Anda di halaman 1dari 5

SEL VOLTA

Sel Volta atau Sel Galvani yaitu sel yang menghasilkan arus listrik. Pada sel
volta, anoda berfungsi sebagai elektroda bermuatan negatif dan katoda bermuatan
positif. Arus listrik mengalir dari katoda menuju anoda. Reaksi kimia yang terjadi
pada sel volta berlangsung secara sepontan. Salah satu penerapan sel volta adalah
penggunaan sel Zn/Ag2O3 untuk batrai jam. Syarat-syarat sel volta ialah :

1. Reaksi redoks terjadi secara spontan.


2. Hasil reaksi menghasilkan energi.
3. Go < 0 dan Eosel adalah positif.

Contoh dari sel volta adalah : baterai, sel bahan bakar, baterai Pb dengan elektrolit
asam yang digunakan dalam mobil, fuel cell berbahan bakar gas hidrogen, etanol dan
methanol.

1. Baterai
Baterai adalah suatu sel listrik yaitu suatu alat yang dapat menghasilkan listrik
dan reaksi kimia. Pada hakekatnya, suatu baterai terdiri dari dua atau lebih sel yang
dihubungkan secara urut atau pararel, tetapi biasanya istilah yang digunakan untuk sel
tunggal. Suatu sel terdiri dari suatu elektroda negatif, elektrolit untuk menghantarkan
ion, suatu pemisah, juga suatu ion penghantar dan elektroda positif. Elektrolit adalah
berupa cairan (terdiri dari air) atau nonaqueous (tidak terdiri dari air), cairan, pasta,
atau bentuk padat. Ketika sel dihubungkan dengan suatu beban eksternal atu alat
berenergi mesin, elektroda negatif membarikan arus elektron dn diterima oleh
elektoda positif. Ketika beban eksternal dipindahkan maka reaksi akan berhenti.

Gambar 1.4
Jika diketahui sistem sel Zn/Zn2+//NH4 + /MnO2/Mn2O3//C, tentukan apakah
sistem tersebut termasuk sel volta atau sel elektrolisis.

Eo Zn2+/Zn = -0,763 V

Eo MnO2/Mn2O3 = +0,800 V

Tentukan nilai:

a) Esel
b) Apakah reaksi terjadi secara spontan atau tidak spontan.

Jawab:

Eosel = Eo (katoda) – Eo (anoda)

= 0,800 – (-0,763) V

= 1,54 V

Atau

Katoda : 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) + 2e- → Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l) Eo=+0,80 V

Anoda : Zn(s) → Zn2+(aq) + 2e- Eo=+0,76 V

Total : Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) → Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) +

H2O(l) Eo=1,54 V

a. Baterai Primer
Baterai primer adalah batrai yang dapat mengkonversi bahan kimia menjadi
listrik hanya sekali dan kemudian dibuang, sedangkan baterai sekunder mengandung
elektroda yang dapat diisi ulang dengan listrik sehingga dapat menyimpan listrik dan
dapat digunakan kembali beberapa kali. Salah satu contoh baterai sekunder yaitu
perak-seng, yang mana mendominasi industry baterai sejak tahun 1960. Baterai
mempunyai daya jenis dan energi sangat tinggi, tetapi harganya sangat mahal, karena
menggunakan logam perak. Baterai ini masih digunakan di dalam sarana (angkut)
peluncuran roket dan torpedo. Mars Pathfider juga menggunakan baterai perak-seng,
tetapi dirancang untuk dapat diisi ulang. Reaksi elektrokimia ditulis sebagai berikut:

Katoda (+) : 3MnO2(s) + 2H2O + 4e- → Mn3O4(s) + 4OH-(aq) Eo = +0,80 V

Anoda (-) : Zn(s) + 2OH- → ZnO(s) + H2O + 2e- Eo = +0,76 V

Total : 2Zn(s) + 3MnO2(s) → Mn3O4(s) + 2ZnO(s) Eo = +1,54 V

b. Baterai Alkalin
Sebagian besar baterai yang tidak dapat diisi ulang adalah baterai alkalin.
Lebih dari 1010 baterai alkalin dhasilkan setiap tahun. Anoda baterai ini mengandung
serbuk seng yang diimobilisasi dalam bentuk gel yang kontak dengan larutan KOH
(karena itu dinamakan baterai alkalin). Katoda merupakan campuran antara MnO2
dengan grafit yang dipisahkan dengan anoda dengan menggunakan bahan berpori.
Reaksi dalam sel sangat komplek, merujuk pada reaksi yang tertera pada baterai
primer.

c. Baterai Nikel-Kadmium
Baterai Nikel-Kadmium merupakan baterai yang paling umum sejak tahun
1970. Baterai ini banyak digunakan dalam semua satelit komunikasi komersil dan
dalam beberapa roket untu keperluan penelitin, biasanya dibungkus secara efisien.
Baterai ini dapat disimpan pada kendaraan angkasa luar dengan sangat sederhana
untuk mengurangi keperluan tempat. Sampai sekarang masih digunakan dalam satelit
untuk misi menghadapi radiasi terhadap lingkungan.
Baterai ini menggunakan nikel oksida sebagai elektrida positif (katoda),
senyawa kadmium sebagai elektroda negatif (anoda), dan larutan kalium hidroksida
sebagai elektrolit.baterai nikel-kadmium adalah baterai yang dapat diisi ulang dan
dapat digunakan berulang-ulang. Baterai nikel-kadmium mengubah energi kimia
menjadi energi listrik dan ketika digunakan mengubah energi listrik menjadi energi
kimia melalui isi ulang. Dalam keadaan penuh baterai Ni-Cd, katoda mengandung
nikel hidroksida [Ni(OH)2] dan kadmium hidroksida [Cd(OH)2] dalam anoda.
Sedangkan baterai dalam keadaan diisi ulang, komposisi kimia di katoda dipindahkan
dan nikel hidroksida diubah menjadi nikel oksihidroksida [NiOOH]. Dalam anoda,
kadmium hidroksida diubah menjadi logam kadmium. Ketika baterai digunakan,
prosesnya dibalik, seperti ditunjukkan dalam reaksi berikut:

Katoda (+) : 2NiOOH(s) + 2H2O(l) + 2e- → 2Ni(OH)2 + 2OH-(aq)

Anoda (-) : Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2 + 2e-

Total : Cd + 2H2O + 2NiOOH → 2Ni(OH)2 + Cd(OH)2

Baterai nikel-kadmium dengan Eosel 1,30 V banyak digunakan sebagai baterai


pada Low Earth Orbit (LEO).

d. Baterai Nikel-Hidrogen
Baterai Nikel-Hidrogen merupakan baterai yang paling popular digunakan.
Baterai ini merupakan gabungan antara baterai nikel-kadmium dengan sel bahan
bakar. Elektroda kadmium digantikan dengan gas hidrogen. Secara bentuknya baterai
ini berbeda dengan baterai nikel-kadmium, tetapi lebih sulit dalam desainnya.
Baterai nikel-hidrogen sering dibingungkan dengan baterai nikel-logam
hidrida yaitu baterai yang digunakan dalam telepon genggam dam laptop. Baterai
nikel-hidrogen sama dengan baterai nikel-kadmium, menggunakan elektrolit yang
sama yaitu larutan kalium hidroksida.

e. Baterai Litium
Sistem baterai ini berbeda dengan baterai lain, karena tidak menggunakan air
sebagai elektrolit. Baterai ini menggunakan elektrolit bukan air, yaitu larutan organic
dan garam litium yang sangat baik konduktifitasnya. Sistem ini menghasilkan
potensial sel yang lebih tinggi dibanding dengan elektrolit air. Tanpa air, evolusi gas
hidrogen dan oksigen dapat dikurangi dan sel dapat dijalankan pada potensial yang
tinggi. Baterai ini dikembangkan dengan menggunakan logam litium sebagai anoda.
Katoda dibuat dari bahan seperti karbon monoflourida, tembaga oksida atau
vanadium pentoksida.
Untuk memperoleh kecepatan isi ulang yang tinggi, dikembangkan katoda
cair. Beberapa contoh seperti litium-thionil klorida dan litium-silfur dioksida. Baterai
jenis ini banyak digunakan dalam peralatan militer.

Anda mungkin juga menyukai