HALAMAN JUDUL
MAKALAH
Dosen
Disusun oleh
i
KATA PENGANTAR
Perkembangan bisnis terhadap berbagai sektor industri berjalan sangat pesat, tidak
terkecuali industri jasa penerbangan. Industri penerbangan global adalah salah satu
bagian integral perekonomian global yang memiliki peran penting dalam
pembangunan di berbagai sektor. Sektor tersebut seperti transportasi, manufaktur,
teknologi serta sektor-sektor lainnya. Industri penerbangan juga memiliki
keterikatan yang erat dengan kondisi ekonomi global.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat penyusun selesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Perencanaan Strategis SI/TI.
ii
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Paulus Tamzil, Drs. selaku Direktur Politeknik Komputer Bisnis LPKIA
Bandung.
2. Bapak Hanif Fakhrurroja, S.Si., M.T. selaku dosen matakuliah Perencanaan
Strategis SI/TI.
3. Kedua orang tua, kakak dan keponakan yang selalu mendukung dan memberi
motivasi.
4. Teman senasib sepenanggungan yang sangat luar biasa.
iii
ABSTRAKSI
( vi + 39 )
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1 Teori Umum Perusahaan ............................................................................... 4
2.1.1 Perusahaan Jasa....................................................................................... 4
2.1.2 Ciri-Ciri Perusahaan Jasa ........................................................................ 5
2.1.3 Maskapai ................................................................................................. 5
2.1.4 Maskapai Penerbangan ........................................................................... 6
2.2 Perencanaan Strategis SI/TI .......................................................................... 6
2.2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Ward And Peppard ..................... 7
2.3 Metode Dan Teori Analisis ........................................................................... 9
2.3.1 Analisis SWOT ........................................................................................ 9
2.3.2 Critical Success Factor (CSF) ................................................................ 9
2.3.4 Value Chain .......................................................................................... 10
2.3.5 McFarlans Strategic Grid .................................................................... 11
BAB 3 METODE PERANCANGAN ................................................................... 13
3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 13
3.2 Metode Analisis Dan Interpretasi Data ...................................................... 14
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN ........................................................... 16
4.1 Profile Perusahaan ....................................................................................... 16
4.2 Visi Misi Perusahaan ................................................................................... 17
4.3 Struktur Organisasi ...................................................................................... 18
4.4 Analisis SWOT ............................................................................................ 18
4.5 Anailisi PEST .............................................................................................. 25
v
4.6 Analisi Five Force Porter ........................................................................... 26
4.7 Analisis CSF (Critcal Success Factor) ........................................................ 28
4.9 McFarlan Strategic Grid .............................................................................. 34
4.10 Strategi Informasi ...................................................................................... 36
BAB 5 KESIMPULAN ......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... vii
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Indonesia dalam perspektif industri penerbangan, mencatatkan pertumbuhan yang
sangat pesat terlihat dengan banyaknya maskapai penerbangan yang melayani rute
penerbangan baik internasional maupun nasional serta, dari peningkatan total
pengguna angkutan udara tiap tahunnya. Pertumbuhan industri penerbangan bisa
mencapai 1,5-2 kali pertumbuhan ekonomi. Jadi, jika pertumbuhan ekonomi
Garuda Indonesia 6 persen, industri ini bisa tumbuh 9-12 persen. Tapi sayangnya,
Garuda Indonesia kurang merasakan manfaat yang optimal. Hal ini tentunya
memberikan dampak terhadap Garuda Indonesia, baik dampak internal perusahaan
maupun external perusahaan.
Dampak internal yang diahadapi perusahaan yaitu fasilitas bandara yang tidak
memadai berkontribusi terbesar, yakni 6,02 persen, terhadap keterlambatan (delay)
penerbangan, gangguan teknik (1,33 persen), operasi penerbangan (0,68 persen),
komunikasi (0,53 persen), penanganan di terminal (0,39 persen), dan sistem (0,16
persen).
Di sisi lain, faktor external juga turut berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis
perusahaan. Pemerintah mengenakan bea masuk suku cadang (spare part) pesawat,
padahal di negara lain seperti di Malaysia dan Singapura, bea masuk ditetapkan 0
persen. Sebenarnya pemerintah sudah membantu bea masuk suku cadang ini
dengan memberikan subsidi. Namun, langkah itu tak efektif karena subisidi baru
bisa dicairkan pada akhir tahun, regulasi batas atas tiket pesawat, mahalnya harga
avtur dibanding di negara lain, seperti Singapura dan Malaysia.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada di PT Garuda Indonesia
seperti diutarakan diatas timbul suatu pertanyaan. Bagaimana cara merumusakan
tahapan model Strategis SI/TI di perusahaan tersebut?
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang akan digunakan sebagai landasan
untuk memperjelas permasalahan yang ada dan panduan untuk mencapai tujuan.
Teori-teori tersebut antara lain teori perusahaan jasa, tinjauan tentang beberapa
metodologi perencanaan strategis SI/TI seperti PSSI versi Ward & Peppard, metode
dan teori analisis SWOT, CSF, Value Chain dan McFarlans Strategic Grid.
Tapi perusahaan jasa-pun memerlukan produk fisik atau yang berwujud untuk
melakukan kegiatan usahanya. Misalnya seperti perusahaan transportasi umum
yang menawarkan jasa transportasi kepada konsumen, maka untuk dapat
4
melakukan kegiatan usahnya perusahaan tersebut memerlukan alat transportasi
seperti bus, pesawat atau kapal laut dan alat transportasi tersebut merupakan produk
yang berwujud (Setiawan, 2017).
2.1.3 Maskapai
Maskapai merupakan bahasa yang diserap dari Bahasa Belanda,
yaitu maatschappij. Arti kata ini ialah perusahaan. Lamanya penjajahan Belanda
di Indonesia dapat berpengaruh terhadap penggunaan kata tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maskapai adalah perseroan dagang atau
perusahaan. Kata maskapai ini biasanya digunakan dalam bidang penerbangan
maupun pelayaran. Jadi, istilah ini tidak hanya digunakan dalam transportasi udara
5
tetapi juga laut. Asal tahu saja, kata ini juga biasa digunakan dalam tranportasi
darat, yaitu kereta api (Solid, 2015).
6
SI/TI dengan strategi bisnis, bahkan mencari kesempatan baru melalui penerapan
teknologi yang inovatif (Ward&Peppard, 2003).
7
Seperti terlihat pada gambar 1 diatas, model perencanaan strategis SI/TI ini
memiliki kerangka kerja perencanaan dan formulasi strategi berupa masukan
(input), keluaran (output) dan aktifitas-aktifitas utama. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut (Ward & Peppard 2003):
1. Analisis lingkungan bisnis internal, yang meliputi aspek-aspek strategi bisnis
saat ini, tujuan atau sasaran, sumber daya, proses, serta budaya dan nilai-nilai
bisnis organisasi.
2. Analisis lingkungan bisnis eksternal, yang meliputi asepk-aspek ekonomi,
industri, dan iklim bersaing dimana perusahaan beroperasi.
3. Analisis lingkungan SI/TI internal, yang meliputi perspektif SI/TI dalam
bisnis saat ini, tingkat kematangannya (maturity), cakupan dan kontribusinya
terhadap bisnis, ketrampilan, sumberdaya dan infrastruktur teknologi.
Portofolio aplikasi eksisting dan yang sedang dibangun juga merupakan
bagian dari lingkungan SI/TI saat ini.
4. Analisis lingkungan SI/TI eksternal , yang meliputi tren teknologi dan
peluang pemanfaatannya.
8
2.3 Metode Dan Teori Analisis
2.3.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT memberikan informasi yang membantu dalam mencocokkan
sumberdaya dan kapabilitas organisasi untuk menghadapi kompetisi yang semakin
ketat. Dengan melakukan analisis SWOT, kita dapat melakukan identifikasi faktor
internal (strength and weakness) dan faktor internal (opportunity and threat) dari
organisasi secara sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Hasil
identifikasi tersebut diperbandingkan untuk memaksimalkan strength dan
opportunity serta meminimalkan weakness dan threat guna mencapai strategi yang
optimal. Dalam perencanaan strategis SI, hasil analisa SWOT digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi CSF sebuah organisasi. Diagram SWOT dapat
dilihat pada tabel 1 berikut ini.
9
Dalam perencanaan strategis, CSF dapat dimanfaatkan untuk menghubungkan
strategi bisnis organisasi dengan strategi SI-nya. Dengan demikian, diharapkan
proses perencanaan strategis SI akan lebih focus pada area yang strategis bagi
organisasi.
Aktifitas utama pada diagram value chain dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Inbound Logistic
Merupakan kegiatan menerima, menyimpan, memilah dan
mendistribusikan bahan baku dalam organisasi.
2. Operation
Merupakan kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk akhir.
10
3. Outbound Logistic
Merupakan kegiatan menyimpan dan mendistribusikan produk.
4. Marketing & Sales
Merupakan kegiatan promosi dan penjualan.
5. Service
Merupakan kegiatan untuk mempertahankan/meningkatkan manfaat
produk.
Sedangkan aktifitas pendukung pada diagram value chain dapat dijelaskan sebagai
berikut:
6. Corporate Infrastructure
Merupakan dukungan terhadap value chain, berupa manajemen,
perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, hubungan dengan pemerintah,
dan manajemen kualitas.
8. Technology Development
Merupakan kegiatan menyempurnakan produk dan proses produksi.
9. Procurement
Merupakan kegiatan pengadaan atau pembelian.
11
Tabel 2 dibawah ini menjelaskan keempat kategori aplikasi dalam portofolio
aplikasi McFarlan :
Tabel 2 McFarlan Application Portfolio (Ward & Peppard, 2003)
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
Applications that are critical to Applications that may be important in
sustaining future business strategy achieving future success
Applications on which the Applications that are valuable but not
organization
critical to success
currently depends for success
KEY SUPPORT
OPERATIONAL
12
BAB 3
METODE PERANCANGAN
13
3.2 Metode Analisis Dan Interpretasi Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan mengikuti alur
model perencanaan strategis SI/TI yang merujuk kepada metode Ward and Peppard.
Analisis yang dilakukan menggunakan tools terdiri dari:
1. Analisis PEST
PEST merupakan suatu alat yang bermanfaat untuk meringkas lingkungan
eksternal dalam operasi bisnis. PEST harus ditindaklanjuti dengan pertimbangan
bagaimana bisnis harus menghadapi pengaruh dari lingkungan politik, ekonomi,
sosial, dan teknologi. Manfaat PEST adalah suatu perusahaan dapat mengetahui
pengaruh lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan teknologi yang
mempengaruhi perusahaannya.
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis berdasarkan pada anggapan bahwa suatu berasal
dari sumber daya internal suatu perusahaan (strengths and weaknesses) dan
sumber daya eksternal suatu perusahaan (opportunities and threats). SWOT
bermanfaat membantu perusahaan untuk mengetahui dan mengenali kekuatan
dan kelemahannya serta peluang dan ancaman bagi perusahaannya, sehingga
suatu perusahaan dapat bersiap dan mencari solusi jika ada hal-hal yang
mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
14
4. Value chain
Analisis value chain adalah kegiatan menganalsis kumpulan aktivitas yang
dilakukan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, mengantarkan dan
mendukung produk atau jasa. Value chain dapat menggambarkan proses bisnis
suatu perusahaan.
5. Analisis CSF
CSF merupakan sebuah metode analisis dengan mempertimbangkan beberapa
hal yang kritis di dalam lingkungan perusahaan untuk mendefinisikan faktor -
faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan dan kesuksesan perusahaan
atau organisasi dan dapat ditentukan jika objektif organisasi telah diidentifikasi.
Analisis CSF memberikan gambaran pada perusahaan tentang aspek - aspek
kritis apa saja di setiap aktivitas dan proses bisnis perusahaan yang
mempengaruhi kinerja perusahaan dalam mencapai visi dan misi serta
keberhasilan bisnisnya. Tujuan dari CSF adalah menginterpretasikan objektif
secara lebih jelas untuk menentukan aktivitas yang harus dilakukan dan
informasi apa yang dibutuhkan.
15
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada tahun 2000, Garuda membentuk anak perusahaan yang bernama Citilink yang
menawarkan penerbangan dengan biaya murah ke kota-kota di Indonesia. Dengan
adanya peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi, seperti Serangan 11 September
2001, Bom Bali I dan Bom Bali II, wabah SARS, dan Bencana Tsunami Aceh 26
Desember 2004 serta peristiwa jatuhnya sebuah Boeing 737 di Yogyakarta
berdampak masalah keuangan kembali terjadi di pihak Garuda. Hal ini diperparah
dengan sanksi Uni Eropa yang melarang semua pesawat maskapai Indonesia
menerbangi rute Eropa.
Setelah kembali menata krisis keuangan yang melanda Garuda. Garuda mulai
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 11 Februari 2011.
Selain itu, Garuda juga menjadi sponsor dalam pagelaran SEA Games 2011 yang
digelar di Jakarta dan Palembang. Pada tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin
kerjasama dengan salah satu klub sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner
Resmi Liverpool FC dan Partner Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool
FC. Hingga saat ini Garuda Indonesia tetap menjadi pilihan utama konsumen
Indonesia dalam penerbangan.
16
4.2 Visi Misi Perusahaan
Visi Perusahaan
To be a sustainable airline company through customer-oriented services and
growth in profit.
Penjelasan Visi
Graphic : Menjelaskan jenis perusahaan Garuda yaitu pelayanan jasa
penerbangan
Directional : Untuk menjadi perusahaan penerbangan yang beroperasi secara
berkelanjutan
Focused : Orientasi inti pada pengalaman dan kepuasan pelanggan
Feasible : Berdaya saing internasional
Desirable : Peningkatan pada profit secara berkelanjutan
Misi Perusahaan
To maximize shareholder return through strong revenue growth, cost leadership in
full service operations, and group synergy while providing the highest value to
customers through excellent Indonesian hospitality.
Penjelasan Misi
Costumer : Memberikan kepuasan pada pelanggan melalui
pelayanan full-servive yang maksimal
Employee : Membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dan
dapat
bersinergi
Public Image : Kesempurnaan jasa melalui sentuhan & keramah
tamahan khas Indonesia
Self Concept : Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti 5
17
4.3 Struktur Organisasi
18
melayani penerbangan hingga Internasional. Pengalaman dan jam terbang yang
tinggi ini merupakan kekuatan PT. GARUDA INDONESIA dalam persaingan
dengan jasa penerbangan lainnya.
Kelemahan (Weakness)
Posisi PT. GARUDA INDONESIA dalam Pasar Internasional
Untuk Pasar Internasional, PT. GARUDA INDONESIA sempat mengalami
penurunan pada tingkat penjualan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal
tersebut, sebut saja tingginya tingkat kecelak aan yang terjadi selama tahun
bersangkutan, dsb.
19
Indeks kepuasan karyawan yang rendah
Indeks kepuasan karayawan akan pengguna sistem agak rendah. Karyawan lebih
terbiasa dengan tampilan yang mudah dimengerti. Indeks kepuasan karyawan
akan insentif, cuti, dan hak-hak lainnya masih rendah.
Analisa Eksternal
Peluang (Opportunity)
Penjualan Saham PT. GARUDA INDONESIA ke publik (IPO / gopublic
Approval)
PT. GARUDA INDONESIA dapat meningkatkan modal dan mengurangi resiko
usaha dengan menjual beberapa saham PT. GARUDA INDONESIA ke publik.
Ini merupakan peluang besar bagi PT. GARUDA INDONESIA untuk lebih
aman khususnya dalam bidang keuangan.
20
Ancaman (Threats)
Pesaing baru
Munculnya pesaing penerbangan sejenis dengan harga yang lebih murah, dan
cara pemesanan yang lebih mudah. Hal tersebut menjadi aspek penting dalam
persaingan. Hingga perusahaan perlu mempertimbangkan untuk tetap menjaga
kualitas tetapi dengan harga yang lebih terjangkau.
Matriks SWOT
Tabel 3 SWOT PT Garuda Indonesia
21
Opportunities (O) Strategi SO Strategi WO
22
Threats (T) Strategi ST Strategi WT
Setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada, maka
selanjutnya akan dilakukan pembobotan bagi tiap faktor internal dan eksternal yang
telah disebutkan diatas yang dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.
Strengths (S)
1. Kualitas pelayanan penerbangan 20% 4 0.8
2. Pengalaman Garuda Airways 20% 4 0.8
3. SDM yang berkualitas 13% 3 0.39
4. Manajemen bisnis dan operasional 12% 3 0.36
Weakness (W)
1. Posisi PT Garuda Indonesia dalam
Pasar Internasional 15% 2 0.3
2. Pembatalan penerbangan 8% 1 0.08
3. Indeks kepuasan karyawan 12% 2 0.24
23
Tabel 5 EFAS PT Garuda Indonesia
Oportunities (O)
1. Potensi pasar domestik 20% 4 0.8
2. Penjualan saham ke publik 15% 3 0.45
3. Pertumbuhan unit organisasi dan anak 20% 4 0.8
perusahaan
Threats (T)
1. Pesaiang Baru 15% 2 0.3
2. Kehandalan Sistem IT 15% 1 0.08
3. Perusahaan penerbangan mewakili 15% 2 0.24
Negara dalam lingkungan ASEAN
Dari hasil perhitungan pada table 4 dan table 5, dapat disimpulkan bahwa posisi PT.
GARUDA INDONESIA terletak pada kuadran 1 (Growth Oriented Strategy) pada
persaingan industri saat ini. Posisi ini sangat menguntungkan karena berarti PT.
GARUDA INDONESIA dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk
memaksimalkan kekuatan.
24
EFAS
Peluang Eksternal (+)
(1.15)
Kelemahan Internal (-) Kekuatan Internal (+) IFAS
1 (1.73) 2
25
Sosial Pelayanan terhadap Peningkatan pelayanan menghadirkan
pelanggan kerahmah tamahan, budaya, dan segala
Kesejahteraan dan hal terbaik dari Indonesia melalui
kredibilitas karyawan kelima panca indera, yaitu sight,
sound, taste, scent, touch, ketepatan
waktu penerbangan dan waktu
kedatangan pesawat.
Mengadakan pelatihan, pendidikan
dan sertifikasi bagi karyawan
Teknologi Memaksimalkan Penggunaan layanan e-commerce,
penggunaan SI / TI untuk maksimalisasi channel digital
mendukung proses bisnis marketing, aplikasi proses pengadaan
secara online (e-Procurement), IT
Service Management, penerapan e-
ticketing secara menyeluruh sesuai
dengan ketentuan IATA dan juga
melakukan lelang real-time online
based system (e-Auction)
26
2. Ancaman Pendatang Singapore Airlines Promosi dan harga yang
Baru(Threat of New Qatar Airways lebih terjangkau,
Entrants) Emirates menguatkan sisi Indonesia,
baik dari segi budaya,
berprilaku maupun
kebersihan dan menjadi
anggota Aliansi Global
SkyTeam
3. Kekuatan Tawar Airbus Mengembangkan sarana
Menawar Pemasok Boeing berupa SI/TI untuk
(BargainingPower of Pertamina mendapatkan informasi
Suppliers) penting mengenai data
pemasok dan data produk
yang dibeli
4. Kekuatan Tawar - Customer Local Penerapan pelayanan
Menawar Pelanggan - Customer Asing Garuda Indonesia
(BargainingPower of Experience yang
Customers) mengedepankan ciri khas
Indonesia dan excellent
service
Penggunaan SI/TI untuk
membina hubungan baik
dengan
5. Ancaman Produk Kendaraan Membuka anak perusahaan
Substitusi (Supply transportasi darat PT Aero Wisata
Change) dan laut. (Aerowisata) bergerak pada
bidang usaha jasa industri
pariwisata dan hospitality,
antara lain, perhotelan, jasa
boga, transportasi, darat dan
keagenan serta tours & travel
27
4.7 Analisis CSF (Critcal Success Factor)
28
Tabel 10 Balance Score Card (BSC)
29
Tabel 11 Critical Success Factor (CSF)
No. Urut
Tujuan Strategis dan Tolok Ukurnya
Prioritas
30
4.8 Value Chain
Support
Activities
Primary
Activities
1. Primary Activities
a. Inbound Logistics
Garuda Indonesia telah sampai pada fase Procurement Excellence,
dimana Supply Chain Management secara menyeluruh melibatkan
berbagai aspek seperti source quality & risk, suppliers cost driver, serta
customer focus.
Perusahaan membangun sistem pengadaan yang sesuai dengan world
class best practice. Ruang lingkup dari sistem pengadaannya sendiri
adalah kebijakan/prosedur, organisasi, dan teknologi informasi.
Implementasi New e-Procurement yang terintegrasi dengan sistem Back
Office (ERP).
Garuda Indonesia menggunakan konsep desentralisasi sehingga tidak
terpusat hanya di satu vendor saja..
b. Operations
Garuda senantiasa melakukan ekspansi rute jaringan, dan peningkatan
frekuensi penerbangan, baik di sektor domestik maupun internasional.
Aircraft Maintenance Management dibuat dengan tujuan pengelolaan
perawatan pesawat yang dioperasikan demi menyediakan pesawat
yang andal dan nyaman, juga pemenuhan pesawat, fungsional kabin dan
penampilan interior.
31
Peningkatan sarana dan prasarana operasional yang baik sehingga dapat
meminimalkan delay dalam perjalanan pesawat.
Secara umum, program efisiensi dilakukan adalah melalui
penerapan Economical Tanking, optimalisasi penggunaanGround Power
Unit (GPU), Flight Fuel Conservation, Centralized Flight Planning,
Crew Transport dan Zero Flight Time Training.
c. Outbound Logistics
Membangun banyak partnership sehingga proses transaksional dalam
pengadaan dapat dikurangi dan perusahaan dapat fokus pada tujuan
utamanya.
e. Services
Aspek pelayanan tercermin pada nilai perusahaan (corporate values)
yaitu customer centricity, dengan menempatkan pelanggan sebagai
fokus perhatian.
Perusahaan menyusun perencanaan layanan secara menyeluruh dimulai
dengan melakukan identifikasi interaksi yang mungkin terjadi
antara Perusahaan dengan pelanggan, termasuk pre-journey, pre-flight,
inflight, post flight dan post journey dan menyusun konsep layanan yang
tepat demi memuaskan pelanggan. Kemudian mengadakan pengawasan
pada implementasinya demi memastikan bahwa seluruh aspek layanan
telah ditangani dengan baik.
Pengembangan konsep Garuda Indonesia Experience, sebuah konsep
layanan yang mengandalkan basis keramah tamahan Indonesia.
32
Penyusunan pelayanan
secara menyeluruh dari mulai pelayanan ticketing sampai dengan
pelayanan saat penerbangan sehingga memberikan kenyamanan kepada
pelanggan
2. Support Activities
a. Procurement
Dalam pemilihan vendor, Garuda lebih memperhatikan aspek
kemampuan dan daya saing perusahaan, daripada mempertimbangkan
aspek kepemilikan TDR.
Pembelian 25 unit pesawat A320-200 sebagai kelanjutan
dari Purchase Agreement antara Garuda Indonesia dan Airbus
Industries.
Semua rekanan akan dilakukan evaluasi berdasarkan kriteria
administratif dan teknis sehingga dalam mencapai hal tersebut, Garuda
Indonesia melakukan penilaian dan melakukan pemeriksaan secara
langsung atas fasilitas yang dimiliki oleh rekanan
b. Technology Development
Implementasi sistem e-procurement yaitu sistem aplikasi berbasis web
yang menyediakan berbagai kemudahan serta informasi dalam kaitannya
dengan Proses Pengadaan Barang/Jasa di lingkungan Garuda Indonesia
guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengadaan.
Peningkatan dan perbaikan fitur sistem online dalam
melayani booking ticket serta web check-in sehingga semakin
memudahkan pelanggan untuk terbang menggunakan Garuda Indonesia.
Implementasi sistem aplikasi tarif penerbangan New Fare Management
System (FMS) agar dapat lebih terintegrasi dengan Global Distribution
System di seluruh dunia.
c. Human Resources
Budaya Perusahaan yang akan mendorong terciptanya working
environment yang kondusif yang pada akhirnya akan mendorong kinerja
terbaik dan berkelanjutan.
Pengelolaan talent yang akan memastikan tersedianya para pemimpin
perusahaan di masa depan.
Pelatihan kepada para pegawai guna meningkatkan pelayanan.
d. Firm Infrastructures
Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan transformasi bisnis dan
restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan
yang mencakup keberhasilan. Perusahaan dalam menyelesaikan
33
restrukturisasi utang, termasuk hutang sewa pembiayaan dengan European
Export Credit Agency (ECA).
4.9 McFarlan Strategic Grid
Tabel 12 Pemetaan Portofolio McFarlan
High Potential
Key Operation
Portofolio McFarlan
Strategic
Support
No
Layanan
Aplikasi Komputer
Menyediakan sistem potensi logistik
1. dalam mengevaluasi kebutuhan
logistik.
Operasional Teknologi Informasi
Layanan reservasi, check-in, Garuda
Miles (frequent flyer), keuangan,
1. layanan penjadwalan dan rotasi
seluruh pesawat dan awak pesawat
Garuda Indonesia.
Dukungan Teknologi Informasi
Pemamfaatan teknologi informasi
1. dalam Mempromosikan
Produk Jasa.
Pemeliharaan Perangkat TI
Memaksimalkan akses internet pada
1. setiap komputer yang ada
diperusahaan (cloud computing).
34
Tabel 13 Matriks 4 Kuadran McFarlan
35
4.10 Strategi Informasi
36
menghambat proses pengadaan survey data
pada nantinya. Evaluasi ini supplier
meliputi: strategic sourcing dan
timelinerss of deliveries.
Tujuan
(Director of Human Potential
CSF Prime Measure Strategi SWOT Value Chain
Capital & Corporate Technology
Affairs Department)
- Kepuasan Evaluasi tingkat absensi 0.1% dari SO3 Human Absensi online
pegawai pegawai. jumlah hari Resource
- Peningkatan kerja
profesionalisme
- Pendidikan dan
pelatihan
37
Tujuan
(Director of Potential
CSF Prime Measure Strategi SWOT Value Chain
Services Technology
Department)
Memenuhi Kepuasan pelanggan 92%
Mobile Service
kebutuhan pelanggan ST1 Services
App
pelanggan merasa puas
Tujuan
(Director of
Finance & Risk Potential
CSF Prime Measure Strategi SWOT Value Chain
Management Tecgnology
Department)
38
BAB 5
KESIMPULAN
39
DAFTAR PUSTAKA
vii