Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE

GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN PT. KIMIA FARMA


(PERSERO) TBK

Arsita Rosa Amelia


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
arsita.r.amelia@gmail.com

Dr. Nur Fadjrih Asyik, S.E., M.Si., Ak., CA.


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
nurfadjrih@stiesia.ac.id

Abstrak - Penelitian pada karya tulis ilmiah ini dilakukan di perusahaan PT Kimia Farma
Tbk yang merupakan sebuah perusahaan industri bidang farmasi di Indonesia. Tujuan
dari penelitian ini yakni mendeskripsikan dan menilai penerapan prinsip dari Good
Corporate Governance pada perusahaan tersebut. Adanya penerapan prinsip Good
Corporate Governance pada suatu perusahaan akan memiliki penerapan tata kelola
perusahaan yang baik, serta dalam proses penerapannya diharapkan untuk mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan memberi keuntungan pada jangka
panjang. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriptif. Metode pengambilan data yang digunakan adalah studi pustaka, dokumentasi,
dan observasi. Sedangkan, data yang digunakan adalah data sekunder yang kemudian
diambil kesimpulan dari data tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ini, selama penerapan
Good Corporate Governance terjadi peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya
pada PT. Kimia Farma Tbk yang telah mengimplementasikan ke-lima prinsip dari Good
Corporate Governnace diantaranya yakni transparency, accountability, responsibility,
independency, dan fairness.

Kata Kunci : Good Corporate Governance, Tata kelola perusahaan yang baik,
Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, Fairness.

1
Abstract : The research on this scientific paper was carried out at the company PT Kimia
Farma Tbk, which is a pharmaceutical industry company in Indonesia. The purpose of
this study is to describe and assess the application of the principles of Good Corporate
Governance in the company. The implementation of the principles of Good Corporate
Governance in a company will have the implementation of good corporate governance,
and in the process of its implementation it is expected to achieve the goals and objectives
that have been set by providing long-term benefits. The research approach used is a
qualitative approach with a descriptive type. Data collection methods used are,
documentation, and observation. Meanwhile, the data used is secondary data which is
then drawn conclusions from the data. Based on the results of this study, during the
implementation of Good Corporate Governance there was a significant increase from
previous years at PT. Kimia Farma Tbk has implemented the five principles of Good
Corporate Governance including transparency, accountability, responsibility,
independence, and fairness.

Keywords: Good Corporate Governance, Good corporate governance, Transparency,


Accountability, Responsibility, Independence, Fairness.

2
1. PENDAHULUAN

Dalam dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, pendirian perusahaan
menjadikan hal yang terpenting. Tujuan didirikan perusahan yakni mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan harus mampu bersaing di tengah nya era industri yang semakin pesat ini
dengan cara menyusun strategi yang efektif agar dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan, meningkatkan, serta memanfaatkan satu dari keunggulan untuk
bersaing. Berdasarkan hal tersebut, maka penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau
disebut sebagai Good Corporate Governance merupakan langkah awal dalam
meningkatkan performa, kinerja dan reputasi perusahaan. Kelangsungan perusahaan
sangat erat kaitannya dengan para pemangku kepentingan yang umumnya memiliki
kebutuhan antara satu sama lain. Dalam prosesnya biasanya penyelesaian oleh konflik
dari berbagai pemangku kepentingan dan mempersembahkan bahwa prosedur yang selalu
dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, GCG merupakan cara yang tepat bagi perusahaan
untuk memberikan transparansi kepada pihak pemangku kepentingan.

Konsep Good Corporate Governance sangat populer di Asia. Konsep ini telah
berkembang relatif sejak tahun 1990-an. Pada tahun 1990, terjadi perubahan sosial politik
dan ekonomi yang besar di Eropa dan Asia, dan perubahan globalisasi ekonomi dunia
juga mempengaruhi Indonesia. Konsep Good Corporate Governance tidak diakui di
Inggris sampai tahun 1992. Negara-negara maju, anggota OECD Group (sekelompok
negara maju di Eropa Barat dan Amerika Utara) dan mempraktekkannya pada tahun 1999.
Krisis mata uang yang melanda Indonesia pada tahun 1997 hingga 1998 telah
mengganggu perekonomian nasional. Untuk mengatasi masalah tersebut tentunya
memerlukan kegiatan yang terencana dan terprogram, termasuk sistem tata kelola
perusahaan yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik dalam penetapan dan
penerapan konsep dasar tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Sejak saat itulah,
pemerintah dan investor Indonesia lebih memperhatikan praktik GCG.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Good Corporate Governance

3
Good Corporate Governance ialah sistem atau struktur atau prinsip yang baik untuk
mengoperasikan perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham dan
melayani berbagai pemangku kepentingan seperti oleh kreditur, asosiasi bisnis,
konsumen, karyawan, pemerintah, dan masyarakat. Pertama, GCG merupakan salah satu
kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang,
sekaligus persaingan bisnis global. Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika
Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG (Daniri, 2005). Good
Corporate Governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (nilai tambah) untuk semua
pemangku kepentingan (Monks, 2003). Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini.
Salah satunya adalah pentingnya hak pemegang saham untuk menerima informasi yang
akurat dan tepat waktu, dan yang lainnya adalah kewajiban perusahaan untuk menyimpan
semua informasi tentang kinerja perusahaan, kepemilikan dan kepemilikan, dan
pemangku kepentingan.

Pengertian Good Corporate Governance dikemukakan oleh para ahli, diantaranya


sebagai berikut :

 Cadbury Committee (1992) pengertian GCG adalah sebuah sistem yang menjadi
pengatur hubungan antara pihak yang memiliki hak dan kewajiban atas perusahaan
dan perusahaan itu sendiri.
 Agoes (2011) mendefinisikan pengertian tata kelola perusahaan sebagai sistem tata
kelola yang bersifat transparan dan mengatur peran direksi, pemegang saham, dan
jenis stakeholders lainnya. Proses tersebut dilakukan atas tindakan pencapaian tujuan
perusahaan.
 Stijn Claessens membagi pengertian pengelolaan perusahaan menjadi dua kategori
yaitu serangkaian pola tindak perusahaan yang punya tolak ukur dan tata kelola
perusahaan sebagai ketentuan hukum (regulasi dan norma) yang mempengaruhi
perilaku perusahaan

Good Corporate Governance dilatarbelakangi oleh teori keagenan bahwa masalah


keagenan muncul ketika manajemen perusahaan dipisahkan dari kepemilikannya.
Agency theory memfokuskan pada penentuan kontrak yang paling efisien yang
mempengaruhi hubungan prinsipal dan agen (Alijoyo, 2004:6). Teori keagenan

4
menggambarkan hubungan kontraktual antara pihak yang mendelegasikan suatu proses
pengambilan keputusan tertentu (prinsipal/pemilik/pemegang saham) dengan pihak yang
menerima pendelegasian (agen/direktur/manejemen). Teori hubungan keagenan ini
digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tata kelola
perusahaan.

Secara umum, Good Corporate Governance memiliki lima prinsip dasar. Diantaranya
yaitu sebagai berikut :

1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam melakukan proses


pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam menyajikan informasi materiil dan
relevan tentang perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan agar pengelolaan perusahaan diterapkan
secara efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kepatuhan dalam pengelolaan
perusahaan yang menganut prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola
secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak
manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan perundangan-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip usaha yang sehat.
5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di dalam
memenuhi hak-hak pihak berkepentingan yang timbul dari perjanjian serta
peraturan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan kelima prinsip di atas, maka konsep ini sangat diperlukan bagi
suatu organisasi atau perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (GCG), dan prinsip ini diterapkan pada kepatuhan dan
ketidakpatuhan dalam kinerja organisasi atau perusahaan. perusahaan. Digunakan sebagai
tolak ukur untuk mengukur. Ini akan menjadi tujuannya. Prinsip ini juga dapat digunakan
untuk menentukan sejauh mana suatu organisasi atau perusahaan dapat mengelola sumber
daya yang tersedia, memberikan informasi, bertanggung jawab, dan mengajukan
pertanyaan tentang penugasan pemangku kepentingan.

5
Adapun Tujuan dari penerapan Good Corporate Governance dikutip dari
(https://itgid.org/good:12 Juni 2022), adalah sebagai berikut:

 Menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
 Memastikan bahwa sasaran yang ditetapkan telah dicapai.
 Memastikan bahwa aktiva perusahaan dijaga dengan baik.
 Memastikan perusahaan menjalankan praktik-praktik usaha yang sehat.
 Memastikan kegiatan-kegiatan perusahaan bersifat transparan.

Manfaat bagi perusahaan yang telah menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate


Governance adalah peningkatan produktivitas dan efisiensi usaha, peningkatan
kemampuan operasional perusahaan dan akuntabilitas kepadamasyarakat umum. Selain
itu, manfaat lain adalah untuk meminimalisir praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta
konflik kepentingan yang ada . Tata kelola perusahaan yang baik dapat mendorong
pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (partisipasi banyak kepentingan), lebih
akuntabel (ada akuntabilitas untuk setiap tindakan), dan lebih transparan serta akan
meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang.

2.2.Good Corporate Governance di Indonesia

Terdapat tiga arah agenda penerapan GCG di Indonesia (BP BUMN, 1999) yakni,
menetapkan kebijakan nasional, menyempurnaan kerangka nasional dan membangun
inisiatif sektor swasta. Terkait dengan kerangka regulasi, Bapepam bersama dengan
selfregulated organization (SRO) yang didukung oleh Bank Dunia dan ADB telah
menghasilkan beberap proyek GCG seperti JSX Pilot project, ACORN, ASEM, dan
ROSC. Bersama dengan proyek-proyek ini, kementerian BUMN juga telah
mengembangkan kerangka untuk implementasi GCG. Sehubungan dengan peran dan
fungsi tersebut, BAPEPAM dapat memastikan bahwa berbagai peraturan perundang-
undangan yang ada terus berkembang dan berbagai pelanggaran yang terjadi diberikan
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam penerapan GCG di Indonesia, semua pemangku kepentingan berpartisipasi.


Komite Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Nasional yang Baik pada awal tahun 2005
berubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Tata Kelola telah mengeluarkan pedoman

6
GCG pada bulan Maret 2001. Pedoman ini kemudian dilanjutkan dengan penerbitan
Pedoman GCG Bank Indonesia, Pedoman Komite Audit, dan pedoman bagi komisaris
independen dalam 2004. Semua publikasi ini dianggap perlu untuk berikan keinginan
untuk mengimplementasikan GCG. Pemerintah telah melakukan upaya khusus untuk
bekerja sama dengan dunia usaha dalam sosialisasi dan penerapan GCG. Dua sektor
utama, BUMN dan pasar modal, menjadi sorotan pemerintah. Pedoman ini merupakan
hasil kolaborasi antara BEJ, IAI, AEI, dan Bapepam. Perkembangan terbaru di Pasar
modal adalah batas waktu laporan tahunan yakni 90 hari sejak tutup buku, lebih pendek
dari regulasi sebelumnya yakni 120 hari. Regulasi ini merupkan indikasi kekonsistenan
penegakan GCG oleh Bapepam.

2.3.Penelitian Terdahulu

Wati (2012) meneliti pengaruh praktek Good Corporate Governance terhadap kinerja
Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan metode regresi
CGPI diperoleh hasil bahwa praktek Good Corporate Governance (CGPI) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROE dan NPM
pada perusahaan yang terdaftar di BEI yang masuk dalam daftar pemeringkatan oleh The
Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG).

Dani dan Siregar (2011) meneliti pengaruh penerapan Good Corporate Tata Kelola
terhadap Return On Asset, Net Profit Margin, dan Earning Per Share pada perusahaan
yang tercatat di Corporate Governance Perception Index, dengan menggunakan metode
analisis statistik hasil penelitian menunujukkan bahwa Penerapan GCG memiliki
pengaruh yang bervariatif terhadap profitabilitas perusahaan tergantung dari ukuran yang
digunakan dalam menilai profitabilitas perusahaan, dengan kata lain perbedaan sudut
pandang yang digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan akan memberikan hasil
yang berbeda antara satu rasio dengan rasio lainnya.

Nofiani dan Nurmayanti (2012) meneliti pengaruh penerapan Perusahaan Governance


terhadap kinerja keuangan perusahaan, metode yang digunakan regresi liner yang
memperoleh hasil bahwa Tata Kelola Perusahaan berpengaruh positif terhadap Return On
Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Tobin's Q.

7
3. METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini termasuk pendekatan penelitian kualitatif bersifat deskriptif.


Deskriptif adalah dalam bentuk pembahasan, menggambarkan hubungan antara
perusahaan terhadap masyarakat menguraikan data dan menggambarkan data dalam
bentuk kata-kata yang disusun secara sistematis untuk menghasilkan suatu kesimpulan..
Metode pengambilan data yang digunakan adalah studi pustaka, dokumentasi, dan
observasi. Sedangkan, data yang digunakan adalah data sekunder yang kemudian diambil
kesimpulan dari data tersebut. Data yang diperoleh peneliti dalam penulisian karya ilmiah
ini melalui observasi dengan mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh PT Kimia
Farma (Persero) Tbk dengan mendapatkan bantuan dari alat pengamatan berupa
pemberitaan di media online. Kemudian, studi pustaka dengan menggunakan buku,
jurnal, artikel atau sumber tertulis dan dokumentasi berupa gambar atau foto mengenai
implementasi Good Corporate Governance pada PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PT Kimia Farma (PERSERO) Tbk adalah perusahaan industri bidang farmasi pertama
di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama
perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Sebagai
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kimia Farma
berkomitmen secara penuh menerapkan prinsip-prinsip berlandaskan GCG untuk
menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan bagi kepentingan para pemegang saham,
masyarakat secara luas, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya (pegawai,
konsumen, regulator, mitra kerja, dan lain-lain) baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Kimia Farma percaya bahwa penerapan GCG merupakan sebuah pilar kuat
dalam mendorong pertumbuhan. Oleh karena itu, Kimia Farma berupaya untuk terus
menerapkan GCG bagi seluruh pemangku kepentingan dengan mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kimia Farma juga mempublikasikan kebijakan,
standar, pedoman, dan prosedur tersebut di situs web https://kimiafarma.co.id/ untuk
mendorong pengendalian diri dari seluruh karyawan Kimia Farma agar selalu
menerapkan nilai dan norma etika sesuai peraturan Kimia Farma selama menjalankan
aktivitas pekerjaannya.

8
Berdasarkan tinjauan dari Laporan Tahunan PT Kimia Farma (PERSERO) Tbk Tahun
2021, Kimia Farma menerapkan Good Corporate Governance dengan mengacu pada 5
prinsip Good Corporate Governance sebagaimana tertuang dalam Pedoman Umum Good
Corporate Governance yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance ,
diantaranya yaitu :

1. Transparency (Keterbukaan)
Perusahaan menganut prinsip dasar keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan mengemukakan informasi materiil yang
relevanKeterbukaan yang dianut Perusahaan tidak mengurangi kewajiban untuk
melindungi informasi rahasia mengenai Perusahaan.
2. Accountanbility (Akuntanbilitas)
Terdapat rincian kewajiban dan tanggung jawab pada masing-masing organ
Perusahaan dan semua insan Kimia Farma secara jelas dan selaras dengan visi,
misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan.
3. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Perusahaan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan mematuhi anggaran dasar dan
kebijakan Perusahaan serta peraturan perundangan yang berlaku. Bertindak sebagai
Good Corporate Citizen dengan meminimalkan dampak negatif operasional
Perusahaan dan memenuhitanggung jawab sosial terhadap lingkungan di
sekitarnya.
4. Indenpendency (Kemandirian)
Setiap organ Perusahaan melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawab sesuai
dengan anggaran dasar dan peraturanan. terjadinya dominasi pihak dimanapun,
tidak saling melempar jawab, tidak terpengaruh oleh kepentingan tertentu, bebas
dari minat dan dari segala pengaruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan
dilakukan secara objektif
5. Fairness (Kesetaraan dan Kewajaran)
Memberikan perlakuan yang setara dan wajar kepada setiap pemangku kepentingan
sesuai dengan manfaat dan kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan.

Perusahaan melakukan penilaian penerapan GCG secara konsisten setiap tahun untuk
mengetahui tingkat kecukupan penerapan GCG di lingkungan Perusahaan. Hal ini dapat
dilihat dari penilaian penerapan Good Corporate Governance yang tertuang pada laporan

9
tahunan 2021 PT Kimia Farma (PERSERO) Tbk. Penilaian tersebut dinilai oleh pihak
eksternal yaitu PT Multi Utaa Indojasa sebagai pihak independen. Sedangkan, pihak
internal sendiri dari ruang lingkup organ Kimia Farma sebagai pihak dependen. Periode
penilaian dilakukan selama 01 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021. Waktu penilaian
dilakukan selama 07 Desember 2021 hingga 28 Februari 2022. Rincian hasil
perbandingan dari penerapan GCG untuk tahun 2021 dengan tahun sebelumnya dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Persentase Perbandingan Penilaian Penerapan GCG

Tahun Buku 2021 Tahun Buku 2020 Kenaikan


Aspek Pengujian Bobot Nilai Pencapaian Nilai Pencapaian (Penurunan)
1) 2) (3=1-2)
Komitmen
terhadap
Penerapan Tata
7,00 7,00 100 6,84 97,74 2,26
Kelola yang Baik
Secara
Berkelanjutan
Pemegang Saham
dan RUPS / 9,00 8,79 97,68 8,65 96,16 1,52
Pemilik Modal
Dewan Komisaris /
35,00 33,95 97,01 33,11 94,62 2,39
Dewan Pengawas

Direksi 35,00 33,88 96,81 33,85 96,70 0,11

Pengungkapan
Informasi dan 9,00 8,48 94,22 7,93 88,12 6
Transparansi
Aspek Lainnya 5,00 4,38 87,50 4,37 87,50 -

10
Skor Keseluruhan 100,00 96,48 96,48 94,76 94,76 1,72

Kualifikasi
Kualitas Penerapan “Sangat Baik” “Sangat Baik”
GCG

Keterangan:

0-50 : Tidak Baik | 50-60 : Kurang Baik | 60-75 : Cukup Baik | 75-85 : Baik | 85- 100 :
Sangat Baik

(Sumber : Dokumen Laporan Tahunan Perusahaan)

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, terdapat kualifikasi kualitas penerapan GCG


yang dinilai “Sangat Baik”. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan GCG memberi
pengaruh positif dan signifikan, dengan dibuktikannya peningkatan pencapaian
perusahaan dari tahun hingga tahun sebelumnya. Komitmen Perusahaan dalam
menyempurnakan implementasi GCG di dilakukan pada setiap pertemuan dalam
penilaian GCG yang menjadi rekomendasi dalam area peningkatan atau Area of
Peningkatan implementasi GCG.

Selain itu, penilaian juga didapat dari butir rekomendasi dari penilaian yang kemudian
dilakukan pelaksanaan tugas atau tindak lanjut yang menjadi Area Of Improvement
dalam penerapan GCG di perusahaan. Dari ke-59 butir tersebut, per 31 Desember 2021
sebanyak 47 butir telah selesai ditindaklanjuti, dan sebanyak 12 butir masih dalam proses
tindak lanjut. Adanya tindak lanjut penerapan GCG terdapat tujuan yakni untuk
meningkatkan kinerja perusahaan sekaligus merupakan pedoman bagi komisaris dan
direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Penilaian penerapan GCG yang semakin meningkat dari tahun
ke tahun , dapat dilihat pada tabel berikut :

11
Tabel 2

Pencapaian Hasil Penerapan GCG

Skor Penilaian Jenis Penilaian dan


Tahun Kategori
GCG Pelaksana
2021 96,48 "Sangat Baik" PT Multi Utama Indojasa
2020 94,76 "Sangat Baik" PT Multi Utama Indojasa
2019 93,09 "Sangat Baik" PT Multi Utama Indojasa
2018 91,82 "Sangat Baik" PT Sinergy Daya Prima
2017 84,52 "Baik" PT KIM Consultan

(Sumber : Dokumen Laporan Tahunan Perusahaan)

Sejak penilaian GCG dilakukan pada tahun 2012, dapat dilihat dari pencatatan
perkembangan hasil atau skor dari penilaian GCG selalu menunjukkan peningkatan. Hal
ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG sesuai
dengan rekomendasi yang disampaikan. Hal ini juga praktik terbaik yang berlaku dalam
penerapan GCG untuk Identifikasi area yang perlu perbaikan/perbaikan. Hasil evaluasi
akan menjadi informasi yang sangat penting bagi perusahaan untuk pengambilan
keputusan di masa depan. Adanya peningkatan secara signifikan tersebut Kimia Farma
mendapatkan penghargaan terkait Penerapan GCG dari Forum Excellent BUMN pada
tahun 2021 yaitu Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) dengan tingkat Good
Performance.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa ke-lima prinsip Good Corporate
Governance telah diimplementasikan oleh PT Kimia Farma (PERSERO) Tbk dengan
sangat efektif. Hasil penilaian dari penerapan GCG tersebut berpengaruh positif pada

12
perusahaan. Sehingga, pilar-pilar pada prinsip GCG tersebut benar adanya mendorong
pertumbuhan terbukti pada peningkatan penilaian penerapan GCG yang kian meningkat
tiap tahunnya. Penerapan GCG dapat dikatakan efektif apabila telah terjadi peningkatan-
peningkatan terhadap masing-masing pilar dan dibandingkan dengan keadaan sebelum
implementasi GCG.

Saran

Bagi perusahaan disarankan untuk melakukan benchmarking kepada perusahaan


pesaing dengan pengukuran lain selain penilaian dari eksternal, seperti pengukuran dalam
bentuk program dan layanan yang dilakukan dalam penerapan Good Corporate
Governance.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2011. Auditing (Pemeriksaan Akuntan), Oleh Kantor Akuntan


Publik Jilid II. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

Alijoyo, Antonius., Zaini Subarto., dan Tjager, I Nyoman. 2004. Komisaris Independen,
Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia

Cadbury Committee, 1992. Report of The Committee on the Financial Aspects of


corporate Governance. London: Gee.

Claessens, Stijn, Simeon Djankov, & H.P. Lang 2000. “The Separation of Ownership
and Control in East Asian Corporations.” World Bank Research Observer
15(1)(February): 23–46.

Corporate Governance dan Etika Korporasi, Kantor Menteri Negara


Pendayagunaan BUMN/ Badan Pembina BUMN, 1999.

Dani, Hasan. 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap


ROA, NPM dan EPS pada perusahaan yang terdaftar di Corporate
Governance Perception Index.

Daniri Mas Ahmad, Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya di


Indonesia. Ray Indonesia, Jakarta, 2005.

13
Monks, Robert A.G., and Minow, N, Corporate Governance 3rd Edition, Blackwell
Publishing, 2003.

Nofiani, Fifi dan Poppy Nurmayanti. 2010. Pengaruh Penerapan Corporate


Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Pekbis Jurnal, Vol.2,
No.1, 208-217.

Wati, Like Monisa, 2012, Pengaruh Praktek Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen
Vol.01 No. 01 September 2012

2020. “Good Corporate Governance - ITGID | IT Governance Indonesia”,


https://itgid.org/good-corporate-governance/, diakses pada 12 Juni 2022 pukul
14.57.

14

Anda mungkin juga menyukai