 85%. Pada siklus II ketuntasan klasikal yang didapatkan sebesar
138
139
5.2 Saran
tetapi siswa harus bisa lebih mencari informasi terkait materi yang akan
mengacu pada satu sumber saja dan guru hendaknya memberikan siswa
media audio visual, guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dan mediator
yang profesional, sehingga siswa dapat belajar dan memperoleh hasil yang
optimal.
140
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, Soli dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak Strategi Pembelajaran. TT:
Direktorat Jenderal Aditya Media Publishing.
Antari, Nengah Madri (Ed). 2012. Modul Psikologi Pendidikan. Singaraja: PGSD
Undiksha.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Teknik & Cara Mudah Membuat
Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru. TT: Kata
Pena.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media
Group.
Surat Keterangan
144
Lampiran 03