Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL ILMIAH

BATU BATERAI PRIMER DAN SEKUNDER


Oleh: A. Soffi Kelas : XII MIPA 3 No.Absen: 1

MAN 2 WONOSOBO

ABSTRAK
Di era yang semakin canggih ini terdapat beberapa alat-alat elektronik baru yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan sehari-hari. Beberapa alat elektronik tersebut memerlukan sumber energy
yang tersimpan dalam baterai salah satunya. Baterai dibagi menjadi dua jenis yaitu baterai primer dan
baterai sekunder. contohnya yaitu baterai Alkaline dan juga baterai lithium-ion. Sebagai salah satu
komponen untuk penyimpan sumber energy, belum banyak orang yang tau dan memahami bagaimana
konsep tentang baterai primer dan sekunder. Oleh karena ita, pada tulisan ini akan dibahas hal-hal
terkait apa itu baterai primer dan sekunder dan bagaimana prinsip kerjanya.
Kata Kunci: Energy, Baterai, Alkaline, Lithium-Ion.

PENDAHULUAN
Baterai (Battery) adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan seperti perangkat elektronik. Hampir semua
perangkat elektronik yang portabel seperti handphone, laptop, dan maianan remote control
menggunakan baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya baterai, sehingga tidak perlu
menyambungkan kabel listrik ke terimanal untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita
sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Setiap baterai terdiri dari terminal positif
(Katoda) dan terminal negatif (Anoda) serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output arus
listrik dari baterai adalah arus searah atau disebut juga dengan arus DC (Direct Current). Pada
umumnya, baterai terdiri dari 2 jenis utama yakni baterai primer yang hanya dapat sekali pakai (single
use battery) dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery), Baterai yang dibahas
pada artikel ini adalah contoh batu baterai primer dan sekunder yaitu baterai alkaline dan baterai
Lithium ion.

1
PEMBAHASAN

1. Baterai Alkaline (Baterai primer)


Pengertian Baterai Alkaline
Baterai alkaline adalah jenis baterai yang paling lazim digunakan. Nama alkaline diambil dari
bahan kimia yang digunakan dalam baterai yaitu elektrolit basa kalium klorida. Setiap baterai alkaline
memiliki dua terminal, positif dan negatif. Di dalam baterai, reaksi kimia menghasilkan elektron yang
berkumpul di terminal negatif baterai. Namun, saat terminal negatif tidak dihubungkan ke terminal
positif, reaksi kimia berhenti dan listrik tidak dihasilkan. Itu sebab, baterai alkaline bisa disimpan
dalam waktu lama tanpa kehilangan daya listrik asal kedua terminal tidak saling terhubung.

Komponen-komponen dan Reaksi Baterai Alkalin


Komponen – komponen dari baterai alkalin yaitu :
- Cathode adalah campuran dari kemurnian tinggi elektrolit mangan dioksida dan konduktor
karbon .
- Anode adalah campuran gel bubuk seng dan elektrolit .
- Separators yaitu bahan untuk mencegah migrasi dari setiap partikel padat pada baterai .
- Steel can dapat membatasi bahan aktif dan berfungsi sebagai kolektor katoda Current
collector berfungsi sebagai kolektor anoda.
- Positive and negative cover dilapisi oleh baja berlapis nikel.
- Non-conductive plastic film label untuk menyekat elektrik baterai .
Reaksi sel
Reaksi selnya adalah sebagai berikut :
Katoda (+) : 2 NH4+(aq)+ 2 MnO2(s)+ 2 e– ——> Mn2O3(s)+ 2 NH3(aq)+ H2O(l)
Anoda (-) : Zn(s) ——> Zn2+(aq) + 2 e–
Reaksi Sel : 2 NH4+(aq) + 2 MnO2(s) + Zn(s) ——> Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) + H2O(l) + Zn2+(aq)
Harga E⁰
e° = +1,43 V

Cara Kerja Baterai Alkalin

2
Baterai Alkalin menggunakan potasium Hydroxide sebagai elektrolit, selama proses
pengosongan (Discharging) dan pengisian (Charging) dari sel baterai alkali secara praktis tidak ada
perubahan berat jenis cairan elektrolit.
Fungsi utama cairan elektrolit pada baterai alkalin adalah bertindak sebagai konduktor untuk
memindahkan ion-ion hydroxida dari satu elektroda ke elektroda lainnya tergantung pada prosesnya,
pengosongan atau pengisian,sedangkan selama proses pengisian dan pengosongan komposisi kimia
material aktif pelat-pelat baterai akan berubah.
Proses discharge pada sel berlangsung . Bila sel dihubungkan dengan beban maka, elektron
mengalir dari anoda melalui beban ke katoda, kemudian ion-ion negatif mengalir ke anoda dan ion-
ion positif mengalir ke katoda. Arus listrik dapat mengalir disebabkan adanya elektron yang bergerak
ke dan/atau dari elektroda sel melalui reaksi ion antara molekul elektroda dengan molekul elektrolit
sehingga memberikan jalan bagi elektron untuk mengalir. Pada proses pengisian, bila sel dihubungkan
dengan power supply maka elektroda positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda.
Kelebihan Dan Kekurangan Baterai Alkaline
kelebihan:
1. Pada pembebanan yang tinggi dan terus menerus, mampu memberikan umur pelayanan 2 – 10 kali
pemakaian dari sel leclanche.
2. Sangat baik dioperasikan pada temperatur rendah sampai -25 derajat celcius
3. Baterai yang sering digunakan adalah zinc-alcaline manganese oxide yang memberikan daya lebih
per penggunaannya dibandingkan batere sekunder. zinc-alcaline manganese oxide mempunyai umur
(waktu hidup yang lama).
4. Tahan terhadap beban berat seperti over charging, over discharging dan tahan lama.
Kekurangan:
1. Sekali pakai
2. Densitas energinya rendah
3. Agak sulit untuk diproduksi massal
4. Biaya metal yang digunakan untuk electrode sangat mahal.

2. Baterai Lithium-Ion (Baterai sekunder)


Pengertian Baterai Lithium-Ion

Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau LIB) adalah salah satu anggota keluarga
baterai isi ulang. Di dalam baterai ini, ion litium bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif
saat dilepaskan, dan kembali saat diisi ulang. Baterai Li-ion memakai senyawa litium interkalasi
sebagai bahan elektrodanya, berbeda dengan litium metalik yang dipakai di baterai litium non-isi
ulang.

3
Baterai ion litium umumnya dijumpai pada barang-barang elektronik konsumen. Baterai ini
merupakan jenis baterai isi ulang yang paling populer untuk peralatan elektronik portabel, karena
memiliki salah satu kepadatan energi terbaik, tanpa efek memori, dan mengalami kehilangan isi yang
lambat saat tidak digunakan Selain digunakan pada peralatan elektronik konsumen. LIB juga sering
digunakan oleh industri militer, kendaraan listrik, dan dirgantara, Sejumlah penelitian berusaha
memperbaiki teknologi LIB tradisional, berfokus pada kepadatan energi, daya tahan, biaya, dan
keselamatan intrinsik. Karakteristik kimiawi, kinerja, biaya, dan keselamatan jenis-jenis LIB
cenderung bervariasi. Barang elektronik genggam biasanya memakai LIB berbasis litium kobalt
oksida (LCO) yang memiliki kepadatan energi tinggi, namun juga memiliki bahaya keselamatan yang
cukup terkenal, terutama ketika rusak. Litium besi fosfat (LFP), litium mangan oksida (LMO), dan
litium nikel mangan kobalt oksida (NMC) memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, tetapi hidup
lebih lama dan keselamatannya lebih kuat. Bahan kimia ini banyak dipakai oleh peralatan listrik,
perlengkapan medis, dan lain-lain. NMC adalah pesaing utama di industri otomotif. Litium nikel
kobalt alumunium oksida (NCA) dan litium titanat (LTO) adalah desain khusus yang ditujukan pada
kegunaan-kegunaan tertentu.

Cara Kerja
Baterai lithium-ion memiliki kemampuan penyimpanan energi tinggi per satuan volume.
Energi yang tersimpan merupakan jenis energi elektrokimia. Energi elektrokimia merupakan jenis
energi listrik yang berasal dari reaksi kimia yang dalam hal ini terjadi di dalam baterai. Agar bisa
berfungsi, setiap sel elektrokimia harus memiliki dua elemen penting yaitu elektroda dan elektrolit.
Elektroda terdiri dari dua jenis yaitu anda dan katoda yang menghantarkan energi listrik (ion). Anoda
dihubungkan ke terminal negatif baterai sementara katoda dihubungkan ke terminal positif baterai.
Elektroda terendam dalam elektrolit yang bertindak sebagai medium cair untuk pergerakan
ion Elektrolit juga bertindak sebagai buffer dan berfungsi membantu reaksi elektrokimia dalam
baterai Pergerakan elektron dalam elektrolit dan di antara elektroda akan menghasilkan arus listrik.
Untuk cara kerja baterai lithium-Ion Anoda dan katoda baterai lithium-ion terbuat dari karbon
dan oksida lithium. Sedangkan elektrolit terbuat dari garam lithium yang dilarutkan dalam pelarut
organik. Bahan pembuat anoda sebagian besar merupakan grafit sedangkan katoda terbuat dari salah
satu bahan berikut: lithium kobalt oksida (LiCoO2), lithium besi fosfat (LiFePO4), atau lithium
oksida mangan (LiMn204).
Elektrolit yang umum digunakan adalah garam lithium seperti lithium hexafluorophosphate
(LiPF6), lithium tetrafluoroborate (LiBF4), dan lithium perklorat (LICIO4) yang dilarutkan dalam
pelarut organik seperti etilen karbonat, dimetil karbonat, dan dietil karbonat.
Bahan Baterai Lithium ini secara jenis penggunaannya terbagi lag menjadi 2 bagian, yaitu
Unrechargeable Battery dan Rechargeable Battery

4
a. Sel Primer / Un-rechargeable Battery (Litium Mangan Oksida)
Baterai ini tidak dapat diisi ulang, karena logam litium logam reaktif yang dapat meledak,
terutama pada suhu yang relatif tinggi. Baterai ini menggunakan logam litium sebagai anoda dan
MnO sebagai katoda, dengan garam litium (misalnya LICIO) sebagai elektrolit dalam pelarut bebas
air.
Cara Kerja:
Pada anode Litium menerima elektron dari katode, dan menghasilkan potensial reduksi
sebesar -3,05 volt. Oleh karena kenegatifannya inilah, litium dimanfaatkan sebagai anode. Kemudian
direaksikan dengan Mangan Oksida yang berpotensial reduksi +0,35 volt. Agar reaksi terjadi secara
spontan, mangan oksida ditempatkan sebagai katode. Terjadilah proses antara anoda dan katoda akan
mengalir arus, yaitu dari kutub positif (anoda) ke kutub negatif (katoda). Sedangkan elektron akan
mengalir dari katoda menuju anoda. Proses ini adalah proses yang terjadi pada sel volta, dimana
reaksi kimia dapat menghasilkan energi listrik. (Oksidasi) Anode (-): Li Li+e' E =3,05 V.
Berikut adalah reaksinya (Jika pada kondisi standar):
(oksidasi) Anode (-) : Li → Li+e , E = 3,05 V
(Reduksi) Katode (+) : MnO2 + Li+e → Li MnO2 + E = 0,35 V
Reaksi Sel : Li + MnO2 → Li MnO2 , Es=3,40 V
Berdasarkan hasil reaksi tersebut, baterai Litium menghasilkan potensial 3,4 volt. Namun
pada saat digunakan turun menjadi 2.8 volt. Penurunan potensial seperti ini mungkin saja terjadi
seiring lamanya baterai digunakan karena elektron terus mengalir dan sel tidak pada kondisi standar,
sesuai dengan percobaan Walther Nerst pada tahun 1889. (Kondisi standar 25°C, tekanan atm, dan
konsentrasi IM).

b. Sel Sekunder / Rechargeable Battery (Baterai Litium Kobalt & Mangan)


Ini adalah jenis baterai isi ulang dimana ion litium bergerak antara anoda dan katoda. Pada sel
sekunder, anode dan katode bereaksi secara kimia. Namun sel dapat diisi ulang dengan proses
elektrolisis untuk mengembalikan anode dan kande ke kondisi awal. Ion litium sebagai anoda, bukan
logam litium, maka reaksi sel didalamnya bukanlah reaksi redoks. Melainkan hanya pergerakan ion
litium melalui elektrolit dari sati elektrode ke elktrode lainnya. Jenis baterai ini umum digunakan
dalam perlatan elektronik portabel, karena tidak memiliki efek memori, dan daya hilang yang lambat
sehingga tidak butuh perlakuan apapun jika tidak digunakan dan dapat menyimpan cadangan energi
yang relatif besar dalam waktu yang relatif lama. Terbagi atas dua tipe. yaitu mangan (Mn) dan kobalt
(Co).
Cara Kerja:
Pada saat digunakan berkerja sebagai sel volta: Lithium akan mengantarkan elektron dari
anoda menuju alat yang membutuhkan elektron seperti kapasitor dan processor di handphone atau
laptop kemudian berakhir di katoda. Sedangkan proton dari katoda masuk menembus separator
diantara anoda dan katoda (proses interkalasi). Proses ini berlangsung terus menerus hingga kapasitas
penggunaan baterai habis (ditunjukkan dengan garis atau persentase kapasitas baterai di layar
handphone atau laptop).
Pada saat di-charge dia bekerja sebagai elektrolisis: Sedangkan bila baterai diisi ulang atau
recharge maka elektron akan kembali dari katoda ke anoda melalui alat pengisi ulang (charger) dan

5
dengan dibantu arus yang masuk dari charger, proton akan kembali menuju katoda. Sehingga kondisi
kembali menjad seperti semula.
Berikut adalah reaksinya saat pemakaian dan pengisian ulang energi listrik :
a) Discharging (pemakaian):
Elektroda positif (+): Lix CoO2 + xLi + xe → LiCo02
Elektroda negatif (-): Cali → LiCoO: C + xLi + xe
Reaksi keseluruhan : LiCoO2 + Calix →LiCoO2 + Ca E sel = 3.70V
b) Sebaliknya Charging (pengisian ulang):
Elektroda positif (+): LiCo02→ Lix CoO2 + xLi + xe
Elektroda negatif (→): LiCoO: C + xLi + xe → Cali
Reaksi keseluruhan LiCoO2 + Cn →Li-xCoO2 = Cn Lix
Dimana x menyatakan jumlah ion litium yang berpindah dari LiCoO2: ke grafit.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa baterai Li-ion terbagi atas dua tipe, yaitu Mangan
(Mn) dan Kobalt (Co). Untuk tipe mangan, sel terdiri dari anode Li Mn2O, dan katode grafit.
Elektrolitnya adalah garam Li yang larut dalam pelarut organik. Reaksinya :
Li-xMn2O4 + Calix → LiMn2O4 + Cn voltase: 3.50V
Untuk tipe kobalt, sel terdiri dari anode LiCoO dan katode grafit. Elektrolitnya adalah garam Li yang
larut dalam pelarut organik.Reaksinya:
Li1-xCoO2: + Cnlix LiCoO2: + Cn voltase : 3.70V
dimana x menyatakan jumlah ion litium yang berpindah dari LiCoO2 ke grafit. Litium ion kobalt
menghasilkan potensial yang relatif besar dibandingkan dengan litium ion mangan. Hal ini
dikarenakan pada deret volta, kobalt bersifat lebih tereduksi dibanding mangan, sehingga
menghasilkan beda potensial sel yang relatif besar terhadap litium dibandingkan dengan mangan.
Kelebihan dan Kekurangan
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan Baterai Lithium

Kelebihan:
1. Ringan, elektroda baterai terbuat dari Lithium dan karbon, Lithium adalah elemen yang bisa
menyimpan energi dalam ikatan atomnya.
2. Bertenaga, Dalam 1 kg baterai Li-Ion dapat menyimpan 150 watt-jam, sedangkan1kg batterai
NiMH (nickel-metal hydride) hanya mampu menyimpan 100 watt-Jam.
3. Kuat, baterai Li-Ion setiap bulannya akan kehilangan 5% isinya, sedangkan baterai NiMH akan
kehilangan 20%
4. Awet, baterai ini mampu melakukan ratusan kali siklus isi dan kuras.
5. Tidak perlu menunggu baterai benar-benar habis untuk mengisi ulang

6
Kekurangan:
1. Baterai Li-Ion ini umumnya bisa bertahan 2 s/d 3 tahun sejak keluar dari pabriknya, baik digunakan
ataupun tidak digunakan.
2. Baterai ini tidak tahan suhu tinggi, sehingga dia akan cepat haus apabila sering digunakan pada
suhu tinggi.
3. Baterai ini akan tamat usianya apabila anda menggunakannya hingga kosong sama sekali.
4. Harga lebih mahal, karena memiliki beberapa komponen onboard didalamnya.
5. Ada kemungkinan baterai ini meledak & terbakar, meskipun sangat kecil. Dari berbagai berita, hal
ini hanya terjadi pada 2 dari 3 dalam 1 juta baterai. Namun saat ini baterai jenis ini sudah dilengkapi
sensor suhu sehingga rangkaian kecil didalamnya akan memutuskan aliran listrik apabila suhu
meningkat panas pada saat pengisian atau pemakaian dan berusaha mendinginkannya.
Bagaimana Pengaplikasiannya?
Baterai Lithium pada umumnya sudah banyak tergunakan di kehidupan sehari hari. Seperti
yang telah dijelaskan di atas, baterai dengan unsur lithium telah digunakan untuk berbagai peralatan
elektronik, seperti telepon seluler saat ini, kamera, MP3 Player, bahkan hingga untuk Notebook.
Baterai Lithium ion atau Li-ion merupakan baterai standar yang banyak digunakan pada gadget masa
kini. Dibandingkan baterai dengan bahan nikel, Li-Ion lebih efisien energi dan tidak memiliki efek
memori, tetapi juga lebih mahal harganya. Li-Ion juga sedikit lebih ringan daripada baterai NimH dan
memiliki umur lebih lama. Sebagai contoh, satu kilogram baterai Li-Ion mampu menampung 150
watt-jam, sementara satu kilogram baterai NiMH hanya mampu menampung 100 watt-jam. Baterai
Li-Ion juga memiliki umur yang lebih lama karena hanya kehilangan sekitar 5% dari kapasitasnya
setiap bulan dibandingkan dengan baterai NiMH yang kehilangan hingga 20% kapasitasnya setiap
bulannya. baterai ini juga dapat bertahan hingga 1000 kali pengisian ulang.

7
KESIMPULAN
Dinamakan baterai alkalin karena elektrolitnya bersifat alkali atau basa, bukan asam. Nama
alkalin diambil dari bahan kimia yang digunakan dalam baterai, yaitu: elektrolit basa kalium klorida.
Seperti elektrolit dalam sel kering, bentuknya bukan cairan, sehingga mudah dibawa-bawa.
Merupakan jenis baterai yang paling modern, diperkenalkan pertama kali pada tahun 1960. Baterai ini
merupakan penyempurnaan dari baterai biasa karna mempunyai potensial yang relatif tetap dengan
waktu penggunaan lebih awet. Baterai alkalin modern masih menggunakan prinsip-prinsip dasar yang
sama dengan tumpukan volta, yaitu menggunakan dua jenis logam yang dipisahkan oleh cairan yang
melalukan listrik, disertai dengan terminal negatif dan positif.
Baterai lithium-ion merupakan salah satu anggota baterai isi ulang. Di dalam baterai ini ion
lithium bergerak dari elektrode negatif ke elektrode positif saat baterai sedang digunakan, dan
kembali saat diidi ulang. Baterai ini memiliki harga yang relatif sangat mahal, umur baterai sangat
pendek 2-3 tahun dari waktu pembuatan baterai, serta perlu perawatan.

SARAN
Artikel ini bukanlah suatu makalah yang sempurna baik dari segi pembahasan maupun penulisan, oleh
karena itu diperlukan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Energizer Battery Manufacturing Inc. 2008. “Alkaline Manganese Dioxide Handbook” . USA.

www.kompas.com, https://teknikelektronika.com, https://id.m.wikipedia.org


https://duniapendidikan.co.id

Anda mungkin juga menyukai