permintaannya.
Transportation cost : kurangnya koordinasi meningkatkan biaya transportasi dalam
rantai pasok. Kebutuhan transportasi dari waktu ke waktu pada P&G dan
pemasoknya
yang
berkorelasi
untuk
memenuhi
pesanan.
Sehingga, bull
Incentive obstacles
Information-processing obstacles
Operational obstacles
Pricing obstacles
Behavorial obstacles
INCENTIVE OBSTACLES
Pada hambatan intensif terjadi ketika tahapan intensif berbeda atau tindakan yang bisa
meningkatkan variability sehingga mngurangi kentungan yang di peroleh rantai pasok. Ada
2 hambatan insentif yaitu optimasi lokal dalam fungsi/ tahapan rantai pasok dan insentif
terstruktur. Optimasi lokal dalam fungsi / tahapan rantai pasok, lebih fokus pada dampak
lokal dari hasil tindakan dalam mengambil keputusan, yang tidak memaksimalkan
keuntungan rantai pasok. Sedangkan insentif terstruktur merupakan kendala dalam
koordinasi rantai pasok. Produsen biasanya mengukur penjualan dari kuantitas penjualan
kepada distributor atau pengecer bukan kuantitas penjualan kepada pelanggan akhir
(melalui penjual).
INFORMATION-PROCESSING OBSTACLES
Hambatan proses informasi terjadi ketika informasi permintaan terhambat setiap tahapan
rantai pasok sehingga menyebabkan peningkatan yang berbeda dalam pesanan pada rantai
pasok. Ada 2 hambatan dalam proses informasi yaitu peramalan berdasarkan pesanan bukan
permintaan pelanggan dan kerugian dari berbagi informasi.
OPERATIONAL OBSTACLES
Hambatan Operasional terjadi dalam kegiatan penempatan dan pengisian pesanan yang
mengarah pada peningkatan variabilitas. Saat perusahaan memesan ukuran lot dalam
jumlah yang lebih banyak dibanding ukuran lot saat munculnya permintaan,
maka
variabilitas pesanan meningkat. Akan tetapi, hal ini berakibat pada tak menentunya aliran
pesanan. Penyimpangan informasi meningkat jika penambahan lead time terlalu lama. Pada
saat salah satu rantai dari supply chain management ada yang melakukan permainan yang
mengakibatkan pabrik tidak mengetahui permintaan pasar yang sebenarnya sehingga terjadi
kekurangan atau kelebihan stock di pasaran yang mengakibatkan kekacauan di
downstream, atau ada salah satu mata rantai yang melakukan penimbunan barang agar
terjadi scarcity dan menimbulkan kekacauan di mata rantai SCM, sehingga permintaan
meningkat dari downstream.
PRICING OBSTACLES
Hambatan Harga muncul saat kebijakan harga untuk produk menyebabkan meningkatnya
varabilitas pesanan. Lot Size-Based Quantity Discounts meningkatkan pemesanan lot size
dalam supply chain. Fluktuasi Harga, manufaktur dan distributor biasanya membuat
promosi secara periodikal, sehingga membuat pembeli melakukan permintaan menjadi
lebih banyak dari yang sebenarnya dibutuhkan. Promosi semacam ini dapat membuat
supply chain menjadi terancam, ini dikarenakan pembeli akan memesan lebih banyak dari
yang dibutuhkan ketika sedang ada promosi dan ketika harga menjadi normal maka tidal
ada pembelian karena customer masih memiliki stock barang. Ini membuat peta permintaan
tidak menunjukkan pola yang sebenarnya.
BEHAVORIAL OBSTACLES
Hambatan perilaku merupakan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi yang
ikut menimbulkan efek bullwhip. Masalah-masalah ini sering terkait dengan struktur suatu
supplychain dan bentuk komunikasi yang terjadi di antara setiap tahapannya.
rantai pasok. Misalnya, rantai pasokan pemasok dapat menghilangkan peramalan usaha jika
percaya pesanan dan peramalan informasi yang diterima dari retailer.
Penjual dan pembeli mungkin bekerja sama dalam sebuah rantai pasokan bersama salah
satu atau semua kegiatan rantai pasok dibawah ini :
1. Strategi dan perencanaan. Partner menentukan cakupan dari kolaborasi dan
menetapkan peran, tanggung jawab, dan checkpoints yang jelas. Pada joint business
plan mereka kemudian mengidentifikasi peristiwa penting seperti promosi,
perkenalan produk baru, pembukaan/penutupan toko, dan perubahan dalam
kebijakan inventory yang mempengaruhi supply dan demand.
2. Manajemen permintaan dan pasokan. Perkiraan penjualan kolaboratif yang
menggambarkan perkiraan terbaik permintaan konsumen pada suatu titik penjualan.
Ini kemudian dirubah menjadi rencana kolaboratif pemesanan yang menentukan
pemesanan yang akan datang dan delivery requirements yang didasarkan pada
perkiraan penjualan, posisi inventory, dan penambahan lead time.
3. Eksekusi. Setelah perkiraan ditetapkan, perkiraan tersebut diubah menjadi
pemesanan nyata. Pemenuhan permintaan ini kemudian melibatkan produksi,
pengiriman, penerimaan, dan melakukan stocking produk.
mendasar
dari
kesuksesan
kolaborasi
adalah
identifikasi
dan
resolusi exceptions. Exeptions merujuk kepada sebuah kesenjangan antara ramalan yang
dibuat oleh dua pihak atau beberapa metrik kinerja yang jatuh atau kemungkinan besar
akan jatuh di luar batasan yang dapat diterima. Metrik ini mungkin termasuk persediaan
yang melebihi target atau ketersediaan produk yang jauh di bawah target.
Salah satu kesuksesan CPFR ini dilakuakan oleh Henkel, sebuah manufaktur detergent
dari Jerman, dan Eroski, retailer makanan di Spanyol. Sebelum CPFR , Eroski melihat
seringnya stockouts dari produk Henkel, terutama saat promosi. Di permulaan dari CPFR
pada desember tahun 1999, 70 persen dari peramalan penjualan memiliki rata-rata error 50
persen dan hanya 5 persen yang memiliki kesalahan lebih dari 20 percent. Dalam 4 bulan
dari pelaksanaan CPFR, 70 persen dari peramalan penjualan memiliki error di bawah 20
persen dan hanya 5 persen yang memiliki eror di atas 50 persen. CPFR menghasilkan 98
persen customer service level dan rata-rata inventarisasi hanya lima hari.
TABLE 5-1 Empat Skenario Umum CPFR
Skenario CPFR
Di Industri mana
Supply Chain
Channel atau kategori yang
diterapkan
Semua industri kecuali yang
Kolaborasi perlengkapan
sangat dipromosikan
DC ritel atau distributor DC
menerapkan EDLP
Apotek, hardware, toko
DC
bahan pangan
Kolaborasi perlengkapan
Pengiriman penjualan
toko
Kolaborasi perencanaan
campuran
musiman
khusus