PUSDIKLAT
6.7. BATERAI
BATERAI
Baterai atau accumulator adalah suatu peralatan listrik yang dapat menyimpan dan mengeluarkan energi
listrik melalui proses kimia (elektrolisa).
Baterai dapat terdiri dari susunan beberapa sel atau hanya satu sel dan tiap sel terdiri dari elektroda positif
(+), elektroda negatif (-) dan elektrolit. Elektrolit yang digunakan tergantung dari pabrik yang
memproduksinya. Keistimewaan dari baterai adalah bila energi listrik sudah habis atau kosong, maka
energinya dapat diisi kembali, sedangkan energi listrik yang dapat disimpan dalam baterai adalah arus
searah.
Konstruksi baterai
Bila sel baterai tidak dibebani, maka setiap molekul cairan elektrolit Asam sulfat (H2SO4) dalam sel
tersebut pecah menjadi dua yaitu ion hydrogen bermuatan positif (2H+)dan ion sulfat yang bermuatan
negatif (SO4 - - )
H2SO4 2H + + SO4— —
Proses pengosongan
Bila baterai dibebani, maka tiap ion negatif sulfat. (SO4 - - ) akan bereaksi dengan plat timah murni (Pb)
sebagai katoda menjadi timah sulfat (Pb SO4) sambil melepaskan dua elektron. Sedangkan sepasang ion
hidrogen (2H + ) akan beraksi dengan plat timah peroksida (Pb O2) sebagai anoda menjadi timah sulfat (Pb
SO4) sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan satu atom oksigen untuk membentuk air
(H2O). Pengambilan dan pemberian elektron dalam proses kimia ini akan menyebabkan timbulnya beda
potensial listrik antara kutub-kutub sel baterai.
Jadi pada proses pengosongan baterai akan terbentuk timah sulfat (PbSO4) pada kutub positif dan negatif,
sehingga mengurangi reaktifitas dari cairan elektrolit karena asamnya menjadi timah, sehingga tegangan
baterai antara kutub-kutubnya menjadi lemah.
Proses Pengisian
Proses ini adalah kebalikan dari proses pengosongan dimana arus listrik dialirkan yang arahnya
berlawanan, dengan arus yang terjadi pada saat pengosongan. Pada proses ini setiap molekul air terurai dan
tiap pasang ion hidrogen ( 2H + ) yang dekat plat negatif bersatu dengan ion negatif Sulfat (SO4--) pada
plat negatif untuk membentuk Asam sulfat. Sedangkan ion oksigen yang bebas bersatu dengan tiap atom
Pb pada plat positif membentuk timah peroxida (Pb O2).
Baterai Alkali menggunakan potasium Hydroxide sebagai elektrolit, selama proses pengosongan
(Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel baterai alkali secara praktis tidak ada perubahan berat jenis
cairan elektrolit.
Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkali adalah bertindak sebagai konduktor untuk memindahkan
ion-ion hydroxida dari satu elektroda keelektroda lainnya tergantung pada prosesnya, pengosongan atau
pengisian, sedangkan selama proses pengisian dan pengosongan komposisi kimia material aktif pelat-pelat
baterai akan berobah. Proses reaksi kimia saat pengosongan dan pengisian pada elektroda-elektroda sel
baterai alkali sebagai berikut.
Pengosongan
2NiOOH + Fe + H2O 2Ni(OH)2 + Fe (OH)2
Pengisian
Penggunaan baterai di Pembangkit Tenaga Listrik adalah sebagai sumber daya mandiri (
indenpedent) Untuk berbagai peralatan diantaranya.
Untuk tegangan kontrol dan rele proteksi
Penerangan darurat
Motor-moptor arus searah
Sistem telekomunikasi
Tanda-tanda isyarat ( Signalling and alarm).
Penggunaan tegangan searah dalam operasi normal PLTU. Tidak sepenuhnya diambil dari baterai,
sebagaian diambil langsung dari tegangan bolak-balik yang di searahkan. Namun dalam operasi yang
abnormal ( tergangu ) atau tegangan bolak-balik hilang dan peralatan pengisian baterai ( baterai
charging).ganguan, maka dalam kondisi tersebut tegangan arus searah dari baterai harus siap /mampu
melayani untuk keperluan membuka circuit breaker (CB) dan menjalankan motor / pompa pelumas
dan sebagainya. Oleh karena itu peranan baterai atau tersediannya tegangan searah sangat penting.
Untuk memperoleh unjuk kerja dan umur yang optimal, maka baterai harus dipelihara secara memadai
.
Tegangan dari suatu baterai tidak ditentukan oleh ukuran dan banyaknya plat dari baterai, tetapi
ditentukan oleh material plat negatif dan positif serta cairan elektrolit dan sistem elektro kimia yang
digunakan. Dibawah ini diperlihatkan besar tegangan nominal persel baterai berdasarkan jenisnya.
Harga tegangan persel baterai timah hitam keadaan rangkaian terbuka ( open circuit ) adalah
Kapasitas dengan harga rendah/ menengah. Besarnya kapasitas baterai 235 Ah dengan lama
pengosongan selama 8 jam pada suhu 25oC.
Kapasitas baterai dengan harga tinggi. Besarnya kapasitas baterai dari 235 Ah sampai 450 Ah dengan
lama pengosongan 8 jam pada suhu 25oC.
2. RANGKAIAN BATERAI
Pada umumnya peralatan-peralatan yang menggunakan sumber arus searah pada Pusat Pembangkit Listrik
dengan tegangan dan kapasitas daya tertentu. Untuk kebutuhan besaran tegangan maupun kapasitasnya,
maka diperlukan merangkai beberapa baterai, agar tegangan keluaran baterai maupun kapasitas daya sesuai
dengan tegangan kerja peralatan serta kapasitas daya yang dibutuhkan.
Berhubung terbatasnya tegangan per sel baterai yaitu jenis baterai asam 2,0 Volt dan jenis baterai basa 1,2
Volt maka untuk mendapat tegangan kerja dari peralatan yang pada umumnya di Pembangkit Tenaga
Listrik adalah 110 Vdc atau 220 Vdc , maka perlu merangkai beberapa baterai secara hubungan serie,
sehingga didapat tegangan keluaran baterai sesuai dengan tegangan kerja peralatan. Untuk lebih jelasnya
hubungan seri beberapa dari baterai lihat rangkaian dibawah ini.
apabila menggunakan baterai asam dengan tegangan 2,0 Volt maka untuk mendapatkan tegangan keluaran
baterai sebesar 110 Vdc, perlu menghubungkan secara seri sebanyak 55 sel baterai dan bila tegangan
keluaran yang diinginkan sebesar 220 Vdc, maka baterai diseri sebanyak 110 sel.
Pada hubungan seri dari baterai, dimana Vdc sama dengan penjumlahan tegangan dari masing sel baterai
sedangkan kapasitas baterai dalam amperejam adalah tetap.
Pada umumnya menghubungkan paralel setiap sel baterai jarang ditemukan pada Pusat Pembangkit Listrik,
tetapi menghubungkan paralel yang terdiri dari beberapa group baterai (satu group merupakan hubungan
seri dari beberapa baterai ) banyak dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
Untuk menaikan kapasitas baterai yaitu ampere jam .
Untuk keandalan pasok arus searah yang disuplai dari baterai, sehingga apabila salah satu mengalami
gangguan, group yang lain akan berfungsi sebagai back up atau beberapa group baterai secara
bersama memasok kebeban.
Meningkatnya kebutuhan beban DC.
Kapasitas suatu baterai adalah menyatakan besar arus listrik (ampere) baterai yang dapat dialirkan ke suatu
rangkaian luar (beban), dalam jangka waktu tertentu (jam), untuk memberikan tegangan tertentu.
C = I x t
Kapasitas baterai ditentukan oleh bahan, Banyaknya material aktif dan elektronnya yang digunakan. Pada
baterai asam timah, kapasitas (Ah) yang tersedia adalah selama 8 atau 10 jam. Sedangkan baterai basa
(alkali nickel-cadmiun) umumnya kapasitas baterai dinyatakan dalam C5 atau C10 (5 atau 10 jam). Untuk
meningkat kapasitas baterai, dalam penggunaannya, maka pada Pusat Tenaga Listrik dengan
menghubungkan paralel antara 1 group baterai dengan group lainnya.
Selama operasi baterai menghasilkan gas yang dapat terbakar (Campuran hidrogen dan oksigen )
Kekurangan elektrolit akan menyebabkan kerusakkan fatal pada baterai, maka level (tinggi) elektrolit
pada baterai harus dijaga diatas level (tinggi) minimum.
Ruang baterai dan cubicle harus mempunyai ventilasi yang sempurna.
Kejutan listrik dapat terjadi akibat, kontaknya (bersinggungan) dengan bagian baterai yang
menghantar. Untuk menghindari, gunakan sarung tangan karet dan sepatu bersol karet pada waktu
melaksanakan pemeriksaan dan pemeliharaan.
Elektrolit mengandung unsur belerang (sulfuric) yang dapat melukai atau membuat buta mata, oleh
sebab itu gunakan kaca mata pelindung dan sarung tangan karet dalam menangani baterai.
Sebelum pengisian siapkan dahulu cairan elektrolit yang sesuai dengan elektrolit yang digunakan.
Sediakan air baterai (air distilate) dalam suatu bejana yang terbuat dari gelas atau plastik yang bersih.
Tuangkan asam - belerang dengan berat jenis 1,840 gr/cm3 kedalam bejana tersebut pelan-pelan.
Perbandingan asam belerang dan air baterai adalah :
Aduk campuran asam-belerang dari air baterai tersebut dengan tongkat dari plastik / kayu yang bersih.
Periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer, usahakan berat jenis elektrolit 1,190 gr/cm3 pada
temperatur 15 °C.
Isi setiap sel baterai dengan cairan elektrolit yang berupa larutan asam sulfat dengan berat jenis
1,190 gr/cm3 pada temperatur 15°C. Sehingga plat-plat negatif dan positif terendam dalam
elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.
Tutup baterai, kemudian simpan pada tempat yang aman selama 24 jam, sehingga plat-plat
negatif dan positif serta pemisahnya sempat menyerap cairan elektrolit tersebut.
Kemudian tambahkan lagi cairan elektrolit dengan berat jenis yang sama sampai dengan batas
level yang telah ditentukan .
Selanjutnya isi baterai dengan langkah-langkah seperti lembar pekerjaan.
Untuk kenaikan temparatur setiap 15°C diatas temperatur 15°C, maka ditambahkan
0,001 terhadap pembacaan. Untuk turunnya temperatur setiap 1,5°C dibawah
temperatur 15°C, maka dikurangi 0,001 terhadap pembacaan.
Untuk baterai baru digunakan tipe A, B20 dan B50 untuk penambahan / penggantian elektrolit
digunakan tipe A, B5 dan B12.
Aduk campuran elektrolit kering dan air baterai tersebut dengan memakai tongkat dari plastik
atau kayu yang bersih sampai campuran tersebut menjadi panas
Tutup bejana tersebut supaya debu tidak masuk, kemudian diamankan sehingga temperatur
cairan elektrolit sama dengan temperatur ruangan.
Setelah dingin periksa berat jenis elektrolit dengan hydrometer. Usahakan BD nya 1,180 ±
0,01 gr/cm3. BD tertinggi yang diperbolehkan 1,180 ± 0,020 gr/cm3 .
BATERAI ALKALI
Isi setiap sel baterai dengan cairan elektrolit berupa larutan alkali (KOH) dengan berat jenis
1,180 ± 0,020 gr/cm3 pada temeperatur 15°C. Sehingga plat-plat negatif dan positif terendam
dalam elektrolit pada batas level yang telah ditentukan.
Tutup lubang pengisian baterai, kemudian simpan pada tempat yang aman selama 24 jam,
sehingga plat-plat positif dan negatif serta pemisahnya sempat menyerap cairan elektrolit
tersebut
Kemudian tambahkan lagi cairan elektrolit dengan berat jenis yang sama sampai dengan batas
level yang telah ditentukan
Selanjuutnya isi baterai dengan langkah-langkah seperti lembar kerjaan
Untuk menaikan temperatur setiap 2°C diatas temperatur 15°C, maka ditambah 0,001 terhadap
pembacaan. Untuk penurunan temperatur setiap 2°C dibawah temperatur 15°C, maka
dikurangi 0,001 terhadap pembacaan.
Contoh koreksi
Pembacaan hydrometer pada pengukuran berat jenis elektrolit baterai timah hitam adalah
1,235 gr/cm3 pada temperatur 27°C.
( 27 - 15) x 0,001
1,235 +
1,5
= 1,235 + 0,008 = 1,243 gr/cm3
3.2 Metode Penggunaan Hydrometer dan Baterai Charging
Hydrometer adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur berat jenis (BD) cairan elektrolit dari
baterai. Berat jenis (BD) elektrolit harus memenuhi persyaratan sudah ditentukan yaitu ± 1,19 gr/cm3 ,
karena berat jenis elektrolit akan mempengaruhi baterai tegangan searah yang akan dibangkitkan oleh
baterai, dimana :
Vdc = BD x 0,84
Untuk keperluan tersebut, maka diperlukan metode penggunaan Hydrometer, agar mendapat hasil
pengukuran yang baik dan benar.
1. Mempersiapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk keselamatan dalam bekerja
2. Membuka tutup lubang mengisi dari baterai. Kemudian periksa tinggi permukaan elektrolit.
3. Bila permukaan elektrolit cukup, masukan selang karet dari hydrometer kedalam sel. Kemudian
hisap elektrolit kedalam tabung hydrometer.
4. Betulkan posisi hydrometer (posisi tegak) kemudian baca permukaan cairan yang ada didalam
tabung hydrometer terhadap skala yang ada pada pengapung dari hydrometer. Posisi mata harus
lurus dengan permukaan elektrolit pada hydrometer.
5. Catat hasil pengukuran kemudian tutup kembali lubang pengisian dari baterai.
CATATAN :
Apabila baterai-baterai ditempatkan pada ruangan khusus, maka sebelum memasuki ruangan jalankan
fan untuk menghilangkan gas yang ada didalam ruangan tersebut selama beberapa menit. Baru
kemudian masuk .
Baterai charger digunakan untuk mengisi baik baterai yang baru maupun baterai yang tidak menurun
kekuatannya akibat pengosongan (discharge)
Macam-macam sistem pengisian baterai sebagai berikut :
1. CYCLE CHARGING.
2. BOOST DAN QUICK CHARGING.
3. FLOATING CHARGING.
4. EQUALIZING CHARGING.
5. TRICKLE CHARGING.
1. CYCLE CHARGING
Pengisian dengan cara Cycle Charging digunakan untuk mengisi kembali baterai setelah mengalami
proses pengosongan sebagian atau proses pengosongan secara normal. Pengisian secara ini biasanya
dibutuhkan waktu antara 5 samapai 10 jam.
Arus yang dibutuhkan untuk pengisian. Cara ini adalah antara 20 - 25 A setiap 100 Ah dari kapasitas,
dengan metode pengisian arus tetap. Besar arus pengisian ini dikurangi secara perlahan-lahan sampai
akhir pengisian yaitu kira-kira 80 - 85 %. Bila sudah penuh, pengisiandihentikan. Biasanya secara
otomatis. Cara ini umum dipakai pada baterai diesel.
3. FLOATING CHARGING
Pengisian dengan cara floating charging, dimana baterai secara terus-menerus tersambung dengan
rangkaian luar (AC), alat pengisi baterai (battery charge) dan beban. Alat pengisi baterai ini
direncanakan untuk menjaga tegangan dari baterai yang tersambung ke beban tetap konstan. Besarnya
tegangan yang diberikan untuk mengatasi kerugian dalam baterai dan menjaga baterai selalu dalam
keadaan pengisian penuh (full charge) adalah tetap untuk :
Baterai timah-hitam : 2,18 Volt/sel
Baterai alkali : 1,40 - 1,42 Volt/sel
Pada saat baterai diisi, secara otomatis arus yang besar mengalir ke baterai untuk mengembalikan
keadaan pengisian penuh. Oleh karena itu tegangan dari alat pengisi baterai harus dijaga, harus
mempunyai tegangan out-put minimum yang cukup untuk pengisian arus tinggi sebesar 1,52 Volt/sel
untuk baterai alkali dan 2,37 Volt/sel untuk baterai timah hitam.
4. EQUALIZING CHARGING
Dalam sel-sel dari suatu baterai yang beropersi dengan “floating charging” akan selalu terjadi sedikit
perbedaan dalam kondisi kimia antara sel yang satu dengan sel lainnya. Hal ini akan mengakibatkan
beberapa sel akan mencapai pengisian penuh dan berakibat menurunnya kapasitas baterai. Keadaan
dimana terdapat perbedaan kondisi kimia ini disebut “out off balance”.
Tujuan dari equalizing charging adalah untuk mengembalikan “ out of balance “ menjadi
balance ” (seimbang) lagi, dimana setiap sel mempunyai harga yang mendekati sama, sehingga dapat
menghindarkan penggaraman belerang pada plat-plat aktifnya.
Equalizing charge dilaksanakan dengan cara manaikan tegangan baterai sesuai dengan yang ditentukan
dalam buku petunjuk masing-masing pabrik. Pengisian berlangsung sampai semua sel barhenti
mengeluarkan gas. Pembacaan tegangan dan berat jenis elektrolitnya menunjukkan baterai telah diisi
penuh sesuai dengan harga yang ditentukan dalam petunjuk masing-masing pabrik.
5. TRICKLE CHARGING
Pengisian dengan cara trickle charging adalah pengisian baterai dengan arus konstan. Besarnya arus
konstan dipilih untuk mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisi baterai sampai penuh
(full-charge) dan ditambah arus kompensasi untuk melayani beban. Pada umumnya trickle charging
digunakan pada baterai yang tidak terlalu sering terjadi proses pengosongan seperti pada mesin
stationer yang besar dan starting turbin. Setelah terjadi pengosongan, maka diperlukan pengisian
dengan arus tinggi (higth-rate charge), untuk mengembalikan kapasitas baterai penuh.
Dari macam-macam pengisian tersebut diatas umumnya yang digunakan di pusat-pusat pembangkit
adalah :
Floating Charging
Equalizing Charging
Cicle Charging
3.3 Pengisian Air Suling ke dalam Baterai
Untuk mempertahankan tinggi (level)cairan elektrolit didalam baterai agar selalu berada diatas tinggi
minimum, maka perlu penambahan cairan baterai dengan air distilat (air suling) secara periodik dengan
langkah-langkah sebagai berikut
1. Siapkan air distilate pada bejana kaca/plastik. Kemudian lepas tutup lubang pengisian dari
baterai.
2. Dengan menggunakan pipet, sedot, air distilate dan kemudian masukan kedalam sel baterai
sampai batas level yang dijinkan ( 6 mm diatas permukaan plat sel )
3. Ukur BD elektrolit setelah ditambah air suling dengan hydrometer. BD elektrolit yang baik
adalah ± 1,19 gr/cm3. Apabila BDnya kurang dari harga tersebut, maka perlu ditambah cairan
asam sulfat.
4. Apabila BDnya telah memenuhi syarat, maka tutup kembali lubang pengisian dengan rapat.
CATATAN ;
Sebelum dilakukan pengisian air suling (sebelum membuka tutup lubang pengisian ) maka permukaan atas
baterai perlu dibersihkan. Hal ini dimaksudkan pada saat membuka tutup jangan sampai ada kotoran yang
ikut masuk kedalam sel.
4. PEMELIHARAAN BATERAI
1. Sel baterai 1.1. Periksa semua sel dan bagian baterai apakah
dalam keadaan bersih dan kering.
Bersihkan jika terdapat kotoran dan benda-
benda asing
1.2. Periksa lubang penguapan pada tiap tutup sel
apakah tertutup/tersumbat.
2. Rangkaian sirkuit arus searah (DC circuit) 2.1. Periksa rangkaian sirkuit arus searah (DC
circuit) misalnya sekering DC atau otomat DC
apakah ada yang putus, dan ganti jika ada yang
putus.
2.2. Catat tegangan, arus pengisian dan arus beban
sistem baterai setiap jam.
2. JADUAL : MINGGUAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
No. PERALATAN/KOMPONEN CARA PELAKSANAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
3. JADUAL : BULANAN
DILAKSANAN DALAM KEADAAN : OPERASI
No. PERALATAN/KOPONEN CARA PELAKSANAAN
YANG DIPERIKSA
1 2 3
1. Ruangan baterai dan ventilasi 1.1. Periksa ruangan baterai apakah timbul
korosi/karat. Bersihkan dan cat kembali bila
perlu.
1.2. Periksa sistem ventilasi, kipas dan sebagainya
apakah bekerja dalam keadaan baik.
2. Isolator dudukan rak dan rak baterai 2.1. Periksa pondasi beton, isolator dudukan rak
kayu, apakah dalam kondisi baik. Bila terdapat
isolator retak/pecah agar diganti dan bila perlu
dicat kembali rak kayu tersebut dengan cat
tahan asam
2.2. Bersihkan dinding-dinding luar sel baterai bila
perlu dicat.
3. Peralatan kerja khusus untuk baterai 3.1. Periksa dan siapkan peralatan kerja khusus
untuk baterai, bila perlu dilakukan kalibrasi
terhadap alat-alat :Hydrometer, Thermometer
dan Cell Voltmeter Tester.
4. Klem sambungan baterai 4.1. Periksa baut klem sambungan baterai apakah
ada yang kendor atau berkarat. Bila perlu
kencangkan baut klem tersebut secara hati-hati
dengan menggunakan kunci sekrup /spanner
dan cegah jangan sampai terjadi hubung
singkat. Bersihkan noda-noda karat yang
menempel pada klem sambungan baterai dan
bila perlu ganti klem tersebut dengan klem
cadangan.
5. Percobaan pengosongan baterai (discharge)
5.1.Setelah 5 tahun operasi, maka lakukan
percobaan pengosongan baterai (discharge)
untuk dapat mengetahui kemampuan baterai
sesungguhnya (actual capacity).
5.2.Lakukan pengosongan baterai (discharge) secara
normal selama 15 - 20 menit, kemudian periksa
klem sambungan baterai yang kurang baik, bila
Penyearah (rechtifier) dan pengisian perlu ganti.
6. baterai (baterry-charge)
6.1. Periksa dalam panel apakah terdapat klem-
klem/terminal-terminal dan baut-baut yang
kurang kencang, bila perlu kencangkan
kembali.
6.2. Periksa peralatan-peralatan dalam panel apakah
terdapat kerusakan-kerusakan akibat dari
timbulnya panas lebih, bila perlu adakan
perbaikan/penggantian.
Baterai cadangan harus bersih disimpan diruangan yang bersih dan kering.
• Baterai Asam
Baterai harus diisi elektrolit
Isilah (charge) baterai secukupnya, sampai semua sel mengeluarkan gas
Isi air suling bilamana perlu, sampai batas normal
Ven-plug harus dalam keadan tertutup
Lakukan pengisian (charge) setiap dua bulan sekali
Periksa batas tinggi elektrolit dan jagalah kebersihan setiap sel
Baterai biasanya tidak digunakan secara terus menerus, hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu misalnya
terjadinya black out, maka baterai harus siap dan andal memasok arus searah ke peralatan. Untuk
memastikan kesiapan keandalan, agar pada saat dilakukan pengujian terhadap baterai
Pengujian -pengujian pada baterai antara lain :
• Pegukuran tegangan per sel baterai dengan menggunakan volt meter.
Volt meter yang digunakan dengan kelas 0,5 yang mempunyai batas ukur 3 volt dengan penunjukan 0
ditengah dan sedapat mungkin dapat terbaca sampai seper seratus volt (dua angka dibelakang koma)
• Pengukuran berat jenis elektrolit, digunakan adalah Hydrometer
Hydrometer terdiri dari sebuah selinder gelas kaca, dimana bagian luar selinder dilengkapi dengan
bola karet dan mulut pipa karet dan didalam sellinder diisi dengan sebuah areometer. Bila bola karet
ditekan dengan mulur pengisap pipa karet dimasukan kedalam sel baterai, maka setelah bola karet
tidak ditekan atau dilepas akan mengalirlah cairan elektrolit dan besar berat jenis dari cairan dapat
dibaca dengan mudah.
• Pengujian pengosongan baterai (discharge)
Seluruh baterai dikosongkan melalui sebuah tahanan yang dapat diatur (reostat)
Besar arus pengosongan adalah 0,2 kali kapasitas baterai (Ah)
Waktu pengujian adalah 2,5 jam atau hentikanlah percobaan tersebut bilamana tegangan baterai
telah turun mencapai 105 volt untuk baterai dengan sistem tegangan nominalnya 125 volt.
Buat grafik dari data-data hasil pengujian tersebut (tegangan fungsi waktu)
Baterai dapat dikatakan kapasitasnya masih baik (kuat) bilamana dalam pengujian pengosongan
dengan cara tersebut diatas dalam waktu 2,5 jam tegangan baterai belum mencapai 105 volt,
sebaliknya dinyatakan kapasitasnya telah menurun (telah lemah) bilamana dalam waktu kurang
dari 2,5 jam tegangan baterai telah mencapai 105 volt.
• Pada pengukuran suhu elektrolit jangan menggunakan thermometer biasa (mercury) pergunakanlah
spirit thermometer (thermometer berisi alkohol). Penggunaan thermometer mercury apabila pecah akan
menimbulkan hubungan singkat antara elemen, karena air raksa mempunyai sifat penghantar, dan hal
ini akan mengakibatkan rusaknya sel baterai