Anda di halaman 1dari 16

Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

Analisis Risiko Good Corporate Governance


Pada PT Indolok Bakti Utama
Oleh
Jasmen G. Sihotang, M.M
Dr. M.L Denny Tewu, M.M

ABSTRAK pembagian wewenang, dan pembagian beban tanggung


jawab dari masing masing unsur yang membentuk unsur
Penelitian dilakukan di sebuah perusahaan swasta perseroan, dan mekanisme yang harus ditempuh oleh
yang bergerak di bidang perdagangan barang.Tujuan dari masing masing unsur tersebut. Penerapan Good corpo-
penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko penerapan rate governance akan mencegah kesalahan dalam
good corporate governance pada PT IBU. Prinsip tata pengambilan keputusan dan perbuatan menguntungkan
kelola perusahaan (GCG) yang baik terdapat prinsip diri sendiri sehingga secara otomatis akan meningkatkan
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, nilai yang tercermin pada kinerja perusahaan. Good cor-
dan kewajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan porate governance merupakan satu set hubungan antara
dalam penelitian ini adalah kualitatif. Hasil penelitian manajemen perusahaan, dewan, pemegang saham, dan
menunjukkan adanya potensi risiko yang berkaitan pemangku kepentingan lainya.
dengan prinsip GCG, dimana dengan penerapan prinsip Good corporate governance pada dasarnya berkaitan
GCG maka akan memajukan perusahaan di berbagai dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder),
sektor. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa perusa- berusaha memastikan bahwa para manajer dan karyawan
haan belum menerapkan prinsip GCG yang baik. internal lainnya selalu mengambil langkah langkah yang
Sejalan dengan hasil penelitian di atas, penulis tepat. Stakeholder adalah semua pihak baik internal
memberikan saran bahwa Head Quarters perlu meru- maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat
bah struktur organisasi, menerapkan budaya perusahaan, mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung
proses seleksi karyawan dilakukan dengan benar, kajian maupun tidak langsung oleh perusahaan. Good corporate
kebutuhan SDM, dan membuka departemen Risk Man- governance juga menetapkan, bagaimana pemegang saham
agement yang akan membangun sistem pengendalian dan pemangku kepentingan, manajemen, dan dewan
yang baik. direksi berinteraksi dalam menentukan arah dan kinerja
Kata kunci: Risiko Good Corporate Governance perusahaan.
Tujuan utama dari Good corporate governance adalah
1. PENDAHULUAN untuk menciptakan sistem pengendalian dan keseimba-
ngan (check and balance)untuk mencegah penyalah-
1.1 Latar Belakang gunaan dari sumber daya dan tetap mendorong terjadinya
pertumbuhan perusahaan. Good corporate governance yang
Good corporate governance adalah suatu konsep baik harus memberikan insentif yang tepat bagi dewan
yang menyangkut struktur perseroan, pembagian tugas, dan manajemen untuk mengejar tujuan-tujuan bagi

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 1


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya serta pemilik perusahaan, maka akan menyebabkan
memfasilitasi pengawasan yang efektif. rendahnya harapan pemilik saham tentang
Secara teoritis, penerapan Good corporate gover- pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka
nance dikatakan efektif apabila telah sesuai dengan tanamkan.
prinsip dasar yang ditetapkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance, yaitu transparansi, akuntabilitas, 1.2 Rumusan Masalah
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan
kesetaraan. Secara praktis, dengan berpedoman pada 1. Bagaimana memetakan dan mengidentifikasi risiko
kelima prinsip tersebut, kunci keberhasilan penerapan good corporate governance dalam proses bisnis di
good corporate governance sangat ditentukan oleh or- PT IBU?
gan perusahaan yang terlibat dalam pengelolaan 2. Berapa besar risiko good corporate governance yang
perusahaan. terjadi di PT IBU?
Organ perusahaan merupakan faktor penentu 3. Bagaimana tindakan pencegahan yang dilakukan
yang berperan untuk memastikan bahwa kepentingan oleh PT IBU untuk mitigasi risiko?
seluruh stakeholders dapat dijamin dan diperhatikan,
sehingga tidak ada stakeholder yang dirugikan atau 1.3 Tujuan Penelitian
diabaikan kepentingannya. Selain organ perusahaan,
struktur kepemilikan juga memiliki andil yang cukup 1. Mengidentifikasi kejadian yang tidak dikehendaki
besar, terutama dalam melakukan fungsi monitoring guna 2. Mengukur peluang dari kejadian yang tidak
memastikan efektivitas penerapan good corporate gover- dikehendaki, serta dampak dari kejadian yang
nance di lingkungan internal perusahaan. tidak dikehendaki.
Konflik yang terjadi di PT IBU diprakarsai oleh 3. Memberikan saran kebijakan atau tindakan
penyalahgunaan wewenang dari manajemen, hal ini preventif untuk mitigasi risiko.
berdampak pada potensi timbulnya kerugian perusahaan
dari sisi keuangan dan menurunnya kinerja karyawan. 1.4 Batasan Masalah
Hal ini diketahui dari kasus:
1. Instruksi dari manajemen untuk penandatangan Karena keterbatasan penulis, maka penulisan
palsu pada formulir Sales Order dibatasi pada risiko good corporate governance, peluang
2. Instruksi dari manajemen untuk mengisi APAR (alat dan dampak dari risiko good corporate governance, serta
pemadam api ringan) menggunakan hasil buangan mitigasi terhadap peluang dan dampak dari kejadian yang
tabung tersebut (tidak dengan isi yang baru) tidak dikehendaki.
3. Diskriminasi upah karyawan magang
4. Upping harga material 1.5 Kegunaan Penelitian

Untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak 1. Bagi penulis, oleh karena GCG merupakan hal
dikehendaki yang dapat menjadi pemicu menurunnya baru bagi penulis. Penulis berharap mendapatkan
kinerja perusahaan maka diperlukan penerapan sistem pengetahuan mengenai risiko GCG, bagaimana
yang baik, pengawasan yang efektif, dan pengambilan mengidentifikasi kejadian yang tidak dikehendaki,
keputusan yang tepat dalam meningkatkan kinerja dari mengukur potensi risiko, dan memitigasi dampak
karyawan dan keberhasilan perusahaan. dari kejadian yang tidak dikehendaki.
Ciri utama dari lemahnya good corporate gover- 2. Bagi perusahaan yang diteliti, penulis berharap
nance adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri perusahaan dapat mepertimbangkan dan
di para manajer perusahaan. Jika para manajer menindaklanjuti saran dan masukkan yang penulis
perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang memen- sampaikan untuk memperbaiki manajemen
tingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan strategi dalam perusahaan.

2 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

2. LANDASAN TEORI mengelola usaha dalam rangka meningkatkan kemajuan


usaha dan akuntabilitas perusahaan yang juga
2.1 Good corporate governance / Tata Kelola menekankan pada pentingnya pemenuhan tanggung
Perusahaan jawab badan usaha sebagai entinitas bisnis dalam
masyarakat dan stakeholders.
2.1.1 Pengertian Good corporate governance /
Tata Kelola Perusahaan 2.1.2 Manfaat Good corporate governance / Tata
Seperti yang dikutip oleh Susilo dan Karlen Kelola Perusahaan
Simarmata (2007) definisi mengenai corporate governance Menurut Arafat et al., 2008 manfaat penerapan
pertama kali dikeluarkan oleh Cadbury Committee pada good corporate governance dapat dikelompokkan menjadi:
tahun 1992 menyatakan bahwa, “corporate governance 1. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui
adalah sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan terciptanya proses pengambilan keputusan yang
perseroan”. lebih baik, meningkatkan operasional perusahaan
International Chamber of Commerce yang dikutip serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stake-
oleh Susilo dan Simarmata (2007) memberikan definisi holders.
bahwa,“corporate governance adalah suatu tata hubungan 2. Meningkatkan corporate value. Tjager (2003)
di antara manajemen perseroan, direksi, pemodal, mengungkapkan bahwa GCG dapat meningkatkan
masyarakat dan institusi lain yang ikut menginvestasikan kinerja keuangan dan mengurangi risiko yang
uangnya pada perseroan serta mengharapkan imbalan mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputus-
atas investasinya tersebut. Corporate Governace juga harus an- keputusan yang menguntungkan diri sendiri.
memastikan bahwa direksi bertanggung jawab dan 3. Meningkatkan kepercayaan investor. Survei yang
akuntabel terhadap pencapaian sasaran perseroan serta dilakukan oleh Mckinsey&Co mengatakan bahwa
memastikan bahwa perseroan dijalankan sesuai dengan good corporate governance menjadi perhatian utama
peraturan perundang-undangan yang berlaku”. para investor menyamai kinerja financial dan
The Organization for Economic Cooperation and potensi pertumbuhan, khususnya bagi pasar-pasar
Development (OECD) yang dikutip dari Susilo dan yang sedang berkembang (emerging market).
Simarmata (2007) menyatakan bahwa “corporate gover- 4. Meningkatkan kepuasan pemegang saham.
nance merupakan seperangkat tata hubungan di antara Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja
manajemen perseroan, direksi, komisaris, pemegang perusahaan karena akan meningkatkan share-
saham dan para pemangku kepentingan lainnya”. holder’s value dan deviden.
Donaldson dan Davis (2000) seperti yang dikutip
oleh Arafat et al., 2008 mendefinisikan corporate gover- 2.1.3 Prinsip Good corporate governance / Tata
nance sebagai “the structure whereby managers at the or- Kelola Perusahaan
ganizational apex are controlled through the board of di-
rectors, its associated structures, executive incentive and other Dalam penerapannya untuk melaksanakan GCG
schemes of monitoring and bonding”. Forum for Corporate dalam suatu perusahaan dibutuhkan prinsip-prinsip
Governance in Indonesia (FCGI) seperti yang dikutip sehingga GCG dapat terlaksana dengan baik. Menurut
Warsono (2007) mendefinisikan corporate governance (Komite Nasional Kebijakan Governance) KNKG
sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan (Zarkasyi, 2008), prinsip-prinsip GCG yaitu:
hubungan antara pemangku kepentingan, pengurus, pihak
kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang 1. Transparansi (Transparancy)
saham. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan
Dari definisi-definisi tersebut di atas, dapat bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang
disimpulkan bahwa GCG merupakan suatu proses dan material dan relevan dengan cara yang mudah diakses
struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 3


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak Dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG yang
hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan ada diharapkan perusahaan bisa berjalan secara efektif
perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk dan efisien, sehingga kinerjanya menjadi optimal.
pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya. Disini ada 2 indikator 2.2 Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Operasi
yang dipakai dalam menilai transparansi perusahaan yaitu
informasi dan kebijakan dalam perusahaan. Bauwhede (2009) melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel perusahaan yang listed di Eropa
2. Akuntabilitas (Accountability) pada tahun 2000-2001, untuk menganalisis hubungan
Perusahaan harus dapat mempertanggung antara corporate governance terhadap operating perfor-
jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk mance, yang diukur dengan ROA. Hasil penelitian
itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif
sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap antara kepatuhan terhadap penerapan GCG yang dilihat
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan dari struktur organisasi terhadap operating performance.
pemangku kepentingan lainnya.Akuntabilitas merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa operating perfor-
persyaratan yang diperlukan untuk mencapai kinerja mance akan meningkat apabila kepatuhan terhadap
yang berkesinambungan. Dalam menilai akuntabilitas penerapan GCG juga semakin baik.
sebuah perusahaan bisa dilihat dari 2 indikator yaitu
basis kerja dan audit. 2.3 Manajemen Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
3. Responsibilitas (Responsibility) risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang- (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap tindakan. Risiko dalam Webster’s Desk Dictionary risiko
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara ke- didefinisikan sebagai suatu potensi adanya kehilangan
sinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat (Iban Sofyan, 2004)
pengakuan Good Corporate Citizen CSR (Cor- Manajemen risiko merupakan desain prosedur
porate Social Responsibility) dan kepatuhan (com- serta implementasi prosedur untuk mengelola suatu
pliance) terhadap peraturan perundangundangan. risiko usaha. Manajemen risiko merupakan antisipasi atas
semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atau
4. Independensi (Independency) perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu
Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip GCG, pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendo- risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
minasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Ada harapan yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko adalah
2 indikator untuk menilai independensi perusahaan yaitu suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang
pengaruh internal dan pengaruh eksternal. dari apa yang diharapkan, namun penyimpangan ini baru
terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness) Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan dalam Kasidy (2010) Risiko adalah ketidakpastian yang
harus memperhatikan kepentingan pemegang saham, mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari
pemangku kepentingan lainnya dan semua orang yang beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil
terlibat didalamnya berdasarkan prinsip kesetaraan dan kesimpulan bahwa risiko adalah sesuatu yang belum pasti
kewajaran. Untuk menilai kesetaraan dan kewajaran yang namun apabila tidak ditangani dengan tepat akan
terjadi dalam perusahaan ada 2 indikator yang bisa dilihat menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut.
yaitu shareholder dan stakeholder. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia

4 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

menyebutkan bahwa manajemen risiko adalah suatu mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu operasional dari semua tingkatan.
rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi 2.3.1 Sasaran Manajemen Risiko
risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah
sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh
tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik.
risiko- risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal Di sisi lain, pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas
tuntutan hukum). manajemen risiko (manusia, staff, organisasi).
Manajemen risiko adalah bagian penting dari
strategi manajemen semua wirausaha. Proses di mana 2.3.2 Kategori Risiko
suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat Risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni:
menunjukkan risiko yang terjadi pada suatu aktivitas 1. Risiko nonsistematis, yakni risiko yang dapat
menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dihilangkan atau dikurangi melalui suatu
dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen risiko yang diversifikasi atau tindakan pencegahan dan
baik adalah identifikasi dan cara mengatasi risiko. Sasaran- penanggulangan risiko.
nya untuk menambah nilai maksimum berkesinambungan 2. Risiko sistematis, risiko yang tidak dapat
(sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk memahami dihilangkan atau dikurangi melalui diversifikasi,
potensi upside dan downside dari semua faktor yang biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian
dapat memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen yang dapat secara sistematis akan mempengaruhi
risiko meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi posisi pasar (Iban Sofyan, 2004).
kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam
memimpin keseluruhan sasaran organisasi. 2.3.3 Identifikasi Risiko
Manajemen risiko seharusnya bersifat berkelan- Pengidentifikasian risiko merupakan proses
jutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam analisis untuk menemukan secara sistematis dan
keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam berkesinambungan atas risiko (kerugian yang potensial)
mengimplementasikan. Manajemen risiko seharusnya yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam
sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksana- menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif
kan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist
kini dan masa depan. adalah; kerugian hak milik (property losses), kewajiban
Manajemen risiko harus diintegrasikan dalam mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan
budaya organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang
diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior. dibangun sebelumnya untuk menemukan risiko dan
Manajemen risiko harus diterjemahkan sebagai suatu menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu
strategi dalam teknis dan sasaran operasional, pemberian perusahaan.
tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon Perusahaan yang sifat operasinya kompleks,
secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode
manajer dan pekerja memandang manajemen risiko yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi.
sebagai bagian dari deskripsi kerja. Manajemen risiko Metode yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 5


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

a. Questioner analisis risiko (risk analysis question- 2.3.6 Konsep Risiko


naire)
b. Metode laporan Keuangan (financial statement Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini
method) terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup
c. Metode peta aliran (flow-chart) informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
d. Inspeksi langsung pada objek tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
e. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian atau merugikan. Istilah risiko memiliki beberapa definisi.
perusahaan Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian, atau
f. Catatan statistik dari kerugian masa lalu keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan
g. Analisis lingkungan sasaran organisasi.
Dengan mengamati langsung jalannya operasi,
2.3.4 Analisis Risiko bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap pegawai dan seterusnya, manajer risiko dapat
berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena
melihat seberapa besar potensi terjadinya kerusakan itu, keberhasilannya dalam mengidentifikasi risiko
(severity) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. tergantung pada kerja sama yang erat dengan bagian-
Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah bagian lain yang terkait dalam perusahaan. Manajer risiko
subjektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. dapat menggunakan tenaga pihak luar untuk proses
Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun mengidentifikasikan risiko, yaitu agen asuransi, broker,
sangatlah sulit untuk memastikan probabilitas suatu atau konsultan manajemen risiko. Hal ini tentunya
kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada memiliki kelemahan, di mana mereka membatasi proses
tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan hanya pada risiko yang diasuransikan saja. Dalam hal ini
yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan diperlukan strategi manajemen untuk menentukan
dengan baik dalam implementasi perencanaan mana- metode atau kombinasi metode yang cocok dengan
jemen risiko. situasi yang dihadapi:
Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menen-
tukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi a) Faktor Penyebab Risiko
statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko ter- Dua faktor penyebab risiko adalah bencana (per-
tentu. Selain itu, mengevaluasi dampak kerusakan (se- ils) dan bahaya (hazards). Banjir, tanah longsor, gempa,
verity) sering kali cukup sulit untuk asset immaterial. gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh
bencana yang secara langsung dapat menimbulkan
2.3.5 Monitoring Risiko dan Evaluasi kerugian. Sementara bahaya terbagi atas beberapa jenis:
Mengidentifikasi, menganalisis dan merencanakan 1. Bahaya fisik (physical hazard) misalnya berhubung-
suatu risiko merupakan bagian penting dalam peren- an dengan fasilitas bangunan suatu perusahaan
canaan suatu proyek. Namun, manajemen risiko tidaklah 2. Bahaya moral (moral hazard) misalnya sikap
berhenti sampai di sini saja. Praktek, pengalaman, dan ketidakjujuran atau ketidakdisiplinan.
terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan 3. Bahaya morale (morale hazard) misalnya sikap yang
dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan tidak hati- hati ataupun kurangnya perhatian dari
suatu risiko. Sangatlah penting untuk selalu memonitor pihak-pihak terkait dalam suatu perusahaan.
proses dari awal mulai dari identifikasi risiko dan 4. Bahaya karena hukum atau peraturan (legal haz-
pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon ard) misalnya akibat mengabaikan undang-undang
yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya atau peraturan yang telah ditetapkan.
risiko yang baru maupun berubah. Sehingga, ketika suatu Selain risiko yang di atas ada juga bahaya risiko
risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan lain yakni bahaya risiko moral. Contohnya pada kasus
diimplementasikan secara efektif. akibat moral dari para pegawai suatu badan/perusahaan

6 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

misalnya yang terjadi pada kasus Citibank Indonesia yang kemungkinan dampak terjadinya risiko dan personel yang
terlibat pada permasalahan penggelapan dana nasabah. bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana
Akibatnya bank tersebut tidak hanya menderita kerugian tindakan. Cara menangani risiko berupa memindahkan
finansial, tapi juga risiko reputasi, bahkan kepatuhan. risiko melalui asuransi dan kontrak kerja kepada pihak
Risiko reputasi dan kepatuhan lebih membahayakan ketiga, mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko
keberlangsungan perusahaan daripada risiko finansial. dengan cara menambah/meningkatkan kecukupan
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan pengendalian internal yang ada pada proses bisnis
membuat bank tersebut kehilangan dana karena perusahaan, dan mengeksploitasi risiko bila tingkat risiko
masyarakat akan menarik kembali seluruh dana yang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan peluang
telah tertanam di bank tersebut karena takut akan terjadinya peristiwa yang akan terjadi. Pemilihan cara
mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik menangani risiko dilakukan dengan mempertimbangkan
tersebut sebenarnya digunakan untuk menjalankan biaya dan manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan melaksanakan rencana tindakan lebih rendah daripada
sejumlah dana dan ketidakinginan masyarakat untuk manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak
menabung lagi maka bank tersebut dapat terancam kerugian risiko.
likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan Seluruh risiko yang diidentifikasi, dianalisis,
intervensi dengan menutup bank. dievaluasi, dan ditangani dimasukkan ke dalam register
risiko yang memuat informasi mengenai nama risiko,
b) Sumber Penyebab Risiko uraian mengenai indikator risiko, faktor pencetus
Sumber risiko dapat diklasifikasikan menjadi terjadinya peristiwa yang merugikan, dampak kerugian
beberapa jenis : bila risiko terjadi, pengendalian risiko yang ada, ukuran
1. Risiko Sosial, risiko ini berasal dari masyarakat. tingkat kemungkinan/dampak terjadinya risiko setelah
Artinya tindakan orang-orang menciptakan mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan rencana
penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya : tindakan untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/
pencurian, huru-hara, peperangan. dampak terjadinya risiko, serta personil yang bertang-
2. Risiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan gung jawab melakukannya.
sebagian tingkah laku manusia. Kebakaran adalah
penyebab utama cidera fisik, kematian maupun 2.3.9 Memantau Risiko
kerusakan harta. Perubahan kondisi internal dan eksternal
3. Risiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi perusahaan menimbulkan risiko baru bagi perusahaan,
dan harga. mengubah tingkat kemungkinan/dampak terjadinya
risiko, dan cara penanganan risikonya. Sehingga setiap
2.3.7 Evaluasi Risiko risiko yang teridentifikasi masuk dalam register risiko
Setelah risiko diukur tingkat kemungkinan dan dan peta risiko perlu dipantau perubahannya.
dampaknya, maka disusunlah urutan prioritas risiko. Mulai
dari risiko dengan tingkat risiko tertinggi, sampai dengan 2.3.10 Mengkomunikasikan Risiko
risiko terendah. Risiko yang tidak termasuk dalam risiko Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis,
yang dapat diterima/ditoleransi merupakan risiko yang evaluasi, dan penanganan risiko dikomunikasikan/
menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap
diketahui besarnya tingkat risiko dan prioritas risiko, aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk
maka perlu disusun peta risiko. memastikan bahwa tujuan manajemen risiko dapat
tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang berke-
2.3.8 Menangani Risiko pentingan. Pihak yang berkepentingan berasal dari in-
Risiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi ternal perusahaan (manajemen, karyawan) dan eksternal
segera dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisir perusahaan (supplier, pemerintah daerah/pusat,

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 7


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

masyarakat sekitar lingkungan perusahaan, dan KERANGKA PENGUKURAN DAMPAK


konsumen air bersih).

2.3.11 Pengendalian Risiko


Ada beberapa cara yang dapat ditempuh per-
bankan dalam mengatasi risiko ataupun mencegah
terjadinya risiko yang sama ke depannya:
1. Melakukan tata kelola risiko secara terpadu
dengan pengimplementasian tanggung jawab dan
keseuaian kompetensi masing-masing pihak yang
terkait.
2. Menyusun profil risiko dalam suatu Laporan Profil
Risiko, dan digunakan sebagai laporan. Dengan Skala 1 –5, untuk menentukan dampak yang
demikian, dapat memusatkan perhatiannya pada dihasilkan suatu risiko:
jenis-jenis risiko yang memiliki tendensi membu-
ruk atau melebihi kebijakan toleransi pada risiko Dampak Skala
tertentu. Sangat Besar 5
3. Mempersiapkan tenaga profesionalnya di bidang Besar 4
risiko. Sedang 3
4. Menetapkan kebijakan pengelolaan risiko Rendah 2
likuiditas. Misalnya dengan pemeliharaan cadangan Sangat Rendah 1
likuiditas yang optimal, pengukuran dan penetapan
limit risiko likuiditas, merancang analisis scenario
dan contingency plan, penetapan strategi penda- KERANGKA PENGUKURAN
naan dan mempertahankan kapasitas dana yang PROBABILITAS
cukup di pasar (Masyhud Ali, 2006). Skala 1 – 5, probabilitas dari kejadian yang tidak
diharapkan timbul:
4. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data


1. Analisis berdasarkan fakta yang ada (temuan/find-
ing Internal Auditor)
2. Mengidentifikasi kejadian yang tidak dikehendaki

3.2 Teknik Analisis Data


Menentukan peluang dan dampak dari kejadian
yang tidak diharapkan, serta mengukur peluang dan
dampak dari kejadian tersebut dengan cara mengi- TABEL LIKELIHOOD
dentifikasi: Level Deskriptor Frekuensi
1) Kejadian yang tidak dikehendaki 1 Sangat Jarang 5 tahun sekali
2) Peluang terjadinya kejadian 2 Jarang 3 tahun sekali
3) Penyebab kejadian 3 Sedang 1 kali setahun
4) Dampak 4 Sering 2 kali setahun
5 Sangat Sering 3 kali setahun

8 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

STATUS RISIKO Khasanah), Entrance Security (Keamanan Arus Keluar


Pengukuran risiko dengan cara melihat potensial Masuk), Electronic Secutiry (Sistem Keamanan Elektronik),
terjadinya seberapa besar severity (kerusakan) dan terutama untuk pangsa bank, ritel, CIT (cash in transit),
probabilitas terjadinya risiko tersebut. Pada tahap ini transportasi masal, bangunan sipil, komersial, area
sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang industri, serta area lain yang memerlukan tingkat
terbaik supaya dapat memprioritaskan dengan baik dalam pengamanan tinggi. Ada 2 perusahaan Gunnebo di In-
implementasi perencanaan manajemen risiko. donesia, yaitu PT. Indolok Bakti Utama sebagai Sales
Company (perusahaan yang menangani penjualan) dan
PT Chubb Safes Indonesia sebagai Manufacturing Com-
pany (Pabrik)
PT. Indolok Bakti Utama telah berdiri di Indone-
Skala untuk mengukur bobot risiko menggunakan sia sejak tahun 1972 sebagai salah satu pelopor dalam
skala dari 1 – 25: bisnis fire & security di Indonesia. Pada awalnya PT.
Indolok Baki Utama berada dibawah naungan Chubb
International Holding. Setelah beberapa kali mengalami
pergantian kepemilikan, pada tahun 2000, PT Indolok
Bakti Utama diakuisisi oleh Gunnebo Security Group
dan sejak saat itu PT Indolok Bakti Utama dikenal dengan
nama Gunnebo Indonesia. Perusahaaan ini telah
berperan aktif mengembangkan industri keamanan di
Indonesia dalam kurun waktu lebih dari 40 tahun dengan
menyediakan berbagai produk dan solusi keamanan yang
berfokus pada 7 area bisnis:
1. Cash Handling (Penanganan Uang Tunai),
2. Safes & Vaults (Lemari Besi dan Pintu Khasanah),
3. Entrance Security (Kemanan Arus Keluar Masuk)
4. Electonic Security (Sistem Keamanan Elektronik)
5. Fire Product (Produk Pencegahan Kebakaran)
6. Fire System (Sistem Pencegahan Kebakaran)
Saat ini, Gunnebo Indonesia memiliki 17 kantor
cabang dengan total 500 karyawan.

4.1.1 Visi
Model Analisa Heat Map Menjadi perusahaan yang berbudaya, inovatif dan
peka terhadap perubahan dan kebutuhan pelanggan.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 4.1.2 Misi
Memberikan kontribusi yang maksimal bagi para
4.1 Profil Perusahaan pemegang saham dan berpatisipasi dalam pembangunan
Gunnebo Security Group merupakan perusahaan melalui kegiatan bisnis yang bertanggung jawab.
terkemuka di dunia yang bergerak di bidang security
(keamanan), berkantor pusat di Gotheburg, Swedia. 4.1.3 Nilai Inti Perusahaan
Gunnebo Secutiry Group menyediakan produk, layanan 1. Fokus Kepada Pelanggan
dan solusi keamanan, meliputi Cash Handling (Penangan- Menempatkan pelanggan sebagai inti dalam
an Uang Tunai), Safes & Vaults (Lemari Besi dan Pintu pelaksanaan perasional.

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 9


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

2. Kualitas (GCG) dibutuhkan prinsip-prinsip sehingga pelaksana-


Mempertahankan kualitas tinggi dalam semua annya dapat berjalan dengan baik. Sesuai dengan KNKG
bagian dari pekerjaan terdapat 5 prinsip-prinsip yang terkandung dalam GCG,
3. Profesionalisme yaitu transparancy, accountability, responsibility, inde-
Memaksimalkan kemampuan yang ada untuk selalu pendency, dan fairness. Fakta yang terjadi dalam
memberikan solusi yang tepat pada waktunya perusahaan, terhadap prinsip-prinsip GCG seperti di
4. Integritas bawah ini:
Bekerja secara terbuka dan jujur
5. Kerjasama 1. Transparancy
Bekerja sama dalam tim untuk memberikan Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan
pelayanan terbaik kepada pelanggan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang
material dan relevan dengan cara yang mudah diakses
4.1.4 Kode Etik dan dipahami.

1. Tanggung Jawab terhadap Karyawan Gunnebo


bertanggungjawab untuk menciptakan lingkungan Kejadian yang tidak dikehendaki
Protes dari Salesman Score Status
kerja yang kondusif, memperhatikan hak-hak
Penyebab
karyawan, dan selalu mengembangkan
Tidak ada informasi detil komisi salesman
keterampilan dan kompetensi karyawannya.
Peluang Dampak Rendah Level: 2
2. Tanggung Jawab terhadap Pelanggan dan Supplier
Sering (2 x 1 tahun) Produktivitas Salesman
Gunnebo bertanggungjawab untuk mendapatkan
Level: 4 menurun. 8 Sedang
dan mempertahankan pelanggan dengan cara
terus menerus, mengembangkan produk dan Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak

layanan, mampu menyediakan produk, layanan dan Staff payroll harus Peran dari HR dan

memecahkan masalah sesuai dengan harapan menginformasikan atasan


secara detail perhitungan dalam memotivasi 2 Sangat
pelanggan dalam hal fungsi, kualitas dan keamanan
komisi yang diterima SalesmanLevel: 1 Rendah
produk serta aman bagi lingkungan.
Salesman.Level: 2
3. Tanggung Jawab terhadap Masyarakat dan
Lingkungan Gunnebo bertanggungjawab untuk
menjalankan bisnis perusahaan sesuai dengan
undang-undang yang berlaku di negara di mana
Gunnebo berada dan selalu menghormati Hak
Asasi Manusia.
4. Tanggungjawab terhadap Pemegang Saham
Gunnebo bertanggungjawab untuk melindungi
investasi dari Pemegang Saham Gunnebo.

4.2 Hasil Penelitian Tata Kelola PT IBU

Untuk menilai apakah PT IBU sudah menerapkan


prinsip GCG dengan baik, maka penulis menggunakan
metode skoring. Dengan cara peluang terjadinya
kejadian yang tidak dikehendaki (P) x dampak (D), maka
akan menentukan skala Risiko.
Untuk melaksanakan Good corporate governance

10 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

Kejadian yang tidak dikehendaki


Protes dari Karyawan Score Status
Penyebab Tidak ada informasi
saldo cuti karyawan
Peluang Sering Dampak Rendah
(2 x 1 tahun)Level: 4 Level: 2 Produktivitas 8 Sedang
karyawan menurun
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
Staff HRD harus Peran dari atasan
menginformasikan untuk memastikan
saldo cuti karyawan, penggunaan hak cuti 2 Sangat
sebagai alat control dilakukan dengan Rendah
bagi yang mengajukan alasan yang tepat
cuti.Level: 2 Level: 1 Kejadian yang tidak dikehendaki Pemalsuan
tandatangan Salesman pada formulir Sales order. Score Status
PenyebabPenyalahgunaan wewenang dari
Manajemen
PeluangSedang Dampak Besar Level: 4
(1 x 1 tahun)Level: 3 Kerugian perusahaan
karena membayar komisi 12 Tinggi
Salesman dan Spv
sebesar 1-2 % daritotal
order
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
Perusahaan perlu Perusahaan
menggunakan software/ memutuskan untuk
2. Accountability applikasi untuk input tidak bayar komisi 2 Sangat
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan order dan discount penjualan karena Rendah
kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan approval secara proses penjualan tidak
harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai kepentingan online.Level: 2 dilakukan dengan
perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan benarLevel: 1
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Kejadian yang tidak dikehendaki
Double Job Score Status
Penyebab Tidak ada rincian tugas dan
tanggungjawab karyawan
Peluang Sedang Dampak Rendah Level:
(1 x 1 tahun)Level: 3 2 Kinerja karyawan 6 Sedang
tidak jelas
Mitigasi Peluang Mitigasi DampakPeran
HRD harus memiliki dari HR dan atasan
rincian tugas dan dalam melakukan 2 Sangat
tanggung jawab setiap arahan dan penugasan Rendah
karyawan.Level: 2 yang jelasLevel: 1

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 11


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

Kejadian yang tidak dikehendaki Refill tabung


dengan hasil buangan tabung/daur ulang. Score Status
Penyebab
Penyalahgunaan wewenang dari Manajemen
Peluang Dampak Sangat besar
Sedang (2 x 1 tahun) Level: 5 Kehilangan
Level: 4 reputasi perusahaan, jika 20 Esktrim
digugat secara hukum
oleh customer,dengan
tuduhan penipuan.
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
Perusahaan harus Perusahaan harus
Kejadian yang tidak dikehendaki memberikan sanksi menyampaikan
Tidak ada rotasi Kepala Cabang Score Status sesuai peraturan permohonan maaf kepada
Penyebab perusahaan, kepada customer, dan menarik
Tidak adanya manajemen strategis karyawan yang kembali tabung APAR 2 Sangat
Peluang Dampak Sedang Level:3 melakukan penyimpangan (alat pemadam api ringan) Rendah
Sering (2 x 1 tahun) Risiko kecurangan yang secara sengaja.Level: 2 untuk refill yang baru.
Level: 4 dilakukan oleh Kepala Level: 1
Cabang karena dalam
waktu yang cukup lama 12 Tinggi Kejadian yang tidak dikehendaki
menguasai wilayah, Pesan barang ke supplier tanpa Purchase Order Score Status
penjualan, operasional, Penyebab
dan financial di areanya Penyalahgunaan wewenang dari Manajemen
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak Peluang Dampak Kecil Level: 2
Manajemen harus Perusahaan segera Sedang (1 x 1 tahun) Kendala dari bagian
membuat kebijakan melakukan rekrutmen Level: 3 Accounting Payable
rotasi karyawan terhadap tim Internal 2 Sangat ketika melakukan
khususnya Kepala Auditor untuk melakukan Rendah pembayaran invoice
Cabang, untuk pemeriksaan secara supplier· 6 Sedang
memitigasi terjadinya rutin di cabang maupun Kendala dari bagian
kecurangan.Level: 1 kantor pusat.Level: 1 Warehouse ketika
rekonsiliasi penerimaan
barang di Gudang jika
tanpa dokumen PO
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
Karyawan harus Koordinasi antar bagian
menerapkan SOP purchasing, accounting,
pembelian yaitu dan staff warehouse, 2 Sangat
menggunakan dokumen sehingga barang yang Rendah
Purchase Order, yang diterima diGudang dan
disetujui oleh Purchasing tagihan yang akan
Manager dan Manajer dibayar sesuai.Level: 1
Keuangan.Level: 2

12 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

3. Responsibility Kejadian yang tidak dikehendaki


Perusahaan harus mematuhi peraturan Mark Up harga bahan material Score Status
perundangan serta melaksanakan tanggungjawab Penyebab
terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat Keterlibatan pihak external di internal perusahaan
memelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang Peluang Dampak Sedang Level: 3
dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. Jarang (3 tahun 1 x) Kerugian bagi perusahaan 6 Sedang
Level: 2 karena peluang upping
Kejadian yang tidak dikehendaki
harga bahan material
Kecelakaan kerja di site project Score Status
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
Penyebab
Renovasi kantor Purchasing Manager
Kurang tersedianya pengawas K3
melibatkan bagian harus meminta bukti
Peluang Dampak Sangat Besar
purchasing untuk pembayaran yang sah
Sering (2 x 1 tahun) Level: 5 Risiko kecelakaan
menentukan vendor selama project renovasi 1 Sangat
Level: 4 kerja yang dialami pekerja 20 Ekstrim
yang sesuai dan berlangsung dan Rendah
subcontractor jika bekerja
dilakukan dengan memeriksa validitas
tidak menggunakan
independen.Level: 1 setiap transaksi.Level: 1
safetytools
Mitigasi Peluang Mitigasi DampakStaff K3
Perusahaan harus memastikan seluruh
merekrut staff QHSE pekerja Sub
dan K3 yang dapat Contractor di site harus 2 Sangat
ditugaskan di setiap menggunakan helmet, Rendah
wilayah project.Level: 2 vest, safety shoes, glove,
google dllLevel: 1

4. Independency
Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip GCG,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendo-
minasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 13


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

Kejadian yang tidak dikehendaki Kejadian yang tidak dikehendaki


Rangkap Jabatan Komisaris dan Manajer Score Status Merebut dan Memindahkan Order Score Status
Penyebab Penyebab
Tidak adanya manajemen strategis Penyalahgunaan wewenang dari Manajemen
Peluang Dampak Sedang Level: 3 Peluang Dampak Sedang Level: 3
Sering (2 x 1 tahun) Tidak ada pengawasan Sedang (1 x 1 tahun) Lingkungan kerja tidak
Level: 4 dari Komisaris karena Level: 3 nyaman
merangkap jabatan 12 Tinggi Produktivitas Salesman 9 Sedang
sebagai Manajer menurun
Peluang bagi Manajer Hilangnya rasa
untuk melakukan kepercayaan kepada atasan
penyimpangan Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak · Perusahaan harus Peran dari Manajemen
Struktur organisasi harus Head Quarters menciptakan untuk budaya kerja
dirubah, tidak efektif melakukan pengawasan 2 Sangat yang baik kepadaseluruh
Komisaris dipilih berkala untuk mengukur Rendah karyawan 2 Sangat
sekaligus menjabat kelayakan struktur · Seleksi penerimaan Rendah
sebagai Manajer. organisasi perusahaan pegawai memberikan
Level: 2 Level: 1 motivasi danmenjadi
contoh yang baik
bagi staff
diperketat
Level: 2 Level: 1

5. Fairness

Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan


harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan berdasarkan prinsip
kewajaran dan kesetaraan

14 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

Kejadian yang tidak dikehendaki


project dan kehilangan reputasi atau kerugian finansial
Diskriminasi pengupahan anak magang Score Status
yang besar jika dituntut secara hukum.
Penyebab
1. Kejadian yang tidak dikehendaki yaitu kecelakaan
Penyalahgunaan wewenang dari Manajemen
kerja di site project dengan peluang terjadi 2 x 1
Peluang Dampak Sedang Level: 3
tahun. Mitigasi peluang kejadian yang tidak
Jarang (3 tahun 1 x) . Kerugian bagi
dikehendaki yaitu dengan perusahaan harus
Level: 2 perusahaan karena
merekrut staff QHSE dan K3 yang dapat
mengeluarkan biaya 6 Sedang
ditugaskan di setiap wilayah project. Dampak dari
upah externship tidak
kejadian yang tidak dikehendaki adalah terjadinya
sesuai regulasi
kecelakaan kerja yang dialami pekerja subcon-
· Produktivitas
tractor, jika bekerja tidak menggunakan safety
externship menurun
tools atau alat pelindung diri. Mitigasi dampak dari
Mitigasi Peluang Mitigasi Dampak
kejadian yang tidak dikehendaki yaitu Staff K3
HR Departemen harus Evaluasi pemberian
memastikan seluruh pekerja Sub Contractor di
bekerja menggunakan upah externship sesuai
site harus menggunakan helmet, vest, safety shoes,
prinsip keadilan, dan regulasi, sehingga 1 Sangat
glove, google dll
bekerja tanpa tekanan adilan dalam pemberian Rendah
2. Kejadian yang tidak dikehendaki yaitu refill tabung
dari Direktur Utama. upah externship Level: 1
dengan hasil buangan tabung/daur ulang dengan
Level: 1
peluang terjadi 2 x 1 tahun. Mitigasi peluang
kejadian yang tidak dikehendaki adalah perusahaan
harus memberikan sanksi sesuai peraturan
perusahaan, kepada karyawan yang melakukan
penyimpangan secara sengaja. Dampak dari
kejadian yang tidak kehendaki adalah kehilangan
reputasi perusahaan, jika digugat secara hukum
oleh customer, dengan tuduhan penipuan. Mitigasi
dampak dari kejadian yang tidak dikehendaki
adalah perusahaan harus segera menyampaikan
permohonan maaf kepada customer, dan menarik
kembali tabung APAR (alat pemadam api ringan)
untuk refill yang baru.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti
menyimpulkan bahwa PT Indolok Bakti Utama belum
melangkah ke arah tata kelola perusahaan yang baik
dengan dilandasi prinsip-prinsip Good corporate governance
(GCG). Hal ini dapat dilihat dari uraian potensi risiko
pada Bab 4 sebelumnya, pemicunya adalah:
V KESIMPULAN a. Tidak diterapkannya budaya perusahaan kepada
karyawan
5.1 Kesimpulan b. Fungsi pengawasan yang tidak berjalan dari level
Dari hasil analisis penelitian di bab 4, terdapat 2 atas, menengah dan bawah
risiko dari 2 prinsip, yaitu Responsibilitas dan c. Manpower yang mampu untuk meminimalisir
Akuntabilitas, dengan level ‘Ekstrim’. Ekstrem yang risiko yang terjadi di perusahaan tidak memadai
dimaksud adalah apabila dampak tidak segera dimitigasi d. Tidak adanya kebijakan manajemen yang
maka dapat menyebabkan kematian pekerja di site berporos pada perbaikan sistem/struktur,

Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M 15


Analisis Risiko Good Corporate Governance Pada PT Indolok Bakti Utama

pengendalian internal, perkembangan teknologi, 3. Proses rekruitmen harus diperketat, sehingga


proses seleksi karyawan dan people development bukan hanya mendapatkan karyawan yang
berkompetensi tetapi juga karyawan memiliki
5.2 Saran integritas yang baik.
Dari penelitian yang dilakukan, penulis mempunyai 4. Perusahaan perlu mengkaji kebutuhan SDM,
saran-saran yang nantinya dapat digunakan oleh sebagai contoh membuka head account untuk
perusahaan untuk memperbaiki tata kelola perusahaan beberapa karyawan untuk Internal Audit, staff
yang baik. Saran-saran tersebut antara lain: QHSE/K3 dan bagian lainnya yang berkaitan
1. Keterlibatan Kantor Pusat untuk merubah dengan pengendalian di perusahaan.
struktur organisasi, jabatan komisaris dengan 5. Perusahaan perlu membuka departemen Risk
jabatan manajer tidak dirangkap oleh orang yang Management sebagai bagian yang menyampaikan
sama, sehingga fungsi pengawasan dari komisaris rekomendasi terkait potensi risiko yang mungkin
tetap dilakukan. akan terjadi di kemudian hari
2. Perusahaan harus menerapkan budaya perusahaan 6. Manajemen perlu membuat kebijakan untuk
kepada seluruh karyawan yang bekerja, sehingga merotasi karyawan di cabang khususnya Kepala
memiliki misi visi yang sama yaitu untuk Cabang sehingga meminimalisir peluang terjadinya
mensejahterakan pemegang saham fraud.

DAFTAR PUSTAKA
AS/NZS 4360:2004,Australian/New Zealand Standard Risk Man- Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000). Strategic management,
agement, Joint Technical Committee OB-007 Risk Man- Formulation Implementation and Control. Malaysia:
agement, 31 Agustus 2004. McGraw Hill.
Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and Sus-
Commission. What is COSO: Background and Events taining Superior Performance. New York: The free pross.
Leading to Internal Control- Integrated Framework. 1992 Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor,
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice December 1997 The Institute of Internal Auditors. Inter-
Hall, Inc. nal C
Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Manage- Tjager, I. Nyoman, et al (2003). Corporate Governance;Tantangan
ment text and cases. USA: The Dryden Press dan kesempatan bagi komunitas Bisnis Indonesia
Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Yogyakarta: CV. Andi Offset Terbatas
KNKG. (2006). Pedoman Umum Good corporate governance Indo- Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John
nesia Willey, 1978
Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata. 2007. Good corporate gover- Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Man-
nance pada Bank: Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris agement. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
dalam Melaksanakannya. Jakarta: PT Hikayat Dunia Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998). Strategic Manage-
Moleong, J. L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ment Concepts.
Remaja Rosda karya USA: Prentice Hall, Inc.
Naja, Hasanuddin. (2004). Manajemen Fit and Proper Test. Zarkasyi,Wahyudin. (2008). Good corporate governance Pada Badan
Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Retrieved Desember, 14, Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya.
2012 Bandung:

16 Jasmen G. Sihotang, M.M „ Dr. M.L Denny Tewu, M.M

Anda mungkin juga menyukai