DISUSUN OLEH :
AULIA ISTIQOMAH
NIM 31601601253
DISUSUN OLEH :
AULIA ISTIQOMAH
31601601253
ii
FINAL PROJECT
Arrenged By :
AULIA ISTIQOMAH
31601601253
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
TIM PENGUJI
Ketua Penguji
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Dengan bahwa ini saya menyatakan bahwa judul dan isi Tugas Akhir yang
saya buat dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Teknik
Industri tersebut adalah asli dan belum pernah diangkat, ditulis ataupun
dipublikasikan oleh siapapun baik keseluruhan maupun sebagian, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, dan
apabila di kemudian hari ternyata terbukti bahwa judul Tugas Akhir tersebut
pernah diangkat, ditulis ataupun dipublikasikan, maka saya bersedia dikenakan
sanksi akademis. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh
tanggung jawab.
Materai 10000
Aulia Istiqomah
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Dengan ini menyerahkan Karya Ilmiah berupa Tugas Akhir dengan judul :
USULAN PERBAIKAN UNTUK MENURUNKAN TINGKAT CACAT
KEMASAN PRODUK KECAP DI PT. SUKA SARI MITRA MANDIRI
DENGAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC)
Menyetujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung Semarang serta
memberikan Hak bebas Royalti Non-Eksklusif untuk disimpan, dialih mediakan,
dikelola dan pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk
kepentingan akademis selama tetap mencantumkan nama penulis sebagai pemilik
Hak Cipta. Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila
dikemudian hari terbukti ada pelaanggaran Hak Cipta/Plagiatisme dalam Karya
Ilmiah ini, maka segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tangung
secara pribadi tanpa melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.
Aulia Istiqomah
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Pertama,
Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayah serta kasih sayang-
Nya sehingga, saya dapat menyelesaikan tugas saya dalam melewati setiap ujian
dan cobaan-Nya.
Kedua,
Bapak Sudarji dan Ibu Suyarmi
Tugas Akhir ini akan saya persembahkan kepada kedua Orang Tua saya yang saya
cintai. Yang sudah membesarkan saya, yang tak henti-hentinya mendoakan.
Memberikan dukungan dan motivasi hidup saya dalam menyelesaikan studi saya
hingga saat ini. Dan juga kepada adik saya Akhmad Sofian yang selalu saya
jadikan acuan untuk menjadi orang sukses yang menyemangati untuk dapat
menyelesaikan perkuliahan.
Ketiga,
Untuk seluruh Dosen Fakultas Teknologi Industri Prodi Teknik Industri
Universitas Islam Sultan Agung yang selalu memberikan ilmu yang bermanfaat
dan memotivasi dalam menyelesaikan studi di bangku kuliah.
viii
HALAMAN MOTTO
“ BISMILLAH ISTIQOMAH ”
ix
KATA PENGANTAR
x
5. Bapak Tarto dan Ibu Suci selaku pembimbing lapangan yang membantu
saya dalam menjalankan tugas akhir ini serta mengajarkan saya banyak hal
di perusahaan.
6. Adik saya yang selalu menjadi penyemangat saya Akhmad Sofian.
7. Teman sekaligus sahabat saya yang telah memberikan dukungan dan
bantuanya Riza Fajar, Atina Khusnayati dan Fataya
8. Seluruh teman-teman BEM FTI yang telah mengisi tahun-tahun saya
dibangku kuliah dengan canda dan tawa
9. Seluruh teman-teman angkatan 2016 yang telah bersama empat tahun saya
dibangku kuliah
10. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu dalam kesuksesan tugas akhir
ini dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Tidak ada gading yang tidak retak, begitu pula dengan penulisan tugas
akhir ini. Meski sudah dibantu oleh berbagai pihak, tugas akhir ini masih jauh dari
kata sempurna. Namun demikian, penulis berharap tugas akhir ini dapat
bermanfaat, menginspirasi dan menjadi panduan untuk pembaca.
Akhir kata saya ucapakan terima kasih, Wassalammualaikum Wr. Wb.
Semarang, 25 Februari
2020
Aulia Istiqomah
xi
DAFTAR ISI
xii
2.2.4 Pengendalian Kualitas Produk....................................................... 13
2.2.5 Metode Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle atau QCC) . 14
2.2.6 Produk Cacat ................................................................................ 19
2.3 Hipotesis dan Kerangka Teoritis .......................................................... 20
2.3.1 Hipotesis....................................................................................... 20
2.3.2 Kerangka Teoritis ......................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 23
3.1 Pengumpulan Data ............................................................................... 23
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 23
3.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................. 24
3.4 Metode Analisis ................................................................................... 24
3.5 Pembahasan ......................................................................................... 25
3.6 Penarikan Kesimpulan ......................................................................... 25
3.7 Diagram Alir........................................................................................ 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 28
4.1 Pengumpulan Data ............................................................................... 28
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ....................................................... 28
4.1.2 Alur Proses Produksi .................................................................... 28
4.1.3 Lantai Produksi di PT Suka Sari Mitra Mandiri............................. 31
4.1.4 Jam Kerja Karyawan ..................................................................... 32
4.1.5 Data Jumlah Produksi dan Jumlah Cacat Kemasan........................ 33
4.2 Pengolahan Data .................................................................................. 34
4.2.1 Rekapitulasi Data.......................................................................... 34
4.2.2 Stratifikasi Kemasan Produk Cacat ............................................... 35
4.2.3 Grafik Histogram Jenis Cacat Kemasan Produk Kecap ................. 36
4.2.4 Diagram Pencar ( Scatter Diagram ) ............................................. 37
4.2.5 Diagram Pareto ............................................................................. 38
4.2.6 Peta Kendali ( Control Chart ) ...................................................... 39
4.2.7 Menentukan Penyebab Masalah .................................................... 45
4.2.8 Menentukan Masalah Dominan..................................................... 47
4.2.9 Penentuan Akar Masalah .............................................................. 56
xiii
4.3 Analisa Data ........................................................................................ 61
4.3.1 Grafik Histogram Jenis Cacat Kemasan Produk Kecap ................. 61
4.3.2 Diagram Pencar ( Scatter Diagram) .............................................. 64
4.3.3 Diagram Pareto ............................................................................. 65
4.3.4 Peta Kendali ( Control Chart ) ...................................................... 66
4.3.5 Fishbone Diagram ........................................................................ 67
4.4 Pembuktian Hipotesa ........................................................................... 70
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 71
5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 71
5.2 Saran ................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 4.23 Tabel Kumulatif ............................................................................... 65
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
ABSTRAK
PT Suka Sari Mitra Mandiri merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang pangan, beralamat di Komplek Pergudangan/Perindustrian Genuksari AA-21 Jln.
Raya Semarang-Demak Km 5,6 Semarang 50118 Jawa Tengah Indonesia. PT Suka Sari
Mitra Mandiri memproduksi berbagai macam produk yaitu kecap, saus, cuka dan sirup
dengan berbagai kemasan. Pengendalian kualitas produk yang telah dilakukan oleh PT.
Suka Sari Mitra Mandiri mengalami beberapa kendala dibagian proses produksi, yang
mengakibatkan tingkat kegagalan produk selama ini masih melebihi batas toleransi yang
telah ditetapkan oleh PT. Suka Sari Mitra Mandiri yaitu kecacatan pada kemasan botol
plastik produk kecap. Batas toleransi kegagalan yang ditoleransi yaitu sebesar 5%
sementara kegagalan yang terjadi selama 1 tahun terakhir untuk kemasan botol plastik
produk kecap sebesar 10,5%, atau dari 45.372 pcs rata-rata produksi tiap bulan kecacatan
mencapai rata-rata 4.763 pcs per bulannya. Pada penelitian ini, metode yang digunakan
dalam pengendalian kualitas cacat kemasan pada produk kecap adalah Quality Control
Circle (QCC) yang digunakan untuk menganalisa penyebab cacat dominan pada produk
kecap yang ada pada PT. Suka Sari Mitra Mandiri serta menentukan rekomendasi
perbaikan yang harus dilakukan untuk meminimalkan jumlah cacat kemasan produk
kecap pada perusahaan. Dari hasil pengolahan data dan analisa didapatkan penyebab
dominan terjadinya cacat kemasan produk kecap di perusahaan adalah dari faktor material
serta beberapa rekomendasi perbaikan adalah dengan melakukan perbaikan pengawasan,
fasilitas, metode kerja dan pemberian pelatihan untuk para pekerja agar lebih terampil.
Perawatan mesin secara berkala dan peningkatan Quality Control pada penerimaan bahan
baku kemasan agar terjamin sesuai dengan standar perusahaan.
Kata Kunci : PT. Suka Sari Mitra Mandiri, QCC, Pengendalian Kualitas, Kemasan Botol
Plastik Produk Kecap
xix
ABSTRACT
PT Suka Sari Mitra Mandiri is a manufacturing company engaged in the food sector,
having its address at Genuksari AA-21 Warehousing / Industrial Complex Jln. Raya
Semarang-Demak Km 5.6 Semarang 50118 Central Java Indonesia. PT Suka Sari Mitra
Mandiri produces various kinds of products, namely soy sauce, sauce, vinegar and syrup
in various packages. Product quality control that has been carried out by PT. Suka Sari
Mitra Mandiri experienced several obstacles in the production process, which resulted in
the failure rate of the product so far that it still exceeds the tolerance limit set by PT.
Suka Sari Mitra Mandiri, namely defects in plastic bottles of soy sauce products. The
tolerable failure tolerance limit is 5% while the failure that occurred during the last 1
year for plastic bottle packaging for soy sauce products is 10.5%, or from 45,372 pcs, the
average production per month of defects reaches an average of 4,763 pcs per month. In
this study, the method used in controlling the quality of packaging defects in soy sauce
products is the Quality Control Circle (QCC) which is used to analyze the causes of
dominant defects in soy sauce products at PT. Suka Sari Mitra Mandiri and determining
recommendations for improvements that must be made to minimize the number of defects
in the packaging of soy sauce products in the company. From the results of data
processing and analysis, it was found that the dominant cause of soy sauce product
packaging defects in the company was from human factors and several recommendations
for improvement were to improve supervision, facilities, methods and provide training for
workers to be more skilled. Regular machine maintenance and quality control
improvement on the receipt of packaging raw materials to ensure that it is in accordance
with company standards.
Keywords : PT. Suka Sari Mitra Mandiri, QCC, Quality Control, Soy Sauce Plastic Bottle
Packaging
xx
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat dewasa ini telah
membawa pengaruh yang cukup besar bagi dunia industri, permintaan konsumen
terhadap mutu produk disertai meningkatnya jumlah produk dan jasa,
menyebabkan daya saing dan daya tahan setiap usaha tidak lagi ditentukan oleh
rendahnya biaya yang dikorbankan, tetapi juga ditentukan dengan nilai tambah
produk melalui peningkatan kualitas.
Pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan dan
perawatan dari suatu tingkatan atau derajat kualitas produk atau proses yang
dikehendaki dengan cara perencanaan yang seksama, pemakaian peralatan yang
sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan korektif bilamana diperlukan.
Namun, meskipun proses produksi telah dijalankan dengan baik, pada
kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian standar antara produk
yang dihasilkan dengan produk yang diharapakan yaitu produk yang dihasilkan
mengalami kerusakan atau kecacatan produk.
Maka dari itu perusahaan harus melakukan kontrol proses produksi dengan
maksimal, yaitu bagaimana menggunakan input yang sehemat-hematnya, dan
memaksimalkan output, output berupa produk yang berkualitas dan mampu
memenuhi permintaan konsumen.
PT. Suka Sari Mitra Mandiri sebagai perusahaan yang bergerak dalam
industri pangan memiliki visi dan misi menjadi perusahaan yang dapat
memberikan kesejahteraan untuk lingkungan dan manfaat untuk masyarakat.
Perusahaan juga telah terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia dan telah mendapatkan Piagam Bintang Keamanan Pangan
No. 2112043374.0050. Majelis Ulama Indonesia Sertifikat Halal No.
00060022361002, 00120048140608. PT. Suka Sari Mitra Mandiri memiliki
beberapa produk yaitu saus, kecap, sirup dan cuka.
Usaha yang dilakukan oleh PT. Suka Sari Mitra Mandiri untuk
memuaskan permintaan para pelanggan yaitu dengan memberikan kualitas yang
1
2
Jumlah Jumlah
Jumlah
Produksi Produksi
Jumlah Jumlah Produksi Jumlah
Data Bulan Kecap Kecap
Kemasan Kemasan Kecap Kemasan
September 2019- Kemasan Kemasan
Cacat Cacat Kemasan Cacat
Agustus 2020 Botol Botol
(Pcs) (Pcs) Plastik (Pcs)
Plastik Kaca
(Pcs)
(Pcs) (Pcs)
Total 544460 57160 306480 5676 1332150 37300
Presentase 10,6% 1,85% 2,8%
produk kecap pada perusahaan dapat diminimalisir dan tidak akan ada kerugian
dalam peristiwa tersebut.
6
7
No. Nama Peneliti Sumber Judul Penelitian Permasalahan Metode Hasil Penelitian
Pengendalian
Jumlah Cacat
Produk Pada
Journal Industrial Untuk mengendalikan mutu produk dan mengurangi
Proses Cutting
Manufacturing jumlah produk yang mengalami cacat adalah dengan
Dengan Metode Permasalahannya dalam proses pembuatan
Vol. 5, No. 1, menggunakan metode Quality Control Circle
(Riadi and Quality Control produk kursi mobil terseTbut sering terjadi
1. Februari 2020, pp. Metode QCC (QCC), karena Quality Control Circle lebih
Haryadi 2020) Circle (QCC) produk cacat atau kurang sempurna.
57-70 P-ISSN: memfokuskan pada perbaikan (improving), menekan
Pada PT.Toyota
2502-4582, E- kesalahan, dan meminimalisir produk-produk yang
Boshoku
ISSN: 2580-3794 cacat
Indonesia
(Tbina)
Histogram
Histogram adalah : alat yang menunjukkan variasi data pengukuran.
Histogram berbentuk bar graph yang menunjukan distribusi frekuensi. Bar
graph histogram, disusun sepanjang jangkauan data pengukurannya.
Stratifikasi
Stratifikasi adalah sebuah alat bantu sederhana, yang digunakan untuk
mengelompokkan data-data, berdasarkan kategori-kategori. Pengelompokan
inilah yang disebut : stratifikasi. Pengelompokan ini dapat dilakukan
berdasarkan banyak faktor, misalnya faktor material, mesin, lingkungan,
operator dan masih banyak lagi faktor-faktor yang lain.
Quality Control Circle (QCC) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) ini, pertama
kali diperkenalkan oleh seorang ahli pengendalian mutu (kualitas) yaitu : Prof.
Kaoru Ishikawa pada tahun 1962 bersama dengan Japanese Union of Scientists
and Engineers (JUSE). Perusahaan pertama yang menjalankan konsep Gugus
Kendali Mutu (GKM) adalah “Nippon Wireless and Telegraph Company” pada
tahun 1962.
Tujuan utama dari Quality Control Circle atau Gugus Kendali Mutu ini
adalah untuk membahas permasalahan yang terjadi di perusahaan, dan
memberikan rekomendasi solusi-solusi, terhadap pemecahan masalah tersebut
kepada pihak manajemen. Masalah-masalah yang dibahas adalah masalah-
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan seperti Produk, Biaya, Waktu,
Persediaan, Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan kerja.
Melalui kegitan GKM (Gugus Kendali Mutu), perusahaan juga dapat
memotivasi para karyawan, meningkatkan kemampuan karyawan, dalam
pemecahan masalah, meningkatkan keterlibatan karyawan serta menanamkan
kesadaran karyawan, tentang pentingnya pencegahan masalah. (GKM 2007)
19
Berdasarkan pada seluruh uraian diatas, maka pada penelitian kali ini saya
akan menerapkan metode yang sama pada kajian penelitian saya yang berjudul
“Analisis Metode Quality Control Circle (QCC) Untuk Menurunkan Tingkat
Cacat Kemasan Produk Kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri”. Metode yang
digunakan diharapkan mendapat hasil yang maksimal dan memberikan solusi bagi
PT. Suka Sari Mitra Mandiri untuk meminimalisir kecacatan kemasan produk
kecap pada perusahaan.
22
Objek Permasalahan
Adanya kecacatan kemasan botol plastik produk kecap pada bagian proses produksi
karena tidak memenuhi spesifikasi yang sudah ditetapkan pada PT. Suka Sari Mitra
Mandiri, sehingga perusahaan banyak mengalami kerugian akibat cacat kemasan yang
sangat besar
Langkah-langkah penelitian :
Berikut merupakan langkah – langkah menggunakan metode
Quality Control Circle:
Hasil Akhir:
1. Faktor faktor yang mempengaruhi cacat produk pada PT. Suka Sari Mitra
Mandiri
2. Mengetahui penyebab dominan pada cacat kemasan botol plastic produk
kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri
3. Memberikan usulan perbaikan pada PT. Suka Sari Mitra Mandiri supaya
menekan tingkat cacat produk sehingga mengurangi kerugian
23
24
Control Circle (QCC) yang dapat diterapkan di PT. Suka Sari Mitra
Mandiri.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dari beberapa sumber
berupa buku-buku, jurnal, artikel ilmiah, dan lain-lain yang dapat
mendukung dalam penelitian dan kemudian dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah sesuai dengan topik.
c. Wawancara
Merupakan suatu metode dengan cara memberikan beberapa pertanyaan
terkait dengan tema yang diajukan kepada pihak yang bersangkutan.
d. Kuesioner
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara tertulis yang diisi oleh pihak yang bersangkutan.
3.5 Pembahasan
Dari pengujian hipotesis yang akan diterapkan pada PT. Suka Sari Mitra
Mandiri, mengenai penekanan tingkat cacat kemas produk kecap dengan
menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadi cacat kemasan pada produk
kecap, penyebab dominan yang paling berpengaruh sehingga terjadi kegagalan
produk menggunakan metode Quality Control Circle (QCC).
Data yang dibutuhkan adalah data produksi selama satu tahun terakhir,
data jumlah cacat kemas produk kecap dan juga hasil analisis dari perhitungan
QCC. Sehingga dapat menganalisis ketiga aspek tersebut yang ada pada PT. Suka
Sari Mitra Mandiri.
Mulai
Observasi
Identifikasi Masalah
Menganalisa Masalah
Pengumpulan Data
1. Pengumpulan data jumlah reject
2. Pengelompokan jenis barang cacat
Pengolahan Data
Menjalankan QCC
1. Menentukan tema
2. Menetapkan target
3. MelakukanKondisi Analisa yang Ada (Anakonda)
4. Analisa sebab akibat
5. Membuat rencana penanggulangan
6. Melakukan penaggulangan
7. Memeriksa (Evaluasi) hasil
8. Standarisasi atau tindak lanjut
Signifikan
Tidak
Ya
A
Selesai
KARAMELISASI
PEMASAKAN
PENYARINGAN
PENDINGINAN
28
29
PENGISIAN
PENGEMASAN
LABELLING
FINISH GOOD
Pengisian Botol
Finish good
Tabel 4. 2 Lanjutan
Jumlah
Jumlah Jumlah
Produksi
Jumlah Produksi Jumlah Produksi Jumlah
Kecap
Kemasan Kecap Kemasan Kecap Kemasan
No. Bulan Kemasan
Cacat Kemasan Cacat Kemasan Cacat
Botol
(Pcs) Botol Kaca (Pcs) Plastik (Pcs)
Plastik
(Pcs) (Pcs)
(Pcs)
1 September 2019 51620 5140 25260 516 100700 2750
2 Oktober 2019 44200 4600 24036 432 105700 2800
3 November 2019 42300 4640 26400 528 113550 3350
4 Desember 2019 43340 4540 24120 384 112950 3150
5 Januari 2020 46060 4960 25644 468 115700 2700
6 Februari 2020 40300 5960 24972 396 108900 3000
7 Maret 2020 44680 4260 25800 456 105550 3550
8 April 2020 45020 4300 25884 408 115000 3100
9 Mei 2020 48000 5140 25176 492 113450 2950
10 Juni 2020 51600 4200 26172 468 111450 3400
11 Juli 2020 45700 4840 26808 576 116500 3600
12 Agustus 2020 41640 4580 26208 552 112700 2950
Total 544460 57160 306480 5676 1332150 37300
Rata-rata 45372 4763 25540 473 111013 3108
Presentase 10,6% 1,85% 2,8%
Dari data jumlah produksi dan data cacat kemasan produk kecap selamat
satu tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa yang melebihi batas toleransi
kegagalan (5%) yaitu produk kecap dengan kemasan botol plastik dengan
presentase cacat sebesar 10,6 %. Sedangkan untuk kemasan botol kaca dan
kemasan plastik masih berada dibawah batas toleransi kegagalan 5%. Maka dari
data tersebut dapat dilanjutkan penelitian untuk produk kecap dengan kemasan
botol plastik di PT. Suka Sari Mitra Mandiri.
34
Jumlah
Produksi Jumlah
Kecap Kemasan
No. Bulan Presentase
Kemasan Cacat
Botol Plastik (Pcs)
(Pcs)
1 September 2019 51620 5140 10%
2 Oktober 2019 44200 4600 10%
3 November 2019 42300 4640 11%
4 Desember 2019 43340 4540 10%
5 Januari 2020 46060 4960 11%
6 Februari 2020 40300 5960 15%
7 Maret 2020 44680 4260 10%
8 April 2020 45020 4300 10%
9 Mei 2020 48000 5140 11%
10 Juni 2020 51600 4200 8%
11 Juli 2020 45700 4840 11%
12 Agustus 2020 41640 4580 11%
Total 544460 57160
Rata-rata 45372 4763 10,6%
Presentase 10,6%
35
Dari data jenis cacat kemasan pada tabel diatas dapat di analisa bahwa
jumlah cacat botol penyok menjadi urutan pertama terbesar penyebab kecacatan
sebesar 33.328 pcs, urutan kedua adalah cacat tutup botol penyok sebesar 14.942
pcs, selanjutnya adalah cacat label sobek sebesar 6.448 pcs dan terakhir adalah
cacat segel sobek sebanyak 2442 pcs.
Dari data diatas dapat diketahui jumlah reject pada setiap jenis cacat
kemasan produk kecap. Secara rinci akan ditampilkan pada grafik dibawah dapat
di lihat pada gambar dibawah berikut :
37
3500
3000
2500
Botol Penyok
2000
Label Sobek
1500 Segel Sobek
1000 Tutup Penyok
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dari grafik histogram dapat dilihat bahwa cacat botol penyok menjadi
priotas pertama yang harus diselesaikan dilanjutkan cacat tutup penyok, cacat
label sobek dan yang terakhir adalah cacat segel sobek.
4.2.4 Diagram Pencar ( Scatter Diagram )
Scatter diagram dapat digunakan untuk memetakan jumlah produk cacat
setiap bulannya. Pada scatter diagram dibawah ini produk cacat dibedakan pada
tiap jenis cacatnya. Scatter diagram pada penelitian ini dirancang dalam kurun
waktu 12 bulan tahun 2020, yaitu sebagai berikut :
7000
6000
Jumlah Kemasan Cacat (Pcs)
5000
4000
3000
2000
1000
0
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
Jumlah Produksi Kecap Kemasan Botol Plastik (Pcs)
Botol
33328 59% 59
Penyok
Tutup
14942 26% 85
Penyok
Label
6448 11% 96
Sobek
Segel
2442 4% 100
Sobek
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase cacat botol penyok sebesar
59%adalah cacat paling dominan. Kemudian cacat tutup penyok sebesar 26%.
Cacat label sobek sebesar 11% dan cacat segel sobek adalah cacat paling kecil
terjadi sebesar 4%. Diagram pareto dari presentase jumlah cacat dapat dilihat pada
gambar dibawah.
39
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa cacat kemasan botol penyok
menjadi yang terbesar dari seluruh cacat kemasan di PT. Suka Sari Mitra Mandiri
selama periode satu tahun terakhir.
4.2.6 Peta Kendali ( Control Chart )
Peta kendali (Control Chart) berfungsi untuk dapat memetakan tingkat
kecacatan di tiap bulan. Dimana untuk membuat control chart diperlukan data
jumlah produksi bulan, jumlah cacat tiap bulan dan rata-rata produksi tiap bulan.
Dibawah ini merupakan data perhitungan peta kendali pada periode 1 tahun
terakhir dari bulan September 2019 sampai bulan agustus 2020 dapat dilihat pada
tabel dan gambar dibawah.
40
Tabel 4.8 Batas Kendali Bulan September 2019 sampai Bulan Agustus 2020
Jumlah
Produksi
Jumlah
Kecap
Kemasan Rata-
No. Bulan Kemasan P LCL CL UCL
Cacat Rata
Botol
(Pcs)
Plastik
(Pcs)
1 September 2019 51620 5140 4763,3333 0,100 0,092 0,106 0,119
2 Oktober 2019 44200 4600 4763,3333 0,104 0,091 0,106 0,120
3 November 2019 42300 4640 4763,3333 0,110 0,091 0,106 0,120
4 Desember 2019 43340 4540 4763,3333 0,105 0,091 0,106 0,120
5 Januari 2020 46060 4960 4763,3333 0,108 0,092 0,106 0,120
6 Februari 2020 40300 5960 4763,3333 0,148 0,093 0,106 0,118
7 Maret 2020 44680 4260 4763,3333 0,095 0,091 0,106 0,121
8 April 2020 45020 4300 4763,3333 0,096 0,091 0,106 0,121
9 Mei 2020 48000 5140 4763,3333 0,107 0,092 0,106 0,119
10 Juni 2020 51600 4200 4763,3333 0,081 0,091 0,106 0,121
11 Juli 2020 45700 4840 4763,3333 0,106 0,092 0,106 0,120
12 Agustus 2020 41640 4580 4763,3333 0,110 0,091 0,106 0,120
Keterangan :
np: Jumlah Cacat
n: Quantity Kirim
Contoh perhitungan datanya adalah sebagai berikut :
𝑛𝑝 5140
P= = 51620 = 0,100
𝑛
Keterangan :
CL: Garis Pusat
ni: Jumlah kemasan cacat
Contoh perhitungan datanya adalah sebagai berikut :
𝐶𝐿 0,105
UCL = CL + 3 √ 𝑛 = 0,106 + 3 √ 5140 = 0,119
Keterangan :
CL : Garis Pusat
ni : Jumlah kemasan cacat
Contoh perhitungan datanya adalah sebagai berikut :
𝐶𝐿 0,105
UCL = CL - 3 √ = 0,106 - 3 √ = 0,092
𝑛 5140
42
Dari hasil perhitungan tabel di atas dapat dibuat peta kendali p yang dapat
dilihat pada diagram berikut :
0,16
0,14
0,12
0,1
P
0,08 LCL
CL
0,06
UCL
0,04
0,02
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
penyebab dari penyimpangan atau kerusakan dari kemasan botol plastik produk
kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri.
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi banyak kemasan produk cacat yang tak
terkendali sehingga harus dilakukan perbaikan agar dapat mengurangi kemasan
produk cacat dalam batas kendali.
Untuk langkah selanjutnya adalah mengeliminasi data yang diluar batas
kendali dan menghitung batas kendali yang baru dan hasil perhitungan dapata
dilihat pada tabel.
Tabel 4.9 Perhitungan Batas Kendali Sebelum Eliminasi
Jumlah
Produksi
Jumlah
Kecap
Kemasan Rata-
No. Bulan Kemasan P LCL CL UCL
Cacat Rata
Botol
(Pcs)
Plastik
(Pcs)
1 September 2019 51620 5140 4763,3333 0,100 0,092 0,106 0,119
2 Oktober 2019 44200 4600 4763,3333 0,104 0,091 0,106 0,120
3 November 2019 42300 4640 4763,3333 0,110 0,091 0,106 0,120
4 Desember 2019 43340 4540 4763,3333 0,105 0,091 0,106 0,120
5 Januari 2020 46060 4960 4763,3333 0,108 0,092 0,106 0,120
6 Februari 2020 40300 5960 4763,3333 0,148 0,093 0,106 0,118
7 Maret 2020 44680 4260 4763,3333 0,095 0,091 0,106 0,121
8 April 2020 45020 4300 4763,3333 0,096 0,091 0,106 0,121
9 Mei 2020 48000 5140 4763,3333 0,107 0,092 0,106 0,119
10 Juni 2020 51600 4200 4763,3333 0,081 0,091 0,106 0,121
11 Juli 2020 45700 4840 4763,3333 0,106 0,092 0,106 0,120
12 Agustus 2020 41640 4580 4763,3333 0,110 0,091 0,106 0,120
44
Jumlah
Produksi Jumlah
Kecap Kemasan Rata-
No. Bulan P LCL CL UCL
Kemasan Cacat Rata
Botol (Pcs)
Plastik (Pcs)
1 September 2019 51620 5140 4700 0,100 0,090 0,104 0,117
2 Oktober 2019 44200 4600 4700 0,104 0,090 0,104 0,118
3 November 2019 42300 4640 4700 0,110 0,090 0,104 0,118
4 Desember 2019 43340 4540 4700 0,105 0,090 0,104 0,118
5 Januari 2020 46060 4960 4700 0,108 0,090 0,104 0,118
6 Maret 2020 44680 4260 4700 0,095 0,089 0,104 0,119
7 April 2020 45020 4300 4700 0,096 0,089 0,104 0,119
8 Mei 2020 48000 5140 4700 0,107 0,090 0,104 0,117
9 Juli 2020 45700 4840 4700 0,106 0,090 0,104 0,118
10 Agustus 2020 41640 4580 4700 0,110 0,090 0,104 0,118
Dari hasil perhitungan tabel di atas dapat dibuat peta kendali p yang dapat
dilihat pada gambar berikut.
0,14
0,12
0,1
0,08 P
LCL
0,06 CL
UCL
0,04
0,02
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Dari gambar sudah tidak ada titik yang di luar batas kendali, sehingga
periode di atas dikatakan periode yang terkendali secara statistik.
45
Manusia Metode
Lingkungan
Material
Mesin Manusia
Metode Manusia
Lingkungan Material
Manusia Metode
Lingkungan Material
Agustus 2020.
3. Who: Koordinator Quality Control PT. Suka Sari Mitra Mandiri.
4. Where: Masalah ini terjadi pada proses produksi kecap PT. Suka Sari
Mitra Mandiri.
5. Why: Penyebab terjadinya cacat botol penyok terdapat pada fishbone
diagram yang telah dijelaskan diatas.
6. How: Rekomendasi perbaikan akan dijelaskan pada tabel Rekomendasi.
Dari tabel analisa sebab akibat diatas diperoleh analisis penyebab masalah
cacat botol penyok yang disebabkan karena 4 faktor yaitu faktor material, faktor
metode kerja, faktor lingkungan dan faktor manusia. Faktor material merupakan
faktor penyebab utama terjadinya cacat botol penyok karena perusahaan
mengambil bahan baku botol plastik dari supllier bukan produksi sendiri dan
terjadinya cacat botol penyok didapatkan langsung bukan dari proses produksi
saat pengemasan, maka faktor ini yang harus segera ditanggulangi dan diperbaiki.
50
Menambahkan fasilitas
Pekerja sering merasa penyejuk ruangan seperti
tidak fokus saat bekerja kipas atau AC agar bekerja
dengan lebih fokus
Para pekerja bekerja
kurang maksimal
Melakukan upaya
sehingga kurang teliti
pengawasan yang lebih
Manusia Pekerja kurang teliti dan dalam melakukan
ketat oleh Kepala Produksi
hati-hati proses produksi dan bagian Quality
sehingga kemasan
Control
cacat bisa lolos
Pekerja belum begitu Mengadakan trainning
terampil dan paham terkait untuk pekerja agar lebih
SOP dalam menjalankan terambil dan bekerja sesuai
proses produksi SOP
Melakukan upaya
maintenance atau
Seringkali terjadinya
Mesin sering mengalami perawatan mesin secara
kemacetan pada mesin
kemacetan saat proses berkala serta melakukan
yang mengakibatkan
produksi pengecekan mesin saat
produk reject
sebelum proses produksi
Mesin
dijalankan
Permukaan mesin yang
Memperhalus permukaan
kasar dapat
Permukaan pada mesin mesin agar tidak
menyebabkan goresan
yang kasar menggores label pada
pada label sehingga
botol
mengakibatkan sobek
51
Mengusulkan kepada
pihak supplier agar
produksi label untuk
produk kecap tidak terlalu
Label mudah sobek dan tipis dan sesuai dengan
Material Reject Label Sobek
terlalu tipis standar perusahaan,
menyortir bahan baku
label kemasan sebelum
memasuki proses
pengemasan
Metode kerja pada
Label yang terlalu tipis Menambahkan pada SOP
perusahaan tidak ada
dan tidak sesuai standar agar diadakannya proses
Metode proses sortir bahan baku
masuk ke proses proses sortir pada bahan
sebelum memasuki proses
produksi baku label
produksi
Lantai produksi yang
Menambahkan fasilitas
sempit dan panas karena
Lingkungan penyejuk ruangan seperti
luas bangunan yang
kipas atau AC
terbatas
Dari tabel analisa sebab akibat diatas diperoleh analisis penyebab masalah
cacat label sobek yang disebabkan karena 5 faktor yaitu faktor manusia, faktor
mesin, faktor material, faktor ,etode kerja dan faktor lingkungan. Faktor material
merupakan faktor penyebab utama terjadinya cacat label sobek karena perusahaan
mengambil bahan baku label dari supllier bukan produksi sendiri dan terjadinya
cacat label sobek didapatkan langsung karena lebel yang tidak sesuai standar dan
dari kasarnya permukaan mesin, maka faktor ini yang harus segera ditanggulangi
dan diperbaiki.
52
Mengusulkan kepada
pihak supplier agar
produksi segel untuk
produk kecap tidak terlalu
Segel terlalu tipis dan tipis dan sesuai dengan
Material Reject segel sobek
tidak kokoh standar perusahaan,
menyortir bahan baku
segel botol plastik
sebelum memasuki proses
pengemasan
Dari tabel analisa sebab akibat diatas diperoleh analisis penyebab masalah
cacat segel sobek yang disebabkan karena 4 faktor yaitu faktor manusia, faktor
metode kerja, faktor lingkungan dan faktor material. Faktor material merupakan
faktor penyebab utama terjadinya cacat segel sobek karena perusahaan mengambil
bahan baku segel botol dari supllier bukan produksi sendiri dan terjadinya cacat
segel sobek didapatkan langsung karena segel yang terlalu tipis bukan dari proses
produksi saat pengemasan, maka faktor ini yang harus segera ditanggulangi dan
diperbaiki.
D. Menentukan Penyebab Dominan Tutup Botol Penyok
Tabel 4.16 Analisa Sebab Akibat Cacat Tutup Botol Penyok
Dari tabel analisa sebab akibat diatas diperoleh analisis penyebab masalah
cacat tutup penyok yang disebabkan karena 4 faktor yaitu faktor material, faktor
55
metode kerja, faktor lingkungan dan faktor manusia. Faktor material merupakan
faktor penyebab utama terjadinya cacat tutup botol sobek karena perusahaan
mengambil bahan baku tutup botol dari supllier bukan produksi sendiri dan
terjadinya cacat tutup botol sobek didapatkan langsung karena tutup botol yang
terlalu tipis bukan dari proses produksi saat pengemasan, maka faktor ini yang
harus segera ditanggulangi dan diperbaiki.
Berdasarkan informasi tambahan dari perusahaan material-material
kemasan botol plastik untuk produk kecap memiliki standar sebagai berikut :
1. Botol Plastik : Minimal ketebalan botol adalah 2 mm, berwarna bening
jernih tanpa noda, tidak penyok, tidak bolong.
2. Tutup Botol : Terbuat dari plastik dengan diberi warna merah bersih
tanpa bercak atau noda, minimal ketebalan 3 mm, tidak penyok, tidak
sobek, tidak bolong.
3. Segel Botol : Terbuat dari plastik dengan diberi warna merah bersih
tanpa bercak atau noda sama seperti tutup botol, minimal ketebalan 3
mm, tidak penyok, tidak sobek, tidak bolong.
4. Label Botol : Terbuat dari kertas dengan minimal ketebalan 1 mm,
tidak basah, tidak sobek, tidak tertekuk.
56
Melakukan upaya
maintenance atau
Mesin sering mengalami perawatan mesin secara
Ada komponen yang tidak Tidak ada perawatan pada
kemacetan saat proses Komponen rusak berkala serta melakukan
berfungsi mesin secara berkala
produksi pengecekan mesin saat
Mesin sebelum proses produksi
dijalankan
Memperhalus permukaan
Permukaan pada mesin Mesin digunakan secara mesin agar tidak
yang kasar terus-menerus menggores kemasan
khusunya pada label botol
Mengusulkan kepada
pihak supplier agar
Tidak sesuai dengan Tidak ada pengecekan produksi botol tidak
Tidak ada proses sortir
standar kualitas material bahan baku sebelum terlalu tipis dan sesuai
Material Botol plastik terlalu tipis bahan baku yang
yang ditetapkan dilanjutkan ke proses dengan standar
mengalami cacat
perusahaan produksi perusahaan, menyortir
bahan baku botol plastik
sebelum produksi
58
Mengusulkan kepada
pihak supplier agar
produksi label tidak terlalu
Tidak sesuai dengan Tidak ada pengecekan
Tidak ada proses sortir tipis dan sesuai dengan
standar kualitas material bahan baku sebelum
Label mudah sobek bahan baku yang standar perusahaan,
yang ditetapkan dilanjutkan ke proses
mengalami cacat menyortir bahan baku
perusahaan produksi
label botol plastik sebelum
memasuki proses
pengemasan
Mengusulkan kepada
pihak supplier agar
produksi segel tidak
Tidak sesuai dengan Tidak ada pengecekan
Tidak ada proses sortir terlalu tipis dan sesuai
Segel terlalu tipis dan standar kualitas material bahan baku sebelum
bahan baku yang dengan standar
tidak kokoh yang ditetapkan dilanjutkan ke proses
mengalami cacat perusahaan, menyortir
perusahaan produksi
bahan baku segel botol
plastik sebelum memasuki
proses pengemasan
59
Mengusulkan kepada
pihak supplier agar
produksi tutup botol tidak
Tidak sesuai dengan Tidak ada pengecekan
Tidak ada proses sortir terlalu tipis dan sesuai
Tutup botol plastik terlalu standar kualitas material bahan baku sebelum
bahan baku yang dengan standar
tipis yang ditetapkan dilanjutkan ke proses
mengalami cacat perusahaan, menyortir
perusahaan produksi
bahan baku tutup botol
plastik sebelum memasuki
proses pengemasan
Lingkungan
Membersihkan lantai
produksi secara teratur
Lantai produksi yang Karena lantai produksi Lahan perusahaan yang Tidak ada pekerja bagian atau menyediakan pekerja
kotor dan kasar sempit terbatas bersih-bersih khusus untuk bersih-bersih
lantai produksi secara
teratur
61
Berdasarkan grafik histogram dapat dilihat bahwa jenis cacat botol penyok
merupakan jenis cacat kemasan yang paling sering terjadi di PT. Suka sari Mitra
Mandiri dengan total cacat 33.328 pcs dalam satu tahun. Selanjutnya jenis cacat
yang sering terjadi adalah cacat tutup penyok dengan total cacat sebesar 14.942
pcs dalam satu tahun. Jenis cacat yang sering terjadi selanjutnya adalah cacat label
sobek dengan total cacat sebesar 6.448 pcs dalam satu tahun. Selanjutnya terdapat
jenis cacat segel sobek adalah jenis cacat yang paling jarang terjadi di PT. Suka
62
Sari Mitra Mandiri, dalam satu tahun terakhir jenis cacat segel sobek mencapai
total sbesar 2.442 pcs.
Pada jenis cacat botol penyok, total cacat terbesar adalah pada bulan mei
tahun 2020 sebesar 3.117 pcs. Total cacat terbesar kedua cacat botol penyok
adalah pada bulan september tahun 2019 sebesar 3.088 pcs. Total cacat terbesar
ketiga adalah bulan februari tahun 2020 sebesar 3.023 pcs. Selanjutnya total cacat
terbesar keempat adalah bulan desember tahun 2019 sebesar 2.854 pcs. Total
cacat terbesar kelima adalah bulan maret tahun 2020 sebesar 2.788 pcs. Kemudian
pada bulan januari tahun 2020 terdapat total cacat botol penyok sebesar 2.775 pcs.
Total cacat terbesar ke tujuh adalah bulan juli tahun 2020 sebesar 2.716 pcs.
Selanjutnya total cacat terbesar ke delapan adalah bulan november tahun 2019
sebesar 2.659 pcs. Total cacat terbesar ke sembilan adalah pada bulan april tahun
2020 sebesar 2.631 pcs. Selanjutnya ada bulan agustus tahun 2020 dengan total
cacat sebesar 2.630 pcs. Total cacat terbesar ke sebelas adalah bulan oktober
tahun 2019 dengan total cacat sebesar 2.577 pcs. Total cacat terkecil adalah bulan
juni tahun 2020 sebesar 2.470 pcs.
Pada jenis cacat label sobek, total cacat terbesar adalah pada bulan
september tahun 2019 sebesar 673 pcs. Total cacat terbesar kedua cacat label
sobek adalah pada bulan oktober tahun 2019 sebesar 640 pcs. Total cacat terbesar
ketiga adalah bulan mei tahun 2020 sebesar 612 pcs. Selanjutnya total cacat
terbesar keempat adalah bulan januari tahun 2020 sebesar 581 pcs. Total cacat
terbesar kelima adalah bulan november tahun 2019 sebesar 552 pcs. Kemudian
pada bulan juli tahun 2020 terdapat total cacat label sobek sebesar 522 pcs. Total
cacat terbesar ke tujuh adalah bulan juni tahun 2020 sebesar 510 pcs. Selanjutnya
total cacat terbesar ke delapan adalah bulan februari tahun 2020 sebesar 505 pcs.
Total cacat terbesar ke sembilan adalah pada bulan desember tahun 2019 sebesar
496 pcs. Selanjutnya ada bulan agustus tahun 2020 dengan total cacat sebesar 493
pcs. Total cacat terbesar ke sebelas adalah bulan maret tahun 2020 dengan total
cacat sebesar 449 pcs. Total cacat terkecil adalah bulan april tahun 2020 sebesar
415 pcs.
63
Pada jenis cacat segel sobek, total cacat terbesar adalah pada bulan mei
tahun 2020 sebesar 274 pcs. Total cacat terbesar kedua cacat segel sobek adalah
pada bulan agustus tahun 2020 sebesar 235 pcs. Total cacat terbesar ketiga adalah
bulan juli tahun 2020 sebesar 228 pcs. Selanjutnya total cacat terbesar keempat
adalah bulan april tahun 2020 sebesar 226 pcs. Total cacat terbesar kelima adalah
bulan januari tahun 2020 sebesar 218 pcs. Kemudian pada bulan september tahun
2019 terdapat total cacat segel sobek sebesar 211 pcs. Total cacat terbesar ke tujuh
adalah bulan februari tahun 2020 sebesar 205 pcs. Selanjutnya total cacat terbesar
ke delapan adalah bulan juni tahun 2020 sebesar 203 pcs. Total cacat terbesar ke
sembilan adalah pada bulan maret tahun 2020 sebesar 193 pcs. Selanjutnya ada
bulan desember tahun 2019 dengan total cacat sebesar 173 pcs. Total cacat
terbesar ke sebelas adalah bulan november tahun 2019 dengan total cacat sebesar
140 pcs. Total cacat terkecil adalah bulan oktober tahun 2019 sebesar 136 pcs.
Pada jenis cacat tutup penyok, total cacat terbesar adalah pada bulan
februari tahun 2020 sebesar 2227 pcs. Total cacat terbesar kedua cacat tutup
penyok adalah pada bulan januari tahun 2020 sebesar 1386 pcs. Total cacat
terbesar ketiga adalah bulan juli tahun 2020 sebesar 1374 pcs. Selanjutnya total
cacat terbesar keempat adalah bulan november tahun 2019 sebesar 1289 pcs. Total
cacat terbesar kelima adalah bulan oktober tahun 2019 sebesar 1247 pcs.
Kemudian pada bulan agustus tahun 2020 terdapat total cacat tutup penyok
sebesar 1222 pcs. Total cacat terbesar ke tujuh adalah bulan september tahun 2019
sebesar 1168 pcs. Selanjutnya total cacat terbesar ke delapan adalah bulan mei
tahun 2020 sebesar 1137 pcs. Total cacat terbesar ke sembilan adalah pada bulan
april tahun 2020 sebesar 1028 pcs. Selanjutnya ada bulan desember tahun 2019
dengan total cacat sebesar 1017 pcs. Total cacat terbesar ke sebelas adalah bulan
juni tahun 2020 dengan total cacat sebesar 1017 pcs. Total cacat terkecil adalah
bulan maret tahun 2020 sebesar 830 pcs.
Dari grafik dan analisa diatas dapat dilihat bahwa total cacat botol
terbanyak adalah pada bulan mei tahun 2020 sebesar 3.117 pcs. Pada cacat label
sobek total cacat terbanyak ada pada bulan september tahun 2019 sebesar 673 pcs.
Selanjutnya pada cacat segel sobek total cacat terbanyak adalah pada bulan mei
64
tahun 2020 sebesar 274 pcs. Kemudian pada jenis cacat tutup penyok, total cacat
terbesar adalah pada bulan februari tahun 2020 sebesar 2.227 pcs. PT. Suka Sari
Mitra Mandiri memberikan batas toleransi kegagalan produk sebesar 5%. Dalam
periode satu tahun terakhir yaitu dari bulan september 2019 sampai agustus 2019
PT. Suka Sari Mitra Mandiri mengalami total cacat kemasan botol plastik dengan
total 544.460 pcs. Dengan total cacat tersebut menunjukkan bahwa cacat kemasan
botol plastik telah melewati batas toleransi kegagalan yang ditetapkan oleh
perusahaan (5%) yaitu sebesar 10,5%. Jadi, seharusnya total cacat kemasan botol
plastik yang ditoleransi oleh perusahaan maksimal sebesar 27.223 pcs. Pada
bulan-bulan tertentu yang mengalami kenaikan angka cacat yang melonjak tinggi
ialah disebabkan oleh melonjaknya pesanan produksi akibat hari raya seperti hari
raya idul adha dan hari raya idul fitri.
4.3.2 Diagram Pencar ( Scatter Diagram)
Dari diagram pencar dapat dilihat bahwa terdapat titik-titik tersebar secara
acak. Dengan adanya scatter diagram, akan didapat bagaimana penyebaran data
jumlah cacat kemasan yang terjadi setiap bulannya selama periode bulan
September 2019 sampai Agustus 2020. Persebaran data cacat kemasan tersebut
secara acak dan bervariasi berdasarkan jumlah produk yang mengalami cacat
kemasan. Total cacat keseluruhan pada perusahaan berbeda-beda tiap bulannya,
total cacat tersebut meliputi total cacat kemasan berupa cacat botol penyok, cacat
label sobek, cacat segel sobek dan cacat tutup botol penyok. Total cacat pada
bulan September 2019 adalah sebesar 5140 pcs. Pada bulan Oktober 2019 adalah
sebesar 4600 pcs. Selanjutnya, pada bulan November 2019 sebesar 4640 pcs.
Bulan Desember 2019 total cacat sebesar 4540 pcs. Pada bulan Januari 2019 total
cacat sebanyak 4960 pcs. Total cacat pada bulan Februari 2020 mengalami
banyak peningkatan yaitu sebesar 5960 pcs. Selanjut untuk bulan Maret 2020 total
cacat sebesar 4260. Bulan April 2020 sebanyak 4300 pcs. Pada bulan Mei
sebanyak 5140 pcs, bulan Juni 2020 sebanyak 4200 pcs. Pada bulan Juli 2020
mengalami kenaikan lagi sebesar 4840 pcs dan pada bulan agustus 2020 total
cacat sebesar 4580 pcs.
65
Botol
33328 59% 59
Penyok
Tutup
14942 26% 85
Penyok
Label
6448 11% 96
Sobek
Segel
2442 4% 100
Sobek
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase cacat botol penyok sebesar
59% adalah cacat paling dominan. Kemudian cacat tutup penyok sebesar 26%.
Cacat label sobek sebesar 11% dan cacat segel sobek adalah cacat paling kecil
terjadi sebesar 4%. Dari diagram pareto di atas dapat dilihat bahwa cacat kemasan
botol penyok adalah cacat kemasan dominan di perusahaan karena menjadi yang
terbesar dari seluruh cacat kemasan di PT. Suka Sari Mitra Mandiri selama
periode satu tahun terakhir. Total jenis cacat kemasan di PT. Suka Sari Mitra
Mandiri sangat beragam, untuk total jenis cacat segel sobek sebesar 2.442 pcs.
Cacat segel sobek adalah jenis cacat kemasan yang paling jarang terjadi di PT.
Suka Sari Mitra Mandiri. Setelah itu terdapat jenis cacat label sobek dengan total
sebesar 6.448 pcs. Selanjutnya adalah jenis cacat tutup penyok, dengan total cacat
sebesar 14.942 pcs. Dan yang terakhir adalah jenis cacat botol penyok yang
merupakan jenis cacat dominan di PT. Suka Sari Mitra Mandiri, selama periode
satu tahun terakhir mencapai total cacat sebesar 33.328 pcs.
66
terkendali.
4.3.5 Fishbone Diagram
A. Faktor Manusia
Dalam diagram fishbone dari semua jenis cacat kemasan botol plastik di
PT. Suka Sari Mitra mandiri didapatkan beberapa faktor masalah dalam
perusahaan, salah satunya adalah faktor manusia sangat berpengaruh dalam
penelitian ini karena terlibat langsung dalam proses operasional. Berikut ini
analisa masalah usulan perbaikan dari segi manusia.
Pada tabel analisa faktor manuasia di pengolahan data dapat dilihat bahwa
terdapat 3 masalah yang disebabkan oleh manusia. Permasalahan yang pertama
adalah pekerja atau karyawan di PT. Suka Sari Mitra Mandiri sering merasa tidak
fokus saat melakukan proses produksi sehingga kurang maksimal dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dari permasalahan tersebut didapatkan usulan
perbaikan untuk memaksimalkan proses kerja para karyawan di PT. Suka Sari
Mitra Mandiri, usulan perbaikan tersebut adalah dengan melakukan upaya
perbaikan fasilitas di lingkungan produksi dengan menambahkan AC ataupun
kipas angin agar para pekerja bekerja dengan lebih fokus.
Permasalahan faktor manusia yang kedua adalah pekerja di PT. Suka Sari
Mandiri belum terampil dan paham terkait SOP dalam melakukan pekerjaannya.
Hal tersebut terjadi karena pekerja yang kurang terampil dan tidak bekerja sesuai
dengan SOP yang berlaku di perusahaan. Dari permasalahan tersebut didapatkan
usulan perbaikan untuk memperbaiki dan memaksimalkan para pekerja. Dapat
dilakukan perbaikan dengan mengadakan trainning untuk para pekerja agar lebih
terampil dalam bekerja dan bisa bekerja sesuai dengan SOP yang berlaku di PT.
Suka Sari Mitra Mandiri.
Permasalahan faktor manusia yang ketiga adalah pekerja kurang teliti dan
hati-hati dalam bekerja sehingga kurang maksimal dalam melaksanakan
pekerjaannya. Dari permasalahan tersebut didapatkan usulan perbaikan untuk
memaksimalkan proses kerja para karyawan di PT. Suka Sari Mitra Mandiri,
usulan perbaikan tersebut adalah dengan melakukan upaya pengawasan yang lebih
ketat dilakukan oleh Kepala produksi dan bagian Quality Control.
68
B. Faktor Mesin
Faktor penyebab selanjutnya adalah faktor mesin yang juga sangat
berpengaruh dalam penelitian ini karena terlibat langsung dalam proses
operasional. Berikut inianalisa masalah dan usulan perbaikan dari faktor mesin.
Pada tabel analisa faktor mesin diatas dapat dilihat bahwa terdapat 2
masalah yang disebabkan oleh mesin di PT. Suka sari Mitra Mandiri.
Permasalahan yang pertama adalah mesin sering mengalami kemacetan saat
proses produksi. Dari permasalahan tersebut didapatkan usulan perbaikan untuk
memaksimalkan proses kerja mesin adalah dengan melakukan upaya maintenance
atau perawatan mesin-mesin yang ada secara berkala serta melakukan pengecekan
mesin saat sebelum proses produksi dijalankan agar mesin di PT. Suka Sari Mitra
Mandiri agar dapat dioperasikan secara maksimal.
Permasalahan faktor mesin yang kedua adalah permukaan pada mesin
yang kasar. Dari permasalahan tersebut didapatkan usulan perbaikan dengan
memperhalus permukaan mesin agar tidak menggores kemasan khususnya pada
label botol agar hasil produksi sesuai dengan kebutuhan produksi di PT. Suka Sari
Mitra Mandiri.
C. Faktor Material
Faktor penyebab selanjutnya adalah faktor material yang juga sangat
berpengaruh dalam penelitian ini karena terlibat langsung dalam proses
operasional. Berikut ini analisa masalah usulan perbaikan dari faktor material.
Pada permasalahan faktor material di PT. Suka Sari Mitra Mandiri adalah
tidak adanya Quality Control pada proses sortir pada penerimaan bahan baku
botol plastik baik pada botol, label, segel, maupun tutup botolnya sebelum
memasuki proses produksi di PT. Suka Sari Mitra Mandiri. Hal tersebut
mengakibatkan banyak kemasan botol kecap yang cacat yang diketahui pada saat
proses akhir produksi. Dari permasalahan tersebut didapatkan usulan perbaikan
agar dapat mengurangi cacat kemasan produk kecap di PT. Suka Sari Mitra
Mandiri dengan melakukan upaya mengusulkan kepada pihak supplier agar
meningkatkan kualitas produksi botol plastik, segel, label dan tutup botol plastik
69
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan PT. Suka Sari Mitra Mandiri serta
menyortir bahan baku sebelum memasuki proses produksi.
D. Faktor Metode
Faktor penyebab selanjutnya adalah faktor metode kerja yang juga sangat
berpengaruh dalam penelitian ini karena terlibat langsung dalam proses
operasional. Berikut ini analisa masalah usulan perbaikan dari faktor metode
kerja.
Pada permasalahan faktor metode kerja pada PT. Suka Sari Mitra Mandiri
adalah metode kerja yang diterapkan pada perusahaan yaitu tidak adanya
pengecekan pada bahan baku kemasan sebelum memasuki proses produksi. Hal
tersebut dikarenakan belum adanya instruksi terkait pengecekan bahan baku baik
di SOP maupun dari Koordinator Quality Control. Maka usulan perbaikan yang
dapat diberikan adalah menambahkan pada SOP perusahaan agar diadakan proses
pengecekan bahan baku khususnya pada kemasan produk kecap di PT. Suka Sari
Mitra Mandiri.
E. Faktor Lingkungan
Faktor penyebab selanjutnya adalah faktor lingkungan yang juga sangat
berpengaruh dalam penelitian ini karena terlibat langsung dalam proses
operasional. Berikut ini analisa masalah usulan perbaikan dari faktor lingkungan.
Pada tabel analisa faktor lingkungan di pengolahan data dapat dilihat
bahwa terdapat 2 masalah yang disebabkan oleh manusia. Permasalahan yang
pertama adalah lantai produksi pada perusahaan yang sempit dan panas
dikarenakan luas bangunan yang sangat terbatas, hal tersebut mengakibatkan para
pekerja tidak bisa fokus saat bekerja. Usulan perbaikan untuk masalah tersebut
adalah dengan menambahkan fasilitas penyejuk ruangan seperti kipas angin
maupun AC.
Permasalahan faktor lingkungan yang kedua adalah lantai produksi yang
kotor dan berantakan, hal tersebut jga mengakibatkan para pekerja tidak bisa
bekerja dengan fokus dan nyaman. Dari permasalahan tersebut didapatkan usulan
perbaikan yaitu membersihkan lantai produksi secara teratur atau menyediakan
pekerja khusus untuk bersih-bersih lantai produksi secara teratur.
70
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa yang telah dilakukan, dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengolahan data dan analisa pada penelitian di PT. Suka
Sari Mitra Mandiri dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya cacat kemasan botol plastik produk kecap
dengan jumlah yang sangat besar adalah faktor manusia atau pekerja,
faktor mesin, faktor metode kerja, faktor lingkungan dan faktor material.
Faktor-faktor tersebutlah yang mengakibatkan besarnya cacat kemasan
produk kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri dengan jenis cacat yaitu
botol penyok, segel sobek, label sobek dan tutup botol penyok. Cacat
botol penyok adalah bagian sisi badan dan leher botol mengalami penyok
akibat tekanan tertentu, sehingga bentuknya berubah menjadi tertekuk,
cekung (dekok), dan terkadang bisa membuat botol tidak bisa berdiri
tegak. Cacat segel sobek adalah segel yang merupakan kunci yang
melingkar di leher botol berada dibawah tutup botol sobek akibat
pemasangan tidak benar, terbuat dari plastik atau satu jenis bahannya
dengan tutup botol, warnanya sama dengan tutup botol, dan berbentuk
bulat. Cacat label sobek adalah label kemasan pada badan botol yang
terbuat dari kertas mengalami sobek, biasanya ditempelkan di badan
botol yang menjadi penentu bagian depan dan belakang botol. Berisikan
semua informasi terkait nama produk, tanggal produksi, tanggal
kadaluarsa, bahan baku produk, dan lain-lain. Sedangkan cacat tutup
botol penyok adalah tutup botol yang terbuat dari bahan plastik
mengalami penyok akibat tekanan tertentu. Bahan dan warnanya sama
dengan segel botol, bagian yang dileher botol berbentuk bulat mengait
dengan leher botol lalu mengerucut ke atas, tidak mudah sobek.
71
72
produksi bisa diadakan trainning untuk pekerja agar lebih terambil dan
bekerja sesuai SOP. Kemudian untuk faktor mesin yang sering
mengalami macet saat proses produksi bisa dilakukan perbaikan upaya
maintenance atau perawatan mesin berkala serta melakukan pengecekan
mesin sebelum proses produksi dimulai. Lalu faktor permukaan mesin
yang kasar masih bisa diperbaiki dengan cara memperhalus permukaan
mesin agar tidak menggore kemasan khususnya pada label pada botol.
Selanjutnya, Untuk faktor material terkait botol plastik terlalu tipis, label
yang mudah sobek, segel yang tipis dan gampang sobek, serta tutup botol
yang terlalu tipis, hal-hal tersebut bisa dihindari dengan cara melakukan
upaya mengusulkan kepada pihak supplier agar meningkatkan kualitas
produksi botol plastik, segel, label dan tutup botol plastik sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan PT. Suka Sari Mitra Mandiri serta
menyortir bahan baku sebelum memasuki proses produksi. Kemudian
untuk faktor metode kerja pada PT. Suka Sari Mitra Mandiri adalah
metode kerja yang diterapkan pada perusahaan yaitu tidak adanya proses
sortir pada bahan baku kemasan sebelum memasuki proses produksi bisa
dilakukan perbaikan yang dapat diberikan adalah menambahkan pada
SOP perusahaan agar diadakan proses pengecekan bahan baku khususnya
pada kemasan produk kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri. Yang
terakhir ialah faktor lingkungan terdapat 2 permasalahan. Faktor lantai
produksi pada perusahaan yang sempit dan panas dikarenakan luas
bangunan yang sangat terbatas, dapat dilakukan perbaikan dengan
menambahkan fasilitas penyejuk ruangan seperti kipas angin maupun
AC. Lalu untuk faktor lingkungan yang kedua adalah lantai produksi
yang kotor dan berantakan, didapatkan usulan perbaikan yaitu
membersihkan lantai produksi secara teratur atau menyediakan pekerja
khusus untuk bersih-bersih lantai produksi secara teratur.
74
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor dominan dan tidak dominan yang menyebabkan terjadinya
cacat kemasan botol plastik produk kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri
dari hasil penelitian dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan untuk
perbaikan kualitas di PT. Suka sari Mitra Mandiri.
2. Perusahaan dapat mempertimbangkan hasil penelitian yang menggunakan
metode Quality Control Circle (QCC) untuk bisa diterapkan di perusahaan
dengan harapan dapat meminimalkan tingkat cacat kemasan botol plastik
produk kecap di PT. Suka Sari Mitra Mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
75
LAMPIRAN