Anda di halaman 1dari 39

PT.

PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN
Pemeliharaan Baterai & Essensial
PELATIHAN

BAB I
PRINSIP KERJA DAN KARAKTERISTIK
BATERAI ASAM DAN BASA

1.1 Umum
Baterai atau accumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan
mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia (elektrolisa).
Baterai dapat terdiri dari susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap sel terdiri dari
elektroda positif (+), elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit yang digunakan tergantung dari
pabrik yang memproduksinya. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis
atau kosong, maka energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan
dalam baterai adalah arus searah.

Ada 2 macam tipe baterai, yaitu :


a. Baterai Primer, yang didesain hanya untuk mengkonversi energi kimia menjadi energi listrik
untuk sekali saja.
b. Baterai Sekunder, yang didesain dapat membalikan proses konversi energi dan dapat
digunakan secara berulang untuk discharge dan charging.

Baterai terdiri dari beberapa bagian yaitu :


 Sel : Terdiri dari elektroda positif (+) disebut anoda dan elektroda negatif (-)
disebutkatoda.

 Elektrolit : Cairan baik berupa Asam sulfat (H2SO4) maupun potasium hydrokside (KOH).
Penggunaan Asam sulfat maupun potasium hydrokside tergantung dari
karakteristik baterainya.

 Separator : Diperlukan pemisah antara dua reaksi electrode dan harus diperhatikan agar
tidak terjadi kontak eletronik secara seksama karena pada saat berbeban
akan menyebabkan baterai discharge.

 Kontainer : Tempat elektrolit dan elektroda positif (+) dan negatif (-). Setiap satu sel
maupun beberapa sel mempunyai satu container.
Berbagai macam material plastik digunakan pada berbagai macam sistem.
Pada baterai lead-acid harus digunakan kaca, karet, atau plastic yang
bergantung pada tegangan sel yang lebih tinggi yang akan menghancurkan
seluruh logam. Keuntungan dari kontainer plastik adalah tidak dibutuhkannya
insulasi antara sel yang memiliki batasan.

 Seal terminal : Seal dari terminal merupakan salah satu elemen yang kritis. Pada baterai
dengan elektrolit cair yang menggunakan vent harus dicegah cairan elektrolit

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 1


yang bocor, khususnya amati dengan seksama baterai yang menggunakan
elektrolit alkaline. Kemudian harus diperhatikan juga hidrogen yang keluar
dan oksigen yang masuk ke area yang mengandung hidrogen di sekitar
baterai.

(a) (b)

Gambar 1.1 Konstruksi Baterai (akumulator)

1.2 Prinsip kerja baterai


Berdasarkan prinsip kerja suatu baterai terbagi menjadi dua yaitu Baterai Timah Hitam atau
Asam – Timah dan Baterai Alkali. Prinsip kerja suatu baterai ada tiga langkah antara lain
persiapan pengisian baterai, pengisian baterai dan pengosongan baterai

1.2.1 Baterai Asam - Timah.

Bila sel baterai tidak dibebani, maka setiap molekul cairan elektrolit Asam sulfat (H 2SO4) dalam
sel tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hidrogen bermuatan positif (2H +) dan ion sulfat yang
bermuatan negatif (SO4 - - )

H2SO4 2H + + SO —4 —
Beban

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perus ahaan

PbO2 Pb
Gambar 1.2 Skema Baterai Asam-timah

Proses pengosongan /discharge


Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat. (SO4 - - ) akan bereaksi dengan plat timah
murni (Pb) sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO 4) sambil melepaskan dua elektron.
Sedangkan sepasang ion hidrogen (2H + ) akan beraksi dengan plat timah peroksida (Pb O 2)
sebagai anoda menjadi timah sulfat (Pb SO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa
dengan satu atom oksigen untuk membentuk air (H2O). Pengambilan dan pemberian elektron
dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda potensial listrik antara kutub-kutub
sel baterai.

Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Pb O2 + Pb + 2 H2SO4 Pb SO4 + Pb SO4 + 2 H2O


Sebelum proses Setelah proses

dimana : Pb O2 = Timah peroxida (katub positif / anoda) Pb


= Timah murni (kutub negative / katoda) 2H2SO4 =
Asam sulfat (elektrolit)
Pb SO4 = Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses
pengosongan)
H2O = Air yang terjadi setelah pengosongan

Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat (PbSO4) pada kutub positif
dan negatif, sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi
timah, sehingga tegangan baterai antara kutub-kutubnya menjadi lemah.

Proses Pengisian / Charge

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 3


Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya
berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul
air terurai dan tiap pasang ion hidrogen ( 2H + ) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion
negatif Sulfat (SO4--) pada plat negatif untuk membentuk Asam sulfat. Sedangkan ion oksigen
yang bebas bersatu dengan tiap atom Pb pada plat positif membentuk timah peroxida (Pb O2).

Proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut :

Pb SO4 + Pb SO4 + 2H2O PbO2 + Pb + 2H2SO4


Setelah pengosongan Setelah pengisian

1.2.2 Baterai Alkali


Baterai Alkali menggunakan potasium Hydroxide sebagai elektrolit, selama proses pengosongan
(Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel baterai alkali secara praktis tidak ada perubahan
berat jenis cairan elektrolit.

Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah bertindak sebagai konduktor untuk
memindahkan ion-ion hydroxida dari satu elektroda keelektroda lainnya tergantung pada
prosesnya, pengosongan atau pengisian, sedangkan selama proses pengisian dan
pengosongan komposisi kimia material aktif pelat-pelat baterai akan berubah. Proses reaksi
kimia saat pengosongan dan pengisian pada elektroda-elektroda sel baterai alkali sebagai
berikut.

1. Untuk baterai nickel-Cadmium

Pengosongan
2 NiOOH + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2 + Cd (OH)2
Pengisian

dimana : 2NiOOH = Incomplate nickelic - hydroxide (Plat positif atau anoda)


Cd = Cadmium (Plat negatif atau katoda)
2Ni(OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Cd(OH)2 = Cadmium hydroxide (Plat negatif)

2. Untuk Baterai nickle - Iron

Pengosongan
2NiOOH + Fe + H2O 2Ni(OH)2 + Fe (OH)2
Pengisian
dimana : 2NiOOH = Incomplate nickelic - hydroxide (Plat positif)
Fe = Iron (Plat negatif)
2Ni(OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Fe (OH)2 = Ferrous hydroxide (Plat negatif)

1.3 Karakteristik Baterai

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


1.3.1 Baterai timah hitam (Load-Acid storage baterai)
Berikut ini adalah karakteristik umum dari batere timah hitam, yaitu :
 Baterai dengan tegangan 125 Volt terdiri dari 58 sel
 Ukuran baterai lebih besar bila dibandingkan dengan baterai alkali ; sehinga
memerlukan ruangan yang lebih besar.
 Berat jenis (specific grafity ) elektrolitnya tergantung dari keadaan pengisian (Charge)
 Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit , semakin tinggi
suhu elektrolit semakin rendah nilai berat jenisnya dan sebaliknya.
 Harga berat jenis elektrolit tergantung dari tipe baterai dan pabriknya.
 Umurnya dapat mencapai 7 sampai 8 tahun
 Tegangan terminal = 2 Volt
 Tegangan pengisian (charge) :
 Pengisian terapung (permanen floating) : 2,18 Volt
 Pengisian secara cepat : 2,25 Volt
 Pengisian dengan harga tertinggi : 2,37 Volt
 Tegangan tertinggi pada akhir pengisian : 2,7 Volt
 Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 2,0 - 1,8 Volt
 Tegangan terendah setelah pengosongan : Lebih besar dari 1,8 Vol

Berikut ini adalah kuva karakteristik baterai persel pada saat pengisian dan pengosongan
Tegangan (Volt)

Waktu (Jam)

Gambar 1.3 : Kurva Pengisian dan Pengosongan

1.3.2 Baterai Alkali (Alkaline Storage Battery)


 Suatu baterai dengan tegangan 125 volt terdiri dari 92 sel

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 5


 Berat jenis (spesifik grafity) dari elektrolitnya tidak tergantung dari keadaan pengisian, jadi
praktis tetap
 Umurnya dapat mencapai 10 tahun atau lebih
 Tegangan nominal : 1,2 Volt
 Tegangan pengisian (Charger) :
 Pengisian secara terapung (Permanent floating) : 1,40 - 142 Volt
 Pengisian secara cepat : 1,45 Volt
 Pengisian dengan harga tinggi : 1,50 - 1,65 Volt
 Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 1,30 - 1,25 Volt
(dalam keadaan normal 10 jam)

Berikut ini adalah kurva tegangan baterai per sel pada saat pengisian dan pengosongan.

Gambar 1.4 a. Karakteristik pengisian arus constant (25 0C)

Gambar 1.4 b. Karakteristik Pengosongan (25 0C)

1.4 Penggunaan Baterai.


Penggunaan baterai di Pembangkit Tenaga Listrik adalah sebagai sumber daya mandiri
( indenpedent) untuk berbagai peralatan diantaranya.
 Untuk tegangan kontrol dan rele proteksi

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


 Penerangan darurat
 Motor-motor arus searah
 Sistem telekomunikasi
 Tanda-tanda isyarat ( Signalling and alarm).

Penggunaan tegangan searah dalam operasi normal PLTU. Tidak sepenuhnya diambil dari
baterai, sebagaian diambil langsung dari tegangan bolak-balik yang di searahkan. Namun dalam
operasi yang abnormal (terganggu) atau tegangan bolak-balik hilang dan peralatan pengisian
baterai (baterai charger) terganggu, maka dalam kondisi tersebut tegangan arus searah dari
baterai harus siap /mampu melayani untuk keperluan membuka circuit breaker (CB) dan
menjalankan motor / pompa pelumas dan sebagainya. Oleh karena itu peranan baterai atau
tersediannya tegangan searah sangat penting. Untuk memperoleh unjuk kerja dan umur yang
optimal, maka baterai harus dipelihara secara memadai .

1.5 Type dan Standard dari Baterai


1.5.1 Baterai Asam - Timah
 Elektrolitnya : Asam sulfat ( H2SO4)
 Elektrodanya:
 Anoda : Timah peroxide (PbO2)
 Katoda : Timah murni ( Pb )

 Tegangan nominal per sel : 2.0 Vol


 Tegangan tertinggi setelah pengisian : 2,7 Volt
 Tegangan terendah setelah pengosongan : 1,8 Volt

1.5.2 Baterai Basa ( Alkali )


 Elektrolitnya : Potasium hydroxide ( KOH)
 Elektrodanya
 Anoda : Incomplate nickelis - Hydroxide ( NiOOH)
 Katoda : Cadmium ( Ca )

 Tegangan nominal per sel : 1.2 Volt


 Tegangan tertinggi setelah pengisian : 1,65 Volt
 Tegangan terendah setelah pengosongan : 1,25 Volt

1.6 Rating Baterai


1.6.1 Tegangan baterai
Tegangan dari suatu baterai tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya plat dari
baterai, tetapi ditentukan oleh material plat negatif dan positif serta cairan elektrolit dan sistem
elektrokimia yang digunakan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 7


Dibawah ini diperlihatkan besar tegangan nominal per-sel baterai berdasarkan jenisnya.

Jenis Baterai Tegangan Sel


Timah Hitam :
- Lead antimony 2,0 Volt
- Lead Calsium 2,0 Volt
Alkali
- Nikel Cadmium 1,2 Volt
- Nikel Iron 1,2 Volt

Harga tegangan per sel baterai timah hitam keadaan rangkaian terbuka ( open circuit ) adalah

Vdc = B.D + 0,84.


dimana : V dc = Tegangan sel baterai ( Volt )
BD = Berat jenis cairan elektrolit ( gr/cm3 )

1.6.2 Jenis Baterai Berdasarkan Kapasitasnya


Terdiri dari 2 (dua) macam, yaitu
 Kapasitas dengan harga rendah/ menengah. Besarnya kapasitas baterai 235 Ah dengan
lama pengosongan selama 8 jam pada suhu 25oC.
 Kapasitas baterai dengan harga tinggi. Besarnya kapasitas baterai dari 235 Ah sampai 450
Ah dengan lama pengosongan 8 jam pada suhu 25oC.

1.7 Keunggulan dan Kelemahan


Kelebihan dan kekurangan Baterai Alkali dengan Timah Hitam antara lain adalah baterai
alkali lebih tahan terhadap goncangan bila dibandingkan dengan baterai timah hitam, baterai
alkali tidak mengeluarkan gas yang menyebabkan korosi sedangkan baterai timah hitam
menghasilkan gas penyebab korosi dan baterai alkali cukup tahan terhadap arus pengosongan
yang besar serta pengisian yang berlebihan dibandingkan dengan baterai timah hitam.

BAB II
PARAMETER , RANGKAIAN DAN PEMILIHAN BATERAI

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


2.1 Parameter Baterai
Pada proses pengisian dan pengosongan bergantung pada beberapa parameter seperti arus,
tegangan, dan temperature. Berikut ini adalah beberapa parameter yang harus diperhatikan
sebagai bahan perbandingan.

2.1.1 Tegangan (Volt)


Proses pada sel tegangan baterai dapat mengacu pada hukum termodinamika dari reaksi sel
berdasarkan persamaan :
Berikut ini adalah persamaan sel tegangan Uo (V) :

Dimana : n = jumlah charge


F = konstanta Faraday (96485As/equiv)
n·F = jumlah elektrikal charge yang terhubung dengan reaksi
(1 • F = 26.802 Ah/equiv. ; 2 • F = 53.604 Ah/equiv)
n • F • Uo = energy listrik yang dibangkitkan (kJ)

Akan tetapi persamaan ini tidak dapat secara tepat diukur (bahkan pada sebuah rangkaian
terbuka / open circuit sekalipun), saat elektroda belum terjadi pembalikan, seperti pada kasus
elektroda nikel atau pada reaksi kedua yang menyebabkan sebuah deviasi yang kecil (lihat
gambar berikut). Untuk kemudian tegangan sel terbuka (OCV) dapat benar-benar terukur.

Gambar 2.1 Potensial pada kondisi discharge dari lead electrode dan perkembangan
hydrogen
Pada beberapa sistem baterai, seperti lead-acid, OCV dapat digunakan untuk penentuan secara
kasar dari kondisi pengisian (charge). Pada system yang lain seperti pada beberapa system
lithium primer, menawarkan tegangan open circuit (OCV) yang cukup tinggi berdasarkan valensi
oksida yang lebih tinggi yang melipatgandakan beberapa ribu milivolts pada beban yang paling
sedikit dan tidak akan pernah kembali pada kondisi nilai sebelumnya. Pada keadaan berbeban,
tegangan rangkaian tertutup (CCV), bergantung pada arus, kondisi pengisian (charge), dan
pada sejarah baterai itu sendiri, seperti masa pakai (usia) atau waktu penyimpanan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 9


Lebih jauhnya tegangan nominal sel atau baterai menggambarkan karakteristik tegangan dari
sebuah system. (Lihat Tabel di bawah).

Tegangan nominal merupakan suatu nilai tertentu yang secara eksperimen kemungkinan tidak
dapat dibuktikan. Tegangan minimum awal adalah sebuah tegangan minimum pada range 20
mV/sel yang dapat diamati pada saat awal discharge dari sebuah baterai lead-acid yang telah
terisi penuh. (Lihat gambar berikut)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Gambar 2.2 Kurva discharge baterai lead-acid dan parameter utama discharge

2.1.2 Kapasitas baterai


Kapasitas Nominal atau Nominal Capacity, CNBat: jumlah daya maksimum yang dapat diambil
dari sebuah baterai yang terisi penuh. Ini diekspresikan dalam Ampere-jam (Ah) atau Watt-jam
(Wh). Banyaknya daya yang bisa didapatkan dari baterai bergantung pada waktu dimana proses
ekstraksi terjadi. Mengeluarkan daya baterai dalam jangka waktu lama akan menghasilkan lebih
banyak daya dibandingkan dengan mengeluarkan daya baterai dalam jangka waktu yang
singkat. Kapasitas baterai oleh sebab itu dispesifikasi di waktu pengeluaran daya yang berbeda.
Untuk aplikasi fotovoltaik, waktu ini sebaiknya lebih lama daripada 100 jam (C100).
Kapasitas suatu baterai merupakan besar arus listrik (ampere) baterai yang dapat dialirkan ke
suatu rangkaian luar (beban), dalam jangka waktu tertentu (jam), untuk memberikan tegangan
tertentu.

Kapasitas baterai dalam ampere jam (Ah) dinyatakan sebagai berikut :

C=Ixt

dimana : C = Kapasitas baterai dalam ampere-jam (Ah)


I = Besar arus yang mengalir (A)
t = Waktu (jam)

Kapasitas baterai ditentukan oleh bahan, banyaknya material aktif dan elektronnya yang
digunakan. Pada baterai asam timah, kapasitas (Ah) yang tersedia adalah + 8 atau 10 jam.
Sedangkan baterai basa (alkali nickel-cadmiun) umumnya kapasitas baterai dinyatakan dalam
C5 atau C10 (5 atau 10 jam). Untuk meningkatkan kapasitas baterai, pada Pusat Tenaga Listrik
penggunaannya adalah dengan menghubungkan paralel antara 1 group baterai dengan group
lainnya.

Parameter discharge suatu baterai selain desain dari baterai utamanya dipengaruhi oleh :

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 11


- Arus discharge
- Limit tegangan, end point, cut off, atau end of discharge voltage (EOD) yang harus
ditentukan.
- Temperatur.

Lebih jauhnya parameter yang mempengaruhi kapasitas baterai adalah kondisi charge dan
sejarah dari baterai itu sendiri dan waktu penyimpanan. Pembandingan lain dari data kapasitas
suatu baterai harus selalu mempertimbangkan parameter ini.
Kapasitas nominal suatu baterai ditentukan sesuai dengan manufaktur yang membuatnya
sebagai nilai standar suatu karakteristik baterai. Biasanya ditentukan dengan besar arus
konstan saat discharge pada suhu 20 o C atau suhu ruangan. Saat ini untuk menentukan nilai
kapasitas suatu baterai ditentukan dengan durasi baterai saat discharge, yang dinyatakan
dengan C20, C10, or C5.

2.1.3 Kandungan Energi


Secara umum, energy (E) dengan satuan Wh pada suatu baterai dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :

dimana : U = Tegangan dalam Volt


I = Arus discharge dalam A
t = waktu dalam jam

ukuran kapasitas suatu baterai sering kali ditentukan pada arus beban secara konstan dan
output energi yang dihitung dengan mengalikan kapasitas yang terukur dengan tegangan
discharge. Hubungan yang dapat menggambarkan kandungan energi suatu baterai adalah :
- Tegangan discharge awal, tegangan pada saat beban digunakan
- Tegangan discharge rata-rata, kurang lebih rata-rata tegangan selama waktu discharge
keseluruhan.
- Titik tengah tegangan discharge; tegangan setelah 50 % kapasitas setelah discharge
Untuk resistansi discharge yang konstan secara normal pada suatu baterai ditunjukan oleh
persamaan berikut :

Tahanan tetap discharge pada suatu baterai primer dinyatakan dengan R(Ω) = bernilai tetap
sebagai tahanan dalam.

2.1.4 Maximum Depth of Discharge / DoDmax:

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Kedalaman pengeluaran daya adalah banyaknya daya yang diambil dari baterai dalam satu
siklus pengeluaran daya, yang diekspresikan sebagai persentase. Umur baterai bergantung
pada seberapa dalam pengeluaran daya itu terjadi dalam masing-masing siklus. Pabrik
sebaiknya menyediakan grafik yang mengkaitkan jumlah siklus penyimpanan-pengeluaran daya
dengan umur baterai. Sebagai kadiah umum anda sebaiknya menghindari pengeluaran daya
baterai siklus yang dalam yang melebihi 50%. Baterai mobil sebaiknya hanya dikeluarkan
dayanya sebanyak sekecil-kecilnya 30%.

2.2 Rangkaian Baterai


Pada umumnya peralatan-peralatan yang menggunakan sumber arus searah pada Pusat
Pembangkit Listrik dengan tegangan dan kapasitas daya tertentu. Untuk kebutuhan besaran
tegangan maupun kapasitasnya, maka diperlukan merangkai beberapa baterai, agar tegangan
keluaran baterai maupun kapasitas daya sesuai dengan tegangan kerja peralatan serta
kapasitas daya yang dibutuhkan.

2.2.1 Hubungan Seri


Berhubung terbatasnya tegangan per sel baterai yaitu jenis baterai asam 2,0 Volt dan jenis
baterai basa 1,2 Volt maka untuk mendapat tegangan kerja dari peralatan yang pada umumnya
di Pembangkit Tenaga Listrik adalah 110 Vdc atau 220 Vdc , maka perlu merangkai beberapa
baterai secara hubungan seri, sehingga didapat tegangan keluaran baterai sesuai dengan
tegangan kerja peralatan. Untuk lebih jelasnya hubungan seri beberapa dari baterai lihat
rangkaian dibawah ini.

BATERAI CHARGER

Gambar 2.1 Rangkaian hubungan seri dari beberapa baterai

apabila menggunakan baterai asam dengan tegangan 2,0 Volt maka untuk mendapatkan
tegangan keluaran baterai sebesar 110 Vdc, perlu menghubungkan secara seri sebanyak 55 sel

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 13


baterai dan bila tegangan keluaran yang diinginkan sebesar 220 V dc, maka baterai diseri
sebanyak 110 sel.

Pada hubungan seri dari baterai, dimana Vdc sama dengan penjumlahan tegangan dari masing
sel baterai sedangkan kapasitas baterai dalam amperejam adalah tetap.

2.2.2 Hubungan Paralel


Pada umumnya menghubungkan paralel setiap sel baterai jarang ditemukan pada Pusat
Pembangkit Listrik, tetapi menghubungkan paralel yang terdiri dari beberapa group baterai (satu
group merupakan hubungan seri dari beberapa baterai ) banyak dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut.

 Untuk menaikan kapasitas baterai yaitu ampere jam .


 Untuk keandalan pasok arus searah yang disuplai dari baterai, sehingga apabila salah satu
mengalami gangguan, group yang lain akan berfungsi sebagai back up atau beberapa
group baterai secara bersama memasok ke beban.
 Meningkatnya kebutuhan beban DC.

BATERAI CHARGER

Gambar 2.2 Rangkaian hubungan paralel dari beberapa baterai

2.3 Pemilihan Baterai


Terlepas dari nilai bebannya terdapat beberapa parameter yang perlu diperhatikan saat
mengembangkan suatu konsep power supply yang tepat.

2.3.1 Kapasitas Baterai Maksimum yang Diijinkan

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Perbedaan penggunaan baterai di lapangan membutuhkan tingkat perbedaan tertentu antara
dua siklus / fase charge, yang perlu untuk ditransformasikan menjadi kapasitas nominal
berdasarkan prinsip dari temperature optimalnya, termasuk nilai beban sistem dan koreksi
temperature.

2.3.2 Temperatur maksimum yang diijinkan pada sistem baterai


Kriteria pemilihan lebih lanjut adalah dengan mempertimbangkan batasan temperature di dalam
suatu elektrolit. Penggunaan sistem baterai khusus menjadi dipertanyakan saat temperature
ambient mencapai temperature yang diijinkan. Baterai Nickel/Cadmium memiliki batasan
temperatur yang lebih rendah dari pada baterai Lead-Acid. Baterai Lead-Acid juga harus
diperhatikan saat temperature ambient mencapai 35o C – 40o C. Pada temperature ambient
yang ekstrim harus segera diperhatikan periode penggantian baterai.

2.3.3 Ketentuan Charging


Proses elektrokimia yang terjadi pada saat charging dan discharging menjadikan elektrolit baterai
jenis lead-acid menjadi encer. Pengukuran baterai berdasarkan interval tertentu dibutuhkan
karena pembentukan lapisan asam pada baterai akan mengurangi kapasitas dan masa pakai
baterai. Oleh karena itu harus diimbangi dengan membangkitkan hydrogen pada elektroda
negative yang dapat menyeimbangkan resiko yang merugikan dalam asam. Pada siklus operasi
keseimbangan energy dapat dijaga dengan short boosting charger. Pada baterai
Nickel/Cadmium permasalahan pada pembentukan lapisan dalam elektrolit tidak terjadi
sehingga resiko yang ada pada baterai lead-acid tidak ada.

Table 3.2 Batasan kapasitas baterai dan temperaturnya

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 15


BAB III
PENGISIAN ELEKTROLIT DAN PENGGUNAAN
BATERAI CHARGER

3.1 Pengisian Pertama Pada Baterai Baru


Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengisian baterai baru yaitu :

a. Aspek keselamatan kerja dalam penanganannya.


 Selama operasi baterai menghasilkan gas yang dapat terbakar (Campuran hidrogen
dan oksigen )
 Kekurangan elektrolit akan menyebabkan kerusakan fatal pada baterai, maka level
(tinggi) elektrolit pada baterai harus dijaga diatas level (tinggi) minimum.
 Ruang baterai dan cubicle harus mempunyai ventilasi yang sempurna.
 Kejutan listrik dapat terjadi akibat, kontaknya (bersinggungan) dengan bagian baterai
yang menghantar. Untuk menghindari, gunakan sarung tangan karet dan sepatu ber-
sol karet pada waktu melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan.
 Elektrolit mengandung unsur belerang (sulfuric) yang dapat melukai atau membuat
buta mata, oleh sebab itu gunakan kaca mata pelindung dan sarung tangan karet
dalam menangani baterai.

b. Persiapan pengisian.
Sebelum pengisian siapkan dahulu cairan elektrolit yang sesuai dengan elektrolit yang
digunakan.

3.1.1. Pengisian baterai Asam -Timah


Baterai asam-timah menggunakan cairan elektrolit asam sulfat (sulphuric acid/H2SO4).
 Sediakan air baterai (air distilate) dalam suatu bejana yang terbuat dari gelas atau plastik
yang bersih.
 Tuangkan asam - belerang dengan berat jenis 1,840 gr/cm3 kedalam bejana tersebut
pelan-pelan. Perbandingan asam belerang dan air baterai adalah :

Asam belerang Air Baterai

1 Liter 4,2 - 4,9 Liter

 Aduk campuran asam-belerang dari air baterai tersebut dengan tongkat dari plastik /
kayu yang bersih.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


 Periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer, usahakan berat jenis elektrolit 1,190
gr/cm3 pada temperatur 15 C. Sehingga plat-plat negatif dan positif terendam dalam
elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.
 Tutup baterai, kemudian simpan pada tempat yang aman selama 24 jam, sehingga plat-
plat negatif dan positif serta pemisahnya sempat menyerap cairan elektrolit tersebut.
 Kemudian tambahkan lagi cairan elektrolit dengan berat jenis yang sama sampai dengan
batas level yang telah ditentukan .
 Selanjutnya isi baterai dengan langkah-langkah seperti lembar pekerjaan.

Catatan : Untuk koreksi


Untuk kenaikan temparatur setiap 15C diatas temperatur 15C, maka
ditambahkan 0,001 terhadap pembacaan. Untuk turunnya temperatur setiap
1,5C dibawah temperatur 15C, maka dikurangi 0,001 terhadap pembacaan.

3.1.2. Pengisian baterai Alkali (Basa)

 Prosedur membuat cairan elektrolit pada Baterai alkali menggunakan cairan elektrolit
potasium hydroxide (KOH)

Cara Pengisisan :
 Sediakan air baterai (air distilate) dalam suatu bejana yang terbuat dari gelas atau
plastik yang bersih.
 Tuangkan elektrolit kering kedalam bejana tersebut pelan-pelan, dengan
perbandingan elektrolit kering dan air baterai sebagai berikut.

TIPE ELEKTROLIT KERING AIR BATERAI


A, B5, B12, B20 1 KG 3,5 LITER
B50 1 KG 3,5 LITER

Untuk baterai baru digunakan tipe A, B20 dan B50 untuk penambahan /
penggantianelektrolit digunakan tipe A, B5 dan B12.

 Aduk campuran elektrolit kering dan air baterai tersebut dengan memakai tongkat
dari plastik atau kayu yang bersih sampai campuran tersebut menjadi panas
 Tutup bejana tersebut supaya debu tidak masuk, kemudian diamankan sehingga
temperatur cairan elektrolit sama dengan temperatur ruangan.
 Setelah dingin periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer. Usahakan BD nya
1,180  0,01 gr/cm3. BD tertinggi yang diperbolehkan 1,180  0,020 gr/cm3 .
 Isi setiap sel baterai dengan cairan elektrolit berupa larutan alkali (KOH) dengan
berat jenis 1,180  0,020 gr/cm3 pada temeperatur 15C. Sehingga plat-plat negatif
dan positif terendam dalam elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 17


 Tutup lubang pengisian baterai, kemudian simpan pada tempat yang aman selama
24 jam, sehingga plat-plat positif dan negatif serta pemisahnya sempat menyerap
cairan elektrolit tersebut
 Kemudian tambahkan lagi cairan elektrolit dengan berat jenis yang sama sampai
dengan batas level yang telah ditentukan
 Selanjutnya isi baterai dengan langkah-langkah seperti lembar kerjaan

Catatan : Untuk koreksi


Untuk menaikan temperatur setiap 2C diatas temperatur 15C, maka ditambah 0,001
terhadap pembacaan. Untuk penurunan temperatur setiap 2C dibawah temperatur
15C, maka dikurangi 0,001 terhadap pembacaan.

Contoh koreksi
Pembacaan hydrometer pada pengukuran berat jenis elektrolit baterai timah hitam
adalah 1,235 gr/cm3 pada temperatur 27C.

Maka harga yang sebenarnya adalah :

( 27 - 15) x 0,001
1,235 +
1,5
= 1,235 + 0,008 = 1,243 gr/cm3

3.2 Metode Penggunaan Hydrometer dan Baterai Charging


3.2.1 Metode Penggunaan Hydrometer
Hydrometer adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BD) cairan elektrolit
dari baterai. Berat jenis (BD) elektrolit harus memenuhi persyaratan sudah ditentukan yaitu 
1,19 gr/cm3, karena berat jenis elektrolit akan mempengaruhi baterai tegangan searah yang
akan dibangkitkan oleh baterai, dimana :

Vdc = BD x 0,84
dimana : 0,84 adalah faktor koreksi (pengali)
Untuk keperluan tersebut, maka diperlukan metode penggunaan Hydrometer, agar mendapat
hasil pengukuran yang baik dan benar.

Metode penggunaan Hydrometer adalah sebagai berikut:

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


1. Mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk keselamatan dalam
bekerja
2. Membuka tutup lubang mengisi dari baterai. Kemudian periksa tinggi permukaan
elektrolit.
3. Bila permukaan elektrolit cukup, masukan selang karet dari hydrometer kedalam sel.
Kemudian hisap elektrolit kedalam tabung hydrometer.
4. Betulkan posisi hydrometer (posisi tegak) kemudian baca permukaan cairan yang ada
didalam tabung hydrometer terhadap skala yang ada pada pengapung dari hydrometer.
Posisi mata harus lurus dengan permukaan elektrolit pada hydrometer.
5. Catat hasil pengukuran kemudian tutup kembali lubang pengisian dari baterai.

CATATAN :
Apabila baterai-baterai ditempatkan pada ruangan khusus, maka sebelum memasuki
ruangan jalankan fan untuk menghilangkan gas yang ada didalam ruangan tersebut
selama beberapa menit. Baru kemudian masuk .

3.2.2 Metode Penggunaan Baterai Charger

Baterai charger digunakan untuk mengisi baik baterai yang baru maupun baterai yang tidak
menurun kekuatannya akibat pengosongan (discharge)

Macam-macam sistem pengisian baterai sebagai berikut :


1. CYCLE CHARGING.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 19


2. BOOST DAN QUICK CHARGING.
3. FLOATING CHARGING.
4. EQUALIZING CHARGING.
5. TRICKLE CHARGING.

1. CYCLE CHARGING
Pengisian dengan cara Cycle Charging digunakan untuk mengisi kembali baterai setelah
mengalami proses pengosongan sebagian atau proses pengosongan secara normal.
Pengisian secara ini biasanya dibutuhkan waktu antara 5 sampai 10 jam.
Arus yang dibutuhkan untuk pengisian. Cara ini adalah antara 20 - 25 A setiap 100 Ah dari
kapasitas, dengan metode pengisian arus tetap. Besar arus pengisian ini dikurangi secara
perlahan-lahan sampai akhir pengisian yaitu kira-kira 80 - 85 %. Bila sudah penuh, pengisian
dihentikan. Biasanya secara otomatis. Cara ini umum dipakai pada baterai diesel.

2. BOOST DAN QUICK CHARGING


Pengisian dengan cara boost dan quick charging adalah untuk pengisian baterai yang dipakai
di pabrik-pabrik, juga untuk baterai diesel, dimana diperlukan tambahan pengisian dalam
periode yang singkat misalnya pada jam-jam istirahat. Pengisian cara ini cukup untuk
pelayanan satu hari. Cara ini juga digunakan pada baterai mobil yang tersambung dengan
dinamo pengisi baterai sehingga selalu pengisian penuh.
Arus yang diberikan ke baterai tidak boleh melebihi harga ampere jamnya. Untuk menjaga
pengisian yang berlebihan dan arus yang terlalu besar, biasanya alat pengisi ini dilengkapi
dengan automatic out - off, yang dapat menghentikan pengisian pada waktu baterai
mencapai suhu tinggi.

3. FLOATING CHARGING
Pengisian dengan cara floating charging, dimana baterai secara terus-menerus tersambung
dengan rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge) dan beban. Alat pengisi
baterai ini direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke beban
tetap konstan. Besarnya tegangan yang diberikan untuk mengatasi kerugian dalam baterai
dan menjaga baterai selalu dalam keadaan pengisian penuh (full charge) adalah tetap untuk
:

 Baterai timah-hitam : 2,18 Volt/sel


 Baterai alkali : 1,40 - 1,42 Volt/sel

Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar mengalir ke baterai untuk
mengembalikan keadaan pengisian penuh. Oleh karena itu tegangan dari alat pengisi baterai
harus dijaga, harus mempunyai tegangan out-put minimum yang cukup untuk pengisian arus
tinggi sebesar 1,52 Volt/sel untuk baterai alkali dan 2,37 Volt/sel untuk baterai timah hitam.

4. EQUALIZING CHARGING

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Dalam sel-sel dari suatu baterai yang beropersi dengan “floating charging” akan selalu terjadi
sedikit perbedaan dalam kondisi kimia antara sel yang satu dengan sel lainnya. Hal ini akan
mengakibatkan beberapa sel akan mencapai pengisian penuh dan berakibat menurunnya
kapasitas baterai. Keadaan dimana terdapat perbedaan kondisi kimia ini disebut “out off
balance”.
Tujuan dari equalizing charging adalah untuk mengembalikan “out of balance“ menjadi
balance ” (seimbang) lagi, dimana setiap sel mempunyai harga yang mendekati sama,
sehingga dapat menghindarkan penggaraman belerang pada plat-plat aktifnya.
Equalizing charge dilaksanakan dengan cara menaikkan tegangan baterai sesuai dengan
yang ditentukan dalam buku petunjuk masing-masing pabrik. Pengisian berlangsung sampai
semua sel berhenti mengeluarkan gas. Pembacaan tegangan dan berat jenis elektrolitnya
menunjukkan baterai telah diisi penuh sesuai dengan harga yang ditentukan dalam petunjuk
masing-masing pabrik.

5. TRICKLE CHARGING
Pengisian dengan cara trickle charging adalah pengisian baterai dengan arus konstan.
Besarnya arus konstan dipilih untuk mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan untuk
mengisi baterai sampai penuh (full-charge) dan ditambah arus kompensasi untuk melayani
beban. Pada umumnya trickle charging digunakan pada baterai yang tidak terlalu sering
terjadi proses pengosongan seperti pada mesin stationer yang besar dan starting turbin.
Setelah terjadi pengosongan, maka diperlukan pengisian dengan arus tinggi (higth-rate
charge), untuk mengembalikan kapasitas baterai penuh.

Dari macam-macam pengisian tersebut diatas umumnya yang digunakan di pusat-pusat


pembangkit adalah :

 Floating Charging
 Equalizing Charging
 Cycle Charging

3.3 Pengisian Air Suling ke dalam Baterai

Untuk mempertahankan tinggi (level) cairan elektrolit di dalam baterai agar selalu berada diatas
tinggi minimum, maka perlu penambahan cairan baterai dengan air distilat (air suling) secara
periodik dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Siapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan termasuk peralatan keselamatan kerja


2. Bersihkan tutup lubang pengisian cairan elektrolit pada baterai
3. Siapkan air distilate pada bejana kaca/plastik. Kemudian lepas tutup lubang pengisian dari
baterai.
4. Dengan menggunakan pipet, sedot, air distilate dan kemudian masukan kedalam sel baterai
sampai batas level yang dijinkan ( 6 mm diatas permukaan plat sel )
5. Ukur BD elektrolit setelah ditambah air suling dengan hydrometer. BD elektrolit yang baik
adalah  1,19 gr/cm3. Apabila BDnya kurang dari harga tersebut, maka perlu ditambah cairan
asam sulfat.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 21


6. Apabila BD-nya telah memenuhi syarat, maka tutup kembali lubang pengisian dengan rapat.

CATATAN ;

Sebelum dilakukan pengisian air suling (sebelum membuka tutup lubang pengisian ) maka
permukaan atas baterai perlu dibersihkan. Hal ini dimaksudkan pada saat membuka tutup jangan
sampai ada kotoran yang ikut masuk kedalam sel.

BAB IV
BATERAI SEBAGAI POWER SUPPLY (ESSENSIAL)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


4.1 Umum
Baterai statsionary (power supply baterai tak bergerak/essensial) sudah diaplikasikan selama
lebih dari 100 tahun. Selama ini penggunaan baterai stasionary digunakan sebagai back-up
power supply yang handal. Sebagian besar dari penggunaan sistem essensial ini menggunakan
baterai lead-acid dan nickel/cadmium dalam skala yang besar. Gambar berikut ini menunjukkan
seberapa pentingnya penggunaan baterai stasionary dengan menggunakan baterai lead-acid
dan nickel/cadmium. Akan tetapi lebih dari 90% penggunaannya menggunakan sisten baterai
lead-acid.

Gambar 4.1 Baterai Stationary (Essensial)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 23


Gambar 4.2 Penggunaan Baterai Lead-Acid dan Nickel-Cadmium

Umumnya baterai stasionary berdasarkan penggunaannya dapat dibagi menjadi beberapa


kelompok:
- Peralatan untuk menunjang sistem komunikasi dan informasi
- Peralatan untuk proteksi memori
- Peralatan untuk melindungi keselamatan kerja
- Peralatan untuk power supply emergensi
Penggunaan baterai pada Pusat Pembangkit yang berfungsi sebagai suplai pwer esensial bagi
peralatan utama yang dianggap riskan :
 Menjalankan motor pengisi (penegang) pegas PMT/CB.
 Men-trip-kan PMT apabila terjadi gangguan.
 Melayani peralatan komputer kontrol.
 Melayani keperluan alat-alat telekomunikasi.
 Memasok keperluan instalasi penerangan darurat.
 Melayani peralatan-peralatan motor listrik yang dianggap penting untuk beroperasi,
walaupun terjadi kegagalan operasional, antara lain motor-motor untuk pelumasan, motor
untuk rachet turbin, dan lain sebagainya.

Saat ini baterai stasionari umumnya dihubungkan secara parallel dengan peralatan penyuplai
power DC dan beban. (Lihat gambar dibawah).

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Gambar 4.2 Koneksi baterai stasionary/essensial, supply arus, dan beban.

4.2 Desain Cell dan Plate Baterai


Baterai lead-acid dan nickel-cadmium berbeda dalam desain plate-nya (Gb. 7.4). Pada baterai
leda-acid tipe plate positifnya menunjukan tipe dari sel baterai itu sendiri. Plate negatifnya selalu
sebuah plate grid. Pada sel dan baterai nickel-cadmium yang tradisional plate positif dan
negatifnya memiliki konstruksi yang sama.

Gambar 4.3 Perbedaan desain plate untuk baterai lead-acid dan nickel-cadmium

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 25


Gambar 4.4 Desain plate tubular dan rod. (1) biasa digunkan ada sel OPzS, (2) biasa
digunakan pada baterai VbV dan Varta bloc

Gambar 4.5 Berbagai macam desain plate yang digunakan pada baterai stasionary
nickel/cadmium

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Gambar 4.6 Sel Baterai Gro-E (with positive Plante´ plates). 1: End spacer; 2: Negative
grid plate; 3: Microporous separator; 4: Positive Plante´ plate; 5: Corrugated
plastic separator; 6: Positive plate group; 7: Negative plate group; 8: Bus
bar and pole; 9: Lid with slot for glued joint; 10: Soft rubber seal; 11:
Washer; 12: Vent plug with cap: 13: Plate group; 14: Complete Gro E cell in
a transparent container.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 27


Gambar 4.7 Sel Baterai OPzS (stationary battery with tubular plates). 1: Edge insulation
(enlarged); 2: Negative end plate; 3: Microporous separator; 4: Perforated
and corrugated PVC separator; 5: Positive tubular plate; 6: Negative plate;
7: Positive plate group with bus bar and Varta safety terminal; 8: Negative
plate group with bus bar and Varta safety terminal; 9: Plastic cover plate;
10: Plate group; 11: Cell lid; 12: Pole sealing; 13: Washer; 14: Vent plug with
washer; 15: Gas dehydrator; 16: Cell connector; 17: Connecting screw with
locking device; 18: Pole cap; 19: Complete OPzS cell in transparent
container.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Gambar 4.8 Baterai Bloc Varta

Gambar 4.9 Baterai Lead Acid

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 29


4.3 Pemilihan Baterai Stasionary/Essensial
Untuk memilih baterai dengan arus discharge yang tetap dan sederhana, manufaktur
memberikan data-data performance dalam bentuk kurva dan table. Data dalam bentuk tabel
memiliki keuntungan dalam membandingkan parameter seperti arus yang dibutuhkan, dan
tegangan minimum yang secara langsung dapat dilihat berdasarkan data dari berbagai macam
baterai yang ditawarkan.
Pada gambar 4.9, menunjukkan perbandingan data performance dari tiga tipe yang berbeda
untuk penggunaan yang khusus.

- Membutuhkan waktu discharge selama 1 jam, arus discharge 200 A (contoh : lampu
emergensi)
- Membutuhkan waktu discharge selama 5 menit, arus discharge 200 A (contoh : penggunaan
pada UPS)
- Membutuhkan waktu discharge selama 5 detik, arus discharge 200 A (contoh : diesel starting)

Berdasarkan pengalaman dan melihat dari tabel diatas, ukuran baterai juga dapat dihitung untuk
jadwal discharge yang lebih kompleks suatu baterai seperti 2 langka discharging. Tetapi
mungkin juga dan direkomendasikan untuk menggunakan program penghitungan secara
komputerisasi dari manufakturnya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


Gambar 4.9 Perbandingan dari Ah dapat dilihat dari berbagai macam jenis baterai
sesuai dengan kondisi dischargenya.

Seperti UPS, baterai stasionary/essensial akan di-charge dengan power yang tetap. Dalam hal
ini manufaktur telah memberikan kurva dan tabel untuk mempermudah konsumen dalam
mempertimbangkan aspek-aspek tertentu dalam penggunaan UPS di lapangan.
Untuk menghindari dari pembentukan gas yang dapat menimbulkan ledakan di dalam kubikel,
dibutuhkan jumlah aliran udara yang cukup dan harus diperhatikan masalah saluran udaranya.

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 31


Gambar 4.10 Rak besi dengan desain dua tingkatuntuk regulasi udara dan klep baterai

BAB V

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


PEMELIHARAAN BATERAI

5.1 Pemeliharaan Saat Operasi

1. JADUAL : HARIAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI

No. PERALATAN/KOMPONEN CARA PELAKSANAAN


YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Sel baterai 1.1. Periksa semua sel dan bagian baterai


apakah dalam keadaan bersih dan
kering.
Bersihkan jika terdapat kotoran dan
benda-benda asing
1.2. Periksa lubang penguapan pada tiap
tutup sel apakah tertutup/tersumbat.
2. Rangkaian sirkuit arus searah (DC circuit)
2.1. Periksa rangkaian sirkuit arus searah
(DC circuit) misalnya sekering DC atau
otomat DC apakah ada yang putus,
dan ganti jika ada yang putus.
2.2. Catat tegangan, arus pengisian dan
arus beban sistem baterai setiap jam.
3. Ruangan baterai
3.1. Periksa suhu ruangan baterai apakah
dalam keadaan normal.
3.1 Periksa ventilasi ruangan baterai
apakah udara dalam ruangan baterai
bersirkulasi dengan udara luar

2. JADUAL : MINGGUAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 33


PERALATAN/KOMPONEN CARA PELAKSANAN
No.
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Sel baterai 1.1. Periksa dan lakukan pengukuran


tegangan setiap sel pada beberapa
sel yang telah dipilih terlebih dahulu
dan catat pada kartu
pemeliharaan/buku khusus
mengenai baterai.Bandingkan hasil
pengukuran tersebut dengan
pencatatan minggu lalu, apakah
terdapat penyimpangan yang besar.

1.2. Periksa dan lakukan pengukuran


berat jenis elektrolit pada sel yang
teesebut dalam pont 1.1 dan catat
hasil pengukuran. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang
lebih teliti, lakukan pengukuran
tersebut pada saat 15 menit setelah
selesai pengisian (charge) dan
cairan elektrolit dalam keadaan tidak
mengeluarkan gas. Jangan lakukan
pengukuran berat jenis elektrolit
setelah penambahan air suling.

2. Batas tinggi permukaan cairan elektrolit 2.1. Periksa tinggi permukaan cairan dari
elektrolit yang telah ditentukan oleh
buku petunjuk dari pabrik. Jika tinggi
permukaan cairan elektrolit kurang,
supaya ditambah air suling (pure
distilat water yang tidak
mengandung elemen As, Mn dan
Cu)Dalam hal ini tidak ada petunjuk
dari pabrik, maka aturlah ketinggian
permukaan cairan elektrolit pada
garis pertengahan antara ujung atas
plat sel dan tutup /cover sel.

2.2. Periksa ketinggian permukaan cairan


elektrolit pada saat baterai sebelum

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


diisi (charge) dan tambah dengan air
suling (air distilate) bila mana perlu.

3. JADUAL : BULANAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI

No. PERALATAN/KOPONEN CARA PELAKSANAAN


YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Sel baterai 1.1. Periksa dan lakukan pengukuran


tegangan setiap sel baterai
(individual) dan catat pengukuran
tersebut. Untuk memdapatkan
hasil pengukuran yang teliti,
lakukanlah pengukuran tersebut
pada saat baterai dalam keadaan
diisi (discharge).
1.2. Periksa dan lakukan pengukuran
berat jenis elektrolit pada setiap
sel baterai. Untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang lebih teliti,
lakukan pengukuran tersebut
pada saat 15 menit setelah
selesai pengisian (charge) dan
cairan elektrolit dalam keadaan
tidak mengeluarkan gas.
1.3 Bersihkan klem-klem baterai, bila
perlu dipoles/dilapisi dengan
vaseline netral.
1.4 Lapis I /olesilah pada permukaan
tutup atas sel dengan minyak anti
karat (grease) yang telah
ditentukan oleh pabrik atau
vaseline netral yang tidak
mengandung asam (kecuali tutup
atas sel baterai yang sudah
dilapisi oleh plastik atau sudah
dicat)

5.2 PERAWATAN BATERAI SAAT NORMAL

DILAKSANAN DALAM KEADAAN : TIDAK OPERASI

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 35


No PERALATAN/KOPONEN CARA PELAKSANAAN
. YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Ruangan baterai dan ventilasi 1.1. Periksa ruangan baterai apakah timbul
korosi/karat. Bersihkan dan cat
kembali bila perlu.
1.2. Periksa sistem ventilasi, kipas dan
sebagainya apakah bekerja dalam
keadaan baik.

2. Isolator dudukan rak dan rak baterai 2.1. Periksa pondasi beton, isolator
dudukan rak kayu, apakah dalam
kondisi baik. Bila terdapat isolator
retak/pecah agar diganti dan bila perlu
dicat kembali rak kayu tersebut
dengan cat tahan asam
2.2. Bersihkan dinding-dinding luar sel
baterai bila perlu dicat.

3. Peralatan kerja khusus untuk baterai 3.1. Periksa dan siapkan peralatan kerja
khusus untuk baterai, bila perlu
dilakukan kalibrasi terhadap alat-alat
:Hydrometer, Thermometer dan Cell
Voltmeter Tester.
4. Klem sambungan baterai
4.1. Periksa baut klem sambungan baterai
apakah ada yang kendor atau
berkarat. Bila perlu kencangkan baut
klem tersebut secara hati-hati dengan
menggunakan kunci sekrup /spanner
dan cegah jangan sampai terjadi
hubung singkat. Bersihkan noda-noda
karat yang menempel pada klem
sambungan baterai dan bila perlu
ganti klem tersebut dengan klem
cadangan

5. Percobaan pengosongan baterai


(discharge) 5.1. Setelah 5 tahun operasi, maka
lakukan percobaan pengosongan
baterai (discharge) untuk dapat

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


mengetahui kemampuan baterai
sesungguhnya (actual capacity).

5.2. Lakukan pengosongan baterai


(discharge) secara normal selama 15 -
20 menit, kemudian periksa klem
sambungan baterai yang kurang baik,
bila perlu ganti.
6. Penyearah (rectifier) dan pengisian baterai
(baterry-charge) 6.1. Periksa dalam panel apakah terdapat
klem-klem/terminal-terminal dan baut-
baut yang kurang kencang, bila perlu
kencangkan kembali.
6.2. Periksa peralatan-peralatan dalam
panel apakah terdapat kerusakan-
kerusakan akibat dari timbulnya panas
lebih, bila perlu adakan
perbaikan/penggantian.
6.3. Periksa saklar-saklar, kontaktor-
kontaktor dan rele-rele dalam panel
apakah terdapat keausan pada
permukaan kontak-kontaknya, bila
perlu adakan perbaikan /penggantian.
6.4. Periksa meter-meter/alat ukur, lampu-
lamputanda dan sikring bila terdapat
kerusakan -kerusakan, pecah dan
putus supaya diganti
6.5. Bersihkan bila ada kotoran-kotoran
debu yang menempel pada panel dan
dicat kembali bila perlu.

5.2.1 Perawatan Baterai Cadangan

Baterai cadangan harus bersih disimpan diruangan yang bersih dan kering.
 Baterai Asam

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 37


 Baterai harus diisi elektrolit
 Isilah (charge) baterai secukupnya, sampai semua sel mengeluarkan gas
 Isi air suling bilamana perlu, sampai batas normal
 Ven-plug harus dalam keadan tertutup
 Lakukan pengisian (charge) setiap dua bulan sekali
 Periksa batas tinggi elektrolit dan jagalah kebersihan setiap sel

 Baterai Nickle-Iron Alkali

 Baterai harus diisi elektrolit dengan ketinggian normal


 Kosongkanlah (discharge) baterai dengan arus pengosongan normal (normal rate)
sampai nol
 Hubung singkatkan baterai selama minimum 6 jam
 Vent - plug harus dalam keadaan tertutup
 Jagalah batas tinggi elektrolit pada ketinggian normal dan jagalah kebersihan sel

 Baterai Nickle - Cadmium Alkali

 Baterai harus terisi elektrolit dengan ketinggian normal dan berat jenisnya pada batas
yang ditentukan
 Baterai Nickle-Cadmium dapat disimpan dalam keadaan terisi (charge)
 Sambungan antar tray harus dilepaskan untuk menghindarkan arus bocor (stray current)
 Vent-plug harus dalam keadaan tertutup
 Jagalah batas tinggi elektrolit dan kebersihan sel

5.3 Pengujian Baterai

Baterai biasanya tidak digunakan secara terus menerus, hanya dibutuhkan pada saat-saat
tertentu misalnya terjadinya black out, maka baterai harus siap dan andal memasok arus searah
ke peralatan. Untuk memastikan kesiapan keandalan, agar pada saat dilakukan pengujian
terhadap baterai
Pengujian -pengujian pada baterai antara lain :
 Pengukuran tegangan per sel baterai dengan menggunakan volt meter.
Volt meter yang digunakan dengan kelas 0,5 yang mempunyai batas ukur 3 volt dengan
penunjukan 0 ditengah dan sedapat mungkin dapat terbaca sampai seper seratus volt (dua
angka dibelakang koma)

 Pengukuran berat jenis elektrolit, alat ukur yang digunakan adalah Hydrometer
Hydrometer terdiri dari sebuah selinder gelas kaca, dimana bagian luar selinder dilengkapi
dengan bola karet dan mulut pipa karet dan didalam selinder diisi dengan sebuah
areometer. Bila bola karet ditekan dengan mulur pengisap pipa karet dimasukan kedalam
sel baterai, maka setelah bola karet tidak ditekan atau dilepas akan mengalirlah cairan
elektrolit dan besar berat jenis dari cairan dapat dibaca dengan mudah.
 Pengujian pengosongan baterai (discharge)

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan


 Seluruh baterai dikosongkan melalui sebuah tahanan yang dapat diatur (reostat)
 Besar arus pengosongan adalah 0,2 kali kapasitas baterai (Ah)
 Waktu pengujian adalah 2,5 jam atau hentikanlah percobaan tersebut bilamana
tegangan baterai telah turun mencapai 105 volt untuk baterai dengan sistem tegangan
nominalnya 125 volt.
 Buat grafik dari data-data hasil pengujian tersebut (tegangan fungsi waktu)
 Baterai dapat dikatakan kapasitasnya masih baik (kuat) bilamana dalam pengujian
pengosongan dengan cara tersebut diatas dalam waktu 2,5 jam tegangan baterai
belum mencapai 105 volt, sebaliknya dinyatakan kapasitasnya telah menurun (telah
lemah) bilamana dalam waktu kurang dari 2,5 jam tegangan baterai telah mencapai
105 volt.

 Pada pengukuran suhu elektrolit jangan menggunakan thermometer biasa (mercury)


pergunakanlah spirit thermometer (thermometer berisi alkohol). Penggunaan thermometer
mercury apabila pecah akan menimbulkan hubungan singkat antara elemen, karena air
raksa mempunyai sifat penghantar, dan hal ini akan mengakibatkan rusaknya sel baterai

Berbagi dan Menyebarkan Ilmu Pengetahuan Serta Nilai-Nilai Perusahaan 39

Anda mungkin juga menyukai