Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DESA (APBDesa) DI KECAMATAN BENGKALIS DITINJAU


DARI AKUNTANSI SYARIAH

Proposal Penelitian

HERNIA ULFATIN
NIM. 182419615

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BENGKALIS
2022M/1443 H
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada Desember 2019, Wabah Covid-19 pertama kali muncul di
Kota Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Sumber
penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus pertama
diketahui pasar ikan di Wuhan. Tanggal 18 Desember hingga 29
Desember 2019, terdapat lima pasien yang dirawat dengan Acute

Respiratory Distress Syndrome (ARDS).1 Sejak 31 Desember 2019


hingga 3 Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan
dilaporkannya sebanyak 44 kasus. Tidak sampai satu bulan,
penyakit ini telah menyebar di berbagai provinsi lain di China,
Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Pada bulan Februari kasus positif
terus meningkat akibatnya banyak negara memberikan peringatan akan
wabah ini dan melarang perkumpulan, keramaian serta menunda berbagai
acara besar.2 Sementara negara lainnya mulai menjalankan kebijakan
lockdown selama pandemi. Pemerintah Indonesia sendiri mengeluarkan
kebijakan untuk menjaga jarak (social distancing), Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB), Work From Home (WFH), hingga melakukan
lockdown atau larangan meninggalkan tempat tinggal atau wilayah
(Muliati, 2020)
Krisis ekonomi berdampak pada semua kalangan termasuk

diantaranya masyarakat desa. Menurut undang-undang No. 6 tahun

2014 tentang desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang

1
ARDS, A. R. D. S. (2021). Gizi Seimbang Di Masa Pandemi Covid-19. OPTIMISME
MENGHADAPI TANTANGAN PANDEMI COVID-19: Gagasan dan Pemikiran Dosen Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare, hlm. 188.
2
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi, 20(2), hlm. 705-709.

1
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat berdasarkan


prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).3 Desa merupakan sebuah kawasan otonom yang

diberikan hak-hak istimewa, salah satunya adalah terkait pengelolaan

keuangan desa.

Menanggapi dampak krisis ekonomi ini, Pemerintah melalui

Menteri Keuangan mengeluarkan PMK RI No 40/PMK.07/2020

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No

205/PMK.07/2019 Tentang Pengelolaan Dana Desa. 4 Kata

“pengelolaan” indentik dengan manajemen yaitu proses menggerakan,

mengorganisasikan, dan mengarahkan usaha untuk memanfaatkan

secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan

(Balderton dalam Adisasmita, 2011 dan Arikunto, 1993). Oleh karena

itu, manajemen diartikan sebagai proses merencanakan,

mengorganising, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi

dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif

dan efisien. Peraturan Pemerintah Nomor 60/2014 tentang Dana Desa

yang bersumber dari APBN, Pasal 1, ayat 2 : Dana Desa adalah Dana

yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang

ditransfer melalui APBD Kab/Kota dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya dalam

3
Endah, K. (2020). Pemberdayaan masyarakat: Menggali potensi lokal desa. Moderat:
Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 6(1), hlm. 135-143.
4
Sugiri, D. (2021). PENYALURAN DAN PENGGUNAAN DANA DESA DALAM
MASA PANDEMI COVID-19. Akbis: Media Riset Akuntansi dan Bisnis, 130-137.
pasal 6 disebutkan bahwa Dana Desa tersebut ditransfer melalui APBD

kabupaten/kota untuk selanjutnya ditransfer ke APBDesa. 5 tersebut

bertujuan untuk mengalihkan prioritas Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDesa) untuk mencegah penyebaran pandemi dan

membantu perekonomian masyarakat desa yang terdampak pandemi

covid-19. Intinya, APBDesa digunakan untuk menaikan pelayanan

publik dan kesejahteraan warga di tingkat desa. APBDesa disusun

sesuai perencanaan-perencanaan pembangunan yang disusun secara

berjangka serta ditetapkan melalui peraturan desa. Perencanaan tersebut

meliputi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)

untuk jangka waktu 6 tahun dan Rencana pembangunan tahunan desa

atau disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) yang

merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 tahun.

Pelaksanan pembangunan desa harus sesuai dengan yang telah

direncanakan dalam proses perencanan dan mematuhi peraturan serta

kebijakan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).

Pengelolaan keuangan desa memerlukan adanya perencanaan,


pelaksanaan, pengawasan, serta pertanggungjawaban terhadap
penggunaannya. Dalam pelaksanaan dan pengelolaannya, keuangan desa
harus dikelola secara transparan, akuntabel, dan partisipatif, serta
dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran6. Pengelolaan keuangan
desa harus dilakukan dengan benar sesuai dengan pedoman yang

5
Khadlirin, A., Mulyantomo, E., & Widowati, S. Y. (2021). Analisis Efisiensi Dan
Efektifitas Pengelolaan Dana Desa (Study Empiris Dana Desa di Desa Tegalarum Kabupaten
Demak Tahun 2016-2020). Solusi, 19(2).
6
KHASANAH, I. R. (2020). ANALISIS AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA
DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA SUNGAI PUTIH
KECAMATAN KAMPA KABUPATEN KAMPAR (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU).
ditetapkan yakni Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa. pengelolaan keuangan desa wajib
dialokasikan secara efektif serta efisien untuk kepentingan dan
kesejahteraan warga desa. oleh karena itu selain dibutuhkan supervisi
pemerintah dan Badan Pengawas Desa (BPD), partisipasi aktif warga juga
diharapkan untuk mengawasi jalannya pemerintahan desa. Mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban pada
pelaporannya wajib dilakukan sesuai dengan peraturan. sehingga
pembangunan desa bisa dilakukan secara maksimal dan kesejahteraan
warga desa akan mengalami peningkatan. Setiap tahapan proses
pengelolaan keuangan desa, memiliki peraturan yang harus dipahami dan
dilaksanakan sesuai dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Kegiatan
Pengelolaan Keuangan Desa dapat dilaksanakan dengan baik tentunya
harus didukung adanya sumber daya manusia yang kompeten dan
berkualitas serta sistem dan prosedur keuangan yang memadai. Maka
selayaknya, pemerintah desa dituntut memiliki struktur organisasi
pengelolaan keuangan, yang menjadi acuan dalam kegiatan pengelolaan
keuangan desa.
Perubahan situasi dan kondisi akibat pandemi yang tidak dapat
diprediksi mengakibatkan beberapa kali perubahan anggaran seiring
dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat. Berdasarkan
kebijakan pemerintah pusat pemerintah desa perlu menganggarkan
pemberian bantuan pada masyarakat. Oleh karena itu dilakukan pergeseran
anggaran. Dalam pengelolaan keuangan desa, pemerintah desa harus
memperhatikan pelaksanaan tiap program yang akan direncanakan. Jika
pelaksanaannya tidak tepat sasaran maka kesejahteraan masyarakat akan
sulit untuk dicapai meski dengan dana yang besar. Pemerintah desa
sebagai pengelola keuangan desa harus mengelola anggaran desa dengan
efektif dan tepat sasaran agar pemeritah dapat mencapai visi-misi yang
dimiliki.
Masyarakat memiliki kewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam
upaya memajukan desanya. Selain itu, masyarakat perlu ikut serta dalam
mengawasi jalannya pemerintahan desa. Pada masa pandemi ini, karena
terguncangnya perekonomian banyak diantara masyarakat semakin
terhimpit masalah ekonomi. Sedangkan bantuan yang dianggarkan oleh
pemerintah desa tidak dapat menjangkau seluruh masyarakat. Akibatnya
timbul ketidakpuasan oleh masyarakat yang merasa berhak untuk
menerima bantuan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang efektivitas pengelolaan keuangan desa yang dilakukan
oleh pemerintah Kabupaten Bengkalis. Selain itu, peneliti merupakan
salah satu warga Kabupaten Bengkalis sehingga peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana pengelolaan anggaran dan pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan desa terutama ditengah pandemi covid-19
ini.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “ANALISIS EFEKTIVITAS PENGOLALAAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDesa) DITENGAH
PANDEMI COVID-19 DIKECAMATAN BENGKALIS DITINJAU
DARI AKUNTANSI SYARIAH”.

B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti dapat
mengidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
a. Pencatatan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) ditengah pandemi covid-19 di Kecamatan Bengkalis
belum sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum
b. Penilaian pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) ditengah covid-19 di Kecamatan Bengkalis belum
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum
c. Minimnya pengetahuan sumber daya manusia terhadap
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
ditengah covid-19 di Kecamatan Bengkalis
2. Batasan Masalah
Dalam penelitiaan ini peneliti membatasi penelitian dalam
efektivitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) ditengah pandemi covid-19 di Kecamatan Bengkalis di
Tinjau dari Akuntansi Syariah

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana analisis efektivitas
pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) pada
masa covid-19 di Kecamatan Bengkalis di Tinjau dari Akuntansi
Syariah?
C. Alasan Memilih Judul
Adapun alasan pemilihan judul di dalam penelitian ini adalah:
1. Lokasi penelitian dapat terjangkau oleh peneliti
2. Penelitian merasa mampu meneliti dengan judul penelitan ini.
Mengingat adanya ketersediaan bahan literatur yang cukup memadai
serta data dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian, baik
data primer maupun data skunder
3. Penelitian ini belum pernah diteliti dan dibahas sebelumnya oleh
mahasiswa STAIN Bengkalis khususnya prodi akuntansi syariah.

D. Tujuan dan Kegunaan Peneliti


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengelolaan Angaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) pada masa covid-19 di
Kecamatan Bengkalis di Tinjau dari Akuntansi Syariah
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini berguna bagi penelitian,
bagi pihak pemerintah, dan bagi pembaca yaitu sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengalaman, dan pemahaman mengenai analisis efektivitas
pengelolaan Anggara Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
pada masa pandemi covid-19 di Kecamatan Bengkalis ditinjau dari
akuntansi syariah

b. Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi
Kabupaten Bengkalis yaitu dapat mengetahui tingkat efektivitas
dari Anggaran Anggara Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
sehingga diharapkan pengelolaan keuangan desa yang lebih baik,
dan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lainnya
c. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini dapat diharapkan menjadi referensi
tambahan, menambah ilmu pegetahuan serta dapat menjadi acuan
atau kajian bagi pembaca dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai