kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya serta pemilik perusahaan, maka akan menyebabkan
memfasilitasi pengawasan yang efektif. rendahnya harapan pemilik saham tentang
Secara teoritis, penerapan Good corporate gover- pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka
nance dikatakan efektif apabila telah sesuai dengan tanamkan.
prinsip dasar yang ditetapkan oleh Komite Nasional
Kebijakan Governance, yaitu transparansi, akuntabilitas, 1.2 Rumusan Masalah
responsibilitas, independensi serta kewajaran dan
kesetaraan. Secara praktis, dengan berpedoman pada 1. Bagaimana memetakan dan mengidentifikasi risiko
kelima prinsip tersebut, kunci keberhasilan penerapan good corporate governance dalam proses bisnis di
good corporate governance sangat ditentukan oleh or- PT IBU?
gan perusahaan yang terlibat dalam pengelolaan 2. Berapa besar risiko good corporate governance yang
perusahaan. terjadi di PT IBU?
Organ perusahaan merupakan faktor penentu 3. Bagaimana tindakan pencegahan yang dilakukan
yang berperan untuk memastikan bahwa kepentingan oleh PT IBU untuk mitigasi risiko?
seluruh stakeholders dapat dijamin dan diperhatikan,
sehingga tidak ada stakeholder yang dirugikan atau 1.3 Tujuan Penelitian
diabaikan kepentingannya. Selain organ perusahaan,
struktur kepemilikan juga memiliki andil yang cukup 1. Mengidentifikasi kejadian yang tidak dikehendaki
besar, terutama dalam melakukan fungsi monitoring guna 2. Mengukur peluang dari kejadian yang tidak
memastikan efektivitas penerapan good corporate gover- dikehendaki, serta dampak dari kejadian yang
nance di lingkungan internal perusahaan. tidak dikehendaki.
Konflik yang terjadi di PT IBU diprakarsai oleh 3. Memberikan saran kebijakan atau tindakan
penyalahgunaan wewenang dari manajemen, hal ini preventif untuk mitigasi risiko.
berdampak pada potensi timbulnya kerugian perusahaan
dari sisi keuangan dan menurunnya kinerja karyawan. 1.4 Batasan Masalah
Hal ini diketahui dari kasus:
1. Instruksi dari manajemen untuk penandatangan Karena keterbatasan penulis, maka penulisan
palsu pada formulir Sales Order dibatasi pada risiko good corporate governance, peluang
2. Instruksi dari manajemen untuk mengisi APAR (alat dan dampak dari risiko good corporate governance, serta
pemadam api ringan) menggunakan hasil buangan mitigasi terhadap peluang dan dampak dari kejadian yang
tabung tersebut (tidak dengan isi yang baru) tidak dikehendaki.
3. Diskriminasi upah karyawan magang
4. Upping harga material 1.5 Kegunaan Penelitian
Untuk menghindari terjadinya kejadian yang tidak 1. Bagi penulis, oleh karena GCG merupakan hal
dikehendaki yang dapat menjadi pemicu menurunnya baru bagi penulis. Penulis berharap mendapatkan
kinerja perusahaan maka diperlukan penerapan sistem pengetahuan mengenai risiko GCG, bagaimana
yang baik, pengawasan yang efektif, dan pengambilan mengidentifikasi kejadian yang tidak dikehendaki,
keputusan yang tepat dalam meningkatkan kinerja dari mengukur potensi risiko, dan memitigasi dampak
karyawan dan keberhasilan perusahaan. dari kejadian yang tidak dikehendaki.
Ciri utama dari lemahnya good corporate gover- 2. Bagi perusahaan yang diteliti, penulis berharap
nance adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri perusahaan dapat mepertimbangkan dan
di para manajer perusahaan. Jika para manajer menindaklanjuti saran dan masukkan yang penulis
perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang memen- sampaikan untuk memperbaiki manajemen
tingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan strategi dalam perusahaan.
harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak Dengan menerapkan prinsip-prinsip GCG yang
hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan ada diharapkan perusahaan bisa berjalan secara efektif
perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk dan efisien, sehingga kinerjanya menjadi optimal.
pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur
dan pemangku kepentingan lainnya. Disini ada 2 indikator 2.2 Tata Kelola Perusahaan dan Kinerja Operasi
yang dipakai dalam menilai transparansi perusahaan yaitu
informasi dan kebijakan dalam perusahaan. Bauwhede (2009) melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel perusahaan yang listed di Eropa
2. Akuntabilitas (Accountability) pada tahun 2000-2001, untuk menganalisis hubungan
Perusahaan harus dapat mempertanggung antara corporate governance terhadap operating perfor-
jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk mance, yang diukur dengan ROA. Hasil penelitian
itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif
sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap antara kepatuhan terhadap penerapan GCG yang dilihat
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan dari struktur organisasi terhadap operating performance.
pemangku kepentingan lainnya.Akuntabilitas merupakan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa operating perfor-
persyaratan yang diperlukan untuk mencapai kinerja mance akan meningkat apabila kepatuhan terhadap
yang berkesinambungan. Dalam menilai akuntabilitas penerapan GCG juga semakin baik.
sebuah perusahaan bisa dilihat dari 2 indikator yaitu
basis kerja dan audit. 2.3 Manajemen Risiko
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
3. Responsibilitas (Responsibility) risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang- (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
undangan serta melaksanakan tanggung jawab terhadap tindakan. Risiko dalam Webster’s Desk Dictionary risiko
masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara ke- didefinisikan sebagai suatu potensi adanya kehilangan
sinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat (Iban Sofyan, 2004)
pengakuan Good Corporate Citizen CSR (Cor- Manajemen risiko merupakan desain prosedur
porate Social Responsibility) dan kepatuhan (com- serta implementasi prosedur untuk mengelola suatu
pliance) terhadap peraturan perundangundangan. risiko usaha. Manajemen risiko merupakan antisipasi atas
semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atau
4. Independensi (Independency) perusahaan yang dipicu oleh perkembangan ilmu
Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip GCG, pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendo- risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
minasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. Ada harapan yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko adalah
2 indikator untuk menilai independensi perusahaan yaitu suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang
pengaruh internal dan pengaruh eksternal. dari apa yang diharapkan, namun penyimpangan ini baru
terlihat bila sudah berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
5. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness) Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan dalam Kasidy (2010) Risiko adalah ketidakpastian yang
harus memperhatikan kepentingan pemegang saham, mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga dari
pemangku kepentingan lainnya dan semua orang yang beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil
terlibat didalamnya berdasarkan prinsip kesetaraan dan kesimpulan bahwa risiko adalah sesuatu yang belum pasti
kewajaran. Untuk menilai kesetaraan dan kewajaran yang namun apabila tidak ditangani dengan tepat akan
terjadi dalam perusahaan ada 2 indikator yang bisa dilihat menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut.
yaitu shareholder dan stakeholder. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia
menyebutkan bahwa manajemen risiko adalah suatu mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu operasional dari semua tingkatan.
rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi 2.3.1 Sasaran Manajemen Risiko
risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah
sumber daya. Strategi yang dapat diambil antara lain untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat
menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh
tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik.
risiko- risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal Di sisi lain, pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
(seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, dan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya entitas
tuntutan hukum). manajemen risiko (manusia, staff, organisasi).
Manajemen risiko adalah bagian penting dari
strategi manajemen semua wirausaha. Proses di mana 2.3.2 Kategori Risiko
suatu organisasi yang sesuai metodenya dapat Risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni:
menunjukkan risiko yang terjadi pada suatu aktivitas 1. Risiko nonsistematis, yakni risiko yang dapat
menuju keberhasilan di dalam masing-masing aktivitas dihilangkan atau dikurangi melalui suatu
dari semua aktivitas. Fokus dari manajemen risiko yang diversifikasi atau tindakan pencegahan dan
baik adalah identifikasi dan cara mengatasi risiko. Sasaran- penanggulangan risiko.
nya untuk menambah nilai maksimum berkesinambungan 2. Risiko sistematis, risiko yang tidak dapat
(sustainable) organisasi. Tujuan utama untuk memahami dihilangkan atau dikurangi melalui diversifikasi,
potensi upside dan downside dari semua faktor yang biasanya berhubungan dengan pasar atau kejadian
dapat memberikan dampak bagi organisasi. Manajemen yang dapat secara sistematis akan mempengaruhi
risiko meningkatkan kemungkinan sukses, mengurangi posisi pasar (Iban Sofyan, 2004).
kemungkinan kegagalan dan ketidakpastian dalam
memimpin keseluruhan sasaran organisasi. 2.3.3 Identifikasi Risiko
Manajemen risiko seharusnya bersifat berkelan- Pengidentifikasian risiko merupakan proses
jutan dan mengembangkan proses yang bekerja dalam analisis untuk menemukan secara sistematis dan
keseluruhan strategi organisasi dan strategi dalam berkesinambungan atas risiko (kerugian yang potensial)
mengimplementasikan. Manajemen risiko seharusnya yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan
ditujukan untuk menanggulangi suatu permasalahan checklist untuk pendekatan yang sistematis dalam
sesuai dengan metode yang digunakan dalam melaksana- menentukan kerugian potensial. Salah satu alternatif
kan aktifitas dalam suatu organisasi di masa lalu, masa sistem pengklasifikasian kerugian dalam suatu checklist
kini dan masa depan. adalah; kerugian hak milik (property losses), kewajiban
Manajemen risiko harus diintegrasikan dalam mengganti kerugian orang lain (liability losses) dan
budaya organisasi dengan kebijaksanaan yang efektif dan kerugian personalia (personnel losses). Checklist yang
diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen senior. dibangun sebelumnya untuk menemukan risiko dan
Manajemen risiko harus diterjemahkan sebagai suatu menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh suatu
strategi dalam teknis dan sasaran operasional, pemberian perusahaan.
tugas dan tanggung jawab serta kemampuan merespon Perusahaan yang sifat operasinya kompleks,
secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode
manajer dan pekerja memandang manajemen risiko yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi.
sebagai bagian dari deskripsi kerja. Manajemen risiko Metode yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
misalnya yang terjadi pada kasus Citibank Indonesia yang kemungkinan dampak terjadinya risiko dan personel yang
terlibat pada permasalahan penggelapan dana nasabah. bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana
Akibatnya bank tersebut tidak hanya menderita kerugian tindakan. Cara menangani risiko berupa memindahkan
finansial, tapi juga risiko reputasi, bahkan kepatuhan. risiko melalui asuransi dan kontrak kerja kepada pihak
Risiko reputasi dan kepatuhan lebih membahayakan ketiga, mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko
keberlangsungan perusahaan daripada risiko finansial. dengan cara menambah/meningkatkan kecukupan
Ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank akan pengendalian internal yang ada pada proses bisnis
membuat bank tersebut kehilangan dana karena perusahaan, dan mengeksploitasi risiko bila tingkat risiko
masyarakat akan menarik kembali seluruh dana yang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan peluang
telah tertanam di bank tersebut karena takut akan terjadinya peristiwa yang akan terjadi. Pemilihan cara
mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik menangani risiko dilakukan dengan mempertimbangkan
tersebut sebenarnya digunakan untuk menjalankan biaya dan manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan melaksanakan rencana tindakan lebih rendah daripada
sejumlah dana dan ketidakinginan masyarakat untuk manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak
menabung lagi maka bank tersebut dapat terancam kerugian risiko.
likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan Seluruh risiko yang diidentifikasi, dianalisis,
intervensi dengan menutup bank. dievaluasi, dan ditangani dimasukkan ke dalam register
risiko yang memuat informasi mengenai nama risiko,
b) Sumber Penyebab Risiko uraian mengenai indikator risiko, faktor pencetus
Sumber risiko dapat diklasifikasikan menjadi terjadinya peristiwa yang merugikan, dampak kerugian
beberapa jenis : bila risiko terjadi, pengendalian risiko yang ada, ukuran
1. Risiko Sosial, risiko ini berasal dari masyarakat. tingkat kemungkinan/dampak terjadinya risiko setelah
Artinya tindakan orang-orang menciptakan mempertimbangkan pengendalian yang ada, dan rencana
penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya : tindakan untuk meminimalisir tingkat kemungkinan/
pencurian, huru-hara, peperangan. dampak terjadinya risiko, serta personil yang bertang-
2. Risiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan gung jawab melakukannya.
sebagian tingkah laku manusia. Kebakaran adalah
penyebab utama cidera fisik, kematian maupun 2.3.9 Memantau Risiko
kerusakan harta. Perubahan kondisi internal dan eksternal
3. Risiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi perusahaan menimbulkan risiko baru bagi perusahaan,
dan harga. mengubah tingkat kemungkinan/dampak terjadinya
risiko, dan cara penanganan risikonya. Sehingga setiap
2.3.7 Evaluasi Risiko risiko yang teridentifikasi masuk dalam register risiko
Setelah risiko diukur tingkat kemungkinan dan dan peta risiko perlu dipantau perubahannya.
dampaknya, maka disusunlah urutan prioritas risiko. Mulai
dari risiko dengan tingkat risiko tertinggi, sampai dengan 2.3.10 Mengkomunikasikan Risiko
risiko terendah. Risiko yang tidak termasuk dalam risiko Setiap tahapan kegiatan identifikasi, analisis,
yang dapat diterima/ditoleransi merupakan risiko yang evaluasi, dan penanganan risiko dikomunikasikan/
menjadi prioritas untuk segera ditangani. Setelah dilaporkan kepada pihak yang berkepentingan terhadap
diketahui besarnya tingkat risiko dan prioritas risiko, aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan untuk
maka perlu disusun peta risiko. memastikan bahwa tujuan manajemen risiko dapat
tercapai sesuai dengan keinginan pihak yang berke-
2.3.8 Menangani Risiko pentingan. Pihak yang berkepentingan berasal dari in-
Risiko yang tidak dapat diterima/ditoleransi ternal perusahaan (manajemen, karyawan) dan eksternal
segera dibuatkan rencana tindakan untuk meminimalisir perusahaan (supplier, pemerintah daerah/pusat,
4.1.1 Visi
Model Analisa Heat Map Menjadi perusahaan yang berbudaya, inovatif dan
peka terhadap perubahan dan kebutuhan pelanggan.
4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 4.1.2 Misi
Memberikan kontribusi yang maksimal bagi para
4.1 Profil Perusahaan pemegang saham dan berpatisipasi dalam pembangunan
Gunnebo Security Group merupakan perusahaan melalui kegiatan bisnis yang bertanggung jawab.
terkemuka di dunia yang bergerak di bidang security
(keamanan), berkantor pusat di Gotheburg, Swedia. 4.1.3 Nilai Inti Perusahaan
Gunnebo Secutiry Group menyediakan produk, layanan 1. Fokus Kepada Pelanggan
dan solusi keamanan, meliputi Cash Handling (Penangan- Menempatkan pelanggan sebagai inti dalam
an Uang Tunai), Safes & Vaults (Lemari Besi dan Pintu pelaksanaan perasional.
layanan, mampu menyediakan produk, layanan dan Staff payroll harus Peran dari HR dan
4. Independency
Untuk melancarkan pelaksanaan prinsip GCG,
perusahaan harus dikelola secara independen sehingga
masing-masing organ perusahaan tidak saling mendo-
minasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
5. Fairness
DAFTAR PUSTAKA
AS/NZS 4360:2004,Australian/New Zealand Standard Risk Man- Pierce, J.A. dan Robinson, R.B. (2000). Strategic management,
agement, Joint Technical Committee OB-007 Risk Man- Formulation Implementation and Control. Malaysia:
agement, 31 Agustus 2004. McGraw Hill.
Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Porter, M.E. (1985). Competitive Adventage, Creating and Sus-
Commission. What is COSO: Background and Events taining Superior Performance. New York: The free pross.
Leading to Internal Control- Integrated Framework. 1992 Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor,
David, Fred R. (1997). Strategic Management. New Jersey: Prentice December 1997 The Institute of Internal Auditors. Inter-
Hall, Inc. nal C
Higgins, James, M. dan Vincze, Julian, W. (1993). Strategic Manage- Tjager, I. Nyoman, et al (2003). Corporate Governance;Tantangan
ment text and cases. USA: The Dryden Press dan kesempatan bagi komunitas Bisnis Indonesia
Jogiyanto. (2008). Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Yogyakarta: CV. Andi Offset Terbatas
KNKG. (2006). Pedoman Umum Good corporate governance Indo- Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John
nesia Willey, 1978
Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata. 2007. Good corporate gover- Wheelen, Thomas, J. dan Hunger, J. David. (2000). Strategic Man-
nance pada Bank: Tanggung Jawab Direksi dan Komisaris agement. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
dalam Melaksanakannya. Jakarta: PT Hikayat Dunia Wright, P., Kroll, Mark, J. dan Parnel, J. (1998). Strategic Manage-
Moleong, J. L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ment Concepts.
Remaja Rosda karya USA: Prentice Hall, Inc.
Naja, Hasanuddin. (2004). Manajemen Fit and Proper Test. Zarkasyi,Wahyudin. (2008). Good corporate governance Pada Badan
Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Retrieved Desember, 14, Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya.
2012 Bandung: