Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BESAR

MANAJEMEN RANTAI PASOK

TEKNIK INDUSTRI

Perusahaan:

PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

Fitri Anda Sari 1201174326

Anisah Ridhayani F.K. 1201174192

Wardatul Faizah 1201170396

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2020
A. Kondisi Eksisting
1. Perusahaan
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 dan
diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Setelah sempat berhenti beroperasi pada
tahun 1942, Coca-Cola mulai diproduksi kembali oleh Indonesia Bottler Limited
(IBL), perusahaan nasional yang didirikan oleh TH Ticoalu, Tatang Nana, dan Harry
Handoyo. Pabrik tersebut memproduksi 1,000-1,500 cases Coca-Cola setiap harinya,
dan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.
Sejak tahun 1960-an, berbagai produk The Coca-Cola Company telah
diperkenalkan ke pasar Indonesia. Dan pada tahun 2000, 10 operasi pembotolan
dikonsolidasikan di bawah Coca-Cola Amatil Indonesia.
Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan produsen dan distributor
minuman non-alkohol siap minum terkemuka yang telah beroperasi di Indonesia
sejak tahun 1992. CCAI memproduksi dan mendistribusikan produk di bawah lisensi
The Coca-Cola Company.
Kantor pusat Coca-Cola Amatil (CCA) terletak di Sydney, Australia, dan telah
terdaftar di Bursa Efek Australia. Induk perusahaan CCAI ini, adalah salah satu dari
20 perusahaan unggulan di Australia.
CCA adalah salah satu perusahaan pembotolan terbesar minuman non-alkohol
siap minum di wilayah Asia-Pasifik dan salah satu dari perusahaan pembotolan Coca-
Cola terbesar di dunia. CCA mempekerjakan hampir 16,000 orang dan memiliki
akses ke lebih dari 270 juta konsumen melalui lebih dari 690,000 pelanggan aktif.
CCA memiliki sejarah yang kaya dan beragam karena telah beroperasi lebih
dari 100 tahun. Saat ini CCA beroperasi di enam lokal, yaitu Australia, Selandia
Baru, Fiji, Indonesia, Papua Nugini, dan Samoa.
CCA di Indonesia mempekerjakan lebih dari 12.000 pekerja. Sejumlah besar
pihak eksternal seperti  pelanggan, pemasok, dan penyedia layanan juga memperoleh
pendapatan dari hasil berbisnis dengan CCAI.
Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu Cibitung,
Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung dan
beroperasi dengan lebih dari 200 pusat penjualan dan distribusi di seluruh Indonesia.
Untuk sumber bahan dasar minuman, jasa dan barang yang tidak terkait dengan
produk, CCAI memiliki lebih dari 2.800 pemasok.

2. Laporan Keuangan dan Analisis Indikator


Berikut merupakan laporan keuangan dari Perusahaan Coca Cola Indonesia untuk dua
tahun terakhir.
- Laporan Keuangan tahun 2017
Laporan diatas menunjukkan bahwa data yang ada pada laporan sangat
lengkap dan dibagi berdasarkan bagiannya nya sendiri. Maksudnya, pada lembar
income statement berisi revenue secara keseluruhan yang didapat dalam periode
satu tahun dari perusahaan kemudian pada lembar comprehensive income berisi
data laporan pemasukan perusahaan darimana saja selama satu tahun dengan lebih
detail. Begitu pula dengan gambar dua laporan berikutnya yang menjelaskan
secara lebih detail tentang laporan ekuitas dan asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Hal ini dilakukan oleh Perusahaan Coca Cola Indonesia dikarenakan
penulisan laporan keuangan mengikuti atau mengadaptasi Australian Accounting
Standard.
Berdasarakan indikator dari yang telah kami pelajari terdapat empat
indikator untuk menyimpulkan performansi dari perusahaan, yaitu:

$ 461,0 M $ 2839,6 M $ 2839,6 M


ROE = APT = INVT =
$ 1548,9 M $ 1191,9 M $ 670,3 M

= 0,3% = 2,38% = 4,24%

$ 678,4 M $ 686,2 M $ 686,2 M


ROA = ART = PPET =
$ 6056,9 M $ 997,9 M $ 1864,8 M

= 0,11% = 0,7% = 0,4%


Berdasarkan dari perhitungan indikator performansi perusahaan, Coca Cola
Indonesia memiliki semua indikator yang dijadikan untuk mencari hasil dari
performansi perusahaan itu sendiri berapa.

- Laporan keuangan tahun 2018


Laporan diatas menunjukkan bahwa data yang ada pada laporan sangat
lengkap dan dibagi berdasarkan bagiannya nya sendiri. Maksudnya, pada lembar
income statement berisi revenue secara keseluruhan yang didapat dalam periode
satu tahun dari perusahaan kemudian pada lembar comprehensive income berisi
data laporan pemasukan perusahaan darimana saja selama satu tahun dengan lebih
detail. Begitu pula dengan gambar dua laporan berikutnya yang menjelaskan
secara lebih detail tentang laporan ekuitas dan asset yang dimiliki oleh
perusahaan. Hal ini dilakukan oleh Perusahaan Coca Cola Indonesia dikarenakan
penulisan laporan keuangan mengikuti atau mengadaptasi Australian Accounting
Standard.
$ 292 M $ 2751,4 M $ 2751,4 M
ROE = APT = INVT =
$ 1544,9 M $ 1246,8 M $ 626,1 M

= 0,2% = 2,2% = 4,39%

$ 617,0 M $ 667 M $ 667,0 M


ROA = ART = PPET =
$ 6172,3 M $ 961,1 M $ 1855,0 M
= 0,1% = 0,69% = 0,36%

Berdasarkan dari perhitungan indicator performansi perusahaan, Coca


Cola Indonesia memiliki semua indicator yang dijadikan untuk mencari hasil dari
performansi perusahaan itu sendiri.

Kesimpulannya adalah analisis perbandingan indikator antara yang telah


kami pelajari dengan indikator eksisting memang sedikit berbeda, karena pada
indicator eksisting ada penamaan indikator yang berbeda semisal untuk net
income pada indicator eksisting diberi nama dengan profit of the year. Tetapi
tidak semua indicator berbeda contohnya untuk inventory tetap, dan PP&E juga
tetap.

3. Strategi Supply Chain Eksisting


 PT.CCAI memiliki sistem distribusi yang telah merambah hampir keseluruh
dunia yaitu telah beroperasi hingga lebih dari 200 negara.
 Memproduksi, menjual dan mendistribusikan lebih dari 10 merek di Indonesia
termasuk minuman ringan berkarbonasi, jus, teh, minuman isotonik, air
minum dalam kemasan, minuman berenergi, dan masih banyak lagi dengan
lebih dari 100 format kemasan dan ukuran.
 Melayani lebih dari 600.000 outlet ritel besar dan kecil secara langsung.
 Coca-Cola Amatil Indonesia saat ini memiliki 9 pabrik di Indonesia. Lokasi
pabrik mereka ada di Medan, Padang, Lampung, Surabaya, Semarang,
Cibitung, Cikedok, Bali dan Sumedang
 Memperluas segmen pasar pada konsumen yang tidak anti-Amerika dengan
cara Tidak mejual pada negara yang memberlakukan peraturan melarang
penjualan coca-cola.
 Meresmikan begitu banyak fasilitas baru sebagai bentuk komitmen untuk
bertumbuh di Indonesia, termasuk: 22 jalur produksi di seluruh operasi
Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan lini produksi ASSP pertama di pabrik
Cikedokan, Jawa Barat. Jalur ASSP terbaru dibangun untuk membantu Amatil
Indonesia dalam melayani pasar yang terus bertumbuh di Indonesia timur,
bersama fasilitas yang diresmikan pada tahun 2017, Mega Distribution Centre
(Mega DC) dan pabrik Preform dengan total investasi US$ 68 juta.
 Pada 2 Oktober 2019: Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia)
resmikan lini produksi Affordable Single Serve Package (ASSP) kedua senilai
US$ 24 juta di pabrik Pasuruan, Jawa Timur. Lini baru ini akan mendukung
Amatil Indonesia untuk memasok plastik ringan berkualitas tinggi dengan
lapisan kaca yang akan meningkatkan daya tahan kemasan sebanyak 260 juta
botol setiap tahunnya di seluruh Jawa Timur dan Indonesia Timur, termasuk
Bali dan Kepulauan Timur, Sulawesi, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Selatan.
4. Pemetaan Supply Chain
Berikut ini merupakan gambar dari pemetaan supply chain pada PT. Coca Cola
Amatil Indonesia:

Berdasarkan dari gambar di atas, rantai pasok dari PT Coca Cola Amatil Indonesia
yaitu:
1. Supplier
PT. Coca Cola Amatil Indonesia mendapatkan bahan baku yang digunakan untuk
proses produksi produknya yaitu dari supplier BB minuman dan supplier BB
kemasan. Supplier BB minuman menyediakan bahan baku yang digunakan dalam
proses produksi minuman yaitu air, gula murni, dan konsentrat. Sedangkan
supplier BB kemasan menyediakan bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi kemasan yang akan digunakan untuk pengemasan.
2. Manufacture
PT. Coca Cola Amatil Indonesia melakukan dua proses manufaktur, yaitu
manufaktur konsentrat yang bertujuan untuk memproduksi coca-cola dan
manufaktur kemasan yang bertujuan untuk memproduksi kemasan yang akan
digunakan untuk pengemasan coca-cola tersebut.
Proses manufaktur pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia terdiri dari:
1) Proses Pencampuran
Proses pencampuran atau penggabungan air, gula, dan konsentrat untuk
menghasilkan sirup. Kemudian sirup ini ditambahkan karbondioksida murni
yang berperan sebagai soda pengkarbonasi.
2) Proses Pencucian
Proses pencucian dan pensterilan botol yang akan digunakan untuk mengemas
minuman yang telah diproduksi.
3) Proses Pengisian dan Penutupan
Proses mengisi atau memasukkan minuman ke dalam botol. Kemudian diikut
proses penutupan botol untuk menjaga kebersihan dan mutu minuman.
4) Proses Pengkodean
Proses pencantuman kode khusus mengenai pembuatan minuman.
5) Proses Pengangkutan
Botol yang telah diisi dengan minuman akan diangkut ke tempat
penyimpanan.
3. Penyimpanan
PT. Coca Cola Amatil Indonesia melakukan proses penyimpanan untuk minuman
yang telah diproduksi sebelum didistribusikan kepada distributor. \
4. Distributor
PT. Coca Cola Amatil Indonesia melakukan proses pendistribusian untuk produk
minumannya kepada distributor. PT. Coca Cola Amatil Indonesia memiliki agen
Coca-Cola Official Distributor diberbagai kota untuk mendistribusikan
produknya.
5. Retailer
Produk minuman yang dihasilkan oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia sampai ke
tangan retailer melalui distributor. Retailer yang menjadi mitra bisnis perusahaan
misalnya supermarket modern yang sering dijumpai di kota-kota besar. Retailer
dari produk minuman inilah yang akan menyalurkan minuman tersebut kepada
para konsumen.
6. User atau End Customer
Melalui retailer, maka konsumen akan bisa mengonsumsi produk minuman yang
diproduksi oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia.

5. Masalah Supply Chain di Sisi Demand dan Supply


PT. Coca Cola Amatil Indonesia merupakan perusahaan yang bertindak sebagai
produsen dan distributor yang memproduksi, memasarkan dan menjual produk
minuman melalui pusat penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Permintaan
pasar akan produk minuman ini sangat tinggi, namun, permintaan konsumen tertinggi
terjadi saat ada perayaan hari besar seperti hari raya idul adha, hari raya idul Fitri, dan
hari raya natal.
Dalam proses produksinya, PT. Coca Cola Amatil Indonesia memerlukan air sebagai
bahan baku utama. Namun, di beberapa lokasi, keterbatasan air menjadi salah satu
masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Keterbatasan air menyebabkan sistem
pemurnian air harus dilakukan sehingga menyebabkan biaya produksi yang
dibebankan kepada perusahaan akan menjadi lebih tinggi.
Selain permasalahan keterbatasan air, PT. Coca Cola Amatil Indonesia juga
mengalami kendala dalam aktivitas supply chain, yaitu perusahaan mengalami
ketidakpastian permintaan fluktuasi sales, ketidakpastian internal seperti kerusakan
mesin, dan ketidakpastian dari supplier seperti keterlambatan dalam pengadaan bahan
baku. Ketidakpastian tersebut menjadi potensi resiko yang akan mengganggu
aktivitas supply chain perusahaan.

B. Usulan Perbaikan
1. Analisis Strategic Fit
Agar suatu perusahaan dapat mencapai kesuksesan, strategi kompetitif dan supply
chain harus fit. Strategic fit artinya bahwa strategi kompetitif dan supply chain
memiliki tujuan yang sama. Terdapat 3 tahapan dasar yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mencapai strategic fit, yaitu:
a) Memahami konsumen dan ketidakpastian supply chain
Untuk memahami konsumen, perusahaan harus mengidentifikasi kebutuhan
konsumen dalam segmen yang dituju atau yang akan dilayani. Misalnya, pada
perusahaan PT. Coca Cola Amatil Indonesia, salah satu hal yang dapat dilakukan
untuk memahami konsumen yaitu dengan mengidentifikasi jumlah permintaan
konsumen akan produk yang dihasilkan. Perusahaan harus dapat menentukan
jumlah kuantitas yang akan diproduksi untuk memenuhi permintaan dari waktu ke
waktu, karena permintaan konsumen terhadap produk minuman yang diproduksi
oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia akan mengalami kenaikan pada special
event.
b) Memahami Kemampuan Supply Chain
Setelah memahami konsumen dan ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan,
hal yang selanjutnya dilakukan ialah memahami kemampuan supply chain dengan
mencari cara agar perusahaan dapat memenuhi permintaan dalam ketidakpastian
tersebut. Pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, hal tersebut dapat dilakukan
dengan meningkatkan responsiveness perusahaan. Misalnya, permintaan akan
produk minuman PT. Coca Cola Amatil Indonesia mengalami kenaikan secara
drastis saat ada special event seperti hari raya. Untuk memenuhi permintaan yang
ada, PT. Coca Cola Amatil Indonesia harus bergerak cepat pada special event
tersebut dalam proses produksi untuk memenuhi permintaan yang naik drastis.
c) Mencapai Strategic Fit
Setelah melakukan pemetaan terhadap kedua tahapan sebelumnya, tahap terakhir
ialah untuk memastikan bahwa derajat responsiveness supply chain konsisten
terhadap ketidakpastian. Tujuannya ialah untuk menargetkan tingkagt respon
yang tinggi untuk supply chain yang menghadapi ketidakpastian yang tinggi, dan
efisiensi untuk supply chain yang menghadapi ketidakpastian yang rendah.
Misalnya, pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia, kompetitif strateginya yaitu
untuk memenuhi permintaan konsumen yang melonjak drastis pada special event,
maka PT. Coca Cola Amatil Indonesia harus mampu melakukan produksi yang
melonjak drastis pula agar permintaan terpenuhi.
2. Identifikasi Logistic Driver dan Cross-Functional Driver
a) Logistic Drivers
Logistic drivers pada supply chain terdiri dari:
1) Fasilitas
Fasilitas merupakan lokasi fisik pada jaringan supply chain mengenai dimana
produk akan di pasarkan, dirakit, atau diproduksi. PT. Coca Cola Amatil
Indonesia memiliki 8 pabrik di seluruh Indonesia, yaitu di Cibitung,
Cikedokan, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, dan Lampung.
Penyebaran lokasi ini berpengaruh pada kemudahan dalam mendapatkan
bahan baku dan dalam melakukan proses pendistribusian kepada distributor.
2) Inventori
Inventori meliputi semua bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi
dalam supply chain. PT. Coca Cola Amatil Indonesia memiliki inventori yang
digunakan untuk menyimpan produk yang telah selesai produksi sebelum
dilakukan pendistribusian ke distributor.
3) Transportation
Transportasi mensyaratkan pemindahan inventori dari titik ke titik dalam
supply chain. Dalam pemindahan atau proses distribusi, PT. Coca Cola Amatil
Indonesia menggunakan berbagai jalur, salah satunya yaitu jalur darat.
Melalui jalur darat, PT. Coca Cola Amatil Indonesia menggunakan
transportasi truk.
b) Cross-Functional Drivers
Cross-functional drivers pada supply chain terdiri dari:
1) Information
Informasi terdiri dari data dan analisis mengenai fasilitas, inventori,
transportasi, biaya, harga, dan konsumen di seluruh supply chain. PT. Coca
Cola Amatil Indonesia membutuhkan informasi terkait untuk menentukan
lokasi fasilitas atau pabrik yang cocok dan strategis agar memudahkan proses
produksi dan pengadaan bahan baku dari supplier. Selain itu, PT. Coca Cola
Amatil Indonesia pula harus mempertimbangkan trasnportasi yang akan
digunakan dalam pendistribusian produk. Penentuan lokasi pabrik dan
trasnportasi yang akan memengaruhi biaya dan harga yang akan dibebankan
kepada konsumen yang akan membeli dan mengonsumsi produk minuman
yang diproduksi oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia.
2) Sourcing
Sourcing adalah pilihan mengenai siapa yang akan melakukan kegiatan
supply chain tertentu, seperti produksi, penyimpanan, transportasi, atau
pengelolaan informasi. PT. Coca Cola Amatil Indonesia mempekerjakan lebih
dari 12.000 pekerja yang bertugas untuk melakukan kegiatan pada supply
chain.
3) Pricing
Pricing menentukan berapa banyak perusahaan akan mengenakan biaya untuk
barang dan jasa yang disediakan dalam supply chain. Pricing untuk produk
yang diproduksi oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia dipengaruhi oleh letak
fasilitas, jenis fasilitas yang digunakan, dan transportasi yang digunakan.
3. Identifikasi dan Usulan Jaringan Distribusi
DAFTAR PUSTAKA
https://industri.kontan.co.id/news/coca-cola-indonesia-tambah-kapasitas-produksi
http://coca-colaamatil.co.id/cormobile/news/detail/490

Anda mungkin juga menyukai