JAKARTA
2019
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
1.4. Batasan Masalah........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
2.1. Studi Literatur............................................................................................3
2.2. Dasar Teori................................................................................................6
BAB III....................................................................................................................8
DESAIN...................................................................................................................8
3.1. Desain Sistem............................................................................................8
3.2. Spesifikasi Software dan Hardware........................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
HASIL DAN ANALISA........................................................................................12
4.1 HASIL..........................................................................................................12
4.2 ANALISA....................................................................................................13
BAB V....................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................16
5.1 KESIMPULAN............................................................................................16
5.2 SARAN........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, mengatur waktu dalam aktifitas merupakan
permasalahan yang sudah pasti dimiliki oleh setiap orang, apalagi mahasiswa.
Dalam rentang selama 5 tahun terakhir, cuaca juga semakin susah untuk
diprediksi karena cenderung terus berubah-ubah walaupun diluar siklus iklim
cuaca. Salah satu masalah yang berhubungan dengan kedua masalah diatas adalah
soal menjemur pakaian. Sangat sulit untuk mengatur waktu yang bergantung pada
kondisi cuaca walaupun hanya untuk menjemur dan mengangkat pakaian saja.
Namun kita tidak dapat menyepelekan hal tersebut begitu saja, karena pakaian
merupakan kebutuhan sehari-hari. Pada saat musim hujan, mayoritas orang
merasa cemas ketika mereka sedang menjemur pakaian. Rasa cemas tersebut akan
bertambah pada saat menjemur pakaian namun sedang berada diluar rumah, dan
dirumah sedang tidak ada orang. Dari kejadian itu orang jadi enggan menjemur
pakain ditempat yang terbuka, karena kawatir jemuranya basah terkena air hujan.
Ketika musim hujan mayoritas orang menjemur pakaian diteras rumah, hal ini
dilakukan untuk menghindari jemuran pakaian terkena air hujan ketika ditinggal
pemiliknya beraktifitas diluar rumah. Dari gambaran masalah diatas, penulis
menemukan ide untuk membuat alat tentang “Jemuran otomatis berbasis
arduino” yang bisa bekerja secara otomatis. Alat tersebut menggunakan
microcontroler Arduino Uno ditambah dengan sensor hujan. . Alat ini akan
memasukkan dan mengeluarkan pakaian yang dijemur secara otomatis. Cara kerja
alat ini adalah mendeteksi cuaca disekitar melalui sensor hujan , ketika sensor
tidak menerima cahaya maka alat akan menterjemahkan akan terjadi hujan,
sehingga alat akan menarik jemuran ketempat yang terlindung dari air hujan.
Ketika sensor mendeteksi sinar matahari alat akan menterjemahkan bahwa cuaca
disekitar panas, sehingga alat akan menarik jemuran ketempat yang terkena sinar
matahari. Sedangkan sensor hujan mendeteksi tetesan dari air hujan.Harapan
dengan terciptanya alat penarik jemuran otomatis mampu membantu masyarakat
mengurangi rasa cemas ketika menjemur pakaian dimusim penghujan.
1
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Studi Literatur
Salah satu penelitian yang telah dilakukan oleh Deny Siswanto mengenai
“Jemuran Pakaian Otomatis menggunakan sensor hujan berbasis arduino
uno” Indonesia memiliki dua musim, yaitu hujan dan kemarau. Data dari Badan
Meteorologi Klimatologo dan Geofisika (BMKG), musim penghujan terjadi pada
bulan November hingga Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan
April hingga Oktober. Ketika musim penghujan, mayoritas orang merasa khawatir
saat menjemur pakaian, kekhawatiran tersebut bertambah ketika sedang berada
diluar rumah dan pada saat itu dirumah sedang tidak ada orang. Karena takut
pakaian yang dijemur basah oleh air hujan, oleh karena itu banyak masyarakat
menjemur pakaian di teras-teras rumah. Walaupun jemuran pakain tersebut
kering, akan tetapi keringnya tidak bisa maksimal. Sehingga ketika pakaian
tersebut dipakai akan terasa tidak nyaman, tidak menutup kemungkinan juga
menimbulkan bau yang kurang sedap. Dari kejadian tersebut, penulis memiliki ide
sederhana untuk menciptakan alat penarik jemuran otomatis. Alat tersebut
menggunakan microcontroler Arduino uno, sensor hujan dan sensor Light
Dependent Resistor. Akan tetapi dari kelompok kami hanya akan menggunakan
sensor hujan.
3
hujan terkena air, amka alat secara otomatis akan menarik tali jemuran ke tempat
yang teduh.
Sistem Otomasi
Sistem otomasi dapat juga didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan
dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem berbasis komputer. Semuanya
bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi terhadap manipulator
(mekanik) sehingga akan memiliki fungsi tertentu. Jadi sistem otomasi dapat
dinyatakan sebagai susunan beberapa perangkat yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda namun saling berkaitan membentuk satu kesatuan dengan
secara terus menerus memeriksa kondisi masukan yang mempengaruhi untuk
kemudian melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsinya secara otomatis atau
dengan sendirinya.
Analisa Masalah
Dalam perancangan alat ini, diperlukan sebuah input data berupa analog dan
digital yang berasal dari sensor hujan, kemudian data input-an tersebut yang
masih berupa sinyal analog kemudian akan diproses oleh microkontroller Arduino
4
untuk dikonversikan menjadi sinyal digital. Setelah Arduino menerima sinyal
digital, selanjutnya diproses dan sistem akan melakukan perintah untuk
menggerakkan motor sesuai berdasarkan input-an yang masuk. Input yang berasal
dari sensor hujan akan memproses sebuah perintah sehingga alat akan menarik
jemuran ke
tempat yang teduh. Sedangkan input-an yang berasal dari sensor LDR dapat
melakukan dua perintah, yaitu menarik tali jemuran ke dalam ruangan jika sensor
mendeteksi mendung dan menarik tali jemuran ke luar ruangan apabila
mendeteksi adanya cahaya sinar matahari.
Blok Aktivator
Blok aktivator adalah merupakan sumber tegangan untuk mengaktifkan seluruh
komponen rangkaian. Sumber tegangan yang digunakan dalam rangkaian ini
terbagi menjadi dua yaitu tegangan 6V dan 9V. Sumber tegangan 6V digunakan
untuk mengaktifkan driver motor L293D dan motor DC. Sedangkan tegangan 9V
digunakan untuk mengaktifkan Arduino, sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan.
Blok Input
Pada blok input ini terdapat sensor hujan. Sensor tersebut berfungsi sebagai
sumber input-an untuk microcontroller Arduino. Pada sensor hujan, jika
penampang sensor terkena air, maka sensor akan menghasilkan nilai digital 0
(nol) pada microcontroller Arduino, dan menghasilkan nilai 1 (satu) jika sensor
tidak terkena air.
Blok Proses
Blok microcontroller Arduino berfungsi sebagai pusat kontrol atau pengendali
utama pada rangkaian. Seluruh inputan yang masuk ke Arduino, diproses, dan
kemudian ditentukan output yang telah diprogram didalam microcontroller
Arduino.
IC L293D berfungsi sebagai penggerak motor DC, yang nantinya akan
menggerakkan putaran motor kekakanan dan kekiri.
Blok Output
5
Blok output atau keluaran dari alat jemuran otomatis adalah berupa pergerakan
motor DC untuk keluar dan masuknya jemuran, yang sebelumnya pergerakan
sudah diproses oleh driver IC L293D. Dan setiap kejadian yang diterima oleh
Arduino, khususnya dalam perubahan cuaca akan ditampilkan dalam LCD
monitor.
6
hal yang berkaitan dengan mikrokontroler, karena didalamnya sudah tersedia yang
dibutuhkan oleh mikrokontroler.
7
8
BAB III
DESAIN
3.1. Desain Sistem
Dalam perancangan sistem alat jemuran otomatis ini, maka digunakanlah
flowchart yang dapat membantu mengetahui bagaimana sistem jemuran ini
dapat berjalan. Flowchart jemuran otomatis ini seperti:
Start
Baca Sensor
Hujan
Hujan
== 1
Ya
Cuaca Tidak
Cuaca Hujan
Hujan
Jemuran Jemuran
Keluar Masuk
End
9
Blok Diagram :
Aktivator
Adaptor 6V dan
9V
Output
Program akan aktif menggunakan inputan digital. Pada kondisi awal yaitu
jika sensor hujan sama dengan 1, maka cuaca tidak hujan sehingga jemuran ada
pada posisi diluar rumah. Jika sensor hujan sama dengan 0, maka cuaca hujan
sehingga jemuran yang sedang standby diluar akan ditarik ke dalam rumah.
Hasil diskusi :
10
Alat ini beroperasi apabila ada suatu inputan yaitu air hujan dan sensor hujan akan
mendeteksinya, apabila turun hujan maka alat ini akan otomatis membawa
jemuran ketempat yang teduh begitupun sebaliknya.
a. Hardware
Spesifikasi Arduino yang dipakai adalah :
Mikrokontroler ATmega328
Operasi tegangan 5Volt
Input tegangan disarankan 7-11Volt
Input tegangan
6-20Volt
batas
Pin I/O digital 14 (6 bisa untuk PWM)
Pin Analog 6
Arus DC tiap pin
50mA
I/O
Arus DC ketika
50mA
3.3V
32 KB (ATmega328) dan 0,5 KB digunakan oleh
Memori flash
bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Kecepatan clock 16 MHz
b. Software
11
Spesifikasi Visual Studio 2013 yang digunakan adalah :
Spesifikasi Visual Studio Express 2013 Windows 7 SP1 (x86 and x64)
untuk Windows Desktop Windows 8 (x86 and x64)
Windows 8.1 (x86 and x64)
1.6 GHz or faster processor Windows Server 2008 R2 SP1
1 GB of RAM (1.5 GB if running (x64)
on a virtual machine) Windows Server 2012 (x64)
5 GB of available hard disk space Windows Server 2012 R2
5400 RPM hard drive (x64)
DirectX 9-capable video card
running at 1024 x 768 or higher
display resolution
Additional Requirements
On Windows 8.1 and Windows Server
2012 R2, KB2883200 (available through
Windows Update) is required.
12
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 HASIL
Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa Arduino dan breadboard diletakkan
di dalam rumah-rumahan yang terbuat dari kardus serta miniatur jemuran
diletakkan pada miniatur pintu atau jendela rumah-rumahan.
Berikut adalah gambar setiap kondisi pada jemuran :
Kondisi Tidak Hujan :
Pada saat kondisi tidak hujan atau kering, maka lampu led yang menyala
adalah warna merah dan jemuran berada di luar rumah-rumahan.
13
Kondisi Hujan :
Ketika kondisi hujan, maka lampu led yang menyala adalah lampu led
warna hijau. Saat kondisi hujan, maka jemuran yang awalnya berada diluar akan
ditarik ke dalam sehingga tidak terkena air hujan.
4.2 ANALISA
Agar jemuran otomatis bisa berjalan sesuai yang diinginkan maka
diperlukan code yang algoritma nya sesuai dengan hasil diatas. Code jemuran
otomatis di atas adalah :
// ------------------------------
// Contoh penggunaan sensor air
// untuk mendeteksi hujan
// ------------------------------
#include<Servo.h>
int pos = 0;
Servo myservo;
const int PIN = A0;
void setup()
{
Serial.begin(9600);
for(int a = 2; a<=4 ; a++)
{
pinMode(a, OUTPUT);
}
14
myservo.attach(5);
}
void loop()
{
// Baca sensor
int dataSensor = analogRead(PIN);
Serial.print(dataSensor);
// Cek ambang
if (dataSensor <500)
{
myservo.write(180);
digitalWrite(2,LOW);
digitalWrite(3,HIGH);
digitalWrite(4,LOW);
Serial.println(". Hujan");
}
else
{
myservo.write(0);
digitalWrite(2,HIGH);
digitalWrite(3,LOW);
digitalWrite(4,LOW);
Serial.println(". Tidak hujan");
delay(100);
}
}
Dari kodingan diatas, dapat dilihat bahwa lampu led menggunakan 3 pin
pada Arduino yaitu pin nomor 2 sampai dengan 4. Lampu led berwarna
15
merah dipasang pada pin nomor 2 yang berfungsi untuk menunjukkan tanda
cuaca tidak hujan. Lampu led warna hijau disambungkan pada pin nomor 3
yang berfungsi untuk menunjukkan cuaca hujan. Lampu led warna biru
disambungkan pada pin nomor 4 yang berfungsi untuk menunjukkan jika alat
jemuran otomatis yang digunakan sedang menyala atau tidak.
Pada jemuran otomatis juga digunakan servo yang berfungsi untuk
memutar jemuran sehingga jemuran yang berada diluar dapat ditarik ke
dalam atau jemuran yang ada di dalam dapat ditarik ke luar sesuai dengan
kondisi yang diinput pada sensor. Servo pada jemuran otomatis ini
dihubungkan pada Arduino pada pin A5.
Pada kondisi kedua yaitu kondisi “tidak hujan”, reaksi yang dilakukan
Arduino setelah menerima inputan “tidak hujan” yang sebelumnya adalah
kondisi “hujan” dari sensor air adalah mengirimkan data ke lampu led warna
merah untuk menyala dan lampu led warna hijau untuk mati, serta servo yang
posisi semulanya berada pada 180o menjadi 0o yang menyebabkan jemuran
yang semua berada di dalam ditarik keluar oleh pergerakan servo. Setelah itu
sensor cuaca akan tetap menerima inputan “tidak hujan” selama tidak ada air
di sensor tersebut sehingga Arduino tetap mengirimkan data bahwa kondisi
yang sedang dialami jemuran otomatis adalah kondisi “tidak hujan”.
Setelah perangkaian yang dilakukan sedemikan rupa dan dilakukannya
percobaan yang dilakukan berkali – kali, maka dapat dibuktikan bahwa alat ini
berhasil dan sesuai dengan tujuan awal pembuatan jemuran otomatis karena
dapat menarik jemuran ke dalam ruangan jika hujan dan menjemur nya
kembali jika cuaca menjadi cerah.
Selain mencoba dengan inputan air, kita juga telah melakukan percobaan
kepada alat jemuran otomatis ini yaitu mencoba memberi inputan berupa
minyak goreng dan pasta gigi . Dan berdasarkan hasil penelitian dan
percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa minyak goreng
tidak diterima sebagai inputan oleh sensor hujan dan tidak ada reaksi terjadi
sama sekali, ini dikarenakan sifat air dan minyak tersebut berbeda. Air bersifat
polar dan minyak bersifat nonpolar sedangkan yang kita pakai dalam alat ini
sebagai blok inputan adalah sensor hujan.dengan adanya detergent maka air
dan minyak baru bisa bercampur. Dan kondisi kedua yaitu inputan berupa
pasta gigi, pasta gigi ini dianggap sebagai inputan dan reaksi yang terjadi yaitu
jemuran akan ditarik masuk oleh servo maka hal ini menandakan bahwa
sedang terjadi “Kondisi Hujan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pasta gigi dan
air memiliki sifat yang sama dan arduino akan mengirimkan data yang sedang
dialami jemuran otomatis adalah kondisi “hujan”.
.
16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
17
DAFTAR PUSTAKA
18