SKRIPSI
Oleh:
Turas Rio Anggoro
09602241098
i
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Latihan Pembebanan Terhadap Power
Tungkai Atlet Taekwondo Junior Daerah Istimewa Yogyakarta 2016” yang disusun
oleh Turas Rio Anggoro, NIM. 09602241098 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk diujikan.
ii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ini benar-benar karya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah
asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditundanya yudisium pada periode
berikutnya.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tungkai Atlet Taekwondo Junior Daerah Istimewa Yogyakarta 2016” yang disusun
oleh Turas Rio Anggoro, NIM 09602241098 telah dipertahankan di depan Dewan
DEWAN PENGUJI
iv
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya Bapak Sugeng Riyadi dan Ibu Siti Aminah yang
2. Kepada adek Octalina Gendhis Savitri, S.S. yang selalu memberi semangat
pantang menyerah.
vi
PENGARUH LATIHAN PEMBEBANAN TERHADAP POWER TUNGKAI
ATLET TAEKWONDO JUNIOR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2016 (STUDI EKSPERIMEN PRA-KOMPETISI)
Oleh :
Turas Rio Anggoro
09602241098
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan Karunia-Nya,
serta dorongan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta
4. Abdul Alim, M.Or. Penasehat Akademik yang telah dengan ikhlas memberikan
ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam
penulisan skripsi.
viii
6. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari, M.Or. Pembina UKM Taekwondo UNY
7. Bapak dan ibu dosen yang memberikan bekal ilmu selama penulis kuliah di
8. Bapak dan ibu staff karyawan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat
Disadari sepenuh hati, bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun sangat
diharapkan demi kelengkapan isi dan hasil dari skripsi ini. Semoga hasil skripsi ini
dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada
umumnya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
x
C. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 39
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 41
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Data Hasil Pretest dan Posttest Vertical Jump Test .......................... 51
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Otot Tungkai ................................................................................. 12
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Undangan Seminar Proposal ...................................................... 65
Lampiran 2. Hasil Pembahasan Seminar Proposal ......................................... 66
Lampiran 3. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ....................................... 67
Lampiran 4. Permohonan Ijin Penelitian ........................................................ 68
Lampiran 5. Permohonan Ijin Penelitian Pengda TI DIY ............................... 69
Lampiran 6. Hasil Pretest dan Posttest ........................................................... 70
Lampiran 7. Presensi Kehadiran Atlet ............................................................ 71
Lampiran 8. Kolmogorov-Smirnov Test .......................................................... 72
Lampiran 9. Levene Statistic ........................................................................... 73
Lampiran 10.Paired Sample Test ..................................................................... 74
Lampiran 11.Sesi Latihan ................................................................................ 75
Lampiran 12.Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi ...................................... 108
Lampiran 13.Dokumentasi Penelitian .............................................................. 109
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
terjadi cedera saat pertandingan sangat besar. Untuk itu, dalam pertandingan
oleh kualitas fisik dan psikis. Kualitas fisik antara lain ditentukan oleh kebugaran
sistem energi aerobik dan sistem energi anaerobik. Selanjutnya kualitas psikis
sistem lain yang ada dalam dirinya. Sistem tersebut diantaranya adalah energi,
adalah ketahanan, kekuatan, kecepatan dan kelentukan. Masih ada komponen lain
Namun demikian bukan berarti komponen biomotor yang lain tidak diperlukan
1
2
power.
sepenuhnya diikuti dengan pola pembinaan yang terarah. Artinya, masih banyak
secara bertahap dan berkelanjutan. Untuk itu diperlukan perhatian terhadap sistem
kemampuan, kemauan dan komitmen yang tinggi untuk meraih hasil yang
Yogyakarta adalah pelajar kategori junior atau usia 15-18 tahun. Banyaknya event
kejuaraan di wilayah DIY yang sasarannya pelajar memberi dampak pada sekolah-
Selain itu pembinaan prestasi dicabang olahraga taekwondo dapat dicapai melalui
Program latihan power saat ini sudah banyak dan bervariasi, namun
belum ada latihan untuk peningkatan power atlet taekwondo yang dapat
tungkai yang sederhana, sehingga para pelatih mudah menerapkan model latihan
pada pembinaan prestasi. Dengan ini penulis merasa perlu untuk memberikan
hugo. Rompi beban hugo digunakan atlet ketika latihan, digunakan bergantian
Junior Daerah Istimewa Yogyakarta 2016”. Hal ini menjadi dasar bahwa
penelitian ini akan berguna sebagai upaya dalam peningkatan kualitas pembinaan
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
taekwondo.
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak menjadi luas, maka perlu
masalah di atas maka dalam penelitian ini hanya membahas Pengaruh Latihan
Pembebanan dalam penelitian ini adalah menggunakan rompi beban hugo dengan
berat 3 kg.
D. Rumusan Masalah
2016?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
a. Bagi pelatih agar dapat digunakan untuk meningkatkan power tungkai atlet
periodisasi pra-kompetisi.
kualitas tendangan.
2
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Power
kali antara kekuatan dan kecepatan. Untuk itu, urutan latihan untuk
dan kecepatan. Pada dasarnya setiap bentuk dari latihan kekuatan dan
a. Power
antara kekuatan dan kecepatan. Oleh karena itu, untuk melatih power
harus dimulai dari latihan kekuatan dan kecepatan. Artinya bahwa latihan
disebutkan bahwa poin yang dianggap sah adalah tendangan atau pukulan
Power tidak akan bisa bekerja dengan baik tanpa latihan yang benar.
pengertian power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Untuk
dari power adalah selalu bersifat eksplosif. Oleh karena itu semua bentuk
dengan irama cepat. Berikut ini disajikan susunan menu program latihan
b. Kekuatan
pada latihan kekuatan adalah untuk meningkatkan daya tahan otot dalam
luar dan beban dalam. Manfaat dari latihan kekuatan diantaranya untuk
langsung, sehingga otot-otot harus kuat. Kondisi otot-otot yang kuat akan
maksimal tanpa ada dukungan dari kekuatan. Oleh karena itu, untuk
lain yang akan dilatihkan juga akan mengalami kesulitan dalam meraih
prestasi.
c. Kecepatan
ayunan tungkai dan jumlah langkah. Gerakan panjang ayunan dan jumlah
frekuensi gerak per unit waktu dan kecepatan menempuh jarak tertentu.
cabang olahraga didasarkan pada jenis gerak pada cabang olahraga itu
1) Kecepatan Reaksi
seorang atlet sudah mempunyai persepsi, arah dan posisi sasaran yang
tunggal ini digunakan pada sasaran yang tidak bergerak, atau kalaupun
2) Kecepatan Gerak
gerak siklus dan non siklus. Selain kedua macam kecepatan tersebut
12
2. Otot Tungkai
Menurut Syaifuddin (1997: 70), otot tungkai terdari dari dua bagian yaitu:
fascia lata yang dibagi atas tiga golongan yaitu Otot abduktor yang
femoris, yang terdapat di bagian belakang paha terdiri dari bicep femoris
di sendi tumit dan telapak kaki di sebelah dalam. Otot kedang jari
3. Pengertian Latihan
a. Latihan
berasal dari kata dalam bahasa inggris yang dapat mengandung beberapa
14
yang berasal dari kata exercise adalah perangkat utama dalam proses
berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode dan aturan
“latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode
latih.
15
prestasi optimal.
adalah membantu para pembina, pelatih dan guru olahraga agar dapat
latihan tersebut,
“sasaran dan tujuan latihan secara garis besar, untuk (a) meningkatkan
adalah usaha atau proses untuk meningkatkan kualitas fisik dan harus
maksimal.
c. Prinsip Latihan
atau dihindari agar tujuan latihan dapat tercapai sesuai dengan harapan.
2) Prinsip Individual
tidak dapat disamakan antara orang yang satu dengan yang lainnya.
sakit cidera dan motivasi. Agar para pelatih berhasil dalam melatih
3) Prinsip Adaptasi
Hal itu antara lain tergantung dari usia, usia latihan, kualitas
tidak mampu diadaptasi oleh tubuh, sedang bila terlalu ringan tidak
diperlama.
energi, (b) spesifikasi bentuk dan model latihan, (c) spesifikasi ciri
gerak dan kelompok otot yang digunakan, dan (d) waktu periodisasi
melatih otot yang digunakan dalam melakukan gerak saja, tetapi otot
7) Prinsip Variasi
adalah perbandingan antara (1) kerja dan istirahat (2) latihan berat dan
21
kualitas.
(4) latihan suplemen untuk kebugaran otot dan kebugaran energi, dan
terjadinya cidera dan rasa sakit. Ada minimal empat macam kegiatan
pada tahap pemanasan, antara lain: (1) aktivitas yang bertujuan untuk
harus selalu dilakukan, terlebih lagi pada saat latihan kekuatan, Sebab
seperti pemanasan. Oleh karena pada saat latihan inti dan suplemen ,
lambat.
Prestasi olahraga tidak dapat dicapai dengan cara yang instan. Untuk
yang lama. Pengaruh beban latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubuh
yang lama.
4-10 tahun. Oleh karena itu, latihan jangka panjang selalu dipengaruhi
berhenti dari latihan dalam waktu tertentu bahkan dalam waktu lama,
secara otomatis. Sebab proses adaptasi yang terjadi sebagai hasil dari
dijaga melalui latihan yang kontinyu. Dengan demikian wajar jika ada
24
ini harus disadari oleh para pelatih dan olahragawan, sehingga tidak
benar-benar tepat (tidak telalu berat dan juga tidak terlalu ringan).
Sebab, bila beban latihan terlalu berat akan mengakibatkan cidera dan
sakit. Keadaan itu sering dinamakan overtraining. Hal itu akan sangat
pada setiap periode waktu tertentu. Dengan cara tersebut dapat tepat
olahragawan.
4. Perencanaan Latihan
Perencanaan adalah kekhususan dari tujuan yang ingin dicapai, serta cara-
serta memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh dari semua
sasarandan metode latihan pada setiap tahapan yang akan dilakukan oleh
dengan kegiatan jasmani dan pertimbangan terhadap potensi yang ada pada
latihan harus sederhana, merangsang dan harus fleksibel dalam isinya serta
program latihan, agar sasaran latihan dapat tercapai sesuai dengan apa yang
satu tahun terdapat beberapa pertandingan yang akan diikuti dan target
terlebih dahulu kesiapan atletnya yang dilatih. Untuk itu perlu dilakukan
dimiliki oleh atlet, sehingga dalam menentukan beban latihan akan tepat
kemampuan atlet, maka diadakan diskusi antara pelatih dan atlet dalam
kondisi kemampuan atlet hanya pelatih dan atletnya. Namun, bila atlet
diperlukan.
sasaran harian, mingguan atau bulanan secara pasti dan jelas. Sasaran
teoritik dan praktek. Untuk itu, materi latihan harus mengacu daya pikir
beban, sasaran dan metode latihan yang dilakukan, agar tujuan prestasi
puncak dapat diraih tepat pada waktunya. Tujuan latihan fisik adalah
harus mengacu pada waktu periodisasi yang sedang dijalani. Secara garis
pada pedoman yang telah disusun, namun tidak dapat dirubah dari
pedoman. Materi dan metode latihan dapat saja diubah dan disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan latihan, namun sasaran latihan harus tetap
seperti yang tertulis dalam program latihan. Hal itu tidak berarti bahwa
program latihan yang disusun tidak baik, tetapi merupakan hal yang biasa
proses latihan sering kali terjadi penyimpangan, baik yang berupa teknik,
bahwa selama dalam proses latihan tentu ada hal-hal yang menyimpang
dan hal itu sudah biasa terjadi, maka melalui pemantauan penyimpangan
tersebut dapat dikurangi dan dapat dengan segera diketahui. Oleh karena
latihan harus memalui tahap-tahap yang dilalui untuk menentukan apa yang
prestasi.
5. Hakekat Taekwondo
merupakan seni beladiri yang menggunakan teknik tangan dan kaki untuk
tergantung dari jenis kelamin, umur dan status sosial. Saat ini taekwondo
bisa juga disebut olahraga yang sudah merakyat atau dengan kata lain
pertarungan dengan tangan kosong merupakan dasar dari seni beladiri yang
dengan tubuh agar dapat bergerak bebas dan leluasa, sehingga dapat
31
digunakan saat menghadapi situasi yang kritis atau dapat digunakan setiap
menyerang dan bertahan, jadi taekwondo adalah seni beladiri yang menari
diatas. Kebanyakan taekwondoin adalah orang yang rendah hati, sopan dan
derajat.
memasukkan unsur hiburan. Sebagai salah satu cabang olahraga resmi yang
tentu banyak juga event kejuaraan yang diadakan sebagai sarana untuk
adalah nomor kyoruki adalah pertarungan satu lawan satu di arena dengan
kelas dalam pertandingan kyoruki yang terbagi menurut jenis kelamin dan
kelas untuk kategori putra yaitu, kelas under 54 kg, under 58 kg, under 63
kg, under 68 kg, under 74 kg, under 80 kg, under 87 kg dan over 87 kg
sedangkan pembagian kelas untuk putri yaitu, kelas under 46 kg, under 49
kg, under 53 kg, under 57 kg, under 62 kg, under 67 kg, under 73 kg dan
over 73 kg.
6. Hakekat Kyoruki
kata “kyoruda” yang aslinya berarti adu kekuatan fisik dan mental (spirit).
tentang suatu teknik bertahan dan menyerang pada suatu pertandingan, akan
dituntut dari segi fisik, teknik, taktik dan mental di dalamnya segingga dapat
cukup. Teknik yang boleh digunakan dalam kyoruki yaitu teknik tangan
(jireugi) dan kaki (chagi). Pada teknik tangan yang diperbolehkan adalah
pukulan kearah perut yaitu dengan pukulan yang menggunakan bagian dasar
atau pangkal dari jari telunjuk dan jari tengah (mejumok). Sedangkan teknik
kaki yang diperbolehkan jika perkenaan tendanagan itu pada bagian bawah
pangkal jari kaki (apchuk). Adapun poin yang sah sesuai World Taekwondo
mendapatkan 3 poin.
b. Kepala, daerah ini termasuk pada semua bagian kepala yang terlindungi
dan pertahanan serta mental itu sendiri yang kuat. Jadi singkatnya kyoruki
merupakan gabungan dari fisik, teknik, taktik, mental, spirit dan gerakan
mempunyai power tendangan yang baik. Power dalam tendangan pada saat
memperoleh nilai pada saat mengikuti pertandingan. Selain power, atlet juga
harus menguasai akurasi tendangan. Hal ini disebabkan karena power yang
Rules 2015). Dengan kata lain, power yang baik diimbangi dengan akurasi
rentang usia remaja awal antara 13 atau 14 tahun sampai 17 tahun. Usia
beberapa kategori kelas dan beberapa kategori usia. Salah satunya adalah
kategori usia Junior yaitu dalam rentang usia 15-18 tahun. Seorang atlet
kategori usia tertentu. Menurut Bidang Perwasitan PBTI pada Tae Kwon Do
Competition Rules 2015 usia atlet dibagi menjadi beberapa kategori. Berikut
Adalah atlet taekwondo usia dini, rentang usia pada kategori pra
untuk kategori pra junior sebanyak 12 kelas putra dan 12 kelas putri,
Atlet junior merupakan kategori usia paling ramai diikuti karena banyak
kelas putri. Kelas junior hanya diatur berat minimal kelas paling ringan
rentang usia 18-26 tahun. Kategori senior adalah kategori usia sangat
Olympic Games. Pembagian kelas dalam kategori usia senior ini berbeda
37
dengan kategori usia junior dan pra junior. Pada kategori usia ini sudah
event nasional adalah 8 kelas putra dan 8 kelas putri. Sedangkan untuk
kelas Olympic Games atau kelas International hanya 4 kelas putra dan 4
kelas putri.
8. Latihan Beban
weight training adalah salah satu cara pemantapan kondisi yang melibatkan
Djoko Pekik (2000: 59) latihan beban merupakan suatu bentuk latiahan
digunakan pada badan atlet dengan beban yang dapat diatur sesuai
diberikan pelatih. Rompi beban yang digunakan adalah rompi beban yang
ih nyaman dan seperti memakai body protector hanya saja ini lebih
dengan berat 3 kg. Hal ini dikarenakan subyek penelitian merupakan atlet
junior yang bisa dikatakan atlet muda pada rentang usia 15-17 tahun.
Penggunaan rompi beban hugo ini dilakukan pada saat junbyundong yaitu
pada saat pemanasan khusus untuk masuk latihan inti. Pada latihan inti juga
39
Tangga dengan Satu Kaki dan Turun Tangga dengan Satu Kaki Terhadap
penelitian adalah Atlet Taekwondo UKM UNY, yang dibagi menjadi dua
jumps.
tungkai pada atlet taekwondo yang mengikuti program latihan naik tangga
dengan satu kaki mempunyai pre test 41,5 cm dan post test 45,7 cm. Hal ini
menandakan adanya peningkatan sebesar 4,2 cm. (2) Pada kelompok yang
diberikan perlakuan turun tangga dengan satu kaki mempunyai pre test 41,5 cm
dan post test 47,6 cm mengalami peningkatan 6,1 cm. Hasil ini terbukti bahwa
latihan naik tangga dengan satu kaki dan turun tangga dengan satu kaki dapat
meningkatkan power otot tungkai atlet taekwondo UKM UNY. Dari hasil
rerata peningkatan naik tangga sebesar 4,2 cm dan turun tangga 6,1 cm.
C. Kerangka Berfikir
40
karena salah satu teknik penting dalam cabang olahraga taekwondo adalah
tendangan. Semakin besar power tungkai yang dimiliki maka akan semakin
lebih efektif dan efisien tendangan yang dilakukan. Menendang dalam cabang
tungkai atas dan tungkai bawah lurus. Hal ini yang seharusnya menjadi acuan
bentuk tendangan, sehingga latihan fisik dan latihan teknik selalu berkaitan dan
berkelanjutan.
untuk dapat menguasai teknik dengan baik dan benar. Dalam setiap latihan
harus dilakukan dengan teratur, terukur dan terprogram, begitupun juga dalam
power tungkai merupakan komponen fisik yang tidak bisa dipisahkan dari
mengetahui power atlet Junior DIY 2016 cabang taekwondo maka harus
41
yang tepat dan progresif. Latihan menggunakan rompi beban merupakan salah
latihan ini dilakukan secara kontinyu maka akan meningkatkan power atlet
yang akan berguna untuk mendapatkan point dengan power yang maksimal dan
D. Hipotesis Penelitian
teori dan kerangka berfikir. Dengan itu peneliti akan mengajukan hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Yogyakarta 2016. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One
O1 X O2
Keterangan:
Vertical Jump.
hugo. Dari data yang didapat pada tes power tungkai atlet kemudian
dilakukan selama 16 kali latihan dengan frekuensi 3 kali dalam satu minggu
selama enam minggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Maglishco (2003) yang
43
dikutip oleh Didik Joko Tri Purnomo (2009: 53) bahwa latihan akan
taekwondo junior 2016 untuk tidak melakukan aktivitas fisik diluar jam
2. Pegaruh cuaca dan kemasan waktu. Untuk mencegah pengaruh dari cuaca
maka kegiatan pemberian latihan dilakukan pada waktu sore hari, yaitu
3. Menggunakan lebih dari satu orang pengamat dan melengkapi instrumen tes
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
pada sore hari pukul 16.00 WIB yaitu pada hari senin, rabu dan jumat.
44
variabel (X), sedangkan variabel terikat atau dependent variabel (Y). dalam
1. Tes awal dan tes akhir menggunakan Vertical Jump yaitu tes power tungkai
raihan setinggi-tingginya.
2. Power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Artinya latihan
kecepatan.
sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu
sifat yang sama. Jadi pengertian di atas mengandung arti, populasi adalah
seluruh individu yang akan dijadikan objek penelitian dan keseluruhan dari
individu itu paling tidak harus memiliki sifat yang sama. Sedangkan
objek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun
gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama.
25 orang yang terdiri dari 14 orang putra dan 11 orang putri. Sampel adalah
Kriteria subjek penelitian tersebut adalah: (1) Atlet junior yang mengikuti
laki, (3) Berusia 15-18 tahun, (4) Pernah mengikuti kejuaraaan Nasional
penelitian. Setelah itu ditentukan jumlah subjek yang dibutuhkan setelah dari
1. Instrumen Penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan lebih baik”. Dalam penelitian ini alat
a. Vertical JumpTest
jarinya dengan bubuk kapur atau bedak putih. Testi berdiri menyamping
kearah dinding atau papan vertical jump test, telapak kaki menempel
penuh di lantai. Satu tangan testi yang dekat dinding meraih ke atas
(M1) pada bekas ujung jari tengah. Testi dari posisi melompat setinggi
locatan (M2) dengan tinggi raihan (M1). Tes dilakukan 3 kali jesempatan
dan diambil data yang terbaik. Testi diberi kesempatan mengulangi tes
sebanyak 3 kali. Menurut Sargent dan Lacy (2010: 216) tes ini
untuk mengumpulkan data adalah tes vertical jump atau loncat tegak.
dipasang pada dinding yang rata atau tiang, jarak antara lantai dengan
2) Serbuk kapur
4) Alat tulis
b. Petugas tes
3) Mencatat hasil tes tinggi raihan berdiri dan raihan waktu meloncat.
c. Pelaksanaan
1) Raihan tegak
magnesium karbonat.
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada
meninggalkan bekas.
d. Lakukan tes ini sebanyak 3 kali, dari raihan loncat tegak diambil nilai
yang tertinggi, sedangkan nilai yang dipakai hasil dari raihan loncat tegak
Dalam penelitian ini terdapat satu varibel bebas dan satu variabel terikat.
penyebab salah satu faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latihan menggunakan rompi beban
dilakukan uji prasarat yaitu dengan uji normalitas dan homogenitas data.
Proses analisis data hasil penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 16.0.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Istimewa Yogyakarta.
Istimewa Yogyakarta yang berusia 15-18 tahun. Semua subjek penelitian harus
mengikuti tes awal terlebih dahulu (pretest) yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan biomotor power otot tungkai. Pada saat melakukan tes vertical
yang terbaik yang diambil. Setelah melakukan pretest kemudian seluruh atlet
merupakan bagian dari penelitian tersebut pada hari yang sudah dijadwalkan.
Setelah mengikuti perlakuan atau (treatment) maka atlet akan diuji kembali
dengan menggunakan tes yang sama yaitu tes power tungkai vertical jump
(validitas 0,989 dan reabilitas 0,977.) dengan tiga kali percobaan pula. Proses
analisis data hasil penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS
51
versi 16.0. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April 2016
penelitian yang telah dilakukan dan untuk menjawab hipotesis yang diajukan
2016. Adapun hasil tes vertical jump sebelum diberikan treatment dan sesudah
minimum sebesar 24.00, nilai maksimum 34.00, median 26.00, modus 25.00,
dan standar deviasi 3.15. Sedangkan perolehan data posttest diperoleh nilai
rarata sebesar 33.20, nilai minimum 29.00, nilai maksimum 40.00, median
32.00, modus 31.00, dan standar deviasi 3.26. Data tersebut ditunjukan dalam
tabel berikut:
analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji
1) Uji Normalitas
dari 0,05. Berikut ini akan disajikan hasil uji normalitas yang diperoleh.
Tests of Normality
(pretest dan posttest) memiliki sig lebih dari 0.05 (> 0.05), maka ke dua
dan posttest lebih besar dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data
54
dapat dilanjutkan.
2) Uji Homogenitas
dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi sama atau tidak. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang
adalah dengan Uji Levene Statistics. Cara menafsirkan uji ini adalah jika
Levene statistic >0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah
homogen.
homogen.
55
ANOVA
Jangkauan
dengan sig = 0,066. Oleh karena nilai sig.> 0,05 maka Ho diterima
3) Uji Hipotesis
berikut
56
0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kedua pasangan data tersebut tidak
berkorelasi.
sebesar -16,432 dengan sig. (2tailed) 0,000. Hal ini menunjukan bahwa
perbedaan antara nilai pretest dan posttest dan oleh karena nilai t yang
ditemukan negatif, maka hai ini menunjukan bahwa nilai posttest lebih
taekwondo junior.
dihitung dengan :
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡
Prosentase peningkatan = x 100%
𝑀𝑒 尰𝑛 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
6.00
Prosentase peningkatan = 27.20 x 100%
= 22,05 %
Posttest
pretest sebesar 27.20 cm dan nilai rata-rata posttest adalah sebesar 33.20
sebesar 6.00 cm atau sebesar 22.05% dari saat pretest. Dalam hal ini
22.05 %.
B. Pembahasan
rasa senang dan antusias. Peningkatan power tungkai dapat dilihat dari hasil
pretest dan posttest. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil rata-rata pretest sebesar
27.20 cm sedangakan hasil rata-rata posttest sebesar 33.20 cm. Jadi dapat dilihat
bahwa selisih sebesar 6.00 cm. Dari hasil penelitian, selisih rata-rata pretest dan
power tungkai atlet taekwondo junior Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016.
Hasil rata-rata tersebut dengan waktu latihan yang relatif singkat hanya
dapat berpengaruh sementara dan dapat kembali ke keadaan semula. Namun waktu
latihan yang relatif lama dapat menyebabkan terjadinya perubahan akibat latihan
59
yang bersifat tetap. Hipotesis yang berbunyi bahwa ada pengaruh latihan
pembebanan terhadap power tungkai atlet taekwondo junior DIY 2016. Artinya
adalah sebesar 27.20 cm, dan nilai rata-rata untuk data posttest sebesar 33.20 cm,
hasil ini menunjukan bahwa power tungkai pada atlet taekwondo junior DIY 2016
dalam taekwondo, maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan power tungkai
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
taekwondo junior Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2016, hal ini dibuktikan
dengan hasil rata-rata peningkatan (selisih antara pretest dan posttest) sebesar 6.00
cm. Hasil ini menunjukan bahwa power tungkai atlet taekwondo junior Daerah
dari penelitian ini maka ada beberapa implikasi yang dapat di kemukakan yaitu
sebagai berikut:
2. Peneliti menyamakan sesi latihan kepada semua subyek yang diteliti sehingga
4. Dalam penelitian ini program sesi latihan tidak di expert judgement kepada
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
1. Dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu bagi peneliti yang akan
3. Peneliti menyamakan sesi latihan kepada semua subjek yang diteliti sehingga
Didik Joko Tri Purnomo. (2009). Pengaruh Latihan Interval Training dan Fartlek
Terhadap Daya Tahan Aerobik Pemain Bola Basket di SMA N 1
Prambanan. Skripsi.Yogyakarta: FIK UNY.
Riin Susilo. (2012. Pengaruh Latihan Naik Tangga Dengan Satu Kaki Dan Turun
Tangga Dengan Satu Kaki Terhadap Power Tungkai Atlet Taekwondo
UNY. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
Yoyok Suryadi. (2002). Tae Kwon Do Pomse Tae Geuk. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pretest Posttest
N 10 10
Normal Parametersa,b Mean 203.600 209.600
Std.
6.8832 6.8346
Deviation
Most Extreme Absolute .192 .233
Differences Positive .192 .233
Negative -.184 -.185
Test Statistic .192 .233
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d .133c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Levene Statistic
𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡
Prosentase peningkatan = x 100%
𝑀𝑒尰𝑛 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
6.00
Prosentase peningkatan = 27.20 x 100%
= 22,05 %
Prosentase
Variabel Mean Mean different
peningkatan
Prestest 27.20
6.00 22.05 %
Posttest 33.20
DAFTAR KEHADIRAN ATLET
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Dimas
Rafif
Koko
Rahmad
Zidan
Yoga
Faiq
Arif
Alvian
Yogi
Hasil Pretest dan Posttest
Nama Pretest Posttest Selisih
Dimas 172 196 24 172 203 31 7
Rafif 176 203 27 176 211 35 8
Koko 170 195 25 170 202 32 7
Rahmad 173 198 25 173 202 29 4
Zidan 172 198 26 172 203 31 5
Yoga 179 213 34 179 219 40 6
Faiq 180 210 30 180 216 36 6
Arif 176 202 26 176 208 32 6
Alvian 182 212 30 182 217 35 5
Yogi 184 209 25 184 215 31 6
max 34 max 40
min 24 min 29
median 26 median 32
modus 25 modus 31
std dev 3.15524 std dev 3.25918
rata2 27.2 rata2 33.2
korelasi
0.9356964
Sesi Latihan
- Penutupan
PNF.
- Penutupan
- Penutupan
Hugo Beban
Hugo Beban
- Penutupan
Hugo Beban
- Penutupan
Gambaran materi sesi
selanjutnya,
memotivasi atlet,
ditutup dengan doa.
Sesi Latihan
PNF.
- Penutupan
Hugo Beban
- Penutupan
Gambaran materi sesi
selanjutnya,
memotivasi atlet,
ditutup dengan doa.
Sesi Latihan
Hugo Beban
- Penutupan
Pengumuman,
gambaran materi
selanjutnya,
memotivasi atlet dan
ditutup dengan doa.
DOKUMENTASI PENELITIAN