Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE AXIOMATIC DESIGN


DALAM PENGEMBANGAN DESAIN KERANJANG PETIK
KOPI YANG ERGONOMIS
(Studi Kasus: Dusun Kopi Sirap, Ambarawa)

Disusun Oleh :
TIMUR ANTHONY
NIM 31601501182

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
PENERAPAN METODE AXIOMATIC DESIGN
DALAM PENGEMBANGAN DESAIN KERANJANG PETIK
KOPI YANG ERGONOMIS
(Studi Kasus: Dusun Kopi Sirap, Ambarawa)

LAPORAN TUGAS AKHIR

Laporan Ini Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1
Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung

Disusun Oleh :
TIMUR ANTHONY
NIM 31601501182

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
FINAL PROJECT

APPLICATION OF THE AXIOMATIC DESIGN METHOD IN


THE DEVELOPMENT OF ERGONOMIC COFFEE BASKET
DESIGN IN DUSUN KOPI SIRAP, AMBARAWA

Proposed to completed the requiment to obtain a bachelor’s degree


(S1) at Departement of Industrial Engineering Faculty of Industrial
Technology, Universitas Islam Sultan Agung

Arranged By :
TIMUR ANTHONY
NIM 31601501182

DEPARTEMENT OF INDUSTRIAL ENGINEERING


FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENERAPAN METODE AXIOMATIC DESIGN


DALAM PENGEMBANGAN DESAIN KERANJANG PETIK KOPI YANG
ERGONOMIS (Studi Kasus: Dusun Kopi Sirap, Ambarawa” ini disusun oleh:
Nama : Timur Anthony
NIM : 31601501182
Program Studi : Teknik Industri
Telah disahkan disetujui oleh dosen pembimbing pada:
Hari :
Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Novi Marlyana,ST.,MT Ir.Hj.Eli Mas’idah,MT


NIDN. 0015117601 NIDN. 0615066601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Nuzulia Khoiriyah, ST. MT


NIK. 210603029

iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENERAPAN METODE AXIOMATIC DESIGN


DALAM PENGEMBANGAN DESAIN KERANJANG PETIK KOPI YANG
ERGONOMIS (Studi Kasus: Dusun Kopi Sirap, Ambarawa” ini telah
dipertahankan di depan dosen penguji Tugas Akhir pada :
Hari :
Tanggal :

TIM PENGUJI
Anggota I Anggota II

Wiwiek Fatmawati, ST, M.Eng Ir.Irwan Sukendar, ST, MT. IPM


NIDN. 0622107401 NIDN. 0010017601

Ketua Penguji

Brav Deva Berndahi, ST, MT


NIDN. 0630128601

v
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Timur Anthony
NIM : 31601501182
Judul Tugas Akhir : Penerapan Metode Axiomatic Design Dalam
Pengembangan Desain Keranjang Petik Kopi Yang
Ergonomis.

Dengan ini saya menyatakan bahwa judul dan isi Tugas Akhir yang saya buat
dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Teknik Industri tersebut
adalah asli dan belum pernah diangkat, ditulis ataupun dipublikasikan oleh siapapun
baik keseluruhan maupun sebagian, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Dan apabila dikemudian hari ternyata
terbukti bahwa judul tugas akhir tersebut pernah diangkat, ditulis ataupun
dipublikasikan, maka saya bersedia dikenakan sanksi akademis. Demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh tanggung jawab.

Semarang, 2019
Yang menyatakan,

Timur Anthony

vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Timur Anthony
NIM : 31601501182
Program Studi : Teknik Industri
Fakultas : Teknologi Industri
Alamat Asal : Jalan Dempel Barat Rt 02 Rw 08, Kelurahan Sawah Besar,
Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang.
Dengan ini menyatakan Karya Ilmiah berupa Tugas akhir dengan judul :
PENERAPAN METODE AXIOMATIC DESIGN DALAM
PENGEMBANGAN DESAIN KERANJANG PETIK KOPI YANG
ERGONOMIS (STUDI KASUS : DUSUN KOPI SIRAP, AMBARAWA)

Menyutujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak bebas Royalti Non-Ekslusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap menyantumkan nama penulis sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh – sungguh. Apabila dikemudian hari
terukti ada pelanggaran Hak Cipta/ Plagiatisme dalam karya ilmiah ini, maka segala
bentuk hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa melibatkan
Universitas Islam Sultan Agung.

Semarang, 2019
Yang Menyatakan

Timur Anthony

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin

Sampailah saya pada saat ini, saat saya menuliskan lembar persembahan
ini, alhamdulillah, terimakasih Ya Allah atas segala nikmat kesehatan, kekuatan,
kesabaran serta kemudahan yang diberikan kepada hamba. Sehingga hamba
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik.

Karya tulis ini saya persembahnkan untuk kedua orangtua saya, Ibu dan
bapak saya yang selalu memberikan support, serta kasih sayang, dan yang telah
membesarkan saya dengan penuh cinta dan selalu mendukung saya dalam segala
sesuatu hal.

Bapak ibu dosen pembimbing dan penguji, yang telah membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih banyak atas bimbingannya.

Teman-teman dan sahabat saya dimasa perkuliahan ini, terimakasih telah


mengisi masa perkuliahan saya dengan canda tawa, haru, serta semangat,
support serta rasa kekeluargaan yang selalu kompak dari awal sampai akhir ini.
Semoga kita kelak menjadi orang yang sukses dan semoga pertemanan ini tidak
hanya sebatas di perkuliahan saja.

viii
MOTTO

“Start where you are. Use what you have. Do what you can”
(Arthur Ashe)

“ Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar,keberhasilan adalah


kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha”

“Happiness is not how much money we have, but how much time
we can be thankful ”

“Terus maju, apapun yang terjadi jangan berhenti”


(Lighting McQueen)

“Menuju tak terbatas dan melampauinya”


(Buzz Lightyer)

ix
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT, karena atas


rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir dengan judul : Penerapan Metode Axiomatic Design Dalam
Pengembangan Desain Keranjang Petik Kopi Yang Ergonomis (Studi Kasus :
Dusun Kopi Sirap, Ambarawa) dengan baik dan lancar. Tak lupa sholawat serta
salam pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini, penulis tidak lepas dari
dukungan dan semangat semua pihak. Maka dari itu, penulis ucapkan terimakasih
sebanyak – banyaknya kepada :

1. Allah SWT, atas limpahan nikmat yang telah diberikan kepada hamba
sehingga hamba dapat menyelesaikan tugas hamba sebagai mahasiswa.
2. Ibu, Bapak dan Adik, terimakasih atas semua pengorbanan, kasih sayang,
dukungan dan doa yang selalu mengiringi perjalanan saya menuju gelar
sarjana.
3. Ibu Dr.Novi Marlyana,ST, MT dan Ibu Ir.Hj.Eli Mas’idah, MT selaku dosen
pembimbing tugas akhir saya, yang dengan sabar telah membimbing dan
mengarahkan saya dalam menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bapak Brav Deva Bernadhi, ST, MT, Bapak Ir.Irwan Sukendar, ST,
MT.IPM dan Ibu Wiwiek Fatmawati,ST, M.Eng selaku dosen penguji yang
bersedia memberikan masukan berupa kritik dan sarannya.
5. Bapak Ibu Dosen Teknik Industri, yang telah membimbing dan memberikan
ilmu kepada saya selama masa perkuliahan.
6. Bapak Ngadiyanto selaku Ketua Kelompok Tani Rahayu IV yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman UKM Taekwondo Unissula yang telah memberikan ruang
kepada saya untuk melatih skill beladiri, pengalaman fighting yang berharga

x
dan memberi semangat juang untuk tidak mudah menyerah. Taekwondo
Unissula luar biasa !!!
8. Para Warga Perumahan Tazmania Asri yang selalu menemani dan mengisi
hari – hari saya dengan permainan dan rahasia kalian yang seru untuk di
kupas tuntas. Terimakasih juga atas bantuan, semangat, canda tawa dan
perhatian kalian. Tazmania, Mantap !!!
9. Cemani Duds Squad, partner sepermainan yang selalu menjadi tempat
melepas penat untuk sharing hal-hal yang tidak penting.
10. Special partner yang selalu ada buat saya, memberikan waktu, bantuan,
semangat dan hiburan
11. Teman – teman Teknik Industri C, teman seperjuangan yang telah
menemani semasa perkuliahan ini. Semoga tali persaudaraan ini tidak putus
dan see you on top guys !!!
12. Teman – teman Teknik Industri angkatan 2015, yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kenangan dan bantuan selama masa
perkuliahan ini.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, penulis mengharap saran dan kritik demi kesempurnaan karya ilmiah
selanjutnya. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk semua.

Semarang, 2019

Timur Anthony

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i


HALAMAN JUDUL (BAHASA INDONESIA) .............................................ii
HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) ...................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ...............................vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...........vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................viii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xvi
ABSTRAK ........................................................................................................xvii
ABSTRACT .......................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah .....................................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah....................................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian .........................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ........................6
2.1 Tinjauan Pustaka..........................................................................................6
2.2 Landasan Teori ............................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................16
3.1 Objek Penelitian ..........................................................................................16
3.2 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................16

xii
3.3 Pengujian Hipotesa ......................................................................................21
3.4 Metode Analisis ...........................................................................................21
3.5 Pembahasan .................................................................................................21
3.6 Penarikan Kesimpulan .................................................................................21
3.7 Diagram Alir ................................................................................................22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................23
4.1 Gambaran Umum Dusun Kopi Sirap...........................................................23
4.2 Desain Keranjang Petik Kopi ......................................................................23
4.3 Pengumpulan Data .......................................................................................25
4.4 Pengolahan Data ..........................................................................................26
4.5 Analisa ........................................................................................................46
BAB V PENUTUP .............................................................................................49
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................49
5.2 Saran ..............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Pengamatan dan Wawancara ...................................................... 3


Tabel 2.1 Penelitian Pendahulu ............................................................................ 6
Tabel 4.1 Hasil Rekap Kuesioner ......................................................................... 26
Tabel 4.2 Customer attribute................................................................................ 27
Tabel 4.3 Functional requirements ...................................................................... 28
Tabel 4.4 Desain Parameter.................................................................................. 29
Tabel 4.5 Morpholoical Chart.............................................................................. 32
Tabel 4.6 Matriks Screening Method ................................................................... 36
Tabel 4.7 Matriks ScroringMethod ...................................................................... 37
Tabel 4.8 Pengukuran Antropoetri ....................................................................... 39

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Posisi Keranjang Petik Kopi Tampak Depan .................................. 2


Gambar 1.2 Posisi Keranjang Petik Kopi Tampak Samping............................... 2
Gambar 2.2 Mapping ........................................................................................... 13
Gambar 2.3 Kerangka Teoritis ............................................................................ 15
Gambar 3.1 Diagram Alir .................................................................................... 22
Gambar 4.1 Desain keranjang petik kopi dari Negara Kolombia........................ 23
Gambar 4.2 Desain keranjang petik kopi dari Negara Vietnam .......................... 24
Gambar 4.3 Desain keranjang petik kopi dari Negara Laos ................................ 24
Gambar 4.4 Desain keranjang petik kopi dari Negara India ............................... 24
Gambar 4.5 Model AHOQ .................................................................................. 30
Gambar 4.6 Desain produk pesaing..................................................................... 31
Gambar 4.7 Alternatif Konsep 1.......................................................................... 33
Gambar 4.8 Alternatif Konsep 2.......................................................................... 34
Gambar 4.9 Alternatif Konsep 3.......................................................................... 34
Gambar 4.10 Alternatif Konsep 4 ....................................................................... 35
Gambar 4.11 Konsep Produk Terpilih................................................................. 38
Gambar 4.12 Pengukuran Antropometri Petani Kopi ......................................... 39
Gambar 4.13 Dimensi Keranjang ........................................................................ 40
Gambar 4.14 Dimensi Tali .................................................................................. 41
Gambar 4.15 Dimensi Tali Slempang ................................................................. 42
Gambar 4.16 Dimensi Tali Ikat Pinggang ........................................................... 42
Gambar 4.17 Dimensi Bantalan Alas Punggung ................................................. 43
Gambar 4.18 Desain Akhir Tali .......................................................................... 43
Gambar 4.19 Desain Akhir Keranjang ................................................................ 44
Gambar 4.20 Desain akhir Ransel ....................................................................... 44
Gambar 4.21 Desain akhir Keranjang Petik Kopi ............................................... 45
Gambar 4.22 Uji Coba Desain Akhir Keranjang Petik Kopi .............................. 45
Gambar 4.23 Uji Coba Desain Akhir Keranjang Petik Kopi .............................. 45

xv
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Makalah Tugas Akhir


LAMPIRAN 2 : Kuesioner Terbbuka
LAMPIRAN 3 : Kuesioner Screening Dan Scoring
LAMPIRAN 4 : Wawancara Hasil Uji Coba Produk
LAMPIRAN 5 : Lembar Revisi Seminar Proposal
LAMPIRAN 6 : Lembar Revisi Seminar Progres

xvi
ABSTRAK

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Tanaman kopi tumbuh subur di Provinsi
Jawa Tengah, salah satu Kabupaten yang memiliki rata-rata produksi kopi
tertinggi di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Semarang, tepatnya Kawasan Lereng
Gunung Kelir di Dusun Sirap, Desa Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Teknis pemetikan buah kopi terbilang sederhana yaitu memilih kopi yang sudah
matang pohon, biasanya kopi berwarna merah kemudian kopi diletakan didalam
keranjang petik kopi yang di selendangkan menghadap depan yang bertumpu
pada bahu. Dalam sekali panen, para petani biasanya dapat bolak-balik sebanyak
8-9 kali dari tempat mereka memetik kopi menuju tempat pengumpulan kopi
dengan berat beban yang dibawa sebesar 5 kilogram. Dengan kontur jalanan
pegunungan yang tidak rata, ditambah beban yang dibawa pada bahu terlebih jika
kondisi berlangsung berjam- jam dalam sehari maka akan menimbulkan kelelahan
kerja pada salah satu sisi bahu. Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan
desain keranjang petik kopi yang ergonomis untuk meminimalisir kelelahan yang
terjadi pada bahu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Axiomatic
Design dimana metode ini akan memberikan usulan desain konsep produk
berdasarkan keinginan konsumen yang dituliskan pada lembar kuesioner terbuka..
Dari pengolahan data terdapat 4 konsep alternatif desain yang kemudian di saring
lagi dengan screening dan scoring method untuk menentukan desain terpilih.
Desain yang terpilih yaitu alternatif desain nomor 2 karena memiliki kriteria
sesuai dengan Customer Atribute dengan nilai 21.53 sedangkan alternatif desain
nomor 1 hannya memiliki nilai 19.13 berdasarkan hasil scoring.
Kata Kunci : Kopi, Desain Keranjang Petik, Axiomatic Design, Ergonomi,
Kelelahan

xvii
ABSTRACT

Coffee is one of the plantation commodities which has a high economic value
among other plantation crops and plays an important role as a source of foreign
exchange for the country. Coffee plants thrive in Central Java Province, one of the
regencies that has the highest average coffee production in Central Java, namely
Semarang Regency, specifically the Kelir Mountain Jambu Village, Semarang
Regency, Central Java. The technique for picking coffee beans is simple, choosing
coffee that is ripe by the tree, usually red coffee and then the coffee is placed in a
coffee-picking basket which is draped facing the front which rests on the shoulder.
In one harvest, farmers can usually go back and forth 8-9 times from where they
are picking coffee to the coffee collection place with a weight carried by 5
kilograms. With the uneven contours of the mountain roads, plus the burden carried
on the shoulders especially if the conditions last for hours a day it will cause work
fatigue on one side of the shoulder. In this research, an ergonomic coffee pick basket
design will be developed to minimize shoulder fatigue. The method used in this
study is Axiomatic Design where this method will provide product concept design
proposals based on consumer desires written on an open questionnaire sheet. From
data processing there are 4 alternative design concepts which are then filtered again
with screening and scoring methods to determine the design selected. The chosen
design is alternative design number 2 because it has a customer attribute criteria
with value of 21.53 while alternative design number 1 only has a value of 19.13
based on the results of scoring.
Keywords: Coffee, Picking Basket Design, Axiomatic Design, Ergonomics,
Fatigue

xviii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di
dunia. Saat ini Indonesia menempati peringkat keempat terbesar di dunia dari segi
hasil produksi sebanyak 648.000 ton, setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Kopi
merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting
sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber
devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu
setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia.
Tanaman kopi tumbuh subur di Provinsi Jawa Tengah, salah satu Kabupaten
yang memiliki rata-rata produksi kopi tertinggi di Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Semarang, tepatnya Kawasan Lereng Gunung Kelir di Dusun Sirap, Desa Jambu,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gunung kelir yang berada sekitar 60 kilometer
barat daya pusat Kota Semarang merupakan kawasan pegunungan yang memiliki
perkebunan tanaman kopi dengan luas kurang lebih 35 hektar yang merupakan
perkebunan pribadi milik petani sekitar yang dikelola bersama oleh kelompok Tani
Rahayu IV yang memiliki 35 anggota.
Tidak terlepas ketika masa panen tiba, memetik buah kopi saat panen tiba
juga selalu diperhatikan para petani kopi untuk menjaga kualitas rasa dari kopi yang
mereka tanam. Di sekitar lereng Gunung Kelir, yaitu di Dusun Sirap pelaku petik
kopi adalah warga setempat dengan rata-rata usia diatas 40 tahun.
Teknis pemetikan buah kopi terbilang sederhana yaitu memilih kopi yang
sudah matang pohon, biasanya kopi berwarna merah kemudian kopi diletakan
didalam keranjang petik kopi yang di selendangkan menghadap depan yang
bertumpu pada bahu. Gambar 1.1 dan 1.2 menunjukan posisi keranjang pada saat
kegiatan memetik kopi, yaitu posisi tampak depan dan tampak samping.

1
2

Gambar 1.1 Posisi keranjang petik kopi tampak depan

Gambar 1.2 Posisi keranjang petik kopi tampak samping


Dalam sekali panen, para petani biasanya dapat bolak-balik sebanyak 8-9 kali
dari tempat mereka memetik kopi menuju tempat pengumpulan kopi. Jarak yang
ditempuh kurang lebih sejauh 110 meter dengan berat beban yang dibawa sebesar
5 kilogram dari tempat pengumpulan kopi kemudian dibawa ke gudang
penyimpanan untuk dilakukan proses selanjutnya. Dengan kontur jalanan
pegunungan yang tidak rata, ditambah beban yang dibawa pada bahu terlebih jika
kondisi berlangsung berjam- jam dalam sehari maka akan menimbulkan kelelahan
kerja pada salah satu sisi bahu.
Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan beberapa petani kopi setempat
dengan sampel responden 6 orang petani kopi yang telah bekerja selama puluhan
tahun dengan rentang usia diatas 40 tahun, mereka mengungkapkan bahwa desain
yang telah ada sebelumnya terasa kurang nyaman saat digunakan pada saat kegiatan
memetik kopi terutama ketika akan membawa hasil panen menuju tempat
3

pengumpulan sementara, posisi desain keranjang yang sudah ada sebelumnya yaitu
keranjang berada di posisi depan tubuh, diikat menggunakan selendang dan
mengingat kontur jalanan lereng pegunungan yang tidak rata seringkali
menyebabkan ikatan selendang kendor sehingga menggangu perjalanan menuju ke
tempat pengumpulan kopi sementara. Oleh karena itu maka penelitian ini
dimaksudkan untuk memperbaiki desain produk keranjang petik kopi yang
ergonomis sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kosumen untuk meminimalisir
kelelahan kerja saat melakukan kegiatan memanen kopi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimana desain keranjang petik yang sesuai keinginan pengguna?
b. Atribut apa sajakah dari keranjang petik kopi yang diinginkan oleh pengguna?
c. Bagaimana dampak dari desain keranjang petik yang baru terhadap kelelahan
kerja pada saat memetik kopi?

1.3 Pembatasan Masalah


Untuk memfokuskan masalah yang akan dibahas maka perlu adanya
pembatasan masalah, antara lain :
a. Penelitian dilakukan pada Dusun Sirap, Desa Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah dan terhitung dari Mei-Juli 2019.
b. Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner terbuka.
c. Hasil penelitian berupa usulan desain keranjang petik kopi di Dusun Sirap, Desa
Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan utama dari penelitian tugas akhir ini adalah :
a. Mendesain keranjang petik kopi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
b. Mengetahui parameter desain apa saja yang dibutuhkan
c. Mengetahui dampak dari keranjang petik yang baru terhadap kelelahan kerja.
4

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
a. Dapat dijadikan alat bantu untuk meminimalisir kelelahan kerja pada saat
memetik atau panen kopi.
b. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam perkuliahan dengan
cara meningkatkan kemampuan soft skill dan hard skill dalam menganalisis
dan menyelesaikan permasalahan yang didapat.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, perumusah masalah,
pembatasan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan pustaka, landasan teori,
hipotesis dan kerangka teoritis.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari pengumpulan data,
teknik pengumpulan data, pengujian hipotesa, metode analisis,
pembahasan, penarikan kesimpulan dan diagram alir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pengumpulan data, pengolahan data, analisa dan
pembuktian hipotesa dalam penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil
penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu dalam
pengembangan keranjang petik kopi di Dusun Kopi Sirap.
5

BAB II
TINJAUAN PUSATKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Berikut ini adalah tinjauan pustaka yang diperoleh dari beberapa jurnal
penelitian terdahulu.
Tabel 2.1 Penelitian Pendahulu
No Penulis Judul dan sumber Kesimpulan
1 Muhammad Dian Analisis Perancangan Dengan hasil pengolahan data menggunakan metode Axiomatic
Putra, Ishardita Alat Bantu Material House Of Quality (AHOQ), dapat diketahui spesifikasi dan desain
Prambudi Tama Handling Produksi alat bantu material handling proses produksi genteng dapat diketahui
dan Debrina Genteng Menggunakan berdasarkan hasil pengolahan data kebutuhan customer dari
Puspita Andriani Metode Axiomatic kuesioner yang dibagikan kepada para pekerja IKM genteng
(2016) House Of Quality. Talangsuko. Spesifikasi alat yang akan digunakan terdiri dari 3
komponen yaitu bagian badan rak dengan material kayu ulin, bagian
Sumber : Jurnal roda. Jumlah kapasitas yang dapat ditampung alat bantu ini sebanyak
penelitian 42 genteng. Adanya alat bantu ini nanti dapat meningkatkan
kapasitas produksi genteng pada IKM genteng Talangsuko
khususnya pada kegiatan penjemuran genteng sebanyak 2 kali lipat
dari 300-350 menjadi ± 750 genteng.
2 Debrina Puspita Redesain Produk Rak sepatu ini memiliki sistem seperti kincir angin yang dimana
Andriani,Mocham Berfokus Pada dengan bentuk tersebut seluruh sepatu dapat terlihat dan dapat
ad Choiri, FX. Customer Reqruitments langsung diambil sesuai kebutuhan. Dimensi dari rak sepatu ini yaitu
Berry Desrianto Dengan Integerasi 100 x 112 x 45 cm. Tinggi rak 100cm tersebut karena disesuaikan
(2018) Axiomatic Desain Dan dengan tinggi siku sesuai dengan antropometri penduduk indonesia
House Of Quality dimana menggunakan persentil 50th. Material yang digunakan pada
rak sepatu ini adalah kayu plywood . Kemudian produk ini juga
Sumber : Jurnal memiliki tegangan maksimal sebesar 1,1336 MPa jika seluruh ruang
penelitian rak sepatu terisi oleh sepatu yaitu sebesar 13 kg sehingga berdasarkan
simulasi pada software ANSYS dan dibandingkan dengan fa ct o r of
s afe ty didapatkan nilai 27,24 yang berarti aman untuk digunakan.
Rak sepatu ini hanya dapat digunakan untuk sepatu yang berukuran
35 hingga 44.
3 Gasha Sarwono Perancangan Desain Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan perancangan
Putra, Sri Martini, Troli Supermarket desain troli supermarket dengan implementasi kansei engineering
Muhammad Iqbal, Menggunakan didapat kesimpulan yaitu Kansei Engineering Tipe 1 dapat
(2017) Implementasi Metode diimplementasikan kedalam konsep troli supermarket yang
Kansei Engineering menghasilkan spesifikasi sesuai dengan matrik yang dihasilkan
Sumber : Jurnal seperti mekanisme, ukuran, material, fitur dan struktur. Dalam
penelitian mengolah Kansei Word dibutuhkan pengolahan data statisitik untuk
menguji keterkaitan serta kesesuaian antara Kansei Word dan
pengguna, sehingga hasil Kansei Word dapat mewakili keinginan
pengguna terhadap konsep troli yang akan dibuat.

5
6

4 Trenggono Tri Analisis Pengembangan Berdasarkan pengembangan konsep rancangan yang dihasilkan
Widodo, Arina Produk Keranjang rancangan produk memiliki fungsi untuk mempermudah dalam
Luthfini Lubis, Galon Dengan melakukan pekerjaan, bentuk yang ditambahkan material seperti
Ujang Supriadin Menggunakan Metode menambahkan engsel dan pengunci dibagian samping dikarnakan
(2018) Quality Function pada bagian samping keranjang galon sudah di kasih engsel sehingga
Deployment (QFD) pekerja tidak perlu mengeluarkan tenaga seperti sebelum di
Sumber : Jurnal kembangkan. Dari hasil pengujian didapat bahwa 5 galon yang berisi
Penelitian air diatas benda kerja, diketahui bahwa berat 1 air galon adalah 20 kg
(100 kg), maka keranjang harus menahan berat beban tersebut,
kemudian setelah diuji, didapatkan bahwa beban keranjang diatas
100kg lebih berat dari galon yang akan di antar. Dalam sehari si
operator kurang lebih mengantar 200 galon atau seberat 4 ton.
Sehingga dalam uji beban ini dikatakan bahwa keranjang dapat
digunakan oleh operator karena dapat menahan beban lebih dari 4
ton perhari..
5 Tri Novianto, Perancangan Dan Berdasarkan penerapan metode EFD menggunakan atribut ENASE,
Jazuli, Dewi Pengembangan Desain didapatkan prioritas perancangan produk tertinggi ke terendah
Agustini (2017) Produk Meja berdasarkan nilai contribution adalah sebagai berikut ; konstruksi
Warung/Café Lesehan kuat (2.52), desain maksimalis-minimalis (2.22), fitur permainan
Multifungsi Yang (2.09), bahan baku (1.90), laci/tempat simpan (1.54), nyaman
Ergonomis digunakan (1.47), finishing ramah lingkungan (1.33), desain praktis
Menggunakan Metode (1.23), perawatan (1.01), mudah dipindah (0.92), harga kompetitif
Ergonomic Function (0.76). Nyaman digunakan (ergonomi) dalam pengukurannya
Deployment (EFD) menggunakan metode antropometri, dimana dimensi yang digunakan
Sumber : Jurnal dalam perancangan meja lesehan, diantaranya adalah tinggi siku
Penelitian duduk (tsd), tebal paha (tp), jangkauan tangan (jt), rentangan tangan
(rt), lebar bahu (lb), panjang jari (pj). Sehingga dari penerapan
metode antropometri dihasilkan rancangan meja lesehan dengan
dimensi (meja minimalis : 70cmx70cmx40cm, meja maksimalis :
140cmx70cmx40cm), dengan bahan utama yaitu multiplek dan kaki
penyangga kayu mahoni.

Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang
sudah ada atau yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian dengan judul
Analisis Perancangan Alat Bantu Material Handling Produksi Genteng
Menggunakan Metode Axiomatic House Of Quality (Dian Putra, Pambudi Tama,
& Puspita Andriani, 2016) dapat diketahui spesifikasi dan desain alat bantu material
handling proses produksi genteng dapat diketahui berdasarkan hasil pengolahan
data kebutuhan customer dari kuesioner yang dibagikan kepada para pekerja IKM
genteng Talangsuko. Spesifikasi alat yang akan digunakan terdiri dari 3 komponen
yaitu bagian badan rak dengan material kayu ulin, bagian roda. Jumlah kapasitas
yang dapat ditampung alat bantu ini sebanyak 42 genteng. Adanya alat bantu ini
nanti dapat meningkatkan kapasitas produksi genteng pada IKM genteng
Talangsuko khususnya pada kegiatan penjemuran genteng sebanyak 2 kali lipat
dari 300-350 menjadi ± 750 genteng. Pengumpulan data dilakukan observasi secara
7

langsung dan wawancara untuk data berupa informasi secara langsung dan
membagikan kuesioner terbuka kepada para pekerja untuk mengetahui jenis atribut
apa saja yang diinginkan para pengguna. Pengolahan data dengan Axiomatic
House Of Quality (AHOQ), relatif lebih sederhana dalam pengolahan data dengan
tahapanya yaitu penyebaran kuisioner terbuka, menentukan Customer Atribute
(CA), penentuan Functional Requirements (FR), penentuan Constraints,
penentuan Parameter Desain (DP), Penyusunan Axiomatic House Of Quality
(AHOQ), penetapan alternative desain, screening method, scoring method,
pengujian konsep produk, penentuan spesifikasi dan desain akhir produk.
Penelitian selanjutnya yaitu dengan judul Redesain Produk Berfokus Pada
Customer Reqruitments Dengan Integerasi Axiomatic Desain Dan House Of
Quality (Andriani, Choiri, & Desrianto, 2018) pada produk rak sepatu yang dibuat
telah sesuai dengan prinsip axiomatic design . Desain matriks pada model AHOQ
yang terdiri dari functional requirements dan design parameter menunjukkan bahwa
desain fisik produk independen dan semua FR sudah dijawab oleh masing-masing
DP. Ada beberapa hal dalam pembuatan DP yang harus diperhatikan karena hal
tersebut dapat mempengaruhi constraints yang merupakan kontrol utama dalam
pembuatan AHOQ. Pada AHOQ juga dilakukan benchmarking terhadap produk
yang menjadi kompetitor produk. Benchmarking ini juga membantu memberikan
referensi dalam penentuan alternatif konsep.
Penelitian dengan judul Perancangan Desain Troli Supermarket
Menggunakan Implementasi Metode Kansei Engineering (Putra, Martini, & Iqbal,
2017) Kansei Engineering sebagai salah satu jenis metodologi pengembangan
produk, dapat didefinisikan sebagai sebuah metodologi untuk menterjemahkan
proses psikologis manusia terhadap suatu produk yang telah ada atau konsep desain
baru. Kansei engineering diabgi menjadi menjadi 4 tipe, dan penyelesain masalah
dalam tiap tipenya berbeda-beda. Pada topik ini mengunakan tipe kansei
engineering 1, berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan perancangan
desain troli supermarket dengan implementasi kansei engineering didapat
kesimpulan yaitu Kansei Engineering Tipe 1 dapat diimplementasikan kedalam
konsep troli supermarket yang menghasilkan spesifikasi sesuai dengan matrik yang
8

dihasilkan seperti mekanisme, ukuran, material, fitur dan struktur. Dalam


mengolah Kansei Word dibutuhkan pengolahan data statisitik untuk menguji
keterkaitan serta kesesuaian antara Kansei Word dan pengguna, sehingga hasil
Kansei Word dapat mewakili keinginan pengguna terhadap konsep troli yang akan
dibuat. Pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi target pasar,
mengumpulkan kansei word, kuesioner posttest (untuk mengetahui apakah kansei
word sesuai atau tidak untuk dilakukan proses validitas dan reabilitas), yang
selanjutnya diolah dengan melakukan uji validitas dan reabilitas, analisis faktor,
memaparkan konsep (dikelompokan menjaadi lebih rinci), dan visualisasi konsep
desain
Penelitian dengan judul Analisis Pengembangan Produk Keranjang Galon
Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Widodo, Lubis,
Supriadin 2018) dengan hasil penelitian Pengembangan keranjang galon dengan
menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) dilakukan dengan
melihat keinginan dan tingkat kenyamanan dari operator dan menerjemahkannya
menjadi bahasa teknis (karakteristik teknik). Proses QFD dimulai dari mendengar
suara pelanggan kemudian berlanjut melalui 4 aktivitas yaitu perencanaan produk,
desain produk, perencanaan proses dan perencanaan pengendalian proses. Teknik
pengumpulan data yaitu dengan wawancara langsung, penyebaran kuesioner
terbuka, dan ukuran antropometri bila diperlukan.
Penelitian dengan judul Perancangan Dan Pengembangan Desain Produk
Meja Warung/Café Lesehan Multifungsi Yang Ergonomis Menggunakan Metode
Ergonomic Function Deployment (Novianto & Agustini, 2014) dengan hasil
penelitian merancang meja lesehan yang multifungsi dengan menggunakan atribut
ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien). Ergonomic Function
Deployment (EFD) merupakan pengembangan dari Quality Function Deployment
(QFD). yaitu dengan menambahkan hubungan baru antara keinginan konsumen
dan aspek ergonomi dari produk. Hubungan ini akan melengkapi bentuk matrik
House of Quality yang juga menterjemahkan ke dalam aspek-aspek ergonomic
yang diinginkan. Matrik House of Quality yang digunakan pada EFD
dikembangkan menjadi matrik House of Ergonomic. Atribut produk yang
9

digunakan diturunkan dari aspek ergonomi yaitu ENASE. Tahap pengumpulan data
sama dengan metode QFD yang membedakanya adalah terdapat data antropometri
yang dibutuhkan untuk menciptakan desain yang ENASE.
Berdasarkan studi literatur maka dapat diidentifikasi bagaimana cara
mengetahui jenis atribut yang akan digunakan sebagai pembentuk produk yaitu
dengan wawancara secara langsung dan penyebaran kuesioner terbuka untuk
mengetahui jenis atribut apa yang diinginkan oleh pengguna. Oleh karena itu
penelitian ini menggunakan metode Axiomatic Desain (AHOQ) yang digunakan
untuk membahas tentang desain keranjang petik kopi. Metode ini mengacu pada
metode QFD dalam perancangan alat bantu agar sesuai dengan fungsi dan
spesifikasi pengguna. House of Quality (HOQ) adalah suatu kerangka kerja atas
pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Function
Deployment (QFD). Kelebihan dari metode ini adalah pada tahap pengujian konsep
terpilih apabila terdapat perubahan desain dalam model AHOQ diizinkan, karena
masing-masing design parameter (DP) menjawab satu functional reqruitment (FR).
Jadi ketika salah satu DP mengalami perbaikan atau perubahan, perbaikan atau
perubahan tersebut tidak mempengaruhi FR yang lain. Dengan menggunakan
metode Axiomatic Desain ini, diharapkan mampu memberikan usulan desain
keranjang petik kopi ergonomis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen, untuk meminimalisir kelelahan kerja dan kegiatan memetik kopi
menjadi lebih efisien.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Ergonomi
Ergonomi merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani. Ergonomi
terdiri dari dua suku kata, yaitu: ‘ergon‘ yang berarti ‘kerja‘ dan ‘nomos‘ yang
berarti ‘hukum‘ atau ‘aturan‘. Dari kedua suku kata tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bawa ergonomi adalah hukum atau aturan tentang kerja atau yang
berhubungan dengan kerja. Secara singkat bisa disebut bahwa ergonomi adalah
ilmu kerja. Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan dan elemen-elemen lain dalam suatu sistem dan pekerjaan yang
10

mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem
yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan
sumbangan untuk rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan
sistem kerja, agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan kebutuhan,
kempuan dan keterbatasan manusia (International Ergonomics Association / IEA,
2002).
2.2.2 Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan,
kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja (Mississauga, 2012). Atau
Kelelahan adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa lelah secara fisik dan/atau
mental, yang dapat disebabkan oleh :
a. Jam kerja yang panjang tanpa intervensi istirahat/periode penyembuhan
b. Aktivitas fisik yang kuat dan berkelanjutan
c. Usaha mental yang kuat dan berkelanjutan
d. Bekerja selama beberapa atau semua waktu alami untuk tidur (sebagai
akibat dari shift atau bekerja untuk waktu yang panjang)
e. Tidur dan istirahat yang kurang cukup.
Berdasarkan proses dalam otot, kelelahan dapat dibagi dua (Budiono dkk, 2003) :
a. Kelelahan otot, fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadi tekanan
melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologis,
yang ditunjukkan tidak hanya dengan berkurangnya tekanan fisik tetapi juga
makin rendahnya gerakan.
b. Kelelahan umum, adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua
aktivitas menjadi terganggu dan biasanya akan menimbulkan rasa kantuk.
Faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan :
1. Usia
Subjek yang berusia lebih muda mempunyai kekuatan fisik dan cadangan
tenaga lebih besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi pada subjek yang
lebih tua lebih mudah melalui hambatan (Setyawati, 2010). Tenaga kerja
yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan
dibandingkan tenaga kerja yang relatif lebih muda (Oentoro, 2004).
11

2. Jenis kelamin
Ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang
dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus haid, kehamilan
dan menopause, dan secara sosial wanita berkedudukan sebagai ibu rumah
tangga (Suma’mur, 2009).
3. Psikis
Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat mudah
mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab dari reaksi
psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja yang
berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu tertentu dan
dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi
yang besar (Budiono dkk, 2003).
4. Kesehatan
Kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat dilihat dari
riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang dapat
mempengaruhi kelelahan, yaitu: penyakit jantung, gangguan ginjal, asma,
tekanan darah rendah, hipertensi (Suma’mur, 2009).
5. Status perkawinan
Pekerja yang sudah berkeluarga dituntut untuk memenuhi tanggung jawab
tidak hanya dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam hal urusan rumah
tangga sehingga resiko mengalami kelelahan kerja juga akan bertambah
(Inta, 2012).
6. Sikap kerja
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja
(kenyamanan) akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas
kerja. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap
menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan.
Pengunaan alat kerja yang tidak nyaman saat digunakan dalam bekerja
berpotensi menyebabkan timbulnya kelelahan kerja, contohnya penggunaan
meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh
yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan
12

berpengaruh terhadap hasil kerjanya. Hal ini akan menyebabkan kelelahan


(Budiono dkk, 2003).
2.2.3 Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang
berarti ukuran, sehingga antropometri dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi
yang menyangkut geometri fisik, masa dan kekuatan tubuh manusia. Pengukuran
anthropometri berdasarkan posisi tubuh, terbagi menjadi dua, yaitu Antropometri
Statis, disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standart dan tidak bergerak atau
tetap tegak sempurna. Istilah lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal
dengan pengukuran dimensi struktur tubuh atau structural body dimension.
Antropometri Dinamis atau pengukuran dimensi fungsional tubuh dalam
pengukuran antropometri dinamis dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat
berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
yang harus diselesaikan.

2.2.4 Desain Produk


Desain produk adalah proses menciptakan produk baru atau pengembangan
desain yang akan dijual oleh perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang
sangat luas, pada dasarnya generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif dan
efisien melalui proses yang mengarah ke produk-produk baru. Dalam pendekatan
sistematis, desainer produk konsep dan mengevaluasi ide-ide, dan mengubahnya
menjadi penemuan yang nyata dari produk. Peran produk desainer adalah untuk
menggabungkan seni, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk menciptakan produk-
produk baru yang dapat digunakan orang lain.
2.2.5 Axiomatic Design
Axiomatic Design adalah sebuah teori yang digunakan untuk
mengembangkan sebuah produk baru yang didasarkan atas keinginkan konsumen
berdasarkan dari 4 konsep utama yaitu: Domain, Hierarchies, Zigzagging, Design
Axioms. Domain adalah kebutuhan spesifik pada satu domain yang dipetakan pada
tahap perancangan (design) berupa parameter-parameter karakteristik, keempat
13

domain yang digunakan adalah customer domain (CA), functional domain (FR),
physical domain (DP), dan process domain (PV). Customer domain merupakan
sebuah domain yang berisikan tentang atribut apa saja yang diinginkan oleh
konsumen pada produk yang akan dikembangkan. Kemudian functional domain
merupakan domain yang berisikan mengenai semua fungsi yang ingin dicapai dari
produk. Lalu physical domain merupakan sebuah domain yang berisikan
bagaimana cara merealisasikan functional domain. Dan yang terakhir process
domain adalah sebuah domain yang menjelaskan bagaimana sebuah produk itu
diciptakan berdasarkan physical domain yang telah ditentukan sebelumnya (Lee &
Suh, 2006). Keempat domain tersebut terkoneksi melalui proses zigzagging. Proses
zigzagging yaitu proses yang menggambarkan dekomposisi rancangan kedalam
hirarki (design architecture) dan memasangkan masing-masing level antar domain.

mapping mapping mapping

(CA) (FR) (DP) (PV)

Gambar 2.2 Mapping


Design Axiom sendiri dibagi menjadi dua tipe yaitu Independence dan
Infromation Axiom. Independence Axioma yaitu bagian dari rancangan yang dapat
dipisah (separable) sehingga perubahan yang terjadi pada salah satu hasil
pemisahan tidak/sesedikit mungkin mempengaruhi yang lain. Menjaga
independensi antara FRs dan DPs pada rancangan yang diterima DPs. Setiap DP
diatur oleh satu FRs tanpa melibatkan FRs yang lain. Rancangan yang tidak sesuai
dengan axioma independen disebut coupled, rancangan ini dapat disebut coupled
karena setiap Dp mengatur/mempengaruhi 2 FRs sedangkan rancangan yang sesuai
dengan axioma independen dinamakan uncoupled atau decoupled. Untuk
uncoupled = masing–masing DPs independen, hanya berpengaruh pada 1 (satu)
FRs, tidak mempengaruhi FRs yang lain; sedangkan untuk decoupled = satu DPs
mempengaruhi 2 atau lebih FRs. Sedangkan Information Axiom adalah alternatif-
14

alternatif rancangan yang cocok dengan axioma 1, yang terbaik adalah informasi
mininum yang berarti kemungkinan sukses maximum dan rancangan produk yang
minimum.
Evans & Lindsay (2001) mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan sebuah
konsep desain produk dibutuhkan 2 fase HOQ dalam QFD. Jika sampai pada proses
manufaktur, maka dibutuhkan 4 fase HOQ (Fase perencanaan produk, perencanaan
komponen, perencanaan proses, perencanaan produksi). Sebaliknya, pada
kenyataan yang sering dijumpai untuk mendapatkan suatu konsep desain produk
diketahui hanya membutuhkan 1 fase HOQ pada QFD. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Putra,dkk (2016), Dayanara (2016) dan Ghufrani (2010), diketahui
integrasi HOQ dan Axiomatic Design (AD) dalam proses pengembangan produk
dapat mempersingkat waktu. AHOQ merupakan usulan metode dengan
memodifikasi HOQ untuk mempersingkat waktu pengembangan dan mengurangi
kesalahan hasil spesifikasi produk yang disebabkan sulitnya menerjemahkan
pernyataan pengguna menjadi ungkapan kebutuhan produk. AHOQ merangkum
fase HOQ pada QFD menjadi bentuk model dengan urutan-urutan yang sistematis
untuk mendapatkan spesifikasi dan target suatu konsep desain sesuai dengan fungsi
produk.

2.3 Hipotesa dan Kerangka Teoritis


2.3.1 Hipotesa
Dusun Sirap merupakan salah satu dusun yang terletak di daerah ambarawa
yang sebagian besar penduduk nya bekerja sebagai petani kopi. Dalam kegiatan
memetik hasil panen berupa kopi, para petani setempat kurang memperhatikan
posisi alat kerja saat memetik kopi, karena ketidaktepatan pada posisi alat kerja
atau penempatan alat petik kopi menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan
apabila dilakukan secara berjam-jam dalam sehari. Pada penelitian ini
menggunakan konsep Axiomatic Desain untuk mengusulkan pengembangan
produk atau keranjang petik kopi yang ergonomis yang berfungsi untuk
menminimalisir kelelahan dan kegiatan memanen kopi menjadi lebih efisien.
15

2.3.1 Kerangka Teoritis


Kerangka teoritis adalah suatu model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana sesorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka teoritis membahas saling
ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi situasi yang
diteliti. Adapun kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan
dibawah ini:

Penggunaan keranjang pada saat melakukan pemetikan kopi yang


bertumpu pada satu titik menyebabkan kelelahan pada satu titik
tumpu tubuh yaitu bahu

Perancangan ulang atau Pengembangan produk


keranjang petik kopi

Axiomatic Desain
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
2. Penetapan spesifikasi target
3. Pengembangan kosep desain
produk
4. Pemilihan konsep desain produk
5. Pengujian konsep produk
6. Spesifikasi dan desain akhir

Memberikan solusi dan memberi alternatif rancangan desain


keranjang petik yang sesuai kebutuhan pengguna

Gambar 2.3 Kerangka Teoritis


16

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian


Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Dusun Kopi Sirap, Desa Jambu,
Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Objek yang akan diamati dalam
penelitian ini adalah desain keranjang petik kopi yang ergonomis.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Pada teknik pengumpulan data terdapat metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang dibutuhkan dalam
memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Data yang didapat
berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang didapatkan berupa
pengamatan dan wawancara langsung. Pengamatan dan wawancara meliputi
bagaimana para petani kopi menggunakan alat keranjang petik kopi pada saat
kegiatan memanen kopi dan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner yang disusun dalam penelitian ini digunakan untuk menentukan
customer atribut yang diperlukan untuk perancangan desain keranjang petik kopi.
3.2.1 LangkahPenelitian
Langkah penelitian berisi tahapan-tahapan yang dijalankan penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari awal sampai akhir penelitian yaitu hasil dari
penelitian berupa penerapan metode axiomatic desain dalam proses pengembangan
keranjang petik kopi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya di
lapangan. Tahap ini dilakukan dengan mengamati secara langsung pada objek
penelitian. Melalui identifikasi masalah dapat diperoleh informasi sejumlah
masalah yang nantinya akan masuk dalam perumusan masalah. Pada
perumusan masalah dibangun fokus permasalahan yang nantinya akan
menjadi acuan dalam menentukan tujuan penelitian yang dalam hal ini ialah
melakukan penerapan axiomatic desain.

16
17

b. Penetapan Tujuan Penelitian


Dengan penetapan tujuan penelitian, selanjutnya sasaran penelitian lebih jelas
dan terarah. Tujuan penelitian ini adalah solusi perumusan masalah yang telah
dirancang sebelumnya.
c. Studi Literatur
Studi literatur dilaksanakan bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang
berhubungan dengan topik yang diangkat dalam penelitian. Studi literatur
dalam penelitian ini didapat dari berbagai sumber yaitu dari jurnal, laporan
tugas akhir, dan referensi yang berkaitan dengan tema yang diangkat yaitu
pengembangan keranjang petik dengan metode axiomatic desain.
d. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi dan data yang
dibutuhkan dalam melakukan penelitian ini yang diambil secara langsung di
Dusun Kopi Sirap, Ambarawa.
e. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan dalam memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Adapun sumber data yang akan diolah adalah sebagai berikut:
1. Observasi langsung dan Wawancara
Pengambilan data berupa informasi yang langsung diberikan oleh
narasumber kepada pengumpul data.
2. Penyebaran kuisioner Terbuka
Menyebarkan kuesioner terbuka untuk mengetahui jenis atribut produk
apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pekerja.
f. Pengolahan Data
Setelah semua data didapatkan, tahap selanjutnya semua data diolah dengan
urutan sebagai berikut :
1. Indentifikasi Kebutuhan Pelanggan
Proses identifikasi kebutuhan pelanggan merupakan bagian yang
integral dari proses pengembangan produk, dan merupakan tahap yang
mempunyai hubungan erat dengan proses penurunan konsep, seleksi
18

konsep, dan menetapkan spesifikasi produk. Indentifikasi kebutuhan


pelanggan ini dilakukan untuk mengumpulkan apa saja yang menjadi
kebutuhan pelanggan yang dalam hal ini para petani terhadap obyek
penelitian. Customer attribute merupakan bentuk pernyataan pelanggan
yang sebelumnya diperoleh dari hasil observasi secara langsung,
wawancara serta dari hasil kuesioner terbuka.
2. Penetapan spesifikasi dan target
a. Penentuan functional requirements
Functional requirements merupakan domain yang menampung semua
fungsi yang ingin dicapai dari suatu desain atau produk. Domain ini
diperoleh berdasarkan pernyataan pada domain customer attribute. Pada
metode Axiomatic Design dijelaskan bahwa terdapat 2 aksioma, aksioma
pertama adalah independensi fungsi yaitu setiap functional requirements
terpisah antara satu dengan yang lainnya. Aksioma yang kedua yaitu FR
(Functional requirements) harus terpenuhi dan masing-masing fungsi
sebisa mungkin terpisah antara satu dengan yang lainnya. Pada pemteaan
tabel CA (Customer Atribute) ke FR (Functional requirements) dapat
dituliskan dengan simbol untuk memudahkan dalam tahap berikutnya,
seperti : FR1, FR2
b. Penentuan Constraints
Penentuan constraints atau pembatas merupakan tahap terpenting dari
semua tahap pengembangan produk, karena berfungsi sebagai kontrol.
Baik model AD maupun HOQ sama-sama menggunakan constraints
sebagai kontrolnya walaupun cara mendapatkannya berbeda. Pada
penelitian ini menggunakan limits constraints, dimana disebutkan sebagai
nilai marginal.
c. Penentuan Parameter Desain
Tujuan dari Parameter Desain (DP) adalah untuk mempresentasikan
elemen fisik atau variabel desain yang memenuhi FR yang telah
ditentukan. Pada penentuan DP ini sebisa mungkin FR di selesaikan
dengan satu DP agar memenuhi aksioma pertama.
19

d. Penyusunan Axiomatic House Of Quality


Axiomatic House Of Quality (AHOQ) dapat mengartikan Voice of
Customer (VOC) dengan lebih terstruktur dan membantu dalam
pengembangan desain menggunakan kebutuhan fungsional dari
kostumer.
1. Perumusan matriks desain
Matriks desain digunakan untuk menggambarkan hubungan antara
Desain Parameters (DPs) dan Functional Requirements (FRs) secara
visual dan perhitungannya.
2. Korelasi antar desain parameter
Korelasi matriks pada model HOQ digunakan untuk
menggambarkan hubungan antar technical requirements pada suatu
model. Sedangkan dalam model AHOQ, hal ini dilakukan lebih
untuk mengetahui dependensi antar DPs, jika terdapat dependensi,
maka penting untuk menentukan dependensi tersebut merupakan
dependensi positif atau dependensi negatif.
3. Penambahan Constraints
Penambahan constraints dalam model AHOQ terletak dibawah
daftar FRs. Pada tahap ini constraints tersebut dimasukkan ke dalam
model untuk mengetahui pengaruh constraints yang ada terhadap
desain parameter yang sebelumnya constraints tidak dimasukkan ke
pada saat perumusan matriks desain.
4. Evaluasi model AHOQ
Evaluasi model AHOQ ini dilakukan untuk memastikan bahwa
setiap kebutuhan customer terpenuhi dalam desain yang akan dibuat
nanti tidak memerlukan perbaikan.
3. Pengembangan Konsep Desain Produk
Pada tahap ini akan dilakukan studi spesifikasi dari konsep dan
alternatif konsep dengan menggunkan morphological chart.
20

4. Pemilihan konsep desain produk


Pemilihan konsep dengan pertimbangan kebutuhan pelanggan dan
kriteria lainnya, membandingkan kekuatan dan kelemahan konsep dan
memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan atau pengembangan
lebih lanjut. Terdapat dua tahapan metodologi dalam pemilihan konsep,
tahapan pertama disebut screening method. Screening method merupakan
penyempitan serangkaian alternatif konsep yang sedang
dipertimbangkan. Dan tahapan yang kedua disebut scoring method,
scoring method merupakan sebuah analisis konsep untuk memilih salah
satu konsep yang memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada
sebuah produk. Kriteria yang digunakan untuk dijadikan dasar penilaian
dalam pemilihan konsep sesuai dengan kebutuhan pelanggan pada CAs
yang telah ada.
5. Pengujian konsep produk
Pengujian konsep dilakukan dengan mengumpulkan respon langsung
terhadap deskripsi konsep produk dari para petani kopi. Pengujian konsep
produk bertujuan untuk mengetahui tanggapan apakah desain yang dibuat
telah sesuai dengan keinginan dari customer. Setelah dilakukan pengujian
konsep, hasilnya dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan
perubahan atau perbaikan terhadap konsep yang telah dibuat.
6. Spesifikasi dan Desain Akhir
Pada tahap ini, perbaikan atau perubahan dari hasil pengujian konsep
dimasukkan untuk menetapkan spesifikasi dan desain akhir alat bantu
material handling proses produksi genteng. Perbaikan atau perubahan
desain dalam model AHOQ diizinkan, karena masing-masing desain
parameter (DPs) menjawab 1 functional requirements (FRs) saja. Jadi
ketika salah satu DPs terjadi perbaikan atau perubahan, perbaikan atau
perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi FRs yang lain.
g. Melakukan Analisa
Melakukan analisa dari data yang sudah didapat seperti penentuan atribut
produk, desain parameter, dan desain yang terpilih
21

h. Kesimpulan dan Saran


Dari hasil pengolahan data, serta pembahasan analisa dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai hasil akhir dari penelitian, sedangkan rekomendasi atau
saran ditujukan bagi kelompok tani maupun bagi penelitian selanjutnya.
3.3 Pengujian Hipotesa
Dusun Sirap merupakan salah satu dusun yang terletak di daerah ambarawa
yang sebagian besar penduduk nya bekerja sebagai petani kopi. Dalam kegiatan
memetik hasil panen berupa kopi, para petani setempat kurang memperhatikan
posisi alat kerja saat memetik kopi, karena ketidaktepatan pada posisi alat kerja
atau penempatan alat petik kopi menyebabkan kelelahan dan ketidaknyamanan
apabila dilakukan secara berjam-jam dalam sehari. Pada penelitian ini
menggunakan konsep Axiomatic Desain untuk mengusulkan pengembangan
produk atau keranjang petik kopi yang ergonomis yang berfungsi untuk
menminimalisir kelelahan dan kegiatan memanen kopi menjadi lebih efisien.
3.4 Metode Analisis
Setelah melakukan pengumpulan data dan melakukan pengujian hipotesa
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah analisa terhadap hasil pengolahan data
yang telah di hitung kemudian diketahui hasil yang di dapat dari analisa tersebut,
sehingga alternatif desain keranjang petik kopi mana yang terplilih sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen.
3.5 Pembahasan
Dalam pembahasan yang akan dilakukan adalah melakukan pembahasan
mengenai metode axiomatic desain apakah dengan menggunakan metode
axiomatic desain dapat terpilih desain keranjang petik kopi yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen.
3.6 Penarikan Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini , serta saran-saran yang
perlu dalam pengembangan keranjang petik kopi di Dusun Kopi Sirap.
22

3.7 Diagram Alir


Berikut merupakan diagram alir dari penelitian ini sebagai berikut :

Mulai

Identifikasi Masalah dan


Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian

Studi Literatur Studi Lapangan

Pengumpulan Data
1. Observasi langsung dan Wawancara
Pengambilan data berupa informasi yang langsung diberikan
oleh narasumber kepada pengumpul data.
2. Penyebaran kuesioner terbuka
Menyebarkan kuesioner terbuka untuk mengetahui jenis atribut
produk apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pekerja.

Pengolahan Data
(Axiomatic Desain)
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
- Wawancara
- Kuesioner Terbuka
- Penentuan Customer Atribute
2. Penetapan spesifikasi target
- Penentuan Functional Reqruitments
- Penentuan Constrains
- Penentuan Parameter Desain
- Penyusunan AHOQ
3. Pengembangan kosep desain produk
-Morphological Chart
4. Pemilihan konsep desain produk
-Screening dan Scoring Method
5. Pengujian konsep produk
-Respon Pengguna
6. Spesifikasi dan desain akhir

Analisis Data
- Desain keranjang terpilih
- Penilaian dampak kelelahan dari desain terpilih
yang baru
Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir


23

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dusun Kopi Sirap


Dusun Kopi Sirap merupakan salah satu dusun penghasil kopi yang terletak
di Kawasan Lereng Gunung Kelir di Dusun Sirap, Desa Jambu, Ambarawa,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan luas kebun kopi kurang lebih 35 hektar
yang merupakan perkebunan pribadi milik petani sekitar yang dikelola bersama
oleh kelompok Tani Rahayu IV.

4.2 Desain Keranjang Petik Kopi


Desain keranjang petik kopi yang digunakan para petani kopi diberbagai
Negara penghasil kopi seperti Kolombia, Vietnam, Laos, India umumya memiliki
desain yang hampir sama, yaitu sama-sama menggunakan keranjang yang terbuat
dari bahan rotan, akan tetapi berbeda dalam bentuk keranjang nya. Tidak terkecuali
para petani kopi di Indonesia yang juga menggunakan keranjang petik kopi dari
rotan, yang kemudian dililitkan selendang atau tali lalu diikatkan kebagian tubuh
yang bertumpu pada salah satu sisi bahu. Desain keranjang petik kopi dari berbagai
Negara tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 – 4.4

Gambar 4.1 Desain keranjang petik kopi dari Negara Kolombia

23
24

Gambar 4.2 Desain keranjang petik kopi dari Negara Vietnam

Gambar 4.3 Desain keranjang petik kopi dari Negara Laos

Gambar 4.4 Desain keranjang petik kopi dari Negara India


25

4.3 Pengumpulan Data


4.3.1 Observasi Langsung dan Wawancara
Berikut ini merupakan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti kepada para petani kopi setempat :
1. Desain yang kurang ergonomis menyebabkan kelelahan pada salah satu sisi
bahu.
2. Kontur jalan yang tidak rata kadang bisa membuat ikatan selendang
terlepas.
3. Jarak tempuh dari tempat pemetikan kopi ke tempat pengumpulan
sementara lumayan jauh, sehingga harus bolak-balik menyebabkan kegiatan
kurang effisien
4. Mungkin desain keranjang petik yang baru memiliki tali pengait biar tidak
terlepas dari keranjang.
4.3.2 Penyebaran dan Pengisian Kuesioner Terbuka
Penyebaran kuesioner ini dilakukan untuk mengidentifikasikan kebutuhan
pelanggan dalam hal ini para petani. Kuesioner ini berjumlah 35 rangkap sesuai
dengan jumlah anggota Kelompok Tani Rahayu IV, tetapi hanya terdapat 21
responden (petani) yang bersedia mengisi kuesioner tersebut. Penyebaran kuesioner
ini dengan cara mendatangi satu persatu rumah para anggota Kelompok Tani
Rahayu IV dikarenakan sedang tidak ada kegiatan di kebun kopi. Kuesioner yang
dibagikan berupa kuesioner terbuka yang berisi pertanyaan untuk mengetahui
pendapat atau kebutuhan para petani terhadap desain keranjang petik saat ini.
Berikut merupakan pertanyaan yang ada pada kuesioner terbuka:
1. Bagaimanakah pendapat anda dengan kondisi yang ada sekarang pada
kegiatan pemetikan kopi?
2. Apakah yang menjadi kelebihan dari kegiatan pemetikan kopi saat ini?
3. Apakah yang menjadi kekurangan dari kegiatan pemetikan kopi saat ini?
4. Apakah perbaikan yang anda harapkan ada untuk dapat membantu kegiatan
pemetikan kopi yang saat ini biasa dilakukan?
26

Setelah menyebarkan kuesioner, selanjutnya adalah merekap hasil kuesioner


terbuka tersebut. Hasil rekap kuesioner ditunjukan pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil Rekap Kuesioner


No Pernyataan Frekuensi
a. Alat yang digunakan seadanya seperti pada umumnya 10
1. b. Mudah dilakukan 8
c. Pemetikan kopi masih dilakukan secara manual 5
a. Alat tidak mudah rusak/awet bisa digunakan berulang kali 7
2. b. Alat mudah didapatkan atau ditemui 3

c. Harga terjangkau 4
Posisi keranjang yang berada didepan memudahkan untuk 9
a.
meletakan kopi tetapi menggangu ketika digunakan berjalan
3. Menyebabkan kelelahan pada bahu karena hanya bertumpu pada 14
b.
satu titik saja
Jalanan lereng pengunungan yang tidak rata kadang membuat ikatan 6
c.
selendang menjadi cepat kendor
a. Bisa Mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi 14
b. Dibutuhkan alat yang praktis saat memetik kopi 8
4. c. Nyaman digunakan 8
d. Posisi keranjang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan 9
e. Kami berharap proses pemetikan kopi dapat dilakukan lebih cepat 7

Rekap dari pengisian kuesioner diatas memiliki jumlah frekuensi yang


berbeda-beda antara satu pertanyaan dengan yang lainya, dikarenakan pada
kuesioner terbuka tersebut para responden pada setiap pertanyaan bisa menjawab
lebih dari satu jawaban, jadi jumlah frekuensi tiap nomor pertanyaan tidak sejumlah
banyaknya kuesioner yang diisi yaitu 21. Kuesioner terbuka dapat dilihat pada
lampiran 2.

4.4 Pengolahan Data


4.4.2 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Proses Indentifikasi kebutuhan pelanggan ini dilakukan untuk
mengumpulkan apa saja yang menjadi kebutuhan pelanggan yang dalam hal ini para
petani terhadap obyek penelitian. Customer attribute merupakan bentuk pernyataan
pelanggan yang sebelumnya diperoleh dari hasil observasi secara langsung,
wawancara serta dari hasil kuesioner terbuka. Namun tidak harus semua hasil
27

tersebut diinterpretasikan menjadi Customer Attribute, karena yang dapat dijadikan


sebagai Customer Attribute adalah pernyataan dari pelanggan yang memiliki
frekuensi tertinggi dan pernyataan tersebut relevan terhadap pengembangan alat
pemetik kopi. Pada tabel 4.2 berikut merupakan pernyataan pelanggan dan hasil
interpretasinya menjadi Customer Attribute.
Tabel 4.2 Customer Atributte
No Customer Atributte Pernyataan no
1 Alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi 4a
2 Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan 3a,4d
3 Alat bantu mudah digunakan/praktis 1b,4b
4 Alat bantu nyaman saat digunakan 4c
5 Alat bantu tidak mudah rusak 2a
6 Alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan memetik kopi 4e

Alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi
disini maksudnya yaitu alat bantu rancang memiliki desain yang memiliki titik
tumpu tidak hanya pada satu titik saja. Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan
disini maksudnya yaitu alat bantu yang dirancang posisi saat memetik kopi tidak
menggangu saat kondisi berjalan setelah selesai memetik kopi. Alat bantu mudah
digunakan disini maksudnya yaitu alat bantu rancang dapat digunakan oleh petani
dengan mudah.. Alat bantu nyaman saat digunakan disini maksudnya yaitu alat
bantu rancang yang digunakan dapat lebih ergonomis dari desain sebelumya. Alat
bantu tidak mudah rusak disini maksudnya alat bantu yang nantinya setelah masa
panen selesai tidak digunakan bisa disimpan dan digunakan pada masa panen
berikutnya dan alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan memetik kopi disini
maksudnya yaitu alat bantu dirancang sehingga kegiatan pemetikan kopi dapat
berlangsung lebih cepat. Lebih cepat disini tidak diukur menggunakan waktu, akan
tetapi lebih cepat disini dapat dijelaskan dengan penambahan ukuran dimensi
keranjang agar kegiatan dari tempat pemetikan kopi ke pengumpulan sementara
tidak bolak-balik terlalu banyak.
28

4.4.3 Penentuan Spesifikasi dan Target

a. Penentuan Functional Reqruirements


Functional requirements merupakan domain yang menampung semua
fungsi yang ingin dicapai dari suatu desain atau produk. Domain ini diperoleh
berdasarkan pernyataan pada domain customer attribute. Pada metode Axiomatic
Design dijelaskan bahwa FR (Functional requirements) memeiliki independensi
fungsi. Maksudnya adalah idealnya suatu perubahan pada suatu desain parameter
yang spesifik hanya memiliki efek pada satu fungsi saja, atau dalam bahasa yang
lebih mudah dipahami maksudnya setiap functional requirements terpisah antara
satu dengan yang lainnya. Pada pemetaan tabel CA (Customer Atribute) ke FR
(Functional Requirements) dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 Functional requirements


No Customer Atribute Functional Requirements
1 Alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan memetik kopi Menampung banyak kopi
2 Alat bantu mudah digunakan/praktis
Mudah dioperasikan
3 Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan
4 Alat bantu nyaman saat digunakan
5 Alat bantu tidak mudah rusak
Nyaman digunakan
Alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan
6
memetik kopi

Dari hasil pemetaan CA (Customer Atribute) ke FR (Functional Requirements),


Ketiga FR yang harus terpenuhi dan masing-masing fungsi sebisa mungkin terpisah
antara satu dengan yang lainnya. Masing masing FR harus dapat diukur
keberhasilannya. FR1 (menampung banyak kopi) dapat diukur dari kapasitas kopi
yang dapat ditampung alat bantu itu sendiri. FR2 (mudah dioperasikan) dapat
diukur dari kepraktisan saat menggunakan alat bantu tersebut. FR3 (Nyaman
digunakan) dapat diukur dari posisi titik tumpu saat menggunakan alat bantu
tersebut.
29

b. Penentuan Constraints
Penentuan constraints berfungsi sebagai control dari tahap pengembangan
produk. Baik model Axiomatic Desain maupun HOQ keduanya menggunakan
constraints sebagai kontrolnya meskipun cara mendapatkannya berbeda. Pada
penelitian ini menggunakan limits constraints. Berikut merupakan identifikasi
constraints dari functional requirements: FR1 = Menampung banyak kopi.
Berdasarkan hasil diskusi dengan ketua kelompok tani Rahayu IV, jumlah kopi
yang dapat ditampung dalam alat bantu sedikit lebih banyak yaitu 1.5 kg.
dengan mempertimbangkan jarak tempuh dan kenyamanan saat akan
menggunakan alat bantu tersebut.

c. Penentuan Desain Parameter


Setelah menentukan constraints, langkah berikutnya yaitu menentukan DP
(Desain Parameter). Agar memenuhi aksioma pertama, maka sebisa mungkin setiap
FR diselesaikan dengan 1 DP. Tujuan dari DP adalah untuk mempresentasikan
elemen fisik atau variabel desain yang memenuhi FR yang telah ditentukan. Pada
pemetaan tabel FR (Functional Requirements) ke DP (Desain Parameter) dapat
dilihan pada tabel 4.4 sebagai berikut.

Tabel 4.4 Desain Parameter


No Functional Requirements No Desain Parameter
FR1 Alat bantu dapat menampung banyak kopi DP1 Dimensi keranjang lebih besar
FR2 Alat bantu mudah dioperasikan DP2 Sistem tali adjustable
FR3 Alat bantu nyaman digunakan DP3 Model Ransel

DP1 menjelaskan bahwa untuk dapat memenuhi FR1 dibutuhkan dimensi


keranjang yang lebih besar pada alat bantu sehingga dapat menampung sejumlah
kopi namun tidak menambah beban yang berlebihan. DP2 merupakan elemen fisik
yang digunakan untuk memenuhi FR2 sistem tali disini maksudnya adalah untuk
mengatur posisi alat bantu sesuai kebutuhan. Tujuannya apabila saat kegiatan
memetik kopi keranjang bisa diletakan pada posisi depan tubuh dan ketika akan
berjalan menuju tempat pengumpulan sementara dapat diletakan pada bagian
belakang tubuh supaya tidak menggangu perjalanan. DP3 dipilih untuk memenuhi
30

FR3 karena alat bantu yang diharapkan nantinya dapat menopang beban dengan
baik untuk meminimalisir kelelahan yang ditumbulkan.

d. Penyusunan Axiomatic House Of Quality


Dalam metode Axiomatic House Of Quality (AHOQ) dapat mengartikan Voice
of Customer (VOC) dengan lebih ringkas dan membantu dalam pengembangan
desain menggunakan kebutuhan fungsional dari pengguna. Kebutuhan yang
dimaksud tersebut akan independen antara satu dengan yang lainya dan
diperbolehkan melakukan perubahan desain tanpa memberikan pengaruh terhadap
kebutuhan desain yang lainnya. Didalam model AHOQ terdapat Matrik desain,
korelasi antar desain parameter penambahan constrains dan benchmarking yang
dapat dilihat pada gambar 4.5 yaitu sebagai model AHOQ sebagai berikut :

Gambar 4.5 Model AHOQ

Matriks desain berfungsi untuk menggambarkan hubungan antara Desain


Parameters (DPs) dan Functional Requirements (FRs) secara visual dan
perhitungannya. Identifikasi dari hubungan tersebut dibutuhkan untuk memastikan
bahwa tidak ada pelanggaran terhadap independensi fungsi. Yang dimaksud
independensi fungsi yaitu FRs hanya menyelesaikan satu DPs yang dituliskan
dengan angka 1. Pada model HOQ, korelasi matriks digunakan untuk
menggambarkan hubungan antar technical requirements pada suatu model. Namun
dalam model AHOQ, hal ini dilakukan lebih untuk mengetahui dependensi antar
31

DPs, jika terdapat dependensi, maka penting untuk menentukan dependensi tersebut
merupakan dependensi positif atau dependensi negatif.

Korelasi yang terdapat dalam Gambar 4.5 merupakan dependensi positif


antara dimensi keranjang lebih besar (DP1) dengan model ransel (DP3), dimana
penambahan dimensi keranjang karena penambahan beban harus ditopang
menggunakan ransel agar beban yang dibawa dapat merata. Selain hubungan
depedensi diantara DP1 dan DP3 terdapat dependensi antara dimensi keranjang
lebih besar (DP1) dan sistem tali adjustable (DP2), dimana penambahan dimensi
keranjang dan penambahan beban untuk memindahkan posisi menggunakan alat
bantu tali karena lebih mudah dioperasikan, dan yang terakhir hubungan sistem tali
adjustable (DP2) dan model ransel (DP3), dimana model ransel membutuhkan tali
untuk mengkaitkan antara model ransel dan keranjang.

Penambahan Constarins berfungsi sebagai kontrol dalam pengembangan


produk. Penambahan constraints dalam model AHOQ terletak dibawah daftar FRs.
Constrains yang ditambahkan yaitu dapat menampung kopi lebih banyak 1.5 kg.
contrains tersebut memiliki pengaruh terhadap dimensi keranjang lebih besar
(DP1), tetapi constrains tersebut tidak memiliki pengaruh pada sistem tali
adjustable (DP2) dan model ransel (DP3).

Benchmarking yang terdapat pada model AHOQ berfungsi untuk


membandingkan produk yang sudah pernah ada sebelumnya dengan produk yang
akan dirancang, desain dan spesifikasi produk pesaing dapat dilihat ada gambar 4.6
berikut.

Gambar 4.6 Desain produk pesaing


32

Evaluasi model AHOQ ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap


kebutuhan customer terpenuhi dalam desain yang akan dibuat. Dari model akhir
dapat dilihat bahwa model tidak memerlukan perbaikan model desain. Hal ini
dibuktikan dengan matriks desain yang merupakan uncoupled design atau matriks
ideal, maksudnya masing-masing FRs hanya memiliki 1 hubungan terhadap DPs.
Korelasi antar desain parameter merupakan depedensi positif, maksudnya
ketergantungan yang terjadi antar DPs memiliki pengaruh positif pada masing
masing DPs. Constraints yang ada tidak mempengaruhi desain parameter pada
model desain yang telah ada.

4.4.4 Pengembangan Konsep Desain Produk


Pada tahap ini akan dilakukan studi spesifikasi dari konsep (FR) dan
alternatif konsep. Rancangan alternatif konsep dapat dilihat pada morphological
chart dalam tabel 4.4 sebagai berikut
Tabel 4.5 Morpholoical Chart
Alternatif Desain
No Functional
Reqruitment Desain 1 2 3
Sebelumnya

Alat bantu dapat


1 menampung banyak
kopi Deskripsi : Deskripsi : Deskripsi :
Desain keranjang Desain keranjang Desain keranjang
memanjang kebawah melebar kesamping mengerucut kebawah

2 Alat bantu mudah


-
dioperasikan
Deskripsi : Deskripsi : Deskripsi :
Tali pengait antara Tali pengikat antara Tali pengait antara
keranjang dan ransel keranjang dan ransel keranjang dan ransel
secara adjustable. secara adjustable. secara manual

3 Alat bantu nyaman - Ransel menyatu Ransel terpisah dari


-
digunakan dengan keranjang keranjang
33

Kombinasi yang mungkin dapat dilakukan adalah sebanyak 18 alternatif


konsep. Jumlah minimal untuk dijadikan sebagai alternatif konsep adalah sebanyak
3 alternatif konsep (Ulrich, 2001) . Pada penilitian ini dipilih 4 alternatif konsep
yang mungkin dapat direalisasikan. Gambar 4.6, Gambar 4.7, Gambar 4.8, dan
Gambar 4.9 merupakan alternatif konsep dari morphological chart.

Gambar 4.7 Alternatif Konsep 1

Alternatif konsep 1 ini merupakan gabungan antara keranjang mengerucut


kebawah pada alternatif desain nomor 3, ransel terpisah dengan keranjang pada
alternatif desain nomor 2, dan tali pengait manual pada alternatif desain nomor 3.
Cara kerja alternatif konsep 1 ini yaitu dengan mengaitkan tali secara manual pada
bagian depan ransel, kemudian setelah kegiatan memetik kopi selesai dilakukan,
pengait bagian depat dilepas dan dikaitkan secara manual kebagian belakang ransel.
34

Gambar 4.8 Alternatif Konsep 2


Alternatif konsep 2 ini merupakan gabungan antara keranjang memanjang
kebawah pada alternatif desain nomor 1, ransel terpisah dengan keranjang pada
alternatif desain nomor 2, tali pengait adjustable pada alternatif desain nomor 2
Cara kerja alternatif konsep 2 ini yaitu keluarkan tali pengait adjustable, atur sesuai
kebutuhan lalu slempangkan pada bahu. Setelah selesai menggunakan model
slempang, kemudian keluarkan model ransel, masukan tali pengait adjustable ke
dalam kantong, atur tali sesuai kebutuhan dan gunakan seperti menggunakan tas
ransel lalu kaitkan tali pengait yang ada keranjang pada pinggang agar ikatan kuat
dan nyaman digunakan.

Gambar 4.9 Alternatif Konsep 3


Alternatif konsep 3 ini merupakan gabungan antara keranjang melebar
kesamping pada alternatif desain nomor 2, tali pengait manual pada alternatif desain
nomor 3 dan ransel menyatu dengan keranjang pada alternatif desain nomor 1. Cara
35

kerja alternatif konsep 3 ini yaitu kaitkan tali pengait manual pada keranjang,
kemudian apabila hendak melakukan kegiatan memetik kopi gendong keranjang
kebagian depan dan ketika sudah selesai gendong kembali keranjang kebagian
belakang.

Gambar 4.10 Alternatif Konsep 4


Alternatif konsep 4 ini merupakan gabungan antara keranjang mengerucut
kebawah pada alternatif desain nomor 3, ransel menyatu dengan keranjang pada
alternatif desain nomor 1, dan tali pengait adjustable pada alternatif nomor 2. Cara
kerja alternatif konsep 4 ini yaitu kaitkan tali pengait manual pada keranjang, (atur
sesuai kebutuhan) kemudian apabila hendak melakukan kegiatan memetik kopi
gendong keranjang kebagian depan dan ketika sudah selesai gendong kembali
keranjang kebagian belakang.
4.4.5 Pemilihan Konsep Desain Produk
Seleksi konsep merupakan proses pemilihan konsep dengan pertimbangan
kebutuhan pelanggan dan kriteria lainnya, membandingkan kekuatan dan
kelemahan konsep dan memilih satu atau lebih konsep untuk pengembangan lebih
lanjut. Terdapat 2 tahapan metodologi dalam pemilihan konsep dengan
menggunakan pugh method, tahapan pertama disebut screening method. Screening
method adalah penyempitan serangkaian alternatif konsep yang sedang
dipertimbangkan. Tahapan yang selanjutnya disebut scoring method, scoring
36

method merupakan sebuah analisis konsep untuk memilih salah satu konsep yang
memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah produk. Kriteria yang
digunakan untuk dijadikan dasar penilaian dalam pemilihan konsep sesuai dengan
kebutuhan pelanggan pada CAs (Customer Atribute) yang telah ada. Tabel 4.6
merupakan matriks screening method.
Tabel 4.6 Matriks Screening Method
Alternatif konsep
No Kriteria
1 2 3 4
1. Alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan + + + +
memetik kopi
2. Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan 0 + - -
3. Alat bantu mudah digunakan/praktis + + + +
4. Alat bantu nyaman saat digunakan + + 0 0
5. Alat bantu tidak mudah rusak + + 0 0
6. Alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan memetik kopi + + + +
Jumlah + 5 6 3 3
Jumlah – 0 0 1 1
Jumlah 0 1 0 0 0
Nilai akhir 5 6 2 2
Peringkat 2 1 3 4
Lanjut? Ya Ya Tidak Tidak

Setelah dilakukan pemilihan alternatif konsep menggunakan matriks screening


method diharapkan terdapat salah satu konsep yang terpilih yang nantinya akan
digunakan sebagai realisasi produk. matriks screening method yang ada pada Pugh
method memiliki bebeberpa kriteria nilai penilainnya. Kriteria penilaian tersebut
adalah nilai + yang mengartikan bahwa lebih baik, 0 yang mengartikan sama
dengan, - mengartikan lebih buruk. Nilai-nilai tersebut kemudian dijumlahkan
untuk mengetahui kelanjutan dari masing-masing alternatif konsep produk.
Alternatif konsep 2 merupakan base konsep yang berfungsi sebagai pembanding
dengan alternatif konsep yang lainnya karena memiliki nilai paling tinggi. Penilaian
tersebut didapat dengan meminta pendapat dari pihak Kelompok Tani Rahayu IV
yang terkait. Hasil pugh method menunjukkan bahwa konsep 1, 2, dilanjutkan untuk
dikembangkan karena memiliki nilai akhir 5 dan 6 yang merupakan dua nilai
37

tertinggi sedangkan konsep 3 dan 4 tidak dilanjutkan untuk dikembangkan karena


masing-masing memiliki nilai 2 yang merupakan dua nilai terendah. Kuesioner
matriks screening method dapat dilihat di lampiran 3.
Setelah proses screening method selesai dilakukan, selanjutnya adalah tahap
penilaian atau biasa disebut dengan scoring method. Pada tahapan scoring method,
diberikan penilaian terhadap konsep yang lolos pada tahap penyaringan yaitu
alternatif konsep 1 dan 2. Pada tahapan ini, hal pertama yang dilakukan adalah
memberikan bobot relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil
perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria. Bobot dan
rating ini sendiri diberikan oleh pihak Kelompok Tani Rahayu IV. Skala Tabel 4.7
merupakan tabel scoring method. Nilai NB (nilai beban) merupakan penilaian dari
persentase bobot dikalikan dengan nilai R (rating), nilai bobot diperoleh dari jumlah
jawaban dari responden tiap kriteria dibagi total jawaban responden. Sedangkan
rating diperoleh dari penilaian dari ketua kelompok tani berdasarkan dari fungsi
dari masing-masing alternatif konsep, rating yang diberikan dengan skala 1-5.
Tabel 4.7 Matriks ScroringMethod

Jumlah jawaban Alternatif 1 Alternatif 2


No Kriteria Bobot
responden R NB R NB
1. Alat bantu dapat mengurangi kelelahan 14 20% 5 1 5 1
pada saat kegiatan memetik kopi
2. Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan 18 26% 4 10.4 4 10.4
3. Alat bantu mudah digunakan/praktis 16 23% 3 6.9 4 9.2
4. Alat bantu nyaman saat digunakan 8 11% 3 0.33 3 0.33
5. Alat bantu tidak mudah rusak 7 10% 3 0.3 4 0.4
6. Alat bantu dapat mempercepat proses 7 10% 2 0.2 2 0.2
kegiatan memetik kopi
Total Nilai 19.13 21.53
Peringkat 2 1
Lanjutkan? Tidak Ya

Berdasarkan matirks scoring method diatas diketahui bahwa konsep yang terpilih
adalah alternatif konsep 2 dengan total nilai bobot sebesar 21.53. Kuesioner matriks
scoring method dapat dilihat di lampiran 3.
38

4.4.6 Pengujian Konsep Produk


Pengujian konsep produk dilakukan setelah pemilihan konsep, karena tidak
memungkinkan apabila harus menguji dalam kondisi alternatif konsep yang masih
banyak. Tujuan dari pengujian konsep pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
tanggapan apakah desain yang dibuat telah sesuai dengan keinginan dari customer
dan konsep produk terpilih dapat digunakan dengan baik. Setelah dilakukan
pengujian konsep, hasilnya dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk melakukan
perubahan atau perbaikan terhadap konsep yang telah dibuat. Gambar 4.11
merupakan konsep desain alat bantu yang terpilih.

Gambar 4.11 Konsep Produk Terpilih


Setelah dilakukan komunikasi terhadap konsep terpilih, didapatkan hasil
bahwa konsep desain yang telah dibuat masih memiliki kekurangan. Perbaikan atau
saran yang diberikan pihak Kelompok Tani Rahayu IV, perbaikan dan saran yang
diberikan yaitu berupa penambahan gantungan untuk meletakan gunting ataupun
botol minum. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan karena pada saat kegiatan
memetik kopi apabila terdapat ranting pohon kopi berada jauh dari jangkauan
(berada pada pinggir lereng) diperlukan gunting untuk memotongnya untuk
memudahkan dalam pengambilan kopi tersebut. Perbaikan atau saran yang
diberikan akan dilakukan peninjauan kembali apakah dapat dimasukkan pada
model desain yang telah ada. Jika dirasa dapat dimasukkan ke dalam model desain
maka akan ditambahkan ke dalam spesifikasi dan desain akhir
39

4.4.7 Pengukuran Antropometri


Sebelum melakukan desain alat, terlebih dahulu menentukan dimensi yang
akan digunakan dalam pengukuran antropometri. Dalam pengukuran antropometri
ini data diambil dari populasi pemetik kopi dengan rentang usia diatas 40 tahun dan
sample yang digunakan adalah 21 orang dewasa yang diperoleh dari pengukuran
secara langsung. Berikut ini merupakan hasil pengukuran dimensi tubuh para petani
kopi.

Gambar 4.12 Pengukuran Antropometri Petani kopi


Tabel 4.8 Data Pengukuran Anthropometri
Data yang Hasil Pengukuran
No Simbol
diukur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tinggi bahu
1 Tbd 60 62 54 60 46 44 57 58 48 55 51 58 62 58 48 63 55 65 53 56 61
duduk
2 Tebal paha Tp 16 20 22 17 13 15 17 12,5 18 16 19 17 21 14 13 16 21 18 19 16.5 15
3 Lebar pinggul Lp 32 41 32 30 34 38 35 34 39 37 32 35 26 28 29 36 32 32 36 34 30
Tebal dada
4 Tdb 15 23 20 17 18 19 16 18 21 19 24 19 15 23 18 20 19 22 24 17 18
berdiri
5 Lebar Kepala Lk 14 16 18 16 15.5 16 16 17 20 16 18 17 18 15 17 20 16.5 18 15 20 17
Tinggi Bahu
6 Tbbd 129 137 116 144 136 129 130 143 116 129 150 147 131 132 129 129 146 138 138 116 135
Berdiri
Tinggi pinggang
7 Tpgb 95 89 93 110 91 93 89 86 102 101 108 100 92 96 86 103 95 94 93 86 95
berdiri

Spesifikasi masing-masing part berdasarkan data antropometri, presentil yang


digunakan adalah 50, karena agar fleksibel ke semua orang.
1. Rancangan Keranjang
Pada rancangan keranjang ini data antropometri yang digunakan sebagai acuan
adalah Tinggi Bahu Duduk (TBD), Tebal Paha (TP) dan Lebar Pinggul (LP).
40

a. Tinggi Keranjang
Untuk menentukan tinggi ideal keranjang, terdapat 2 dimensi yang digunakan
yaitu: Rata-rata Tinggi Bahu Duduk (TBD) dengan ukuran 55, 90 cm dan Rata-
rata Tebal Paha (TP) dengan ukuran 17, 17 cm. Rumus yang digunakan yaitu
TBD dikurangi TP, sehingga tinggi keranjang menjadi menjadi:
Tinggi Keranjang = 𝑥 Tinggi Bahu Duduk - 𝑥 Tebal Paha
= 55,90 cm – 17,17 cm
= 38.72 cm
b. Lebar Keranjang
Untuk menentukan lebar keranjang menggunakan 1dimensi, yaitu: Rata-rata
Lebar Pinggul (LP) dengan ukuran persentil 50% agar fleksibel untuk semua
orang, Sehingga ukuran untuk lebar keranjang yaitu 33,42 cm.

Gambar 4.13 Dimensi Keranjang

2. Rancangan Tali
a. Tali Utama
Desain tali yang ergonomis merupakan tali yang aman dan nyaman dipundak
pengguna saat menyandang ransel. Untuk menentukan panjang ideal tali, Ada
2 dimensi yang peneliti gunakan yaitu: Tinggi Keranjang 38.72 cm dan Rata-
rata Tebal Dada Berdiri (TDB) 19.28 cm. Rumus yang digunakan yaitu Tinggi
Keranjang ditambah TDB, sehingga panjang tali menjadi :
Panjang Tali = Tinggi keranjang + 𝑥 TDB
= 38.72 cm + 19.28 cm
= 58.01 cm
41

b. Jarak Antar Tali Utama dan Lebar Tali


Pada dasarnya agar mengurangi rasa sakit yang diterima otot bagian pundak
dan leher maka sambungan tali utama ke badan keranjang dibuat dengan
desain yang melebar. Untuk menentukan jarak antar tali menggunakan data
antropometri rata-rata Lebar Kepala (LK) yaitu 16.95 cm.Sedangkan lebar
dari tali utama dapat ditentukan dengan menggunakan rumus ukuran lebar
dari keranjang 33.42 cm dikurangi rata-rata Lebar Kepala (LK) dengan
ukuran 16.95 cm dibagi 2, sehingga
Lebar Tali = (Lebar Keranjang – 𝑥 Lebar Kepala) : 2
= (33.42 cm -16.95 cm) : 2
= 8.23 cm

Gambar 4.14 Dimensi Tali

c. Tali Slempang
Tali slempang merupakan tali tambahan yang berfungsi untuk memudahkan
dalam membawa keranjang pada bagian depan tubuh pada saat memetik
kopi. Untuk menentukan panjang tali menggunakan data antropometri rata-
rata Tinggi Bahu Berdiri (TBBD) dan Tinggi Keranjang. Rumus yang
digunakan untuk menentukan panjang tali yaitu TBBD ditambah Tinggi
keranjang, sehingga
Panjang Tali Slempang = 𝑥 TBBD + Tinggi Keranjang
= 133.33 cm + 38.72 cm
= 172 cm
42

Gambar 4.15 Dimensi Tali Slempang

d. Tali Ikat Pinggang


Tali ikat pinggang merupakan tali tambahan yang berfungsi untuk
memastikan keranjang stabil atau tidak terguncang saat digendong, karena
mengingat jalanan pengunungan yang tidak rata dan menurun. Untuk
menentukan panjang tali ikat pinggang menggunakan data antropometri
yaitu rata-rata Tinggi pinggang berdiri (TPGB) yaitu 95.09 cm

Gambar 4.16 Dimensi Tali Ikat Pinggang

3. Rancangan Bantalan Alas Punggung


Demi memenuhi kebutuhan pengguna, bantalan alas punggung berfungsi
sebagai pemberi kenyamanan pada pengguna dan meredam tekanan yang
timbul akibat barang bawaan dan juga dapat berfungsi sebagai kantong
untuk menyimpan ransel apabila menggunkan tali slempang. Untuk ukuran
antropometri pada alas punggung yaitu sama dengan lebar dan tinggi
keranjang yaitu 33,42 cm dan 38.72 cm.
43

Gambar 4.17 Bantalan Alas Punggung

4.4.7 Spesifikasi dan desain akhir

Pada tahap ini, perbaikan atau perubahan dari hasil pengujian konsep
dimasukkan untuk menetapkan spesifikasi dan desain akhir keranjang petik kopi.
Perbaikan atau perubahan desain dalam model AHOQ diizinkan, karena masing-
masing desain parameter (DPs) menjawab 1 functional requirements (FRs). Jadi
ketika salah satu DPs mengalami perbaikan atau perubahan, perbaikan atau
perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi FRs yang lain. Dan jenis tali yang
terpilih yaitu jenis tali yang bisa dilihat pada gambar 4.17 berikut.

Gambar 4.18 Desain akhir tali


Selanjutnya adalah pemilihan keranjang, untuk memastikan keranjang
sesuai dengan kapasitas yang digunakan sebanyak 5 kilogram dan penambahan
constrains sebanyak 1,5 kilogram, dipilihlah keranjang dengan desain memanjang
kebawah dengan diameter 33.42 cm dan tinggi 38.72 cm dan bahan yang
44

digunakan yaitu rotan, karena bahan rotan merupakan bahan yang kuat dan tahan
lama masa pemakaian nya. Desain akhir keranjang dapat dilihat pada gambar 4.18
berikut.

Gambar 4.19 Desain akhir keranjang


Selanjutnya yaitu pemilihan jenis ransel. Ransel yang terpilih yaitu jenis
ransel yang terpisah dari keranjang, ransel yang dipilih harus bisa digunakan oleh
siapa saja, karena dimensi tubuh para petani kopi yang berbeda beda. Oleh karena
itu dipilih ransel yang memiliki seperti model tas, yaitu ransel dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan penggunanya ransel yang dipilih juga memiliki bantalan busa,
berfungsi untuk menambah kenyamanan pengguna dan untuk mengurangi
kelelahan pada bagian bahu. Desain akhir ransel dapat dilihat pada gambar 4.19
berikut.

Gambar 4.20 Desain akhir ransel


Setelah melakukan proses penentuan desain akhir, pengukuran antropometri
dan pemilihan bahan, maka proses berikutnya yaitu pengujian desain produk yang
sudah jadi berupa prototype dari alternatif konsep desain yang terpilih yaitu
45

alternatif konsep desain nomor 2 kepada para pengguna yaitu para petani kopi di
dusun kopi sirap. Pada pengujian desain akhir ini dipilih sample perwakilan dari
anggota kelompok tani yaitu bapak Ngadiyanto. Proses pengujian prototype desain
akhir keranjang petik kopi dapat dilihat pada gambar 4.20 - 4.24 berikut.

Gambar 4.21 Desain akhir keranjang petik kopi

Gambar 4.22 Uji coba desain akhir keranjang petik kopi

Gambar 4.23 Uji coba desain akhir keranjang petik kopi


46

4.5 Analisa
4.4.5 Desain Keranjang terpilih
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Axiomatic
Design didapatkan 4 buah alternatif desain keranjang petik kopi, tiap alternatif
desain memiliki spesifikasi yang hampir sama tetapi harus dipilih alternatif desain
yang paling baik. Pemililihan alternatif desain dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner matriks screening dan matriks scorring kepada ketua Kelompok Tani
Rahayu IV (dapat dilihat pada lampiran) yang berisikan perbandingan desain
dengan kriteria-kriteria yang didaptkan dari customer attribute (CA). Apabila
desain lolos pada tahap screening maka akan berlanjut pada tahap scorring, pada
tahap screening dari empat alternatif desain akan dipilih dua alternatif desain
dengan nilai teratas dan pada tahap scorring dipilih satu dengan nilai yang paling
bagus. Desain yang telah lolos dari tahap scorring berarti desain tersebut
merupakan desain keranjang terpilih yang nantinya akan dilakukan pengujian
desain dan pembuatan prototype. Desain keranjang terplilih yaitu pada alternatif
desain nomor 2 dapat dilihat pada gambar 4.11. Pada tahap pengujian konsep desain
terdapat beberapa tambahan yang diberikan dari pihak Kelompok Tani Rahayu IV
yaitu penambahan slot gantungan untuk meletakan gunting atau gantungan minum.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Ngadiyanto sebagai perwakilan dari
Kelompok Tani Rahayu IV (dapat dilihat pada lampiran), desain kerajang ini sudah
memenuhi harpan dari segi desain maupun fungsinya yang telah dilakukan uji coba
untuk memetik kopi selama 3 hari, pemilihan bahan juga sudah tepat dan sesuai
saran yang telah diberikan. Pengoprasian alat nya cukup mudah dan bisa diatur
sesuai dengan kebutuhan, karena setiap petani memiliki postur tubuh yang berbeda-
beda satu dengan yang lainya.
4.4.6 Penilaian dampak kelelahan dari desain terpilih
Desain keranjang terpilih yang dibuat sudah dikatakan ergonomis karena
desain dari masing-masing part sudah diukur berdasarkan perhitungan data
antropoetri dengan sample 21 orang yang diukur secara langsung. Pertama, data
antropometri yang digunakan dalam perancangan desain keranjang yaitu Tinggi
Bahu Duduk (TBD) 55,90 cm dan Tebal Paha (TP) 17,7 cm untuk menentukan
47

dimensi tinggi dari keranjang, sedangkan lebar atau diameter dari keranjang
menggunakan data antropometri Lebar Pinggul (LP) 33.42 cm, dipilih dengan
ukuran presentil 50% agar fleksibel untuk semua orang. Kedua, yaitu perancangan
tali utama yaitu menggunkanan data antropometri Tebal Dada Berdiri (TDB) 19.28
cm dan Tinggi keranjang 38,72 cm, untuk lebar tali dan jarak tali yaitu menggunkan
data antropometri Lebar Kepala (LK) 16.95 cm sehingga panjang dan lebar tali
yang ergonomis diperoleh sepanjang 58.01 cm dan 8.23 cm. Ketiga, yaitu tali
slempang dan tali ikat pinggang yang menggunakan data antropometri Tinggi Bahu
Berdiri (TBBD) 133.33 dan Tinggi Keranjang, Tinggi Pinggang Berdiri (TPGB)
yaitu 95.09 cm penambahan tali pada bagian slempang difungsikan untuk pada saat
proses pemetikan kopi agar terasa lebih mudah dan penambahan tali pada pinggang
difungsikan untuk menjaga agar keranjang tetap stabil pada saat dibawa pada saat
pemetikan ataupun turun dari tempat pemetikan kopi menuju tempat pengumpulan
sementara. Dan yang terakhir yaitu bantalan punggung berfungsi sebagai pemberi
kenyamanan pada pengguna dan meredam tekanan yang timbul akibat barang
bawaan dan juga dapat berfungsi sebagai kantong untuk menyimpan ransel apabila
menggunkan tali slempang. Untuk ukuran antropometri pada alas punggung yaitu
sama dengan lebar dan tinggi keranjang yaitu 33.42 dan 38.72 cm.

Selain itu terdapat penilaian dampak kelelahan dari desain terpilih dari
pendapat Bapak Ngadiyanto yang mengungkapkan bahwa prototype keranjang
petik nyaman saat digunakan karena sudah tidak bertumpu lagi pada satu titik pada
bahu karena sudah menggunakan model ransel sehingga beban yang dibawa sudah
bisa tersebar merata dan kelelahan pada bagian bahu kanan (pegal) yang biasanya
dirasakan oleh para petani sudah berkurang, model ransel ini digunakan pada saat
kegiatan setelah memetik kopi dari kebun menuju tempat pengumpulan sementara,
sedangkan pada saat memetik kopi masih menggunakan model selempang. Selain
model ransel yang dapat mengurangi kelelahan pada bahu, sedikit peningkatan
beban sebanyak 1,5 kg dapat mengurangi intensitas bolak-balik dari tempat
pemetikan kopi ke tempat pengumpulan sementara yang biasanya dapat dilakukan
sebanyak 8-9 kali dengan jarak kurang lebih 110 meter sekarang bisa dilakukan
dengan 6-7 kali saja. Beban yang ada didalam keranjang memiliki kapasitas sebesar
48

7 kg tetapi keranjang tidak diisi tetapi hanya diisi sebanyak 6.5 kg, karena sesuai
dengan constrains yang telah disepakati sebelumnya yaitu penambahan beban
sebesar 1.5 kg dari beban sebelumnya yang dibawa yaitu sebesar 5 kg.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Keranjang petik yang terpilih memiliki bentuk keranjang yang sedikit
lebih besar dari desain sebelumnya, menggunakan model ransel sebagai
tumpuan beban pada bahu supaya beban tersebar merata, keranjang
terpilih juga dilengkapi dengan tali yang berfungsi untuk mengatur
posisi keranjang sesuai dengan keinginan penggunanya, dan desain
ergonomis sesuai dengan antropometri tubuh.
2. Atribut yang digunakan dalam pembentukan konsep diantaranya yaitu
alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi,
alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan, alat bantu mudah
digunakan/praktis, alat bantu nyaman saat digunakan, alat bantu tidak
mudah rusak, dan alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan
memetik kopi.
3. Desain keranjang petik yang baru memiliki dampak yang positif dapat
mengurangi kelelahan yang terjadi pada bahu, karena desain dirancang
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan menggunakan data
antropometri untuk menentukan ukuran part dari keranjang tersebut,
sehingga keranjang tersebut bisa dikatan ergonomis.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian yang
telah dilakukan yaitu penulis berharap agar kelompok tani atau para peneliti
selanjutnya dapat menyempurnakan lagi usulan desain ini apabila masih terdapat
kekurangan, sehingga alat menjadi lebih baik.

49
vii

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, D. P., Choiri, M., & Desrianto, F. B. (2018). Redesain Produk Berfokus
Pada Customer Requirements Dengan Integrasi Axiomatic Design dan House of
Quality. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 17(1), 71.
https://doi.org/10.23917/jiti.v17i1.5867
Budiono, AMS, Jusuf, RMF, Pusparini, A. 2003. Hiperkes dan keselamatan kerja.
Semarang: Bunga Rampai
Dayanara, D. (2016). “Integrasi House of Quality (HOQ) dengan Axiomatic Design
dalam Perencanaan dan Pengembangan Produk Shopping Trolley”. Skripsi
. Malang: Universitas Brawijaya.
Dian Putra, M., Pambudi Tama, I., & Puspita Andriani, D. (2016). Analisis
Perancangan Alat Bantu Material Handling Produksi Genteng
Menggunakan Metode Axiomatic House of Quality (Ahoq). Journal of
Engineering and Management Industial System, 4(1), 19–30.
https://doi.org/10.21776/ub.jemis.2016.004.01.3
Evans, J.R.; Lindsay, W.M. (2001).The Management and Control of Quality , 5th
Ed. Ohio:Thomson Learning.
Ghufrani, M.S. (2010). “Perancangan Alat Pengangkut Galon ke Dispenser dengan
Pendekatan Metode Axiomatic Design”. Skripsi . Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Novianto, T., & Agustini, D. (2014). Warung / Café Lesehan Multifungsi Yang
Ergonomis Menggunakan Metode Ergonomic Function Deployment ( Efd
). Jurnal Tekinik Industri, 40(cm), 1–6.
Oentoro, S. (2004). Kampanye Atasi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta: UI
Press.
Putra, G. S., Martini, S., & Iqbal, M. (2017). Perancangan Desain Troli
Supermarket Menggunakan Implementasi Metode Kansei Engineering Design
Supermarket Trolley Using Implementation Kansei Engineering Method. 4(2),
2453–2459.
Setyawati. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Asmara Books.
viii

Suma'mur. 2009. Hiegiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta : CV


Sagung Seto
Ulrich, Karl T. & Eppinger, Steven D. 2001, Perancangan dan Pengembangan
produk, ed.2,-: Salemba Teknika
Widodo Tri, T., Lubis, L. A., Supriadin, U. (2018). Analisis Pengembangan Produk
Keranjang Galon Dengan Menggunakan Metode Quality Function
Deployment (QFD). Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 3(2).

Anda mungkin juga menyukai