Anda di halaman 1dari 4

Lihat Detail

Tujuan

ADHI menyadari pentingnya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara efektif dan efisien
untuk meningkatkan kinerja bisnis yang berkelanjutan, dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban
Perseroan kepada para Pemangku Kepentingan.

PERKEMBANGAN GCG

Good Corporate Governance (GCG) merupakan perangkat prinsip dan peraturan yang menjadi pedoman
dalam pengelolaan dan pengendalian perusahaan agar sesuai dengan harapan pemangku kepentingan.
Melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-01/MBU.2011 tanggal 1 Agustus 2011, No PER-
09/MBU/2012 tanggal 6 Juli 2012, dan Peraturan No. 21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015
tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No. SE/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan Lampirannya. Pemerintah
Indonesia berupaya mengimplementasikan GCG pada seluruh jajaran BUMN dan sebagai perusahaan
terbuka, ADHI dalam mengimplemetasikan GCG juga mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 21/POJK.04/2015 tanggal 16 November 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka.

Peraturan ini diharapkan akan berdampak pada penetapan target Perusahaan, memberikan penilaian
yang lebih tepat atas risiko-risiko usaha, memaksimalkan peningkatan kinerja serta membantu
mengembangkan budaya kerja yang lebih responsif di lingkungan BUMN. Implementasi dan internalisasi
prinsip-prinsip GCG merupakan bagian penting dalam penerapan strategi Perusahaan guna mencapai
tujuan dan target secara keseluruhan. ADHI percaya penerapan GCG dapat menciptakan kepercayaan
para pemangku kepentingan dan meningkatkan citra perusahaan yang baik. Selain itu, ADHI juga
percaya bahwa GCG merupakan sebuah sistem nilai dimana penerapan sistem nilai tersebut bersamaan
dengan standar praktik terbaik internasional akan meningkatkan kinerja Perusahaan secara keseluruhan.
Penerapan GCG di lingkungan Perusahaan akan mendorong untuk:

Memberikan perlindungan yang memadai dan perlakuan yang adil bagi para pemangku kepentingan.

Memberikan kontribusi optimal pada peningkatan kinerja Perusahaan.

Meningkatkan serta menjaga citra Perusahaan melalui pelayanan prima.

Menjaga serta memelihara aset dan sumber daya Perusahaan.

Penerapan GCG di lingkungan BUMN akan menjamin pelaksanaan manajemen dijalankan dengan baik
sehingga perusahaan mampu mencapai kinerja yang maksimal. Bagi ADHI, implementasi GCG dapat
memotivasi seluruh jajaran manajemen untuk meningkatkan kinerja sehingga kesuksesan keuangan
dapat terwujud.

ADHI merupakan salah satu BUMN yang menerapkan GCG selaras dengan dinamika bisnis konstruksi.
ADHI melaksanakan kebijakan-kebijakan GCG yang terintegrasi dan dirancang untuk memastikan
terlaksananya pengelolaan kepatuhan, manajemen risiko dan pengendalian internal. Berbagai upaya
telah ditempuh guna melengkapi Perusahaan dengan pengetahuan dan kapabilitas yang diperlukan
untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang sejalan dengan kinerja bisnisnya serta mampu
mengantarkan Perusahaan mencapai kinerja jangka panjang yang berkesinambungan.

ADHI meyakini bahwa penerapan GCG tidak hanya akan memperkuat kinerja bisnis secara
berkelanjutan, namun lebih penting lagi, penerapan GCG akan berimplikasi pada terbentuknya struktur
organisasi yang kuat dan rapi dalam Perusahaan. Aspek positif lainnya dari penerapan GCG di lingkungan
Perusahaan antara lain adalah terciptanya efisiensi, daya saing, pertumbuhan, nilai bisnis yang tinggi dan
hasil usaha yang tinggi.
Dalam rangka penerapan GCG secara efektif, ADHI telah memiliki perangkat GCG yang jelas, yaitu
struktur GCG, peraturan dan prosedur internal, pedoman GCG, dan Board Manual yang mengatur
hubungan antar Dewan Komisaris, antar Direktur, antara Dewan Komisaris dan Direksi; antara Direksi
dengan Direksi/Dewan Komisaris anak perusahaan; antara anggota Komite-komite Dewan Komisaris dan
Corporate Secretary.

GCG juga memegang peranan penting dalam manajemen risiko. Untuk dapat mengelola risiko secara
efektif, Perusahaan harus memiliki kompetensi, serta mampu mengidentifikasi risiko industri dan risiko
organisasi secara akurat dan cermat. Hal ini termasuk kemampuan Perusahaan dalam membangun
budaya sadar risiko yang kuat di seluruh Perusahaan. Manajemen risiko berperan penting dalam tata
kelola ADHI, meliputi proses perencanaan, pengambilan keputusan, serta organisasi, pelaksanaan dan
pemantauan risiko.

Kepatuhan pada GCG juga tercermin pada Code of Conduct (Kode Etik) yang secara detil memberikan
panduan dan pedoman tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh seluruh jajaran manajemen
dan karyawan. Kode Etik tersebut juga berperan dalam menciptakan budaya perusahaan berdasarkan
prestasi dan pencapaian, yang tercakup dalam apa yang disebut sebagai inisiatif 3B yaitu Bekerja Cerdas,
Berintegritas, dan Bersahaja.

ASESMEN GCG

Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah melakukan asesmen atas implementasi GCG
di ADHI pada tahun 2017, dengan perolehan skor 81,63 (dengan kualifikasi Baik). ADHI berkomitmen
untuk terus berupaya menegakkan & memperkuat implementasi kebijakan dengan menerapkan prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian
dan kewajaran di seluruh lini bisnis ADHI.

Asesmen GCG tersebut menitikberatkan pada penilaian atas tingkat efektivitas Perusahaan dalam
beberapa aspek tata kelola dan pengendalian, termasuk etika bisnis, pengendalian internal, pengelolaan
risiko, kecurangan dan pelaporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai