Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KOMPONEN PASIF

POLITEKNIK NEGERI MALANG


Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan elektronika mungkin tiap hari kita dapat temukan dimanapun
karena peralatan ini sepertinya menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting
dalam membantu untuk memudahkan suatu pekerjaan manusia, misalnya saja
handphone,komputer,tv dan lain sebagainya. Peralatan elektronika ini terdiri
dari beberapa komponen elektronika seperti kapasitor, dioda, ic, resistor,
transformator, transistor, relay, swicth, dan sebagainya.
Komponen elektronika secara umum terbagi menjadi dua kelompok yaitu
komponen aktif dan komponen pasif. Komponen elektronika berupa sebuah
alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian elektronik
yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Mulai dari yang menempel
langsung pada papan rangkaian baik berupa PCB, CCB, Protoboard maupun
Veroboard dengan cara disolder atau tidak menempel langsung pada papan
rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya kabel).
Komponen elektronika ini terdiri dari satu atau lebih bahan elektronika,
yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan, untuk
desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi
masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan,
meratakan arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak
fungsi lainnya.
Dalam makalah ini membahas secara menyeluruh mengenai komponen
pasif.

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah Komponen Pasif adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami garis besar komponen pasif.
2. Mengetahui dan memahami fungsi komponen pasif.
3. Mengetahui dan memahami kerusakan dan perbaikan komponen pasif

Politeknik Negeri Malang Halaman 1


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

1.3 Manfaat
Manfaat bagi Mahasiswa
1. Menjadi sarana untuk menambah wawasan tentang perawatan dan
perbaikan komponen.
2. Mendapat wawasan tentang keseluruhan komponen pasif.

1.4 Rumusan Masalah


1. Apa komponen pasif itu ?
2. Apa saja macam – macam komponen pasif ?
3. Apa fungsi dari komponen pasif ?
4. Apa saja kerusakan pada komponen pasif ?

1.5 Batasan Masalah


Supaya isi makalah ini dapat menerangkan pokok masalah secara jelas dan
terperinci, maka penulis memberikan batasan – batasan masalah dalam
makalah Komponen Pasif adalah sebagai berikut :
1. Membahas garis besar komponen pasif.
2. Membahas kerusakan komponen pasif.

1.6 Metode Penulisan Makalah


Dalam menyusun makalah, penulis terlebih dahulu mengumpulkan data
– data sebagai bahan makalah yang diperoleh dari berbagai sumber sosial
media. Penulis menggunakan metode kerja antara lain :
1. Metode Interview, atau tanya jawab, yaitu pengumpulan data dengan
menampung informasi dari berbagai narasumber tentang data tersebut
dengan melakukan tanya jawab langsung sehingga diperoleh data yang
diinginkan.
2. Metode Literatur, yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara
mencatat atau menggunakan data, baik keseluruhan maupun sebagaian data,
berupa arsip – arsip atau katalog. Pengumpulan data ini diperoleh dari
perpustakaan dan pencarian di sosial media dengan sumber yang terpercaya.
Politeknik Negeri Malang Halaman 2
MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

1.7 Sistematika Penyusunan Makalah


Pada penulisan makalah ini, penulis membagi sistematikanya menjadi 3
Bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan mengenai latar belakang, tujuan, manfaat,
rumusan masalah, batasan masalah, dan metode penulisan.
Bab II Pembahasan, memaparkan hasil – hasil dari berbagai sumber tentang
komponen pasif.
Bab III Penutup, memberikan kesimpulan tentang komponen pasif.

Politeknik Negeri Malang Halaman 3


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Komponen Pasif komponen Elektronika Pasif adalah jenis Komponen
elektronika yang tidak memerlukan sumber arus listrik untuk
pengoperasiannya. Tidak seperti komponen aktif, komponen pasif tidak
bersifat menguatkan, menyearahkan dan mengubah suatu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Komponenkomponen elektronika yang digolongkan
sebagai komponen pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor, Saklar,
Induktor, dan Trafomator.

2.2 Macam – Macam Komponen Pasif Beserta Fungsinya


Dari komponen pasif tersebut terdapat beberapa macam komponen, yaitu :
1. Resistor
Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen
Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau
Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode
angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan
Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.

Politeknik Negeri Malang Halaman 4


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

a. Resistor ( Nilai Tetap ), Resistor yang nilainya tetap, Resistor jenis ini
pembacaannya melalui warna pada tubuh resistor.

Gambar 2.1 Kode Warna Resistor

b. Variable Resistor, Resistor yang nilainya dapat diatur, Resistor jenis ini
sering disebut dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
c. LDR ( Light Depending Resistor ), Resistor yang Nilainya dapat berubah
sesuai dengan intensitas cahaya.
d. Thermistor ( NTC / PTC ), Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai
dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive
Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

Politeknik Negeri Malang Halaman 5


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Gambar 2.2 Gambar dan Simbol Resistor

2. Kapasitor ( Kondensator )
Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen
Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam
sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya
adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai
perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian
Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator)
adalah Farad (F).

Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :


a. Kapasitor yang nilainya tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan
pada bahan pembuatannya.
b. Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor
Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
c. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan
Negatif, Kapasitor tersebut adalah

Politeknik Negeri Malang Halaman 6


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

d. Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan


Kapasitor Tantalum .
e. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut
dengan Variable Capasitor.

Gambar 2.3 Gambar dan Simbol Kapasitor

3. Saklar
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak
sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau
logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering
tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam
kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.

Macam-macam saklar :
a. Saklar Push Button
Saklar push button adalah tipe saklar yang menghubungkan aliran listrik
sesaat saja saat ditekan dan setelah dilepas maka kembali lagi pada posisi
off. Saklar tipe ini banyak digunakan pada rangkaian elektronika yang
di kombinasikan dengan rangkaian pengunci.
Politeknik Negeri Malang Halaman 7
MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Gambar 2.4 Saklar Push Button

b. Saklar Toggle
Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara
menggerakkan toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif
kecil, pada umumnya digunakan pada rangkaian elektronika.

Gambar 2.5 Saklar Toggle

c. Selector Switch, disingkat (SS)


Saklar pemilih ini menyediakan beberapa posisi kondisi on dan kondisi
off, ada dua, tiga, empat bahkan lebih pilihan posisi, dengan berbagai
tipe geser maupun putar. Saklar pemilih biasanya dipasang pada panel
kontrol untuk memilih jenis operasi yang berbeda, dengan rangkaian
yang berbeda pula. Saklar pemilih memiliki beberapa kontak dan setiap
kontak dihubungkan oleh kabel menuju rangkaian yang berbeda, misal
untuk rangkaian putaran motor cepat dan untuk rangkaian putaran motor
lambat. Atau pada rangkaian audio misalnya memilih posisi radio, tape
dan lainnya.
Politeknik Negeri Malang Halaman 8
MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Gambar 2.6 Selector Switch

d. Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga
proteksi rangkaian. Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh
sebuah proses perubahan parameter, misalnya posisi, tekanan, atau
temperatur. Saklar akan On atau Off jika set titik proses yang ditentukan
telah tercapai. Terdapat beberapa tipe saklar mekanik, antara lain: Limit
Switch, Flow Switch, Level Switch, Pressure Switch dan Temperature
Switch. Contoh pengunaannya seperti pada magic com adalah saklar
Temperature Switch.

Gambar 2.7 Saklar Mekanik

Politeknik Negeri Malang Halaman 9


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

e. Limit Switch (LS)


Limit switch termasuk saklar yang banyak digunakan di industri. Pada
dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar
tuas karena mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler.
Konfigurasi yang ada dipasaran adalah: (a).Sirip roller yang bisa diatur,
(b) plunger, (c) Sirip roller standar, (d) sirip wobbler, (e) sirip rod yang
bisa diatur. Pada saat tuas tertekan oleh gerakan mekanis, maka kontak
akan berubah posisinya. Contoh aplikasi saklar ini adalah pada PMS
(Disconecting Switch) untuk menghentikan putaran motor lengan PMS.

Gambar 2.8 Limit Switch

f. Temperature Switch
Saklar temperature disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan
temperatur. Perubahan kontak elektrik di-trigger (dipicu) oleh pemuaian
cairan yang ada pada chamber yang tertutup (sealed chamber) chamber
ini terdiri dari tabung kapiler dan silinder yang terbuat dari stainless
steel. Cairan di dalam chamber mempunyai koefisiensi temperatur yang
tinggi, sehingga jika silinder memanas, cairan akan memuai, dan
menimbulkan tekanan pada seluruh lapisan penutup chamber. Tekanan
ini menyebabkan kontak berubah status.Secara fisik saklar ini terdiri dari
dua komponen, yaitu bagian yang bergerak/bergeser (digerakkan oleh
tekanan) dan bagian kontak.

Politeknik Negeri Malang Halaman 10


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Bagian yang bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak


elektrik biasanya terhubung pada bagian yang bergerak, sehingga jika
terjadi pergeseran akan menyebabkan perubahan kondisi (On ke Off atau
sebaliknya).

Gambar 2.9 Temperature Switch

g. Flow Switch (FL)


Saklar ini digunakan untuk mendeteksi perubahan aliran cairan atau gas
di dalam pipa, tersedia untuk berbagai viskositas. Pada saat caira dalam
pipa tidak ada aliran, maka kontak tuas/piston tidak bergerak karena
tekanan disebelah kanan dan kiri tuas sama. Namun pada saat ada aliran,
maka tuas/piston akan bergerak dan kontak akan berubah sehingga dapat
menyambung atau memutuskan rangkaian.

Politeknik Negeri Malang Halaman 11


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Gambar 2.10 Flow Switch

h. Float Switch (FS)


Saklar level atau float switch, merupakan saklar diskret yang digunakan
untuk mengontrol level permukaan cairan di dalam tangka. Posisi level
cairan dalam tangka digunakan untuk men-trigger perubahan kontak
saklar. Posisi level switch ada yang horizontal dan ada yang vertical.

Gambar 2.11 Float Switch

i. Saklar Tekanan atau Pressure Switch


Pressure switch merupakan saklar yang kerjanya tergantung dari tekanan
pada perangkat saklar. Tekanan tersebut berasal dari air, udara atau
cairan lainnya, misalnya oli. Terdapat dua macam Pressure Switch :
absolut (trigger (pemicu) terjadi pada tekanan tertentu) dan konfigurasi
diferensial (trigger terjadi karena perbedaan tekanan).

Politeknik Negeri Malang Halaman 12


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Gambar 2.12 Pressure Switch

4. Induktor
Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen
Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga
sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan
pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan
Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk
Induktor adalah Henry (H).

Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :


a. Induktor yang nilainya tetap
b. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil
Variable.

Gambar 2.13 Gambar dan Simbol Induktor

Politeknik Negeri Malang Halaman 13


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

5. Transfomator / Trafo
Pada dasarnya transformator merupakan suatu komponen pasif dengan
empat ujung. Sepasang ujung disebut primer dan pasangan ujung yang lain
disebut sekunder. Transformator digunakan untuk mengubah tegangan
bolak-balik pada sekunder, dengan menggunakan fluks magnetic.
Ttansformator juga dugunakan unutuk transformasi atau pengubahan
impedansi.
Transformator digunakan dalam elektronika untuk menurunkan
tegangan bolak-balik atu menaikan tegangan bolak-balik pada listril PLN .
Transformator seperti ini disebut transformator daya.
Di dalam elektronika , transformator ada yang digunakan untuk
menyampaikan isyarat dari penguat daya kepada beban, misalnya suatu
pengeras suara.transformator seperti ini disebut transformator keluaran. di
dalam radio dan televise digunakan transformator untuk menggandeng
masukan kepada penguat atau dari suatu penguat ke penguat lain.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan
fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder.
Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika
efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke
lilitan sekunder.
Hubungan Primer – Sekunder

Gambar 2.14 Hubungan Primer – Sekunder

Politeknik Negeri Malang Halaman 14


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka


dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian
hingga . Dengan kata lain, hubungan antara tegangan primer dengan
tegangan sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer
dengan lilitan sekunder.

Jenis-jenis transformator :
a. Step – Up

Gambar 2.15 Lambang Transformator Step-Up

Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan


sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi
sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada
pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan
generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi
jarak jauh.

b. Step – Down

Gambar 2.16 Skema Transformator Step-Down

Politeknik Negeri Malang Halaman 15


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit


daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor
AC-DC.

c. Autotransformator

Gambar 2.17 Skema Autotransformator

Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut
secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini,
sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus
dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga
untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat
yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari
autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang
lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini
tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer
dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat
digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat
(biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

Autotransformator variable, skema Autotransformator variable,


Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa
yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan
lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
Politeknik Negeri Malang Halaman 16
MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

d. Transformator Isolasi

Gambar 2.18 Transfomator Isolator

Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama


dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan
tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder
dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian.
Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang.
Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan
oleh kopling kapasitor.

e. Transformator Pulsa

Gambar 2.19 Transformator Pulsa

Transformator Pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk


memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini
menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus
primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena
GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi

Politeknik Negeri Malang Halaman 17


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran


saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah.

f. Transformator Tiga Fase

Gambar 2.20 Transformator Tiga Fase

Transformator Tiga Fase sebenarnya adalah tiga transformator yang


dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan
secara delta ( ).

Politeknik Negeri Malang Halaman 18


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

2.3 Kerusakan Komponen Pasif


Kerusakan dari komponen pasif ( Resistor, Kapasitor, Saklar, Induktor,
dan Transformator ) ada beberapa sebab sebagai berikut :
1. Resistor
a. Resistor Tetap
Tipe Resistor Kegagalan Kemungkinan kegagalan
Komposisi Berubah Perubahan karbon atau zat pengikat di
Karbon Membesar bawah pengaruh panas, tegangan atau
kelembaban.
Penyerapan udara lembab
menyebabkan pembengkakan, dan
menjadikan partikel – partikel karbon
untuk memisahkan diri.
Sirkuit Panas berlebih membakar tengah –
Terputus tengah resistor
Tekanan – tekanan mekanik
menyebabkan retak pada resistor
Kap – kap ujungnya terlepas karena
montase yang buruk pada papan
Kawat putus karena pembengkokan
yang berulang - ulang
Resistor – Sirkuit Film terkelupas karena temperatur
Resistor Film Terputus tinggi atau tegangan tinggi
( Karbon, Lapisan film tergores atau terkikis
Oksida ketika di fabrikasi
Logam, Film Pada nilai – nilai resistansi yang
Logam, tinggi ( leboh 1 mega Ω ) spiral
Metal Glase ) resistan sinyal harus tipis dan

Politeknik Negeri Malang Halaman 19


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

karenanya kegagalan sirkit terbuka


lebih besar kemungkinannya
Kontak – kontak ujungnya butuk.
Biasanya disebabkan oleh tekanan
mekanik karena montase yang jelek
pada sirkit
Wire Wound Sirkuit Keretakan kawat, terutama bila
( Resistor Terputus digunakan kawat kecil, karena
Kawat ) ketidakmurnian menyebabkan
keretakan
Perkaratan kawat yang disebabkan
oleh elektrolitis yang ditimbulkan
oleh udara lembab yang terserap
Kegagalan sambungan – sambungan
yang dilas

b. Variable Resistor
Kerusakan Sebagian Kenaikan resistansi kontak menimbulkan
kenaikan noise kelistrikan
Kontak yang terputus-putus, ini dapat
disebabkan oleh partikel-partikel debu,
minyak gemuk (pelumas) atau bahan-bahan
ampelas yang terkumpul antara kontak geser
dan jalur. Gangguan tadi dapat dihilangkan
dengan bahan pembersih seperti contact
cleaner
Kerusakan Total Merupakan sirkit terbuka diantara jalur dan
sambungan ujung-ujungnya atau antara
kontak geser dan jalur. Hal ini dapat

Politeknik Negeri Malang Halaman 20


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

disebabkan oleh perkaratan bagian-bagian


logam karena kelembaban, atau
pembengkakan logam-logam / plastik yang
terjadi saat penuangan jalur yang
menggunakan temperatur tinggi

c. LDR
Kerusakan Sebagian Cahaya yang mengenainya memiliki
frekuensi yang cukup tinggi, foton yang
diserap oleh semikonduktor akan
enyebabkan elektron memiliki energi yang
cukup untuk meloncat ke pita konduksi.
Elektron bebas yang dihasilkan (dan
pasangan lubangnya) akan mengalirkan
listrik, sehingga menurunkan resistansinya
Kerusakan Total perkaratan bagian-bagian logam karena
kelembaban, atau pembengkakan
logamlogam / plastik yang terjadi saat
penuangan jalur yang menggunakan
temperatur tinggi
Terputusnya kaki – kaki pada sensor LDR

d. Thermistor
Kerusakan Sebagian Suhu atau temperatur yang mengenainya
terlalu tinggi secara terus menerus akan
mengakibatkan menurunnya resistansinya
Kerusakan Total Terbukanya pembungkus komponen yang
mengakibatkan tidak terbacanya
resistansinya
Putusnya kaki – kaki pada thermistor

Politeknik Negeri Malang Halaman 21


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

2. Kapasitor
Katastrofik ( Hubung singkat : tembus dielektriknya
Mendadak & Total ) Sirkit terbuka : kerusakan pada penyambung
ujungnya
Degradasi ( Penurunan resistansi dari isolasi atau
Berangsur – Angsur kenaikan arus bocor pada jenis elektrolit
Dan Sebagian ) secara berangsur-angsur
Kenaikan resistansi seri, yaitu suatu
kenaikan faktor disipasi

Penyebab kerusakan
Kerusakan Ketika Kontaminasi chloride pada elektrolit, akan
Fabrikasi menimbulkan perkaratan pada sambungan
internal, kerusakan mekanis pada ujung dari
kapasitor berlapis logam, menimbulkan
panas berlebih dan sirkit terbuka
Salah Pakai Kapasitor digunakan melebihi tegangan yang
tertulis, atau teknik assembling yang jelek
menimbulkan tekanan mekanis terhadap
penyambung-penyambung ujung dan
selubung (Seal)
Lingkungan Kejutan-kejutan mekanik, getaran mekanik,
temperatur tinggi / rendah, dan kelembaban

Politeknik Negeri Malang Halaman 22


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

Daftar kerusakan dan kemungkinan penyebab untuk beberapa jenis


kapasitor
Jenis Kerusakan Kemungkinan Penyebabnya
Kapasitor
Kertas Kering Kebocoran seal. Kejutan
bahan mekanik, thermal atau perubahan
rendaman, tekanan
menimbulkan
hubung singkat
Sirkuit terbuka Kejutan mekanik / thermal
Keramik Hubung singkat Pecahnya dielektrika karena
kejutan atau getaran
Sirkuit terbuka Pecahnya sambungan
Perubahan Elektroda perak tidak melekat
kapasitansi benar pada perak
Film Plastik Sirkuit terbuka Kerusakan pada semprotan
diujung, ketika fabrikasi atau
asembeling
Alumunium Hubung Hilangnya dielektrika,
Elektrolit singkat, karena temperatur tinggi
bocor
Kapasitansi Hilangnya elektrolit karena
mengecil tekanan, kejutan mekanik atau
temperatur
Sirkuit terbuka Pecahnya sambungan internal
Mika Hubung singkat Perpindahan perak disebabkan
oleh kelembaban yang tinggi
Sirkuit terbuka Perak tidak menempel ke mika

Politeknik Negeri Malang Halaman 23


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

3. Saklar
Jenis saklar Kerusakan Kemungkinan
penyebabnya
Saklar Push Button Tombol tidak Klep tombol rusak
berfungsi dengan
baik
Saklar Toggle Tombol tidak dapat Kait tombol rusak
on
Swlwctor Switch Tidak ada perubahan Pin selector sudah
saat tombol selector loss
diputar
Saklar Mekanik Fungsi limit tidak Salah memasang pin
bekerja
Limit Switch Tombol tidak dapat Konector tombol
toggle rusak
Temperature Switch Tidak berfungsi saat Sensor pembacaan
suhu berubah suhu rusak
Flow Switch Tidak berfungsi saat Sensor pembacaan
air mengalir air mengalir rusak
Float Switch Tidak berfungsi saat Sensor pembacaan
air meluap ketinggian rusak
Pressure Switch Tidak berfungsi saat Pembaca beban
menerima tekanan rusak

Politeknik Negeri Malang Halaman 24


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

4. Induktor
Jenis induktor Kerusakan / Kemungkinan
Kegagalan Penyebabnya
Induktor dengan inti menyebabkan Digunakan untuk
udara ( air core ) kerugian daya frekuensi tinggi

Induktor dengan inti Putus dan konslet Overheat


besi
Induktor dengan inti Putus dan konslet Overheat
ferit

Induktor Variabel
Induktor variabel atau Induktor dengan perubahan inti merupakan
induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Inti dari induktor variabel pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang
dapat diputar-putar.
Jenis induktor Kerusakan/ Kemungkinan
Variabel Kegagalan Penyebabnya
Induktor Perubahan Nilai induktansi Kerusakan pada pemutar
inti tidak sesuai Terkena panas yang
berlebihan

Politeknik Negeri Malang Halaman 25


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

5. Transformator
Transformator atau yang sering juga disebut sebagai trafo
merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk memindahkan
energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain.
Transformator dapat mentransformasi tegangan dari tinggi ke tegangan
yang rendah.
Jenis Kerusakan/ Kemungkinan
transformator Kegagalan Penyebabnya
Step down Kegagalan Disebabkan oleh
dikarenakan tembaga resistansi tembaga dan
arus listrik yang
mengalirinya
Autotransformator Kegagalan kopling Kopling primer –
sekunder tidak
sempurna
Transformator Kerugian histeresis Arus primer AC balik
isolasi arah
Transformator Efek kulit Arus mengalir pada
pulsa permukaan konduktor
Transformator Kapasitas liar Kapasitas liar yang
tiga fasa terdapat pada lilitan

a. Gangguan Dalam (Internal Fault)


Internal Fault adalah gangguan yang bersumber dari dalam
transformator itu sendiri. Gangguan ini dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1. Incipient Faults
Incipient Faults Adalah gangguan kecil yang apabila tidak
segera terdeteksi akan membesar dan akan menyebabkan yang
lebih serius seperti :

Politeknik Negeri Malang Halaman 26


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

• Terjadi busur api (are) yang kecil dan pemanasan lokal yang
dapat disebabkan oleh:
o cara penyambungan konduktor yang tidak baik
o partial discharge
o kerusakan isolasi pada baut – baut penjepit inti
• Gangguan pada sistem pendingin
• Arus sirkulasi pada trafo – trafo yang bekerja parallel

Semuanya ini menyebabkan pemanasan lokal, tetapi tidak


mempengaruhi suhu trafo secara keseluruhan. Gangguan ini tidak
dapat dideteksi dari terminal trafo karena besar dan keseimbangan
arus serta tegangan tidak berbeda dengan kondisi pada operasi
normal. Walaupun incipient faults merupakan gangguan yang
kecil, tetapi jika tidak segera dideteksi akan membesar dan
menimbulkan kerusakan yang lebih serius.
• Gangguan hubung singkat
Pada umumnya gangguan ini dapat segera terdeteksi karena
akan selalu timbul arus/tegangan yang tidak normal/tidak
seimbang .
Jenis gangguan ini antara lain :
➢ Hubung singkat fasa ke tanah
➢ Hubung singkat antar fasa pada kumparan yang sama
➢ Gangguan pada terminal transformator
b. Gangguan Luar (Through Fault)
Gangguan ini terjadi di luar transformator dan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
• Gangguan hubung singkat
Gangguan hubung singkat antara fasa atau gangguan fasa ke
tanah di Iuar transformator, misalnya di busbar atau di sisi

Politeknik Negeri Malang Halaman 27


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

penyulang tegangan menengah. Arus gangguan ini cukup besar dan


dapat di deteksi.
• Beban lebih (Over load)
Transformator tenaga dapat beroperasi secara kontinu pada
beban nominal. Bila beban lebih besar dari beban nominal, maka
transformator akan berbeban lebih, akan menimbulkan arus lebih
yang mengakibatkan pemanasan lebih. Ini akan menurunkan
kemampuan isolasi.
• Gelombang Surja
Gelombang surja dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang
menyambar jaringan transmisi dan kemudian akan merambat ke
gardu terdekat dimana transformator tenaga terpasang. Walaupun
hanya terjadi dalam kurun waktu sangat singkat (beberapa puluh
mikrodetik), akan tetapi karena tegangan puncak yang dimiliki
cukup tinggi dan energi yang dikandungnya besar, maka ini dapat
menyebabkan kerusakan pada transformator tenaga.

Disamping dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan ,


gangguan tersebut dapat juga membahayakan manusia atau operator yang
ada disekitarnya. Akibat-akibat yang terjadi pada manusia atau operator
adalah seperti terkejut, pingsan bahkan sampai meninggal.

Politeknik Negeri Malang Halaman 28


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Komponen Elektronika Pasif adalah jenis Komponen elektronika yang
tidak memerlukan sumber arus listrik untuk pengoperasiannya. Tidak
seperti komponen aktif, komponen pasif tidak bersifat menguatkan,
menyearahkan dan mengubah suatu bentuk energi ke bentuk energi
lainnya. Komponen-komponen elektronika yang digolongkan sebagai
komponen pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor, Saklar, Induktor,
dan Trafomator.
• Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen
Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus
listrik dalam suatu rangkaian Elektronika.
• Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen
Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam
sementara waktu.
• Saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian,
dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau
putus (off) dalam rangkaian itu.
• Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen
Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan
juga sebagai alat kopel (Penyambung).
• Transformator digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik pada
sekunder, dengan menggunakan fluks magnetic. Ttansformator juga
dugunakan unutuk transformasi atau pengubahan impedansi.
• Kerusakan komponen pasif bisa diakibatkan dari penggunaannya dan
dimana komponen pasif tersebut pergunakan.
• Kerusakan dibagi menjadi 2 yaitu kerusakan sebagian dimana dalam hal
ini terjadi kerusakan seperti kapasitansi yang menurun, kemudian

Politeknik Negeri Malang Halaman 29


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

kerusakan total dimana komponen tersebut tidak bisa dipakai kembali


karena kerusakan fisik.

Politeknik Negeri Malang Halaman 30


MAKALAH KOMPONEN PASIF
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jl. Soekarno – Hatta No. 9, Malang 65101
Telp. ( 0341 ) 404424

DAFTAR PUSTAKA

https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-
fungsidan-simbolnya/ https://profesorherp3.wordpress.com/2015/07/29/hello-
world/ https://skemaku.com/pengertian-komponen-aktif-dan-pasif-beserta-jenis-
danfungsinya/ http://belajarelektronika.net/komponen-pasif-elektronika/
https://erindzaban.wordpress.com/2017/09/19/makalah-komponen-aktif-danpasif-
elektronika/ https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-
beserta-fungsidan-simbolnya/ https://teknikelektronika.com/pengertian-
komponen-elektronika-aktif-komponenelektronika-pasif/
http://margionoabdil.blogspot.com/2013/08/mengenali-kerusakan-komponen.html
https://teknikelektronika.com/cara-mengukur-thermistor-ptc-ntc/
https://id.scribd.com/document/360947003/Makalah-kegagalan-komponen-doc
https://materiselamasekolah.wordpress.com/2016/12/15/transformator-
jenisgangguan-dan-macam-macam-pengukurannya/
https://electricdot.wordpress.com/2011/10/27/gangguan-gangguan-
padatransformator/
https://id.scribd.com/document/362251793/Kemungkinan-
kegagalankomponen#download

Politeknik Negeri Malang Halaman 31

Anda mungkin juga menyukai