NPM : 19013010111
Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Dan Manajemen
Kelas :C
TTD :
Globalisasi
Manajemen sumber daya manusia internasional (international human resource
manajement—IHRM) secara spesifik berkenaan dengan kompleksitas yang bertambah dan
dihasilkan dari pengorganisasian dan pengelolaan orang-orang yang berbeda dalam segala
global. Penelitian dalam IHRM manajer-manajer membutuhkan tingkat sensitivitas budaya
yang tinggi serta kemampuan untuk membuat dan menyampaikan kebijakan dan praktik
untuk budaya-budaya yang berbeda.
Menjadi Majikan Pilihan adalah perusahaan yang benar-benar tertarik pada pegawai-
pegawai yang berpotensi karena praktik SDM nya berfokus tidak hanya pada keuntungan
nyata seperti pembayaran dan pembagian keuntungan tetapi juga pada hal-hal yang tidak bisa
diraba dan menganut pandangan jangka panjang untuk memecahkan permasalahan yang ada.
Rightsizing Organisasi Rightsizing adalah penysutan tenaga kerja perusahaan secara sengaja
hingga pada jumlah pegawai yang dianggap pas bagi situasi perusahaan itu. Penyusutan
pegawai kerja ini disebut juga downsizing, adalah bagian dari realitas dibanyak perusahaan
mencari orang yang tepat.
Perekrutan
Perekrutan (recruting) adalah aktivitas atau praktik yang menentukan karakteristik pelamar
kerja yang menjadi objek diterapkannya prosedur seleksi. Perekrutan terkadang diartikan
sebagai perolehan keahlian untuk mencerminkan pentingnya faktor manusia dalam
kesuskesan organisasi.
Menilai Kebutuhan Organisasi Analisis pekerjaan (job analysis) adalah proses sistematis
dalam mengumpulkan dan menerjemahkan informasi tentang kewajiban, tugas dan tanggung
jawab penting yang ada pada perusahaan. Deskripsi pekerjaan (job description) adalah
ringkasan padat dari tugas dan kewajiban. Spesifikasi pekerjaan (job specification) adalah
menguraikan pengetahuan, keterampilan, pendidikan dan keahlian fisik yang dibutuhkan
untuk mengerjakan sebuah pekerjaan secara memadai.
Tinjauan Pekerjaan Yang Realistis Pekerjaan yang realistik adalah pendekatan dalam
perekrutan yang memberikan informasi pada pelamar kerja yang realistis dan berhubungan
dengan pekerjaan dan organisasi.
Wawancara Wawancara berperan sebagai jalur komunikasi dua arah yang memungkinkan
organisasi maupun pelamar kerja untuk mengumpulkan informasi yang mungkin akan sangat
sulit didapatkan tanpa wawancara.
Tes Pemekerjaan Tes Pemekerjaan (employment tests) dapat berupa tes kecerdasan, tes
bakat, dan keterampilan serta inventori kepribadian, tes ini juga berbasis tertulis atau
komputer.
Pusat Penilaian Pusat Penilaian (assessment centers) adalah teknik untuk menyeleseksi
individu-individu yang memiliki potensi manajerial tinggi berdasarkan kinerja mereka dalam
serangkaian simulasi tugas-tugas manajer.
Pengecekan Online Salah satu cara terbaru untuk menaksir tepat atau tidaknya seorang
kandidattbagi perusahaan adalah dengan melihat apa yang orang tersebut katakan tentang
dirinya dalam situs-situs jejaring sosial seperti Facebook, MySpace dan lainnya.
MENGELOLA TALENTA
Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan dan pengembanagan mewakili upaya terencana yang dilakukan perusahaan untuk
memfasilitasi pembelajaran bagi pegawai tentang keterampilan dan perilaku yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Mentoring dan Bimbingan Mentoring adalah ketika seorang pegawai yang sudah
berpengalaman membimbing dan mendukung pegawai yang kurang berpengalaman.
Sedangakan bimbingan (coaching) adalah metode pengarahan, penginstruksian, dan
pelatiahan seseorang pegawai dengan tujuan untuk mengembangkan keahlian manajemen
khusus.
Penilaian Kinerja
Penilaian kerja (performance appraisal) terdiri atas langkah-langakh pengamatan dan
penilaian kinerja pegawai ,pencatatn penilaian,dan penberian umpan balik pada para pegawai
Menilai Kinerja secara Akurat Untuk memperoleh perkiraan kinerja yang akurat, manajer-
manajer menyatakan bahwa pekerjaan-pekerjaan bersifat multidimensi dan karenanya kinerja
mungkin juga akan bersifat multidimensi.
Kesalahan Evaluasi Kinerja Salah satu permasalahan yang paling berbahaya adalah
stereotip (stereotyping), yaitu menempatakan pegawai ke dalam suatau kelas atau kategori
berdasarkan beberapa karakteristik atau sifat. Kesalahan lain dalam evaluasi adalah efek
halo (halo effect), yaitu ketika para pegawai menerima penilaian yang sama di semua dimensi
tanpa mempertimbangakan kinerjanya dalam tiap-tiap dimensi.
Sistem Upah dan Gaji Dibagi menjadi dua pendekatan:pembayaran berdasarkan pekerjaan
dan pembayaran berdasarkan keterampilan. Pembayaran berdasarkan pekerjaan berarti
mengaitkan kompensasi dengan tugas-tugas yang dikerjakan seorang pegawai.sedangkan
berdasarkan keterampilan adalah pegawi-pegawai dengan tingkat keahliaan yang lebih tinggi
akan menerima pembayaran yanag lebih besar.
Keadialan Kompensasi Evaluasi pekerjaan (job evaluation) adalah proses penentuan nilai
atau manfaat pekerjaan-pekerjaan dalam sebuah organisasi dengan cara pengujian isi dari
pekerjaan tersebut. Manajer manajemen SDM mungkin memperoleh survei upah dan gaji
(wage and salary surveys) yang menunjukkan apa yang dibayarkan organisasi-organisasi lain
pada para pegawainya yang mengerjakan pekerjaan yang sesuai.
Bayaran untuk Kinerja Bayaran untuk kinerja adalah menegikat setidaknya bagian dari
kompensasi pada upaya dan kinerja pegawai.
Keuntungan
Beberapa keuntungan yang ada dala manajemen SDM menurut undang-undang di AS adalah
seperti jamianan sosial ,kompensasi pengangguran, dan kompensasi pekerja. Jenis
keuntungan lainnya seperti asuransi kesehatan, liburan dan lainnya.
Pemberhentian
Meskipun upaya terbaik telah dilakukan manajer lini dan para ahli manajemen SDM,
perusahaan akan kehilanagan beberapa pegawainya. Sebagaian pegawai akan pensisun
sedangakan lainnya akan mengundurkan diri.
Wawancara keluar (exit interview) adalah wawancara yang dilakukan pada pegawai-
pegawai yang akan keluar untuk mencari tahu alasan meereka pergi.
BAB 12: MENGELOLA KEBERAGAMAN
MENGELOLA KEBERAGAMAN
Apakah Arti dari Keberagaman?
Keberagaman (diversity) adalah segala hal yang membuat orang berbeda. Keberagaman
tidak selalu diartikan dengan pengertian luas seperti ini. Beberapa dekade yang lalu, banyak
perusahaan mendefinisikan keberagaman dalam kaitannya dengan ras, jenis kelamin, umur,
gaya hidup, dan kecacatan.
Mengelola keberagaman (managing diversity), yang merupakan keterampilan inti dalam
manajemen di lingkunagan ekonomi global saat ini, adalah menciptakan iklim-iklim dimana
keunggulan-keunggulan yang mungkin ada dalam keberagaman di maksimalkan dan
kelemahan-kelemahan yang mungkin ada dalam keberagaman di minimalkan demi
memperbaiki kinerja tim atau kinerja perusahaan.
Keuntungan dari Keberagaman di Tempat Kerja
Penggunaan talenta pegawai yang lebih baik. Perusahaan yang memiliki orang-orang
yang bertalenta terbaik adalah perusahaan yang memiliki daya saing terbaik.
Pemahaman pasar yang bertambah. Pasar konsumen kini makin beragam. Tenaga kerja
yang beragam dapat mengantisipasi dan menjawab kebutuhan pelanggan yang terus
berubah secara lebih baik.
Lingkup pemahaman kepemimpinan yang bertambah. Tim manajemen puncak yang
homogen cenderung memiliki perspektif yang kurang dapat membuat perkiraan.
Kualitas pemecahan masalah oleh tim yang makin baik. Tim yang beranggotakan orang-
orang dengan latar belakang yang berbeda membawa pandangan yang berbeda pula
kedalam diskusi yang nantinya akan menghasilkan ide-ide dan solusi yang lebih kreatif.
Biaya yang berkenaan dengan pertimbangan pegawai, ketidakhadiran, dan tuntutan
pidana yang makin berkurang. Perusahaan-perusahaan yang mengadopsi tenaga kerja
yang beragam akan mengalami berkurangnya pergantian karyawan. Ketidakhadiran dan
tuntutan pengadilan.
Keuntungan-keuntungan dari keberagaman ini adalah hal yang penting bagi semua
organisasi, tetapi juga merupakan sesuatu yang genting bagi agen-agen seperti biro federal
bureau of infestigation (FBI) yang berusaha keras untuk menjaga keamanan masyarakat
dalam dunia hari ini yang kompleks dan multicultural.
Stereotip (stereotyping), yaitu keyakinan yang kaku, berlebih dan tidak rasional mengenai
suatu kelompok atau orang-orang tertentu. Agar berhasil mengelola keberagaman seorang
manajer harus menghapuskan stereotip berbahaya dari pola pikirnya dengan megugurkan
segala keberpihakan secara negatif memengaruhi tempat kerja. Beberapa pola pikir yang
berbeda yang akan dijelaskan di bawah ini:
Steroetip seringkali didasarkan pada cerita rakyat, pelukisan media, dan sumber
informasi lain yang tidak dapat diandalkan. Sebaliknya perbedaan budaya yang sah
adalah hasil dari penelitian sistematis.
Stereotip mengandung makna negatif. Sebaliknya, manajer yang menghargai
keberagaman akan memandang perbedaan sebagai sesuatu yang cenderung positif atau
netral.
Stereotif menganggap bahwa semua orang yang ada dalam satu kelompok mamiliki
karakteristik yang sama. Manajer yang menghargai keberagaman akan mengetahui bahwa
orang-orang yang berada dalam sebuah kelompok mungkin atau mungkin tidak memiliki
karakteristik yang sama antara satu dan lainnya.
Etnosentrisme
Etnosentrisme (ethnosentrism) adalah keyakinan bahwa satu kelompok atau sub kultur
tertentu bersifat superior dibandingkan dengan kelompok atau budaya lain. Etnosentrisme
membuat orang sulit menghargai perbedaan. Untuk memandang budaya sendiri sebagai
budaya terbaik adalah kecenderungan alami diantara banyak orang.Selain itu dunia bisnis
masin cenderung menunjukkan nilai, perilaku, dan asumsi berdasarkan pengalaman dari
tenaga kerja pria kelas menengah berkulit putih dan agak homogen.
Sudut pandang etnosentris dan satu standar praktik budaya akan
menghasilkan monokultur (monoculture), yaitu budaya yang hanya meneriman satu cara
dalam melakukan segala hal dan satu set nilai dan keyakinan yang dapat menimbulkan
permasalahan bagi pegawai-pegawai minoritas.
Tujuan organisasi dalam mencari keberagaman budaya adalah plularisme dan bukan
monokultur serta etnorelatifisme dan bukan etnosentrisme. Etnorelatifisme (ethnorelativism)
adalah pahan bahwa semua kelompok atau sub kultur pada dasarnya adalah
setara. Pluralisme (pluralism) adalah bahwa suatu organisasi menampung beberapa sub
kultur. Pergerakan kearak pluralism mencoba untuk benar-benar memadukan pegawai-
pegawai yang meras terisolasi dan tidak di pedulikan.
Tren Opt-Out
Ada banyak wanita yang tidak pernah menabrak atap kaca karena mereka memilih untuk
tidak melakukannya. Perdebatan pun muncul mengenai alasan sejumlah besar wanita yang
keluar dari karier.Para penganjur opt-out mengatakan bahwa wanita memutuskan kesuksesan
perusahaan tidaklah sebegitu pentingnya hingga harus mengurangi perhatian pada keluarga
atau pada diri sendiri, menghadapi stress yang lebih besar, dan menerima dampak buruk
terhadap kesehatan.
Salah satu pemikiran mengatakan bahwa wanita tidak ingin menjadi pemimpin
perusahaan dan memiliki status sebagaimana pria,dan wanita sudah tidak tertarik lagi untuk
mengejar jabatan tinggi . namun kritik mengatakan bahwa pandangan ini hanyalah cara lain
untuk menyalahkan diri wanita sendiri karena kekurangan manajer wanita di level-level
teratas.
Keuntungan Wanita
Sebagian orang berfikir bahwa wanita mungkin sebenarnya adalah manajer yang lebih baik,
sebagian karena mereka menggunakan pendekatan yang lebih kolaboratif, tidak begitu
hierarkis, dan berorientasi pada hubungan, yang sesuai dengan lingkungan global dan
multikultur hari ini. Seiring berubahnya sikap dan nilai dari generasi ke generasi, kualitas
yang secara alami dimiliki oleh seorang wanita mungkin dapat mengarah pada pembalikan
peran secar bertahap dalam organisasi.
Menurut James Gabarino, seorang penulis dan professor pengembangan manusia di
Cornell University, wanita dapat melakukan lebih baik dari apa yang dibutuhkan masyarakat
modern-memperhatikan, mematuhi peraturan, pandai berbicara, dan baik dalam berhubungan
dengan rekan kerja di kantor. Pengamatan ini didukung oleh fakta bahwa manajer wanita
biasanya mendapatkan nilai lebih tinggi dari para bawahannya, berkenaan dengan
keterampilan interpersonal serta faktor-faktor lain sepertri cara menyelesaikan tugas,
berkomunikasi, kemampuan untuk memotivasi orang lain, dan pemenuhan tujuan.
KOMPETISI BUDAYA
Kompetisi budaya (cultural competence) adalah kemampuan untuk berinteraksi secara
efektif dengan orang-orang dari budaya yang berbeda. Berikut adalah langkah-langkah untuk
menciptakan kompetensi budaya antara pegawai dengan cara membantu mereka untuk
memahami, berkomunikasi, dan berinteraksi secara lebih baik dengan rekan-rekan kerjanya
yang beragam.
Langkah 1: Mencari tahu masalah yang berhubungan dengan keberagaman di dalam
organisasi.
Langkah 2: Memperkuat komitmen manajer puncak.
Langkah 3: memilih solusi yang sesuai dengan strategi yang seimbang.
Langkah 4: Menuntut hasil dan meninjau kembali tujuan-tujuan.
Langkah 5: menjaga momentum untuk mengubah budaya.