PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN
Pemeliharaan Baterai & Essensial
PELATIHAN
BAB I
PRINSIP KERJA DAN KARAKTERISTIK
BATERAI ASAM DAN BASA
1.1 Umum
Baterai atau accumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan
mengeluarkan energi listrik melalui proses kimia (elektrolisa).
Baterai dapat terdiri dari susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap sel terdiri dari
elektroda positif (+), elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit yang digunakan tergantung dari
pabrik yang memproduksinya. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis
atau kosong, maka energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan
dalam baterai adalah arus searah.
Elektrolit : Cairan baik berupa Asam sulfat (H2SO4) maupun potasium hydrokside (KOH).
Penggunaan Asam sulfat maupun potasium hydrokside tergantung dari
karakteristik baterainya.
Separator : Diperlukan pemisah antara dua reaksi electrode dan harus diperhatikan agar
tidak terjadi kontak eletronik secara seksama karena pada saat berbeban
akan menyebabkan baterai discharge.
Kontainer : Tempat elektrolit dan elektroda positif (+) dan negatif (-). Setiap satu sel
maupun beberapa sel mempunyai satu container.
Berbagai macam material plastik digunakan pada berbagai macam sistem.
Pada baterai lead-acid harus digunakan kaca, karet, atau plastic yang
bergantung pada tegangan sel yang lebih tinggi yang akan menghancurkan
seluruh logam. Keuntungan dari kontainer plastik adalah tidak dibutuhkannya
insulasi antara sel yang memiliki batasan.
Seal terminal : Seal dari terminal merupakan salah satu elemen yang kritis. Pada baterai
dengan elektrolit cair yang menggunakan vent harus dicegah cairan elektrolit
(a) (b)
Bila sel baterai tidak dibebani, maka setiap molekul cairan elektrolit Asam sulfat (H 2SO4) dalam
sel tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hidrogen bermuatan positif (2H +) dan ion sulfat yang
bermuatan negatif (SO4 - - )
H2SO4 2H + + SO —4 —
Beban
PbO2 Pb
Gambar 1.2 Skema Baterai Asam-timah
Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat (PbSO4) pada kutub positif
dan negatif, sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi
timah, sehingga tegangan baterai antara kutub-kutubnya menjadi lemah.
Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah bertindak sebagai konduktor untuk
memindahkan ion-ion hydroxida dari satu elektroda keelektroda lainnya tergantung pada
prosesnya, pengosongan atau pengisian, sedangkan selama proses pengisian dan
pengosongan komposisi kimia material aktif pelat-pelat baterai akan berubah. Proses reaksi
kimia saat pengosongan dan pengisian pada elektroda-elektroda sel baterai alkali sebagai
berikut.
Pengosongan
2 NiOOH + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2 + Cd (OH)2
Pengisian
Pengosongan
2NiOOH + Fe + H2O 2Ni(OH)2 + Fe (OH)2
Pengisian
dimana : 2NiOOH = Incomplate nickelic - hydroxide (Plat positif)
Fe = Iron (Plat negatif)
2Ni(OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Fe (OH)2 = Ferrous hydroxide (Plat negatif)
Berikut ini adalah kuva karakteristik baterai persel pada saat pengisian dan pengosongan
Tegangan (Volt)
Waktu (Jam)
Berikut ini adalah kurva tegangan baterai per sel pada saat pengisian dan pengosongan.
Penggunaan tegangan searah dalam operasi normal PLTU. Tidak sepenuhnya diambil dari
baterai, sebagaian diambil langsung dari tegangan bolak-balik yang di searahkan. Namun dalam
operasi yang abnormal (terganggu) atau tegangan bolak-balik hilang dan peralatan pengisian
baterai (baterai charger) terganggu, maka dalam kondisi tersebut tegangan arus searah dari
baterai harus siap /mampu melayani untuk keperluan membuka circuit breaker (CB) dan
menjalankan motor / pompa pelumas dan sebagainya. Oleh karena itu peranan baterai atau
tersediannya tegangan searah sangat penting. Untuk memperoleh unjuk kerja dan umur yang
optimal, maka baterai harus dipelihara secara memadai .
Harga tegangan per sel baterai timah hitam keadaan rangkaian terbuka ( open circuit ) adalah
BAB II
PARAMETER , RANGKAIAN DAN PEMILIHAN BATERAI
Akan tetapi persamaan ini tidak dapat secara tepat diukur (bahkan pada sebuah rangkaian
terbuka / open circuit sekalipun), saat elektroda belum terjadi pembalikan, seperti pada kasus
elektroda nikel atau pada reaksi kedua yang menyebabkan sebuah deviasi yang kecil (lihat
gambar berikut). Untuk kemudian tegangan sel terbuka (OCV) dapat benar-benar terukur.
Gambar 2.1 Potensial pada kondisi discharge dari lead electrode dan perkembangan
hydrogen
Pada beberapa sistem baterai, seperti lead-acid, OCV dapat digunakan untuk penentuan secara
kasar dari kondisi pengisian (charge). Pada system yang lain seperti pada beberapa system
lithium primer, menawarkan tegangan open circuit (OCV) yang cukup tinggi berdasarkan valensi
oksida yang lebih tinggi yang melipatgandakan beberapa ribu milivolts pada beban yang paling
sedikit dan tidak akan pernah kembali pada kondisi nilai sebelumnya. Pada keadaan berbeban,
tegangan rangkaian tertutup (CCV), bergantung pada arus, kondisi pengisian (charge), dan
pada sejarah baterai itu sendiri, seperti masa pakai (usia) atau waktu penyimpanan.
Tegangan nominal merupakan suatu nilai tertentu yang secara eksperimen kemungkinan tidak
dapat dibuktikan. Tegangan minimum awal adalah sebuah tegangan minimum pada range 20
mV/sel yang dapat diamati pada saat awal discharge dari sebuah baterai lead-acid yang telah
terisi penuh. (Lihat gambar berikut)
C=Ixt
Kapasitas baterai ditentukan oleh bahan, banyaknya material aktif dan elektronnya yang
digunakan. Pada baterai asam timah, kapasitas (Ah) yang tersedia adalah + 8 atau 10 jam.
Sedangkan baterai basa (alkali nickel-cadmiun) umumnya kapasitas baterai dinyatakan dalam
C5 atau C10 (5 atau 10 jam). Untuk meningkatkan kapasitas baterai, pada Pusat Tenaga Listrik
penggunaannya adalah dengan menghubungkan paralel antara 1 group baterai dengan group
lainnya.
Parameter discharge suatu baterai selain desain dari baterai utamanya dipengaruhi oleh :
Lebih jauhnya parameter yang mempengaruhi kapasitas baterai adalah kondisi charge dan
sejarah dari baterai itu sendiri dan waktu penyimpanan. Pembandingan lain dari data kapasitas
suatu baterai harus selalu mempertimbangkan parameter ini.
Kapasitas nominal suatu baterai ditentukan sesuai dengan manufaktur yang membuatnya
sebagai nilai standar suatu karakteristik baterai. Biasanya ditentukan dengan besar arus
konstan saat discharge pada suhu 20 o C atau suhu ruangan. Saat ini untuk menentukan nilai
kapasitas suatu baterai ditentukan dengan durasi baterai saat discharge, yang dinyatakan
dengan C20, C10, or C5.
ukuran kapasitas suatu baterai sering kali ditentukan pada arus beban secara konstan dan
output energi yang dihitung dengan mengalikan kapasitas yang terukur dengan tegangan
discharge. Hubungan yang dapat menggambarkan kandungan energi suatu baterai adalah :
- Tegangan discharge awal, tegangan pada saat beban digunakan
- Tegangan discharge rata-rata, kurang lebih rata-rata tegangan selama waktu discharge
keseluruhan.
- Titik tengah tegangan discharge; tegangan setelah 50 % kapasitas setelah discharge
Untuk resistansi discharge yang konstan secara normal pada suatu baterai ditunjukan oleh
persamaan berikut :
Tahanan tetap discharge pada suatu baterai primer dinyatakan dengan R(Ω) = bernilai tetap
sebagai tahanan dalam.
BATERAI CHARGER
apabila menggunakan baterai asam dengan tegangan 2,0 Volt maka untuk mendapatkan
tegangan keluaran baterai sebesar 110 Vdc, perlu menghubungkan secara seri sebanyak 55 sel
Pada hubungan seri dari baterai, dimana Vdc sama dengan penjumlahan tegangan dari masing
sel baterai sedangkan kapasitas baterai dalam amperejam adalah tetap.
BATERAI CHARGER
b. Persiapan pengisian.
Sebelum pengisian siapkan dahulu cairan elektrolit yang sesuai dengan elektrolit yang
digunakan.
Aduk campuran asam-belerang dari air baterai tersebut dengan tongkat dari plastik /
kayu yang bersih.
Prosedur membuat cairan elektrolit pada Baterai alkali menggunakan cairan elektrolit
potasium hydroxide (KOH)
Cara Pengisisan :
Sediakan air baterai (air distilate) dalam suatu bejana yang terbuat dari gelas atau
plastik yang bersih.
Tuangkan elektrolit kering kedalam bejana tersebut pelan-pelan, dengan
perbandingan elektrolit kering dan air baterai sebagai berikut.
Untuk baterai baru digunakan tipe A, B20 dan B50 untuk penambahan /
penggantianelektrolit digunakan tipe A, B5 dan B12.
Aduk campuran elektrolit kering dan air baterai tersebut dengan memakai tongkat
dari plastik atau kayu yang bersih sampai campuran tersebut menjadi panas
Tutup bejana tersebut supaya debu tidak masuk, kemudian diamankan sehingga
temperatur cairan elektrolit sama dengan temperatur ruangan.
Setelah dingin periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer. Usahakan BD nya
1,180 0,01 gr/cm3. BD tertinggi yang diperbolehkan 1,180 0,020 gr/cm3 .
Isi setiap sel baterai dengan cairan elektrolit berupa larutan alkali (KOH) dengan
berat jenis 1,180 0,020 gr/cm3 pada temeperatur 15C. Sehingga plat-plat negatif
dan positif terendam dalam elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.
Contoh koreksi
Pembacaan hydrometer pada pengukuran berat jenis elektrolit baterai timah hitam
adalah 1,235 gr/cm3 pada temperatur 27C.
( 27 - 15) x 0,001
1,235 +
1,5
= 1,235 + 0,008 = 1,243 gr/cm3
Vdc = BD x 0,84
dimana : 0,84 adalah faktor koreksi (pengali)
Untuk keperluan tersebut, maka diperlukan metode penggunaan Hydrometer, agar mendapat
hasil pengukuran yang baik dan benar.
CATATAN :
Apabila baterai-baterai ditempatkan pada ruangan khusus, maka sebelum memasuki
ruangan jalankan fan untuk menghilangkan gas yang ada didalam ruangan tersebut
selama beberapa menit. Baru kemudian masuk .
Baterai charger digunakan untuk mengisi baik baterai yang baru maupun baterai yang tidak
menurun kekuatannya akibat pengosongan (discharge)
1. CYCLE CHARGING
Pengisian dengan cara Cycle Charging digunakan untuk mengisi kembali baterai setelah
mengalami proses pengosongan sebagian atau proses pengosongan secara normal.
Pengisian secara ini biasanya dibutuhkan waktu antara 5 sampai 10 jam.
Arus yang dibutuhkan untuk pengisian. Cara ini adalah antara 20 - 25 A setiap 100 Ah dari
kapasitas, dengan metode pengisian arus tetap. Besar arus pengisian ini dikurangi secara
perlahan-lahan sampai akhir pengisian yaitu kira-kira 80 - 85 %. Bila sudah penuh, pengisian
dihentikan. Biasanya secara otomatis. Cara ini umum dipakai pada baterai diesel.
3. FLOATING CHARGING
Pengisian dengan cara floating charging, dimana baterai secara terus-menerus tersambung
dengan rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge) dan beban. Alat pengisi
baterai ini direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke beban
tetap konstan. Besarnya tegangan yang diberikan untuk mengatasi kerugian dalam baterai
dan menjaga baterai selalu dalam keadaan pengisian penuh (full charge) adalah tetap untuk
:
Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar mengalir ke baterai untuk
mengembalikan keadaan pengisian penuh. Oleh karena itu tegangan dari alat pengisi baterai
harus dijaga, harus mempunyai tegangan out-put minimum yang cukup untuk pengisian arus
tinggi sebesar 1,52 Volt/sel untuk baterai alkali dan 2,37 Volt/sel untuk baterai timah hitam.
4. EQUALIZING CHARGING
5. TRICKLE CHARGING
Pengisian dengan cara trickle charging adalah pengisian baterai dengan arus konstan.
Besarnya arus konstan dipilih untuk mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan untuk
mengisi baterai sampai penuh (full-charge) dan ditambah arus kompensasi untuk melayani
beban. Pada umumnya trickle charging digunakan pada baterai yang tidak terlalu sering
terjadi proses pengosongan seperti pada mesin stationer yang besar dan starting turbin.
Setelah terjadi pengosongan, maka diperlukan pengisian dengan arus tinggi (higth-rate
charge), untuk mengembalikan kapasitas baterai penuh.
Floating Charging
Equalizing Charging
Cycle Charging
Untuk mempertahankan tinggi (level) cairan elektrolit di dalam baterai agar selalu berada diatas
tinggi minimum, maka perlu penambahan cairan baterai dengan air distilat (air suling) secara
periodik dengan langkah-langkah sebagai berikut
CATATAN ;
Sebelum dilakukan pengisian air suling (sebelum membuka tutup lubang pengisian ) maka
permukaan atas baterai perlu dibersihkan. Hal ini dimaksudkan pada saat membuka tutup jangan
sampai ada kotoran yang ikut masuk kedalam sel.
BAB IV
BATERAI SEBAGAI POWER SUPPLY (ESSENSIAL)
Saat ini baterai stasionari umumnya dihubungkan secara parallel dengan peralatan penyuplai
power DC dan beban. (Lihat gambar dibawah).
Gambar 4.3 Perbedaan desain plate untuk baterai lead-acid dan nickel-cadmium
Gambar 4.5 Berbagai macam desain plate yang digunakan pada baterai stasionary
nickel/cadmium
- Membutuhkan waktu discharge selama 1 jam, arus discharge 200 A (contoh : lampu
emergensi)
- Membutuhkan waktu discharge selama 5 menit, arus discharge 200 A (contoh : penggunaan
pada UPS)
- Membutuhkan waktu discharge selama 5 detik, arus discharge 200 A (contoh : diesel starting)
Berdasarkan pengalaman dan melihat dari tabel diatas, ukuran baterai juga dapat dihitung untuk
jadwal discharge yang lebih kompleks suatu baterai seperti 2 langka discharging. Tetapi
mungkin juga dan direkomendasikan untuk menggunakan program penghitungan secara
komputerisasi dari manufakturnya.
Seperti UPS, baterai stasionary/essensial akan di-charge dengan power yang tetap. Dalam hal
ini manufaktur telah memberikan kurva dan tabel untuk mempermudah konsumen dalam
mempertimbangkan aspek-aspek tertentu dalam penggunaan UPS di lapangan.
Untuk menghindari dari pembentukan gas yang dapat menimbulkan ledakan di dalam kubikel,
dibutuhkan jumlah aliran udara yang cukup dan harus diperhatikan masalah saluran udaranya.
BAB V
1. JADUAL : HARIAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
2. JADUAL : MINGGUAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
2. Batas tinggi permukaan cairan elektrolit 2.1. Periksa tinggi permukaan cairan dari
elektrolit yang telah ditentukan oleh
buku petunjuk dari pabrik. Jika tinggi
permukaan cairan elektrolit kurang,
supaya ditambah air suling (pure
distilat water yang tidak
mengandung elemen As, Mn dan
Cu)Dalam hal ini tidak ada petunjuk
dari pabrik, maka aturlah ketinggian
permukaan cairan elektrolit pada
garis pertengahan antara ujung atas
plat sel dan tutup /cover sel.
3. JADUAL : BULANAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
1. Ruangan baterai dan ventilasi 1.1. Periksa ruangan baterai apakah timbul
korosi/karat. Bersihkan dan cat
kembali bila perlu.
1.2. Periksa sistem ventilasi, kipas dan
sebagainya apakah bekerja dalam
keadaan baik.
2. Isolator dudukan rak dan rak baterai 2.1. Periksa pondasi beton, isolator
dudukan rak kayu, apakah dalam
kondisi baik. Bila terdapat isolator
retak/pecah agar diganti dan bila perlu
dicat kembali rak kayu tersebut
dengan cat tahan asam
2.2. Bersihkan dinding-dinding luar sel
baterai bila perlu dicat.
3. Peralatan kerja khusus untuk baterai 3.1. Periksa dan siapkan peralatan kerja
khusus untuk baterai, bila perlu
dilakukan kalibrasi terhadap alat-alat
:Hydrometer, Thermometer dan Cell
Voltmeter Tester.
4. Klem sambungan baterai
4.1. Periksa baut klem sambungan baterai
apakah ada yang kendor atau
berkarat. Bila perlu kencangkan baut
klem tersebut secara hati-hati dengan
menggunakan kunci sekrup /spanner
dan cegah jangan sampai terjadi
hubung singkat. Bersihkan noda-noda
karat yang menempel pada klem
sambungan baterai dan bila perlu
ganti klem tersebut dengan klem
cadangan
Baterai cadangan harus bersih disimpan diruangan yang bersih dan kering.
Baterai Asam
Baterai harus terisi elektrolit dengan ketinggian normal dan berat jenisnya pada batas
yang ditentukan
Baterai Nickle-Cadmium dapat disimpan dalam keadaan terisi (charge)
Sambungan antar tray harus dilepaskan untuk menghindarkan arus bocor (stray current)
Vent-plug harus dalam keadaan tertutup
Jagalah batas tinggi elektrolit dan kebersihan sel
Baterai biasanya tidak digunakan secara terus menerus, hanya dibutuhkan pada saat-saat
tertentu misalnya terjadinya black out, maka baterai harus siap dan andal memasok arus searah
ke peralatan. Untuk memastikan kesiapan keandalan, agar pada saat dilakukan pengujian
terhadap baterai
Pengujian -pengujian pada baterai antara lain :
Pengukuran tegangan per sel baterai dengan menggunakan volt meter.
Volt meter yang digunakan dengan kelas 0,5 yang mempunyai batas ukur 3 volt dengan
penunjukan 0 ditengah dan sedapat mungkin dapat terbaca sampai seper seratus volt (dua
angka dibelakang koma)
Pengukuran berat jenis elektrolit, alat ukur yang digunakan adalah Hydrometer
Hydrometer terdiri dari sebuah selinder gelas kaca, dimana bagian luar selinder dilengkapi
dengan bola karet dan mulut pipa karet dan didalam selinder diisi dengan sebuah
areometer. Bila bola karet ditekan dengan mulur pengisap pipa karet dimasukan kedalam
sel baterai, maka setelah bola karet tidak ditekan atau dilepas akan mengalirlah cairan
elektrolit dan besar berat jenis dari cairan dapat dibaca dengan mudah.
Pengujian pengosongan baterai (discharge)