GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
SANDI BAHARI
Latar Belakang Pelaksanaan GCG
BUMN
2. Adanya dualisme yg
terelakkan dlm pratek
usaha yaitu kebijakan
pemerintah yg positif (ex.
deregulasi dlm arus pasar
bebas), sedangkan
1. Landasan yuridis yaitu
orientasi negatifnya
keputusan Menteri BUMN
diantaranya adalah indikasi
No. Kep-117/MMBU/2002
tingkat korupsi yg tinggi &
ttg penerapan praktek
mendahulukan
GCG pd BUMN.
kepentingan elitis.
Orientasi positif yg
dibarengi orientasi negatif
membuat dunia usaha
hanya jago kandang dan
atau kurang kompetitif.
GCG
?
Pengantar
Pentingnya penerapan Good Corporate
Governance telah menjadi perhatian bagi
dunia bisnis di setiap negara. Isu ini terus
dikaji oleh pelaku bisnis, akademis,
pembuat kebajikan dan lain sebagainya.
Pemahaman tentang praktik Corporate
Governance terus berevolusi dari waktu ke
waktu.
Istilah Corporate Governance itu sendiri untuk
pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury
Committee di tahun 1992 yang menggunakan
istilah tersebut dalam laporan mereka yang
kemudian dikenal sebagai Cadbury Report.
Laporan ini dipandang sebagai titik balik (turning
point) yang sangat menentukan bagi praktik
Corporate Governance di seluruh dunia.
Corporate Governance merupakan salah satu
elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi
ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan
antara manajemen perusahaan, dewan direksi,
para pemegang saham dan stakeholder lainnya.
Sejarah CG
Good Corporate Governance mulai berkembang
sejak setelah kejadian The New York Stock
Exchange Crash pada 19 Oktober 1987 dimana
cukup banyak perusahaan multinasional yang
tercatat di bursa efek New York, mengalami kerugian
finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk
mengantisipasi permasalahan internal perusahaan,
banyak para eksekutif melakukan rekayasa
keuangan yang intinya adalah bagaimana
“menyembuyikan” kerugian perusahaan atau
memperindah penampilan kinerja manajemen dan
laporan keuangan.
Sejarah GC..
Dengan kesadaran tinggi untuk
meningkatkan daya saing bangsa oleh
segenap negarawan, cendekiawan dan
usahawan, maka dimulailah gerakan untuk
meningkatkan praktik-praktik yang baik
dalam perusahaan. Gerakan ini dimulai
dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin
oleh Sir Adrian Cadbury, yang pada saat
itu sebagai Directur Bank of England dan
mantan CEO Group Cadbury
Sejak terbitnya Cadbury code on Corporate
Governance pada tahun 1992, semakin banyak institusi
yang terus melakukan penyempurnaan dalam prinsip-
prinsip dan petunjuk teknis praktik, antara lain
International Corporate Governance Network (ICGN)
yang mendorong Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan
OECD Principles on Corporate Governance. ICGN
(International Corporate Governance Network) sangat
berkepentingan dalam implementasi Good Corporate
Governance, karena anggota mereka terdiri dari
institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola
dana nasabah untuk investasi jangka panjang.
Pengertian Corporate Governance
Mencegah
terjadinya Menjaga agar
Menjamin keputusan benturan kepentingan
strategik dapat manajer puncak
dilakukan dengan kepentingan selalu sejalan
benar dan efektif. (conflicts of dengan kepentingan
interest) berbagai stakeholders.
pihak
Unsur-Unsur GCG
Poter (1996)
Unsur-
Unsur
Corporate
Governance
Unsur-Unsur Corporate Governance (Hariyoto, 2000)
1. Unsur yg berasal dr dlm 2. Unsur yg berasal dr luar
perusahaan & unsur yg perusahaan & unsur yg
selalu diperlukan di dlm selalu diperlukan di luar
perusahaan (Corporate perusahaan (Corporate
Governance-Internal Governance Eksternal
Perusahaan) Perusahaan)
Stakeholders
Fairness
Pihak yg
Kewajaran
berkepentingan
Transparan
Dapat mengungkapkan atau memberikan informasi
tepat waktu, memadai, jelas dan akurat yang mudah
diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya.
Kebijakan perusahaan terutama yang menyangkut hal-
hal strategis harus tertulis dan dikomunikasikan kepada
stakeholders
Menetapkan tanggungjawab yang jelas dari masing-
masing organ perusahaan yang selaras dengan visi,
misi, strategi dan sasaran usaha
Akuntabilitas
Perusahaan harus memiliki ukuran
kinerja dan ada sistem check and
balance dalam pengelolaan perusahaan
Untuk itu perusahaan harus menjamin
dilaksanakannya ketentuan-ketentuan
yang berlaku dan menjadi good
corporate citizen yang peduli pada
lingkungan dan melaksanakan
tanggungjawab sosial.
Independen
Artinya dalam mengambil
keputusan, perusahaan harus
obyektif dan bebas dari segala
tekanan dari siapapun serta bebas
dari conflict of interest.
Kewajaran
Perusahaan harus memperhatikan
seluruh kepentingan stakeholders
berdasarkan azas kesetaraan dan
kewajaran (equal treatment)
Stakeholders
Perusahaan memberikan kesempatan
kepada seluruh stakeholders untuk
memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi
kepentingan perusahaan serta
mempunyai akses informasi sesuai
dengan prinsip keterbukaan
Prinsip-Prinsip GCG (Master Plan BUMN 2002-
2006)
• Yaitu keterbukaan dlm melaksanakan
suatu proses & dlm mengungkapkan
1. Transparansi informasi yg material & relevan
(disclosure) ttg perusahaan., ex.
Program BUMN on-line.
3. Stakeholder Model
Model Corporate Governance (Akadun, 2007)
2. Thepd
Masih memfokuskan perhatian Myopic Market pemegang
kepentingan2 Model saham & dimana
sentimen pasar lbh banyak dipengaruhi oleh faktor2 lain di luar corporate
governance. Oleh krn itu, principals & agent lbh berorientasi pd keuntungan2
jangka pendek.
3. Stakeholder Model
Memperhatikan kepentingan pihak2 yg terkait dg korporasi scr luas. Artinya dlm
mencapai tk. Pengembalian yg menguntungkan bagi pemegang saham, manajer
hrs memerhatika batasan2 yg timbul dlm lingkungan dmn ia beroperasi,
dianataranya: masalah etika & moral, hukum, kebijakan pemerintah, lingkungan
hidup, sosial, budaya, politik & ekonomi.
Fokus perhatian
corporate
governance
adalah hub.
diantara
stakeholders.
2. Accountability
3. Predictability (Kepastian)
4. Participation
Hubungan antara GCG, Keadilan & Prasyarat-Prasyaratnya (Hariyoto, 2000)
Fairness
Accountability
Tranparency Predictability
Participation
Pentingnya GCC dlm GCG
Good Corporate Culture (GCC)
merupakan sisi dlm atau sisi nilai dr
pengelolaan korporasi , atau mjd bagian hulu dr
GCG dg muatannya yg fokus pd basic values dr
pengeloaan korporasi yg kemudian diturunkan
melalui sistem. Jd GCC merupakan inti dr
organisasi perusahaan dpt pula dikatakan sbg
roh atau jiwa suatu lembaga. Lebih fokus lagi
GCC, merupakan inti dr GCC (Moeljono, 2005)
Implementasi GCG, dapat
ditinjau dari aspek :
1. Kepemilikan manajerial
2. Kepemilikan Institusional
Organisasi
Manajemen
GCG
GCC
Perbedaan Budaya Perusahaan dg Peraturan Perusahaan
f = fungsi
P = Nilai kepemimpinan
O = Nilai organisasi
L = Nilai dinamika lingkungan
I = Nilai individu
S = Nilai sosial kemasyarakatan
MANAJEMEN
RISIKO
37
AGENDA
KONSEP MANAJEMEN
2 RISIKO
3 PENILAIAN KEMATANGAN
RISIKO
TUJUAN PEMBELAJARAN
39
40
Risiko adalah…..
Terjadinya Suatu Suatu peluang
sesuatu yang ketidakpastian yang hilang
tak diharapkan
(the risk of loss) (the risk of volatility) (the risk of lost opportunity)
6
DEFINISI RISIKO
43
Events with a negative impact represent risks, which
DEFINISI RISIKO
can prevent ERM orCOSO
– creation
value erode existing value.
Ekstern
Globalisasi Peluang
Teknologi
Peraturan
Pasar
Persaingan
Dsb. Stakeholder
Ketidakpastian
Value
Intern
Strategi yang
dipilih Risiko
44
Jadi, risiko adalah…….
Tujuan
Strategi
Sasaran dan
Yang membawa akibat
atau
yang tidak diinginkan Target
atas:
45
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman;
suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan,
teknologi, manusia, organisasi dan politik.
46
MANFAAT:
o Keputusan yang lebih efektif
Tuntutan o Efektivitas dalam pelaksanaan
masyarakat tentang program- program atau kegiatan
peningkatan Good o Efektivitas pengalokasian dan
Governance penggunaan sumber daya
Perubahan o Standar yang tinggi dalam pelayanan
pelanggan
lingkungan o Standar yang tinggi dalam
Persyaratan investor akuntabilitas
dan regulator o Kreativitas dan inovasi dalam praktik
manajemen
o Peningkatan kapasitas
o Peningkatan moral organisasi
o Transparansi
47
PROSES
MANAJEMEN
RISIKO
48
PROSES MANAJEMEN RISIKO
Sasaran Perusahaan
Enterprise Risk Management
(ERM) adalah “suatu proses yang
dipengaruhi oleh board of director,
dan personel lain dari suatu
organisasi, diterapkan dalam setting
strategi, dan mencakup organisasi
Delapan Lingkup
Penerapan secara keseluruhan, didesain untuk
komponen mengidentifikasi kejadian potensial
dari ERM
yang mempengaruhi suatu
kerangka
organisasi, untuk memberikan
ERM
jaminan yang cukup pantas
berkaitan dengan pencapaian tujuan
organisasi”
49
Identifikasi Tujuan
50
lanjutan
• Komponen manajemen risiko terdiri dari 8 komponen yang saling
berhubungan. Komponen ini diambil dari cara bagaimana
manajemen melaksanakan organisasinya dan diintegrasikan
dengan proses manajemen.
• Kedelapan komponen manajemen risiko ini adalah:
- Internal environment
- Objective setting
- Event identfication
- Risk assessment
- Risk response
- Control activities
- Information and communication
- Monitoring
51
52
Internal Environment
• Filosofi manajemen risiko; seperangkat keyakinan dan
perilaku yang dirasakan bersama, yang mencirikan
bagaimana organisasi ini mempertimbangkan risiko dalam
segala aspek di organisasi
• Risk appetite; risiko dalam wawasan dan tingkatan yang luas
di mana organisasi masih dapat menerimanya
53
Internal Environment
• Komitmen terhadap kompetensi; pengetahuan dan keahlian
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan
• Struktur organisasi; suatu kerangka untuk merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan, dan memantau berbagai
aktivitas
• Pembebanan wewenang dan tanggung jawab; tingkatan di mana
setiap individu dan tim diberikan wewenang dan didorong
untuk menggunakan insiatif untuk mengarahkan berbagai
isu dan memecahkan masalah-masalah, sebatas apa yang
menjadi tanggung jawabnya
• Standar atau kriteria sumber daya manusia; praktik-praktik
berkenaan dengan rekrutmen, orientasi, pelatihan, evaluasi,
konseling, promosi, kompensasi, dan tindakan –tindakan
perbaikan yang diambil
20
Objective Setting
• Tujuan ditetapkan di tingkat strategi dan menjadi dasar untuk
menentukan tujuan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Setiap
organisasi menghadapi berbagai macam risiko baik yang berasal
dari sumber internal maupun eksternal.
• Penetapan tujuan merupakan prasyarat untuk efektifnya
proses identifikasi kejadian, penilaian risiko, dan respon
terhadap risiko.
• Tujuan menjadi acuan untuk menentukan risk appetite organisasi
yaitu sebagai batas toleransi risiko bagi organisasi yang dapat
diterima. Sedangkan, risk tolerance adalah tingkat ukuran yang
dapat diterima berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi.
55
Event Identification
• Manajemen mengidentifikasi kejadian yang berpotensi terjadi, dan jika
memang terjadi akan mempengaruhi entitas dan menentukan apakah
kejadian-kejadian tersebut merupakan peluang atau ancaman yang
mempengaruhi pencapaian tujuan.
• Kejadian-kejadian yang berdampak negatif merupakan risiko yang
mungkin dapat menghambat organisasi mencapai tujuannya.
• Sementara, kejadian-kejadian yang memberikan dampak positif
merupakan peluang yang harus segera direspon organisasi untuk
memperlancar pencapaian tujuan. Dalam mengidenti- fikasi kejadian,
berbagai faktor baik internal maupun eksternal harus
dipertimbangkan.
56
Risk Assessment
• Penilaian risiko (risk assessment) memungkinkan suatu
entitas mempertimbangkan luasnya kejadian-kejadian
potensial memiliki pengaruh untuk suatu pencapaian
tujuan.
• Manajemen menilai kejadian dari 2 (dua) perspektif, yaitu:
kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampak (impact).
Umumnya, penilaian risiko menggunakan metode kuantitaf
atau kualitatif, atau kombinasi di antara keduanya.
• Dampak dari kejadian potensial harus diuji, baik secara
tersendiri atau kategori, lintas entitas. Risiko dinilai baik dari
hal yang melekat (inherent) dan sisanya (residual).
57
Risk Assessment
• Inherent risk adalah risiko yang melekat di organisasi
sebelum upaya tindakan untuk mengubah
kemungkinan dan dampak risiko.
• Residual risk adalah risiko yang tetap ada setelah
manajemen merespon risiko, misal dengan mengurangi
atau memindahkan risiko.
• Penilaian risiko pertama harus dilakukan terhadap
inherent risk. Setelah respon terhadap risiko
dikembangkan, manajemen kemudian
mempertimbangkan residual risk (relatif pada risk appetite
organisasi).
58
Risk Response
• Setelah risiko dinilai, majajemen menentukan bagaimana
risiko tersebut direspon.
59
Control Activities
• Kegiatan pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur
yang dapat membantu memastikan bahwa respon terhadap
risiko yang dilakukan manajemen dilaksanakan.
60
Control Activities
61
Information and Communication
• Informasi harus cukup dalam konsistensinya dengan kebutuhan entitas
untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespon risiko, dengan tetap dalam risk
tolerance-nya.
• Sistem informasi yang digunakan secara internal, berasal dari dari data
dan informasi yang berasal dari sumber eksternal, menyajikan informasi
untuk mengelola risiko dan membuat keputusan yang informatif berkaitan
dengan pencapaian tujuan.
• Pada akhirnya, informasi harus cukup berkualitas untuk pengambilan keputusan.
Kualitas informasi berhubungan dengan:
• Informasi harus sesuai dengan tingkat kerinciannya benar dan akurat.
• Informasi tepat waktu dan tersedia setiap saat jika dibutuhkan.
• Informasi selalu baru, mencerminkan informasi keuangan dan operasional
yang paling terkini.
• Informasi harus akurat dan dapat diandalkan (dipercaya)
• Informasi mudah untuk diakses oleh siapa pun yang memiliki otorisasi untuk
mengakses dan membutuhkan informasi tersebut
62
Monitoring
• Proses manajemen risiko harus dimonitor, yaitu
dinilai keberadaan dan berfungsi efektifnya untuk
setiap komponen yang ada di dalamnya secara terus
menerus.
• Model yang digunakan untuk melakukan monitoring
adalah melalui monitoring kegiatan secara terus
menerus, penilaian terpisah, atau kombinasi di antara
keduanya.
• Monitoring secara terus menerus dilakukan dan
melekat dalam aktivitas rutin manajemen.
63
Monitoring
30
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
43