Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AKHIR

UNIVERSITAS INDONESIA

PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM PERUSAHAN

Oleh :
Nama : Ayu Arianti
NPM : 2206009896
Kelas : Ekonomi Pagi
Mata Kuliah : Hukum Perusahaan

Dosen Pengampu:

Dr. Yetti Komalasari Dewi, M.L.I

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA


PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM
JAKARTA
2022
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Banyak perusahaan yang terpuruk karena tata kelola sebuah perusahaan
tersebut tidak baik atau buruk (Bad Corporate Governance) dan tata kelola
pemerintahan yang buruk pula (Bad Goverment Governance) sehingga banyak
memunculkan praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang terjadi.
Sehingga mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi dan krisis kepercayaan para
investor, yang membawa dampak ada investor yang tidak mau membeli saham
atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Pada praktiknya, dalam
mencapai tujuannya suatu perusahaan tentu tak luput dari banyak permasalahan.
Salah satu masalah yang bisa terjadi adalah masalah keagenan (agency problem).
Masalah keagenan ini bisa terjadi akibat pemisahan tugas manajemen perusahaan
dengan para pemegang saham. Sebuah perusahaan bisa saja dijalankan oleh para
manajer professional yang memiliki hanya sedikit atau sama sekali tidak memiliki
saham dalam perusahaan tersebut. Karena itu, para manajer bisa saja membuat
keputusan yang sama sekali tidak sesuai dengan tujuan memaksimalkan kekayaan
para pemegang saham. Menurut Arijanto (2010:127) dinyatakan: “Suatu kegiatan
perusahaan yang terencana baik dan dan terprogram tentu dapat tercapai dengan
sistem tata kelola yang baik pula.” Maka perusahaan perlu menerapkan GCG.
Dalam pengelolaan investasi atau perusahaan yang baik akan dibutuhkan
tata kelola yang baik pula, dalam tata pemerintah biasa dikenal dengan konsep
GG (Good Governance), GCG (Good Corporate Governance), GIG (Good
Investment Governance). Sebenarnya kata kuncinya adalah itikad baik untuk
mewujudkan tata kelola yang baik, perlunya pembaruan sikap dan perilaku
birokrasi dalam melayani kepentingan umum.1 Selama 10 tahun terakhir ini istilah
Good Corporate Governance kian populer, hal ini setidaknya terwujud dalam
suatu keyakinan yaitu adanya krisis ekonomi dikawasan Asia dan Amerika Latin
yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan Good Corporate Governance.2

1Muhamad Sadi Is, Hukum Perusahaan Di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2016), Hlm. 21


2Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray
Indonesia, 2005), Hlm. 3
Diantaranya, sistem hukum yang kurang tegas, standar akuntansi dan audit
yang tidak konsisten, praktik perbankan yang lemah, serta pandangan Board of
Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham
minoritas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah yangakan
dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate
Governance) dalam suatu perusahaan telah sesuai dengan konsep?
2. Bagaimanakah korelasi dan penerapan prinsip antara GCG (Good
Corporate Governance) dalam hubungannya sebagai budaya kerja
Perusahaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam
suatu perusahaan
2. Untuk mengetahui hubungan korelasi dalam penerapan prinsip-prinsip GCG
dan hubungan hukumnya
3. Untuk mengetahui GCG sebagai budaya kerja dalam perusahaan
BAB II

Pembahasan

1. Penerapan lPrinsip-Prinsip lGood lCorporate lGovernance l(GCG) ldalam


l Perusahaan

Sebagai lsebuah lkonsep lyang lmakin lpopuler, lGood lCorporate lGovernance


l tidak lmemiliki ldefinisi ltunggal. lUntuk lmemperoleh lgambaran ltentang lpengertian lGood
l Corporate lGovernance llihat ldefinisi lmenurut lOrganization lfor lEconomic lCooperation
l and lDevolepment l(OECD): lBahwa lCorporate lGovernance l(CG) ladalah lsistem lyang
l digunakan luntuk lmengarahkan ldan lmengendalikan lkegiatan lbisnis lperusahaan lSerta
l mengatur lpembagian ltugas, lhak ldan lkewajiban lmereka l yang lberkepentingan lterhadap
l kehidupan lperusahaan, ltermasuk lpara lpemegang lsaham, ldewan lpengurus, lpara lmanajer
l dan lsemua langgota lstakeholders lnon lpemegang lsaham. lCorporate lGovernance ljuga
l mengetengahkan lketentuan ldan lprosedur lyang lharus ldiperhatikan lDewan lPengurus ldan
l Direksi ldalam lpengambilan lkeputusan lyang lbersangkutan ldengan lkehidupan
perusahaan.3
l

Definisi lmenurut lCadbury lCommittee lof lUnited lKingdom lCadbury, lGood


l Corporate lGovernance ladalah lprinsip lyang lmengarah ldan lmengendalikan lperusahaan
l agar lmencapai lkeseimbangan lantara l kekuatan lserta lkewenangan lperusahaan
l dalam l memberikan l pertanggungjawabannya l kepada l para l shareholder
l khususnya, ldanstakeholder lpada lumumnya. lHal lini lberkaitan ldengan lperaturan
l kewenangan lpemilik, ldirektur, l manajer, lpemegang lsaham, ldan lsebagainya.

1) Definisi lmenurut lAsean lDevelopment lBank l(ADB) lGCG lmengandung


l empat lnilai lutama lyaitu: lAkuntabilitas, ltransparansi, lpredictability, ldan
l participation.

2) Definisi lmenurut lWorld lBank l(Bank lDunia) lGCG lyaitu lsuatu


l penyelenggaraan lmanajemen lpembangunan lyang lsolid ldan lbertanggung
l jawab lyang lsejalan ldengan lprinsip ldemokrasi ldan lpasar lyang lefisien,

3 Imam Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Good Corporate Governance (GCG), (Jakarta: Harvarindo,
2002), Hlm. 1-2
l penghindaran lsalah lalokasi ldana linvestasi, ldan lpencegahan lkorupsi lbaik
l secara lpolitik lmaupun ladministratif, lmenjalankan ldisiplin langgaran lserta
l penciptaan llegal land lpolitical lframework lbagi ltumbuhnya l aktivitas
l usaha.4

3) Definisi lmenurut lUnited lNation lDevelopment lProgram l(UNDP) lGCG


l adalah lsuatu lpenyelenggaraan lmanajemen lpembangunan lyang llebih
l menekankan laspek lpolitik, lekonomi ldan ladministrasi ldalam lpengelolaan
l negara. lGood lCorporate lGovernance lmerupakan lkerangka, lstruktur,
l pola, sl istem lyang lmenjelaskan, lmengarahkan ldan lmengendalikan
l hubungan lantar lstakeholders, lmanagement, lcreditors, lgoverment ldan
l stakeholders llainnya ldalam lhak-hak ldan lkewajiban lmasing-masing
l pihak. lSecara lumum, lGood lCorporate lGovernance lpada ldasarnya
l merupakan lsuatulsistem l(input, lProses, loutput) ldan lseperangkat lperaturan
l yang lmengatur lhubungan lantara lberbagai lpihak lyang lkepentingan
l (stakeholders) lterutama ldalam larti lsempit lhubungan lantara lpemegang
l saham, ldewan lkomisaris, ldan ldewan ldireksi l demi ltercapainya l tujuan
l perusahaan.

A. Konsep lGCG l(Good lCorporate lGovernance) lDalam lPerusahaan


Wadah Organisasi l(perusahaan, lsosial, lpemerintahan)
Suatu l sistem, l proses, l dan l seperangkat l peraturan, l termasuk l prinsip-
Model prinsip, lserta lnilai-nilai lyang lmelandasi lpraktik lbisnis lyang lsehat.
l

1. Meningkatkan lkinerja lorganisasi

2. Menciptakan lnilai ltambah lbagi lsemua lpemangku lkepentingan

3. Mencegah l dan l mengurangi l manipulasi l serta l kesalahan


Tujuan
l yanglsignifikan ldalam lpengelolaan lorganisasi
4. Meningkatkan l upaya l agar l para l pemangku l kepentingan
l tidak ldirugikan

4 Eddi Wibowo,Eddi. dkk, Memahami Good Corporate Goverment Governance & Good CorporateGovernance, (Jakarta: YPAPI,
2004), Hlm. 86
1. Mengatur l dan l mempertegas l kembali l hubungan, l peran,
l wewenang, lldan ltanggung ljawab:
2. Dalam l arti l sempit: l antar l pemilik/pemegang l saham, l dewan
Mekanisme komisaris, ldan ldewan ldireksi.
l

3. Dalam larti lluas: lantar lseluruh lpemangku lkepentingan.

B. Dasar lHukum lPenerapan lGood lCorporate lGovernance ldalam lPerusahaan


Tata lKelola lperusahaan latau lyang llebih lpopular ldikenal ldengan listilah
l Corporate lGovernance ldidefinisikan lsecara lumum loleh lInternational lFinance
l Corporation l(IFC) lsebaggai l“the lstructures land lprocesses lfor lthe ldirection land
l control lof lcompanies. lBerdasarkan lpengertian ltersebut, lpada lintinya ltata lKelola
l perusahaan lmembahas lmengenai lbagaimana lcara lsuatu lperusahaan ldiarahkan
l dan ldikelola lagar lseluruh lpemangku lkepentingan l(stakeholders) ldiakomodasi
l secara lbaik. lMaka ldari litu, lperusahaan lharus ldikelola ldengan lseimbang ldan lbaik,
l sehingga ltimbul listilah lGood lCorporate lGovernance l(GCG). lDi ldalam lUndang-
Undang lNomor: l40 lTahun l2007 ltentang lPerseroan lTerbatas l(UUPT) ltidak
l ditemukan lpengertian lGCG, ltetapi lbanyak ldiatur ldi ldalam lperaturan-peraturan
l yang ldikeluarkan loleh lOtoritas lJasa lKeuangan l(OJK) lkarena lOJK lmelakukan
l fungsi lpengawasan lterhadap lperusahaan lterbuka ldan lperusahaan lyang lbergerak
l di lbidang ljasa lkeuangan lyang lmemerlukan ltingkat lkepatuhan lterhadap lhukum
l yang ltinggi.
Salah lsatu lperaturan lyang lbaru ladalah lPeraturan lOtoritas lJasa lKeuangan
l Nomor: l73/POJK.05/2016 lTahun l2016 ltentang lTata lKelola lPerusahaan lyang
l Baik lbagi lPerusahaan lPerasuransian l(POJK l73/2016). lDalam lPasal l1 langka l25
l POJK l73/2016 ldiberikan lpengertian lGCG lbagi lperusahaan lperasuransian
l sebagai lberikut:
Tata lkelola lperusahaan lyang lbaik lbagi lperusahaan lperasuransian lyang
l selanjutnya ldisebut ltata lKelola lperusahaan lyang lbaik ladalah lstruktur ldan lproses
l yang ldigunakan ldan lditerapkan lorgan lperusahaan lperasuransian luntuk
l meningkatkan lpencapaian lsasaran lhasil lusaha ldan lmengoptimalkan lnilai
l perusahaan lperasuransian lbagi lseluruh lpemangku lkepentingan lkhususnya
l pemegang lpolis, ltertanggung, lpeserta, ldan/atau lpihak lyang lberhak lmemperoleh
l manfaat lsecara lakuntabel ldan lberlandaskan lperaturan lperundang-undangan lserta
l nilai-nilai letika.
Dari lpengertian lGCG lyang ldigunakan loleh lOJK ldi latas ldapat lkita llihat
l bahwa lpengertian ltersebut lselaras ldengan lIFC lyang lmenitikberatkan lpada
l struktur lperseroan, lyakni lpembagian ltugas, lkewenangan ldan ltanggung ljawab
l masing- lmasing lpemangku lkepentingan.5

C. Prinsip-Prinsip lDasar lGood lCorporate lGovernance

Sebagai lsuatu lkonsep, ldipandang lperlu luntuk lmenentukan ldasar-


l dasar/kaidah lyang lmenjadi llandasan/prinsip ldalam lmenjabarkan lkonsep lGood l
Corporate lGovernance. lLandasan/prinsip lini ldimaksudkan lakan
l l menjadi
l pegangan ldalam lpenjabaran ltindakan ldan llangkah-langkah lyang lhendak
l dilakukan dl alam lmewujudkan lGood lCorporate lGovernance lserta lmenjadi
l patokan ldalam lpengujian lkeberhasilan ldalam lpelaksanaan lGood lCorporate
l Governance ldalam lsuatu lperusahaan. lSecara lumum lada l5 lprinsip ldasar lyag
l terkandung ldalam lGood lCorporate lGovernance lyaitu:

1) Transparancy l(Keterbukaan lInformasi)

Mudah ldiakses ldan ldipahami loleh lpemangku lkepentingan. lSelain


l menjaga lobyektivitas, ltransparansi lmengungkapkan ltidak lhanya lmasalah
l yang ldisyaratkan loleh lperaturan lperundang-undangan, ltetapi ljuga lhal
l yang lpenting luntuk lpengambilan lkeputusan loleh lpemegang lsaham,
l kreditur ldan lpemangku lkepentingan llainnya lsecara lbenar ldan ltepat
l waktu. lDengan ltidak lmengurangi lkewajiban luntuk lmelindungi linformasi
l rahasia.

2) Accountability l(Akuntabilitas)

Asas lpertanggungjawaban lkinerja lsecara ltransparan ldan lwajar,


l denganlpengelolaan lsecara lbenar, lterukur ldan lsesuai ldengan lkepentingan
l Perseroan ldengan ltetap lmemperhitungkan lkepentingan lpemegang lsaham
l dan lpemangku lkepentingan llain l(Check land lBalances lSystem) ldan

5 https://www.hukumonline.com
l kejelasan lpembagian ltugas,wewenang ldan ltanggung ljawab lmasing-
masing lorgan lperusahaan. lAsas lakuntabilitas lmerupakan lprasyarat lyang
l diperlukan luntuk lmencapai lkinerja lyang lberkesinambungan.

3) Responsibility l(Pertanggungjawaban)

Asas lmengemban ltanggung ljawab, ltermasuk ldalam lmematuhi


l peraturan lperundang-undangan lserta lmelaksanakan ltanggung ljawab
l terhadap lmasyarakat ldan llingkungan l(kewajiban lsosial) lsehingga ldapat
l terpelihara lkesinambungan lusaha ldalam ljangka lpanjang ldan lmendapat
l pengakuan lsebagai lgood lcorporate lcitizen.

4) Independency l(Kemandirian)

Asas lpengelolaan lPerseroan lsecara lindependen lsehingga lmasing-


masing lorgan ldalam laktivitasnya ltidak lsaling lmendominasi ldan ltidak
l diintervensi lpihak llain lsupaya ltercapai lprincip lkorporasi lyang lsehat,
l setiap lkeputusan ldiambil lberdasarkan lobjektivitas lmenghindari lkonflik
l kepentingan.

5) Fairness l(Kesetaraan ldan lKewajaran)

Asas ldimana ldalam lmelaksanakan lkegiatannya, lPerseroan lharus


l senantiasalmemperhatikan lkepentingan lpemegang lsaham ldan lpemangku
l kepentingan ll ainnya lberdasarkan lasas lkewajaran ldan lkesetaraan;
l termasuk lkesempatan lyang lsama ldalam lpenerimaan lkaryawan, lberkarir
l dan lmelaksanakan ltugasnya l lsecara lprofesional ltanpa lmembedakan lsuku,
l agama, lras, lgolongan, l gender, ldan lkondisi lfisik. lMengingat ladanya
l perbedaan lkerangka lhukum, lpasar, llingkungan, lbisnis lmaupun lsifat
l kekhususan lbisnis lsuatu lperusahaan lmaka lyang lditerapkan ladalah lyang
l dirasakan lcocok ldengan lbidang lusahanya. lBagi lBUMN, l Kantor
l Menteri l BUMN l melalui l Surat l Keputusan l Menteri l BUMNlNo. lKep-
117/M-MBU/2002 lmenyebutkan l5 lprinsip lGCG lyaitu lTransparansi,
l Kemandirian, lAkuntabilitas, lPertanggungjawaban, ldan lKewajaran.6

6 Muhamad Sadi Is, Hukum Perusahaan Di Indonesia, (Jakarta:Kencana,2016), Hlm. 224


Dalam lmeningkatkan ldan lmengembangkan lbisnis lperusahaan,
l terkadang lkebijakan ldireksi lsering lkali lkurang lmelihat ldari laspek
l kesejahteraan lkaryawan. lSuatu lcontoh lperusahaan lBUMN ldalam
l mencapai ltarget lkinerja lperusahaan, lsehingga lsering lterjadi lkelebihan
l pekerjaan lyang lmengharuskan lpara lkaryawan lbekerja llembur lhingga
l larut lmalam ldan lbekerja ldi lwaktu llibur.lHal lini ldikarenakan lsemata-mata
l mengejar ltarget lkinerja lperusahaan l dan lguna l meningkatkan l laba
l perusahaan. l Apabila l hal l ini l terjadi l dan l berakibatlpada lkesejahteraan
l karyawan lyang llebih lmeningkat, lmaka lsesuai l denganlsalah lsatu lprinsip
l Good lCororate lGovernance lyakni lprinsip lkesetaraan ldan lkewajaran.
l Begitu lpula lsebaliknya lapabila ljustru lberbanding lterbalik lantara
l meningkatkan lperusahaan ldengan lkesejahteraan l karyawan l yang
l menurun lmaka lhal lini ltidak lsesuai ldengan lprinsip lkewajaran.

D. Good lCorporate lGovernance lDalam lHukum lPerusahaan


Good lCorporate lGovernance lsering ldedefinisikan lsebagai lsistem ldan
l struktur lyang lmengatur lhubungan lantara lmanajemen ldan lpemilik lsuatu
l perusahaan. lPemilik lyang ldimaksud ldalam lpengertian lini ltidak lhanya lpemilik
l mayoritas ltetapi ljuga lpublik. lSalah lsatu ltujuan lutama ldari lditegakkannya
l Corporate lGovernance lialah lmenciptakan lsistem lyang ldapat lmenjaga
l keseimbangan ldalam lpengendalian lperusahaan lsedemikian lrupa lsehingga
l mampu lmengurangi lpeluang lterjadinya lkesalahan lmengelola, lmenciptakan
l insentif lbagi lmanajer luntuk lmemaksimalkan lproduktivitas lpenggunaan laset
l sehingga lmenciptakan l nilai l tambah l perusahaan l yang l optimal. l Dalam l rangka
l memperkuat lsektor lperusahaan lBank lDunia ltelah lmendorong lreformasi
l pelaksanaan lCorporate lGovernance. lAntara llain lmelalui lpengembangan lpasar
l modal ldan lkebijakan lpersaingan lyang lsehat.7
Good lCorporate lGovernance ldiartikan lsebagai lsuatu lsistem luntuk
mengendalikan ldan lmengatur lperusahaan ldengan ltujuan lmendapatkan lnilai
l

l tambah. lGCG ldapat lmendorong lpola lkerja lmanajemen l yang ltransparan, l bersih

7Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray
Indonesia, 2005), Hlm. 111
l dan lprofessional. lPenerapan lGCG lsecara lberkelanjutan lakan lmenarik lminat lpara
l investor. lPengertian lGood lCorporate lGovernance lmenurut lPrice lWaterhouse
l Coopers lyaitu ltata lkelola lperusahaan lterkait ldengan lpengambilan lkeputusan
l yang lefektif, lyang lbertujuan luntuk lmencapai lbisnis lyang lefisien ldalam
l mengelola lrisikolyang lbertanggung ljawab lpada lkepentingan lstakeholders.8
Dalam lpelaksanaan lpenerapan lGCG ldi lperusahaan ladalah lpenting lbagi
l perusahaan luntuk lmelakukan lpenahapan lyang lcermat lberdasarkan lanalisis latas
l situasi ldan lkondisi lperusahaan, ldan ltingkat lkesiapannya lsehingga lpenerapan
l GoodlCorporate lGovernance ldapat lberjalan llancar ldan lmendapatkan ldukungan
l dari lseluruh lunsur ldi ldalam lperusahaan. lPada lumumnya lperusahaan lyang l telah
l berhasil lmenerapkan lGood lCorporate lGovernance lmenggunakan lpenahapan
l berikut:
a. Tahap lPersiapan
Tahap lini lterdiri latas l3 llangkah lutama:
a) Awareness lBuilding
Merupakan llangkah lsosialisasi lawal luntuk lmembangun lkesadaran lmengenai
l arti l penting l GCG l dan l komitmen l bersama l dalamlpenerapannya. l Dapat
l meminta l bantuan l tenaga l ahli l independen l dari lluar lperusahaan. lBentuk
l kegiatan lini ldapat ldilakukan lmalalui lseminar, llokakarya ldan ldiskusi lkelompok.
b) Good lCorporate lGovernance lAssessment
Merupakan lupaya luntuk lmengukur latau llebih ltepatnya lmemetakan lkondisi
l perusahaan ldalam lpenerapan lGCG lsaat lini. lDibutuhkan luntuk lmengidentifikasi
l aspek-aspek lapa lyang lperlu lmendapatkan lperhatian lterlebih ldahulu ldan
l langkah-langkah lapa lyang ldapat ldiambil luntuk lmewujudkannya.
c) Good lCorporate lGovernance lManual lBuilding
Langkah lberikut lsetelah lAssessment ldilakukan. lPenyusunan lmanual lmencakup
l berbagai laspek lseperti:
1) Kebijakan lGood lCorporate lGovernance lPerusahaan
2) Pedoman lGood lCorporate lGovernance lbagi lorgan-organ lperusahaan
3) Pedoman lperilaku ldan lAudit lCommittee lCharter
4) Kebijakan lTransparansi

8Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Dan Efeknya Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Badan Usaha Milik Negara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012–2014)“ dalam
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1286/1536,
5) Kebijakan ldan lKerangka lManejemen lRisiko
6) Roadmap lImplementasi

b. Tahapan lImplementasi

Tahap lini lterdiri ldari l3 llangkah lutama lyaitu:

1) Sosialisasi

Diperlukan luntuk lmemperkenalkan lkepada lseluruh lperusahaan lberbagai


l aspek lyang lterkait ldengan limplementasi lGood lCorporate G
l overnance

l khususnya lmengenai lpedoman lpenerapan l Good lCorporate lGovernance.


2) Implementasi
Kegiatan lyang ldilakukan lsejalan ldengan lpedoman lGood lCorporate lGovernance
l yang lada lberdasarkan lRoadmap lyang ldisusun. lHarus lbersifat ltop ldown lapproach
l yang lmelibatkan ldewan lkomisaris ldanldireksi lperusahaan.

3) Internalisasi

Tahap ljangka lpanjang ldalam limplementasi. l Memperkenalkan lGood


l Corporate lGovernance ldalam lseluruh lproses lbisnis lperusahaan lmelalu
l berbagai lprosedur loperasi, lsistem lkerja, ldan lberbagai lperaturan lperusahaan.
c. Tahap lEvaluasi

Merupakan ltahap lyang lperlu ldilakukan lsecara lteratur ldari lwaktu lkelwaktu luntuk
l mengukur lsejauh lmana lefektivitas lpenerapan l Good lCorporate lGovernance
l telah l dilakukan l dengan l meminta l pihak l independen m
l elakukan l audit
l implementasi ldan lscoring latas lpraktik lGood lCorporate lGovernance lyang lada.
l Sehingga ldapat lmengupayakan lperbaikan- lperbaikan lyang lperlu lberdasarkan
l rekomendasi lyang ldiberikan. lDalam lhal lmembangun lGood lCorporate
l Governance ldan lterkait ldengan lpengembangan lsistem lyang ldiharapkan lakan
l mempengaruhi l perilaku lsetiap lindividu ldalam lperusahaan lyang lpada lgilirannya
l akan lmembentuk lkultur lperusahaan lyang lbernuansa lGood lCorporate
l Governance.
Tujuan lGood lCorporate lGovernance
Dengan lmeningkatnya lpersaingan lyang lketat luntuk lmemperoleh lmodal,
l kecenderungan lsaat lini, llebih lbanyak ldi ltitik lberatkan lpada lpelaksanan lGood lCorporate
l Governance lyang lefektif. lPelaksanaan lGood lCorporate lGovernance lyang lsungguh-
sungguh lmenjadi lsangat lvital lbagi ldunia lusaha. lTerutama luntuk ltujuan-tujuan:
a. Meningkatkan lkemampuan lbersaing lmendapatkan lmodal ldipasar lglobal

b. Mengurangi l risiko l perubahan l yang l bersifat l tiba-tiba l dan l mendorong


penanaman lmodal ljangka lpanjang
l

c. Memperkuat lsektor lfinansial

d. Memajukan l manajemen l yang l bertanggung l jawab l dan l kinerja l finansial


l yanglsolid9

Good l corporate lgovernance lmempunyai l5 ltujuan lutama lyaitu:


a. Melindungi lhak ldan lkepentingan lpemegang lsaham;

b. Melindungi lhak ldan lkepentingan lstakeholders llainnya;

c. Meningkatkan lnilai lsaham ldan lperusahaan;

d. Meningkatkan lkinerja lDewan lKomisaris ldan lManajemen;

e. Meningkatkan lmutu lhubungan lDewan lKomisaris ldan lManajemen.


Manfaat ldan lFaktor lyang lMempengaruhi lPelaksanaan lGCG

Indra lSurya l dan l Ivan l yustiavandana l (2007) l mengatakan l bahwa l tujuan l dan
manfaat ldari lpenerapan lGCG ladalah:
l

a. Memudahkan laskes lterhadap linvestasi ldomestic lmaupun lasing

b. Mendapatkan lbiaya lmodal l(cost lof lcapital) lyang llebih lmurah

c. Memberikan lkeputusan lyang llebih lbaik ldalam lmeningkatkan lkinerja


l ekonomi lperusahaan
d. Meningkatkan lkeyakinan ldan lkepercayaan ldari lpara lpemangku lkepentingan
l terhadap lperusahaan
e. Melindungi ldireksi ldan lkomisaris ldari ltuntunan lhukum.

9 Muhamad Sadi Is, Hukum Perusahaan Di Indonesia, (Jakarta:Kencana,2016), Hlm. 226


1. Korelasi ldan lPenerapan lGood lCorporate lGovernance lSebagai lBudaya
l Kerja lPerusahaan

UUPT lmenampung ldan lmerealisasikan lprinsip lGCG lagar lmenciptakan


l kesadaran lbagi lpara lpelaksana lkegiatan lperusahaan luntuk lmenjadikan lprinsip lini
l sebagai lbudaya lperusahaan. lTata lkelola lperusahaan latau l l lyang l l llebih l l lpopuler l
l dikenal l l ldengan listilah lCorporate lGovernance ldidefinisikan lsecara lumum loleh
l International lFinance lCorporation l(“IFC”) lsebagai l“the lstructures land lprocesses
l for lthe ldirection land lcontrol lof lcompanies. lBerdasarkan lpengertian ltersebut,
l pada lintinya ltata lkelola lperusahaan lmembahas lmengenai lbagaimana lcara lsuatu
l perusahaan ldiarahkan ldan ldikelola lagar lseluruh lkepentingan lpemangku
l kepentingan l(stakeholders) ldiakomodasi lsecara lbaik. lMaka ldari litu, lperusahaan
l harus ldikelola ldengan lseimbang ldan lbaik, lsehingga ltimbul listilah lGood
l Corporate lGovernance l(“GCG”).

Undang-Undang lNomor l40 lTahun l2007 ltentang lPerseroan lTerbatas


l (UUPT) ltidak lditemukan lpengertian lGCG, ltetapi lbanyak ldiatur ldi ldalam
l peraturan-peraturan lyang ldikeluarkan loleh lOtoritas lJasa lKeuangan l(OJK) lkarena
l OJK lmelakukan lfungsi lpengawasan lterhadap lperusahaan lterbuka ldan
l perusahaan lyang lbergerak ldi lbidang ljasa lkeuangan lyang lmemerlukan ltingkat
l kepatuhan lterhadap lhukum lyang ltinggi lmisalnya lsaja ldalam lperusahaan
l perasuransian lSalah lsatu lperaturan lyang lbaru ladalah lPeraturan lOtoritas lJasa
l Keuangan lNomor l73/POJK.05/2016 lTahun l2016 ltentang lTata lKelola
l Perusahaan lyang lBaik lBagi lPerusahaan lPerasuransian l(“POJK l73/2016”).
l Dalam lPasal l1 langka l25 lPOJK l73/2016 ldiberikan lpengertian lGCG lbagi
l perusahaan lperasuransian lsebagai lberikut:

Tata lKelola lPerusahaan lYang lBaik lBagi lPerusahaan lPerasuransian lyang


l selanjutnya ldisebut lTata lKelola lPerusahaan lYang lBaik ladalah lstruktur ldan
l proses lyang ldigunakan ldan lditerapkan lorgan lPerusahaan lPerasuransian luntuk
l meningkatkan lpencapaian lsasaran lhasil lusaha ldan lmengoptimalkan lnilai
l Perusahaan lPerasuransian lbagi lseluruh lpemangku lkepentingan lkhususnya
l pemegang lpolis, ltertanggung, lpeserta, ldan/atau lpihak lyang lberhak lmemperoleh
l manfaat lsecara lakuntabel ldan lberlandaskan lperaturan lperundang-undangan lserta
l nilai-nilai letika. lDari lpengertian lGCG lyang ldigunakan loleh lOJK ldi latas ldapat
l kita llihat lbahwa lpengertian ltersebut lselaras ldengan lIFC lyang lmenitikberatkan
l pada lstruktur lperseroan, lyakni lpembagian ltugas, lkewenangan ldan ltanggung
l jawab lmasingmasing lpemangku lkepentingan. lDengan ldemikian lUUPT lsecara
l eksplisit ltidak lmenerapkan lprinsip lGCG, lakan ltetapi lprinsip-prinsip lGCG
l diterapkan lsecara limplisit ldi ldalam lUndang-Undang lNo.40 ltahun l2007 ltentang
l Perseroan lTerbatas.

Di lIndonesia lisu lGCG lmulai ldiwacanakan l1999 lpasca lkrisis lmoneter


l melandalIndonesia loleh lpemerintah lIndonesia ldan lInternational lMonetery lFund
l (IMF)ldalam lrangka leconomy lrecovery. lKrisis lmoneter lmerupakan lsejarah lyang
l menyedihkan lbagi lperekonomian lbangsa lIndonesia. lBanyak lperusahaan ldan
l bank lmengalami l keruntuhan, l sampai l akhirnya l harus l dilikuidasi. l Kondisi
l ini l sebagai ltonggak ldibentuknya lKomite lNasional ltentang lKebijakan
l Corporate l Governance l (KNKCG) l melalui l Surat l Keputusan l Menteri
l Koordinator lbidang lEKUIN lNO: lKEP-10/M.EKUIN/1999 ltanggal l19 lAgustus
l 1999, lyang ltelah lmenerbitkan lCode lof lGood lCorporate lGovernance. lPedoman
l GCG lyang ldisusun loleh lKomite lNasional lKebijakan lCorporate lGovernance
l menjadi lacuan ldalam lpenerapan lGCG ldi lIndonesia lyang lmemuat lprinsip ldan
l aturan, lyaitu lberikut:

(1) lHak lpemegang lsaham l dan l prosedur l RUPS

(2) l Tanggung l jawab l dan l komposisi l dewan l komisaris,

(3) lTugas ldan lkomposisi ldireksi

(4) lPengaturan lsistem laudit, lbaik leksternal lmaupun lkomite laudit

(5) lFungsi lsekretaris lperusahaan lsebagai lmediator ldengan linvestor

(6) lPengaturan lpihak-pihak lyang lberkepentingan

(7) lAdanya lketerbukaan

(8) lKewajiban lmenjaga lkerahasiaan linformasi loleh lkomisaris ldan ldireksi

(9) lPengaturan ltentang linformasi ldari lorang ldalam


(10) l lPrinsip lmengatur letika lberusaha ldan lantikorupsi

(11) l lPrinsip lmengatur ldonasi

(12) lPrinsip lyang lmengatur lkepatuhan lpada lperaturan lperundang-


undangan ltentang lproteksi lkesehatan, lkeselamatan lkerja, ldan
l pelestarian llingkungan, ldan

(13) l Prinsip lpengaturan lkesempatan lkerja lsama lmengenai lhubungan


l kerja lantara lperusahaan ldengan lkaryawan, lbukan lberdasarkan
l faktor llainnya.

Secara lresmi lpemerintah lmengeluarkan lperaturan lberkaitan ldengan


l GCG,lyaitu lKeputusan lMenteri lNegara lPenanaman lModal ldan lPembinaan lBadan
l Usaha lMilik lNegara lNomor: lKEP.23/M-PM.PBUMN/2000 ltentang lpenerapan
l praktik lGCG lpada lBUMN. lSelanjutnya ldisempurnakan ldengan lKEP.117/M-
l PM.PBUMN/2002. lGood lCorporate lGovernance l(GCG) ladalah lprinsip
l korporasi lyang lsehat lyang lperlu lditerapkan ldalam lpengelolaan lperusahaan, lyang
l dilaksanakan lsemata- lmata ldemi lkepentingan lperusahaan ldalam lrangka
l mencapai lmaksud ldan ltujuan lperusahaan l(Khairandy ldan lMalik, l2007: l72).
l Undang-Undang P
l erseroan lTerbatas lNo. l8 lTahun l2007 ljuga lmendukung

l penerapan lGCG luntuk lperseroan lterbatas.10

Adanya l prinsip l GCG l disini l memberikan l dampak l positif l bagi


l kelangsungan lperusahaan ldan lkaryawan ldalam lperusahaan, lsehingga lhubungan
l hukumnya lsaling lketerikatan lkarena ldampaknya lsearah, lsemakin lbaik ltata
l kelolanya lsemakinlbaik lpula lkelangsungan lperusahaannya.

Penyebab lGCG lbelum lBerjalan lsecara lOptimal ldi lIndonesia


Perusahaan-perusahaan ldi lIndonesia lbelum lmampu lmelaksanakan
l corporate lgovernance ldengan lsungguh-sungguh lsehingga lperusahaan lmampu
l mewujudkan lprinsip-prinsip lgood lcorporate lgovernance ldengan lbaik. lHal lini

10 Peranan Good Corporate Governance Dan Budaya Terhadap Kinerja Organisasi dalam
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/article/view/9234/6966,
disebabkan loleh ladanya lsejumlah lkendala lyang ldihadapi loleh lperusahaan-
l

l perusahaan ltersebut lpada lsaat lperusahaan lberupaya lmelaksanakan lcorporate


l governance ldemi lterwujudnya lprinsip-prinsip lgood lcorporate lgovernance
l dengan lbaik. lKendala lini ldapat ldibagi ltiga, lyaitu lkendala linternal, lkendala
l eksternal, ldan lkendala lyang lberasal ldari lstruktur lkepemilikan.
Kendala linternal lmeliputi lkurangnya lkomitmen ldari lpimpinan ldan
karyawan lperusahaan, lrendahnya ltingkat lpemahaman ldari lpimpinan ldan
l

l karyawan pl erusahaan ltentang lprinsip-prinsip lgood lcorporate lgovernance,


l kurangnya lpanutan latau lteladan lyang ldiberikan loleh lpimpinan, lbelum ladanya
l budaya lperusahaan lyang lmendukung lterwujudnya lprinsip-prinsip lgood
l corporate lgovernance, lserta lbelum lefektifnya lsistem lpengendalian linternal
l (Djatmiko, l2004). lKendala leksternal ldalam lpelaksanaan lcorporate lgovernance
l terkait ldengan pl erangkat lhukum, laturan ldan lpenegakan lhukum l(law-
enforcement). lIndonesia tl idak lkekurangan lproduk lhukum. lSecara limplisit
l ketentuan-ketentuan lmengenai lGCG ltelah lada ltersebar ldalam lUUPT, lUndang-
undang ldan lPeraturan lPerbankan, lUndang-undang lPasar lModal ldan llain-lain.
l Namun lpenegakannya loleh lpemegang lotoritas, lseperti lBank lIndonesia,
l Bapepam, lBPPN, lKementerian lKeuangan, lBUMN, lbahkan lpengadilan lsangat
l lemah. lOleh lkarena litu ldiperlukan ltest-case latau lkasus lpreseden luntuk
l membiasakan lproses, lbaik lyang lyudisial lmaupun lquasi- yl udisial ldalam
l menyelesaikan lpraktik-praktik lpelanggaran lhukum l perusahaan latau lGCG.
Baik l kendala l internal l maupun l kendala l eksternal l sama-sama l penting
l bagi lperusahaan, lnamun ldemikian, ljika lkendala linternal lbisa ldipecahkan lmaka
l kendala leksternal lakan llebih lmudah ldiatasi l(Djatmiko, l2004). lKendala lyang
l ketiga ladalah lkendala lyang lberasal ldari lstruktur lkepemilikan. lBerdasarkan
l persentasi lkepemilikan ldalam lsaham, lkepemilikan lterhadap lperusahaan ldapat
l dibedakan lmenjadi ldua, lyaitu lkepemilikan lyang lterkonsentrasi ldan lkepemilikan
l yang lmenyebar. lKepemilikan lyang lterkonsentrasi lterjadi lpada lsaat lsuatu
l perusahaan ldimiliki lsecara ldominan loleh lseseorang latau lsekelompok lorang lsaja
l (40,00% latau llebih). lKepemilikan lyang lmenyebar lterjadi lpada lsaat lsuatu
l perusahaan ldimiliki loleh lpemegang lsaham lyang lbanyak ldengan ljumlah lkecil-
kecil l(satu lpemegang lsaham lmemiliki lsaham lsebesar l5% latau lkurang). L
Salah lsatu ldampak lnegatif lyang lditimbulkan loleh lstruktur lkepemilikan
l adalah lperusahaan ltidak ldapat lmewujudkan lprinsip lkeadilan ldengan lbaik lkarena
l pemegang lsaham lyang lterkonsentrasi lpada lseseorang latau lsekelompok lorang
l dapat lmenggunakan lsumberdaya lperusahaan lsecara ldominan lsehingga ldapat
l mengurangi lnilai lperusahaan. lSama lseperti lhalnya lkendala leksternal, ldampak
l negatif lyang lditimbulkan ldari lstruktur lkepemilikan ldapat ldiatasi ljika lperusahaan
l memiliki lsistem lpengendalian linternal lyang lefektif, lseperti lmempunyai lsistem
l yang lmenjamin lpendistribusian lhak-hak ldan ltanggung ljawab lsecara ladil ldi
l antara lberbagai lpartisipan ldalam lorganisasi l(Dewan lKomisaris, lDewan lDireksi,
l manajer, lpemegang lsaham, lserta lpemangku lkepentingan llainnya), ldan ldampak
l negatif lini ljuga lakan lhilang ljika ldalam lstuktur lorganisasinya, lperusahaan
l mempunyai lKomisaris lIndependen ldengan ljumlah ltertentu ldan lmemenuhi
l kualifikasi lyang lditentukan l(syarat-syarat lyang lditentukan luntuk lmenjadi
l Komisaris lIndependen). lKeberadaan lKomisaris lIndependen lini ldiharapkan
l mampu lmendorong ldan lmenciptakan liklim lyang llebih lindependen, lobjektif, ldan
l menempatkan lkeadilan lsebagai lprinsip lutama lyang lmemperhatikan lkepentingan
l pemegang lsaham lminoritas ldan lpemangku lkepentingan llainnya. lPeran
l Komisaris lIndependen lini ldiharapkan lmampu lmendorong lditerapkannya lprinsip
l dan lpraktik lcorporate lgovernance lpada lperusahaan-perusahaan lpublik ldi
l Indonesia, ltermasuk lBUMN. lUpaya lperusahaan luntuk lmenghadirkan lsistem
l pengendalian linternal lyang lefektif ltersebut l terkait l dengan l upaya l perusahaan
l untuk l mengatasi l kendala l internalnya. lDengan ldemikian, ldapat ldikatakan
l bahwa ldampak lnegatif ldari lstruktur lkepemilikan lakan lhilang ljika lperusahaan
l mampu lmengatasi lpermasalahan lyang lterkait ldengan lkendala linternalnya l(Aries,
l 2008)11

11
Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia dalam
https://media.neliti.com/media/publications/23409-ID-implementasi-good-corporate-
governance-di-indonesia.pdf
1) Faktor lEksternal

Beberapa lfaktor lyang lberasal ldari lluar lperusahaan lyang lsangat lmempengaruhi
keberhasilan lpenerapan lGCG, ldiantaranya:
l

a. Terdapatnya lsistem lhukum lyang lbaik lsehingga lmampu lmenjamin


lberlakunya lsupremasi lhukum lyang lkonsisten ldan lefektif.

b. Dukungan lpelaksanaan lGCG ldari lsektor lpublik/lembaga lpemerintahan


lyang ldiharapkan ldapat lpula lmelaksanakan lGood lGovernance ldan

l Clean lGoverment lmenuju GCG yang lsebenarnya.

c. Terdapatnya lcontoh lpelaksanaan lGCG lyang ltepat l(best lpractices) lyang


ldapat lmenjadi lstandard lpelaksanaan lGCG l yang lefektif ldan

lprofesional. lDengan lkata llain lsemacam lterdapat lbenchmark l(Acuan).

d. Terbangunnya lsistem ltata lnilai lsosial lyang lmendukung lpenerapan lGCG


ldi lmasyarakat. lPenting lkarena ldiharapkan ltimbul lpartisipatif lberbagai

lkalangan lmasyarakat luntuk lmendukung laplikasi lserta lsosialisasi lGCG

lsecara lsukarela.

e. Adanya lsemangat lanti lkorupsi lyang lberkembang ldi llingkungan lpublik


ldimana perusahaan l beroperasi l disertai l perbaikan l masalah l kualitas

l pendidikan l danlperluasan lpeluang lkerja.

2) Faktor lInternal

Beberapa lfaktor lyang lmendorong lkeberhasilan lpelaksanaan lGCG yang


lberasal ldari ldalam lperusahaan, lantara llain:

a. Terdapatnya lbudaya lperusahaan l(corporate lculture) lyang lmendukung


lpenerapan lGCG ldalam lmekanisme lserta lsistem lkerja lmanajemen ldi

lperusahaan

b. Berbagai lperaturan ldan lkebijakan lyang ldikeluarkan lperusahaan


lmengacu lpada lpenerapan lnilai-nilai lGCG.

c. Manajemen lpengendalian lrisiko lperusahaan ldidasarkan lpada lkaidah


lstandard lGCG.

d. Terdapatnya lsistem laudit l(pemeriksaan) lyang lefektif ldalam lperusahaan


luntuk lmenghindari lsetiap lpenyimpangan lyang lmungkin lakan lterjadi.

e. Adanya lketerbukaan linformasi lbagi lpublik luntuk lmampu l memahami


lsetiap lgerak ldan llangkah lmanajemen ldalam lperusahaan lsehingga

lkalanganlpublik ldapat lmemahami ldan lmengikuti lsetiap lperkembangan

ldan ldinamikalperusahaan ldari lwaktu lke lwaktu.


Code lof lConduct lThe lTelkom lWay lTelkom lsenantiasa lmembangun
l sistemldan lbudaya lPerusahaan lyang lterintegrasi lsebagai lpendekatan lpengelolaan
l bisnis lyang lkomprehensif luntuk lmencapai lkeunggulan lKinerja lPerusahaan l(be
l profitable), lmenjalankan lkepatuhan l(obey lthe llaw), lmenjalankan lbisnis lyang
l beretika l(be lethical) ldan ldimilikinya lkesadaran lPerusahaan ldan lkaryawan lyang
l peka lakan ltanggung ljawab lsosial lkepada lmasyarakat lsebagai lwujud l menjadi
l warga lnegara lyang lbaik. lLebih ldari litu, lsistem ldan lbudaya ldibangun luntuk
l mewujudkan lcitacita lagar lTelkom lterus lmaju, ldicintai lpelanggannya, lkompetitif
l dilindustrinya ldan ldapat lmenjadi lrole lmodel lperusahaan lsejenis. lPada lsaat lyang
l sama, lpenerapan lGCG ljuga ldipandang lsebagai lelemen lpenting lyang lakan
l memastikan ldaya lsaing lPerusahaan luntuk lterus lmenjaga lposisi lsebagai
l pemimpin lpasar ldan lmembantu ldalam lmenciptakan lnilai ljangka lpanjang lbagi
l pemegang lsaham ldan lpemangku lkepentingan llainnya. L

Budaya lPerusahaan lThe lTelkom lWay lmemiliki llima lnilai-nilai


l perusahaan lyaitu: lCommitment lto llong lterm, lCustomer lfirst, lCaring-
meritocracy, lCo-creation lof lwin-win lpartnership, ldan lCollaborative linnovation
l yang lselanjutnya l Kamilsebut ldengan listilah l5C. lSesuai lprinsip ltransparansi ldan
l keadilan ltata lkelola lPerusahaan lyang lbaik, lTelkom lmengelola lkomunikasi ldan
l pengungkapan lPerusahaan lsesuai lKebijakan lDireksi l No.13 l tahun l 2009 l yang
l dirancang l berdasarkan l ketentuan l SOA l section l302. lKebijakan lini lberisi
l prosedur lpengendalian lketerbukaan lPerusahaan l(disclosure lcontrol lprocedure)
l yang lbertujuan lagar lPerusahaan lmampu lmemberikan lkeyakinan lbahwa lseluruh
l informasi lyang ldiungkapkan lkepada lpara lpemegang lsaham, lpemangku
l kepentingan ldan lotoritas lpasar lmodal ltelah ldikumpulkan, ldiperiksa, ldicatat,
l diproses, ldiikhtisarkan, ldan ldisampaikan lsecara lakurat, ltepat lwaktu, lmemenuhi
l prinsip lperlakuan lseimbang ldan ladil, lprinsip lkehati-hatian ldan lprinsip
l keterbukaan lpenuh lsesuai ldengan lperaturan lpasar lmodal.
BAB lIII

Penutup

Good lCorporate l Governance lmerupakan l sistem l yang l mengatur l dan


l mengendalikan lperusahaan lguna lmenciptakan lnilai ltambah l(value ladded) luntuk lsemua
l stakeholder. lKonsep lini lmenekankan lpada ldua lhal, lpertama lpentingnya lhak lpemegang
l saham luntuk lmemperoleh linformasi ldengan lbenar ldan ltepat lpada lwaktunya ldan lkedua
l kewajiban lperusahaan luntuk lmelakukan l pengungkapan lsecara lakurat, ltepat lwaktu,
l transparan lterhadap lsemua linformasi lkinerja lperusahaan, lkepemilikan ldan lstakeholder.
l Serta lmengatur lpembagian ltugas, lhak ldan lkewajiban lmereka lyang lberkepentingan
l terhadap lkehidupan lperusahaan, ltermasuk lpara lpemegang lsaham, ldewan lpengurus, lpara
l manajer ldan lsemua langgota lstakeholders lnon lpemegang lsaham. lCorporate lGovernance
l juga lmengetengahkan lketentuan ldan lprosedur lyang lharus ldiperhatikan l Dewan
l Pengurus ldan lDireksi ldalam lpengambilan lkeputusan lyang lbersangkutan ldengan
l kehidupan lperusahaan. lBerdasarkan lhasil lanalisa ldiatas lmaka lpenerapan lGood
l Corporate lGovernance ldalam lperusahaan lsecara lumum ltelah ldijalankan ldengan lbaik,
l tetapi lapabila lada lperusahaan lyang lhanya lmengejar lkeuntungan lbesar ltanpa
l memperhatikan lkesejahteraan lkaryawannya lmaka ltidak lbisa ldikatakan lmemenuhi latau
l melaksanakan lprinsip lGood lCorporate lGovernance.

Terdapat ljuga lorgan lkhusus lperusahaan lyang ldapat lmendukung lpelaksanaan


l GCG lyaitu lKomisaris lIndependen, lDirektur lIndependen,Komite lAudit ldan lSekretaris
l Perusahaan. lDapat ldilihat lsalah lsatu lperusahaan lyang ldapat lmelaksanakan lprinsip lGCG
l yaitu lPT.Telkomsel lTbk lyang lterbukti ldapatlmemperoleh lpenghargaan lSoegeng lHarjadi
l Award lTahun l2013. lHal lini lmembuktikan lbahwa lperusahaan ltersebut lmendapatkan
l penghargaan lkarena ltelah lmenjalankan lprinsip lGDG lsesuai laturan ldan lmenjadi lsalah
l satu ldari l5 lBUMN ldengan llaba lterbesar. lSalah lsatu lyang lpaling lpenting ldalam
l perusahaan ladalah ladanya lsystem ldan ltata lpengelolaan. lAdanya lprinsip lGCG ldisini
l memberikan ldampak lpositif lbagi lkelangsungan lperusahaan ldan lkaryawan ldalam
l perusahaan ltersebut. l GCG l dan l perusahaan l bagaikan l 2 l belah l mata l uang, l yakni
l dapat ldibedakan ltetapi l tidak l dapat l dipisahkan, lsehingga l perusahaan l yang lbaik
seharusnya ldidukung ldengan lsystem ldan ltata lkelola lperusahaan lyang lbaik lpula.
l
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Muhamad Sadi Is, Hukum Perusahaan Di Indonesia, (Jakarta: Kencana,2016)
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray Indonesia, 2005)
Imam Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Good
Corporate Governance (GCG), (Jakarta: Harvarindo, 2002)
Eddi Wibowo,Eddi. dkk, Memahami Good Corporate Goverment Governance
& Good Corporate Governance, (Jakarta: YPAPI, 2004)
Muhamad Sadi Is, Hukum Perusahaan Di Indonesia, (Jakarta:Kencana, 2016.
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance Konsep dan Penerapannya
dalam Konteks Indonesia, (Jakarta: Ray Indonesia, 2005)
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Dan
Efeknya

JURNAL
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Badan Usaha Milik Negara yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012–2014)“ dalam
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/1286/1536,
Muhamad Sadi Is, Hukum Perusahaan Di Indonesia, (Jakarta:Kencana,2016)

Peranan Good Corporate Governance Dan Budaya Terhadap Kinerja Organisasi dalam
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jiab/article/view/9234/6966,

Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia dalam


https://media.neliti.com/media/publications/23409-ID-implementasi-good-corporate-
governance-di-indonesia.pdf

WEB

https://www.hukumonline.com

Anda mungkin juga menyukai