Nama Kelompok :
Muhammad Alvin Nurazizi (31601800060)
Fungsi Organizing dalam suatu perusahaan biasanya berbentuk struktus organisasi yang
mencerminkan Tugas dan Wewenang setiap jabatan dalam perusahaan. Berikut adalah struktur
organisasi PPSDM Migas Cepu dalam Laporan Keuangan 2021:
Tugas & Wewenang Masing-Masing Anggota Direksi Direksi merupakan organ tata kelola yang
bertanggung jawab atas kepengurusan Perusahaan untuk kepentingan dan tujuan Perseroan. Direksi
bertugas menetapkan arah tujuan Perseroan, menetapkan kebijakan serta upaya-upaya pencapaiannya.
Tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi adalah sebagai berikut:
Direktur Utama
Sebagai Chief Executive Officer (CEO), memberikan arahan dan mengendalikan kebijakan visi, misi,
dan strategi Perseroan.
Memimpin para anggota Direksi dalam melaksanakan keputusan Direksi.
Menyelenggarakan dan memimpin Rapat Direksi sesuai ketentuan Anggaran Dasar.
Menentukan keputusan yang diambil apabila dalam Rapat Direksi terdapat jumlah suara yang setuju
dan tidak setuju sama banyaknya.
Atas nama Direksi, mengesahkan semua Surat Keputusan Direksi/Direktur Utama sesuai dengan jenis
keputusan yag diatur dalam AD/ART atau ketetapan lainnya.
Atas nama Direksi, menunjuk pekerja atau perihal lain untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar
Pengadilan.
Memimpin dan mendorong terlaksananya pembentukan budaya Perusahaan, peningkatan citra, dan
tata kelola Perseroan (Good Corporate Governance).
Sekretaris Perusahaan
Mengembangkan engineering dan teknologi melalui riset yang terintegrasi dengan masterplan bisnis
untuk mendukung daya saing dan kelangsungan bisnis perusahaan.
Mengembangkan, mengoptimalkan dan mengelola Megaproyek sesuai dengan masterplan dan
pengembangan bisnis perusahaan secara terintegrasi sesuai dengan prinsip GCG dan good engineering
best practices.
Membangun kapabilitas pengelolaan project strategis sesuai standar best practices.
Direktur Pemasaran Korporat
Merencanakan pengembangan infrastruktur logistik dan supply chain memenuhi permintaan di pasar.
Merencanakan dan mengelola seluruh aktivitas supply and distribution produk sesuai dengan
kebutuhan permintaan dalam domestik.
Merencanakan dan melakukan pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur yang diperlukan untuk
supply and distribution produk.
Direktur Megaproyek, Pengolahan, dan Petrokimia
Mengembangkan strategi dan masterplan bisnis perusahaan untuk menjadi acuan sasaran kerja jangka
pendek, menengah dan panjang.
Mengkaji dan mengevaluasi rencana investasi dan portofolio bisnis perusahaan sesuai dengan prinsip
bisnis dan manajemen risiko dalam mendukung daya saing dan kelangsungan bisnis perusahaan.
Mengembangkan engineering dan teknologi melalui riset yang terintegrasi dengan masterplan bisnis
untuk mendukung daya saing dan kelangsungan bisnis perusahaan.
Mengelola, mengoptimalkan dan mengembangkan bisnis gas, power dan New & Renewable Energy
(NRE) secara terintegrasi melalui pengembangan pasar dan akselerasi komersialisasi bisnis. NRE
dalam mendukung kelangsungan bisnis perusahaan.
Mengelola Quality, System, Knowldege & Integrated Loss Management untuk mendukung operasi
dan efisiensi perusahaan.
Direktur Keuangan
Mengelola dan mengoptimalkan sumber daya keuangan secara prudent, efisien dan memberi nilai
tambah untuk mendukung bisnis dan rencana kerja perusahaan.
Mengoptimalkan pengelolaan keuangan perusahaan secara efektif dan accountable.
Mengoptimalkan dan mengembangkan bisnis perusahaan melalui bisnis synergy and integration serta
pengelolaan AP/JV. 4. Memastikan dan mengendalikan kesehatan Perusahaan sesuai standar
akuntansi dan keuangan best practices.
mengoptimalkan dan mengembangkan teknologi informasi untuk mendukung bisnis Perusahaan.
Direktur SDM
Mengelola dan mengembangkan human capital untuk mendukung strategi bisnis dan perasional
perusahaan.
Mengelola dan mengembangkan talent & infrastruktur human capital untuk mendukung strategi bisnis
dan operasional perusahaan dengan produktifitas tinggi.
Direktur Manajemen Aset
Mengembangkan strategi dan pengelolaan aset penunjang usaha secara optimal, efisien dan
memberikan nilai tambah bagi Perusahaan.
Mengelola, mengoptimalkan dan mengintegrasikan proses procurement secara Pertamina Group.
3. Actuating (Penggerakan)
Berikutnya adalah fungsi actuating. Kegiatan dalam fungsi pengarahan meliputi, proses
kepemimpinan, pembimbingan dan pemberian motivasi. Memberikan tugas dan wewenang yang jelas
pada semua anggota organisasi, serta menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan. Semua kegiatan
tersebut bertujuan agar semua tenaga kerja bisa bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dalam Perusahaan fungsi actuating dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan dan panduan sebagai
bentuk panduan pegawai dalam menjalankan tugas. Contohnya adalah Kebijakan HSSE (Health,
Safety, Security, and Environment) PT Pertamina (Persero).
Health Safety Security Environment (HSSE) merupakan aspek mendasar dalam operasional
Pertamina. Setiap prosedur dan tahapan kerja di seluruh kegiatan pertambangan dan produksi hingga
distribusi dijalankan sesuai aturan dan pedoman K3 yang berlaku. Seluruh entitas pertambangan dan
operasional Pertamina dari mulai operator di lapangan hingga pihak manajemen, serta kontraktor
pihak ketiga yang terlibat dengan kegiatan Pertamina diwajibkan mematuhi implementasi HSSE.
Mandat tersebut kemudian dituangkan dalam kebijakan HSSE Perusahaan yang ditandatangani oleh
Direktur Utama pada Agustus 2018 dengan yang memuat komitmen sebagai berikut:
Mengutamakan aspek HSSE Perusahaan dalam pengelolaan bisnis perusahaan;
Mematuhi peraturan perundangan HSSE serta menggunakan teknologi tepat guna sesuai standar
nasional dan internasional;
Mengurangi risiko serendah mungkin untuk mencegah terjadinya insiden pada personel, aset,
informasi dan lingkungan;
Melakukan intervensi terhadap kondisi maupun tindakan yang dinilai tidak aman;
Memastikan pemahaman dan implementasi Corporate Life Saving Rules (CLSR) pada pekerja dan
mitra kerja.
Meningkatkan kesadaran dan kompetensi pekerja serta mitra kerja agar dapat melaksanakan pekerjaan
secara benar, aman dan berwawasan lingkungan;
Melaporkan seluruh insiden secara transparan dan melakukan investigasi untuk mencegah terjadinya
insiden serupa;
Menjadikan kinerja HSSE personel, aset, data dan informasi Perusahaan dalam penilaian dan
penghargaan terhadap seluruh pekerja.
Pada Divisi Keuangan, bentuk actuating adalah sebagai berikut:
Pengelolaan keuangan dilakukan dengan menerapkan disiplin anggaran dan rencana kerja.
Direksi dan Komisaris membuat aturan atas transaksi-transaksi yang harus mendapat persetujuan
Komisaris, selain yang diatur dalam Anggaran Dasar.
Direksi mentaati setiap transaksi/keputusan yang harus mendapat persetujuan Komisaris.
Anggaran Biaya Investasi, Anggaran Biaya Operasi dan Anggaran Pembelian Minyak Mentah, Gas &
Produk dapat dilaksanakan setelah diterbitkan Surat Keputusan Otorisasi Pelaksanaan (SKOP) sesuai
dengan kewenangan yang ditetapkan.
Penerbitan SKOP harus memperhatikan tata waktu dan rencana kerja dari setiap unit kerja.
Pengalihan/revisi rencana kerja dan anggaran harus melalui prosedur/ketentuan yang telah ditetapkan
dan dilakukan dengan justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Perusahaan memberikan apresiasi terhadap unit kerja yang mencapai target-target kerjanya.
Resiko-resiko yang mungkin terjadi harus diantisipasi sejak awal proses pengambilan keputusan
melalui sistem dan prosedur yang telah ditetapkan.
4. Coordinating (Koordinasi)
Fungsi koordinasi bertujuan untuk membuat organisasi terarah serta tepat pada sasaran. Koordinasi
diperlukan untuk mendelegasikan tugas dari pimpinan ke seluruh anggota organisasi. Dengan adanya
koordinasi yang berjalan dari atasan sampai bawahan membuktikan bahwa organisasi tersebut masih
hidup. Semakin besar sebuah organisasi maka fungsi koordinasi yang dilakukan semakin rumit, maka
dibutuhkan ketrampilan manajemen yang lebih besar.
Fungsi koordinasi pada PT Pertamina (Persero) terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari adanya
sinergi antar bagian atau fungsi. Seperti adanya koordinasi yang baik antara sektor hulu dan hilir
sehingga roda bisnis dapat dapat terus berjalan.
Dilansir dari News room PT Pertamina (Persero), fungsi koordinasi sangat dibutuhkan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Salah satunya oleh tim Shared Service Center (SSC) Multitower
Pertamina. Setiap fungsi termasuk human resources, finance, dan IT harus saling berkoordinasi dan
bersinergi demi terlaksananya tugas secara efisien dan efektif.
5. Motivating (Pemotivasian)
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka
rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Sebagai sebuah entitas yang besar, PT Pertamina (Persero) memperhatikan betul sumber daya
manusia yang ada di dalam entitas. Berikut adalah bentuk motivasi yang diberikan oleh pimpinan PT
pertamina (Persero) adalah:
Motivasi Positif
Motivasi Positif yang diberikan adalah:
1. Gaji
Gaji adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan atas hasil kerjanya berdasarkan
jabatan, prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan dan tanggung jawab. Untuk lebih memotivasi
para karyawannya maka PT Pertamina (persero) memberikan gaji lebih besar dibandingkan dengan
perusahaan BUMN lainnya.
2. Promosi
Promosi adalah menduduki jabatan yang lebih tinggi dari jabatan semula. PT pertamina (Persero)
memberikan kesempatan kepada karyawan untuk pengembangan kariernya agar memperoleh
kenaikkan jabatan di perusahaan. Promosi diberikan setelah mempertimbangkan prestasi, penilaian
kerja, kemampuan/kecakapan, pencapaian target kerja, pengalaman kerja, jenjang karier (lamanya
karyawan tersebut bekerja pada PT Pertamina.
3. Insentif
Untuk lebih mengotimalkan kinerja para karyawan, PT Pertamina (Persero) memberikan insentif
kepada karyawan setiap tahun. Besarnya insentif yang diberikan adalah 0 – 7 kali dari gaji yang
diterima setiap bulannya.
4. Tunjangan
Tunjangan yang diberikan PT pertamina (Persero) adalah tunjangan prestasi, tunjangan posisi/jabatan,
tunjangan hari raya dan tunjangan cuti.
5. Kesejahteraan Tenaga Kerja
Santunan hari tua diberikan perusahaan dalam bentuk uang tunai yang besarnya didasarkan atas
jabatan dan lamanya masa kerja karyawan tersebut pada perusahaan dengan ketentuan yang telah
ditentukan oleh perusahaan. Bantuan kematian diberikan jika karyawan meninggal dunia, maka
kepada jenda/duda/ahli waris diberikan biaya pemakaman, uang duka, dan bantuan lainnya yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Motivasi Negatif
Motivasi negatif yang diberikan adalah:
1. Peringatan Lisan
Peringatan lisan disampaikan oleh pejabat berwenang berupa teguran, apabila karyawan melakukan
kesalahan yang bersifat ringan yang masih dapat diperbaiki.
2. Peringatan Tertulis
Peringatan tertulis diberikan apabila seorang karyawan yang telah diberikan peringatan lisan
melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Peringatan tertulis diberikan berupa surat peringatan, surat
peringatan ini diberikan batas 3 kali, yaitu SP1, SP2, SP3.
3. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja dilakukan apabila seorang karyawan yang telah menerima surat peringatan
sampai 3 kali tapi tidak dapat juga memperbaiki kesalahannya, dan kesalahannya itu sangat
merugikan perusahaan dan tidak dapat dimanfaatkan.
6. Staffing (Penempatan)
Staffing adalah kegiatan seorang manajer untuk mencari/menarik orang-orang (pegawai yang akan
mengisi jabatan yang kosong dalan suatu perusahaan (organisasi) agar dapat melaksanakan tugas
dengan baik. Tujuannya adalah untuk menarik, menempatkan pegawai menurut jumlah, jenis,
keahlian dan keterampilan, sesuai dengan kebutuhan perusahaan, agar pegawai dapat bekerja secara
efektif.
Dalam PT Pertamina (Persero), fungsi staffing dipegang oleh divisi Sumber Daya Manusia. Divisi ini
bertanggungjawab untuk melakukan proses rekrutmen calon pegawai dari PT Pertamina (Persero)
serta bertugas untuk mengatur dan mengembangkan staf. Rekrutmen pegawai PT Pertamina (Persero)
dilakukan melalui website resmi yaitu pada laman https://recruitment.pertamina.com/.
“Anda adalah aset kami yang sangat berharga yang akan mengakselerasi pencapaian visi Pertamina
untuk menjadi perusahaan migas nasional kelas dunia dan menjamin pertumbuhan dan kelangsungan
bisnis kami di masa depan.”
7. Controlling (Pengendalian)
Fungsi manajemen yang terakhir adalah fungsi pengendalian atau controlling. Fungsi ini dilakukan
dengan menilai kinerja yang berdasarkan pada standar yang sudah dibuat, kemudian dilakukan
perubahan atau perbaikan jika dibutuhkan.
Dalam menjalankan fungsi pengendalian atau pengawasan ini, suatu perusahaan perlu menyiapkan
langkah tata pola dan rencana perusahaan agar bisa dilakukan dengan efisien dan tidak menelan
banyak biaya.
Yang melakukan pegawasan adalah unit internal audit. Mempunyai kedudukan langsung di bawah
Direktur Utama untuk menjaminindependensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit. Kepala
SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan
persetujuan Komisaris.
PT Pertamina harus mengendalikan dan mengawasi kegiatan bidang usaha hulu dari proses awal
hingga akhir agar berjalan sesuai dengan peraturan internal Perusahaan dan prosedur yang ditetapkan
oleh Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi. Berikut adalah bentuk dari fungsi pengendalian
yang dilakukan perseroan dalam beberapa kegiatan:
Mengendalikan dan mengawasi kegiatan bidang usaha pemasaran dan niaga dari proses awal hingga
akhir agar berjalan sesuai dengan peraturan internal Perusahaan dan prosedur yang ditetapkan oleh
Badan Pengatur Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi.
Mengawasi pelaksanaan sistem penanganan muatan dan transportasi untuk menghindari
penyimpangan distribusi BBM dan NBBM/petrokimia.
Menerapkan sanksi yang tegas bagi mitra penyalur BBM dan NBBM/petrokimia yang melanggar
peraturan dan/atau perjanjian kontrak.
Melakukan pengendalian dan pengawasan terpadu dalam penyediaan dan penggunaan sarana
transportasi untuk penyaluran BBM dan NBBM/petrokimia.
Keuangan
Mempunyai prosedur dan indikator yang tepat untuk mengukur efektivitas pengelolaan TI.
Mempunyai prosedur baku dalam menangani permasalahan teknologi informasi yang terjadi.
Melakukan pemantauan secara berkala.
Membuat laporan secara berkala kepada Direksi mengenai kinerja teknologi informasi.
Bersama-sama fungsi pemakai menetapkan tingkat layanan yang disepakati (service level agreement)
dan direviu secara berkala.
Pengadaan Barang dan Jasa
Perusahaan mempunyai suatu mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa barang/jasa yang
diadakan telah sesuai dengan RKAP, telah mendapat persetujuan pejabat yang berwenang, dan tidak
dipecah-pecah dalam nilai pengadaan yang lebih kecil dengan maksud untuk menghindari
dilakukannya prosedur lelang.
Setiap anggota panitia pengadaan/lelang, penyedia barang/jasa dan pejabat yang berwenang harus
menandatangani pakta integritas, yaitu pernyataan yang berisikan tekad untuk melaksanakan
pengadaan secara bersih, jujur, dan transparan.
Pelanggaran terhadap pakta integritas tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.