Si
BAB VII
NET PRESENT VALUE (NPV)
Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca dan mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa
mampu memahami dengan baik tentang :
1. Definisi Net Present Value (NPV).
2. NPV dan pengambilan keputusan.
3. Kelemahan dari metode NPV.
4. Rumus NPV dan hubungan NPV dengan Coefficient of Variation.
5. Mampu menjawab soal-soal yang diberikan secara baik dan benar.
Net Present Value (NPV) dalam ilmu keuangan dijadikan salah satu
pendukung pengambilan keputusan keuangan. Sehingga perhitungan dan hasil
tersebut diharapkan mampu menjadi acuan yang bisa dipergunakan oleh pihak-pihak
yang membutuhkan. Dalam bab ini kita menjelaskan tentang NPV dengan berbagai
pendekatannya.
NPV itu sendiri pasti ada. Sudah menjadi realistis umum jika pendekatan
kuantitatif bersifat mempergunakan data-data dari angka-angka yang terjadi pada
saat ini. Dalam artian mengesampingkan kondisi dan situasi sosial yang bisa
terjadi. Karena itu akan menjadi lebih baik jika hasil perhitungan kuantitatif juga
dilibatkan analisis kualitatif pendukung dan penguat analisa.
Misalnya dinyatakan layak secara NPV namun kondisi pelaksanaan
pengerjaan proyek berada di kawasan yang rawan konflik atau rawan terhadap
timbulnya kerusuhan sosial, karena faktor itu tentunya pihak manajemen
perusahaan harus memperhitungkan adanya social cost yang harus dianggarkan.
Anggaran dalam bentuk social cost ini dipakai untuk mendukung terlaksana dan
berjalannya keputusan dengan aman.
Net Present Value dipakai sebagai salah satu metode dalam mendukung
proses pengambilan keputusan, dengan konsep pendekatan secara kuantitatif.
Secara lebih dalam Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan,
“Dengan metode nilai sekarang bersih, nilai sekarang (PV) dari semua arus
masuk proyek dibandingkan dengan investasi asalnya (I). nilai sekarang bersih
(NPV) yang merupakan perbedaan antara nilai sekarang dengan investasi asal
(yaitu, NPV =PV −I), menunjukkan apakah proyek dapat menjadi investasi
yang dapat diterima. Untuk menghitung nilai sekarang arus kas masuk, tingkat
yang disebut biaya modal dipergunakan sebagai pengurangnya. Dengan metode
ini, bila nilai sekarangnya positif (NPV > 0, atau PV >1), proyek itu dapat
disetujui.
Atau secara lebih tegasnya dapat kita simpulkan sebagai berikut,
Jika NP V 0 > NP V 1 maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk
dikerjakan atau infeasible.
Jika NP V 0 < NP V 1 maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dilaksakan
atau feasible, dan diperkirakan mampu memberi keuntungan di akhir proyek.
Jika NPV 0 =NPV 1 maka proyek tersebut dianggap tidak memiliki nilai
kelayakan, terutama jika dilihat dari konsep mutually exclusive (memilih
salah satu dan meniadakan yang lain). Ini sebagaimana ditegaskan oleh Agus
7.3 Rumus dan Perhitungan Net Present Value serta Aplikasi dalam
Pengambilan Keputusan
Untuk menghitung Net Present Value (NPV) kita dapat mempergunakan
rumus sebagai berikut :
n
IP
NPV =∑ −I 0
t=1 (1+ r )t
Dimana :
NPV = Net Present Value
IP = Investasi pada proyek yang diperhitungkan
I0 = Investasi bersih (neto)
r = cost of capital (biaya modal)
n = umur manfaat
t = peroide waktu
Adapun pengertian dari cost of capital, menurut Joel G. Siegel dan Jae K.
Shim adalah tingkat pendapatan yang diperlukan untuk memelihara nilai pasar
(atau harga saham) sebuah perusahaan, juga disebut hurdle rate (tingkat batas)
cutoff rate (tingkat penggal batas) atau minimum required rate of return (tingkat
pendapatan minimum yang diharapkan).
Contoh Soal 1
Manajer keuangan PT Asia Utara sedang melakukan analisa pada tiga usulan
proyek/investasi. Dimana kondisinya bersifat mutually exclusive. Kebutuhan
dana untuk investasi tersebut diperkirakan adalah R P 12.000 . dari masing-masing
investasi pada proyek yang diperhitungkan tersebut. Datanya adalah
10.000 21.000
¿ + −12.000
(1+ 0,02 ) (1+ 0,02 )2
1
10.000 21.000
¿ + −12.000
( 1,02 )1 (1,02 )2
10.000 21.000
¿ + −12.000
1,02 1,04
¿ 9.803,92+20.192,31−12.000
¿ 17.996,23
15.000 22.500
NP V B (2 % )= + −12.000
(1+2 % ) ( 1+ 2 % )2
1
15.000 22.500
¿ + −12.000
(1+ 0,02 ) (1+ 0,02 )2
1
15.000 22.500
¿ + −12.000
( 1,02 )1 (1,02 )2
15.000 22.500
¿ + −12.000
1,02 1,04
¿ 14.705,88+21.634,62−12.000
¿ 24.340,5
12.000 19.500
NP V C ( 2% )= + −12.000
( 1+2 % ) ( 1+2 % )2
1
12.000 19.500
¿ + −12.000
(1+ 0,02 ) (1+ 0,02 )2
1
12.000 19.500
¿ + −12.000
( 1,02 )1 (1,02 )2
12.000 19.500
¿ + −12.000
1,02 1,04
¿ 11.764,71+18.750−12.000
¿ 18.514,71
Maka proyek yang layak (feasible) untuk dikerjakan adalah proyek B.
Dengan alasan NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya
dibandingkan dengan proyek A dan C.
Contoh Soal 2
Manajer keuangan PT Pandawa Sakti Utara sedang melakukan analisa yang
mendalam pada tiga usulan proyek/investasi. Dimana kondisinya bersifat
mutually exclusive. Kebutuhan dana untuk investasi tersebut diperkirakan adalah
R P 22.000 dari masing-masing investasi pada proyek yang diperhitungkan
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini (dalam
rupiah).
Dimana diketahui biaya modal (cost of capital) yang ditetapkan adalah 4,8 %.
Maka berdasarkan data ini kita dapat menghitung Net Present Value (NPV) pada
masing-masing proyek/investasi tersebut.
Jawaban:
NP V A (4,8 %)=⋯
NP V B(4,8 %)=⋯
NP V C (4,8 %) =⋯
Maka proyek yang layak (feasible) untuk dikerjakan adalah proyek … yaitu
dengan perolehan sebesar ………… Sementara Proyek … dan … diperoleh hasil
lebih kecil dari proyek … sehingga dianggap tidak layak untuk dikerjakan.
Contoh Soal 3
Manajer PT Menara Agung seddang melakukan analisa yang mendalam pada
tiga usulan proyek/investasi. Dimana kondisinya bersifat mutually exclusive.
Kebutuhan dana untuk investasi tersebut diperkirakan adalah R P 60.000 .000 .000
dari masing-masing investasi pada proyek yang diperhitungkan tersebut. Untuk
lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini (dalam rupiah).
antara Net Present Value (NPV) dan coefficient of variation yang dilihat dalam
perspektif manajemen pengambilan keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat kita
lihat pada contoh soal di bawah ini.
Contoh Soal 4
Seorang manajer pada sebuah perusahaan yang sedang melakukan kajian
terhadap dua buah project yang dianggap memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Dimana berdasarkan besarnya modal financial dan non financial
yang dimiliki maka ia harus memilih salah satu dari kedua proyek tersebut.
Namun ia ingin melakukan analisis dengan pendekatan NPV dan coefficient of
variation. Adapun kedua bentuk proyek tersebut adalah :
A B
Periode
NPV Probabilitas NPV Probabilitas
1 220 0,25 400 0,31
2 380 0,35 650 0,25
3 800 0,28 600 0,27
Keterangan:
NPV Pri = Hasil perolehan pada Net Present Value Probabilitas pada
project i.
NP V 1 = Net Present Value pada periode 1.
NP V 2 = Net Present Value pada periode 2.
NP V ∞ = Net Present Value pada periode akhir.
Pr 1 = Probabilitas pada periode 1.
Pr 2 = Probabilitas pada periode 2.
Pr ∞ = Probabilitas pada periode akhir.
σ B=⋯
Maka selanjutnya dapat dihitung coefficient of variation sebagai berikut,
σA 227,44
Coefficient of variation = = =0,55
NP V A 412
σB
Coefficient of variation = =⋯
NP V B
Maka dari segi coefficient of variation adalah yang paling kecil yaitu
coefficient of variation yang paling kecil. Alasannya jika kita
menghubungkan dari segi konsep coefficient of variation yang berarti
sebaran resiko maka tentunya akan kita pilih adalah risiko yang paling kecil
yaitu pada project B.
Dari hasil perhitungan di atas maka keputusan yang dipilih adalah pada
project B dengan alasan yang sangat jelas yaitu NPV lebih besar dan di ikuti
dengan sebaran risiko yang lebih kecil. Dua bentuk hasil yang diperoleh
telah dapat digunakan oleh para investor umumnya untuk memberikan
keputusan pada proyek B, ini sebagaimana karakteristik investor yang selalu
menginginkan keuntungan yang tinggi dan risiko yang kecil.