Anda di halaman 1dari 9

AGORA Vol. 3, No.

1, (2015) 231

STUDI DESKRIPTIF IMPLEMENTASI PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE


GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN KELUARGA PT. DUTA SURYO

Stefan Sahono
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: stefan.sahono@gmail.com

Abstrak--PT. Duta Suryo merupakan sebuah perusahaan termasuk pejabat Bank Mega sendiri (Detik Finance, 2011).
keluarga yang bergerak di bidang pengolahan dan produksi Kasus lain, adalah kasus Citibank yang terjadi pada Maret
kopi. Seperti yang kita ketahui di dalam perusahaan keluarga 2011. Kasus ini bermula ketika pihak Citibank mendapat
good corporate governance belum banyak diterapkan. Untuk
aduan dari 6 tiga nasabahnya terkait dengan dana nasabah
dapan menerapkan good corporate governance sebaiknya kita
memahami lebih dahulu tata pelaksanaan prinsip tersebut yaitu yang ada di tabungan menghilang. Pihak Citibank melaporkan
transparansi, akuntabilitas, responsibility, independency dan kejadian tersebut kepada pihak polisi. Setelah dilakukan
fairness. Setelah itu melakukan evaluasi terhadap prinsip-prinsip penyelidikan ternyata terdapat pembobolan dana nasabah yang
good corporate governance jika diterapkan dalam perusahaan dilakukan oleh karyawan senior bernama Melinda Dee sekitar
keluarga. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Rp 17 milyar. Pembobolan dana tersebut juga melibatkan
Teknik sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode karyawan Citibank yang bertugas sebagai teller (Detik, 2011).
pengumpulan data dengan wawancara, hasil analisa data Berikut merupakan salah satu contoh perusahaan yang berhsail
menggunakan trianggulasi sumber untuk mengolah data yang menerapkan corporate governance di dalam perusahaannya,
diperoleh, kemudian dengan hasil wawancara pada sumber lain
yaitu PT. Garuda Indonesia. Seperti yang sudah diketahui,
PT. Duta Suryo dan ditarik kesimpulan apakah keduanya
memiliki hubungan atau tidak. Dari hasil penelitian dengan perusahaan ini bergerak di bidang maskapai atau penerbangan.
menggunakan prinsip-prinsip good corporate governance, PT Perusahaan mengikuti riset pemeringkatan implementasi GCG
Duta Suryo sudah menerapkan beberapa prinsip good corporate yang diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for
governance tetapi penetrapannya masih belum efektif. Corporate Governance (IICG). Berdasarkan hasil riset
tersebut Perusahaan mendapatkan skor 85,82 dan masuk
Kata Kunci--Good Corporate Governance, Family Business. dalam kategori Most Trusted Company. Dalam riset kali ini,
Perusahaan berhasil meraih tiga penghargaan yakni Most
I. PENDAHULUAN Trusted Company Based on Corporate Governance
Perception Index (CGPI) 2010, Indonesia Trusted Companies
Perusahaan adalah suatu badan atau organisasi yang Based on Investors and Analysis Assessment Survey dan
menjalankan suatu kegiatan bisnis, tentu memiliki suatu sebagai peserta Corporate Governance Perception Index
sistem tata kelola untuk mengatur kegiatan dari badan usaha (CGPI) 2010 terbaik dalam tahapan observasi. Hal ini
tersebut. Tata kelola sebuah perusahaan tersebut melingkupi menunjukkan bahwa PT. Garuda Indonesia telah
rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, yang mengimplementasikan GCG di perusahaan dengan baik.
memengaruhi pengelolaan, serta pengontrolan (www.garuda-indonesia.com)
suatu perusahaan atau korporasi (OECD, 2004). Sistem tata Menurut KNKG (2006), Good Corporate Governance
kelola ini juga mencakup tanggung jawab stakeholder yang (GCG) diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang
berisi kepemilikan perusahaan, pemegang saham, dan tangga efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-
manajemen. Sistem tata kelola perusahaan ini dikenal secara undangan. Oleh karena itu penerapan GCG perlu didukung
umum dengan istilah Corporate Governance yang memiliki 5 oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan
unsur utama yang ada di dalamnya, yaitu Transparency perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku
(keterbukaan), Accountabilty (akuntabilitas), Responsibility pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa
(tanggung jawab), Independency (kemandirian), dan Fairness dunia usaha.
(kesetaraan). Namun, tidak semua perusahaan menjalankan Perusahaan keluarga adalah perusahaan yang dikelola
prinsip-prinsip good corporate governance dengan benar. bersama anggota keluarga dan sudah terkait dengan
Masalah datang menimpa perusahaan yang tidak menjalankan kepentingan banyak pihak juga harus menerapkan prinsip
Corporate Governance dengan baik. Di Indonesia terdapat good corporate governance dengan baik. Perusahaan
beberapa contoh perusahaan yang mengalami masalah tata dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau
kelola perusahaan. Salah satunya adalah kasus pembobolan lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan
dana milik PT. Elnusa yang terjadi pada Bank Mega senilai Rp (Susanto dkk, 2008). Dalam perkembangannya, perusahaan
111 milyar. Kasus pembobolan dana ini karena Bank Mega keluarga pada umumnya memiliki empat fase yaitu fase
menyalahgunakan tanggung jawabnya dan tidak transparan pengembangan, pengelolaan, transformasi, dan
dalam pengelolaan dana nasabahnya. Kasus ini terjadi pada mempertahankan. Masalah-masalah yang timbul dalam
pertengahan April 2011 dengan melibatkan banyak pihak perusahaan keluarga dalam tiap fase umumnya disebabkan
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 232

karena konflik keluarga maupun konflik kepentingan antara Corporate Governance adalah suatu sistem tata kelola
anggota keluarga dengan kepentingan perusahaan itu sendiri, perusahaan untuk mengatur proses pengelolaan suatu
hal ini sudah ada di dalam pernyataan yang mendeskripsikan perusahaan atau badan usaha, agar dapat berjalan secara
masalah pada tiap fase timbul karena perusahaan keluarga produktif serta bertanggung jawab. Sesuai dengan definisi
melibatkan perasaan atau ikatan emosional sehingga terkadang Corporate Governance menurut Akhmad Syakhroza
terjadi benturan antara kepentingan keluarga dengan (Usahawan, 2003) yaitu suatu sistem yang dipakai untuk
kepentingan pribadi (Susanto dkk, 2008). mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi
Di negara kita, perusahaan family business merupakan pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif,
bentuk perusahaan yang banyak jumlahnya di Indonesia. Hal ekonomis dan produktif.
ini didukung dengan data bahwa 90% pengusaha Indonesia Fenomena New York Stock Exchange Crash pada 19
merupakan eksekutif yang menjalankan bisnis keluarga Oktober 1987 mengakibatkan konsep corporate governance
(Kompas, 2002), dimana 88% perusahaan swasta nasional berkembang. Kejadian ini adalah banyak perusahaan yang
berada di tangan keluarga. Selain jumlahnya yang sangat tercatat di bursa efek New York mengalami kerugian finansial
banyak, perusahaan keluarga juga mempunyai andil yang yang besar. Kasus yang dialami antara lain adalah rekayasa
cukup signifikan bagi pendapatan negara (Susanto dkk, 2008). keuangan dengan motif menyembunyikan kerugian, disebut
Contoh perusahaan-perusahaan keluarga yang sudah menjadi window dressing atau financial engineering. Pentingnya
perusahaan besar adalah Bakrie Group, Ciputra, Sinar Mas, corporate governance semakin disorot ketika terbitnya ICGN
Maspion Group, Raja Garuda Mas, Djarum, Gudang Garam, (International Corporate Governance Network) dan organisasi
dan lain - lain. Tantangan dalam perusahaan keluarga adalah tersebut berkepentingan dalam implementasi GCG (Zarkasyi,
keluarga harus mampu mengatasi sejumlah masalah yang 2008).
sering timbul, antara lain soal kepemimpinan, konflik, suksesi, Pengertian Good Corporate Governance (GCG) yang
transparansi, kompetisi dan budaya perusahaan. memiliki banyak definisi dari beberapa sudut pandang,
Motivasi orang untuk membuka bisnis bersama keluarga namum semuanya memiliki tujuan yang sama. Definisi
bermacam-macam, ada yang menginginkan bisnis keluarga tersebut antara lain:
sebagai sumber penghasilan utama, sementara yang lain hanya 1. Menurut Cadbury, (2003)
untuk sampingan, penyaluran minat dan hobi saja, atau Good Corporate Governance adalah serangkaian
meneruskan usaha keluarga. aturan yang menentukan hubungan antara
Melihat fenomena Corporate Governance dan perusahaan shareholder, manajer, karyawan, kreditur, dan
keluarga diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang stakeholder internal dan eksternal sebagai bentuk
penerapan Corporate Governance pada kinerja bisnis rasa hormat atas tanggung jawab mereka.
perusahaan keluarga di Indonesia. Penelitian dianggap penting 2. Menurut OECD, (2003)
untuk mengevaluasi apakah perusahaan-perusahaan bisnis Cara ± cara manajemen perusahaan bertanggung
keluarga sudah benar-benar menjalankan prinsip good jawab pada shareholdernya. Para pengambil
corporate governance dalam kinerja bisnisnya, sebab keputusan diperusahaan harus dapat bertanggung
penerapan sistem Corporate Governance di Indonesia masih jawab pada shareholdernya. Para pengambil
kurang. Hal ini didukung oleh data yaitu Indonesia menduduki keputusan diperusahaan harus dapat bertanggung
peringkat 10 di Asia terkait penerapan Corporate Governance jawab atas keputusan yang diambil, dan keputusan
pada perusahaan-perusahaan di Indonesia (ACGA, 2010). tersebut harus dapat memberikan nilai tambah bagi
Salah satu faktor yang menjadi pemicu adalah perusahaan shareholdernya. Karena itu fokus utama disini terkait
keluarga yang bersifat tertutup serta bersikap acuh tak acuh dengan proses pengambilan keputusan dari
terhadap perubahan. Pernyataan ini didukung oleh tulisan perusahaan yang mengandung nilai ± nilai.
yang mendeskripsikan beberapa alasan yang sering muncul 3. FCGI (Forum For Corporate Governance Indonesia)
dalam menanggapi hal itu bermacam ± macam, mulai dari Good Corporate Governance adalah seperangkat
demi keutuhan keluarga hingga menghormati tradisi (Susanto peraturan yang mengatur hubungan antara semua
dkk, 2008). pihak dalam perusahaan. Mulai dari pemangku
Peneliti akan mengambil topik penelitian good corporate kepentingan, pengurus, karyawan, kreditur,
governance pada sebuah perusahaan keluarga, yaitu PT. Duta pemerintah, dan para pemegang kepentingan internal
Suryo, sebuah perusahaan pengolahan kopi. PT. Duta Suryo dan eksternal perusahaan lainnya yang berkaitan
adalah perusahaan keluarga, didirikan oleh bapak Singgih dengan hak dan kewajiban mereka (I Nyoman Tjager
Purwanto dan menjabat sebagai komisaris. Perusahaan ini dkk, 2003).
berbentuk perusahaan keluarga dan dipimpin oleh ayah dan 4. Menurut World Bank
anak yang menjabat sebagai Komisaris dan Direktur Utama, World Bank mendefinisikan GCG dari dua sudut
serta anggota keluarga lain yang menjabat posisi penting di pandang. Dari sudut pandang perusahaan, GCG
perusahaan. PT. Duta Suryo berusaha untuk melakukan merupakan hubungan antara pemilik, dewan, dan
pengembangan di segala bidang terutama dalam tata kelola pemangku kepentingan lainnya (karyawan,
perusahaan tersebut untuk menghadapi persaingan yang pelanggan, pemasok, investor, dan komunitas).
semakin ketat. Sedangkan dari sudut pandang kebijakan umum,
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 233

GCG merupakan strategi untuk kelangsungan hidup, - Partisipasi dalam kegiatan atau event
dan pengembangan karyawan, sekaligus akuntabilitas masyarakat.
dalam kekuatan kontrol atas perusahaan (Fernando, - Informasi yang dilaporkan kepada agen
2009). pengatur.
5. Menurut Monk and Minow - Pertemuan rutin pemegang saham.
GCG merupakan hubungan antara board of director, - Informasi yang dibuat tersedia untuk umum dan
shareholders, dan top management dalam berkaitan dengan proyek tertentu dan inisiatif
menentukan arah dan performa perusahaan (Tjager bisnis.
dkk, 2003). - Informasi tentang kinerja produk kepada
Penulis memilih definisi tertulis dari Zarkasy tentang konsumen.
pengertian good corporate governance. - Informasi yang dibagikan kepada supplier
Prinsip-prinsip diambil dari standar KNKG (Komite sebagai hasil dari inisiatif rantai pemasok.
Nasional Kebijakan Governance) yang terdapat pada pedoman - Adanya penasehat yang berisi dari stakeholder
GCG Indonesia (KNKG, 2006) yaitu: eksternal untuk memberi masukan tentang isu-
1. Transparansi isu yang berkaitan dengan kebijakan dan strategi.
a. Perusahaan harus menyediakan informasi secara 2. Akuntabilitas
tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat a. Perusahaan harus menetapkan rincian tugas dan
diperbandingkan serta mudah diakses oleh tanggung jawab masing ± masing organ
pemangku kepentingan sesuai dengan haknya. perusahaan dan semua karyawan secara jelas dan
b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, selaras dengan visi, misi, sasaran usaha, dan
tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran strategi perusahaan.
usaha dan strategi perusahaan, kondisi b. Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ
keuyangan, susunan dan kompensasi pengurus, perusahaan dan semua karyawan mempunyai
pemegang saham pengendali, kepemilikan saham kompetensi sesuai dengan tugas, tanggung
oleh anggota direksi dan anggota dewan jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
komisaris beserta anggota keluarganya dalam c. Perusahaan harus memastikan adanya sistem
perusahaan dan perusahaan lainnya yang pengendalian internal yang efektif dalam
memiliki benturan kepentingan, sistem mengelola perusahaan.
manajemen resiko, sistem pengawasan, dan d. Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk
pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan semua jajaran perusahaan yang konsisten dengan
GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian nilai ± nilai perusahaan, sasaran utama dan
penting yang dapat mempengaruhi kondisi strategi perusahaan, serta memiliki sistem
perusahaan. penghargaan dan sanksi (reward and punishment
c. Prinsip keterbukaan yang dianut oleh perusahaan system).
tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi e. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung
ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan jawabnya, setiap organ perusahaan dan semua
peraturan perundang ± undangan, rahasia karyawan harus berpegang pada etika bisnis dan
jabatan, dan hak ± hak pribadi. pedoman (code of conduct) yang telah
d. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara disepakati.
proporsional dikomunikasikan kepada pemangku 3. Responsibilitas
kepentingan. a. Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip
Menurut GEMI (2006), transparansi adalah suatu kehati ± hatian dan memastikan kepatuhan
keterbukaan perusahaan dalam berbagi informasi tentang terhadap peraturan perundang ± undangan,
bagaimana perusahaan tersebut beroperasi. anggaran dasar dan peraturan perusahaan.
Hal-hal yang mewakili transparansi menurut GEMI b. Perusahaan harus melaksanakan tanggung jawab
adalah sebagai berikut: social dengan antara lain peduli terhadap
- Informasi publik yang mberkaitan dengan kinerja masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama
organisasi seperti Environment, Health, and di sekitar perusahaan dengan membuat
Safety (EHS). perencanaan dan pelaksanaan yang memadai.
- Website publik. 4. Independensi
- Partisipasi dalam konferensi dan pameran a. Masing ± masing organ perusahaan harus
dagang. menghindari terjadinya dominasi oleh pihak
- Informasi yang dilaporkan kepada pihak media. manapun, tidak terpengaruh oleh kepentingan
- Pertemuan-pertemuan publik. tertentu, bebas dari benturan kepentingan dan
- Open house fasilitas. dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga
- Inisiatif pendidikan untuk stakeholder. pengambilan keputusan dilakukan secara
obyektif.
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 234

b. Masing ± masing organ perusahaan harus keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu dan mereka
melaksanakan fungsi dan tugasnya sesuai dengan mempengaruhi kebijakan perusahaan (Susanto dkk, 2008).
anggaran dasar dan peraturan perundang ± Keterlibatan sedikitnya dua generasi dalam keluarga pada
undangan, tidak saling mendominasi dan atau definisi Donnelley di atas didasarkan atas adanya suksesi yang
melempar tanggung jawab antara satu dengan berjalan. Suksesi yang secara tegas memperlihatkan
yang lain sehingga terwujud sistem pengendalian kesinambungan peran keluarga dalam perusahaan. Sedangkan
internal yang efektif. definisi Ward dan Aronoff lebih menegaskan posisi kunci
5. Kesetaraan dan Kewajaran dipegang oleh anggota keluarga. Penguasaan posisi ini terkait
a. Perusahaan harus memberikan kesempatan dengan peran keluarga dalam perusahaan dan adanya nilai ±
kepada pemangku kepentingan untuk nilai keluarga dalam nilai ± nilai perusahaan. Dengan
memberikan masukan dan menyampaikan demikian tidak heran jika nilai ± nilai perusahaan keluarga
pendapat bagi kepentingan perusahaan serta identik dengan nilai ± nilai keluarga pemiliknya, baik dilihat
membuka akses terhadap informasi sesuai dari tradisi informal organisasi maupun publikasi formal
dengan prinsip transparansi dalam lingkup perusahaan (Susanto et al., 2008).
kedudukan masing ± masing.
b. Perusahaan harus memberikan perlakuan yang Kerangka Berpikir
setara dan wajar kepada pemangku kepentingan
sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang
diberikan kepada perusahaan. PT. DUTA SURYO
c. Perusahaan harus memberikan kesempatan yang
sama dalam penerimaan karyawan, berkarir, dan
melaksanakan tugasnya secara profesional tanpa
membedakan suku, agama, ras, jenis kelamin, Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
serta kondisi fisik.
Good Corporate Governance diakui membantu 1. Keterbukaan Informasi (Transparency)
³PHQJHEDONDQ´ SHUXVDKDDQ GDUL NRQGLVL-kondisi yang tidak 2. Akuntabilitas (Accountability)
menguntungkan, dalam banyak hal corporate governance 3. Pertanggungjawaban (Responsibilities)
yang baik telah terbukti juga meningkatkan kinerja korporasi. 4. Kemandirian (Independency)
Penerapan Good Corporate Governance memberikan manfaat 5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness)
sebagai berikut: (Tunggal, 2013)
a. Perbaikan dalam komunikasi.
b. Minimisasi potensial benturan.
c. Fokus pada strategi strategi utama. Analisis Implementasi Prinsip-Prinsip GCG
d. Peningkatan dalam produktifitas dan efisiensi. Pada Perusahaan Keluarga PT. Duta Suryo
e. Kesinambungan manfaat (sustainability of benefits).
Gambar 1. Kerangka Berpikir
f. Promosi citra korporat (corporate image).
g. Penikatan kepuasan pelanggan. II. METODE PENELITIAN
h. Perolehan kepercayaan investor.
Menurut The Forum for Corporate Governance in Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
Indonesia, kegunaan dari Corporate Governance yang baik kualitatif, dimana data kualitatif merupakan data yang
adalah: diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian, bahkan dapat
a. Lebih mudah memperoleh modal. berupa cerita pendek. (Bungin, 2007). Menurut Moleong
b. Biaya modal (cost of capital) yang lebih rendah. (2002), data kualitatif merupakan keterangan seperti, yaitu
c. Memperbaiki kinerja usaha. berawal pada data dan bermuara pada kesimpulan. Sumber
d. Mempengaruhi harga saham. sumber data yang digunakan antara lain:
e. Memperbaiki kinerja ekonomi. 1. Data primer
Corporate governance yang baik merupakan langkah Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara
yang penting dalam membangun kepercayaan pasar dan langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau
mendorong arus investasi internasional yang lebih stabil, dan tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian
bersifat jangka panjang. eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan metode
Perusahaan keluarga adalah perusahaan yang dijalankan pengumpulan data berupa survei atau wawancara
oleh beberapa anggota keluarga, hal ini dijelaskan oleh John (Hermawan, 2005)
L. Ward dan Craig E. Aronoff (2002), suatu perusahaan 2. Data Sekunder
dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan olah
lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. pihak lain, dapat berasal dari internet, atau surat
Sedangkan menurut Robert G. Donnelley (2002), suatu penting yang diterbitkan oleh pemerintah (Hermawan,
organisasi dinamakan perusahaan keluarga apabila sedikit ada 2005)
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 235

Untuk data primer penulis mengumpulkan data dari hasil Keabsahan data, untuk memastikan bahwa penelitiannya
wawancara dan observasi sedangkan untuk data sekunder benar-benar alamiah sehingga perlu meningkatkan derajat
penulis mengumpulkan data dari internet, buku, jurnal maupun kepercayaan data atau keabsahan data. Untuk memastikan
dokumen perusahaan. Metode pengumpulan data yang keabsahan data, dibutuhkan teknik pemeriksaan yaitu
digunakan dalam penelitian ini adalah: trianggulasi data. Trianggulasi data adalah teknik keabsahan
data yang memanfaatkan hal lain diluar data sebagai
1. Wawancara pembanding untuk keperluan pengecekan. Menurut Moleong
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan (2002) ada empat macam trianggulasi yaitu trianggulasi
komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari sumber, trianggulasi metode, trianggulasi penyidik, dan
responden. Peneliti menggunakan wawancara personal trianggulasi teori. Dalam penelitian ini, penulis menggunkaan
yaitu wawancara dengan melakukan tatap muka langsung trianggulasi sumber, yaitu membandingkan informasi yang
dengan responden. (Jogiyanto, 2008). diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, seperti
membandingkan hasil wawancara dengan pengamatan, atau
Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur hasil wawancara dengan data tertulis yang dimiliki PT. Duta
sebagai teknik pengumpulan data, termasuk dalam kategori Suryo. Penulis juga membandingkan hasil wawancara antara
in-depth interview dan lebih bebas bila dibandingkan orang yang berbeda lalu membandingkan dengan dokumentasi
dengan wawancara terstuktur. Dengan menggunakan dan dokumen pendukung.
wawancara semi terstruktur, maka jawaban dapat digali
lebih dalam lagi. Tujuan wawancara ini adalah untuk III. HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana
pihak yang diwawancarai dimintai pendapat dan ide- Transparency
idenya. (Sugiyono, 2012) Transparansi meliputi informasi yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan perusahaan. Untuk
2. Observasi melihat pelaksanaan prinsip transparansi di dalam perusahaan,
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk peneliti menggunakan indikator tentang informasi dan
mendapatkan data primer dengan cara melakukan kebijakan yang ada di dalam perusahaan.
pengamatan langsung pada objek data. (Jogiyanto, 2008). Bentuk transparansi terhadap pihak internal perusahaan
Observasi dilakukan di perusahaan untuk mengamati antara lain:
bagaimana keadaan yang sebenarnya dan memastikan x Memaparkan visi dan misi perusahaan secara jelas.
bahwa data yang didapatkan selama wawancara benar- x Informasi tentang peraturan-peraturan serta hak dan
benar valid. Karena dengan observasi, peneliti dapat kewajiban karyawan.
mengamati secara langsung, sehingga data yang x Pemberian informasi seputar kebijakan perusahaan
didapatkan dapat di uji kebenarannya. kepada karyawan.
Proses analisis data antara lain (Moleong, 2002): x Slip gaji yang jelas perincian dan informasinya kepada
karyawan.
1. Menelaah seluruh data dari berbagai sumber, semua x Evaluasi atas kebijakan perusahaan yang diketahui oleh
data yang didapat selama penelitian seperti seluruh karyawan.
wawancara dan observasi , dokumen, data Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti
perusahaan, semuanya dibaca, dipelajari dan ditelaah dengan para narasumber dari PT. Duta Suryo, Bapak Duta
hubungannya satu sama lain. Penulis melakukan Purwanto selaku Direktur PT. Duta Suryo memberikan
pengumpulan data perusahaan dari hasil wawancara, informasi-informasi di perusahaan ini dengan jelas bagi
rekaman suara, observasi , dan juga foto. seluruh karyawannya, terutama saat pelatihan karyawan
2. Reduksi data, yaitu upaya untuk membuat abstraksi berlangsung, antara lain visi dan misi perusahaan, tujuan,
atau rangkuman inti, proses, dan pernyataan tetap strategi, target perusahaan secara global, peraturan-peraturan
sesuai dengan tujuan penelitian.setelah redusi maka dari perusahaan serta hak dan kewajiban anggota karyawan
data disusun dalam satuan-satuan. Setelah itu penulis selama berada di lingkungan perusahaan. Informasi mengenai
membuat kesimpulan berdasar hasil wawancara yang laporan keuangan di dalam perusahaan hanya bisa diakses
telah dilakukan. oleh pihak manajemen keuangan, Direktur dan Komisaris
3. Kategorisasi, merupakan pemberian coding pada perusahaan. Divisi lain tidak mengetahui laporan keuangan ini
gejala-gejala atau hasil penelitian. Kategori ini dibuat dikarenakan untuk mencegah kerancuan informasi di luar
berdasarkan pemikiran, institusi, pendapat, atau manajemen keuangan, dan kalaupun pihak internal lainnya
kriteria tertentu. Pengkategorian dalam penelitian ini mengetahui, keseluruhan informasi tersebut tetap berada di
ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam lingkup internal perusahaan. Semua informasi
dari prinsip good corporate governance yaitu mengenai kebijakan perusahaan disampaikan kepada
transparancy, accountability, responsibility, karyawan baik secara lisan maupun tertulis.
independency, dan fariness.
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 236

Pemberian gaji dilakukan secara transparan oleh - Adanya rincian tugas dan tanggung jawab yang
perusahaan terhadap karyawan, dalam bentuk slip gaji yang sudah ditetapkan dan sesuai dengan struktur
memiliki informasi perincian jumlah gaji yang jelas. perusahaan
Perusahaan melakukan evaluasi atas kebijakan yang dibuat - Struktur perusahaan perseroan terbatas
sebulan sekali dengan cara mengumpulkan masing-masing - Standar Operasional Perusahaan yang tertulis
pimpinan tiap divisi yaitu manajer operasional, manajer dan diketahui seluruh pihak karyawan di dalam
pemasaran, dan manajer keuangan, lalu masing-masing perusahaan.
pimpinan tiap divisi diharapkan mampu menceritakan masalah - Adanya audit internal dan eksternal untuk
yang dihadapi, setelah itu akan diadakan rapat untuk menilai mengaudit efektifitas kinerja masing-masing
apakah kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terus anggota perusahaan.
diterapkan atau harus diubah, dan hal ini dapat diketahui Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan para
seluruh karyawan yang bekerja di perusahaan. narasumber, perusahaan sudah menetapkan rincian tugas dan
Transparansi terhadap pemangku kepentingan eksternal tanggung jawab masing-masing organ perusahaan dan semua
perusahaan seperti pemerintah, konsumen, supplier, dan karyawan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan yang
publik. Meliputi informasi produk yang jelas, komposisi dibuat oleh pemilik perusahaan dengan dibantu oleh Direktur.
tertulis di produk dan pelaporan pembayaran pajak terhadap Dan yang bertanggung jawab atas pembagian tugas adalah
pemerintah serta adanya website yang berisi informasi tentang manajer tiap divisi, dan manajer bertanggung jawab terhadap
perusahaan dan peluang kerja yang dapat diakses oleh direktur. Namun, peneliti melihat bahwa ada prinsip
masyarakat. akuntabilitas yang tidak sesuai dengan ketentuan Undang-
PT. Duta Suryo juga tidak pernah mengadakan konferensi undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang
pers, tidak pernah membuka open house. Informasi inisiatif Perseroan Terbatas (Undang-undang Perseroan Terbatas),
bisnis dari PT. Duta Suryo juga bersifat pribadi. Perusahaan organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham
juga tidak pernah mengikuti event umum di masyarakat. (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Karena struktur
Semua informasi dalam perusahaan tidak dipublikasikan, perusahaan PT. Duta Suryo yang tidak sesuai dengan struktur
karena PT. Duta Suryo merupakan perusahaan keluarga yang perusahaan di dalam Undang-Undang tersebut, hal ini terjadi
bersifat pribadi dan bukan perusahaan terbuka atau BUMN. karena sistem perusahaan tadi, dimana RUPS yang semestinya
PT. Duta Suryo adalah perusahaan keluarga swasta yang memegang otoritas tertinggi dalam perusahaan, di dalam PT.
bersifat pribadi, tetapi bukan berarti perusahaan tidak Duta Suryo digantikan oleh komisaris, serta tidak ada dewan
melaksanakan prinsip transparansi terhadap pihak eksternal komisaris maupun komisaris independen yang mewakili
perusahaan. PT. Duta Suryo terbuka terhadap publik mengenai RUPS.
informasi peluang kerja melalui surat kabar, tetapi perusahaan Dilihat secara fungsionalnya pembagian tugas dan
belum memiliki website pribadi sebagai bentuk transparansi tanggung jawab di PT. Duta Suryo sudah jelas sesuai dengan
informasi yang lebih praktis terhadap masyarakat. Prinsip struktur perusahaan, sedangkan sebagian besar pembagian
transparansi terhadap konsumennya diterapkan dengan adanya tugas dan tanggung jawab disampaikan secara lisan dari
informasi yang jelas mengenai mutu produk, masa berlaku manajer operasional kepada divisi operasional, manajer
produk (expired date), kehalalan dan komposisi produk pemasaran kepada divisi pemasaran, dan manajer keuangan
tersedia bagi konsumen dan tertulis di dalam kemasannya. kepada divisi keuangan.
Transparansi informasi dari perusahaan kepada agen dan Proses evaluasi kinerja pada perusahaan adalah Manajer
supplier, menurut ketiga informan dilakukan dalam bentuk selaku pimpinan tiap divisi yang ada bertugas mengevaluasi
adanya kesepakatan harga yang jelas antara supplier dengan hasil kerja karyawan masing-masing, dan hasil evaluasi
perusahaan dan perusahaan dengan agen, penimbangan barang diserahkan kepada Direktur.
dengan berat yang sama dan diketahui oleh kedua belah pihak Faktor lain yang membuat prinsip akuntabilitas di
serta informasi pengiriman barang kepada agen dan supplier perusahaan berjalan tidak maksimal adalah perusahaan tidak
yang jelas dan disepakati oleh kedua belah pihak. memiliki audit eksternal, komite audit, evaluasi hasil audit dan
Bentuk transparansi perusahaan terhadap pemerintah komisaris independen dalam perusahaan. Hal ini membuktikan
meliputi pelaporan informasi jumlah penjualan, upah buruh bahwa dari sisi fungsional tidak sesuai dengan prinsip
harian dan faktur pajak, sebagai dasar rincian pembayaran akuntabilitas dimana dalam kinerjanya, perusahaan kurang
pajak perusahaan kepada pemerintah. terbuka dan fungsional.

Accountability Responsibility
Sesuai dengan teori prinsip dari KNKG mengenai Untuk melihat pelaksanaan prinsip responsibilitas di
akuntabilitas, perusahaan harus dikelola secara benar, terukur perusahaan, peneliti menggunakan indikator sebagai berikut:
dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap x Melaksanakan Undang-Undang Lingkungan Hidup, yaitu
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan tentang pengelolaan limbah perusahaan.
pemangku kepentingan lainnya. Untuk melihat pelaksanaan x Melaksanakan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang
prinsip akuntabilitas di dalam perusahaan, peneliti meliputi pengupahan, pemberian tunjangan dan
menggunakan indikator-indikator sebagai berikut:
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 237

pengikutsertaan lembaga jaminan sosial dalam bidang Selain itu informasi yang tertera di kemasan juga memiliki
ketenagakerjaan. dasar yang nyata, seperti jenis kopi, berat bersih, dan tanggal
x Melaksanakan Undang-Undang Kesehatan dan expired date. Perusahaan sendiri sedang dalam proses
Keselamatan Kerja yang meliputi peraturan dan standar memperoleh sertifikat SNI dalam bentuk produk biji kopi utuh
keselamatan bekerja di dalam perusahaan. yang sudah matang.
x Melaksanakan terhadap Undang-Undang Perlindungan Prinsip Responsibility di bidang CSR juga kurang baik
Konsumen yang meliputi informasi seputar produk yang karena PT. Duta Suryo tidak pernah mengadakan CSR baik di
tertulis dan penggunaanya secara nyata, tidak menyalahi kantor pusat maupun tempat produksinya, hal ini terjadi
aturan serta standar produksi yang jelas. karena kedua unit usahanya sama-sama terletak di wilayah
x Melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) industri dan pertokoan serta jauh dari pemukiman penduduk
x Membayar pajak PPH 25/29 tentang penghasilan badan dan tidak memungkinkan untuk melakukan CSR secara
usaha, dan PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) umumnya.
Tentang kepatuhan terhadap Undang-Undang Lingkungan Bentuk Responsibility perusahaan terhadap pemerintah
Hidup, PT. Duta Suryo sudah menaati dengan cara tidak adalah membayar pajak setiap bulan, yaitu pajak penghasilan
membuang limbah produksi yang berupa sisa ranting, daun badan usaha PPH pasal 25/29 dan pajak bumi dan bangunan.
dan kulit kopi secara sembarangan. Hal ini dikemukakan oleh Pembayaran dilakukan tiap bulan dan tiap tahun.
ketiga informan bahwa limbah hasil produksi PT. Duta Suryo
diambil oleh pengepul atau perusahaan lain sebagai bahan Independency
baku produksinya, dan PT. Duta Suryo tidak mencemari Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
lingkungan. Dan dalam hal ini, PT. Duta Suryo sudah masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi
menjalankan prinsip Responsibility terhadap lingkungan dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Jadi, yang
sekitar dengan sangat baik. dimaksud adalah tidak adanya pengaruh dari orang lain atau
PT. Duta Suryo sudah melaksanakan prinsip Responsibility orang dalam perusahaan yang didasarkan pada keinginan
dengan baik dalam bidang pengupahan dan pemberian pribadi untuk mempengaruhi manajemen perusahaan. Untuk
tunjangan. Hal ini sudah diakui oleh ketiga informan bahwa melihat pelaksanaan prinsip independensi di dalam
gaji terendah karyawan perusahaan ini mengikuti aturan Upah perusahaan, peneliti menggunakan indikator yaitu pengaruh
Minimum Kota Surabaya dan sesuai dengan peraturan yang internal (fungsi dan tugas) dan juga pengaruh dari eksternal,
berlaku. dapat diuraikan sebagai berikut:
Tetapi masih ada peraturan ketenagakerjaan yang belum x Pengaruh internal perusahaan meliputi adanya rincian
dijalankan oleh PT. Duta Suryo sebagai bentuk dari penerapan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan struktur
prinsip Responsibility, yaitu tidak didaftarkannya para perusahaan tanpa ada intervensi.
karyawan perusahaan dalam program Jaminan Sosial Tenaga x Pengaruh eksternal perusahaan meliputi kebijakan
Kerja, padahal hal itu sudah menjadi kewajiban perusahaan pemerintah, adanya tekanan dari lingkungan sekitar,
untuk mendaftarkan tenaga kerjanya. Dari pernyataan pemilik atau konsultan eksternal perusahaan.
perusahaan, hal ini terjadi karena justru karyawannya menolak Di PT. Duta Suryo, keterlibatan beberapa anggota keluarga
untuk didaftarkan program Jamsostek tersebut karena akan sangat mempengaruhi internal perusahaan. Hal ini disebabkan
mengurangi pendapatan mereka. karena keterlibatan anggota keluarga dalam bisnis ini sangat
Tentang peraturan keselamatan kerja yang mengacu pada besar, dapat dilihat dari posisi-posisi penting dalam
Undang-Undang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, perusahaan yaitu direktur utama, manajer operasional, manajer
perusahaan juga masih belum bisa menerapkan salah satu pemasaran, dan manajer keuangan dipegang oleh anggota
kewajiban yakni mengikuti peraturan keselamatan kerja yang keluarga sendiri. Peran anggota keluarga dalam bisnis ini
berlaku. Peraturan keselamatan kerja yang berlaku adalah sangat besar karena selain menempati posisi-posisi penting
penggunaan sarung tangan. Hal ini terjadi dikarenakan dalam perusahaan anggota keluarga yang menempati posisi-
menurut ketiga narasumber, proses kerja di dalam perusahaan posisi penting dalam perusahaan juga mendapatkan
ini tidak berbahaya dan belum membutuhkan aturan khusus pembagian hasil dari laba bersih perusahaan. Dengan adanya
tentang keselamatan kerja, karena tidak bekerja dengan pembagian hasil atas laba bersih perusahaan terhadap anggota
menggunakan alat-alat mesin berat. Tentu saja hal ini dapat keluarga yang menempati posisi-posisi penting dalam
mengurangi nilai dan standar keselamatan dalam perusahaan perusahaan, mereka berusaha bekerja secara maksimal dan
di mata masyarakat yang mencari dan menimbang peluang penuh tanggung jawab, karena apabila kinerja mereka
kerja apabila perusahaan membuka lowongan pekerjaan. menurun dan laba bersih perusahaan menurun otomatis
Prinsip Responsibility yang lain, yang telah dijalankan oleh pembagian hasil dari laba bersih perusahaan yang mereka
perusahaan adalah pelaksanaan tanggung jawab perusahaan dapatkan juga akan menurun. Perusahaan ini tidak memiliki
terhadap Undang-Undang Perlindungan Konsumen. serikat buruh/LSM yang berpengaruh terhadap perusahaan.
Perusahaan menyikapi hal ini dengan memberikan mutu Pengaruh dari pihak eksternal perusahaan, perusahaan ini
produksi yang baik melalui penilaian Laboratorium Penelitian tidak memakai jasa konsultan sehingga tidak mempengaruhi
Kopi di Jember, dimana perusahaan mendapat sertifikat bahwa kebijakan dalam perusahaan, begitu pula dengan kebijakan
pengolahan kopi perusahaan telah memenuhi standar mutu. pemerintah. Perusahaan sudah memberi upah sesuai regulasi
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 238

UMR dan pemberian Tunjangan Hari Raya. Perusahaan juga serta tunjangan yang sesuai dengan peraturan
tidak pernah menerima keluhan dari masyarakat sekitar. ketenagakerjaan. Tetapi perusahaan belum
mengikutkan tenaga kerjanya dalam program
Fairness Jamsostek, menetapkan suatu standar dan peraturan
Sesuai dengan teori prinsip dari KNKG mengenai keselamatan kerja serta belum mengadakan kegiatan
kesetaraan dan kewajaran, maka dalam melaksanaakan CSR kepada masyarakat, dikarenakan lokasi
kegiatannya perusahaan harus senantiasa memperhatikan perusahaan yang berada di lingkungan industry.
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan 4. Prinsip independency di PT. Duta Suryo memiliki
lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Untuk kekurangan yaitu tidak adanya konsultan audit,
melihat pelaksanaan prinsip kesetaraan dan kewajaran di komisaris independen serta LSM atau serikat buruh
dalam perusahaan, maka peneliti menggunakan indikator di dalam perusahaan.
sebagai berikut: 5. Prinsip fairness di PT. Duta Suryo sudah terlaksana
x Adanya keterbukaan perusahaan untuk menerima kritik sangat baik, perusahaan memberikan kebebasan
dan saran. dalam berpendapat, dan menerima masukan dari
x Adanya persamaan perlakuan untuk pemberian reward seluruh stakeholder. Pemberian reward and
punishment juga berlangsung fair tanpa pengaruh dari
and punishment.
pihak tertentu.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, PT. Duta
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh
Suryo memberikan kesempatan yang sama kepada konsumen
penulis, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang
maupun masyarakat untuk memberikan kritik dan saran
diharapkan dapat meningkatkan tata kelola perusahaan di PT.
dengan adanya layanan Customer Service yang bersedia
Duta Suryo yaitu:
menampung semua kritik dan saran dari konsumen maupun
1. Diharapkan perusahaan segera membuat website
masyarakat.
yang berisi informasi tentang perusahaan yang bisa
Lalu mengenai prinsip Fairness di dalam perusahaan
diakses oleh masyarakat.
sendiri, perusahaan menetapkan sistem reward and
2. Diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan
punishment, dimana karyawan yang melanggar peraturan
penerapan prinsip Akuntabilitas dengan struktur
perusahaan akan diberikan peringatan terlebih dahulu sebelum
perusahaan yang sesuai dengan ketentuan Undang-
benar-benar menerima hukuman keras dari perusahaan.
Undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007.
Sedangkan perusahaan memberikan bonus bagi karyawan
3. Diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan
yang kerjanya mampu memenuhi target.
penerapan prinsip Responsibility dengan
mengikutkan tenaga kerjanya ke dalam program
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Jamsostek.
4. Diharapkan adanya audit internal dan eksternal
Kesimpulan
perusahaan untuk menjamin akuntabilitas anggota
Dari hasil penelitian dan analisis yang dilakukan oleh
perusahaan tetap terjaga.
penulis pada PT. Duta Suryo, maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Prinsip Transparansi di PT. Duta Suryo belum
terlaksana sepenuhnya, perusahaan sudah transparan
DAFTAR PUSTAKA
ke karyawannya mengenai informasi tentang
kebijakan perusahaan, transparan ke public dengan
Adlin, Sutan Eries. (2012). BPK Temukan Potensi
informasi peluang kerja, tetapi belum memiliki
Penyimpangan Diatas Rp. 7 Triliun. Retrieved
website. Transparan ke konsumen melalui informasi
produk dan transparan ke agen dan supplier dalam December 1, 2014 from
bentuk kesepakatan harga yang disetujui kedua belah http://www.bisnis.com/articles/kinerja-jamsostek-bpk-
pihak dan informasi pengiriman yang jelas. PT. Duta temukan-potensi-penyimpangan-di-atas-rp7-triliun
Suryo sudah transparan ke pemerintah melalui proses ACGA, A. C. (2013). New Developments in Corporate
penghitungan dan pembayaran pajak penghasilan Governance Reform in Asia. Australia: Jamie Allen.
badan usaha. Atmaja, L.S.(2008,Mei). Corporate Governance In Family
2. Prinsip Akuntabilitas di PT. Duta Suryo juga belum Firms. Jurnal manajemen bisnis, 1(1),103-115.
terlaksana sepenuhnya. Struktur perusahaan tidak Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta :
sesuai dengan peraturan undang-undang perseroan Prenada Media Group.
terbatas secara resmi,tidak memiliki SOP dan komite FCGI. (2011). Forum For Corporate Governance Indonesia.
audit. Retrieved December 1, 2014 from
3. Prinsip responsibility di PT. Duta Suryo sudah http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-
terlaksana dengan baik, perusahaan tidak mencemari good-corporate-governance.html
lingkungan, taat membayar pajak, membayar upah
AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 239

GEMI (Global Environment Management Initiative). (2006).


Retrieved December 1, 2014 from
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&s
ource=web&cd=1&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A
%2F%2Fwww.gemi.org%2Fresources%2Ftransparenc
y-
pathtopublictrust.pdf&ei=CoR4U8XTA9i68gXDpoCo
Dg&usg=AFQjCNEi9LPcmOMibhp28xEe7sX06r0OH
w&bvm=bv.66917471,d.dGc
Hermawan, A. (2005). Penelitian Bisnis Paradigma
Kuantitatif. Jakarta: PT Grasindo.
Jogiyanto, H.M. (2008). Metodologi Penelitian Sistem
Informasi. Yogyakarta: Andi.
Kaihatu, T.S. (2006, Maret). Good corporate governance dan
penerapannya di Indonesia. Jurnal manajemen dan
kewirausahaan, 8(1),1-9.
Komite Nasional Kebijakan Governance (2006). Panduan
Good Corporate Governance Indonesia. Komite
Nasional Kebijakan Governance.
Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata. 2007. Good Corporate
Governance pada Bank: Tanggung Jawab Direksi dan
Komisaris dalam Melaksanakannya. Jakarta: PT
Hikayat Dunia.
Moleong, Lxy J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mustafa, Hasan. (2003). Metode penelitian. Bandung:
Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi
Niaga.
Pembaruan, Suara. (2011). Citibank Bakal Ganti Kerugian
Nasabah Melinda Dee. Retrieved from
http://www.suarapembaruan.com/home/citibank-bakal-
ganti-kerugian-nasabah-melinda-dee/13746
Purnomo, Hendaru. (2011). Pegawai Bank Mega Terlibat
Kasus Pembobolan Dana Elnusa. Retrieved December
1, 2014 from http://finance.detik.com/read/20-
11/04/25/135801/1624680/5/bi-pegawai-bank-mega-
terlibat-kasus-pembobolan-dana-elnusa
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
Susanto, A.B., Wijarnako, Himawan, Susanto, Particia, &
Mertosono, Suwahjuhadi. (2008) 2nd ed. The Jakarta
Consulting Group on family business. Jakarta: The
Jakarta Consulting Group.
Tjager, I.N., Alijoyo, F.A., Djemat, H.R., Soembodo,
Bambang. (2003). Corporate Governance Tantangan
dan Kesempatan Bagi Komunitas Bisnis Indonesia.
Jakarta: PT. Perenhallindo.
Tunggal, H. S. (2013). Internal Audit & Corporate
Governance. Jakarta: Harvarindo.
Zarkasyi, M.H. (2008). Good Corporate Governance pada
Badan Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa
Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai