Anda di halaman 1dari 144

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN

MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DENGAN


MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK ANALYSIS
SYSTEM (OWAS) PADA PROSES PRODUKSI
(Studi Kasus : CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
YOGA KUSUMA
NIM 31601601370

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN
MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK ANALYSIS
SYSTEM (OWAS) PADA PROSES PRODUKSI
(Studi Kasus : CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Disusun Oleh :
YOGA KUSUMA
NIM 31601601370

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
FINAL PROJECT

POSTURE ANALYSIS ON COMPLAINTS OF


MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) USING OVAKO
WORK ANALYSIS SYSTEM (OWAS) METHOD IN THE
PRODUCTION PROCESS
(Case Study : CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Proposed to complete the requirement to obtain a bachelor’s degree (S1) at


Department of Industrial Engineering, Faculty of Industrial Technology,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Arranged By :
YOGA KUSUMA
NIM 31601601370

DEPARTMENT OF INDUSTRIAL ENGINEERING


FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP


KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK ANALYSIS SYSTEM (OWAS) PADA
PROSES PRODUKSI (Studi Kasus: CV. Kusuma Sari Snack & Catering)” ini
disusun oleh:
Nama : Yoga Kusuma
NIM : 31601601370
Program Studi : Teknik Industri
Telah disahkan oleh dosen pembimbing pada :
Hari : ..................................
Tanggal : ..................................

Pembimbing I Pembimbing II

H. Andre Sugiyono, ST., MM, Ph.D Nuzulia Khoiriyah, ST., MT


NIDN. 0603088001 NIDN. 0624057901

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Nuzulia Khoiriyah, ST., MT


NIK. 210603029

iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP


KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK ANALYSIS SYSTEM (OWAS) PADA
PROSES PRODUKSI (Studi Kasus: CV. Kusuma Sari Snack & Catering)” ini
telah dipertahankan di depan dosen penguji Tugas Akhir pada:
Hari : ..................................
Tanggal : ..................................

TIM PENGUJI

Anggota I Anggota II

Irwan Sukendar, ST., MT Dr. Novi Marlyana, ST., MT


NIK. 210600022 NIK. 210600019

Ketua Penguji

Brav Deva Bernadhi, ST., MT


NIK. 210615045

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Yoga Kusuma
NIM : 31601601370
Judul Tugas Akhir :ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN
MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) DENGAN
MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK ANALYSIS
SYSTEM (OWAS) PADA PROSES PRODUKSI (Studi Kasus:
CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Dengan bahwa ini saya menyatakan bahwa judul dan isi Tugas Akhir yang
saya buat dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Teknik Industri
tersebut adalah asli dan belum pernah diangkat, ditulis ataupun dipublikasikan oleh
siapapun baik keseluruhan maupun sebagian, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka, dan apabila di kemudian
hari ternyata terbukti bahwa judul Tugas Akhir tersebut pernah diangkat, ditulis
ataupun dipublikasikan, maka saya bersedia dikenakan sanksi akademis. Demikian
surat pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh tanggung jawab.

Semarang, Maret 2021


Yang Menyatakan

Yoga Kusuma

v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Yoga Kusuma
NIM : 31601601370
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
Alamat Asal : Jl. Serasi V No 1A Beji Ungaran Timur Kab. Semarang

Dengan ini menyatakan Karya Ilmiah berupa Tugas Akhir dengan judul :
“ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSCULOSKELETAL
DISORDERS (MSDs) DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVAKO WORK
ANALYSIS SYSTEM (OWAS) PADA PROSES PRODUKSI (Studi Kasus: CV.
Kusuma Sari Snack & Catering)”

Menyetujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak bebas Royalti Non-Eksklusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap menyantumkan nama penulis sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh-sungguh. Apabila dikemudian hari
terbukti ada pelanggaran Hak Cipta/Plagiarisme dalam karya ilmiah ini, maka
segala bentuk tuntutan hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa
melibatkan Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, Maret 2021


Yang Menyatakan

Yoga Kusuma

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :


Kedua Orang Tua Saya Bapak Widyo dan Ibu Laksita

Saya dapat mencapai kesuksesan pada titik ini tidak lain karena setiap doa dan
ridho yang dipanjatkan oleh ibu ku, ibu ku, ibu ku dan bapak ku. Maka dari itu
kesuksesan ini saya persembahkan kepada orang tua saya yang selalu mendukung
dan memperjuangkan kesuksesan anaknya untuk meraih gelar Sarjana Teknik.
Terima kasih atas segalanya.

vii
HALAMAN MOTTO

“Kekuatan Berpikir Positif, Syukur dan Toleransi”


~Yoga Kusuma

Berbagai peristiwa yang kita alami, akan indah ketika kita selalu bersyukur.
Semua prasangka yang terlintas pada diri kita, alangkah lebih indah jika kita
selalu berpikir positif. Sehingga rasa saling menghargai, saling toleransi terhadap
sesama akan muncul dan berdampak baik pada diri kita. Dengan tetap berjuang,
berusaha sungguh-sungguh akan mengantarkan diri pada kesuksesan. Tak lupa
untuk selalu berdoa dan meminta ridho orang tua yang telah mendidik kita hingga
mampu mencapai titik ini.
Sekian

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Analisa Postur Kerja
Terhadap Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Dengan Menggunakan
Metode Ovako Work Analysis System (OWAS) Pada Proses Produksi (Studi Kasus:
CV. Kusuma Sari Snack & Catering)”.
Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan,
bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan kali ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya yang telah berjuang dan mendukung saya dalam meraih
gelar sarjana teknik serta senantiasa mendoakan saya.
2. Bapak H. Andre Sugiyono, ST., MM, Ph.D dan Ibu Nuzulia Khoiriyah, ST.,
MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan
bimbingan serta saran dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Mohon maaf atas
segala bentuk kesalahan saya dan keterbatasan saya.
3. Ibu Dr. Novi Marlyana, ST., MT, Ibu Wiwiek Fatmawati, ST.,M.Eng, dan
Bapak Dr. Andre Sugiyono, ST.,MM selaku dosen penguji yang bersedia
memberikan masukan berupa saran dan kritik.
4. Bapak Harry Siswanto selaku pemimpin CV. Kusuma Sari Ungaran yang
telah memperbolehkan saya untuk melakukan riset di CV Kusuma Sari.
Kemudian untuk seluruh pekerja CV. Kusuma Sari yang telah membantu saya
dalam melakukan riset dari awal hingga akhir dan selalu memberi dukungan,
pengalaman kerja serta motivasi yang sangat berarti untuk saya pribadi.
5. Teman-teman saya yang selalu memberi motivasi serta memberikan
semangat dukungan guna menyelesaikan Tugas Akhir saya. Terima kasih
kawan-kawan Satu Tujuan, kawan Industri C 2016, kawan Perumahan
Pondok Babadan Baru dan Semua kawan Industri 2016.
6. Annisha Savira yang telah memberikan perhatian, dukungan, kesabaran dan
semangat dalam penyusunan Tugas Akhir saya.

ix
x

7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir saya.
Demikian kata pengantar dari saya, apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis menyadari bahwa di
dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua. Terima Kasih.

Semarang, Maret 2021

Yoga Kusuma
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL (BAHASA INDONESIA) .......................................................... ii


HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) .............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ....................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ..............................................v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. vii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xvii
ABSTRAK (BAHASA INDONESIA) ..................................................................... xviii
ABSTRACT (BAHASA INGGRIS) ............................................................................xix
BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .....................................................................................5
1.3 Pembatasan Masalah ...................................................................................6
1.4 Tujuan.........................................................................................................6
1.5 Manfaat .......................................................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .....................................9
2.1 Tinjauan Pustaka .........................................................................................9
2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 17
2.2.1 Ergonomi ................................................................................... 17
2.2.2 MMH (Manual Material Handling) ............................................ 19
2.2.3 MSDs (Musculoskeletal Disorders) ............................................ 21
2.2.4 NBM (Nordic Body Map) ........................................................... 24
2.2.5 OWAS (Ovako Work Analysis System) ....................................... 25
2.2.6 Software WinOWAS .................................................................... 28
2.3 Hipotesis dan Kerangka Teoritis ................................................................ 31

xi
xii

2.3.1 Hipotesis .................................................................................... 31


2.3.2 Kerangka Teoritis ....................................................................... 33
BAB III : METODE PENELITIAN ........................................................................... 35
3.1 Pengumpulan Data .................................................................................... 35
3.2 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 35
3.3 Pengujian Hipotesa .................................................................................... 36
3.4 Metode Analisis ........................................................................................ 37
3.5 Pembahasan .............................................................................................. 37
3.6 Penarikan Kesimpulan ............................................................................... 38
3.7 Diagram Alir ............................................................................................. 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 41
4.1 Pengumpulan Data .................................................................................... 41
4.1.1 Gambaran Umum CV. Kusuma Sari Catering ............................. 41
4.1.2 Penjelasan Proses Produksi CV. Kusuma Sari ............................. 42
4.1.3 Data Pekerja CV. Kusuma Sari ................................................... 49
4.1.4 Data Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) ...................... 49
4.1.5 Penilaian Postur Kerja Dengan Ovako Work Analysis System
(OWAS) ..................................................................................... 55
4.1.6 Analisa Pendekatan Metode OWAS ............................................ 56
4.2 Pengolahan Data........................................................................................ 57
4.2.1 Penentuan Kode Menggunakan Metode OWAS .......................... 57
4.2.2 Pengolahan Data Menggunakan Software WinOWAS .................. 66
4.3 Analisa dan Interpretasi ............................................................................. 78
4.3.1 Analisa Dari Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software
WinOWAS .................................................................................. 78
4.3.2 Penentuan Kode Usulan Perbaikan Postur Kerja Menggunakan
Metode OWAS ........................................................................... 78
4.3.3 Usulan Perbaikan Postur Kerja Menggunakan Software WinOWAS
................................................................................................... 83
4.3.4 Analisa Perbaikan Postur Kerja ................................................... 89
4.3.5 Nordic Body Map Setelah Perbaikan Postur Kerja ....................... 90
4.3.6 Standar Operasional Prosedur Postur Kerja CV. Kusuma Sari..... 91
4.4 Pembuktian Hipotesa ................................................................................. 92
BAB V : PENUTUP .................................................................................................... 94
xiii

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 94


5.2 Saran ......................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 97
LAMPIRAN (Makalah Tugas Akhir, Hasil Turn It In, Kuisioner NBM, Lembar
Revisi Pasca Sidang) ................................................................................ 99
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Hasil Observasi Kegiatan Dengan Keluhan MSDs ..........................................5


Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka...............................................................................................13
Tabel 2. 2 Kategori Tingkat Rasa Sakit ......................................................................... 24
Tabel 2. 3 Kategori Tingkat Resiko Perbaikan .............................................................. 24
Tabel 2. 4 Kuisioner Nordic Body Map ........................................................................ 25
Tabel 4. 1 Data Diri Pekerja CV. Kusuma Sari.................................................................49
Tabel 4. 2 Rekapitulasi Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku ................... 51
Tabel 4. 3 Rekapitulasi Proses Pemasakan dan Penghangatan Makanan ........................ 51
Tabel 4. 4 Hasil Rekapitulasi Pada Proses Pewadahan Makanan ................................... 52
Tabel 4. 5 Hasil Rekapitulasi Pada Proses Pengangkutan Makanan ............................... 52
Tabel 4. 6 Keterangan Hasil Rekapitulasi Kuisioner NBM ............................................ 54
Tabel 4. 7 Pekerjaan Pada Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku ............... 55
Tabel 4. 8 Penilaian Postur Kerja Pertama .................................................................... 58
Tabel 4. 9 Penilaian Postur Kerja Kedua ....................................................................... 59
Tabel 4. 10 Penilaian Postur Kerja Ketiga ..................................................................... 60
Tabel 4. 11 Penilaian Postur Kerja Keempat ................................................................. 61
Tabel 4. 12 Penilaian Postur Kerja Kelima .................................................................... 62
Tabel 4. 13 Penilaian Postur Kerja Keenam .................................................................. 63
Tabel 4. 14 Penilaian Postur Kerja Ketujuh ................................................................... 64
Tabel 4. 15 Penilaian Postur Kerja Kedelapan ............................................................... 65
Tabel 4. 16 Rekapitulasi Semua Postur Kerja Proses Penerimaan dan Penyimpanan
Bahan Baku ............................................................................................... 66
Tabel 4. 17 Beberapa Postur Kerja Yang Perlu Diperbaiki ............................................ 78
Tabel 4. 18 Penilaian Perbaikan Postur Kerja Pertama .................................................. 80
Tabel 4. 19 Penilaian Perbaikan Postur Kerja Ketiga ..................................................... 82
Tabel 4. 20 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan Postur Kerja ...................... 89
Tabel 4. 21 Hasil Rekapitulasi Postur Kerja Baru Pada Proses Penerimaan dan
Penyimpanan Bahan Baku ......................................................................... 90

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan ...........................................3


Gambar 2. 1 Mengangkat / Menurukan barang………....................................................19
Gambar 2. 2 Mendorong / Menarik barang ................................................................... 20
Gambar 2. 3 Membawa barang .................................................................................... 20
Gambar 2. 4 Menahan barang ...................................................................................... 20
Gambar 2. 5 Memutar barang ...................................................................................... 21
Gambar 2. 6 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Punggung ................................................ 26
Gambar 2. 7 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Lengan .................................................... 27
Gambar 2. 8 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Kaki ........................................................ 27
Gambar 2. 9 Tampilan Awal Software ......................................................................... 29
Gambar 2. 10 Input Background Information ............................................................... 29
Gambar 2. 11 Input Workphase ................................................................................... 30
Gambar 2. 12 Input Kode............................................................................................. 31
Gambar 2. 13 Kerangka Teoritis Tugas Akhir .............................................................. 34
Gambar 3. 1 Flow Chart Penelitian Tugas Akhir .......................................................... 39
Gambar 3. 2 Lanjutan Flow Chart Penelitian Tugas Akhir............................................ 40
Gambar 4. 1 Flowchart Proses Produksi CV. Kusuma Sari ........................................... 42
Gambar 4. 2 Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku ................................... 43
Gambar 4. 3 Proses Pemotongan Bahan Baku .............................................................. 44
Gambar 4. 4 Proses Pencucian Bahan Baku ................................................................. 45
Gambar 4. 5 Proses Peracikan Bahan dan Bumbu ........................................................ 46
Gambar 4. 6 Proses Pemasakan dan Penghangatan ....................................................... 46
Gambar 4. 7 Proses Pewadahan Makanan .................................................................... 47
Gambar 4. 8 Proses Pengangkutan Makanan ................................................................ 48
Gambar 4. 9 Proses Pencucian Peralatan Masak ........................................................... 48
Gambar 4. 10 Pengisian Kuisioner Nordic Body Map Oleh Pekerja ............................. 50
Gambar 4. 11 Mengambil bahan baku .......................................................................... 58
Gambar 4. 12 Menurunkan bahan baku ........................................................................ 59
Gambar 4. 13 Membawa bahan baku ........................................................................... 60
Gambar 4. 14 Meletakkan bahan baku ......................................................................... 61
Gambar 4. 15 Penataan bahan baku .............................................................................. 62
Gambar 4. 16 Membawa bahan baku ........................................................................... 63

xv
xvi

Gambar 4. 17 Membawa bahan baku ........................................................................... 64


Gambar 4. 18 Mengambil bahan baku .......................................................................... 65
Gambar 4. 19 Pengisian Data Diri Peneliti ................................................................... 67
Gambar 4. 20 Tampilan Awal Software WinOWAS .................................................... 67
Gambar 4. 21 Penjelasan Riset ..................................................................................... 68
Gambar 4. 22 Penyusunan Kegiatan Kerja ................................................................... 68
Gambar 4. 23 Perhitungan Postur Kerja Pertama .......................................................... 69
Gambar 4. 24 Perhitungan Postur Kerja Kedua ............................................................ 70
Gambar 4. 25 Perhitungan Postur Kerja Ketiga ............................................................ 71
Gambar 4. 26 Perhitungan Postur Kerja Keempat......................................................... 72
Gambar 4. 27 Perhitungan Postur Kerja Kelima ........................................................... 73
Gambar 4. 28 Perhitungan Postur Kerja Keenam.......................................................... 74
Gambar 4. 29 Perhitungan Postur Kerja Ketujuh .......................................................... 75
Gambar 4. 30 Perhitungan Postur Kerja Kedelapan ...................................................... 76
Gambar 4. 31 Rekapitulasi Seluruh Postur Kerja .......................................................... 76
Gambar 4. 32 Grafik Seluruh Postur Kerja ................................................................... 77
Gambar 4. 33 Usulan Perbaikan Postur Kerja Pertama ................................................. 80
Gambar 4. 34 Usulan Perbaikan Postur Kerja Ketiga.................................................... 82
Gambar 4. 35 Pengisian Data Diri Peneliti ................................................................... 83
Gambar 4. 36 Tampilan Awal Software WinOWAS .................................................... 84
Gambar 4. 37 Penjelasan Riset Usulan Postur Kerja ..................................................... 84
Gambar 4. 38 Penyusunan Kegiatan Usulan Postur Kerja ............................................. 85
Gambar 4. 39 Perhitungan Usulan Postur Kerja Pertama .............................................. 86
Gambar 4. 40 Perhitungan Usulan Postur Kerja Ketiga ................................................ 87
Gambar 4. 41 Rekapitulasi Seluruh Usulan Postur Kerja .............................................. 88
Gambar 4. 42 Grafik Seluruh Usulan Postur Kerja ....................................................... 88
Gambar 4. 43 Postur Kerja Berdiri ............................................................................... 92
Gambar 4. 44 Postur Kerja Duduk ............................................................................... 92
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Nordic Body Map (NBM) dari pekerja CV. Kusuma Sari pada
proses produksi. .................................................................................... 100
Lampiran 2 Lembar Revisi Pasca Sidang. .................................................................. 122

xvii
ABSTRAK

CV. Kusuma Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa kuliner
snack dan catering. CV. Kusuma Sari melayani pesanan dari berbagai macam acara maupun
keperluan instansi besar dibidang konsumsi salah satunya yaitu melayani konsumsi pabrik. Jumlah
pesanan yang diterima oleh CV. Kusuma Sari saat melayani konsumsi pabrik cukup banyak.
Pekerjaan seperti mengangkat beban yang berat, berada pada suhu tinggi dalam waktu yang lama
dan memasak dalam jumlah besar sudah menjadi kegiatan rutin. Kegiatan yang dilakukan oleh
pekerja juga memerlukan tenaga ekstra dimana pekerja dihadapkan dengan keadaan yang beban
kerja fisiknya yang tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur yang dapat menimbulkan kondisi
stres pekerja meningkat akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait pelayanan dengan pelanggan.
Setelah melakukan observasi, ditemukan pada beberapa proses produksi CV. Kusuma Sari terdapat
pekerja yang mengalami keluhan MSDs diantaranya yaitu proses penerimaan dan penyimpanan
bahan baku, pemasakan dan penghangatan makanan, pewadahan makanan dan pengangkutan
makanan. Dalam hal ini diperlukan sebuah metode yang mampu meminimalkan keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) dengan cara menilai postur awal pada pekerja yaitu
menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS). Metode ini akan menilai postur kerja
yang paling berpengaruh terhadap timbulnya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)
khususnya tubuh bagian bawah seperti tangan, punggung, kaki dan beban yang diangkat serta
diteruskan dengan memberikan usulan perbaikan postur kerja.
Kemudian dilakukan pengumpulan data dengan menggukanan kuisioner Nordic Body Map.
Berdasarkan perhitungan kuisio ner Nordic Body Map pada proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku terdapat 1 orang dengan skor 93 yang berarti skor ≥ 92 dengan tingkat
resiko sangat tinggi dan diperlukan tindakan saat ini juga. Kemudian terdapat 1 orang dengan skor
86 yang berarti skor ≥ 71 dengan tingkat resiko tinggi dan diperlukan tindakan segera. Selanjutnya
dilakukan penilaian postur kerja pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS) dengan tujuan agar mengetahui pada
bagian tubuh mana yang sering sakit saat melakukan pekerjaan. Berdasarkan perhitungan metode
OWAS pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku terdapat 8 kegiatan dimana terdapat
2 kegiatan yang mendapatkan skor action categories 3 yaitu kegiatan pertama dan ketiga dengan
tindakan perbaikan diperlukan segera. Dari 2 kegiatan tersebut diusulkan melakukan perbaikan
postur kerja. Setelah dilakukan perbaikan postur kerja, skor action categories yang pada awalnya
masing-masing 3 pada kegiatan pertama dan ketiga berubah menjadi masing-masing 1. Kemudian
diuji dengan kuisioner Nordic Body Map dan menunjukkan 2 pekerja pada proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku memiliki skor akhir yaitu 59 dan 65 yang berarti ≤ 71 dengan tingkat
resiko sedang dan mungkin diperlukan tindakan.

Kata Kunci: Analisa Postur Kerja, Musculoskeletal Disorders (MSDS), Ovako Work Analysis System (OWAS)

xviii
ABSTRACT

CV. Kusuma Sari is a company engaged in culinary snacks and catering services. CV.
Kusuma Sari serves orders from various kinds of events and the needs of large agencies in the
consumption sector, one of which is serving factory consumption. The number of orders received by
CV. Kusuma Sari when serving factory consumption is quite a lot. Jobs such as lifting heavy weights,
staying at high temperatures for long periods of time and cooking large amounts of food have
become routine activities. Activities carried out by workers also require extra labor where workers
are faced with conditions with erratic physical workloads, irregular working hours that can cause
increased stress conditions for workers due to high work demands related to customer service. After
making observations, it was found in several CV production processes. Kusuma Sari, there are
workers who experience MSDs complaints, including the process of receiving and storing raw
materials, cooking and warming food, preparing food and transporting food. In this case, we need
a method that is able to minimize complaints of Musculoskeletal Disorders (MSDs) by assessing the
initial posture of workers, namely using the Ovako Work Analysis System (OWAS) method. This
method will assess the work posture that most influences the onset of complaints of Musculoskeletal
Disorders (MSDs), especially the lower body, such as the hands, back, legs and loads that are lifted
and forwarded by providing suggestions for improving work posture.
Then the data was collected using a Nordic Body Map questionnaire. Based on the
calculation of the Nordic Body Map questionnaire on the process of receiving and storing raw
materials there is 1 person with a score of 93 which means a score of ≥ 92 with a very high level of
risk and action is needed right now. Then there is 1 person with a score of 86 which means a score
≥ 71 with a high risk level and immediate action is needed. Furthermore, an assessment of work
posture is carried out in the process of receiving and storing raw materials using the Ovako Work
Analysis System (OWAS) method with the aim of knowing which parts of the body are often sick
while doing work. Based on the calculation of the OWAS method in the process of receiving and
storing raw materials, there are 8 activities where there are 2 activities that get an action category
3 score, namely the first and third activities with immediate corrective action. From these 2 activities
it is proposed to improve work posture. After improving work posture, the score for action categories
which were initially 3 in the first and third activities changed to 1 each. Then tested with the Nordic
Body Map questionnaire and showed 2 workers in the process of receiving and storing raw materials
had a final score, namely 59 and 65 which means ≤ 71 with a moderate level of risk and may require
action.
Key words: Work Posture Analysis, Musculoskeletal Disorders (MSDS), Ovako Work Analysis
System (OWAS)

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia perindustrian, terdapat sistem kerja yang berperan penuh dalam
kegiatan perusahaan. Sistem kerja ini terdiri dari manusia, bahan baku, mesin atau
peralatan dan lingkungan kerja. Setiap sistem kerja memiliki peran masing-masing
dalam kegiatan perusahaan. Namun, peran paling penting dalam sistem kerja yaitu
manusia. Manusia sendiri bertindak sebagai perencana, perancang, pelaksana dan
pengendali dalam berjalannya suatu sistem kerja.
Dalam sistem kerja, manusia memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam
menjalankan kegiatan perusahaan. Manusia memiliki rasa lelah pada saat bekerja.
Disaat keadaan lelah manusia menjadi tidak fokus dalam menjalankan pekerjaan.
Apalagi suatu pekerjaan yang terdapat banyak interaksi antara manusia dengan
mesin. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk selalu mengecek keadaan para
pekerjanya baik operator maupun yang lainnya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja baik yang fatal atau tidak.
Salah satu aspek lancarnya sistem kerja manusia yaitu penerapan postur kerja
yang baik. Postur kerja sendiri adalah tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh
pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan (Pramestari, 2017). Apabila dalam
penerapan postur kerja tidak dilakukan secara sempurna, maka akan menimbulkan
gangguan atau musculoskeletal disorders (MSDs) pada tubuh manusia. Contoh
gangguan tersebut seperti rasa sakit, terluka dan sebagainya. Fasilitas perusahaan
seperti mesin penopang produksi harus sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan
pekerja karena dapat mempengaruhi postur tubuh pekerjanya. Dengan begitu
penataan fasilitas-fasilitas perusahaan sangat penting guna kenyamanan para
pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Musculoskeletal Disorders ini sering terjadi di berbagai industri, seperti
pelayanan kesehatan, telekomunikasi, konstruksi, industri alat transportasi dan
industri pengolahan makanan. Industri kuliner sendiri merupakan salah satu cabang
industri yang memiliki daya tarik hingga berkembang pesat seperti sekarang.

1
2

Pekerja pelayanan makanan seperti juru masak dan pelayan memiliki resiko bahaya
dalam melakukan pekerjaannya. Contoh penyebab kecelakaan kerja seperti
tersandung dan tergelincir. Terdapat juga kegiatan yang menyebabkan kecelakaan
seperti mengangkat atau membawa objek berat, bekerja di tempat yang bersuhu
tinggi dan penggunaan mesin atau alat yang tidak sesuai prosedur.
Kegiatan produksi di area dapur juga membutuhkan tenaga ekstra. Seperti
beban kerja fisik yang tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur, kondisi stres
pekerja dan tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait pelayanan dengan pelanggan. Hal
tersebut membutuhkan waktu kerja yang dinamis. Konsekuensinya para pekerja
akan mengalami musculoskeletal disorders (MSDs) jika tidak disertai aspek-aspek
penting dalam sistem kerja. Faktor resiko kerja terkait keluhan MSDs ini termasuk
kegiatan manual material handling yang tidak tepat, postur badan yang janggal
dalam waktu lama, penggunaan tenaga yang berlebihan, gerakan berulang dalam
waktu lama, tempat kerja tidak layak dan sebagainya.
CV. Kusuma Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan
jasa kuliner snack dan catering. CV. Kusuma Sari melayani pesanan dari berbagai
macam acara rumahan maupun keperluan instansi besar dibidang konsumsi salah
satunya yaitu melayani konsumsi pabrik. Jumlah pesanan yang diterima oleh CV.
Kusuma Sari saat melayani konsumsi pabrik cukup besar (ratusan hingga ribuan).
Pekerjaan seperti mengangkat beban yang berat, berada pada suhu tinggi
dalam waktu yang lama dan memasak dalam jumlah besar sudah menjadi kegiatan
rutin di CV. Kusuma Sari. Kegiatan yang dilakukan oleh pekerja juga memerlukan
tenaga ekstra dimana pekerja dihadapkan dengan keadaan yang beban kerja
fisiknya tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur sehingga menimbulkan kondisi
stres pekerja meningkat akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait pelayanan
dengan pelanggan. Hal tersebut dapat menyebabkan kegiatan manual material
handling menjadi beresiko seperti bekerja dengan postur badan yang janggal dalam
waktu lama, penggunaan tenaga yang berlebihan dan gerakan berulang dalam
waktu lama. Sehingga dampak yang akan muncul dari kegiatan tersebut adalah
adanya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami oleh para pekerja.
3

Setelah melakukan observasi dan wawancara di lapangan, diketahui CV.


Kusuma Sari memiliki pekerja sebanyak 20 orang bagian produksi dan 4 orang
sebagai supir. Proses produksi yang dilakukan CV. Kusuma Sari dari awal hingga
akhir berjumlah 8 kegiatan. Adapun proses produksinya dimulai dengan
penerimaan dan penyimpanan bahan baku, pemotongan bahan baku, pencucian
bahan baku, peracikan bumbu, pemasakan dan penghangatan makanan, pewadahan
makanan, pengangkutan makanan dan pencucian peralatan masak.
Berdasarkan hasil data observasi dan wawancara juga diketahui bahwa pada
proses produksi CV. Kusuma Sari ditemukan beberapa penyebab timbulnya
keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami oleh pekerja. Keluhan
MSDs paling banyak ditemukan pada proses penerimaan dan penyimpanaan bahan
baku, proses pemasakan dan penghangatan makanan, proses pewadahan makanan,
dan terakhir proses pengangkutan makanan.

Gambar 1. 1 Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku terdapat 4 pekerja


yang aktif dalam melakukan kegiatannya. Kegiatan yang dilakukan pada proses ini
4

yaitu penerimaan bahan baku dari supplier yang kemudian diangkat dan
dipindahkan ke dalam gudang sekaligus dipisahkan sesuai jenisnya. Keluhan yang
dirasakan oleh pekerja pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku yaitu
munculnya rasa nyeri pada bagian lengan, punggung dan kaki akibat mengangkat
bahan bahu dari supplier dalam volume besar (5 hingga 25 kilogram) dan dalam
waktu yang tidak menentu. Untuk jam kerja sendiri pada proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku cukup fleksibel karena pekerja pada proses penerimaan
dan penyimpanan bahan baku menunggu bahan baku dari supplier datang yang
dalam rentan waktu 2 hari terdapat rata-rata 2-4 supplier datang ke CV. Kusuma
Sari.
Kemudian untuk proses pemasakan dan penghangatan makan terdapat 4
pekerja. Kegiatan yang dilakukan pada proses ini yaitu pemasakan makanan dengan
porsi besar yang dimasak pada wajan atau panci dengan diameter ± 60 cm. Keluhan
yang dirasakan oleh pekerja pada proses pemasakan dan penghangatan makanan
yaitu munculnya rasa nyeri pada bagian lengan, punggung dan kaki akibat memasak
dalam volume besar (ratusan hingga ribuan) dan memasak makanan yang berbeda
beda. Untuk jam kerjanya sendiri proses ini cukup fleksibel karena makanan yang
dimasak maksimal sehari sebelum makanan dikonsumsi. Biasanya pada proses ini
rata-rata diperlukan waktu sekitar 2 hingga 4 jam.
Lalu proses pewadahan makanan terdapat 8 pekerja. Kegiatan yang dilakukan
pada proses ini yaitu makanan yang sudah matang diambil dari wajan atau panci
dan dimasukan kedalam box atau dibungkus. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja
pada proses pewadahan makanan munculnya rasa nyeri pada bagian punggung dan
kaki akibat berdiri dalam waktu yang lama dikarenakan volume pesanan yang
banyak dan tidak disediakannya alat bantu dalam proses pengerjaannya seperti
kursi. Untuk jam kerjanya sendiri proses ini cukup fleksibel karena pewadahan
dilakukan setelah makanan matang. Biasanya pada proses ini rata-rata diperlukan
waktu sekitar 1 hingga 2 jam.
Terakhir pada proses pengangkutan makanan terdapat 4 pekerja. Kegiatan
yang dilakukan pada proses ini yaitu nasi atau makanan yang telah dikemas
berjumlah ratusan atau ribuan kemudian diangkut untuk dimasukan ke dalam mobil
5

box dan diantar ke pabrik. Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada proses
pengangkutan makanan munculnya rasa nyeri pada bagian lengan, punggung dan
kaki akibat mengangkat ratusan atau ribuan nasi yang sudah dipisah dalam beberapa
kontainer ke dalam mobil. Untuk jam kerjanya sendiri rata-rata diperlukan waktu
sekitar 5 hingga 10 menit.
Tabel 1. 1 Hasil Observasi Kegiatan Dengan Keluhan MSDs

No Tahap Kegiatan Rincian Kegiatan Keluhan MSDs


1. Proses penerimaan Penerimaan bahan baku dari supplier yang Rasa nyeri pada bagian
dan penyimpanan kemudian diangkat dan dipindahkan ke dalam lengan, punggung dan
bahan baku gudang sekaligus dipisahkan sesuai jenisnya. kaki.
2. Proses pemasakan dan Pemasakan makanan dengan porsi besar yang Rasa pegal dan nyeri
penghangatan dimasak pada wajan atau panci dengan diameter pada bagian lengan,
makanan ± 60 cm. punggung dan kaki.
3. Proses pewadahan Makanan yang sudah matang diambil dari Rasa pegal dan nyeri
makanan wajan atau panci dan dimasukan kedalam box pada bagian punggung
atau dibungkus. dan kaki.
4. Proses pengangkutan Nasi yang telah dikemas berjumlah ratusan atau Rasa pegal dan nyeri
makanan ribuan kemudian diangkut untuk dimasukan ke pada bagian tangan,
dalam mobil box dan diantar ke pabrik. punggung dan kaki.
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Sehingga diperlukan tindakan yang tepat guna mengatasi permasalahan


tersebut yaitu dengan melakukan analisa postur kerja terhadap keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs) pada proses produksi dengan berpatokan pada
hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian ini hanya berfokus pada analisa
postur kerja pada proses produksi.

1.2 Perumusan Masalah


Salah satu aspek lancarnya sistem kerja manusia yaitu penerapan postur kerja
yang baik. Apabila dalam penerapan postur kerja tidak dilakukan secara sempurna,
maka akan menimbulkan gangguan atau keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) pada tubuh manusia. Sehingga dapat ditentukan perumusan masalah pada
CV. Kusuma Sari pemberian usulan perbaikan postur kerja yang efektif dan dapat
6

digunakan untuk mengurangi keluhan MSDs bagi para pekerja sehingga tidak
terjadi postur janggal kembali.

1.3 Pembatasan Masalah


Agar tujuan awal penelitian tidak menyimpang maka dilakukan pembatasan
masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan terhitung sejak tanggal 1 Juni 2020 -
1 Oktober 2020.
2. Penelitian hanya dilakukan di CV. Kusuma Sari unit produksi.
3. Data yang digunakan merupakan data hasil penelitian dari perusahaan yang
terdiri dari observasi, interview atau wawancara, data dari perusahaan dan
dokumentasi mengenai postur kerja, resiko postur kerja dan musculoskeletal
disorders (MSDs) yang dilakukan di CV. Kusuma Sari unit produksi.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian pada CV. Kusuma Sari unit produksi
yaitu untuk mengetahui bagaimana usulan perbaikan postur kerja yang efektif dan
dapat digunakan untuk mengurangi keluhan MSDs bagi para pekerja sehingga tidak
terjadi postur janggal kembali.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
 Memberikan wawasan terkait kesehatan keselamatan kerja mengenai
postur kerja pada aktivitas produksi di perusahaan.
 Memberikan kenyamanan kepada pekerja dalam bekerja untuk hasil yang
optimal.
 Menambah wawasan mengenai faktor apa saja yang dapat meyebabkan
keluhan MSDs pada pekerja.
7

2. Bagi Peneliti
 Menambah wawasan terkait kesehatan keselamatan kerja mengenai postur
kerja.
 Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman terkait postur kerja yang baik
dan benar serta keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
3. Bagi Institusi Pendidikan
 Menjadi referensi mengenai postur kerja dan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) pada pekerja untuk semua kalangan khususnya
mahasiswa yang mengambil tema yang sama.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini yaitu
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada pendahuluan membahas tentang latar belakang, perumusan
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada tinjauan pustaka dan landasan teori berisikan tentang referensi dari
buku maupun jurnal dan teori-teori yang menjadi pedoman penelitian ini
berupa tinjauan pustaka, landasan teori, hipotesa serta kerangka teoritis.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian membahas tentang pengumpulan data serta
teknik-teknik pengumpulannya, pengujian hipotesa, metode analisis,
pembahasan, penarikan kesimpulan dan diagram alir yang akan
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang diteliti.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada hasil penelitian dan pembahasan membahas tentang hasil penelitian
dari pengumpulan data dan pengolahan data serta analisa dan interpretasi
sekaligus pembuktian hipotesa.
8

BAB V PENUTUP
Pada penutup berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan dan saran yang berisi usulan perbaikan untuk perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang
sudah ada atau penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Krishna Tri Sanjaya, dan Apreza Dwi Vidyantoro dengan judul
penelitian “Analisa Perbaikan Postur Kerja Dengan Menggunakan Metode OWAS
(Ovako Work Analysis System) Dengan Perancangan Fasilitas Di Bagian
Penyortiran Batu Gamping (Studi Kasus: PT. Timbul Persada)” hasil yang
diperoleh dari penelitian ini adalah diketahui terdapat 3 postur kerja. Berdasar hasil
pengkategorian nilai OWAS maka diperoleh penilaian postur kerja pemilahan batu
gamping 4141, postur kerja pengangkatan batu gamping 2173, dan postur kerja
memasukkan batu gamping 3333. Postur kerja tersebut memiliki nilai yang sangat
tinggi dimana perlu dilakukan perbaikan segera terhadap postur kerja dengan
perancangan ulang fasilitas kerja pada bagian penyortiran. Perancangan ulang
fasilitas kerja dilakukan untuk mengurangi gangguan musculoskeletal disorders
yaitu menggunakan alat bantu conveyor dengan kapasitas 9 Ton/Jam. Perancangan
fasilitas menggunakan pengukuran dengan nilai rata-rata data Anthropometri
Ergonomi Indonesia (Sanjaya and Vidyantoro, 2019).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh
Benedikta Anna Haulian Siboro, Vera Methalina Afma, dan Mohammad Sulaiman
dengan judul penelitian “Penerapan Proses Integrasi Kegiatan Pemindahan Hasil
Rebusan Sari Kedelai Ke Bak Penyaringan Pabrik Tahu Di Batam (Studi Kasus:
Pabrik Tahu Pak Joko Dan Pak Udin)” hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah hasil data OWAS menunjukkan bahwa postur tubuh pengangkatan air rebus
kedelai berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan pekerja (nilai OWAS yang
diperoleh 3,5). Selanjutnya desain dikembangkan dengan mengintegrasikan stasiun
bak perebusan dan penyaringan menggunakan mesin pompa dan pipa penghubung
sehingga nilai OWAS menjadi 1 yang berarti tidak ada masalah pada postur akhir.
Untuk dimensi anthropometri yang digunakan adalah tinggi bahu berdiri 136,4 cm

9
10

untuk tinggi keran output, tinggi mata berdiri 148,8 cm untuk tinggi sakelar mesin,
dan jangkauan tangan kedepan untuk jarak keran input. Waktu siklus yang awal dan
setelah perancangan adalah 4,8 menit menjadi 3,2 menit (Siboro, Afma and
Sulaiman, 2018).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Sofian
Bastuti, Marjuki Zulziar, dan Edih Suaedih dengan judul penelitian “Analisis Postur
Kerja Dengan Metode OWAS (Ovako Work Analysis System) dan QEC (Quick
Exposure Checklist) untuk mengurangi terjadinya kelelahan musculoskeletal
disorders Di PT. Truva Pasifik” hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil
analisis OWAS menunjukan 4 postur kerja yang memerlukan perbaikan yaitu
kategori skor 4 (perbaikan perlu dilakukan sekarang juga) pada 1 elemen kegiatan
postur kerja. Selanjutnya kategori skor 3 (perbaikan perlu dilakukan segera
mungkin) pada 3 elemen kegiatan postur kerja. Sedangkan hasil metode QEC
menunjukkan nilai action level 70,5% terdapat pada 1 elemen kegiatan postur kerja
dengan tingkat resiko 4 (investigasi lebih lanjut dan dilakukan penanganan
secepatnya), nilai action level 65,9%, 63,6%, dan 63,1% terdapat pada 3 elemen
kegiatan postur kerja dengan tingkat resiko 3 (investigasi lebih lanjut dan dilakukan
penanganan dalam waktu dekat). Usulan perbaikan pada postur kerja adalah dengan
merubah gerakan postur kerja dan menambahkan alat bantu seperti trolley dan
pijakan kaki untuk mengurangi tingkat resiko cedera musculoskeletal bagi pekerja
(Sofian Bastuti1), Marjuki Zulziar1) and Pasifik, 2019).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Meldia
Fitri, Widya Laila, dan Fendi dengan judul penelitian “Kajian Perbaikan Postur
Kerja Dengan Metode OWAS “(Studi Kasus: Pabrik Roti Cimpago Putih)” hasil
yang diperoleh dari penelitian ini adalah setelah pengolahan data, disimpulkan
bahwa 4 postur kerja termasuk dalam kategori 2 yang mana berbahaya dan perlu
perbaikan di masa mendatang. Kemudian terdapat 4 postur kerja termasuk dalam
kategori 1 yang mana tidak berbahaya dan tidak perlu perbaikan postur kerja.
Terakhir terdapat 3 postur kerja yang termasuk kategori 3 yang berarti berbahaya
dan perlu perbaikan postur segera (Fitri and Laila, 2017).
11

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Dewi


Mulyati, Vera Viena, Irhamni, dan Baharudin Dinsyah dengan judul penelitian
“Analisis Postur Kerja Manual Material Handling Dengan Metode OWAS (Studi
Kasus: Home Industry Mawar)” hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
setelah pengolahan data, diketahui nilai action catergories yang dapat memberikan
rekomendasi perbaikan pada masing-masing postur kerja. Usulan perbaikan postur
kerja tersebut adalah mengubah sikap kerja pada bagian kaki dan punggung karena
pada bagian tersebut mengalami pembebanan akibat postur kerja yang salah. Serta
memberikan usulan perancangan alat bantu (Mulyati, D., 2017).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Zayyinul
Hayati Zen dan Agus Mulyadi dengan judul penelitian “Analisis Postur Kerja
Karyawan Kantor di Departemen Produksi Menggunakan Metode ROSA (Studi
Kasus: PT. Indah Kiat Pulp & Paper TBK)” hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah penelitian awal dengan cara menyebarkan kuesioner Standart Nordic
Questionnaire (SNQ) untuk mengetahui keluhan yang dirasakan karyawan. Dari
kuesioner banyak pekerja yang merasakan sakit pada punggung, pantat, pinggang,
paha dan pergelangan tangan. Hasil penilaian postur kerja dengan ROSA yaitu
postur kerja beresiko. Oleh sebab itu perlu direkomendasikan ke perusahaan yang
bersangkutan dengan melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan dengan cara
perbaikan fasilitas kerja yang digunakan dengan standar ergonomi dan penggunaan
jam isitirahat dengan peregangan otot atau relaksasi (Zen and Mulyadi, 2017).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang pernah dilakukan oleh Sunedi,
Mohammad Imron dan Fis Purwangka dengan judul penelitian “Penilaian Postur
Kerja Dan Resiko Musculoskeletal Disorders Pada Aktivitas Penangkapan Glass
Eel” hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Metode dalam penelitian ini
adalah observasi dan wawancara kepada nelayan glass eel mengenai aktivitas
penangkapan glass eel. Analisis yang digunakan NBM dan RULA karena
kecenderungan penangkapan glass eel terkonsentrasi pada tubuh bagian atas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa postur nelayan glass eel saat melakukan
penangkapan adalah berdiri dan membungkuk. Kategori action level aktivitas
penangkapan glass eel terendah pada kategori 2 dan tertinggi pada kategori 3.
12

Aktivitas yang memiliki kategori action level 3 pada kedua bagian badan adalah
postur menghadang arus dengan seser dan mengambil hasil tangkapan. Keluhan
musculoskeletal disorders tertinggi pada kategori sakit pada bagian atas, dirasakan
oleh nelayan pada bagian lengan atas kiri dan pada badan bagian bawah dirasakan
pada punggung dan pinggang (Sunedi, Imron and Purwangka, 2019)
13

Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka

No. Judul Penelitian Peneliti Sumber Permasalahan Metode Hasil Penelitian


1. Analisa Perbaikan Krishna Tri Jati Unik, Pekerjaan penyortiran batu gamping di PT. Timbul OWAS Berdasar hasil pengkategorian nilai OWAS maka
Postur Kerja Dengan Sanjaya, dan 2019, Persada merupakan sikap kerja yang repetitif dan diperoleh penilaian postur kerja pemilahan batu
Menggunakan Metode Apreza Dwi Vol.2, jangka waktu yang lama, sehingga dapat gamping 4141, postur kerja pengangkatan batu
OWAS (Ovako Work Vidyantoro No.2, menimbulkan gangguan musculoskeletal dan gamping 2173, dan postur kerja memasukkan batu
Analysis System) Hal.104- ketidaknyamanan dalam bekerja. gamping 3333. Postur kerja tersebut memiliki nilai
Dengan Perancangan 112 yang sangat tinggi dimana perlu dilakukan perbaikan
Fasilitas Di Bagian segera terhadap postur kerja dengan perancangan
Penyortiran Batu ulang fasilitas kerja pada bagian penyortiran.
Gamping (Studi Kasus: Perancangan ulang fasilitasnya yaitu menggunakan
PT. Timbul Persada) alat bantu conveyor dengan kapasitas 9 Ton/Jam.
2. Penerapan Proses Benedikta Jurnal Pabrik Pak Udin dan Pak Joko adalah pabrik pembuat OWAS Postur tubuh pengangkatan air rebus kedelai
Integrasi Kegiatan Anna Haulian Sistem tahu yang seluruh proses dilakukan secara manual, berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan pekerja
Pemindahan Hasil Siboro, Vera Teknik khususnya dibagian pemindahan sari kedelai dari bak (nilai OWAS yang diperoleh 3,5). Selanjutnya desain
Rebusan Sari Kedelai Methalina Industri, rebus ke bak saring. Berat beban yang diangkat dikembangkan dengan mengintegrasikan stasiun bak
Ke Bak Penyaringan Afma, dan Vol. 20 No. adalah ±30 kg dengan suhu 85-90°C dan repetisi perebusan dan penyaringan menggunakan mesin
Pabrik Tahu Di Batam Mohammad 2, Juli 2018 sebanyak 30 kali. Hal tersebut melebihi batas angkat pompa dan pipa penghubung sehingga nilai OWAS
(Studi Kasus: Pabrik Sulaiman yang ditetapkan olehi NIOSH yaitu 24,5. menjadi 1 yang berarti tidak ada masalah pada postur
Tahu Pak Joko Dan Pak akhir.
Udin)
14

3. Analisis Postur Kerja Sofian JITMI Vol. PT. Truva Pasifik merupakan perusahaan yang masih OWAS Hasil analisis OWAS menunjukan 4 postur kerja
Dengan Metode OWAS Bastuti, 2 No. 2, melakukan proses produksi menggunakan tenaga dan QEC yang memerlukan perbaikan yaitu kategori skor 4
(Ovako Work Analysis Marjuki Oktober manusia atau manual material handling dan masih (perbaikan perlu dilakukan sekarang juga) pada 1
System) dan QEC Zulziar, dan 2019 terdapat pekerja yang postur kerja yang tidak alamiah elemen kegiatan postur kerja. Selanjutnya kategori
(Quick Exposure Edih Suaedih menyebabkan banyaknya pekerja yang mengalami skor 3 (perbaikan perlu dilakukan segera mungkin)
Checklist) untuk keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada 3 elemen kegiatan postur kerja. Sedangkan hasil
mengurangi terjadinya metode QEC menunjukkan nilai action level 70,5%
kelelahan terdapat pada 1 elemen kegiatan postur kerja dengan
musculoskeletal tingkat resiko 4, nilai action level 65,9%, 63,6%, dan
disorders Di PT. Truva 63,1% terdapat pada 3 elemen kegiatan postur kerja
Pasifik dengan tingkat resiko 3 (investigasi lebih lanjut dan
dilakukan penanganan dalam waktu dekat). Usulan
perbaikan pada postur kerja adalah dengan merubah
gerakan postur kerja dan menambahkan alat bantu
seperti trolley dan pijakan kaki untuk mengurangi
tingkat resiko cedera musculoskeletal bagi pekerja.
4. Kajian Perbaikan Postur Meldia Fitri, Jurnal Sains Peran manusia sebagai pekerja masih dominan dalam OWAS Setelah pengolahan data, disimpulkan bahwa 4
Kerja Dengan Metode Widya Laila, Dan melakukan proses produksi, khususnya yang terkait postur kerja termasuk dalam kategori 2 yang mana
OWAS “(Studi Kasus: dan Fendi Teknologi dengan kegiatan manual. Contoh aktivitas tersebut berbahaya dan perlu perbaikan di masa mendatang.
Pabrik Roti Cimpago Vol 17 no adalah perpindahan bahan. Aktivitas ini berpotensi Kemudian terdapat 4 postur kerja termasuk dalam
Putih 2, menimbulkan berbagai keluhan seperti nyeri otot dan kategori 1 yang mana tidak berbahaya dan tidak perlu
bisa menyebabkan kecelakaan di tempat kerja. Pabrik perbaikan postur kerja. Terakhir terdapat 3 postur
15

Desember Roti Cimpago White Bread masih melakukan MMH kerja yang termasuk kategori 3 yang berarti
2017 dalam memproduksi roti. Ini membuat para pekerja berbahaya dan perlu perbaikan postur segera.
memiliki keluhan nyeri punggung bawah.
5. Analisis Postur Kerja Dewi Seminar Penggunaan tenaga manusia dalam dunia Industri di OWAS Setelah pengolahan data, diketahui nilai action
Manual Material Mulyati, Vera Nasional Indonesia, khususnya industri kecil masih sangat catergories yang dapat memberikan rekomendasi
Handling Dengan Viena, Teknik dominan. Sehingga aktivias MMH (Manual Material perbaikan pada masing-masing postur kerja. Usulan
Metode OWAS (Studi Irhamni, dan Industri Handling) diidentifikasi beresiko besar sebagai perbaikan postur kerja tersebut adalah mengubah
Kasus: Home Industry Baharudin [SNTI2017] penyebab penyakit tulang belakang (Law Back Pain). sikap kerja pada bagian kaki dan punggung karena
Mawar) Dinsyah Akibat dari penanganan material yang berat, posisi pada bagian tersebut mengalami pembebanan akibat
dan postur kerja yang tidak baik serta pengulangan postur kerja yang salah. Serta memberikan usulan
pekerjaan yang tinggi. perancangan alat bantu.
6. Analisis Postur Kerja Zayyinul Surya PT. Indah Kiat Pulp & Paper adalah salah satu SNQ dan Penelitian awal dengan cara menyebarkan kuesioner
Karyawan Kantor di Hayati Zen Teknika perusahaan nasional yang bergerak dibidang ROSA Standart Nordic Questionnaire (SNQ) untuk
Departemen Produksi dan Agus Vol. 5 No. produksi Pulp dan kertas. Perusahaan yang terletak di mengetahui keluhan yang dirasakan karyawan. Dari
Menggunakan Metode Mulyadi 2, perawang ini memanfaatkan teknologi sebagai salah kuesioner banyak pekerja yang merasakan sakit pada
ROSA (Studi Kasus: Desember satu alat yang dapat mempermudah pekerjaan seperti punggung, pantat, pinggang, paha dan pergelangan
PT. Indah Kiat Pulp & 2017 komputer. Penelitian ini berfokus pada seksi Paper tangan. Hasil penilaian postur kerja dengan ROSA
Paper TBK) Machine yang pekerjanya bekerja di ruangan. yaitu postur kerja beresiko. Oleh sebab itu perlu
Pekerja selalu menggunakan komputer lebih dari 8 direkomendasikan ke perusahaan yang bersangkutan
jam/hari. dengan melakukan perbaikan. Perbaikan yang
dilakukan dengan cara perbaikan fasilitas kerja yang
16

digunakan dengan standar ergonomi dan penggunaan


jam isitirahat dengan peregangan otot atau relaksasi.
7. Penilaian Postur Kerja Sunedi, Jurnal Alat tangkap yang digunakan nelayan glass eel di NBM dan Metode dalam penelitian ini adalah observasi dan
Dan Resiko Mohammad Akuatika Muara Sungai Cimandiri adalah seser. Kegiatan RULA wawancara kepada nelayan glass eel mengenai
Musculoskeletal Imron, dan Indonesia penangkapan menggunakan seser masih tergolong aktivitas penangkapan glass eel. Analisis yang
Disorders Pada Fis Vol. 4 No. tradisional dan sederhana. Penangkapan glass eel digunakan NBM dan (RULA) karena kecenderungan
Aktivitas Penangkapan Purwangka 2/ menggunakan seser membuat nelayan melakukan penangkapan glass eel terkonsentrasi pada tubuh
Glass Eel September aktivitas membungkuk yang cukup lama. bagian atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
2019 postur nelayan glass eel saat melakukan penangkapan
adalah berdiri dan membungkuk. Kategori action
level aktivitas penangkapan glass eel terendah pada
kategori 2 dan tertinggi pada kategori 3. Aktivitas
yang memiliki kategori action level 3 pada kedua
bagian badan adalah postur menghadang arus dengan
seser dan mengambil hasil tangkapan. Keluhan
musculoskeletal disorders tertinggi pada kategori
sakit pada bagian atas, dirasakan oleh nelayan pada
bagian lengan atas kiri dan pada badan bagian bawah
dirasakan pada punggung dan pinggang.
17

2.2 Landasan Teori


Landasan teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.2.1 Ergonomi
Pengertian Ergonomi menurut Dewi (2019) adalah suatu cabang keilmuan
yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat
hidup dan juga bekerja pada suatu sistem yang baik yaitu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dengan melalui pekerjaan yang efektif, efisien, aman dan nyaman.
Intinya, ilmu ini mempelajari tentang interaksi manusia dengan elemen lainnya
seperti mesin dan lingkungan di dalam sebuah sistem dan profesi yang
mengaplikasikan prinsip-prinsip teori, data dan metode untuk mendesain kerja yang
mengoptimalkan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.
Tujuan adanya dan diterapkannya ergonomi menurut Pramestari (2017) yaitu
sebagai berikut:
1. Kesejahteraan fisik dan mental meningkat dengan cara mencegah cidera dan
penyakit karena bekerja, beban kerja fisik dan mental menjadi turun,
mengusahana promosi dan kepuasan kerja.
2. Kesejahteraan sosial menjadi meningkat dengan peningkatan kualitas kontak
sosial dan koordinasi kerja secara tepat, untuk peningkatan jaminan sosial
baik selam kurun waktu usia produktif ataupun setelah tidak produktif.
3. Terciptanya keseimbangan rasional terhadap aspek teknis, ekonomis, dan
antropologis dari masing-masing sistem kerja yang dilaksanakan sehingga
tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
Terdapat juga faktor-faktor resiko yang berkaitan dengan ergonomi.
Diantaranya yaitu:
1. Pengaturan kerja yang buruk
Pengaturan kerja yang buruk merupakan suatu pengaturan kerja yang
dilakukan secara kurang baik sehingga menimbulkan kerugian atau masalah
kesehatan. Contohnya beban kerja yang sudah terjadwal porsinya tapi
seseorang lembur atau memaksakan diri, waktu kerja yang begitu padat
sehingga jeda istirahat kurang. Sebuah penelitian mengenai jam kerja yang
18

melampaui 8 jam bisa menyebabkan keluhan LBP (Low Back Pain) lebih
tinggi dibandingkan proporsi kerja normal. Seseorang yang merasa bosan dan
mengalami kejenuhan sehingga menimbulkan stress akibat pekerjaan yang
dilakukan memicu timbulnya nyeri punggung bawah.
2. Pengulangan berkelanjutan (Continual Repetition)
Pengulangan berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
berulang. Aktivitas berulang yang dilakukan akan menjadikan otot menerima
tekanan akibat beban kerja secara terus-menerus tanpa mendapatkan
relaksasi. Resiko yang timbul bergantung dari berapa kali aktivitas tersebut
dilakukan, kecepatan dalam pergerakan dan banyaknya otot yang terlibat
dalam kerja tersebut. Gerakan yang berulang akan menyebabkan ketegangan
pada syaraf dan otot yang berakumulatif. Dampak resiko ini akan semakin
meningkat jika dilakukan dengan postur yang kaku dan penggunaan usaha
yang terlalu besar.
3. Posisi tidak bergerak (Stationary Position)
Posisi tidak bergerak merupakan posisi statis dengan tubuh sedikit hingga
tidak melakukan pergerakan. Perawat ruang bedah dimana sedang melakukan
tindakan pembedahan akan berdiri cukup lama, hal tersebut bisa
menyebabkan kontraksi otot dan cepat lelah. Pada waktu diam, dimana
pergerakan yang tidak berguna terlihat, pengerutan suplai darah, darah tidak
mengalir baik ke otot. Berbeda dengan kondisi yang dinamis, suplai darah
segar terus tersedia untuk menghilangkan hasil buangan melalui kontraksi
dan relaksasi otot. Pekerjaan kondisi diam yang lama mengharuskan otot
untuk menyuplai oksigen dan nutrisi sendiri dan hasil buangan tidak
dihilangkan. Penumpukan Local hypoxia dan asam latic meningkatkan
kekusutan otot dengan dampak sakit dan letih.
4. Postur Janggal (Awkward Posture)
Postur janggal merupakan keadaan tubuh yang tidak sesuai dengan
mekanisme posisi sehat dan dapat beresiko menimbulkan musculoskeletal
disorders. Memperpanjang pencapaian dengan tangan, twisting, berlutut,
jongkok. Postur janggal lawan dari posisi netral. Semakin jauh posisi bagian
19

tubuh dari pusat gravitasi tubuh, maka risiko kejadian keluhan otot skeletal
semakin tinggi pula. Sikap tubuh sangat menentukan sekali pada tekanan
yang diterima otot pada saat aktivitas dilakukan. Postur janggal atau awkward
postures mencakup reaching (mencapai suatu benda), twisting (berputar),
bending (membungkuk), kneeling (berlutut), squatting (jongkok), working
overhead (bekerja pada pencapaian benda diatas) dengan tangan maupun
lengan, dan menahan benda dengan posisi yang tetap.
5. Gaya berlebih (Excessive Force)
Gaya berlebih adalah usaha mengekspor tenaga dalam tubuh untuk
menjangkau atau menggerakkan suatu benda. Peregangan otot yang
berlebihan terjadi pada saat pekerja melakukan aktivitasnya dengan
mengerahkan tenaga yang besar seperti aktivitas mengangkat, mendorong,
menarik menahan beban yang berat. Peregangan otot ini terjadi karena
pengerahan tenaga yang dibutuhkan melampaui kegiatan optimum otot. Jika
aktivitas tersebut sering dilakukan maka akan memiliki risiko besar terjadinya
cedera otot skeletal.
2.2.2 MMH (Manual Material Handling)
Menurut Pramestari (2017) kegiatan Manual Material Handling (MMH)
dibagi menjadi lima gerakan dasar, yaitu:
1. Mengangkat atau Menurukan
Suatu kegiatan memindahkan barang ke tempat yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari semula yang masih dapat dijangkau oleh tangan.

Gambar 2. 1 Mengangkat / Menurukan barang


Sumber: (Priyangga, 2010)

2. Mendorong atau Menarik


Kegiatan menekan berlawanan arah tubuh dengan usaha yang bertujuan untuk
memindahkan obyek.
20

Gambar 2. 2 Mendorong / Menarik barang


Sumber: (Priyangga, 2010)

3. Membawa
Kegiatan memegang atau mengambil barang dan memindahkannya. Berat
benda menjadi berat total pekerja.

Gambar 2. 3 Membawa barang


Sumber: (Priyangga, 2010)

4. Menahan
Kegiatan memegang objek saat tubuh berada dalam posisi diam

Gambar 2. 4 Menahan barang


Sumber: (Priyangga, 2010)

5. Memutar
Kegiatan memutar tubuh bagian atas ke satu atau dua sisi, sementara tubuh
bagian bawah berada dalam posisi tetap.
21

Gambar 2. 5 Memutar barang


Sumber: (Priyangga, 2010)

2.2.3 MSDs (Musculoskeletal Disorders)


Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan otot rangka merupakan
kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligamen, persendian, kartilago, dan tulang
rawan (Health, 2004). Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan otot,
inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa memar,
mikro faktur, patah, atau terpelintir. Istilah MSDs pada beberapa negara memiliki
sebutan yang berbeda. Sebagai contoh di Amerika istilah ini sering disebut dengan
Cumulative Trauma Disorders (CTDs). Di Inggris dan Australia disebut dengan
Repetitive Strain Injury (RSI). MSDs bisa terjadi dengan dua penyebab, yaitu:
1. Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau
periode waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan
atau usaha yang terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi
tubuh yang statis.
2. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat
atau pergerakan yang tak terduga.
Frekuensi yang lebih sering terjadi MSDs adalah pada area tangan, bahu, dan
punggung. Aktivitas yang menjadi penyebab terjadinya MSDs yaitu penanganan
bahan dengan punggung yang membungkuk atau memutar, membawa ke tempat
yang jauh (aktivitas mendorong dan menarik), posisi kerja yang statik dengan
punggung membungkuk atau terus menerus dan duduk atau berdiri tiba-tiba,
mengemudikan kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh),
pengulangan atau gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa kekuatan
besar.
22

Gejala Musculoskeletal disorders (MSDs) dapat menyerang secara cepat


maupun lambat (berangsur-angsur). Terdapat 3 tahap terjadinya MSDs yang dapat
diidentifikasi yaitu:
1. Tahap pertama
Sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi gejala ini biasanya
menghilang setelah waktu kerja (dalam satu malam). Tidak berpengaruh pada
performance kerja. Efek ini dapat pulih setelah istirahat.
2. Tahap kedua
Gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam setelah bekerja. Tidak
mungkin terganggu. Kadang-kadang menyebabkan berkurangnya
performance kerja.
3. Tahap ketiga
Gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi ketika bergerak
secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan pekerjaan,
kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.
Terdapat beberapa jenis keluhan mengenai Musculoskeletal Disorders
(MSDs) yang diantaranya:
1. Sakit Leher
Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang mengenai leher,
peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher.
Pengguna komputer yang terkena sakit ini adalah pengguna yang
menggunakan gerakan berulang pada kepala seperti menggambar dan
mengarsip, serta pengguna dengan postur yang kaku.
2. Nyeri Punggung
Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala nyeri
punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme
otot. Nyeri punggung juga dapat disebabkan oleh tegangan otot dan postur
yang buruk saat menggunakan komputer.
3. Carpal Tunnel Syndrome
Merupakan kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan tangan
yang diakibatkan iritasi dan nervus medianus. Keadaan ini disebabkan oleh
23

aktivitas berulang yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus.


Keadaan berulang ini antara lain seperti mengetik, arthritis, fraktur
pergelangan tangan yang penyembuhannya tidak normal, atau kegiatan apa
saja yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus.
4. De Quervains Tenosynovitis
Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang lengan
bawah, disebabkan oleh inflamasi tenosinovium dan dua tendon yang berasa
di ibu jari pergelangan tangan. Aktivitas berulang seperti mendorong space
bar dengan ibu jari, menggenggam, menjepit, dan memeras dapat
menyebabkan inflamasi pada tenosinovium. Gejala yang timbul antara lain
rasa sakit pada sisi ibu jari lengan bawah yang dapat menyebar ke atas dan ke
bawah.
5. Thoracic Outlet Syndrome
Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan, dan tangan yang
ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah tersebut. Terjadi
jika lima saraf utama dan dua arteri yang meninggalkan leher tertekan.
Thoracic Outlet Syndrome disebabkan oleh gerakan berulang dengan lengan
diatas atau maju kedepan. Pengguna komputer beresiko terkena sindrom ini
karena adanya gerakan berulang dalam menggunakan keyboard dan mouse.
6. Tennis Elbow
Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendon yang
berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan.
Tennis elbow disebabkan oleh gerakan berulang dan tekanan pada tendon
ekstensor.
7. Low Back Pain
Low back pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4
dan L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke
depan maka akan terjadi penekanan pada discus.Hal ini berhubungan dengan
posisi duduk yang janggal, kursi yang tidak ergonomis, dan peralatan lainnya
yang tidak sesuai dengan antopometri pekerja.
24

2.2.4 NBM (Nordic Body Map)


Nordic Body Maps merupakan kuesioner yang dapat memberikan penilaian
terhadap keluhan rasa sakit dan ketidaknyaman yang dirasakan pada tubuh.
Kuisioner Nordic body map merupakan kuisioner yang sudah terstandar dan sangat
valid digunakan untuk mengetahui adanya keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) yang dirasakan oleh para pekerja. (No and Dewi, 2020)
Tujuan penggunan kuisioner Nordic body map adalah memberikan detail
yang sangat jelas pada tubuh yang sakit sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan,
selain itu dapat memberikan gambaran peta tubuh (body map) pekerja yang
memiliki keluhan. Penilaian yang diberikan oleh responden diberikan sesuai
dengan skala likert yang telah ditentukan kemudian responden mengisi pada
kuisioner dengan meberi tanda ceklis (√) pada bagian tubuh yang merasa sakit.
(Anggraini and Bati, 1930)
Tabel 2. 2 Kategori Tingkat Rasa Sakit

Tingkat Rasa
Skor Keterangan
Sakit
Tidak Sakit 1 Pekerja tidak merasakan keluhan atau kenyerian sama sekali
Agak Sakit 2 Pekerja merasakan sedikit keluhan atau kenyerian pada otot skeletal
Sakit 3 Pekerja merasakan keluhan atau kenyerian pada otot skeletal
Sangat Sakit 4 Pekerja merasakan sangat sakit atau nyeri pada otot skeletal
Sumber: (No and Dewi, 2020)
Tabel 2. 3 Kategori Tingkat Resiko Perbaikan

Skala Total Skor Tingkat


Tindakan Perbaikan
Likert Individu Resiko
1 28-49 Rendah Belum ditemukan adanya tindakan perbaikan
2 50-70 Sedang Mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari
3 71-91 Tinggi Diperlukan tindakan segera
4 92-122 Sangat Tinggi Diperlukan tindakan saat ini juga
Sumber: (No and Dewi, 2020)
25

Tabel 2. 4 Kuisioner Nordic Body Map

Sumber: (No and Dewi, 2020)

2.2.5 OWAS (Ovako Work Analysis System)


Ovako Work Analysis System (OWAS) dikembangan oleh Karhu dan
kelompoknya di Laboratorium Kesehatan Buruh Finlandia setelah mengevaluasi
postural stress yang dapat mengakibatkan musculoskeletal disorder (MSDs) atau
kelainan otot pada tahun 1970 di perusahan OVAKO oy Finlandia. Karhu
menciptakan OWAS untuk mengkaji pengaruh sikap kerja terhadap gangguan
kesehatan seperti sakit pada punggung, leher, bahu, kaki dan lain lain. Fokus pada
metode OWAS berpusat pada hubungan antara postur kerja dengan berat beban.
(Pramestari, 2017)
26

Metode penilaian OWAS yang diterapkan, sebagai contoh didalam suatu


pekerjaan yang antara lain:
1. Menilai suatu pekerjaan aman atau tidak sehingga mengurangi gangguan dan
keluhan musculoskeletal disoders (MSDs) pada suatu tempat kerja sehingga
pelaksanann pekerjaan menjadi produktif.
2. Merencanakan tempat kerja dengan metode pekerjaan yang lebih aman.
3. Survey ergonomis. (Dewi, 2019)
Postur dasar OWAS disusun secara berurutan mulai dari punggung, lengan,
kaki dan berat beban yang diangkat ketika melakukan penanganan material secara
manual. Metode OWAS mengkodekan sikap kerja pada bagian punggung, tangan,
kaki, dan berat beban. Masing-masing bagian memiliki klasifikasi sendiri-sendiri.
(Health, 2004)
Berikut ini adalah klasifikasi sikap bagian tubuh yang diamati untuk dianalisa
dan dievaluasi (Karhu 1981):
 Sikap Punggung:
1. Lurus atau tegak
2. Membungkuk ke depan atau ke belakang
3. Memutar atau miring kesamping
4. Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke dapan dan ke samping

Gambar 2. 6 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Punggung


Sumber: (Pramestari, 2017)

 Sikap Lengan:
1. Kedua lengan berada dibawah bahu
2. Satu lengan berada pada diatas bahu
3. Kedua lengan berada pada diatas bahu
27

Gambar 2. 7 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Lengan


Sumber: (Pramestari, 2017)

 Sikap Kaki:
1. Duduk
2. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
3. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
4. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk
5. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut ditekuk
6. Berlutut pada satu atau kedua lutut
7. Bergerak atau berpindah

Gambar 2. 8 Klasifikasi Sikap Kerja Bagian Kaki


Sumber: (Pramestari, 2017)

 Berat Beban:
1. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W = 10 Kg)
2. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg < W ≤ 20 Kg)
3. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W > 20 Kg)
28

Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja
yang berbahaya bagi para pekerja, yaitu sebagai berikut:
 KATEGORI 1
Pada sikap ini tidak ada masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu
ada perbaikan.
 KATEGORI 2
Pada sikap ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada sistem
muskuloskeletal. Termasuk dalam taraf sedang. Tindakan perbaikan mungkin
diperlukan.
 KATEGORI 3
Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal. Termasuk dalam taraf
tinggi. Perlu perbaikan segera mungkin.
 KATEGORI 4
Pada sikap ini sangat berbahaya pada sistem muskuloskeletal. Termasuk
dalam taraf sangat tinggi. Perlu perbaikan secara langsung atau saat ini juga.
2.2.6 Software WinOWAS
WinOwas adalah sebuah perangkat lunak atau software yang berfungsi
sebagai alat untuk menganalisis postur kerja. Software ini dapat membantu dalam
analisis bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
Adapun cara pengoperasian software WinOwas yaitu sebagai berikut:
1. Pengisian Latar Belakang Informasi
Mengisi latar belakang informasi mengenai data yang akan diolah harus
dilakukan sebelum memulai penelitian/observasi. Pengisian ini dapat
digunakan sebagai informasi tambahan sehingga dapat diidentifikasi dengan
baik.
29

Gambar 2. 9 Tampilan Awal Software


Sumber: (Software WinOWAS)

Gambar 2. 10 Input Background Information


Sumber: (Software WinOWAS)
30

2. Mendefinisikan Fase Kerja


Pembagian fase kerja harus dilakukan untuk memudahkan analisa pekerjaan
secara keseluruhan. WinOWAS membagi pekerjaan menjadi 10 fase kerja.
Setiap fase kerja dapat diberi nama dengan bebas. Penomoran fase kerja
dimulai dari 0-9.

Gambar 2. 11 Input Workphase


Sumber: (Software WinOWAS)

3. Observasi
Observasi dapat dimulai untuk setiap postur operator. Dialog window akan
nampak pada layar. Pada lembar tersebut terdapat kode kode angka untuk
masing-masing postur tubuh, beban serta nama dari fase kerja. Observasi
ditunjukkan melalui 5 nomor kode. Dimana nomor kode pertama
menunjukkan postur back (1-4), nomor kode kedua menunjukkan postur arms
(1-3), nomor kode ketiga menunjukkan kode postur legs (1-7), nomor kode
keempat menunjukkan load (1-3) dan nomor kode kelima menunjukkan nama
fase kerja yang akan dianalisa.
31

Gambar 2. 12 Input Kode


Sumber: (Software WinOWAS)

Dengan memilih recommendation of action dan action categories dari menu


graph atau table, hasil dari pengkodean postur kerja dapat ditampilkan dalam
bentuk grafik. Observasi dapat dianalisa secara keseluruhan maupun fase demi fase
terpisah. Panjang grafik batang menunjukkan kategori kerja.

2.3 Hipotesis dan Kerangka Teoritis


Berikut merupakan hipotesis dan kerangka teoritis dari penelitian ini:
2.3.1 Hipotesis
Salah satu aspek lancarnya sistem kerja manusia yaitu penerapan postur kerja
yang baik. Apabila dalam penerapan postur kerja tidak dilakukan secara sempurna,
maka akan menimbulkan gangguan atau keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) pada tubuh manusia. Seperti yang terjadi di CV. Kusuma Sari, pekerjaan
seperti mengangkat beban yang berat dan berada pada suhu tinggi dalam waktu
yang lama sudah menjadi kegiatan rutin. Kegiatan yang dilakukan oleh pekerja juga
memerlukan tenaga ekstra dimana pekerja dihadapkan dengan keadaan yang beban
kerja fisiknya tidak menentu, jam kerja yang tidak teratur sehingga menimbulkan
kondisi stres pekerja meningkat akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi terkait
pelayanan dengan pelanggan. Hal tersebut dapat menyebabkan kegiatan manual
32

material handling menjadi beresiko seperti bekerja dengan postur badan yang
janggal dalam waktu lama, penggunaan tenaga yang berlebihan dan gerakan
berulang dalam waktu lama. Sehingga dampak yang akan muncul dari kegiatan
tersebut adalah adanya keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dialami
oleh para pekerja.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan studi literatur terdahulu, untuk
mengatasi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang dialami para pekerja di
CV. Kusuma Sari, peneliti melakukan analisis awal dengan cara menyebarkan
kuisioner Nordic Body Map dan diisi oleh seluruh pekerja pada proses produksi
yang rata-rata pekerjanya mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
Kemudian data tersebut digunakan dalam pengolahan data menggunakan metode
Ovako Work Analysis System (OWAS). Metode ini mampu mengevaluasi dan
menganalisa apakah postur kerja tersebut merupakan postur yang ideal atau tidak
jika digunakan secara terus menerus khususnya menilai pada tubuh bagian bawah
seperti tangan, punggung, kaki dan beban yang diangkat oleh pekerja dengan
pemberian kode pada masing-masing posisi dan skor kategori tindakan.
Peneliti menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS)
berdasarkan referensi penelitian sebelumnya yang mampu menyelesaikan masalah
serupa serta terbukti bahwa permasalahan yang ada dapat ditemukan solusi berupa
usulan perbaikan postur kerja yang efektif. Penelitian tersebut dilakukan oleh
Sofian Bastuti, Marjuki Zulziar, dan Edih Suaedih dengan judul penelitian
“Analisis Postur Kerja Dengan Metode OWAS (Ovako Work Analysis System) dan
QEC (Quick Exposure Checklist) untuk mengurangi terjadinya keluhan
musculoskeletal disorders Di PT. Truva Pasifik”. Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini adalah hasil analisis OWAS menunjukan 4 postur kerja yang
memerlukan perbaikan yaitu kategori skor 4 (perbaikan perlu dilakukan sekarang
juga) pada 1 elemen kegiatan postur kerja. Selanjutnya kategori skor 3 (perbaikan
perlu dilakukan segera mungkin) pada 3 elemen kegiatan postur kerja. Usulan
perbaikan pada postur kerja adalah dengan merubah gerakan postur kerja dan
menambahkan alat bantu seperti trolley dan pijakan kaki untuk mengurangi tingkat
resiko cedera musculoskeletal bagi pekerja.
33

2.3.2 Kerangka Teoritis


Keluhan yang dialami oleh pekerja akan dianalisa dengan menggunakan
metode Ovako Work Analysis System (OWAS). Metode ini dapat memberikan nilai
pada postur tubuh pekerja pada saat bekerja sehingga dapat melakukan tindakan
pencegahan mengenai resiko kecelakaan tubuh pekerja. Maka dari itu, adapun
kerangka teoritis penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data berupa menyebarkan kuisioner Nordic Body Map
(NBM) kepada para pekerja serta mendokumentasikan postur pekerja.
2. Menganalisa hasil dari kuisioner Nordic Body Map (NBM) yang telah diisi
oleh pekerja untuk mengetahui pada bagian mana yang terdapat keluhan
paling tinggi.
3. Pengolahan data manual dengan cara menganalisa hasil dokumentasi postur
kerja dan memberikan penilaian kode sikap kerja pada suatu kegiatan
produksi yang terdiri dari beberapa bagian tubuh seperti punggung, lengan,
kaki, dan beban.
4. Perhitungan dari penilaian manual kode sikap kerja diinput kedalam tabel
penilaian Ovako Work Analysis System (OWAS).
5. Menganalisa secara manual hasil tabel OWAS penilaian kode sikap kerja dan
selanjutnya menentukan aksi kategori yang perlu dilakukan dalam metode
OWAS.
6. Merekap hasil analisis secara manual postur kerja dari hasil penilaian kode
sikap kerja dan tindakan yang perlu dilakukan.
7. Pengolahan data menggunakan software Win OWAS.
8. Melakukan identifikasi terhadap bagian tubuh yang memiliki skor aksi
kategori terbesar.
9. Memberikan usulan postur kerja guna meminimalkan keluhan para pekerja
pada bagian tubuh yang memiliki skor aksi kategori terbesar.
10. Melakukan pengolahan dan menganalisa usulan perbaikan postur kerja
menggunakan metode OWAS dan software WinOWAS.
11. Menganalisa dan menentukan hasil terkait usulan perbaikan postur kerja.
34

Identifikasi Masalah
Adanya keluhan muskuloskeletal dari para pekerja bagian
Studi Penelitian produksi. Dari berbagai proses produksi akan diidentifikasi
CV. Kusuma Sari Unit pada proses mana yang memiliki pengaruh paling besar dalam
Produksi gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) serta
memberikan usulan postur kerja yang dapat mengurangi
resiko gangguan MSDs.

Proses Penelitian

Pengukuran Usulan Ovako Work Analysis System Nordic Body Map


Analisa Usulan Postur Solusi
Postur Untuk menentukan postur kerja Untuk menentukan
Analisa dan interpretasi Menentukan
Pengukuran tersebut berbahaya atau tidak keluhan yang paling
hasil usulan perbaikan usulan postur
menggunakan metode apabila dilakukan dalam jangka tinggi terdapat pada
postur kerja kerja
OWAS waktu yang lama. bagian produksi mana.

Gambar 2. 13 Kerangka Teoritis Tugas Akhir


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data


Pada tahap pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data-data
yang dibutuhkan dalam penelitian. Data yang dibutuhkan antara lain:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber asli (tanpa melalui
media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara
individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik),
kejadian atau kegiatan hasil pengujian. Data ini didapat dari metode-metode
wawancara atau dengan memberikan kuisioner kepada pihak-pihak yang
kompeten di CV Kusuma Sari mengenai postur kerja.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung.
Data sekunder tersebut biasanya berbentuk dokumen, file, arsip atau catatan-
catatan perusahaan. Data ini diperoleh melalui dokumntasi perusahaan dan
literatur yang berhubungan dengan penelitian selama periode tertentu. Data
sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data jurnal.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara observasi
langsung pada keadaan lapangan, studi pustaka dengan kajian dari literatur dan
identifikasi masalah.
1. Observasi Lapangan
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi yang ada pada perusahaan,
dengan diperolehnya gambaran tersebut diharapkan dapat mengetahui
pendekatan yang sesuai dalam efektivitas para pekerja saat melakukan
operasi produksi yang sedang berjalan. Observasi yang dilakukan adalah
dengan membuat Nordic Body Map (NBM). NBM sendiri adalah kuisioner

35
36

dalam bentuk checklist ergonomic yang berfungsi untuk mengetahui bagian


tubuh pekerja yang terasa sakit.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dari beberapa sumber
berupa buku-buku, jurnal, artikel ilmiah, dan lain-lain yang dapat mendukung
dalam penelitian dan kemudian dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah sesuai dengan topik pembahasan.
3. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk pengumpulan data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan pekerja pada bagian produksi CV. Kusuma Sari. Teknik
ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada proses produksi mana saja
yang sering terjadi atau terdapat pekerja yang mengalami keluhan
muskuloskeletal maupun data lainnya.
4. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah mengetahui keluhan
muskuloskeletal para pekerja yang terjadi pada proses produksi dan akan
diidentifikasi untuk bagian mana yang memiliki pengaruh paling besar
terhadap timbulnya gangguan musculoskeletal disorders (MSDs).
Selanjutnya adalah memberikan usulan postur kerja untuk mengurangi resiko
gangguan musculoskeletal disorders (MSDs).

3.3 Pengujian Hipotesa


Pengujian hipotesa pada permasalahan di CV. Kusuma Sari berfokus pada
upaya meminimalkan terjadinya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs)
sehingga mampu memaksimalkan kinerja dari para pekerja. Dari sekian riset
terdahulu sudah banyak metode yang digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan yang serupa di suatu perusahaan tentang meminimalkan terjadinya
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs). Maka berdasarkan studi literatur
terdahulu, usulan penyelesaian permasalahan yang sesuai pada CV. Kusuma Sari
adalah menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS) yang
diharapkan dapat berguna untuk menganalisa keluhan musculoskeletal disorders
37

(MSDs) yang dialami oleh para pekerja dengan mempertimbangkan berbagai


kategori penting pada metode tersebut.

3.4 Metode Analisis


Untuk mengatasi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang dialami
para pekerja di CV. Kusuma Sari, peneliti melakukan analisis awal dengan cara
menyebarkan kuisioner Nordic Body Map dan diisi oleh seluruh pekerja pada proses
produksi yang rata-rata pekerjanya mengalami keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs). Setelah melakukan pengolahan data dari kuisioner Nordic Body Map, data
tersebut digunakan dalam pengolahan data menggunakan metode Ovako Work
Analysis System (OWAS). Metode ini mampu menilai apakah postur kerja tersebut
merupakan postur yang ideal atau tidak jika digunakan secara terus menerus
khususnya menilai pada tubuh bagian bawah seperti tangan, punggung, kaki dan
beban yang diangkat oleh pekerja.
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah mengidentifikasi dan
menganalisa penyebab terjadinya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang
dialami oleh pekerja CV. Kusuma Sari dengan waktu penelitian selama 4 bulan dari
bulan 1 Juni hingga 1 Oktober tahun 2020. Apabila skor yang diperoleh melebihi
ambang toleransi maka diberikan usulan postur kerja yang mampu meminimalisir
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dengan mempertimbangkan berbagai
faktor penting dalam metode Ovako Work Analysis System (OWAS) sehingga
mampu memaksimalkan kinerja para pekerjanya.

3.5 Pembahasan
Dalam pengujian hipotesa, metode yang digunakan pada studi kasus di CV.
Kusuma Sari tentang permasalahan adanya keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) yang dialami pekerja yaitu menggunakan metode Ovako Work Analysis
System (OWAS). Postur kerja pada proses produksi yang nyata bermasalah akan
dinilai dan pada akhirnya didapatkan skor yang selanjutnya dianalisa apakah skor
tersebut melebihi ambang toleransi atau tidak. Apabila skor tersebut melebihi
ambang toleransi maka diberikan usulan perbaikan postur kerja serta dianalisa lebih
38

lanjut terkait usulan postur tersebut dengan mempertimbangkan factor penting


dalam metode Ovako Work Analysis System (OWAS).
Data yang dibutuhkan pada studi kasus tersebut adalah data diri pekerja, data
dari kuisioner Nordic Body Map yang telah diisi oleh pekerja agar peneliti dapat
melakukan pengolahan lebih lanjut serta nilai akhir postur kerja dengan metode
Ovako Work Analysis System (OWAS) yang digunakan sebagai acuan dalam
penentuan usulan perbaikan postur kerja sehingga tercipta usulan perbaikan postur
kerja yang mampu meningkatkan kinerja dari pekerja.

3.6 Penarikan Kesimpulan


Pada penarikan kesimpulan, peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan
analisis dan interpretasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini untuk menjawab
hasil dari penelitian dengan memberikan solusi usulan perbaikan postur kerja yang
sesuai. Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian dengan menghasilkan
kesimpulan untuk memberikan gambaran dari hasil penelitian secara keseluruhan
dan memberikan masukan atau saran kepada perusahaan.

3.7 Diagram Alir


Pada diagram alir ini menggambarkan proses penelitian yang dilakukan,
dimulai dengan tinjauan lapangan pada bagian produksi serta mengkaji literatur-
literatur yang berhubungan dengan studi kasus CV. Kusuma Sari seperti buku,
jurnal dan artikel ilmiah. Kemudian merumuskan masalah dan tujuan dari hasil
wawancara dan observasi. Setelah itu memulai pengumpulan data yang diperlukan
dan diolah sehingga mampu dianalisa dan interpretasi hasil. Terakhir yaitu
penarikan kesimpulan dan saran. Adapun diagram alir penelitian tugas akhir dapat
digambarkan sebagai berikut:
39

Mulai

Tinjauan Lapangan Kajian Pustaka


 Unit Produksi  Buku
 Ergonomi  Jurnal
 Postur Kerja  Artikel Ilmiah

Tujuan
 Menemukan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang paling tinggi pada bagian
produksi
 Menentukan usulan postur kerja yang mampu mengurangi keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) yang terjadi pada para pekerja

Pengumpulan Data
 Data keluhan pekerja (Kuisioner Nordic Body Map)
 Data Proses Produksi
 Data Diri Pekerja

Pengolahan Data
 Pengolahan data secara manual menggunakan metode NBM dan
OWAS serta didukung dengan software WinOwas dengan memberikan
skor penilaian postur punggung, lengan, kaki dan beban

Analisa dan Interpretasi Hasil


 Analisa postur kerja awal

Gambar 3. 1 Flow Chart Penelitian Tugas Akhir


40

Apakah skor
perhitungan
OWAS 3 atau 4?
Ya Tidak

Usulan Perbaikan Postur Kerja


 Postur kerja dengan skor ≥ 3

Analisa dan Interpretasi Hasil


 Analisa usulan postur kerja baru

Apakah skor
perhitungan
OWAS 1 atau 2?
Ya Tidak

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 2 Lanjutan Flow Chart Penelitian Tugas Akhir


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data


Berikut merupakan pengumpulan data pada studi kasus di CV. Kusuma Sari
Snack dan Catering, yaitu:
4.1.1 Gambaran Umum CV. Kusuma Sari Catering
Pada poin gambaran umum CV. Kusuma Sari menjelaskan mengenai profil
perusahaan, sistem produksi, proses produksi dan data pekerja. CV. Kusuma Sari
merupakan contoh usaha menengah dibidang industri jasa penyedia makanan dan
minuman yang produksinya sesuai dengan permintaan yang diterima dari
konsumen.
CV. Kusuma Sari merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang kuliner.
Berlokasi di kelurahan Genuk kecamatan Ungaran Barat kabupaten Semarang
provinsi Jawa Tengah dan kode pos 50512. CV. Kusuma Sari menjual berbagai
macam kuliner, dari aneka makanan dan minuman. Usaha ini berdiri pada tanggal
11 Agustus 1978 dengan nama pemilik Sayogi dan telah masuk pada generasi kedua
yang sekarang dipegang oleh Harry Siswanto.
Sistem produksi yang dilakukan oleh CV. Kusuma Sari menggunakan sistem
Make to Order, adalah melakukan proses produksi guna memenuhi pesanan yang
diterima ketika konsumen telah mengonfirmasi kualitas dan kuantitas yang
diinginkan konsumen.
Adapun flowchart proses produksi CV. Kusuma Sari yaitu sebagai berikut:

41
42

Start

Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

Pemotongan Bahan Baku

Pencucian Bahan Baku

Peracikan Bahan dan Bumbu

Pemasakan dan Penghangatan Makanan

Apakah makanan dan minuman Tidak


layak dikonsumsi?

Pewadahan Makanan

Pengangkutan Makanan

Pencucian Peralatan Masak

Selesai

Gambar 4. 1 Flowchart Proses Produksi CV. Kusuma Sari


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

4.1.2 Penjelasan Proses Produksi CV. Kusuma Sari


Berikut ini merupakan rincian kegiatan yang dilakukan pada setiap proses
produksi CV. Kusuma Sari yaitu sebagai berikut:
43

1. Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku


Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah bahan baku yang
telah dipesan diantar oleh supplier ke dalam ruang penyimpanan. Bahan baku
kemudian ditata kembali di ruang penyimpanan, proses kegiatan penataan
bahan baku yaitu pengangkatan bahan baku dan diletakkan ke tempatnya
masing-masing. Bahan baku yang diperlukan dibawa dari ruang penyimpanan
menuju dapur. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
 Mengambil bahan baku dari mobil supplier.
 Menurunkan bahan baku dari mobil supplier.
 Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan.
 Meletakkan bahan baku di ruang penyimpanan.
 Penataan bahan baku di ruang penyimpanan.
 Bahan baku dari ruang penyimpanan dibawa ke ruang cuci.
 Membawa bahan baku bersih ke dapur.
 Mengambil bahan baku baru untuk masakan lainnya.

Gambar 4. 2 Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
44

2. Pemotongan Bahan Baku


Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah mengambil bahan
dari wadah yang akan dipotong. Kemudian dilakukan proses pemotongan
atau pengirisan. Lalu bahan baku yang telah dipotong dipindahkan ke dalam
wadah. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
 Bahan baku pada wadah diberikan pada bagian pemotongan bahan baku.
 Pengambilan bahan baku dari wadah.
 Pemotongan bahan baku sesuai kebutuhan.
 Pemisahan bahan baku yang telah dipotong sesuai dengan jenisnya.

Gambar 4. 3 Proses Pemotongan Bahan Baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

3. Pencucian Bahan Baku


Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah mengambil
perlengkapan pencucian dari rak. Lalu mengambil bahan atau bumbu
makanan yang akan dicuci. Kemudian menuang bahan atau bumbu makanan
yang akan dicuci ke dalam wadah. Setelah itu membawa wadah yang berisi
bahan makanan ke tempat pencucian dan dilakukan proses pencucian bahan
makanan. Bahan makanan yang telah dicuci dibawa untuk diolah kembali.
Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
45

 Bahan baku yang telah dipisahkan sesuai jenisnya pada wadah diberikan
pada bagian pencucian.
 Pencucian bahan baku dengan cara penyaringan
 Bahan baku yang sudah bersih dipisahkan pada wadah baru supaya
higienis.

Gambar 4. 4 Proses Pencucian Bahan Baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

4. Peracikan Bahan dan Bumbu


Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah mengambil bumbu
yang akan digiling ke tempat penggilingan. Kemudian mengambil wadah
untuk bumbu yang telah digiling. Kemudian bumbu digiling menggunakan
alat pendukung. Terakhir bumbu yang telah diolah dipindahkan ke dalam
wadah. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
 Pemilihan bahan baku yang akan digunakan sebagai bumbu dasar
makanan.
 Pengolahan bumbu pada wajan atau peralatan lainnya.
 Pengadukan bumbu.
 Bumbu yang telah siap digunakan dihangatkan agar tidak mempengaruhi
kualitas rasa.
46

Gambar 4. 5 Proses Peracikan Bahan dan Bumbu


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

5. Pemasakan dan Penghangatan


Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah mengambil dan
meletakkan peralatan masak, contoh alatnya berupa panci. Kemudian
menyalakan kompor dan menuang bahan makanan ke dalam wadah
penggorengan atau panci sekaligus dimasak. Terakhir masakan yang telah
siap saji dipindahkan ke dalam wadah. Adapun langkah-langkah kegiatannya
yaitu sebagai berikut:
 Bahan baku yang telah dicuci dan dipotong sesuai kebutuhan diberikan
pada bagian pemasakan.
 Pemasakan dan penghangatan makanan.
 Pengadukan makanan saat memasak supaya kualitas masakan terjaga dan
merata.

Gambar 4. 6 Proses Pemasakan dan Penghangatan


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
47

6. Pewadahan Makanan
Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah makanan yang sudah
matang diambil dari wadah tempat makanan langsung dari panci atau
penggorengan. Kemudian makanan dituang ke dalam kotak atau dus dilapisi
plastik. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
 Makanan yang sudah matang diberikan pada bagian pewadahan makanan.
 Wadah yang akan digunakan disiapkan pada atas meja.
 Pengemasan makanan pada wadah.

Gambar 4. 7 Proses Pewadahan Makanan


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

7. Pengangkutan Makanan
Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah makanan yang sudah
dikemas dalam bentuk dus atau kotak diangkat ke dalam mobil box untuk
diantar ke konsumen. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai
berikut:
 Makanan yang telah dikemas dimasukkan ke dalam kontainer.
 Pengangkatan kontainer ke dalam mobil.
 Penataan kontainer pada mobil ditata supaya efisien tempat.
48

Gambar 4. 8 Proses Pengangkutan Makanan


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

8. Pencucian Peralatan Masak


Rincian kegiatan yang dilakukan pada proses ini adalah pengangkutan
peralatan dan perlengkapan masak. Kemudian alat-alat masak digosok
dengan sabun cuci hingga bersih. Terakhir alat-alat masak dibilas dengan air
bersih. Adapun langkah-langkah kegiatannya yaitu sebagai berikut:
 Peralatan masak yang digunakan setelah produksi diberikan pada bagian
pencucian.
 Pencucian peralatan masak.
 Alat yang telah dicuci disimpan pada ruang penyimpanan alat.

Gambar 4. 9 Proses Pencucian Peralatan Masak


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
49

4.1.3 Data Pekerja CV. Kusuma Sari


Berikut merupakan data diri para pekerja bagian proses produksi CV.
Kusuma Sari Snack dan Catering, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Data Diri Pekerja CV. Kusuma Sari

No Nama Jenis Kelamin Usia Bagian


Produksi
1 Supri Laki-laki 47
Penerimaan dan
2 Karsono Laki-laki 44
Penyimpanan
3 Ibnu Laki-laki 21
Bahan Baku
4 Fery Laki-laki 23
5 Toro Laki-laki 33
Pemasakan dan
6 Ida Perempuan 49
Penghangatan
7 Rini Perempuan 52
Makanan
8 Nur Perempuan 31
9 Tomi Laki-laki 34
10 Ali Laki-laki 19
11 Yuni Perempuan 40
12 Tri Perempuan 28 Pewadahan
13 Rustini Perempuan 55 Makanan
14 Ani Perempuan 58
15 Umi Perempuan 48
16 Listri Perempuan 27
17 Widi Laki-laki 39
18 Sabar Laki-laki 53 Pengangkutan
19 Syafak Laki-laki 34 Makanan
20 Tikno Laki-laki 48
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

4.1.4 Data Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs)


Pada beberapa proses produksi CV. Kusuma Sari terdapat keluhan mengenai
musculoskeletal disorders (MSDs). Keluhan tersebut disebabkan oleh beban kerja
yang berat, gerakan yang berulang dan postur kerja yang tidak alamiah. Keluhan
yang dialami oleh pekerja diantaranya rasa nyeri, pegal pada bagian tubuh tertentu.
Contohnya pada bagian tubuh punggung, bahu, kedua tangan dan kedua kaki.
50

Kemudian untuk memperoleh gambaran tentang apa yang terjadi pada CV.
Kusuma Sari, dapat menggunakan kuisioner Nordic Body Map (NBM) beserta
wawancara yang telah dilakukan bersama dengan para pekerja. Nordic Body Map
(NBM) adalah suatu metode penyelesaian masalah berbentuk kuisioner checklist
ergonomic dimana kuisioner ini sering digunakan untuk mengetahui keluhan
berupa ketidaknyamanan pekerja dalam bekerja.
Dengan menggunakan kuisioner NBM tentunya akan mempermudah dalam
pengambilan data berupa keluhan apa saja yang telah dialami oleh para pekerja
dengan cara menganalisa peta tubuh (NBM). Sehingga dapat diestimasi tingkat dan
jenis keluhan otot skeletal yang terjadi disetiap pekerja. Data keluhan MSDs
dikumpulkan melalui pengisian kuisioner NBM.
Pengumpulan data para pekerja dilakukan dengan menyebarkan kuisioner
NBM kepada pekerja disetiap proses produksi yaitu proses penerimaan dan
penyimpanan bahan baku, proses pemasakan dan penghangatan makanan, proses
pewadahan makanan dan proses pengangkutan makanan.

Gambar 4. 10 Pengisian Kuisioner Nordic Body Map Oleh Pekerja


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
51

Berikut ini adalah data keluhan musculosketelal yang didapatkan dari hasil pengisian kuisioner Nordic Body Map (NBM)
pada tiap-tiap bagian proses produksi makanan CV. Kusuma Sari yang ditunjukan pada lampiran 1:

1. Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku


Tabel 4. 2 Hasil Rekapitulasi Pada Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

Pekerja Bagian Otot Skeletel Total


Skor
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Ibnu 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 68
Supri 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 86
Karsono 3 4 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 93
Fery 2 3 2 2 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 67
Sumber: (Kuisioner Nordic Body Map)

2. Proses Pemasakan dan Penghangatan Makanan


Tabel 4. 3 Hasil Rekapitulasi Pada Proses Pemasakan dan Penghangatan Makanan

Pekerja Bagian Otot Skeletel Total


Skor
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Toro 2 2 1 1 2 3 3 4 4 2 1 3 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 2 60
Nur 1 2 3 3 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 3 4 2 1 1 3 3 2 1 1 2 2 3 55
Ida 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 1 1 2 1 2 1 2 4 1 2 3 1 3 3 3 1 3 4 57
Rini 2 2 1 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1 3 1 1 1 2 4 53
Sumber: (Kuisioner Nordic Body Map)
52

3. Proses Pewadahan Makanan


Tabel 4. 4 Hasil Rekapitulasi Pada Proses Pewadahan Makanan

Pekerja Bagian Otot Skeletel Total


Skor
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Tomi 2 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 2 3 2 2 50
Yuni 2 1 2 2 1 2 3 1 4 1 2 3 1 1 1 2 3 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 54
Rustini 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 35
Umi 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 1 2 3 47
Listri 1 2 1 2 3 1 1 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 1 2 2 48
Tri 2 1 2 1 1 1 1 1 4 3 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 1 1 45
Ali 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 3 1 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 48
Ani 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 38
Sumber: (Kuisioner Nordic Body Map)

4. Proses Pengangkutan Makanan


Tabel 4. 5 Hasil Rekapitulasi Pada Proses Pengangkutan Makanan

Pekerja Bagian Otot Skeletel Total


Skor
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Sabar 2 3 2 3 3 4 4 1 1 1 2 2 2 2 3 4 3 3 1 3 3 2 1 2 4 2 2 2 67
Widi 2 3 2 2 2 2 3 2 1 1 3 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 64
Syafak 2 3 1 4 2 3 1 3 2 1 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 2 2 63
Tikno 2 3 2 2 3 3 3 3 2 1 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 3 3 2 2 68
Sumber: (Kuisioner Nordic Body Map)
53

Keterangan:
Total Skor 28-49 = Rendah (Tidak diperlukan tindakan)
Total Skor 50-70 = Sedang (Mungkin diperlukan tindakan)
Total Skor 71-91 = Tinggi (Diperlukan tindakan segera)
Total Skor 92-112 = Sangat Tinggi (Diperlukan tindakan saat ini juga)
54

Berikut merupakan rekapitulasi data dari hasil kuisioner Nordic Body Map,
yaitu:
Tabel 4. 6 Keterangan Hasil Rekapitulasi Kuisioner NBM

No Nama Bagian Produksi Total Keterangan


Pekerja Skor
1 Karsono 93 Sangat Tinggi (Diperlukan Tindakan Saat Ini)
Penerimaan dan
2 Supri 86 Tinggi (Diperlukan Tindakan Segera)
Penyimpanan
3 Ibnu 68 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
Bahan Baku
4 Fery 67 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
5 Toro 60 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
Pemasakan dan
6 Ida 57 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
Penghangatan
7 Nur 55 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
Makanan
8 Rini 53 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
9 Yuni 54 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
10 Tomi 50 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
11 Listri 48 Rendah (Tidak Diperlukan Tindakan)
12 Ali Pewadahan 48 Rendah (Tidak Diperlukan Tindakan)
13 Umi Makanan 47 Rendah (Tidak Diperlukan Tindakan)
14 Tri 45 Rendah (Tidak Diperlukan Tindakan)
15 Ani 38 Rendah (Tidak Diperlukan Tindakan)
16 Rustini 35 Rendah (Tidak Diperlukan Tindakan)
17 Tikno 68 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
18 Sabar Pengangkutan 67 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
19 Widi Makanan 64 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
20 Syafak 63 Sedang (Mungkin Diperlukan Tindakan)
Sumber: (Kuisioner Nordic Body Map)
Dari hasil data rekapitulasi dengan kuisioner Nordic Body Map pada bagian
produksi diperoleh total skor dari para pekerja yang ditunjukkan pada tabel rekapitulasi
setiap proses produksi. Total skor tertinggi terdapat pada proses penerimaan dan
penyimpanan barang dimana ditemukan 1 orang pekerja dengan total skor 93. Sehingga
dapat diartikan bahwa pekerja tersebut termasuk kategori tingkat resiko yang sangat
tinggi dan diperlukan tindakan saat ini juga. Kemudian ditemukan 1 orang pekerja
55

dengan total skor 86. Sehingga dapat diartikan bahwa pekerja tersebut termasuk
kategori tingkat resiko tinggi dan diperlukan tindakan segera. Lalu ditemukan 2 orang
pekerja dengan total skor 68 dan 67. Sehingga dapat diartikan bahwa pekerja tersebut
termasuk kategori tingkat resiko sedang dimana mungkin diperlukan tindakan.
4.1.5 Penilaian Postur Kerja Dengan Ovako Work Analysis System (OWAS)
Dari pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner NBM,
diperoleh total skor tertinggi pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku.
Namun perlu adanya pengolahan lebih lanjut agar memperoleh hasil yang lebih
terperinci. Pengolahan data selanjutnya yaitu melakukan penilaian postur kerja pada
proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku menggunakan metode Ovako Work
Analysis System (OWAS).
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan observasi langsung pada tempat
proses produksi penerimaan dan penyimpanan bahan baku. Data yang dikumpulkan
berupa foto postur kerja dari para pekerja yang sedang bekerja. Setelah pengumpulan
data, diperoleh 8 kegiatan yang dilakukan pekerja bagian penerimaan dan penyimpanan
bahan baku, diantaranya adalah:
Tabel 4. 7 Pekerjaan Pada Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

No Kegiatan Nama Pekerja


1 Mengambil bahan baku dari mobil box/ pick up supplier Supri
2 Menurunkan bahan baku dari mobil box/ pick up supplier Supri
3 Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan Karsono
4 Meletakkan bahan baku ke ruang penyimpanan Karsono
5 Penataan bahan baku di ruang penyimpanan Fery
6 Bahan baku dibawa dari ruang penyimpanan ke ruang cuci Fery
7 Membawa bahan baku bersih ke dapur Ibnu
8 Mengambil bahan baku baru untuk masakan lainnya Ibnu
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
56

4.1.6 Analisa Pendekatan Metode OWAS


Postur kerja merupakan aspek penting dalam melakukan suatu pekerjaan.
Apabila postur kerja yang dilakukan oleh pekerja termasuk dalam kategori postur
janggal, maka jika digunakan secara terus menerus tentu dapat menyebabkan rasa nyeri
yang dirasakan oleh pekerja. Dengan begitu, kualitas pekerjaan dari pekerja akan tidak
optimal. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, tentu diperlukan pedoman postur kerja
yang baik dan benar.
Dalam memecahkan suatu permasalahan terkait postur kerja, terdapat berbagai
macam metode yang mampu memberikan dampak positif bagi pemilik perusahaan
khususnya pada CV. Kusuma Sari yang di dalamnya terdapat permasalahan postur
kerja. Metode yang digunakan yaitu menggunakan metode Ovako Work Analysis
System (OWAS). Metode ini mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang terkait
dengan postur kerja dengan cara memberikan nilai atau skor pada setiap postur yang
ada di proses produksi CV. Kusuma Sari. Metode OWAS ini digunakan karena
parameter yang digunakan oleh metode ini yaitu tubuh bagian bawah seperti lengan,
punggung, kaki dan berat beban termasuk dalam perhitungan yang mana aspek tersebut
merupakan aspek penting dalam melakukan analisa postur kerja.
Untuk langkah awalnya dimulai dengan cara penentuan kode atau skor pada
setiap kegiatan yang ada pada proses produksi berdasarkan data hasil akhir dari
kuisioner Nordic Body Map (NBM). Kemudian kode atau skor tersebut diolah atau
dianalisa lebih lanjut hingga diperoleh hasil skor akhir. Skor akhir tersebut nantinya
dapat disimpulkan apakah termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan (3 atau 4)
atau tidak diperlukan perbaikan (1 atau 2). Apabila skor termasuk dalam kategori tidak
diperlukan perbaikan maka tidak diperlukan usulan postur kerja baru. Sebaliknya,
apabila skor termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan maka diperlukan usulan
postur kerja baru.
Lalu, dalam penentuan postur kerja baru diberikan usulan postur yang mampu
mengurangi keluhan MSDs berdasar pada metode OWAS. Usulan postur kerja tersebut
diolah atau dianalisa lebih lanjut hingga diperoleh hasil skor akhir. Skor akhir tersebut
57

nantinya dapat disimpulkan apakah termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan


usulan postur (3 atau 4) atau tidak diperlukan perbaikan usulan postur (1 atau 2).
Apabila skor termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan usulan postur maka
diperlukan usulan postur kerja baru. Sebaliknya, apabila skor termasuk dalam kategori
tidak diperlukan perbaikan usulan postur maka tidak diperlukan usulan postur kerja
baru yang artinya usulan postur kerja tersebut dapat digunakan oleh pekerja.

4.2 Pengolahan Data


Berikut merupakan pengolahan data yang dilakukan selama penelitian,
diantaranya sebagai berikut:
4.2.1 Penentuan Kode Menggunakan Metode OWAS
Metode Ovako Work Analysis System (OWAS) adalah suatu metode yang sering
digunakan untuk meyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs). Metode OWAS menilai postur tubuh seseorang
yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) pada bagian punggung,
lengan dan kaki. Dengan penerapan metode OWAS pada pekerja yang merasakan
keluhan musculoskeletal, akan menciptakan suatu lingkungan kerja yang nyaman dan
dapat meringankan atau menghilangkan keluhan musculoskeletal disorders yang
terjadi pada pekerja.
Penilaian postur kerja dilakukan dengan cara mengamati serta
mendokumentasikan setiap sikap tubuh pada saat bekerja yang terfokus pada tubuh
bagian punggung, lengan, kaki dan berat beban yang diangkat. Penilaian dilakukan
pada 8 kegiatan proses produksi penerimaan dan penyimpanan bahan baku. Berikut
adalah kegiatan proses produksi penerimaan dan penyimpanan bahan baku sekaligus
sikap para pekerjanya:
58

1. Postur Kerja Kegiatan Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil supplier)

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 11 Mengambil bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja pertama memiliki sikap mengambil bahan baku dari mobil
supplier. Sikap punggung membungkuk kedepan dengan kedua lengan dibawah bahu
dan berdiri dengan kedua lutut kaki sedikit tertukuk serta beban 25 kilogram.
Tabel 4. 8 Penilaian Postur Kerja Pertama

Sikap Kode Keterangan


Punggung 2 Membungkuk ke depan
Lengan 1 Kedua lengan di bawah bahu
Kaki 4 Berdiri dengan kedua lutut
sedikit tertekuk
Beban 3 >20 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
59

2. Postur Kerja Kegiatan Kedua (Menurunkan bahan baku dari mobil supplier)

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 12 Menurunkan bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja kedua memiliki sikap menurunkan bahan baku dari mobil box
supplier. Sikap punggung memutar dan bergerak kearah samping dengan kedua lengan
berada dibawah bahu dan berdiri dengan kedua kaki lurus serta berat beban 25
kilogram.
Tabel 4. 9 Penilaian Postur Kerja Kedua

Sikap Kode Keterangan


Punggung 3 Memutar ke samping
Lengan 1 Kedua lengan di bawah bahu
Kaki 2 Berdiri bertumpu kedua kaki
lurus
Beban 3 >20 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
60

3. Postur Kerja Kegiatan Ketiga (Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan)

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 13 Membawa bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja ketiga memiliki sikap membawa bahan baku ke ruang
penyimpanan memiliki sikap punggung membungkuk ke depan dengan kedua lengan
berada dibawah bahu dan melakukan gerakan berpindah tempat serta beban dengan
berat 25 kilogram.
Tabel 4. 10 Penilaian Postur Kerja Ketiga

Sikap Kode Keterangan


Punggung 2 Membungkuk kedepan
Lengan 1 Kedua lengan dibawah bahu
Kaki 7 Bergerak atau berpindah
Beban 3 >20 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
61

4. Postur Kerja Kegiatan Keempat (Meletakkan bahan baku di ruang penyimpanan)

Lengan Punggung

Kaki

Gambar 4. 14 Meletakkan bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja keempat memiliki sikap meletakan bahan baku di ruang
penyimpanan. Sikap punggung tegak dengan satu lengan diatas bahu dan bertumpu
dengan kedua kaki lurus serta beban dengan berat 25 kilogram.
Tabel 4. 11 Penilaian Postur Kerja Keempat

Sikap Kode Keterangan


Punggung 1 Tegak
Lengan 2 Satu lengan diatas bahu
Kaki 2 Berdiri bertumpu kedua kaki
lurus
Beban 3 >20 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
62

5. Postur Kerja Kegiatan Kelima (Penataan bahan baku di ruang penyimpanan)

Punggung
Lengan

Kaki

Gambar 4. 15 Penataan bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja kelima memiliki sikap penataan bahan baku. Sikap punggung
tegak dengan satu lengan diatas bahu dan berdiri dengan kedua kaki bertumpu lurus
serta dengan beban berat 8 kilogram.
Tabel 4. 12 Penilaian Postur Kerja Kelima

Sikap Kode Keterangan


Punggung 1 Tegak
Lengan 2 Satu lengan diatas bahu
Kaki 2 Berdiri kaki lurus
Beban 1 <10 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
63

6. Postur Kerja Kegiatan Keenam (Bahan baku dari ruang penyimpanan dibawa ke
ruang cuci)

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 16 Membawa bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja keenam memiliki sikap membawa bahan baku dari ruang
penyimpanan ke ruang cuci. Sikap punggung membungkuk kedepan dengan kedua
lengan dibawah bahu dan melukan gerakan berpindah serta beban dengan berat 8
kilogram.
Tabel 4. 13 Penilaian Postur Kerja Keenam

Sikap Kode Keterangan


Punggung 2 Membungkuk kedepan
Lengan 1 Kedua lengan dibawah bahu
Kaki 7 Bergerak dan berpindah
Beban 1 <10 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
64

7. Postur Kerja Kegiatan Ketujuh (Membawa bahan baku bersih ke dapur)

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 17 Membawa bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja ketujuh memiliki sikap membawa bahan makanan bersih
kedapur. Sikap punggung membungkuk kedepan dengan kedua lengan dibawah bahu
dan kaki melakukan gerakan berpindah tempat serta beban dengan berat 8 kilogram.
Tabel 4. 14 Penilaian Postur Kerja Ketujuh

Sikap Kode Keterangan


Punggung 2 Membungkuk kedepan
Lengan 1 Kedua lengan dibawah bahu
Kaki 7 Bergerak dan berpindah
Beban 1 <10 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
65

8. Postur Kerja Kegiatan Kedelapan (Mengambil bahan baku baru untuk masakan
lainnya)

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 18 Mengambil bahan baku


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

Pada postur kerja kedelapan memiliki sikap mengambil bahan makanan baru.
Sikap punggung tegak dengan kedua lengan dibawah bahu dan kaki berdiri dengan
kedua lutut kaki sedikit tertukuk serta beban dengan berat 8 kilogram.
Tabel 4. 15 Penilaian Postur Kerja Kedelapan

Sikap Kode Keterangan


Punggung 1 Tegak
Lengan 1 Kedua lengan dibawah bahu
Kaki 4 Berdiri dengan kedua lutut
tertekuk
Beban 1 <10 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
66

Berikut merupakan data rekapitulasi hasil pengolahan data menggunakan metode


Ovako Work Analysis System (OWAS) yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 16 Data Rekapitulasi Semua Postur Kerja Pada Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
Baku

No Postur Kerja Kode


1 Postur Kerja ke – 1 2143
2 Postur Kerja ke – 2 3123
3 Postur Kerja ke – 3 2173
4 Postur Kerja ke – 4 1223
5 Postur Kerja ke – 5 1221
6 Postur Kerja ke – 6 2171
7 Postur Kerja ke – 7 2171
8 Postur Kerja ke – 8 1141
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)

4.2.2 Pengolahan Data Menggunakan Software WinOWAS


Software WinOWAS merupakan sebuah aplikasi ergonomi yang berfungsi untuk
menganalisis setiap postur kerja dari para pekerja. Sofware WinOwas dapat
menganalisis bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders
(MSDs) atau cedera yang disebabkan oleh postur kerja yang tidak alamiah. Untuk
pengoperasiannya, data yang digunakan sebagai acuan yaitu postur kerja dari kegiatan
proses produksi yang dilakukan oleh para pekerja yang mendapatkan total skor
tertinggi berdasarkan kuisioner NBM dan penentuan kode pada setiap postur kegiatan
kerja dengan metode OWAS.
Berikut ini adalah pengolahan data pekerja proses produksi penerimaan dan
penyimpanan bahan baku dengan menggunakan software WinOwas:
1. Pengisian Data Diri Peneliti
Pada tahap ini peneliti mengisikan data diri pada jendela WinOWAS setup yang
tersedia.
67

Gambar 4. 19 Pengisian Data Diri Peneliti


Sumber: (Software WinOWAS)

2. Tampilan Awal Software WinOWAS


Setelah mengisi data diri pada WinOWAS setup muncul tampilan software
WinOWAS seperti berikut.

Gambar 4. 20 Tampilan Awal Software WinOWAS


Sumber: (Software WinOWAS)
68

3. Penjelasan Riset
Kemudian melakukan pengisian ulang data diri pada jendela Background
Informations seperti berikut.

Gambar 4. 21 Penjelasan Riset


Sumber: (Software WinOWAS)

4. Penyusunan Kegiatan Kerja


Lalu mengisi data berupa jumlah kegiatan postur kerja yang ada pada proses
produksi bagian penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.

Gambar 4. 22 Penyusunan Kegiatan Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)
69

5. Postur Kerja Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil supplier)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
2 yaitu memutar dan bergerak ke samping, lengan 1 yaitu kedua lengan berada
di bawah bahu, kaki 4 yaitu berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus dan beban 3
yaitu >20 kg. Pada tahap ini membutuhkan waktu sekitar 3 detik.

Gambar 4. 23 Perhitungan Postur Kerja Pertama


Sumber: (Software WinOWAS)

6. Postur Kerja Kedua (Menurunkan bahan baku dari mobil supplier)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
3 yaitu membungkuk ke depan, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah
bahu, kaki 2 yaitu berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk dan
beban 3 yaitu >20 kg. Pada tahap ini membutuhkan waktu sekitar 4 detik.
70

Gambar 4. 24 Perhitungan Postur Kerja Kedua


Sumber: (Software WinOWAS)

7. Postur Kerja Ketiga (Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
2 yaitu membungkuk ke depan, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah
bahu, kaki 7 yaitu bergerak atau berpindah dan beban 3 yaitu >20 kg. Pada tahap
ini membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
71

Gambar 4. 25 Perhitungan Postur Kerja Ketiga


Sumber: (Software WinOWAS)

8. Postur Kerja Keempat (Meletakkan bahan baku di ruang penyimpanan)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
1 yaitu tegak, lengan 2 yaitu satu lengan berada di atas bahu, kaki 2 yaitu berdiri
bertumpu pada kedua kaki lurus dan beban 3 yaitu >20 kg. Pada tahap ini
membutuhkan waktu sekitar 4 detik.
72

Gambar 4. 26 Perhitungan Postur Kerja Keempat


Sumber: (Software WinOWAS)

9. Postur Kerja Kelima (Penataan bahan baku di ruang penyimpanan)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
1 yaitu tegak, lengan 2 yaitu satu lengan berada di atas bahu, kaki 2 yaitu berdiri
bertumpu pada kedua kaki lurus dan beban 1 yaitu <10 kg. Pada tahap ini
membutuhkan waktu sekitar 24 detik.
73

Gambar 4. 27 Perhitungan Postur Kerja Kelima


Sumber: (Software WinOWAS)

10. Postur Kerja Keenam (Bahan baku dari ruang penyimpanan dibawa ke ruang
cuci)
Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
2 yaitu membungkuk ke depan, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah
bahu, kaki 7 yaitu bergerak atau berpindah dan beban 1 yaitu <10 kg. Pada tahap
ini membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
74

Gambar 4. 28 Perhitungan Postur Kerja Keenam


Sumber: (Software WinOWAS)

11. Postur Kerja Ketujuh (Membawa bahan baku bersih ke dapur)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
2 yaitu membungkuk ke depan, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah
bahu, kaki 7 yaitu bergerak atau berpindah dan beban 1 yaitu <10 kg. Pada tahap
ini membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
75

Gambar 4. 29 Perhitungan Postur Kerja Ketujuh


Sumber: (Software WinOWAS)

12. Postur Kerja Kedelapan (Mengambil bahan baku baru untuk masakan lainnya)
Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil kode dari postur punggung sebesar
1 yaitu tegak, lengan 1 yaitu kedua lengan berada di bawah bahu, kaki 4 yaitu
berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut ditekuk dan beban 1 yaitu <10 kg.
Pada tahap ini membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
76

Gambar 4. 30 Perhitungan Postur Kerja Kedelapan


Sumber: (Software WinOWAS)

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, berikut merupakan data rekapitulasi


hasil pengolahan data menggunakan software WinOwas yaitu sebagai berikut:

Gambar 4. 31 Rekapitulasi Seluruh Postur Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)
77

Gambar 4. 32 Grafik Seluruh Postur Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)

Berdasarkan hasil akhir rekapitulasi dan grafik semua postur kerja yang
dilakukan pada proses penerimaan dan penggunaan bahan baku, maka dapat
disimpulkan bahwa postur kerja kedua, keempat dan kelima dengan kode 3123, 1223
dan 1221 termasuk dalam kategori 1. Kemudian untuk postur kerja keenam, ketujuh
dan kedelapan dengan kode 2171, 2171 dan 1141 termasuk dalam kategori 2. Terakhir
untuk postur kerja pertama dan ketiga dengan kode 2143 dan 2173 termasuk dalam
kategori 3.
78

4.3 Analisa dan Interpretasi


Berikut ini merupakan analisa dari hasil pengolahan data dengan menggunakan
metode Ovako Work Analysis System (OWAS) khususnya menggunakan software
WinOwas:
4.3.1 Analisa Dari Hasil Pengolahan Data Menggunakan Software WinOWAS
Berdasarkan hasil analisa dari pengolahan data menggunakan software WinOwas
dapat dijabarkan bahwa pada proses produksi penerimaan dan penyimpanan bahan
baku terdapat 8 kegiatan yang dilakukan oleh 4 pekerja. Dari 8 kegiatan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa postur kerja kedua, keempat dan kelima dengan kode 3123, 1223
dan 1221 termasuk dalam kategori 1. Kemudian untuk postur kerja keenam, ketujuh
dan kedelapan dengan kode 2171, 2171 dan 1141 termasuk dalam kategori 2. Terakhir
untuk postur kerja pertama dan ketiga dengan kode 2143 dan 2173 termasuk dalam
kategori 3. Dari hasil tersebut maka postur kerja pertama dan ketiga perlu dianalisa
lebih lanjut dengan cara memberikan usulan perbaikan postur kerja guna mengurangi
keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
4.3.2 Penentuan Kode Usulan Perbaikan Postur Kerja Menggunakan Metode
OWAS
Berikut ini merupakan beberapa postur kerja yang perlu untuk dilakukan
perbaikan karena termasuk dalam action categories tinggi (3 atau 4) yaitu:
Tabel 4. 17 Beberapa Postur Kerja Yang Perlu Diperbaiki

No Postur Kerja Kode Kategori Resiko Tindakan Perbaikan


1 Postur ke – 1 2143 3 Diperlukan tindakan
2 Postur ke – 3 2173 3 Diperlukan tindakan
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pada postur kerja tersebut perlu
dilakukan perbaikan. Maka dari itu diperlukan usulan postur kerja yang baik guna
mengurangi atau menghilangkan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs). Adapun
penentuan kode usulan postur kerja dengan menggunakan metode OWAS yang
diberikan yaitu sebagai berikut:
79

1. Usulan Perbaikan Postur Kerja Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil
supplier)
Kegiatan pertama yang dilakukan adalah mengambil bahan baku dari mobil box/
pick up supplier. Postur kerja yang dilakukan sebelum perbaikan yaitu sikap
punggung membungkuk kedepan dengan kedua lengan dibawah bahu dan berdiri
dengan kedua lutut kaki sedikit tertukuk serta beban 25 kilogram. Postur tersebut
menyebabkan pekerja mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs)
berupa nyeri pada bagian tubuh tertentu khususnya punggung, tangan dan kaki
sehingga perlu dilakukan perbaikan postur kerja. Perbaikan postur yang
dilakukan yaitu mengubah sikap punggung menjadi tegak dengan kedua tangan
masih sama dan mengubah sikap kaki menjadi berdiri bertumpu kedua kaki lurus.
Perbaikan postur kerja ini berpedoman pada metode Ovako Work Analysis
System (OWAS) dimana postur kerja setelah perbaikan diatur agar dapat
mengurangi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang terjadi pada postur
kerja sebelumnya.
80

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 33 Usulan Perbaikan Postur Kerja Pertama


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
Berdasarkan pengolahan data di atas, penilaian yang dilakukan pada usulan
perbaikan postur kerja pertama yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 18 Penilaian Perbaikan Postur Kerja Pertama

Sikap Kode Keterangan


Punggung 1 Tegak
Lengan 1 Kedua lengan berada di bawah
bahu
Kaki 2 Berdiri bertumpu pada kedua
kaki lurus
Beban 3 >20 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
81

2. Usulan Perbaikan Postur Kerja Ketiga (Membawa bahan baku ke ruang


penyimpanan)
Kegiatan ketiga yang dilakukan adalah membawa bahan baku ke ruang
penyimpanan. Postur kerja yang dilakukan sebelum perbaikan yaitu sikap
punggung membungkuk ke depan dengan kedua lengan dibawah bahu dan kaki
dalam kondisi berjalan serta beban 25 kilogram. Postur tersebut menyebabkan
pekerja mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) berupa nyeri
pada bagian tubuh tertentu khususnya punggung, tangan dan kaki sehingga perlu
dilakukan perbaikan postur kerja. Perbaikan postur yang dilakukan yaitu
mengubah sikap punggung menjadi tegak dengan kedua tangan dan kaki masih
sama. Perbaikan postur kerja ini berpedoman pada metode Ovako Work Analysis
System (OWAS) dimana postur kerja setelah perbaikan diatur agar dapat
mengurangi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang terjadi pada postur
kerja sebelumnya.
82

Punggung

Lengan

Kaki

Gambar 4. 34 Usulan Perbaikan Postur Kerja Ketiga


Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
Berdasarkan pengolahan data di atas, penilaian yang dilakukan pada usulan
perbaikan postur kerja pertama yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 19 Penilaian Perbaikan Postur Kerja Ketiga

Sikap Kode Keterangan


Punggung 1 Tegak
Lengan 1 Kedua lengan berada di bawah
bahu
Kaki 7 Bergerak atau berpindah
Beban 3 >20 kg
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
83

4.3.3 Usulan Perbaikan Postur Kerja Menggunakan Software WinOWAS


Dari tabel 4.25, dapat disimpulkan bahwa pada postur kerja pertama dan ketiga
perlu dilakukan perbaikan. Maka dari itu diperlukan usulan postur kerja yang baik guna
mengurangi atau menghilangkan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs). Adapun
usulan postur kerja menggunakan software WinOWAS yang diberikan yaitu sebagai
berikut:
1. Pengisian Data Diri Peneliti
Pada tahap ini peneliti mengisikan data diri pada jendela WinOWAS setup yang
tersedia.

Gambar 4. 35 Pengisian Data Diri Peneliti


Sumber: (Software WinOWAS)

2. Tampilan Awal Software WinOWAS


Setelah mengisi data diri pada WinOWAS setup muncul tampilan software
WinOWAS seperti berikut.
84

Gambar 4. 36 Tampilan Awal Software WinOWAS


Sumber: (Software WinOWAS)

3. Penjelasan Riset
Kemudian melakukan pengisian ulang data diri pada jendela Background
Informations seperti berikut.

Gambar 4. 37 Penjelasan Riset Usulan Postur Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)
85

4. Penyusunan Kegiatan Kerja


Lalu mengisi data berupa jumlah kegiatan postur kerja pada proses produksi
bagian penerimaan dan penyimpanan bahan baku yang akan diperbaiki postur
kerjanya.

Gambar 4. 38 Penyusunan Kegiatan Usulan Postur Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)

5. Usulan Postur Kerja Pertama (Mengambil bahan baku dari mobil supplier)
Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil akhir kode dari pengolahan data
proses mengambil bahan baku dari mobil supplier dengan software WinOWAS
sebelum perbaikan postur kerja adalah 2143 dengan waktu sekitar 3 detik. Postur
kerja tersebut termasuk dalam action categories 3 yang mana perlu dilakukan
usulan perbaikan postur kerja. Perbaikan postur yang dilakukan yaitu mengubah
sikap punggung menjadi tegak dengan kedua tangan masih sama dan mengubah
sikap kaki menjadi berdiri bertumpu kedua kaki lurus dengan beban tetap yaitu
25 kilogram. Dari usulan postur kerja tersebut diperoleh kode 1123 yang akan
diinput ke dalam software WinOWAS seperti berikut.
86

Gambar 4. 39 Perhitungan Usulan Postur Kerja Pertama


Sumber: (Software WinOWAS)

6. Postur Kerja Ketiga (Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan)


Data berdasar kuisioner NBM dan metode OWAS manual diinput ke dalam
software sesuai dengan postur kerjanya. Hasil akhir kode dari pengolahan data
proses membawa bahan baku ke ruang penyimpanan dengan software WinOWAS
sebelum perbaikan postur kerja adalah 2173 dengan waktu sekitar 10 detik.
Postur kerja tersebut termasuk dalam action categories 3 yang mana perlu
dilakukan usulan perbaikan postur kerja. Perbaikan postur yang dilakukan yaitu
mengubah sikap punggung menjadi tegak dengan kedua tangan dan kaki masih
sama dengan beban tetap yaitu 25 kilgoram. Dari usulan postur kerja tersebut
diperoleh kode 1173 yang akan diinput ke dalam software WinOWAS seperti
berikut.
87

Gambar 4. 40 Perhitungan Usulan Postur Kerja Ketiga


Sumber: (Software WinOWAS)

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, berikut merupakan data rekapitulasi


hasil pengolahan data menggunakan software WinOwas yaitu sebagai berikut:
88

Gambar 4. 41 Rekapitulasi Seluruh Usulan Postur Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)

Gambar 4. 42 Grafik Seluruh Usulan Postur Kerja


Sumber: (Software WinOWAS)
89

Berdasarkan hasil akhir rekapitulasi dan grafik semua usulan postur kerja yang
dilakukan pada proses penerimaan dan penggunaan bahan baku, maka dapat
disimpulkan bahwa postur kerja pertama dan ketiga dengan kode 1123 dan 1173
termasuk dalam kategori 1.
4.3.4 Analisa Perbaikan Postur Kerja
Analisa perbaikan postur kerja dilakukan dengan cara melakukan wawancara
ulang atau pendekatan secara langsung kepada pekerja-pekerja dengan memberikan
penjelasan terkait pentingnya penerapan postur kerja yang baik agar terhindar dari
resiko cidera yang lebih buruk jika dilakukan secara terus menerus dan berulang.
Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan memberikan usulan postur kerja kepada para
pekerja yang memiliki nilai action categories lebih dari 2 dan diberikan gambaran
berupa hasil pengolahan data sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan postur kerja.
Perbaikan postur kerja dilakukan pada 2 kegiatan yaitu pada postur pertama
(mengambil bahan baku dari mobil box/ pick up supplier) dan postur ketiga (membawa
bahan baku ke ruang penyimpanan). Berikut merupakan hasil sebelum dan sesudah
perbaikan postur kerja yang dilakukan pada postur kerja pertama dan ketiga.
Tabel 4. 20 Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan Postur Kerja

Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan


Postur
No Action Tindakan Action Tindakan
Kerja Kode Kode
Categories Perbaikan Categories Perbaikan
Diperlukan Tidak
1 Pertama 2143 3 1123 1
segera diperlukan
Diperlukan Tidak
2 Ketiga 2173 3 1173 1
segera diperlukan
Sumber: (CV. Kusuma Sari Snack & Catering)
90

4.3.5 Nordic Body Map Setelah Perbaikan Postur Kerja


Berdasarkan hasil pengolahan data serta analisa postur kerja baru, berikut ini merupakan data rekapitulasi hasil
pengisian kuisioner Nordic Body Map baru setelah dilakukan perbaikan postur kerja kepada para pekerja proses penerimaan
dan penyimpanan bahan baku.
Tabel 4. 21 Hasil Rekapitulasi Postur Kerja Baru Pada Proses Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku

Pekerja Bagian Otot Skeletel Total


Skor
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Supri 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 59
Karsono 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 65
Fery 2 3 2 2 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 67
Ibnu 2 3 2 3 3 3 3 2 1 1 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 68
Sumber: (Kuisioner Nordic Body Map)
Dari hasil usulan postur kerja yang diberikan kepada para pekerja proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
dapat disimpulkan pada tabel diatas. Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dinyatakan 2 pekerja atas nama Supri dan
Karsono pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku mengalami perubahan total skor menjadi 59 dan 65. Hasil
tersebut termasuk dalam kategori sedang (<71) yaitu mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari. Skor tersebut lebih
rendah jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan perbaikan postur kerja yang tercantum pada kuisioner Nordic Body
Map awal yaitu dengan skor 86 dan 93.
91

4.3.6 Standar Operasional Prosedur Postur Kerja CV. Kusuma Sari


Standar operasional prosedur atau yang sering disingkat SOP merupakan
suatu dokumen berupa petunjuk atau arahan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan
supaya memperoleh hasil yang maksimal. Adapun tujuan SOP sendiri yaitu
menjadikan suatu aturan sebagai pedoman pada saat bekerja sehingga mampu
mengurangi resiko terjadinya failure dalam pekerjaan. Dengan adanya SOP ini
maka suatu kegiatan atau pekerjaan dapat berjalan efektif, efisien dan
terstandarisasi.
Pada CV. Kusuma Sari, pemimpin perusahaan tidak menetapkan SOP
mengenai postur kerja. Sehingga para pekerja CV. Kusuma Sari berpotensi
mengalami keluhan MSDs yang diakibatkan karena postur kerja yang janggal.
Maka dari itu, diperlukan SOP mengenai postur kerja yang baik guna mengurangi
keluhan MSDs yang terjadi pada para pekerja CV. Kusuma Sari khusunya pada unit
produksi.
Berikut ini merupakan SOP mengenai postur kerja yang dapat digunakan
guna mengurangi keluhan MSDs yang terjadi pada para pekerja CV. Kusuma Sari
dalam bentuk tulisan:
1. Posisi tubuh pada bagian punggung dalam melakukan pengangkatan bahan
baku atau barang direkomendasikan tegak.
2. Posisi tubuh pada bagian lengan dalam melakukan pengangkatan bahan baku
atau barang direkomendasikan menggunakan kedua lengan.
3. Posisi tubuh pada bagian kaki dalam melakukan pengangkatan dan
pemindahan bahan baku atau barang direkomendasikan menggunakan kedua
kaki lurus.
4. Beban yang diangkat oleh pekerja maksimal 25 kilogram.
5. Pada saat berdiri atau bergerak pada posisi berdiri tubuh bagian punggung,
lengan dan kaki direkomendasikan lurus tidak tertekuk.
6. Pada saat duduk atau bergerak pada posisi duduk tubuh bagian punggung,
lengan dan kaki direkomendasikan lurus tidak tertekuk.
92

Berikut ini merupakan SOP mengenai postur kerja yang dapat digunakan
guna mengurangi keluhan MSDs yang terjadi pada para pekerja CV. Kusuma Sari
dalam bentuk gambar:

Gambar 4. 43 Postur Kerja Berdiri


Sumber: (Physiotherapy, 2020)

Gambar 4. 44 Postur Kerja Duduk


Sumber: (Physiotherapy, 2020)

4.4 Pembuktian Hipotesa


Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan membuktikan bahwa
penyelesaian suatu permasalahan ergonomi berupa adanya keluhan musculoskeletal
disorders dapat dianalisa dengan menggunakan metode kuisioner Nordic Body Map
(NBM) dan metode Ovako Work Analysis System. Penggunaan metode Nordic Body
Map merupakan tahap awal penentuan pada proses produksi mana yang memang
perlu dilakukan analisa lebih lanjut dengan output skor tertinggi dari proses
produksi yang ada. Dari hasil pengolahan data di atas dengan menggunakan
kuisioner NBM, dapat dibuktikan bahwa pada proses penerimaan dan penyimpanan
93

bahan baku terdapat 1 pekerja yang memiliki total skor 93 Oleh karena itu
diperlukan tindakan saat ini juga. Kemudian pada proses penerimaan bahan baku
juga terdapat 1 pekerja yang memiliki total skor 86 Oleh karena itu diperlukan
tindakan segera. Hasil akhir dari kuisioner Nordic Body Map (NBM) akan dianalisa
lebih lanjut dengan metode Ovako Work Analysis System.
Kemudian berdasarkan pengolahan data menggunakan metode Ovako Work
Analysis System (OWAS) khususnya menggunakan software WinOWAS dapat
dibuktikan bahwa pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku terdapat
2 postur kerja yang memiliki action categories 3 yaitu mengambil bahan baku dari
mobil pick up supplier dan membawa bahan baku ke ruang penyimpanan yang
mana perlu dilakukan tindakan segera.
Setelah diketahui pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
terdapat 2 postur kerja yang memiliki action categories 3 kemudian diberikan
usulan perbaikan postur kerja sesuai dengan anjuran metode Ovako Work Analysis
System (OWAS). Usulan postur kerja tersebut kemudian diuji kelayakannya dengan
menggunakan metode Ovako Work Analysis System (OWAS) khususnya
menggunakan software WinOWAS sehingga diperoleh postur kerja yang dapat
mengurangi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dan relatif aman diterapkan
dalam jangka panjang.
Setelah diperoleh postur kerja yang sesuai yang dapat mengurangi keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs) dilanjutkan dengan uji kelayakan usulan postur
kerja dengan waktu sekitar 30 hingga 45 hari dan pengisian kuisioner Nordic Body
Map (NBM) baru kepada 2 pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) dan diperoleh pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan
baku mengalami perubahan total skor menjadi 59 dan 65. Hasil tersebut termasuk
dalam kategori sedang (<71) yaitu mungkin diperlukan tindakan dikemudian hari.
Skor tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum dilakukan perbaikan
postur kerja yang tercantum pada kuisioner Nordic Body Map awal yaitu dengan
skor 86 dan 93.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah menerapkan metode Nordic Body Map dan Ovako Work Analysis
System dengan didukung software WinOWAS pada riset ini, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Proses produksi yang dilakukan CV. Kusuma Sari memiliki 8 kegiatan utama
yaitu penerimaan dan penyimpanan bahan baku, pemotongan bahan baku,
pencucian bahan baku, peracikan bumbu, pemasakan dan penghangatan
makanan, pewadahan makanan, pengangkutan makanan dan pencucian
peralatan masak. Setelah melakukan observasi beserta wawancara, diketahui
terdapat beberapa proses yang di dalamnya terdapat keluhan musculoskeletal
disorders yaitu proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku, pemasakan
dan penghangatan makanan, pewadahan makanan, dan pengangkutan
makanan. Untuk mengetahui tingkat keluhan yang dirasakan oleh pekerja
diukur dengan kuisioner Nordic Body Map. Kemudian diperoleh skor
tertinggi yang jatuh pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses tersebut memiliki pengaruh
paling besar terhadap timbulnya keluhan musculoskeletal disorders dan pada
proses ini diperlukan tindakan analisis lebih lanjut.
2. Proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku memiliki 8 kegiatan utama
yang dilakukan secara rutin oleh para pekerja yaitu:
 Mengambil bahan baku dari mobil supplier
 Menurunkan bahan baku dari mobil supplier
 Membawa bahan baku ke ruang penyimpanan
 Meletakkan bahan baku ke ruang penyimpanan
 Penataan bahan baku di ruang penyimpanan
 Bahan baku dibawa dari ruang penyimpanan ke ruang cuci
 Membawa bahan baku bersih ke dapur

94
95

 Mengambil bahan baku untuk masakan lainnya


3. Kemudian adapun hasil pengolahan data menggunakan metode Ovako Work
Analysis System (OWAS) dengan didukung Software WinOWAS dari 8
kegiatan diatas yaitu sebagai berikut:
 Pada kegiatan kedua, keempat dan kelima dengan kode 3123, 1223 dan
1221 termasuk dalam action categories 1 sehingga tindakan perbaikan
tidak diperlukan
 Pada kegiatan keenam, ketujuh dan kedelapan dengan kode 2171, 2171
dan 1141 termasuk dalam action categories 2 sehingga tindakan perbaikan
mungkin diperlukan
 Pada kegiatan pertama dan ketiga dengan kode 2143 dan 2173 termasuk
dalam action categories 3 sehingga tindakan perbaikan diperlukan
sesegera mungkin
4. Untuk mengurangi nilai action categories agar dibawah ambang toleransi
maka diperlukan usulan perbaikan postur kerja. Hasil dari usulan perbaikan
postur kerja pada kegiatan pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut:
 Pada kegiatan pertama termasuk dalam action categories 3. Setelah
dilakukan perbaikan postur kerja pada kegiatan pertama, nilai action
categories turun menjadi 1 sehingga tindakan perbaikan tidak diperlukan.
 Pada kegiatan ketiga termasuk dalam action categories 3. Setelah
dilakukan perbaikan postur kerja pada kegiatan ketiga, nilai action
categories turun menjadi 1 sehingga tindakan perbaikan tidak diperlukan.
5. Pada tahap akhir setelah ditemukan usulan perbaikan postur kerja baru, diuji
dengan uji kelayakan usulan postur kerja dengan waktu sekitar 1 hingga 2
bulan dan pengisian kuisioner Nordic Body Map (NBM) baru kepada 2
pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang
mana diperoleh hasil 2 orang yang mengalami keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) pada proses penerimaan dan penyimpanan bahan baku
mengalami penurunan skor akhir menjadi 59 dan 65 yang berarti ≤ 71 dengan
tingkat resiko sedang dan termasuk kategori mungkin diperlukan tindakan
perbaikan. Hasil tersebut lebih rendah dari hasil rekap kuisioner awal dengan
96

skor awal 86 yang termasuk kategori tinggi dan 93 termasuk kategori sangat
tinggi. Dengan begitu pekerja tidak lagi merasakan keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs) seperti sebelumnya.

5.2 Saran
Adapun saran dari penelitian ini untuk CV. Kusuma Sari terkait dengan
gangguan atau keluhan MSDs yang dialami oleh pekerja yaitu sebagai berikut:
1. Pentingnya pendekatan berupa komunikasi secara langsung kepada para
pekerja tentang pentingnya postur kerja yang baik oleh atasan.
2. Pemberian SOP mengenai postur kerja yang aman digunakan oleh pekerja
CV. Kusuma Sari.
3. Memberikan contoh gerakan secara langsung dan pemberian gambar terkait
dengan bagaimana posisi kerja atau postur kerja yang aman agar terhindar
dari gangguan atau keluhan musculoskeletal disorders (MSDs).
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D. A. and Bati, N. C. (1930) ‘Analisa Postur Kerja Dengan Nordic


Body Map & Reba Pada Teknisi Painting Di Pt. Jakarta Teknologi Utama Motor
Pekanbaru’, Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan, 7(01), pp. 87–97. doi:
10.37859/jp.v7i01.563.
Dewi, N. F. (2019) ‘RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS ( MSDs
) PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT ( IGD )’, Journal of
Vocational Program University of Indonesia, 7, pp. 39–48.
Fitri, M. and Laila, W. (2017) ‘KAJIAN PERBAIKAN POSTUR KERJA
DENGAN METODE OWAS (OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS
SYSTEM) (Studi Kasus di Pabrik Roti Cimpago Putih)’, Jurnal Sains dan
Teknologi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknologi Industri, 17(2), p. 138. doi:
10.36275/stsp.v17i2.73.
Health, M. N. R. M. Mhs. F. (World (2004) ‘No Title‫’تحزن ال‬, Current topics
in microbiology and immunology, 284, pp. 99–119. Available at:
https://lib.unnes.ac.id/17153/1/1201408017.pdf.
Mulyati, D., et all (2017) ‘Analisis Postur Kerja Manual Material Handling
Dengan Metode Ovako Working Analisis System ( Owas ) Pada Home Industri
Mawar’, Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017], pp. 13–14.
No, V. and Dewi, N. F. (2020) ‘IDENTIFIKASI RISIKO ERGONOMI
DENGAN METODE NORDIC BODY Jurnal Sosial Humaniora Terapan’, 2(2),
pp. 125–134.
Physiotherapy, F. (2020) No Title, 24 December. Available at:
https://flexphysiotherapy.my/tabiat-buruk-yang-anda-selalu-buat-penyebab-sakit-
belakang/.
Pramestari, D. (2017) ‘Metode Ovako Work Posture Analysis System (
OWAS )’, Ikraith-Teknologi, 1(2), pp. 22–29.
Priyangga, A. (2010) Manual Material Handling. Available at:
http://anapriyangga.blogspot.com/2010/10/manual-material-handling-mmh.html.
Sanjaya, K. T. and Vidyantoro, A. D. (2019) ‘Analisa Perbaikan Postur Kerja

97
98

Dengan Menggunakan Metode OWAS (Ovako Work Analysis System) Dengan


Perancangan Fasilitas Di Bagian Penyortiran Batu Gamping PT. Timbul Persada’,
JATI UNIK : Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri, 2(1), p. 39. doi:
10.30737/jatiunik.v2i2.334.
Siboro, B. A. H., Afma, V. M. and Sulaiman, M. (2018) ‘Penerapan Proses
Integrasi Kegiatan Pemindahan Hasil Rebusan Sari Kedelai Ke Bak Penyaringan
Pabrik Tahu Di Batam (Studi Kasus Pabrik Tahu Pak Joko Dan Pak Udin)’, Jurnal
Sistem Teknik Industri, 20(2), pp. 47–52. doi: 10.32734/jsti.v20i2.489.
Sofian Bastuti1), Marjuki Zulziar1), E. S. and Pasifik, T. (2019) ‘Analisis
Postur Kerja Dengan Metode Owas ( Ovako Working Posture Analysis System )
Dan Qec ( Quick Exposure Checklist ) Untuk Mengurangi Terjadinya Kelelahan
Musculoskeletal Disorders’, Alat Ukur pendeteksi Gas Karbon monoksida, 2(2).
Sunedi, S., Imron, M. and Purwangka, F. (2019) ‘Penilaian Postur Kerja dan
Risiko Musculoskeletal Disorders pada Aktivitas Penangkapan Glass Eel’, Jurnal
Akuatika Indonesia, 4(2), pp. 65–70.
Zen, Z. hayati and Mulyadi, A. (2017) ‘Analisis Postur Kerja Karyawan
Kantor di Departemen Produksi Menggunakan Metode Rapid Office Strain
Assesment (ROSA) (Studi Kasus : PT. Indah Kiat Pulp & Paper tbk)’, Jurnal Surya
Teknika, 5(02), pp. 46–56. doi: 10.37859/jst.v5i02.644.
Wijayanti, P., Sugiyono, A., & Marlyana, N. (2020). ANALISA
PENGUKURAN BEBAN KERJA DENGAN METODE REBA DAN NASA-TLX
DI DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT SEIDENSTICKER
INDONESIA. Prosiding Konferensi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster
Engineering.
LAMPIRAN

99
Lampiran 1 Kuisioner Nordic Body Map (NBM) dari pekerja CV. Kusuma Sari
pada proses produksi.

100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
Lampiran 2 Lembar Revisi Pasca Sidang.

122
123
124

Anda mungkin juga menyukai