Anda di halaman 1dari 6

Nama : I Gede Suyadnya

NIM : 1707612006

Absen :6

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Lanjutan

1. Cara Perusahaan dapat Menciptakan nilai

Nilai tercipta jika investasi menghasilkan tingkat pengembalian aktual yang lebih besar
dibandingkan tingkat pengembalian yang dipersyaratkan atas investasi tersebut, dan nilai
pemegang saham dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:

1. Tingkat Pengmbalian yang dipersyaratkan


2. Tingkat Pengembalian aktual
3. Periode Waktu Investasi dimana semakin Panjang periode maka resiko akan semakin
tinggi
4. Nilai Investasi

Selisih antara periode waktu dan tingkat pengembalian aktual akan menciptakan performance
spread. Performance Spread diukur dalam presentase di atas atau di bawah tingkat pengembalian
yang dipersyaratkan yang diharapkan oleh pihak yang menyediakan pendanaan bagi perusahaan
yaitu kreditor dan pemegang saham.

2. Metode pengukuran kinerja finansial perusahaan

MVA merupakan selisih antara nilai pasar saham dan hutang perusahaan dan jumlah modal yang
ditempatkan di perusahaan oleh kreditur dan pemegang saham

MAV = Market Value- Invested Capital

Keterangan :

Market Value = nilai utang, saham preferen, dan saham biasa saat ini
Invested Capital = seluruh kas yang diperoleh dari penyedia dana atau berasal dari
keuntungan yang diinvestasikan kembali pada investasi baru di perusahaan sejak perusahaan
didirikan.

Hal-Hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan MVA

a. Memperkirakan Jumlah Kas yang diinvestasikan

Mengukur Jumlah modal yang dimasukkan atau ditahan dalam bisnis setelah diperdagangkan
beberapa tahun dapat menghadirkan masalah

b. Kapan nilai diciptakan

Fakta bahwa hasil MVA yang positif sering dibatasi saat akan digunakan untuk mengevaluasi
manajemen yang ada

c. Apakah Tingkat Pengembalian cukup tinggi

Sangat sulit untuk mengetahui apakah MVA yang dihasilkan sudah cukup sehingga
memberikan tingkat pengembalian yang memuaskan untuk penyedia modal

d. Inflasi mendistorsi Angka MVA

Jika elemen modal yang digunakan untuk mengukur MVA berasal dari angka-angka yang
ada pada laporan posisi keuangan dan terjadi inflasi maka nilai dari modal yang digunakan
akan lebih rendah dari yang sebenernya

e. Percaya bahwa harga pasar saham adalah selalu benar selamanya

Ini adalah asumsi yang paling mengganggu karena MVA tidak harus selalu membutuhkan
efisiensi pada penetapan ahrga

f. MVA bukan ukuran yang absolut

Perusahaan besar akan selalu memiliki MVA yang besar. Hal itu membuat perbandingan
MVA antara perusahaan-perusahaan yang ada menjadi sulit karena adanya perbedaan ukuran
modal perushaaan.
3. Alasan perusahaan melakukan merger atau akuisi

a) Peningkatan Pendapatan
Perusahaan-perusahaan yang menggabungkan diri mungkin akan memperoleh
pendapatan yang lebih besar karena adanya posisi pasar yang baik dan manfaat
stratejik lainnya.
b) Pengurangan Biaya
c) Keuntungan dari sisi Pajak
d) Berkurangnya persyaratan modal

4. Perbedaan Sinergi dan Good Will

Sinergi adalah nilai lebih seandainya 2 perusahaan tersebut digabungkan dan tidak akan terjadi
jika sendiri

Good will adalah selisih antara harga beli dengan total wajar dari asset bersih yang diperoleh.

5. Beberapa Defensive tactics yang dilakukan perusahaan untuk menghindari take over

- Coporate charter mengacu kepada atura tata kelola perusahaan

- Classified board, dalam unclassified board of director pemegang saham memilih seluruh
komisaris dan direksi setiap tahunnya sedangkan classified board hanya sebagian komisaris
dan direksi yang akan mengambil alih untuk memperoleh kursi komisaris dan direksi secara
mayoritas sehingga tidak dapat mengganti manajemen perusahaan target secara cepat.

- Supermajority Provision menentukan jumlah presentase voting shares yang diperlukan


untuk menyetujui transaksi-transaksi perusahaan yang penting

- Golden Parachute mengacu kepada paket remunisasi yang sangat luar biasa besar yang
diberikan kepada manajmen apabila terjadi pengambilalihan perusahan.

- Poison pills adalah taktik defensive yang modern yang dikembangkan oleh Martin Lipton
awal tahun 1980-an. Poison Pills menyebabkan presentase kepemilikan perushaan yang akan
mengambil alih turun secara drastic di perusahaan target.
6. Pengukuran kondisi keuangan dengan model Z-Score

Dimana :

1. Z = Indeks kebangkrutan
2. Jika Z score kurang dari 2.675, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki
kemungkinan 95 % untuk bangkrut dalam waktu 1 tahun
3. Akan tetapi, hasil Altman Z-Score menunjukkan skir 1.81 samapai 2.99 merupakan grey
area. Dalam penerapannya kebangkrutan diprediksi akan terjadi jika Z < 1.81 dan
perusahaan diprediksi tidak bangkrut jika Z> 2.99
4. Pada Mulanya altman Z-score hanya dapat diterapkan pada perusaaahn manufaktur yang
sahamnya diperdagangkan di bursa
5. Altman kemudian merevisi modelnya agar diterapkan diperusahaan non public dan bukan
perusahaan manufaktur

7. Perbedaam perusahaan yang menggunakan kebijakan keuangan jangka pendek fleksibel dan
ketat

Kebijakan Fleksibel Kebijakan Terbatas


Saldo untuk kas dan sekuritas Tinggi Saldo kas yang rendah dan
yang diperdagangkan tidak memiliki sekuritas yang
diperdagangkan
Investasi pada persediaan Besar Kecil
Kebijakan penjualan secara Syarat pembayaran lunak Tidak ada penualan kredit
kredit sehingga saldo piutang tinggi sehingga tidak ada piutang

8. Beberapa Teknik pengelolaan persediaan dan berikan contoh tipe perusahaan yang
menggunakan setiap metode:
1. Metode ABC
Metode ABC diterapkan untuk mengendalikan barang yang bernilai tinggi dibandingkan
yang nilainya rendah.
2. EQQ Model
Model EQQ mentukan jumlah kuantitas persediaan yang harus dipesan agar biaya
persediaan menjadi seminimal mungkin
3. Perpanjangn model EQQ
Perusahan tidak selalu menunggu persediaan habis untuk memesean persediaan kepada
pemasok hal ini karena perusahaan ingin meminimalisir risiko kekurangan persediaan
yang menyebabkan kehilangan kesempatan menjual dan adanya rentang waktu dari
pemesanan sehingga persediaan sampai di perushaan
4. Material Requirement Planning
Untuk menentukan tingkat untuk memesan persediaan dan waktu produksi
5. Just In Time (JIT)
Meminimalisir persediaan, persediaan dipesan berkala untuk meminimalisr kehabisaan
persediaan.

9. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga opsi

1) Harga penebusan
Kenaikan harga penebusan akan menurunkan aharga call option
2) Tanggal berakhirnya opsi
Semakin lama tanggal berakhir opsi, maka semakin tinggi harga call option
3) Harga saham
Semakin tinggi harga saham yang menjadi underlying asset sebuah call option semakin
tinggi harga call optionnya hal ini terjadi karena intrinsic value optionnya adalah S 0 – E,
semakin tinggi harga saham S0 semakin tinggi nilai intrinsiknya

4) Variabilitas dari underlying asset


Semakin besar variabilitas dari underlying asaet maka call option semakin berharga
5) Tingkat Daya

10. Perbedaan metode binomial dan Black-Scholes untuk penilaian opsi

METODE BINOMIAL

 Langkah pertama dalam binomial adalah menentukan harag tertinggi dan terendah dari
suatu underlying asset di masa depan, missal harga di tahun depan
 Dari harga tertinggi dan terendah suatu underlying asset makan tentukan pay-off call
optionnya
 Tentukan delta yang diperoleh dengan cara membagi selisih pay-off call option dengan
selisih antara hara tertinggi dan terendah saham
 Tentukan nilai sekarang dari jumlah yang harus dipinjam
 Harga call option= harga saham saat ini x Delta- dikurangi Pinjaman

METODE BLACK-SCHOLES

Metode penetapan harga option yang paling popular adalah black-scholes opyion pricing model
yang dikembangkan oleh Fisher Black dan Myron Scholes

C0 = S x N (d1) – Ee -Rt x N (d2)

C0 = Nilai dari European call option pada saat t=0

R = Suku bunga bebas risiko

Anda mungkin juga menyukai