Anda di halaman 1dari 233

PENGGUNAAN MEDIA E-MODUL UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


KOMPETENSI DASAR REM ABS MOBIL DI SMK
NEGERI 1 MAGELANG

Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh
Ajeng Kurnia Lestari
NIM.5202414001

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

i
PENGGUNAAN MEDIA E-MODUL UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
KOMPETENSI DASAR REM ABS MOBIL DI SMK
NEGERI 1 MAGELANG

Skripsi
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif

Oleh
Ajeng Kurnia Lestari
NIM.5202414001

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Ajeng Kurnia Lestari


NIM : 5202414001
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1
Judul : Penggunaan Media E-Modul Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Rem ABS
Mobil Di SMK Negeri 1 Magelang
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian.
Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.

Semarang, Mei 2018

Pembimbing

Drs. Suwahyo, M. Pd.


NIP.195905111984031002

ii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penggunaan Media E-Modul Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Rem ABS Mobil Di SMK Negeri 1
Magelang” telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal 26 bulan Juni tahun 2018.
Oleh
Nama : Ajeng Kurnia Lestari
NIM : 5202414001
Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif S1

Panitia Ujian :

Ketua Sekretaris

Rusiyanto, S.Pd., M.T. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T.


NIP. 197403211999031002 NIP. 196901061994031003

Penguji I Penguji II Penguji III/ Pembimbing

Drs. Supraptono, M.Pd. Drs. Masugino, M.Pd. Drs. Suwahyo, M. Pd.


NIP.195508091982031002 NIP.195207212017091256 NIP.195905111984031002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Dr. Nur Qudus, M.T.


NIP.196911301994031001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor), baik di Universitas Negeri
Semarang (UNNES) maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing dan masukan Tim
Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
ataupun dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang
dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Semarang, Mei 2018


Yang membuat pernyataan,

Ajeng Kurnia Lestari


NIM. 5202414001

iv
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. (Q.S. Ar Ra’d: 11)

All the impossible is possible for those who believe. (Mario Teguh)

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)

Tidak ada logika tanpa logistik. (Febrianto Alqodri & Oki)

Untuk Bapak, Ibu, dan Mbak Erika

v
SARI
Lestari, Ajeng Kurnia. 2018. Penggunaan Media E-Modul untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Rem ABS Mobil Di SMK Negeri 1
Magelang. Drs. Suwahyo, M. Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif.
ABS (Antilock Brake System) dikenal memiliki komponen dan cara kerja
yang cukup rumit karena kompleksitasnya mencakup tidak hanya mekanik tetapi
juga hidrolik dan elektronik yang cenderung sulit dipahami siswa, salah satunya
karena kurangnya sumber belajar, sehingga nilai rata-rata siswa kurang. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengembangkan E-Modul untuk meningkatkan hasil
belajar, mengetahui kelayakan, dan tanggapan siswa terhadap penggunaan E-
Modul rem ABS mobil yang dikembangkan.
Model pengembangan E-Modul ini menggunakan pengembangan ADDIE.
Model pengembangan ADDIE terdiri dari 5 tahap yaitu (1) Analysis, (2) Design,
(3) Develop, (4) Implementation, dan (5) Evaluation. Metode penelitian yang
digunakan adalah Pre-Experimental Designs (nondesigns) dengan model
eksperimen one group pretest-postest design. Jenis data yang diperoleh berupa
data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian dan pengembangan ini berupa E-Modul rem ABS mobil
yang dapat membantu siswa memahami materi ABS dengan baik. E-Modul
tersebut memiliki fitur tambahan berupa gambar, audio, video, dan animasi.
Berdasarkan hasil uji kelayakan produk, diperoleh persentase data akhir sebesar
96,67% untuk ahli media dan 83,60% untuk ahli materi, sehingga produk E-
Modul rem ABS mobil yang dikembangkan tersebut memenuhi kategori sangat
layak. E-Modul dapat meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari selisih nilai
rata-rata pretest-posttest sebesar 16,56. Uji-t menunjukkan nilai thitung = 9,51 >
ttabel = 2,040. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh rata-rata uji N-Gain
sebesar 0,539 dengan kriteria peningkatan belajar siswa sedang. Analisis
tanggapan siswa terhadap E-Modul diperoleh persentase sebesar 96,61% termasuk
dalam kategori sangat baik, sehingga dapat disimpulkan E-Modul membantu
siswa dalam memahami materi rem ABS mobil.
Kata kunci: E-Modul, ABS, ADDIE, hasil belajar

vi
PRAKATA

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul “Penggunaan Media E-
Modul untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Rem
ABS Mobil Di SMK Negeri 1 Magelang” ini dapat terselesaikan dengan baik
untuk memenuhi persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan kerjasama
berbagai pihak, oleh karena itu penulis megucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
2. Rusiyanto, S.Pd., M.T., Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri
Semarang.
3. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd., S.T., M.T., Ketua Program Studi Pendidikan
Teknik Otomotif.
4. Drs. Suwahyo, M.Pd., Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dan saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini dengan baik.
5. Drs. Supraptono, M.Pd., Dosen penguji I yang berkenan membantu
memberikan arahan dan bimbingan.
6. Drs. Masugino, M.Pd., Dosen penguji II yang berkenan membantu
memberikan arahan dan bimbingan.
7. Bapak Dosen Jurusan Teknik Mesin yang telah banyak memberikan
bimbingan serta ilmunya yang sangat bermanfaat selama menempuh studi.
8. Bapak, ibu, kakak tercinta, serta keluarga yang selalu menyayangi, memberi
nasihat, semangat, doa, dan mendukung penulis sampai saat ini.
9. Alm. Mbah Adjis B., Mbah Sri Ismiyatun, Alm. Mbah Mamik Damiyati, Mas
Rahman Saifullah, Mas Oki, Mas Febrianto, Mas Sutrisno, Suci, Arya
Yudistira, Catur Putra, Muhammad Irvandi, dan Puji Astuti yang senantiasa
membantu dan mendoakanku dalam menyusun skripsi ini.
10. Teman-teman PTO Angkatan 2014 yang telah menemani, mendukung,
menginspirasi, dan memotivasi penulis untuk terus maju dan semangat.

vii
11. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan imbalan dari Allah
SWT. Kritik dan saran penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Maret 2018

Penulis.

viii
DAFTAR ISI

JUDUL DALAM ............................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
SARI................................................................................................................. vi
PRAKATA....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN TEKNIS DAN LAMBANG ................................... xii
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 8
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 10
G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .................................................. 11
H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan ................................................ 12
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 13
A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................... 13
1. Belajar dan Pembelajaran.......................................................................... 13
a. Belajar ....................................................................................................... 13
b. Pembelajaran............................................................................................. 14
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar.............................................. 16
d. Hasil Belajar.............................................................................................. 18
e. Kajian Silabus pada Kompetensi Dasar Rem ABS (Antilock Brake System) 19

ix
2. Modul Pembelajaran ................................................................................. 22
a. Pengertian Modul...................................................................................... 22
b. Karakteristik Modul .................................................................................. 23
c. Tujuan dan Fungsi Modul......................................................................... 25
d. Bagian-Bagian Modul............................................................................... 26
e. Prosedur Penyusunan Modul .................................................................... 26
f. Evaluasi Modul ......................................................................................... 30
3. E-Modul .................................................................................................... 31
4. ABS (Antilock Brake System) Mobil 4 Sensor 4 Channel ........................ 32
a. Deskripsi Sistem ABS............................................................................... 32
b. Tujuan ABS .............................................................................................. 34
c. Keuntungan ABS ...................................................................................... 34
d. Cara Kerja ABS ........................................................................................ 35
e. Konstruksi ABS ........................................................................................ 37
f. Jenis-Jenis ABS ........................................................................................ 39
g. Cara Mendiagnosis Kerusakan pada ABS ................................................ 42
5. 3D PageFlip Professional......................................................................... 48
B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................................ 51
C. Kerangka Pikir Penelitian ......................................................................... 53
D. Pertanyaan Penelitian................................................................................ 55
BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 56
A. Model Pengembangan............................................................................... 56
B. Prosedur Pengembangan........................................................................... 57
1. Analisis/Analysis....................................................................................... 59
2. Desain/Design ........................................................................................... 60
3. Pengembangan/Development.................................................................... 63
4. Implementasi/Implementation................................................................... 64
5. Evaluasi/Evaluation .................................................................................. 64
C. Uji Coba Produk ....................................................................................... 65
1. Desain Uji Coba........................................................................................ 65
2. Subyek Uji Coba ....................................................................................... 66

x
3. Jenis Data .................................................................................................. 67
4. Instrumen Pengumpulan Data................................................................... 67
5. Teknik Analisis Data................................................................................. 74
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 80
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 80
1. Hasil Uji Validasi Istrumen Tes................................................................ 80
a. Validitas .................................................................................................... 80
b. Reliabilitas ................................................................................................ 82
c. Nilai Pretest dan Posttest.......................................................................... 83
2. Data Tanggapan Siswa.............................................................................. 84
3. Analisis Data ............................................................................................. 85
a. Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar .................................................. 85
b. Analisis Tanggapan Siswa ........................................................................ 88
B. Hasil Pengembangan................................................................................. 88
1. Hasil Data Uji Kelayakan Produk............................................................. 88
2. Analisis Hasil Data Uji Kelayakan Produk .............................................. 91
3. Revisi Produk............................................................................................ 93
C. Pembahasan Produk Akhir........................................................................ 98
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN........................................ 102
A. Simpulan Tentang Produk......................................................................... 102
B. Keterbatasan Hasil Penelitian ................................................................... 103
C. Implikasi Hasil Penelitian ......................................................................... 103
D. Saran ......................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 105
LAMPIRAN..................................................................................................... 109

xi
DAFTAR SINGKATAN TEKNIS DAN LAMBANG

Simbol Arti
∑ Jumlah
O1 Tes Awal (Pretest)
O2 Tes Akhir (Posttest)
X Perlakuan
rpbis Koefisien korelasi biserial
r11 Reliabilitas Instrumen
X2 Chi-kuadrat
t Hasil Uji-t
d.b Derajat bebas (dk= derajat kebebasan)
g Gain

Singkatan Arti
3D 3 dimension (3 dimensi)
ABS Antilock Brake System
ECU Electronic Control Unit
EBD Electronic Brake Distribution
EXE Executable (format dokumen berbentuk aplikasi)
HTML Hypertext mark up language (konsep hypertext dalam suatu
dokumen)
IPTEK Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
JPG Joint photographic experts group (format dokumen berbentuk
gambar)
PDF Portable doc format (format dokumen berbentuk naskah)
RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
R&D Research and Development (penelitian dan pengembangan)
SK/KD Standar kompetensi/kompetensi dasar
ZIP Zoning improvement (pengkompresi data)

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Modul Elektronik dan Modul Cetak............................... 32


Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Observasi ............................................................. 60
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Media ............................................ 68
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Materi............................................ 69
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes ................................................................... 71
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa................................................. 74
Tabel 3.6 Kriteria Faktor Gain <g> Hasil Belajar ........................................... 77
Tabel 3.7 Skala Persentase Kelayakan............................................................. 77
Tabel 3.8 Skala Persentase Penilaian ............................................................... 78
Tabel 4.1 Data Uji Validitas Instrumen Tes..................................................... 81
Tabel 4.2 Rekapitulasi Tanggapan Siswa ........................................................ 84
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest........................................ 85
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest .................................... 86
Tabel 4.5 Hasil Uji Perhitungan Uji-t .............................................................. 86
Tabel 4.6 Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest ............................................. 87
Tabel 4.7 Hasil Persentase Tanggapan Siswa .................................................. 88
Tabel 4.8 Hasil Data Validasi Ahli Media ....................................................... 89
Tabel 4.9 Hasil Data Validasi Ahli Materi....................................................... 90
Tabel 4.10 Hasil Penilaian Ahli Media ............................................................ 92
Tabel 4.11 Hasil Penilaian Ahli Materi............................................................ 92
Tabel 4.12 Saran oleh Ahli Media ................................................................... 93
Tabel 4.13 Saran oleh Ahli Materi................................................................... 93

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Fase Menaikkan Tekanan............................................................. 35


Gambar 2.2 Fase Mempertahankan Tekanan................................................... 36
Gambar 2.3 Fase Menurunkan Tekanan .......................................................... 36
Gambar 2.4 Komponen ABS ........................................................................... 37
Gambar 2.5 Komponen ABS ........................................................................... 38
Gambar 2.6 Jenis ABS 4 Sensor 4 Channel ABS............................................ 40
Gambar 2.7 Jenis ABS 4 Sensor 3 Channel ABS............................................ 41
Gambar 2.8 Jenis ABS 4 Sensor 3 Channel ABS............................................ 42
Gambar 2.9 Sistem Lampu Peringatan ABS-1 ................................................ 43
Gambar 2.10 Sistem Lampu Peringatan ABS-2 .............................................. 43
Gambar 2.11 Komponen ABS ......................................................................... 44
Gambar 2.12 Mendiagnosis Kerusakan ABS dengan Scan Tool..................... 44
Gambar 2.13 Kode Error ................................................................................. 45
Gambar 2.14 Sensor ABS pada Roda Depan................................................... 46
Gambar 2.15 Ring Sensor ABS Putaran Roda................................................. 46
Gambar 2.16 Wheel Speed Sensor Connector.................................................. 47
Gambar 2.17 Grafik Peak Voltage ................................................................... 47
Gambar 2.18 Lambang 3D PageFlip Professional.......................................... 48
Gambar 2.19 Tampilan Awal 3D PageFlip Professional................................ 49
Gambar 2.20 Tampilan untuk Memilih Background ....................................... 49
Gambar 2.21 Tampilan Insert File Document atau Magazine......................... 50
Gambar 2.22 Contoh Sampul Produk .............................................................. 50
Gambar 3.1 Model ADDIE .............................................................................. 56
Gambar 3.2 Diagram Alir Prosedur Pengembangan........................................ 58
Gambar 3.3 Peta Konsep E-Modul .................................................................. 62
Gambar 3.4 Desain Sampul E-Modul .............................................................. 63
Gambar 3.5 Desain Halaman E-Modul............................................................ 63
Gambar 3.6 One Group Pretest-Postest Design .............................................. 66

xiv
Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest................................. 83
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Kelas OB ................................ 87
Gambar 4.3 Tampilan Sampul Halaman Depan/Cover E-Modul Sebelum Revisi
.................................................................................................... 94
Gambar 4.4 Tampilan Sampul Halaman Depan/Cover E-Modul Sesudah Revisi
.................................................................................................... 94
Gambar 4.5 Tampilan Kesimpulan pada E-Modul Sebelum Revisi ................ 95
Gambar 4.6 Tampilan Kesimpulan pada E-Modul Sesudah Revisi................. 95
Gambar 4.7 Tampilan Animasi pada Cara Kerja ABS Sebelum Revisi .......... 96
Gambar 4.8 Tampilan Animasi pada Cara Kerja ABS Sesudah Revisi........... 96
Gambar 4.9 Tampilan Tulisan pada Jenis-Jenis ABS Sebelum Revisi............ 97
Gambar 4.10 Tampilan Tulisan pada Jenis-Jenis ABS Sesudah Revisi .......... 97

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing............................................................. 109


Lampiran 2. Surat Tugas Dosen Penguji.......................................................... 110
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian ............................................ 111
Lampiran 4. Surat Permohonan Validator Media I.......................................... 112
Lampiran 5. Surat Permohonan Validator Media II......................................... 113
Lampiran 6. Surat Permohonan Validator Materi I ......................................... 114
Lampiran 7. Surat Permohonan Validator Materi II ........................................ 115
Lampiran 8. Silabus ......................................................................................... 116
Lampiran 9. Daftar Nilai Pengetahuan (Kognitif) Kelas XII SMK Negeri 1
Magelang .................................................................................... 125
Lampiran 10. Sampel Angket Observasi dan Hasil Analisis Data Matapelajaran
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan .. 126
Lampiran 11. Daftar Hadir Uji Coba Soal Uji Validitas dan Reliabilitas........ 129
Lampiran 12. Sampel Data Soal Uji Coba Uji Validitas dan Reliabilitas ....... 131
Lampiran 13. Tabel Analisis Butir Soal .......................................................... 132
Lampiran 14. Perhitungan Validitas Instrumen Tes ........................................ 133
Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes..................................... 135
Lampiran 16. Instrumen Validasi Ahli Media ................................................. 136
Lampiran 17. Hasil Penilaian Ahli Media........................................................ 139
Lampiran 18. Rekapitulasi dan Analisis Penilaian Ahli Media ....................... 145
Lampiran 19. Instrumen Penilaian Ahli Materi ............................................... 147
Lampiran 20. Hasil Penilaian Ahli Materi ...................................................... 150
Lampiran 21. Rekapitulasi dan Analisis Penilaian Ahli Materi ...................... 156
Lampiran 22. Hasil Nilai Pretest dan Posttest ................................................. 159
Lampiran 23. Uji Normalitas Pretest ............................................................... 161
Lampiran 24. Uji Normalitas Posttest.............................................................. 163
Lampiran 25. Perhitungan Uji Homogenitas ................................................... 165
Lampiran 26. Perhitungan Uji-t ...................................................................... 166

xvi
Lampiran 27. Uji N-Gain ................................................................................. 168
Lampiran 28. Sampel Angket Tanggapan Siswa dan Analisis Data Tanggapan
Siswa .............................................................................................................. 170
Lampiran 29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 173
Lampiran 30. Soal Pretest dan Posttest ........................................................... 178
Lampiran 31. Lembar Jawab Soal Pretest dan Posttest................................... 192
Lampiran 32. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest.................................. 193
Lampiran 33. Daftar Hadir Peserta Pretest dan Posttest ................................. 194
Lampiran 34. Peta Konsep E-Modul Rem ABS Mobil.................................... 198
Lampiran 35. Storyboard E-Modul.................................................................. 200
Lampiran 36. Detail Produk Akhir E-Modul Rem ABS Mobil ....................... 210
Lampiran 37. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ............................................. 213

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah suatu

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sebuah suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam

diri untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan faktor sangat penting

dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam pendidikan terdapat proses pembelajaran

yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja, baik secara bukan formal

dan formal yang memiliki tujuan untuk mendidik seseorang, sehingga

memperoleh pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan sikap

(afektif). Dari pengertian tersebut pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dan masyarakat,

sehingga dapat berubah menjadi lebih baik. Pendidikan umumnya dibagi menjadi

beberapa jenjang seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah dan

perguruan tinggi, universitas atau magang.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pendidik dan peserta

didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar,

bahkan dapat menimbulkan salah pengertian, ataupun salah konsep. Untuk itu

pendidik harus mampu memberikan suatu alternatif pembelajaran bagi peserta

1
2

didiknya agar dapat memahami konsep-konsep yang telah diajarkan, sehingga

pembelajaran berlangsung secara efektif.

Pada jenjang sekolah menengah terdapat dua macam yaitu Sekolah

Menengah Umum atau sekarang lebih dikenal dengan Sekolah Menengah Atas

(SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK adalah salah satu tempat

untuk melaksanakan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran teori dan

praktikum di SMK, guru dan siswa merupakan komponen utama. Guru harus

membimbing dan mengarahkan siswa agar berperan aktif saat kegiatan

pembelajaran teori maupun praktikum, sehingga proses belajar mengajar berhasil

dengan baik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, kurikulum

pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan relevansinya dikembangkan oleh

satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas

pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan

dasar dan Propinsi untuk pendidikan menengah, sehingga diberlakukan kurikulum

2013 yang menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran di SMK. Kurikulum 2013

dijelaskan tentang struktur kompetensi dasar yang harus ditempuh untuk semua

matapelajaran yang akan diajarkan pada SMK. Dalam kurikulum 2013, cakupan

penilaian meliputi Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Kompetensi Inti Sikap

Sosial (KI-2), Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3), dan Kompetensi Inti

Keterampilan (KI-4). Apabila keempat KI tersebut digolongkan menurut Bloom

dalam Utari, et al., (2011: 2) dibagi menjadi 3 ranah yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik maka KI-1 dan KI-2 masuk ranah afektif, KI-3 masuk dalam ranah
3

kognitif, dan KI-4 masuk dalam ranah psikomotorik. Pada kompetensi dasar

matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan terdapat

dua aspek yang dikembangkan yaitu KI-3 (Pengembangan Sikap Pengetahuan),

dan KI-4 (Pengembangan Sikap Keterampilan). Salah satu kompetensi dasar pada

matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan adalah

rem ABS (Antilock Brake System) mobil, materi yang dibahas dibatasi oleh aspek

kognitif (pengetahuan).

SMK Negeri 1 Magelang merupakan salah satu sekolah kejuruan yang

memiliki kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Dalam kurikulum 2013

terdapat matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan

merupakan matapelajaran teori yang dipersiapkan untuk siswa sebagai pengenalan

dan pemantapan teori supaya cakap saat pelaksanaan praktikum nanti. Selain itu

matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan juga

sebagai prasyarat di kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

Berdasarkan nilai pengetahuan (teori) dan keterampilan (praktikum) siswa

kelas XII OC yang sudah menempuh matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

75 diperoleh data nilai pengetahuan (teori) 70,97% siswa mendapat nilai kurang

dari KKM dan 29,03% siswa mendapat lebih dari KKM. Sementara itu, untuk

nilai keterampilan (praktikum) diperoleh data 6,46% siswa mendapat nilai kurang

dari KKM dan 93,54% siswa mendapat nilai lebih dari KKM, sehingga siswa

SMK lebih menguasai/unggul dalam kegiatan praktikum (psikomotorik) daripada

teori (kognitif) dilihat dari hasil nilai siswa pada nilai pengetahuan dan praktikum.
4

Berdasarkan angket analisis kebutuhan siswa pada 2 Januari 2018 terhadap

30 siswa, modul yang digunakan berupa cetak (hardcopy) mengenai kompetensi

keahlian teknik kendaraaan ringan pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan diperoleh data untuk konsep dan materi

pelajaran serta proses belajar mengajar, ternyata untuk konsep dan materi

pelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan cukup

banyak dan sulit dipahami diperoleh data 6% siswa menyatakan “sangat setuju”,

60% siswa menyatakan “cukup setuju”, dan 33% siswa menyatakan “kurang

setuju”. Sementara itu, untuk proses pembelajaran kurang memberi kesempatan

siswa untuk berpikir kreatif dan inovatif karena menggunakan metode

pembelajaran konvensional diperoleh data 3% siswa menyatakan “sangat setuju”,

46% siswa menyatakan “setuju”, 43% siswa menyatakan “cukup setuju”, dan 6%

siswa menyatakan “kurang setuju”. Selain itu, tentang media pembelajaran dan

penggunaan sumber belajar diperoleh data bahwa media pembelajaran yang

digunakan kurang bervariasi untuk mendukung pembelajaran diperoleh data 40%

siswa menyatakan “setuju”, 50% siswa menyatakan “cukup setuju”, dan 10%

siswa menyatakan “kurang setuju”. Sementa ra untuk belajar menggunakan modul

cetak, buku ajar, dan buku teks dianggap kurang menarik, monoton, dan banyak

hafalan diperoleh data 50% siswa menyatakan “sangat setuju”, 36% siswa

menyatakan “setuju”, dan 13% siswa menyatakan “cukup setuju”. Kekurangan

lain penggunaan sumber belajar berupa cetakan (hardcopy) dinilai kurang efisien

dan mudah rusak.


5

Salah satu kompetensi dasar pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan adalah ABS. ABS dikenal memiliki komponen

dan cara kerja yang cukup rumit, dalam hal ini ABS dikatakan cukup rumit karena

kompleksitasnya mencakup tidak hanya mekanik tetapi juga hidrolik dan

elektronik. Berbagai jenis rem ABS mobil yang sudah ada seperti ABS dengan 4

sensor 4 channel, 4 sensor 3 channel, dan 1 sensor 1 channel. Materi ABS yang

rumit dan berkembang menyebabkan siswa semakin kesulitan memahami materi

pembelajaran. Sedangkan itu, sumber belajar yang tersedia di sekolah masih

menggunakan modul teks, sehingga kurang memenuhi kebutuhan pembelajaran.

Adanya modul elektronik diharapkan mempermudah siswa memahami materi

pembelajaran. Keterbatasan inilah yang seharusnya dapat menjadi perhatian bagi

dunia pendidikan dan mendorong sumber belajar dikembangkan menyesuaikan

perkembangan teknologi mutakhir seperti penggunaan komputer, laptop, tablet,

dan smartphone.

Berdasarkan penyebaran angket kebutuhan siswa bahwa diperoleh data

17% siswa menyatakan “sangat setuju”, 63% siswa menyatakan “setuju”, 13%

siswa menyatakan “cukup setuju”, dan 7% siswa menyatakan me miliki

laptop/komputer dan android sebagai fasilitas penunjang untuk melakukan

pembelajaran mandiri. Berdasarkan permasalahan di atas, pembelajaran

pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan memerlukan sumber

belajar yang menarik yang dapat ditayangkan melalui media yang menunjukkan

komponen, cara kerja, gambar-gambar, dan materi yang lebih mudah dipahami,

karena sumber belajar yang menarik dapat memberikan semangat dan motivasi
6

siswa maka diperoleh data 40% siswa menyatakan “sangat setuju”, 50 % siswa

menyatakan “setuju”, dan 10% siswa menyatakan “cukup setuju”. Modul

pembelajaran berbasis elektronik merupakan salah satu sumber belajar yang dapat

dikembangkan. Sebagaimana yang disampaikan oleh (P2M, 2017) sebagai

berikut:

E-Module merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi


materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya secara elektronik (bagian dari e-learning).

Sebagai bahan perbandingan dan juga acuan adapun hasil penelitian pada

pengembangan bahan ajar salah satunya adalah penelitian oleh Priyanthi, et al.,

(2017) yang berjudul “Pengembangan E-Modul Berbantuan Simulasi Berorientasi

Pemecahan Masalah pada Matapelajaran Komunikasi Data (Studi Kasus: Siswa

Kelas XI TKJ SMK Negeri 3 Singaraja)”. Dalam penelitiannya, menyimpulkan

bahwa berhasil terhadap beberapa uji yang dilakukan. Selain itu, mendapatkan

hasil respon siswa sebesar 67,80% yang termasuk dalam kategori sangat positif

dalam pembelajaran.

Penelitian kedua yang dilakukan Suarsana dan Mahayukti (2013: 270)

yang berjudul “Pengembangan E-Modul Berorientasi Pemecahan Masalah untuk

Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa”. Penggunaan E-Modul

dalam perkuliahan aljabar dapat mempermudah mahasiswa dalam memahami

materi aljabar dan menumbuhkan kemandirian dalam belajar terbukti dengan nilai

E-Modul adalah 75,5. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan maka dapat

disimpulkan E-Modul berada pada kategori baik.


7

Berdasarkan pendapat tersebut E-Modul adalah modul berbentuk

elektronik yang dapat membantu siswa dalam belajar mandiri kapan saja dan

dimana saja serta menambah motivasi belajar karena tampilan yang interaktif

dalam E-Modul.

Modul elektronik digunakan sebagai tambahan bahan ajar bagi siswa

dianggap kreatif, efisien, dan efektif. Dianggap kreatif karena modul elektronik

berisi materi yang interaktif dan tidak membosankan. Dikatakan efisien karena

sebagian besar siswa sudah memiliki smartphone/laptop sebagai sarana belajar

mandiri dan mudah dibawa, sedangkan dikatakan efektif yaitu modul elektronik

dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri selain informasi dari guru dan

memudahkan untuk dipahami pada matapelajaran. Selain itu E-Modul dapat

mengurangi penggunaan kertas yang berlebihan.

Berdasarkan paparan di atas penggunaan E-Modul bermanfaat pada proses

pembelajaran bagi guru maupun siswa. Oleh karena itu, peneliti akan

mengembangkan E-Modul yang berisi materi, gambar, animasi, audio, video, dan

evaluasi yang mudah dipahami, sehingga siswa dapat menggunakannya secara

mandiri. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas peneliti

tertarik dengan judul “Penggunaan Media E -Modul untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Rem ABS Mobil Di SMK Negeri 1

Magelang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dapat diidentifikasi

adalah sebagai berikut :


8

1. Siswa merasa konsep dan materi matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan cukup banyak dan bervariasi.

2. Siswa membutuhkan proses pembelajaran yang luas, aktif, dan kreatif untuk

berkreasi, sehingga perlu adanya pengembangan sumber-sumber belajar yang

mengikuti perkembangan zaman, salah satunya yaitu E-Modul.

3. Siswa kurang bersemangat dan tak acuh dengan apa yang disampaikan oleh

guru.

4. Media pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi untuk mendukung

pembelajaran di sekolah pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

tenaga kendaraan ringan.

5. Siswa merasa sumber belajar konvensional seperti modul cetak, buku ajar, dan

buku teks dianggap kurang menarik, monoton, dan banyak hafalan untuk

siswa, sehingga diperlukan E-Modul agar efektif dan efisien.

C. Pembatasan Masalah

Permasalahan pada penelitian dengan judul “Penggunaan Media E-Modul

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Rem ABS

Mobil Di SMK Negeri 1 Magelang” mengenai modul elektronik semua tidak

dapat dibahas dalam penelitian ini, oleh karena itu agar permasalahan yang

menjadi acuan dibatasi oleh aspek kognitif untuk pembahasan lebih jelas maka

penelitian ini dibatasi permasalahan yang diangkat pada:

1. E-Modul yang dikembangkan adalah rem ABS mobil jenis 4 sensor 4 channel

ABS (Independent Control).


9

2. E-Modul rem ABS mobil dibuat mencakup materi yang dibatasi oleh aspek

kognitif (pengetahuan) meliputi deskripsi ABS, tujuan ABS, keuntungan ABS,

cara kerja ABS, konstruksi ABS, jenis-jenis ABS, dan cara mendiagnosis

kerusakan pada ABS.

3. Produk E-Modul yang dikembangkan berbentuk flipbook.

D. Rumusan Masalah

Adanya permasalahan yang jelas dalam suatu penelitian akan menjadikan

proses pemecahannya dapat terarah dan fokus. Berdasarkan uraian identifikasi

masalah dan pembatasan masalah, rumusan masalah yang dapat diuraikan adalah

sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi penggunaan E-Modul rem ABS mobil untuk

meningkatkan hasil belajar?

2. Seberapa besar tingkat kelayakan E-Modul rem ABS mobil yang

dikembangkan untuk digunakan dalam proses pembelajaran di SMK Negeri 1

Magelang?

3. Seberapa baik tanggapan siswa terhadap E-Modul rem ABS mobil yang

dikembangkan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui besar kontribusi penggunaan E-Modul rem ABS mobil untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara di uji N-Gain.


10

2. Mengetahui tingkat kelayakan E-Modul rem ABS mobil yang dikembangkan

untuk digunakan dalam proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Magelang.

3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap E-Modul rem ABS mobil yang

dikembangkan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat teoritis maupun praktis

dan membawa dampak yang baik :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini nantinya diharapkan bisa memberikan kontribusi

yang baik bagi pendidik, peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Demikian

pula diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya mengenai penggunaan media E-Modul untuk

meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar rem ABS mobil di SMK

Negeri 1 Magelang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti dalam melakukan penelitian, mengetahui

efektivitas penggunaan media E-Modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada kompetensi dasar rem ABS mobil, menjadi bekal sebagai calon pendidik

agar mampu mengidentifikasi serta mencari solusi pada permasalahan-

permasalahan yang terjadi di kelas.


11

b. Bagi Guru

Meningkatkan kreatifitas guru dalam penggunaan media untuk

pembelajaran dalam menyampaikan materi, guru lebih mudah menjelaskan

kepada siswa tentang kompetensi dasar rem ABS mobil. Guru mengembangkan

bahan ajar cetak menjadi E-Modul untuk membantu pembelajaran pada

matapelajaran lainnya.

c. Bagi Siswa

Mendorong semangat dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran

kompetensi dasar rem ABS mobil pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan, siswa lebih termotivasi dalam mempelajari

rem ABS mobil, siswa dapat lebih memahami konsep dasar rem ABS mobil,

sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.

d. Bagi Sekolah

Media pembelajaran berupa E-Modul dapat memberikan ide bagi guru-

guru untuk menggunakan E-Modul pada matapelajaran yang lain di sekolah dan

bermanfaat untuk bisa diterapkan dalam proses pembelajaran atau sebagai inovasi

pembelajaran.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Berikut ini penjelasan mengenai spesifikasi produk yang dikembangkan,

diantaranya :

1. Software 3D Pageflip professional (flipbook) sebagai salah satu aplikasi untuk

pembuatan E-Modul rem ABS mobil.

2. E-Modul terdiri dari pendahuluan, materi rem ABS mobil, dan evaluasi.
12

3. Format file E-Modul rem ABS mobil adalah executable (.exe).

4. Ukuran E-Modul rem ABS mobil sesuai dengan tampilan default software 3D

Pageflip professional (flipbook) yaitu 640x480 pixel.

5. E-Modul rem ABS mobil terdiri dari 40 halaman.

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dalam pengembangan E-Modul rem ABS mobil sebagai berikut :

1. Pembelajaran di sekolah masih menggunakan modul cetak (hardcopy) yang

kurang memenuhi perkembangan zaman.

2. Adanya modul elektronik diharapkan mempermudah siswa untuk memahami

materi yang disampaikan.

3. Setiap siswa memiliki sumber daya/peralatan untuk menggunakan E-Modul.

Batasan dalam pengembangan E-Modul rem ABS mobil sebagai berikut :

1. E-Modul dapat digunakan pada laptop/komputer dengan windows XP atau

versi diatasnya.

2. E-Modul yang dikembangkan berisi materi pembelajaran rem ABS mobil

meliputi deskripsi ABS, tujuan ABS, keuntungan ABS, cara kerja ABS,

konstruksi ABS, jenis-jenis ABS, dan cara mendiagnosis kerusakan pada

ABS.

3. E-Modul mendukung resolusi 640x480 pixel sesuai dengan tampilan default.

4. Soal evaluasi yang dimasukkan ke E-Modul berupa soal pilihan ganda.

5. Hasil keluaran file E-Modul rem ABS mobil berupa executable (.exe) dimana

dapat dibuka secara langsung tanpa melalui software.


13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan, dan suatu kata yang tak asing

bagi pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

semua kegiatan pembelajaran dalam menuntut ilmu di sekolah maupun di

lembaga pendidikan formal. Menurut pandangan Skinner dalam Dimyati dan

Mudjiono (2006: 9), belajar adalah perilaku/sikap dimana saat orang belajar maka

responsnya menjadi baik, sebaliknya bila tidak belajar maka responsnya menurun.

Nazir, et al., (2012: 820) mengatakan learning is all about acquiring new

knowledge, sharpening skills, enhance performances, and better understanding.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan belajar adalah tentang mendapatkan

pengetahuan baru, mengasah keterampilan, meningkatkan kinerja, dan

pemahaman yang lebih baik. Sedangkan Slameto dalam Hamdu dan Agustina

(2011: 83) berpendapat bahwa belajar adalah proses serangkaian kegiatan jiwa

raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi

tahu dalam proses belajar.

Menurut Depdiknas (2008: 9), menyatakan belajar adalah proses

perubahan perilaku yang disebabkan oleh adanya stimulus dari lingkungan.

13
14

Belajar merupakan proses yang melibatkan tiga hal, yaitu penggunaan memori,

motivasi, dan berfikir. Banyaknya hal yang dapat dipelajari sesuai dengan

kapasitas pemrosesan, kedalaman pemrosesan, banyaknya upaya yang dilakukan

oleh peserta didik dalam menerima, dan mengolah informasi (Depdiknas, 2008:

9). Rifa’i dan Anni (2012: 66) menyatakan konsep tentang belajar sebagai berikut:

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap


orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang peranan penting di
dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang. Oleh karena itu dengan
menguasai konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami
bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses
psikologis.

Berbagai definisi menurut ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses perubahan seseorang ke arah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat

bagi dirinya maupun orang lain. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam lembaga

pendidikan tetapi dapat juga dilakukan melalui pengalaman selama melakukan

suatu kegiatan.

b. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antarpeserta didik, antara

peserta didik dengan pendidik, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

(Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013). Pembelajaran merupakan suatu

kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan dan

ketrampilan dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Menurut

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdinas menyatakan bahwa

pembelajaran merupakan proses interaksi antarpeserta didik dengan

pendidik/pengajar dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan

14
15

menurut Warsita dalam Dirman dan Juarsih (2014: 7), pembelajaran adalah proses

usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk

membelajarkan peserta didik

Definisi pembelajaran lainnya menurut (Dirman dan Juarsih, 2014: 8)

pembelajaran adalah proses guru melakukan pembelajaran kepada peserta didik

secara afektif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan yang

dilakukan secara terprogram, tersistem, terfasilitasi, terbimbing, terarah, dan

terorganisasi. Improvement of the quality of learning can be initiated from the

lesson plan. Learning that’s begins with the design, the quality improvement

efforts of learning (Siagian, 2014: 37). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan

adanya peningkatan kualitas pembelajaran dimana pembelajaran dapat dimulai

dari rencana awal pelajaran. Pembelajaran dimulai dengan desain dan upaya

peningkatan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang dirangkum menurut

Siregar dan Nara (2014: 13) adalah 1) pembelajaran merupakan suatu upaya sadar

dan disengaja, 2) pembelajaran harus membuat siswa sadar, 3) tujuan harus

ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, dan 4)

pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya.

Pembelajaran merupakan proses dari belajar, dengan adanya pembelajaran maka

belajar akan mudah karena didalamnya peserta didik membangun diri sendiri

memperoleh pengetahuan dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.

Dalam pembelajaran tentunya menggunakan media yang berbeda-beda

menurut apa yang akan dipelajari, suatu media dapat digunakan untuk proses

pembelajaran ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi. Berdasarkan

15
16

definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan proses

komunikasi antara pendidik dengan peserta didik atau antar peserta didik untuk

membangun diri sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

melalui interaksi dengan lingkungannya sebagai upaya peningkatan kualitas

pembelajaran.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar adalah proses perubahan seseorang ke arah tujuan yang lebih baik

dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Proses perubahan tersebut

memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi. Menurut Slameto (2003: 54)

menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua faktor,

yaitu:

1. Faktor-Faktor Intern

Faktor Intern adalah adanya faktor dalam diri individu yang sedang

belajar, meliputi:

a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan

seseorang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya. Proses belajar

akan terganggu apabila kesehatan fisiknya dalam keadaan tidak baik (Slameto,

2003: 54-55).

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi belajar yaitu segala sesuatu yang

berhubungan dengan kondisi mental seseorang yang meliputi inteligensi,

16
17

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan (Slameto, 2003: 55-

59).

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor

kelelahan jasmani yang berhubungan dengan keadaan fisik dan faktor

kelelahan rohani yang berhubungan dengan psikis (Slameto, 2003: 59).

2. Faktor-Faktor Ekstern

Faktor Ekstern adalah adanya faktor yang berasal dari luar diri individu,

meliputi:

a) Faktor Keluarga

Faktor ini terdiri dari cara orang tua mendidik anak, relasi antaranggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan

latar belakang kebudayaan (Slameto, 2003: 60-64).

b) Faktor Sekolah

Faktor ini terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan

tugas rumah (Slameto, 2003: 64-69).

c) Faktor Masyarakat

Masyarakat adalah faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Pengaruh tersebut terjadi karena keberadaannya siswa berada dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat

(Slameto, 2003: 69-71).

17
18

d. Hasil belajar

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda setelah ia menerima

materi pelajaran. Menurut Mappeasse (2009) yang dimaksud dengan hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki seseorang baik bersifat kognitif, afektif, maupun

psikomotorik yang semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar.

Penelitian ini dibatasi dengan kemampuan/aspek kognitif (pengetahuan) pada

prestasi/hasil belajar siswa yang nantinya menggunakan instrumen tes berbentuk

pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Djamarah dalam Sumadji

(2011: 658) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh

berupa kesan-kesan yang memberi akibat adanya perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari belajar.

Suryabrata dalam Sumadji (2000: 45) menyatakan bahwa hasil belajar

adalah sejauh mana ada perubahan kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran

yang telah diajarkan. Menurut Umar dalam Samad, et al., (2012) hasil belajar

adalah kemampuan dalam memperoleh nilai suatu materi setelah peserta didik

mendapat proses pembelajaran pada waktu tertentu.

Menurut Sudjana (2009: 22) mendefinisikan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mendapat pengalaman

belajarnya.

Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah kemampuan kognitif (pengetahuan) yang diperoleh siswa dari

suatu proses pengenalan yang dilakukan berulang-ulang, sehingga akan tersimpan

dalam jangka waktu lama karena hasil belaja, kemampuan keterampilan, dan

18
19

sikap turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai

hasil yang lebih baik.

e. Kajian Silabus pada Kompetensi Dasar Rem ABS (Antilock Brake System)

Dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang

standar nasional pendidikan, silabus adalah rencana pembelajaran suatu

matapelajaran tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber

belajar.

Sesuai Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, silabus merupakan acuan

dalam menyusun kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian matapelajaran

tertentu. Silabus memuat paling sedikit, yaitu:

1) Identitas matapelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

2) Identitas sekolah mencakup nama satuan pendidikan dan kelas;

3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategori mengenai kompetensi

dalam aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek

keterampilan (psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu

tingkat sekolah, kelas, dan matapelajaran;

4) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan untuk mencapai kompetensi inti

yang mencakup pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan

(psikomotorik)yang terkait muatan atau matapelajaran;

5) Tema/matapelajaran (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

19
20

6) Materi pokok, mencakup fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

serta ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi;

7) Pembelajaran, merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik/pengajar dan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan;

8) Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik;

9) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum

untuk satu semester atau satu tahun; dan

10) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar

atau sumber belajar lain yang relevan.

Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi silabus

dikembangkan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola

pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan

dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016).

Kompetensi utama yang dapat digunakan untuk mengukur tercapainya

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada Kurikulum 2013 ada 3, yaitu

kompetensi afektif, kompetensi kognitif, dan kompetensi psikomotorik. Ranah

kognitif (pengetahuan) lebih dibahas sebab siswa kurang menguasai materi teori

dalam matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan.

20
21

Menurut taksonomi Bloom olahan Dimyati dan Mudjiono (1994: 23-25) terdapat

enam jenis ranah kognitif, yaitu:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan mencakup tentang kemampuan mengingat hal yang sudah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Dalam materi rem ABS mobil,

indikatornya adalah siswa dapat mengidentifikasi komponen ABS, misalnya

komponen utama ABS adalah hydraulic unit, ABS control unit (ECU)/ABS

computer, wheel speed sensor, dan relay.

2) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan menjelaskan atau

mengartikan hal yang dipelajari. Dalam materi rem ABS mobil, indikatornya

adalah siswa dapat memahami fungsi dari komponen ABS, misalnya fungsi ABS

control unit (ECU)/ABS computer adalah sebagai penerima dan pengolah data

computer yang diperoleh dari wheel speed sensor dan selanjutnya akan

ditentukan besar kecilnya tekanan minyak rem untuk masing-masing roda.

3) Penerapan (application)

Penerapan mencakup kemampuan menerapkan metode dan memecahkan

masalah. Dalam materi rem ABS mobil, indikatornya adalah siswa dapat

menjelaskan cara kerja rem ABS dengan melihat pada gambar, animasi, dan

video.

4) Analisis (analysis)

Analisis mencakup kemampuan merinci bagian-bagian dan hubungan

antara suatu kesatuan. Dalam materi rem ABS mobil, indikatornya adalah siswa

21
22

dapat mengetahui bagaimana cara mendiagnosis kerusakan sistem rem ABS

mobil.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis mencakup kemampuan menyusun atau membentuk pola baru dan

evaluasi mencakup kemampuan menilai, dan membentuk pendapat. Dalam materi

rem ABS mobil, indikatornya adalah siswa dapat menjelaskan alasan rem ABS

lebih aman dalam berkendara.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi/penilaian mengacu pada kemampuan menilai berdasarkan norma-

norma. Dalam materi ABS, indikatornya adalah siswa dapat menentukan

penggantian komponen pada rem ABS berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan.

Silabus pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

kendaraan ringan kompetensi dasar memahami sistem ABS taksonominya

mencakup memahami (C2), menerapkan (C3), dan perlu ditingkatkan sampai

menganalisis (C4). Pada silabus matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

tenaga kendaraan ringan pembelajaran yang digunakan pada SMK Negeri 1

Magelang adalah Discovery Learning mencakup mengamati, menanya,

mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

2. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul

Modul adalah sumber bahan belajar berbentuk teks yang dirancang secara

sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan

pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan

22
23

waktu tertentu (Purwanto, et al., 2007: 9). Penggunaan modul dalam pembelajaran

bertujuan agar siswa dapat belajar mandiri tanpa atau dengan minimal dari guru.

dalam proses pembelajaran, dan guru hanya sebagai fasilitator.

Menurut Budiono dan Susanto (2006: 79) menjelaskan modul merupakan

paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang

direncanakan serta dirancang secara sistematis untuk membantu siswa menguasai

kompetensi belajar yang telah ditetapkan.

Depdiknas (2008: 3) menjelaskan modul merupakan sarana pembelajaran

yang mencakup materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.

Berdasarkan pendapat di atas modul dapat didefinisikan bahan belajar

mandiri, membantu siswa menguasai materi, dan paket program yang disusun

sedemikian rupa untuk kepentingan belajar siswa.

b. Karakteristik Modul

Modul yang akan dikembangkan harus memiliki karakteristik yang

diperlukan sebagai modul agar menghasilkan modul yang mampu meningkatkan

motivasi penggunanya. Menurut Depdiknas (2008: 3-5), memaparkan dalam

membuat modul yang baik harus memperhatikan lima karaktersistik modul yaitu

self instruction, self contained, stand alone, adaptif, dan userfriendly.

1) Self Instructional: yaitu melalui suatu modul peserta belajar mampu

membelajarkan diri sendiri, sehingga tidak tergantung pada pihak lain. Self

Intructional dapat terpenuhi jika modul tersebut:

23
24

a) Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;

b) Berisi materi pembelajaran yang dikemas secara spesifik, sehingga

memudahkan belajar secara tuntas;

c) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran;

d) Menampilkan soal-soal latihan, tugas atau sejenisnya yang memungkinkan

pengguna memberikan respon/umpan balik, dan mengukur tingkat

penguasaannya;

e) Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan konteks tugas

dan lingkungan penggunanya;

f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

g) Terdapat rangkuman/ringkasan materi pembelajaran;

h) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan penggunaan diklat

melakukan, self assessment;

i) Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya untuk mengukur atau

mengevaluasi tingkat penguasaan materi;

j) Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui

tingkat penguasaan materi; dan

k) Tersedia informasi tentang rujukan yang mendukung materi pembelajaran

dimaksud (Depdiknas, 2008:3-4).

2) Self Contained, seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam

modul tersebut dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi. Karakteristik ini

24
25

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran

secara tuntas (Depdiknas, 2008: 4).

3) Stand Alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau

tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Siswa tidak perlu

bahan ajar lain untuk mempelajari atau mengerjakan tugas pada modul tersebut

(Depdiknas, 2008: 4).

4) Adaptive, modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, fleksibel digunakan diberbagai perangkat keras

(hardware). Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap ilmu

pengetahuan dan teknologi (Depdiknas, 2008: 4).

5) User Friendly (bersahabat/akrab), modul memiliki instruksi dan paparan

informasi bersifat sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah

yang umum digunakan. Penggunaan bahasa sederhana dan penggunaaan istilah

yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly (Depdiknas,

2008: 5).

c. Tujuan dan Fungsi Modul

Menurut Purwanto, et al., (2007: 10), adapun tujuan penyusunan atau

pembuatan modul ialah supaya peserta didik dapat menguasai kompetensi yang

diajarkan dalam pembelajaran, modul juga menjadi acuan guru dalam menyajikan,

dan memberikan materi selama pembelajaran. Sedangkan fungsi modul menurut

Purwanto, et al. (2007: 10) adalah sumber bahan belajar yang berbentuk teks

memiliki fungsi sebagai bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

peserta didik.

25
26

d. Bagian-Bagian Modul

Modul adalah bahan ajar yang sistematis memiliki sistematika penulisan

yang terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian modul dijelaskan oleh Purwanto,

et al. (2007: 28) sebagai berikut:

1) Bagian pendahuluan, berisi tentang penjelasan singkat modul, tujuan

instruksional/SK/KD, peta konsep, dan petunjuk penggunaan modul

(Purwanto, et al., 2007: 28).

2) Bagian kegiatan belajar (bagian utama), meliputi materi pokok, uraian materi

berupa penjelasan, contoh, ilustrasi, tugas/latihan, dan umpan balik (Purwanto,

et al., 2007: 28).

3) Bagian Penutup (evaluasi), berisi rangkuman atau kesimpulan, glosarium,

daftar pustaka dan soal-soal dalam kategori mudah, sedang, dan sulit untuk

mengukur kemampuan peserta didik. Setelah menjawab soal, peserta didik

akan mengetahui hasilnya dengan mencocokkan pada kunci jawaban

(Purwanto, et al., 2007: 28).

Berdasarkan uraian di atas bagian modul yaitu 1) pendahuluan, 2) kegiatan

belajar (bagian utama), dan 3) penutup (evaluasi). Oleh karena itu, diharapkan

dapat menjadi acuan dalam pengembangan modul sesuai sistematika penulisan

yang baik dan benar.

e. Prosedur Penyusunan Modul

Prosedur penulisan modul merupakan proses pengembangan modul yang

dilakukan secara sistematis. Penulisan modul dilakukan dengan prosedur sebagai

berikut (Depdiknas, 2008: 12-16):

26
27

1) Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis kompetensi

untuk menentukan jumlah dan judul modul yang dibutuhkan dalam mencapai

suatu kompetensi tertentu. Berikut ini langkah-langkah dalam menganalisis

kebutuhan modul yaitu Depdiknas, 2008: 12):

a) Menetapkan terlebih dahulu kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis

besar program pembelajaran yang akan dikembangkan menjadi modul.

b) Mengidentifikasi dan menentukan ruang lingkup unit serta kompetensi yang

akan dicapai.

c) Mengidentifikasi dan menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

disyaratkan.

d) Menentukan judul modul yang akan dikembangkan.

e) Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal

pengembangan modul.

2) Penyusunan Draft

Penyusunan draft merupakan proses pengorganisasian materi pembelajaran

dari sub kompetensi ke dalam satu kesatuan yang sistematis. Penyusunan draft ini

dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menetapkan judul modul.

b) Menetapkan tujuan akhir yang akan dicapai siswa setelah selesai mempelajari

modul.

c) Menetapkan kemampuan yang spesifik yang menunjang tujuan akhir.

d) Menetapkan outline (garis besar) modul.

27
28

e) Mengembangkan materi pada garis-garis besar.

f) Memeriksa ulang draft modul yang dihasilkan.

g) Menghasilkan draft modul

Hasil akhir dari tahap ini adalah menghasilkan draft modul yang sekurang-

kurangnya mencangkup: judul modul, kompetensi atau sub kompetensi yang akan

dicapai, tujuan siswa mempelajari modul, materi, prosedur, soal-soal, evaluasi

atau penilaian, dan kunci jawaban dari latihan soal (Depdiknas, 2008: 13).

3) Uji Coba

Uji coba modul dilakukan setelah draft modul selesai direvisi dengan

masukan dari validator (dosen ahli materi, dosen ahli media, dan guru). Tujuan

dari tahap ini adalah memperoleh masukan dari siswa untuk menyempurnakan

modul. Uji coba ini nantinya sebagai bahan penyempurnaan modul (Depdiknas,

2008: 14). Berikut ini langkah-langkah melakukan uji coba:

a) Menyiapkan dan mengggandakan draft modul yang akan diujicobakan

sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba.

b) Menyusun instrumen pendukung uji coba.

c) Mendistribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba kepada

peserta uji coba.

d) Menginformasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan

kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.

e) Mengumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba.

f) Memproses dan menyimpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring

melalui instrumen uji coba.

28
29

4) Validasi

Validasi adalah proses permintaan persetujuan atau pengesahan terhadap

kesesuaian modul dengan kebutuhan. Validasi ini dilakukan oleh dosen ahli

materi, ahli media, dan guru. Tujuan dilakukannya validasi adalah mengetahui

kelayakan terhadap modul yang telah dibuat. Validasi modul meliputi: isi materi

atau substansi modul; penggunaan bahasa; serta penggunaan metode instruksional

(Depdiknas, 2008: 14-15). Untuk melakukan validasi modul dapat diikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menyiapkan dan menggandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai

dengan banyaknya validator yang terlibat.

b) Menyusun instrumen pendukung validasi.

c) Mendistribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada validator.

d) Menginformasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan yang

harus dilakukan oleh validator.

e) Mengumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi.

f) Memproses dan menyimpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring

melalui instrumen validasi (Depdiknas, 2008: 15).

Kegiatan validasi modul akan menghasilkan modul yang mendapat

masukkan dan persetujuan dari para validator sesuai dengan bidangnya.

Masukkan tersebut akan digunakan sebagai bahan penyempurnaan modul

(Depdiknas, 2008: 15).

29
30

5) Revisi

Revisi atau perbaikan mengacu pada peningkatan mutu yang

berkesinambungan, secara terus menerus modul dapat ditinjau ulang dan

diperbaiki (Depdiknas, 2008: 15). Perbaikan modul meliputi aspek penting

penyusunan modul yaitu: pengorganisasian materi pembelajaran, penggunaan

metode intruksional, penggunaan bahasa, pengorganisasian tata tulis dan

perwajahan (Depdiknas, 2008: 16).

f. Evaluasi Modul

Menurut Depdiknas (2008: 28), evaluasi untuk mengetahui bahan ajar

sudah baik atau perlu ada perbaikan. Evaluasi modul yang baik terdiri dari

beberapa aspek, seperti:

1) Aspek kelayakan isi mencakup, antara lain: kesesuaian dengan SK, KD;

kesesuaian dengan perkembangan anak; kesesuaian dengan kebutuhan bahan

ajar; kebenaran substansi materi pembelajaran; manfaat untuk penambahan

wawasan; kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial (Depdiknas,

2008: 28).

2) Aspek kebahasaan antara lain mencakup: keterbacaan; kejelasan informasi;

kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar; pemanfaatan

bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat) Depdiknas (2008: 28).

3) Aspek penyajian antara lain mencakup: kejelasan tujuan (indikator) yang ingin

dicapai; urutan sajian; pemberian motivasi, daya tarik; interaksi (pemberian

stimulus dan respon); kelengkapan informasi (Depdiknas, 2008: 28).

30
31

4) Aspek kegrafikan antara lain mencakup: penggunaan font; jenis dan ukuran;

lay out atau tata letak; ilustrasi, gambar, foto; desain tampilan. Berdasarkan

uraian yang telah dibahas terdapat empat aspek evaluasi modul, yaitu aspek

kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan (Depdiknas, 2008: 28).

Berdasarkan uraian di atas evaluasi modul terdiri dari empat komponen

evaluasi modul, yaitu aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian,

dan aspek kegrafikan.

3. E-Modul

E-Modul atau modul elektronik menurut (P2M, 2017) dalam penelitiannya

menyatakan modul elektronik sebagai media pembelajaran interaktif yang

dirancang secara sistematis dan menarik. Modul elektronik merupakan media

pembelajaran berbasis digital yang dapat mengakomodasi siswa dalam menerima

pelajaran. E-Modul adalah bahan ajar mandiri yang disusun secara sistematis ke

dalam unit pembelajaran tertentu, yang disajikan dalam format elektronik serta

kegiatan pembelajaran dihubungkan dengan tautan (link) yang dilengkapi dengan

penyajian video tutorial, animasi, dan audio (Direktorat Pembinaan SMA, 2017:

3)

Definisi lain menjelaskan bahwa, electronic book is portable hardware

and software system that can display large quantities of readable textual

information to the user, and lets the user navigate through this information

(Borchers, 1999: 1). Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan buku elektronik

adalah sebuah perangkat keras (modul) dan perangkat lunak portabel yang dapat

31
32

menampilkan sejumlah besar informasi-informasi teks yang mudah dibaca oleh

pengguna, dan membiarkan pengguna mengetahui melalui informasi ini.

Ketiga definisi yang telah diuraikan dapat disimpulkan, E-Modul adalah

modul pembelajaran berbasis digital berisi materi pembelajaran yang dibuat

secara interaktif dan menarik menggunakan teknologi informasi yang canggih

dengan tujuan agar peserta didik memiliki sumber belajar mandiri.

Perbedaan modul elektronik dan modul cetak, antara lain:

Tabel 2.1 Perbedaan Modul Elektronik dengan Modul Cetak


(Setiarini, et al., 2016)
Modul Elektronik Modul Cetak
Format elektronik (dapat berupa Format berbentuk cetak (kertas)
file .doc, .exe, .swf, dll)
Ditampilkan menggunakan perangkat Tampilannya berupa kumpulan kertas
elektronik dan software khusus yang tercetak
(laptop, Pc, HP, Internet)
Lebih praktis untuk dibawa Berbentuk fisik untuk membawa
dibutuhkan ruang untuk meletakkan
Biaya produksi lebih murah Biaya produksi lebih mahal
Tahan lama dan tidak akan lapuk Daya tahan kertas terbatas oleh waktu
dimakan waktu
Menggunakan sumber daya tenaga Tidak perlu sumber daya khusus untuk
listrik menggunakannya
Dapat dilengkapi dengan audio atau Tidak dapat dilengkapi dengan audio
video dalam penyajiannya atau video dalam penyajiannya

4. ABS (Antilock Brake System) Mobil 4 Sensor 4 Channel

a. Deskripsi Sistem ABS

Menurut Wawan (2016: 58), ABS adalah inovasi untuk sistem

pengereman pada kendaraan untuk menghindari penguncian pada roda. ABS telah

menjadi fitur penyempurnaan sistem rem yang hasil pengeremannya menjadi

lebih stabil dan akurat. ABS dikenal sebagai kontribusi penting bagi keselamatan

dijalan karena dirancang untuk menjaga kendaraan tetap dapat dikemudikan dan

32
33

stabil selama momen pengereman berat dengan mencegah penguncian roda (Aly,

et al., 2011: 186). ABS dirancang untuk mencegah selip dan membantu

pengemudi dalam menetapkan kendali pada kemudi di dalam situasi pengereman

mendadak. Oleh karena itu, efek ABS dapat mencegah roda kendaraan dari

penguncian, mengurangi jarak yang diperlukan untuk berhenti dan memperbaiki

pengendalian pengemudi disaat pengereman mendadak (Wawan, 2016: 58).

Proses itu berlangsung sangat cepat, bisa mencapai 15 kali/detik (Wikipedia). Bila

perbedaan antara kecepatan roda dan kecepatan kendaraan menjadi terlalu besar,

selip terjadi antara ban dan permukaan jalan.

ABS secara umum menawarkan kontrol kendaraan yang lebih baik dan

mengurangi jarak henti pada permukaan yang kering dan licin, namun pada

permukaan kerikil atau salju yang tertutup, ABS bisa secara signifikan

meningkatkan jarak pengereman, meskipun masih meningkatkan kontrol

kendaraan (Khachane dan Shrivastav, 2016: 2222).

ABS terintegrasi dengan sistem pengereman konvensional. ABS adalah

sistem pengereman yang dikontrol secara elektronik (Wawan, 2016: 58). ABS

menggunakan komputer untuk menentukan kondisi putaran dari keempat roda

saat pengereman dan dapat secara otomatis menekan dan melepaskan rem.

Perbedaan antara kecepatan badan kendaraan dan kecepatan roda dikenal dengan

"slip ratio" (Toyota, 2003: 1). Sistem ini menggunakan unit komputer actuator

untuk mengendalikan tekanan hidrolik yang menuju ke disc brake caliper semua

roda mobil. Tanpa ABS saat pengereman dilakukan dengan cukup kuat untuk

mengunci roda mobil akan meluncur tak terkendali disebabkan tidak ada daya

33
34

tarik antara ban dan permukaan jalan. Ketika roda sedang meluncur, pengendara

juga kehilangan kendali. ABS bekerja saat sistem menyediakan keselamatan

kepada pengendara yang lebih tinggi melalui pencegahan penguncian roda.

Dirancangnya ABS untuk mencegah terjadinya penguncian roda (wheel lockup)

saat pengereman mendadak di segala medan jalan (Wawan, 2016: 58). Hasil saat

pengereman, sebagai berikut:

1) Penguncian roda tidak akan terjadi secara mendadak.

2) Stabilitas mobil sewaktu dilakukan pengereman tetap baik.

3) Kendaraan tetap dapat dikendalikan dengan baik sewaktu pengereman

mendadak.

b. Tujuan ABS

Pentingnya sistem rem kendaraan dilengkapi dengan ABS, tujuannya

antara lain (Jain, et al., 2014: 104):

1) To reduce stopping distances, (untuk mengurangi jarak berhenti/jarak

pengereman sekecil mungkin dapat tercapai).

2) To improve stability, (untuk meningkatkan stabilitas kendaraan tetap baik saat

pengereman pada semua kondisi jalan).

3) To improve steerability during braking, (untuk meningkatkan kemampuan

pengendalian kemudi baik saat pengereman penuh).

c. Keuntungan ABS

Menurut (Hyundai, n.d: 10), adanya ABS untuk mencegah terjadinya

penguncian roda (wheel lockup) saat pengeraman mendadak di segala medan

jalan. Hasil saat pengeraman adalah:

34
35

1) Mobil akan tetap stabil.

2) Arah kemudi stabil (Vehicle Stability).

3) Pengereman lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah,

bersalju).

4) Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal (tingkat kestabilan).

d. Cara Kerja ABS

Saat pedal rem diinjak, kecepatan roda akan berkurang dan roda cenderung

terkunci. Pada titik ini ABS control unit menghitung perbedaan kecepatan roda

dengan kecepatan kendaraan. Jika angka perbandingan terlalu besar, ABS control

unit segera memerintahkan untuk mengurangi tekanan minyak rem pada caliper,

sehingga tekanan pada caliper dipertahankan sesuai kebutuhan pada pengereman

(Wawan, 2016: 65).

Gambar 2.1 Fase Menaikkan Tekanan


Wawan (2016: 65)

35
36

Jika roda sudah mulai memblokir/mengunci maka control unit akan

memerintahkan katup magnet untuk menurunkan tekanan rem pada kendaraan

(Wawan, 2016: 66).

Gambar 2.2 Fase Mempertahankan Tekanan


Wawan (2016: 66)

Gambar 2.3 Fase Menurunkan Tekanan


Wawan (2016: 66)

36
37

Saat tekanan hidrolik turun, kecepatan roda akan naik dan control unit

akan segera mengontrol kecepatan roda. Setelah kecepatan roda bertambah,

control unit akan menyimpulkan bahwa roda terlalu lama tidak terkunci

selanjutnya akan memberi perintah untuk menambah tekanan minyak rem. Siklus

ini akan terjadi secara periodik sampai kendaraan benar-benar berhenti dalam

selang waktu yang sangat singkat (Wawan, 2016: 66).

e. Konstruksi ABS

Gambar 2.4 Komponen ABS


(New Step 1 Toyota, 1995: 5-63)
Adapun komponen utama dari ABS yaitu:

1) Hydraulic Unit berfungsi sebagai penghasil dan pengatur tekanan minyak rem

sesuai sinyal yang diterima dari ABS control unit (Wawan, 2016: 62).

Hydraulic Unit /Actuator rem terdiri dari katup solenoid penahan tekanan,

katup solenoid pengurang tekanan, pompa, motor, dan reservoir (Toyota, 2003:

7).

2) ABS control unit (ECU)/ABS computer berfungsi sebagai penerima dan

pengolah data komputer yang diperoleh dari wheel speed sensor dan

37
38

selanjutnya akan ditentukan besar kecilnya tekanan minyak rem untuk masing-

masing roda (Wawan, 2016: 62).

3) ABS wheel speed sensor dan rotor berfungsi sebagai penghitung kecepatan

roda. Dengan cara memberikan sinyal elektrolis ke ABS control unit, ABS

wheel speed sensor dipasangkan pada keempat roda mobil (Wawan, 2016: 62).

4) ABS relay berfungsi sebagai pengontrol aliran arus listrik yang menuju ke

hydraulic unit, solenoid valve, dan motor hidrolik (Wawan, 2016: 63).

Gambar 2.5 Komponen ABS


(Step 3 Toyota, n.d: 6)
Adapun komponen ABS yang masuk konstruksi umum, yaitu :

1) Combination meter yang terdiri dari :

a) Lampu peringatan ABS, ketika ABS control unit (ECU) mendeteksi adanya

malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu rem, lampu ini menyala untuk

memberi informasi (Toyota, 2003: 2).

b) Lampu peringatan sistem rem, ketika lampu peringatan rem ini menyala

bersama-sama dengan lampu peringatan ABS, ia akan memberi peringatan

kepada pengemudi bahwa ada malfungsi pada sistem ABS dan EBD

(Electronic Brake Distribution) (Toyota, 2003: 2).

38
39

Bila ABS control unit (ECU) Gagal, lampu peringatan diteruskan oleh

sinyal yang dikirim oleh ABS control unit (ECU) ke combination meter atau ke

ABS relay/control relay untuk kondisi normalnya. Bila ABS control unit

(ECU) gagal mengirimkan dan tidak ada sinyal, lampu peringatan ABS, lampu

peringatan sistem Rem, lampu indikator TRC OFF (pada kendaraan yang

dilengkapi dengan TRC), dan lampu peringatan VSC (pada kendaraan yang

dilengkapi dengan VSC) akan selalu menyala (Toyota, 2003: 2).

2) Switch untuk lampu berhenti, akan mendeteksi pedal rem telah ditekan dan

mengirimkan sinyal ke ABS control unit (ECU). ABS menggunakan sinyal

tersebut untuk lampu berhenti. Tetapi, walaupun sinyal switch lampu berhenti

bukan input karena waktu switch lampu berhenti telah gagal, kontrol ABS tetap

dilakukan saat ban akan mengunci. Dalam hal ini, kontrol mulai setelah slip

menjadi tinggi (roda cenderung untuk mengunci) daripada saat switch lampu

berhenti sedang berfungsi normal (Toyota, 2003: 3).

3) Sensor deselerasi (hanya pada beberapa model), sensor deselerasi merasakan

tingkat deselerasi kendaraan dan mengirimkan sinyal ke ABS control unit

(ECU). ABS control unit (ECU) menentukan kondisi permukaan roda yang

sebenarnya menggunakan sinyal deselerasi dan mengambil ukuran kontrol

yang sesuai (Toyota, 2003: 3).

f. Jenis-jenis ABS

Menurut (Hyundai, n.d: 13-14), ABS terdiri dari beberapa macam skema,

yang dapat dibedakan menurut jumlah channel (berapa banyak katup yang

dikontrol secara individual) dan jumlah dari sensor kecepatan.

39
40

1) 4 Sensor, 4 Channel ABS (Independent Control)

Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic control

channel dan masing masing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini mempunyai

tingkat keamanan dan jarak pengereman yang lebih pendek di berbagai macam

kondisi jalan. Apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan

kiri yang tidak rata akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi

kendaraan, sehingga bisa mengurangi kestabilan. Karena itulah, kebanyakan

mobil yang dilengkapi dengan tipe 4 channel ABS memasukkan satu select low

logic pada roda belakang agar mobil tetap stabil, di berbagai macam kondisi jalan

(Hyundai, n.d: 13).

Gambar 2.6 Jenis ABS 4 Sensor, 4 Channel ABS


(Hyundai, n.d: 13)
2) 4 Sensor, 3 Channel ABS (Roda depan : Independent Control, Roda belakang

: Select Low)

Dipakai untuk mobil FF (Front engine Front driving), berat kendaraan

terpusat pada roda depan dan saat kendaraan direm berat kendaraan juga

berpindah ke depan hampir 70%, gaya pengereman dikontol oleh roda depan.

Agar ABS bisa efektif maka diperlukan pengaturan tersendiri (independent

control) pada roda depan. Namun demikian, roda belakang yang gaya

pengeremannya lebih sedikit, sangat penting untuk memastikan kendaraan aman

40
41

saat dilakukan pengereman. Karena apabila saat ABS roda belakang bekerja di

permukaan jalan yang licin maka independent control pada roda belakang

mengatur agar gaya pengereman roda 2 belakang tidak merata, sehingga mobil

mengalami yawing. Untuk menghindari gerakan yawing ini dan untuk menjaga

agar mobil tetap aman saat ABS bekerja di berbagai kondisi jalan maka tekanan

rem roda belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda mana yang mengalami

lock-up. Konsep pengaturan ini dikenal dengan ‘Select-Low Control’ (Hyundai,

n.d: 13).

3) 4 Sensor, 3 Channel ABS (Roda depan : Independent Control, Roda belakang

: Select Control )

Mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system mempunyai sistem

kontrol ABS 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang.

Roda belakang dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake

line system, diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk

mengatur roda belakang dikarenakan masing-masing roda belakang mempunyai

jalur rem yang berbeda (Hyundai, n.d: 14).

Gambar 2.7 Jenis ABS 4 Sensor, 3 Channel ABS


(Hyundai, n.d: 14).

4) 1 Sensor, 1 Channel ABS

Dipakai untuk mobil yang dilengkapi dengan H-bake line system, hanya

untuk mengontrol tekanan roda belakang. Pada rear diffirential dipasang satu

41
42

wheel speed sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepan roda. Cara kerjanya

adalah saat dilakukan pengeraman mendadak roda depan akan terkunci, sehingga

kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada permukaan jalan yang

mempunyai daya gesek rendah (low-• ). Sistem ini hanya akan membantu untuk

penghentian lurus (Hyundai, n.d: 14).

Gambar 2.8 Jenis ABS 1 Sensor, 1 Channel ABS


(Hyundai, n.d: 14)
g. Cara Mendiagnosis Kerusakan pada ABS

ABS adalah sistem yang mencegah roda mengunci secara otomatis

modulasi tekanan rem selama berhenti darurat. Dengan mencegah roda dari

penguncian, ini memungkinkan pengemudi untuk mempertahankan kontrol

kemudi dan menghentikan dalam jarak yang sesingkat mungkin di bawah kondisi

yang paling ekstrim. Selama rem normal pengereman, ABS dan non-ABS pedal

terasa akan sama. Selama operasi ABS, pulsa bisa dirasakan di pedal rem, disertai

dengan jatuh dan kemudian kenaikan pedal rem tinggi akan mengeluarkan bunyi

klik. Tentu saja karena ABS ini mengandalkan sensor dan perangkat elektronik.

Aki memiliki arus yang cukup dan tidak bermasalah, tetapi bisa saja disebabkan

kekurangan arus. Hal tersebut bisa menimbulkan masalah (Wawan, 2016: 95).

42
43

Gambar 2.9 Sistem Lampu Peringatan ABS-1


(Wawan, 2016: 95)
Gambar 2.9 lampu menyala waktu kunci kontak di ON dan mati setelah 2

detik disebut normal. Saat menyala terus berarti ada masalah, bila kedip-

kedip/flashing kemungkinan ada konektor di ABS Hydraulic Unit yang

bermasalah atau bahkan ABS Hydraulic Unit itu sendiri (Wawan, 2016: 95).

Gambar 2.10 Sistem Lampu Peringatan ABS-2


(Wawan, 2016: 96)
Gambar 2.10 lampu menyala waktu kunci kontak di ON dan mati setelah 2

detik atau bila rem tangan ditarik menunjukan kondisi normalnya. Bila kunci

kontak menyala terus padahal rem tangan sudah dilepas berarti ada masalah pada

EBD. Minyak rem yang kurang mencukupi di tabung reservoir juga bisa menjadi

penyebabnya (Wawan, 2016: 96).

Dengan mengetahui komponen-komponen pada ABS, akan membantu kita

melakukan diagnosis.

43
44

Komponen ABS

Gambar 2.11 Komponen ABS


(Wawan, 2016: 96)
Berikut adalah komponen dari ABS (Wawan, 2016: 96) :

1) ABS hydraulic unit (control module assembly)

2) Wheel speed sensors

3) Stop lamp switch

4) ABS warning lamp

5) EBD warning lamp (brake warning)

6) Wheel speed sensor rings

7) Data link connector

Gambar 2.12 Mendiagnosis Kerusakan ABS dengan Scan Tool


(Wawan, 2016: 97)
Kode error yang dapat mungkin muncul diantaranya:

44
45

Gambar 2.13 Kode Error


(Wawan, 2016: 97)
Dari gambar di atas dapat dilihat dengan kelengkapan tools akan

memudahkan mencari sumber permasalahan. Ada beberapa hal yang dapat kita

lakukan untuk melakukan pengecekan sendiri, yaitu :

1) Mengecek aki, pastikan tegangannya mencukupi. Gunakan AVO untuk

mengecek voltasenya, apabila di bawah 12 volt coba charge atau mengganti

(Wawan, 2016: 98).

2) Mengecek ketinggian minyak rem pada tabung reservoir. Perhatikan pula

switch minyak rem apakah terlepas atau putus kabelnya (Wawan, 2016: 98).

3) Memastikan konektor kabel ke ABS Hydraulic Unit tidak kendor/kotor/korosif

yang menyebabkan gangguan kelistrikan. Perhatikan gambar 2.14, no 1

(konektor) tarik tuas ke bawah untuk melepas (disconnect) dan ke atas untuk

menyambung (connect), bersihkan soket dan pastikan tidak goyang/kendor

(Wawan, 2016: 98).

45
46

Gambar 2.14 Sensor ABS pada Roda Depan


(Wawan, 2016: 98)
4) Memastikan kondisi fisik sensor ABS yang menempel pada knukle di roda

depan dan roda belakang menempel sempurna atau tidak. Pastikan pula kabel

dari sensor ABS tidak ada yang terkelupas/putus (Wawan, 2016: 98).

5) Mengamati ring sensor ABS, apakah hilang, apakah posisinya sesuai atau

miring, apakah kotor. Bersihkan bila gigi-gigi pada ring kotor (Wawan, 2016:

98).

Gambar 2.15 Ring Sensor ABS Putaran Roda


(Wawan, 2016: 98)
6) Melepas socket connector kabel dari Sensor ABS yang menuju ke ABS

Hydraulic Unit/Control Unit. Untuk roda belakang Swift/Aerio, soket terdapat

46
47

di bawah bangku belakang. Hubungkan AVO dengan disetel ke volt AC,

hubungkan ke konektor (gambar 2.15) untuk mengukur voltase output dari

sensor ABS. Dengan roda yang terangkat, putar roda menggunakan tangan

dengan kecepatan kira-kira 3/4 sampai 1 1/4 putaran per detik, baca AC Volt

yang timbul dari sensor. Seharusnya terbaca 53 mV atau lebih. Bila ternyata

pengukuran di luar spesifikasi maka dugaan sensor bermasalah dan perlu

penggantian (Wawan, 2016: 99).

Gambar 2.16 Wheel Speed Sensor Connector


(Wawan, 2016: 99)
7) Apabila memiliki osiloskop dapat juga mengukur dengan menggunakan

osiloskop. Mengecek apakah voltase puncak ke puncak (peak) 140 mV atau

lebih pada frekuensi 15 Hz bila roda diputar dengan kecepatan 1/2 sampai 1

putaran per detik, pastikan pula terbentuk gambar sinus yang sambung

(Wawan, 2016: 99).

Gambar 2.17 Grafik Peak Voltage


(Wawan, 2016: 99)

47
48

5. 3D PageFlip Professional

3D PageFlip Professional adalah sebuah software yang dapat

dimanfaatkan untuk membuat buku elektronik (ebook) dengan efek 3D. Software

ini dapat mengubah bahan berbentuk file dalam format PDF, OpenOffice,

Microsoft office menjadi bentuk flipbook. Efek dari 3D PageFlip Professional

adalah halaman pada buku dapat dibolak-balik, sehingga membuat tampilannya

menarik karena dapat disisipkan gambar, audio, video, dan animasi (3D Pageflip,

2015).

Gambar 2.18 Lambang 3D PageFlip Professional


(3D Pageflip, 2015)

Software 3D PageFlip Professional dapat mengenali file berbentuk PDF,

OpenOffice, JPG, dan Microsoft office. Software ini dilengkapi dengan menu edit

halaman untuk menambahkan link berupa alamat website, gambar, musik, video,

dan mengedit tulisan serta menambahkan sesuatu yang diperlukan. Pengolahan

file flipbook dapat di convert ke dalam format .exe., .html (online use), .zip,

dan .3DP untuk dipublikasikan. File/produk dari software ini dapat disebarkan ke

internet dengan cara mengunggah secara online (3D Pageflip, 2015).

Adapun langah-langkah awal dalam pembuatan E-Modul untuk

mempermudah user, berikut langkah awal mengoperasikan software 3D PageFlip

Professional diantaranya:

48
49

a) Sebelumnya pastikan komputer sudah terinstal software 3D PageFlip

Professional.

b) Buka software 3D PageFlip Professional hingga terbuka tampilan awal.

Kemudian klik menu create new.

Gambar 2.19 Tampilan Awal 3D PageFlip Professional


(Dokumentasi Pribadi)

c) Tampilan akan berubah untuk memilih background, kemudian pilih menu

document dan klik ok.

Gambar 2.20 Tampilan untuk Memilih Background


(Dokumentasi Pribadi)

49
50

d) Pilih menu browse dan insert file document atau magazine dengan format pdf

supaya dapat diolah menjadi E-Modul. Pada tampilan ini pengguna juga dapat

memilih jenis template. Setelah itu klik import now.

Gambar 2.21 Tampilan Insert File Document atau Magazine


(Dokumentasi Pribadi)

e) Langkah ini merupakan langkah utama dalam melakukan pengolahan E-

Modul. Pengguna dapat melakukan edit halaman ataupun pengaturan lainnya,

penambahan lagu, video, flash, file, dll serta dapat mengkonversikannya

menggunakan menu-menu yang telah tersedia.

Gambar 2.22 Contoh Sampul Produk


(Dokumentasi Pribadi)

50
51

Berdasarkan penjelasan di atas yang membahas kelebihan software 3D

PageFlip Professional, diharapkan bisa menjadi acuan dalam pembuatan E-

Modul yang dikembangkan. Nantinya E-Modul akan dikonversikan dalam

format .exe.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Inovasi pengembangan bahan ajar dari modul cetak menjadi modul

elektronik bukan pertama kali dikembangkan. Terdapat beberapa jenis bahan ajar

elektronik yang dikembangkan bertujuan mempermudah guru dalam

menyampaikan materi. Beberapa penelitian tersebut adalah (1) Tania dan

Sussilowibowo (2013), (2) Suyoso dan Nurohman (2014), (3) Ghaliyah, et al.

(2015), dan (4) Hermawan, et al. (2013).

Penelitian yang dilakukan Tania dan Susilowibowo (2013: 8) yang

berjudul “Pengembangan Bahan Ajar E-Modul sebagai Pendukung Pembelajaran

Kurikulum 2013 pada Materi Ayat Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Siswa

Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Surabaya”. Tania dan Susilowibowo

mengembangkan bahan ajar e-modul diproduksi menggunakan software

Adobeflash CS6. E-modul dikemas kedalam bentuk internet, sehingga pengguna

harus mendownload e-modul dalam Google Drive untuk dipelajari. Dalam bahan

ajar e-modul diketahui berdasarkan validasi para ahli diperoleh rata-rata

kelayakan bahan ajar sebesar 83%. Selain itu hasil angket respon dari 20 siswa

yakni sebesar 93% termasuk dalam kriteria sangat baik.

Pengembangan e-modul (modul elektronik) yang kedua adalah Berbasis

WEB yang dikembangkan oleh Suyoso dan Nurohman pada tahun 2014. Suyoso

51
52

dan Nurohman mengembangkan modul elektronik berbasis web sebagai media

pembelajaran fisika. Berdasarkan penilaian ahli materi dan ahli media dinyatakan

sudah layak untuk digunakan serta uji lapangan menunjukan bahwa produk

berupa Modul elektronik berbasis web dengan format mobile version dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dilihat dari perolehan skor uji gain

ternormalisasi sebesar 0,32 dan berada pada kategori sedang.

Pengembangan e-modul yang ketiga berjudul “ Pengembangan Modul

Elektronik Berbasis Model Learning Cycle 7E pada Pokok Bahasan Fluida

Dinamik untuk Siswa SMA Kelas XI” dikembangkan oleh Ghaliyah et al., (2015).

E-modul ini menggunakan software flipbook 3D PageFlip Professional 1.7.6

yang memiliki kelebihan dari segi tampilan, navigasi, dan efek yang ada. Modul

elektronik tersebut sudah melalui tahap uji validasi dengan capaian sebesar

94,09% menurut ahli materi fisika, 93,64% menurut ahli media pembelajaran,

82,79% menurut ahli pembelajaran, dan 95,23% menurut guru fisika SMA. Hasil

uji coba lapangan terhadap siswa SMA kelas XI menunjukkan capaian sebesar

84,45%, sehingga dapat disimpulkan bahwa modul elektronik fisika berbasis

model learning cycle 7E pada pokok bahasan Fluida Dinamik memenuhi

persyaratan dengan kualitas sangat baik untuk digunakan sebagai bahan belajar

mandiri peserta didik SMA kelas XI.

Pengembangan keempat berjudul “ Peranan Modul dalam Meningkatkan

Pemahaman dan Analisis Kerusakan Sistem Rem ABS (Anti-Lock Brake Sistem)”

yang dikembangkan oleh Hermawan et al., pada tahun 2013. Dalam penelitiannya

Hermawan et al., mengembangkan modul ABS untuk meningkatkan hasil belajar

52
53

siswa dibandingkan dengan ceramah biasa. Hasil rata-rata pretest kelompok

eksperimen sebesar 71,17% sedangkan kelompok kontrol 70,39%, kemudian

untuk posttest kelompok eksperimen sebesar 89,46% sedangkan kelompok

kontrol 85,98%. Pada kompetensi Chasis dan Pemindah Daya peserta didik

mengalami peningkatan dalam hasil belajar dengan bantuan modul pembelajaran

ABS (anti-lock brake sistem) dengan hasil uji-t yang diperoleh adalah thitung

sebesar 2,194 dan nilai ttabel sebesar 1,67 yang berarti ada peningkatan

pemahaman dan analisis kerusakan pada materi sistem rem ABS. Disimpulkan

peserta didik mengalami peningkatan sebesar 25,70%.

Berdasarkan keempat penelitian di atas telah dibahas penggunaan E-

Modul dianggap efektif, mengikuti perkembangan zaman, memotivasi dalam

belajar, meningkatkan hasil belajar, dan layak sebagai bahan ajar. Pengembangan

E-Modul ABS mobil ini dapat dikatakan efektif, mengikuti perkembangan zaman,

memotivasi dalam belajar, meningkatkan hasil belajar, dan layak digunakan

dalam pembelajaran.

C. Kerangka Pikir Penelitian

Proses pembelajaran matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

tenaga kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Magelang masih berpusat guru sebagai

sumber belajar dan siswa masih pasif dalam mengemukakan pendapat dan

bertanya dalam proses pembelajaran. Metode yang digunakan dalam proses

pembelajaran masih menggunakan metode konvensional yaitu tanya jawab,

diskusi, dan ceramah. Penyampaiannya kurang bervariasi, sehingga pembelajaran

53
54

terkesan monoton dan siswa kurang termotivasi untuk memperhatikan materi

yang disampaikan oleh guru.

Materi sistem rem ABS yang banyak dan bervariatif, rem ABS salah satu

kompetensi dasar yang perlu dipahami siswa karena sangat berkaitan dengan

materi yang ada pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga

kendaraan ringan. Tidak mudah dalam memahaminya komponen, cara kerja,

jenis-jenis ABS, dan mendiagnosis kerusakan ABS jika proses pembelajaran

hanya dilakukan dengan metode konvensional. Perlu kecermatan dalam

memahami materi rem ABS mobil. Hal ini tentu membutuhkan penjelasan yang

jelas secara teks, gambar, maupun animasi dan video untuk memudahkan siswa

dalam mempelajari rem ABS.

Adanya masalah demikian perlu diadakan inovasi dalam proses

pembelajaran sebab pada zaman sekarang teknologi yang semakin canggih ini,

siswa sudah terbiasa menggunakan laptop, komputer, dan smartphone.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih tidak sebanding dengan

penggunaan sumber belajar yang belum dikembangkan kearah elektronik. Modul

elektronik memiliki mobilitas yang tinggi. Kelebihan modul elektronik, yaitu

lebih banyak indera yang dilibatkan, meningkatnya daya rangsang, dan

meningkatnya daya interaktif. Adanya modul pembelajaran berbasis elektronik

yang dianggap kreatif, mudah dipahami, dan dapat menjadi sumber belajar

mandiri bagi siswa selain pembelajaran dari guru. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat dibuat kerangka berfikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

54
55

D. Pertanyaan Penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

rumusan masalah penelitian, sampai terbukti berdasarkan pada data yang

terkumpul (Sugiyono, 2011: 63). Berdasarkan kerangka pikir penelitian diatas,

pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:

4. Bagaimana melihat keberhasilan E-Modul rem ABS mobil yang dikembangkan

dalam proses pembelajaran?

5. Bagaimana mengembangkan E-Modul rem ABS mobil yang layak digunakan

dalam pembelajaran?

6. Bagaimana tanggapan siswa tentang E-Modul rem ABS mobil yang

dikembangkan?

55
56

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Pengembangan E-Modul rem ABS mobil menggunakan metode penelitian

dan pengembangan (Research and Development/R&D) dalam model pengembangan

tersebut terdapat serangkaian uji coba dilapangan dan divalidasi ahli bertujuan

untuk kesempurnaan poduk sebelum di uji coba. Metode penelitian dan

pengembangan adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu dan untuk mengetahui keefektifan produk tersebut

(Sugiyono, 2011: 297). Pengembangan E-Modul rem ABS mobil menggunakan

model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Evaluation), karena dalam model pengembangan tersebut terdapat evaluasi yang

bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan

modul elektronik yang dikembangkan. Model desain sistem pembelajaran ADDIE

memiliki sifat sederhana dan dapat dilakukan secara bertahap untuk mewujudkan

program pelatihan yang komprehensif (Pribadi, 2014: 23). Penelitian ini

difokuskan pada pengembangan produk pembelajaran berupa E-Modul rem ABS

mobil.

Gambar 3.1 Model ADDIE (Pribadi, 2014: 30)

56
57

B. Prosedur Pengembangan

Pengembangan E-Modul rem ABS mobil ini menggunakan desain

penelitian model ADDIE. Model ADDIE terdiri dari lima tahapan yaitu Analysis,

Design, Development, Implementation, dan Evaluation (Pribadi, 2014: 23).

Kelima tahapan itu diuraikan sebagai berikut:

1. Analysis (menganalisis) yaitu mencakup penilaian kebutuhan, identifikasi,

tujuan, analisis pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2. Design (merancang) yaitu merancang/membuat gambaran umum produk,

menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi

pembelajaran.

3. Development (mengembangkan) yaitu memproduksi program dan bahan ajar

yang akan digunakan dalam program pembelajaran.

4. Implementation (mengimplementasikan) yaitu melaksanakan program

pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi program

pembelajaran.

5. Evaluation (mengevaluasi) yaitu melakukan evaluasi program pembelajaran

dan evaluasi hasil belajar.

57
58

Analysis

Analisis Kerja Analisis Kebutuhan


Design

Tampilan E-Modul

Development

Pengembangan E-Modul

Penilaian Ahli Materi Penilaian Ahli Media

Tidak
Layak
Ya

Implementation

Pretest

Proses Pembelajaran

RPP Produk E-Modul

Posttest

Tanggapan siswa

Evaluation

Gambar 3.2 Diagram Alir Prosedur Pengembangan

58
59

Berdasarkan diagram alir prosedur pengembangan di atas, prosedur

pengembangan E-Modul rem ABS mobil akan disesuaikan dengan model ADDIE

yakni:

1. Analisis/Analysis

Tahap analisis terdiri atas dua tahapan yaitu : 1) analisis kinerja dilakukan

untuk mengetahui masalah kinerja yang dihadapi harus dideskripsikan agar dapat

dirumuskan solusi yang perlu dilakukan untuk mengatasinya (Pribadi, 2014: 172-

173). Dalam penelitian ini, analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah

siswa sudah dapat mengikuti dengan baik penyelenggaraan pembelajaran dalam

matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan pada

kompetensi dasar rem ABS mobil. 2) analisis kebutuhan merupakan sebuah

prosedur yang dilakukan secara sistematik untuk menentukan masalah kinerja

yang terjadi dan menetapkan strategi yang diperlukan sebagai solusi untuk

mengatasi masalah tersebut (Pribadi, 2014: 173). Dalam penelitian ini, analisis

kebutuhan dilakukan dengan cara mengobservasi penggunaan media pembelajaran

berupa modul elektronik dalam matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

tenaga kendaraan ringan kaitannya dengan pemahaman siswa terhadap materi.

Apakah media sumber belajar yang ada sudah mampu membantu siswa dalam

memahami materi atau perlu adanya pengembangan dari media pembelajaran

yang sudah ada. Berikut instrumen angket observasi :

59
60

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Observasi


Aspek Indikator Jumlah
Materi Kesesuian konsep dan materi teori pemeliharaan sasis dan 1
pemindah tenaga kendaraan ringan
Penggunaan metode pembelajaran pada matapelajaran 1
pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan
Media Penggunaan media pembelajaran pada matapelajaran 1
pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan
Peran media pembelajaran pada matapelajaran pemeliharaan 1
sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan
Kepemilikan modul cetak dan bahan belajar mandiri 1
Respon menggunakan modul cetak 1
Penggunaan media audio, visual atau audio visual, video, dan 1
animasi
Respon menggunakan bahan ajar yang bervariasi 1
Respon menggunakan bahan ajar yang dapat memberikan 1
semangat dan motivasi siswa
Respon menggunakan media pembelajaran animasi atau 1
simulasi komputer
Respon menggunakan media pembelajaran yang dapat 1
menunjukkan cara kerja, gambar-gambar, atau materi dengan
jelas
Kepemilikan laptop/komputer dan android 1
Jumlah 12

2. Desain/ Design

Pribadi (2014: 173) mengungkapkan bahwa tahap desain ini dilakukan

berdasarkan pada hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada tahap

sebelumnya, pada tahap kedua ini diperlukan adanya klarifikasi program

pembelajaran yang didesain, sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan

pembelajaran seperti yang diharapkan. Desain produk ini keefektifannya belum

terbukti untuk pembelajaran. Kefektifan E-Modul akan diketahui setelah melalui

60
61

pengujian-pengujian oleh validator ahli. Berikut ini desain dari E-Modul secara

garis besar yang akan dikembangkan dapat dilihat pada peta konsep berikut:

Halaman
Sampul

Pendahuluan Kegiatan Evaluasi Glosarium Daftar


Belajar Pustaka

Petunjuk Materi pokok Petunjuk Profil


Penggunaan Pengerjaan
Soal

Prakata
Soal

Tujuan
Pembelajaran

Peta Konsep

Daftar Isi

A B C D E

61
62

A B C D E

ABS Cara kerja Kontruksi Jenis-Jenis Cara


ABS dan Fungsi ABS Mendiagnosis
Komponen Kerusakan
ABS pada ABS

Deskripsi 4 Sensor 4
sistem Channel
ABS

4 Sensor 3
Channel
Tujuan
ABS

1 Sensor 1
Channel

Keuntungan
ABS

Gambar 3.3 Peta Konsep E-Modul

62
63

Gambar 3.4 Desain Sampul E-Modul

Gambar 3.5 Desain Halaman E-Modul

3. Pengembangan/Development

Tahap pengembangan merupakan bentuk realisasi dan validasi desain yang

telah dirancang sebelumnya. Tahap pengembangan dilakukan untuk menciptakan

bahan pelatihan/bahan ajar dibuat atau diadaptasi agar dapat digunakan dalam

menyampaikan isi atau materi (Pribadi, 2014: 26). Dalam pengembangan E-

Modul rem ABS mobil menggunakan software 3D PageFlip Professional yang

sudah dimaksimalkan fungsinya, sehingga membuat tampilannya menarik.

Penilaian ahli terhadap E-Modul yang dikembangkan dilakukan pada tahap ini.

63
64

Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah E-Modul sudah layak digunakan

dalam proses pembelajaran atau masih dibutuhkan perbaikan. Diharapkan dengan

penilaian ahli memperoleh hasil yang layak, selanjutnya E-Modul yang

dikembangkan diujicobakan untuk mengetahui keefektifannya. Tahap

pengembangan ini selain pembuatan E-Modul juga menyiapkan atau membuat

perangkat pembelajaran dengan model/metode tersebut seperti, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Implementasi/ Implementation

Tahap implementasi merupakan realisasi terhadap program pembelajaran

yang telah didesain dan dikembangkan sebelumnya (Pribadi, 2014: 175). Pada

tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan

pada situasi pembelajaran dikelas. Setelah implementasi ini dilakukan evaluasi

untuk mengetahui kelayakan produk yang sudah diujicoba dengan melihat

penyebaran angket terhadap siswa yang berisi tentang tanggapan terhadap E-

Modul yang dikembangkan. Selain itu untuk mengetahui efektivitas E-Modul

maka dalam penelitian ini akan dilakukan pretest dan posttest.

5. Evaluasi/ Evaluation

Tahap evaluasi merupakan tahap kelima atau tahap akhir dalam

menerapkan model ADDIE untuk mendesain dan mengembangkan sebuah produk

yang efektif dan efisien (Pribadi, 2014: 28). Evaluasi pada model ADDIE

dilaksanakan pada setiap tahap (formatif) dan pada akhir pengembangan

(sumatif). Hasil akhir evaluasi formatif adalah hasil kelayakan E-Modul yang

sudah divalidasi oleh ahli materi dan ahli media serta tanggapan dari siswa. Hasil

64
65

evaluasi sumatif adalah hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan E-

Modul yang dikembangkan (Pribadi, 2014: 28-30).

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat

dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan kelayakan produk yang dihasilkan.

Uji coba produk digunakan untuk mengetahui hasil belajar sebelum dan sesudah

diberi pembelajaran menggunakan E-Modul. Uji coba produk meliputi 1) desain

uji coba, 2) subyek uji coba, 3) jenis data, 4) instrumen pengumpulan data, dan 5)

teknis analisis data.

1. Desain Uji Coba

Tahapan yang dilakukan dalam uji coba pengembangan ini

meliputi dua tahap, yaitu uji coba ahli dan uji coba lapangan. Uji coba ahli

dilakukan oleh ahli materi dan ahli media, sedangkan uji coba lapangan dilakukan

terhadap siswa.

a. Uji Coba Ahli

Uji coba ahli dilakukan oleh ahli materi dan ahli media untuk menilai

produk yang dikembangkan. Ahli pada penelitian ini adalah guru maupun dosen

yang berkompeten dalam hal media pembelajaran dan materi rem ABS. Hasil

penilaian sebagai acuan untuk menentukan kelayakan dari produk yang

dikembangkan.

b. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan kepada siswa yang telah mengikuti

matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan.

65
66

Pengujian dilakukan menggunakan Pre-Experimental Designs (nondesigns)

dengan model eksperimen one group pretest-postest design. Siswa diberikan

pretest terlebih dahulu sebelum menggunakan E-Modul yang dikembangkan

untuk mendapatkan data awal hasil belajar siswa. Setelah itu siswa diberi

pembelajaran dengan menggunakan E-Modul. Kemudian dilakukan posttest untuk

mengambil data hasil belajar siswa setelah menggunakan E-Modul. Desain

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1XO2
Gambar 3.6. One Group Pretest-Postest Design
(Sugiyono, 2011: 75)

Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum diberi treatment)
X = perlakuan yang diberikan yaitu menggunakan E-Modul
O2 = nilai posttest (sesudah diberi treatment)

Eksperimen dilakukan setelah E-Modul diujicobakan kepada siswa dengan

membandingkan hasil nilai pretest dan posttest maka menjadi acuan dalam

menentukkan kesimpulan hasil belajar yang diperoleh meningkat atau tidak.

2. Subyek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah validator ahli dan siswa.

Validator ahli terdiri dari ahli materi dan ahli media yang mempunyai keahlian

dibidang media pembelajaran. Subyek penelitian uji coba adalah siswa TKR

(Teknik Kendaraan Ringan) SMK Negeri 1 Magelang berjumlah 32 siswa pada

matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan

kompetensi dasar rem ABS. Sasaran penelitian ini adalah pengembangan E-

66
67

Modul yang akan digunakan oleh guru dan siswa yang berguna bagi proses

pembelajaran.

3. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian dan pengembangan ini menggunakan data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari tanggapan/saran dari

responden setelah menggunakan E-Modul sebagai data tambahan, sedangkan data

kuantitatif diperoleh dari instrumen yang diisikan pada angket E-Modul oleh ahli

sebagai data pokok dan peningkatan hasil belajar dari data pretest dan posttest.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu angket

instrumen ahli, tes, dan angket tanggapan siswa.

a. Angket Instrumen Ahli

Kuesioner/angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142). Angket yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup yang berupa chek-list. Jawaban

angket menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011: 66). Instrumen

angket yang disusun bertujuan untuk menilai kelayakan produk E-Modul rem

ABS apakah sudah memenuhi kriteria “Layak” untuk dijadikan sebagai

pendukung dalam proses pembelajaran. Penilaian ini dilakukan oleh dua orang

67
68

ahli media dan dua orang ahli materi. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen untuk

ahli media dan ahli materi yang dimodifikasi dari Depdiknas (2008: 28):

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Media


Aspek Jumlah
No Indikator
Penilaian Butir
1 Kemudahan Kemudahan pengoperasian E-Modul 1
penggunaan
Halaman petunjuk mempermudah 1
pengoperasian
Sistematika penyajian 1
Kemudahan memilih menu 1
Semua menu dan tombol berfungsi 1
dengan baik
Kemudahan pencarian halaman 1

2 Perangkat E-Modul yang dikembangkan sesuai 1


Lunak dengan aplikasi yang digunakan
E-Modul memilliki sifat stand alone 1
(berdiri sendiri)
Kecepatan akses sistem operasi 1

3 Konsistensi Tata letak menu dan tombol 1


konsisten
Penggunaan bentuk dan huruf 1
konsisten
Layout atau tata letak konsisten 1

4 Kebahasaan Keterbacaan 1
Kejelasan informasi 1
Kesesuaian dengan EYD 1
Pemanfaatan bahasa secara efektif 1
dan efisien

68
69

5 Kegrafikan Penggunaan font (jenis dan ukuran) 1


Lay out atau tata letak 1
Format halaman 1
Kejelasan animasi, gambar, video, 1
dan audio
Desain tampilan 1

6 Manfaat E-Modul dapat digunakan untuk 1


belajar mandiri
E-Modul dapat membantu guru 1
dalam pembelajaran teori
Pengembangan E-Modul sesuai 1
dengan perkembangan zaman

Jumlah 24
(Sumber: Depdiknas, 2008: 28)

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen untuk Ahli Materi


Aspek Jumlah
No Indikator
Penilaian Butir
1 Materi Kejelasan dalam menjelaskan 1
deskripsi ABS
Kejelasan dalam menjelaskan 1
tujuan ABS
Kejelasan dalam menjelaskan 1
keuntungan ABS
Kejelasan dalam menjelaskan 1
cara kerja ABS
Kejelasan dalam menjelaskan 1
konstruksi ABS
Kejelasan dalam menjelaskan
jenis-jenis ABS
Kejelasan dalam menjelaskan 1
cara mendiagnosis kerusakan
pada ABS

69
70

2 Kelayakan Isi Kesesuaian dengan SK, KD 1


Kejelasan judul E-Modul 1
Kesesuaian dengan 1
perkembangan peserta didik
Kesesuaian dengan kebutuhan 1
bahan ajar
Kesesuaian dengan 1
perkembangan zaman
Manfaat untuk menambah 1
wawasan
Kesesuaian dengan nilai moral 1
dan nilai-nilai sosial

3 Penyajian Kejelasan tujuan (indikator) yang 1


dicapai
Kesesuaian urutan penyajian 1
Pemberian motivasi dan daya 1
tarik
Adanya umpan balik berupa 1
evaluasi
Evaluasi membantu mengukur 1
kemampuan penguasaan materi
Komunikatif 1
E-Modul dapat digunakan untuk 1
belajar mandiri
Kelengkapan informasi 1

4 Manfaat E-Modul dapat digunakan untuk 1


belajar mandiri
E-Modul dapat membantu guru 1
dalam pembelajaran teori
Pengembangan E-Modul sesuai 1
dengan perkembangan zaman

70
71

Jumlah 25
(Sumber: Depdiknas, 2008: 28)

b. Instrumen Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2013: 193). Instrumen tes yang

digunakan adalah tes pilihan ganda. Pembuatan instrumen tes mengacu pada kisi-

kisi soal kompetensi dasar rem ABS mobil pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes


Kompetensi Indikator Pencapaian Sub Indikator Jumlah
Dasar Kompetensi
Memahami Identifikasi jenis-jenis Pengertian ABS 3
sistem ABS ABS dan komponennya Tujuan pemasangan ABS 1
Keuntungan ABS 1
Menyebutkan Komponen 8
ABS
Penjelasan fungsi 7
komponen ABS
Penjelasan jenis ABS 2
Penjelasan cara kerja 2
ABS
Cara perbaikan ABS dan Langkah mendiagnosis 7
komponennya ABS
Tanda ABS normal 1
Cara Mendiagnosis ABS 3
Jumlah 35

Soal yang akan digunakan untuk uji coba lapangan sebelumnya dilakukan

pengujian kepada siswa pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah

tenaga kendaraan ringan. Oleh karena itu, instrumen penelitian ini harus teruji

validitas dan reliabilitasnya.

71
72

1) Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data itu valid yang akan diujicobakan pada 32 siswa kelas XII TKR. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur data yang didapat dengan

data yang seharusnya diukur/data yang sesungguhnya (Sugiyono, 2011: 121).

Menurut Arikunto (2013: 211), validitas merupakan suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat keabsahannya atau kesahihan sesuatu instrumen,

selanjutnya suatu instrumen yang absah atau sahih mempunyai validitas yang

tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid/absah berarti memiliki validitas

rendah.

Menurut Arikunto (2013: 212), validitas instrumen dibagi sesuai dengan

cara pengujiannya menjadi dua macam yaitu validitas dalam (internal) dan

validitas luar (eksternal). Validitas internal instrumen dikembangkan menurut

teori yang relevan sedangkan validitas eksternal disusun berdasarkan fakta-fakta

empiris yang telah ada. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas instrumen

ini adalah rumus korelasi Point Biserial Correlation, yaitu:

(Arikunto, 2013: 326 – 327)

Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi point biserial
Mp = Mean skor dari subyek-subyek yang menjawab betul item soal yang
dicari korelasi dengan tes
Mt = Mean skor total (skor rata-rata seluruh pengikut tes)
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi subyek yang menjawab betul item tersebut
q = 1-p

72
73

Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial dapat dicocokkan

dengan tabel r hasil korelasi product moment (Arikunto, 2013: 326). Kriteria

penerimaan validitas butir-butir instrumen adalah jika rpbis > rtabel dikatakan valid

dengan taraf signifikansi 5% dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid.

2) Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat instrumen tersebut sudah baik

atau valid (Arikunto, 2013: 221). Instrumen penelitian harus reliabel untuk

menghasilkan data yang dapat dipercaya dan hasil datanya akan tetap sama.

Rumus KR 21 digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas soal tes, sebagai

berikut:

(Arikunto, 2013: 232)

Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal
M = Rata-rata soal
Vt = Varians soal

Instrumen reliablitas dapat diterima sebagai reliabilitas yang baik jika nilai

reliabilitas yang didapat sudah lebih besar dari 0,50 (Naga dalam Khumaedi,

2012: 29). Soal akan dikatakan reliabel jika nilai reliabilitasnya lebih dari 0,50.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan

dari siswa TKR SMK Negeri 1 Magelang matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan setelah pembelajaran menggunakan E-Modul.

73
74

Untuk memudahkan dalam menganalisis data, angket yang digunakan

menggunakan skala 1 sampai 4. Berikut kisi-kisi angket tanggapan siswa:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa


Jumlah
No Indikator
Butir
1. Kesesuian materi yang disampaikan dengan kompetensi dasar 1
2. Penyajian materi E-Modul rem ABS mobil memotivasi dan 1
meningkatkan minat siswa untuk belajar
3. E-Modul rem ABS mobil mudah dioperasikan 1
4. Kemudahan memahami materi dalam E-Modul rem ABS 1
mobil
5. Kualitas animasi, suara/audio, gambar, dan video dalam E- 1
Modul baik
6. Kesuaian jenis huruf dan ukuran huruf yang digunakan 1
7. Kesesuaian background dan tata letak 1
8. Kejelasan petunjuk dalam penggunaan awal E-Modul 1
9. Navigasi pada E-Modul berfungsi dengan baik 1
10. Letak navigasi pada E-Modul konsisten 1
11. Materi yang disajikan sudah terstruktur dengan baik 1
12. Bahasa yang digunakan jelas dan singkat 1
13. Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD 1
14. E-Modul dapat menjadi pilihan media pembelajaran pada 1
proses pembelajaran
15. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar 1
Jumlah 15

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk membuktikan pertanyaan penelitian,

sehingga dapat menarik kesimpulan dalam penelitian ini. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

74
75

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan

rumus Chi-kuadrat (X2) (Sudjana, 2005: 273) sebagai berikut:

(Sudjana, 2005: 273)

Keterangan:
X2 = Chi-kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
k = banyak kelas interval

Sesudah harga X2hitung yang diperoleh dibandingkan dengan X2tabel dengan

derajat kebebasan (dk) = k-3 dan taraf signifikan 0,05, sehingga data distribusi

yang diuji akan beristribusi normal jika X2hitung < X2tabel.

b. Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua variansi (homogenitas) bertujuan untuk mengetahui

apakah data yang dihimpun berasal dari sampel atau populasi yang sama

(homogen) atau tidak. Menghitung F menggunakan rumus seperti yang tercantum

dalam Sudjana (2005: 249-250), sebagai berikut:

(Sudjana, 2005: 250)

Hipotesis uji 2 varians/data adalah sebagai berikut :

Ho : = (data homogen)

Ha : ≠ (data tidak homogen)

75
76

Untuk () = 5% dengan dk pembilang = n-1 dan dk penyebut = n-1 Ho

diterima apabila Fhitung < Ftabel yang berarti mempunyai varians/data yang lebih

kecil atau sama besar (Sudjana, 2005: 249-250).

c. Uji-t

Setelah dilakukan pengujian uji normalitas dan uji homogenitas, kemudian

dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t. Analisis keefektifan produk

terhadap peningkatan hasil belajar siswa dilakukan dengan melakukan pretest dan

posttest. Menurut Arikunto (2013: 349-350) dalam bukunya menyebutkan bahwa

untuk menganalisis hasil data yang menggunakan pretest dan posttest design,

rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Arikunto, 2013: 349)

Keterangan :
Md = mean dari perbedaan pretest dan posttest (pretest-posttest)
xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md)
∑X2d = jumlah kuadrat deviasi
N = subjek pada sampel
d.b = ditentukan dengan N-1

Setelah membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Jika thitung > ttabel

maka terdapat peningkatan hasil belajar antara pretest dengan posttest.

Sebaliknya, jika thitung < ttabel maka tidak terdapat peningkatan hasil belajar.

Semakin besar nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttable maka peningkatannya

signifikan.

76
77

d. Uji N-Gain

Uji peningkatan hasil belajar siswa (uji gain) untuk mengetahui seberapa

besar peningkatan hasil belajar kognitif siswa sebelum diberi perlakuan dan

setelah diberi perlakuan (Hake, 1998: 65). Uji ini menggunakan rumus:

Keterangan:
<g> = Faktor gain (peningkatan hasil belajar siswa)
<Sf> = Nilai rata-rata tes akhir (posttest)
<Si> = Nilai rata-rata tes awal (pretest)
100% = Nilai maksimal

Adapun klasifikasi nilai <g> yang sudah diketahui, kemudian dibandingkan

dengan kriteria peningkatan hasil belajar seperti tabel berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Faktor Gain (<g>) Hasil Belajar


(Hake, 1998: 65)
Interval Kriteria
(<g>) ≥ 0,70 Peningkatan hasil belajar siswa tinggi
0,70 >(<g>)≥ 0,30 Peningkatan hasil belajar siswa sedang
(<g>) < 0,30 Peningkatan hasil belajar siswa rendah

e. Analisis Data Uji Kelayakan Ahli

Instrumen kelayakan ahli yang telah dibuat selanjutnya diberikan kepada

ahli materi dan media untuk diuji kelayakannya. Uji kelayakan dilakukan untuk

menentukan apakah produk yang dikembangkan sudah dapat

diimplementasikan/diterapkan atau belum. Tingkat kelayakan produk

pengembangan diukur menggunakan teknik analisis sebagai berikut :

(Sugiyono, 2015: 144)

77
78

Keterangan :
P = persentase kelayakan E-Modul rem ABS
∑n = jumlah skor total aspek penilaian oleh ahli
∑ N = jumlah skor maksimal penilaian (nilai maksimal tiap item x jumlah
item pertanyaan x jumlah responden)

Setelah dilakukan perhitungan kelayakannya produk oleh ahli media dan

ahli materi sesuai kriteria tertentu. Tabel skala persentase kelayakan produk yang

dikembangan ditunjukkan Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Skala Persentase Kelayakan


Persentase Penilaian Interprestasi
76-100% Sangat Layak
51-75% Layak
26-50% Kurang Layak
0-25% Tidak Layak
(Sumber: Sugiyono, 2015: 144)

Dengan kriteria kelayakan produk yang telah dijelaskan pada Tabel 3.7

maka produk yang dikembangkan dikatakan layak apabila mencapai tingkat

kriteria persentase minimal 51%.

f. Analisis Tanggapan Siswa Terhadap E-Modul


Kisi-kisi angket tanggapan siswa yang dibuat kemudian digunakan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap produk pengembangan E-Modul,

digunakan rumus persentase menurut Sugiyono (2015: 144) sebagai berikut:

(Sugiyono, 2015: 144)


Keterangan :
P = persentase kelayakan penilaian
∑n = jumlah skor total aspek penilaian yang diperoleh siswa
∑ N = jumlah skor maksimal penilaian (nilai maksimal tiap item x jumlah
item pertanyaan x jumlah responden)

78
79

Berdasarkan persentase angket tanggapan siswa diperoleh nilai persentase

kelayakan E-Modul, kemudian dijabarkan kedalam kalimat yang bersifat

kualitatif. Kesesuaian aspek dalam pengembangan E-Modul ini dapat berpedoman

pada tabel berikut ini:

Tabel 3.8 Skala Persentase Penilaian


Persentase Penilaian Interprestasi
76-100% Sangat Baik
51-75% Baik
26-50% Kurang Baik
0-25% Sangat Tidak Baik
(Sumber: Sugiyono, 2015: 144)

79
80

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Validasi Instrumen Tes

Berdasarkan data uji coba untuk peningkatan hasil belajar siswa diperoleh

dari hasil pretest dan posttest. Instrumen tes diuji validitas dan reliabilitas terlebih

dahulu sebelum dilakukan pretest dan posttest. Uji validitas tes dilakukan untuk

mengetahui sesuai atau tidak hasil tes uji coba setiap butir soal (rpbis) dengan

kriteria (rtabel) maka setiap butir soal memiliki signifikansi/kesejajaran. Validitas

itu sendiri untuk mengukur kevalidan butir soal dengan kata lain instrumen tes

tersebut betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Instrumen tes diharuskan

valid supaya hasil yang diperoleh dari kegiatan validasi instrumen tes valid sesuai

dengan kenyataan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat ketetapan

atau keajegan dari setiap butir soal tersebut yang diujicobakan, besar kecil

reliabilitas ditentukan nilai korelasi hasil uji coba tes. Uji validitas dan reliabilitas

akan berpengaruh terhadap instrumen tes apakah layak untuk digunakan atau

tidak.

a. Validitas

Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diujicobakan kepada 29 siswa

SMK Negeri 1 Magelang Kelas XII. Instrumen tes yang digunakan dalam uji coba

berjumlah 35 butir soal pilihan ganda. Soal yang valid yaitu siswa yang dikelas

kemampuannya baik dapat menjawab soal dengan benar dan siswa yang

kemampuannya kurang baik terkecoh dengan jawaban yang lain, sehingga soal

80
81

yang valid akan digunakan dalam penelitian dan soal yang tidak valid akan

dibuang. Berdasarkan hasil uji coba 35 butir soal yang telah dilakukan, 30 butir

soal diketahui memiliki kriteria valid, sehingga 30 butir soal tersebut digunakan

dalam penelitian.

Tabel 4.1. Data Uji Validitas Instrumen Tes


Soal rpbis rtabel Kriteria
1 0,4629 VALID
2 0,3745 VALID
3 0,035 TIDAK
4 0,5186 VALID
5 0,4076 VALID
6 0,4482 VALID
7 0,5268 VALID
8 0,4757 VALID
9 0,4562 VALID
10 -0,22 TIDAK
11 0,4784 VALID
12 0,0053 TIDAK
13 0,4991 VALID
14 -0,014 TIDAK
Soal
15 0,4673 VALID
dikatakan
16 0,4673 VALID
valid jika
17 0,3732 VALID
rpbis > rtabel
18 0,4658 VALID
(tingkat
19 0,4405 signifikansi VALID
20 0,4753 5% = VALID
21 0,4885 0,367) VALID
22 0,4386 VALID
23 0,6006 VALID
24 0,5536 VALID
25 0,3698 VALID
26 0,578 VALID
27 0,2279 TIDAK
28 0,3937 VALID
29 0,3912 VALID
30 0,4522 VALID
31 0,4097 VALID
32 0,4074 VALID
33 0,4769 VALID
34 0,4102 VALID
35 0,3767 VALID

81
82

Data uji validitas instrumen tes pada Tabel 4.1 sebanyak lima butir soal

yang tidak valid yaitu soal nomor 3, 10, 12, 14, dan 27. Setelah dianalisis

memiliki nilai rpbis kurang dari rtabel kemudian kelima butir soal tersebut ditinjau

kembali dengan melihat kisi-kisi instrumen tes yang telah disusun. Berdasarkan

instrumen tes, nomor 3 termasuk pada soal sub indikator pengertian ABS. Pada

sub indikator ini, butir soal yang dibuat berjumlah 3 soal, sehingga terdapat 2 soal

yang valid. Soal nomor 10 dan 12 termasuk pada soal sub indikator menyebutkan

komponen ABS. Pada sub indikator ini, butir soal yang dibuat berjumlah 8 soal,

sehingga terdapat 6 soal yang valid. Soal nomor 14 termasuk pada soal sub

indikator penjelasan fungsi komponen ABS. Pada sub indikator ini, butir soal

yang dibuat berjumlah 7 soal, sehingga terdapat 6 soal yang valid. Selanjutnya

soal nomor 27 termasuk pada soal sub indikator langkah mendiagnosis ABS. Pada

sub indikator ini, butir soal yang dibuat berjumlah 7 soal, sehingga terdapat 6 soal

yang valid. Berdasarkan hasil analisis butir soal pada kompetensi dasar

memahami sistem ABS. Terdiri 30 butir soal yang valid, sehingga dapat

digunakan evaluasi pretest-posttest pada pembelajaran memahami sistem ABS.

Pengolahan data hasil perhitungan validitas soal uji coba terlampir pada Lampiran

14 halaman 133.

b. Reliabilitas

Setelah soal valid maka langkah selanjutnya mencari reliabilitas butir soal.

Reliabilitas dapat dikatakan ketetapan hasil tes yang ajeg. Rumus KR-21

(keajegan internal) digunakan untuk menghitung uji reliabilitas dimana dapat

diketahui butir soal pada instrumen tes ajeg atau tidak, sehingga diperoleh

82
83

koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,803 dari data awal dengan butir soal valid

berjumlah 30 dan dinyatakan reliabel karena nilai rkriteria ditentukan sebesar 0,50

(Naga dalam Khumaedi, 2012: 29). Berdasarkan hasil uji reliabilitas koefisien

reliabilitasnya lebih besar dari ketentuan, sehingga dapat dinyatakan bahwa

instrumen tes yang dibuat reliabel. Pengolahan data hasil perhitungan reliabilitas

terlampir pada Lampiran 15 halaman 135.

c. Nilai Pretest dan Posttest

Deskripsi hasil belajar pretest dan posttest yang sudah dilakukan terhadap

32 siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Magelang untuk

menguji peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan

produk yang dikembangkan. Gambar 4.1 di bawah ini merupakan grafik rata-rata

nilai pretest dan posttest.

120
100
100
86,67 85,83
80 69,27

60 53,33
46,67
40

20

0
Min Maks Rata-rata

Pretest Posttest

Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest

Perolehan nilai pretest dan posttest siswa selengkapnya terlampir pada

Lampiran 22 halaman 159.

83
84

2. Data Tanggapan Siswa

Data angket tanggapan siswa terhadap produk yang dikembangkan

diperoleh dari angket tanggapan yang diisi oleh siswa. Jumlah peserta didik

berjumlah 32 siswa yang sudah menggunakan E-Modul Rem ABS Mobil. Hasil

dari pengisian angket tanggapan tersebut direkap. Pengolahan hasil dari

rekapitulasi pengisian angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2

berikut:

Tabel 4.2 Rekapitulasi Tanggapan Siswa


Sangat Kurang Sangat Tidak
No. Pernyataan Baik
Baik Baik Baik
1 Item 1 30 2
2 Item 2 25 7
3 Item 3 28 4
4 Item 4 30 2
5 Item 5 29 3
6 Item 6 24 8
7 Item 7 26 6
8 Item 8 29 3
9 Item 9 30 2 1
10 Item 10 29 3
11 Item 11 26 6
12 Item 12 26 6
13 Item 13 25 6 1
14 Item 14 30 2 1
15 Item 15 25 7
Total 412 67 3 0
Skor 4 3 2 1
Total Skor 1648 201 6 0
Total Hasil Nilai (N) 1855
Total Nilai Pertanyaan
(N) 1920
Persentase Nilai (%) 96,61%
Kategori Sangat Baik

84
85

Hasil yang diperoleh dari pengisian angket tanggapan siswa untuk E-

Modul Rem ABS Mobil dianalisis menggunakan rumus presentase penilaian

menurut Sugiyono. Berdasarkan hasil rata-rata persentase nilai mengenai E-Modul

Rem ABS Mobil sesuai Tabel 4.2, dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Sampel

tanggapan siswa dan pengolahan hasil rekapitulasi tanggapan siswa terlampir pada

pada Lampiran 28 halaman 170.

3. Analisis Data

a. Analisis Data Peningkatan Hasil Belajar

Berikut ini analisis data peningkatan hasil belajar yang terdiri dari uji

normalitas, uji homogenitas, uji-t, dan uji N-Gain:

1) Uji Normalitas

Hasil data pretest dan posttest akan dianalisis menggunakan uji-t,

namun terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Berdasarkan perhitungan uji

normalitas diketahui hasil normalitas pretest dengan rumus Chi Kuadrat diperoleh

χ2hitung = 4,42 pada taraf signifikan 5% dan dk = 6-3 = 3 diperoleh χ 2tabel = 7,81.

Sedangkan hasil normalitas posttest dengan rumus Chi Kuadrat diperoleh χ2hitung =

6,31 pada taraf signifikansi 5% dan dk = 6-3 = 3 diperoleh χ2tabel = 7,81.

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest


No. Uji χ2hitung χ2tabel Simpulan
1. Pretest 4,42 7,81 Data Berdistribusi Normal
2. Posttest 6,31 7,81 Data Berdistribusi Normal

Hasil uji normalitas diperoleh data bahwa χ2hitung < χ2tabel, sehingga dapat

disimpulkan data pretest dan posttest berdistribusi normal. Perhitungan uji

normalitas pretest dan posttest terlampir pada Lampiran 23 halaman 161 dan

Lampiran 24 halaman 163.

85
86

2) Uji Homogenitas

Hasil uji homogenitas pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.4

berikut ini:

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest


Fhitung Ftabel Simpulan
1,029 1,822 Data Homogen

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh harga

Fhitung sebesar 1,029. Dengan dk pembilang = 32-1 = 31 dan dk penyebut = 32-1 =

31 pada taraf signifikansi 5% diperoleh harga Ftabel sebesar 1,822. Karena Fhitung <

Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian homogen. Perhitungan

uji homogenitas terlampir pada Lampiran 25 halaman 165.

3) Uji-t

Uji-t ini digunakan untuk mengetahui keefektifan produk. Hasil

perhitungan uji-t diperoleh thitung = 9,51 sedangkan pada = 5% dengan dk = 32-

1= 31 diperoleh ttabel(0975,)(31) = 2,040. Hasil perhitungan uji-t dapat dilihat pada

Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji-t


thitung ttabel Simpulan
9,51 2,040 Signifikan

Berdasarkan Tabel 4.5 thitung berada diluar daerah penerimaan Ho (thitung >

ttabel) maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar

yang signifikan antara pretest dengan posttest. Perhitungan uji-t terlampir pada

Lampiran 26 halaman 166.

86
87

4) Uji N-Gain

Hasil uji N-Gain pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut

ini:

Tabel 4.6 Hasil Uji N-Gain Pretest dan Posttest


Jumlah nilai Rata-rata gain Interprestasi
Pretest 2216,67 Peningkatan
0,539
Posttest 2746,7 Sedang

Hasil Belajar Kelas OB


100
80
60
40
20
0
Rata-rata Rata-rata
Pretest Posttest
Series1 69,27 85,83
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Kelas OB

Berdasarkan Tabel 4.6 hasil perhitungan uji N-Gain dari 32 siswa

diperoleh sebanyak 4 siswa mengalami peningkatan rendah dengan perolehan N-

Gain antara 0,067 - 0,200, sebanyak 20 siswa mengalami peningkatan sedang

dengan perolehan nilai N-Gain antara 0,300 - 0,700 dan sebanyak 8 siswa

mengalami peningkatan tinggi dengan perolehan nilai N-Gain di atas 0,70. Rata-

rata hasil nilai N-Gain dari 32 siswa sebesar 0,539 termasuk dalam peningkatan

sedang. Perolehan hasil perhitungan uji N-Gain selengkapnya terlampir pada

Lampiran 27 halaman 168.

87
88

b. Analisis Tanggapan Siswa

Hasil analisis tanggapan siswa menggunakan rumus persentase menurut

Sugiyono dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7. Hasil Persentase Tanggapan Siswa


Tanggapan Persentase
Sangat Baik 85,33%
Baik 10,47%
Kurang 0,31%
Sangat Tidak Baik 0%

Berdasarkan Tabel 4.7 mengacu pada Tabel 3.8 tentang analisis tanggapan

siswa terhadap E-Modul berdasarkan persentase diperoleh total rata- rata skor dari

angket tanggapan siswa sebesar 96,61%. Hasil tersebut dapat dikategorikan

“sangat baik”. Perhitungan tanggapan siswa menggunakan rumus persentase

selengkapnya telampir pada Lampiran 28 halaman 170.

B. Hasil Pengembangan

1. Hasil Data Uji Kelayakan Produk

Setelah produk selesai dikembangkan, dilakukan uji kelayakan untuk

mengetahui tingkat kelayakan dari produk tersebut. Uji kelayakan dilakukan oleh

ahli media dan ahli materi. Uji kelayakan produk E-Modul Rem ABS Mobil

bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk sebelum diujicobakan

kepada siswa. Berikut ini hasil data uji kelayakan produk yang dikembangkan,

diantaranya:

a. Hasil Data Validasi Ahli Media

Validasi/penilaian ahli media dilakukan oleh dua ahli media, yaitu Anang

Waskito, S.Pd. selaku guru dari SMK Negeri 1 Magelang dan Ghanis Putra

88
89

Widhanarto, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Teknologi Pendidikan FIP UNNES.

Instrumen penilaian ahli media terlampir pada Lampiran 16 halaman 136. Hasil

data penilaian ahli media terlampir pada Lampiran 17 halaman 139. Rekapitulasi

dan analisis penilaian ahli media terlampir pada Lampiran 18 halaman 145.

Tabel 4.8 Hasil Data Validasi Ahli Media


Aspek Ahli Media Persentase
No Indikator
Penilaian 1 2 (%)
1 Kemudahan Kemudahan pengoperasian E- 5 5 100
penggunaan Modul
2 Halaman petunjuk 5 5 100
mempermudah pengoperasian
3 Sistematika penyajian 5 5 100
4 Kemudahan memilih menu 5 5 100
5 Semua menu dan tombol 5 5 100
berfungsi dengan baik
6 Kemudahan pencarian 5 4 90
halaman
7 Perangkat E-Modul yang dikembangkan 5 5 100
Lunak sesuai dengan aplikasi yang
digunakan
8 E-Modul memilliki sifat stand 5 5 100
alone (berdiri sendiri)
9 Kecepatan akses sistem 5 5 100
operasi
10 Konsistensi Tata letak menu dan tombol 5 5 100
konsisten
11 Penggunaan bentuk dan huruf 5 4 90
konsisten
12 Layout atau tata letak 4 5 90
konsisten
13 Kebahasaan Keterbacaan 4 5 90
14 Kejelasan informasi 5 5 100
15 Kesesuaian dengan EYD 5 5 100
16 Pemanfaatan bahasa secara 5 5 100
efektif dan efisien
17 Kegrafikan Penggunaan font (jenis dan 5 5 100
ukuran)
18 Lay out atau tata letak 4 5 90
19 Format halaman 5 5 100
20 Kejelasan animasi, gambar, 5 4 90
video, dan audio
21 Desain tampilan 4 5 90

89
90

22 Manfaat E-Modul dapat digunakan 4 5 90


untuk belajar mandiri
23 E-Modul dapat membantu 5 5 100
guru dalam pembelajaran
teori
24 Pengembangan E-Modul 5 5 100
sesuai dengan perkembangan
zaman
Jumlah skor 115 117 232

b. Hasil Data Validasi Ahli Materi

Validasi/penilaian ahli materi dilakukan oleh dua ahli materi, yaitu

Sulistiyoko, S.Pd.T selaku guru dari Jurusan Teknik Kendaraan Ringan pengampu

matapelajaran Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan,

SMK Negeri 1 Magelang dan Adhetya Kurniawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen

Teknik Mesin FT UNNES pengampu mata kuliah Teori Chasis Pemindah Daya.

Instrumen penilaian ahli materi terlampir pada Lampiran 19 halaman 147. Hasil

data penilaian ahli materi terlampir pada Lampiran 20 halaman 150. Rekapitulasi

dan analisis penilaian ahli media terlampir pada Lampiran 21 halaman 156.

Tabel 4.9 Hasil Data Validasi Ahli Materi


Aspek Ahli Materi Persentase
No Penilaian Indikator
1 2 (%)
1 Materi Kejelasan dalam menjelaskan 5 5 100
deskripsi ABS
2 Kejelasan dalam menjelaskan 4 5 90
tujuan ABS
3 Kejelasan dalam menjelaskan 4 4 80
keuntungan ABS
4 Kejelasan dalam menjelaskan 3 5 80
cara kerja ABS
5 Kejelasan dalam menjelaskan 3 5 80
konstruksi ABS
6 Kejelasan dalam menjelaskan 3 5 80
jenis-jenis ABS
7 Kejelasan dalam menjelaskan 3 4 70
cara mendiagnosis kerusakan
pada ABS

90
91

8 Kelayakan Kesesuaian dengan SK, KD 3 5 80


9 Isi Kejelasan judul E-Modul 4 5 90
10 Kesesuaian dengan 4 5 90
perkembangan peserta didik
11 Kesesuaian dengan 3 5 80
kebutuhan bahan ajar
12 Kesesuaian dengan 4 5 90
perkembangan zaman
13 Manfaat untuk menambah 3 5 80
wawasan
14 Kesesuaian dengan nilai 3 5 80
moral dan nilai-nilai sosial
15 Penyajian Kejelasan tujuan (indikator) 3 5 80
yang dicapai
16 Kesesuaian urutan penyajian 3 5 80
17 Pemberian motivasi dan daya 4 4 80
tarik
18 Adanya umpan balik berupa 3 5 80
evaluasi
19 Evaluasi membantu 3 5 80
mengukur kemampuan
penguasaan materi
20 Komunikatif 4 4 80
21 E-Modul dapat digunakan 4 5 90
untuk belajar mandiri
22 Kelengkapan informasi 3 5 80
23 Manfaat E-Modul dapat digunakan 4 5 90
untuk belajar mandiri
24 E-Modul dapat membantu 4 5 90
guru dalam pembelajaran
teori
25 Pengembangan E-Modul 4 5 90
sesuai dengan perkembangan
zaman
Jumlah skor 88 121 209

2. Analisis Hasil Data Uji Kelayakan Produk

Data hasil uji coba ahli dianalisis untuk mengetahui kelayakan produk

yang dikembangkan. Berikut ini hasil analisis data penilaian kelayakan produk

yang dilakukan ahli media dan ahli materi terhadap E-Modul Rem ABS Mobil:

91
92

a. Analisis Hasil Data Validasi Ahli Media

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Ahli Media


No. Ahli Media Jumlah skor
1 Ghanis Putra Widhanarto, S. Pd., M. Pd. 115
2 Anang Waskito, S.Pd. 117
Jumlah Skor Total 232
Jumlah Skor Maksimal 240
Persentase % 96,67
Kategori Sangat Layak

Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh Tabel 4.10 dapat dianalisis pada

aspek penilaian media, ahli media berpendapat bahwa produk sudah termasuk

dalam pengembangan yang kreatif. Analisis data diperoleh dengan perhitungan

sesuai rumus menurut Sugiyono. Berdasarkan hasil rata-rata persentase penilaian

oleh ahli materi sesuai Tabel 4.10, dapat dikategorikan bahwa produk termasuk

dalam kategori sangat layak.

b. Analisis Hasil Data Validasi Ahli Materi

Tabel 4.11 Hasil Penilaian Ahli Materi


No. Ahli Media Jumlah skor
1 Adhetya Kurniawan, S.Pd., M.Pd. 88
2 Sulistiyoko, S.Pd.T 121
Jumlah Skor Total 209
Jumlah Skor Maksimal 250
Persentase % 83,60
Kategori Sangat Layak

Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh Tabel 4.11 dapat dianalisis pada

aspek penilaian materi, ahli materi berpendapat bahwa sudah dapat digunakan

sebagai pendukung dalam pembelajaran. Analisis data diperoleh dengan

perhitungan sesuai rumus menurut Sugiyono. Berdasarkan hasil rata-rata

persentase penilaian oleh ahli materi sesuai Tabel 4.11 dapat dikategorikan bahwa

produk termasuk dalam kategori sangat layak.

92
93

3. Revisi Produk

Pada lembar penilaian ahli yang dilakukan oleh ahli media dan ahli materi,

terdapat kolom kritik dan saran. Saran yang tertulis pada kolom yang tersedia

digunakan sebagai acuan dalam memperbaiki/merevisi produk yang

dikembangkan. Berikut ini saran dari ahli media dan ahli materi sebagai berikut:

Tabel 4.12 Saran oleh Ahli Media


No. Kritik dan Saran Perbaikan Keterangan
Menambahkan
Perbaiki sampul
keterangan untuk SMK,
halaman
1. Sudah diperbaiki memperbaiki
depan/cover E-
keterangan pengembang
Modul
produk
Proposionalkan Menjadikan dua
2. tulisan pada Sudah diperbaiki halaman pada
kesimpulan kesimpulan

Tabel 4.13 Saran oleh Ahli Materi


No. Kritik dan Saran Perbaikan Keterangan
1. Tambahkan Menambahkan animasi
animasi pada cara Sudah diperbaiki cara kerja ABS 3
kerja ABS dimensi
2. Proposionalkan Menambah halaman
tulisan pada jenis- Sudah diperbaiki berikutnya untuk jenis-
jenis ABS jenis ABS

Berdasarkan saran dari para ahli tersebut kemudian dilakukan revisi

terhadap produk yang dikembangkan. Hasil sebelum dan sesudah revisi dapat

dilihat, sebagai berikut:

a. Ahli Media

1) Perbaiki Sampul Halaman Depan/Cover E-Modul

Berdasarkan hasil masukan dari ahli media pada Tabel 4.12, terlihat

tampilan sampul halaman depan/cover E-Modul terlalu banyak tulisan dan tidak

menunjukkan ciri khas untuk pembelajaran di SMK, dapat ditunjukkan oleh

93
94

Gambar 4.3. Tampilan sampul halaman depan/cover E-Modul sebelum revisi.

Berdasarkan permasalahan tersebut, telah dilakukan perbaikan pada sampul

halaman depan/cover E-Modul. Gambar 4.4 menunjukkan Tampilan sampul

halaman depan/cover E-Modul sesudah revisi.

Gambar 4.3 Tampilan Sampul Halaman Depan/Cover E-Modul Sebelum


Revisi

Gambar 4.4 Tampilan Sampul Halaman Depan/Cover E-Modul Sesudah


Revisi

94
95

2) Proposionalkan Tulisan pada Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data ahli media pada kesimpulan kurang

proporsional, dapat ditunjukkan oleh Gambar 4.5. Tampilan kesimpulan pada E-

Modul sebelum revisi. Berdasarkan permasalahan tersebut, telah dilakukan

perbaikan. Gambar 4.6 menunjukkan Tampilan kesimpulan pada E-Modul

sesudah revisi.

Gambar 4.5 Tampilan Kesimpulan pada E-Modul Sebelum Revisi

Gambar 4.6 Tampilan Kesimpulan pada E-Modul Sesudah Revisi

95
96

b. Ahli Materi

1) Tambahkan Animasi pada Cara Kerja ABS

Berdasarkan hasil masukan dari ahli materi pada Tabel 4.13, terlihat

tampilan animasi pada cara kerja ABS seperti ditunjukkan Gambar 4.7.

Berdasarkan tersebut, telah ditambahkan animasi cara kerja ABS dalam bentuk 3

dimensi. Gambar 4.8 merupakan tampilan animasi cara kerja ABS.

Gambar 4.7 Tampilan Animasi pada Cara Kerja ABS Sebelum Revisi

Gambar 4.8 Tampilan Animasi pada Cara Kerja ABS Sesudah Revisi

96
97

2) Proposionalkan Tulisan pada Jenis-Jenis ABS

Berdasarkan hasil masukan dari ahli materi pada Tabel 4.13, terlihat

tampilan pada jenis-jenis ABS sebelum revisi seperti ditunjukkan Gambar 4.9.

Saran/masukan telah digunakan untuk memperbaiki tulisan pada jenis-jenis ABS

supaya proposional. Gambar 4.10 merupakan tampilan tulisan pada jenis-jenis

ABS sesudah revisi.

Gambar 4.9 Tampilan Tulisan pada Jenis-Jenis ABS Sebelum Revisi

Gambar 4.10 Tampilan Tulisan pada Jenis-Jenis ABS Sesudah Revisi

97
98

C. PEMBAHASAN PRODUK AKHIR

Produk akhir E-Modul Rem ABS Mobil menyajikan modul dalam bentuk

elektronik dengan kompetensi dasar memahami sistem ABS. Kompetensi dasar

memahami sistem ABS terdiri dari dua indikator pencapaian, yaitu identifikasi

ABS dan komponennya serta cara perbaikan ABS dan komponennya. Dua

indikator pencapaian tersebut dijabarkan menjadi sepuluh sub indikator, yaitu

menjelaskan deskripsi ABS, menjelaskan tujuan ABS, menjelaskan keuntungan

ABS, menjelaskan komponen ABS, mengetahui fungsi komponen ABS,

mengetahui jenis-jenis ABS, menjelaskan cara kerja ABS, menjelaskan langkah

mendiagnosis ABS, menjelaskan tanda ABS normal, dan menjelaskan cara

mendiagnosis kerusakan pada ABS. E-Modul rem ABS mobil dibuat

menggunakan software 3D pageflip professional yang memiliki efek flipbook atau

seolah-olah dapat membolak-balikan halaman buku secara nyata. Produk E-Modul

rem ABS ini sudah dilengkapi gambar, audio, video, dan animasi bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman siswa/peserta didik pada kompetensi dasar memahami

sistem ABS. Dilengkapi dengan umpan balik evaluasi dan hasil evaluasi dalam

produk E-Modul tersebut.

Penyusunan produk akhir E-Modul rem ABS mobil terlebih dahulu

menyusun peta konsep dan storyboard. Peta konsep produk E-Modul digunakan

dalam menyusun konsep materi yang akan disajikan, peta konsep terlampir pada

Lampiran 34 halaman 198. Storyboard dapat mempermudah dalam penyusunan

materi, gambar, audio, video, dan animasi. Detail dari storyboard terlampir pada

Lampiran 35 halaman 200. Tampilan produk akhir E-Modul rem ABS mobil

98
99

terlampir pada Lampiran 36 halaman 210. Penyusunan E-Modul terdiri dari

beberapa media, seperti gambar, audio, video, dan animasi ditambah dengan

konsep tampilan yang kreatif dan menarik diharapkan mampu membantu

pemahaman siswa terhadap materi ABS.

Produk akhir yang dikembangkan dapat dijalankan pada semua komputer

atau laptop dengan windows XP atau versi diatasnya. Penelitian ini telah

menghasilkan produk akhir dengan kategori sangat layak berdasarkan penilaian

ahli media dan ahli materi. Produk E-Modul rem ABS mobil memperoleh tingkat

kelayakan ahli media sebesar 96,67% dan 83,60% untuk ahli materi. E-Modul

yang dikembangkan sudah memenuhi kategori yang ada, sehingga layak

digunakan berdasarkan aspek penilaian kemudahan penggunaan, perangkat lunak,

konsistensi, kebahasaan, kegrafikan, dan manfaat. Adapun dari segi materi E-

Modul yang dikembangkan sudah mencakup aspek penilaian materi, kelayakan

isi, penyajian, dan manfaat, sehingga memenuhi kategori dan dikatakan layak

digunakan.

Produk akhir E-Modul rem ABS mobil sudah diujicoba ke siswa kelas XII

SMK Negeri 1 Magelang berjumlah 32 orang. Produk E-Modul sudah diuji

keefektifannya dan terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa secara

signifikan dengan selisih rata-rata nilai pretest dan posttest sebesar 16,56 dan

mendapatkan kriteria peningkatan hasil belajar siswa sedang berdasarkan hasil uji

N-Gain dengan skor sebesar 0,539. Produk E-Modul mendapatkan tanggapan

sangat baik dari siswa dengan persentase sebesar 96,61%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa E-Modul rem ABS mobil layak digunakan dan teruji dalam

99
100

meningkatkan hasil belajar siswa serta mendapat tanggapan sangat baik dari

siswa.

Pengembangan E-Modul rem ABS mobil memiliki kelebihan, yaitu

membantu guru dalam menjelaskan materi pada proses pembelajaran, sehingga

mengurangi metode mengajar yang konvensional. Adanya E-Modul siswa

diharapkan lebih memahami materi ABS. E-Modul diharapkan dapat memberikan

motivasi pada siswa, sehingga siswa tertarik untuk belajar dan hasil belajar siswa

meningkat. E-Modul berisi berupa gambar yang dapat menjelaskan materi rem

ABS, sehingga siswa mudah memahaminya. Audio dan video dapat memberikan

gambaran mengenai deskripsi ABS, konstruksi ABS, dan cara mendiagnosis

kerusakan pada ABS. Animasi bergerak dapat memvisualisasikan cara kerja rem

ABS mobil secara jelas. Dilengkapi dengan evaluasi yang dapat mengukur

penguasaan materi setiap siswa. Selain itu, kelebihan pengembangan E-Modul

rem ABS mobil adalah siswa dapat belajar mandiri menggunakan E-Modul

melalui perangkat laptop/PC.

Hal ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang sejenis

seperti penelitian yang dilakukan oleh Suyoso dan Nurohman (2014) yang

mengembangkan modul elektronik berbasis web sebagai media pembelajaran

fisika. Produk akhir modul elektronik tersebut diujicobakan dan memperoleh gain

score ternormalisasi sebesar 0,32 dan berada pada kategori sedang, sehingga

terdapat peningkatan prestasi belajar siswa. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh

Hermawan et al. (2013) yang berjudul peranan modul dalam meningkatkan

pemahaman dan analisis kerusakan sistem rem ABS (Anti-Lock Brake Sistem)”.

100
101

Setelah dilakukan uji coba terhadap produk akhir diperoleh hasil persentase rata-

rata nilai pretest kelompok eksperimen sebesar 71,17% sedangkan kelompok

kontrol 70,39%, kemudian untuk posttest kelompok eksperimen sebesar 89,46%

sedangkan kelompok kontrol 85,98%. Dari hasil tersebut dapat ketahui bahwa

persentase rata-rata nilai kelas ekseperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol. Penelitian juga dilakukan Ghaliyah et al. (2015) yang berjudul

pengembangan modul elektronik berbasis model learning cycle 7e pada pokok

bahasan fluida dinamik untuk siswa SMA kelas XI. Hasil uji coba lapangan

terhadap siswa SMA kelas XI menunjukkan capaian sebesar 84,45%, sehingga

dapat dikatakan bahwa modul elektronik fisika berbasis model learning cycle 7E

pada pokok bahasan Fluida Dinamik memenuhi persyaratan dengan kualitas

sangat baik untuk digunakan sebagai bahan belajar mandiri peserta didik SMA

kelas XI. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Ma’rufah dan Sulistiowati

(2017) yang berjudul pengembangan e-modul pada mata pelajaran pemodelan

perangkat lunak kelas XI dengan model problem based learing di SMK Negeri 2

Tabanan. Berdasarkan hasil penelitiannya dalam uji t didapat hasil analisis nilai

thitung lebih besar dari nilai ttabel yaitu sebesar 4,239 dan 1,725, sehingga dapat

dikatakan efektif karena mempengaruhi hasil belajar.

101
102

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan Tentang Produk

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang E-Modul rem ABS

mobil yang dikembangkan, dapat disimpulkan bahwa:

a. Penggunaan E-Modul rem ABS mobil yang dikembangkan dapat

meningkatan hasil belajar siswa pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan

pemindah tenaga kendaraan ringan kompetensi dasar memahami sistem ABS.

Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai pretest-posttest. Nilai

pretest-posttest diperoleh dari rata-rata hasil belajar siswa sebesar 16,56.

Hasil perhitungan uji-T diperoleh thitung = 9,51 sedangkan ttabel = 2,040 pada

db=31 dan taraf signifikan 5% (thitung > ttabel), sehingga dapat disimpulkan

terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan antara nilai pretest dengan

posttest dengan menggunakan E-Modul rem ABS mobil. Kontribusi

penggunaan E-Modul dinyatakan dalam bentuk kenaikan hasil belajar siswa

diperoleh rata-rata uji N-Gain sebesar 0,539 dengan kriteria peningkatan

belajar siswa sedang.

b. E-Modul rem ABS mobil yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan

sebagai pendamping guru dalam menjelaskan materi pembelajaran. Hal ini

dapat diketahui dari hasil penilaian oleh ahli media dan ahli materi terhadap

produk E-Modul. Berdasarkan hasil uji kelayakan produk, diperoleh

persentase data akhir sebesar 96,67% untuk ahli media dan 83,60% untuk ahli

102
103

materi, sehingga produk E-Modul rem ABS mobil yang dikembangkan

tersebut memenuhi kategori “sangat layak”.

c. Tanggapan siswa terhadap E-Modul rem ABS mobil memperoleh persentase

rata-rata penilaian sebesar 96,61%., sehingga termasuk dalam kategori sangat

baik

B. Keterbatasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat keterbatasan-keterbatasan

yang meliputi:

a. Hasil penelitian hanya berisi materi pembelajaran rem ABS mobil meliputi

deskripsi ABS, tujuan ABS, keuntungan ABS, cara kerja ABS, konstruksi

ABS, jenis-jenis ABS dan cara mendiagnosis kerusakan pada ABS.

b. E-Modul rem ABS mobil yang dikembangkan hasil keluaran file berupa

executable (.exe).

c. Tampilan E-Modul didesain pada resolusi layar 640 x 480 pixel, sehingga

jika resolusi tidak sesuai akan mengakibatkan kurang optimalnya tampilan E-

Modul.

C. Implikasi Hasil Penelitian

Adanya pengembangan produk E-Modul rem ABS mobil diharapkan dapat

digunakan oleh guru untuk membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran

pada matapelajaran pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan

kompetensi dasar memahami sistem ABS serta siswa dapat lebih memahami rem

ABS mobil dengan bantuan E-Modul ini dalam proses pembelajaran, ataupun

dapat sebagai media pengantar sebelum praktek dimulai.

103
104

D. Saran

Berdasarkan simpulan tentang produk, terdapat saran-saran yang dapat

diberikan sebagai berikut:

1. Saran Diseminasi

Penggunaan aplikasi pada skala yang lebih luas, perlu mempertimbangkan

hal-hal berikut:

a. E-Modul diunggah di web Sekolah (SMK Negeri 1 Magelang).

b. Apabila terdapat kendala pada E-Modul, dapat menghubungi e-mail

pengembang

yang telah dicantumkan pada profil penulis di produk E-Modul.

2. Saran Pengembangan Produk Lebih Lanjut

Beberapa saran pengembangan lebih lanjut E-Modul rem ABS mobil ini

adalah sebagai berikut:

a. E-Modul dapat dikembangkan tidak hanya fokus pada matapelajaran

produktif, melainkan normatif dan adaptif.

b. E-Modul ini diharapkan dapat dikembangkan lagi yang nantinya E-Modul

diekstraksikan dalam bentuk file aplikasi android (apk).

c. E-Modul ini hanya terbatas ranah kognitif tentang memahami sistem ABS.

Pengembangan selanjutnya dapat menambahkan materi dengan

menyesuaikan perkembangan teknologi yang ada, seperti EBD (Electronic

Brake Distribution) dan BA (Brake Assist), sehingga akan membantu

mempermudah siswa dalam mempelajari sistem rem ABS yang ada pada

kendaraan.

104
105

DAFTAR PUSTAKA

3D PageFlip. 2015. 3D PageFlip Standard. Tersedia:


“http://www.3dpageflip.com/pageflip -3d-pro/”. [diakses 7 Januari 2018].

Aly, A. A., E. S. Zeidan, A. Hamed, dan F. Salem. 2011. An Antilock-Braking


Systems (ABS) Control: A Technical Review. Intelligent Control and
Automation 2(3): 186-195.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Borchers, J. O. 1999. Electronic Books: Definition, Genres, Interaction Design


Patterns. In Conference on Human Factors in Computing Systems,
CHI99 Workshop: Designing Electronic Books.

Budiono, E. dan Susanto, H. 2006. Penyusunan dan Penggunaan Modul


Pembelajaran Berdasar Kurikulum Berbasis Kompetensi Sub Pokok
Bahasan Analisa Kuantitatif untuk Soal-Soal Dinamika Sederhana pada
Kelas X Semester I SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 4(2): 79 –
87.

Depdiknas. D.P.S.M.A. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:


Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

________. 2008. Penulisan Modul. Direktorat Tenaga Kependidikan.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi.

___________________. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga.


Jakarta: Rineka Cipta.

Direktorat Pembinaan SMA. 2017. Panduan Praktis Penyusunan E-Modul.


Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Dirman dan Juarsih, C. 2014. Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik (Hairun


Nufus Ed). Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghaliyah, S., F. Bakri, dan Siswoyo. 2015. Pengembangan Modul Elektronik


Berbasis Model Learning Cycle 7E Pada Pokok Bahasan Fluida Dinamik
untuk Siswa SMA Kelas XI. In Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-
Journal ) SNF2015-II 4: 149 – 154.

105
106

Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A


Sixthousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory
Physics Courses. American Journal Of Physics 66 (1): 64-74.

Hamdu, G. dan Agustina, L. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap


Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Jurnal penelitian pendidikan
12(1): 81 - 86.

Hermawan, I., Suwahyo, dan S. M. Sulistyo. 2013. Peranan Modul Dalam


Meningkatkan Pemahaman Dan Analisis Kerusakan Sistem Rem ABS
(Anti-Lock Brake Sistem). Automotive Science and Education Journal
2(2).

Hyundai. Hyundai ABS Training Guide. Jakarta: Hyundai Motor Company.

Jain, C., R. Abhishek, dan A. Dixit. 2014. Linear Control Technique for Anti-
Lock Braking System. International Journal of Engineering Research
and Applications 4(8): 104-108.

Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22


Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Khachane, D., dan Shrivastav, A. 2016. Antilock Braking System and Its
Advancement. International Research Journal of Engineering and
Technology (IRJET) 3(5): 2221-2225.

Khumaedi, M. 2012. Reliabilitas Instrumen Penelitian Pendidikan. Jurnal


Pendidikan Teknik Mesin 12: 25-30.

Ma’rufah, N. D. dan Sulistiowati. 2017. Pengembangan Modul Elektronik


Tentang Aplikasi Pengolah Simulasi Visual Tahap Pasca Produksi Pada
Kelas X Multimedia SMK PGRI 10 Surabaya Mata Pelajaran Simulasi
Digital. Jurnal Mahasiswa Teknologi Pendidikan 1(3):1-5.

Mappeasse, M. Y. 2009. Pengaruh Cara Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil


Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan
Listrik SMK Negeri 5 Makassar. Jurnal Medtek 1(2).

Nazir, M.I.J., A.H. Rizvi dan R.V. Pujeri. 2012. Skill Development in Multimedia
Based Learning Environment in Higher Education: An Operational
Model. International Journal of Information and Communication
Technology Research 2(11): 820-828.
P2M, Tim. 2017. Pengembangan E-Modul. LPPM UNS: Surakarta.

106
107

Pemerintah Republik Indonesia. 2013. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun


2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Pemerintah
Republik Indonesia.

Pribadi, B. A. 2014. Desain Dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis


Kompetensi: Implementasi Model Addie. Cetakan Ke-1. Jakarta: Prenada
Media Group.

Priyanthi, K. A., K. Agustini, dan G. S. Santyadiputra. 2017. Pengembangan E-


Modul Berbantuan Simulasi Berorientasi Pemecahan Masalah Pada Mata
Pelajaran Komunikasi Data (Studi Kasus: Siswa Kelas XI TKJ SMK
Negeri 3 Singaraja). Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik
Informatika (KARMAPATI) 6(1).

Purwanto, A. Rahadi, dan S. Lasmono. 2007. Pengembangan Modul. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Rifa’i, A. dan Anni, C. 2012. Psikologi Pendidikan. Cetakan Keempat. Semarang:


UPT Unnes press.

Samad, S. A., D. Mokoginta, dan I. N. Arifin. 2015. Faktor-Faktor Yang


Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Pada Materi Daur Air Dan Peristiwa
Alam Di Kelas V SDN 8 Kota Barat Kota Gorontalo. Jurnal Srisilawati
Abd Samad Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Setiarini, K. P., K. Agustini, dan I. M. G. Sunarya. 2016. Pengaruh E-Modul


Berbasis Metode Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil
Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar
(Studi Kasus: Kelas X Multimedia Di SMK Negeri 3
Singaraja). KARMAPATI (Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan
Teknik Informatika) ISSN: 2252-9063 5(2).

Siagian, S. 2014. Development of Basic Electronic Instructional Module and


Trainer European. Journal of Computer Science and Information
Technology 2(3): 36-47.

Siregar, E. dan Nara, H. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Ketiga.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan


Keempat. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suarsana, I. M. dan Mahayukti, G. A. 2013. Pengembangan E-Modul Berorientasi


Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Indonesia 2(2): 264 – 275.

107
108

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cetakan


Keempatbelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan


Keempatbelas. Bandung: CV. Alfabeta.

_______. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,


dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sumadji. 2011. Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar


Mahasiswa. Jurnal Inspiraasi Pendidikan Universitas Kanjuruhan
Malang: 653 - 662.

Suyoso dan Nurohman, S. 2014. Pengembangan Modul Elektronik Berbasis Web


Sebagai Media Pembelajaran Fisika. Jurnal Kependidikan 44(1): 73 – 82.

Tania, L. dan Susilowibowo, J. 2017. Pengembangan Bahan Ajar E-Modul


Sebagai Pendukung Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Materi Ayat
Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Siswa Kelas X Akuntansi SMK
Negeri 1 Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi (JPAK) 5(2): 1 – 9.

Toyota. 1995. New Step 1. PT. Toyota Astra Indonesia.

______. 2003. Diagnosis Technicain - Brake. Toyota Motor Corporation. All


rights reserved.

______. Step 3 Vol. 07 ABS & Traction Control Training Manual. Toyota Service
Training.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta.

Utari, R., W., Madya, dan Pusdiklat, K. N. P. K. 2011. Taksonomi Bloom. Jurnal:
Pusdiklat KNPK: 1 – 13.

Wawan. 2016. Perbaikan Sistem Rem (Brake System). Modul Pelatihan Guru.
Malang: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan Tenaga
Kependidikan.

Wikipedia. 2011. Simulasi ABS (Anti Lock Breake System). Tersedia:


“http://kristio -m--fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-35378-Umum
Simulasi%20ABS%20(Anti%20lock%20Braking%20System).html”.
[diakses 7 Februari 2018].

108
LAMPIRAN - LAMPIRAN
109

Lampiran 1. Surat Tugas Dosen Pembimbing


110

Lampiran 2. Surat Tugas Dosen Penguji


111

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian


112

Lampiran 4. Surat Permohonan Validator Media I


113

Lampiran 5. Surat Permohonan Validator Media II


114

Lampiran 6. Surat Permohonan Validator Materi I


115

Lampiran 7. Surat Permohonan Validator Materi II


125

Lampiran 9. Daftar Nilai Pengetahuan (Kognitif) Kelas XII SMK Negeri 1


Magelang
126

Lampiran 10. Sampel Angket Observasi dan Hasil Analisis Data Matapelajaran
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan
127
129

Lampiran 11. Daftar Hadir Uji Coba Soal Uji Validitas dan Reliabilitas
130
131

Lampiran 12. Sampel Data Soal Uji Coba Uji Validitas dan Reliabilitas
133

Lampiran 14. Perhitungan Validitas Instrumen Tes

Perhitungan Validitas Instrumen Tes

Rumus:

M −M p
r = √
S q
Keterangan:
Mp = Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = Rata-rata skor total
St = Standar deviasi skor total
p = Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal

Kriteria:
Apabila rpbis > rtabel maka butir soal valid

Perhitungan:
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no.1, selanjutnya untuk butir soal
yang lain dihitung dengan cara yang sama. Berdasarkan tabel analisis butir soal
pada Lampiran 13., diperoleh data seperti pada tabel berikut untuk soal nomor 1.

Butir soal no Skor Total


No Kode Y2 XY
1 (X) (Y)
1 Agung 1 21 441 21
2 Andre 1 22 484 22
3 Dhony 0 8 64 0
4 Arfan 1 9 81 9
5 Arfian 1 8 64 8
6 Arga 1 22 484 22
7 Arsena 1 19 361 19
8 Azam 1 21 441 21
9 Dyan 0 19 361 0
10 Dzaki 1 21 441 21
11 Irfan 1 23 529 23
12 Irvan 0 17 289 0
13 Istianto 0 13 169 0
14 Rizky 1 11 121 11
15 Alvin 1 23 529 23
16 Ifaq 1 11 121 11
17 Khoirur 1 24 576 24
134

18 Rosyid 1 26 676 26
19 Saean 1 16 256 16
20 Muharis 1 13 169 13
21 Pingky 0 12 144 0
22 Restu 0 6 36 0
23 Ridwan 1 19 361 19
24 Fahrudin 1 24 576 24
25 Ryan 1 26 676 26
26 Umi 1 22 484 22
27 Wahyu 0 9 81 0
28 Yulianto 1 25 625 25
29 Yusuf 1 8 64 8
Jumlah 22 498 9704 414

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh:

Jumlah skor total yang menjawab benar pada no 1


M =
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no. 1
414
=
22
= 18,82
Jumlah skor total
M =
Banyaknya siswa
498
=
29
= 17,17
Banyaknya siswa yang menjawab benar pada no 1
p =
Banyaknya siswa
22
=
29
= 0,76
q = 1 − p = 1 − 0,76 = 0,24
9704 −
S =√ = 6,30
29
18,82 − 17,17 0,76
r = √
6,30 0,24
= 0,463
Pada α= 5% dengan = 29 diperoleh rtabel = 0,367. Karena rpbis > rtabel maka soal no.
1 valid.
135

Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes

Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes

Rumus:

=( ) 1−
−1

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
M = skor rata-rata
Vt = varians total

Kriteria
Apabila r11 > rkriteria maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan tabel analisis butir soal, diperoleh:


k = 35

Jumlah skor total soal yang valid


M =
Banyaknya responden

= = 17,172

9704 −
= = 39,7289
29

35 17,172 35 − 17,172
r =( ) 1−
35 − 1 35 39,7289

r = 0,803

Karena r11 > rkriteria maka soal dinyatakan reliabel.


136

Lampiran 16. Instrumen Validasi Ahli Media


LEMBAR PENILAIAN MEDIA
(Untuk Ahli Media)

Nama :
NIP :
Instansi :
Pendidikan Terakhir :

Dalam instrumen uji ahli media ini, diajukan sejumlah pertanyaan yang
berhubungan dengan produk yang ada dihadapan Bapak/Ibu. Mohon dalam
penilaian media E-Modul yang terdiri dari aspek kemudahan penggunaan, aspek
perangkat lunak, aspek konsisten, aspek kebahasaan, aspek kegrafikan, dan aspek
manfaat. Pengisian instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kevalidan
produk yang dikembangkan, sehingga dapat diketahui kelayakan produk untuk
diimplementasikan pada lingkungan sekolah. Untuk itu saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu untuk mengisi instrumen di bawah ini. Hasil dari pengukuran tersebut
akan saya gunakan sebagai penyempurna produk ini. Saya ucapkan terima kasih
atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi instrumen ini.

A. Petunjuk Pengisian:
Sebelum mengisi instrumen validasi, dimohon terlebih dahulu membaca
petunjuk yang disediakan.
1. Amati beberapa aspek penilaian produk, kemudian isi lembar instrumen
dengan memberi tanda cek (√) pada kolom angka 1,2,3,4 atau 5 yang dianggap
sesuai.
2. Pedoman penilaian yang diterapkan adalah sebagai berikut:
Nilai 1: Tidak setuju/tidak jelas/tidak baik/tidak mudah/tidak sesuai
Nilai 2: Kurang setuju/kurang jelas/kurang baik/kurang mudah/kurang sesuai
Nilai 3: Cukup setuju/cukup jelas/cukup baik/cukup mudah/cukup sesuai
Nilai 4: Setuju/jelas/baik/mudah/sesuai
Nilai 5: Sangat setuju/sangat jelas/sangat baik/sangat mudah/sangat sesuai
3. Saran-saran sebagai perbaikan mohon ditulis pada lembar yang telah
disediakan.
4. Kesimpulan dari produk ini mohon ditulis pada tempat yang telah disediakan.
5. Mohon untuk memberikan rekomendasi dengan menuliskan tanda cek (√)
pada aspek penilaian.
137

B. Penilaian
Nilai Kritik dan
No Aspek Penilaian Saran
1 2 3 4 5
1 Kemudahan Penggunaan
Kemudahan pengoperasian E-Modul
Halaman petunjuk mempermudah
pengoperasian
Sistematika penyajian
Kemudahan memilih menu
Semua menu dan tombol berfungsi
dengan baik
Kemudahan pencarian halaman

2 Perangkat Lunak
E-Modul yang dikembangkan sesuai
dengan aplikasi yang digunakan
E-Modul memilliki sifat stand alone
(berdiri sendiri)
Kecepatan akses sistem operasi

3 Konsistensi
Tata letak menu dan tombol
konsisten
Penggunaan bentuk dan huruf
konsisten
Layout atau tata letak konsisten

4 Kebahasaan
Keterbacaan
Kejelasan informasi
Kesesuaian dengan EYD
138

Pemanfaatan bahasa secara efektif


dan efisien

5 Kegrafikan
Penggunaan font (jenis dan ukuran)
Lay out atau tata letak
Format halaman
Kejelasan animasi, gambar, video,
dan audio
Desain tampilan

6 Manfaat
E-Modul dapat digunakan untuk
belajar mandiri
E-Modul dapat membantu guru
dalam pembelajaran teori
Pengembangan E-Modul sesuai
dengan perkembangan zaman

C. Saran dan Kesimpulan


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

D. Berdasarkan hasil penilaian di atas, maka produk tersebut dinyatakan:


1. Layak tanpa revisi ( )
2. Layak dengan revisi ( )
3. Tidak layak digunakan ( )
4. .......................................... ( )
Semarang,

_________________________
NIP.
139

Lampiran 17. Hasil Penilaian Ahli Media


Hasil Penilaian Ahli Media I
140
141
142

Hasil Penilaian Ahli Media II


143
144
145

Lampiran 18. Rekapitulasi dan Analisis Penilaian Ahli Media

ANALISIS PENILAIAN KELAYAKAN PRODUK E-MODUL REM ABS


MOBIL
(AHLI MEDIA)
1. Hasil Penilaian
Aspek Ahli Media Persentase
No Indikator
Penilaian 1 2 (%)
1 Kemudahan Kemudahan pengoperasian 5 5 100
penggunaan E-Modul
2 Halaman petunjuk 5 5 100
mempermudah
pengoperasian
3 Sistematika penyajian 5 5 100
4 Kemudahan memilih menu 5 5 100
5 Semua menu dan tombol 5 5 100
berfungsi dengan baik
6 Kemudahan pencarian 5 4 90
halaman
7 Perangkat E-Modul yang 5 5 100
Lunak dikembangkan sesuai
dengan aplikasi yang
digunakan
8 E-Modul memilliki sifat 5 5 100
stand alone (berdiri sendiri)
9 Kecepatan akses sistem 5 5 100
operasi
10 Konsistensi Tata letak menu dan tombol 5 5 100
konsisten
11 Penggunaan bentuk dan 5 4 90
huruf konsisten
12 Layout atau tata letak 4 5 90
konsisten
13 Kebahasaan Keterbacaan 4 5 90
14 Kejelasan informasi 5 5 100
15 Kesesuaian dengan EYD 5 5 100
16 Pemanfaatan bahasa secara 5 5 100
efektif dan efisien
17 Kegrafikan Penggunaan font (jenis dan 5 5 100
ukuran)
18 Lay out atau tata letak 4 5 90
19 Format halaman 5 5 100
20 Kejelasan animasi, gambar, 5 4 90
video, dan audio
146

21 Desain tampilan 4 5 90
22 Manfaat E-Modul dapat digunakan 4 5 90
untuk belajar mandiri
23 E-Modul dapat membantu 5 5 100
guru dalam pembelajaran
teori
24 Pengembangan E-Modul 5 5 100
sesuai dengan
perkembangan zaman
Jumlah skor 115 117 232
Jumlah skor total 120 120 240
Persentase % 95,83 97,5 96,67
Kategori (Sangat Layak)

2. Perhitungan Uji Kelayakan Ahli Media

Rumus:


�= %

Keterangan:
P = persentase kelayakan E-Modul
∑n = jumlah skor aspek penilaian oleh ahli media
∑N = jumlah skor maksimal penilaian (nilai maksismal tiap item x jumlah
item pertanyaan x jumlah responden)
Jumlah skor ahli media pertama = 115
Jumlah skor ahli media kedua = 117
Jumlah skor (∑n) = 115 + 117 = 232
Jumlah total skor (∑N) = 120 + 120 = 240

�= %= , %

3. Interpretasi Skala Penilaian

Tabel Skala Penilaian Produk


Persentase Penilaian Interprestasi
76-100% Sangat Layak
51-75% Layak
26-50% Kurang Layak
0-25% Tidak Layak
147

Lampiran 19. Instrumen Penilaian Ahli Materi


INSTRUMEN AHLI MATERI
(Untuk Ahli Materi)

Nama :
NIP :
Instansi :
Pendidikan Terakhir :

Dalam instrumen uji ahli materi ini, diajukan sejumlah pertanyaan yang
berhubungan dengan produk yang ada dihadapan Bapak/Ibu. Mohon dalam
penilaian materi E-Modul yang terdiri dari aspek materi, aspek kelayakan isi,
aspek penyajian, dan aspek manfaat. Pengisian instrumen ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kevalidan produk yang dikembangkan, sehingga dapat
diketahui kelayakan produk untuk diimplementasikan pada lingkungan
sebenarnya. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi instrumen
di bawah ini. Hasil dari pengukuran tersebut akan saya gunakan sebagai
penyempurna produk ini. Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu
mengisi instrumen ini.

A. Petunjuk Pengisian:
Sebelum mengisi instrumen validasi, dimohon terlebih dahulu membaca
petunjuk yang disediakan.
1. Amati beberapa aspek penilaian produk, kemudian isi lembar instrumen
dengan memberi tanda cek (√) pada kolom angka 1,2,3,4 atau 5 yang dianggap
sesuai.
2. Pedoman penilaian yang diterapkan adalah sebagai berikut:
Nilai 1: Tidak setuju/tidak jelas/tidak baik/tidak mudah/tidak sesuai
Nilai 2: Kurang setuju/kurang jelas/kurang baik/kurang mudah/kurang sesuai
Nilai 3: Cukup setuju/cukup jelas/cukup baik/cukup mudah/cukup sesuai
Nilai 4: Setuju/jelas/baik/mudah/sesuai
Nilai 5: Sangat setuju/sangat jelas/sangat baik/sangat mudah/sangat sesuai
3. Saran-saran sebagai perbaikan mohon ditulis pada lembar yang telah
disediakan.
4. Kesimpulan dari produk ini mohon ditulis pada tempat yang telah disediakan.
5. Mohon untuk memberikan rekomendasi dengan menuliskan tanda cek (√)
pada aspek penilaian.
148

B. Penilaian
Nilai Kritik dan
No Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 Saran
1 Materi
Kejelasan dalam menjelaskan
deskripsi ABS
Kejelasan dalam menjelaskan
tujuan ABS
Kejelasan dalam menjelaskan
keuntungan ABS
Kejelasan dalam menjelaskan cara
kerja ABS
Kejelasan dalam menjelaskan
konstruksi ABS
Kejelasan dalam menjelaskan jenis-
jenis ABS
Kejelasan dalam menjelaskan cara
mendiagnosis kerusakan pada ABS

2 Kelayakan Isi
Kesesuaian dengan SK, KD
Kejelasan judul E-Modul
Kesesuaian dengan perkembangan
peserta didik
Kesesuaian dengan kebutuhan
bahan ajar
Kesesuaian dengan perkembangan
zaman
Manfaat untuk menambah
wawasan
Kesesuaian dengan nilai moral dan
nilai-nilai sosial

3 Penyajian
Kejelasan tujuan (indikator) yang
dicapai
Kesesuaian urutan penyajian
Pemberian motivasi dan daya tarik
Adanya umpan balik berupa
evaluasi
Evaluasi membantu mengukur
kemampuan penguasaan materi
Komunikatif
E-Modul dapat digunakan untuk
belajar mandiri
149

Kelengkapan informasi

4 Manfaat
E-Modul dapat digunakan untuk
belajar mandiri
E-Modul dapat membantu guru
dalam pembelajaran teori
Pengembangan E-Modul sesuai
dengan perkembangan zaman

C. Saran dan Kesimpulan


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..

D. Berdasarkan hasil penilaian di atas, maka produk tersebut dinyatakan:


1. Layak tanpa revisi ( )
2. Layak dengan revisi ( )
3. Tidak layak digunakan ( )
4. .......................................... ( )

Semarang,

_________________________
NIP.
150

Lampiran 20. Hasil Penilaian Ahli Materi


Hasil Penilaian Ahli Materi I
151
152
153

Hasil Penilaian Ahli Materi II


154
155
156

Lampiran 21. Rekapitulasi dan Analisis Penilaian Ahli Materi

ANALISIS PENILAIAN KELAYAKAN PRODUK E-MODUL REM ABS


MOBIL
(AHLI MATERI)

1. Hasil Penilaian

Aspek Ahli Materi Persentase


No Indikator
Penilaian 1 2 (%)
1 Materi Kejelasan dalam menjelaskan 5 5 100
deskripsi ABS
2 Kejelasan dalam menjelaskan 4 5 90
tujuan ABS
3 Kejelasan dalam menjelaskan 4 4 80
keuntungan ABS
4 Kejelasan dalam menjelaskan 3 5 80
cara kerja ABS
5 Kejelasan dalam menjelaskan 3 5 80
konstruksi ABS
6 Kejelasan dalam menjelaskan 3 5 80
jenis-jenis ABS
7 Kejelasan dalam menjelaskan 3 4 70
cara mendiagnosis kerusakan
pada ABS
8 Kelayakan Kesesuaian dengan SK, KD 3 5 80
9 Isi Kejelasan judul E-Modul 4 5 90
10 Kesesuaian dengan 4 5 90
perkembangan peserta didik
11 Kesesuaian dengan kebutuhan 3 5 80
bahan ajar
12 Kesesuaian dengan 4 5 90
perkembangan zaman
13 Manfaat untuk menambah 3 5 80
wawasan
14 Kesesuaian dengan nilai moral 3 5 80
dan nilai-nilai sosial
15 Penyajian Kejelasan tujuan (indikator) 3 5 80
yang dicapai
16 Kesesuaian urutan penyajian 3 5 80
17 Pemberian motivasi dan daya 4 4 80
tarik
18 Adanya umpan balik berupa 3 5 80
evaluasi
19 Evaluasi membantu mengukur 3 5 80
157

kemampuan penguasaan
materi
20 Komunikatif 4 4 80
21 E-Modul dapat digunakan 4 5 90
untuk belajar mandiri
22 Kelengkapan informasi 3 5 80
23 Manfaat E-Modul dapat digunakan 4 5 90
untuk belajar mandiri
24 E-Modul dapat membantu guru 4 5 90
dalam pembelajaran teori
25 Pengembangan E-Modul 4 5 90
sesuai dengan perkembangan
zaman
Jumlah skor 88 121 209
Jumlah skor total 125 125 250
Persentase % 70,40 96,8 83,60
Kategori (Sangat Layak)

2. Perhitungan Uji Kelayakan Ahli Materi


Rumus:

�= %

Keterangan:
P = persentase kelayakan E-Modul
∑n = jumlah skor aspek penilaian oleh ahli materi
∑N = jumlah skor maksimal penilaian (nilai maksismal tiap item x jumlah
item pertanyaan x jumlah responden)

Jumlah skor ahli media pertama = 88


Jumlah skor ahli media kedua = 121
Jumlah skor (∑n) = 88+ 121 = 209
Jumlah total skor (∑N) = 125 + 125 = 250

�= %= , %
158

3. Interpretasi Skala Penilaian

Tabel Skala Penilaian Produk


Persentase Penilaian Interprestasi
76-100% Sangat Layak
51-75% Layak
26-50% Kurang Layak
0-25% Tidak Layak
159

Lampiran 22. Hasil Nilai Pretest dan Posttest


NILAI PRETEST DAN POSTTEST
KELAS XII OTOMOTIF (OB)
XII OB
No
Pretest Posttest
1 76,67 96,67
2 80 86,67
3 66,67 90
4 73,33 83,33
5 63,33 80
6 56,67 90
7 66,67 96,67
8 73,33 83,33
9 76,67 86,67
10 63,33 83,33
11 70 100
12 83,33 93,33
13 66,67 76,67
14 76,67 86,67
15 80 93,33
16 86,67 93,33
17 73,33 86,67
18 83,33 96,67
19 76,67 86,67
20 66,67 96,67
21 53,33 83,33
22 70 80
23 63,33 100
24 76,67 86,67
25 50 83,33
26 80 83,33
27 63,33 70
28 46,67 63,33
29 73,33 96,67
30 63,33 86,67
31 66,67 73,33
32 50 53,33
Jumlah 2216,67 2746,67
Rata-rata (χ) 69,27 85,83
160

s2 105,19 108,27
n 32 32
s 10,26 10,41
Nilai Tertinggi 86,67 100
Nilai Terendah 46,67 53,33
161

Lampiran 23. Uji Normalitas Pretest

UJI NORMALITAS DATA HASIL PRETEST KELAS XII OB


Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis Kriteria yang digunakan :


Ho diterima jika χ2 hitung < χ2
Menggunakan rumus :
tabel (1-α)(k-3)

k 2
Oi - E i
c2 = å
i =1
Ei

Pengujian Hipotesis

Nilai Maksimal = 86,67 Panjang Kelas = 6,67


Rerata
Nilai Minimal = 46,67 = 69,27
Kelompok
Simpangan
Rentang = 40 = 10,26
Baku
Banyak Kelas = 6 n = 32

(Oi-
Batas Bawah Nilai Z untuk Peluang Luas
Ei)²
Kelas Interval Ei Oi
Batas Untuk Untuk
Kelas Tengah Ei
Bawah Z Z
46,67 - 52,67 46,665 49,67 -2,20 0,0138 0,0503 2 3 1,03
53,67 - 59,67 53,665 56,67 -1,52 0,0641 0,1367 5 2 1,45
60,67 - 66,67 60,665 63,67 -0,84 0,2007 0,2371 8 10 0,54
67,67 - 73,67 67,665 70,67 -0,16 0,4378 0,2627 9 6 0,88
74,67 - 80,67 74,665 77,67 0,53 0,7005 0,1860 6 8 0,51
81,67 - 87,67 81,665 84,67 1,21 0,8866 0,0841 3 3 0,01
88,67 - 94,67 88,665 91,67 1,89 0,9707
0,9569 χ²hitung = 4,42
32
162

χ 2 tabel (1-α)(k-3) 7,81

χ 2 hitung 4,42

4,42 7,81

Kesimpulan : Data berdistribusi normal


163

Lampiran 24. Uji Normalitas Posttest

UJI NORMALITAS DATA HASIL POSTTEST KELAS XII OB


Hipotesis
Data berdistribusi
H0 :
normal
Data tidak berdistribusi
Ha :
normal

Pengujian Hipotesis Kriteria yang digunakan:


Ho diterima jika χ 2 hitung < χ 2
Menggunakan rumus :
tabel (1-α)(k-3)
k 2
Oi - E i
c = 2
å
i =1
Ei

Pengujian Hipotesis

Nilai Maksimal = 100 Panjang Kelas = 7,78


Rerata
Nilai Minimal = 53,33 = 85,83
Kelompok
Simpangan
Rentang = 46,67 = 10,41
Baku
Banyak Kelas = 6 n = 32

Batas Z
Nilai Peluang Luas (Oi-Ei)²
Bawah untuk
Kelas Interval Ei Oi
Batas Untuk Untuk
Kelas Tengah Ei
Bawah Z Z
53,33 - 60,33 53,325 56,83 -3,12 0,0009 0,0084 0 1 1,77
61,33 - 68,33 61,325 64,83 -2,36 0,0093 0,0471 2 1 0,24
69,33 - 76,33 69,325 72,83 -1,59 0,0563 0,1505 5 3 0,91
77,33 - 84,33 77,325 80,83 -0,82 0,2068 0,2738 9 8 0,21
85,33 - 92,33 85,325 88,83 -0,05 0,4805 0,2837 10 9 0,06
93,33 - 100,33 93,325 96,83 0,72 0,7642 0,1675 6 10 3,12
101,33 - 108,33 101,325 104,83 1,49 0,9317
0,9308 χ ²hitung = 6,31
32
164

χ 2 tabel (1-α)(k-3) 7,81


χ 2 hitung 6,31

6,31 7,81

Kesimpulan : Data berdistribusi normal


165

Lampiran 25. Perhitungan Uji Homogenitas


UJI HOMOGENITAS
HASIL PRETEST DAN POSTTEST KELAS OB

Hipotesis
Ho : =
Ha : ≠

Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:

Ho diterima apabila F < F 1/2α (nb-1):(nk-1)

F 1/2α (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber Variasi Nilai Pretest Nilai Posttest
Jumlah 2216,67 2746,67
n 32 32
x 69,27 85,83
Varians (s2) 105,19 108,27
Standart deviasi (s) 10,26 10,41

Berdasarkan rumus di atas diperoleh:


108,27
F = = 1,029
105,19
Pada α = 5% dengan :
dk pembilang = nb - 1 = 32 - 1 = 31
dk penyebut = nk - 1 = 32 - 1 = 31
F (0.025)(31:31) = 1,822

1,029 1,822

Karena F berada pada daerah penerimaan Ho maka dapat disimpulkan bahwa


nilai pretest dan posttest mempunyai varians yang sama.
166

Lampiran 26. Perhitungan Uji-t


PERHITUNGAN UJI-T

Hipotesis
Ho : m1 > m2 Ho : Nilai posttest kurang atau sama dengan nilai pretest

Ha : m1 < m2 Ha : Nilai posttest lebih dari nilai pretest

m1 : Nilai Pretest kelas OB m2 : Nilai Posttest kelas OB


db : N-1 α : 5%
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Ho diterima apabila t < t(1-1/2α)(n-1)

No Responden Pretest Posttest D d d2

1 E1 76,67 96,67 20,00 3,44 11,8164


2 E2 80 86,67 6,67 -9,89 97,8616
3 E3 66,67 90 23,33 6,77 45,7991
4 E4 73,33 83,33 10,00 -6,56 43,0664
5 E5 63,33 80 16,67 0,11 0,0116
6 E6 56,67 90 33,33 16,77 281,1491
7 E7 66,67 96,67 30,00 13,44 180,5664
8 E8 73,33 83,33 10,00 -6,56 43,0664
9 E9 76,67 86,67 10,00 -6,56 43,0664
10 E10 63,33 83,33 20,00 3,44 11,8164
11 E11 70 100 30,00 13,44 180,5664
12 E12 83,33 93,33 10,00 -6,56 43,0664
13 E13 66,67 76,67 10,00 -6,56 43,0664
14 E14 76,67 86,67 10,00 -6,56 43,0664
15 E15 80 93,33 13,33 -3,23 10,4491
16 E16 86,67 93,33 6,66 -9,90 98,0595
17 E17 73,33 86,67 13,34 -3,22 10,3845
18 E18 83,33 96,67 13,34 -3,22 10,3845
167

19 E19 76,67 86,67 10,00 -6,56 43,0664


20 E20 66,67 96,67 30,00 13,44 180,5664
21 E21 53,33 83,33 30,00 13,44 180,5664
22 E22 70 80 10,00 -6,56 43,0664
23 E23 63,33 100 36,67 20,11 404,3116
24 E24 76,67 86,67 10,00 -6,56 43,0664
25 E25 50 83,33 33,33 16,77 281,1491
26 E26 80 83,33 3,33 -13,23 175,0991
27 E27 63,33 70 6,67 -9,89 97,8616
28 E28 46,67 63,33 16,66 0,10 0,0095
29 E29 73,33 96,67 23,34 6,78 45,9345
30 E30 63,33 86,67 23,34 6,78 45,9345
31 E31 66,67 73,33 6,66 -9,90 98,0595
32 E32 50 53,33 3,33 -13,23 175,0991
Jumlah 2216,67 2746,67 530,00 0,00 3011,0532
Rata-rata 69,27 85,83 16,56

MD = SD = 530,00 = 16,56
N 32
thitung = 16,56 = 9,51

3011,0532
32 32 1
Pada α= 5% dengan db = 32 - 1 = 31 diperoleh t(0.975)(31) = 2,040

Daerah
penerimaan Ho

2,040 9,51

Karena thitung berada diluar daerah penerimaan Ho (thitung > ttabel) maka Ho ditolak
dan dapat disimpulkan terdapat peningkatan hasil belajar.
168

Lampiran 27. Uji N-Gain


PERHITUNGAN UJI N-GAIN
Rumus N-Gain:

Keterangan:
<g> = Faktor gain (peningkatan hasil belajar siswa)
<Sf> = Nilai rata-rata tes akhir (posttest)
<Si> = Nilai rata-rata tes awal (pretest)
100% = Nilai maksimal

Gain
No Nama Siswa Kode Pre Post Ket
<G>
Agung Sri Novendra Dean
1 E1 76,67 96,67 0,857 Tinggi
Adentha
2 Agus Fatkhu Rozaq E2 80 86,67 0,334 Sedang
3 Ahmad Baehaqi E3 66,67 90 0,700 Sedang
4 Ahmad Muhaimin E4 73,33 83,33 0,375 Sedang
5 Ahmad Rizalludin E5 63,33 80 0,455 Sedang
Ahmad Zulkarnain
6 E6 56,67 90 0,769 Tinggi
Romadhoni
Al Nico Franstitan
7 E7 66,67 96,67 0,900 Tinggi
Panjirangi
8 Beni Aji Setiawan E8 73,33 83,33 0,375 Sedang
9 Dea Ayu Pratiwi E9 76,67 86,67 0,429 Sedang
10 Deni Hastomo E10 63,33 83,33 0,545 Sedang
11 Fauzan Ardhan Maulana E11 70 100 1,000 Tinggi
12 Fauzi Muntaha E12 83,33 93,33 0,600 Sedang
13 Handika Rahma Aprillianto E13 66,67 76,67 0,300 Sedang
14 Haniif Fikri Afnizar E14 76,67 86,67 0,429 Sedang
15 Khanif Nuzula E15 80 93,33 0,667 Sedang
16 Moch Anjas Dwi Permana E16 86,67 93,33 0,500 Sedang
17 Muchamad Farij Maskhuri E17 73,33 86,67 0,500 Sedang
18 Muhamad Alfin Nurmustofa E18 83,33 96,67 0,800 Tinggi
19 Muhamad Almas Qolbi E19 76,67 86,67 0,429 Sedang
20 Muhamad Aulia Rozak E20 66,67 96,67 0,900 Tinggi
21 Muhhammad Dani Subhan E21 53,33 83,33 0,643 Sedang
22 Nova Dwi Irawan E22 70 80 0,333 Sedang
23 Priyo Kabul Wahyudi E23 63,33 100 1,000 Tinggi
169

24 Purwanto E24 76,67 86,67 0,429 Sedang


25 Rachmad Fajar Pratama E25 50 83,33 0,667 Sedang
26 Raihananda Aldian E26 80 83,33 0,167 Rendah
27 Rangga Aditya E27 63,33 70 0,182 Rendah
28 Redi Setiawan E28 46,67 63,33 0,312 Sedang
29 Renita Mahwiatun Anjani E29 73,33 96,67 0,875 Tinggi
30 Salwa Muhammad Gustam E30 63,33 86,67 0,636 Sedang
31 Septian Ardi Pratama E31 66,67 73,33 0,200 Rendah
32 Verry Angga Firmansyah E32 50 53,33 0,067 Rendah
Jumlah 2216,67 2746,7
Rata-Rata 69,271 85,833 0,539 Sedang

Tabel Kriteria Faktor Gain <g> Hasil Belajar


Interval Kriteria
(<g>)>0,7 Tinggi
0,7 > (<g>) > 0,3 Sedang
(<g>) < 0,3 Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan uji N-Gain yan mengacu dengan tabel

kriteria faktor gain, diperoleh rata-rata sebesar 0,539 dikategorikan peningkatan

belajar siswa “sedang”.

Contoh Perhitungan No.1

96,67 − 76,67
=
100 − 76,67
20
=
23,33
= 0,857

Hasil perhitungan uji gain nomor 1 dikonsultasikan dengan tabel kriteria


faktor gain, sehingga interpretasinya adalah terjadi peningkatan hasil belajar
tinggi. Untuk perhitungan nomor selanjutnya dengan cara yang sama.
170

Lampiran 28. Sampel Angket Tanggapan Siswa dan Analisis Data Tanggapan
Siswa
171

ANALISIS TANGGAPAN SISWA TERHADAP E-MODUL REM ABS


MOBIL

Sangat Kurang Sangat Tidak


No. Pernyataan Baik
Baik Baik Baik
1 Item 1 30 2
2 Item 2 25 7
3 Item 3 28 4
4 Item 4 30 2
5 Item 5 29 3
6 Item 6 24 8
7 Item 7 26 6
8 Item 8 29 3
9 Item 9 30 2 1
10 Item 10 29 3
11 Item 11 26 6
12 Item 12 26 6
13 Item 13 25 6 1
14 Item 14 30 2 1
15 Item 15 25 7
Total 412 67 3 0
Skor 4 3 2 1
Total Skor 1648 201 6 0
TOTAL HASIL
NILAI (N) 1855
Total Nilai Pertanyaan
(N) 1920
Persentase Nilai (%) 96,61%
Kategori Sangat Baik

Perhitungan tanggapan siswa


∑n = Jumlah skor total yang diperoleh
∑N = Jumlah skor maksimal
= (Jumlah responden x Jumlah item pertanyaan x Nilai maksimal setiap item)
= 32 x 15 x 4
= 1920
172

Rumus Persentase:

�= %

Keterangan:
P = persentase kelayakan E-Modul
∑n = jumlah skor aspek penilaian oleh ahli
∑N = jumlah skor maksimal penilaian (nilai maksismal tiap item x jumlah
item pertanyaan x jumlah responden)

Hasil Persentase Tanggapan:

�= %= , %

Tabel Skala Persentase Penilaian


Persentase Penilaian Interprestasi
76-100% Sangat Baik
51-75% Baik
26-50% Kurang Baik
0-25% Tidak Baik

Hasil perhitungan presentase 96,61%. Hasil perhitungan kemudian


mengacu dengan tabel skala persentase penilaian, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tanggapan siswa dinyatakan “Sangat Baik”.
173

Lampiran 29. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
ANTILOCK BRAKE SYSTEM (ABS)

Oleh
Ajeng Kurnia Lestari
5202414001

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
174

SMK NEGERI 1 MAGELANG


Jl. Cawang Nomor 2 Telp (0293) 365543–362172 Fax : (0293) 368821 Kode
Pos 56123
Website: www.smkn1magelang.com
e-mail: smkn1magelang_2000@yahoo.com
MAGELANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Magelang


MataPelajaran : Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
Kendaraan Ringan
Kelas/Semester : XII (Dua belas) / 6 (Enam)
Kompetensi Dasar : Memahami Sistem ABS
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit/setara 90 Menit
A. Kompetensi Inti
K3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
Kompetensi Indikator Pencapaian Sub Indikator
Dasar Kompetensi
Memahami Menjelaskan Identifikasi Mengetahui deskripsi ABS
sistem ABS jenis-jenis ABS dan Mengetahui tujuan ABS
Antilock komponennya Mengetahui keuntungan ABS
Brake System Mengetahui komponen ABS
(ABS) Mengetahui fungsi komponen
ABS
Mengetahui jenis-jenis ABS
Mengetahui cara kerja ABS

Mengetahui langkah
Menjelaskan cara perbaikan mendiagnosis ABS
ABS dan komponennya Mengetahui tanda ABS normal
Mengetahui cara mendiagnosis
kerusakan pada ABS

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat :
a. Menjelaskan deskripsi ABS
b. Menjelaskan tujuan ABS
c. Menjelaskan keuntungan ABS
175

d. Menjelaskan komponen ABS


e. Menjelaskan fungsi komponen ABS
f. Menjelaskan jenis-jenis ABS
g. Menjelaskan cara kerja ABS
h. Menjelaskan langkah mendiagnosis ABS
i. Menjelaskan tanda ABS normal
j. Menjelaskan cara mendiagnosis kerusakan pada ABS
C. Materi Pembelajaran
a. Penjelasan mengidentifikasi ABS dan komponennya, meliputi deskripsi
ABS, tujuan ABS, keuntungan ABS, komponen ABS, fungsi komponen
ABS, jenis-jenis ABS, dan cara kerja ABS.
b. Penjelasan prosedur cara perbaikan ABS dan komponennya, meliputi
langkah mendiagnosis ABS, tanda ABS normal, dan cara mendiagnosis
kerusakan pada ABS.
D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik (mengamati, menanya,
mengeksplorasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan)
2. Model Pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : Penggunaan E-Modul Rem ABS Mobil.
E. Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Waktu
1 Kegiatan Awal
a. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka
dan berdoa untuk memulai pembelajaran.
b. Memeriksa kehadiran siswa.
c. Memberi pengantar dengan mengaitkan materi
yang akan disampaikan dengan pengalaman 10 Menit
siswa sebelumnya.
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
e. Menyampaikan kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2 Kegiatan Inti
a. Menjelaskan deskripsi ABS
b. Menjelaskan tujuan ABS
c. Menjelaskan keuntungan ABS
d. Penjelasan komponen ABS
e. Penjelasan fungsi komponen ABS 70 Menit
f. Penjelasan jenis-jenis ABS
g. Penjelasan cara kerja ABS
h. Menjelaskan langkah mendiagnosis ABS
i. Menjelaskan tanda ABS normal
j. Menjelaskan cara mendiagnosis kerusakan pada
176

ABS
3 Kegiatan Penutup
a. Bersama siswa membuat kesimpulan tentang
materi yang telah disampaikan.
b. Mengevaluasi pemahaman siswa dengan tes 10 Menit
tertulis.
c. Menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

F. Alat dan Bahan Pembelajaran


a. Laptop dan Proyektor (LCD)

G. Sumber Pembelajaran
a. E-Modul Rem ABS Mobil.

H. Penilaian
a. Teknik evaluasi : Tes objektif
b. Instrumen evaluasi : Tes tertulis dalam bentuk soal pilihan
ganda.
c. Kisi-kisi instrumen :
Kompetensi Indikator Pencapaian Sub Indikator Jumlah
Dasar Kompetensi
Memahami Identifikasi ABS dan Pengertian ABS 2
sistem ABS komponennya Tujuan pemasangan ABS 1
Keuntungan ABS 1
Menyebutkan Komponen 6
ABS
Penjelasan fungsi 6
komponen ABS
Penjelasan jenis ABS 2
Penjelasan cara kerja 2
ABS

Cara perbaikan ABS dan Langkah mendiagnosis 6


komponennya ABS
Tanda ABS normal 1
Cara Mendiagnosis ABS 3
Jumlah 30
177

d. Rubrik Penilaian

Nilai = Jumlah jawaban benar x 100


30
178

Lampiran 30. Soal Pretest dan Posttest


Soal Pretest
TES UJI KOMPETENSI
ANTILOCK BRAKE SYSTEM (ABS)
Matapelajaran : Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan
Ringan
Kompetensi Dasar : Memahami Antilock Brake System (ABS)
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 50 menit

Petunjuk :
1. Tulislah terlebih dahulu identitas anda pada lembar jawab kerja yang telah
disediakan.
2. Kerjakan soal - soal dengan bolpoin yang bertinta hitam atau biru.
3. Periksa dan baca soal - soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya.
4. Jawablah soal dengan memberi tanda silang pada pilihan A, B, C, D atau E
yang anda anggap tepat pada lembar jawab kerja.
5. Laporkan kepada pengawas tes apabila terdapat tulisan yang kurang jelas,
rusak, atau hilang pada soal.
6. Dahulukan mengerjakan soal - soal yang anda anggap mudah.
7. Apabila ada jawaban yang anda jawab salah dan anda ingin
memperbaikinya, tidak boleh mengganti jawaban dengan menggunakan
tipe-x atau penghapus yang lain, melainkan dengan cara berikut.
Semula Diperbaiki
A B C D E A B C D E
8. Perbaikan jawaban hanya diperbolehkan paling banyak satu kali, melebihi
ketentuan tersebut maka jawaban dianggap salah.
9. Setelah selesai dan masih ada waktu, periksa kembali pekerjaan anda
sebelum diserahkan ke pengawas.
10. Soal tidak boleh dicorat coret, kembalikan soal seperti semula.
179

1. Antilock Brake System (ABS) adalah ...........


a. Sistem pengereman secara manual
b. Sistem pengereman dikontrol secara otomatis
c. Sistem pengereman dikontrol secara konvensional
d. Sistem pengereman dikontrol secara manual dan elektronik
e. Sistem pengereman yang dikontrol secara elektronik
2. Pada rem ABS saat dilakukan pengereman terasa ada denyutan yang
berlangsung sangat cepat bisa mencapai ...........
a. 10 kali/detik
b. 15 kali/detik
c. 20 kali/detik
d. 25 kali/detik
e. 30 kali/detik
3. Tujuan pemasangan sistem rem ABS pada kendaraan adalah ...........
a. Untuk menghentikan kendaraan secara cepat
b. Untuk menghambat laju kendaraan secara bertahap
c. Untuk pengereman pada kendaraan agar tidak terjadi penguncian roda
ketika terjadi pengereman mendadak
d. Untuk pengereman keras sehingga semua roda langsung berhenti
e. Untuk pengereman tajam sehingga semua roda langsung berhenti
4. Berikut ini yang bukan merupakan keuntungan dari sistem ABS pada
kendaraan adalah ...........
a. Mobil tetap stabil
b. Arah kemudi stabil
c. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah
maupun bersalju)
d. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal
e. Mobil akan tetap melaju walaupun sudah dilakukan pengereman
5. Berikut ini yang bukan termasuk komponen utama dari sistem rem ABS
adalah ...........
a. Hydraulic unit (valve)
b. ABS control unit (ECU)
c. ABS wheel speed sensor
d. Lampu peringatan ABS
e. ABS relay
6. Komponen ABS yang tergolong combination meter adalah ...........
a. Lampu peringatan ABS dan ABS control unit (ECU)
b. Lampu peringatan ABS dan actuator rem
c. Lampu peringatan ABS dan sensor kecepatan
d. Lampu peringatan ABS dan lampu peringatan sistem rem
180

e. Lampu peringatan sistem rem dan ABS control unit (ECU)


7. Komponen wheel speed sensor ditunjukkan pada nomor ...........

6
a. 1
2
4 b. 3
c. 6
5 d. 4
e. 2

3
1

8. Berdasarkan gambar diatas, nomor 3 adalah komponen ...........


a. Wheel speed sensor
b. ABS control unit
c. Hydraulic unit (valve)
d. Sensor rotor
e. Katup solenoid penahan tekanan
9. Di bawah ini yang bukan merupakan komponen-komponen actuator rem
ABS adalah ...........
a. Katup solenoid penahan tekanan
b. Katup solenoid pengurang tekanan
c. ECU ABS
d. Pompa
e. Motor
10. Pada ABS sensor deselerasi (hanya pada beberapa model) merasakan tingkat
deselerasi kendaraan dan mengirimkan signal ke ...........
a. Sersor kecepatan roda
b. Sensor putaran mesin
c. ABS control unit (ECU)
d. Pump
e. Lampu peringatan ABS
11. Pada sistem ABS terdapat komponen yang berfungsi mendeteksi besar
putaran roda merupakan fungsi dari ...........
a. Rotor
b. ECU ABS (ABS control unit)
c. Wheel speed sensor
d. Hydraulic unit (valve)
e. Actuator
181

12. Roda gigi yang juga digunakan untuk mendeteksi kecepatan roda disebut
dengan ......
a. Wheel speed sensor
b. Actuator rem
c. Sensor rotor
d. Poros roda
e. Pump
13. Komponen rem ABS yang berfungsi untuk memantau informasi kecepatan
yang diperoleh wheel speed sensor dan mengatur masing-masing valve .........
a. ABS control unit
b. Lampu peringatan ABS
c. Valves
d. Wheel Speed sensor
e. Pump
14. Komponen rem ABS yang berfungsi sebagai penghasil dan pengatur tekanan
minyak rem sesuai sinyal yang diterima dari ABS control unit ...........
a. Wheel Speed sensor
b. Pump
c. Hydraulic unit
d. ABS control unit
e. Lampu peringatan ABS
15. Fungsi Lampu peringatan pada ABS adalah ...........
a. Mendeteksi adanya malfungsi pada EBD
b. Mendeteksi adanya malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu rem
c. Mendeteksi adanya malfungsi pada sensor kecepatan
d. Mendeteksi adanya malfungsi pada BA ( Brake Assist )
e. Mendeteksi adanya malfungsi pada ECU ABS
16. Komponen ABS yang berfungsi mengontrol aliran arus listrik menuju ke
hydraulic unit, solenoid valve dan motor hidrolik ...........
a. ABS control unit
b. ABS relay
c. Sensor deselerasi
d. Sensor kecepatan
e. Lampu peringatan ABS
17. Berikut ini termasuk jenis ABS yang dapat mengontrol secara
tersendiri/terpisah pada keempat roda adalah ...........
a. 4 sensor 4 channel
b. 4 sensor 3 channel
c. 3 sensor 3 channel
d. 2 sensor 3 channel
182

e. 1 sensor 1 channel
18. Berikut ini yang bukan merupakan jenis dari rem ABS adalah ...........
a. ABS dengan jenis 5 sensor dan 7 channel
b. ABS dengan jenis 4 sensor dan 3 channel (Roda depan : Independent,
Roda belakang : Select low)
c. ABS dengan jenis 4 sensor dan 4 channel (Independent Control)
d. ABS dengan jenis 4 sensor dan 3 channel (Roda depan : independent
control, Roda belakang : Select control )
e. ABS dengan jenis 1 Sensor dan 1 Channel
19. Pernyataan dibawah yang benar ketika rem ABS bekerja adalah ...........
a. Ketika terdapat kerusakan sistem, hydraulic unit akan menonaktifkan
rem ABS
b. ABS control unit akan mengontrol tekanan pengereman berdasarkan
wheel speed sensor
c. Saat pedal rem diinjak secara perlahan ABS mulai bekerja
d. Hydraulic unit akan bekerja berdasarkan sinyal dari wheel speed sensor
e. ABS control unit akan langsung mengirim sinyal ke kaliper saat terjadi
pengereman
20. Pada ABS apabila pedal rem diinjak, tekanan hidrolik pada tiap silinder roda
mulai naik dan kecepatan roda kemudian menurun. Bila ada roda yang akan
terkunci, maka ABS control unit (ECU) akan ...........
a. Menurunkan tekanan hidrolik di silinder roda
b. Menahan tekanan hidrolik di silinder roda
c. Menambah tekanan hidrolik di silinder roda
d. Menurunkan dan menahan tekanan hidrolik silinder roda
e. Menurunkan dan menambahkan tekanan hidrolik di silinder roda
21. Fungsi pengecekan awal pada ABS beroperasi ........... tiap kali kunci kontak
diputar ke ON
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali
22. Berapa tegangan aki normal untuk menunjang sistem rem ABS ..........
a. 6 volt
b. 10 volt
c. 24 volt
d. 12 volt
e. 8 volt
183

23. Untuk melakukan pemeriksaan DTC cara yang dapat dilakukan yaitu ...........
a. Melihat lampu peringatan ABS
b. Melihat tabel DTC
c. Menggunakan ground
d. Menggunakan scan tools
e. Melihat lampu rem ABS
24. Bila ABS control unit (ECU) mendeteksi adanya malfungsi pada sistem
signal atau adanya malfungsi pada ABS relay, arus listrik yang menuju ke
actuator dari ABS control unit (ECU) akan segera ...........
a. Dihubungkan
b. Dimatikan/diputus
c. Dialihkan
d. Dihubung dan diputuskan
e. Dihubung dan dialihkan
25. Pada gambar dibawah ini pemasangan sensor pada nomer 4, menunjukkan
pemasangan sensor di roda bagian ...........

a. Depan
b. Tengah
c. Belakang
d. Samping
e. Atas

26. Untuk menjaga agar rem ABS dapat bekerja dengan normal maka hal yang
tidak perlu dilakukan adalah ...........
a. Membersihkan sensor secara teratur
b. Mengecek dan menyetel tinggi pedal rem
c. Mengecek kondisi minyak rem
d. Membersihkan kampas rem
e. Menekan pedal rem berulang-ulang
27. Ketika kendaraan akan digunakan, untuk mengetahui rem ABS normal atau
tidak tandanya yaitu ...........
a. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala selama 4 detik
kemudian padam
b. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala selama 2 detik
kemudian padam
184

c. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala terus padahal rem
tangan sudah dilepas
d. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS tidak menyala
e. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala kemudian terjadi
flashing
28. Jika wheel speed sensor kotor, pernyataan dibawah ini hal yang tidak akan
terjadi adalah ...........
a. Kabel output sensor cepat rusak
b. Dapat menimbulkan bunyi
c. Tidak dapat mendeteksi putaran roda dengan benar
d. Lampu peringatan ABS menyala
e. Kabel input sensor cepat rusak
29. Apabila wheel speed sensor tidak bekerja maka kemungkinan penyebab yang
akan terjadi adalah ...........
a. Saat dilakukan pengereman maka sewaktu-waktu roda dapat mengunci
karena tidak ada informasi yang masuk ke ABS control unit (ECU)
b. Saat dilakukan pengereman secara tiba-tiba roda dapat setengah
mengunci
c. Saat pedal diinjak untuk mengurangi kecepatan roda tidak megunci
d. Saat dilakukan pengereman roda dapat mengunci karena terdapat
informasi
e. Saat pedal diinjak untuk mengurangi kecepatan roda tidak megunci
karena terdapat informasi
30. Dilihat dari segi keamanan bahwa rem ABS lebih aman dibanding rem
konvensional ...........
a. Rem ABS adalah rem elektronik sehingga mempermudah pengemudi
dalam penggunaan
b. Rem ABS selain roda tidak akan mengunci serta akan berfungsi seperti
rem konvensional saat terjadi kerusakan
c. Rem ABS adalah rem anti terkunci
d. Rem ABS adalah rem yang dikembangkan secara elektronik, sehingga
sudah menggunakan teknologi terkini
e. Rem ABS perawatannya lebih murah

**SELAMAT MENGERJAKAN**
185

Soal Posttest
TES UJI KOMPETENSI
ANTILOCK BRAKE SYSTEM (ABS)
Matapelajaran : Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan
Ringan
Kompetensi Dasar : Memahami Antilock Brake System (ABS)
Hari/Tanggal :
Alokasi Waktu : 50 menit

Petunjuk :
1. Tulislah terlebih dahulu identitas anda pada lembar jawab kerja yang telah
disediakan.
2. Kerjakan soal - soal dengan bolpoin yang bertinta hitam atau biru.
3. Periksa dan baca soal - soal dengan teliti sebelum anda menjawabnya.
4. Jawablah soal dengan memberi tanda silang pada pilihan A, B, C, D atau E
yang anda anggap tepat pada lembar jawab kerja.
5. Laporkan kepada pengawas tes apabila terdapat tulisan yang kurang jelas,
rusak,
atau hilang pada soal.
6. Dahulukan mengerjakan soal - soal yang anda anggap mudah.
7. Apabila ada jawaban yang anda jawab salah dan anda ingin
memperbaikinya, tidak boleh mengganti jawaban dengan menggunakan
tipe-x atau penghapus yang lain,bmelainkan dengan cara berikut.
Semula Diperbaiki
A B C D E A B C D E
8. Perbaikan jawaban hanya diperbolehkan paling banyak satu kali, melebihi
ketentuan tersebut maka jawaban dianggap salah.
9. Setelah selesai dan masih ada waktu, periksa kembali pekerjaan anda
sebelum diserahkan ke pengawas.
10. Soal tidak boleh dicorat coret, kembalikan soal seperti semula.
186

1. Tujuan pemasangan sistem rem ABS pada kendaraan adalah ...........


a. Untuk menghentikan kendaraan secara cepat
b. Untuk menghambat laju kendaraan secara bertahap
c. Untuk pengereman pada kendaraan agar tidak terjadi penguncian roda
ketika terjadi pengereman mendadak
d. Untuk pengereman keras sehingga semua roda langsung berhenti
e. Untuk pengereman tajam sehingga semua roda langsung berhenti
2. Pada rem ABS saat dilakukan pengereman terasa ada denyutan yang
berlangsung sangat cepat bisa mencapai ...........
a. 10 kali/detik
b. 15 kali/detik
c. 20 kali/detik
d. 25 kali/detik
e. 30 kali/detik
3. Antilock Brake System (ABS) adalah ...........
a. Sistem pengereman secara manual
b. Sistem pengereman dikontrol secara otomatis
c. Sistem pengereman dikontrol secara konvensional
d. Sistem pengereman dikontrol secara manual dan elektronik
e. Sistem pengereman yang dikontrol secara elektronik
4. Komponen wheel speed sensor ditunjukkan pada nomor ...........

6 a. 1
2 b. 3
4
c. 6
d. 4
5 e. 2

3
1
5. Berdasarkan gambar diatas, nomor 3 adalah komponen ...........
a. Wheel speed sensor
b. ABS control unit
c. Hydraulic unit (valve)
d. Sensor rotor
e. Katup solenoid penahan tekanan
6. Berikut ini yang bukan merupakan keuntungan dari sistem ABS pada
kendaraan adalah ...........
a. Mobil tetap stabil
b. Arah kemudi stabil
187

c. Mengerem lebih cepat (jarak pengereman lebih dekat, kecuali jalan tanah
maupun bersalju)
d. Penguasaan kontrol kendaraan menjadi maksimal
e. Mobil akan tetap melaju walaupun sudah dilakukan pengereman
7. Berikut ini yang bukan termasuk komponen utama dari sistem rem ABS
adalah ........
a. Hydraulic unit (valve)
b. ABS control unit (ECU)
c. ABS wheel speed sensor
d. Lampu peringatan ABS
e. ABS relay
8. Komponen ABS yang tergolong combination meter adalah ...........
a. Lampu peringatan ABS dan lampu peringatan sistem rem
b. Lampu peringatan ABS dan ABS control unit (ECU)
c. Lampu peringatan ABS dan actuator rem
d. Lampu peringatan ABS dan sensor kecepatan
e. Lampu peringatan sistem rem dan ABS control unit (ECU)
9. Di bawah ini yang bukan merupakan komponen-komponen actuator rem
ABS adalah ...........
a. Katup solenoid penahan tekanan
b. Katup solenoid pengurang tekanan
c. ECU ABS
d. Pompa
e. Motor
10. Pada ABS sensor deselerasi (hanya pada beberapa model) merasakan tingkat
deselerasi kendaraan dan mengirimkan signal ke ...........
a. Sersor kecepatan roda
b. Sensor putaran mesin
c. ABS control unit (ECU)
d. Pump
e. Lampu peringatan ABS
11. Roda gigi yang juga digunakan untuk mendeteksi kecepatan roda disebut
dengan ......
a. Wheel speed sensor
b. Actuator rem
c. Poros roda
d. Pump
e. Sensor rotor
188

12. Pada sistem ABS terdapat komponen yang berfungsi mendeteksi besar
putaran roda merupakan fungsi dari ...........
a. Rotor
b. Wheel speed sensor
c. ECU ABS (ABS control unit)
d. Hydraulic unit (valve)
e. Actuator
13. Komponen rem ABS yang berfungsi sebagai penghasil dan pengatur tekanan
minyak rem sesuai sinyal yang diterima dari ABS control unit ...........
a. Hydraulic unit
b. Wheel Speed sensor
c. Pump
d. ABS control unit
e. Lampu peringatan ABS
14. Komponen rem ABS yang berfungsi untuk memantau informasi kecepatan
yang diperoleh wheel speed sensor dan mengatur masing-masing valve ..........
a. ABS control unit
b. Lampu peringatan ABS
c. Valves
d. Wheel Speed sensor
e. Pump
15. Fungsi Lampu peringatan pada ABS adalah ...........
a. Mendeteksi adanya malfungsi pada EBD
b. Mendeteksi adanya malfungsi pada ABS atau pada sistem bantu rem
c. Mendeteksi adanya malfungsi pada sensor kecepatan
d. Mendeteksi adanya malfungsi pada BA ( Brake Assist )
e. Mendeteksi adanya malfungsi pada ECU ABS
16. Berikut ini yang bukan merupakan jenis dari rem ABS adalah ...........
a. ABS dengan jenis 5 sensor dan 7 channel
b. ABS dengan jenis 4 sensor dan 3 channel (Roda depan : Independent,
Roda belakang : Select low)
c. ABS dengan jenis 4 sensor dan 4 channel (Independent Control)
d. ABS dengan jenis 4 sensor dan 3 channel (Roda depan : independent
control, Roda belakang : Select control )
e. ABS dengan jenis 1 Sensor dan 1 Channel
17. Komponen ABS yang berfungsi mengontrol aliran arus listrik menuju ke
hydraulic unit, solenoid valve dan motor hidrolik ...........
a. ABS control unit
b. ABS relay
c. Sensor deselerasi
189

d. Sensor kecepatan
e. Lampu peringatan ABS
18. Pernyataan dibawah yang benar ketika rem ABS bekerja adalah ...........
a. Ketika terdapat kerusakan sistem, hydraulic unit akan menonaktifkan
rem ABS
b. ABS control unit akan mengontrol tekanan pengereman berdasarkan
wheel speed sensor
c. Saat pedal rem diinjak secara perlahan ABS mulai bekerja
d. Hydraulic unit akan bekerja berdasarkan sinyal dari wheel speed sensor
e. ABS control unit akan langsung mengirim sinyal ke kaliper saat terjadi
pengereman
19. Pada ABS apabila pedal rem diinjak, tekanan hidrolik pada tiap silinder roda
mulai naik dan kecepatan roda kemudian menurun. Bila ada roda yang akan
terkunci, maka ABS control unit (ECU) akan ...........
a. Menurunkan tekanan hidrolik di silinder roda
b. Menahan tekanan hidrolik di silinder roda
c. Menambah tekanan hidrolik di silinder roda
d. Menurunkan dan menahan tekanan hidrolik silinder roda
e. Menurunkan dan menambahkan tekanan hidrolik di silinder roda
20. Berikut ini termasuk jenis ABS yang dapat mengontrol secara
tersendiri/terpisah pada keempat roda adalah ...........
a. 4 sensor 3 channel
b. 3 sensor 3 channel
c. 2 sensor 3 channel
d. 1 sensor 1 channel
e. 4 sensor 4 channel
21. Fungsi pengecekan awal pada ABS beroperasi ........... tiap kali kunci kontak
diputar ke ON
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. 4 kali
e. 5 kali
22. Pada gambar dibawah ini pemasangan sensor pada nomer 4, menunjukkan
pemasangan sensor di roda bagian ...........
190

a. Depan
b. Tengah
c. Belakang
d. Samping
e. Atas

23. Berapa tegangan aki normal untuk menunjang sistem rem ABS ..........
a. 6 volt
b. 10 volt
c. 24 volt
d. 12 volt
e. 8 volt
24. Untuk melakukan pemeriksaan DTC cara yang dapat dilakukan yaitu ...........
a. Melihat lampu peringatan ABS
b. Melihat tabel DTC
c. Menggunakan ground
d. Menggunakan scan tools
e. Melihat lampu rem ABS
25. Bila ABS control unit (ECU) mendeteksi adanya malfungsi pada sistem
signal atau adanya malfungsi pada ABS relay, arus listrik yang menuju ke
actuator dari ABS control unit (ECU) akan segera ...........
a. Dihubungkan
b. Dimatikan/diputus
c. Dialihkan
d. Dihubung dan diputuskan
e. Dihubung dan dialihkan
26. Dilihat dari segi keamanan bahwa rem ABS lebih aman dibanding rem
konvensional ...........
a. Rem ABS adalah rem elektronik sehingga mempermudah pengemudi
dalam penggunaan
b. Rem ABS selain roda tidak akan mengunci serta akan berfungsi seperti
rem konvensional saat terjadi kerusakan
c. Rem ABS adalah rem anti terkunci
d. Rem ABS adalah rem yang dikembangkan secara elektronik, sehingga
sudah menggunakan teknologi terkini
e. Rem ABS perawatannya lebih murah
27. Jika wheel speed sensor kotor, pernyataan dibawah ini hal yang tidak akan
terjadi adalah ...........
191

a. Kabel output sensor cepat rusak


b. Dapat menimbulkan bunyi
c. Tidak dapat mendeteksi putaran roda dengan benar
d. Lampu peringatan ABS menyala
e. Kabel input sensor cepat rusak
28. Apabila wheel speed sensor tidak bekerja maka kemungkinan penyebab yang
akan terjadi adalah ...........
a. Saat dilakukan pengereman maka sewaktu-waktu roda dapat mengunci
karena tidak ada informasi yang masuk ke ABS control unit (ECU)
b. Saat dilakukan pengereman secara tiba-tiba roda dapat setengah
mengunci
c. Saat pedal diinjak untuk mengurangi kecepatan roda tidak megunci
d. Saat dilakukan pengereman roda dapat mengunci karena terdapat
informasi
e. Saat pedal diinjak untuk mengurangi kecepatan roda tidak megunci
karena terdapat informasi
29. Untuk menjaga agar rem ABS dapat bekerja dengan normal maka hal yang
tidak perlu dilakukan adalah ...........
a. Membersihkan sensor secara teratur
b. Mengecek dan menyetel tinggi pedal rem
c. Mengecek kondisi minyak rem
d. Membersihkan kampas rem
e. Menekan pedal rem berulang-ulang
30. Ketika kendaraan akan digunakan, untuk mengetahui rem ABS normal atau
tidak tandanya yaitu ...........
a. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala selama 4 detik
kemudian padam
b. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala terus padahal rem
tangan sudah dilepas
c. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala selama 2 detik
kemudian padam
d. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS tidak menyala
e. Kunci kontak ON, lampu peringatan ABS menyala kemudian terjadi
flashing

**SELAMAT MENGERJAKAN**
192

Lampiran 31. Lembar Jawab Soal Pretest dan Posttest


LEMBAR JAWAB SOAL

Nama : Hari &Tanggal :


NIS : Kompetensi :
No. Absen : Tanda tangan :

Berikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap tepat!

1. A B C D E 16. A B C D E

2. A B C D E 17. A B C D E

3. A B C D E 18. A B C D E

4. A B C D E 19. A B C D E

5. A B C D E 20. A B C D E

6. A B C D E 21. A B C D E

7. A B C D E 22. A B C D E

8. A B C D E 23. A B C D E

9. A B C D E 24. A B C D E

10. A B C D E 25. A B C D E

11. A B C D E 26. A B C D E

12. A B C D E 27. A B C D E

13. A B C D E 28. A B C D E

14. A B C D E 29. A B C D E

15. A B C D E 30. A B C D E
193

Lampiran 32. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest

KUNCI JAWABAN PRETEST KUNCI JAWABAN POSTTEST


1. E 1. C
2. B 2. B
3. C 3. E
4. E 4. A
5. D 5. D
6. D 6. E
7. A 7. D
8. D 8. A
9. C 9. C
10. C 10. C
11. C 11. E
12. C 12. B
13. A 13. A
14. C 14. A
15. B 15. B
16. B 16. A
17. A 17. B
18. A 18. B
19. B 19. A
20. A 20. E
21. A 21. A
22. D 22. A
23. D 23. D
24. B 24. D
25. A 25. B
26. E 26. B
27. B 27. A
28. A 28. A
29. A 29. E
30. B 30. C
194

Lampiran 33. Daftar Hadir Pretest dan Posttest


DAFTAR HADIR PRETEST
195
196

DAFTAR HADIR POSTTEST


197
198

Lampiran 34. Peta Konsep E-Modul Rem ABS Mobil

Halaman
Sampul

Pendahuluan Kegiatan Evaluasi Glosarium Daftar


Belajar Pustaka

Petunjuk Materi pokok Petunjuk Profil


Penggunaan Pengerjaan
Soal

Prakata
Soal

Tujuan
Pembelajaran

Peta Konsep

Daftar Isi

A B C D E
199

A B C D E

ABS Cara kerja Kontruksi Jenis-Jenis Cara


ABS dan Fungsi ABS Mendiagnosis
Komponen Kerusakan
ABS pada ABS

Deskripsi 4 Sensor 4
sistem Channel
ABS

4 Sensor 3
Channel
Tujuan
ABS

1 Sensor 1
Channel

Keuntungan
ABS
200

Lampiran 35. Story Board


STORY BOARD
E-MODUL REM ABS MOBIL
Deskripsi Visual Keterangan
Halaman Utama:
Sampul E-Modul dengan logo UNNES, Logo
dengan judul “E -MODUL ABS UNNES
(ANTILOCK BRAKE SYSTEM) untuk
SMK”, dan keterangan penulis.

Petunjuk Penggunaan:
Berisi petunjuk penggunaan E-Modul, Logo
gambar tampilan menu E-Modul, beserta Gambar UNNES
keterangan fungsi dari setiap menu. tampilan E-
Modul
Gambar
Tampilan
Menu E-
Modul

Prakata:
Berisi prakata dan logo UNNES. Logo
UNNES

Tujuan:
Berisi tujuan dari materi E-Modul Rem Logo
ABS Mobil dan logo UNNES. UNNES
201

Peta Konsep:
Berisi peta konsep atau bagan E-Modul. Logo
Bagan/Peta UNNES
Konsep
E-Modul Peta
Konsep

Daftar Isi:
Berisi daftar isi E-Modul dan logo Logo
UNNES. Daftar UNNES
Isi
Daftar Isi

Halaman Pembuka Materi:


Halaman pembuka materi E-Modul dengan Logo
logo UNNES, dengan tulisan “E -MODUL UNNES
ANTILOCK BRAKE SYSTEM (ABS)”.

Deskripsi ANTILOCK BRAKE SYSTEM


(ABS): Logo
Berisi tentang pengertian sistem rem ABS Teks UNNES
mobil.
Teks,
Gambar dan
Gambar Video
Video
202

TUJUAN ABS:
Berisi tujuan ABS disertai gambar logo Logo
UNNES. Teks UNNES
Teks
Gambar
dan Gambar

KEUNTUNGAN ABS:
Berisi keuntungan ABS disertai gambar Logo
logo UNNES. Teks UNNES
Teks

Cara Kerja ABS:


Berisi penjelasan cara kerja ABS, disertai Logo
gambar penjelasan serta audio penjelasan Gambar UNNES
cara kerja ABS dan logo UNNES.
Gambar cara
kerja ABS

Cara Kerja ABS:


Berisi penjelasan cara kerja ABS disertai Animasi 2 Logo
dengan adanya animasi 2 dimensi serta 3 Dimensi UNNES
dimensi dan logo UNNES.
Gambar cara
Animasi 3 kerja ABS
Dimensi
203

Cara Kerja ABS:


Berisi penjelasan cara kerja ABS dan logo Logo
UNNES. Teks UNNES
Teks
cara kerja
ABS

Konstruksi/Komponen ABS:
Berisi tampilan materi komponen ABS Logo
beserta gambar komponen dan logo Gambar
UNNES
UNNES.
Gambar
Teks komponen
ABS dan Teks
materi
komponen
ABS
Komponen ABS Hydraulic Unit:
Berisi tentang fungsi Hydraulic Unit pada Logo
rem ABS, disertai dengan gambar, video, Gambar
disertai UNNES
dan logo UNNES. video

Gambar
Teks komponen
ABS
Hydraulic
Unit dan
fungsi
komponen.
Komponen ABS Control Unit (ECU):
Berisi tentang fungsi ABS Control Unit Logo
(ECU) pada rem ABS, disertai dengan Gambar
disertai video UNNES
gambar, video, dan logo UNNES.
Gambar
Teks komponen
ABS Control
Unit (ECU)
dan fungsi
komponen.
204

Komponen ABS Wheel Speed Sensor:


Berisi tentang fungsi ABS Wheel Speed Gambar Logo
Sensor pada rem ABS, disertai dengan disertai video UNNES
gambar, video, dan logo UNNES.
Gambar
Teks komponen
ABS Wheel
Speed Sensor
dan fungsi
komponen.
Komponen ABS Relay:
Berisi tentang fungsi ABS Relay pada rem Logo
ABS, disertai dengan gambar, audio, dan Gambar
disertai
UNNES
logo UNNES.
Gambar
Teks komponen
ABS Relay
dan fungsi
komponen.
Komponen ABS Combination Meter
(Lampu Peringatan ABS dan Lampu Logo
Peringatan Sistem Rem): Gambar
UNNES
disertai audio
Berisi tentang fungsi Combination Meter
(Lampu Peringatan ABS dan Lampu Gambar
Peringatan Sistem Rem) pada rem ABS,
Teks komponen
disertai dengan gambar, audio, dan logo
ABS
UNNES. Combination
Meter (Lampu
Peringatan
ABS dan
Lampu
Peringatan
Sistem Rem)
dan fungsi
komponen.
Komponen ABS Switch Lampu Berhenti:
Berisi tentang fungsi komponen ABS Logo
Gambar
Switch Lampu Berhenti pada rem ABS, disertai UNNES
disertai dengan gambar, audio, dan logo audio
UNNES.
Gambar
Teks komponen
ABS Switch
Lampu
Berhenti dan
205

fungsi
komponen.
Komponen ABS Sensor Deselerasi:
Berisi tentang fungsi Sensor Deselerasi Logo
pada rem ABS, disertai dengan gambar, UNNES
audio, dan logo UNNES.
Gambar
komponen
Sensor
Deselerasi dan
fungsi
komponen.
Jenis-Jenis ABS
Berisi jenis-jenis ABS disertai gambar Logo
ABS dan logo UNNES. Tek Gamb
UNNES
ar
s

Gambar dan
Gamb
ar
Tek Teks
s penjelasan
jenis-jenis
ABS
Jenis-Jenis ABS
Berisi jenis-jenis ABS disertai gambar Logo
ABS dan logo UNNES. Tek Gamb
UNNES
ar
s

Gambar dan
Gamb
ar
Tek Teks
s penjelasan
jenis-jenis
ABS
Cara Mendiagnosis Kerusakan:
Berisi penjelasan langkah-langkah cara Logo
mendiagnosis kerusakan pada ABS disertai Teks
UNNES
gambar.
Gambar dan
Gambar
Teks
penjelasan
langkah –
langkah cara
mendiagnosis
kerusakan
pada ABS
206

Cara Mendiagnosis Kerusakan:


Berisi penjelasan langkah-langkah cara Logo
Teks
mendiagnosis kerusakan pada ABS disertai UNNES
gambar.
Gambar dan
Gambar
Teks
penjelasan
langkah –
langkah cara
mendiagnosis
kerusakan
pada ABS
Cara Mendiagnosis Kerusakan:
Berisi penjelasan langkah-langkah cara Logo
mendiagnosis kerusakan pada ABS disertai Teks UNNES
gambar.
Gambar dan
Gambar Teks
penjelasan
langkah –
langkah cara
mendiagnosis
kerusakan
pada ABS
Cara Mendiagnosis Kerusakan:
Berisi penjelasan langkah-langkah cara Logo
Teks
mendiagnosis kerusakan pada ABS disertai UNNES
gambar.

Gambar
Gambar dan
Teks
penjelasan
langkah –
langkah cara
mendiagnosis
kerusakan
pada ABS
207

Video Cara Mendiagnosis Kerusakan pada


ABS: Logo
Berisi penjelasan cara mendiagnosis Video UNNES
kerusakan dengan video.
Video
penjelasan
langkah –
langkah cara
mendiagnosis
kerusakan
pada ABS
Kesimpulan:
Berisi kesimpulan materi Rem ABS Mobil Logo
yang sudah dijabarkan. Teks UNNES
Teks

Kesimpulan:
Berisi kesimpulan materi Rem ABS Mobil Logo
yang sudah dijabarkan. Teks UNNES
Teks

Halaman Petunjuk Pengerjaan Evaluasi:


Berisi petunjuk cara mengerjakan Logo
evaluasi/latihan soal. Teks
UNNES
Teks

Gambar
208

Halaman Petunjuk Pengerjaan Evaluasi:


Berisi petunjuk cara mengerjakan Logo
evaluasi/latihan soal. Teks
UNNES
Teks
Gambar

Halaman Petunjuk Pengerjaan Evaluasi:


Berisi petunjuk cara mengerjakan Logo
evaluasi/latihan soal. Teks
UNNES
Teks
Gambar

Halaman Petunjuk Pengerjaan Evaluasi:


Berisi petunjuk cara mengerjakan Logo
evaluasi/latihan soal. Teks UNNES
Teks

Gambar

Halaman Latihan Soal:


Berisi latihan soal. Logo
Teks UNNES
Link
evaluasi/latiha
Link latihan
soal
n soal
209

Glosarium:
Berisi kata asing dan artinya. Logo
Teks
UNNES
Teks

Daftar Pustaka:
Berisi daftar pustaka yang dipakai. Logo
Teks
UNNES

Teks

Tentang Penulis:
Berisi profil penulis, gambar penulis, dan Foto Logo
logo UNNES UNNES

Teks
Teks dan Foto
Penulis

Tampilan Sampul Belakang:


Sampul belakang E-Modul.
210

Lampiran 36. Detail Produk Akhir E-Modul Rem ABS Mobil

Sampul Depan E-Modul Rem ABS Petunjuk Penggunaan dan Prakata


Mobil

Tujuan Pembelajaran dan Peta Konsep Tampilan Daftar Isi dan Tampilan
E-Modul Rem ABS Mobil Halaman Pembuka Materi Rem ABS
Mobil

Tampilan Deskripsi ABS dan Tampilan Keuntungan ABS dan


Tampilan Tujuan ABS Tampilan Penjelasan Cara Kerja ABS

Tampilan Animasi Cara Kerja ABS Konstruksi ABS dan Penjelasan


211

Hydraulic Unit

Penjelasan ABS Control Unit (ECU) Penjelasan Relay dan Penjelasan


dan Penjelasan Wheel Speed Sensor Combination Meter
dan Rotor

Penjelasan Switch Lampu Berhenti dan Jenis-Jenis ABS


Penjelasan Sensor Deselerasi

Cara Mendiagnosis Kerusakan pada Cara Mendiagnosis Kerusakan pada


ABS ABS

Cara Mendiagnosis Kerusakan pada


212

ABS dan Video Cara Mendiagnosis Kesimpulan


Kerusakan pada ABS

Tampilan Petunjuk Pengerjaan Tampilan Petunjuk Pengerjaan

Tampilan Latihan Soal dan Glosarium Tampilan Halaman Daftar Pustaka dan
Profil Penulis

Sampul Belakang E-Modul Rem ABS


Mobil
213

Lampiran 37. Dokumentasi Kegiatan Penelitian


214

Anda mungkin juga menyukai