Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

IDENTIFIKASI STRATEGI PERUSAHAAN MENGGUNAKAN


ANALISIS SWOT DAN MATRIKS BCG PADA PT. TAMAN WISATA
CANDI BOROBUDUR, PRAMBANAN DAN RATU BOKO

Diajukan sebagai Laporan Kuliah Lapangan pada Prodi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta

Disusun oleh :

Ronaldo K. Ginting Manik

142150042

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2018
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Identifikasi strategi perusahaan menggunakan analisis SWOT


dan Matriks BCG pada PT. Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan dan Ratu Boko

Nama : Ronaldo K. Ginting Manik


NIM : 142150042

Yogyakarta,.................................

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Akuntansi Dosen Pembimbing

Dr. Hiras Pasaribu, M.Si., Ak., CA. Sucahyo Heriningsih, SE., M.Si., Ak., CA.
NIP. 19560606 199003 1 001 NIP. 2 7304 97 0149 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah lapangan yang
berjudul “Identifikasi Strategi Perusahaan Menggunakan Analisis SWOT dan
Matriks BCG Pada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu
Boko” tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi komponen penilaian yang
diminta pada kegiatan kuliah lapangan yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta pada tanggal 3-5 April 2018.
Selama penyusunan laporan ini, penulis menyadari telah banyak
mendapatkan berbagai bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Hiras Pasaribu, M.Si., Ak., CA. , selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Universitas Pembangunan Veteran Yogyakarta;
2. Ibu Sucahyo Heriningsih, SE., M.Si., Ak., CA. , selaku Dosen Pembimbing
Laporan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini;
3. Ibu Marita, SE., M.Si., Ak. dan ibu Dr. Zuhrotun, SE., M.Si., Ak. , selaku
Dosen Pembimbing Lapangan yang telah menemani penulis selama
kegiatan kuliah lapangan berlangsung;
4. Mama dan Papa, Om dan tante, beserta keluarga besar sekalian; dan
5. Kawan-kawan jurusan Akuntansi angkatan 2015
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 27 April 2018

Ronaldo K. Ginting Manik


Daftar Isi

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................5
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................6
1.3. Tujuan.....................................................................................................................6
1.4. Manfaat...................................................................................................................6
BAB II PENDEKATAN MASALAH...............................................................................7
2.1. Analisis SWOT..........................................................................................................7
2.2. Matriks BCG.............................................................................................................9
2.3. Manfaat Analisis SWOT dan Matriks BCG Sebagai Instrumen dalam Perencanaan
Strategi..........................................................................................................................11
2.4. Profil PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko...................13
2.4.1. Profil, Sejarah Singkat, Tahun Berdiri, Alamat, dan Nomor Kontak Instansi 13
2.4.2. Visi dan Misi...................................................................................................15
2.4.3. Budaya dan Tata Nilai.....................................................................................15
2.5. Penerapan Analisis SWOT dan Matriks BCG pada PT. Taman Wisata Candi
Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko............................................................................16
BAB III PENUTUP.........................................................................................................24
3.1. Kesimpulan............................................................................................................24
3.2. Saran.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
LAMPIRAN.....................................................................................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia disektor pariwisata terus meningkat dan


diiringi juga oleh bertambahnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah-
daerah wisata yang baru ataupun yang sudah terkenal di Indonesia. Promosi yang
intensif serta dukungan dari pemerintah adalah segelintir faktor yang akhirnya
mengundang minat para investor untuk tertarik berinvestasi didaerah wisata dan
memampukan sektor pariwisata Indonesia untuk berkembang sampai sejauh ini.
Situasi positif ini tentunya juga memicu para pelaku usaha disektor pariwisata
untuk mempersiapkan taktik-taktik bisnis yang diperlukan untuk mengembangkan
usaha dan memperoleh keuntungan laba yang lebih banyak.

Adapun juga, masih ada ditemukan berbagai masalah dan kendala yang
harus dihadapi oleh pengembang daerah wisata. Misalnya seperti akses lokasi
wisata yang sulit, perekrutan Sumber Daya Manusia yang kurang berkompeten,
dan kurangnya usaha untuk membina dan memberdayakan masyarakat sekitar
daerah wisata. Lalu, pelaku-pelaku bisnis disektor pariwisata pun juga terkadang
masih mendapati kesulitan dalam hal melakukan pengelolaan keuangan dan
pemilihan investasi untuk pengembangan usaha karena manajemen umumnya
memiliki anggaran yang terbatas dan belum melakukan analisis strategi bisnis
yang dapat memberikan masukan pada proses pengambilan keputusan
manajemen.

Kondisi-kondisi yang demikian ada pada sektor pariwisata inilah yang


menginisiasi penulis untuk membahasnya melalui laporan ini. Lalu, penulis
memilih PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko sebagai
perusahaan pelaku usaha bisnis sektor pariwisata dalam laporan ini. Pada laporan
ini, penulis akan menggunakan alat Analisis SWOT dan Matriks BCG untuk
menjelaskan dan menguraikan fenomena-fenomena yang ada pada PT. Taman
Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko.
1.2. Rumusan Masalah

A. Apakah Analisis SWOT dan perannya sebagai alat analisis strategi?


B. Apakah Model BCG dan perannya dalam menganalisis strategi?
C. Apa profil dari PT. Taman Wisata Candi?
D. Seperti apakah penerapan Analisis SWOT dan Model BCG pada PT.
Taman Wisata Candi?

1.3. Tujuan

A. Menjelaskan Analisis SWOT dan penggunaannya sebagai alat analisis


B. Menjelaskan Model BCG dan penggunaannya sebagai alat analisis
C. Mendeskripsikan profil PT. Taman Wisata Candi
D. Menguraikan penerapan Analisis SWOT dan Model BCG pada PT.
Taman Wisata Candi

1.4. Manfaat

Laporan ini diharapkan mampu memberikan wawasan informasi yang


berguna bagi para pembaca. Bagi akademisi, isi laporan ini diharapkan memicu
minat atau keinginan membuat penelitian lanjutan atau menggunakannya sebagai
bahan referensi. Bagi perusahaan, laporan ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi dan sudut pandang yang baik untuk kepentingan kedepannya.
BAB II

PENDEKATAN MASALAH

2.1. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah pendekatan terorganisasi dalam menilai kekuatan


dan kelemahan internal sebuah perusahaan serta peluang dan ancaman
eksternalnya. Analisis SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunities (peluang), threats (ancaman). Teknik ini
dibuat oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset pada Universitas
Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari
perusahaan-perusahaan Fortune 500.

Rangkuti (2009:18) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi


berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis
ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan 5
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan
dengan cara ini selalu dikaitkan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan
kebijakan usaha. Jadi pada prinsipnya analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) guna menetapkan formulasi strategi (perencanaan strategi) dalam
upaya penyusunan strategi jangka panjang. Premis dasar SWOT adalah bahwa
suatu uji realitas internal dan eksternal yang kritikal hendaknya dapat
mengarahkan manajer untuk memilih strategi yang tepat dalam mencapai tujuan
organisasi. Analisis SWOT mendefiniskan peluang-peluang dan ancaman utama
yang kemungkinan dihadapi oleh perusahaan selama rentang waktu rencana
(Boone dan Kurtz, 2007:390).

Dalam analisis SWOT ini menganalisis adanya dua faktor lingkungan


usaha, dimana lingkungan itu berupa:
A. Lingkungan internal; merupakan suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana
organisasi/perusahaan mempunyai kemampuan untuk
mengendalikannya.
B. Lingkungan eksternal; merupakan suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu
keadaan, suatu peristiwa yang saling berhubungan dimana
organisasi/perusahaan tidak mempunyai kemampuan atau sedikit
kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhinya.

Menurut Rangkuti (2009:21) proses penyusunan perencanaan strategi


dalam analisis SWOT melalui 3 tahap analisis yaitu:

A. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang


terkait dengan faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor
internal perusahaan berupa pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber
daya manusia. Dan faktor eksternal perusahaan adalah ekonomi, politik,
sosial budaya.

B. Tahap Analisis

Nilai-nilai dari faktor internal dan faktor eksternal yang telah didapat
dari hasil Matrik Faktor Strategi Internal dan Matrik Faktor Strategi
Eksternal dijabarkan dalam bentuk diagram SWOT dengan
mengurangkan nilai kekuatan (Strength) dengan nilai kelemahan
(Weakness), dan nilai peluang (Opportunity) dengan nilai ancaman
(Threat). Semua informasi disusun dalam bentuk matrik, kemudian
dianalisis untuk memperoleh strategi yang cocok dalam
mengoptimalkan upaya untuk mencapai kinerja yang efektif, efisien dan
berkelanjutan.

C. Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap ini, mengkaji ulang dari empat strategi yang telah
dirumuskan dalam tahap analisis. Setelah itu diambilah keputusan
dalam menentukan strategi yang paling menguntungkan, efektif dan
efisien bagi organisasi berdasarkan Matriks SWOT dan pada akhirnya
dapat disusun suatu rencana strategis yang akan dijadikan pegangan
dalam melakukan kegiatan selanjutnya.

2.2. Matriks BCG

Matriks BCG secara khusus dirancang untuk membantu upaya-upaya


perusahaan multidivisional dalam merumuskan strategi. Matriks BCG merupakan
salah satu model perencanaan portofolio yang diperkenalkan pada tahun 1968
oleh Bruce Henderson dari The Boston Consulting Group (BCG), sebuah
perusahaan konsultasi manajemen swasta yang berbasis di Boston. BCG
mempekerjakan sekitar 1.400 konsultan di seluruh dunia.

Model BCG dikenal sebagai alat manajemen portofolio yang digunakan


dalam teori siklus produk (product life cycle). Model BCG sering digunakan
untuk memprioritaskan produk mana dalam bauran produk perusahaan yang
mendapatkan lebih banyak dana dan perhatian. Model BCG didasarkan pada
klasifikasi produk (dan secara implisit juga unit bisnis perusahaan) dalam empat
kategori berdasarkan kombinasi dari pertumbuhan pasar (market growth) dan
pangsa pasar relatif (relative market share) terhadap pesaing terbesar (highest
competitor). Kerangka kerja ini mengategorikan produk dalam portofolio sebuah
perusahaan sebagai bintang, sapi perah, anjing, atau tanda tanya sesuai dengan
tingkat pertumbuhan, pangsa pasar, dan arus kas positif atau negatif. Dengan
menggunakan arus kas positif, perusahaan dapat memanfaatkan peluang
pertumbuhan.

Perusahaan menganalisis dan kemudian menempatkan suatu unit bisnis


(dalam hal ini, produk) ke dalam Matrix BCG pada empat kategori berikut:

A. Question marks

Question marks adalah kondisi suatu unit bisnis di pasar yang


berkembang, tetapi memiliki pangsa pasar yang rendah. Kondisi ini
biasanya ditemukan pada produk-produk baru, di mana masih sedikit
pembeli yang menggunakan produk-produk tersebut. Produk dapat
memiliki tingkat permintaan yang tinggi namun tingkat return yang
rendah karena pangsa pasar rendah. Tujuan dari strategi pemasaran
untuk membuat pasar menggunakan produk-produk tersebut. Strategi
yang dapat digunakan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau
pengembangan produk. Jika strategi yang diterapkan berhasil, maka
produk bisa berpindah ke posisi stars. Sebaliknya jika gagal, maka akan
berpindah ke posisi dogs. Alternatif strategi lainnya adalah divestasi.

B. Stars

Stars adalah kondisi suatu unit bisnis yang memiliki pangsa pasar tinggi
di pasar berkembang. Dalam siklus hidup produk yang baik, kondisi ini
merupakan tahapan setelah question marks. Pada kondisi ini, produk
menjadi pemimpin dalam suatu unit bisnis yang masih perlu banyak
dukungan untuk promosi dan penempatan. Berbagai alternatif strategi
yang dapat dilakukan seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan produk, atau
pengembangan produk. Jika pangsa pasar dijaga dengan baik, stars
cenderung tumbuh menjadi cash cows. Sebaliknya jika tidak, stars akan
kembali ke posisi dogs.

C. Cash cows

Cash cows adalah kondisi suatu unit bisnis yang berada pada posisi
pangsa pasar yang tinggi di pasar yang dewasa. Jika keunggulan
kompetitif telah dicapai, cash cows memiliki margin keuntungan yang
tinggi dan menghasilkan banyak aliran kas. Oleh karena pertumbuhan
yang rendah, maka promosi dan penempatan investasi juga rendah.
Produk-produk pada kondisi ini biasanya diperjuangkan oleh
perusahaan. Strategi terbaik adalah pengembangan produk atau
diversifikasi. Namun ketika kondisi ini melemah, maka alternatif
strategi lainnya adalah penciutan atau divestasi.
D. Dogs

Dogs adalah kondisi suatu bisnis yang berada pada posisi pangsa pasar
yang rendah di pasar yang pertumbuhannya juga rendah. Kondisi
semacam ini sering kali membuat suatu divisi harus dilikuidasi,
didivestasi, atau dipangkas melalui penciutan. Produk yang berada pada
kondisi ini untuk pertama kalinya, strategi terbaik adalah penciutan.

Sumber: Model Matriks BCG, Kuntag, Jacobus C. (2014).

2.3. Manfaat Analisis SWOT dan Matriks BCG Sebagai Instrumen dalam

Perencanaan Strategi

Menurut David (2009:327) analisis SWOT bermanfaat bagi pihak


perusahaan untuk membantu perumusan strategi perusahaan dan merupakan alat
pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat
jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang), strategi WO (kelemahan-
peluang), strategi ST (kekuatan-ancaman), dan strategi WT (kelemahan-
ancaman). Penjelasan masing-masing strategi sebagai berikut (David, 2009:328-
330):

A. Strategi SO (kekuatan-peluang)

Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan


dari peluang eksternal. Semua manajer tentunya menginginkan
organisasi berada dalam posisi dimana kekuatan internal dapat
digunakan untuk mengambil keuntungan dari berbagai tren dan
kejadian eksternal.

B. Strategi WO (kelemahan-peluang)

Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara


mengambil keuntungan dari peluang eksternal.

C. Strategi ST (kekuatan-ancaman)

Strategi ST menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk


menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.

D. Strategi WT (kelemahan-ancaman)

Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi


kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

Boston Consulting Group digunakan untuk memahami pasar, optimasi


portofolio dan alokasi sumber daya yang efektif. Untuk memahami matriks BCG,
kita perlu memahami bagaimana pangsa pasar dan pertumbuhan pasar saling
berhubungan. Pangsa pasar adalah persentase dari total pasar yang sedang
dilayani oleh perusahaan, baik dalam hal pendapatan atau dalam satuan volume.
Semakin tinggi pangsa pasar, semakin tinggi proposi pasar yang akan dikontrol.

Matriks BCG mengasumsikan bahwa jika kita menikmati pangsa pasar


yang tinggi, maka kita akan menghasilkan uang. Pertumbuhan pasar digunakan
sebagai ukuran dari daya tarik pasar. Jika pasar mengalami pertumbuhan pasar
tinggi dari total perkembangan pasar, maka akan relatif mudah bagi bisnis untuk
menambah keuntungan mereka, bahkan jika pangsa pasar mereka tetap stabil.
Sebaliknya kondisi pangsa pasar yang rendah tidak menambah keuntungan,
namun kondisi pangsa pasar yang tinggi belum tentu juga menguntungkan jika
tidak ada upaya memberikan diskon secara agresif.

2.4. Profil PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko

2.4.1. Profil, Sejarah Singkat, Tahun Berdiri, Alamat, dan Nomor Kontak Instansi

Sumber: Internal Perusahaan (2016)

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko pada


awalnya berdiri dengan nama PT Taman Wisata Candi Borobudur & Prambanan
berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1980 dengan Akte Notaris Soeleman
Ardjasasmita, S.H, Nomor: 19 tanggal 15 Juli 1980 dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor: 1 tahun 1992 tentang Pengelolaan Taman Wisata
Candi Borobudur, Prambanan, serta Pengendalian Lingkungannya. PT Taman
Wisata Candi Borobudur & Prambanan diberi wewenang penuh untuk mengelola
taman wisata tersebut. Pada tanggal 3 Agustus 1994 berdasarkan Akta Notaris
Soekeimi, S.H, Nomor: 5 berubah menjadi PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan & Ratu Boko. Akte pendirian perusahaan dengan perubahan terakhir
Nomor: 11 tanggal 8 Agustus 2008 oleh Notaris Yulida Des Martiny, S.H jo
Nomor 07 Januari 2014 oleh Notaris Woro Sutristiassiwi Sriwahyuni, S.H. Tujuan
Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang pengelolaan lingkungan Candi
Borobudur, Candi Prambanan, dan Kraton Ratu Boko serta peninggalan sejarah
purbakala lainnya sebagai suatu taman wisata dan usaha di bidang pariwisata
lainnya. Kegiatan yang dilakukan perusahaan sebagai BUMN pengelola taman
wisata adalah mengelola lingkungan Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan
Kraton Ratu Boko, serta cagar budaya lainnya sebagai taman wisata, termasuk
kegiatan-kegiatan teknis, pemeliharaan dan pengawasan lingkungannya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan ide awal pembentukan perusahaan ini, maka bisnis utama
Perusahaan adalah mengelola Taman Wisata Candi Borobudur, Taman Wisata
Candi Prambanan, dan lingkungan Taman Wisata Kraton Ratu Boko. Bisnis
penunjang perusahaan yang saat ini dijalankan adalah usaha jasa transportasi
wisata, usaha jasa akomodasi & restoran, serta usaha pertunjukan sendratari
Ramayana. Fasilitas penunjang yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung adalah
parkir kendaraan, pusat informasi, audio visual, museum, perkiosan, arena
bermain anak, dan angkutan taman. Bisnis penunjang yang tersedia saat ini masih
dalam tahap lanjutan pengembangan. Diharapkan di tahun berikutnya, bisnis
penunjang dapat dinikmati di setiap area candi. Kantor pusat PT Taman Wisata
Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko terletak di Jalan Raya Yogya-Solo
Km. 16 Prambanan, Sleman, Yogyakarta dan Kantor Perwakilan Jakarta terletak
di Jalan MH. Thamrin No.11 Jakarta. PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan & Ratu Boko memiliki beberapa kantor unit sebagai berikut:

Tabel 1.1 Kantor Unit yang dimiliki PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan & Ratu Boko

No. Kantor Unit Alamat


1 Taman Wisata Candi Borobudur Jalan Badrawati, Borobudur,
Magelang
2 Taman Wisata Candi Prambanan Jalan Yogya-Solo Km. 16,
Prambanan, Klaten
3 Taman Wisata Candi Ratu Boko Bokoharjo, Prambanan Sleman
4 Teater & Pentas Jalan Yogya-Solo Km. 16,
Prambanan, Sleman
5 Manohara Jalan Badrawati, Borobudur,
Magelang
6 Bhiva & Jasa Transportasi Jalan Yogya-Solo Km. 16,
Prambanan, Klaten
Sumber: Annual Report Tahun 2015

2.4.2. Visi dan Misi

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko memiliki


visi dan misi sebagai berikut:

A. Visi

Menjadi perusahaan yang unggul dalam pengelolaan taman wisata dan


lingkungan cagar budaya sebagai upaya pelestarian warisan budaya
bangsa.

B. Misi
1. Mengelola taman dan lingkungan sekitar Candi Borobudur,
Prambanan dan Ratu Boko dalam upaya pelestarian warisan budaya
bangsa.
2. Mengkomunikasikan nilai-nilai luhur cagar budaya dengan
menyediakan pelayanan wisata budaya yang berkualitas.
3. Mendukung pemberdayaan masyarakat lokal sebagai upaya
pelestarian dan pengembangan perekonomian.
4. Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan.

2.4.3. Budaya dan Tata Nilai

Budaya kerja merupakan nilai-nilai yang diciptakan atas komitmen dari


semua pihak dalam perusahaan yang menentukan perilaku organisasi dan individu
dalam memenuhi kebutuhan Stakeholder. Guna mencapai budaya kerja tersebut
nilai-nilai yang dikembangkan adalah budaya “SMILE”, yaitu:
A. Sigap melayani pemangku kepentingan dan proaktif serta
mengedepankan kehati-hatian.
B. Mumpuni dalam bekerja atas dasar kompetensi dan inovasi.
C. Integritas yang tinggi dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan
kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan.
D. Loyal terhadap Perusahaan dengan mengedepankan kerjasama yang
berasaskan kebersamaan.
E. Empati terhadap pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan
bersama.

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko Termasuk


pada perusahaan yang bertaraf Internasional karena perusahaan ini bergerak di
bidang pariwisata yang masuk ke dalam kategori United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan World Heritage. Ruang
lingkup Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko adalah
pengelolaan Taman Wisata Candi Borobudur, Taman Wisata Candi Prambanan,
dan Taman Wisata Ratu Boko termasuk kegiatan-kegiatan teknis, pemeliharaan,
pengawasan lingkungan, merencanakan, mengembangkan dan memanfaatkan
jasa-jasa, prasarana, sarana dan fasilitas umum lainnya di lingkungan Taman
Wisata Candi Borobudur untuk kegiatan Pariwisata.

2.5. Penerapan Analisis SWOT dan Matriks BCG pada PT. Taman Wisata Candi

Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

Berdasarkan laporan tahunan pada tahun 2015 dan rencana kerja dan
anggaran perusahaan tahun 2016 yang dikeluarkan Perusahaan serta berbagai
sumber informasi lainnya, didapati beberapa kekuatan, kelemahan, kesempatan
dan ancaman yang ada pada PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan
Ratu Boko, adalah sebagai berikut:
A. Kekuatan
1. Laba operasional yang diterima Taman Wisata Candi Borobudur
pada tahun 2015 sebesar Rp 97,765 Miliar, naik 14% dibandingkan
dengan pada tahun 2014 sebesar Rp 85,514 Milliar. Laba operasional
yang diterima Taman Wisata Candi Prambanan pada tahun 2015
sebesar Rp 53,926 Milliar, naik 12%, sedangkan pada tahun 2014
sebesar Rp 48,098 Milliar. Laba operasional yang diterima Taman
Wisata Ratu Boko pada tahun 2015 sebesar Rp 2,736 Milliar, naik
10%, sedangkan pada tahun 2014 sebesar Rp 2,493 Milliar (Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2016). Total laba operasional
yang diterima PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan
Ratu Boko pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 154,427 Miliar.
2. Perolehan pendapatan dari jasa taman mengalami peningkatan, yaitu
sebesar 11,13%. Laba bersih meningkat 19,83% dari Rp55.909 juta
pada tahun 2014 menjadi Rp66.995 juta di tahun 2015.
3. Tahun 2015 Perusahaan memperoleh keuntungan sebelum pajak
sebesar Rp66,99 Milyar dari Rp63,04 Milyar yang dianggarkan atau
6% di atas target RKAP. Laba ini dicapai dari pendapatan usaha
dimana 70% dari pendapatan tersebut merupakan pendapatan
ticketing sedangkan 30% lainnya berasal dari pendapatan non
ticketing. Capaian kinerja keuangan ini jika dibandingkan tahun lalu
maka terjadi kenaikan sebesar 17%.
4. Realisasi laba bersih Perusahaan pada akhir tahun 2015 mengalami
kenaikan Rp6.239 juta menjadi Rp49.948 juta dari Rp43.709 juta.
5. Dibandingkan dengan tahun 2014, aset lancar pada tahun 2015
mengalami kenaikan sebesar Rp24.804 juta dari Rp139.501 juta
menjadi Rp164.305 juta. Total aset tidak lancar Perusahaan pada
akhir tahun 2015 tercatat naik 18,96% menjadi Rp193.395 juta jika
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp162.572 juta. Aset pajak
tangguhan pada akhir tahun 2015 tercatat naik 11,17% menjadi
Rp7.920 juta dari Rp7.124 juta pada akhir tahun 2014.
6. Total liabilitas perusahaan tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
Rp3.171 juta atau turun sebesar 3,59% dari Rp88.304 juta menjadi
Rp85.133 juta. Komposisi liabilitas terdiri dari 80,99% liabilitas
jangka pendek dan 19,01% liabilitas jangka panjang.
7. Total ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015 tercatat
sebesar Rp272.568 juta. Modal Ditempatkan Dan Disetor pada tahun
2015 tidak mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2014, yaitu
sebesar 100.000.
8. Beberapa perubahan strategis dari sisi perencanaan maupun sistem
manajemen Perusahaan dilakukan di sepanjang tahun 2015 yang
kemudian membawa pengaruh kepada tingkat pencapaian target
RKAP 2015. Capaian positif tersebut selain dihasilkan dari kinerja
operasional juga didukung oleh berbagai kebijakan efisiensi yang
dilakukan oleh Perusahaan, terutama terkait dengan biaya-biaya
tidak langsung.

B. Kelemahan
1. Risiko keuangan terkait dengan ketidakmampuan dalam pengelolaan
aliran kas untuk kegiatan operasional TWC.
2. Risiko strategis yang dihadapi terkait dengan waktu kunjungan,
wisman-wisnus, acara pendukung, agen wisata, dan konsultan.
3. Knowledge risk terkait dengan risiko yang timbul karena
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang belum
optimal, seperti pemanfaatan kamera CCTV dan metal detector yang
belum optimal diaplikasikan.
4. Compliance risk terkait dengan risiko yang mungkin timbul dari
pemanfaatan metode pembayaran, seperti pembayaran dengan kartu
kredit yang membutuhkan sistem keamanan yang baik dan proses
audit yang kontinu.
5. Pengelola taman wisata candi tidak berkontribusi secara maksimal
untuk memberdayakan masyarakat sekitar agar dapat benar-benar
menikmati manfaat ekonomi dari hadirnya perusahaan.

C. Peluang
1. Total wisatawan pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur
selama tahun 2015 sebesar 3.558.690 naik 4% dibandingkan tahun
2014 sebesar 3.428.408 (Annual Report Tahun 2015).
2. Pengunjung Taman Wisata Candi Prambanan selama tahun 2015
sebesar 1.921.252 naik 19% dibandingkan tahun 2014 sebesar 2014
sebesar 1.614.655 (Annual Report Tahun 2015).
3. Pengunjung Taman Wisata Ratu Boko selama tahun 2015 sebesar
249.762 naik 28% dibandingkan tahun 2014 sebesar 195.506
(Annual Report Tahun 2015).
4. Pengunjung yang berasal dari dalam dan tanah air meningkat berkat
berbagai acara yang terselenggara dengan kerjasama pihak Event
Organizer. Berbagai agenda baik tingkat nasional maupun
internasional, keagamaan maupun seni telah terselenggara di Candi
Borobudur, Candi Prambanan maupun Ratu Boko.
5. World Travel and Tourism Council (WTTC) mengestimasi bahwa
kemudahan visa dapat menghasilkan tambahan kunjungan
wisatawan sebesar 6-10 juta kunjungan ke wilayah ASEAN pada
tahun 2016 dan dapat menciptakan pendapatan tambahan sekitar
USD 7-10 juta.
6. Sejumlah terobosan strategis yang dikeluarkan pemerintah di sektor
pariwisata dalam beberapa bulan terakhir tahun 2015, seperti bebas
visa kunjungan singkat bagi 90 negara, mendongkrak optimisme
terhadap kinerja sektor pariwisata tahun pada 2016.
D. Ancaman
1. Mulai banyak bermunculan lokasi-lokasi wisata yang baru dan
menjadi trend di kalangan masyarakat.
2. Kehadiran dan kegunaan teknologi seperti internet mengurangi minat
masyarakat untuk berkunjung ke taman wisata candi, karena semua
informasi yang ingin didapatkan tentang taman wisata candi bisa
dicari tanpa harus mengunjunginya secara langsung.
3. Kondisi masyarakat sekitar lokasi taman wisata candi yang dinamis
dan sangat beragam dalam kelompok mungkin dapat memicu situasi-
situasi yang kurang baik di masa depan, berkenaan dengan hubungan
perusahaan dengan masyarakat di sekitar lokasi perusahaan.
4. Adanya beberapa peristiwa terorisme dan radikalisme yang
belakangan muncul dan menargetkan lokasi-lokasi penting dan
strategis di berbagai wilayah di Indonesia.
5. Gejala-gejala alam dan berbagai bentuk bencana yang dalam
beberapa tahun terakhir sering muncul di wilayah-wilayah Indonesia.
6. Kurang berperannya pemerintah dalam memberikan arahan dan
masukan yang benar-benar dapat membantu perusahaan untuk
berkembang lebih baik, dimana perusahaan sendiri adalah
perusahaan BUMN milik pemerintah.
Matriks SWOT untuk PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan
dan Ratu Boko adalah sebagai berikut:

Kekuatan Kelemahan
1. Melakukan berbagai kajian untuk 1. Mendalami kajian-kajian dan
mengevaluasi performa keuangan review audit internal dan eksternal
yang berpenampilan bagus dari perusahaan yang menguraikan posisi
perusahaan yang diperoleh dalam keuangan perusahaan.
beberapa tahun terakhir. 2. Menelaah dan memperbaiki
2. Mempertahankan kebijakan kualitas pelayanan yang menjadi
efisiensi biaya yang telah diterapkan. keluhan dan masukan dari
3. Menganalisis dugaan atas pengunjung kepada perusahaan.
kemungkinan manajemen melakukan 3. Merancang dan mengevaluasi
budgetary slack, yang diindikasikan strategi untuk mengupayakan
dari perolehan kinerja manajemen optimalnya peran perusahaan untuk
yang mampu dengan mudahnya memberdayakan dan memberi
melebihi target. kemanfaatan bagi masyarakat di
4. Perluasan dan peningkatan sekitar lokasi perusahaan.
kualitas jaringan kerjasama
antar pihak ketiga maupun dengan
pemerintah.
1. Menerapkan berbagai strategi 1. Menganalisis dampak-dampak
promosi-promosi yang bertujuan yang mungkin timbul dari penerapan
mengundang banyak pengunjung. kebijakan dan pemanfaatan
2. Melatih dan mengembangkan teknologi yang baru.
Sumber Daya Manusia perusahaan 2. Menginisiasi perumusan strategi-
untuk mampu memberi lebih banyak strategi jangka pendek dan jangka
kontribusi yang berdampak positif. panjang dalam menangani
3. Mempertimbangkan besaran problematika-problematika yang
pengeluaran biaya-biaya dari muncul di perusahaan.
peristiwa yang tidak diinginkan. 3. Menerapkan kebijakan-kebijakan
4. Melakukan kajian strategi untuk yang preventif untuk mencegah
mengupayakan terjalinnya hubungan timbulnya potensi kerugian yang
yang harmonis antara perusahaan dapat diderita perusahaan.
dengan berbagai elemen-elemen
masyarakat.

Berdasarkan data kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Taman Wisata


Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko serta data laba operasionalnya dari
laporan tahunan pada tahun 2015, dirumuskanlah Matriks BCG yang sebagai
berikut:

Laba
Kunjungan Kunjungan Laba
Ket Unit operasional
wisatawan wisatawan (%) operasional
(%)
A Borobudur 3.558.690 62,11 97,765 63,31
B Prambanan 1.921.252 33,53 53,926 34,92
C Ratu Boko 249.762 4,36 2,736 1,77
Total 5.729.704 100 154,427 100
C

A
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari berbagai temuan-temuan yang dihasilkan dari kajian, dapat diketahui


bahwa PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko telah
mampu berkinerja dengan baik dalam pengelolaan keuangan dan perencanaan
anggarannya. Hal tersebut dapat dilihat dari capaian manajemen perusahaan, yaitu
terjadi adanya peningkatan jumlah laba operasional, realisasi laba bersih, dan total
aset, serta turunnya jumlah liabilitas yang ditanggung perusahaan dari tahun ke
tahun. Lalu, adanya juga peningkatan pertumbuhan jumlah wisatawan yang
berkunjung dapat menandakan bahwa manajemen telah sukses memanfaatkan
minat masyarakat yang tinggi dalam berwisata dan rekreasi.

Secara garis besarnya, PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan


dan Ratu Boko memiliki kondisi keuangan yang positif dan fundamental yang
baik. Lalu, perusahaan juga telah melakukan strategi bisnis yang teridentifikasi
sebagai strategi tingkat korporat, yaitu diversifikasi yang berhubungan. Hal
tersebut bisa dilihat dari adanya bisnis perhotelan dan agensi jasa transportasi
yang dikelola juga oleh perusahaan, yang menjadi strategi bisnis untuk
mengupayakan menciptakan sinergi antar unit dan menambahkan nilai bagi
perusahaan.

3.2. Saran

PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko masih
harus mewaspadai beberapa hal-hal lain disamping capaian kinerja manajemennya
yang memuaskan. Sebagai entitas yang berdiri ditengah-tengah masyarakat, hal-
hal seperti menjaga kualitas hubungan perusahaan dengan berbagai kelompok
masyarakat dan melakukan pemberdayaan ekonomi diwilayah sekitar perusahaan
menjadi agenda yang tidak boleh dihiraukan. Lalu, perusahaan juga harus siap
menghadapi munculnya lokasi-lokasi wisata yang baru sebagai kompetitor bisnis.
Selain itu, perkembangan dan aplikasi teknologi informasi terkini dan kompetensi
atau kualitas sumber daya manusia harus menjadi perhatian dan selalu di update
perkembangannya oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

Rusly, C.O.; Indriyani R. (2013). Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Pada PT.
Sariadi Wahana Jasa Di Surabaya. AGORA, Vol. 1, No.1.
Boone, Louis E & Kurtz, David, L. (2007). Pengantar bisnis kontemporer.
Jakarta: Salemba Empat.
David, Fred R. (2009). Manajemen strategis: konsep. Jakarta: Salemba Empat.
Anwar, M.C.; Utami M.C. (2012). Analisis SWOT Pada Strategi Bisnis dalam
Kompetisi Pasar. Jurnal Sistem Informasi, Vol. 5, No.1, 1-9.
Armi, C.; Kasmiruddin. (2014). Analisis SWOT Sebagai Strategi Meningkatkan
Daya Saing Pada Bisnis Usaha Sepatu (Kasus Toko Sepatu Stars Cabang
Marpoyan Pekanbaru). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Riau, Vol.1, No.2.
Rangkuti, F. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Edisi
Keenam Belas, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kuntag, Jacobus C. (2014). Model Matriks BCG. Malang: Universitas Brawijaya.
(http://www.bcg.com/about_bcg/vision/our_heritage/history/history_1968.aspx)
The Boston Consulting Group
Ginting, Reganda P.Z. (2017). Boston Consulting Group (BCG). Badung:
Universitas Udayana.
http://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/viewFile/95/78
Irianto, Y. (2017). Pengaruh Faktor Pendorong dan Penarik Terhadap Minat
Kembali Wisatawan Dengan Kepuasan Destinasi Sebagai Mediator (Studi
Pada Wisatawan Nusantara Taman Wisata Candi Borobudur). Bandung:
Universitas Telkom.
Nugroho, Leonardus A. (2013). Analisis Risiko terhadap Pendapatan pada PT.
Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.
http://annualreport.id/annualreport/pt-taman-wisata-candi-borobudur-prambanan-
dan-ratu-boko-(persero)-laporan-tahunan-2015
http://www.kemenpar.go.id/
Anthony, Robert N. & Govindarajan V. (2011). Sistem Pengendalian Manajemen.
Edisi Kedua Belas, Jilid Satu. Tangerang: Karisma Publishing Group.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Siklus Akuntansi PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan


dan Ratu Boko

Lampiran 2. Grafik Pertumbuhan PT. Taman Wisata Candi Borobudur,


Prambanan dan Ratu Boko sepanjang tahun 2011-2015
Lampiran 3. Struktur Organisasi Perusahaan

Anda mungkin juga menyukai