Anda di halaman 1dari 88

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKTUAL

(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) BERBASIS QUIZIZZ


MOBILE TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS XI SMK NEGERI 1
NGULING

SKRIPSI

OLEH:
ALDO KURNIAWAN
NIM 180513626561

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
JANUARI 2023
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKTUAL
(CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) BERBASIS QUIZIZZ
MOBILE TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS XI SMK NEGERI 1
NGULING

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Negeri Malang

Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Dalam menyelesaikan program Sarjana

Pendidikan Teknik Otomotif

OLEH
ALDO KURNIAWAN
180513626561

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
JANUARI 2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Aldo Kurniawan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang, 5 Januari 2023


Pembimbing I,

Dr. H. Agus Sholah, M.Pd


NIP. 195903191990031001

Malang, 5 Januari 2023


Pembimbing II,

Erwin Komara Mindarta, S.Pd, M.Pd.


NIP. 199011252019031018

iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh Aldo Kurniawan ini telah dipertahankan didepan dewan penguji pada
tanggal 5 Januari 2023

Dewan Penguji

Dr. H. Agus Sholah, M.Pd Ketua


NIP. 196108221987031001

Erwin Komara Mindarta, S.Pd, M.Pd Anggota


NIP. 199011252019031018

Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd Anggota


NIP. 196411221988121001

Mengesahkan, Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Departemen Teknik Mesin

Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T. Dr.Retno Wulandari, S.T., M.T.


NIP. 196508121991031005 NIP. 197412041999032001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Aldo Kurniawan
NIM : 180513626561
Jurusan/Program Studi : Teknik Mesin/Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultas/Program : Teknik/S1

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi/falsifikasi/fabrikasi dari skripsi orang
lain melalui pikiran baik sebagian atau seluruhnya yang saya akui sebagai tulisan
saya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 5 Januari 2023


Yang membuat pernyataan

Aldo Kurniawan

v
RINGKASAN

Kuniawan, Aldo. 2023. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kontektual


(Contextual Teaching And Learning) Berbasis Quizizz Mobile Terhadap
Hasil Belajar Kelas XI SMK Negeri 1 Nguling. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Teknik Otomotif, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Malang, pembimbing ; (1) Dr. H. Agus Sholah, M.Pd,
(2) Erwin Komara Mindarta, S.Pd, M.Pd.
Kata Kunci: Media belajar kontektual, quizizz mobile, hasil belajar

Pendidikan tidak jauh dari peranan dan tugas seorang pendidik atau guru.
Pendidik yang baik bisa meningkatkan kualitas generasi bangsa. Pada proses
pembelajaran, pendidikan berpatokan pada kurikulum. Kurikulum yang
diberlakukan yaitu kurikulum 2013 yang pengaplikasian model dan metode
pembelajaran inovatif sangat ditujukan dalam pemahaman siswa. Seperti
berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran untuk proses belajar yang
tidak membosankan untuk siswa. Salah satunya dengan menggunakan model
pembelajaran kontektual (Contextual Teaching and Learning) memanfaatkan
aplikasi berbasis online yaitu quizizz mobile. Pertanyaan yang bersifat interaktif
yang dihasilkan mempunyai sampai 4 kemungkinan penyelesaian yang meliputi
jawaban benar dan dapat menambahkan gambar pada latar belakang setiap
pertanyaan, sehingga kita dapat menggunakannya sebagai sarana belajar yang
mana dapat mengajarkan siswa untuk menganalisis, dan siswa dapat
mengembangkan jiwa kompetitif di dalam kelas. Dalam proses pengujian
kelayakan quizizz digunakan desain matching pretest-posttest yang dilakukan ke
dalam kelas eksperimen dan kontrol. Berlandaskan hasil penelitian diketahui
adanya pengaruh dari eksperimen model pembelajaran kontektual berbasis quizizz
dengan melihat perubahan terkait hasil dari proses belajar yang signifikan dan
perubahan tingkah laku siswa.

vi
SUMMARY

Kurniawan, Aldo. 2023. The Effect Of Application Of Contextual Teaching And


Learning Model Based On Quizz Mobile On Learning Outcomes Of
Class XI Of SMK Negeri 1 Nguling. Automotive Engineering Education
Study Program, Department of Mechanical Engineering, Faculty of
Engineering, State University of Malang, Supervisor ; (1) Dr. H. Agus
Sholah, M.Pd (2) Erwin Komara Mindarta, S.Pd, M.Pd.
Keywords: Contextual learning media, quizizz mobile, learning outcomes

Education is not far from the role and duties of an educator or teacher. Good
educators can improve the quality of the nation's generation. The curriculum is the
set of things that children learn in school. The curriculum that is applied is the
2013 curriculum which applies innovative learning models and methods that are
highly aimed at student understanding. One way is to innovate by using learning
models that are not boring for students. The other person is using an online
learning tool called Quizizz Mobile. This tool helps students learn by using real-
world situations and questions. The resulting interactive quiz has up to four
possible answers which include correct answers and can add images to the
background of each question so that we can use it as a learning tool, we have
created a competition where students can analyze data. This will help to build a
competitive spirit in the classroom. In the process of testing the feasibility of
Quizizz, A pretest-posttest matching design was used in the experimental and
control classes. Based on the results of the study, it was found that the quizizz-
based contextual teaching and learning model had a positive influence on student
learning outcomes and changes in student behavior.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena


dengan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi
yang diajukan sebagai salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan pendidikan program sarjana Pendidikan Teknik Otomotif
Universitas Negeri Malang. Skripsi ini dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching And Learning) Berbasis Quizizz
Mobile Terhadap Hasil Belajar Kelas XI SMK Negeri 1 Nguling”.

Skripsi ini berhasil penulis susun berkat dukungan, bimbingan dan arahan
serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Agus Sholah, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan


arahan mulai dari pengajuan proposal masukan sampai penyelesaian
skripsi.
2. Erwin Komara Mindarta, S.Pd, M.Pd. selaku pembimbing II dan ketua
Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif Universitas Negeri Malang
yang telah membimbing, memberi arahan, motivasi, koreksi serta
kesabaran dan ketulusan hati sehingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Dr. Syarif Suhartadi, M.Pd. selaku dosen penguji, yang telah berkenan
menguji skripsi dengan memberikan masukan arahan, motivasi, dan
koreksi sehingga terselesainya skripsi ini.
4. Dr.Retno Wulandari, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen Teknik Mesin
yang telah memperlancar selesainya skripsi.
5. Prof. Dr. Andoko, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik yang telah
memberikan kelancaran atas terselesaikannya skripsi ini serta yang saya
hormati dan taati ilmunya.
6. M. Ihwanudin, S.Pd., M.Pd, selaku instrumen evaluasi yang telah
memberikan kritik, saran, dan arahan terkait pengembangan instrumen
penelitian.

7. Muhammad Sutirto, S.T selaku Ketua Progam Keahlian Teknik Kendaraan


Ringan Otomotif di SMKN 1 Nguling yang telah memperkenankan

viii
penulis untuk melakukan penelitian di Jurusan TKRO dan memberikan
kritik serta saran nya terkait penelitian ini.

8. Kedua orang tua Bapak Seni dan Ibu Srianik, adikku Vera Dwi L. Dan
Dindi Ayu R., dan Nenek Partini yang telah memberikan segala doa,
dukungan baik material, moral, hingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus dan doa yang selalu
kalian panjatkan kepada Allah SWT demi kebaikan saya selama ini.
Semoga pencapaian saya atas selesainya penulisan skripsi ini dapat
menjadi hadiah kecil sebagai bentuk bakti saya kepada kedua orang tua
saya.

9. Teruntuk special person Elok Putri Cindya Sari, S. Si yang selalu support
dalam hal apapun, terimakasih atas hati, perasaan dan waktu telah
meluangkan untuk penulis ini.

10. Bapak Subagiyo, S.Pd. yang banyak memberikan arahan, motivasi untuk
senantiasa menjadi pribadi yang baik dan bermafaat bagi sekitar dan
dukungan secara finansial, sehingga penulis dapat menimba ilmu hingga
perguruan tinggi.

11. Sahabatku yang satu ini Ahmad Junaidi yang telah membantu segala
urusan Skripsi dari proses penelitian sampai dengan pengerjaan, serta
semangat yang di berikan untuk penyelesian skripsi ini.

12. Sahabat saya selama masa perkuliahan, yaitu: Anggito Cahyo Bagaskoro,
Trio Aditia Putra, Arga Willian Firdaus, Agus Maulana, A Efendy Ismail,
Ahmad Muhaimin Iskandar , Shabri Ivan Kurnia Putra, dan Ahmad
Nanang H S, yang telah menghibur, memberikan dukungan berupa canda
dan tawa sehingga penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan
skripsi.

13. Teman-Teman Offering B1 Prodi Pendidikan Teknik Otomotif Angkatan


2018 yang telah memberikan motivasi selama proses pengerjaan skripsi.

ix
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, saran dan masukan yang konstruktif dan membangun demi
sempurnanya skripsi ini sangat penulis harapkan.

Malang, 5 Januari 2023


Penulis,

Aldo Kurniawan

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ....................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v
RINGKASAN .................................................................................................. vi
SUMMARY ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4
1.3 Hipotesis Penelitian................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 5
1.5 Batasan Masalah Penelitian.................................................... 7
1.6 Definisi Operasional............................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
Learning) ................................................................................ 8
2.2 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
Learning) ................................................................................ 9
2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Kontekstual .................. 10
2.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran CTL ........................ 11
2.5 Hasil Belajar ........................................................................... 14
2.6 Tujuan Hasil Belajar .............................................................. 15
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 16

xi
2.8 Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 19
2.9 Kerangkan Berfikir................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Atau Jenis Penelitiantode .......................... 22
3.2 Subjek Penelitian.................................................................... 23
3.3 Variabel Penelitian ................................................................. 23
3.4 Instrumen Penelitian............................................................... 23
3.4.1 Instrumen Tes ...................................................................... 24
3.5 Data dan Tahapan Penelitian ............................................... 25
3.5.1 Data Penelitian ..................................................................... 25
3.5.2 Tahapan Penelitian............................................................... 27
3.6 Teknik Analisis Data ........................................................... 28
3.6.1 Data Hasil Belajar Siswa ..................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Deskriptif ................................................................. 31
4.1.1 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem
Rem Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) Berbasis Mobile Quizizz di Kelas XI TKRO
SMK Negeri 1 Nguling ........................................................ 31
4.1.2 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem
Rem Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran Konvensional Berbasis Mobile
Quizizz di Kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling............ 32
4.2 Analisis Statistik .................................................................... 34
4.2.1 Hasil Uji Analisis Statistik Data Hasil Belajar Siswa ......... 34
4.2.2.1 Uji Prasyarat ...................................................................... 34
4.2.2.2 Uji Hipotesis ...................................................................... 35
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem
Rem Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan

xii
Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) Berbasis Mobile Quizizz ........................................ 39
5.2 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem
Rem Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan
Model Pembelajaran Konvensional Berbasis Mobile Quizizz 40
5.3 Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran
Kontektual (Contextual Teaching and Learning) Berbasis
Quizizz Mobile dengan Model Pembelajaran Konvensional
Berbasis Quizizz Mobile Pada Menerapkan Cara Perawatan
Sistem Rem Konvensional Kelas XI TKRO SMK Negeri 1
Nguling................................................................................... 42
5.4 Pengaruh Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran
Kontektual (Contextual Teaching and Learning) Berbasis
Quizizz Mobile Pada Menerapkan Cara Perawatan Sistem
Rem Konvensional Kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling 43
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ............................................................................ 46
6.2 Saran ....................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48
LAMPIRAN ..................................................................................................... 51

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) ................................... 12
3.1 Rancangan Desain Kelompok Pretest dan Posttest ................................ 22
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................... 23
3.3 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar ........................................................... 24
4.1 Hasil Pree-Test Kelas Eksperimen ......................................................... 31
4.2 Hasil Post-Test Kelas Eksperimen ......................................................... 32
4.3 Hasil Pree-Test Kelas Kontrol ................................................................ 32
4.4 Hasil Post-Test Kelas Kontrol ................................................................ 33
4.5 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa .............................................. 34
4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa ........................................... 35
4.7 Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa .................................................. 36
4.8 Independent Sampel Test Hasil Belajar Siswa........................................ 36
4.9 Paired Sample Statistics ......................................................................... 37
4.10 Paired Samples test................................................................................. 37

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Skema Pelaksanaan Model Pembelajaran CTL dan Konvensional ........... 21

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Surat Tugas Pembimbingan ...................................................................... 51
2. Surat Tugas Seminar Proposal .................................................................. 52
3 Berita Acara Seminar Proposal ................................................................. 53
4 Surat Keterangan Meneminarakan Usulan SKRIPSI ............................... 54
5 Surat Tugas Seminar Hasil ........................................................................ 55
6 Berita Acara Seminar Hasil....................................................................... 56
7 Surat Keterangan Seminar Hasil SKRIPSI ............................................... 57
8 Surat Izin Penelitian .................................................................................. 58
9 Validasi Instrumen Penelitian ................................................................... 59
10 Validasi Perangkat Pembelajaran.............................................................. 63
11 Surat Keterangan Bebas Plagiasi .............................................................. 70
12 Riwayat Hidup .......................................................................................... 71

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan pola pendidikan termasuk salah satu era globalisasi atau
era keterbukaan yang dibuktikan dengan perkambangan teknologi dan ilmu
pengetahuan. Era saat ini sering disebut dengan abad 21, yang menekankan
kualitas sumber daya manusia (Hasibuan & Prastowo, 2019). Diera saat ini
diikuti dengan di ikuti oleh pergeseran karakteristik kemampuan yang
diperlukan dalam memecahkan masalah berbagai arah kehidupan (Mukhadis,
2016). Kondisi yang memungkinkan untuk terus berproses dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan, perkembangan
suatu media memungkinkan kita untuk mampu beradaptasi dengan secara
maksimal. Upaya pemenuhan dan pengembangan di bidang teknologi yang
efektif, efisien, dan ramah lingkungan serta humanis dituntut dilakukan
dengan kiat-kiat yang berbasis pengetahuan. Kondisi saat ini siswa
mengalami permasalahan pada pemahaman teori yang mempengaruhi pada
langkah praktikum pada kelas maupun di lapangan, tidak bisa dihindari
karena memang salah satu indikator ketercapaian kompetensi siswa yaitu
pemahaman dan praktik dilapangan yang baik.
Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sistem kurikulum.
Kurikulum sendiri berperan untuk mengembangkan pembelajaran, sehingga
dalam prosesnya dituntut untuk selaras dengan kurikulum yang telah
diberlakukan. Indonesia menerapkan kurikulum 2013 dan kurikulum Mandiri
Belajar di tingkat SMK, pada saat ini kurikulum 2013 di Sekolah Menengah
Kejuruan masih dipakai di kelas 11 dan 12, sedangkan kurikulum merdeka
belajar diterapkan pada kelas 10. Dalam menyiapkan generasi muda
Indonesia agar bisa hidup yang berperan sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktivitas tinggi, memiliki kreativitas, mampu berinovatif,
dan emosional selain itu juga mampu berpartisipasi dalam kehidupan, hal
tersebut disampaikan oleh (Sufairoh, 2016) yang mana merupakan tujuan
daripada kurikulum 2013. Sejalan dengan tujuan kurikulum 2013 dalam

1
2

proses pembelajaran bisa di tambahkan sesuatu yang menarik dan menunjang


kreatifitas serta inovasi siswa, dari aspek tersebut tenaga pendidik bisa
memberikan sebuah pengetahuan terkait dengan perkembangan teknologi saat
ini untuk membuka wawasan siswa bisa melihat bahwa hal yang menarik bisa
dilakukan dalam proses pembelajaran.
Dalam kurikulum 2013 juga siswa bisa sejajar antara kemampuan,
dengan menerapkan pembelajaran yang memanfaatkan kontekstual yangmana
murid menjadi pusat dari pembelajaran. Perkembangan pengetahuan dan
teknologi yang melambung cepat telah memunculkan perangkat dan aplikasi
yang sangat mudah dipelajari dan digunakan sebagai lingkungan belajar
(Mulyani & Haliza, 2021). Oleh sebab itu, pendidikan/sekolah berperan
sebagai tombak pelindung dalam menghasilkan murid yang mampu
membuahkan hasil belajar yang bagus. Pendidik atau guru harus mampu
mengembangkan keterampilan selama rangkaian kegiatan pembelajaran abad
21, yang mencakup memperkuat pembentukan karakter, 4 C (kemampuan
berpikir kritis dan pemecahan suatu masalah, keterampilan kolaborasi,
keterampilan berkreativitas, dan keterampilan berkomunikasi) dan
keterampilan membaca. dan menulis. keterampilan (Sufairoh, 2016).
Sehingga, peran seorang pendidik wajib mampu menata peserta didik untuk
mampu diunggulkan dengan sikap dan keterampilan yang beragam untuk
menghadapi halangan dan rintangan yang ada pada abad 21.
Kurikulum 2013 mengutamakan pembelajaran dengan
mengklasifikasikan siswa sebagai mata pelajaran. Artinya, siswa dibimbing
untuk secara aktif dan mandiri mengalami pembelajaran untuk
mengembangkan keterampilannya. Perkembangan teknologi yang sangat
pesat dan cepat harus di imbangi juga inovasi apa yang bisa diterapkan pada
dunia pendidikan, teknologi yang membawa terbawa arus dari abad 21 ini
merupakan hal yang wajar dialami pada saat ini, dengan begitu merupakan
sebuah tantangan yang tentu tidak bisa di pungkiri ada hal yang menghambat,
tapi dengan tenaga pendidikan menyeimbangi pengetahuan teknologi yang
terbaru tentu harapan dan kemajuan untuk ikut hanyut dalam sebuah arus
3

abad 21 ini bisa dilewati dan bisa mengatasi permasalahan yang terjadi saat
ini.
Dalam pembelajaran kurikulum 2013 pengaplikasian model dan
metode pembelajaran inovatif sangat ditujukan dalam pemahaman siswa.
Salah satu pemahaman dalam kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa
perlu adanya pembaruan pendekatan yang dapat melatih keterampilan
metakognitif antara lain keterampilan berpikir (Zahroh & Yuliani, 2021). Hal
ini dipertimbangkan bahwa jika dengan siswa mempunyai kemampuan
menganalisa yang baik akan meningkatkan prestasi belajar siswa untuk
menjadi tabungan ilmu dalam kehidupan pada abad 21.
Dalam perkembangannya game saat ini sudah memasuki lingkup
pendidikan yang mana dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran, salah
satu contoh bisa digunakan Mobile Quizizz. Quizizz adalah program online
yang memudahkan guru membuat alat penilaian berupa kuis untuk menilai
penguasaan materi dan meningkatkan motivasi belajar siswa (Cristiyanda &
Sylvia, 2021). Pertanyaan yang interaktif memiliki 4 jawaban yang mana
merupakan jawaban benar maupun salah dan dapat menambahkan gambar ke
latar belakang pertanyaan. Hampir semua murid saat ini menggunakan
Smartphone dan bisa mengakses sesuatu yang bersifat online, karena hal itu
kita bisa memanfaatkan sebagai media pembelajaran yang bisa mengajarkan
siswa untuk dapat menganalisa, serta siswa bisa memiliki jiwa kompetisi
dalam kelas.
Mata pelajaran yang diambil yaitu menerapkan cara perawatan sistem
rem konvensional. Sistem rem merupakan sistem yang terdapat pada
kendaraan dan memegang peranan yang sangat penting pada kendaraan.
Dikatakan penting karena sistem pengereman merupakan sistem penting yang
melindungi kendaraan dari kerusakan akibat benturan ketika kendaraan
sedang bergerak (Maulana & Nurhadi, 2010). Semakin tinggi kecepatan
kendaraan yang bergerak, semakin besar kerusakan kendaraan jika sistem
pengereman tidak digunakan. Pukulan serius yang tidak hanya mempengaruhi
produk kendaraan, tetapi juga penumpang kendaraan dan bahkan yang fatal
dapat menyebabkan kematian.
4

Tujuan pembelajaran car brake system (sistem pengereman) dapat


dicapai melalui model pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti berminat untuk
menggunakan model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning). Menurut (Adang & Arip, 2012, p. 19) Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) diartikan sebagai proses pendidikan
menyeluruh yang tujuannya mendorong siswa untuk memahami makna dari
mata pelajaran yang dipelajarinya, selain itu mengaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan sehari-hari (personal, social and cultural context).
memiliki pengetahuan fleksibilitas dapat ditransfer (dipindahkan) dari satu
masalah ke masalah lainnya. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran
dimana guru menghadirkan situasi nyata di dalam kelas dan mendorong siswa
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang mereka peroleh dan
penerapannya dalam kehidupan.
Hasil belajar car brake system (sistem pengereman) seseorang
berkaitan pada apa yang telah dipelajari siswa yang mana siswa memiliki
tujuan dan motivasi yang menjadi pengaruh terhadap proses interaksi dengan
materi yang sedang berjalan untuk dipelajari. Sehingga proses pembelajaran
car brake system (sistem pengereman) dapat berjalan dengan optimal. Oleh
karena itu, peneliti tertarik melangsungkan penelitian dengan mengangkat
masalah pengembangan model pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) yang terfokus pada hasil belajar yang di miliki siswa.
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, maka dilaksanakan
penelitian ini yang berjudulkan “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Kontektual (Contextual Teaching and Learning) Berbasis Quizizz Mobile
Terhadap Hasil Belajar Kelas XI SMK Negeri 1 Nguling”.

1.2 Rumusan Masalah


Berikut merupakan rumusan masalah yang didapatkan dari latar belakang
yaitu:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling
dengan menggunakan model pembelajaran Kontektual (Contextual
5

Teaching And Learning) Berbasis Quizizz Mobile Terhadap Hasil Belajar


Kelas XI SMK Negeri 1 Nguling?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling
pada materi menerapkan cara perawatan sistem rem konvensional model
pembelajaran konvensional dengan power point dan demonstrasi
langsung?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran
kontektual (contextual teaching and learning) berbasis quizizz mobile
dengan model pembelajaran konvensional berbasis quizizz mobile pada
menerapkan cara perawatan sistem rem konvensional kelas XI TKRO
SMK Negeri 1 Nguling?
4. Apakah ada pengaruh hasil belajar menggunakan model pembelajaran
Kontektual (Contextual Teaching And Learning) Berbasis Quizizz Mobile
pada menerapkan cara perawatan sistem rem konvensional kelas XI
TKRO SMK Negeri 1 Nguling?

1.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian yang didapatkan berdasarkan rumusan masalah
yaitu:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar menggunakan model pembelajaran
kontektual (contextual teaching and learning) berbasis quizizz mobile
dengan hasil belajar menggunakan model pembelajaran konvensional
berbasis quizizz mobile pada menerapkan cara perawatan sistem rem
konvensional kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling?
2. Terdapat pengaruh hasil belajar menggunakan model pembelajaran
Kontektual (Contextual Teaching And Learning) Berbasis Quizizz Mobile
pada menerapkan cara perawatan sistem rem konvensional kelas XI
TKRO SMK Negeri 1 Nguling?

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dibedakan
menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut.
6

1. Manfaat Teoritis
A. Penelitian ini diharapkan bisa menambah referensi penelitian di
bidang pengembangan khususnya pengembangan media pendidikan
dan evaluasi hasil belajar.
B. Penelitian ini dapat memberikan gambaran inovasi berharga terkait
perkembangan ilmu pendidikan terutama pada motivasi belajar pada
siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Nguling.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan
manfaat bagi beberapa pihak diantaranya:
A. Bagi Sekolah
1) Menambah sumber alternatif untuk menarik minat belajar siswa
2) Memberikan media alternatif atau inovasi dalam bentuk quizizz
mobile berbasis quiz untuk bisa melihat hasil belajar secara
langsung.
B. Bagi Guru
1) Memudahkan pendidik dalam uapaya peningkatan kemampuan
daya serap materi pelajaran.
2) Menambah model pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
3) Menambah gambaran media pembelajaran yang dapat menarik
minat siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
C. Bagi Siswa
1) Siswa dapat memupuk ilmu pengetahuan terkait dengan mata
pelajaran
2) Siswa dapat mengukur hasil belajar yang tekah dicapai dan
motivasi belajar yang tinggi.
3) Siswa dapat menerapkan teori dasar pada saat melakukan praktik di
lapangan dengan baik.
D. Bagi peneliti
1) Mendapatkan pengalaman lapangan dan mempersiapkan diri untuk
pengembangan pendidikan karakter.
7

2) Menambah ilmu dalam meningkatkan media mobile quizizz


berbasis kuis yang layak diberikan kepada siswa sekolah menengah
kejuruan.
3) Dapat memberikan referenisi penelitian lanjutan pada calon peneliti
yang akan mendatang.

1.5 Batasan Masalah Penelitian


Batasan masalah dalam tercapainya tujuan dari penelitian ini, perlu
dilakukan pembatasan lingkup pembahasan penelitian sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di Jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
SMK Negeri 1 Nguling.
2. Penelitian ini dilakukan untuk siswa Teknik Kendaraan Ringan Kelas XI
Otomotif yang menempuh penerapan metode perawatan sistem rem
konvensional pada perawatan sasis kendaraan ringan dan powertrain.
3. Penelitian ini dilakukan agar dapat menidentifikasi pengaruh model
pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) berbasis
mobile quizizz guna meningkatkan hasil belajar siswa yang menempuh
mata pelajaran penerapan cara perawatan sistem rem konvensional di
SMK Negeri 1 Nguling.

1.6 Definisi Operasional


1. Model pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning)
diartikan sebagai suatu gambaran model pembelajaran yang memberikan
sarana kegiatan memperhatikan pengetahuan dan menekankan
pemahaman dari siswa.
2. Hasil Belajar yaitu sebuah perubahan tingkah laku dan kemampuan
murid ketika mendapat perlakuan selama proses belajar berlangsung dan
dapat dinyatakan dengan nilai atau skor yang memiliki parameter dalam
menentukan kelulusan seseorang atau untuk mengidentifikasi sampai
mana siswa menangkap materi yang telah diberikan oleh pendidik.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning)


Pembelajaran kontektual (CTL) yaitu Pembelajaran yang
memudahkan para pendidik menghubungkan teori yang diajarkan bersamaan
situasi kehidupan siswa dan menjadi pacuan siswa dalam menghubungkan
dengan pengetahuannya sendiri dan penerapannya dalam kehidupan (Amri &
Ahmadi, 2012). Sistem CTL yaitu dimana tahapan pendidikan yang dapat
memudahkan siswa dalam membaca arti teori akademik dengan
menghubungkan mata pelajaran dalam kehidupan sehari-hari mereka (B
Elaine, 2014, p. 64). Metode pengajaran yang menghubungkan pengetahuan
dan keterampilan siswa dengan situasi dunia nyata merupakan pengertian dari
model pembelajaran kontektual meurut Lubis & Sembiring (Lubis &
Sembiring, 2019). Dari pengertian yang disajikan, sehigga jika dikerucutkan
makamodel pembelajaran kontektual yaitu pembelajaran yang ditujukan
untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan menghubungkan dengan
keseharian. Ini melibatkan tujuh komponen kunci dari pembelajaran yang
efektif, antara lain; membangun, mempertanyakan, menyelidiki, komunitas
belajar, memodelkan, merefleksi dan mengevaluasi secara otentik (Indriani,
2018).
Proses pembelajaran tidak hanya transfer ilmu dari pendidik kepada
peserta didik, namun terjadi dengan alami yang berbentuk kinerja dan
bereksperimen, mengutamakan langkah-langkah, siswa menjadi terpaksa
akan keadaan untuk memaknai setiap pencapaian dalam belajar. Oleh karena
itu, setiap siswa berintropeksi diri sebagai komponen yang perlu disediakan
untuk kehidupan di masa depan. Howey R. Kenneth dalam Rusman (2014, p.
189). Dilain sisi, tahapan dalam pembelajaran dimana siswa memanfaatkan
pemahaman dan kemampuan belajarnya dalam hal yang berbeda sehingga
dapat berguna saat siswa mampu beradaptasi dan memecahkan masalah, ini
merupakan salah satu pengertian dari pembelajaran kontektual..

8
9

Pembelajaran kontekstual adalah jenis pembelajaran yang mengajarkan


siswa bagaimana menerapkan pengetahuan dan kemampuan akademik mereka
dalam berbagai situasi dunia nyata dan hipotetis, untuk menemukan solusi
individu dan kelompok untuk masalah. Pembelajaran ini lebih memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri
(learning by doing); siswa tidak lagi hanya menjadi pendengar yang pasif.
Pengetahuan dan pengalaman dunia nyata (real verbal learning), berpikir
tingkat tinggi, belajar aktif, kritis, kreatif, pemecahan masalah, menghibur,
tidak membingungkan, memanfaatkan berbagai sumber, dan investigasi
diprioritaskan dalam pembelajaran ini.

2.2 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching


Learning)
Menurut (Susiloningsih, 2016) Beberapa hal yang menggambarkan
pembelajaran kontekstual adalah sebagai berikut:
1. Sikap adalah pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman hidup
yang nyata atau asli sebelum siswa memperoleh pengetahuan.
2. Cobalah (pengalaman) Mungkin juga Anda tidak memiliki pengalaman
langsung dengan konsep tersebut.
3. Menerapkan adalah belajar dengan menerapkan konsep. Faktanya,
siswa menerapkan konsep saat mereka terlibat dalam masalah dan
proyek praktis.
4. Kolaborasi Kolaborasi - belajar dengan berbagi, menanggapi dan
berkomunikasi dengan siswa lain adalah strategi kepemimpinan yang
paling penting dari pengajaran kontekstual. Metode mentransfer
informasi (transfering) adalah pendekatan pengajaran yang
didefinisikan sebagai penerapan informasi dalam situasi atau konteks
baru yang belum menetap di kelas.
5. Evaluasi pembelajaran autentik (authentic evaluation), yaitu mengukur,
mengontrol dan mengevaluasi seluruh aspek hasil pembelajaran, baik
yang terjadi sebagai hasil akhir pembelajaran maupun berupa perubahan
10

dan perkembangan kegiatan dan perangkat pembelajaran yang terjadi.


sambil belajar. Proses di dalam kelas atau di luar kelas.
Merawat atau memajukan kepribadian siswa (caring for the individual).
Siswa mempertahankan individualitas mereka dengan cara mencari tahu,
memberikan semangat, mengamati, menentukan impian sesuai dengan
keinginan individu. Setiap peserta didik mengetahui dan berusaha meraih
impian yang setinggi mungkin, sehingga peranan pendidik wajib mampu
menganalisis setiap kemauan siswa. Selain itu, menunjukkan bahwa mereka
mampu berprestasi (sangat baik) dengan peringkat.

2.3 Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Kontekstual


Prinsip dasar dari pembelajaran kontektual sebagai berikut:
1. Ketergantungan.
Siswa harus berhubungan dengan bekal pengetahuan sendiri (prerequisite
knowledge.
2. Pengalaman langsung.
Pengalaman sebagai bentuk pembelajaran kontekstual yang mana tahapan
dalam belajar ini terjadi dengan cepat karena siswa memiliki peluang
untuk memainkan perangkat, menggunakan acuan dan terlibat aktif dalam
kegiatan penelitian lainnya.
3. Aplikasi.
Menerapkan kejadian nyata, gambaran inti, pegangan dan tata cara yang
diberikan saat pertemuan di kelas, yaitu. pemecahan masalah dan
menyelesaikan penugasan, merupakan langkah dalam belajar yang paling
penting dari pembelajaran kontekstual..
4. Mentransfer
Menekankan keahlian murid supaya menyampaikan kondisi dan hal lain
tanpa paksaan.
5. Koopertatif.
Yaitu, kerjasama terkait dengan pertukaran ide, tanya jawab, komunikasi
interaktif antara orang-orang yang berpikiran sama.
11

Dari penjelasan yang telah tersedia dapat diketahui bahwa prinsip-


prinsip di atas merupakan indikasi diterapkannya model pembelajaran
kontekstual yang mementingkan kiat-kiat pembelajaran, terutama hasil
belajar, dan juga proses belajar berupa karya siswa dan kegiatan pengalaman
serta tidak menyampaikan informasi dari guru untuk siswa. Melalui
pengajaran dan pembelajaran kontekstual, yang memperkenalkan tiga
pegangan ilmiah modern sebagai pendukung dan menata yang ada di alam
semesta, yaitu:
1) Prinsip saling ketergantungan
Sistem keterkaitan dan ketergantungan antara segala sesuatu.
Pembelajaran kontekstual mendorong guru untuk mengakui hubungan
mereka dengan siswa, masyarakat, lingkungan, dan guru lainnya. Ide ini
mendorong siswa untuk bekerja sama, menyuarakan pendapat mereka, dan
mendengarkan satu sama lain untuk mengidentifikasi masalah, menyusun
rencana, dan menghasilkan jawaban atas masalah saat ini.
2) Prinsip deferensiasi
Hal ini mengacu pada dorongan konstan dari alam untuk membuat
keanekaragaman. Dalam pengajaran kontekstual, prinsip ini memberikan
kebebasan kepada murid untuk mengeksplorasi kemampuan individu,
menekankan gaya belajar setiap individu dan tumbuh sesuai kecepatannya
sendiri.
3) Prinsip Pengaturan diri
Semuanya diatur, dipelihara dan dilaksanakan oleh diri kita sendiri.
Prinsip ini menantang siswa untuk menunjukkan potensi penuh mereka.
Dia bertanggung jawab atas keputusan dan perilakunya sendiri,
mengevaluasi alternatif, membuat keputusan, mengembangkan rencana,
menganalisis informasi, menciptakan solusi, dan mengevaluasi bukti
secara kritis.

2.4 Langkah-Langkah Model Pembelajaran CTL


(Shoimin, 2016) mengatakan kiat-kiat model pembelajaran kontektual
untuk memudahkan penerapannya di kelas adalah sebagai berikut:
12

1. Kegiatan awal
a. Pendidik mempersiapkan siswa baik mental dan fisik untuk mampu
melakukan pembelajaran.
b. Apersepsi, mengetahui pemahaman awal siswa tentang materi yang
akan diberikan.
c. Guru memberikan informasi tujuan pembelajaran dan fokus utama
dalam pembelajaran.
d. Penjelasan terkait pengelompokan dan pembelajaran.
2. Kegiatan inti
a. murid bekerja secara berkelompok untuk memecahkan masalah yang
diajukan oleh guru.
b. Siswa yang mewakili kelompok mempresentasikan hasil pemecahan
dan alasan jawaban dari permasalahan yang disampaikan oleh guru.
c. Siswa bekerja secara berkelompok mengerjakan tugas yang diajukan
oleh guru.
d. Guru berjalan, mengamati, mendorong dan mendorong kerja sama.
e. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan
kepada kelompok yang ditugaskan.
f. Mengacu pada jawaban siswa, guru dan siswa mendiskusikan cara
yang benar untuk memecahkan masalah melalui tanya jawab.
g. Guru melaksanakan evaluasi dengan berinteraksi kepada siswa
terkait perasaan, pelajaran yang kurang dipahami, kesan dan pesan
selama proses belajar berlangsung..
3. Kegiatan akhir
a. Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah mereka pelajari.
b. Guru menilai kembali dengan memberikan lembar kerja secara
berkala.
Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Fase-fase Perlakuan Guru
1: Construcktivism  Memastikan kelas kondusif
Menginformasikan tujuan serta untuk proses belajar
menyatukan ilmu pengetahuan  Memberikan informasi
13

tujuan dari pembelajaran


 Menyatukan ilmu
pengetahuan siswa sebagai
awal pembukaan dengan
menyesuaikan lingkungan
sekitar
2: Inquiry  Mendampingi dan
Memberikan pembimbingan mengarahkan siswa ketika
terhadap siswa dalam proses melakukan kegiatan yang
penelitian berhubungan dengan inkuiri
3: Questioning  Memberikan upaya
Melakukan tindakan yang pengembangan berpikir
memicu pengetahuan siswa kritis dengan pertanyaan
yang mampu meningkatkan
kualitas materi yang
didapatkan
4 : Learning Society  Memberikan penjelasan
Mengkontrol siswa untuk kepada siswa tentang tata
masuk ke dalam sebuah aturan untuk kerja kelompok
kelompok-kelompok kecil dan jobdesknya
5: Modeling  Mendemonstrasikan terkait
Memberikan perlakuan atau prosedur kerja yang baik dan
tindakan sebagai contoh yang benar
bisa ditiru
6: Reflection Melakukan pengujian siswa
Melakukan evaluasi terhadap pengetahuan yang
diberikan dengan beberapa
pertanyaan
7: Authentic assessment Menilai siswa yang berkaitan
Menilai secara langsung dengan aspek-aspek yang sudah
siswa capai selama proses
pembelajaran
14

2.5 Hasil Belajar


Hasil belajar berupa modifikasi tingkah laku, pengetahuan, dan sikap
mengikuti pembelajaran, yang formal atau informal. Perubahan perilaku
seseorang yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dikatakan
sebagai hasil belajar menurut (Rusmono, 2017). Dengan berinteraksi dengan
berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar, siswa dapat mengubah
perilakunya setelah program belajarnya selesai. “hasil belajar merupakan
perilaku yang dapat diamati dan menunjukan kemampuan yang dimiliki
seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan perubahan perilaku sebagai
hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-dimensi tertentu”
(Ahiri, 2017, p. 18). Anderson dan Krathwohl dalam Rusmono (2014, p. 8)
mengatakan kalau bidang kognitif taksonomi Bloom memiliki 2 dimensi,
antara lain dimensi pada hal proses kognitif dan pengetahuan. Dimensi proses
kognitif tersusun dari 6 jenjang, antara lain ingatan, pemahaman, penerapan,
analisis, penilaian, dan kreativitas. Dimensi pengetahuan terdiri dari 4
jenjang, yaitu pengetahuan yang berlandaskan fakta, pengetahuan yang
berlandaskan konsep, pengetahuan tata aturan, pengetahuan yang berkaitan
dnegan metakognitif.
Suryabrata “2001” menyebutkan bahwa fungsi dari penilaian pada
suatu proses pendidikan adalah:
1. Dasar Psikologis
Ditinjau dari psikologisnya, seseorang perlu mengetahui sejauh
mana telah berhasil dalam mencapai tujuan. Terkait dengan masalah
kebutuhan psikologis akan informasi tentang hasil pekerjaannya dapat
dilihat dari dua sisi, yang mana dapat dari sudut pandang siswa dan guru.
a. Dari Sudut Pandang Siswa
Anak sering dibimbing oleh orang dewasa dalam menentukan
sikap dan tingkah lakunya, dari sudut pandang guru anak merasa
memiliki pegangan, memiliki pemimpin dan hidup aman. Selain itu,
anak perlu tahu posisinya di depan siswa lain, termasuk termasuk
“anak pintar dan sebagainya”, dan tidak jarang dia perlu melihat, dan
15

alat terbaik untuk melihat hal tersebut yaitu opini tentang seseorang
"terutama guru" untuk kesuksesannya.
b. Dari Sudut Pandang Guru
Guru harus mengetahui hasil usahanya sebagai pedoman
untuk usaha selanjutnya.
2. Dasar Didaktis
a. Dari Sudut Pandang Siswa
Mengetahui kemajuan apa yang telah dibuat biasanya
memiliki efek positif pada kinerja selanjutnya, dan tes bakat juga
memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan mereka sendiri, memungkinkan siswa menggunakan apa
yang mereka ketahui untuk meningkatkan kinerja mereka.
b. Dari Sudut Pandang Guru
Melalui tes keberhasilan belajar, guru juga dapat mengetahui
sejauh mana kelemahan dan kelebihan pengajarannya. Mengetahui
kekuatan dan kelemahan pelajaran sangat penting bagi guru untuk
memutuskan sumber daya tambahan. Selain itu, hasil belajar
memudahkan guru untuk mengevaluasi kemampuan siswa,
mengetahui status anak di kelas, memudahkan guru menentukan
siswa dalam pembentukan kelompok, selain itu juga memudahkan
guru meningkatkan metode pengajarannya dan memudahkan guru
dalam mengantarkan materi pembelajaran tambahan.
3. Dasar Administrasi
a. Memberikan informasi untuk mengetahui fungsi siswa di kelas.
b. Memberikan gambaran tentang semua hasil dari usaha lembaga.
c. Inti dari laporan kemajuan belajar siswa kepada orang tua atau wali.

2.6 Tujuan Hasil Belajar


Menurut Sudjana “2005” menyatakan bahwa kriteria dari tujuan
penilaian terhadap keberhasilan hasil belajar siswa adalah berikut:
1. Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa sehingga mereka dapat
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya dalam berbagai bidang atau
16

meta-pelajaran. Gambaran keterampilan tersebut juga menunjukkan


tingkat kompetensi siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
2. Pengetahuan tentang kesuksesan proses pendidikan dan pengajaran
sekolah, sejauh mana perilaku siswa dapat diubah ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan.
3. Mengetahui hasil evaluasi berikut, sehingga perbaikan dan
penyempurnaan program pelatihan dan pemagangan serta sistem
penyampaiannya.
4. Mempercayakan "tanggung jawab" sekolah kepada pihak yang
berkepentingan.
Tujuan evaluasi hasil belajar tentu saja sama dengan titik temu
evaluasi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan.
Penilaian merupakan faktor penting yang menjadi salah satu ukuran
keberhasilan pembelajaran. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui
benar-benar tujuan evaluasi, sehingga apa yang ingin dicapai dalam proses
evaluasi juga dapat terwujud. Menurut Arifin terkait tujuan penilaian (2017,
hlm. 15) yakni.
1. Mengetahui tingkat kemampuan materi siswa. Pengetahuan tentang
keterampilan, motivasi, kemampuan, ketertarikan, dan sikap siswa
terhadap program pembelajaran.
2. Pengetahuan tentang kemajuan belajar peserta didik dan kesamaan hasil
belajar yang sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
3. Menganalisis kekuatan dan kelemahan siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
4. Pilihan, yaitu. seleksi dan alokasi siswa sesuai dengan bentuk pelatihan
tertentu.
5. Masukkan tingkat kelas.
6. Mengurutkan siswa sesuai dengan potensinya.

2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


17

Dua sebab utama yang dapat mengganggu hasil belajar yang diraih
siswa, yakni kemampuan murid dan faktor lingkungan. Menurut Slameto
(2010:54), faktor-faktor tersebut secara umum dapat dijelaskan menjadi dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang asalnya dari individu siswa.
Faktor ini termasuk:
1. Faktor jasmani, yang mencakup:
a. Faktor kesehatan. Arti dari sehat yang mana seluruh tubuh dan bagian-
bagiannya dalam keadaan tidak ada penyakit. Hal ini merupakan
dimana badan dalam keadaan atau hal menjadi sehat. Kesehatan
seseorang mempengaruhi pembelajaran mereka. Belajar seseorang
terganggu bila kesehatan orang tersebut terganggu, selain itu cepat
lelah, kurang semangat.
b. Cedera tubuh. Itu adalah sesuatu yang dapat membuat kurang baik atau
ketidaksempurnaan pada tubuh.
2. Faktor psikologis, yang mencakup:
a. Kecerdasan adalah keterampilan yang tersusun atas tiga macam,
yakni kemampuan melawan dan menyesuaikan diri dengan situasi
baru secara cepat dan efektif, mengetahui/menerapkan konsep abstrak
dengan efektif, mengetahui hubungan dan mempelajarinya dengan
cepat.
b. Perhatian menurut Ghazali merupakan meningkatnya aktivitas jiwa,
jiwa berkonsentrasi secara eksklusif pada suatu objek (objek/benda)
atau sekelompok objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik,
maka siswa harus memperhatikan materi pembelajaran, jika materi
pembelajaran tidak sesuai dengan siswa maka menjadi membosankan
dan siswa tidak lagi senang belajar.
c. Minat merupakan keadaan yang kuat untuk melihat dan mengingat
suatu kegiatan. Minat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pembelajaran karena jika mata pelajaran tidak relevan dengan minat
siswa maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik mungkin karena
tidak ada daya tarik bagi mereka.
18

d. Bakat yaitu kemampuan dan kemauan untuk belajar. Barulah


kemampuan ini diwujudkan melalui pembelajaran dan latihan menjadi
keterampilan yang sebenarnya. Jadi jelas bahwa kesesuaian
mempengaruhi pembelajaran ketika mata pelajaran sesuai dengan
kemampuan siswa, hasil belajar mereka lebih baik karena mereka
senang belajar dan tentunya mereka lebih giat dalam belajar.
e. Motif berkaitan erat dengan tujuan yang dapat dicapai. Ketika Anda
menetapkan tujuan, Anda mungkin atau mungkin tidak mencapainya,
tetapi untuk mencapai tujuan Anda harus melakukan sesuatu
sementara motif itu sendiri adalah kekuatan pendorong yang membuat
Anda melakukannya.
f. Kematangan merupakan tahap pertumbuhan seseorang atau tahap di
mana organ-organ tubuhnya siap menerapkan keterampilan baru.
Kedewasaan bukan berarti anak dapat melakukan aktivitas secara
konsisten, tetapi memang membutuhkan latihan dan pengajaran.
g. Kesiapan yaitu kesediaan untuk menanggapi atau bereaksi. Kesiapan
berasal dari diri seseorang yang berkaitan dengan kemantapan, karena
kemantapan menjadi arti dari kemauan untuk menerapkan
keterampilan. Kesediaan harus memperhatikan dalam proses
pembelajaran, karena ketika murid belajar atas kemauan itu sehingga
hasil dari belajarnya jauh akan baik.
3. Faktor kelelahan, yang mencakup kelelahan fisik dan mental. Kelelahan
fisik memanifestasikan dirinya dalam kelemahan fisik dan memilih untuk
berbaring. Sementara itu, kelelahan mental yang terkait dengan kebosanan
terjadi ketika minat dan keinginan untuk berproduksi menghilang.
Faktor eksternal, yakni faktor yang asalnya dari luar individu
siswa, antara lain:
a. Faktor Keluarga. Siswa menerima pengaruh dari keluarga berupa:
model didikan orang tua, hubungan antar anggota keluarga, suasana
rumah dan keadaan keuangan keluarga.
b. Faktor sekolah. Metode pengajaran, kurikulum, hubungan guru-
murid, hubungan antar siswa, disiplin sekolah dan jam sekolah,
19

standar pengajaran, kondisi gedung, metode pembelajaran dan


pekerjaan rumah dapat menjadi faktor sekolah yang mempengaruhi
pembelajaran.
c. Faktor masyarakat. Masyarakat memiliki pengaruh yang besar
terhadap belajar siswa karena ada siswa dalam masyarakat. Hasil
belajar siswa juga dipengaruhi oleh aktivitas siswa dalam
masyarakat, media massa yang juga memiliki pengaruh positif dan
negatif, pengaruh teman dalam bergaul, dan kehidupan masyarakat
sekitar siswa.

2.8 Hasil Penelitian yang Relevan


1. Hasil eksperimen yang Relevan adalah eksperimen Siti Rochani (2013),
dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Menggunakan
Model Contextual Teaching and Learning Menggunakan Alat Peraga
Bead Kelas V SD 1 Panjang Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian aktif kelas, hal ini terlihat dari rata-rata
secara klasikal dengan menggunakan model pembelajaran CTL dengan
dukungan alat peraga mendapatkan rata-rata skor 86, skor tertinggi 100
dan skor terendah 50 pada Siklus II. Kesempurnaan 75% pada 86%.
2. Hasil eksperimen lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan Gita
Safira Indriani (2018), yang berjudul Menerapkan pendekatan
kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa MTS pada materi
SPLDV. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dua
siklus yang terdiri dari dua kali pertemuan dalam setiap siklusnya.
Subyek penelitian ini adalah 31 siswa kelas VIII MTs Negeri Cimah
yang terdiri dari 14 laki-laki dan 17 perempuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, dibuktikan dengan
peningkatan pada Siklus I dengan skor rata-rata 58,87 dan persentase
32,26, Siklus II dengan skor rata-rata 82,07 dan persentase 77,42%.
3. Hasil Eksperimen lain yang relevan adalah eksperimen yang dilakukan
Effi Aswita Lubis dan Eva Lestaria Sembiring (2019), yang berjudul
Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning
20

Dengan Pemberian Handout Untuk Meningkatkan Hasil Proses Belajar


Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1 Bahorok T.P 2017/2018.
Eksperimen ini merupakan eksperimen Tindakan Kelas (PTK) yang
terdiri dari dua siklus. Hasil dari eksperimen ini menunjukkan
peningkatan hasil belajar dilihat dari hasil tes sebelum penerapan dengan
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 orang (40%) dengan nilai rata-rata
64,4%, sedangkan pada siklus I yang tuntas sebanyak 20 orang (66,66%)
dengan nilai rata-rata 73,44%. Meningkat pada siklus II menjadi 26
orang (86,66%) dengan nilai rata-rata 79,23% atau mengalami penikatan
sebesar 20%.

2.9 Kerangkan Berfikir


Agar siswa dapat mempelajari materi sistem rem konvensional dengan
baik, maka perlu penerapan model pembelajaran dengan baik. Penelitian ini
akan mengetahui pengaruh dari perbedaan hasil belajar mata pelajaran sistem
rem konvensional terhadap model pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Ketika belum
diterapkan treatment dua kelas harus dikondisikan normal, dan selanjutnya
diterapkan pretest. Kelas XI TKRO 2 menjadi kelas eksperimen dengan
menggunakan model CTL. Kelas XI TKRO 3 menjadi kelas eksperimen
dengan menggunakan model konvensional (ceramah).
Model pembelajaran CTL menekankan pada pembelajaran yang
menyediakan konteks atau lingkungan yang berkaitan dengan materi yang
diajarkan. Para siswa secara langsung dihadapkan pada masalah-masalah
kehidupan siswa. Melalui kegiatan berbasis pemecahan masalah, siswa dilatih
untuk berpikir kritis dan menemukan sendiri konsep yang telah dipelajarinya.
Pada model tradisional, siswa mendengarkan langsung materi yang diberikan
oleh guru tanpa bantuan power point, namun pada akhir kegiatan siswa aktif
bertanya jika belum memahami materi. Ada interaksi antara guru dan siswa.
Model pembelajaran (CTL) dan model pembelajaran tradisional dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yang seimbang dengan aktivitas siswa dan
21

berpikir kritis. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada penerapan model
CTL dan model pembelajaran konvensional.

Perlakuan Post Test


Pre Test
(Treatment)

Model
Kelas Eksperimen Pembelajaran
CTL Perbandingan
Hasil Belajar
Antara CTL
Dengan
Model Konvensional
Kelas Kontrol Pembelajaran
Konvensional

Gambar 2.1 Skema Pelaksanaan Model Pembelajaran CTL dan Konvensional

Perbedaan hasil belajar antara yang menerapkan model pembelajaran


CTL yang menerapkan model pembelajaran konvensional dapat diketahui
setelah pengerjaan posttest. Apabila terdapat perbedaan hasil belajar pada saat
menerapkan model pembelajaran CTL dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional, hal ini berarti terdapat pengaruh terhadap
pembelajaran. Namun, jika tidak ada perbedaan yang sebanding, berarti tidak
berpengaruh terhadap hasil belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian Atau Jenis Penelitian


Pada saat melakukan penelitian ini dipilih satu jenis perlakuan, dan
penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen (eksperimen), dengan desain
penelitian matching Pretest – Posttest Comparison Group Design. Rencana
penelitian melibatkan pemilihan langsung dua kelas, diikuti dengan
pemberian pre-test untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kondisi
awal, kelas eksperimen, dan kelas kontrol (Sugiyono, 2011). Sedangkan kelas
kontrol tetap menggunakan metode ceramah, kelas eksperimen mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Kedua
kelas diberikan post-test pada akhir perlakuan. Penelitian ini menggunakan
dua tes hasil belajar kognitif siswa. Tes pertama dirancang untuk menilai
kemampuan kognitif kandidat.
Uji yang lain ini bertujuan sebagai tolak ukur kinerja/hasil belajar
siswa pada bidang kognitif. Rancangan percobaan penelitian ini disajikan
pada tabel di bawah ini:
Tabel. 3.1. Rancangan Desain Kelompok Pretest dan Posttest
Kelompok Pre Test Perlakuan (X) Post Test
KE Te1 X1 Te2
KK Tk1 X2 Tk2
Keterangan :
KE : kelompok Eksperimen
KK : kelompok Kontrol
Te1 : pre-test (untuk kelompok eksperimen)
Te2: post-test (untuk kelompok eksperimen)
Tk1: pre-test (kelompok kontrol)
Tk2: post-test (kelompok kontrol)
X1: Pembelajaran Teknik kontekstual (Contextual theaching learning)
X2: Pembelajaran Ceramah

22
23

3.2 Subjek Penelitian


Subjek yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kelas XI
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMKN 1 Nguling pada tahun ajaran
2022/2023. Kemudian dipilih dua kelas yaitu kelas XI TKRO 2 terisi 20
siswa, yang diperlakukan sebagai kelas eksperimen/percobaan atau kelas
yang prosesnya menggunakan model pembelajaran kontekstual Berbasis
mobile quizizz dan kelas XI TKRO 3 terisi 20 siswa, yang diperlakukan
sebagai kelas kontrol atau kelas pembanding yang prosesnya menggunakan
model pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz.
Tabel 3.2 Subjek Penelitian
No Kelompok Kelas Sampel
1. XI TKRO 2 Eksperimen 20 Siswa
2. XI TKRO 3 Kontrol 20 Siswa
Jumlah 40 Siswa

3.3 Variabel Penelitian


Berdasarkan seperti yang dikemukakan oleh (Mukhadis, 2016, p. 110)
yang dijelaskan terkait variabel alam penelitian atau Suatu atribut atau sifat
atau nilai menurut orang, objek, proses, atau aktivitas yg memiliki variasi
nilai eksklusif yg ditetapkan sang peneliti buat dijadikan objek kajian.
Sementara (Arikunto, 2010) berpendapat terkait variabel yang mana
merupakan bentuk subyek penelitian atau hal yang nantinya akan menjadi
nilai perhatian penelitian.
Adapun variabel dari penelitian kali ini yaitu:
1. Variabel Bebas (variabel X) : model pembelajaran.
2. Variabel Terikat yang biasa disebut dengan variabel Y : hasil belajar
murid.

3.4 Instrumen Penelitian


Alat atau instrumen yang peneliti gunakan pada saat mengumpulkan
data untuk memudahkan pekerjaan dan memungkinkan pengolahan hasil yang
urut, akurat, dan lengkap adalah pengertian instrumen dari penelitian. Data
24

yang dikumpulkan dari perangkat akan dijelaskan, dihubungkan dan


digunakan untuk menguji hipotesis yang disajikan dalam penelitian. Macam-
macam instrument yang digunakan, yaitu:
3.4.1 Instrumen Tes
Instrumen tes dilakukan dengan tujuan dapat menjadi tolak ukur
hasil dari proses belajar siswa sebelum sampai dengan sesudah siswa
tersebut diberikan sebuah perlakuan yang berbeda. Peneliti akan
memberikan pree-test dan post-test kepada siswa. Tes yang
diperlakukan peneliti terhadap siswa ini berupa bentuk pertanyaan
pilihan ganda yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dan
difokuskan pada ranah kognitif.
Pemberian pree-test digunakan untuk mengukur atau melihat
kemampuan awal siswa kemudian diberikan post-test yang diharapkan
dapat memberikan data yang akurat mengenai perbedaan hasil belajar
sebelum hingga sesudah adanya penggunaan perlakuan ke model
pembelajaran kontekstual berbasis mobile quizizz. Dalam penyusunan
tes, peneliti menggunakan soal berupa pilhan ganda sesuai dengan
kompetensi dasar yang diterapkan dalam pembelajaran, khususnya pada
materi menerapkan cara perawatan sistem rem konvensional yang telah
disusun dalam Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP). Adapun kisi-
kisi instrumen tes yang dimanfaatkan untuk hasil belajar siswa yaitu:
1. Instrumen Hasil Proses Belajar
Instrumen yang akan diperlukan untuk melihat dan mengambil data
terkait hasil proses belajar siswa yang difokuskan pada aspek
bidang kognitif saat diberi perlakuan. Tes yang diberikan dalam
penelitian ini terdiri dari 20 soal pilihan ganda.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar
Kompetensi Aspek Indikator Nomor Soal
3.7 Penerapan Ranah Dapat memahami 1,2
dasar dan prinsip
cara perawatan Kognitif
perawatan
pada sistem rem (C1, C2 Dapat 3
mengidentifikasi
konvensional dan C3)
komponen
perawatan
25

Dapat menjelaskan 4,5,6


jenis dan fungsi
perawatan
Dapat menentukan 7,8
cara perawatan
Dapat melakukan 9,10,11,12,
pemeriksaan
13,14,15,16
perawatan
Dapat menganalisa 17,18,19,20
perawatan
Jumlah 20

Instrumen tes yang telah disusun berdasarkan tabel kisi-kisi 3.3


diatas kemudian dilakukan uji validasi instrumen untuk mengetahui
bahwa kuisioner yang dibuat sudah valid. Tujuan validasi instrumen
yaitu untuk menelaah konsep materi, hubungan indikator dengan isi
dan konsep tata bahasa yang digunakan pada soal tes. Validasi
dilakukan oleh para ahli dalam validitas, yaitu dosen ahli dibidang
pendidikan dan pemeliharaan sasis serta guru mata pelajaran
pemeliharaan sasis. Validasi (konfirmasi validitas instrumen) yang
diperoleh para ahli kemudian dilakukan pengecekan. Pengujian
perangkat bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang perkiraan
faktor keandalan perangkat. Keandalan mengacu pada persepsi
kemampuan perangkat untuk menjadi tolak ukur seuatu yang dapat
diamati dengan rutin.

3.5 Data dan Tahapan Penelitian


3.5.1 Data Penelitian
Data yang digunakan pada penelitian ini meliputi data hasil
proses belajar siswa yang diperoleh dari:
a. Metode Tes
Metode tes ini diaplikasikan untuk memperoleh perbedaan hasil
dari proses belajar siswa terhadap kompetensi paling dasar dalam
penerapan cara perawatan sistem rem konvensinal dengan pemberian
tes diawal dan diakhir kegiatan penelitian. Hasil tes dilakukan di
26

masinh-masing kedua kelas yang nantinya bisa dibandingkan hasil uji


telah dilakukan dengan catatan hasil dari uji di awal harus memiliki
kesamaan pada kelas eksperimen uji dan kelas control uji. Karena
kalua dalam rancangan desain kelompok pretest dan posttest terdapat
lebih dari satu kelompok yang ditetapkan, kelas 1 sebagai kelompok
eksperimen atau kelas yang menerapkan model pembelajaran
kontekstual (CTL) berbasis mobile quizizz dan kelas satunya lagi
sebagai kelompok pembanding atau kelas kontrol, dimana kedua kelas
tersebut mendapat pree-test dan mendapat perlakuan post test.
Analisis data hasil proses belajar siswa sebagai berikut:
Pada eksperimen ini untuk memperoleh data dari hasil uji yang
diterapkan terhadap siswa dengan menghitung jumlah nilai rata-
ratanya dengan menggunakan rumus:

Keterangan Rumus:
= Hasil nilai rata-rata
= Hasil jumlah nilai yang telah diperoleh siswa
= Frekuensi banyak siswa
(Sudjana, 2011, p. 109)
Penentuan nilai ketuntasan belajar siswa per-individu dapat dicari
dengan menggunakan rumus:
x 100

Keterangan Rumus:
S = Nilai yang sedang dicari atau nilai yang diharapkan
R = Skor yang diperoleh siswa
N = Skor maksimum yang diperoleh dari tes
100 = konstanta
(Purwanto, 2016)

Pasangan untuk mencari % kelulusan dari hasil proses belajar siswa


jika dirumuskan secara umum, dapat dituliskan sebagai berikut:
27

x 100%

(Aqib, 2009, p. 41)

3.5.2 Tahapan Penelitian


Pada tahapan penelitian ini merupakan sebuah proses penelitian
yang nantinya akan menghasilkan sebuah data yang akan diteliti.
Pertama, dilakukan pengumpulan data dengan wawancara oleh
narasumber secara langsung yakni Kepala Kompetensi Keahlian
TKRO dan Guru Mata Pelajaran yang terkait. Wawancara ini
dilakukan guna menggali informasi terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran praktik. Bagaimana fenomena pendidikan dan
pembelajaran saat ini dan hasilnya. Hasil dari investigasi dan observasi
yang dilakukan kali ini akan digunakan dan dimanfaatkan sebagai
landasan untuk menghasilkan permasalahan yang terjadi berkaitan
dengan kompetensi siswa dalam menerapkan prosedur pembongkaran,
perbaikan dan pemasangan ban luar hingga ban yang dalam, ruang
lingkup penelitian berdasarkan ranah ilmu pendidikan, tanggapan
narasumber terhadap media pembelajaran yang akan digunakan model
pembelajaran kontekstual berbasis mobile quizizz untuk meningkatkan
pengetahuan siswa pada kualitas hasil belajar siswa yang nantinya
memasuki dunia kerja.
Kedua, pengembangan perangkat belajar dalam bentuk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disebut RPP, silabus dan
penyusunan instrumen uji. Dalam pengembangan perangkat
pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan tahapan (1) menyusun
model pembelajaran dengan memperhatikan sumber dan media
belajar, (2) menganalisis silabus matapelajaran Pemeliharaan Sasis dan
Pemindah Tenaga, (3) menyusun RPP yangmana disesuaikan dengan
kriteria dari penggunaan media belajar yang akan digunakan.
Tahapan ketiga, yaitu uji coba instrumen yang dilakukan oleh
ahli atau biasa disebut uji ahli. Uji ahli terkait instrumen yang akan
digunakan. Diuji oleh ahli yang relevan di bidang pendidikan,
28

berpengalaman sebagai pendidik dan juga peneliti, yang menghasilkan


sejumlah inovasi media pembelajaran. Tahapan selanjutnya akan
dilakukan kegiatan revisi instrumen yang telah diuji ahli. Dan
dilakukan uji lapangan terhadap instrumen tes yang digunakan dalam
pengambilan data dilapangan. Uji lapangan menggunakan penelitian
quasi eksperiment dengan memanfaatkan rancangan desain kelompok
pretest dan posttest.

3.6 Teknik Analisis Data


3.6.1 Data Hasil Belajar Siswa
1. Uji Normalitas
Untuk analisis data hasil proses belajar siswa digunakan uji
normalitas yang berfungsi untuk menentapkan data yang diperoleh
dari seluruh jumlah populasi bisa dikatakan normal atau sebaliknya.
Kolmogrov-Smirnov Z merupakan nama uji yang akan digunakan,
rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan :
= Angka pada data yang diperoleh
= Rata-rata hasil data
= Standar sebuah deviasi
= Kemungkinan komulatif dikatakan normal
= Kemungkinan komulatif dikatakan empiris
Dengan perbedoman pada syarat pengujian ketika nilai kemungkinan
terjadi/probabilitas (sig) dari nilai Z lebih tinggi/besar α = 0,05, bisa
dikatakan bahwa hipotesis nol diterima (Trihendradi, 2005, pp. 110–
113). Uji normalitas juga dihitung menggunakan software Aplikasi
statistik. Berdasarkan pedoman mengenai pengambilan hasil
normalitas sebagai berikut:
29

a) Jikalau nilai signifikan atau biasa disebut probabilitas > 0,05


sehingga data tersebut memiliki distribusi dengan baik
b) Apabila nilai signifikan atau biasa disebut probabilitas < 0,05
sehingga data yang diperoleh tersebut bisa dikatakan memiliki
distribusi yang tidak normal
2. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan dengan tujuan sebagai cara dalam investigasi hasil
belajar siswa kedua kelompok data ini apakah memiliki bentuk yang
homogeny atau sebaliknya. Uji yang dilakukan menggunakan uji
Levene. Berikut merupakan uji untuk hipotesis:
(syarat jika semua kelompok homogen)
(syarat jika semua kelompok tidak homogen)
Sedangkan untuk cara penghitungan nilai statistik pada uji Levene,
menggunakan rumusan sebagai berikut :

dengan

dan

(Fathoni, 2006)
Syarat pengujiannya ketika nilai signya lebih tinggi/besar dari α =
0,05, dapat dikatakan H nol bisa diterima (Trihendradi, 2005, p. 145).
Uji Homogenitas juga menggunakan bantuan Aplikasi statistik dengan
taraf kepercayaan 5%. Adapun ketentuannya sebagai berikut:
a) Apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa data yang diperoleh memiliki jenis yang
homogen.
b) Apabila nilai signifikan atau probabilitas < 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa data yang diperoleh memiliki jenis yang tidak
homogen
30

3. Pengujian Hipotesis
Jika data yang berasal dari semua sampel uji normal dan memiliki
sifat yang mana homogen untuk proses pengujian perbedaan antara
rata-rata yang dilakukan uji H (Sudjana, 2005). Berikut merupakan
rumusan uji H:
(yang mana tidak memiliki pengaruh hasil proses
belajar siswa dengan memanfaatkan penerapan model
pembelajaran kontekstual berbasis mobile quizizz pada
kompetensi menerapkan cara perawatann sistem rem
konvensional)

(memiliki pengaruh hasil proses belajar siswa pada


penerapan yang memanfaatkan model pembelajaran
kontekstual berbasis mobile quizizz pada penerapan
cara perawatann sistem rem konvensional)

Pengujian selanjutnya menggunakan Uji- T dengan ketentuan


pengujian, kalau nilai sig α = 0,05, dapat dikatakan hipotesis nol atau
H0 diterima. Penghitungan uji t-test menggunakan Aplikasi statistik.
Rumusan hipotesis data hasil belajar siswa untuk uji ini sebagai
berikut:

a) Jikalau nilai signifikan > 0,05 dapat dikatakan Ho diterima.


b) Jikalau nilai signifikan < 0,05 dapat dikatakan Ho ditolak.
Uji-t sampel independen digunakan untuk analisis statistik. Uji-T
untuk sampel independen ini adalah prosedur uji-t untuk sampel
independen yang membandingkan rata-rata dua kelompok kasus.:
a) Tim peneliti menggunakan model pembelajaran kontekstual
berbasis mobile quiz untuk pembelajaran.
b) Kelompok pembanding atau kelas kontrol menggunakan model
pembelajaran tradisional berbasis mobile quiz untuk belajar.
c) Perbandingan hasil pretest dan posttest kedua kelompok sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan yang berbeda..
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Deskriptif


4.1.1 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem
Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Berbasis Mobile Quizizz di Kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling
A. Pree-Test Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Pemberian tindakan terhadap kelas eksperimen telah
dilaksanakan dengan mengambil data penelitian. Gambaran kategori
nilai tersebut ditinjau dari hasil penilaian siswa sebelum mendapatkan
perlakuan memanfaatkan dari model pembelajaran kontekstual.
Berbasis mobile quizizz. Dibawah ini merupakan nilai pree-test dari
kelas eksperimen:
Tabel 4.1 Hasil Pree-Test Kelas Eksperimen
No Interval Nilai Frekuensi
1. 15 – 26 3
2. 27 – 38 3
3. 39 – 50 10
4. 53 – 62 2
5. 63 – 75 2
Total 20
Pada tabel 4.1 bisa dilihat untuk nilai pree-test dari kelas XI
TKRO 2 memiliki kemampuan yang sama yaitu secara keseluruhan
mendapatkan nilai dibawah dari KKM SMK Negeri 1 Nguling. Pada
hasil nilai terdapat nilai terendah siswa adalah 15, dan nilai tertinggi
yang diraih siswa adalah 75. Mayoritas siswa mendapatkan nilai rata-
rata 43,25 dari 20 butir jumlah soal yang telah dikerjakan.
B. Post-Test Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
Pemberian soal pree-test sebagai langkah awal dalam mengetahui
kemampuan awal siswa, langkah berikutnya adalah menganalisis data
dari kelas eksperimen. Gambaran kategori nilai tersebut ditinjau dari

31
32

hasil penilaian siswa setelah mendapatkan perlakuan memanfaatkan


model pembelajaran kontekstual berbasis mobile quizizz. Dibawah ini
merupakan nilai post-test dari kelas eksperimen:
Tabel 4.2 Hasil Post-Test Kelas Eksperimen
No Interval Nilai Frekuensi
1. 65 – 71 4
2. 72 – 78 -
3. 79 – 85 8
4. 86 – 92 3
5. 93 – 100 5
Total 20
Pada tabel diatas dapat dikategorikan setelah diberikan perlakuan
menunjukkan beberapa kenaikan nilai hasil belajar siswa diantaranya
terdapat nilai diatas KKM sebanyak 16 siswa. Nilai terendah siswa
adalah 65 dan nilai tertinggi yang diraih siswa adalah 100. Nilai hasil
belajar tersebut mengalami kenaikan yang signifikan dibanding test
yang dilakukan sebelum ada perlakuan perlakuan memanfaatkan model
pembelajaran kontekstual Berbasis mobile quizizz. Hal tersebut bisa
dipengaruhi oleh keefektifan gaya belajar kelompok atau tim ketika
berdiskusi dan mengerjakan test menggunakan mobile quizizz.

4.1.2 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem


Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan Model
Pembelajaran Konvensional Berbasis Mobile Quizizz di Kelas XI TKRO
SMK Negeri 1 Nguling
A. Pree-Test Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Pemberian perlakuan dengan terhadap kelas kontrol telah
dilaksanakan dengan mengambil data penelitian. Gambaran kategori nilai
tersebut ditinjau berdasarkan penilaian sebelum siswa mendapatkan
perlakuan yang menerapkan model pembelajaran konvensional dengan
mobile quizizz. Berikut adalah nilai pree-test dari kelas kontrol:
Tabel 4.3 Hasil Pree-Test Kelas Kontrol
33

No Interval Nilai Frekuensi


1. 20 – 32 8
2. 33 – 45 8
3. 46 – 58 1
4. 59 – 71 2
5. 72 – 85 1
Total 20
Pada tabel 4.3 bisa terlihat bahwa hasil nilai pree-test dari kelas
XI TKRO 3 memiliki kemampuan yang sama yaitu secara keseluruhan
mendapatkan nilai dibawah dari KKM SMK Negeri 1 Nguling, dan
hanya 1 siswa yang mendapat nilai tertinggi yaitu 85. Siswa dengan nilai
terendah yaitu 20. Mayoritas siswa mendapatkan nilai rata-rata 37,5 dari
20 butir jumlah soal yang telah dikerjakan.
B. Post-Test Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol
Pemberian soal pree-test sebagai langkah awal dalam mengetahui
kemampuan awal siswa, langkah berikutnya adalah menganalisis data
dari kelas kontrol. Gambaran kategori nilai tersebut ditinjau dari hasil
penilaian siswa setelah mendapatkan perlakuan menggunakan model
pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz. Berikut adalah nilai
post-test dari kelas kontrol:
Tabel 4.4 Hasil Post-Test Kelas Kontrol
No Interval Nilai Frekuensi
1. 45 – 54 5
2. 55 – 64 -
3. 65 – 74 6
4. 75 – 84 5
5. 85 – 95 4
Total 20
Pada tabel diatas dapat dilihat setelah diberikan perlakuan
menunjukkan beberapa kenaikan nilai hasil belajar siswa diantaranya
terdapat siswa dengan perolehan nilai di atas KKM sebanyak 9 siswa.
Nilai terendah adalah 45 dan nilai tertinggi yang diraih adalah 95. Nilai
34

hasil belajar tersebut mengalami kenaikan tidak terlalu signifikan


dibanding test yang dilakukan sebelum ada perlakuan perlakuan
menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz.
Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh kurang efektifnya gaya belajar
kelompok atau tim ketika berdiskusi dan mengerjakan test menggunakan
mobile quizizz.

4.2 Analisis Statistik


4.2.1 Hasil Uji Analisis Statistik Data Hasil Belajar Siswa
4.2.2.1 Uji Prasyarat
A. Uji Normalitas
Untuk analisis data hasil belajar siswa digunakan uji normalitas yang
berfungsi untuk menentapkan data yang diperoleh dari seluruh jumlah
populasi bisa dikatakan normal atau tidak normal. Uji yang digunakan
adalah uji Kolmogrov-Smirnov Z (dengan taraf signifikansi α = 0.05).
Berdasarkan pedoman mengenai pengambilan hasil normalitas sebagai
berikut:
a) Jikalau nilai signifikan atau biasa disebut probabilitas > 0,05
sehingga data tersebut memiliki distribusi dengan baik
b) Apabila nilai signifikan atau biasa disebut probabilitas < 0,05
sehingga data tersebut memiliki distribusi yang tidak normal
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Tests of Normality

NAMA Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


EKSPERIMEN ,122 20 ,200* ,981 20 ,951
PRETEST
KONTROL ,240 20 ,004 ,865 20 ,010
EKSPERIMEN ,187 20 ,066 ,927 20 ,133
POSTTES
KONTROL ,163 20 ,169 ,935 20 ,196
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan data yang telah dijelaskan dapat dilihat bahwa hasil dari
belajar siswa kelas eksperimen ini memiliki nilai p-value (sig.) yaitu 0,066
dan hasil dari belajar siswa kelas kontrol sebesar 0,169 Karena nilai sig.
Kolmongorov-Smirnov lebih tinggi/besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data memiliki distribusi yang normal.
35

B. Uji Homogenitas
Uji ini dilakukan dengan tujuan sebagai cara dalam investigasi hasil
belajar siswa kedua kelompok data ini apakah memiliki bentuk yang
homogeny atau sebaliknya. Uji homogenitas yang dilakukan yakni
menggunakan taraf signifikansi 5% (α = 0.05). Adapun ketentuannya
sebagai berikut:
a) Apabila nilai signifikan atau probabilitas > 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa memiliki jenis yang homogen.
b) Apabila nilai signifikan atau probabilitas < 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa memiliki jenis yang tidak homogen
Tabel berikut menampilkan hasil perhitungan uji normalitas data
hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,064 1 38 ,802
1,918 1 38 ,174
Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan dihasilkan untuk nilai
signifikansi (sig) dengan besar 0,802 Hal tersebut membuktikan bahwa
pada taraf signifikansi α = 0.05 (5%), Sig Based On Mean > 0,05.
Sehingga, baik data pembelajaran kelas eksperimen maupun kontrol
berasal dari populasi yang berdistribusi homogen (sama).

4.2.2.2 Uji Hipotesis


Untuk pengujian hipotesis, peneliti harus melakukan langkah yaitu
pembuatan hipotesis. Berikut merupakan rumusan uji H:
(yang mana tidak memiliki pengaruh hasil proses belajar
siswa dengan penerapan model pembelajaran kontekstual
berbasis mobile quizizz pada kompetensi menerapkan cara
perawatann sistem rem konvensional)
(memiliki pengaruh hasil proses belajar siswa pada
penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis mobile
quizizz pada penerapan cara perawatann sistem rem
konvensional).
36

Teknik analisis uji-t digunakan untuk menguji hipotesis


penelitian. Setelah data dinyatakan normal dan homogen maka
digunakan analisis uji-t dengan aplikasi statistik..
1. Independent Sampel t-test
Adapun data perhitungan berdasarkan uji menggunakan
Aplikasi Statistik sebagai berikut:
Tabel 4.7 Deskripsi Statistik Hasil Belajar Siswa

Group Statistics

KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

EKSPERIMEN 20 83,50 10,01315 2,23901


POSTTES
KONTROL 20 70,00 14,68977 3,28473

Berdasarkan tabel yang telah dipaparkan menunjukkan nilai


rata-rata hasil belajar masing-masing kelompok siswa. Rata-rata
nilai kelas eksperimen dari hasil belajar siswa adalah 83,50,
sedangkan rata-rata nilai kelas kontrol dari hasil belajar siswa
adalah 70,00. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
dari siswa yang menerapkan model pembelajaran kontekstual
berbasis mobile quizizz lebih tinggi dari pada hasil belajar dari
siswa yang menerapkan model pembelajaran konvensional.
Rumusan hipotesis data hasil belajar siswa untuk uji ini
sebagai berikut:
a) Jikalau nilai signifikan > 0,05 dapat dikatakan Ho diterima.
b) Jikalau nilai signifikan < 0,05 dapat dikatakan Ho ditolak.

Tabel 4.8 Independent Sampel Test Hasil Belajar Siswa


Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
Sig. Mean Std. Error
(2-tailed) Difference Difference
Equal variances assumed ,002 13,50000 3,97525
POSTTES
Equal variances not assumed ,002 13,50000 3,97525
37

pada tabel yang dipaparkan diatas menunjukkan nilai sig (2-


tailed) dengan besar 0,002 < 0,05. Oleh karena itu, Ho dikatakan
ditolak. Akibatnya, terdapat perbedaan nilai hasil belajar siswa
antara penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis mobile
quizizz dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
2. Paired Sample t-test
Pengujian hipotessis menggunakan paired sample t-test
merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dua variable independen yang mana juga disebut uji beda t-test.
Berikut merupakan hasil pengujian dari paired sample test

Tabel 4.9 Paired Sample Statistics

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Std. Error


Deviation Mean

Sebelum diberikan perlakuan 43,25 20 14,625 3,270


Pair 1
Sesudah diberikan perlakuan 83,50 20 10,013 2,239
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa adanya
kenaikan nilai rata-rata sebelum perlakuan yaitu menggunakan
model pembelajaran konvensional didapatkan hasil 43,25,
sedangkan sesudah diberikan perlakuan yaitu dengan menggunakan
model pembelajaran kontektual didapatkan nilai rata-rata sebesar
83,50. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran
kontektual berbasis quizizz mobile meningkatkan nilai hasil belajar
siswa.
Tabel 4.10 Paired Samples test
Paired Samples Test
Paired
Differences
95% Confidence Sig. (2-
t df
Interval of the tailed)
Difference
Upper
Sebelum diberikan perlakuan -
Pair 1 -33,190 -11,932 19 ,000
Sesudah diberikan perlakuan
Pada tabel diatas menunjukkan hasil t hitung yang mana
didapatkan -11,932 dengan probabilitas/signifikansi 0,000 (p value
38

< 0,05) maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan keduanya


tidak identic atau terlihat perbedaan yang nyata.
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem


Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Berbasis Mobile Quizizz
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui apakah
ada atau tidaknya perbandingan hasil belajar siswa kelas di kelas XI TKRO
SMK Negeri 1 Nguling dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual
berbasis mobile quizizz dengan kelas dengan menerapkan model
pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz. Untuk mengetahui
pengaruh hasil belajar yaitu dengan soal pre-test dan post-test untuk proyek
penelitian. Selanjutnya dikumpulkan dengan menggunakan kriteria yang
sama, namun perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama.
Untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dengan menyadari berbagai
indikator yang terkait berdasarkan jenis prestasi yang telah dibuat, dievaluasi,
atau bahkan diukur dengan jenis prestasi yang telah dicapai, dinilai, atau
bahkan diukur.
Dalam penelitian ini telah dibuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
cukup siggnifikan antara kelas yang menggunakan model pembelajaran
kontektual berbasis mobile quizizz di kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling
dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional berbasis mobile
quizizz. Pada kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Ngulung, hasil uji-t
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz
dengan kelas yang menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis mobile
quizizz. Perbedaan skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 83,50 poin,
sedangkan skor rata-rata kelas kontrol sebesar 70,00 poin. Dibuktikan bahwa
Ho ditolak dengan melihat tabel independent sample test equal variances
assumed (data homogen pada uji prasarat). Berdasarkan temuan data tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara

39
40

ruang kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis


mobile quizizz dengan yang menggunakan model pembelajaran kontekstual.
Hasil belajar menurut Rusmono (2017) adalah modifikasi perilaku
seseorang pada ranah kognitif, emosional, dan psikomotorik. Berdasarkan
justifikasi yang diberikan, hasil belajar kelas kontrol lebih buruk
dibandingkan kelas eksperimen karena tetap menggunakan pendekatan
pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz. Nilai hasil belajar dapat
dipengaruhi oleh menurunnya sikap, pengetahuan, dan kemampuan siswa
akibat kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Bahkan
ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa sering bertindak tidak ramah
dan kurang memperhatikan penjelasan guru tentang isi pelajaran. Mereka
juga sering meremehkan tugas dan bacaan yang diberikan oleh instruktur.
Penerapan konsep pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran
dapat meningkatkan kemandirian, pengalaman, dan motivasi siswa. Proses
pembelajaran bersifat alamiah, berupa kegiatan kerja dan pengalaman siswa,
bukan transfer ilmu dari guru kepada siswa. Serta menurut Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Dasar Depdiknas tahun 2002, yang dijelaskan
sebagai kurikulum dan untuk penerapan model pembelajaran kontekstual
mengutamakan strategi pembelajaran daripada hasil belajar.

5.2 Hasil Belajar Siswa Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem


Konvensional Dengan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional Berbasis Mobile Quizizz
Berdasarkan analisis data hasil belajar kelas kontrol menunjukkan
perolehan nilai siswa diatas KKM hanya 9 siswa dari 20 siswa. Dengan
perolehan data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata kelas
kontrol adalah 70,00. Terdapat 11 siswa dengan nilai dibawah KKM yang
ditunjukkan dari perolehan nilai siswa dalam kelas kontrol. Penyebab dari
peserta didik tersebut karena berdasarkan penjelasan materi yang diberikan
guru tersebut kurang cepat mencerna materi, dan hilangnya fokus dalam
pembelajaran berlangsung, dan karena pengetahuan siswa itu sendiri yang
masih kurang.
41

Perolehan nilai pada kelas kontrol menunjukkan bahwa model


pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz dan demonstrasi langsung
masih kurang efektif dalam peningkatan hasil belajar. Pada hasil nilai tersebut
secara mayoritas mengalami peningkatan penilaian hasil belajar. Namun,
beberapa siswa masih belum mengalami peningkatan pembelajaran
disebabkan oleh beberapa hal. Hal tersebut diantaranya karena terdapat
beberapa siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran. kurang fokus yang
dimaksudkan adalah siswa merasa jenuh atau kurang tertarik karena hanya
mendengarkan guru ketika penyampaian materi. Hal tersebut relevan dengan
penelitian dari (Magdalena, M. 2018) yang menyebutkan pada penelitian
“kesenjangan antara model pembelajaran konvensional dengan model
pembalajaran contextual pada hasil belajar pancasila di program studi
teknika akademi maritim Indonesia”. Kesenjangan tersebut terletak pada
model pembelajaran konvensional yang menerapkan tentang penguasaan
konsep dari pada penguasaan kompetensi, selain itu model pembelajaran ini
lebih memusatkan pada peserta didik seperti menerima informasi secara pasif,
dan sumber materi di sampaikan oleh guru. Sehingga, bisa menyebabkan
kurang fokus bahkan kurang tertarik ketika pembelajaran.
Perbedaan penyampaian materi juga bisa menjadi perbedaan
pemahaman siswa tentang materi yang telah diberikan. Semakin banyak
konsep materi yang diberikan bisa menyebabkan kurangnya pemahaman
siswa pada materi. Oleh karena itu, penting adanya pemetaan konsep
pemberian materi yang akan diberikan selama pembelajaran secara
keseluruhan baik semester dan pertahun. Hal tersebut diperkuat oleh
(Purwoto, 2003:67) yang menyebutkan beberapa kekurangan model
pembelajaran konvensional yaitu siswa kesulitas ketika menelaah konsep
materi yang padat untuk mudah dipahami sehingga peserta didik menjadi
lebih cepat lupa.
Model pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz dan
demonstrasi langsung sering menyelesaikan permasalahan diakhir
pembelajaran selesai. Karena kegiatan tersebut berlangsung untuk tidak
mengganggu jalannya penyampaian materi oleh guru. Dipertegas dengan
42

yang dikemukakan oleh Hendriana (2014:44), menurutnya pembelajaran


konvensional meletakan pencapaian penyelesaian permasalahan diakhir
kegiatan belajar mengajar adalah sebuah latihan dan pendalaman yang telah
dipelajari. Pada kegiatan belajar mengajar agar pelaksanaan sampai pada
tahap akhir yaitu penyelesaian permasalahan, perlu adanya pengendalian guru
atas pembelajaran yang terstrukur sehingga menjadi tanggung jawab guru atas
lancar atau tidaknya pembelajaran. Hal tersebut didukung oleh Safrina, dkk
(2014:14) menegaskan bahwa pembelajaran konvensinal sangat menekankan
pada kontrol guru atas semua kegiatan dan penyampaian pengetahuan di kelas
yang lebih terorganisir.
Ketika kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran
konvensional ini cenderung mengkotak-kotakkan siswa. Maksud dari hal
tersebut adalah pembahasan materi yang diberikan dibatasi setiap pertemuan.
Artinya, ketika pembelajaran konvensional ini tidak leluasa membahas materi
sebelum atau berikutnya yang belum diajarkan karena terpusat pada materi
pertemuan itu. Hal tersebut didukung oleh kholik (2011) yang menyebutkan
kelemahan pembelajaran konvensional yang cenderung mengkotak-kotakkan
siswa ketika pembelajaran.
Hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional
berbasis mobile quizizz dan demonstrasi langsung kurang efektif apabila
diterapkan ketika pembelajaran. karena model pembelajaran ini hanya
terpusat pada guru untuk mengatur jalannya pembelajaran dengan baik, dan
menyumbangkan batasan kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya
yang memiliki kesinambungan. Sehingga, menyebabkan siswa kurang fokus
bahkan kurang tertarik ketika pembelajaran.

5.3 Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kontektual


(Contextual Teaching and Learning) Berbasis Quizizz Mobile dengan
Model Pembelajaran Konvensional Berbasis Quizizz Mobile Pada
Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem Konvensional Kelas XI
TKRO SMK Negeri 1 Nguling
43

Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata


antara kedua kelas tersebut. Jika dibandingkan dengan kelas kontrol, nilai
kelas eksperimen lebih besar dengan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah
83,50, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 70,00. Kemudian
terdapat perbedaan pada nilai yang diperoleh siswa di kelas kontrol memiliki
9 siswa dengan nilai di atas KKM sedangkan pada kelas eksperimen memiliki
16 siswa dengan nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara penggunaan model pembelajaran kontektual dengan
penggunaan model pembelajaran konvensional.
Pada kelas XI TKRO SMK Negeri 1 NgulIng, hasil uji-t menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang menggunakan
model pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz dengan kelas yang
menerapkan pembelajaran kontekstual berbasis mobile quizizz. Perbedaan
skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 83,50 poin, sedangkan skor rata-rata
kelas kontrol sebesar 70,00 poin. Dibuktikan bahwa Ho ditolak dengan
melihat tabel independent sample test equal variances assumed (data
homogen pada uji prasarat). Selain uji T, juga dilakukan pengujian paired
sample test yang mana telihat peningkatan untuk nilai rata-rata sebelum
adanya perlakuan adalah 43,25. Sedangkan setelah perlakuan didapatkan nilai
rata-rata adalah 80,50. Ditunjukkan pada nilai t hitung adalah -11,932 maka
Ho ditolak dan kedua rata-rata populasi tidak identic, sehingga terlihat
perbedaannya secara nyata. Berdasarkan temuan data tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara ruang kelas
yang menggunakan model pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz
dengan yang menggunakan model pembelajaran kontekstual.

5.4 Pengaruh Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Kontektual


(Contextual Teaching and Learning) Berbasis Quizizz Mobile Pada
Menerapkan Cara Perawatan Sistem Rem Konvensional Kelas XI
TKRO SMK Negeri 1 Nguling
Adapun pengaruh dari model pembelajaran kontekstual berbasis
mobile quizizz pada prinsipnya membantu melaksanakan Kegiatan untuk
44

pembelajaran di kelas eksperimen tersebut. Penerapan model pembelajaran


kontekstual berbasis mobile quizizz membuat peserta didik lebih antusias
untuk menyelesaikan persoalan yang telah diberikan karena dalam permainan
ini memiliki durasi waktu yang perlu diselesaikan oleh siswa. Pada model
pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen tersebut memiliki
komunikasi yang intensif dari guru dengan siswa ketika kegiatan belajar
mengajar berlangsung. Hal demikian relevan dengan pendapat Rustaman
(2001:461) yang menyebutkan bahwa guru dan siswa harus berkomunikasi
dan terlibat satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran, termasuk
proses pembelajaran yang berhasil.
Pengembangan pembelajaran CTL diperlukan karena merupakan salah
satu strategi pembelajaran yang disarankan untuk melaksanakan kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Pembelajaran kontekstual mengacu pada instruksi
yang membantu guru menghubungkan informasi yang diajarkan dengan
situasi yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Ini juga
memungkinkan siswa untuk menarik hubungan antara pengetahuan yang
mereka miliki dan bagaimana mereka dapat menggunakannya dalam
kehidupan mereka sendiri. Siswa didorong untuk memahami apa itu belajar,
apa manfaat belajar, dan bagaimana mencapainya. Proses pembelajaran tidak
hanya melibatkan guru menyampaikan pengetahuan kepada siswanya,
melainkan terjadi secara spontan dalam bentuk kegiatan yang dikerjakan dan
dialami siswa. Akibatnya, mereka menampilkan diri sebagai pihak yang
membutuhkan sumber daya untuk kesejahteraan masa depan mereka.
Dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan akademik
mereka dalam berbagai pengaturan baik di dalam maupun di luar kelas, siswa
dapat memanfaatkan pembelajaran kontekstual untuk mengatasi masalah baik
sendiri maupun dalam kelompok. Siswa tidak hanya menjadi pendengar pasif
dalam pembelajaran ini karena memberi mereka lebih banyak kesempatan
untuk mengeksplorasi, melakukan, dan mengalami hal-hal untuk diri mereka
sendiri. Pengetahuan dan pengalaman dunia nyata (real world learning),
berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, aktif, kritis, siswa kreatif,
pemecahan masalah, menyenangkan, menyenangkan, tidak membosankan
45

siswa belajar, (joyful and quantum learning), dan pemanfaatannya dari


banyak sumber yang diprioritaskan dalam pembelajaran ini.
Pada kelas eksperimen diberikan model pembelajaran yang akan
digunakan untuk menghadirkan suasana kompetitif serta edukatif yang
ditunjukkan ketika penyelesaian permasalahan dengan aplikasi quizizz.
Sependapat dengan pendapat oleh Sardiman (1986:21) yang menyebutkan
bahwa proses komunikasi dan interaksi berada dalam posisi yang unik artinya
dalam suasana belajar yang dikehendaki oleh masing-masing pihak. Hal
tersebut berbeda dari kelas kontrol menerapkan model pembelajaran
konvensional berbasis mobile quizizz dan demonstrasi langsung pada
penerapan model pembelajarannya. Ketika penjelasan materi dari guru
pengajar, mayoritas siswa sering kurang memperhatikan pembelajaran
sehingga terdapat beberapa siswa yang kurang paham pada materi tersebut.
Meskipun guru sering mananyakan tentang beberapa persoalan yang bisa
dijawab oleh beberapa siswa saja.
Strategi pembelajaran yang digunakan pada kelas eksperimen baik
untuk digunakan pada sekolah menengah kejuruan. Kesesuaian penerapan
model pembelajaran ini berkaitan dengan usaha agar kemampuan berfikir
kritis, aktif, dan kemampuan percaya diri dapat dimiliki oleh peserta didik.
Sehingga, siswa mampu mengembangkan ide atau gagasannya dalam
menyelesaikan persoalan dengan bekerja sama atau secara individu. Sehingga
peneraan model pembelajaran ini bisa menjadi alternatif terhadap guru selain
menggunakan model pembelajaran yang biasa dilakukan.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil, pengolahan data, analisis, dan pembahasan
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada uji kompetensi penerapan cara perawatan sistem rem
konvensional dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual
(Contextual Teaching and Learning) berbasis mobile quizizz di kelas XI
TKRO 2 didapatkan hasil belajar siswa yang mana rata-ratanya 83,50
yang mana terlihat bahwa terdapat 16 siswa dengan nilai di atas KKM.
2. Berdasarkan pada uji kompetensi penerapan cara perawatan sistem rem
konvensional yang menerapkan model pembelajaran dengan power
point dan demonstrasi langsung di kelas XI TKRO 3 didapatkan hasil
belajar siswa yang mana rata-ratanya 70 yang mana hanya terdapat 9
siswa dengan nilai di atas KKM.
3. Berdasarkan hasil belajar siswa antara penggunaan model pembelajaran
kontektual (Contextual Teaching and Learning) berbasis quizizz mobile
dengan pembelajaran konvensional berbasis quizizz mobile pada
peneraoan cara perawatan sistem rem konvensional di kelas XI TKRO
terdapat perbedaan yang signifikan yang mana terlihat jelas antara rata-
rata nilai dari kedua perlakuan yang meningkat dan nilai t hitung dari
hasil uji yaitu -11,932 dengan signifikansi 0,000.
4. Berdasarkan hasil penerapan model pembelajaran kontekstual berbasis
mobile quizizz terdapat pengaruh yang ditinjau dari perubahan terhadap
hasil belajar yang signifikan dan perubahan tingkah laku siswa antara
model pembelajaran kontekstual berbasis mobile quizizz dengan model
pembelajaran konvensional berbasis mobile quizizz dan Demonstrasi
langsung pada kompetensi menerapkan cara perawatan sistem rem
konvensional peserta didik kelas XI TKRO SMK Negeri 1 Nguling.

46
47

6.2 Saran
Pada penelitian tersebut, lebih tepatnya kesimpulan dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi Kepala Sekolah
Disarankan bagi sekolah perlu adanya memberikan diklat atau pelatihan
bagi guru-guru untuk melatih skill mengajar seperti pembuatan media
yang menarik, dan proses belajar mengajar yang aktif.
2. Bagi guru
Pelatihan model pembelajaran dan media perlu untuk diikuti oleh guru.
3. Bagi peserta didik
Diharapkan dengan mempelajari materi, peserta didik menjadi
meningkat keaktifannya, kemudian berlatih untuk berfikir kritis dalam
pemecahan masalah yang dihadapi, dan senantiasa bekerja sama dengan
yang lain untuk memaksimalkan penguasaan materi.
4. Bagi peneliti berikutnya
Disarankan kepada peneliti berikutnya apabila ketika menerapkan
model pembelajaran agar bisa menilai waktu pembelajaran sebab,
ketika penerapannya bisa memakan waktu yang cukup lama. Kemudian
peneliti berikutnya, bisa menggunakan jenis permainan lain yang
sesuai. Seperti: ular tangga, sudoku, outbond, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Adang, D., & Arip. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis.
LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).
Ahiri, J. (2017). Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran. Uhamka Press.
Amri, S., & Ahmadi, L. K. (2012). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif
dalam Kelas. PT Prestasi Pustakaraya.
Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Yrama Widya.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Revisi).
Rineka Cipta.
B Elaine, J. (2014). Contextual Teaching and Learning. Kaifa.
Cristiyanda, G., & Sylvia, I. (2021). Pengaruh Penggunaan Webquiz Quizizz
Terhadap Hasil Belajar Sosiologi Siswa di SMA N 16 Padang. Jurnal Sikola:
Jurnal Kajian Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(3), 174–183.
https://doi.org/10.24036/sikola.v2i3.110
Fathoni, A. (2006). Metodologi Penelitian & Teknik Penyusunan Skripsi. Rineka
Cipta.
Hasibuan, A. T., & Prastowo, A. (2019). Konsep Pendidikan Abad 21:
Kepemimpinan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Sd/Mi.
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar Dan Keislaman,
10(1), 26–50. https://doi.org/10.31942/mgs.v10i1.2714
Indriani, G. S. (2018). Implementasi Pendekatan Kontekstual Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MTs Pada Materi SPLDV. Jurnal
Pendidikan Tembusai, 2(6), 1734–1738.
Lubis, E. A., & Sembiring, E. L. (2019). Penerapan Model Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning Dengan Pemberian Handout Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XII IPS SMA Negeri 1
Bahorok T.P 2017/2018. Pai, 5(2), 87–92.
https://osf.io/g92xm/download/?format=pdf
Maulana, A., & Nurhadi, Y. (2010). Model Dinamika Pada Sistem Pengereman
Mobil. Universitas Pancasila.
Mukhadis, A. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif Bidang Pendidikan dan

48
49

Contoh Aplikasinya. Aditya Media Publising.


Mulyani, F., & Haliza, N. (2021). Analisis Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) Dalam Pendidikan. Jurnal Pendidikan Dan Konseling
(JPDK), 3(1), 101–109. https://doi.org/10.31004/jpdk.v3i1.1432
Purwanto. (2016). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar.
Rusman. (2014). Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme
Guru). Raja Grafindo Persada.
Rusmono. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu
Perlu. Ghalia Indonesia.
Rusmono. (2017). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
Perlu: untuk meningkatkan profesionalitas guru. Ghalia Indonesia.
Shoimin. (2016). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. AR-
RUZZ MEDIA.
Siti Rochani. (2013). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Pembelajaran Kontektual (Contextual Teaching And Learning) Berbantu
Alat Peraga Manik-Manik Pada Siswa Kelas V SD 1 Panjang Tahun Ajaran
2013/2014. UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Tarsito.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja
Rosdakarya.
Sufairoh. (2016). Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran K-13. Jurnal
Pendidikan Profesional, 5(3), 116–125.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Susiloningsih, W. (2016). Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and
Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa PGSD Pada
MataKuliah Konsep IPS Dasar. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 5(1), 57.
https://doi.org/10.21070/pedagogia.v5i1.89
Trihendradi, C. (2005). SPSS 12 Statistik Inferen Teori dan Aplikasinya. Penerbit
Andi.
Zahroh, D. A., & Yuliani, Y. (2021). Pengembangan e-LKPD Berbasis Literasi
Sains untuk Melatihkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik pada
Materi Pertumbuhan dan Perkembangan. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
50

(BioEdu), 10(3), 605–616. https://doi.org/10.26740/bioedu.v10n3.p605-616


51

Lampiran 1: Surat Tugas Pembimbingan


52

Lampiran 2: Surat Tugas Seminar Proposal


53

Lampiran 3: Berita Acara Seminar Proposal


54

Lampiran 4: Surat Keterangan Meneminarakan Usulan SKRIPSI


55

Lampiran 5: Surat Tugas Seminar Hasil


56

Lampiran 6: Berita Acara Seminar Hasil


57

Lampiran 7: Surat Keterangan Seminar Hasil SKRIPSI


58

Lampiran 8: Surat Izin Penelitian


59

Lampiran 9: Validasi Instrumen Penelitian


60
61
62
63

Lampiran 10: Validasi Perangkat Pembelajaran


64
65
66
67
68
69
70

Lampiran 11: Surat Keterangan Bebas Plagiasi


71

Lampiran 12: Riwayat Hidup

Aldo Kurniawan dilahirkan di Kabupaten Tulungagung pada


tanggal 30 Desember 1999, anak Pertama dari tiga
bersaudara, pasangan Bapak Seni dan Ibu Srianik.

Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri 1 Wajak Lor, Kec.


Boyolangu, Kabupaten Tulungagung dan selesai pada tahun
2012. Pendidikan jenjang SLTP ditempuh di SMP Negeri 6
Tulungagung dan selesai tahun 2015. Pendidikan jenjang
SLTA ditempuh di SMK Negeri 3 Boyolangu Tulungagung
pada jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan selesai
pada tahun 2018. Pendidikan sarjana S1 Pendidikan Teknik Otomotif ditempuh di
Universitas Negeri Malang dan selesai pada tahun 2023.

Semasa menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam kegiatan organisasi. Oraganisasi


yang penulis ikuti yaitu Semeru team dalam divisi kelistrikan body kendaraan,
yang bertugas dalam pengembangan mobil hemat energi pada kendaran listrik.

Anda mungkin juga menyukai