Nafiesa Lauza Mernisa Hilman/ Magister Management 72-C
PT Kereta Api Indonesia: Mencari Kebenaran dalam Laporan Keuangan
Terdapat lima prinsip GCG yang dapat dijadikan pedoman bagi para pelaku bisnis, yaitu Transparency, Accountability, Responsibility, Indepandency dan Fairness sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada pemegang saham, dewan komisaris, mitra bisnis, serta stakeholder lainnya. Pada tahun 2005, diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI yang mana dicatat meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar, namun apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Hekinus Manao sebagai Komisaris PT KAI yang juga sebagai Direktur Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan mengatakan bahwa laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan. Pada tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya Audit terhadap laporan keuangan PT KAI untuk dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK). Pada tahun 2004 laporan keuangan PT KAI diaudit oleh BPK dan akuntan publik. Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat umum pemegang saham. Hekinus Manao selaku komisaris PT KAI, menolak menyetujui laporan keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Adapun isu sistemik, organisasi, dan individu yang terdapat dalam kasus ini, pada isu sistemik yaituPT. KAI melaporkan adanya laba perusahaan agar kinerja direksi dinilai baik. Isu organisasi yang terjadi pada kasus ini yaitu KAP yang tidak profesional dalam melakukan audit, yang mana KAP tidak melakukan koreksi laporan keuangan terlebih dahulu sebelum laporan tersebut disetujui oleh direksi. Kesalahan terjadi ketika manajemen KAI tidak memasukan PPN dan memasukan BPYBDS Isu idividunya yaitu Hekinus Manao menduga adanya kesalahan laporan keuangan dan Salam Mannan yang melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP). Pada kasus ini terdapat beberapa pelanggaran etika yang terjadi yaitu utiliarianisme dan right. Kasus ini melanggar konsep utiliariansime yang mana biaya yang dikeluarkan lebih kecil daripada kerugian yang diperoleh oleh shareholder dan stakeholder. Kemudian konsep right juga dilanggar pada kasus ini yang mana pemegang saham, dewan komisaris, mitra bisnis, serta stakeholder lainnya tidak memperoleh hak mereka untuk memdapatkan laporan keuangan yang benar, pemegang kepentingan memiliki hak untuk memperoleh aporan keuangan yang benar adanya, dengan adanya hal tersebut maka menimbulkan kerugian bagi pemilik kepentingan. Pada dasarnya KAP serta direksi KAI secara moral bertanggung jawab atas terjadinya insiden ini karena kewenangan atas pembuatan laporan keuangan merupaakn kewenangan anatra direksi dengan KAP yang telah ditunjuk. Solusi yang dapat diberikan antara lain melakukan pemeriksaan secara keseluruhan dalam pembuatan laporan keuangan dan menjalankan kembali BPK sebagai auditor yang ditunjuk negara. Dengan adanya solusi trsebut diharapkan dapat mengurangi risiko kesalahan dalam pelaporan laporan keuangan