Disusun Oleh :
YOGA KUSUMA
NIM 31601601370
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Disusun Oleh :
YOGA KUSUMA
NIM 31601601370
Arranged By :
YOGA KUSUMA
NIM 31601601370
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
TIM PENGUJI
Anggota I Anggota II
Ketua Penguji
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Dengan bahwa ini saya menyatakan bahwa judul dan isi Tugas Akhir yang
saya buat dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Teknik Industri
tersebut adalah asli dan belum pernah diangkat, ditulis ataupun dipublikasikan oleh
siapapun baik keseluruhan maupun sebagian, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, dan apabila di kemudian
hari ternyata terbukti bahwa judul Tugas Akhir tersebut pernah diangkat, ditulis
ataupun dipublikasikan, maka saya bersedia dikenakan sanksi akademis. Demikian
surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh tanggung jawab.
Yoga Kusuma
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Dengan ini menyatakan Karya Ilmiah berupa Tugas Akhir dengan judul :
“ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL
DISORDERS (MSDs) DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK
ANALYSIS SYSTEM (OWAS) PADA PROSES PRODUKSI (Studi Kasus: CV.
Kusuma Sari Snack & Catering)”
Menyetujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak bebas Royalti Non-Eksklusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap menyantumkan nama penulis sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam karya ilmiah ini, maka
segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa
melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.
Yoga Kusuma
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya dapat mencapai kesuksesan pada titik ini tidak lain karena setiap doa dan
ridho yang dipanjatkan oleh ibu ku, ibu ku, ibu ku dan bapak ku. Maka dari itu
kesuksesan ini saya persembahkan kepada orang tua saya yang selalu mendukung
dan memperjuangkan kesuksesan anaknya untuk meraih gelar Sarjana Teknik.
Terima kasih atas segalanya.
vii
HALAMAN MOTTO
Berbagai peristiwa yang kita alami, akan indah ketika kita selalu bersyukur.
Semua prasangka yang terlintas pada diri kita, alangkah lebih indah jika kita
selalu berpikir positif. Sehingga rasa saling menghargai, saling toleransi terhadap
sesama akan muncul dan berdampak baik pada diri kita. Dengan tetap berjuang,
berusaha sungguh-sungguh akan mengantarkan diri pada kesuksesan. Tak lupa
untuk selalu berdoa dan meminta ridho orang tua yang telah mendidik kita hingga
mampu mencapai titik ini.
Sekian
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa Postur Kerja
Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Dengan Menggunakan
Metode Ovako Work Analysis System (OWAS) Pada Proses Produksi (Studi Kasus:
CV. Kusuma Sari Snack & Catering)”.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan,
bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah berjuang dan mendukung saya dalam meraih
gelar sarjana teknik serta senantiasa mendoakan saya.
2. Bapak H. Andre Sugiyono, ST., MM, Ph.D dan Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST.,
MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan
bimbingan serta saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Mohon maaf atas
segala bentuk kesalahan saya dan keterbatasan saya.
3. Ibu Dr. Novi Marlyana, ST., MT, Ibu Wiwiek Fatmawati, ST.,M.Eng, dan
Bapak Dr. Andre Sugiyono, ST.,MM selaku dosen penguji yang bersedia
memberikan masukan berupa saran dan kritik.
4. Bapak Harry Siswanto selaku pemimpin CV. Kusuma Sari Ungaran yang
telah memperbolehkan saya untuk melakukan riset di CV Kusuma Sari.
Kemudian untuk seluruh pekerja CV. Kusuma Sari yang telah membantu saya
dalam melakukan riset dari awal hingga akhir dan selalu memberi dukungan,
pengalaman kerja serta motivasi yang sangat berarti untuk saya pribadi.
5. Teman-teman saya yang selalu memberi motivasi serta memberikan
semangat dukungan guna menyelesaikan Tugas Akhir saya. Terima kasih
kawan-kawan Satu Tujuan, kawan Industri C 2016, kawan Perumahan
Pondok Babadan Baru dan Semua kawan Industri 2016.
6. Annisha Savira yang telah memberikan perhatian, dukungan, kesabaran dan
semangat dalam penyusunan Tugas Akhir saya.
ix
x
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir saya.
Demikian kata pengantar dari saya, apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa di
dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua. Terima Kasih.
Yoga Kusuma
DAFTAR ISI
xi
xii
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
xvi
Lampiran 1 Kuisioner Nordic Body Map (NBM) dari pekerja CV. Kusuma Sari pada
proses produksi. .................................................................................... 100
Lampiran 2 Lembar Revisi Pasca Sidang. .................................................................. 122
xvii
ABSTRAK
CV. Kusuma Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kuliner
snack dan catering. CV. Kusuma Sari melayani pesanan dari berbagai macam acara maupun
keperluan instansi besar dibidang konsumsi salah satunya yaitu melayani konsumsi pabrik. Jumlah
pesanan yang diterima oleh CV. Kusuma Sari saat melayani konsumsi pabrik cukup banyak.
Pekerjaan seperti mengangkat beban yang berat, berada pada suhu tinggi dalam waktu yang lama
dan memasak dalam jumlah besar sudah menjadi kegiatan rutin. Kegiatan yang dilakukan oleh
pekerja juga memerlukan tenaga ekstra dimana pekerja dihadapkan dengan keadaan yang beban
kerja fisiknya yang tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur yang dapat menimbulkan kondisi
stres pekerja meningkat akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait pelayanan dengan pelanggan.
Setelah melakukan observasi, ditemukan pada beberapa proses produksi CV. Kusuma Sari terdapat
pekerja yang mengalami keluhan MSDs diantaranya yaitu proses penerimaan dan penyimpanan
bahan baku, pemasakan dan penghangatan makanan, pewadahan makanan dan pengangkutan
makanan. Dalam hal ini diperlukan sebuah metode yang mampu meminimalkan keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) dengan cara menilai postur awal pada pekerja yaitu
menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS). Metode ini akan menilai postur kerja
yang paling berpengaruh terhadap timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
khususnya tubuh bagian bawah seperti tangan, punggung, kaki dan beban yang diangkat serta
diteruskan dengan memberikan usulan perbaikan postur kerja.
Kemudian dilakukan pengumpulan data dengan menggukanan kuisioner Nordic Body Map.
Berdasarkan perhitungan kuisio ner Nordic Body Map pada proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku terdapat 1 orang dengan skor 93 yang berarti skor ≥ 92 dengan tingkat
resiko sangat tinggi dan diperlukan tindakan saat ini juga. Kemudian terdapat 1 orang dengan skor
86 yang berarti skor ≥ 71 dengan tingkat resiko tinggi dan diperlukan tindakan segera. Selanjutnya
dilakukan penilaian postur kerja pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS) dengan tujuan agar mengetahui pada
bagian tubuh mana yang sering sakit saat melakukan pekerjaan. Berdasarkan perhitungan metode
OWAS pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku terdapat 8 kegiatan dimana terdapat
2 kegiatan yang mendapatkan skor action categories 3 yaitu kegiatan pertama dan ketiga dengan
tindakan perbaikan diperlukan segera. Dari 2 kegiatan tersebut diusulkan melakukan perbaikan
postur kerja. Setelah dilakukan perbaikan postur kerja, skor action categories yang pada awalnya
masing-masing 3 pada kegiatan pertama dan ketiga berubah menjadi masing-masing 1. Kemudian
diuji dengan kuisioner Nordic Body Map dan menunjukkan 2 pekerja pada proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku memiliki skor akhir yaitu 59 dan 65 yang berarti ≤ 71 dengan tingkat
resiko sedang dan mungkin diperlukan tindakan.
Kata Kunci: Analisa Postur Kerja, Musculoskeletal Disorders (MSDS), Ovako Work Analysis System (OWAS)
xviii
ABSTRACT
CV. Kusuma Sari is a company engaged in culinary snacks and catering services. CV.
Kusuma Sari serves orders from various kinds of events and the needs of large agencies in the
consumption sector, one of which is serving factory consumption. The number of orders received by
CV. Kusuma Sari when serving factory consumption is quite a lot. Jobs such as lifting heavy weights,
staying at high temperatures for long periods of time and cooking large amounts of food have
become routine activities. Activities carried out by workers also require extra labor where workers
are faced with conditions with erratic physical workloads, irregular working hours that can cause
increased stress conditions for workers due to high work demands related to customer service. After
making observations, it was found in several CV production processes. Kusuma Sari, there are
workers who experience MSDs complaints, including the process of receiving and storing raw
materials, cooking and warming food, preparing food and transporting food. In this case, we need
a method that is able to minimize complaints of Musculoskeletal Disorders (MSDs) by assessing the
initial posture of workers, namely using the Ovako Work Analysis System (OWAS) method. This
method will assess the work posture that most influences the onset of complaints of Musculoskeletal
Disorders (MSDs), especially the lower body, such as the hands, back, legs and loads that are lifted
and forwarded by providing suggestions for improving work posture.
Then the data was collected using a Nordic Body Map questionnaire. Based on the
calculation of the Nordic Body Map questionnaire on the process of receiving and storing raw
materials there is 1 person with a score of 93 which means a score of ≥ 92 with a very high level of
risk and action is needed right now. Then there is 1 person with a score of 86 which means a score
≥ 71 with a high risk level and immediate action is needed. Furthermore, an assessment of work
posture is carried out in the process of receiving and storing raw materials using the Ovako Work
Analysis System (OWAS) method with the aim of knowing which parts of the body are often sick
while doing work. Based on the calculation of the OWAS method in the process of receiving and
storing raw materials, there are 8 activities where there are 2 activities that get an action category
3 score, namely the first and third activities with immediate corrective action. From these 2 activities
it is proposed to improve work posture. After improving work posture, the score for action categories
which were initially 3 in the first and third activities changed to 1 each. Then tested with the Nordic
Body Map questionnaire and showed 2 workers in the process of receiving and storing raw materials
had a final score, namely 59 and 65 which means ≤ 71 with a moderate level of risk and may require
action.
Key words: Work Posture Analysis, Musculoskeletal Disorders (MSDS), Ovako Work Analysis
System (OWAS)
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Pekerja pelayanan makanan seperti juru masak dan pelayan memiliki resiko bahaya
dalam melakukan pekerjaannya. Contoh penyebab kecelakaan kerja seperti
tersandung dan tergelincir. Terdapat juga kegiatan yang menyebabkan kecelakaan
seperti mengangkat atau membawa objek berat, bekerja di tempat yang bersuhu
tinggi dan penggunaan mesin atau alat yang tidak sesuai prosedur.
Kegiatan produksi di area dapur juga membutuhkan tenaga ekstra. Seperti
beban kerja fisik yang tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur, kondisi stres
pekerja dan tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait pelayanan dengan pelanggan. Hal
tersebut membutuhkan waktu kerja yang dinamis. Konsekuensinya para pekerja
akan mengalami musculoskeletal disorders (MSDs) jika tidak disertai aspek-aspek
penting dalam sistem kerja. Faktor resiko kerja terkait keluhan MSDs ini termasuk
kegiatan manual material handling yang tidak tepat, postur badan yang janggal
dalam waktu lama, penggunaan tenaga yang berlebihan, gerakan berulang dalam
waktu lama, tempat kerja tidak layak dan sebagainya.
CV. Kusuma Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan
jasa kuliner snack dan catering. CV. Kusuma Sari melayani pesanan dari berbagai
macam acara rumahan maupun keperluan instansi besar dibidang konsumsi salah
satunya yaitu melayani konsumsi pabrik. Jumlah pesanan yang diterima oleh CV.
Kusuma Sari saat melayani konsumsi pabrik cukup besar (ratusan hingga ribuan).
Pekerjaan seperti mengangkat beban yang berat, berada pada suhu tinggi
dalam waktu yang lama dan memasak dalam jumlah besar sudah menjadi kegiatan
rutin di CV. Kusuma Sari. Kegiatan yang dilakukan oleh pekerja juga memerlukan
tenaga ekstra dimana pekerja dihadapkan dengan keadaan yang beban kerja
fisiknya tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur sehingga menimbulkan kondisi
stres pekerja meningkat akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait pelayanan
dengan pelanggan. Hal tersebut dapat menyebabkan kegiatan manual material
handling menjadi beresiko seperti bekerja dengan postur badan yang janggal dalam
waktu lama, penggunaan tenaga yang berlebihan dan gerakan berulang dalam
waktu lama. Sehingga dampak yang akan muncul dari kegiatan tersebut adalah
adanya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami oleh para pekerja.
3
yaitu penerimaan bahan baku dari supplier yang kemudian diangkat dan
dipindahkan ke dalam gudang sekaligus dipisahkan sesuai jenisnya. Keluhan yang
dirasakan oleh pekerja pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku yaitu
munculnya rasa nyeri pada bagian lengan, punggung dan kaki akibat mengangkat
bahan bahu dari supplier dalam volume besar (5 hingga 25 kilogram) dan dalam
waktu yang tidak menentu. Untuk jam kerja sendiri pada proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku cukup fleksibel karena pekerja pada proses penerimaan
dan penyimpanan bahan baku menunggu bahan baku dari supplier datang yang
dalam rentan waktu 2 hari terdapat rata-rata 2-4 supplier datang ke CV. Kusuma
Sari.
Kemudian untuk proses pemasakan dan penghangatan makan terdapat 4
pekerja. Kegiatan yang dilakukan pada proses ini yaitu pemasakan makanan dengan
porsi besar yang dimasak pada wajan atau panci dengan diameter ± 60 cm. Keluhan
yang dirasakan oleh pekerja pada proses pemasakan dan penghangatan makanan
yaitu munculnya rasa nyeri pada bagian lengan, punggung dan kaki akibat memasak
dalam volume besar (ratusan hingga ribuan) dan memasak makanan yang berbeda
beda. Untuk jam kerjanya sendiri proses ini cukup fleksibel karena makanan yang
dimasak maksimal sehari sebelum makanan dikonsumsi. Biasanya pada proses ini
rata-rata diperlukan waktu sekitar 2 hingga 4 jam.
Lalu proses pewadahan makanan terdapat 8 pekerja. Kegiatan yang dilakukan
pada proses ini yaitu makanan yang sudah matang diambil dari wajan atau panci
dan dimasukan kedalam box atau dibungkus. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja
pada proses pewadahan makanan munculnya rasa nyeri pada bagian punggung dan
kaki akibat berdiri dalam waktu yang lama dikarenakan volume pesanan yang
banyak dan tidak disediakannya alat bantu dalam proses pengerjaannya seperti
kursi. Untuk jam kerjanya sendiri proses ini cukup fleksibel karena pewadahan
dilakukan setelah makanan matang. Biasanya pada proses ini rata-rata diperlukan
waktu sekitar 1 hingga 2 jam.
Terakhir pada proses pengangkutan makanan terdapat 4 pekerja. Kegiatan
yang dilakukan pada proses ini yaitu nasi atau makanan yang telah dikemas
berjumlah ratusan atau ribuan kemudian diangkut untuk dimasukan ke dalam mobil
5
box dan diantar ke pabrik. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada proses
pengangkutan makanan munculnya rasa nyeri pada bagian lengan, punggung dan
kaki akibat mengangkat ratusan atau ribuan nasi yang sudah dipisah dalam beberapa
kontainer ke dalam mobil. Untuk jam kerjanya sendiri rata-rata diperlukan waktu
sekitar 5 hingga 10 menit.
Tabel 1. 1 Hasil Observasi Kegiatan Dengan Keluhan MSDs
digunakan untuk mengurangi keluhan MSDs bagi para pekerja sehingga tidak
terjadi postur janggal kembali.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian pada CV. Kusuma Sari unit produksi
yaitu untuk mengetahui bagaimana usulan perbaikan postur kerja yang efektif dan
dapat digunakan untuk mengurangi keluhan MSDs bagi para pekerja sehingga tidak
terjadi postur janggal kembali.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Memberikan wawasan terkait kesehatan keselamatan kerja mengenai
postur kerja pada aktivitas produksi di perusahaan.
Memberikan kenyamanan kepada pekerja dalam bekerja untuk hasil yang
optimal.
Menambah wawasan mengenai faktor apa saja yang dapat meyebabkan
keluhan MSDs pada pekerja.
7
2. Bagi Peneliti
Menambah wawasan terkait kesehatan keselamatan kerja mengenai postur
kerja.
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terkait postur kerja yang baik
dan benar serta keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
3. Bagi Institusi Pendidikan
Menjadi referensi mengenai postur kerja dan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) pada pekerja untuk semua kalangan khususnya
mahasiswa yang mengambil tema yang sama.
BAB V PENUTUP
Pada penutup berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan dan saran yang berisi usulan perbaikan untuk perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
9
10
untuk tinggi keran output, tinggi mata berdiri 148,8 cm untuk tinggi sakelar mesin,
dan jangkauan tangan kedepan untuk jarak keran input. Waktu siklus yang awal dan
setelah perancangan adalah 4,8 menit menjadi 3,2 menit (Siboro, Afma and
Sulaiman, 2018).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Sofian
Bastuti, Marjuki Zulziar, dan Edih Suaedih dengan judul penelitian “Analisis Postur
Kerja Dengan Metode OWAS (Ovako Work Analysis System) dan QEC (Quick
Exposure Checklist) untuk mengurangi terjadinya kelelahan musculoskeletal
disorders Di PT. Truva Pasifik” hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil
analisis OWAS menunjukan 4 postur kerja yang memerlukan perbaikan yaitu
kategori skor 4 (perbaikan perlu dilakukan sekarang juga) pada 1 elemen kegiatan
postur kerja. Selanjutnya kategori skor 3 (perbaikan perlu dilakukan segera
mungkin) pada 3 elemen kegiatan postur kerja. Sedangkan hasil metode QEC
menunjukkan nilai action level 70,5% terdapat pada 1 elemen kegiatan postur kerja
dengan tingkat resiko 4 (investigasi lebih lanjut dan dilakukan penanganan
secepatnya), nilai action level 65,9%, 63,6%, dan 63,1% terdapat pada 3 elemen
kegiatan postur kerja dengan tingkat resiko 3 (investigasi lebih lanjut dan dilakukan
penanganan dalam waktu dekat). Usulan perbaikan pada postur kerja adalah dengan
merubah gerakan postur kerja dan menambahkan alat bantu seperti trolley dan
pijakan kaki untuk mengurangi tingkat resiko cedera musculoskeletal bagi pekerja
(Sofian Bastuti1), Marjuki Zulziar1) and Pasifik, 2019).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Meldia
Fitri, Widya Laila, dan Fendi dengan judul penelitian “Kajian Perbaikan Postur
Kerja Dengan Metode OWAS “(Studi Kasus: Pabrik Roti Cimpago Putih)” hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah setelah pengolahan data, disimpulkan
bahwa 4 postur kerja termasuk dalam kategori 2 yang mana berbahaya dan perlu
perbaikan di masa mendatang. Kemudian terdapat 4 postur kerja termasuk dalam
kategori 1 yang mana tidak berbahaya dan tidak perlu perbaikan postur kerja.
Terakhir terdapat 3 postur kerja yang termasuk kategori 3 yang berarti berbahaya
dan perlu perbaikan postur segera (Fitri and Laila, 2017).
11
Aktivitas yang memiliki kategori action level 3 pada kedua bagian badan adalah
postur menghadang arus dengan seser dan mengambil hasil tangkapan. Keluhan
musculoskeletal disorders tertinggi pada kategori sakit pada bagian atas, dirasakan
oleh nelayan pada bagian lengan atas kiri dan pada badan bagian bawah dirasakan
pada punggung dan pinggang (Sunedi, Imron and Purwangka, 2019)
13
3. Analisis Postur Kerja Sofian JITMI Vol. PT. Truva Pasifik merupakan perusahaan yang masih OWAS Hasil analisis OWAS menunjukan 4 postur kerja
Dengan Metode OWAS Bastuti, 2 No. 2, melakukan proses produksi menggunakan tenaga dan QEC yang memerlukan perbaikan yaitu kategori skor 4
(Ovako Work Analysis Marjuki Oktober manusia atau manual material handling dan masih (perbaikan perlu dilakukan sekarang juga) pada 1
System) dan QEC Zulziar, dan 2019 terdapat pekerja yang postur kerja yang tidak alamiah elemen kegiatan postur kerja. Selanjutnya kategori
(Quick Exposure Edih Suaedih menyebabkan banyaknya pekerja yang mengalami skor 3 (perbaikan perlu dilakukan segera mungkin)
Checklist) untuk keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada 3 elemen kegiatan postur kerja. Sedangkan hasil
mengurangi terjadinya metode QEC menunjukkan nilai action level 70,5%
kelelahan terdapat pada 1 elemen kegiatan postur kerja dengan
musculoskeletal tingkat resiko 4, nilai action level 65,9%, 63,6%, dan
disorders Di PT. Truva 63,1% terdapat pada 3 elemen kegiatan postur kerja
Pasifik dengan tingkat resiko 3 (investigasi lebih lanjut dan
dilakukan penanganan dalam waktu dekat). Usulan
perbaikan pada postur kerja adalah dengan merubah
gerakan postur kerja dan menambahkan alat bantu
seperti trolley dan pijakan kaki untuk mengurangi
tingkat resiko cedera musculoskeletal bagi pekerja.
4. Kajian Perbaikan Postur Meldia Fitri, Jurnal Sains Peran manusia sebagai pekerja masih dominan dalam OWAS Setelah pengolahan data, disimpulkan bahwa 4
Kerja Dengan Metode Widya Laila, Dan melakukan proses produksi, khususnya yang terkait postur kerja termasuk dalam kategori 2 yang mana
OWAS “(Studi Kasus: dan Fendi Teknologi dengan kegiatan manual. Contoh aktivitas tersebut berbahaya dan perlu perbaikan di masa mendatang.
Pabrik Roti Cimpago Vol 17 no adalah perpindahan bahan. Aktivitas ini berpotensi Kemudian terdapat 4 postur kerja termasuk dalam
Putih 2, menimbulkan berbagai keluhan seperti nyeri otot dan kategori 1 yang mana tidak berbahaya dan tidak perlu
bisa menyebabkan kecelakaan di tempat kerja. Pabrik perbaikan postur kerja. Terakhir terdapat 3 postur
15
Desember Roti Cimpago White Bread masih melakukan MMH kerja yang termasuk kategori 3 yang berarti
2017 dalam memproduksi roti. Ini membuat para pekerja berbahaya dan perlu perbaikan postur segera.
memiliki keluhan nyeri punggung bawah.
5. Analisis Postur Kerja Dewi Seminar Penggunaan tenaga manusia dalam dunia Industri di OWAS Setelah pengolahan data, diketahui nilai action
Manual Material Mulyati, Vera Nasional Indonesia, khususnya industri kecil masih sangat catergories yang dapat memberikan rekomendasi
Handling Dengan Viena, Teknik dominan. Sehingga aktivias MMH (Manual Material perbaikan pada masing-masing postur kerja. Usulan
Metode OWAS (Studi Irhamni, dan Industri Handling) diidentifikasi beresiko besar sebagai perbaikan postur kerja tersebut adalah mengubah
Kasus: Home Industry Baharudin [SNTI2017] penyebab penyakit tulang belakang (Law Back Pain). sikap kerja pada bagian kaki dan punggung karena
Mawar) Dinsyah Akibat dari penanganan material yang berat, posisi pada bagian tersebut mengalami pembebanan akibat
dan postur kerja yang tidak baik serta pengulangan postur kerja yang salah. Serta memberikan usulan
pekerjaan yang tinggi. perancangan alat bantu.
6. Analisis Postur Kerja Zayyinul Surya PT. Indah Kiat Pulp & Paper adalah salah satu SNQ dan Penelitian awal dengan cara menyebarkan kuesioner
Karyawan Kantor di Hayati Zen Teknika perusahaan nasional yang bergerak dibidang ROSA Standart Nordic Questionnaire (SNQ) untuk
Departemen Produksi dan Agus Vol. 5 No. produksi Pulp dan kertas. Perusahaan yang terletak di mengetahui keluhan yang dirasakan karyawan. Dari
Menggunakan Metode Mulyadi 2, perawang ini memanfaatkan teknologi sebagai salah kuesioner banyak pekerja yang merasakan sakit pada
ROSA (Studi Kasus: Desember satu alat yang dapat mempermudah pekerjaan seperti punggung, pantat, pinggang, paha dan pergelangan
PT. Indah Kiat Pulp & 2017 komputer. Penelitian ini berfokus pada seksi Paper tangan. Hasil penilaian postur kerja dengan ROSA
Paper TBK) Machine yang pekerjanya bekerja di ruangan. yaitu postur kerja beresiko. Oleh sebab itu perlu
Pekerja selalu menggunakan komputer lebih dari 8 direkomendasikan ke perusahaan yang bersangkutan
jam/hari. dengan melakukan perbaikan. Perbaikan yang
dilakukan dengan cara perbaikan fasilitas kerja yang
16
melampaui 8 jam bisa menyebabkan keluhan LBP (Low Back Pain) lebih
tinggi dibandingkan proporsi kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan
mengalami kejenuhan sehingga menimbulkan stress akibat pekerjaan yang
dilakukan memicu timbulnya nyeri punggung bawah.
2. Pengulangan berkelanjutan (Continual Repetition)
Pengulangan berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
berulang. Aktivitas berulang yang dilakukan akan menjadikan otot menerima
tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa mendapatkan
relaksasi. Resiko yang timbul bergantung dari berapa kali aktivitas tersebut
dilakukan, kecepatan dalam pergerakan dan banyaknya otot yang terlibat
dalam kerja tersebut. Gerakan yang berulang akan menyebabkan ketegangan
pada syaraf dan otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan semakin
meningkat jika dilakukan dengan postur yang kaku dan penggunaan usaha
yang terlalu besar.
3. Posisi tidak bergerak (Stationary Position)
Posisi tidak bergerak merupakan posisi statis dengan tubuh sedikit hingga
tidak melakukan pergerakan. Perawat ruang bedah dimana sedang melakukan
tindakan pembedahan akan berdiri cukup lama, hal tersebut bisa
menyebabkan kontraksi otot dan cepat lelah. Pada waktu diam, dimana
pergerakan yang tidak berguna terlihat, pengerutan suplai darah, darah tidak
mengalir baik ke otot. Berbeda dengan kondisi yang dinamis, suplai darah
segar terus tersedia untuk menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi
dan relaksasi otot. Pekerjaan kondisi diam yang lama mengharuskan otot
untuk menyuplai oksigen dan nutrisi sendiri dan hasil buangan tidak
dihilangkan. Penumpukan Local hypoxia dan asam latic meningkatkan
kekusutan otot dengan dampak sakit dan letih.
4. Postur Janggal (Awkward Posture)
Postur janggal merupakan keadaan tubuh yang tidak sesuai dengan
mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan musculoskeletal
disorders. Memperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut,
jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Semakin jauh posisi bagian
19
tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka risiko kejadian keluhan otot skeletal
semakin tinggi pula. Sikap tubuh sangat menentukan sekali pada tekanan
yang diterima otot pada saat aktivitas dilakukan. Postur janggal atau awkward
postures mencakup reaching (mencapai suatu benda), twisting (berputar),
bending (membungkuk), kneeling (berlutut), squatting (jongkok), working
overhead (bekerja pada pencapaian benda diatas) dengan tangan maupun
lengan, dan menahan benda dengan posisi yang tetap.
5. Gaya berlebih (Excessive Force)
Gaya berlebih adalah usaha mengekspor tenaga dalam tubuh untuk
menjangkau atau menggerakkan suatu benda. Peregangan otot yang
berlebihan terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitasnya dengan
mengerahkan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong,
menarik menahan beban yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena
pengerahan tenaga yang dibutuhkan melampaui kegiatan optimum otot. Jika
aktivitas tersebut sering dilakukan maka akan memiliki risiko besar terjadinya
cedera otot skeletal.
2.2.2 MMH (Manual Material Handling)
Menurut Pramestari (2017) kegiatan Manual Material Handling (MMH)
dibagi menjadi lima gerakan dasar, yaitu:
1. Mengangkat atau Menurukan
Suatu kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari semula yang masih dapat dijangkau oleh tangan.
3. Membawa
Kegiatan memegang atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat
benda menjadi berat total pekerja.
4. Menahan
Kegiatan memegang objek saat tubuh berada dalam posisi diam
5. Memutar
Kegiatan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh
bagian bawah berada dalam posisi tetap.
21
Tingkat Rasa
Skor Keterangan
Sakit
Tidak Sakit 1 Pekerja tidak merasakan keluhan atau kenyerian sama sekali
Agak Sakit 2 Pekerja merasakan sedikit keluhan atau kenyerian pada otot skeletal
Sakit 3 Pekerja merasakan keluhan atau kenyerian pada otot skeletal
Sangat Sakit 4 Pekerja merasakan sangat sakit atau nyeri pada otot skeletal
Sumber: (No and Dewi, 2020)
Tabel 2. 3 Kategori Tingkat Resiko Perbaikan
Sikap Lengan:
1. Kedua lengan berada dibawah bahu
2. Satu lengan berada pada diatas bahu
3. Kedua lengan berada pada diatas bahu
27
Sikap Kaki:
1. Duduk
2. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
3. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
4. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
5. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
6. Berlutut pada satu atau kedua lutut
7. Bergerak atau berpindah
Berat Beban:
1. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W = 10 Kg)
2. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg < W ≤ 20 Kg)
3. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W > 20 Kg)
28
Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja
yang berbahaya bagi para pekerja, yaitu sebagai berikut:
KATEGORI 1
Pada sikap ini tidak ada masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu
ada perbaikan.
KATEGORI 2
Pada sikap ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem
muskuloskeletal. Termasuk dalam taraf sedang. Tindakan perbaikan mungkin
diperlukan.
KATEGORI 3
Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal. Termasuk dalam taraf
tinggi. Perlu perbaikan segera mungkin.
KATEGORI 4
Pada sikap ini sangat berbahaya pada sistem muskuloskeletal. Termasuk
dalam taraf sangat tinggi. Perlu perbaikan secara langsung atau saat ini juga.
2.2.6 Software WinOWAS
WinOwas adalah sebuah perangkat lunak atau software yang berfungsi
sebagai alat untuk menganalisis postur kerja. Software ini dapat membantu dalam
analisis bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
Adapun cara pengoperasian software WinOwas yaitu sebagai berikut:
1. Pengisian Latar Belakang Informasi
Mengisi latar belakang informasi mengenai data yang akan diolah harus
dilakukan sebelum memulai penelitian/observasi. Pengisian ini dapat
digunakan sebagai informasi tambahan sehingga dapat diidentifikasi dengan
baik.
29
3. Observasi
Observasi dapat dimulai untuk setiap postur operator. Dialog window akan
nampak pada layar. Pada lembar tersebut terdapat kode kode angka untuk
masing-masing postur tubuh, beban serta nama dari fase kerja. Observasi
ditunjukkan melalui 5 nomor kode. Dimana nomor kode pertama
menunjukkan postur back (1-4), nomor kode kedua menunjukkan postur arms
(1-3), nomor kode ketiga menunjukkan kode postur legs (1-7), nomor kode
keempat menunjukkan load (1-3) dan nomor kode kelima menunjukkan nama
fase kerja yang akan dianalisa.
31
material handling menjadi beresiko seperti bekerja dengan postur badan yang
janggal dalam waktu lama, penggunaan tenaga yang berlebihan dan gerakan
berulang dalam waktu lama. Sehingga dampak yang akan muncul dari kegiatan
tersebut adalah adanya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami
oleh para pekerja.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan studi literatur terdahulu, untuk
mengatasi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang dialami para pekerja di
CV. Kusuma Sari, peneliti melakukan analisis awal dengan cara menyebarkan
kuisioner Nordic Body Map dan diisi oleh seluruh pekerja pada proses produksi
yang rata-rata pekerjanya mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
Kemudian data tersebut digunakan dalam pengolahan data menggunakan metode
Ovako Work Analysis System (OWAS). Metode ini mampu mengevaluasi dan
menganalisa apakah postur kerja tersebut merupakan postur yang ideal atau tidak
jika digunakan secara terus menerus khususnya menilai pada tubuh bagian bawah
seperti tangan, punggung, kaki dan beban yang diangkat oleh pekerja dengan
pemberian kode pada masing-masing posisi dan skor kategori tindakan.
Peneliti menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS)
berdasarkan referensi penelitian sebelumnya yang mampu menyelesaikan masalah
serupa serta terbukti bahwa permasalahan yang ada dapat ditemukan solusi berupa
usulan perbaikan postur kerja yang efektif. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Sofian Bastuti, Marjuki Zulziar, dan Edih Suaedih dengan judul penelitian
“Analisis Postur Kerja Dengan Metode OWAS (Ovako Work Analysis System) dan
QEC (Quick Exposure Checklist) untuk mengurangi terjadinya keluhan
musculoskeletal disorders Di PT. Truva Pasifik”. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah hasil analisis OWAS menunjukan 4 postur kerja yang
memerlukan perbaikan yaitu kategori skor 4 (perbaikan perlu dilakukan sekarang
juga) pada 1 elemen kegiatan postur kerja. Selanjutnya kategori skor 3 (perbaikan
perlu dilakukan segera mungkin) pada 3 elemen kegiatan postur kerja. Usulan
perbaikan pada postur kerja adalah dengan merubah gerakan postur kerja dan
menambahkan alat bantu seperti trolley dan pijakan kaki untuk mengurangi tingkat
resiko cedera musculoskeletal bagi pekerja.
33
Identifikasi Masalah
Adanya keluhan muskuloskeletal dari para pekerja bagian
Studi Penelitian produksi. Dari berbagai proses produksi akan diidentifikasi
CV. Kusuma Sari Unit pada proses mana yang memiliki pengaruh paling besar dalam
Produksi gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) serta
memberikan usulan postur kerja yang dapat mengurangi
resiko gangguan MSDs.
Proses Penelitian
35
36
3.5 Pembahasan
Dalam pengujian hipotesa, metode yang digunakan pada studi kasus di CV.
Kusuma Sari tentang permasalahan adanya keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) yang dialami pekerja yaitu menggunakan metode Ovako Work Analysis
System (OWAS). Postur kerja pada proses produksi yang nyata bermasalah akan
dinilai dan pada akhirnya didapatkan skor yang selanjutnya dianalisa apakah skor
tersebut melebihi ambang toleransi atau tidak. Apabila skor tersebut melebihi
ambang toleransi maka diberikan usulan perbaikan postur kerja serta dianalisa lebih
38
Mulai
Tujuan
Menemukan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang paling tinggi pada bagian
produksi
Menentukan usulan postur kerja yang mampu mengurangi keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) yang terjadi pada para pekerja
Pengumpulan Data
Data keluhan pekerja (Kuisioner Nordic Body Map)
Data Proses Produksi
Data Diri Pekerja
Pengolahan Data
Pengolahan data secara manual menggunakan metode NBM dan
OWAS serta didukung dengan software WinOwas dengan memberikan
skor penilaian postur punggung, lengan, kaki dan beban
Apakah skor
perhitungan
OWAS 3 atau 4?
Ya Tidak
Apakah skor
perhitungan
OWAS 1 atau 2?
Ya Tidak
Selesai
41
42
Start
Pewadahan Makanan
Pengangkutan Makanan
Selesai
Bahan baku yang telah dipisahkan sesuai jenisnya pada wadah diberikan
pada bagian pencucian.
Pencucian bahan baku dengan cara penyaringan
Bahan baku yang sudah bersih dipisahkan pada wadah baru supaya
higienis.
6. Pewadahan Makanan
Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah makanan yang sudah
matang diambil dari wadah tempat makanan langsung dari panci atau
penggorengan. Kemudian makanan dituang ke dalam kotak atau dus dilapisi
plastik. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
Makanan yang sudah matang diberikan pada bagian pewadahan makanan.
Wadah yang akan digunakan disiapkan pada atas meja.
Pengemasan makanan pada wadah.
7. Pengangkutan Makanan
Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah makanan yang sudah
dikemas dalam bentuk dus atau kotak diangkat ke dalam mobil box untuk
diantar ke konsumen. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai
berikut:
Makanan yang telah dikemas dimasukkan ke dalam kontainer.
Pengangkatan kontainer ke dalam mobil.
Penataan kontainer pada mobil ditata supaya efisien tempat.
48
Kemudian untuk memperoleh gambaran tentang apa yang terjadi pada CV.
Kusuma Sari, dapat menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM) beserta
wawancara yang telah dilakukan bersama dengan para pekerja. Nordic Body Map
(NBM) adalah suatu metode penyelesaian masalah berbentuk kuisioner checklist
ergonomic dimana kuisioner ini sering digunakan untuk mengetahui keluhan
berupa ketidaknyamanan pekerja dalam bekerja.
Dengan menggunakan kuisioner NBM tentunya akan mempermudah dalam
pengambilan data berupa keluhan apa saja yang telah dialami oleh para pekerja
dengan cara menganalisa peta tubuh (NBM). Sehingga dapat diestimasi tingkat dan
jenis keluhan otot skeletal yang terjadi disetiap pekerja. Data keluhan MSDs
dikumpulkan melalui pengisian kuisioner NBM.
Pengumpulan data para pekerja dilakukan dengan menyebarkan kuisioner
NBM kepada pekerja disetiap proses produksi yaitu proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku, proses pemasakan dan penghangatan makanan, proses
pewadahan makanan dan proses pengangkutan makanan.
Berikut ini adalah data keluhan musculosketelal yang didapatkan dari hasil pengisian kuisioner Nordic Body Map (NBM)
pada tiap-tiap bagian proses produksi makanan CV. Kusuma Sari yang ditunjukan pada lampiran 1:
Keterangan:
Total Skor 28-49 = Rendah (Tidak diperlukan tindakan)
Total Skor 50-70 = Sedang (Mungkin diperlukan tindakan)
Total Skor 71-91 = Tinggi (Diperlukan tindakan segera)
Total Skor 92-112 = Sangat Tinggi (Diperlukan tindakan saat ini juga)
54
Berikut merupakan rekapitulasi data dari hasil kuisioner Nordic Body Map,
yaitu:
Tabel 4. 6 Keterangan Hasil Rekapitulasi Kuisioner NBM
dengan total skor 86. Sehingga dapat diartikan bahwa pekerja tersebut termasuk
kategori tingkat resiko tinggi dan diperlukan tindakan segera. Lalu ditemukan 2 orang
pekerja dengan total skor 68 dan 67. Sehingga dapat diartikan bahwa pekerja tersebut
termasuk kategori tingkat resiko sedang dimana mungkin diperlukan tindakan.
4.1.5 Penilaian Postur Kerja Dengan Ovako Work Analysis System (OWAS)
Dari pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner NBM,
diperoleh total skor tertinggi pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku.
Namun perlu adanya pengolahan lebih lanjut agar memperoleh hasil yang lebih
terperinci. Pengolahan data selanjutnya yaitu melakukan penilaian postur kerja pada
proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku menggunakan metode Ovako Work
Analysis System (OWAS).
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan observasi langsung pada tempat
proses produksi penerimaan dan penyimpanan bahan baku. Data yang dikumpulkan
berupa foto postur kerja dari para pekerja yang sedang bekerja. Setelah pengumpulan
data, diperoleh 8 kegiatan yang dilakukan pekerja bagian penerimaan dan penyimpanan
bahan baku, diantaranya adalah:
Tabel 4. 7 Pekerjaan Pada Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku
1. Postur Kerja Kegiatan Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil supplier)
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja pertama memiliki sikap mengambil bahan baku dari mobil
supplier. Sikap punggung membungkuk kedepan dengan kedua lengan dibawah bahu
dan berdiri dengan kedua lutut kaki sedikit tertukuk serta beban 25 kilogram.
Tabel 4. 8 Penilaian Postur Kerja Pertama
2. Postur Kerja Kegiatan Kedua (Menurunkan bahan baku dari mobil supplier)
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja kedua memiliki sikap menurunkan bahan baku dari mobil box
supplier. Sikap punggung memutar dan bergerak kearah samping dengan kedua lengan
berada dibawah bahu dan berdiri dengan kedua kaki lurus serta berat beban 25
kilogram.
Tabel 4. 9 Penilaian Postur Kerja Kedua
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja ketiga memiliki sikap membawa bahan baku ke ruang
penyimpanan memiliki sikap punggung membungkuk ke depan dengan kedua lengan
berada dibawah bahu dan melakukan gerakan berpindah tempat serta beban dengan
berat 25 kilogram.
Tabel 4. 10 Penilaian Postur Kerja Ketiga
Lengan Punggung
Kaki
Pada postur kerja keempat memiliki sikap meletakan bahan baku di ruang
penyimpanan. Sikap punggung tegak dengan satu lengan diatas bahu dan bertumpu
dengan kedua kaki lurus serta beban dengan berat 25 kilogram.
Tabel 4. 11 Penilaian Postur Kerja Keempat
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja kelima memiliki sikap penataan bahan baku. Sikap punggung
tegak dengan satu lengan diatas bahu dan berdiri dengan kedua kaki bertumpu lurus
serta dengan beban berat 8 kilogram.
Tabel 4. 12 Penilaian Postur Kerja Kelima
6. Postur Kerja Kegiatan Keenam (Bahan baku dari ruang penyimpanan dibawa ke
ruang cuci)
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja keenam memiliki sikap membawa bahan baku dari ruang
penyimpanan ke ruang cuci. Sikap punggung membungkuk kedepan dengan kedua
lengan dibawah bahu dan melukan gerakan berpindah serta beban dengan berat 8
kilogram.
Tabel 4. 13 Penilaian Postur Kerja Keenam
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja ketujuh memiliki sikap membawa bahan makanan bersih
kedapur. Sikap punggung membungkuk kedepan dengan kedua lengan dibawah bahu
dan kaki melakukan gerakan berpindah tempat serta beban dengan berat 8 kilogram.
Tabel 4. 14 Penilaian Postur Kerja Ketujuh
8. Postur Kerja Kegiatan Kedelapan (Mengambil bahan baku baru untuk masakan
lainnya)
Punggung
Lengan
Kaki
Pada postur kerja kedelapan memiliki sikap mengambil bahan makanan baru.
Sikap punggung tegak dengan kedua lengan dibawah bahu dan kaki berdiri dengan
kedua lutut kaki sedikit tertukuk serta beban dengan berat 8 kilogram.
Tabel 4. 15 Penilaian Postur Kerja Kedelapan
3. Penjelasan Riset
Kemudian melakukan pengisian ulang data diri pada jendela Background
Informations seperti berikut.
10. Postur Kerja Keenam (Bahan baku dari ruang penyimpanan dibawa ke ruang
cuci)
Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
2 yaitu membungkuk ke depan, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah
bahu, kaki 7 yaitu bergerak atau berpindah dan beban 1 yaitu <10 kg. Pada tahap
ini membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
74
12. Postur Kerja Kedelapan (Mengambil bahan baku baru untuk masakan lainnya)
Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
1 yaitu tegak, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah bahu, kaki 4 yaitu
berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk dan beban 1 yaitu <10 kg.
Pada tahap ini membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
76
Berdasarkan hasil akhir rekapitulasi dan grafik semua postur kerja yang
dilakukan pada proses penerimaan dan penggunaan bahan baku, maka dapat
disimpulkan bahwa postur kerja kedua, keempat dan kelima dengan kode 3123, 1223
dan 1221 termasuk dalam kategori 1. Kemudian untuk postur kerja keenam, ketujuh
dan kedelapan dengan kode 2171, 2171 dan 1141 termasuk dalam kategori 2. Terakhir
untuk postur kerja pertama dan ketiga dengan kode 2143 dan 2173 termasuk dalam
kategori 3.
78
1. Usulan Perbaikan Postur Kerja Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil
supplier)
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengambil bahan baku dari mobil box/
pick up supplier. Postur kerja yang dilakukan sebelum perbaikan yaitu sikap
punggung membungkuk kedepan dengan kedua lengan dibawah bahu dan berdiri
dengan kedua lutut kaki sedikit tertukuk serta beban 25 kilogram. Postur tersebut
menyebabkan pekerja mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs)
berupa nyeri pada bagian tubuh tertentu khususnya punggung, tangan dan kaki
sehingga perlu dilakukan perbaikan postur kerja. Perbaikan postur yang
dilakukan yaitu mengubah sikap punggung menjadi tegak dengan kedua tangan
masih sama dan mengubah sikap kaki menjadi berdiri bertumpu kedua kaki lurus.
Perbaikan postur kerja ini berpedoman pada metode Ovako Work Analysis
System (OWAS) dimana postur kerja setelah perbaikan diatur agar dapat
mengurangi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang terjadi pada postur
kerja sebelumnya.
80
Punggung
Lengan
Kaki
Punggung
Lengan
Kaki
3. Penjelasan Riset
Kemudian melakukan pengisian ulang data diri pada jendela Background
Informations seperti berikut.
5. Usulan Postur Kerja Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil supplier)
Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil akhir kode dari pengolahan data
proses mengambil bahan baku dari mobil supplier dengan software WinOWAS
sebelum perbaikan postur kerja adalah 2143 dengan waktu sekitar 3 detik. Postur
kerja tersebut termasuk dalam action categories 3 yang mana perlu dilakukan
usulan perbaikan postur kerja. Perbaikan postur yang dilakukan yaitu mengubah
sikap punggung menjadi tegak dengan kedua tangan masih sama dan mengubah
sikap kaki menjadi berdiri bertumpu kedua kaki lurus dengan beban tetap yaitu
25 kilogram. Dari usulan postur kerja tersebut diperoleh kode 1123 yang akan
diinput ke dalam software WinOWAS seperti berikut.
86
Berdasarkan hasil akhir rekapitulasi dan grafik semua usulan postur kerja yang
dilakukan pada proses penerimaan dan penggunaan bahan baku, maka dapat
disimpulkan bahwa postur kerja pertama dan ketiga dengan kode 1123 dan 1173
termasuk dalam kategori 1.
4.3.4 Analisa Perbaikan Postur Kerja
Analisa perbaikan postur kerja dilakukan dengan cara melakukan wawancara
ulang atau pendekatan secara langsung kepada pekerja-pekerja dengan memberikan
penjelasan terkait pentingnya penerapan postur kerja yang baik agar terhindar dari
resiko cidera yang lebih buruk jika dilakukan secara terus menerus dan berulang.
Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan memberikan usulan postur kerja kepada para
pekerja yang memiliki nilai action categories lebih dari 2 dan diberikan gambaran
berupa hasil pengolahan data sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan postur kerja.
Perbaikan postur kerja dilakukan pada 2 kegiatan yaitu pada postur pertama
(mengambil bahan baku dari mobil box/ pick up supplier) dan postur ketiga (membawa
bahan baku ke ruang penyimpanan). Berikut merupakan hasil sebelum dan sesudah
perbaikan postur kerja yang dilakukan pada postur kerja pertama dan ketiga.
Tabel 4. 20 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan Postur Kerja
Berikut ini merupakan SOP mengenai postur kerja yang dapat digunakan
guna mengurangi keluhan MSDs yang terjadi pada para pekerja CV. Kusuma Sari
dalam bentuk gambar:
bahan baku terdapat 1 pekerja yang memiliki total skor 93 Oleh karena itu
diperlukan tindakan saat ini juga. Kemudian pada proses penerimaan bahan baku
juga terdapat 1 pekerja yang memiliki total skor 86 Oleh karena itu diperlukan
tindakan segera. Hasil akhir dari kuisioner Nordic Body Map (NBM) akan dianalisa
lebih lanjut dengan metode Ovako Work Analysis System.
Kemudian berdasarkan pengolahan data menggunakan metode Ovako Work
Analysis System (OWAS) khususnya menggunakan software WinOWAS dapat
dibuktikan bahwa pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku terdapat
2 postur kerja yang memiliki action categories 3 yaitu mengambil bahan baku dari
mobil pick up supplier dan membawa bahan baku ke ruang penyimpanan yang
mana perlu dilakukan tindakan segera.
Setelah diketahui pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
terdapat 2 postur kerja yang memiliki action categories 3 kemudian diberikan
usulan perbaikan postur kerja sesuai dengan anjuran metode Ovako Work Analysis
System (OWAS). Usulan postur kerja tersebut kemudian diuji kelayakannya dengan
menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS) khususnya
menggunakan software WinOWAS sehingga diperoleh postur kerja yang dapat
mengurangi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dan relatif aman diterapkan
dalam jangka panjang.
Setelah diperoleh postur kerja yang sesuai yang dapat mengurangi keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs) dilanjutkan dengan uji kelayakan usulan postur
kerja dengan waktu sekitar 30 hingga 45 hari dan pengisian kuisioner Nordic Body
Map (NBM) baru kepada 2 pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) dan diperoleh pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan
baku mengalami perubahan total skor menjadi 59 dan 65. Hasil tersebut termasuk
dalam kategori sedang (<71) yaitu mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari.
Skor tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan perbaikan
postur kerja yang tercantum pada kuisioner Nordic Body Map awal yaitu dengan
skor 86 dan 93.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah menerapkan metode Nordic Body Map dan Ovako Work Analysis
System dengan didukung software WinOWAS pada riset ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Proses produksi yang dilakukan CV. Kusuma Sari memiliki 8 kegiatan utama
yaitu penerimaan dan penyimpanan bahan baku, pemotongan bahan baku,
pencucian bahan baku, peracikan bumbu, pemasakan dan penghangatan
makanan, pewadahan makanan, pengangkutan makanan dan pencucian
peralatan masak. Setelah melakukan observasi beserta wawancara, diketahui
terdapat beberapa proses yang di dalamnya terdapat keluhan musculoskeletal
disorders yaitu proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku, pemasakan
dan penghangatan makanan, pewadahan makanan, dan pengangkutan
makanan. Untuk mengetahui tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja
diukur dengan kuisioner Nordic Body Map. Kemudian diperoleh skor
tertinggi yang jatuh pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses tersebut memiliki pengaruh
paling besar terhadap timbulnya keluhan musculoskeletal disorders dan pada
proses ini diperlukan tindakan analisis lebih lanjut.
2. Proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku memiliki 8 kegiatan utama
yang dilakukan secara rutin oleh para pekerja yaitu:
Mengambil bahan baku dari mobil supplier
Menurunkan bahan baku dari mobil supplier
Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan
Meletakkan bahan baku ke ruang penyimpanan
Penataan bahan baku di ruang penyimpanan
Bahan baku dibawa dari ruang penyimpanan ke ruang cuci
Membawa bahan baku bersih ke dapur
94
95
skor awal 86 yang termasuk kategori tinggi dan 93 termasuk kategori sangat
tinggi. Dengan begitu pekerja tidak lagi merasakan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) seperti sebelumnya.
5.2 Saran
Adapun saran dari penelitian ini untuk CV. Kusuma Sari terkait dengan
gangguan atau keluhan MSDs yang dialami oleh pekerja yaitu sebagai berikut:
1. Pentingnya pendekatan berupa komunikasi secara langsung kepada para
pekerja tentang pentingnya postur kerja yang baik oleh atasan.
2. Pemberian SOP mengenai postur kerja yang aman digunakan oleh pekerja
CV. Kusuma Sari.
3. Memberikan contoh gerakan secara langsung dan pemberian gambar terkait
dengan bagaimana posisi kerja atau postur kerja yang aman agar terhindar
dari gangguan atau keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
DAFTAR PUSTAKA
97
98
99
Lampiran 1 Kuisioner Nordic Body Map (NBM) dari pekerja CV. Kusuma Sari
pada proses produksi.
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
Lampiran 2 Lembar Revisi Pasca Sidang.
122
123
124