Disusun Oleh :
TIMUR ANTHONY
NIM 31601501182
Laporan Ini Di Susun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1
Pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Sultan Agung
Disusun Oleh :
TIMUR ANTHONY
NIM 31601501182
Arranged By :
TIMUR ANTHONY
NIM 31601501182
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
TIM PENGUJI
Anggota I Anggota II
Ketua Penguji
v
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Timur Anthony
NIM : 31601501182
Judul Tugas Akhir : Penerapan Metode Axiomatic Design Dalam
Pengembangan Desain Keranjang Petik Kopi Yang
Ergonomis.
Dengan ini saya menyatakan bahwa judul dan isi Tugas Akhir yang saya buat
dalam rangka menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S1) Teknik Industri tersebut
adalah asli dan belum pernah diangkat, ditulis ataupun dipublikasikan oleh siapapun
baik keseluruhan maupun sebagian, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Dan apabila dikemudian hari ternyata
terbukti bahwa judul tugas akhir tersebut pernah diangkat, ditulis ataupun
dipublikasikan, maka saya bersedia dikenakan sanksi akademis. Demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh tanggung jawab.
Semarang, 2019
Yang menyatakan,
Timur Anthony
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Menyutujui menjadi hak milik Universitas Islam Sultan Agung serta memberikan
Hak bebas Royalti Non-Ekslusif untuk disimpan, dialihmediakan, dikelola dan
pangkalan data dan dipublikasikan di internet dan media lain untuk kepentingan
akademis selama tetap menyantumkan nama penulis sebagai pemilik hak cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sungguh – sungguh. Apabila dikemudian hari
terukti ada pelanggaran Hak Cipta/ Plagiatisme dalam karya ilmiah ini, maka segala
bentuk hukum yang timbul akan saya tanggung secara pribadi tanpa melibatkan
Universitas Islam Sultan Agung.
Semarang, 2019
Yang Menyatakan
Timur Anthony
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin
Sampailah saya pada saat ini, saat saya menuliskan lembar persembahan
ini, alhamdulillah, terimakasih Ya Allah atas segala nikmat kesehatan, kekuatan,
kesabaran serta kemudahan yang diberikan kepada hamba. Sehingga hamba
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan baik.
Karya tulis ini saya persembahnkan untuk kedua orangtua saya, Ibu dan
bapak saya yang selalu memberikan support, serta kasih sayang, dan yang telah
membesarkan saya dengan penuh cinta dan selalu mendukung saya dalam segala
sesuatu hal.
Bapak ibu dosen pembimbing dan penguji, yang telah membimbing saya dalam
menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih banyak atas bimbingannya.
viii
MOTTO
“Start where you are. Use what you have. Do what you can”
(Arthur Ashe)
“Happiness is not how much money we have, but how much time
we can be thankful ”
ix
KATA PENGANTAR
1. Allah SWT, atas limpahan nikmat yang telah diberikan kepada hamba
sehingga hamba dapat menyelesaikan tugas hamba sebagai mahasiswa.
2. Ibu, Bapak dan Adik, terimakasih atas semua pengorbanan, kasih sayang,
dukungan dan doa yang selalu mengiringi perjalanan saya menuju gelar
sarjana.
3. Ibu Dr.Novi Marlyana,ST, MT dan Ibu Ir.Hj.Eli Mas’idah, MT selaku dosen
pembimbing tugas akhir saya, yang dengan sabar telah membimbing dan
mengarahkan saya dalam menyusun dan menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bapak Brav Deva Bernadhi, ST, MT, Bapak Ir.Irwan Sukendar, ST,
MT.IPM dan Ibu Wiwiek Fatmawati,ST, M.Eng selaku dosen penguji yang
bersedia memberikan masukan berupa kritik dan sarannya.
5. Bapak Ibu Dosen Teknik Industri, yang telah membimbing dan memberikan
ilmu kepada saya selama masa perkuliahan.
6. Bapak Ngadiyanto selaku Ketua Kelompok Tani Rahayu IV yang telah
membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Teman-teman UKM Taekwondo Unissula yang telah memberikan ruang
kepada saya untuk melatih skill beladiri, pengalaman fighting yang berharga
x
dan memberi semangat juang untuk tidak mudah menyerah. Taekwondo
Unissula luar biasa !!!
8. Para Warga Perumahan Tazmania Asri yang selalu menemani dan mengisi
hari – hari saya dengan permainan dan rahasia kalian yang seru untuk di
kupas tuntas. Terimakasih juga atas bantuan, semangat, canda tawa dan
perhatian kalian. Tazmania, Mantap !!!
9. Cemani Duds Squad, partner sepermainan yang selalu menjadi tempat
melepas penat untuk sharing hal-hal yang tidak penting.
10. Special partner yang selalu ada buat saya, memberikan waktu, bantuan,
semangat dan hiburan
11. Teman – teman Teknik Industri C, teman seperjuangan yang telah
menemani semasa perkuliahan ini. Semoga tali persaudaraan ini tidak putus
dan see you on top guys !!!
12. Teman – teman Teknik Industri angkatan 2015, yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kenangan dan bantuan selama masa
perkuliahan ini.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna. Untuk
itu, penulis mengharap saran dan kritik demi kesempurnaan karya ilmiah
selanjutnya. Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat untuk semua.
Semarang, 2019
Timur Anthony
xi
DAFTAR ISI
xii
3.3 Pengujian Hipotesa ......................................................................................21
3.4 Metode Analisis ...........................................................................................21
3.5 Pembahasan .................................................................................................21
3.6 Penarikan Kesimpulan .................................................................................21
3.7 Diagram Alir ................................................................................................22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................23
4.1 Gambaran Umum Dusun Kopi Sirap...........................................................23
4.2 Desain Keranjang Petik Kopi ......................................................................23
4.3 Pengumpulan Data .......................................................................................25
4.4 Pengolahan Data ..........................................................................................26
4.5 Analisa ........................................................................................................46
BAB V PENUTUP .............................................................................................49
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................49
5.2 Saran ..............................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
ABSTRAK
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Tanaman kopi tumbuh subur di Provinsi
Jawa Tengah, salah satu Kabupaten yang memiliki rata-rata produksi kopi
tertinggi di Jawa Tengah yaitu Kabupaten Semarang, tepatnya Kawasan Lereng
Gunung Kelir di Dusun Sirap, Desa Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Teknis pemetikan buah kopi terbilang sederhana yaitu memilih kopi yang sudah
matang pohon, biasanya kopi berwarna merah kemudian kopi diletakan didalam
keranjang petik kopi yang di selendangkan menghadap depan yang bertumpu
pada bahu. Dalam sekali panen, para petani biasanya dapat bolak-balik sebanyak
8-9 kali dari tempat mereka memetik kopi menuju tempat pengumpulan kopi
dengan berat beban yang dibawa sebesar 5 kilogram. Dengan kontur jalanan
pegunungan yang tidak rata, ditambah beban yang dibawa pada bahu terlebih jika
kondisi berlangsung berjam- jam dalam sehari maka akan menimbulkan kelelahan
kerja pada salah satu sisi bahu. Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan
desain keranjang petik kopi yang ergonomis untuk meminimalisir kelelahan yang
terjadi pada bahu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Axiomatic
Design dimana metode ini akan memberikan usulan desain konsep produk
berdasarkan keinginan konsumen yang dituliskan pada lembar kuesioner terbuka..
Dari pengolahan data terdapat 4 konsep alternatif desain yang kemudian di saring
lagi dengan screening dan scoring method untuk menentukan desain terpilih.
Desain yang terpilih yaitu alternatif desain nomor 2 karena memiliki kriteria
sesuai dengan Customer Atribute dengan nilai 21.53 sedangkan alternatif desain
nomor 1 hannya memiliki nilai 19.13 berdasarkan hasil scoring.
Kata Kunci : Kopi, Desain Keranjang Petik, Axiomatic Design, Ergonomi,
Kelelahan
xvii
ABSTRACT
Coffee is one of the plantation commodities which has a high economic value
among other plantation crops and plays an important role as a source of foreign
exchange for the country. Coffee plants thrive in Central Java Province, one of the
regencies that has the highest average coffee production in Central Java, namely
Semarang Regency, specifically the Kelir Mountain Jambu Village, Semarang
Regency, Central Java. The technique for picking coffee beans is simple, choosing
coffee that is ripe by the tree, usually red coffee and then the coffee is placed in a
coffee-picking basket which is draped facing the front which rests on the shoulder.
In one harvest, farmers can usually go back and forth 8-9 times from where they
are picking coffee to the coffee collection place with a weight carried by 5
kilograms. With the uneven contours of the mountain roads, plus the burden carried
on the shoulders especially if the conditions last for hours a day it will cause work
fatigue on one side of the shoulder. In this research, an ergonomic coffee pick basket
design will be developed to minimize shoulder fatigue. The method used in this
study is Axiomatic Design where this method will provide product concept design
proposals based on consumer desires written on an open questionnaire sheet. From
data processing there are 4 alternative design concepts which are then filtered again
with screening and scoring methods to determine the design selected. The chosen
design is alternative design number 2 because it has a customer attribute criteria
with value of 21.53 while alternative design number 1 only has a value of 19.13
based on the results of scoring.
Keywords: Coffee, Picking Basket Design, Axiomatic Design, Ergonomics,
Fatigue
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pengumpulan sementara, posisi desain keranjang yang sudah ada sebelumnya yaitu
keranjang berada di posisi depan tubuh, diikat menggunakan selendang dan
mengingat kontur jalanan lereng pegunungan yang tidak rata seringkali
menyebabkan ikatan selendang kendor sehingga menggangu perjalanan menuju ke
tempat pengumpulan kopi sementara. Oleh karena itu maka penelitian ini
dimaksudkan untuk memperbaiki desain produk keranjang petik kopi yang
ergonomis sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kosumen untuk meminimalisir
kelelahan kerja saat melakukan kegiatan memanen kopi.
BAB II
TINJAUAN PUSATKA DAN LANDASAN TEORI
5
6
4 Trenggono Tri Analisis Pengembangan Berdasarkan pengembangan konsep rancangan yang dihasilkan
Widodo, Arina Produk Keranjang rancangan produk memiliki fungsi untuk mempermudah dalam
Luthfini Lubis, Galon Dengan melakukan pekerjaan, bentuk yang ditambahkan material seperti
Ujang Supriadin Menggunakan Metode menambahkan engsel dan pengunci dibagian samping dikarnakan
(2018) Quality Function pada bagian samping keranjang galon sudah di kasih engsel sehingga
Deployment (QFD) pekerja tidak perlu mengeluarkan tenaga seperti sebelum di
Sumber : Jurnal kembangkan. Dari hasil pengujian didapat bahwa 5 galon yang berisi
Penelitian air diatas benda kerja, diketahui bahwa berat 1 air galon adalah 20 kg
(100 kg), maka keranjang harus menahan berat beban tersebut,
kemudian setelah diuji, didapatkan bahwa beban keranjang diatas
100kg lebih berat dari galon yang akan di antar. Dalam sehari si
operator kurang lebih mengantar 200 galon atau seberat 4 ton.
Sehingga dalam uji beban ini dikatakan bahwa keranjang dapat
digunakan oleh operator karena dapat menahan beban lebih dari 4
ton perhari..
5 Tri Novianto, Perancangan Dan Berdasarkan penerapan metode EFD menggunakan atribut ENASE,
Jazuli, Dewi Pengembangan Desain didapatkan prioritas perancangan produk tertinggi ke terendah
Agustini (2017) Produk Meja berdasarkan nilai contribution adalah sebagai berikut ; konstruksi
Warung/Café Lesehan kuat (2.52), desain maksimalis-minimalis (2.22), fitur permainan
Multifungsi Yang (2.09), bahan baku (1.90), laci/tempat simpan (1.54), nyaman
Ergonomis digunakan (1.47), finishing ramah lingkungan (1.33), desain praktis
Menggunakan Metode (1.23), perawatan (1.01), mudah dipindah (0.92), harga kompetitif
Ergonomic Function (0.76). Nyaman digunakan (ergonomi) dalam pengukurannya
Deployment (EFD) menggunakan metode antropometri, dimana dimensi yang digunakan
Sumber : Jurnal dalam perancangan meja lesehan, diantaranya adalah tinggi siku
Penelitian duduk (tsd), tebal paha (tp), jangkauan tangan (jt), rentangan tangan
(rt), lebar bahu (lb), panjang jari (pj). Sehingga dari penerapan
metode antropometri dihasilkan rancangan meja lesehan dengan
dimensi (meja minimalis : 70cmx70cmx40cm, meja maksimalis :
140cmx70cmx40cm), dengan bahan utama yaitu multiplek dan kaki
penyangga kayu mahoni.
Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang
sudah ada atau yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu penelitian dengan judul
Analisis Perancangan Alat Bantu Material Handling Produksi Genteng
Menggunakan Metode Axiomatic House Of Quality (Dian Putra, Pambudi Tama,
& Puspita Andriani, 2016) dapat diketahui spesifikasi dan desain alat bantu material
handling proses produksi genteng dapat diketahui berdasarkan hasil pengolahan
data kebutuhan customer dari kuesioner yang dibagikan kepada para pekerja IKM
genteng Talangsuko. Spesifikasi alat yang akan digunakan terdiri dari 3 komponen
yaitu bagian badan rak dengan material kayu ulin, bagian roda. Jumlah kapasitas
yang dapat ditampung alat bantu ini sebanyak 42 genteng. Adanya alat bantu ini
nanti dapat meningkatkan kapasitas produksi genteng pada IKM genteng
Talangsuko khususnya pada kegiatan penjemuran genteng sebanyak 2 kali lipat
dari 300-350 menjadi ± 750 genteng. Pengumpulan data dilakukan observasi secara
7
langsung dan wawancara untuk data berupa informasi secara langsung dan
membagikan kuesioner terbuka kepada para pekerja untuk mengetahui jenis atribut
apa saja yang diinginkan para pengguna. Pengolahan data dengan Axiomatic
House Of Quality (AHOQ), relatif lebih sederhana dalam pengolahan data dengan
tahapanya yaitu penyebaran kuisioner terbuka, menentukan Customer Atribute
(CA), penentuan Functional Requirements (FR), penentuan Constraints,
penentuan Parameter Desain (DP), Penyusunan Axiomatic House Of Quality
(AHOQ), penetapan alternative desain, screening method, scoring method,
pengujian konsep produk, penentuan spesifikasi dan desain akhir produk.
Penelitian selanjutnya yaitu dengan judul Redesain Produk Berfokus Pada
Customer Reqruitments Dengan Integerasi Axiomatic Desain Dan House Of
Quality (Andriani, Choiri, & Desrianto, 2018) pada produk rak sepatu yang dibuat
telah sesuai dengan prinsip axiomatic design . Desain matriks pada model AHOQ
yang terdiri dari functional requirements dan design parameter menunjukkan bahwa
desain fisik produk independen dan semua FR sudah dijawab oleh masing-masing
DP. Ada beberapa hal dalam pembuatan DP yang harus diperhatikan karena hal
tersebut dapat mempengaruhi constraints yang merupakan kontrol utama dalam
pembuatan AHOQ. Pada AHOQ juga dilakukan benchmarking terhadap produk
yang menjadi kompetitor produk. Benchmarking ini juga membantu memberikan
referensi dalam penentuan alternatif konsep.
Penelitian dengan judul Perancangan Desain Troli Supermarket
Menggunakan Implementasi Metode Kansei Engineering (Putra, Martini, & Iqbal,
2017) Kansei Engineering sebagai salah satu jenis metodologi pengembangan
produk, dapat didefinisikan sebagai sebuah metodologi untuk menterjemahkan
proses psikologis manusia terhadap suatu produk yang telah ada atau konsep desain
baru. Kansei engineering diabgi menjadi menjadi 4 tipe, dan penyelesain masalah
dalam tiap tipenya berbeda-beda. Pada topik ini mengunakan tipe kansei
engineering 1, berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan perancangan
desain troli supermarket dengan implementasi kansei engineering didapat
kesimpulan yaitu Kansei Engineering Tipe 1 dapat diimplementasikan kedalam
konsep troli supermarket yang menghasilkan spesifikasi sesuai dengan matrik yang
8
digunakan diturunkan dari aspek ergonomi yaitu ENASE. Tahap pengumpulan data
sama dengan metode QFD yang membedakanya adalah terdapat data antropometri
yang dibutuhkan untuk menciptakan desain yang ENASE.
Berdasarkan studi literatur maka dapat diidentifikasi bagaimana cara
mengetahui jenis atribut yang akan digunakan sebagai pembentuk produk yaitu
dengan wawancara secara langsung dan penyebaran kuesioner terbuka untuk
mengetahui jenis atribut apa yang diinginkan oleh pengguna. Oleh karena itu
penelitian ini menggunakan metode Axiomatic Desain (AHOQ) yang digunakan
untuk membahas tentang desain keranjang petik kopi. Metode ini mengacu pada
metode QFD dalam perancangan alat bantu agar sesuai dengan fungsi dan
spesifikasi pengguna. House of Quality (HOQ) adalah suatu kerangka kerja atas
pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Function
Deployment (QFD). Kelebihan dari metode ini adalah pada tahap pengujian konsep
terpilih apabila terdapat perubahan desain dalam model AHOQ diizinkan, karena
masing-masing design parameter (DP) menjawab satu functional reqruitment (FR).
Jadi ketika salah satu DP mengalami perbaikan atau perubahan, perbaikan atau
perubahan tersebut tidak mempengaruhi FR yang lain. Dengan menggunakan
metode Axiomatic Desain ini, diharapkan mampu memberikan usulan desain
keranjang petik kopi ergonomis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
konsumen, untuk meminimalisir kelelahan kerja dan kegiatan memetik kopi
menjadi lebih efisien.
mengaplikasikan teori, prinsip, data dan metode untuk merancang suatu sistem
yang optimal, dilihat dari sisi manusia dan kinerjanya. Ergonomi memberikan
sumbangan untuk rancangan dan evaluasi tugas, pekerjaan, produk, lingkungan dan
sistem kerja, agar dapat digunakan secara harmonis sesuai dengan kebutuhan,
kempuan dan keterbatasan manusia (International Ergonomics Association / IEA,
2002).
2.2.2 Kelelahan Kerja
Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan,
kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja (Mississauga, 2012). Atau
Kelelahan adalah suatu keadaan ketika seseorang merasa lelah secara fisik dan/atau
mental, yang dapat disebabkan oleh :
a. Jam kerja yang panjang tanpa intervensi istirahat/periode penyembuhan
b. Aktivitas fisik yang kuat dan berkelanjutan
c. Usaha mental yang kuat dan berkelanjutan
d. Bekerja selama beberapa atau semua waktu alami untuk tidur (sebagai
akibat dari shift atau bekerja untuk waktu yang panjang)
e. Tidur dan istirahat yang kurang cukup.
Berdasarkan proses dalam otot, kelelahan dapat dibagi dua (Budiono dkk, 2003) :
a. Kelelahan otot, fenomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadi tekanan
melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara fisiologis,
yang ditunjukkan tidak hanya dengan berkurangnya tekanan fisik tetapi juga
makin rendahnya gerakan.
b. Kelelahan umum, adalah suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua
aktivitas menjadi terganggu dan biasanya akan menimbulkan rasa kantuk.
Faktor yang dapat mempengaruhi kelelahan :
1. Usia
Subjek yang berusia lebih muda mempunyai kekuatan fisik dan cadangan
tenaga lebih besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi pada subjek yang
lebih tua lebih mudah melalui hambatan (Setyawati, 2010). Tenaga kerja
yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan
dibandingkan tenaga kerja yang relatif lebih muda (Oentoro, 2004).
11
2. Jenis kelamin
Ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang
dibanding pria. Secara biologis wanita mengalami siklus haid, kehamilan
dan menopause, dan secara sosial wanita berkedudukan sebagai ibu rumah
tangga (Suma’mur, 2009).
3. Psikis
Tenaga kerja yang mempunyai masalah psikologis sangat mudah
mengalami suatu bentuk kelelahan kronis. Salah satu penyebab dari reaksi
psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja yang
berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu tertentu dan
dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu produksi
yang besar (Budiono dkk, 2003).
4. Kesehatan
Kesehatan dapat mempengaruhi kelelahan kerja yang dapat dilihat dari
riwayat penyakit yang diderita. Beberapa penyakit yang dapat
mempengaruhi kelelahan, yaitu: penyakit jantung, gangguan ginjal, asma,
tekanan darah rendah, hipertensi (Suma’mur, 2009).
5. Status perkawinan
Pekerja yang sudah berkeluarga dituntut untuk memenuhi tanggung jawab
tidak hanya dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam hal urusan rumah
tangga sehingga resiko mengalami kelelahan kerja juga akan bertambah
(Inta, 2012).
6. Sikap kerja
Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja
(kenyamanan) akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas
kerja. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap
menjangkau barang yang melebihi jangkauan tangan harus dihindarkan.
Pengunaan alat kerja yang tidak nyaman saat digunakan dalam bekerja
berpotensi menyebabkan timbulnya kelelahan kerja, contohnya penggunaan
meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang yang mempunyai ukuran tubuh
yang lebih tinggi atau sikap duduk yang terlalu tinggi sedikit banyak akan
12
domain yang digunakan adalah customer domain (CA), functional domain (FR),
physical domain (DP), dan process domain (PV). Customer domain merupakan
sebuah domain yang berisikan tentang atribut apa saja yang diinginkan oleh
konsumen pada produk yang akan dikembangkan. Kemudian functional domain
merupakan domain yang berisikan mengenai semua fungsi yang ingin dicapai dari
produk. Lalu physical domain merupakan sebuah domain yang berisikan
bagaimana cara merealisasikan functional domain. Dan yang terakhir process
domain adalah sebuah domain yang menjelaskan bagaimana sebuah produk itu
diciptakan berdasarkan physical domain yang telah ditentukan sebelumnya (Lee &
Suh, 2006). Keempat domain tersebut terkoneksi melalui proses zigzagging. Proses
zigzagging yaitu proses yang menggambarkan dekomposisi rancangan kedalam
hirarki (design architecture) dan memasangkan masing-masing level antar domain.
alternatif rancangan yang cocok dengan axioma 1, yang terbaik adalah informasi
mininum yang berarti kemungkinan sukses maximum dan rancangan produk yang
minimum.
Evans & Lindsay (2001) mengungkapkan bahwa untuk mendapatkan sebuah
konsep desain produk dibutuhkan 2 fase HOQ dalam QFD. Jika sampai pada proses
manufaktur, maka dibutuhkan 4 fase HOQ (Fase perencanaan produk, perencanaan
komponen, perencanaan proses, perencanaan produksi). Sebaliknya, pada
kenyataan yang sering dijumpai untuk mendapatkan suatu konsep desain produk
diketahui hanya membutuhkan 1 fase HOQ pada QFD. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Putra,dkk (2016), Dayanara (2016) dan Ghufrani (2010), diketahui
integrasi HOQ dan Axiomatic Design (AD) dalam proses pengembangan produk
dapat mempersingkat waktu. AHOQ merupakan usulan metode dengan
memodifikasi HOQ untuk mempersingkat waktu pengembangan dan mengurangi
kesalahan hasil spesifikasi produk yang disebabkan sulitnya menerjemahkan
pernyataan pengguna menjadi ungkapan kebutuhan produk. AHOQ merangkum
fase HOQ pada QFD menjadi bentuk model dengan urutan-urutan yang sistematis
untuk mendapatkan spesifikasi dan target suatu konsep desain sesuai dengan fungsi
produk.
Axiomatic Desain
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
2. Penetapan spesifikasi target
3. Pengembangan kosep desain
produk
4. Pemilihan konsep desain produk
5. Pengujian konsep produk
6. Spesifikasi dan desain akhir
BAB III
METODE PENELITIAN
16
17
Mulai
Pengumpulan Data
1. Observasi langsung dan Wawancara
Pengambilan data berupa informasi yang langsung diberikan
oleh narasumber kepada pengumpul data.
2. Penyebaran kuesioner terbuka
Menyebarkan kuesioner terbuka untuk mengetahui jenis atribut
produk apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pekerja.
Pengolahan Data
(Axiomatic Desain)
1. Identifikasi kebutuhan pelanggan
- Wawancara
- Kuesioner Terbuka
- Penentuan Customer Atribute
2. Penetapan spesifikasi target
- Penentuan Functional Reqruitments
- Penentuan Constrains
- Penentuan Parameter Desain
- Penyusunan AHOQ
3. Pengembangan kosep desain produk
-Morphological Chart
4. Pemilihan konsep desain produk
-Screening dan Scoring Method
5. Pengujian konsep produk
-Respon Pengguna
6. Spesifikasi dan desain akhir
Analisis Data
- Desain keranjang terpilih
- Penilaian dampak kelelahan dari desain terpilih
yang baru
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23
24
c. Harga terjangkau 4
Posisi keranjang yang berada didepan memudahkan untuk 9
a.
meletakan kopi tetapi menggangu ketika digunakan berjalan
3. Menyebabkan kelelahan pada bahu karena hanya bertumpu pada 14
b.
satu titik saja
Jalanan lereng pengunungan yang tidak rata kadang membuat ikatan 6
c.
selendang menjadi cepat kendor
a. Bisa Mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi 14
b. Dibutuhkan alat yang praktis saat memetik kopi 8
4. c. Nyaman digunakan 8
d. Posisi keranjang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan 9
e. Kami berharap proses pemetikan kopi dapat dilakukan lebih cepat 7
Alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi
disini maksudnya yaitu alat bantu rancang memiliki desain yang memiliki titik
tumpu tidak hanya pada satu titik saja. Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan
disini maksudnya yaitu alat bantu yang dirancang posisi saat memetik kopi tidak
menggangu saat kondisi berjalan setelah selesai memetik kopi. Alat bantu mudah
digunakan disini maksudnya yaitu alat bantu rancang dapat digunakan oleh petani
dengan mudah.. Alat bantu nyaman saat digunakan disini maksudnya yaitu alat
bantu rancang yang digunakan dapat lebih ergonomis dari desain sebelumya. Alat
bantu tidak mudah rusak disini maksudnya alat bantu yang nantinya setelah masa
panen selesai tidak digunakan bisa disimpan dan digunakan pada masa panen
berikutnya dan alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan memetik kopi disini
maksudnya yaitu alat bantu dirancang sehingga kegiatan pemetikan kopi dapat
berlangsung lebih cepat. Lebih cepat disini tidak diukur menggunakan waktu, akan
tetapi lebih cepat disini dapat dijelaskan dengan penambahan ukuran dimensi
keranjang agar kegiatan dari tempat pemetikan kopi ke pengumpulan sementara
tidak bolak-balik terlalu banyak.
28
b. Penentuan Constraints
Penentuan constraints berfungsi sebagai control dari tahap pengembangan
produk. Baik model Axiomatic Desain maupun HOQ keduanya menggunakan
constraints sebagai kontrolnya meskipun cara mendapatkannya berbeda. Pada
penelitian ini menggunakan limits constraints. Berikut merupakan identifikasi
constraints dari functional requirements: FR1 = Menampung banyak kopi.
Berdasarkan hasil diskusi dengan ketua kelompok tani Rahayu IV, jumlah kopi
yang dapat ditampung dalam alat bantu sedikit lebih banyak yaitu 1.5 kg.
dengan mempertimbangkan jarak tempuh dan kenyamanan saat akan
menggunakan alat bantu tersebut.
FR3 karena alat bantu yang diharapkan nantinya dapat menopang beban dengan
baik untuk meminimalisir kelelahan yang ditumbulkan.
DPs, jika terdapat dependensi, maka penting untuk menentukan dependensi tersebut
merupakan dependensi positif atau dependensi negatif.
kerja alternatif konsep 3 ini yaitu kaitkan tali pengait manual pada keranjang,
kemudian apabila hendak melakukan kegiatan memetik kopi gendong keranjang
kebagian depan dan ketika sudah selesai gendong kembali keranjang kebagian
belakang.
method merupakan sebuah analisis konsep untuk memilih salah satu konsep yang
memungkinkan untuk membawa kesuksesan pada sebuah produk. Kriteria yang
digunakan untuk dijadikan dasar penilaian dalam pemilihan konsep sesuai dengan
kebutuhan pelanggan pada CAs (Customer Atribute) yang telah ada. Tabel 4.6
merupakan matriks screening method.
Tabel 4.6 Matriks Screening Method
Alternatif konsep
No Kriteria
1 2 3 4
1. Alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan + + + +
memetik kopi
2. Alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan 0 + - -
3. Alat bantu mudah digunakan/praktis + + + +
4. Alat bantu nyaman saat digunakan + + 0 0
5. Alat bantu tidak mudah rusak + + 0 0
6. Alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan memetik kopi + + + +
Jumlah + 5 6 3 3
Jumlah – 0 0 1 1
Jumlah 0 1 0 0 0
Nilai akhir 5 6 2 2
Peringkat 2 1 3 4
Lanjut? Ya Ya Tidak Tidak
Berdasarkan matirks scoring method diatas diketahui bahwa konsep yang terpilih
adalah alternatif konsep 2 dengan total nilai bobot sebesar 21.53. Kuesioner matriks
scoring method dapat dilihat di lampiran 3.
38
a. Tinggi Keranjang
Untuk menentukan tinggi ideal keranjang, terdapat 2 dimensi yang digunakan
yaitu: Rata-rata Tinggi Bahu Duduk (TBD) dengan ukuran 55, 90 cm dan Rata-
rata Tebal Paha (TP) dengan ukuran 17, 17 cm. Rumus yang digunakan yaitu
TBD dikurangi TP, sehingga tinggi keranjang menjadi menjadi:
Tinggi Keranjang = 𝑥 Tinggi Bahu Duduk - 𝑥 Tebal Paha
= 55,90 cm – 17,17 cm
= 38.72 cm
b. Lebar Keranjang
Untuk menentukan lebar keranjang menggunakan 1dimensi, yaitu: Rata-rata
Lebar Pinggul (LP) dengan ukuran persentil 50% agar fleksibel untuk semua
orang, Sehingga ukuran untuk lebar keranjang yaitu 33,42 cm.
2. Rancangan Tali
a. Tali Utama
Desain tali yang ergonomis merupakan tali yang aman dan nyaman dipundak
pengguna saat menyandang ransel. Untuk menentukan panjang ideal tali, Ada
2 dimensi yang peneliti gunakan yaitu: Tinggi Keranjang 38.72 cm dan Rata-
rata Tebal Dada Berdiri (TDB) 19.28 cm. Rumus yang digunakan yaitu Tinggi
Keranjang ditambah TDB, sehingga panjang tali menjadi :
Panjang Tali = Tinggi keranjang + 𝑥 TDB
= 38.72 cm + 19.28 cm
= 58.01 cm
41
c. Tali Slempang
Tali slempang merupakan tali tambahan yang berfungsi untuk memudahkan
dalam membawa keranjang pada bagian depan tubuh pada saat memetik
kopi. Untuk menentukan panjang tali menggunakan data antropometri rata-
rata Tinggi Bahu Berdiri (TBBD) dan Tinggi Keranjang. Rumus yang
digunakan untuk menentukan panjang tali yaitu TBBD ditambah Tinggi
keranjang, sehingga
Panjang Tali Slempang = 𝑥 TBBD + Tinggi Keranjang
= 133.33 cm + 38.72 cm
= 172 cm
42
Pada tahap ini, perbaikan atau perubahan dari hasil pengujian konsep
dimasukkan untuk menetapkan spesifikasi dan desain akhir keranjang petik kopi.
Perbaikan atau perubahan desain dalam model AHOQ diizinkan, karena masing-
masing desain parameter (DPs) menjawab 1 functional requirements (FRs). Jadi
ketika salah satu DPs mengalami perbaikan atau perubahan, perbaikan atau
perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi FRs yang lain. Dan jenis tali yang
terpilih yaitu jenis tali yang bisa dilihat pada gambar 4.17 berikut.
digunakan yaitu rotan, karena bahan rotan merupakan bahan yang kuat dan tahan
lama masa pemakaian nya. Desain akhir keranjang dapat dilihat pada gambar 4.18
berikut.
alternatif konsep desain nomor 2 kepada para pengguna yaitu para petani kopi di
dusun kopi sirap. Pada pengujian desain akhir ini dipilih sample perwakilan dari
anggota kelompok tani yaitu bapak Ngadiyanto. Proses pengujian prototype desain
akhir keranjang petik kopi dapat dilihat pada gambar 4.20 - 4.24 berikut.
4.5 Analisa
4.4.5 Desain Keranjang terpilih
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Axiomatic
Design didapatkan 4 buah alternatif desain keranjang petik kopi, tiap alternatif
desain memiliki spesifikasi yang hampir sama tetapi harus dipilih alternatif desain
yang paling baik. Pemililihan alternatif desain dilakukan dengan cara memberikan
kuesioner matriks screening dan matriks scorring kepada ketua Kelompok Tani
Rahayu IV (dapat dilihat pada lampiran) yang berisikan perbandingan desain
dengan kriteria-kriteria yang didaptkan dari customer attribute (CA). Apabila
desain lolos pada tahap screening maka akan berlanjut pada tahap scorring, pada
tahap screening dari empat alternatif desain akan dipilih dua alternatif desain
dengan nilai teratas dan pada tahap scorring dipilih satu dengan nilai yang paling
bagus. Desain yang telah lolos dari tahap scorring berarti desain tersebut
merupakan desain keranjang terpilih yang nantinya akan dilakukan pengujian
desain dan pembuatan prototype. Desain keranjang terplilih yaitu pada alternatif
desain nomor 2 dapat dilihat pada gambar 4.11. Pada tahap pengujian konsep desain
terdapat beberapa tambahan yang diberikan dari pihak Kelompok Tani Rahayu IV
yaitu penambahan slot gantungan untuk meletakan gunting atau gantungan minum.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Ngadiyanto sebagai perwakilan dari
Kelompok Tani Rahayu IV (dapat dilihat pada lampiran), desain kerajang ini sudah
memenuhi harpan dari segi desain maupun fungsinya yang telah dilakukan uji coba
untuk memetik kopi selama 3 hari, pemilihan bahan juga sudah tepat dan sesuai
saran yang telah diberikan. Pengoprasian alat nya cukup mudah dan bisa diatur
sesuai dengan kebutuhan, karena setiap petani memiliki postur tubuh yang berbeda-
beda satu dengan yang lainya.
4.4.6 Penilaian dampak kelelahan dari desain terpilih
Desain keranjang terpilih yang dibuat sudah dikatakan ergonomis karena
desain dari masing-masing part sudah diukur berdasarkan perhitungan data
antropoetri dengan sample 21 orang yang diukur secara langsung. Pertama, data
antropometri yang digunakan dalam perancangan desain keranjang yaitu Tinggi
Bahu Duduk (TBD) 55,90 cm dan Tebal Paha (TP) 17,7 cm untuk menentukan
47
dimensi tinggi dari keranjang, sedangkan lebar atau diameter dari keranjang
menggunakan data antropometri Lebar Pinggul (LP) 33.42 cm, dipilih dengan
ukuran presentil 50% agar fleksibel untuk semua orang. Kedua, yaitu perancangan
tali utama yaitu menggunkanan data antropometri Tebal Dada Berdiri (TDB) 19.28
cm dan Tinggi keranjang 38,72 cm, untuk lebar tali dan jarak tali yaitu menggunkan
data antropometri Lebar Kepala (LK) 16.95 cm sehingga panjang dan lebar tali
yang ergonomis diperoleh sepanjang 58.01 cm dan 8.23 cm. Ketiga, yaitu tali
slempang dan tali ikat pinggang yang menggunakan data antropometri Tinggi Bahu
Berdiri (TBBD) 133.33 dan Tinggi Keranjang, Tinggi Pinggang Berdiri (TPGB)
yaitu 95.09 cm penambahan tali pada bagian slempang difungsikan untuk pada saat
proses pemetikan kopi agar terasa lebih mudah dan penambahan tali pada pinggang
difungsikan untuk menjaga agar keranjang tetap stabil pada saat dibawa pada saat
pemetikan ataupun turun dari tempat pemetikan kopi menuju tempat pengumpulan
sementara. Dan yang terakhir yaitu bantalan punggung berfungsi sebagai pemberi
kenyamanan pada pengguna dan meredam tekanan yang timbul akibat barang
bawaan dan juga dapat berfungsi sebagai kantong untuk menyimpan ransel apabila
menggunkan tali slempang. Untuk ukuran antropometri pada alas punggung yaitu
sama dengan lebar dan tinggi keranjang yaitu 33.42 dan 38.72 cm.
Selain itu terdapat penilaian dampak kelelahan dari desain terpilih dari
pendapat Bapak Ngadiyanto yang mengungkapkan bahwa prototype keranjang
petik nyaman saat digunakan karena sudah tidak bertumpu lagi pada satu titik pada
bahu karena sudah menggunakan model ransel sehingga beban yang dibawa sudah
bisa tersebar merata dan kelelahan pada bagian bahu kanan (pegal) yang biasanya
dirasakan oleh para petani sudah berkurang, model ransel ini digunakan pada saat
kegiatan setelah memetik kopi dari kebun menuju tempat pengumpulan sementara,
sedangkan pada saat memetik kopi masih menggunakan model selempang. Selain
model ransel yang dapat mengurangi kelelahan pada bahu, sedikit peningkatan
beban sebanyak 1,5 kg dapat mengurangi intensitas bolak-balik dari tempat
pemetikan kopi ke tempat pengumpulan sementara yang biasanya dapat dilakukan
sebanyak 8-9 kali dengan jarak kurang lebih 110 meter sekarang bisa dilakukan
dengan 6-7 kali saja. Beban yang ada didalam keranjang memiliki kapasitas sebesar
48
7 kg tetapi keranjang tidak diisi tetapi hanya diisi sebanyak 6.5 kg, karena sesuai
dengan constrains yang telah disepakati sebelumnya yaitu penambahan beban
sebesar 1.5 kg dari beban sebelumnya yang dibawa yaitu sebesar 5 kg.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Keranjang petik yang terpilih memiliki bentuk keranjang yang sedikit
lebih besar dari desain sebelumnya, menggunakan model ransel sebagai
tumpuan beban pada bahu supaya beban tersebar merata, keranjang
terpilih juga dilengkapi dengan tali yang berfungsi untuk mengatur
posisi keranjang sesuai dengan keinginan penggunanya, dan desain
ergonomis sesuai dengan antropometri tubuh.
2. Atribut yang digunakan dalam pembentukan konsep diantaranya yaitu
alat bantu dapat mengurangi kelelahan pada saat kegiatan memetik kopi,
alat bantu dapat diatur sesuai kebutuhan, alat bantu mudah
digunakan/praktis, alat bantu nyaman saat digunakan, alat bantu tidak
mudah rusak, dan alat bantu dapat mempercepat proses kegiatan
memetik kopi.
3. Desain keranjang petik yang baru memiliki dampak yang positif dapat
mengurangi kelelahan yang terjadi pada bahu, karena desain dirancang
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan menggunakan data
antropometri untuk menentukan ukuran part dari keranjang tersebut,
sehingga keranjang tersebut bisa dikatan ergonomis.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis dari hasil penelitian yang
telah dilakukan yaitu penulis berharap agar kelompok tani atau para peneliti
selanjutnya dapat menyempurnakan lagi usulan desain ini apabila masih terdapat
kekurangan, sehingga alat menjadi lebih baik.
49
vii
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, D. P., Choiri, M., & Desrianto, F. B. (2018). Redesain Produk Berfokus
Pada Customer Requirements Dengan Integrasi Axiomatic Design dan House of
Quality. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 17(1), 71.
https://doi.org/10.23917/jiti.v17i1.5867
Budiono, AMS, Jusuf, RMF, Pusparini, A. 2003. Hiperkes dan keselamatan kerja.
Semarang: Bunga Rampai
Dayanara, D. (2016). “Integrasi House of Quality (HOQ) dengan Axiomatic Design
dalam Perencanaan dan Pengembangan Produk Shopping Trolley”. Skripsi
. Malang: Universitas Brawijaya.
Dian Putra, M., Pambudi Tama, I., & Puspita Andriani, D. (2016). Analisis
Perancangan Alat Bantu Material Handling Produksi Genteng
Menggunakan Metode Axiomatic House of Quality (Ahoq). Journal of
Engineering and Management Industial System, 4(1), 19–30.
https://doi.org/10.21776/ub.jemis.2016.004.01.3
Evans, J.R.; Lindsay, W.M. (2001).The Management and Control of Quality , 5th
Ed. Ohio:Thomson Learning.
Ghufrani, M.S. (2010). “Perancangan Alat Pengangkut Galon ke Dispenser dengan
Pendekatan Metode Axiomatic Design”. Skripsi . Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Novianto, T., & Agustini, D. (2014). Warung / Café Lesehan Multifungsi Yang
Ergonomis Menggunakan Metode Ergonomic Function Deployment ( Efd
). Jurnal Tekinik Industri, 40(cm), 1–6.
Oentoro, S. (2004). Kampanye Atasi Kelelahan Mental dan Fisik. Jakarta: UI
Press.
Putra, G. S., Martini, S., & Iqbal, M. (2017). Perancangan Desain Troli
Supermarket Menggunakan Implementasi Metode Kansei Engineering Design
Supermarket Trolley Using Implementation Kansei Engineering Method. 4(2),
2453–2459.
Setyawati. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Asmara Books.
viii