Anda di halaman 1dari 22

PERENCANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROJECT RIIL DI

SMK NEGERI 5 BANDUNG: TEACHING FACTORY

Teaching Factory Team

BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI DAN BANGUNAN


DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 BANDUNG
2022
1. Latar Belakang TEFA 37A Studio

Pentingnya penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang terampil diwujudkan pemerintah
melalui kebijakan peningkatan mutu pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengembangan SMK saat ini mulai bergerak dari
orientasi pasar tenaga kerja lokal kepada pasar tenaga kerja ASEAN menyambut
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA), serta mempersiapkan para lulusan dengan
pembekalan karakter kewirausahaan (entrepreneurship). Penerapan teaching factory di
SMK merupakan wujud dari salah satu upaya Direktorat Pembinaan SMK untuk lebih
mempererat kerjasama atau sinergi antara SMK dengan industri.

Menurut Kuswantoro (2014), teaching factory menjadi konsep pembelajaran dalam


keadaan yang sesungguhnya untuk menjembatani kesenjangan kompetensi antara
pengetahuan yang diberikan sekolah dan kebutuhan industri. Teaching factory merupakan
pengembangan dari unit produksi yakni penerapan sistem industri mitra di unit produksi
yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha sekolah selain
untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan
peralatan, peningkatan SDM, dan lain lain juga untuk memberikan pengalaman kerja yang
benar-benar nyata pada siswanya. Penerapan unit produksi sendiri memiliki landasan
hukum yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 pasal 29 ayat 2 yaitu "Untuk
mempersiapkan siswa sekolah menengah kejuruan menjadi tenaga kerja, pada sekolah
menengah kejuruan dapat didirikan unit produksi yang beroperasi secara profesional."

Pembelajaran melalui teaching factory bertujuan untuk menumbuh-kembangkan karakter


dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerjasama, kepemimpinan, dan lain-lain)
yang dibutuhkan DU/DI serta meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dari sekedar
membekali kompetensi (competency based training) menuju ke pembelajaran yang
membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production based training).

Selain itu, adanya hubungan kerjasama antara SMK dengan industri dalam pola
pembelajaran Teaching Factory akan memiliki berdampak positif untuk membangun
mekanisme kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan pada
posisi tawar win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory merupakan
interface dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri, sehingga terjadi check and
balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk menjaga dan memelihara keselarasan
(link and match) dengan kebutuhan pasar kerja.

SMK Negeri 5 Bandung sebagai sekolah pusat keunggulan menyelenggarakan


pembelajaran berbasis Teaching Factory yang bernama 37A Studio. Teaching Factory 37A
Studio bertujuan untuk memberikan pembelajaran berbasis project riil dengan bekerja sama
dengan industri/perseorangan untuk menjadi perusahaan konsultan arsitektur dan interior.

2. Profile Company 37A Studio

a. Logo 37A Studio

b. Visi dan Misi 37A Studio

Visi
Menjadi salah satu Perusahaan Jasa [Konsultan] Arsitektur dan Interior Design terbaik
dengan mengedepankan komitmen kepercayaan untuk memberikan hasil maksimal kepada
setiap klien

Misi
Menjadi Perusahaan yang handal dan terkemuka sehingga terciptanya kepercayaan
pelanggan atas kemudahan, kenyamanan serta kepuasan.
- Memberikan pelayanan terbaik untuk kepuasan setiap konsumen
- Mengoptimalkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien
- Meningkatkan kompetensi peserta didik dengan pembelajaran berbasis project rill

c. Struktur Organisasi 37A Studio


d. Jobdesk Personil 37A Studio
1) Commissioner
- Memberikan perintah pada perusahaan, dengan menerapkan berbagai
kebijakan dan tujuan yang luas dari perusahaan atau organisasi yang
dipimpinnya.
- Memiliki hak untuk mendukung, memilih, mengangkat bahkan memberikan
penilaian pada kinerja direksi-direksi perusahaan yang dipimpinnya.
- Bertugas untuk memastikan bahwa sumber keuangan pada perusahaan
tersebut cukup.
- Bertugas untuk melakukan pengesahan pada anggaran tahunan.
- Bertanggung jawab atas kinerja perusahaan kepada para pemilik saham
- Dapat menentukan nominal gaji dan kompensasi yang akan diterima oleh
tiap anggota dewan komisaris di perusahaan tersebut.
2) Chief Executive Officer
- Berkomunikasi atas nama perusahaan, dengan pemegang saham, pihak
pemerintah, dan publik.
- Memimpin pengembangan strategi jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan.
- Menciptakan dan mengimplementasikan visi dan misi perusahaan atau
organisasi.
- Mengevaluasi pekerjaan para pemimpin eksekutif lainnya di dalam
perusahaan, termasuk direktur, wakil presiden, dan presiden.
- Menjaga performa perusahaan terhadap situasi pasar yang kompetitif,
peluang ekspansi, perkembangan industri, dan lain-lain.
- Memastikan bahwa perusahaan mempertahankan tanggung jawab sosial
yang tinggi di mana pun ia melakukan bisnis.
- Menilai risiko terhadap perencanaan perusahaan dan memastikannya
dipantau dengan baik.
- Menetapkan tujuan strategis bisnis untuk jangka panjang.
3) Chief Financial Officer
- Bekerja dengan manajer proyek mengenai cara baru untuk meningkatkan
profitabilitas
- Mendukung para tim marketing dan penjualan
- Membantu meningkatkan modal
- Mengelola jalannya arus kas internal
- Mengawasi dan juga mendukung perencanaan strategis jangka pendek dan
jangka panjang
- Berkoordinasi dengan penasihat keuangan
- Terlibat dengan beberapa tugas dan juga proyek keuangan
4) Chief Purchasing Officer
- Menyusun list pembelian barang / jasa yang dibutuhkan seluruh anggota
perusahaan.
- Mengkategorikan list pembelian antara; pembelian barang bulanan & sekali
beli.
- Menyusun list vendor penyedia barang / jasa
- Meminta approval pembelian kepada manajemen / bagian keuangan untuk
anggaran.
- Menghubungi supplier & vendor untuk mendapatkan quotation / penawaran
harga.
- Menganalisa penawaran (harga, fitur, servis, Etc.) yang paling
menguntungkan bisnis.
- Melakukan negosiasi harga, fitur, servis, waktu, yang diperoleh dari supplier.
- Membuat dokumen pemesanan / purchase order (PO).
- Mengirim PO kepada supplier & vendor barang / jasa.
- Melacak & memastikan pengiriman atau eksekusi pengerjaan servis
berjalan baik.
- Pengecekan kualitas barang / jasa sesuai dengan kontrak penjualan.
- Dokumentasi dokumen-dokumen penjualan.
- Mediasi dengan bagian logistik untuk pencatatan barang masuk.
- Mediasi dengan bagian keuangan untuk pembayaran barang / jasa.
- Melakukan review performa proses pembelian.
5) Chief Operating Officer
- Terus memberi tahu CEO tentang operasi dan acara harian
- Membuat dan menerapkan strategi dan kebijakan
- Menjaga tenaga kerja sejalan dengan visi / sasaran bisnis perusahaan
- Memastikan komunikasi yang tepat dalam organisasi
- Lengkapi CEO sesuai kebutuhan
6) Corporate Secretary
- Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya peraturan
perundang-undangannya
- Memberikan masukan kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris untuk
mematuhi ketentuang peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal
- Membantu Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata
kelola perusahaan (corporate governance)
- Sebagai penghubung antara perusahaan publik dengan pemegang saham,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemangku kepentingan lainnya.
7) Chief Marketing Officer
- Memahami posisi perusahaan di pasar, menggunakan metode tradisional,
serta teknologi yang lebih baru seperti analitik data;
- Menentukan bagaimana dan dimana perusahaan harus diposisikan di masa
depan;
- Mengembangkan strategi untuk mendorong organisasi ke posisi pasar di
masa depan;
- Mengeksekusi strategi tersebut

3. Penyelarasan Projek Riil dengan Kurikulum


Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya
disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih
fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan
kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan
pembelajaran adalah:
- Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai
profil pelajar Pancasila
- Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
- Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.
Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan adalah program keahlian yang mempelajari
tentang perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan mulai dari pengukuran lahan,
pra rencana bangunan, perhitungan konstruksi hingga tersaji desain akhir dengan
didampingi hasil perhitungan rencana anggaran biaya, rencana kerja, dan syarat (RKS)
pelaksanaan kerja. Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan mempunyai peran dalam
kontribusi pada penataan lahan kota/kabupaten, karena informasi dari rencana tata
kota/kabupaten membantu dalam berkesinambungan pada perencanaan bangunan untuk
mengurangi ketidakpastian desain, menemukan masalah dan penyelesaiannya,
meningkatkan keselamatan, dan simulasi proses pembangunan serta menganalisis dampak
masalah potensial yang mungkin timbul. Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Pemodelan
dan Informasi Bangunan merupakan mata pelajaran kejuruan yang terdiri dari berbagai ilmu
dasar sebagai penentu dalam mempelajari mata pelajaran yang lain dalam program
keahlian Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan, membekali peserta didik dengan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, dan passion (renjana), yang merupakan
kesatuan kegiatan pekerjaan meliputi penguasaan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan desain dan informasi bangunan, agar memiliki dasar yang kuat
dalam mempelajari mata pelajaran-mata pelajaran pada konsentrasi keahlian di fase F.
Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan berfungsi untuk
menumbuh kembangkan keprofesionalan dan kebanggaan pada peserta didik terhadap
keahlian desain pemodelan dan informasi bangunan, melalui pemahaman tentang proses
bisnis di dunia kerja, perkembangan teknologi, mengenali berbagai macam profesi dan
okupasi kerja dan peluang usaha, sesuai dengan perkembangan teknologi berbasis green
material dan berbagai jenis pekerjaan konstruksi yang mengedepankan pekerjaan desain
pemodelan dan informasi bangunan terkait isu global green building dan sustainable
building.
Dalam mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan ini,
pembelajaran dapat dilakukan menggunakan berbagai pendekatan, strategi, metode serta
model yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang harus dipelajari, sehingga dapat
menciptakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, renjana, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Model-model pembelajaran yang dapat digunakan antara
lain project-based learning, teaching factory, discovery learning, problem-based learning,
inquiry learning, atau model lainnya serta metode yang relevan.
Mata pelajaran Dasar-Dasar Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan berkontribusi
dalam menjadikan peserta didik memiliki kompetensi sebagai perencana atau pelaksana
pada pekerjaan desain pemodelan dan informasi bangunan yang berakhlak mulia, mampu
berkomunikasi, bernegosiasi dan berinteraksi antar budaya, mampu bekerja dalam tim,
memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap situasi dan lingkungan kerja, mampu mengelola
informasi/gagasan serta menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, mandiri,
bergotong royong dan peduli terhadap lingkungan, dan adaptif dalam menjalankan tugas
dan fungsinya.

4. Penyediaan Produk 37A Studio


Produk jasa yang tersedia di TEFA 37A Studio, antara lain:
- Drafting
Drafting adalah penggambaran secara rinci suatu rancangan bangunan yang meliputi
merancang, merangkai, dan menyusun komponen gambar yang diperlukan.
- 2D Design atau DED
DED atau Detail Engineering Design adalah domkumen desain teknis bangunan yang terdiri
dari gambar teknis, spesifikasi teknis dan spesifikasi umum, volume serta biya pekerjaan.
- 3D Modeling dan Animasi
3D Modeling adalah Proses mengubah gambar bentuk 2D menjadi 3D untuk selanjutnya di
“render” menjadi bentuk animasi
- Mock up atau maket
Maket adalah suatu miniatur dari suatu benda nyata yang di perkecil dengan skala tertentu
5. Penjabaran Alur Bisnis dan Alur Kerja 37A Studio
A. Alur Bisnis

Alur bisnis adalah proses atau tahapan kegitan yang dilakukan dalam suatu bisnis. Alur
bisnis dilakukan untuk mengetahui apa saja hal-hal yang harus dilakukan ketika
menjalankan suatu bisnis secara bertahap dan rinci agar proses bisnis memiliki standarisasi.
Berikut adalah alur bisnis 37A Studio:

Penerimaan pesanan → Analisis pekerjaan → Pengambilan pesanan dan MoU → Down


Payment → Pembagian kerja → Pengerjaan → Quality control → Revision →Penyerahan
ke→pada pihak klien Final Revision → Approvement → Pelunasan → Rating/Feedback

- Penerimaan pesanan : 37A Studio akan menerima pesanan dari klien lewat media
sosial Instagram atau WhatsApp. Pesanan ini akan diterima oleh pihak marketing
dengan mendata apa saja jasa yang dibutuhkan klien. Setelah itu meneruskan
pesanan proyek untuk dianalisis pekerjaannya.
- Analisis pekerjaan : Sebelum dilakukannya pengambilan pesanan, 37A Studio oleh
pihak manajemen proyek dan operasi menganalisis terlebih dahulu bobot pekerjaan
yang masuk. Jika tim sanggup untuk mengerjakan proyek dari klien maka pesanan
akan diteruskan. Jika tim tidak sanggup mengerjakan proyek dari klien maka
pesanan akan dibatalkan.
- Pengambilan pesanan dan MoU : Ketika pesanan proyek dari klien diambil, pihak
corporate sekretary akan membuatkan draft MoU dengan pihak klien untuk
menyelaraskan pekerjaan yang akan dilakukan. Sementara tim proyek akan
mengestimasikan biaya jasa yang dilakukan.
- Down Payement : Tahap down payment ini dilakukan maksimal 2 hari setelah
penandatanganan MoU. Besaran Down Payment yang dibayarkan klien pada pihak
37A Studio adalah 30% dari keseluruhan biaya. Pembayaran down payment dapat
dilakukan secara cash atau transfer melalui rekening bank pihak departemen
keuangan 37A Studio.
- Pembagian kerja : Pada tahapan ini tim operasional proyek memecah atau merinci
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan atas pesanan klien, menunjuk siapa saja yang
akan mengerjakan bagian pekerjaan tersebut, dan menentukan deadline pekerjaan
yang harus diselesaikan oleh tim.
- Pengerjaan : Pengerjaan dilakukan sesuai dengan tahap alur kerja setiap proyek.
Secara rinci alur kerja dijelaskan pada bagian alur kerja per proyek.
- Quality control : Sebelum pekerjaan diserahkan kepada klien, dilakukan Quality
control terlebih dahulu oleh manajer proyek untuk melihat apakah pekerjaan yang
dilakukan sudah sesuai dengan standar atau belum. Jika pekerjaan sudah dilakukan
sesuai standar. Maka pekerjaan akan disetorkan kepada pihak klien. Jika pekerjaan
yang dilakukan ada yang salah atau kurang, maka dilakukan perbaikan/revisi.
- Penyerahan kepada pihak klien : Setelah Quality control dilakukan atau revisi
selesai, pekerjaan akan diserahkan ke pihak klien.
- Approvement : Pada tahap ini klien akan melakukan menilai hasil pekerjaan yang
dilakukan oleh tim proyek, jika klien dirasa kurang puas dan ada hal yang ingin
diubah atau ditambahkan, tim proyek akan melakukan revisi. Jika klien sudah
menyetujui hasil kerja tim proyek maka pekerjaan akan langsung diserahkan kepada
klien.
- Pelunasan : Setelah mendapat approvement, pihak klien harus melunasi
pembayaran kepada pihak keuangan 37A Studio maksimal 2 hari telah pekerjaan
diterima. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau melalui transfer.
- Rating/Feedback klien : Dihari pelunasan pihak 37A Studio akan meminta Feedback
atau Rating kepada pihak klien atas pekerjaan yang telah dilakukan sebagai
testimoni perusahaan.

B. Alur Kerja
Alur kerja merupakan proses atau tahapan kegiatan yang dilakukan pada suatu produksi
atau operasi. Alur kerja ini dibuat agar pengerjaan dapat dilakukan sesuai dengan Standar
Operational Procedure (SOP).

1. Contoh alur kerja drafting:


Penerimaan pekerjaan → Pembagian kerja → Penentuan deadline kerja → Desain
Preliminari → Produksi gambar kerja → Quality Control → Revisi → Approvement

Tahapan alur kerja pada drafting memiliki kurang lebih delapan tahapan utama, antara lain:

- Penerimaaan pekerjaan : Pada tahap pertama proses produksi ini pesanan yang
masuk disetorkan oleh pihak marketing kepada tim proyek.
- Pembagian kerja dan penentuan deadline kerja : Setelah pekerjaan diterima, kepala
tim proyek akan membagikan tugas kerja kepada tim sesuai dengan keahliannya
kemudian memberikan tenggang waktu yang telah ditentukan sesuai dengan bobot
pekerjaan.
- Sketsa gambar :
- Pembuatan blue print :
- Quality control : Setelah penggambaran selesai hasil gambar kerja akan diserahkan
kepada kepala tim proyek untuk dilakukan Quality control. Apakah gambar sudah
sesuai dengan standar atau belum.
- Revisi : Jika pada tahap Quality control terdapat gambar yang kurang sesuai, maka
tim proyek akan memperbaiki gambar tersebut sesuai revisi yang diberikan oleh
kepala tim proyek.
- Approvement : Selanjutnya pekerjaan akan diserahkan kepada pihak klien. Pada
tahap ini klien akan melakukan menilai hasil pekerjaan yang dilakukan oleh tim
proyek. Jika klien dirasa kurang puas dan ada hal yang ingin diubah atau
ditambahkan, tim proyek akan melakukan revisi. Jika klien sudah menyetujui hasil
kerja tim proyek maka pekerjaan akan langsung diserahkan kepada klien.

2. Contoh alur kerja 2D design atau DED:


Penerimaan pekerjaan → Pembagian kerja dan penentuan deadline kerja → Perencanaan
gambar → Produksi gambar kerja → Quality Control → Revisi → Estimasi biaya →
Approvement

Tahapan alur kerja pada 2D Design atau desain rancang bangun memiliki kurang lebih
sembilan tahapan utama, antara lain:
- Penerimaaan pekerjaan : Pada tahap pertama proses produksi ini pesanan yang
masuk disetorkan oleh pihak marketing kepada tim proyek.
- Pembagian kerja dan penentuan deadline kerja : Setelah pekerjaan diterima, kepala
tim proyek akan membagikan tugas kerja kepada tim sesuai dengan keahliannya
kemudian memberikan tenggang waktu yang telah ditentukan sesuai dengan bobot
pekerjaan.
- Perencanaan gambar : Setelah dilakukan pembagian kerja kepada setiap individu
tim, langkah pertama adalah merancang gambar yang akan dibuat. Bentuk abstrak
bangunan yang diinginkan oleh klien akan dibuatkan terlebih dahulu skesta
kasarnya.
- Penggambaran : Pada tahap ini sketsa kasar yang sudah dibuat sebelumnya,
diperbaharui dan dilengkapi hingga menjadi bestek/gambar kerja.
- Quality control : Setelah penggambaran selesai hasil gambar kerja akan diserahkan
kepada kepala tim proyek untuk dilakukan Quality control. Apakah gambar sudah
sesuai dengan standar atau belum.
- Revisi : Jika pada tahap Quality control terdapat gambar yang kurang sesuai, maka
tim proyek akan memperbaiki gambar tersebut sesuai revisi yang diberikan oleh
kepala tim proyek.
- Estimasi biaya : Setelah penggambaran rancang bangun rinci selesai hingga
tahapan akhir, selanjutnya dilakukan estimasi biaya untuk mengetahui besaran harga
biaya pekerjaan.
- Approvement : Selanjutnya pekerjaan akan diserahkan kepada pihak klien. Pada
tahap ini klien akan melakukan menilai hasil pekerjaan yang dilakukan oleh tim
proyek. Jika klien dirasa kurang puas dan ada hal yang ingin diubah atau
ditambahkan, tim proyek akan melakukan revisi. Jika klien sudah menyetujui hasil
kerja tim proyek maka pekerjaan akan langsung diserahkan kepada klien.

3. Contoh alur kerja 3D modeling dan animasi:


Penerimaan pekerjaan → penentuan deadline kerja → Analisa gambar kerja 2D →
Pengerjaan modeling → animasi → Quality Control → Revisi → Approvement

Tahapan alur kerja pada 3D Modeling dan animasi bangun memiliki kurang lebih delapan
tahapan utama, antara lain:

- Penerimaaan pekerjaan : Pada tahap pertama proses produksi ini pesanan yang
masuk disetorkan oleh pihak marketing kepada tim proyek.
- Pembagian kerja dan penentuan deadline kerja : Setelah pekerjaan diterima, kepala
tim proyek akan membagikan tugas kerja kepada tim sesuai dengan keahliannya
kemudian memberikan tenggang waktu yang telah ditentukan sesuai dengan bobot
pekerjaan.
- Analisa gambar kerja 2D :
- Pengerjaan modeling atau animasi :
- Quality control : Setelah penggambaran selesai hasil gambar kerja akan diserahkan
kepada kepala tim proyek untuk dilakukan Quality control. Apakah gambar sudah
sesuai dengan standar atau belum.
- Revisi : Jika pada tahap Quality control terdapat gambar yang kurang sesuai, maka
tim proyek akan memperbaiki gambar tersebut sesuai revisi yang diberikan oleh
kepala tim proyek.
- Approvement : Selanjutnya pekerjaan akan diserahkan kepada pihak klien. Pada
tahap ini klien akan melakukan menilai hasil pekerjaan yang dilakukan oleh tim
proyek. Jika klien dirasa kurang puas dan ada hal yang ingin diubah atau
ditambahkan, tim proyek akan melakukan revisi. Jika klien sudah menyetujui hasil
kerja tim proyek maka pekerjaan akan langsung diserahkan kepada klien.

4. Contoh alur kerja 3D Printing:


Penerimaan pekerjaan → Penentuan deadline kerja → Modeling Produk → Pembuatan
desain produk barang 3D —> Quality control → Approvement pihak klien → Pencetakan →
Finisihing → Final Check

Tahapan alur kerja pada 3D printing memiliki kurang lebih delapan tahapan utama, antara
lain:

- Penerimaaan pekerjaan : Pada tahap pertama proses produksi ini pesanan yang
masuk disetorkan oleh pihak marketing kepada tim proyek.
- Pembagian kerja dan penentuan deadline kerja : Setelah pekerjaan diterima, kepala
tim proyek akan membagikan tugas kerja kepada tim sesuai dengan keahliannya
kemudian memberikan tenggang waktu yang telah ditentukan sesuai dengan bobot
pekerjaan.
- Pembuatan desain produk barang 2D : Pada tahap ini tim proyek akan terlebih
dahulu membuatkan desain
- Pembuatan desain produk barang 3D :
- Quality control : Setelah penggambaran selesai hasil gambar kerja akan diserahkan
kepada kepala tim proyek untuk dilakukan Quality control. Apakah gambar sudah
sesuai dengan standar atau belum.
- Approvement : Selanjutnya pekerjaan akan diserahkan kepada pihak klien. Pada
tahap ini klien akan melakukan menilai hasil desain tim proyek. Jika klien dirasa
kurang puas dan ada hal yang ingin diubah atau ditambahkan, tim proyek akan
melakukan revisi. Jika klien sudah menyetujui hasil desain tim proyek maka
pekerjaan akan diteruskan ke tahap selanjutnya.
- Pencetakan :
- Finishing :

6. Standarisasi Pengerjaan atau Gambar Kerja 37A Studio

Standar gambar bukan hanya membuat hasil gambar menjadi rapi dan seragam
meskipun beberapa tangan yang mengerjakan nya. Tapi juga menjadi menjadi identitas
yang dapat menjadi ciri khas dari pihak yang mengerjakan gambar tersebut. Setelah melalui
kegiatan magang guru yang telah di lakukan di PT. Bita, dan berbagai referensi yang di
dapatkan, di dapatkan beberapa hal di bawah ini yang dianggap perlu untuk menjadi standar
dalam menggambar:

STANDARISASI PENAMAAN

DISIPLIN: dua digit karakter, misalnya AR.

VIEW: satu digit karakter:

P: Plan
D: Detail
E: Elevation
S: Section
3: 3D
R: Reflected Ceiling Plan

LEVEL: dua karakter:


00: Ground Floor
01: Lantai Satu
B1: Basement Satu
M1: Mezzanine 1
RF: Roof

CONTENT: empat karakter, bisa menggambarkan elemen bangunan, dan sebagainya


(opsional)

.EXT: jika menggunakan AutoCAD, maka .DWG

STANDARISASI TEXT

A. Standarisasi Jenis Font

Jenis Font Contoh Penggunaan

Arial Narrow TEXT, Text Keterangan nama gambar dan judul Kop

Simplex TEXT, Text Keterangan nama ruang, elevasi, detail


ukuran, dimensi, skala, material dan isi Kop

B. UKURAN TEXT

Setiap gambar baik berupa denah, detail, potongan, tampak, harus memiliki judul. Judul ini
harus singkat dan jelas dengan semua. hurufnya adalah capital. Ukuran teks untuk judul
adalah relatif, tetapi sebagai referensi:

● Teks ukuran 18 point adalah untuk kertas ukuran A0, A1, A2.
● Teks ukuran 14 point adalah untuk kertas ukuran A4, A3.
● Teks ukuran tinggi 3mm digunakan untuk dimensi, keterangan, notasi pada gambar.
● Teks ukuran tinggi 5mm – 6mm digunakan untuk subjudul dan judul.
STANDARISASI GARIS

A. Jenis Garis

Jenis Garis Contoh Keterangan

Garis Solid Menyatakan garis yang terlihat/tampak

Garis Tipis Menyatakan garis ukuran dan garis bantu

Garis Putus Menyatakan garis yang terlihat di


belakang potongan atau terhalang

Garis Putus Menyatakan tempak potongan (ditambah


Titik notsi di pangkal garis)
B. Standarisasi Tebal Garis

Jenis Garis Keterangan

Fine/ Garis paling tipis (0.18) digunakan untuk pola, tekstur material, garis‐ garis
kontur minor.

Thin/ Garis tipis (0.25mm) digunakan untuk dimensi, hidden lines,


centerlines, garis kontur, objek yang terletak lebih
jauh

Medium/ Garis sedang (0.35) digunakan untuk teks, garis‐ garis objek yang
kurang penting

Wide/ Tebal (0.5) digunakan untuk objek utama, garis potong pada
gambar denah, potongan, dan judul gambar

Extra Wide/ Garis paling tebal digunakan untuk judul lembar/ judul proyek dan
(0.7) sejenisnya.

Ketebalan masing‐ masing garis di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
STANDARISASI LAYER

A. Penamaan Layer

Contoh:

AE‐WALL‐FULL‐DIMS

1 2 3 4

Keterangan 1 – Disiplin dan Suplemen

Terdiri dari daftar urutan abjad sesuai dengan suplemen untuk disiplin ilmu seperti contoh:

Kode Deskripsi

AP Architectural Plan

AD Architectural Detail

AE Architectural Elevation

AS Architectural Section

CS Civil Structural

ME Mechanical Electrical

MP Mechanical Plumbing

Keterangan 2 – Sistem Bangunan Utama

Yaitu mengindikasikan sistem bangunan utama: kolom, balok, dinding, lantai, core, pintu,
jendela dan sebagainya.

Contohnya adalah sebagai berikut:


AP‐WALL : Architecture Plan, Walls
AP‐DOOR : Architecture Plan, Door

Keterangan 3 - Tambahan

Mengindikasikan informasi tambahan untuk grup mayor. Grup minor ini bersifat opsional
yang

membedakan objek pada grup mayor. Misalnya, pada grup mayor ada WALL, maka grup
minor bisa berupa:

WALL‐NEW : Dinding baru


WALL‐PART : Dinding parsial
WALL‐EXST : Dinding eksisting

Keterangan 4 - Layer

Standar penamaan Layer yang bukan berdasarkan objek atau elemen gambar, melainkan
berdasarkan jenis gambar, mengkategorikan penamaan layer menjadi misalnya: DETL,
ELEV, SECT dan seterusnya.
‐PATT : Pattern
‐OTLN : Outline
‐IDEN : Identification tag

Penamaan Anotasi berada pada hirarki Grup Mayor. Layer ini berisi teks, dimensi, notes,
garis batas Lembar gambar dan informasi lain dalam CAD yang TIDAK merepresentasikan
aspek FISIK dari desain bangunan.
‐DIMS : Dimension
‐TEXT : Text
‐TTLB : Border dan Title Block

B. Ketebalan Garis, dan Warna Layer

Standar untuk warna Layer dan ketebalan garis dapat dilihat pada tabel berikut:
STANDARISASI NOTASI DAN KETERANGAN

A. Standarisasi Notasi Gambar dan Keterangan

Notasi Contoh

Elevasi

Potongan

Acuan Halaman Gambar Berada

Tampak

Acuan Halaman Gambar Berada

Detail

No. Hal Referensi Gambar


Arah Utara (Digunakan hanya pada Siteplan
saja)

Garis Level

Kode Grid

Huruf : Horisontal

Angka : Vertikal

No. Kode Pintu

No. Kode Jendela

No. Kode Pintu dengan Jendela

Refisi

Kode Jendela atau Finishing Dinding

B. Standarisasi Notasi Material

Notasi Contoh
Muka Tanah

Tanah Urug

Pasir

Batu Kali

Pasangan Batu Kosong

Pasangan Bata

Pasangan Bata Trasram

Plesteran
Cor Beton

Bahan Kayu

C. Standarisasi KOP

Berikut di bawah ini contoh standar gambar yang di aplikasikan pada Kop Gambar :

Anda mungkin juga menyukai