Anda di halaman 1dari 42

Kuliah Ke 8

ELEKTROKIMIA – SEL
VOLTA
Asep Hodijat
Overview
ELEKTROKIMIA
• Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya
melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi
redoks dalam aplikasinya.
• Ada 2 jenis sel elektrokimia: (1) Sel yang melakukan kerja
dengan melepaskan energi dari reaksi spontan dan (2) sel
yang melakukan kerja dengan menyerap energi dari sumber
listrik untuk menggerakkan reaksi non spontan
• Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas
mulai dari pemanfaatan baterai untuk menjalankan hampir
semua alat elektronik hingga pelapisan logam pada
permukaan logam lain
• Konsep/ materi yang digunakan dalam mempelajari
elektrokimia?
 Dalam sel elektrokimia, kedua sel setengah-reaksi berlangsung
secara terpisah pada elektrode-elektrode.
 Elektode yang mengalami oksidasi disebut anode.
 Elektrode yang mengalami reduksi disebut katode.
 Dalam sel Volta atau sel Galvani, terjadi perubahan energi kimia
menjadi energi listrik.
 Dalam sel elektrolisis, terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi kimia.
Sel Volta
Perubahan Kimia yang Menghasilkan
Aliran Listrik
Sel Volta

7
1. Sel Volta (Sel Galvani)

Dalam sel Volta,


• anode (bagian yang mengalami oksidasi)
disebut elektrode negatif dan
• katode disebut elektrode positif.

Energi potensial di anode lebih tinggi daripada energi


potensial di katode sehingga secara spontan elektron
mengalir dari anode ke katode.

Jembatan garam untuk mengimbangi kelebihan ion positif


(Zn2+) yang terdapat dalam larutan anode.
Komponen Sel Volta
10
11
12
Notasi Sel Volta

Anode Katode

Arah aliran
elektron

Elektrode Elektrolit Elektrolit Elektrode


Anode Anode Katode Katode

13
3. Potensial Reduksi dan Reaksi Redoks

 Potensial reduksi standar (Eo) setengah sel adalah potensial


sel yang terdiri atas setengah sel Galvani dengan konsentrasi
1 M pada temperatur 25 oC dihubungkan dengan setengah sel
hidrogen.
 Harga potensial reduksi setengah sel hidrogen = 0 volt.
 Elektrode yang potensial reduksi standarnya lebih besar
daripada hidrogen (lebih mudah mengalami reduksi daripada
ion H+) diberi tanda positif, misalnya Eo Cu2+/Cu = +0,34 V.
 Elektrode yang potensial reduksi standarnya lebih kecil
daripada potensial reduksi hidrogen (lebih sukar mengalami
reduksi daripada ion H+), potensial reduksinya diberi tanda
negatif, misalnya Eo Zn2+/Zn = –0,76 V.
4. Memperkirakan Berlangsungnya Reaksi Redoks dengan
Potensial Sel
Suatu reaksi redoks dapat berlangsung spontan jika

Potensial reduksi Potensial reduksi


Eosel = standar zat yang  standar zat yang >0
tereduksi teroksidasi

Eosel = Eokatode  Eoanode

Eosel = Eoreduksi  Eooksidasi


Contoh 1 :

Diketahui:
Ni2+ + 2e– → Ni Eo = –0,25 V
Pb2+ + 2e– → Pb Eo = –0,13 V
Tentukan potensial sel Volta yang terdiri atas elektrode Ni dan Pb
tersebut.
Jawab:

Eosel = EoPb2+/Pb – EoNi2+/Ni


= –0,13 V – (–0,25 V)
= 0,12 V
Potensial reduksi tidak pernah dikalikan dengan faktor yang
digunakan untuk menyamakan elektron yang dilepas dan elektron
yang diterima untuk menghasilkan harga potensial sel.
Contoh 2

Tentukanlah E°sel yang disusun dari kedua elektrode


itu.
Jawab:
Potensial sel adalah selisih potensial katode dengan
anode.
Katode merupakan elektrode yang potensial reduksinya
lebih positif, dalam hal ini yaitu perak.
E°sel = E°(katode) – E°(anode)
E°sel = +0,80 V – (–2,37 V)
= +3,17 volt
Potensial Reaksi Redoks
Deret Keaktifan Logam (Deret Volta)
Susunan unsur-unsur logam berdasarkan potensial elektrode
standarnya disebut deret elektrokimia atau deret volta.
Semakin kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta,
 logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron),
 logam merupakan reduktor yang semakin kuat.
 akan mengalami proses oksidasi

Sebaliknya, semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta,


 logam semakin kurang reaktif (semakin sukar melepas elektron),
 kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat.
 akan mengalami proses Reduksi
LATIHAN SOAL

20
PENYELESAIAN

21
22
23
POTENSIAL STANDAR

24
POTENSIAL ELEKTRODA STANDAR

25
26
LATIHAN SOAL

• Suatu sel volta memiliki reaksi antara larutan bromine dan logam
Zn
Br2(aq) + Zn(s)  Zn2+(aq) + 2Br-(aq) Eosel = 1,83 V
Hitung Eo untuk reduksi Br-(aq) jika EoZn = -0,76 V
Buktikan bahwa reaksi antara larutan bromin dan logam Zn
adalah reaksi spontan
• Suatu sel volta memiliki Eosel = 1,39 V berdasarkan reaksi:
Br2(aq) + 2V3+(aq) + 2H2O(l)  2VO2+(aq) + 4H+(aq) + 2Br-(aq)
Berapa potensial elektroda standar reduksi VO2+ menjadi V3+ ?

27
28
29
LATIHAN SOAL

30
31
32
33
34
5. Aplikasi Praktis Sel Galvani

a. Sel Kering (Baterai)


 Potensial yang dihasilkan ±1,5 volt.
 Keuntungan utama: relatif murah harganya
dan biasanya tidak terjadi kebocoran.
 Kelemahan: tidak dapat diisi kembali.

Juga dikenal baterai alkali atau sel kering alkali.


 Potensial yang dihasilkan ±1,54 V.
 Waktu hidup lebih lama. Anode: serbuk
seng

 Dapat menghantarkan arus yang lebih tinggi


daripada sel seng-karbon.
b. Sel Nikad (Nikel–Kadmium)

 Dapat diisi ulang (rechargeable).


 Menghasilkan potensial ±1,4 V.
 Dapat digunakan untuk baterai alat elektronik.

c. Baterai Merkurium

 Potensial yang dihasilkan ±1,35 V.


 Keuntungan: potensial yang
dihasilkan mendekati konstan.

d. Baterai Perak Oksida Anode Zn

 Potensial yang dihasilkan ±1,54 V. Katode Ag2O


e. Baterai Litium

 Dapat diisi ulang, ringan, dan


menghasilkan potensial yang tinggi
(sekitar 3,0 V).
 Banyak digunakan dalam telepon seluler
(HP), laptop, dan kamera digital.

f. Sel Bahan Bakar


 Keuntungan: tidak perlu mengganti
elektrode seperti baterai yang lain dan
bahan bakar dapat dimasukkan secara
kontinu untuk menghasilkan tenaga.
 Kelemahan: biaya tinggi dan ukurannya
lebih besar.
g. Sel Aki (Baterai Penyimpan Timbal)

 Sel sekunder (rechargeable).


 Potensial yang dihasilkan tiap sel ±2 V.
 Pb sebagai anode, PbO2 sebagai katode, dan H2SO4 sebagai
elektrolit.
6. Korosi Besi
 Korosi merupakan suatu peristiwa elektrokimia.
 Besi akan berkarat jika kontak dengan air atau udara yang
jenuh dengan uap air.
 Komposisi utama karat besi adalah besi(III) oksida
terhidrat, Fe2O3.xH2O.
 Pembentukan karat besi dipercepat oleh adanya asam,
garam, logam yang kurang reaktif, dan temperatur tinggi.
 Air dan oksigen merupakan unsur penting dalam
pembentukan karat.
Skema perkaratan pada besi
Pencegahan Korosi

 Melapisi dengan minyak atau cat.


 Melapisi dengan logam yang kurang reaktif, misalnya Sn dan Cr.
Kelemahan: jika terdapat sedikit luka pada pelapisnya maka besi
akan terus berkarat
 Melapisi dengan logam yang lebih reaktif, misalnya Mg dan Zn.
Dikenal dengan perlindungan katode.
Kelebihan: Jika ada lapisan Mg atau Zn
yang rusak maka besi akan tetap
terlindungi karena Mg atau Zn akan
berkelakuan sebagai anode, sedangkan
Fe berkelakuan sebagai katode.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai