INDONESIA
MEDAN
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 1
1.2 LATAR BELAKANG 1
1.3 RUMUSAN MASALAH 6
1.4 TUJUAN MASALAH 6
1.5 MANFAAT MASALAH 6
BAB II KAJIAN TEORI 7
2.1 Landasan Teori dan Peneliti Terdahulu 7
2.1.1 Pembangunan Infrastruktur 7
2.1.2 Transfortasi 8
2.1.3 Kajian Sektor Transportasi Menurut Undang – Undang 10
2.1.4 Investasi Pembangunan Infrastruktur 15
2.1.5 Pendapatan Asli Daerah 21
2.1.6 Kebijakan Publik 22
2.1.7 Kebijakan Publik 23
BAB III PEMBAHASAN 28
3.1 Gambaran Umum Infrastruktur 29
BAB IV PENUTUP 38
4.1 KESIMPULAN 38
4.2 SARAN 39
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana infrastruktur dasar yang dibutuhkan manusia untuk dapat
melakukan pergerakan dari suatu lokasi ke lokasi lainnya dalam rangka pemenuhan
kebutuhan. Ketersediaan jalan menjadi hal yang dianggap mendesak manakala kegiatan
ekonomi masyarakat mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Ditinjau dari sudat
Di Indonesia, setelah era otonomi daerah, penyelenggaraan jalan terbagi atas tiga
kewenangan yaitu: pemerintah pusat, pemerintah daerah Provinsi dan pemerintah daerah
jalan tol, pemerintah daerah Provinsi berwenang dalam penyelenggaraan jalan Provinsi dan
kabupaten/Kota. Dalam hal ini penyelenggaraan jalan diartikan sebagai kegiatan yang
penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia,
serta penelitian dan pengembangan jalan; Pembangunan jalan adalah kegiatan pemrograman
pemeliharaan jalan. sedangkan Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk
tentang jalan, Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum. Pada dasarnya
Penyelenggara jalan umum wajib mengusahakan agar jalan dapat digunakan sebesarbesar
Pasal 4 tersebut terlihat bahwa penyelenggara jalan ini bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, tapi saat ini
peningkatan kemakmuran rakyat dan pertumbuhan ekonomi nasional dirasa akan terhambat
karena saat ini banyak terjadi kerusakan di jalan raya dan jika ini dibiarkan berlarutlarut
tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kerusakan ini akan menghambat peningkatan-penigkatan
tersebut.
Rusaknya jalan sendiri disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kualitas bahan jalan
itu sendiri, berat beban yang diterima jalan, juga faktor alam seperti tanah yang labil dan
curah hujan yang tinggi.Penyelenggara jalan, dalam hal ini pemerintah pusat dan daerah,
bertanggung jawab penuh atas pemeliharaan dan perbaikan jalan-jalan yang ada. Jadi,
apabila sampai terjadi kecelakaan yang diakibatkan kondisi jalanan rusak, maka pengguna
jalan berhak menuntut dan meminta ganti rugi kepada penyelenggara jalan tersebut.
umum dan penyelenggaraan jalan nasional. Penyelenggaraan jalan secara umum meliputi
jalan nasional, jalan Provinsi, jalan kabupaten, jalan Kota, dan jalan desa. Penyelenggaraan
jalan umum oleh Pemerintah dilaksanakan oleh Menteri Penyelenggarannya dikuasai oleh
Negara, dan pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkan
lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, lancer, tertib, nyaman, dan efesien.
Pada dasarnya pemerintah yang membidangi penyelenggara jalan ialah Dinas Pekerjaan
Umum (PU) Provinsi untuk wilayah Provinsi dan Dinas Pekerjaan Umum untuk wilayah
kabupaten/Kota. Maka dari itu melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota Gorontalo semua
permasalahan jalan yang ada di Kota Medan harus sesuai dengan amanah Undang-Undang
no 38 tahun 2008 tentang jalan. Melalui pemerintah Kota dalam hal ini dinas PU ialah
sebuah struktural organisasi kedaerahan yang bertanggung jawab secara penuh tentang
perkembangan dan keberadaan baik dan buruknya jalan maupun infrastruktur lainnya yang
Terlepas dari pada peran dinas PU Kota Medan tidak menyampingakan keberadaan lalu
lintas yang ada di Kota Medan. Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan masyarakat,
dibutuhkan peningkatan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan raya, sehingga
masyarakat dapat melaksanakan segala aktifitasnya dengan baik, lancer, aman, dan nyaman,
menyangkut arah lalu lintas, prioritas menggunakan jalan, lajur lalu-lintas, pengendalian
arus di persimpangan, tata cara melewati suatu perlintasan serta lainnya yang berkaitan
dengan operasi di jalan. Keberadaan lalu lintas yang aman dan lancar mampu mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan, memperkukuh persatuan dan kesatuan serta mampu memperlancar
arus pemerataan hasil-hasil pembangunan dan perdagangan. Dengan kata lain, keberadaan
lalu lintas memiliki fungsi dan peranan yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional
yaitu membentuk masyarakat yang adil dan makmur baik secara materiil maupun spiritual
jalan terhadap pengemudi dapat dilhat dari arah lalu lintas, kepadatan lalu lintas dan kondisi
dan pengendalian lalu lintas suatu moda transportasi.Manajemen lalu lintas bertujuan untuk
merupakan suatu kegiatan untuk ber lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan tertentu,
termasuk dalam hal ini penataan sirkulasi lalu lintas, penentuan kesepakatan maksimum dan
atau minimum, larangan penggunaan jalan, larangaan dan atau perintah bagi pemakai jalan
Pembuatan berbagai aturan mengenai lalu lintas merupakan upaya dan harapan dari
pemerintah untuk dapat menciptakan ketertiban berlalu lintas di jalan raya. Lebih jauh dari
itu dengan adanya aturan yang sifatnya memaksa tersebut, mampu mencegah timbulnya
berbagai kondisi yang tidak diingikan. Misalnya, munculnya kecelakaan lalu lintas yang
menyebabkan timbulnya korban jiwa dari masyarakat. Selama ini, ada lima factor yang
sering menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas. Salah satunya, yaitu
prasarana jalan.Jalan yang rusak atau berlubang dan kurang dilengkapi prasarana pendukung
seperti lampu penerangan dapat memicu terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan si
pengendara.
penyebab dan berkontribusi, keadaan lingkungan, waktu.Salah satu yang dbedakan dalan
tingkat parah korban yaitu, kerusakan kendaraan akibat kecelakaan tunggal, biasanya
melibatkab kerusakan jalan, kelengkapan, dan bangunan disekitarnya. Kerusakan jalan yang
terjadi di berbagai daerah saat ini merupakan permasalah yang sangat kompleks dan
kerugian yang diderita sungguh besar terutama bagi pengguna jalan, seperti terjadinya waktu
tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalulintas, dan lain-lain. Kerugian secara individu
tersebut akan menjadi akumulasi kerugian ekonomi global bagi daerah tersebut. Banyak
kritik yang telah dikirimkan kepada institusi pemerintahan dalam upaya penanganan dan
pengelolaan jalan, agar berbagai kerusakan yang terjadi segera diatasi. Secara umum
penyebab kerusakan jalan ada berbagai sebab yakni umur rencana jalan yang telah dilewati,
genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir akibat drainase yang kurang
baik, beban lalu lintas berulang yang berebihan “overloaded” yang menyebabkan umur
pakai jalan lebih pendek dari perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasaan yang
kurang baik dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada.Selain itu
penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab.Panas dan suhu udara, air dan hujan,
serta mutu awal produk jalan yang jelek juga sangat mempengaruhi. Oleh sebab itu
disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat melayani
Melihat keberadaan Kota Medan juga masih banyak jalan yang rusak yang menyebabkan
Umum (PU) seharusnya lebih memperhatikan jalan rusak tersebut agar tidak terjadi lagi
kecelakaan yang dapat merugikan masyarakat karena hal tersebut sudah diatur
melihat dalam lapangan masih banyak jalan-jalan yang rusak yang dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas, oleh karena itu peran pemerintah khususnya Dinas Pekerjaan Umum
untuk melakukan perannya terhadap perbaikan jalan sesuai dengan amanah dari padapasal 2
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik menuangkan dalam penelitian dengan judul
”Peran Dinas Pekerjaan Umum Terhadap Perbaikan Jalan Rusak Ditinjau Dari pasal 2
Adapun rumusan masalah sesuai dengan latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Peran Dinas Pekerjaan Umum terhadap perbaikan jalan ditinjau dari
2. Apa kendala pihak pekerjaan umum terhadap perbaikan jalan yang ada di Kota
Medan?
1. Untuk mengetahui peran Dinas Pekerjaan Umum terhadap perbaikan jalan rusak
memberikan solusi dalam bidang hukum terkait dengan peran Dinas Pekerjaan
KAJIAN TEORI
suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu
untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh
proses ini juga merupakan proses dari humanisasi. Di samping itu menumbuhkan
2.1.2. Transportasi
merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi Negara yang bisa
luas di dalam kehidupan meliputi atas berbagai aspek (Nasution, 2007) yakni:
bahasa (Nasution.2004).
keuntungan yaitu :
nyata.
C. Aspek Hukum
terjadi kecelakaan lalu lintas, juga terhadap penerbangan luar negeri yang
melewati batas wilayah suatu negara, diatur dalam perjanjian antar negara
D. Aspek Teknik
E. Aspek ekonomi
Peranan pengangkutan tidak hanya untuk memperlancar arus barang dan
tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana
pembangunan ekonomi.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi
pengembangan wilayah.
Pengertian-pengertian :
nasional.
Pengertian-pengertian :
transportasi.
Pengertian-pengertian
kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu
udara.
massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda
penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang- barang modal atau
menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan datang. (Sadono,
2006). Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:
2. Suku bunga.
indikator besar :
karena kurang adanya peraturan yang jelas yang dapat diprediksi. Seperti contoh
Keadaan ini telah menghalangi masuknya investasi swasta, karena investor yang
punya potensi dalam proyek PPP tidak menerima perlakuan yang adil. Di bawah
peraturan baru ini (dimana kekuatan monopoli Pelindo dicabut dan mereka
pelabuhan, yang akan bertindak atas nama pemerintah. Dalam struktur ini,
pembagian tanggung jawab antara otoritas publik dan investor swasta dalam
diperlukan untuk merancang proyek PPP yang layak dana yang dapat
investor transportasi.
transportasi adalah tidak adanya proyek layak dana yang telah ditawarkan sejauh
ini pada investor berpotensi. Sebagian besar contoh ialah Privatisasi sebagian
Tanjung Priok dan Tanjung Perak pada tahun 1999 lebih dianggap sebagai upaya
penggalangan dana oleh pemerintah selama krisis keuangan Asia, dan bukan
menawarkan proyek). Kedua proyek ini sebenarnya sedang berada pada tahap
persiapan tender sejak tahun 2006, tetapi prosesnya amat lambat karena
dengan kebutuhan spesifik proyek. Beberapa varian definisi KPS, antara lain,
dengan kebutuhan spesifik proyek. Beberapa varian definisi KPS, antara lain,
dari sektor publik dan sektor swasta yang bekerja bersama untuk
Pemerintah dan Swasta ini, antara lain, adalah untuk meningkatkan efektivitas
pelayanan publik, dan adanya pembagian modal, risiko, dan kompetensi atau
Kerjasama Pemerintah dan Swasta tidak hanya dapat dipandang dari sisi public
dan private sector saja, akan tetapi merupakan triangle synergy antara
Commission for Europe (2008), dan Asian Development Bank (2008), para
unsur, yaitu:
kondusif.
pendapatan masyarakat.
Sampai saat ini belum ada data yang mengidentifikasi sejauh mana alokasi
masing-masing sumber pendanaan di daerah-daerah terutama APBD dari sektor
dari kegiatan yang dilakukan dapat mengetahui apakah selama ini sumber-
sumber pendanaan baik yang bersumber dari APBN maupun non APBN telah
yang dimaksud terkait dengan pencap aian tiga strategi yang telah ditetapkan
dalam Renstra Kemen PU (pro poor, pro job, dan pro growth). Ketiga, dari
pendapatan sebagai hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih. Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan
atas pertimbangan bahwa daerah itu sendiri yang lebih mengetahui keadaan dan
masyarakat.
Konsep dasar hak menguasai tanah oleh Negara di Kota Medan termuat
dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 yang berbunyi : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
ayat (3) tersebut dijelaskan dalam penjelasan Pasal 33 alinea 4 yang berbunyi :
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamya adalah pokok-
pokok kemakmuran rakyat, sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan
ayat (3) dan penjelasannya tersebut tampak bahwa, menurut konsep Undang-
Undang Dasar 1945, hubungan antara Negara dengan bumi, air, dan
Artinya, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya itu dikuasai oleh Negara
infrastruktur, terutama pada masa Reformasi ini. Kendala pengadaan tanah akibat
naiknya harga tanah secara ekstrim sesungguhnya bukanlah hal baru, namun
sejauh ini, Pemerintah Kota Medan belum juga berhasil menemukan formula
Pemerintah Kota Medan dapat menggunakan haknya untuk mengambil alih hak
atas tanah tersebut melalui mekanisme kompensasi yang layak. Hak Pemerintah
2007 tentang Penataan Ruang khususnya pasal 33 ayat (3) yang berbunyi :
prasarana dan sarana bagi kepentingan umum memberikan hak prioritas pertama
bagi Pemerintah dan pemerintah daerah untuk menerima pengalihan hak atas
dimiliki atau akan dimiliki oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah, meliputi:
a. Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, di ruang atas
lainnya;
(1978) sebagai perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi, Nugroho
karena itu, kebijakan dapat disebut sebagai hukum dalam arti luas, jadi
jauh lagi kita bias melihat bahwa indikator keberhasilan kebijakan publik
1) Formulasi Kebijakan
alternatif keputusan dilakukan secara terus menerus dan tidak pernah berhenti
disebut perumusan kebijaksanaan.
kemungkinan pada proses implementasi juga akan tidak baik bahkan yang lebih
kebijakan setidaknya terdapat empat macam kegiatan yang harus dilalui antara
policy design.
2. Implementasi Kebijakan
jaringan kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang baik secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi perilaku semua pihak yang terlibat dan
pada domain politik atau sebaliknya penerapan metode politik pada fenomena
ekonomi. Ada pola distribusi kekuasaan antara negara dan privat yang tarik
menarik. Pemahaman pola distribusi ini dianalisa secara menarik oleh Merlo
(2006:2), yaitu dengan menilai satu alasan mendasar bahwa ekonomi politik
mempertahankan kekuasaan.
Medan) terhadap sektor ekonomi tidak bisa begitu saja diremehkan. Pengaruh
tersebut dapat dilihat pada dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap pola
perencanaan jangka panjang long-range planning. Salah satu usaha yang dapat
Jika memiliki infrastruktur yang bagus, bisa dipastikan daerah Kota Medan
memiliki keadaan ekonomi yang kuat. Sebaliknya, jika suatu daerah memiliki
infrastruktur yang relatif jelek, keadaan ekonominya pun cenderung tidak begitu
dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting Oleh sebab itu, kebijakan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Infrastruktur
tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dsb, memiliki keterkaitan
yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan suatu wilayah, yang antara lain
dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut
dapat dilihat bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem infrastruktur yang
masyarakat yang lebih baik pula, dibandingkan dengan daerah yang mempunyai
nasional.
negara- negara tetangga dapat dianggap belum maju. Berdasarkan tabel 3-1, dapat
dilihat posisi Indonesia berada pada peringkat terbawah diantara 12 negara ASEAN.
Kondisi kelistrikan Indonesia juga menempati nomor 2 dari bawah. Secara umum,
dapat dikatakan bahwa dari sisi infrastruktur. Indonesia merupakan negara ASEAN
Tabel 3-1
Kinerja Infrastruktur Indonesia di ASEAN
Kawasan barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), secara umum
diketahui bahwa infrastruktur di Pulau Jawa lebih maju jika dibandingkan dengan
infrastruktur di luar Pulau Jawa. Misalnya panjang jalan di Indonesia hampir mencapai
sepertiganya berada si Pulau Jawa, 80% kapasitas listrik nasional berada di sistem
bersih yang lebih dari setengahnya berada di Jawa- Bali. Ketimpangan dapat dilihat
dari besarnya investasi yang berada di pulau Jawa, padahal luasnya hanya mencakup
7% dari seluruh wilayah indonesia. Pulau jawa merupakan penyumbang PDB terbesar
indonesia menghasilkan lebih dari 60% total output Indonesia (BPS, 2007).
Selanjutnya, akan diuraikan lebih lanjut, keadaan Infrastruktur Ekonomi dan Sosial
Indonesia yang berperan besar dalam pembangunan, yaitu infrastuktur jalan, listrik,
faktor produksi antar daerah serta meningkatkan mobilitas penduduk. Besarnya mobilitas
ekonomi tahun 2002 yang melalui jaringan jalan nasional dan propinsi rata- rata per hari
tol di Indonesia telah dimulai sejak 26 tahun lalu, namun total panjang jalan tol yang telah
dibangun hingga saat ini hanya 570 kilometer (km). Padahal di Malaysia yang baru
memulai pembangunan jalan tol 20 tahun lalu total panjang jalan tol yang berhasil
dibangun sudah mencapai 1.230 km. Di China, panjang jalan tol mencapai lebih dari
100.000 km dan jalan arteri sekitar 1,7 juta km dengan tingkat kepadatan jalan 1.384 km/1
juta penduduk. Sementara itu, panjang jaringan jalan non-tol di Indonesia telah mencapai
310.029 km (Tabel 3-2). Sejak Pra-Pelita hingga tahun 2002, panjang jalan kabupaten
mencapai lebih dari 50% dan total panjang jalan, Sedangkan panjang jalan propinsi rata-
rata 18,96% dari total panjang jalan non-tol, sisanya merupakan jalan nasional dan jalan
kota.
tingkat pembangunan jaringan jalan di Indonesia Bagian Timur, sistem jaringan jalan
Kalimantan dan Sulawesi belum terhubungkan. Jika hal ini terus berlanjut maka hal ini
dapat mengganggu kegiatan investasi di sektor ekonomi dan lainnya yang memerlukan
pertumbuhan ekonomi.
jalan yang sudah ada juga merupakan hal yang penting. Kurangnya pemeliharaan
mengakibatkan kondisi jalan mudah mengalami kerusakan. Pada tahun 2004, dari total
panjang jalan 348.148 km (Tabel 3-4), kondisi jalan yang rusak mencapai 19% dari
34.629 km jalan nasional, 37% dari 46.499 km jalan provinsi, 56% dari 240.946 km
jalan kabupaten, dan 4% dari 25.518 km jalan kota. Di samping itu terdapat jalan tol
sepanjang 606 km yang secara keseluruhan dalam kondisi baik. Kondisi sistem jaringan
jalan pada tahun 2004 yang meliputi jalan nasional, provinsi, kabupaten, kota maupun
jalan tol yang dalam kondisi baik dan sedang mencapai 54% dari seluruh jaringan jalan
yang ada Dapat dikatakan secara umum, keadaan infrastruktur jalan di Indonesia masih
kurang mendukung untuk menarik investasi, baik dari segi panjang jalan maupun
keadaan jalan
3.3 Infrastruktur Listrik
Tenaga listrik adalah salah satu sumber energi vital yang diperlukan sebagai sarana
pendukung produksi atau kehidupan sehari-hari, dan tenaga listrik memegang peranan
penting dalam upaya mendukung pembangunan nasional secara luas baik ekonomi,
sosial maupun budaya. Dapat dilihat bahwa dari tahun-ke-tahun konsumsi listrik di
Indonesia terus meningkat, baik dari jumlah pelanggan rumah tangga, kelompok usaha
Sehingga pemadaman akibat kekurangan pasokan listrik dapat dikurangi. Hal tersebut
sudah mulai terasa di berbagai pulau di Indonesia, terutama di luar Jawa sering terjadi
pemadaman total (black out), contohnya di Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan dan
Lampung. Di Pulau Jawa sendiri-pun juga sering terjadi pemadaman listrik secara
bergilir.
pertumbuhan rata-rata 13% per tahun. Dalam kurun waktu 1969-1993 kapasitas
pembangkit tenaga listrik nasional meningkat tajam dari 542 MW menjadi 13.569 MW
atau meningkat lebih dari 24 kali lipat. Investasi dalam pembangunan fasilitas ketenaga
dengan kapasitas sebesar 7.996 MW, jaringan transmisi sepanjang 6.350 km, gardu
induk dengan kapasitas 16.816 MVA, serta berbagai jaringan tegangan listrik lainnya
(Kadin, 2006).
Indonesia dirasakan masih jauh dari mencukupi. Akses terhadap listrik masih sulit,
diperkirakan sekitar 90 juta penduduk, yang diantaranya 90% adalah masyarakat miskin
tidak mendapat akses listrik. Selain itu, biaya sambungan di daerah pedesaan 33% lebih
Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk di dunia ini. Kebutuhan
akan air oleh manusia menyangkut dua hal, yaitu air untuk kehidupan kita sebagai
makhluk hayati dan air untuk kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. 1
Kebutuhan akan air diperlukan dalam produksi bahan makanan kita, seperti untuk
Usaha masyarakat untuk mendapatkan air bersih sangat beragam, dari mulai
menggunakan pompa, sumur, mata air sampai membeli air dari pedagang keliling.
Meskipun begitu, di Indonesia, akses terhadap air bersih masih dinilai rendah bila
dibandingkan dengan negara lainnya. Menurut laporan Bank Dunia, terdapat 78% dari
populasi Indonesia yang memiliki akses air bersih (World Bank, 2002).
mampu mengakses pada sumber air bersih. Namun masyarakat Indonesia yang
memperoleh perbaikan sanitasi baru mencapai 63,5 % penduduk saja pada tahun 2002.
Artinya sampai saat ini masalah sanitasi atau penyehatan lingkungan belum
lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perbaikan terhadap air
bersih.
Berdasarkan data tabel di atas, berarti ada sekitar 22% dari populasi yang
tidak memiliki akses terhadap air yang layak dikonsumsi (Tabel 3-6), sedangkan
akses terhadap air bersih sangatlah dibutuhkan. Oleh karena itu, dibutuhkan
peran serta dari pemerintah untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan air
bersih melalui pengadaan seluran pipa oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Jumlah PDAM di seluruh Indonesia mencapai 294 buah pada tahun
peningkatan sebesar 97.04% jika dibandingkan pada tahun 1994 yang sebesar
1.063.432 m3/detik (BPS 2002). Namun hal ini belum berarti perbaikan akses
Tabel 3-7
Persentase Rumah Tangga/Populasi Yang Menggunakan
Pipa/PAM Menurut Propinsi, 1992 dan 2000
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa pembangunan infrastruktur air berupa
masyarakat Indonesia masih mendapatkan air dengan sistem self-supply. Hal ini
tentunya dapat berakibat pada kurangnya akses air bersih pada masyarakat dan tidak
terjaminnya kualitas dari air bersih yang didapat masyarakat. Propinsi dengan persentase
pemasangan jaringan Pipa/PAM yang terbesar terdapat pada propinsi DKI Jakarta
dengan persentase sebesar 49,8 % (2002). Ini berarti hampir setengah penduduk propinsi
DKI Jakarta dapat mengakses air bersih yang disediakan oleh jaringan Pipa/PAM. Jika
dibandingkan dengan propinsi Lampung yang hanya 5,3 % maka dapat dilihat
pembangunan yang cukup pesat. Awal pembangunan telekomunikasi diawali tahun 1882,
yaitu saat didirikannya sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap
telekomunikasi saat ini dirasa masih kurang, melihat luas dan jumlah populasi Indonesia
telekomunikasi yang sebagian besar akses masih dinikmati oleh warga perkotaan.
penyebaran sambungan telepon di Indonesia juga memiliki ketimpangan yang
sangat tajam yaitu 11-25% di wilayah metropolis dan hanya sebesar 0,2% di wilayah
di Indonesia Bagian Timur. Sampai dengan tahun 2003, 86% dari infrastruktur
telekomunikasi terdapat di Sumatera, Jawa dan Bali, dengan demikian hanya 14% dari
Salah satu faktor dalam membangun sumber daya manusia adalah kesehatan, pada
tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi
produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara
fisik dan mental akan lebih enerjik dan kuat, lebih produktif, dan mendapatkan
penghasilan yang tinggi. Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai kemampuan belajar
lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik. Dalam keluarga yang
sehat, pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika dibandingkan dengan
keluarga yang tidak sehat. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang
ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di
kesehatan yang memadai. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang
diperkuat juga dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di
hampir seluruh wilayah Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan Meskipun fasilitas
pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan, namun pemerataan dan
sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak
transportasi.
transformasi sosial. Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk
Pendidikan Dasar Sembilan Tahun yang diharapkan tuntas pada tahun 2008 yang dapat
diukur antara lain dengan peningkatan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan sekolah
Namun demikian sampai dengan tahun 2003 belum seluruh rakyat dapat
menyelesaikan jenjang pendidikan dasar. Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang
telah menyelesaikan jenjang sekolah menengah pertama atau jenjang yang lebih tinggi
baru mencapai 45,8 % dan rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 tahun ke atas baru
mencapai 7,1 tahun. Meskipun angka partisipasi sekolah penduduk usia 7–12 tahun
sudah hampir 100%, partisipasi sekolah penduduk 13–15 tahun dan penduduk usia 16–18
tahun berturut-turut baru mencapai 81,0 % dan 51,0 %. Dengan berbagai upaya yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, pencapaian angka partisipasi sekolah sampai
tahun 2005 diperkirakan masih sebesar 83,2 % untuk kelompok usia 13–15 tahun dan
56,0 % untuk kelompok usia 16–18 tahun.
tahun 2003 APK jenjang pendidikan menengah yang mencakup sekolah menengah atas
(SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK) dan madrasah aliyah (MA) baru mencapai
50,9 % yang diperkirakan meningkat menjadi 54,32 % pada tahun 2005. Ketersediaan
pelayanan pendidikan menengah yang sebagian besar baru mencapai daerah perkotaan
Dengan jumlah SMA/SMK secara nasional sebanyak 16.214 dan jumlah kecamatan
disparitas partisipasi pendidikan antara wilayah perkotaan dan perdesaan yang sangat
lebar yang ditunjukkan oleh angka partisipasi penduduk perkotaan pada tahun sebesar
70,6 % dan angka partisipasi penduduk perdesaan sebesar 35,8 %. Selain itu
pendidikan menengah. Lulusan SMP/MTs yang sebagian besar sudah berusia lebih dari
15 tahun ke atas sudah berhak untuk bekerja sehingga untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi belum menjadi pilihan utama. Dari pembahasan diatas, dapat
dikatakan bahwa keadaan infrastruktur Indonesia dari segi kualitas maupun kualitas
masih kurang baik. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang kurang merata juga
membuat disparitas ekonomi dan sosial antar wilayah di Indonesia menjadi lebih besa
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
pembangunan ekonomi suatu negara. Peran penting dari infrastruktur publik adalah untuk
fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi
pemerintahan dalam penyedian air, tenaga listrik, pembangunan limbah, transportasi dan
oleh pertumbuhan PRDB riil 26 propinsi. Infrastruktur Ekonomi diwakili oleh ketersediaan
air bersih, panjang jalan, kapasitas listrik dan sambungan telepon. Keberadaan
infrastruktur sangat penting dalam mendukung pembangunan ekonomi dan sosial karena
infrastruktur yang baik dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi baik bagi dunia usaha
wilayah sehingga mendorong investasi baru, lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
4.2 Saran