Anda di halaman 1dari 17

PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3

PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

BATERAI

Baterai atau accumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan mengeluarkan energi
listrik melalui proses kimia (elektrolisa).
Baterai dapat terdiri dari susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap sel terdiri dari elektroda positif
(+), elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit yang digunakan tergantung dari pabrik yang
memproduksinya. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis atau kosong, maka
energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan dalam baterai adalah arus
searah.

Konstruksi baterai

Baterai terdiri dari beberapa bagian yaitu :


ƒ Sel : Terdiri dari elektroda positif (+) disebut anoda dan elektroda negatif (-) disebut katoda.
ƒ Elektrolit : Cairan baik berupa Asam sulfat (H2SO4) maupun potasium hydrokside (KOH).
Penggunaan Asam sulfat maupun potasium hydrokside tergantung dari karakteristik baterainya.
ƒ Container : Tempat elektrolit dan elektroda positif (+) dan negatif (-). Setiap satu sel maupun
beberapa sel mempunyai satu container.

1. PRINSIP KERJA DAN KARAKTERISTIK BATERAI ASAM DAN BASA

1.1 Prinsip kerja baterai

„ Baterai Asam - Timah.

Bila sel baterai tidak dibebani, maka setiap molekul cairan elektrolit Asam sulfat (H2SO4) dalam sel
tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hydrogen bermuatan positif (2H+)dan ion sulfat yang bermuatan
negatif (SO4 - - )
H2SO4 2H + + SO4— —

Proses pengosongan

Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat. (SO4 - - ) akan bereaksi dengan plat timah murni (Pb)
sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4) sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion
hidrogen (2H + ) akan beraksi dengan plat timah peroksida (Pb O2) sebagai anoda menjadi timah sulfat (Pb
SO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan satu atom oksigen untuk membentuk air
(H2O). Pengambilan dan pemberian elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda
potensial listrik antara kutub-kutub sel baterai.

Proses tersebut terjadi secara simultan dengan reaksinya dapat dinyatakan.

Pb O2 + Pb + 2 H2SO4 Pb SO4 + Pb SO4 + 2 H2O

Sebelum proses Setelah proses

Diklat Pembidangan EP & TPL 1


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

dimana : Pb O2 = Timah peroxida (katub positif / anoda)


Pb = Timah murni (kutub negatif/katoda)
2H2SO4 = Asam sulfat (elektrolit)
Pb SO4 = Timah sulfat (kutub positif dan negatif setelah proses pengosongan)
H2O = Air yang terjadi setelah pengosongan

Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat (PbSO4) pada kutub positif dan negatif,
sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi timah, sehingga tegangan
baterai antara kutub-kutubnya menjadi lemah.

Proses Pengisian

Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya
berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai dan
tiap pasang ion hidrogen ( 2H + ) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4--) pada
plat negatif untuk membentuk Asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom
Pb pada plat positif membentuk timah peroxida (Pb O2).

Proses reaksi kima yang terjadi adalah sebagai berikut :

Pb SO4 + Pb SO4 + 2H2O PbO2 + Pb + 2H2SO4

Setelah pengosongan Setelah pengisian

Prinsip Kerja Baterai Alkali

Baterai Alkali menggunakan potasium Hydroxide sebagai elektrolit, selama proses pengosongan
(Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel baterai alkali secara praktis tidak ada perubahan berat jenis
cairan elektrolit.

Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah bertindak sebagai konduktor untuk memindahkan
ion-ion hydroxida dari satu elektroda keelektroda lainnya tergantung pada prosesnya, pengosongan atau
pengisian, sedangkan selama proses pengisian dan pengosongan komposisi kimia material aktif pelat-pelat
baterai akan berobah. Proses reaksi kimia saat pengosongan dan pengisian pada elektroda-elektroda sel
baterai alkali sebagai berikut.

Untuk baterai nickel-Cadmium


Pengosongan
2 NiOOH + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2 + Cd (OH)2
Pengisian

dimana : 2NiOOH = Incomplate nickelic - hydroxide (Plat positif atau anoda)


Cd = Cadmium (Plat negatif atau katoda)
2Ni(OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)

Diklat Pembidangan EP & TPL 2


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

Cd(OH)2 = Cadmium hydroxide (Plat negatif)

Untuk Baterai nickle - Iron

Pengosongan
2NiOOH + Fe + H2O 2Ni(OH)2 + Fe (OH)2
Pengisian

dimana : 2NiOOH = Incomplate nickelic - hydroxide (Plat positif)


Fe = Iron (Plat negatif)
2Ni(OH)2 = Nickelous hydroxide (Plat positif)
Fe (OH)2 = Ferrous hydroxide (Plat negatif)

1.2 Karakteristik Baterai

Baterai timah hitam (Load-Acid storage baterai)

„ Baterai dengan tegangan 125 Volt terdiri dari 58 sel


„ Ukuran baterai lebih besar bila dibandingkan dengan baterai alkali ; sehinga memerlukan ruangan
yang lebih besar.
„ Berat jenis (specific grafity ) elektrolitnya tergantung dari keadaan pengisian (Charge)
„ Suhu elektrolit sangat mempengaruhi terhadap nilai berat jenis elektrolit , semakin tinggi suhu
elektrolit semakin rendah nilai berat jenisnya dan sebaliknya.
„ Harga berat jenis elektrolit tergantung dari tipe baterai dan pabriknya.
„ Umurnya dapat mencapai 7 sampai 8 tahun
„ Tegangan terminal = 2 Volt
„ Tegangan pengisian (charge) :

• Pengisian terapung (permanen floating) : 2,18 Volt


• Pengisian secara cepat : 2,25 Volt
• Pengisian dengan harga tertinggi : 2,37 Volt
• Tegangan tertinggi pada akhir pengisian : 2,7 Volt
• Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 2,0 - 1,8 Volt
• Tegangan terendah setelah pengosongan : Lebih besar dari 1,8 Volt

Baterai Alkali (Alkaline Storage Battery)

„ Suatu baterai dengan tegangan 125 volt terdiri dari 92 sel


„ Berat jenis (spesifik grafity) dari elektrolinya tidak tergantung dari keadaan pengisian, jadi
praktis tetap
„ Umurnya dapat mencapai 10 tahun atau lebih
„ Tegangan nominal : 1,2 Volt
„ Tegangan pengisian (Charger) :
• Pengisian secara terapung (Permanent floating) : 1,40 - 142 Volt
• Pengisian secara cepat : 1,45 Volt

Diklat Pembidangan EP & TPL 3


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

• Pengisian dengan harga tinggi : 1,50 - 1,65 Volt

„ Tegangan pengosongan (discharge) tanpa rectifier : 1,30 - 1,25 Volt


(dalam keadaan normal 10 jam)

1.3. Penggunaan Baterai.

Penggunaan baterai di Pembangkit Tenaga Listrik adalah sebagai sumber daya mandiri (
indenpedent) Untuk berbagai peralatan diantaranya.
„ Untuk tegangan kontrol dan rele proteksi
„ Penerangan darurat
„ Motor-moptor arus searah
„ Sistem telekomunikasi
„ Tanda-tanda isyarat ( Signalling and alarm).

Penggunaan tegangan searah dalam operasi normal PLTU. Tidak sepenuhnya diambil dari baterai,
sebagaian diambil langsung dari tegangan bolak-balik yang di searahkan. Namun dalam operasi yang
abnormal ( tergangu ) atau tegangan bolak-balik hilang dan peralatan pengisian baterai ( baterai
charging).ganguan, maka dalam kondisi tersebut tegangan arus searah dari baterai harus siap /mampu
melayani untuk keperluan membuka circuit breaker (CB) dan menjalankan motor / pompa pelumas
dan sebagainya. Oleh karena itu peranan baterai atau tersediannya tegangan searah sangat penting.
Untuk memperoleh unjuk kerja dan umur yang optimal, maka baterai harus dipelihara secara memadai
.

1.4. Type dan Standard dari Baterai

1.4.1. Baterai Asam - Timah


„ Elektrolitnya : Asam sulfat ( H2SO4)
„ Elektrodanya :
Anoda : Timah peroxide (PbO2)
Katoda : Timah murni ( Pb )
„ Tegangan nominal per sel : 2.0 Vol
„ Tegangan tertinggi setelah pengisian : 2,7 Volt
„ Tegangan terendah setelah pengosongan : 1,8 Volt

1.4.2 Baterai Basa ( Alkali )


„ Elektrolitnya : Potasium hydroxide ( KOH)
„ Elektrodanya :
Anoda : Incomplate nickelis - Hydroxide ( NiOOH)
Katoda : Cadmium ( Ca )
„ Tegangan nominal per sel : 1.2 Volt
„ Tegangan tertinggi setelah pengisian : 1,65 Volt
„ Tegangan terendah setelah pengosongan : 1,25 Volt

1.5. Rating Baterai

Diklat Pembidangan EP & TPL 4


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

1.5.1. Tegangan baterai

Tegangan dari suatu baterai tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya plat dari baterai, tetapi
ditentukan oleh material plat negatif dan positif serta cairan elektrolit dan sistem elektro kimia yang
digunakan. Dibawah ini diperlihatkan besar tegangan nominal persel baterai berdasarkan jenisnya.

Jenis Baterai Tegangan Sel

Timah Hitam : 2,0 Volt


- Lead antimony 2,0 Volt
- Lead Calsium
Alkali 1,2 Volt
- Nikel Cadmium 1,2 Volt
- Nikel Iron

Harga tegangan persel baterai timah hitam keadaan rangkaian terbuka ( open circuit ) adalah

Vdc = B.D + 0,84.

Dimana : Vdc = Tegangan sel baterai ( Volt )


BD = Berat jenis cairan elektrolit ( gr/cm3 )

1.5.2. kapasitas Baterai

Terdiri dari 2 (dua) macam .

„ Kapasitas dengan harga rendah/ menengah. Besarnya kapasitas baterai 235 Ah dengan lama
pengosongan selama 8 jam pada suhu 25oC.
„ Kapasitas baterai dengan harga tinggi. Besarnya kapasitas baterai dari 235 Ah sampai 450 Ah dengan
lama pengosongan 8 jam pada suhu 25oC.

2. RANGKAIAN BATERAI

Pada umumnya peralatan-peralatan yang menggunakan sumber arus searah pada Pusat Pembangkit Listrik
dengan tegangan dan kapasitas daya tertentu. Untuk kebutuhan besaran tegangan maupun kapasitasnya,
maka diperlukan merangkai beberapa baterai, agar tegangan keluaran baterai maupun kapasitas daya sesuai
dengan tegangan kerja peralatan serta kapasitas daya yang dibutuhkan.

2.1 Hubungan serie

Berhubung terbatasnya tegangan per sel baterai yaitu jenis baterai asam 2,0 Volt dan jenis baterai basa 1,2
Volt maka untuk mendapat tegangan kerja dari peralatan yang pada umumnya di Pembangkit Tenaga
Listrik adalah 110 Vdc atau 220 Vdc , maka perlu merangkai beberapa baterai secara hubungan serie,

Diklat Pembidangan EP & TPL 5


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

sehingga didapat tegangan keluaran baterai sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Untuk lebih jelasnya
hubungan seri beberapa dari baterai lihat rangkaian dibawah ini.

apabila menggunakan baterai asam dengan tegangan 2,0 Volt maka untuk mendapatkan tegangan keluaran
baterai sebesar 110 Vdc, perlu menghubungkan secara seri sebanyak 55 sel baterai dan bila tegangan
keluaran yang diinginkan sebesar 220 Vdc, maka baterai diseri sebanyak 110 sel.

Pada hubungan seri dari baterai, dimana Vdc sama dengan penjumlahan tegangan dari masing sel baterai
sedangkan kapasitas baterai dalam amperejam adalah tetap.

2.2 Hubungan Paralel

Pada umumnya menghubungkan paralel setiap sel baterai jarang ditemukan pada Pusat Pembangkit Listrik,
tetapi menghubungkan paralel yang terdiri dari beberapa group baterai (satu group merupakan hubungan
seri dari beberapa baterai ) banyak dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
„ Untuk menaikan kapasitas baterai yaitu ampere jam .
„ Untuk keandalan pasok arus searah yang disuplai dari baterai, sehingga apabila salah satu mengalami
gangguan, group yang lain akan berfungsi sebagai back up atau beberapa group baterai secara
bersama memasok kebeban.
„ Meningkatnya kebutuhan beban DC.

2.3 Kapasitas baterai

Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besar arus listrik (ampere) baterai yang dapat dialirkan ke suatu
rangkaian luar (beban), dalam jangka waktu tertentu (jam), untuk memberikan tegangan tertentu.

Kapasitas baterai dalam ampere jam (Ah) dinyatakan sebagai berikut :

C = I x t

dimana : C = Kapasitas baterai dalam ampere-jam (Ah)


I = Besar arus yang mengalir (A)
t = Waktu (jam)

Kapasitas baterai ditentukan oleh bahan, Banyaknya material aktif dan elektronnya yang digunakan. Pada
baterai asam timah, kapasitas (Ah) yang tersedia adalah selama 8 atau 10 jam. Sedangkan baterai basa
(alkali nickel-cadmiun) umumnya kapasitas baterai dinyatakan dalam C5 atau C10 (5 atau 10 jam). Untuk
meningkat kapasitas baterai, dalam penggunaannya, maka pada Pusat Tenaga Listrik dengan
menghubungkan paralel antara 1 group baterai dengan group lainnya.

3. SISTEM PENGISIAN BATERAI

3.1 Pemgisian Pertama Pada Baterai Baru

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pengisian baterai baru yaitu :

Diklat Pembidangan EP & TPL 6


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

„ Aspek keselamatan kerja dalam penanganannya.


„ Persiapan pengisian.

Ad1. Aspek keselamatan kerja dalam penanganannya.

„ Selama operasi baterai menghasilkan gas yang dapat terbakar (Campuran hidrogen dan oksigen )
„ Kekurangan elektrolit akan menyebabkan kerusakkan fatal pada baterai, maka level (tinggi) elektrolit
pada baterai harus dijaga diatas level (tinggi) minimum.
„ Ruang baterai dan cubicle harus mempunyai ventilasi yang sempurna.
„ Kejutan listrik dapat terjadi akibat, kontaknya (bersinggungan) dengan bagian baterai yang
menghantar. Untuk menghindari, gunakan sarung tangan karet dan sepatu bersol karet pada waktu
melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan.
„ Elektrolit mengandung unsur belerang (sulfuric) yang dapat melukai atau membuat buta mata, oleh
sebab itu gunakan kaca mata pelindung dan sarung tangan karet dalam menangani baterai.

Ad2. Persiapan pengisian

Sebelum pengisian siapkan dahulu cairan elektrolit yang sesuai dengan elektrolit yang digunakan.

3.1.1. Pengisian baterai Asam -Timah

Baterai asam-timah menggunakan cairan elektrolit asam sulfat (sulphuric acid/H2SO4).

„ Sediakan air baterai (air distilate) dalam suatu bejana yang terbuat dari gelas atau plastik yang bersih.
„ Tuangkan asam - belerang dengan berat jenis 1,840 gr/cm3 kedalam bejana tersebut pelan-pelan.
Perbandingan asam belerang dan air baterai adalah :

Asam belerang Air Baterai

1 Liter 4,2 - 4,9 Liter

„ Aduk campuran asam-belerang dari air baterai tersebut dengan tongkat dari plastik / kayu yang bersih.
„ Periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer, usahakan berat jenis elektrolit 1,190 gr/cm3 pada
temperatur 15 °C.

• PENGISIAN BATERAI ASAM TIMAH

„ Isi setiap sel baterai dengan cairan elektrolit yang berupa larutan asam sulfat dengan berat jenis
1,190 gr/cm3 pada temperatur 15°C. Sehingga plat-plat negatif dan positif terendam dalam
elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.

Diklat Pembidangan EP & TPL 7


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

„ Tutup baterai, kemudian simpan pada tempat yang aman selama 24 jam, sehingga plat-plat
negatif dan positif serta pemisahnya sempat menyerap cairan elektrolit tersebut.
„ Kemudian tambahkan lagi cairan elektrolit dengan berat jenis yang sama sampai dengan batas
level yang telah ditentukan .
„ Selanjutnya isi baterai dengan langkah-langkah seperti lembar pekerjaan.

Catatan : Untuk koreksi

Untuk kenaikan temparatur setiap 15°C diatas temperatur 15°C, maka ditambahkan
0,001 terhadap pembacaan. Untuk turunnya temperatur setiap 1,5°C dibawah
temperatur 15°C, maka dikurangi 0,001 terhadap pembacaan.

3.1.2. Pengisian baterai Alkali (Basa)

• Prosedur membuat cairan elektrolit

Baterai alkali menggunakan cairan elektrolit potasium hydroxide (KOH)


„ Sediakan air baterai (air distilate) dalam suatu bejana yang terbuat dari gelas atau plastik yang
bersih.
„ tuangkan elektrolit kering kedalam bejana tersebut pelan-pelan, dengan perbandingan
elektrolit kering dan air baterai sebagai berikut.

TIPE ELEKTROLIT KERING AIR BATERAI

A, B5, B12, B20 1 KG 3,5 LITER

B50 1 KG 3,5 LITER

Untuk baterai baru digunakan tipe A, B20 dan B50 untuk penambahan / penggantian elektrolit
digunakan tipe A, B5 dan B12.
„ Aduk campuran elektrolit kering dan air baterai tersebut dengan memakai tongkat dari plastik
atau kayu yang bersih sampai campuran tersebut menjadi panas
„ Tutup bejana tersebut supaya debu tidak masuk, kemudian diamankan sehingga temperatur
cairan elektrolit sama dengan temperatur ruangan.
„ Setelah dingin periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer. Usahakan BD nya 1,180 ±
0,01 gr/cm3. BD tertinggi yang diperbolehkan 1,180 ± 0,020 gr/cm3 .

• PENGISIAN ELEKTROLIT KE BATERAI

BATERAI ALKALI

„ Isi setiap sel baterai dengan cairan elektrolit berupa larutan alkali (KOH) dengan berat jenis
1,180 ± 0,020 gr/cm3 pada temeperatur 15°C. Sehingga plat-plat negatif dan positif terendam
dalam elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.

Diklat Pembidangan EP & TPL 8


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

„ Tutup lubang pengisian baterai, kemudian simpan pada tempat yang aman selama 24 jam,
sehingga plat-plat positif dan negatif serta pemisahnya sempat menyerap cairan elektrolit
tersebut
„ Kemudian tambahkan lagi cairan elektrolit dengan berat jenis yang sama sampai dengan batas
level yang telah ditentukan
„ Selanjuutnya isi baterai dengan langkah-langkah seperti lembar kerjaan

Catatan : Untuk koreksi

Untuk menaikan temperatur setiap 2°C diatas temperatur 15°C, maka ditambah 0,001 terhadap
pembacaan. Untuk penurunan temperatur setiap 2°C dibawah temperatur 15°C, maka
dikurangi 0,001 terhadap pembacaan.

Contoh koreksi

Pembacaan hydrometer pada pengukuran berat jenis elektrolit baterai timah hitam adalah
1,235 gr/cm3 pada temperatur 27°C.

Maka harga yang sebenarnya adalah :

( 27 - 15) x 0,001
1,235 +
1,5
= 1,235 + 0,008 = 1,243 gr/cm3
3.2 Metode Penggunaan Hydrometer dan Baterai Charging

3.2.1 Metode Penggunaan Hydrometer

Hydrometer adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BD) cairan elektrolit dari
baterai. Berat jenis (BD) elektrolit harus memenuhi persyaratan sudah ditentukan yaitu ± 1,19 gr/cm3 ,
karena berat jenis elektrolit akan mempengaruhi baterai tegangan searah yang akan dibangkitkan oleh
baterai, dimana :

Vdc = BD x 0,84

0,84 adalah faktor koreksi (pengali)

Untuk keperluan tersebut, maka diperlukan metode penggunaan Hydrometer, agar mendapat hasil
pengukuran yang baik dan benar.
1. Mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk keselamatan dalam bekerja
2. Membuka tutup lubang mengisi dari baterai. Kemudian periksa tinggi permukaan elektrolit.
3. Bila permukaan elektrolit cukup, masukan selang karet dari hydrometer kedalam sel. Kemudian
hisap elektrolit kedalam tabung hydrometer.

Diklat Pembidangan EP & TPL 9


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

4. Betulkan posisi hydrometer (posisi tegak) kemudian baca permukaan cairan yang ada didalam
tabung hydrometer terhadap skala yang ada pada pengapung dari hydrometer. Posisi mata harus
lurus dengan permukaan elektrolit pada hydrometer.
5. Catat hasil pengukuran kemudian tutup kembali lubang pengisian dari baterai.

CATATAN :
Apabila baterai-baterai ditempatkan pada ruangan khusus, maka sebelum memasuki ruangan jalankan
fan untuk menghilangkan gas yang ada didalam ruangan tersebut selama beberapa menit. Baru
kemudian masuk .

3.2.2 Metode Penggunaan Baterai Charger

Baterai charger digunakan untuk mengisi baik baterai yang baru maupun baterai yang tidak menurun
kekuatannya akibat pengosongan (discharge)
Macam-macam sistem pengisian baterai sebagai berikut :

1. CYCLE CHARGING.
2. BOOST DAN QUICK CHARGING.
3. FLOATING CHARGING.
4. EQUALIZING CHARGING.
5. TRICKLE CHARGING.

1. CYCLE CHARGING
Pengisian dengan cara Cycle Charging digunakan untuk mengisi kembali baterai setelah mengalami
proses pengosongan sebagian atau proses pengosongan secara normal. Pengisian secara ini biasanya
dibutuhkan waktu antara 5 samapai 10 jam.
Arus yang dibutuhkan untuk pengisian. Cara ini adalah antara 20 - 25 A setiap 100 Ah dari kapasitas,
dengan metode pengisian arus tetap. Besar arus pengisian ini dikurangi secara perlahan-lahan sampai
akhir pengisian yaitu kira-kira 80 - 85 %. Bila sudah penuh, pengisiandihentikan. Biasanya secara
otomatis. Cara ini umum dipakai pada baterai diesel.

2. BOOST DAN QUICK CHARGING


Pengisian dengan cara boost dan quick charging adalah untuk pengisian baterai yang dipakai di pabrik-
pabrik, juga untuk baterai diesel, dimana diperlukan tambahan pengisian dalam periode yang singkat
misalnya pada jam-jam istirahat. Pengisian cara ini cukup untuk pelayanan satu hari. Cara ini juga
digunakan pada baterai mobil yang tersambung dengan dinamo pengisi baterai sehingga selalu
pengisian penuh.
Arus yang diberikan kebaterai tidak boleh melebihi harga ampere jamnya. Untuk menjaga pengisian
yang berlebihan dan arus yang terlalu besar, biasanya alat pengisi ini dilengkapi dengan automatic out -
off, yang dapat menghentikan pengisian pada waktu baterai mencapai suhu tinggi.

3. FLOATING CHARGING
Pengisian dengan cara floating charging, dimana baterai secara terus-menerus tersambung dengan
rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge) dan beban. Alat pengisi baterai ini

Diklat Pembidangan EP & TPL 10


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke beban tetap konstan. Besarnya
tegangan yang diberikan untuk mengatasi kerugian dalam baterai dan menjaga baterai selalu dalam
keadaan pengisian penuh (full charge) adalah tetap untuk :
„ Baterai timah-hitam : 2,18 Volt/sel
„ Baterai alkali : 1,40 - 1,42 Volt/sel

Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar mengalir ke baterai untuk mengembalikan
keadaan pengisian penuh. Oleh karena itu tegangan dari alat pengisi baterai harus dijaga, harus
mempunyai tegangan out-put minimum yang cukup untuk pengisian arus tinggi sebesar 1,52 Volt/sel
untuk baterai alkali dan 2,37 Volt/sel untuk baterai timah hitam.

4. EQUALIZING CHARGING
Dalam sel-sel dari suatu baterai yang beropersi dengan “floating charging” akan selalu terjadi sedikit
perbedaan dalam kondisi kimia antara sel yang satu dengan sel lainnya. Hal ini akan mengakibatkan
beberapa sel akan mencapai pengisian penuh dan berakibat menurunnya kapasitas baterai. Keadaan
dimana terdapat perbedaan kondisi kimia ini disebut “out off balance”.
Tujuan dari equalizing charging adalah untuk mengembalikan “ out of balance “ menjadi
balance ” (seimbang) lagi, dimana setiap sel mempunyai harga yang mendekati sama, sehingga dapat
menghindarkan penggaraman belerang pada plat-plat aktifnya.
Equalizing charge dilaksanakan dengan cara manaikan tegangan baterai sesuai dengan yang ditentukan
dalam buku petunjuk masing-masing pabrik. Pengisian berlangsung sampai semua sel barhenti
mengeluarkan gas. Pembacaan tegangan dan berat jenis elektrolitnya menunjukkan baterai telah diisi
penuh sesuai dengan harga yang ditentukan dalam petunjuk masing-masing pabrik.

5. TRICKLE CHARGING
Pengisian dengan cara trickle charging adalah pengisian baterai dengan arus konstan. Besarnya arus
konstan dipilih untuk mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisi baterai sampai penuh
(full-charge) dan ditambah arus kompensasi untuk melayani beban. Pada umumnya trickle charging
digunakan pada baterai yang tidak terlalu sering terjadi proses pengosongan seperti pada mesin
stationer yang besar dan starting turbin. Setelah terjadi pengosongan, maka diperlukan pengisian
dengan arus tinggi (higth-rate charge), untuk mengembalikan kapasitas baterai penuh.
Dari macam-macam pengisian tersebut diatas umumnya yang digunakan di pusat-pusat pembangkit
adalah :
„ Floating Charging
„ Equalizing Charging
„ Cicle Charging
3.3 Pengisian Air Suling ke dalam Baterai

Untuk mempertahankan tinggi (level)cairan elektrolit didalam baterai agar selalu berada diatas tinggi
minimum, maka perlu penambahan cairan baterai dengan air distilat (air suling) secara periodik dengan
langkah-langkah sebagai berikut

„ Siapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan termasuk peralatan keselamatan kerja


„ Bersihkan tutup lubang pengisian cairan elektrolit pada baterai

Diklat Pembidangan EP & TPL 11


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

1. Siapkan air distilate pada bejana kaca/plastik. Kemudian lepas tutup lubang pengisian dari
baterai.
2. Dengan menggunakan pipet, sedot, air distilate dan kemudian masukan kedalam sel baterai
sampai batas level yang dijinkan ( 6 mm diatas permukaan plat sel )
3. Ukur BD elektrolit setelah ditambah air suling dengan hydrometer. BD elektrolit yang baik
adalah ± 1,19 gr/cm3. Apabila BDnya kurang dari harga tersebut, maka perlu ditambah cairan
asam sulfat.
4. Apabila BDnya telah memenuhi syarat, maka tutup kembali lubang pengisian dengan rapat.

CATATAN ;

Sebelum dilakukan pengisian air suling (sebelum membuka tutup lubang pengisian ) maka permukaan atas
baterai perlu dibersihkan. Hal ini dimaksudkan pada saat membuka tutup jangan sampai ada kotoran yang
ikut masuk kedalam sel.

4. PEMELIHARAAN BATERAI

4.1 Perawatan Baterai Saat Operasi


1. JADUAL : HARIAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
No. PERALATAN/KOMPONEN CARA PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Sel baterai 1.1. Periksa semua sel dan bagian baterai apakah
dalam keadaan bersih dan kering.
Bersihkan jika terdapat kotoran dan benda-
benda asing
1.2. Periksa lubang penguapan pada tiap tutup sel
apakah tertutup/tersumbat.

2. Rangkaian sirkuit arus searah (DC circuit) 2.1. Periksa rangkaian sirkuit arus searah (DC
circuit) misalnya sekering DC atau otomat DC
apakah ada yang putus, dan ganti jika ada yang
putus.
2.2. Catat tegangan, arus pengisian dan arus beban
sistem baterai setiap jam.

3. Ruangan baterai 3.1. Periksa suhu ruangan baterai apakah dalam


keadaan normal.
3.1 Periksa ventilasi ruangan baterai apakah udara
dalam ruangan baterai bersirkulasi dengan udara
luar

Diklat Pembidangan EP & TPL 12


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

2. JADUAL : MINGGUAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
No. PERALATAN/KOMPONEN CARA PELAKSANAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Sel baterai 1.1. Periksa dan lakukan pengukuran tegangan setiap


sel pada beberapa sel yang telah dipilih terlebih
dahulu dan catat pada kartu pemeliharaan/buku
khusus mengenai baterai.Bandingkan hasil
pengukuran tersebut dengan pencatatan minggu
lalu, apakah terdapat penyimpangan yang besar.

1.2. Periksa dan lakukan pengukuran berat jenis


elektrolit pada sel yang teesebut dalam pont 1.1
dan catat hasil pengukuran. Untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang lebih teliti, lakukan
pengukuran tersebut pada saat 15 menit setelah
selesai pengisian (charge) dan cairan elektrolit
dalam keadaan tidak mengeluarkan gas. Jangan
lakukan pengukuran berat jenis elektrolit setelah
penambahan air suling.

2.1. Periksa tinggi permukaan cairan dari elektrolit


yang telah ditentukan oleh buku petunjuk dari
pabrik. Jika tinggi permukaan cairan elektrolit
2. kurang, supaya ditambah air suling (pure distilat
Batas tinggi permukaan cairan elektrolit water yang tidak mengandung elemen As, Mn
dan Cu)
Dalam hal ini tidak ada petunjuk dari pabrik,
maka aturlah ketinggian permukaan cairan
elektrolit pada garis pertengahan antara ujung
atas plat sel dan tutup /cover sel.

2.2. Periksa ketinggian permukaan cairan elektrolit


pada saat baterai sebelum diisi (charge) dan
tambah dengan air suling (air distilate) bila mana
perlu.

3. JADUAL : BULANAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
No. PERALATAN/KOPONEN CARA PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA

Diklat Pembidangan EP & TPL 13


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

1 2 3

1. Sel baterai 1.1. Periksa dan lakukan pengukuran tegangan


setiap sel baterai (individual) dan catat
pengukuran tersebut. Untuk memdapatkan hasil
pengukuran yang teliti, lakukanlah pengukuran
tersebut pada saat baterai dalam keadaan diisi
(discharge).
1.2. Periksa dan lakukan pengukuran berat jenis
elektrolit pada setiap sel baterai. Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti,
lakukan pengukuran tersebut pada saat 15
menit setelah selesai pengisian (charge) dan
cairan elektrolit dalam keadaan tidak
mengeluarkan gas.
1.3 Bersihkan klem-klem baterai, bila perlu
dipoles/dilapisi dengan vaseline netral.
1.4 Lapis I /olesilah pada permukaan tutup atas sel
dengan minyak anti karat (grease) yang telah
ditentukan oleh pabrik atau vaseline netral yang
tidak mengandung asam (kecuali tutup atas sel
baterai yang sudah dilapisi oleh plastik atau
sudah dicat)

4.2 PERAWATAN BATERAI SAAT NORMAL


DILAKSANAN DALAM KEADAAN : TIDAK OPERASI
No PERALATAN/KOPONEN CARA PELAKSANAAN
. YANG DIPERIKSA
1 2 3

1. Ruangan baterai dan ventilasi 1.1. Periksa ruangan baterai apakah timbul
korosi/karat. Bersihkan dan cat kembali bila
perlu.
1.2. Periksa sistem ventilasi, kipas dan sebagainya
apakah bekerja dalam keadaan baik.

2. Isolator dudukan rak dan rak baterai 2.1. Periksa pondasi beton, isolator dudukan rak
kayu, apakah dalam kondisi baik. Bila terdapat
isolator retak/pecah agar diganti dan bila perlu
dicat kembali rak kayu tersebut dengan cat
tahan asam
2.2. Bersihkan dinding-dinding luar sel baterai bila
perlu dicat.

Diklat Pembidangan EP & TPL 14


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

3. Peralatan kerja khusus untuk baterai 3.1. Periksa dan siapkan peralatan kerja khusus
untuk baterai, bila perlu dilakukan kalibrasi
terhadap alat-alat :Hydrometer, Thermometer
dan Cell Voltmeter Tester.

4. Klem sambungan baterai 4.1. Periksa baut klem sambungan baterai apakah
ada yang kendor atau berkarat. Bila perlu
kencangkan baut klem tersebut secara hati-hati
dengan menggunakan kunci sekrup /spanner
dan cegah jangan sampai terjadi hubung
singkat. Bersihkan noda-noda karat yang
menempel pada klem sambungan baterai dan
bila perlu ganti klem tersebut dengan klem
cadangan.
5. Percobaan pengosongan baterai (discharge)
5.1.Setelah 5 tahun operasi, maka lakukan
percobaan pengosongan baterai (discharge)
untuk dapat mengetahui kemampuan baterai
sesungguhnya (actual capacity).
5.2.Lakukan pengosongan baterai (discharge) secara
normal selama 15 - 20 menit, kemudian periksa
klem sambungan baterai yang kurang baik, bila
Penyearah (rechtifier) dan pengisian perlu ganti.
6. baterai (baterry-charge)
6.1. Periksa dalam panel apakah terdapat klem-
klem/terminal-terminal dan baut-baut yang
kurang kencang, bila perlu kencangkan
kembali.
6.2. Periksa peralatan-peralatan dalam panel apakah
terdapat kerusakan-kerusakan akibat dari
timbulnya panas lebih, bila perlu adakan
perbaikan/penggantian.

6.3. Periksa saklar-saklar, kontaktor-kontaktor dan


rele-rele dalam panel apakah terdapat keausan
pada permukaan kontak-kontaknya, bila perlu
adakan perbaikan /penggantian.
6.4.Periksa meter-meter/alat ukur, lampu-
lamputanda dan sikring bila terdapat kerusakan
-kerusakan, pecah dan putus supaya diganti
6.5. Bersihkan bila ada kotoran-kotoran debu yang
menempel pada panel dan dicat kembali bila
perlu.

Diklat Pembidangan EP & TPL 15


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

4.2.1 Perawatan Baterai Cadangan

Baterai cadangan harus bersih disimpan diruangan yang bersih dan kering.

• Baterai Asam
„ Baterai harus diisi elektrolit
„ Isilah (charge) baterai secukupnya, sampai semua sel mengeluarkan gas
„ Isi air suling bilamana perlu, sampai batas normal
„ Ven-plug harus dalam keadan tertutup
„ Lakukan pengisian (charge) setiap dua bulan sekali
„ Periksa batas tinggi elektrolit dan jagalah kebersihan setiap sel

• Baterai Nickle-Iron Alkali


„ Baterai harus diisi elektrolit dengan ketinggian normal
„ Kosongkanlah (discharge) baterai dengan arus pengosongan normal (normal rate) sampai nol
„ Hubung singkatkan baterai selama minimum 6 jam
„ Vent - plug harus dalam keadaan tertutup
„ Jagalah batas tinggi elektrolit pada ketinggian normal dan jagalah kebersihan sel

• Baterai Nickle - Cadmium Alkali


„ Baterai harus terisi elektrolit dengan ketinggian normal dan berat jenisnya pada batas yang
ditentukan
„ Baterai Nickle-Cadmium dapat disimpan dalam keadaan terisi (charge)
„ Sambungan antar tray harus dilepaskan untuk menghindarkan arus bocor (stray current)
„ Vent-plug harus dalam keadaan tertutup
„ Jagalah batas tinggi elektrolit dan kebersihan sel

4.3 Pengujian Baterai

Baterai biasanya tidak digunakan secara terus menerus, hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu misalnya
terjadinya black out, maka baterai harus siap dan andal memasok arus searah ke peralatan. Untuk
memastikan kesiapan keandalan, agar pada saat dilakukan pengujian terhadap baterai
Pengujian -pengujian pada baterai antara lain :
• Pegukuran tegangan per sel baterai dengan menggunakan volt meter.
Volt meter yang digunakan dengan kelas 0,5 yang mempunyai batas ukur 3 volt dengan penunjukan 0
ditengah dan sedapat mungkin dapat terbaca sampai seper seratus volt (dua angka dibelakang koma)
• Pengukuran berat jenis elektrolit, digunakan adalah Hydrometer
Hydrometer terdiri dari sebuah selinder gelas kaca, dimana bagian luar selinder dilengkapi dengan
bola karet dan mulut pipa karet dan didalam sellinder diisi dengan sebuah areometer. Bila bola karet
ditekan dengan mulur pengisap pipa karet dimasukan kedalam sel baterai, maka setelah bola karet

Diklat Pembidangan EP & TPL 16


PT PLN (PERSERO) PRAJABATAN S1/D3
PUSDIKLAT
6.7. BATERAI

tidak ditekan atau dilepas akan mengalirlah cairan elektrolit dan besar berat jenis dari cairan dapat
dibaca dengan mudah.
• Pengujian pengosongan baterai (discharge)
„ Seluruh baterai dikosongkan melalui sebuah tahanan yang dapat diatur (reostat)
„ Besar arus pengosongan adalah 0,2 kali kapasitas baterai (Ah)
„ Waktu pengujian adalah 2,5 jam atau hentikanlah percobaan tersebut bilamana tegangan baterai
telah turun mencapai 105 volt untuk baterai dengan sistem tegangan nominalnya 125 volt.
„ Buat grafik dari data-data hasil pengujian tersebut (tegangan fungsi waktu)
„ Baterai dapat dikatakan kapasitasnya masih baik (kuat) bilamana dalam pengujian pengosongan
dengan cara tersebut diatas dalam waktu 2,5 jam tegangan baterai belum mencapai 105 volt,
sebaliknya dinyatakan kapasitasnya telah menurun (telah lemah) bilamana dalam waktu kurang
dari 2,5 jam tegangan baterai telah mencapai 105 volt.

• Pada pengukuran suhu elektrolit jangan menggunakan thermometer biasa (mercury) pergunakanlah
spirit thermometer (thermometer berisi alkohol). Penggunaan thermometer mercury apabila pecah akan
menimbulkan hubungan singkat antara elemen, karena air raksa mempunyai sifat penghantar, dan hal
ini akan mengakibatkan rusaknya sel baterai

Diklat Pembidangan EP & TPL 17

Anda mungkin juga menyukai