Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

“Jemuran Pakaian Otomatis Menggunakan Sensor Hujan


Berbasis Arduino Uno”

Disusun oleh Kelompok V:

Sepdy Pratama (2016-11-082)

Rafika Yanti Nasution (2016-11-083)

Guntur Prip Kristo S (2016-11-085)

Muhammad Remon D (2016-11-096)

Putri Agreska M B (2016-11-113)

Bakti Tri Pamungkas. (2016-11-122)

SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN

JAKARTA
2019

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
1.4. Batasan Masalah........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1. Studi Literatur............................................................................................3
2.2. Dasar Teori................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
DESAIN...................................................................................................................8
3.1. Desain Sistem............................................................................................8
3.2. Spesifikasi Software dan Hardware........................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
HASIL DAN ANALISA........................................................................................12
4.1 HASIL..........................................................................................................12
4.2 ANALISA....................................................................................................13
BAB V....................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................16
5.1 KESIMPULAN............................................................................................16
5.2 SARAN........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, mengatur waktu dalam aktifitas merupakan
permasalahan yang sudah pasti dimiliki oleh setiap orang, apalagi mahasiswa.
Dalam rentang selama 5 tahun terakhir, cuaca juga semakin susah untuk
diprediksi karena cenderung terus berubah-ubah walaupun diluar siklus iklim
cuaca. Salah satu masalah yang berhubungan dengan kedua masalah diatas adalah
soal menjemur pakaian. Sangat sulit untuk mengatur waktu yang bergantung pada
kondisi cuaca walaupun hanya untuk menjemur dan mengangkat pakaian saja.
Namun kita tidak dapat menyepelekan hal tersebut begitu saja, karena pakaian
merupakan kebutuhan sehari-hari. Pada saat musim hujan, mayoritas orang
merasa cemas ketika mereka sedang menjemur pakaian. Rasa cemas tersebut akan
bertambah pada saat menjemur pakaian namun sedang berada diluar rumah, dan
dirumah sedang tidak ada orang. Dari kejadian itu orang jadi enggan menjemur
pakain ditempat yang terbuka, karena kawatir jemuranya basah terkena air hujan.
Ketika musim hujan mayoritas orang menjemur pakaian diteras rumah, hal ini
dilakukan untuk menghindari jemuran pakaian terkena air hujan ketika ditinggal
pemiliknya beraktifitas diluar rumah. Dari gambaran masalah diatas, penulis
menemukan ide untuk membuat alat tentang “Jemuran otomatis berbasis
arduino” yang bisa bekerja secara otomatis. Alat tersebut menggunakan
microcontroler Arduino Uno ditambah dengan sensor hujan. . Alat ini akan
memasukkan dan mengeluarkan pakaian yang dijemur secara otomatis. Cara kerja
alat ini adalah mendeteksi cuaca disekitar melalui sensor hujan , ketika sensor
tidak menerima cahaya maka alat akan menterjemahkan akan terjadi hujan,
sehingga alat akan menarik jemuran ketempat yang terlindung dari air hujan.
Ketika sensor mendeteksi sinar matahari alat akan menterjemahkan bahwa cuaca
disekitar panas, sehingga alat akan menarik jemuran ketempat yang terkena sinar
matahari. Sedangkan sensor hujan mendeteksi tetesan dari air hujan.Harapan
dengan terciptanya alat penarik jemuran otomatis mampu membantu masyarakat
mengurangi rasa cemas ketika menjemur pakaian dimusim penghujan.

1
1.2. Tujuan

Pembuatan alat ini bertujuan untuk mengatasi masalah dalam menjemur


pakaian untuk mengantisipasi terjadinya hujan yang membasahi pakaian ketika si
pemilik sedang tidak berada dirumah atau si pemilik tidak memiliki waktu untuk
mengangkat pakaian.

1.3. Manfaat

Dari latar belakang, dapat diketahui beberapa manfaat yaitu :


1) Alat ini bermanfaat untuk menghemat waktu dalam mengatasi masalah
menjemur pakaian tanpa mengganggu aktifitas pemilik. Alat ini juga dapat
mempermudah rutinitas sehari-hari apalagi jika pemilik adalah seorang
yang memiliki jam terbang yang padat.
2) Dapat mendesain sebuah alat untuk membantu meringankan pekerjaan
rumah tangga khususnya dalam kegiatan menjemur pakaian yang
dikendalikan oleh mikrokontroler.

1.4. Batasan Masalah


Agar alat ini bekerja secara efektif dan terarah maka muncul Batasan
masalah sebagai berikut :

1) Alat ini dibuat menggunakan Arduino Uno sebagai perangkat utama


dalam pengerjaan.
2) Alat ini hanya dapat mendeteksi 2 kondisi yaitu, kering dan basah (Cerah
dan Hujan).
3) Menggunakan sensor air (Humidity Sensor) agar dapat mendeteksi
kelembaban air.
4) Menggunakan motor sebagai penggerak jemuran dengan rangkaian yang
identik dengan katrol.
5) Alat disimulasikan dengan skala perbandingan yang lebih kecil.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Studi Literatur

Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh Deny Siswanto mengenai
“Jemuran Pakaian Otomatis menggunakan sensor hujan berbasis arduino
uno” Indonesia memiliki dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Data dari Badan
Meteorologi Klimatologo dan Geofisika (BMKG), musim penghujan terjadi pada
bulan November hingga Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan
April hingga Oktober. Ketika musim penghujan, mayoritas orang merasa khawatir
saat menjemur pakaian, kekhawatiran tersebut bertambah ketika sedang berada
diluar rumah dan pada saat itu dirumah sedang tidak ada orang. Karena takut
pakaian yang dijemur basah oleh air hujan, oleh karena itu banyak masyarakat
menjemur pakaian di teras-teras rumah. Walaupun jemuran pakain tersebut
kering, akan tetapi keringnya tidak bisa maksimal. Sehingga ketika pakaian
tersebut dipakai akan terasa tidak nyaman, tidak menutup kemungkinan juga
menimbulkan bau yang kurang sedap. Dari kejadian tersebut, penulis memiliki ide
sederhana untuk menciptakan alat penarik jemuran otomatis. Alat tersebut
menggunakan microcontroler Arduino uno, sensor hujan dan sensor Light
Dependent Resistor. Akan tetapi dari kelompok kami hanya akan menggunakan
sensor hujan.

Secara umum microcontroler adalah suatu chip IC (Integrated Circuit)


yang dapat menerima sinyal input, mengolah dan memberikan sinyal output
sesuai program yang diisikan didalamnya. Sedangkan Arduino uno disebut juga
pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, dirancang untuk
memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang. Cara kerja alat ini
adalah mendeteksi cuaca sekitar melalui sensor hujan. Ketika sebuah sensor LDR
mendeteksi cuaca mendung atau tidak ada sinar matahari, maka alat akan
menterjemahkan “akan terjadi hujan”, sehingga alat akan menarik jemuran ke
tempat yang teduh. Begitu juga sebaliknya ketika sensor LDR mendeteksi sinar
matahari alat akan menterjemahkan bahwa cuaca disekitar panas, alat akan
menarik jemuran ketempat yang terkena sinar matahari. Sedangkan sensor hujan
berfungsi mendeteksi air hujan atau tetesan air hujan. Ketika penampang sensor

3
hujan terkena air, amka alat secara otomatis akan menarik tali jemuran ke tempat
yang teduh.

Sistem Otomasi
Sistem otomasi dapat juga didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan
dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem berbasis komputer. Semuanya
bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi terhadap manipulator
(mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Jadi sistem otomasi dapat
dinyatakan sebagai susunan beberapa perangkat yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda namun saling berkaitan membentuk satu kesatuan dengan
secara terus menerus memeriksa kondisi masukan yang mempengaruhi untuk
kemudian melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsinya secara otomatis atau
dengan sendirinya.

Studi literatur melibatkan pencarian dasar-dasar teori dan penelitian


pendampingan yang telah dilakukan sebelumnya. Teori-teori yang terkait dengan
permasalahan penelitian seperti, sistem automasi, dasar-dasar rangkaian elektronik
digital, komponen elektronik pendukung, bahasa pemrograman C Arduino uno
dan teori pendukung lain yang berusaha digali oleh penulis dengan menuliskan
secara singkat dan telah disesuaikan dengan tingkatan yang diperlukan dalam
penelitian ini.
Dalam studi literatur dilakukan pencarian informasi mengenai segala sesuatu yang
berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Cara kerja dan pemprograman microkontroller Arduino uno.
2. Spesifiksai motor DC yang akan digunakan.
3. Cara kerja sensor yang digunakan dan pengujian sensor.
4. Karakteristik komponen-komponen yang digunakan.
5. Mekanik yang digunakan

Analisa Masalah
Dalam perancangan alat ini, diperlukan sebuah input data berupa analog dan
digital yang berasal dari sensor hujan, kemudian data input-an tersebut yang
masih berupa sinyal analog kemudian akan diproses oleh microkontroller Arduino

4
untuk dikonversikan menjadi sinyal digital. Setelah Arduino menerima sinyal
digital, selanjutnya diproses dan sistem akan melakukan perintah untuk
menggerakkan motor sesuai berdasarkan input-an yang masuk. Input yang berasal
dari sensor hujan akan memproses sebuah perintah sehingga alat akan menarik
jemuran ke

tempat yang teduh. Sedangkan input-an yang berasal dari sensor LDR dapat
melakukan dua perintah, yaitu menarik tali jemuran ke dalam ruangan jika sensor
mendeteksi mendung dan menarik tali jemuran ke luar ruangan apabila
mendeteksi adanya cahaya sinar matahari.

Blok Aktivator
Blok aktivator adalah merupakan sumber tegangan untuk mengaktifkan seluruh
komponen rangkaian. Sumber tegangan yang digunakan dalam rangkaian ini
terbagi menjadi dua yaitu tegangan 6V dan 9V. Sumber tegangan 6V digunakan
untuk mengaktifkan driver motor L293D dan motor DC. Sedangkan tegangan 9V
digunakan untuk mengaktifkan Arduino, sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan.

Blok Input
Pada blok input ini terdapat sensor hujan. Sensor tersebut berfungsi sebagai
sumber input-an untuk microcontroller Arduino. Pada sensor hujan, jika
penampang sensor terkena air, maka sensor akan menghasilkan nilai digital 0
(nol) pada microcontroller Arduino, dan menghasilkan nilai 1 (satu) jika sensor
tidak terkena air.

Blok Proses
Blok microcontroller Arduino berfungsi sebagai pusat kontrol atau pengendali
utama pada rangkaian. Seluruh inputan yang masuk ke Arduino, diproses, dan
kemudian ditentukan output yang telah diprogram didalam microcontroller
Arduino.
IC L293D berfungsi sebagai penggerak motor DC, yang nantinya akan
menggerakkan putaran motor kekakanan dan kekiri.

Blok Output

5
Blok output atau keluaran dari alat jemuran otomatis adalah berupa pergerakan
motor DC untuk keluar dan masuknya jemuran, yang sebelumnya pergerakan
sudah diproses oleh driver IC L293D. Dan setiap kejadian yang diterima oleh
Arduino, khususnya dalam perubahan cuaca akan ditampilkan dalam LCD
monitor.

2.2. Dasar Teori


1) Arduino Uno

Arduino uno merupakan single-board mikrokontroler yang dibuat untuk


keperluan proyek elektronika multi disiplin agar lebih mudah diwujudkan. Desain
dari hardware Arduino terdiri dari 8-bit Atmel AVR microcontroller, atau 32-bit
Atmel ARM dimana desain tersebut bersifat terbuka (open-source hardware).
Arduino uno software terdiri dari compiler bahasa pemograman standar dan
sebuah boot loader yang dieksekusi dalam microkontroller[4]. Software Arduino
yang digunakan adalah driver dan IDE, walaupun masih ada beberapa software
lain yang sangat berguna selama pengembangan Arduino. IDE (Integrated
Development Environment )suatu program khusus untuk suatu komputer agar
dapat membuat suatu rancangan atau sketsa program untuk papan Arduino .

Sebagaimana kita ketahui dengan mikrokontroler kita dapat membuat program


untuk mengendalikan berbagai komponen elektronika. Program yang kita buat
dengan bahasa pemrograman didownload ke mikrokontroler, yang kemudian
mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan program yang kita buat. Dan dengan
Arduino Uno itu sendiri lebih memudahan penggunanya untuk membuat berbagai

6
hal yang berkaitan dengan mikrokontroler, karena didalamnya sudah tersedia yang
dibutuhkan oleh mikrokontroler.

2). Sensor Air

Sensor hujan merupakan alat switching yang digerakkan berdasarkan


curah air (hujan). Sensorhujan yang dipakai penulis dalam pengerjaan alat ini
menggunakan plat PCB (printed circuit board) yang dibentuk sedemikian rupa
hingga menyerupai sisir.

Gambar 2 Penampang sensor air


Pada gambar merupakan penampang sensor hujan yang digunakan dalam
penelitian ini. Dengan ukuran 63mm x 97mm. Jarak batang sisir yang satu dengan
yang lain adalah satu mm(milimeter), sedangkan ukuran untuk batang sisir adalah
dua mm(milimeter).

3). Catu Daya atau Power


Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB (Universal Serial Bus) atau
dengan catu daya eksternal. Untuk sumber daya eksternal atau non USB dapat
berasal baik dari adapter AC-DC atau baterai. Board Arduino dapat beroprasi
pada pasokan eksternal dari 6 sampai 12 volt.

4). Driver Motor L293D


Rangkaian pengendali atau driver untuk actuator (pengatur pergerakan
motor DC) yang digunakan dalam menggerakkan motor adalah IC L293D. IC
L293D digunakan sebagai penggerak pengganti relay, IC L293D sebagai
pengendali gerak motor dalam alat jemuran otomatis karena dapat mengendalikan
putaran motor DC dalam dua arah putaran, yaitu searah jarum jam dan berlawanan
arah jarum jam.

7
8
BAB III
DESAIN
3.1. Desain Sistem
Dalam perancangan sistem alat jemuran otomatis ini, maka digunakanlah
flowchart yang dapat membantu mengetahui bagaimana sistem jemuran ini
dapat berjalan. Flowchart jemuran otomatis ini seperti:

Start

Baca Sensor
Hujan

Hujan
== 1

Ya

Cuaca Tidak
Cuaca Hujan
Hujan

Jemuran Jemuran
Keluar Masuk

End

9
Blok Diagram :

Aktivator
Adaptor 6V dan
9V

Limit Switch 1 Limit Switch 2

Output

Input Putaran Motor

Sensor Hujan Arduino Uno Driver Motor =


= LM393 L293D
Motor DC

Program akan aktif menggunakan inputan digital. Pada kondisi awal yaitu
jika sensor hujan sama dengan 1, maka cuaca tidak hujan sehingga jemuran ada
pada posisi diluar rumah. Jika sensor hujan sama dengan 0, maka cuaca hujan
sehingga jemuran yang sedang standby diluar akan ditarik ke dalam rumah.

Hasil diskusi :

Dari pertanyaan saudari Yayang saat presentasi tentang bagaimana


aplikasi alat ini, maka dibawah ini dilampirkan gambar bagaimana rangkaian ini
dipasang dan bagaimana alat ini beroperasi:

10
Alat ini beroperasi apabila ada suatu inputan yaitu air hujan dan sensor hujan akan
mendeteksinya, apabila turun hujan maka alat ini akan otomatis membawa
jemuran ketempat yang teduh begitupun sebaliknya.

3.2. Spesifikasi Software dan Hardware

a. Hardware
Spesifikasi Arduino yang dipakai adalah :

Mikrokontroler ATmega328
Operasi tegangan 5Volt
Input tegangan disarankan 7-11Volt
Input tegangan
6-20Volt
batas
Pin I/O digital 14 (6 bisa untuk PWM)
Pin Analog 6
Arus DC tiap pin
50mA
I/O
Arus DC ketika
50mA
3.3V
32 KB (ATmega328) dan 0,5 KB digunakan oleh
Memori flash
bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Kecepatan clock 16 MHz

b. Software

11
Spesifikasi Visual Studio 2013 yang digunakan adalah :

Spesifikasi Sistem Operasi yang


Tersupport

Spesifikasi Visual Studio Express 2013 Windows 7 SP1 (x86 and x64)
untuk Windows Desktop Windows 8 (x86 and x64)
Windows 8.1 (x86 and x64)
 1.6 GHz or faster processor Windows Server 2008 R2 SP1
 1 GB of RAM (1.5 GB if running (x64)
on a virtual machine) Windows Server 2012 (x64)
 5 GB of available hard disk space Windows Server 2012 R2
 5400 RPM hard drive (x64)
 DirectX 9-capable video card
running at 1024 x 768 or higher
display resolution

Additional Requirements
On Windows 8.1 and Windows Server
2012 R2, KB2883200 (available through
Windows Update) is required.

12
BAB IV
HASIL DAN ANALISA

4.1 HASIL

Dari alat-alat yang sudah dijelaskan di atas dan kemudian alat-alat


tersebut dirangkai lalu menjadi suatu rangkaian seperti berikut:

Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa Arduino dan breadboard diletakkan
di dalam rumah-rumahan yang terbuat dari kardus serta miniatur jemuran
diletakkan pada miniatur pintu atau jendela rumah-rumahan.
Berikut adalah gambar setiap kondisi pada jemuran :
 Kondisi Tidak Hujan :

Pada saat kondisi tidak hujan atau kering, maka lampu led yang menyala
adalah warna merah dan jemuran berada di luar rumah-rumahan.

13
 Kondisi Hujan :

Ketika kondisi hujan, maka lampu led yang menyala adalah lampu led
warna hijau. Saat kondisi hujan, maka jemuran yang awalnya berada diluar akan
ditarik ke dalam sehingga tidak terkena air hujan.

4.2 ANALISA
Agar jemuran otomatis bisa berjalan sesuai yang diinginkan maka
diperlukan code yang algoritma nya sesuai dengan hasil diatas. Code jemuran
otomatis di atas adalah :
// ------------------------------
// Contoh penggunaan sensor air
// untuk mendeteksi hujan
// ------------------------------
#include<Servo.h>
int pos = 0;
Servo myservo;
const int PIN = A0;

void setup()
{
Serial.begin(9600);
for(int a = 2; a<=4 ; a++)
{
pinMode(a, OUTPUT);
}

14
myservo.attach(5);
}

void loop()
{
// Baca sensor
int dataSensor = analogRead(PIN);

Serial.print(dataSensor);
// Cek ambang
if (dataSensor <500)
{
myservo.write(180);
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,HIGH);
digitalWrite(4,LOW);
Serial.println(". Hujan");
}
else
{
myservo.write(0);
digitalWrite(2,HIGH);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
Serial.println(". Tidak hujan");

delay(100);
}
}

Dari kodingan diatas, dapat dilihat bahwa lampu led menggunakan 3 pin
pada Arduino yaitu pin nomor 2 sampai dengan 4. Lampu led berwarna

15
merah dipasang pada pin nomor 2 yang berfungsi untuk menunjukkan tanda
cuaca tidak hujan. Lampu led warna hijau disambungkan pada pin nomor 3
yang berfungsi untuk menunjukkan cuaca hujan. Lampu led warna biru
disambungkan pada pin nomor 4 yang berfungsi untuk menunjukkan jika alat
jemuran otomatis yang digunakan sedang menyala atau tidak.
Pada jemuran otomatis juga digunakan servo yang berfungsi untuk
memutar jemuran sehingga jemuran yang berada diluar dapat ditarik ke
dalam atau jemuran yang ada di dalam dapat ditarik ke luar sesuai dengan
kondisi yang diinput pada sensor. Servo pada jemuran otomatis ini
dihubungkan pada Arduino pada pin A5.
Pada kondisi kedua yaitu kondisi “tidak hujan”, reaksi yang dilakukan
Arduino setelah menerima inputan “tidak hujan” yang sebelumnya adalah
kondisi “hujan” dari sensor air adalah mengirimkan data ke lampu led warna
merah untuk menyala dan lampu led warna hijau untuk mati, serta servo yang
posisi semulanya berada pada 180o menjadi 0o yang menyebabkan jemuran
yang semua berada di dalam ditarik keluar oleh pergerakan servo. Setelah itu
sensor cuaca akan tetap menerima inputan “tidak hujan” selama tidak ada air
di sensor tersebut sehingga Arduino tetap mengirimkan data bahwa kondisi
yang sedang dialami jemuran otomatis adalah kondisi “tidak hujan”.
Setelah perangkaian yang dilakukan sedemikan rupa dan dilakukannya
percobaan yang dilakukan berkali – kali, maka dapat dibuktikan bahwa alat ini
berhasil dan sesuai dengan tujuan awal pembuatan jemuran otomatis karena
dapat menarik jemuran ke dalam ruangan jika hujan dan menjemur nya
kembali jika cuaca menjadi cerah.
Selain mencoba dengan inputan air, kita juga telah melakukan percobaan
kepada alat jemuran otomatis ini yaitu mencoba memberi inputan berupa
minyak goreng dan pasta gigi . Dan berdasarkan hasil penelitian dan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak goreng
tidak diterima sebagai inputan oleh sensor hujan dan tidak ada reaksi terjadi
sama sekali, ini dikarenakan sifat air dan minyak tersebut berbeda. Air bersifat
polar dan minyak bersifat nonpolar sedangkan yang kita pakai dalam alat ini
sebagai blok inputan adalah sensor hujan.dengan adanya detergent maka air
dan minyak baru bisa bercampur. Dan kondisi kedua yaitu inputan berupa
pasta gigi, pasta gigi ini dianggap sebagai inputan dan reaksi yang terjadi yaitu
jemuran akan ditarik masuk oleh servo maka hal ini menandakan bahwa
sedang terjadi “Kondisi Hujan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasta gigi dan
air memiliki sifat yang sama dan arduino akan mengirimkan data yang sedang
dialami jemuran otomatis adalah kondisi “hujan”.
.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan alat yang sudah kami buat, dapat disimpulkan bahwa


implementasi dari jemuran otomatis ini dapat membantu masyarakat luas
khususnya orang-orang yang memiliki banyak kesibukan baik itu di dalam rumah
maupun di luar rumah. Dengan adanya alat ini, maka dapat menghemat waktu
dalam mengatasi masalah menjemur pakaian tanpa mengganggu aktifitas pemilik.
Alat ini juga lebih efektif dan efisien karena kemungkinan pakaian yang dijemur
menjadi basah lagi akibat hujan yang tiba-tiba menjadi sangat kecil karena alat ini
memakai sensor air sehingga lebih cepat untuk menarik jemuran ke dalam
dibandingkan oleh tenaga manusia.

5.2 SARAN

Kami menyadari bahwa dalam perangkaian alat ini masih banyak


kekurangan dan masih banyak potensi yang bisa dikembangkan pada alat jemuran
otomatis berbasis Arduino ini. Seperti contohnya masih dapat ditambah kondisi
lain dengan menggunakan lebih dari satu sensor air, yaitu sensor cahaya, sensor
kelembapan, sensor kecepatan angina dan masih banyak yang lainnya.
Kami juga berharap pada yang membaca proposal ini jika memiliki lebih
banyak ide yang dapat diimplementasikan pada jemuran otomatis Ini, maka dapat
kalian lakukan sendiri untuk melatih keterampilan dan rasa kreatif masing –
masing.

17
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto, Deny dan Slamet Winardi. 2015. Jemuran Pakaian Otomatis


Menggunakan Sensor Hujan dan Sensor LDR Berbasis Arduino Uno.
Surabaya. Jurnal Narodroid

18

Anda mungkin juga menyukai