SKRIPSI
Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Teknik Mesin
Oleh
5201409109
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian,
Ketua : Dr. M. Khumaedi, M.Pd. (................................ )
NIP. 19620913 199102 1 001
Dewan Penguji,
Pembimbing I : Drs. Karsono, M.Pd. (................................ )
NIP. 19500706197501 1 001
Ditetapkan di Semarang,
Tanggal :............................
Mengesahkan
Dekan Fakulkas Teknik
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
dengan arahan dosen pembibing, sumber informasi atau kutipan yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka dibagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik
dari sekarang.
PERSEMBAHAN:
1. Allah SWT
UNNES
8. Almamater UNNES.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
Semarang.
Negeri Semarang.
9. Bapak dan Ibu yang senantiasa mendo’akan dan memberikan dukungan baik
v
10. Teman-teman senasib dan seperjuangan yang selalu mendorong, mendukung
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengahrapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini dan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
semangat pembaca untuk melakukan eksperimen dan penelitian yang lain demi
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
D. Tujuan Penelitian.............................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian............................................................................ 7
viii
2. Hasil Belajar .............................................................................. 12
C. Hipotesis ........................................................................................... 30
ix
2. Analisis data post test ................................................................ 52
B. Pembahasan ...................................................................................... 58
A. Simpulan........................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................. 69
LAMPIRAN ........................................................................................................ 73
x
DAFTAR LAMPIRAN
2012 ............................................................................................ 74
sekolah ........................................................................................ 77
Lampiran 14. Analisis Validitas, Reliabilitas, dan Tingkat Kesukaran Soal ..... 128
xi
Lampiran 19. Daftar Nilai Hasil Pre Test dan Post Test .................................. 151
Lampiran 20. Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol ............................... 153
Lampiran 21. Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen ....................... 154
Lampiran 23. Uji Kesamaan Rata-rata Data Pre Test ........................................ 156
Lampiran 24. Uji Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen ....................... 157
Lampiran 25. Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol ............................. 158
Lampiran 27. Uji Kesamaan Rata-rata Data Post-test (Uji Hipotesis) ............. 160
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
Learning ...................................................................................... 18
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
agar diperoleh hasil sesuai dengan visi pendidikan nasional. Visi pendidikan
Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Sekolah Dasar dan
Menengah, 2007: 5). Untuk mewujudkan visi tersebut, perlu sebuah usaha
Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah dengan menerapkan model
di kelas.
awal hingga akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dalam penyajian
1
2
dunia kerja setelah mereka lulus. Sebagai upaya mempersiapkan siswa untuk
terjun ke dunia kerja maka pendidikan dirancang sedemikian rupa agar siswa
pembelajaran langsung.
memperhatikan demonstrasi guru. Dalam materi ini belum ada modul yang
berasal dari hasil catatan materi yang telah disampaikan oleh guru.
Pembelajaran seperti ini dirasa kurang efektif dan menjenuhkan bagi siswa.
atau mendapatkan nilai ≥7,50. Jumlah siswa yang lulus dengan memenuhi
standar KKM ada 65% dari seluruh siswa dalam kelas tersebut, sehingga
masih ada 35% siswa yang belum menguasai materi menggunakan alat-alat
siswa dan tidak pula dipersalahkan kepada guru akan tetapi secara bersama-
sama mencari inti permasalahan agar dapat dicari solusinya. Salah satu
4
mandiri meskipun tidak ada guru yang mendampingi. Kondisi ini sangat
hasil yang akan dicapai dari penelitian ini diharapkan dapat membuktikan
(measuring tools).
KENDARAAN RINGAN”.
B. BATASAN MASALAH
langsung yang terdiri dari mistar ukur, jangka sorong, dan mikrometer.
membandingkan hasil belajar mana yang lebih baik dari penerapan model
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui mana yang lebih baik antara hasil belajar dari penerapan
E. MANFAAT PENELITIAN
pendidik, peserta didik, penulis dan semua pihak yang terkait dengan dunia
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian berupa modul dapat dipakai sebagai bahan ajar dan
2. Bagi Guru
8
3. Bagi Siswa
4. Bagi Peneliti
F. PENEGASAN ISTILAH
yang berkaitan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya penegasan istilah-
1. Penerapan
dalam penelitian ini adalah proses atau kegiatan yang dilakukan untuk
9
langsung jika ditinjau dari hasil belajar dan keaktifan siswa pada
2. Model Pembelajaran
(Suprijono, 2012:46).
dikemukakan oleh David A Kolb yang terdiri dari empat tahapan, yaitu:
4. Modul
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
11
12
hanya satu arah. Pada pengajaran guru mengajar, peserta didik belajar;
2011: 13).
2. Hasil Belajar
penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang setelah diberi perlakuan
dari pada stategi, metode atau prosedur (Trianto, 2007: 6). Suatu model
teknik pembelajaran.
paling cepat sehingga materi pelajaran dapat segera diserap oleh siswa
ditetapkan.
masing-masing
masing istilah tersebut diatas dapat digambarkan dalam bagan
berikut:
(Prihantana, 2012: 3)
Menurut Kolb (1984: 30), ada empat tahap yang saling mengikuti
learning theory
(Baharudin
Baharudin dan Wahyuni
Wahyuni, 2007: 167)
19
dalam satuan waktu tertentu (Purwanto dkk, 2007: 9). Modul adalah
dengan sub kompetensi yang satu, maka akan melangkah maju dan
modul.
b. Desain Modul
dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan
c. Implementasi
d. Penilaian
valid atau tidaknya modul yang telah disusun. Evaluasi dan validasi
tugas, latihan atau kegiatan lainnya yang ada diyakini dapat efektif
f. Jaminan Kualitas
isi materi modul dijamin oleh dosen dalam hal ini adalah dosen
a. Mistar Ukur
Pada mistar ukur terdapat dua satuan skala ukuran yaitu skala
metrik dan inchi. Ketelitian mistar ukur adalah 1 mm, atau 1/8 inchi.
b. Jangka Sorong
tetap) dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar
Gambar 5. Bagian-bagian
bagian jangka sorong
Pada mistar geser terdapat skala utama dan skala nonius atau
skala vernier. Jarak antar garis pada skala utama untuk satuan metrik
pada umumnya 1 mm, sedang pada satuan inci jarak antar garis
adalah 1/16 inci untuk ketelitian 1/128 inci dan 0,025 inci untuk
1) Baca ska
skala
la utama dengan membaca garis angka nol skala vernier
Contoh :
Hasil Pembacaan :
- Hasi
Hasil pembacaan: Skala utama : = 137 mm
= 137,45
137 mm
hal-hal
hal yang harus diperhatikan sebagai upaya pemeliharaan jangka
c. Mikrometer
yang
ng lebih tinggi daripada mistar ingsut, mempunyai kecermatan
dimensi luar dan dalam benda. Ketelitian didapat dari 0,01 s/d 0,001
mm, dst.
1) Bagian
Bagian-bagian utama mikrometer :
2) Kalibrasi
3) Pembacaan skala
0,01 = 0,37 mm
4) Pemeliharaan
sesudah digunakan.
B. Kerangka Berfikir
efektif untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar peserta didik. Pada
jangka panjang. Konsep pembelajaran ini dapat memberi makna yang lebih
peserta didik.
agar dapat belajar secara terstruktur. Modul juga dapat digunakan sebagai
sendiri akan lebih menguatkan memori siswa dalam memahami materi yang
sedang dipelajari.
87% pada ranah afektif, dan 100% pada ranah psikomotorik. Hasil penelitian
meningkatkan hasil belajar siswa. Alur kerangka berfikir pada penelitian ini
C. HIPOTESIS
Tools) maka hasil belajarnya akan lebih baik daripada hasil belajar
signifikan”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Keterangan:
31
32
E = kelas eksperimen
K = kelas kontrol
2. Pelaksanaan Eksperimen
pilihan ganda diuji cobakan pada kelas uji coba instrumen sehingga
(measuring tools).
3. Alur Penelitian
kelayakan modul. Jika hasil uji media modul tidak layak maka modul
harus disusun ulang, tetapi jika modul dinyatakan layak maka dapat
1. Populasi
populasi berjumlah 108 siswa yang terbagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu
2. Sampel
Dari populasi yang ada akan diambil 2 (dua) kelas sebagai sampel
dalam penelitian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen, dan satu kelas lagi
dapat dilakukan.
C. Variabel Penelitian
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini akan
Untuk itu desain model pembelajaran disusun sedemikian rupa agar diperoleh
belajar siswa, dalam model belajar ini guru bertindak sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran.
alat-alat ukur.
dalam modul direfleksikan kedalam wujud nyata dari alat ukur yang
gagasan siswa.
modul.
E. Penyusunan Modul
(Measuring Tools) akan dibagi menjadi 5 (lima) unit bahan ajar yaitu
e. Ketersediaan Modul
2. Desain Modul
modul atau draft modul yang tertuang dalam Garis Besar Isi Modul
3. Implementasi
4. Penilaian
penilaian tes hasil belajar. Dasar penyusunan tes adalah analisis tugas dan
tentang aspek tampilan modul mencapai 90% dan indikator ini termasuk
88,78% dan indikator ini termasuk dalam kategori sangat baik, serta dari
6. Jaminan Kualitas
F. Pengumpulan Data
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
Responden yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu siswa kelas eksperimen
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda
penilaiaan skor. Setiap jawaban benar akan mendapat skor 1 dan jawaban
sebagai berikut.
1) Materi yang akan digunakan untuk tes dibatasi pada aspek-aspek kognitif
4) Menentukan alokasi waktu pengerjaan soal tes. Butir soal uji coba
tidak masuk sebagai sampel penelitian yaitu kelas X TKR-2 SMK Negeri 3
Semarang tahun ajaran 2012/2013. Uji coba perangkat tes digunakan untuk
G. Penilaian Instrumen
1. Validitas soal
diperoleh hasil dari 40 soal ujicoba yang tidak valid adalah soal nomor 2,
2. Reliabilitas soal
perhitungan lebih besar dari nilai tabel (r11 > rtabel), sehingga dapat
dalam bentuk indeks. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
1) Soal kriteria mudah, nomor 3, 4, 5, 8, 12, 16, 17, 20, 22, 24, 35, 40.
2) Soal kriteria sedang yaitu nomor 1, 2, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 18, 19,
21, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39.
3) Soal kriteria sukar yaitu nomor 14. (Lihat lampiran 14 dan 15)
48
(berkemampuan rendah).
sekali” ada satu soal yaitu nomor 26. Soal yang tergolong “baik” ada 14
soal yaitu nomor 5, 9, 10, 15, 18, 19, 22, 23, 24, 30, 33, 35, 36, dan 37.
Soal yang tergolong cukup ada 20 soal yaitu 1, 3, 4, 6, 7, 11, 12, 13, 16,
17, 20, 25, 27, 28, 29, 31, 32, 38, 39, dan 40. Soal yang tergolong jelek
ada 5 nomor yaitu nomor 2, 8, 14, 21, dan 34. (Lihat lampiran 14 dan 15)
layak dan soal yang tidak layak digunakan sebagai instrumen evaluasi
hasil pembelajaran. Soal yang dipakai yaitu soal yang memenuhi kriteria
valid, reliabel, daya beda minimal cukup, dan soal yang tidak terlalu
sukar atau terlalu mudah. Hasil analisis hasil uji coba soal ditunjukan
soal uji coba ada 33 soal yang layak digunakan dalam penelitian dan 7
butir soal tidak layak digunakan. Untuk memenuhi jumlah soal penelitian
Butir soal yang dihapus terdiri dari 7 soal yang tidak layak dan 3 butir
soal layak menurut uji analisis butir soal. Ketiga soal layak yang dihapus
tersebut adalah soal nomor 18, 19, dan 25. Pertimbangan penghapusan
butir soal tersebut adalah bahwa butir soal yang dihapus tidak
indikator dibuat lebih dari satu butir soal. (Lihat lampiran 11, 14 dan 15)
Penelitian ini ingin membuktikan mana yang lebih baik antara hasil
diantaranya adalah uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (uji-t).
a. Uji normalitas
୩
(O୧ − E୧ )ଶ
χ =
ଶ
Eଵ
୧ୀଵ
Keterangan:
χ2 = nilai chi-kuadrat
b. Kesamaan homogenitas
digunakan adalah:
Varians Terbesar
F=
Varians Terkecil
varians yang sama atau homogen. Tolak H0 hanya jika F ≥ F1/2α(ݒଵ ,ݒଶ )
(Sudjana, 2005: 250). F1/2α(ݒଵ ,ݒଶ ) atau Ftabel didapat dari daftar
51
H0 : µ2 = µ1
H1 : µ2 ≠ µ1
Keterangan :
Keterangan:
t = uji-t
a. Uji Normalitas
b. Uji Homogenitas
A. Hasil Penelitian
data-data berupa nilai rata-rata pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Berikut adalah nilai rata-rata hasil pre-test dan post-test
data kelas eksperimen dengan nilai χ 2 hitung = 5,21 pada taraf nyata =
53
54
< χ 2 tabel (5,21 < 11,07), ini berarti nilai keadaan awal kelas
χ 2 tabel (7,11 < 11,07), ini berarti nilai keadaan awal kelas kontrol
Dengan demikian Fhitung < Ftabel. Maka Ho diterima, hal itu berarti
lampiran 22)
55
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 10.
diperoleh 2,00. Karena t hitung < t tabel (0,38 < 2,00) maka dapat
data kelas eksperimen dengan nilai χ 2 hitung = 4,40 pada taraf nyata =
< χ 2 tabel (4,40 < 11,07), ini berarti nilai hasil belajar kelas
< 11,07), ini berarti nilai hasil belajar kelas kontrol berdistribusi
demikian Fhitung < Ftabel. Maka H0 diterima, hal itu berarti kedua kelas
varians yang sama, sehingga uji-t untuk menguji hipotesis bisa dilakukan
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 13.
B. Pembahasan
tersebut adalah data hasil belajar. Pengumpulan data hasil belajar dilakukan
melaui metode tes (pre-test and post-test) yang diberikan kepada kelas
berdistribusi normal, Fhitung < Ftabel (1,06 < 2,00) maka dapat dikatakan bahwa
kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari keadaan
yang homogen atau sama. Berdasarkan hasil uji kesamaan rata-rata data pre-
59
test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji-t juga diperoleh thitung
< ttabel (0,38 < 2,00) yang berarti pada dasarnya secara keseluruhan tingkat
kecerdasan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Kedua
kelas kemudian diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi
pembelajaran langsung.
antara guru dan siswa. Guru berusaha menggiring alur berfikir siswa dengan
alat ukur. Tujuan dari tahap ini adalah untuk membuka wawasan siswa
masing-masing siswa. Tujuan dari tahap ini adalah agar siswa aktif dalam
seperti mistar ukur, jangka sorong, dan mikrometer. Tujuan dari tahap ini
adalah agar siswa mampu menerapkan konsep belajar yang telah dipahami
materi yang diberikan oleh guru. Materi pelajaran diperoleh siswa dengan
berbeda, kemudian kedua kelas diberikan post test pada akhir penelitian, hasil
dari test tersebut dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis
(uji kesamaan rata-rata). Hasil uji normalitas dan homogenitas data post-test
thitung = 5,35 dan ttabel = 2,00. Sehingga thitung > ttabel yang berarti bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima atau ada perbedaan signifikan hasil nilai post-test
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa
oleh David Kolb. Siswa mampu merasakan, mengamati, berfikir, dan bekerja
sesuai dengan apa yang dialaminya dalam, tanya jawab, belajar modul, diskusi
Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa siswa semakin lama
modul. Hal ini berarti siswa telah melalui tahap refleksi dan pengamatan aktif
(reflective observation).
62
conceptualization).
yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang mendapat pembelajaran dengan
ukur (measuring tools). Hasil rata-rata nilai post-test pada kelas eksperimen
sebesar 83,63 , sedangkan hasil post-test pada kelas kontrol sebesar 73,14.
meningkatkan hasil belajar siswa sebelum dan setelah perlakuan yaitu sebesar
51,86 point atau 134,68%. Hasil tersebut lebih tinggi 10,00 point (30,41%)
hanya sebesar 41,86 point atau 164,27%. Peningkatan hasil belajar siswa
langsung.
sebesar 55,88%. Hal ini menunjukan bahwa ketuntasan hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol dengan selisih sebesar 29,41%.
Halini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Munif (2009: 79) dalam
nilai keaktifan siswa kelas eksperimen sebesar 70,18, sedangkan kelas kontrol
keaktifan siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
membuat siswa lebih tenang karena guru mengendalikan siswa secara penuh.
pelajaran dan contoh soal beserta tanya jawab. Kegiatan hanya berpusat pada
guru saja sebagai pemberi informasi atau materi pembelajaran sehingga siswa
cenderung pasif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Guru lebih banyak
yang sudah jelas atau belum hanya diam saja, siswa yang belum jelas kadang
Materi pelajaran yang akan dipelajari telah ada dalam modul sehingga siswa
tidak lagi hanya sibuk menulis materi akan tetapi lebih banyak belajar
bersifat aplikatif dapat lebih mudah dipahami oleh siswa melalui tindakan
nyata.
66
belajar adalah perubahan perilaku, (2) belajar merupakan proses, (3) belajar
belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, (2) ketuntasan
belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, (3) keaktifan
belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Jadi dapat
belajar dan keaktifan siswa yang baik merupakan tolok ukur keberhasilan
67
bagi guru. Semoga dengan hasil penelitian ini dapat menjadi pendorong bagi
PENUTUP
A. Simpulan
Ringan SMK Negeri 3 Semarang tahun ajaran 2012/2013. Hal ini terlihat dari
nilai hasil post-test yang dicapai kelas eksperimen memiliki rata-rata yang
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hasil perhitungan nilai post-test juga
tinggi daripada kelas kontrol. Keaktifan siswa kelas eksperimen juga lebih
nilai post test antara hasil belajar dari penerapan model pembelajaran
68
69
siswa sebesar 75,18, nilai tersebut lebih baik daripada model pembelajaran
langsung yang hanya sebesar 60,59. Hal ini dapat memberikan bukti bahwa
Kendaraan Ringan.
B. Saran
Beberapa hal yang harus diperhatikan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar & Pembelajaran.
Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
71
72
http://ictarea.blogspot.com/2011/12/pendekatan-strategi-metode-
teknik.html. Diakses pada tanggal 11 Jui 2013, pukul 13.44 WIB.
Rifa’i, Achmad dan C.T. Anni. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes
Press.
Sriyanti, Maya, Kastam Syamsi dan Ari Kusmiatun. 2012. Keefektifan Metode
Pembelajaran Berbasis Pengalaman (Experiential Learning) dalam
Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Seyegan Sleman. E-Journal Pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia S-1. Volume 1, No. 2. [online]. Diakses dari
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1104/10/108 pada tanggal 11
Februari 2013, pukul 11:30 WIB.