Anda di halaman 1dari 21

Nama : Ridha Utari

BP : 2010536036

Good Coorporate Governance (GCG) Bank BNI 2018

Implementasi corporate governance telah terbukti memberikan dampak positif terhadap kinerja BNI.
Hal ini ditunjukkan dengan berbagai pencapaian BNI sepa njang tahun 2018 yang membuahkan hasil
memuaskan baik dari sisi kinerja keuangan, operasional maupun penghargaan yang diraih.
Peningkatan implementasi GCG berbanding lurus dengan peningkatan kinerja BNI secara
keseluruhan.

BNI memahami bahwa penerapan Good Corporate Governance (GCG) bukan lagi merupakan suatu
keharusan, akan tetapi merupakan kebutuhan dasar dan landasan dalam menjalankan kegiatan
usaha Bank. Seiring dengan pemahaman bahwa peningkatan kualitas penerapan corporate
governance yang efektif secara berkelanjutan merupakan hal yang sangat penting, BNI sebagai
lembaga kepercayaan berkomitmen untuk menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking)
dan secara konsisten mengedepankan etika dan integritas dalam pengelolaan Perusahaan yang
ditujukan untuk mendorong peningkatan kinerja bank, memberikan jaminan dipenuhinya hak-hak
para pemangku kepentingan (stakeholders), serta meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku umum pada industri perbankan.

Efektivitas penerapan Good Corporate Governance tersebut dapat dilihat dari adanya keselarasan
dari 3 (tiga) aspek governance system yaitu governance structure, governance process dan
governance outcome. Governance Structure terkait dengan kecukupan struktur dan infrastruktur
Tata Kelola Perusahaan agar proses penerapan prinsip Tata Kelola yang baik menghasilkan outcome
yang sesuai dengan harapan Pemangku Kepentingan Perusahaan. Yang termasuk dalam struktur
Tata Kelola adalah Dewan Komisaris, Direksi, Komite-Komite dan Satuan Kerja Perusahaan.
Sedangkan yang termasuk dalam infrastruktur Tata Kelola antara lain adalah kebijakan dan prosedur,
sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi.

Governance Process adalah efektivitas proses penerapan prinsip Tata Kelola yang baik yang
didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur Tata Kelola Perusahaan sehingga menghasilkan
outcome yang sesuai dengan harapan Pemangku Kepentingan Perusahaan. Governance Outcome
adalah kualitas outcome yang memenuhi harapan Pemangku Kepentingan Perusahaan yang
merupakan hasil proses penerapan prinsip Tata Kelola yang Baik serta didukung oleh kecukupan
struktur dan infrastruktur Tata Kelola Perusahaan. Dengan demikian, Governance Outcome
merupakan hasil penerapan Governance Process dan dukungan yang memadai dari Governance
structure. Adanya permasalahan pada Governance structure menimbulkan kelemahan pada
Governance Process. Di lain pihak, adanya kelemahan pada Governance Process berdampak pada
Governance Outcome.

Dalam rangka meningkatkan kinerja Perusahaan, melindungi stakeholders dan meningkatkan


kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, maka sesuai Anggaran Dasar Perusahaan,
Dewan Komisaris BNI menjalankan fungsi pengawasan untuk memastikan bahwa kepengurusan
Perusahaan dilaksanakan oleh Direksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sementara Direksi BNI menjalankan fungsi pengelolaan dan kepengurusan secara professional dan
menghindari terjadinya potensi benturan kepentingan.

Penerapan dan pengembangan Good Corporate Governance di lingkungan BNI dan Perusahaan anak
bukan hanya sebagai bentuk kepatuhan terhadap ketentuan perundangundangan yang ditetapkan
oleh regulator, namun sudah menjadi kebutuhan yang tidak dapat tergantikan bagi setiap
Perusahaan dalam mengelola Perusahaannya. Dengan adanya penerapan dan pengembangan GCG,
maka BNI sudah memiliki pondasi yang kokoh dan bekal yang cukup untuk menjadi Perusahaan yang
tangguh dan terus berkembang.

BNI berkomitmen untuk terus-menerus meningkatkan kualitas pelaksanaan prinsip-prinsip Tata


Kelola Perusahaan yang Baik di seluruh aspek kegiatan usaha bisnisnya termasuk pada Perusahaan
anak secara terintegrasi. Seiring berkembangnya best practices pelaksanaan tata kelola Perusahaan,
baik pada industri perbankan maupun industri jasa keuangan, sebagai bank BUMN yang terdaftar di
pasar modal, BNI memahami bahwa penerapan dan pengembangan GCG memiliki manfaat yang
sangat besar bagi BNI. Dengan adanya penerapan dan pengembangan GCG, BNI memiliki pedoman
dalam menjalankan kegiatan usaha bisnisnya agar senantiasa selaras dengan tujuan dan kebutuhan
setiap stakeholder. Keselarasan antara stakeholder dan BNI akan menumbuhkan sikap saling percaya
dan sikap yang kondusif di lingkungan Perusahaan yang berujung pada timbul dan meningkatnya
sifat kerja unggul dan profesionalisme di setiap insan BNI.

Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik dibangun berlandaskan pada integritas yang kokoh,
sehingga prinsip-prinsip tata kelola yang baik dapat dilaksanakan pada setiap tingkatan organisasi,
dan dilaksanakan dalam setiap aktivitas BNI sehingga seluruh kegiatan operasional perbankan dapat
berjalan secara konsisten dan berkesinambungan. Penerapan Tata Kelola di BNI berlandaskan pada
prinsip-prinsip dasar GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi,
Kesetaraan dan juga Kewajaran. Penerapan prinsip-prinsip tersebut di lingkungan BNI, sudah
disepakati oleh Dewan Komisaris, Direksi, jajaran manajemen dan seluruh insan BNI guna
menciptakan Bank yang senantiasa tumbuh dan berdaya saing global, serta kuat dan bertahan dalam
menjalankan roda bisnisnya.

BNI juga menyadari bahwa Tata Kelola Perusahaan akan semakin meningkatkan kepercayaan dan
rasa aman investor atas investasi dalam era global saat ini. Secara berkelanjutan, selain menerapkan
prinsip-prinsip dasar GCG, BNI terus mengadopsi berbagai standar Tata Kelola terbaik yang berlaku
di regional maupun internasional antara lain meliputi ASEAN Corporate Governance Scorecard,
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-01/MBU/2011 mengenai Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Goverance) dan perubahannya yaitu Peraturan Menteri
Negara BUMN No. PER-09/MBU/2012, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 21/POJK.04/2015
tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, Principles for Enhancing
Corporate Governance yang diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision, Surat Edaran
Otoritas Jasa Keuangan No. 32/ SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka
dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi
Bank Umum.
KETERKAITAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE DENGAN

KINERJA PERUSAHAAN

Implementasi corporate governance telah terbukti memberikan dampak positif terhadap kinerja BNI.
Hal ini ditunjukkan dengan berbagai pencapaian BNI sepanjang tahun 2018 yang membuahkan hasil
memuaskan baik dari sisi kinerja keuangan, operasional maupun penghargaan yang diraih.
Peningkatan implementasi GCG berbanding lurus dengan peningkatan kinerja BNI secara
keseluruhan. Pengakuan pihak eksternal dalam bentuk berbagai penghargaan, baik terkait kinerja
BNI, keterbukaan Informasi dan juga implementasi GCG telah diperoleh, antara lain adalah:

1. Juara 1 Kategori BUMN Keuangan Listed dalam acara Annual Report Award 2016.

2. The Best State Owned Enterprise dan Top 50 Public Listed Companies dalam acara Good Corporte
Governance Award yang diselenggarakan Indonesiaan Institute for Corporate Directorship (IICD).

3. Most Trusted Company Based on Corporate Governance Index (CGPI) pada Good Corporate
Governance Award 2018.

Selain itu dicapainya kinerja keuangan yang bagus di tahun 2018 sebagai berikut.

1. Pendapatan Bunga dan Syariah meningkat 11,0% menjadi Rp35.446 Miliar.

2. Pinjaman yang disalurkan meningkat 16,2% menjadi Rp512.778 Miliar.

3. Simpanan Nasabah meningkat 12,1% menjadi Rp578.775 Miliar.

4. Jumlah Kredit yang disalurkan meningkat meningkat 12,2% menjadi Rp513.022 Miliar.

5. Total Aset meningkat 14,1% menjadi Rp808.572 Miliar.

6. Ekuitas meningkat 9,4% menjadi Rp110.374 Miliar.

7. Laba meningkat 9,6% menjadi Rp15.092 Miliar.

8. NPL Bruto mengalami penurunan dari sebesar 2,3% di 2017 menjadi 1,9% di 2018.

LANDASAN HUKUM PENERAPAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Landasan hukum penerapan Corporate Governance pada BNI mengacu pada ketentuan antara lain
sebagai berikut:

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan atas Undangundang
No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

2. Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.


3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank
Umum.

4. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Tata Kelola Perusahaan
Terbuka.

5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2014 tentang Penerapan Tata Kelola
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan.

7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan
Publik.

8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan atas Informasi atau
Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

9. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi
Bank Umum.

10. Berbagai pedoman implementasi GCG antara lain Prinsip-prinsip Corporate Governance yang
dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), ASEAN
Corporate Governance Scorecard, dan Principles for Enhancing Corporate Governance yang
diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision.

PENERAPAN

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di BNI bertujuan untuk:

1. Meningkatkan corporate value BNI dengan menerapkan prinsip GCG yang terdiri dari
Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi serta Keadilan dan Kesetaraan dalam
melaksanakan bisnisnya agar BNI memiliki daya saing yang kuat, baik di tingkat nasional maupun
regional.

2. Mendorong setiap organ BNI untuk selalu menekankan budaya GCG dalam setiap pengambilan
keputusan yang dilandasi nilai dan norma yang berlaku serta tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap
peraturan perundang–undangan yang berlaku.

3. Meningkatkan kinerja BNI melalui program-program efisiensi Perusahaan yang tercipta dari
terimplementasinya budaya GCG di setiap organ BNI.

4. Meningkatkan kepercayaan investor dan menempatkan BNI sebagai pilihan utama tempat
berinvestasi.

Adapun penerapan Prinsip-prinsip GCG BNI dapat diuraikan sebagai berikut :

Transparansi
1. Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat
diperbandingkan serta dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders) sesuai dengan
haknya.

2. Bank mengungkapkan informasi yang meliputi tetapi tidak terbatas pada visi, misi, sasaran usaha,
strategi Bank, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, Pemegang Saham Pengendali,
pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian intern, status
kepatuhan, sistem dan implementasi good corporate governance serta informasi dan fakta material
yang dapat memengaruhi keputusan pemodal.

3. Prinsip keterbukaan tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank, rahasia jabatan, dan hak-hak
pribadi sesuai peraturan yang berlaku.

4. Kebijakan Bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders dan yang berhak
memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut.

Akuntabilitas

1. Bank menetapkan sasaran usaha dan strategi untuk dapat dipertanggungjawabkan kepada
stakeholders.

2. Bank menetapkan check and balance system dalam pengelolaan Bank.

3. Bank memiliki ukuran kinerja dari semua organ organisasi berdasarkan ukuran yang disepakati dan
sejalan dengan nilai-nilai Perusahaan (Corporate Culture Values), sasaran usaha dan strategi Bank
serta memiliki rewards and punishment system.

4. Bank harus meyakini bahwa semua organ organisasi Bank mempunyai kompetensi sesuai dengan
tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam implementasi good corporate gorvernance.

Responsibilitas

1. Bank berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential bank practices) dan menjamin kepatuhan
terhadap peraturan yang berlaku.

2. Bank sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung
jawab sosial secara wajar.

Independensi

1. Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun dan tidak
terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari benturan kepentingan (conflict of
interest).

2. Bank mengambil keputusan secara objektif dan bebas dari segala tekanan pihak manapun.

Kesetaraan dan Kewajaran

1. Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders asas kesetaraan dan kewajaran (equal
treatment).
2. Bank memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan
menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank serta membuka akses terhadap informasi sesuai
dengan prinsip keterbukaan.

PELAKSANAAN ROADMAP GCG

BNI senantiasa berupaya menjalankan usaha sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) sebagaimana dikehendaki oleh segenap stakeholder. Implementasi GCG oleh BNI
dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis dengan tahapan sebagai berikut:

2001

BNI berkomitmen untuk melaksanakan Tata Kelola penyelenggaraan Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance). Komitmen tersebut dipelopori oleh Komisaris dan Direksi BNI dengan
ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama Komisaris dan Direksi No. KEP/001/DK dan KP/001/DIR
tanggal 3 Januari 2001 perihal Pelaksanaan Prinsip Good Corporate Governance sebagaimana
tercantum dalam Corporate Governance Handbook PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yang
kemudian dijadikan pedoman bagi Direksi dan Komisaris untuk mengelola BNI.

2002

Sebagai bagian dari komitmen untuk mengadakan perbaikan yang terus menerus atas implementasi
corporate governance, BNI melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut.

• Membentuk Unit Kepatuhan dan Unit Anti Money Laundering di bawah tanggung jawab
Divisi Hukum dan Kepatuhan.

• Membentuk Komite Remunerasi dan Nominasi yang memiliki peran dan tanggung jawab
dalam menyusun kriteria penilaian kinerja bagi setiap anggota Komisaris dan Direksi serta melakukan
penilaian struktur, sistem, dan pelaksanaan kompensasi bagi Direksi dan memberi saran untuk
perubahannya kepada Komisaris bila diminta.

• Membentuk assessment center untuk memperbaiki proses/sistem seleksi posisi pimpinan


tingkat atas.

• Memperbaiki sistem informasi perbankan.

• Komisaris telah menetapkan Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) sebagai
panduan bagi anggota Komite Audit dalam melaksanakan tugas.

2003 Kuasi Reorganisasi, Reverse Stock Split, peningkatan modal dasar

BNI terus melakukan perbaikan corporate governance-nya, baik dari segi komitmen maupun
kepatuhan terhadap penerapannya. Setiap pegawai diharuskan menandatangani pernyataan
kepatuhan terhadap Kode Etik Perilaku.

Salah satu usaha perbaikan tata kelola tersebut, maka pada tahun 2003, BNI membentuk Komite
Eksekutif yang bertugas membantu Direksi pada bidang-bidang tertentu, yakni:

• Komite Asset & Liability Committee (ALCO).


• Komite Manajamen Risiko.

• Komite Kebijakan Kredit.

• Komite Sumber Daya Manusia.

• Komite Manajemen Teknologi.

2004 Peluncuran identitas korporat baru

Berikut adalah pencapaian penting di bidang penerapan tata kelola Perusahaan selama tahun 2004:

• Manajemen BNI telah menyetujui pembentukan Komite Good Corporate Governance yang
bertugas membantu Direksi dalam mengevaluasi dan mengoptimalkan efektivitas kebijakan maupun
implementasi tata kelola Perusahaan di lingkugan kerja BNI.

• BNI dinilai sebagai salah satu dari lima Perusahaan publik dengan praktik tata kelola
Perusahaan yang baik dalam survey yang diadakan oleh Standard & Poor’s Governance Services
serta Corporate Governance and Financial Reporting Center (CGRfC) yang berkantor pusat di
Singapura.

• Manajemen melaksanakan program Zero Fraud guna menumbuhkan praktik perbankan


yang sehat dan bertanggung jawab, kesadaran akan risiko, serta pengawasan melekat atas perilaku
yang menyimpang. Melalui program ini, BNI memberi imbalan bagi unit kerja yang berhasil
mencapai Zero Fraud dalam operasinya dan sebaliknya memberi sanksi kepada unit kerja yang gagal
mencegah Fraud.

• BNI membentuk Tim Etika Kerja yang bekerja di bawah Komite Sumber Daya Manusia.
Secara berkala tim ini mengevaluasi kemajuan etika kerja di lingkungan kerja BNI. BNI telah
meningkatkan akses para stakeholder terhadap seluruh informasi yang memiliki dampak material
terhadap BNI, termasuk laporan keuangan triwulanan, Laporan Tahunan, informasi mengenai
penggunaan dana hasil corporate action, informasi yang dapat memengaruhi keputusan berinvestasi
pemodal, hasil-hasil Rapat Umum Pemegang Saham, serta peristiwa penting lainnya menyangkut
BNI, baik melalui situs web BNI, laporan ke Bapepam, Bursa Efek, media massa, paparan publik,
maupun temu analis.

2005

Komitmen BNI dalam peningkatan tata kelola dibuktikan dengan pembentukan suatu unit organisasi
Pemantauan GCG melalui Surat Keputusan Direksi No. KP/174/DIR/R tanggal 26 April 2005.

2006

Ditandatanganinya ‘Pernyataan Komitmen untuk Menerapkan Good Corporate Governance’ oleh


segenap Direksi, Komisaris, dan Pemimpin Divisi pada Rapat Kerja Perusahaan, yang selanjutnya
diikuti oleh segenap pegawai di seluruh jenjang organisasi dan diperbaharui setiap tahun.

2007
Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan ‘Pernyataan Komitmen untuk Menerapkan Good
Corporate Governance’ di tahun sebelumnya, maka BNI menyusun program GCG antara lain:

• GCG e-learning.

• Buku Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komisaris dan Direksi BNI.

• Buku Tuntutan Perikaku Insan BNI, yang terdiri dari Nilai-Nilai Budaya Kerja dan Perilaku
Utama Insan BNI yang disebut PRINSIP 46.

• BNI memperoleh predikat sebagai Perusahaan Terpercaya dalam pemeringkatan Corporate


Governance Perception Index yang diselenggarakan The Indonesian Institute for Corporate
Governance (IICG) dan majalah SWA.

2008

Terkait penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) dan pelaksanaan Undang-Undang Tindak
Pidana Pencucian Uang (UU TPPU), Divisi Kepatuhan bekerja sama dengan Divisi Teknologi Informasi
telah mengembangkan dan terus menyempurnakan sistem yang terintegrasi dengan sistem iCONS
untuk mengidentifikasi transaksi keuangan yang mencurigakan.

2009

BNI berhasil meningkatkan kinerja yang berdampak pada peningkatan laba hingga 103%
dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tidak lepas dari pelaksanaan GCG yang konsisten oleh
segenap insan BNI.

2010

Peluncuran Whistleblowing System (WBS) secara terintegrasi agar transparansi terjaga dan
pelaksanaannya dipahami oleh segenap pegawai BNI. Penyempurnaan code of conduct pegawai BNI
yang ditujukan agar terdapat peningkatan kualitas pegawai BNI. Keikutsertaan BNI dalam
peratingan/pemeringkatan implementasi GCG yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat
independen, yaitu Center for Good Corporate Governance Universitas Gadjah Mada (CGCG UGM),
The Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).

2011

BNI meraih berbagai penghargaan dari berbagai institusi skala nasional maupun internasional.
Beberapa penghargaan besar di antaranya:

• Best of The Best Company BUMN 2011.

• The Most Admired ASEAN Enterprose Economics Challenges Award 2011.

• The Most Trusted Company dari The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).
Terkait dengan implementasi GCG, BNI meraih beberapa penghargaan, di antaranya:

• BNI meraih penghargaan Corporate Governance Award 2011 dari The Indonesian Institute
for Corporate Governance.
• Tata kelola teknologi informasi BNI telah diakui keandalannya dengan diberikannya IT
Governance Award oleh Kementerian BUMN.

2012 • Hasil self assessment sesuai ketentuan Bank Indonesia di tahun 2011 dan 2012
menunjukkan tren yang stabil dengan predikat komposit Sangat Baik.

• Pembentukan Komite Anti Fraud yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
KP/508/DIR/R tanggal 9 November 2012 perihal Pembentukan Komite Anti Fraud (KAF). Dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, KAF dibantu oleh Unit Pengelolaan Ethics Management
yang berada di Divisi Kepatuhan, yang salah satu fungsinya sebagai liaison data dan pelaporan
dengan Divisi/Unit lain serta pihak eksternal terkait Strategi Anti Fraud dan mengelola database
terkait Fraud yang ada di BNI.

2013 BNI meraih penghargaan:

• Most Trusted Company Based on Investors and Analyst’s assesment Survey pada Good
Corporate Governance Award

2013.

• Most Trusted Company Based on Corporate Governance Index (CGPI) pada Good Corporate
Governance Award 2013.

• Penghargaan sebagai The Best Bank in Indonesia in Developing Good Corporate Governance
(GCG) dari Asiamoney Magazine.

2014 • BNI terus melakukan peningkatan dan pembaharuan untuk meningkatkan tata kelola
Perusahaan.

• BNI juga terus mendukung pertumbuhan terhadap ekonomi dan lingkungan dengan
menyelenggarakan program Kampoeng BNI, PKBL, aktivitas CSR yang diselenggarakan BNI Syariah,
dan komitmen terhadap program One Billion Indonesian Trees (OBIT) yang telah menanam lebih dari
7 juta pohon dalam 7 tahun terakhir.

2015

BNI meraih penghargaan sebagai: The Best State Owned Enterprise dan Top 50 Public Listed
Companies dalam acara Good Corporate Governance Award yang diselenggarakan The Indonesian
Institute for Corporate Directorship (IICD).

2016

BNI kembali meraih penghargaan sebagai

• The Best State Owned Enterprise dan Top 50 Public Listed Companies dalam acara Good
Corporate Governance Award yang diselenggarakan Indonesian Institute for Corporate Directorship
(IICD).

• Most Trusted Company Based on Corporate Governance Index (CGPI) pada Good Corporate
Governance Award 2016.
2017 BNI kembali meraih penghargaan sebagai:

• Juara 1 Kategori BUMN Keuangan Listed dalam acara Annual Report Award 2016.

• The Best State Owned Enterprise dan Top 50 Public Listed Companies dalam acara Good
Corporate Governance Award yang diselenggarakan The Indonesian Institute for Corporate
Directorship (IICD).

• Most Trusted Company Based on Corporate Governance Index (CGPI) pada Good Corporate
Governance Award 2017.

2018

BNI kembali meraih penghargaan sebagai

• The Best State Owned Enterprise dan Top 50 Public Listed Companies dalam acara Good
Corporate Governance Award

yang diselenggarakan Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD).

• Most Trusted Based on Corporate Governance Index (CGPI) pada Good Corporate
Governance.

Selama tahun 2018, BNI telah melaksanakan implementasi

GCG sebagai berikut:

Januari

Penyampaian Self Assessment GCG posisi Desember 2017 kepada OJK.

Februari

1. Penandatangan Komitmen GCG oleh seluruh Insan BNI.

2. Sosialisasi Anti Fraud kepada seluruh pegawai BNI.

3. Penyampaian Self Assessment TKT posisi Desember 2017 kepada OJK.

4. Penyampaian Laporan Tahunan Tahun Buku 2017 kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek
Indonesia.

5. Pemanggilan RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 dilaksanakan 21 (dua puluh satu) hari kalender
sebelum tanggal RUPS sesuai Rekomendasi Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK
No. 32/POJK.04/2014.

6. Pada Pemanggilan RUPS telah disampaikan rincian penjelasan masing-masing mata acara RUPS
sesuai Rekomendasi Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK No. 32/POJK.04/2014.

Maret
1. Pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 tanggal 20 Maret 2018.

2. Publikasi Ringkasan Risalah RUPS Tahunan Tahun Buku 2017 sekaligus Pengumuman Jadwal dan
Tata Cara Pembagian Dividen Tunai Tahun Buku 2017 pada tanggal 22 Maret 2018 di 2 (dua) surat
kabar yaitu Investor Daily dan The Jakarta Post guna memenuhi ketentuan POJK No.
32/POJK.04/2014 sebagaimana diubah terakhir dengan POJK No. 10/POJK.04/2017.

April

1. Pembayaran Dividen Tunai Tahun Buku 2017 tepat 1 (satu) bulan sejak tanggal pelaksanaan RUPS
atau setelah diumumkannya ringkasan risalah RUPS yaitu tanggal 20 April 2018 sesuai Rekomendasi
Roadmap Tata Kelola Perusahaan Indonesia dan POJK No. 32/POJK.04/2014 sebagaimana diubah
terakhir dengan POJK No. 10/ POJK.04/2017.

2. Pelaksanaan Sosialisasi GCG di Kantor Wilayah Malang.

Mei

1. Penyampaian Laporan fungsi Pelaksanaan Corporate Secretary kepada Direksi yang ditembuskan
kepada Dewan Komisaris sesuai ketentuan yang diatur dalam POJK No. 35/POJK.04/2014.

2. Publikasi Anti Gratifikasi di Harian Kompas dan Bisnis Indonesia tanggal 30 Mei 2018.

Juni

Penyempurnaan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi sebagaimana tertuang dalam Surat
Keputusan Direksi No. KP/228/DIR/R tanggal 29 Juni 2018.

Juli

Penyampaian Self Assessment GCG posisi Juni 2018 kepada OJK.

Agustus

1. Penandatanganan Pakta Integritas Direksi sebagai Komitmen Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik yang dituangkan dalam Surat Keputusan Direktur No. DIR/564 tanggal 19 Juli 2017.

2. Penyampaian Self Assessment TKT posisi Juni 2018 kepada OJK.

3. Pelaksanaan Sosialisasi GCG di Kantor Cabang Singkawang dan Pontianak.

4. Pelaksanaan Compliance Forum Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di
Sektor Jasa Keuangan tanggal 30 Agustus 2018.

Desember

1. Pelaksanaan IICD Award BNI mendapat 2 (dua) penghargaan yaitu: The Best State Owned
Enterprise dan Top 50 Public Listed Companies.

2. Publikasi Anti Gratifikasi di Harian Kompas dan Bisnis Indonesia tanggal 30 Mei 2018.
3. Partisipasi dalam Riset ASEAN Corporate Governance Scorecard terhadap BNI, dan BNI mendapat
score 88,60.

4. Pelaksanaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diadakan oleh The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG) di mana BNI mendapat penghargaan yaitu: Most Trusted
Company Based onCorporate Governance Index dengan skor 88,38.

5. BNI selalu berupaya meningkatkan implementasi GCG di lingkungan kerja BNI. Hal ini dilakukan
melalui Divisi KMP dengan menyelenggarakan kegiatan internal berupa Kompetisi Vlog GCG dgn
tema : Integritas Sebagai Gaya Hidup Insan BNI #IniIntegritasGue. Maksud dan tujuan dari
diadakannya kompetisi ini yaitu untuk menumbuhkan awareness terhadap seluruh Insan BNI
sehingga dapat meningkatkan sikap integritas sebagai gaya hidup serta keikutsertaan segenap Insan
BNI untuk berperan aktif dan kreatif dalam campaign Integritas sebagai Gaya Hidup Insan BNI.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Pada prinsipnya pelaksanaan penerapan GCG di BNI berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan pada setiap kegiatan dengan tujuan untuk
melindungi kepentingan Bank, shareholders dan stakeholders. BNI senantiasa melakukan evaluasi
penerapan GCG secara berkelanjutan, sehingga penerapan GCG akan selalu mengalami peningkatan.
Evaluasi GCG di BNI dilakukan antara lain dengan cara:

1. Review pedoman/kebijakan terkait dengan GCG yang sudah ada sebelumnya untuk disesuaikan
dengan ketentuan regulator terbaru.

2. Penyusunan pedoman/kebijakan baru terkait dengan GCG yang belum ada, termasuk di dalamnya
updating ketentuan baru kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

3. Peningkatan Prinsip Kepatuhan melalui Compliance Index.

4. Penyusunan Laporan terkait GCG, di antaranya Laporan Tata Kelola, Laporan Corporate Secretary,
serta laporan terkait lainnya.

5. Sarana Pengaduan Eksternal terkait GCG untuk mendorong kesadaran Insan BNI agar senantiasa

berperilaku sesuai dengan prinsip-prinsip GCG sebagai suatu budaya, BNI juga melibatkan peran
serta masyarakat/publik sebagai pengawas implementasi GCG di BNI antara lain dengan
menyediakan sarana bagi masyarakat umum (publik) untuk menyampaikan keluhan serta pengaduan
terjadinya pelanggaran GCG yang dilakukan oleh pegawai BNI melalui PO Box GCG BNI JKP 10000
dan gcg@bni.co.id. Masyarakat yang merasa dirugikan oleh perbuatan Insan BNI atau mengetahui
adanya perbuatan pegawai BNI yang menyimpang dari prinsip GCG dapat menginformasikan melalui
kedua sarana tersebut dengan menyebutkan secara jelas identitas pegawai/Insan BNI yang
melakukan pelanggaran dan unit di mana pegawai/Insan BNI tersebut pegawai melaksanakan
tugasnya.

Pengaduan atau keluhan yang diterima melalui PO Box GCG BNI JKP 10000 dan gcg@bni.co.id selain
dimaksudkan untuk membantu proses penyelesaian permasalahan yang dihadapi pihak yang
menyampaikan keluhan/informasi juga diharapkan dapat menjadi bahan review/masukan serta
evaluasi bagi BNI untuk melakukan perbaikan secara terus menerus serta meningkatkan kualitas
penerapan GCG di BNI sehingga dapat menekan terjadinya tindakan penyimpangan atau
pelanggaran prinsip GCG oleh pegawai BNI. Jumlah pengaduan/permintaan informasi yang masuk
dalam tahun 2018 sebanyak 16 (enam belas) aduan. Terhadap pengaduan/ permintaan informasi
yang tidak terkait dengan GCG telah diteruskan ke unit-unit terkait untuk penyelesaiannya. Dalam
rangka peningkatan kualitas implementasi GCG di BNI tersebut, BNI terus berupaya menciptakan,
mengembangkan dan memperbaiki diri sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Penyusunan Roadmap
diperlukan untuk memetakan aspek GCG maupun menciptakan program terkait GCG di BNI dalam
rangka mendukung praktik implementasi GCG.

AWARENESS

SOSIALISASI TERKAIT GCG

Sosialisasi terkait GCG selama tahun 2018 telah dilakukan baik di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah,
di antaranya pada Divisi Komunikasi Perusahaan dan Kesekretariatan, Wilayah Malang dan Makassar
serta Kantor Cabang Singkawang dan Pontianak. Dalam sosialisasi dimaksud dipaparkan antara lain
mengenai prinsip-prinsip GCG, contoh implementasi, sampai dengan ketentuan terbaru terkait GCG.
Dengan sosialisasi ini diharapkan para Insan BNI memiliki tekad serta komitmen bersama untuk
mewujudkan implementasi GCG di BNI.

PROGRAM INDUKSI PEGAWAI BARU

Pegawai baru merupakan cikal bakal Insan BNI yang nantinya akan belajar, tumbuh dan berkembang
di BNI. Sebagai tunas atau cikal bakal maka pembekalan corporate value sangat penting, karena
dalam pembekalan tersebut akan ditanamkan nilai-nilai GCG dan Kode Etik yang diharapkan
nantinya akan bermanfaat dalam perjalanan Karier di BNI. Pembekalan diberikan oleh Tim GCG yang
bekerja sama dengan BNI Corporate University untuk memberikan jam pembekalan khusus terkait
GCG dan Kode Etik bagi pegawai baru.

KOMITMEN TATA KELOLA

Sebagai wujud dari komitmen bersama dalam rangka mendukung penegakan dan penyelenggaraan
GCG di BNI, maka setahun sekali di mana untuk tahun 2018 ini penandatanganan Komitmen Tata
Kelola dilaksanakan pada bulan Februari. Setiap pegawai baik dari berbagai tingkat jenjang jabatan
bersama-sama menandatangani Komitmen Tata Kelola yang didahului dengan pembacaan
Komitmen dan sosialisasi Anti Fraud Awareness. Program ini dilakukan untuk menekankan kepada
para Insan BNI akan pentingnya nilai-nilai dalam komitmen dimaksud. Komitmen Tata Kelola
dimaksud menyatakan antara lain bahwa Insan BNI berkomitmen untuk:

1. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik dan benar serta penuh tanggung jawab sesuai
dengan corporate culture dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Tidak memberikan, menjanjikan dan/atau menerima imbalan dalam bentuk apapun.

3. Menghindarkan diri dari segala bentuk kemungkinan benturan kepentingan.

4. Bertindak adil dan setara dalam memenuhi hak-hak stakeholder.

5. Berusaha dengan maksimal untuk mencegah kemungkinan terjadinya Fraud.


6. Bersedia untuk melaporkan segala hal yang dicurigai sebagai Fraud melalui media pelaporan yang
ada di BNI.

7. Bersedia dikenakan sanksi apabila dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab saya sebagai
Insan BNI terbukti tidak melaksanakan komitmen sebagaimana tersebut di atas.

INTERNALISASI

Internalisasi bukan sebatas pada mengetahui, namun internalisasi telah sampai pada tahap
pemahaman. Internalisasi GCG di BNI dilakukan melalui berbagai macam tools, sehingga
memudahkan proses untuk mengadopsi nilai-nilai yang nantinya dapat diterapkan dalam
melaksanakan pekerjaan sehari-hari. Tools yang digunakan antara lain dalam bentuk:

1. Pembacaan Prinsip 46 dan Kode Etik BNI pada setiap hari mutu yang diadakan 1 (satu) bulan sekali
di tiap unit maupun pada morning briefing.

2. Metode self education melalui e-learning GCG dan Corporate Culture yang memberikan
kemudahan pembelajaran GCG untuk para Insan BNI.

3. Penyebaran dan pemasangan poster serta e-leaflet anti gratifikasi dan penegakan GCG pada tiap
unit dan BNI Forum sehingga para pegawai dapat aware setiap saat.

4. Penyebaran pocket book Kode Etik.

5. Kemudahan akses Kode Etik dan Corporate Culture melalui website BNI yang dapat diakses
kapanpun dan di manapun.

6. Sebagai salah satu cara meningkatkan implementasi prinsip GCG di lingkungan kerja BNI,
diselenggarakan kegiatan internal berupa kompetisi Vlog GCG dengan tema “Integritas Sebagai Gaya
Hidup Insan BNI #IniIntegritasGue”. Maksud dan tujuan dari diadakannya kompetisi tersebut adalah
untuk menumbuhkan awareness segenap insan BNI untuk menjadikan sikap integritas sebagai gaya
hidup serta meningkatkan kesertaan segenap Insan BNI untuk berperan aktif dan kreatif dalam
campaign integritas sebagai gaya hidup Insan BNI. BNI memahami bahwa Corporate Culture
memberikan konsentrasi pada bentuk sikap (attitude). Bentuk sikap inilah yang akan membentuk
kepribadian dari tiap individu pada suatu Perusahaan, sehingga kumpulan attitude ini membentuk
interaksi antar individu dan integritas yang selanjutnya akan memunculkan karakter yang ada pada
suatu Perusahaan.

EKSTERNALISASI

Eksternalisasi sendiri didefinisikan sebagai penyesuaian terhadap dunia luar yaitu ‘dunia’ selain diri
sendiri. Sebagaimana diketahui, pihak atau ‘dunia’ luar Perusahaan Terbuka terdiri dari para
stakeholder (Pemegang Saham, nasabah penyimpan, nasabah peminjam (debitur),
rekanan/vendor/mitra kerja, pemerintah, pegawai, customer) dan masyarakat luas. Eksternalisasi
GCG lekat kaitannya dengan prinsip transparansi dan kewajaran, di mana prinsip keterbukaan
senantiasa tetap memperhatikan ketentuan rahasia Bank dan rahasia jabatan serta memperlakukan
stakeholder dan masyarakat dengan perlakuan yang adil dan kesempatan yang sama sesuai dengan
proporsinya. BNI mengimplementasikan eksternalisasi GCG kepada stakeholder dan masyarakat luas
melalui berbagai macam sarana yaitu sebagai berikut:
1. RUPS

RUPS merupakan sarana media komunikasi stakeholder kepada Perusahaan dan merupakan
perwujudan penyelenggaraan prinsip GCG, karena di dalam RUPS dipaparkan perwujudan tanggung
jawab Pengurus Perusahaan dari berbagai aspek. Penjelasan RUPS lebih rinci dapat dilihat pada
Bagian RUPS bab Tata Kelola Perusahaan pada Laporan Tahunan ini.

2. Hak-Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Hak-hak Pemegang Saham senantiasa
dilindungi dan difasilitasi, di BNI hak Pemegang Saham diimplementasikan di antaranya melalui
dividen, hak mengajukan pertanyaan dalam RUPS, hak memperoleh informasi, dan hak untuk
menyetujui/tidak menyetujui keputusan RUPS melalui kartu suara yang diberikan pada saat RUPS.

3. Disclosure dan Transparansi

Sebagai wujud pilar transparansi dalam prinsip GCG, maka BNI terus berupaya untuk memberikan
keterbukaan informasi kepada para stakeholder dan masyarakat luas melalui berbagai macam
sarana di antaranya melalui Laporan Tahunan, website BNI, media massa, website IDX, serta
pemberitahuan kepada regulator melalui hardcopy maupun sarana pelaporan elektronik. Mengingat
status BNI sebagai emiten, maka keterbukaan informasi ini dirasa sangat penting sebagai media
komunikasi Perusahaan terbuka, keterbukaan informasi dilakukan dengan berpedoman pada
ketentuan pasar modal yang berlaku.

4. Perlakuan Setara

Seluruh Pemegang Saham BNI termasuk Pemegang Saham Minoritas dan Pemegang Saham Asing
diperlakukan setara. Seluruh Pemegang Saham diberikan kesempatan yang sama untuk
mendapatkan informasi. Perlakuan ini diterapkan di BNI dalam rangka pemberian informasi baik
dalam rangka Corporate Action maupun dalam keterbukaan informasi yang diatur dalam ketentuan
pasar modal. Seluruh masyarakat diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi
dan menyampaikan kritik/saran kepada Bank. Informasi, kritik dan/atau saran dapat diakses melalui
website BNI dan layanan BNI Call 1500046.

5. Mewujudkan Citra Positif Bank

Tak dapat dipungkiri bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang mengandalkan sisi trust. Praktik
GCG yang sehat dari seluruh pihak internal Perusahaan dan stakeholder dapat meningkatkan citra
Perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang sehingga trust kepada bank akan
terus terjaga. Dalam era digital ini, BNI berupaya memanfaatkan berbagai tools untuk meningkatkan
citra positif bank melalui berbagai media di antaranya melalui media cetak (surat kabar, tabloid,
majalah), media elektronik (radio dan televisi) dan cyber media (website, twitter, instagram, email,
portal berita, facebook, blog dan media sosial lainnya). Pemanfaatan media untuk mendukung
praktik GCG dilakukan untuk penyebarluasan anti gratifikasi, GCG awareness, service excellent, WBS,
dan sebagainya.

MONITORING IMPLEMENTASI GCG

Monitoring GCG di BNI dilakukan antara lain dengan cara :


1. Optimalisasi fungsi pengawasan terhadap tugas dan tanggung jawab tiappegawai, dilakukan
di tiap unit oleh atasan langsung, unsur Pimpinan Unit, maupun Satuan Pengawasan
Internal.
2. Penyusunan dan monitoring Key Performance Indicator (KPI). Pimpinan unit memiliki peran
aktif dalam proses monitoring KPI
3. Branch Performance Reward yaitu reward yang dilakukan terhadap cabangcabang dengan
kriteria penilaian operasional, bisnis dan upaya perbaikan.
4. Know Your Employee (KYE) sebagai salah satu upaya pengawasan melekat terhadap
pegawai. Atasan langsung wajib melakukan pengawasan terhadap pegawai di bawah
supervisinya untuk memastikan tidak terjadi kecurangan/ Fraud dengan memperhatikan
apakah terdapat indikasi yang perlu mendapatkan perhatian lebih lanjut (irregularities).

GOOD CORPORATE GOVERNANCE ASSESSMENT

GCG Assessment merupakan upaya untuk mengukur atau memetakan kondisi Perusahaan dalam
penerapan GCG saat ini. Langkah ini dilakukan untuk memastikan level penerapan GCG dan untuk
mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna mempersiapkan infrastruktur dan struktur
Perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG secara efektif. Dengan kata lain, GCG assessment
dibutuhkan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian terlebih dahulu,
dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mewujudkannya.

Dalam rangka evaluasi penerapan GCG, BNI melaksanakan GCG Assessment yang dilaksanakan
secara periodik dan konsisten setiap tahun yang terdiri dari Self Assessment sesuai ketentuan BI/OJK
dan Third Party Assessment, sebagai berikut:

SELF ASSESSMENT

Berdasarkan SEOJK No. 13/SEOJK.03/2017 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, POJK
No. 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, POJK No. 21/POJK.04/2015
tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka, Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka serta POJK No.
4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, serta Peraturan Bank Indonesia
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank, salah satu penilaian poin penilaian tingkat kesehatan
Bank adalah penilaian sendiri (self assessment) atas pelaksanaan prinsip–prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (GCG) pada Bank. Pelaksanaan Self Assessment tersebut dilakukan secara
periodik setiap semester yaitu pada bulan Juni dan Desember pada tahun berjalan.

Penilaian sendiri ini dimaksudkan untuk memetakan kekuatan (strength) dan kelemahan
pelaksanaan GCG di BNI yang ditinjau dari 3 (tiga) aspek yaitu:

1. Governance Structure

Penilaian Governance Structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur dan infrastruktur tata
kelola Bank agar proses pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai dengan
harapan stakeholders Bank. Yang termasuk dalam struktur tata kelola Bank adalah Komisaris,
Direksi, Komite dan satuan kerja pada Bank.
Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola Bank antara lain adalah kebijakan dan prosedur
Bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi masing-masing struktur organisasi.

Aspek Governance Structure adalah penilaian terhadap pemenuhan struktur dan infrastruktur
Perusahaan dalam menerapkan GCG yang diukur melalui struktur tata kelola yang meliputi:

a. Komposisi Pemegang Saham serta Organ Perusahaan; struktur dan fungsi penanggung jawab
dalam rangka pelaksanaan GCG; struktur penanggung jawab penegakkan etik; struktur penanggung
jawab keterbukaan informasi; struktur penanggung jawab pengawasan dan audit; struktur
penanggung jawab pengelolaan SDM; struktur penanggung jawab operasional/produksi; struktur
penanggung jawab pemasaran; struktur penanggung jawab keuangan; struktur manajemen risiko,
struktur penanggung jawab pengelolaan teknologi informasi; struktur penanggung jawab hubungan
stakeholders; struktur penanggung jawab pengadaan barang dan jasa; serta struktur penanggung
jawab manajemen perubahan.

b. Pemenuhan terhadap kebijakan-kebijakan Perusahaan terutama terkait penegakan fungsi GCG


dalam melaksanakan operasional Perusahaan, yang di antaranya mencakup pedoman dan kebijakan
terkait GCG, penegakan etika, keterbukaan informasi, pengawasan dan audit serta kepatuhan,
pengelolaan SDM, operasional/produksi, pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen risiko, tata
kelola teknologi informasi, hubungan dengan stakeholders.

2. Governance Process

Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses pelaksanaan prinsip GCG
yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank sehingga menghasilkan
outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders Bank. Aspek Governance Process adalah
penilaian terhadap pelaksanaan sistem dan mekanisme Perusahaan dalam menerapkan GCG yang
diukur melalui:

a. Proses pelaksanaan implementasi GCG, penegakan etika, keterbukaan informasi, pengawasan dan
audit serta kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/produksi, pemasaran, keuangan dan akuntasi,
manajemen risiko, tata kelola teknologi informasi, hubungan dengan stakeholders dan sebagainya.

b. Mekanisme tata kelola Perusahaan yang mencakup mekanisme dan proses implementasi GCG,
penegakan etika, keterbukaan informasi, pengawasan dan audit serta kepatuhan, pengelolaan SDM,
operasional/produksi, pemasaran, keuangan dan akuntasi, manajemen risiko, pengelolaan teknologi
informasi, hubungan stakeholder dan sebagainya.

3. Governance Outcome

Aspek Governance Outcome adalah penilaian terhadap hasil pelaksanaan sistem dan mekanisme
Perusahaan dalam menerapkan GCG yang diukur melalui Hasil pelaksanaan implementasi GCG,
mencakup output dan hasil dari proses implementasi GCG penegakan etika, keterbukaan informasi,
pengawasan dan audit serta kepatuhan, pengelolaan SDM, operasional/produksi, pemasaran,
keuangan dan akuntasi, manajemen risiko, tata kelola teknologi informasi, hubungan dengan
stakeholders dan sebagainya.
Sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan GCG BNI telah melakukan penilaian terhadap implementasi
pelaksanaan GCG. Adapun penilaian tersebut bertujuan untuk mengukur proses pelaksanaan GCG di
BNI, penilaian dilakukan melalui self assessment berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.
55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum yang mengukur pelaksanaan GCG
dari 11 (sebelas) aspek yang terdiri dari:

1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.

2. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi.

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite.

4. Penanganan benturan kepentingan.

5. Penerapan fungsi kepatuhan.

6. Penerapan fungsi audit intern.

7. Penerapan fungsi audit ekstern.

8. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern.

9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large
exposure).

10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, laporan pelaksanaan Good Corporate
Governance dan pelaporan internal.

11. Rencana Strategis Bank.

MANAJEMEN RISIKO

Untuk mengantisipasi tantangan ekonomi domestik maupun global serta peningkatan eksposur
risiko yang dihadapi oleh BNI, dibutuhkan suatu sistem pengelolaan risiko dan permodalan yang
efektif dan terintegrasi, yang mampu mendukung pencapaian dan pertumbuhan kinerja secara
berkelanjutan sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan. Sebagai salah satu Lembaga Jasa
Keuangan yang memiliki beberapa perusahaan anak yang tergabung dalam Konglomerasi Keuangan
BNI, selain menerapkan manajemen risiko secara individu, BNI juga menerapkan manajemen risiko
secara Terintegrasi.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BNI

Penerapan Manajemen Risiko BNI memiliki tujuan antara lain sebagai berikut:

1. Mengelola risiko yang melekat pada produk, aktivitas dan kegiatan usaha/bisnis BNI yang relatif
kompleks.

2. Memberikan gambaran kepada Manajemen mengenai kemungkinan kerugian yang dialami pada
masa mendatang.
3. Meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas
ketersediaan informasi.

4. Memelihara dan meningkatkan penilaian Profil Risiko BNI secara individu, konsolidasi maupun
terintegrasi sebagai Konglomerasi Keuangan.

5. Mengelola struktur permodalan yang memadai untuk meng-cover risiko yang mungkin timbul.

6. Memberikan dasar pengukuran kinerja yang lebih akurat.

7. Menciptakan dan memelihara posisi strategis dan reputasi BNI.

8. Menciptakan keunggulan kompetitif dan memelihara pertumbuhan yang berkesinambungan


sehingga dapat meningkatkan nilai (shareholder value) BNI. Implementasi Manajemen Risiko BNI
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari regulator yaitu dengan menerapkan

4 (empat) pilar penerapan Manajemen Risiko yang pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Pengawasan aktif Direksi dilaksanakan antara lain dengan:

1. Menyusun kebijakan, strategi dan kerangka manajemen risiko termasuk limit risiko, dengan
memperhatikan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance)
sesuai kondisi BNI serta memperhitungkan dampak risiko terhadap kecukupan permodalan.

2. Menyusun, menetapkan dan mengkinikan prosedur dan alat untuk mengidentifikasi, mengukur,
memantau dan mengendalikan risiko di BNI.

3. Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan transaksi, termasuk yang melampaui limit
dan kewenangan untuk setiap jenjang jabatan.

4. Melakukan evaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan dan strategi manajemen risiko.

5. Menetapkan struktur organisasi BNI termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada
setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan manajemen risiko.

6. Melaksanakan kebijakan, strategi, dan kerangka manajemen risiko yang telah disetujui oleh
Dewan Komisaris, serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan yang
disampaikan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko termasuk Penilaian Profil Risiko BNI.

7. Memastikan seluruh risiko BNI yang material dan dampak yang ditimbulkan oleh risiko dimaksud
telah ditindaklanjuti.

8. Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan yang ditemukan oleh


Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).

9. Memastikan kecukupan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung
penerapan manajemen risiko BNI secara efektif.
10. Mengembangkan budaya manajemen risiko di BNI termasuk kesadaran risiko pada seluruh
jenjang organisasi.

11. Memastikan bahwa fungsi manajemen risiko telah diterapkan secara independent.

Pelaksanaan fungsi pengawasan Direksi dilakukan melalui forum Rapat Direksi (Radisi), Rapat Komite
Risiko dan Kapital (KRK) Sub Komite Manajemen Risiko (RMC), Sub Komite Assets & Liabilities
(ALCO), Sub Komite Anti Fraud (KAF), forum Rapat Komite Kebijakan Perkreditan (KKP) dan Komite
Prosedur Perkreditan (KPP).

Pengawasan aktif Dewan Komisaris dilakukan antara lain dengan:

1. Menyetujui kebijakan manajemen risiko BNI termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko
yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko
(risk tolerance).

2. Mengevaluasi kebijakan dan strategi manajemen risiko.

3. Mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan
kebijakan manajemen risiko BNI.

4. Memastikan kebijakan dan proses manajemen risiko dilaksanakan secara efektif dan terintegrasi
dalam proses manajemen risiko BNI secara keseluruhan.

Pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Komisaris dilakukan melalui forum Rapat Direksi dan
Komisaris (Radikom), maupun dalam rapat Komite Pemantau Risiko, Komite Tata Kelola Terintegrasi
dan Komite Audit.

Agar implementasi Manajemen Risiko berjalan secara efektif, maka pelaksanaannya didasarkan pada
Tata Kelola Risiko yang telah ditetapkan. Tata Kelola Risiko mengatur dengan jelas peran dan
tanggung jawab, proses pengambilan keputusan, keterkaitan antar fungsi-fungsi pengelolaan Risiko,
serta penetapan kebijakan yang memastikan bahwa Risiko dikelola dengan baik.

Strategi Manajemen Risiko

Strategi manajemen Risiko dirumuskan sesuai strategi bisnis secara keseluruhan dengan
memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi Risiko (risk tolerance).
Tujuan penetapan strategi manajemen risiko adalah untuk memastikan bahwa eksposur risiko telah
dikelola secara terkendali sesuai dengan kebijakan dan prosedur intern serta peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku.

Strategi manajemen risiko disusun mencakup beberapa prinsip yakni:

1. Berorientasi jangka panjang untuk memastikan kelangsungan usaha BNI.

2. Bersifat komprehensif, dapat mengendalikan dan mengelola risiko BNI baik secara individu
maupun secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak dan terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan
BNI.

3. Terpenuhinya kecukupan modal yang dipersyaratkan serta alokasi sumber daya yang memadai.
Strategi manajemen risiko disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Perkembangan ekonomi dan industri serta dampaknya pada eksposur risiko BNI.

2. Organisasi BNI, termasuk kecukupan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung.

3. Kondisi keuangan termasuk kemampuan untuk menghasilkan laba, dan kemampuan BNI dalam
mengelola risiko yang timbul sebagai akibat perubahan faktor eksternal dan internal.

4. Bauran serta diversifikasi portofolio internal.

Strategi manajemen risiko dirumuskan sesuai dengan strategi bisnis dan harus mampu memberikan
arahan secara keseluruhan dalam aktivitas pengelolaan risiko. Strategi manajemen risiko terdiri atas
4 (empat) komponen utama yaitu:

1. Tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance)

2. Prinsip dan kebijakan manajemen risiko

3. Tata kelola risiko

4. Jenis eksposur risiko dan kondisi pasar

Jenis dan besarnya eksposur risiko diukur dengan menggunakan metodologi pengukuran risiko yang
sesuai dengan ketentuan Regulator, dan harus dikaitkan dengan risk appetite, risk tolerance, limit
yang telah ditetapkan serta ketersediaan dan perencanaan modal.

Tata kelola penetapan strategi manajemen risiko

1. Strategi Manajemen Risiko menjadi salah satu dasar (acuan) dalam penetapan strategi bisnis yang
dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) BNI yang ditetapkan secara tahunan dan disampaikan
kepada Regulator.

2. Strategi manajemen risiko disusun dan dipersiapkan oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko, diputus
oleh Direksi melalui Rapat Komite Risiko dan Kapital Bidang Manajemen Risiko dan dimintakan
persetujuan kepada Dewan Komisaris.

Strategi Manajemen Risiko dikomunikasikan oleh Direksi kepada Divisi/Unit/Satuan Kerja dan di-
review secara berkala sejalan dengan perubahan strategi bisnis, dengan memperhatikan kondisi
perekonomian, bisnis perbankan, adanya perubahan ketentuan oleh Regulator serta dampaknya
terhadap kinerja keuangan bank.

Anda mungkin juga menyukai